Modul 3 kdk 1

47

Transcript of Modul 3 kdk 1

Page 1: Modul 3 kdk 1
Page 2: Modul 3 kdk 1

MODUL 3

PEMERIKSAAN FISIK DAN SAKARATUL MAUT

Penulis:

Rekawati Susilaningrum

PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN

Pusdiklatkes Badan PPSDM Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

2013

Page 3: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

1 1

Daftar Isi

Cover

Daftar Isi

Daftar Istilah

Pendahuluan

Kegiatan Belajar 1 : Pemeriksaan Fisik pada Ibu dan Anak

Kegiatan Belajar 2 : Asuhan Pada Klien Yang Menghadapi Kehilangan Dan Kematian

Test Akhir

Acuan Pustaka

Page 4: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

2

Daftar Istilah

DAFTAR ISTILAH

Komprehensif : Luas, meliputi banyak halKonsistensi : Ketetapan, kekentalanVibrasi : Gerakan cepat atau getaran Massa : Gumpalan atau kumpulan dari partikel yang melekat satu sama lain Krepitasi : Suara gesekan antar tulang pada keadaan patah tulang Sensasi : Impuls yang dirasakan oleh individu, perasaan Metabolisme : Semua proses fisik dan kimiawi zat-zat didalam tubuh sehingga

kehidupan bisa dipertahankan, meliputi proses pembentukan dan penguraian.

Epilepsi : Penyakit ayan, serangan berulang gangguan fungsi otak yang bi-asanya disertai kejang

Turgor : Ketegangan jaringan kulit. Turgor kulit normal jka dicubit, kulit ce-pat kembali/tidak meniggalkan bekas

Inflamasi : Respon jaringan terhadap cedera yang ditandai nyeri, bengkak, ke-merahan, panas dn tergnggu fungsinya.

Xifoideus : Tulang sternum bagian paling bawah, pertemuan tulang iga kanan dan kiri

Kontur : Garis bentuk bagian luarLesi : Kerusakan atau kehilangan jaringan tubuh akibat traumaTonus otot : Kontraksi otot yang ringan dan terus menerus Sistematik : Secara teratur, berurutanIntensitas : Kedalaman Konsolidasi : Proses menjadi padatFontanela : Ubun-ubun

Page 5: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

3 3

Pendahuluan

Saudara saat ini telah menjadi maha-siswa D III Kebidanan, berarti sudah siap jika nanti akan sering berinter-aksi dengan klien untuk memberikan asuhan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Sebelum menentu-kan masalah, tentunya saudara akan melakukan pengkajian lebih dahulu yaitu salah satunya dengan pemer-iksaan fisik. Ada tehnik-tehnik dasar untuk pemeriksaan fisik. Dengan pe-meriksaan fisik saudara akan meng-etahui kondisi klien dalam keadaan normal atau ada gangguan. Disamp-ing itu, saudara juga bisa mengeta-hui apakah klien dalam kondisi kritis, sakaratul maut (menjelang ajal), atau bahkan meninggal.

Modul ini terbagi menjadi 2 kegia-tan belajar. Kegiatan belajar pertama, mengajak saudara untuk mempelajari tentang pemeriksaan fisik pada ibu dan anak. Pokok-pokok materi me-liputi pengertian pemeriksaan fisik, tehnik pemeriksaan fisik, pengukuran tanda-tanda vital, pengukuran antro-

pometri, pemeriksaan fisik pada ibu dan anak. Sedangkan kegiatan be-lajar yang kedua, mengajak saudara untuk mempelajari asuhan pada klien yang mengalami kehilangan dan ke-matian. Pokok-pokok materi yang di-bahas adalah konsep kehilangan, ber-duka, sakaratul maut dan kematian; sumber-sumber kehilangan;dampak kehilangan dan reponnya; jenis ber-duka dan kebutuhannya; tanda-tanda sakaratul maut dan kematian; peng-kajian yang diperlukan, dan asuhan yang perlu diberikan pada klien dan keluarganya.

Modul 3 ini merupakan modul tera-khir yang saudara pelajari untuk mata kuliah Ketrampilan Dasar Kebidanan I. Jika saudara bisa memahami dan melaksanakan setiap kegiatan belajar pada modul, berarti saudara sudah bertambah lagi kompetensi yang di-kuasai, setelah sebelumnya saudara telah mempelajarai modul 1 dan 2.

Untuk mempermudah mempelajari modul ini, beberapa langkah yang

Page 6: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

4

perlu saudara ikuti adalah:

1. Bacalah dengan seksama se-tiap kalimat. Jika ada kalimat yang menurut saudara tidak jelas atau membingungkan, catatlah kemudian tanyakan pada dosen atau fasilitator. Jika ada istilah atau kata yang belum dimengerti, sauda-ra bisa mencari dalam kamus kedokteran atau ditanyakan pada dosen/fasilitator.

2. Pelajari satu kegiatan belajar secara tuntas, sebelum mem-pelajari kegiatan belajar lain-nya. Hal ini dimaksudkan agar saudara mendapatkan pema-haman secara utuh.

3. Pada kegiatan belajar 1, sauda-ra lebih banyak mempelajari tehnik-tehnik pemeriksaan fisik yang lebih banyak kegia-tan praktiknya. Pada modul sudah dibahas secara garis be-sar prosedur pelaksanaannya. Untuk mempelajari prosedur tindakan secara jelas, saudara dapat mempelajari pada pe-tunjuk praktikum.

4. Kerjakan semua test atau tu-gas pada setiap kegiatan be-lajar. Test dan tugas yang saudara kerjakan merupakan bentuk self evaluasi (evaluasi diri) saudara.

5. Untuk menambah wawasan, saudara dapat melengkapi modul ini dengan memba-ca referensi lain dengan tema yang sejenis.

Pada akhirnya semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi saudara. Selamat belajar dan sukses selalu.

Page 7: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

5 5

Perubahan Fisik Pada Ibu dan AnakKegiatan Belajar I

1. menyebutkan pengertian pemerik-saan fisik

2. menjelaskan tehnik pemeriksaan fisik

3. melakukan pengukuran tanda-tanda vital

4. melakukan pemeriksaan fisik pada ibu

5. melakukan pemeriksaan fisik anak

TUJUANPembelajaran Khusus

1. Pengertian pemeriksaan fisik

2. Tehnik pemeriksaan fisik

3. Pengukuran tanda-tanda vital

4. Pemeriksaan fisik pada ibu

5. Pemeriksaan fisik anak

POKOKMateri

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, Saudara akan mampu memahami pemeriksaan fisik pada ibu dan anak.

TUJUANPembelajaran Umum

Page 8: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

6

Uraian Materi

Tentunya saudara menyadari bahwa tubuh sewaktu bayi dan anak, berbeda dengan keadaan sekarang. Keadaan fisik seseo-rang selalu mengalami peru-bahan yang terjadi secara fi-siologis. Perubahan ini sudah terjadi sejak anak masih dalam kandungan sampai dewasa seiring dengan tahap tumbuh kembangnya. Oleh karena itu saudara harus mengetahui dan bisa melakukan pemeriksaan fisik sehingga dapat mengeta-hui apakah klien dalam keadaan dalam keadaan normal atau mengalami gangguan.

Pemeriksaan fisik adalah pe-meriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu untuk memperoleh data yang sistematis dan komprehensif, memastikan atau membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah yang kemungkinan di-alami klien.

Pemeriksaan fisik bertujuan

untuk mengumpulkan data kesehatan pasien baik melalui riwayat kesehatan maupun pe-meriksaan secara langsung.

Ada 4 tehnik dasar untuk melakukan pemeriksaan fisik yaitu secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Saudara tidak harus menerapkan keem-pat tehnik ini untuk setiap pe-meriksaan. Ada bagian tubuh tertentu yang bisa diperiksa dengan 2 tehnik saja, misaln-ya pemeriksaan rambut cukup dengan inspeksi dan palpasi saja. Namun ada juga pemerik-saan yang harus menggunakan 4 tehnik, misalnya pemeriksaan paru dilakukan secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

1. Inspeksi adalah cara pemer-iksaan fisik dengan melaku-kan pengamatan atau ob-servasi secara langsung. Misalnya dengan mengama-ti pernafasan dan warna ku-lit. Hal yang perlu diperhati-kan adalah:

- Atur posisi pasien seh-

Pengertian Pemeriksaan Fisik

Tehnik Pemeriksaan Fisik

Page 9: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

7 7

ingga tubuh dapat dia-mati dengan jelas

- Amati keadaan tubuh dengan memperhatikan ukuran, bentuk, warna, kesimetrisan dan posisi.

