Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan...

54
Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II- MODUL PENGELOLAAN SDA TERPADU PELATIHAN ORIENTASI TERPADU 2017 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI MODUL 02

Transcript of Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan...

Page 1: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Balai Uji Coba Sistem Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi II-

MODUL PENGELOLAAN SDA TERPADU

PELATIHAN ORIENTASI TERPADU

2017

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI

MODUL 02

Page 2: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya

pengembangan Modul Pengelolaan SDA Terpadu sebagai kemampuan

inti/substansi dalam Pelatihan Orientasi Terpadu. Modul ini disusun untuk

memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)

Angkatan 2017 yang tersebar di beberapa unit organisasi bidang sumber daya air

di lingkungan Kementerian PUPR.

Modul pengelolaan SDA terpadu ini disusun dalam 3 (tiga) bagian yang terbagi atas

pendahuluan, materi pokok, dan penutup. Penyusunan modul yang sistematis

diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami

pengelolaan SDA terpadu. Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini lebih

menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.

Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim

Penyusun dan Narasumber, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka

dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan

yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi

peningkatan kompetensi CPNS Angkatan 2017 yang tersebar di beberapa unit

organisasi bidang sumber daya air di lingkungan Kementerian PUPR.

Bandung, November 2017

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Sumber Daya Air dan Konstruksi

Ir. K. M. Arsyad, M.Sc.

NIP. 19670908 199103 1 006

Page 3: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. iv

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ................................................................... v

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Deskripsi Singkat.......................................................................................... 1

C. Tujuan Pembelajaran ................................................................................... 2

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok............................................................. 2

E. Estimasi Waktu............................................................................................. 2

MATERI POKOK 1 PENGENALAN PENGELOLAAAN SUMBER DAYA AIR

TERPADU ............................................................................................................. 3

1.1 Air dan Sumber Daya Air........................................................................... 3

1.1.1 Siklus Hidrologi ................................................................................... 3

1.1.2 Air Permukaan dan Air Tanah ............................................................. 5

1.1.3 Sumber Daya Air .............................................................................. 10

1.1.4 Fungsi Sumber Daya Air ................................................................... 11

1.2 Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu .................................................. 11

1.2.1 Pengelolaan Daerah Aliran Sungai ................................................... 11

1.2.2 Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu............................................ 14

1.2.3 Hak, Kewajiban dan Peran Masyarakat ............................................ 19

1.3 5 (Lima) Pilar Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu ............................ 20

1.3.1 Konservasi Sumber Daya Air ............................................................ 20

1.3.2 Pendayagunaan Sumber Daya Air.................................................... 20

1.3.3 Pengendalian Daya Rusak Air .......................................................... 21

1.3.4 Pemberdayaan Masyarakat .............................................................. 21

1.3.5 Sistem Informasi Sumber Daya Air ................................................... 22

1.4 Latihan ....................................................... Error! Bookmark not defined.

1.5 Rangkuman............................................................................................. 23

MATERI POKOK 2 KEBIJAKAN DAN PENERAPAN PENGELOLAAN SUMBER

DAYA AIR TERPADU DI INDONESIA ................................................................ 25

Page 4: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii

2.1 Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air ................................................ 25

2.2 Penerapan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu di Indonesia ............ 26

2.3 Latihan ....................................................... Error! Bookmark not defined.

2.4 Rangkuman................................................ Error! Bookmark not defined.

MATERI POKOK 3 KETERPADUAN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

AIR TERPADU .................................................................................................... 34

3.1 Keterpaduan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu .................. 34

3.2 Latihan ....................................................... Error! Bookmark not defined.

3.3 Rangkuman................................................ Error! Bookmark not defined.

PENUTUP ............................................................................................................ 41

A. Simpulan .................................................................................................... 41

B. Tindak Lanjut .............................................................................................. 41

EVALUASI FORMATIF ....................................................................................... 43

A. Soal ............................................................................................................ 43

B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................................. 44

DAFTAR PUSTAKA

GLOSARIUM

KUNCI JAWABAN

Page 5: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 - Siklus Hidrologi ............................................................................. 11

Page 6: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi v

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Deskripsi

Modul pengelolaan SDA terpadu ini terdiri dari 3 (tiga) materi pokok. Materi pokok

pertama membahas pengenalan pengelolaan sumber daya air terpadu. Materi

pokok kedua membahas kebijakan dan penerapan pengelolaan sumber daya air

terpadu di Indonesia. Selanjutnya, materi pokok ketiga membahas keterpaduan

dalam pengelolaan sumber daya air terpadu.

Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan.

Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk mengetahui dan

memahami pengelolaan sumber daya air terpadu dalam melaksanakan pekerjaan

pada sektor-sektor sumber daya air. Setiap materi pokok dilengkapi dengan latihan

yang menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta pelatihan setelah mempelajari

materi pada materi pokok.

Persyaratan

Dalam mempelajari modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat menyimak

dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat memahami dengan baik

materi yang merupakan kemampuan inti/substansi dari Pelatihan Orientasi

Terpadu. Untuk menambah wawasan, peserta diharapkan dapat membaca terlebih

dahulu materi yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya air terpadu dari

sumber lainnya.

Metode

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan

kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Pengajar/Widyaiswara/Fasilitator, adanya

kesempatan brainstorming, diskusi dan studi kasus.

Alat Bantu/Media

Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat Bantu/Media

pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, white board dengan spidol dan

Page 7: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi

penghapusnya, bahan tayang, modul dan/atau bahan ajar, flipchart, kertas plano,

metaplan, film/visualisasi serta lembar instruksi.

Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan mampu mengetahui

dan memahami pengelolaan sumber daya air terpadu dalam melaksanakan

pekerjaan pada sektor-sektor sumber daya air.

Page 8: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka pembinaan bidang sumber daya air pada umumnya dan pengelolaan

SDA terpadu pada khususnya, maka perlu dilakukan pembinaan Aparatur Sipil

Negara (ASN) yang memiliki integritas dan profesional dalam bidangnya. Tuntutan

untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan memiliki ASN yang memiliki integritas dan

profesional tentunya membutuhkan kesungguhan dan kesiapan sumber daya

manusia yang baik melalui penyaringan penerimaan ASN yang baik dan selektif.

Juga tidak bisa diabaikan adalah pentingnya pembinaan, pendidikan dan pelatihan

sumber daya ASN untuk membentuk dan mengkader aparatur yang berintegritas

dan profesional.

Kesiapan sumber daya aparatur yang baik dan berkualitas tentunya akan

memudahkan berlangsungnya proses reformasi birokrasi yang sedang dijalankan.

Sehubungan dengan hal tersebut faktor kesiapan dan kemauan untuk mengubah

pola pikir, sikap dan perilaku sebagai PNS yang berintegritas dan profesional

menjadi pondasi dan esensi strategis yang ikut menentukan keberhasilan

pelaksanaan pengelolaan SDA terpadu.

Salah satu upaya untuk menciptakan aparatur yang profesional salah satunya

adalah dengan mengikuti pelatihan ini. Dengan keikutsertaan pada pelatihan

tersebut maka diharapkan seorang ASN akan mampu untuk melaksanakan tugas

dan fungsi dengan sebaik-baiknya khususnya ASN yang akan menjalankan

kegiatan pengelolaan SDA terpadu.

B. Deskripsi Singkat

Mata pelatihan ini membekali peserta dengan pengetahuan mengenai pengelolaan

sumber daya air terpadu sebagai proses yang ditujukan untuk meningkatkan

pengembangan dan pengelolaan air, lahan dan sumber daya terkait secara

terkoordinasi demi tercapainya kesejahteraan ekonomi dan sosial yang maksimum

dengan cara yang adil dan secara mutlak mempertahankan keberlanjutan

Page 9: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 2

ekosistem yang vital, melalui metode brainstorming, ceramah interaktif, diskusi dan

studi kasus.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti pembelajaran, peserta pelatihan diharapkan mampu

mengetahui dan memahami pengelolaan sumber daya air terpadu dalam

melaksanakan pekerjaan pada sektor-sektor sumber daya air.