- Bandingkan tubuh yang satu dengan bagian lain-nya, amati kemungkinan adanya gangguan.

2. Palpasi merupakan pemer-iksaan dengan melakukan perabaan dengan telapak tangan. Jika memeriksa tem-peratur tanpa alat, lebih mu-dah menggunakan pung-gung tangan. Palpasi sering digunakan untuk mendetek-si suhu, kelembaban, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbu-han massa, edema, krepitasi dan sensasi. Ketika melaku-kan palpasi, tangan petu-gas harus bersih, kering dan kuku dipotong pendek.

3. Perkusi adalah tehnik pe-meriksaan fisik dengan cara pengetukan dengan meng-gunakan ujung jari untuk menilai ukuran, batasan, konsistensi organ tubuh dan menentukan adanya cairan dalam rongga tubuh. Tujuan perkusi untuk mengidenti-fikasi batas/lokasi dan kon-

sistensi jaringan. Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah :

- Sonor adalah suara perkusi jaringan yang normal.

- Redup adalah suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya pa-ru-paru pada penderita pneumonia.

- Pekak : suara perkusi jar-ingan yang padat seperti pada jantung dan hepar.

- Hipersonor/timpani : su-ara perkusi pada daerah yang lebih berongga, misalnya daerah caverna paru pada penderita asma kronik.

4. Auskultasi adalah pemer-iksaan fisik untuk menden-garkan bunyi yang dihasil-kan anggota tubuh tertentu dengan menggunakan ste-toskop. Misalnya suara tidak normal yang dapat diden-garkan pada saluran nafas adalah :

- Rales : suara yang di-hasilkan dari eksudat lengket pada paru saat fase inspirasi (rales ha-lus, sedang, kasar). Suara

Page 10: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

8

ini mudah ditemui pada penderita pneumonia, TBC.

- Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar saat inspirasi maupun ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Ronchi mu-dah ditemui pada edema paru.

- Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase inspi-rasi maupun ekspirasi. Umumnya pada bronchi-tis akut dan asma.

- Pleura Friction Rub ; bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan amplas pada kayu. Mis-alnya pada klien dengan peradangan pleura.

Untuk melakukan pemeriksaan fisik, ada beberapa pendekatan yang perlu saudara ketahui yaitu:

1. Head to toe (kepala ke kaki) yaitu pemeriksaan fisik dilaku-kan mulai dari kepala dan se-cara berurutan sampai ke kaki. Diawali keadaan umum, tan-da-tanda vital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal,

punggung, genetalia, rectum, ektremitas.

2. ROS (Review of System / sistem tubuh) yaitu pemeriksaan fisik berdasarkan sistem tubuh (body system) yang meliputi keadaan umum, tanda vital, sistem per-nafasan, sistem kardiovaskul-er, sistem persyarafan, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem muskuloskeletal dan in-tegumen, sistem reproduksi.

3. Pola fungsi kesehatan (Gor-don, 1982) yaitu pengkaji-an pola fungsi kesehatan dan memfokuskan pengkajian fisik pada masalah khusus meliputi : persepsi kesehatan-penatalak-sanaan kesehatan, nutrisi-pola metabolisme, pola eliminasi, pola tidur-istirahat, kognitif-po-la perseptual, peran-pola berhubungan, aktifitas-pola latihan, seksualitas-pola repro-duksi, koping-pola toleransi stress, nilai-pola keyakinan.

Dari beberapa pendekatan diatas, yang akan saudara pelajari ada-lah pemeriksaan secara head to toe. Bahasan akan dimulai dari pe-meriksaan tanda vital, selanjutnya pemeriksaan kepala sampai kaki. Pemeriksaan fisik ini terutama di-tujukan untuk ibu dan anak, meng-ingat saudara nantinya akan lebih banyak melakukan asuhan pada

Page 11: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

9 9

mereka.

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, saudara harus menyiapkan peralatan untuk pemeriksaan tan-da vital dan pemeriksaan fisik um-umnya. Untuk pemeriksaan tanda vital peralatannya adalah termom-eter, tensimeter, stetoskop, jam/stop watch, buku pencatat, sarung tangan bila perlu dan alat untuk membersihkan termometer seper-ti larutan desinfektan, tisuue dan bengkok. Sedangkan peralatan un-tuk pemeriksaan fisik perlu lampu kepala/pen light, tong spatel (sudip lidah), palu hammer, sarung tangan, tisue, bengkok, timbangan badan, pengukur tinggi badan, larutan klorin 0,5%, kapas alkohol 70% dan bengkok.

Apa saja yang termasuk tanda-tan-da vital? Tentunya saudara sudah paham bahwa tanda-tanda vital merupakan tanda seseorang masih hidup. Yang termasuk tanda vital adalah tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan dan kesadaran.

1. Tekanan darah.

Adalah kekuatan yang men-

dorong darah terhadap dind-ing arteri, diukur dengan tensimeter (alat pengukur tekanan darah). Pengukuran tekanan darah dapat dilaku-kan secara auskultasi dan pal-pasi. Secara auskultasi dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik serta memerlukan stetoskop. Cara palpasi ada-lah dengan mengukur tekanan sistolik dengan perabaan pada lengan yang dipasang man-set. Un tuk menen tukan tekanan da rah dengan tepa t ha rus d ipe rha t i -kan uku ranmanse t yang se sua i , manse t ha rus dapa t mengembang pa l i ng sed i k i t 2 /3 ke l -i l i ng l i ngka ran l engan . Pada neona tus , s eha -ru snya l eba r manse t 5 cm . Pada anak >5 t ahun l eba r manse t sek i t a r 12 cm . Sedangkan manse t yang te r sed i a b i a sanya be rukuan 23 cm .

Harga normal tekanan dar-ah pada orang dewasa jika sistole <120 mmHg / diastole <80 mmHg, Hipertensi jika tekanan sistole > 130 mmHg, diastole > 90 mmHg; Hipotensi jika tekanan sistole < 90 mmHg, diastole > 60 mmHg. Hipotensi ortostatik

Pengukuran Tanda-Tanda Vital

Page 12: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

10

postural adalah penurunan Tekanan Darah saat bergerak dari posisi duduk ke berdiri disertai pusing, berkunang-kunang sampai pingsan.

Sedangkan harga normal tekanan darah pada anak ada-lah:

- Pada umur 1 tahun : 102 mmHg / 55 mmHg

- Pada umur 5 tahun :112 mmHg / 69 mmHg

- Pada usia 10 tahun :119 mmHg / 78 mmHg

Tempat untuk mengukur tekanan darah biasanya pada lengan atas dan pergelangan kaki. Cara mengukur tekanan darah dapat saudara pelajari pada pedoman praktikum lll.

2. Nadi

Adalah denyut nadi yang ter-aba pada dinding pembuluh darah arteri. Denyut nadi pada dasarnya adalah jumlah de-nyut jantung, per menit. Lokasi pemeriksaan yang mudah ada-lah: arteri radialis pada perge-langan tangan, arteri brachialis pada lengan atas, arteri karotis pada leher, arteri poplitea pada belakang lutut, arteri dorsalis

pedis atau arteri tibialis pos-terior pada kaki.. Denyut nadi dapat meningkat pada saat berolahraga, menderita suatu penyakit, cedera, dan emosi. Denyut nadi normal berkisar 60 – 100 x/menit. Jika jumlah denyut nadi dibawah normal (< 60 x / menit) disebut bradi-cardi, jika di atas kondisi nor-mal (> 100. x / menit) disebut tachicardi. Disritmia (aritmia) adalah ketidakteraturan nadi. Pada saat tidur, rata-rata de-nyut nadi berkisar:

- Bayi baru lahir : 100 – 180 x/menit

- Usia 1 minggu – 3 bulan : 100 – 220 x/ menit

- Usia 3 bulan – 2 tahun :80 – 150 x/menit

- usia 10 –21 tahun :60 – 90 x/menit

- Usia lebih dari 21 tahun : 69 – 100 x/menit

Cara pemeriksaan nadi dapat saudara pelajari pada pedoman praktikum lll.

3. Suhu

Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metab-olisme di dalam tubuh yang menghasilkan panas secara

Page 13: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

11 11

kimiawi. Keseimbangan suhu diatur oleh hipotalamus.Suhu tubuh normal berkisar antara 36˚C sampai 37,5˚C. Suhu tu-buh rendah (hypotermia), jika < 36˚C. Suhu tubuh tinggi ada be-berapa tingkatan, demam suhu 37,5 ˚C - 38˚C, febris jika suhu 38˚C - 39˚C dan hipertermia jika suhu > 40˚C. Pengukuran suhu bisa dilakukan melalui axilla (ke-tiak), anus (dubur) dan oral (mu-lut).