2. Indikator Keberhasilan

Setelah pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu:

a) Menjelaskan pengelolaan sumber daya air terpadu;

b) Menjelaskan kebijakan dan penerapan pengelolaan sumber daya air

terpadu di Indonesia;

c) Menjelaskan keterpaduan dalam pengelolaan sumber daya air terpadu.

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

Dalam modul Pengelolaan SDA Terpadu ini akan membahas materi:

1. Pengenalan pengelolaan sumber daya air terpadu

a) Air dan sumber daya air

b) Pengelolaan sumber daya air terpadu

c) 5 (lima) pilar pengelolaan sumber daya air terpadu

2. Kebijakan dan penerapan pengelolaan sumber daya air terpadu di Indonesia

a) Kebijakan pengelolaan sumber daya air terpadu

b) Penerapan pengelolaan sumber daya air terpadu di Indonesia

3. Keterpaduan dalam pengelolaan sumber daya air terpadu

E. Estimasi Waktu

Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk

mata pelatihan “Pengelolaan SDA Terpadu” ini adalah 5 (lima) jam pelajaran (JP)

atau sekitar 225 menit.

Page 10: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 3

MATERI POKOK 1

PENGENALAN PENGELOLAAAN SUMBER DAYA AIR TERPADU

1.1 Air dan Sumber Daya Air

1.1.1 Siklus Hidrologi

Yang dimaksud dengan air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun

di bawah permukaan tanah, seperti air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut

yang berada di darat, yang selalu bergerak mengikuti pola pergerakan/siklus

tertentu. Mengingat sebagian besar air di bumi berada di lautan, maka proses

pergerakan atau siklus tersebut pada umumnya dimulai dari permukaan laut,

dimana terjadi penguapan air laut akibat energi panas matahari, penguapan juga

banyak terjadi pada air yang berada di daratan.

Laju dan jumlah penguapan air bervariasi, yang terbesar berada di daerah

khatulistiwa karena radiasi matahari diwilayah ini pada umumnya lebih besar. Uap

air yang terjadi bersifat murni karena pada saat naik ke atmosfer kandungan garam

yang ada didalamnya ditinggalkan, dan uap air yang dihasilkan dari proses

penguapan tersebut akan mengalir terbawa oleh udara yang bergerak atau angin.

Pada kondisi/suhu udara tertentu uap air tersebut akan mengalami kondensasi dan

membentuk butir-butir air yang pada gilirannya akan jatuh kembali ke bumi, yang

disebut sebagai peristiwa presipitasi berupa hujan dan atau salju. Presipitasi

tersebut ada yang jatuh kembali di lautan, di permukaan tanah, di daun tanaman,

dan sebagian lagi akan menguap kembali ke udara sebelum mencapai permukaan

tanah.

Hujan yang jatuh ke permukaan tanah akan menyebar ke berbagai arah dengan

berbagai cara, sebagian akan tertahan sementara di permukaan tanah, dan

sebagian akan mengalir ke saluran dan sungai sebagai air permukaan. Jika

Indikator keberhasilan : setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan

mampu menjelaskan pengelolaan sumber daya air terpadu.

Page 11: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 4

permukaan tanah porous maka sebagian air hujan yang jatuh akan langsung

meresap ke dalam tanah yang disebut dengan peristiwa infiltrasl, sebagian lagi akan

terserap oleh akar-akar tumbuh-tumbuhan untuk proses pertumbuhannya.

Di permukaan tanah, air tersebut akan mengalir dan bergerak dengan berbagai

cara, di daerah retensi air akan menetap untuk sementara waktu, daerah retensi

dapat berupa retensi alam seperti daerah cekungan, danau, situ, telaga, areal yang

rendah dan sebagainya, maupun retensi buatan seperti waduk, embung, sumur

resapan dan daerah tampungan air buatan lainnya.

Secara alamiah air akan mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang lebih

rendah, dari pegunungan dan perbukitan ke lembah lalu ke daerah dataran, dan

akhirnya akan bermuara ke laut. Aliran air ini disebut aliran air permukaan, karena

bergerak di atas permukaan tanah, aliran ini biasanya memasuki daerah tangkapan

air atau daerah aliran sungai, menuju ke sistem jaringan sungai, sistem danau atau

waduk. Pada sistem jaringan sungai, aliran air tersebut akan mengalir mulai dari

sistem jaringan sungai kecil menuju ke sistem sungai yang lebih besar, dan

selanjutnya akan menuju ke muara sungai, tempat pertemuan sungai dengan laut.

Sebagian air hujan yang jatuh di permukaan tanah, akan meresap langsung ke

dalam tanah yang porous dan atau masuk kedalam tanah melalui akar-akar

tanaman melalui peristiwa perkolasi, menjadi air tanah.

Air tanah dapat dibedakan atas aliran air tanah dangkal yang sifatnya tidak

tertekan/bebas (confined aquifer), yaitu aliran air tanah yang berada di atas lapisan

tanah yang kedap air, serta aliran air tanah dalam yang sifatnya tertekan/tidak

bebas (unconfined aquifer), yaitu aliran air tanah yang berada diantara 2 lapisan

tanah yang kedap air, dan aliran air tanah dasar (base flow), yaitu aliran air tanah

yang mengisi sistem jaringan sungai pada saat musim kemarau atau ketika hujan

tidak turun untuk beberapa waktu, sehingga sistem aliran sungai masih mempunyai

aliran secara tetap dan kontinyu.

Proses penguapan atau evaporasi, bila terjadi melalui perantaraan daun tanaman

disebut peristiwa transpirasi. Pada tanaman, air di dalam tanah akan diambil melalui

Page 12: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 5

akar-akarnya untuk pertumbuhannya, dan air didalam tanaman tersebut juga akan

keluar berupa uap karena energi panas matahari. Proses terjadinya penguapan

dari dalam tanaman disebut evapotranspirasi.

Terjadinya penguapan yang lain, selain berasal dari laut juga dapat terjadi langsung

dari permukaan sistem sungai, danau, waduk, embung, dan sebagainya dimana

uap air yang terjadi selanjutnya akan naik dan bergerak di udara, yang selanjutnya

pada kondisi tertentu akan terkondensasi menjadi butir-butir air yang kemudian

turun kembali sebagai hujan, dan proses selanjutnya sama seperti yang telah

dikemukakan dimuka.

Kejadian tersebut diatas akan membentuk suatu pergerakan yang berulang, dan

membentuk suatu siklus yang disebut Siklus Hidrologi, siklus tersebut merupakan

konsep dasar tentang teori keseimbangan air secara global di permukaan bumi.

Proses dari siklus hidologi tersebut diatas dapat dilihat pada Gambar I.1.

1.1.2 Air Permukaan dan Air Tanah

1. Air Permukaan

Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah,

seperti air sungai, air saluran (stream), mata air (spring), air danau, air waduk,

air telaga, dan air di kolam retensi. Air permukaan ini dapat berasal dari air

hujan, lelehan salju, dan aliran yang berasal dari air tanah. Jumlah air

permukaan di bumi diperkirakan hanya sebesar 0,35 juta km3 atau sekitar 1%

dari air tawar yang ada di bumi, dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan,

seperti untuk kebutuhan domestik, industri, irigasi dan pertanian, pembangkit

tenaga listrik, pelayaran sungai, serta untuk keperluan pariwisata atau

rekreasi, dan sebagainya.

Besar kecilnya aliran air permukaan di suatu daerah, dipengaruhi oleh faktor-

faktor yang berkaitan dengan iklim, terutama curah hujan, dan faktor-faktor

yang berkaitan dengan sifat dan karakteristik daerah aliran sungai.

Parameter hujan yang berpengaruh terhadap besarnya aliran air permukaan,

antara lain intensitas hujan, waktu atau durasi hujan, serta persebaran hujan.