Suhu rata-rata pada ketiak 36,5°C. Pengukuran suhu melalui ketiak paling mudah, nyaman, dan aman, namun ku-rang akurat dibandingkan den-gan metode lain. Jika tidak teliti, bisa ada selisih 2 derajat lebih rendah dari pengukuran melalui anus. Tidak boleh dilakukan pada bayi atau klien yang san-gat kurus dan dengan luka di ketiak.

Suhu rata-rata pada mulut seki-tar 37°C. Hindari pengukuran suhu melalui mulut pada anak 0-5 tahun, klien dengan bedah / trauma oral, epilepsi, gemetar karena kedinginan, tidak sadar.

Suhu rata-rata pada anus 37,5°C. Pengukuran suhu melalui anus memberikan hasil yang paling akurat, terutama pada bayi baru lahir. Apabila hasil pengukuran melalui ketiak menunjukkan angka 37°C, segera diulangi melalui anus untuk memastikan-nya. Pengukuran melalui anus tidak boleh pada klien dengan tindakan bedah pada retal, nyeri dan perdarahan serta penyakit kelamin. Pengukur suhu adalah termometer. Cara mengukur tekanan darah dapat saudara pelajari pada pedoman prak-tikum lll.

4. Pernafasan

Merupakan pemeriksaan untuk menilai proses pengambilan oksigen dan pengeluaran kar-bondioksida. Pernafasan dapat meningkat saat demam, bero-lahraga, emosi. Perhatikan juga kesulitan bernapas. Jumlah per-napasan normal adalah:

- Bayi : 30 - 40 kali per menit.

- Anak : 20 - 50 kali per menit

- Dewasa : 16 - 24 kali per menit. Jika lebih dari 24 x/menit disebut takhipnea,

Page 14: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

12

jika kurang dari 10 x/menit disebut bradipnea Bila tidak bernapas dise-but apnea.

Saat menghitung pernafasan, usahakan pasien tidak men-getahui. Hitung nafas selama 1 menit dengan memperhati-kan arah gerakan dada. Cara mengukur pernafasan dapat saudara pelajari pada pe-doman praktikum lll.

5. Kesadaran

Penilaian kesadaran ada beber-apa pedoman. Dibawah ini pe-doman penilaian kesadaran se-cara kualitatif:

- Compos mentis: bila ke-sadaran pasien normal dan memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan.

- Apatis : bila pasien acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya.

- Somnolen : kesada-ran pasien lebih rendah, tampak mengantuk, se-lalu ingin tidur, memberi respon dengan raang-sangan yanag kuat.

- Sopor : pasien baru memberi respon sedik-

it terhadap rangsangan yang kuat dengan adan-ya reflek pupil positif

- Koma : pasien tidak bereaksi terhadap rang-sangan, reflek pupil tidak ada.

Sesuai dengan pendekatan pe-meriksaan fisik yang digunakan yaitu head to toe, berikut ini bagian tubuh yang perlu saudara periksa.

1. Kulit, rambut dan kuku.

- Kulit, untuk mengetahui tur-gor dan tekstur kulit, serta mengetahui adanya lesi atau bekas luka. Memeriksa ku-lit dilakukan dengan melihat ada tidaknya lesi atau mera-ba elestisitas kulit.

- Rambut untuk mengetahui warna, tekstur, rambut ber-cabang atau tidak, mudah rontok/tidak, tekstur kasar atau halus. Bisa dilakukan dengan inspeksi dan palpasi.

- Kuku:, untuk mengetahui keadaan kuku apakah ber-bentuk clubbing karena hy-poksia, warna kuku apakah

Pemeriksaan Fisik Pada Ibu

Page 15: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

13 13

biru (sianosis) atau kemerah-an dan kapiler refill., adakah nyeri tekan.

2. Kepala meliputi: mata, hidung, telinga dan mulut.

- Pemeriksaan kepala un-tuk mengetahui bentuk dan fungsi kepala. Lihat kesime-trisan wajah. Jika muka kanan dan kiri berbeda kemungk-inan ada parese/kelumpuhan.

- Mata untuk mengetahui ben-tuk dan fungsinya serta men-getahui adanya kelainan atau peradangan pada mata. Jika ada kekuningan pada sclera, kemungkinan hiperbilirubin atau gangguan pada hepar.

- Hidung untuk mengetahui bentuk dan fungsi hidung serta mengetahui adanya inflamasi/sinusitis,atau nyeri tekan.

- Telinga untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga dan fungsi pendengaran. Ketika memeriksa telinga pada klien dewasa, daun telinga ditarik ke atas agar mudah dilihat. Pada anak, daun telinga di-tarik kebawah.

- Mulut dan Faring. Untuk mengetahui kebersihan, ben-

tuk dan kelainan pada mulut. Amati bibir apa ada kelainan kogenital (bibir sumbing), warna, kesimetrisan. Demiki-an juga keadaan gigi, amati jumlah dan bentuknya, ada-kah berlubang, warna, plak, dan kebersihannya. Perhati-kan mulut bagian dalam dan faring dengan menggunakan tongspatel yang sudah di-bungkus kassa steril. jalan Menyuruh pasien membuka mulut, amati mucosa: teks-tur, warna, kelembaban, dan adanya lesi.

3. Leher untuk menentukan struk-tur integritas leher. Amati adan-ya pembengkakkan kelenjar tiroid/gondok, dan adanya massa Letakkan kedua telapak tangan pada leher klien, suruh pasien menelan dan rasakan adanya kelenjar tiroid.

4. Payudara. Pehatikan bentuk apakah simetris, puting susu menonjol atau masuk. Untuk pemeriksaan, sebaiknya klien berbaring dengan tangan kiri keatas. Lakukan palpasi secara menyeluruh pada payudara se-belah kiri secara bergantian dari arah payudara, aksila, lihat adanya massa dan pembuluh limfe.

5. Dada jantung dan paru

Page 16: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

14

Paru (pulmonalis)

- Inspeksi: Perhatikan bentuk dada, gerakan paru, tarikan (retraksi). Adanya retraksi ke-mungkinan klien mengalami sesak nafas.

- Palpasi: perhatikan kesime-trisan dada kanan dan kiri, adanya fremitus suara dan krepitasi. Fremitus adalah vibrasi ringan teraba pada dinding dada selama bersu-ara (mengucapkan kata sem-bilan..sembilan) dan simetris. Krepitus adalah berbunyi ta-jam abnormal yang disebab-kan oleh kebocoran udara dari paru-paru kedalam jarin-gan subkutan

- Perkusi untuk menentukan bunyi paru melakukan ketu-kan pada dada. Normalnya adalah sonor pada seluruh lapang paru, redup pada ba-tas paru hepar dan jantung: redup).

- Auskultasi untuk menilai su-ara nafas dasar dan suara nafas tambahan yang dapat didengarkan pada daerah dada atau punggung. Suara napas dasar ada 3 macam yaitu suara napas normal/ vesikuler, suara napas cam-puran/ bronkovesikuler dan

suara napas bronkial.

a. Suara napas vesikuler bernada rendah, terden-gar lebih panjang pada fase inspirasi daripada ekspirasi dan kedua fase bersambung.

b. Suara napas bronkial ber-nada tinggi dengan fase ekspirasi lebih lama dari-pada inspirasi dan terpu-tus. Tidak terdengar pada paru normal. Terdengar pada percabangan bron-chus, pada saat udara masuk intensitas keras, le-tak pada tulang antar iga (ICS) ke 4-5.

c. Bronkovesikuler/ vesiko-bronkial adalah kombina-si suara nada tinggi den-gan inspirasi dan ekspirasi yang jelas serta bersam-bung. Terdengar pada bronchus sebelum alveo-lus, intensitas sedang, le-tak pada tulang antar iga (ICS) 5.

- Suara tambahan tidak terden-gar pada paru sehat. Suara ini timbul akibat dari adanya se-cret didalam saluran napas, penyempitan dari lumen sal-uran napas dan terbukanya alveoli yang sebelumnya ko-

Page 17: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

15 15

lap. Suara tidak normal yang dapat didengarkan pada sal-uran nafas adalah :

a. Rales : suara yang di-hasilkan dari eksudat lengket pada paru saat fase inspirasi (rales ha-lus, sedang, kasar). Suara ini mudah ditemui pada penderita pneumonia, TBC.

b. Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar saat inspirasi maupun ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Ronchi mu-dah ditemui pada edema paru.

c. Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase ek-spirasi. Umumnya pada bronchitis akut dan asma.

d. Pleura Friction Rub ; bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan amplas pada kayu. Mis-alnya pada klien dengan peradangan pleura.