Page 13: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 6

Intensitas hujan adalah banyaknya air hujan per satuan waktu, tidak dapat

dihitung terpisah dengan durasi hujan. Banyaknya curah hujan yang sama

yang terjadi dalam 2 durasi yang berbeda akan menghasilkan aliran air

permukaan yang berbeda. Hujan dengan intensitas yang tinggi akan

menghasilkan volume air permukaan yang lebih besar bila dibandingkan

dengan hujan yang lebih kecil intensitasnya, karena hujan dengan intensitas

yang tinggi dapat menyebabkan tingkat infiltrasi tanah terlampaui.

Durasi hujan berkaitan langsung dengan volume air permukaan, karena

tingkat infiltrasi tanah pada suatu kejadian hujan akan menurun sejalan

dengan bertambahnya waktu. Oleh karena itu hujan dengan durasi singkat

tidak banyak menghasilkan aliran air permukaan, dibandingkan dengan hujan

dengan intensitas yang sama, namun mempunyai durasi yang lebih lama.

Laju dan volume air permukaan dari suatu DAS akan mencapai nilai maksimal

bila seluruh areal DAS memberi kontribusi terhadap aliran, dengan kata lain

laju dan volume air permukaan dipengaruhi oleh persebaran hujan, dimana

hujan yang tersebar merata di seluruh DAS akan menghasilkan laju dan

volume air permukaan yang lebih besar bila dibandingkan dengan hujan

dengan intensitas yang sama, tapi tidak menyebar secara merata.

Sifat dan karakteristik DAS yang berpengaruh terhadap air permukaan,

meliputi :

a. Luas dan Bentuk DAS

Laju dan volume aliran air permukaan semakin bertambah besar dengan

bertambah luasnya DAS. Namun apabila laju dan volume air permukaan

dinyatakan dalam satuan luas, maka besarannya akan berkurang dengan

bertambah luasnya DAS tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan waktu

yang diperlukan oleh air untuk mengalir dari titik terjauh ke titik kontrol

(waktu konsentrasi).

Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran air permukaan dapat ditunjukan

dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada 2 DAS

Page 14: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 7

dengan luas yang sama, namun bentuknya berbeda, menerima hujan

dengan intensitas yang sama.

Bentuk DAS yang memanjang dan menyempit akan menghasilkan laju

aliran permukaan yang lebih kecil, bila dibandingkan dengan DAS yang

berbentuk melebar dan melingkar, karena waktu konsentrasi DAS yang

memanjang lebih lama dibandingkan dengan DAS yang melebar,

sehingga terjadinya konsentrasi air di titik kontrol lebih lambat dan

berpengaruh terhadap laju dan volume aliran air permukaan.

Faktor bentuk juga berpengaruh pada aliran permukaan, bila hujan yang

turun tidak serentak terjadi di seluruh DAS, tapi bergerak dari ujung yang

satu ke ujung yang lain, misal dari hilir ke hulu DAS. Pada DAS yang

memanjang laju aliran akan lebih kecil, karena aliran air permukaan akibat

dari hujan di hulu belum memberikan kontribusi pada titik kontrol, aliran air

permukaan dari hujan di hilir telah habis atau mengecil. Sebaliknya pada

DAS yang melebar, datangnya aliran air permukaan dari semua tempat di

DAS tidak terpaut banyak, dimana aliran air dari hulu sudah tiba sebelum

aliran air dari hilir habis atau mengecil.

b. Kondisi Topografi

Kemiringan lahan dan kerapatan sungai atau saluran, dan bentuk-bentuk

cekungan lainnya berpengaruh terdapat laju dan volume aliran air

permukaan. DAS dengan kemiringan yang curam disertai dengan

keberadaan sungai/saluran yang rapat akan menghasilkan laju dan

volume aliran air permukaan yang lebih besar bila dibandingkan dengan

DAS yang landai dengan keberadaan sungai/saluran yang jarang, dan

adanya cekungan-cekungan.

Pengaruh kerapatan sungai/saluran, yaitu panjang saluran per satuan luas

DAS untuk aliran air permukaan adalah memperpendek waktu konsentrasi

sehingga memperbesar laju aliran air permukaan.