Jantung (cordis)

- Inspeksi untuk mengamati denyut apek jantung pada area midsternum lebih ku-

rang 2 cm disamping bawah xifoideus (pada mid klaviku-la kiri intercostals 5).

- Perkusi. Adanya bunyi red-up atau pekak menunjuk-kan organ jantung ada pada daerah perkusi.

- Auskultasi. Untuk menden-garkan suara jantung S1, S2, S3 dan S4. Dalam kondisi normal hanya terdengar su-ara S1 dan S2.

6. Abdomen

- Inspeksi. Amati bentuk perut secara umum, warna kulit, adanya retraksi, ketidak si-metrisan, adanya asites.

- Palpasi. Untuk mengetahui nyeri tekan. Palpasi pada ab-domen juga untuk mengeta-hui posisi hepar (hati), limpa, ginjal.

7. Genetalia. Untuk mengetahui adanya lesi, penyakit infek-si (gonorea, shipilis, dll) serta mengetahui kebersihan gene-talia.

8. Kekuatan otot (musculosekle-tal), untuk memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan persendian, mobilitas dan kekuatan otot.

9. Neurologi Untuk mengetahui

Page 18: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

16

integritas sistem persyarafan

- Refleks Patella, digunakan untuk mengetahui kecuk-upun vitamin B1 dan fung-si sistem persyarafannya. Minta pasien duduk dan tungkai menggantung di tempat tidur/kursi. Pasien rileks dan alihkan perha-tian untuk menarik kedua tangan di depan dada. Pukul tendo patella, dan secara refleks kaki diang-kat.

- Reflex Plantar (babinsky). Gunakan benda dengan ketajaman sedang (pensil/ballpoint) atau ujung stick hammer. Goreskan pada telapak kaki pasien bagian lateral, dimulai dari ujung telapak kaki sampai den-gan sudut telapak jari ke-lingking lalu belok ke ibu jari. Reflek positif telapak kaki akan tertarik ke da-lam.

Dalam melakukan pemeriksaan fisik pada anak, sedikit berbeda meskipun juga den-gan tehnik inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Saudara perlu memahami bahwa yang terpenting adalah tidak meinimbulkan trauma pada anak dan dimulai yang mu-dah dahulu. Prinsip-prinsip yang perlu saudara perhatikan adalah:

1. Tempat pemeriksaan tidak mena-kutkan

2. Jika perlu ajak anak bermain dulu agar kooperatif, sehingga memudahkan pemeriksaan.

3. Pemeriksaan dimulai dari bagian tubuh yang mudah.

4. Libatkan anak dalam proses pe-meriksaan.

5. Posisi pemeriksaan senyaman mun-gkin. Anak dapat berbaring di pangkuan orang tua.

6. Berikan pujian jika anak koopera-tif. Hal ini dapat merangsang anak yang lain menjadi tidak takut un-tuk diperiksa.

7. Berikan pujian pada orang tua apabila anak maju dan ibu tahu akan nasihat petugas.

Perlu gambar thorak untuk pe-meriksaan paru dan jantung. Jika memungkinkan ada diserta den-gan suara jantung dan paru un-tuk melengkapi kegiatan prakti-kum pada pedoman praktikum lll.

Pengkajian Fisik Pada Anak

Page 19: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

17 17

Pengkajian fisik pada anak, pada dasarnya sama dengan pemerik-saan fisik pada ibu yaitu penguku-ran tanda vital, pengukuran an-tropometri an pemeriksaan fisik.

Pengukuran antropometri

Pengukuran antropometri yang penting untuk dilakukan pada anak meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar lengan.

1. Berat badan

Merupakan indikator keadaan gizi anak. Pen-gukuran Berat Badan dapat menggunakan timbangan bayi dan timbangan injak.

2. Tinggi badan

Merupakan indikator pertum-buhan linier anak. Pengukuran panjang (tinggi badan) dapat dilakukan dengan posisi berbar-ing atau berdiri.

3. Lingkar kepala.

Ukuran lingkar kepala dimaksud-kan untuk menaksir pertumbuhan otak. Sebenarnya ada 3 lingkar kepala yaitu lingkar kepala besar, sedang dan kecil. Pada anak, yang diukur adalah lingkar kepala se-dang.

4. Lingkar Lengan Atas (LLA, lila)

Ukuran lingkar lengan atas mencer-minkan pertumbuhan jaringan le-

Tugas

Pelajari den-gan seksama kegiatan be-lajar tentang

Page 20: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

18

mak dan otot yang tidak terpen-garuh oleh keadaan cairan tubuh. Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, ling-kar lengan atas sekitar 11 cm dan pada tahun pertama lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya ti-dak banyak berubah sampai usia tiga tahun.

Pengukuran dilakukan pada len-gan bagian kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dengan siku dengan mengunakan pita pengukur. Pemili-han lengan kiri tersebut dengan pertimbangan bahwa aktifitas lengan kiri lebih pasif daripada lengan kanan sehingga ukurannya lebih stabil.

Cara melakukan pengukuran antropometri tanda-tanda vital dapat saudara pelajari pada pedoman praktikum lll.

Bagian tubuh anak yang perlu saudara periksa adalah:

1. Kepala.

- Bentuk kepala. Apakah se-suai ukuran normal. Uku-ran lingkar kepala fronto ocipital (lingkar kepala se-dang) sekitar 34 cm. Ben-tuk kepala besar disebut makrosefali, bentuk kepala kecil disebut mikrosefali.

- Tulang tengkorak. Apa-kah terbentuk sempurna. Anencefali adalah tidak ada tulang tengkorak

- Perhatikan ubun-ubun (fontanela). Fontanela yang belum menutup, nor-malnya adalah datar. Jika kekurangan cairan (dehi-drasi) fontanela cekung, jika tekanan intra kranial meningkat akan cembung. Fontanel mayor menutup usia 18 bulan dan fontanel minor menutup 2 – 6 bu-lan.

- Distribusi rambut dan war-na. Jika rambut berwearna / kuning dan gampang ter-cabut merupakan indikasi adanya gangguan nutrisi.

2. Muka. Seharusnya simetris kiri dan kanan.

3. Mata. Simetris kanan kiri. Alis mulai tumbuh umur 2-3 bu-lan. Adakah kelainan seper-ti strabismus ( juling), infeksi konjungtivitis.

4. Hidung. Simetris kiri dan kanan. Adakah pernafasan cuping hidung pada anak yang sesak nafas.

5. Mulut.

Page 21: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

19 19

- Pada bayi sering kali tim-bul jamur pada mulut yang berwarna keputihan (moniliasis atau oral trush).

- Bibir atau mukosa mu-lut kering, dan ada luka biasanya mengalami sa-riawan. Bibir yang tidak terbentuk sempurna dise-but bibir sumbing (labio schizis), jika palatum tidak terbentuk disebut pala-toshizis.

- Periksa gigi dan gusi apa-kah ada perdarahan atau pembengkakan. Gigi susu jumlahnya 20 buah.

- Tekan pangkal lidah den-gan menggunakan spatel, hasil positif bila ada refleks muntah ( Gags refleks)

- Rooting refleks (refleks menoleh) : bayi akan men-cari (menoleh) benda yang diletakkan disekitar mulut

- Sucking Refleks (refleks hisap), jika ada puting atau dot yang dimasukan mulut, bayi akan mengisapnya.

6. Telinga. Simetris kiri dan kanan. Daun telinga dilipat, dan lama baru kembali keposisi semu-

la menunjukkan tulang rawan masih lunak. Untuk memu-dahkan memeriksa liang telin-ga apakah ada serumen atau cairan, daun telinga ditarik ke-bawah kemudian kebelakang.

7. Leher. Pada bayi, lipatan leher 2-3 kali lipat lebih pendek dari orang dewasa.

- Raba tiroid : daerah tiroid ditekan,dan pasien disuruh untuk menelan, apakah ada pembesaran atau tidak.

- Tonick neck refleks, saat kedua tangan bayi ditarik, kepala akan mengimbangi (mengangkat).

8. Dada. Bentuk dada apakah simetris kiri dan kanan. Pada bayi bentuk dada silindris (nor-mal). Bentuk dada barrel chest (seperti bentuk tong), pigeon chest (dada burung), funnel cest (sternum berbentuk ce-kung) menandakan ada ke-lainan pada organ didalamn-ya. Pemeriksaan dada meliputi paru dan jantung, prosedurn-ya sama dengan pemeriksaan dada pada ibu.

9. Abdomen. Observasi distensi (peregangan) abdomen. Aus-kultasi pada abdomen, terden-

Page 22: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

20

gar suara peristaltik usus.

- Palpasi hati, teraba 1 – 2 cm dibawah costae, panjangn-ya pada garis media clavi-kula 6 – 12 cm.

- Palpasi limpa pada kuadran kiri atas

- Perkusi pada daerah hati su-ara yang ditimbulkan ada-kah pekak.

- Perkusi pada daerah lam-bung suara yang ditimbul-kan adalah timpani.

10. Punggung.

- Raba sepanjang tulang be-lakang , apakah ada spina bivida (lekukan berisi cairan pada lumbo sacral)

- Amati adakah postur tubuh bungkuk (skoliosis), atau miring sebelah (kyposis)

11. Tangan

- Jumlah jari lebih dari 5 : pol-idaktil, jari-jari bersatu : sin-daktil.

- Kuku terdapat clubbing fin-ger ( jari-jari tabuh), diduga ada gangguan system car-diovaskular.

- Grasping refleks (refleks menggenggam) : jika jari

diletakkan pada tangan bayi, maka secara refleks tangan bayi akan menggen-gam.

Untuk mendukung pemeriksaan fisik, saudara juga perlu melaku-kan anamnesa mengenai:

1. Identitas pasien untuk me-mastikan bahwa yang diperik-sa adalah klien yang dimak-sud. Yang termasuk identitas misalnya nama, umur, jenis kelamin dsb.

2. Riwayat penyakit, meliputi:

- Keluhan Utama : alasan berobat

- Riwayat Perjalanan Penya-kit

- Upaya pengobatan yang dilakukan

3. Riwayat Pranatal (selama dalam kandungan)

4. Riwayat Kelahiran

5. Riwayat imunisasi

6. Keadaan pertumbuhan dan perkembangan dll.

Page 23: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

21 21

Demikianlah kegiatan belajar tentang pemeriksaan fisik. Jika ada hal-hal yang belum saudara pahami, saudara dapat mendi-skusikan dengan fasilitor. Na-mun sebelumnya saudara bisa mengulangi untuk mempelajari kegiatan belajar 1 ini.

Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan tubuh klien untuk memperoleh data yang siste-matif dan komprehensif, me-mastikan atau membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah yang kemungkinan di-alami klien. Ada empat tehnik dasar pemeriksaan fisik yaitu secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dan digunakan

sesuai keadaan organ tubuh yang diperiksa.

Ada berbagai pendekatan pe-meriksaan fisik, yang paling umum adalah pemeriksaan fisik head to toe yaitu dimulai dari bagian kepala, leher, dada, pe-rut, sampai kaki. Selain itu, pe-meriksaan tanda vital dan antro-pometri juga termasuk ragkaian pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan fisik pada ibu dan anak pada dasarnya menggu-nakan tehnik dan pendekatan yang sama. Yang membedakan adalah keadaan organ tubuhn-ya, sehingga memerlukan cara yang sedikit berbeda. Pada anak organ tubuhnya masih dalam tahap pertumbuhan, sedang-kan pada ibu atau usia dewasa keadaan organ tubuhnya sudah matang.

Rangkuman

Page 24: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

22

1. Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan tubuh klien secara keseluru-han atau hanya bagian tertentu untuk:

a. Menentukan penyakitnya sesaat setelah pemeriksaan

b. menghindari anamnesa yang jawabannya subyektif

c. memperoleh informasi secara sistematif dan komprehensif,

d. memperoleh data yanag tidak terduga

2. Pemeriksaan fisik dengan dengan mengamati pernafasan dan frekuen-sinya, dapat dilakukan dengan cara:

a. Inspeksi

b. Palpasi

c. Perkusi

d. Auskultasi

3. Jika saudara melakukan pemeriksaan bising usus, maka dilakukan den-gan cara:

a. Inspeksi

b. Palpasi

c. Perkusi

d. Auskultasi

4. Pemeriksaan tanda vital yang memerlukan stetoskop adalah untuk:

Test Formatif

Page 25: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

23 23

a. Pernafasan

b. Tekanan darah

c. Nadi

d. Suhu

5. Saat memeriksa paru secara perkusi, suara yang dihasilkan adalah:

a. Pekak

b. Rales

c. Ronchi

d. Stridor

6. Untuk memeriksa kelenjar gondok pada ibu, tehnik yang dilakukan adalah:

a. Dengan melakukan foto leher

b. Dengan posisi bebaring, lalau anjurkan untuk nafas panjang.

c. Meraba leher dengan kedua tangan pemeriksa, dan pasien suruh menelan.

d. Melakukan anamnesa untuk mendukung hasil pemeriksaan.

7. Untuk melakukan pemeriksaan fisik pada anak, beberapa hal yang per-lu diperhatikan:

a. Lakukan pemeriksaan bagian tubuh yang tidak menyakitkan anak.

b. Berikan anak alat-alat bermain sebanyak mungkin agar tidak takut

c. Berikan perlakukan yang sama seperti kita memeriksa pasien de-wasa

d. Lakukan pemeriksaan yang mudah dulu agar anak tidak takut.

Page 26: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

24

8. Reflek pada bayi yang memungkinkan anak mengangkat kepala ketika kedua tangan ditarik adalah:

a. Tonik neck refleks

b. Rooting refleks

c. Sucking refleks

d. Palmar graps refleks.

9. Untuk mengetahui lingkar kepala anak, bagian kepala yang diukur ada-lah:

a. Daerah ubun-ubun menuju belakang kepala bagian bawah.

b. Daerah frontal (sekitar titik glabela) menuju bagian kepala paling belakang

c. Daeraah ubun-ubun besar menuju dagu

d. Daerah frontal menuju bawah kepala.

10. Bentuk dada yang normal pada saat bayi adalah:

a. Pigeon chest

b. Funnel chest

c. Dada silindris

d. Pipih.

Page 27: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

25 25

Umpan Balik Dan Tindak Lanjut Kb 1

Cocokkan jawaban saudara dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian akhir kegiatan belajar 1, kemudian hitung jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban yang benar adalah:

90% - 100% : baik sekali

80% - 89% : baik

70% -79% : cukup

kurang dari 70% : kurang

Kalau Saudara memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil Saudara Bagus! Saudara dapat melanjutkan ke kegiatan belajar 2. Tetapi jika pencapaian Saudara kurang dari 80%, maka ulangilah kegiatan bela-jar 1, terutama bagian-bagian yang belum Saudara kuasai !

Tugas

Pelajari dengan seksama kegiatan belajar tentang pemeriksaan fisik di-atas. Jika sudah paham, coba saudara mencari 2 orang anggota keluar-ga. Yang pertama adalah seorang ibu yang mempunyai anak balita, satu orang lainnya yang berusia balita. Lakukan pemeriksaan untuk ibu dan balita tersebut. Apa perbedaan yang saudara temukan?

Page 28: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

26

Asuhan Pada Klien yang Menghadapi Kehilangan dan Kematian

Kegiatan Belajar II

1. Menjelaskan konsep Konsep Kehilangan (Loss) dan Berduka

2. Menyebutkan tindakan untuk melewati masa berduka

3. Menjelaskan konsep sakaratul maut dan ke-matian

4. Menjelaskan pengkajian tanda sakaratul maut dan kematian

5. Menjelaskan asuhan pada klien yang sa-karatul maut dan kematian

TUJUANPembelajaran Khusus

1. Konsep Kehilangan (Loss) dan Berduka

2. Tindakan untuk melewati masa berduka

3. Konsep sakaratul maut dan kematian

4. Pengkajian tanda sakaratul maut dan kematian

5. Asuhan yang diperlukan

POKOKMateri

Mahasiswa dapat memahami asuhan pada klien yang mengalami kehilangan dan kema-tian.

TUJUANPembelajaran Umum

Page 29: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

27 27

Uraian Materi

Satu hal yang perlu saudara sadari pada kegiatan belajar ini adalah bah-wa kehilangan dan kematian merupa-kan suatu kejadian yang universal dan unik dalam setiap siklus hidup manu-sia. Semua orang pasti akan mengal-aminya. Orang yang mengalami kehi-langan sering merasa enggan untuk membicarakan karena melibatkan emosi. Orang yang akan meninggal-pun, akan menunjukkan tanda-tanda sudah dekatnya kematian. Demikian juga dengan orang yang ditinggalkan-nya, akan mengalami masa berduka. Sebagai bagian dari tenaga kesehatan, saudara harus memahami kondisi klien yang sedang mengalami kehilangan dan kematian serta bisa memberikan dukungan.