Page 15: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 8

c. Tataguna Lahan

Pengaruh tataguna lahan terhadap aliran air permukaan, dinyatakan

dalam koefisien aliran permukaan C, yaitu bilangan yang menyatakan

perbandingan antara besarnya aliran air permukaan dengan besarnya

curah hujan.

Angka koefisien aliran air permukaan ini merupakan salah satu indikator

untuk menentukan kondisi fisik suatu DAS. Nilai C berkisar antara 0

sampai 1, nilai C = 0 menyatakan bahwa semua air hujan yang jatuh akan

terinfiltrasi ke dalam tanah, sedangkan nilai C = 1 menyatakan semua air

hujan jatuh mengalir sebagai aliran air permukaan. Pada suatu DAS yang

masih baik, nilai C mendekati nol, sedangkan untuk DAS yang semakin

rusak, nilai C mendekati satu.

Metode yang dipakai untuk menghitung aliran air permukaan adalah

Metode Rasional; metode ini sangat simple dan mudah penggunaannya,

namun terbatas untuk DAS kecil dengan luas kurang dari 300 Ha, karena

metode ini merupakan model kotak hitam, sehingga tidak dapat

menyelaskan hubungan antara curah hujan dengan aliran air permukaan

dalam bentuk hidrograf.

Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa hujan yang

terjadi mempunyai intensitas yang seragam dan merata di seluruh DAS,

selama paling sedikit sama dengan waktu konsentrasi DAS.

Persamaan matematik Metode Rasional dinyatakan dalam bentuk :

Q = 0,0028 CIA

dimana :

Q = Laju aliran air permukaan (debit) puncak, dalam satuan m3/dtk

C = Koefisien aliran air permukaan

I = Intensitas hujan, dalam satuan mm/jam

Page 16: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 9

A = Luas DAS, dalam satuan Ha

2. Air Tanah

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah

permukaan tanah, sedangkan daerah aliran air tanah atau cekungan air tanah

atau akuifer merupakan suatu wilayah yang dibatasi oleh batas-batas

hidrogeologis, tempat dimana semua kejadian hidrogeologis berlangsung,

seperti proses pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air tanah.

Cekungan air tanah ini dapat dibedakan atas 2 kondisi, yaitu :

a. Cekungan air tanah bebas atau confined aquifer

b. Cekungan air tanah tertekan atau unconfined aquifer

Air tanah merupakan sumber air tawar yang terbesar yang ada di bumi ini,

mencakup 30% dari total air tawar atau 10,5 juta km3. Akhir-akhir ini

pemanfaatan air tanah meningkat dengan pesat, bahkan di beberapa tempat

tingkat exploitasinya sudah sampai pada tingkat yang membahayakan. Air

tanah pada umumnya dimanfaatkan baik sebagai sumber air bersih, maupun

untuk irigasi.

Kecenderungan memilih air tanah sebagai sumber air bersih, antara lain

disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

a. Tersedia relatif dekat dengan tempat yang memerlukan, sehingga

kebutuhan akan prasarana dan sarana pembawa/distribusi relatif lebih

murah

b. Debit/produksi air tanah/sumur umumnya lebih stabil

c. Lebih bersih dari bahan cemaran/pollutant di permukaan

d. Kualitasnya lebih seragam

e. Bebas dari kekeruhan, bakteri, lumut dan binatang air.

Cara pengambilan air tanah yang paling sederhana adalah dengan membuat

sumur gali, dengan kedalaman yang lebih rendah dari posisi muka air tanah.

Jumlah air yang dapat diambil dari sumur gali umumnya terbatas, dan yang

Page 17: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 10

diambil adalah air tanah dangkal. Sumur gali biasanya dibuat dengan

kedalaman 5 - 15 meter dari permukaan tanah.

Sedangkan untuk pengambilan air tanah dengan jumlah yang besar, cara

yang banyak dipakai adalah dengan membuat sumur dalam, dan air tanah

yang diambil adalah air tanah dalam yang terletak pada lapisan air tanah yang

tertekan.

1.1.3 Sumber Daya Air

Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang dikandung di dalamnya,

dimana sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan atau buatan yang

terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, sedangkan daya air

adalah potensi yang terkandung dalam air dan atau sumber air yang dapat memberi

manfaat dan atau kerugian bagi kehidupan manusia dan lingkungannya.