Pernahkan saudara merasa kehilangan sesuatu atau ada anggota keluarga yang meninggal? Bagaimana perasaan saudara? Pasti saudara akan merasa sedih.

Kehilangan adalah suatu situasi aktu-al maupun potensial yang dapat di-alami individu ketika berpisah dengan

sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau keseluruhan. Dengan kata lain, kehilangan merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang saat berpisah dengan sesuatu yang diang-gap berharga. Kehilangan merupa-kan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama rentang kehidupannya dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun da-lam bentuk yang berbeda.

Sumber kehilangan

Ketika saudara merasa kehilangan, apa penyebabnya? Ada banyak hal yang menyebabkan kita merasa kehilangan. Dibawah ini sumber-sumber kehilan-gan:

1. Obyek eksternal. Misalnya kehi-langan hewan kesayangan dan harta benda.

2. Lingkungan yang dikenal. Mis-alnya pindah rumah, dirawat di rumah sakit atau pindah peker-jaan.

3. Seseorang yang berarti. Misaln-ya kepergian suami/astri, anak, anggota keluarga dll.

4. Bagian diri sendiri (loss of self).

Konsep Kehilangan (Loss) dan Berduka

Page 30: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

28

Misalnya hilangnya sebagian anggota tubuh, fungsi fisik dan psikologis maupun gangguan tumbuh kembang.

5. Kehilangan seseorang yang be-rarti. Misal kematian salah seo-rang anggota keluarga, teman dekat atau adanya perpisahan.

Diantara sumber kehilangan diatas? Yang mana yang pernah saudara ala-mi?

Dampak kehilangan

Adanya kehilangan menimbulkan dampak yang berbeda, antara masa anak-anak, remaja dan orang tua. Saudara hendaknya bisa memahami hal ini, sehingga tidak salah member-ikan asuhan.

1. Masa kanak-kanak, dampak ke-hilangan bisa mengancam ke-mampuan perkembangannya, menjadi regresi dan merasa ta-kut ditinggal.

2. Masa remaja, dapat mengalami disintegrasi dalam keluarga

3. Dewasa tua, adanya kematian pasangan hidup membuat se-mangat hidupnya menurun.

Tipe Kehilangan

Kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu:

1. Aktual atau nyata. Kehilangan tipe ini mudah dikenal atau diidentifi-kasi oleh orang lain, misalnya am-putasi, kematian orang yang san-gat berarti.

2. Persepsi. Kehilangan tipe ini hanya dialami oleh individu yang men-galaminya dan sulit dibuktikan oleh orang lain. Misalnya saat ses-eorang berhenti bekerja, menye-babkan kemandirian dan kebe-basannya menurun

Rentang Respon Kehilangan

Ketika saudara merasa kehilangan uang saku saat masih kecil, tentu se-dih. Masihkah saudara rasakan sampai sekarang? Jika masih, tentu tidak sese-dih dulu.

Menurut teori Kubler-Rose setiap orang yang kehilangan biasanya akan melewati fase-fase berikut:

1. Fase denial adalah tidak mem-percayai kenyataan. Reaksi per-tama adalah syok. Sering beka-ta “itu tidak mungkin, saya tidak percaya itu”.

2. Fase anger / marah. Pada fase ini seseorang mulai sadar akan kenyataan dan menimpakaan kesalahan pada orang lain kadang disertai perilaku agresif.

Page 31: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

29 29

3. Fase bergaining / tawar- men-awar. Seseorang akan berkata “ kenapa harus terjadi pada saya ? “ kalau saja yang sakit bukan saya “ seandainya saya hati-hati “.

4. Fase depresi. Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa. Biasanya me-nolak makan, susah tidur, libido menurun.

5. Fase acceptance, fase dimana seseorang menerima kenyata-an yang terjadi. Biasanya akan berkata ” apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sem-buh”, “ yah, akhirnya saya harus operasi “

Berduka (Grieving)

Saat ada salah seorang anggota kel-uarga yang meninggal, hampir pasti saudara dan anggota keluarga lainnya akan mengalami masa berduka atau berkabung. Berduka merupakan reaksi emosi terhadap kehilangan yang bi-asanya akibat perpisahan, diwujudkan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain-lain. Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan, ter-utama kehilangan seseorang yang berarti dalam hidupnya. Masa berdu-ka dan berkabung sering dipengaruhi kebudayaan dan kebiasaan. Misalnya

tidak boleh keluar rumah sampai 3-4 bulan setelah kematian, memperingati kematiannya setelah 7 hari, 40 hari dan seterusnya.

Masa berduka seseorang bervariasi antara satu orang dengan lainnya. Se-bagaimana yang telah dijelaskan pada bahasan kehilangan. Jika merujuk teori Kubler Rose, respon seseorang dalam melewati masa berduka ada beberapa tahap yaitu tahap pengingkaran, mar-ah, tawar menawar, depresi dan me-nerima.Tahap-tahapan tersebut dapat saudara baca lagi pada bahasan kehi-langan.

Jenis Berduka

Dalam menghadapai rasa berduka, re-spon atau reaksi seseorang berbeda satu dengan lainnya. Ada yang segera bangkit, namun ada yang mengalami masa duka berkepanjangan. Umumn-ya jenis duka yang dialami seseorang adalah:

1. Berduka normal, terdiri atas perasaan, perilaku, dan reaksi yang normal terhadap kehilan-gan. Misalnya, kesedihan, ke-marahan, menangis, kesepian, dan menarik diri dari aktivitas untuk sementara.

2. Berduka antisipatif, yaitu rasa

Page 32: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

30

duka yang muncul sebelum ke-hilangan atau kematian yang sesungguhnya terjadi. Misalnya, ketika menerima diagnosis ter-minal, seseorang akan memulai proses perpisahan dan menye-suaikan beragai urusan didunia sebelum ajalnya tiba

3. Berduka yang rumit, dialami oleh seseorang yang sulit un-tuk maju ke tahap berikutnya, yaitu tahap kedukaan normal. Masa berkabung seolah-olah ti-dak kunjung berakhir dan dapat mengancam hubungan orang yang bersangkutan dengan orang lain.

4. Berduka tertutup, yaitu kedu-kaan akibat kehilangan yang ti-dak dapat diakui secara terbuka. Misal ehilangan pasangan kare-na AIDS, ibu yang kehilangan bayinya saat di kandungan atau saat melahirkan.

Dari berbagai jenis duka diatas, yang mana pernah saudara temui? Apa ki-ra-kira penyebabnya? Saudara bisa mencatatnya atau menceritakan ketika ada pertemuan dengan fasilitator.

Ketika ada keluarga yang berduka

karena ada anggota keluarganya yang meninggal atau sakit kritis maka akan membutuhkan dukungan dari semua pihak. Sebagai petugas, maka saudara perlu melakukan tidakan:

1. Membangkitkan harapan. Ya-kinkan pada keluarga bahwa perawatan terbaik sudah diber-ikan, mengingatkan bahwa mati adalah akhir penderitaan dan kesakitan.

2. Berpartisipasi dalam memberi perawatan, berbagi informasi dengan petugas lain.

3. Memberikan dukungan mor-al (support). Dukungan moral membantu klien melewati ke-marahan, kesedihan dan pe-nolakan serta bisa digunakan sebagai koping dengan peruba-han yang terjadi.

4. Memenuhi kebutuhan spiritual. Memberi kesempatan berdoa sesuai kepercayaan sehingga mendapatkan kekuatan dari Tu-han.

Sakaratul Maut, Menjelang Ajal (Dy-ing)

Sebelum sakaratul maut datang, ser-ingkali klien dalam keadaan kritis dan menderita penyakit dalam keadaan

Tindakan untuk melewati masa berduka

Konsep sakaratul maut dan kematian

Page 33: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

31 31

terminal. Kritis adalah suatu kondi-si yang mana pasien dalam keadaan gawat tetapi masih ada kemungkinan untuk mempertahankan kehidupan. Sedangkan terminal adalah fase akh-ir kehidupan klien, menjelang kema-tian (sakaratul maut), yang dapat ber-langsung dalam waktu singkat atau panjang. Bagi setiap orang, kematian merupakan suatu kehilangan, yang ti-dak dapat dihindari oleh siapa pun. Sakaratul maut adalah kondisi pasien menghadapi kematian yang memiliki berbagai keinginan dan harapan.

Tanda-Tanda Klinis Menjelang Ke-matian :

1. Hilang Tonus Otot : relaksasi otot wajah, sulit berbicara, sulit mene-lan, menurunnya aktivitas saluran cerna ( nausea, obstipasi, disten-si abdomen ), kontrol sfingter menurun ( incontinensia urie & alvi ), pergerakan berkurang.

2. Sirkulasi Darah Berkurang : siano-sis ekstremitas, teraba dingin pada pada ekstremitas, telinga dan hidung.

3. Perubahan Tanda – Tanda Vital : nadi lambat, irregular, nafas cepat, lama-lama menjadi lambat dan irregular, pernafasan mulut seh-ingga membran mukosa mulut

menjadi kering.

4. Gangguan Sensorik : penglihatan kabur, sensasi penciuman dan pengecapan berkurang, penden-garan merupakan sensorik yang paling akhir hilang.

5. Perubahan Tingkat Kesadaran : bervariasi.

6. Tanda-tanda Klinis Sesaat Men-jelang Kematian : Pupil melebar, tidak dapat bergerak, refleks hil-ang, nadi lambat dan lemah.

7. Pernafasan cheyne’s stokes, men-gorok/stridor, tekanan darah sangat rendah, mata membuka / menutup sebagian.

Kematian (Death) :

Adalah kondisi berhentinya perna-pasan, nadi, tekanan darah, serta hil-angnya respon terhadap stimulus ek-sternal ditandai terhentinya aktivitas listrik otak, jantung dan paru. Orang yang ditinggalkan juga mengalami ase kehilangan penolakan, kemarahan, tawar-menawar, depresi dan meneri-ma.

Perubahan Postmortal (post mortal: setelah kematian)

Perubahan yang terjadi setelah kema-

Page 34: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

32

tian tubuh:

1. Autolysis

Jaringan yang mati akan dihancur-kan oleh enzim-enzim dari liso-som, mikroorganisme dan jaringan akan mencair

2. Algor mortis (penurunan suhu)

Perubahan suhu tubuh menja-di dingin sesuai dengan suhu lingkungan. Tubuh yang telah mati memerlukan waktu 24 jam hingga 48 jam untuk menjadi dingin kare-na metabolisme terhenti

3. Rigor mortis (kaku mayat)

Rigor mortis adalah kekakuan sen-di tubuh timbul setelah 2 hingga 4 jam, diawali pada otot rahang dan keseluruh otot tubuh selama ± 9 kematian. Rigor mortis akan men-capai puncaknya setelah 48 jam dan kemudian menghilang selama 3-4 hari.

4. Livor mortis (lebam mayat)

Perubahan warna kulit, biru kehi-tam-hitaman karena sirkulasi dar-ah sudah tidak berjalan, sehingga terjadi pelepasan Hb mulai dari anggota bawah tubuh pasien pada keadaan telentang. Lebam mayat terjadi sesaat setelah meninggal dan mulai 15 – 39 menit setelah meninggal.

5. Pembusukan

Proses pembusukan mulai nampak setelah 34 – 36 jam post mortal, disebabkan oleh mekanisme kerja mikroorganisme pembusuk, teru-tama golongan clostridium.

Ketika ada klien yang mengalami sa-karatul maut, maka saudara harus bisa mengidentifikasi tanda-tandanya seh-ingga bisa memberikan informasi ke-pada keluarganya.

1. Tanda klinis

- hilangnya tonus otot

- relaksasi otot wajah

- kesulitan berbicara dan mene-lan

- penurunan aktivitas gastroin-testinal

- melemahnya tanda sirku-lasi(dingin,nadi lambat,tekanan darah rendah

- melemahnya sensasi(mata ka-bur, penurunan tingkat kesada-ran)

2. Mendekati kematian: dilatasi pu-pil, tidak. mampu bergerak, reflek hilang, nadi naik turun, resp.

Pengkajian tanda sakaratul maut dan kematian

Page 35: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

33 33

cheyne stoke dan tek. drh. turun

Masalah

Masalah yang sering dihadapi oleh klien yang akan meninggal adalah:

1. Ketakutan sehubungan dengan ancaman kematian

2. Keputusasaan sehubungan dengan penyakit terminal

Saat saudara mengetahui pasien men-jelang kematian (sakaratul maut), saudara tetap memberikan asuhan atau tindakan. Asuhan yang perlu saudara lakukan adalah:

1. Memberikan dukungan dan mengembalikan kontrol diri pasien dengan mengatur ruangan yang nyaman, membatasi pengunjung dan membantu aktivitas

2. Membantu pasien mengatasi kesepian, depresi dan takut

3. Membantu mempertahankan rasa aman, percaya diri, harga diri

4. Membantu pasien mempertah-ankan harapan yang dimiliki

5. Membantu pasien menerima

kenyataan

6. Memenuhi kebutuhan fisiologi

7. Memfasilitasi kegiatan spiritual.

Asuhan setelah kematian

Demikian juga ketika pasien sudah meninggal, saudara harus melakukan tindakan untuk meawat jenazahnya.

1. Atur jenazah dalam posisi anatomis

2. Singkirkan pakaian dan alat tenun yang kotor

3. Lepaskan semua alat kedokter-an

4. Bersihkan tubuh

5. Atur tangan sesuai dengan ag-ama/kepercayaan.

6. Tutup kelopak mata, katupkan rahang / mulut, tutup dengan kapas atau kain tipis

7. Catat semua benda milik pasien dan berikan keluarganya

8. Beri kartu atau tanda pengenal

9. Bungkus jenazah dengan kain panjang

Asuhan pada Keluarga

Disamping memberikan asuhan pada

Asuhan yang diperlukan

Page 36: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

34

klien yang telah meninggal, saudara perlu memberikan asuhan pada kel-uarga yang merasakan dampaknya. Tunjukkan sikap empati saudara yaitu ikut prihatin namun tetap memberikan dukungan. Asuhan yang perlu saudara lakukan adalah:

1. Dengarkan ekspresi keluarga

2. Beri kesempatan oleh bersama jenazah

3. Siapkan ruangan khusus oleh rasa berduka

4. Bantu keluarga oleh mem-buat keputusan apa yang perlu dilakukan pada jenazah

5. Beri dukungan jika terjadi dis-fungsi berduka.

Apakah ada diantara saudara yag merasa takut merawat jenazah? Se-bagai bidan, saudara harus membuang jauh rasa takut, karena nanti pasti akan menjumpai kasus-kasus tertentu pada ibu maupun anak yang beresiko men-gakibatkan kematian. Siapa lagi yang akan menolong kalau bukan saudara?

Nah, saudara telah menyelesaikan ke-giatan belajar 2 pada modul 3 ini. apa-kah saudara mengalami kesulitan? Jika ada coba baca sekali lagi, bila tetap be-lum mengerti tanyakan pada fasilitator.

Dengan berakhirnya kegiatan belajar ini, berarti saudara telah menyelesaikan seluruh pembelajaran KDK I. Saudara akan mempelajari lanjutan mata kuliah KDK ini pada semester II.

Page 37: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

35 35

Rangkuman

Kehilangan dan kematian merupa-kan suatu siklus kehidupan manusia yang harus dilalui oleh setiap orang. Keduanya merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan dan meli-batkan emosional seseorang. Meski-pun begitu tidak ada seorangpun yang bisa menghindarinya.

Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap in-dividu selama rentang kehidupannya dan cenderung akan berulang wa-laupun dalam bentuk yang berbeda. Ada berbagai sumber kehilangan yai-tu kehilangan obyek, lingkungan yang dikenal, bagian diri sendiri dan orang-orang yang disayangi. Setiap individu

akan beradaptasi dengan kehilangan yang dialami dengan melalui fase-fase penolakan, marah, tawar menawar, de-presi selanjutnya menerima kenyata-an. Saat kehilangan orang-orang yang dicintai, biasanya mengalami rasa ber-duka.

Sakaratul maut merupakan suatu kondisi sebelum kematian datang. Ada penurunan berbagai fungsi tu-buhnya seperti hilangnya tonus otot, penurunan tanda-tanda vital dan ke-sadaran. Oleh karena itu dukungan kepada pasien dan keluarganya perlu diberikan agar dapat melewati ma-sa-masa sulit tersebut dengan ikhlas.

Page 38: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

36

Test Formatif

1. Kehilangan merupakan suatu kondisi yang tidak mengenakkan karena:

a. Ada sesuatu yang dirasakan hilang

b. Hanya orang-orang tertentu yang merasakannya

c. Tidak akan pernah terjadi lagi jika sudah mengalaminya

d. Dirasakan dampaknya ketika sudah dewasa.

2. Dampak yang bisa terjadi pada anak remaja yang kehilangan salah satu ang-gota tubuhnya adalah:

a. Rasa takut ditinggal

b. Mudah tersinggung

c. Terganggu pertumbuhan fisiknya

d. Mengalami kemuduran mental

3. Seseorang yang menyesali diri ketika mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit HIV Aids, berada pada fase:

a. Penolakan

b. Marah

c. Tawar menawar

d. Depresi

Page 39: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

37 37

4. Seorang ibu yang ditinggal mati suaminya, pasti merasa berduka dengan sering menangis, sedih dan menarik diri dari aktivitas. Kedukaan ibu tersebut merupakan keadaan:

a. Berduka normal

b. Berduka antisipatif

c. Berduka rumit

d. Berduka tertutup.

5. Hal-hal yang bisa kita lakukan untuk memberikan dukungan kepada orang yang sedang berduka akibat ada anggota keluraga yang meninggal adalah:

a. Yakinkan bahwa semuanya karena gaya hidup sebelum sakit

b. Memberikan asuhan secukupnya karena sudah penyakit terminal

c. Mendatangkan pemuka agama untuk support spiritual

d. Membiarkan dulu sampai orang tersebut meminta tolong

6. Suatu kondisi pasien dalam keadaan gawat namun masih ada kemungkinan mempertahankan kehidupan diistilahkan dengan:

a. Sakaratul maut

b. Penyakit terminal

c. Penyakit kritis

d. Penyakit darurat

7. Untuk memastikan seseorang telah meninggal, maka terdapat tanda-tanda dibawah ini:

a. Warna biru kehitaman pada tubuh yang tertekan

b. Suhu tubuh untuk sementara meningkat

Page 40: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

38

c. Terjadi pembusukan setelah 2 jam

d. Timbul kekakuan otot segera setelah meninggal

8. Ketika seseorang berada pada keadaan sakaratul maut, maka tanda-tanda klin-isnya adalah:

a. Berhentinya fungsi saluran cerna

b. Teraba hangat pada ekstremitas bawah

c. Tekanan darah dan frekuensi nadi rendah

d. Kesadaran koma

9. Saat sakaratul maut, asuhan yang diperlukan adalah:

a. Memberi kesempatan klien untuk sendirian

b. Mengurangi pemenuhan nutrisi dan cairan

c. Melarang pengunjung memasuki ruangan pasien

d. Mengatur lingkungan ruangan tenang dan nyaman

10. Untuk merawat pasien yang telah meninggal tindakan yang diperlukan ada-lah berikut ini, kecuali:

a. Lepaskan semua peralatan pada tubuhnya

b. Tutup kelopak mata dan katupkan mulut dengan seutas tali

c. Atur jenazah dalam posisi anatomi

d. Tubuh tidak perlu dibersihkan, cukup ditutup dengan kain panjang

Page 41: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

39 39

Umpan Balik Dan Tindak Lanjut Kb 2

Cocokkan jawaban saudara dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian akhir kegiatan belajar 1, kemudian hitung jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban yang benar adalah:

90% - 100% : baik sekali

80% - 89% : baik

70% -79% : cukup

kurang dari 70% : kurang

Kalau Saudara memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil Saudara Bagus! Saudara dapat melanjutkan ke kegiatan belajar 2. Tetapi jika pencapa-ian Saudara kurang dari 80%, maka ulangilah kegiatan belajar 1, terutama ba-gian-bagian yang belum Saudara kuasai !

Tugas KB 2 :

Tugas yang harus saudara lakukan setelah mempelajari kegiatan belajar tentang kehilangan dan kematian adalah datang ke kamar jenazah terdekat dari tempat tinggal saudara. Tanyakan kepada petugas, apa saja yang perlu dilakukan ketika ada jenzah yang datang. Saudara bisa melakukannya secara berkelompok.

Page 42: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

40

1. Waktu mengukur tekanan darah, hal-hal yang perlu diperhatikan agar hasil-nya akurat adalah:

a. Lebar manset harus sesuai dengan lingkar lengan

b. Posisi duduk dan tidur hasilnya sama

c. Manset hendaknya menempel langsung ke kulit

d. Tensimeter digital hasilnya lebih baik

2. Pemeriksaan kulit dan kuku, bisa menggambarkan keadaan pasien sebagai berikut, kecuali:

a. Tanda-tanda kekurangan cairan

b. Kadar Hb

c. Tanda-tanda kelebihan cairan

d. Kadar bilirubin direk

3. Untuk memeriksa keadaan hati, daerah perut yang kita raba adalah:

a. Perut sebelah kiri atas

b. Perut sebelah kiri bawah

c. Perut sebelah kanan atas

d. Perut sebelah kanan bawah

4. Kelainan kongenital pada bayi yang ditandai tidak terbentuknya tulang pala-tum (langit-langit) disebut:

a. Palatoschizis

b. Labioschizis

c. Labiopalatochizis

Test Akhir Modul

Page 43: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

41 41

d. Palatum durum

5. Saat auskulasi paru, dikatakan ada gangguan pada fungsi parunya jika ter-dengar:

a. Wheezing

b. Sonor

c. Tympani

d. Pekak

6. Kehilangan yang bisa dirasakan sendiri misalnya diturunkan jabatannya, mer-upakan tipe kehilangan:

a. Aktual

b. Persepsi

c. Potensial

d. Loss

7. Yang termasuk sumber kehilangan obyek eksternal adalah:

a. Kehilangan orang tuanya

b. Kehilangan sebagian tubuhnya

c. Kehilangan barang berharga

d. Kehilangan tetangga yang pindah

8. Petugas dapat memberikan support kepada klien yang kakinya harus diam-putasi, ketika berada pada fese

a. Penolakan

b. Marah

c. Depresi

d. Tawar menawar

9. Tanda-tanda seseorang telah dinyatakan baru saja meninggal adalah:

Page 44: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

42

a. Kesadaran menurun

b. Pernafasan berhenti

c. Reflek pupil positif

d. Hilangnya tonus otot

10. Asuhan pada orang tua yang anaknya baru meninggal dunia adalah:

a. Anjurkan untuk segera mengurus administrasinya

b. Beri kesempatan untuk menyesali kematian anaknya

c. Bantu untuk mengurus jenazahnya

d. Anjurkan untuk sesegera mungkin membawa jenazah anaknya pulang.

Page 45: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

43 43

Umpan Balik Dan Tindak Lanjut Modul

Cocokkan jawaban saudara dengan kunci jawaban tes akhir yang terdapat pada bagian akhir modul 3, kemudian hitung jumlah jawaban yang benar! Jika jawa-ban yang benar adalah:

90% - 100% : baik sekali

80% - 89% : baik

70% -79% : cukup

kurang dari 70% : kurang

Kalau Saudara memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil Saudara Bagus! Saudara telah menyelesaikan modul 3. Tetapi jika pencapaian Saudara kurang dari 80%, maka ulangilah kegiatan belajar 1 dan 2 pada modul 3, teruta-ma bagian-bagian yang belum Saudara kuasai !

Page 46: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

44

Daftar Pustaka

Johnson Ruth dan Taylor Wendy. 2007. Skills for Midwifery Practice Second Edi-tion. Elsevier Churchill Livingstone. Second Edition.

Perry, Peterson, Potter. Buku Saku Keterampilan Dan Prosedur Dasar. EGC. Jakar-ta. 2005.

Wahit Iqbal Mubarak, Nurul Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manu-sia Teori & Aplikasi Dalam Praktik. EGC. Jakarta.

Musrifatul U, Wildan, Surachmindari, Alimul. 2012. Buku Ajar Ketrampilan Dasar Kebidanan 1 Pendekatan LBK. Health Books Publishing. Surabaya.

http://agungrakhmawan.wordpress.com/2008/08/24/pemerik-saan-fisik-umum-auskultasi-dada/

http://perawatpintar.web.id/2011/06/seri-pemeriksaan-fisik-auskultasi-su-ara-nafa/

unhasners.wordpress.com/2013/01/28/praktikum-jantung/‎

Ahmad A.K. Muda. 1994. Kamus Lengkap Kedokteran. Gitamedia Press.Suraba-ya.

Page 47: Modul 3 kdk 1

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

45 45

KB Pemeriksaan Fisik KB Kehilangan dan kematian Kunci modul 31. C

2. A

3. D

4. B

5. A

6. C

7. D

8. A

9. B

10. C

1. A

2. B

3. C

4. A

5. C

6. C

7. A

8. C

9. D

10. D

1. C

2. D

3. C

4. B

5. A

6. B

7. C

8. D

9. B

10. C

Kunci JawabanTest Formatif