Sumber Daya Air harus dikelola secara menyeluruh, terpadu, dan berwawasan

lingkungan, dengan tujuan untuk mewujudkan pemanfaatan sumber daya air yang

berkelanjutan guna kemakmuran rakyat, dengan pengertian:

a. Secara menyeluruh, yaitu mencakup semua bidang pengelolaan yang meliputi

konservasi dan pendayagunaan sumber daya air, serta pengendalian daya

rusak air, meliputi 1 (satu) sistem wilayah pengelolaan yg mencakup semua

proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi

b. Secara terpadu, berupa pengelolaan yang dilaksanakan dengan melibatkan

semua pemangku kepentingan antar sektor dan antar wilayah

c. Berwawasan lingkungan hidup, dimana pengelolaan yang dilakukan harus

memperhatikan keseimbangan ekosistem dan daya dukung lingkungan

d. Berkelanjutan, dimana pengelolaan yang dilakukan ditujukan untuk

kepentingan generasi sekarang, dan kepentingan generasi mendatang.

Dengan demikian pengelolaan sumber daya air dapat didefinisikan sebagai upaya

untuk merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi

penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air,

dan pengendalian daya rusak air.

Page 18: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 11

1.1.4 Fungsi Sumber Daya Air

Adapun fungsi dari pengelolaan sumber daya air adalah :

a. Fungsi sosial, kepentingan umum lebih diutamakan daripada kepentingan

individu

b. Fungsi lingkungan hidup, sumber daya air menjadi bagian dari ekosistem

sekaligus sebagai tempat kelangsungan hidup flora dan fauna

c. Fungsi ekonomi, sumber daya air dapat didayagunakan untuk menunjang

kegiatan usaha/ekonomi yang diselenggarakan dan diwujudkan secara serasi

dan selaras.

Gambar I.1 - Siklus hidrologi

1.2 Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu

1.2.1 Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Pengelolaan daerah aliran sungai adalah pengelolaan sumber daya alam yang

terbarui pada suatu daerah aliran sungai, seperti vegetasi, tanah dan air, sehingga

dapat memberikan manfaat yang optimal dan berkesinambungan. Sasaran

pengelolaan daerah aliran sungai adalah daerah-daerah yang secara alami

berpotensial terhadap terjadinya kerusakan lingkungan, khususnya erosi lahan di

bagian hulu dan tengah daerah aliran sungai, dan memiliki kemiringan lebih besar

dari 8%.

Page 19: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 12

1. Pola Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Pola pengelolaan daerah aliran sungai didasarkan atas:

a. Landasan institusional, berdasarkan prinsip pembagian kewenangan dan

tanggung jawab, yang ditetapkan dalam UU No. 7 tahun 2004.

b. Landasan konsepsional, berdasarkan prinsip kelestarian lingkungan

dengan mengacu pada pendayagunaan yang berkelanjutan, dan prinsip

pemanfaatan bersama, untuk pemenuhan secara lebih efisien, adil, dan

merata.

c. Landasan Operasional, berdasarkan prinsip one river (satu sungai), one

integrated plan (satu rencana yang terpadu), dan one coordinated

management system (satu sistem pengelolaan yang terkoordinasi).

Untuk itu berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan No. 11A/PRT/M/2006,

tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai, Indonesia terbagi dalam 133

wilayah sungai:

a. 5 WS lintas negara, 27 WS lintas provinsi, dan 37 WS strategis nasional,

yang menjadi kewenangan pemerintah pusat

b. 51 WS lintas kabupaten/kota, yang menjadi kewenangan pemerintah

provinsi

c. 13 WS secara utuh dalam satu kabupaten/kota, yang menjadi kewenangan

pemerintah kabupaten/kota.

2. Lingkup Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Isu-isu yang ada dalam pengelolaan daerah aliran sungai dewasa ini yang

menjadi acuan dalam penentuan lingkup pengelolaan daerah aliran sungai,

antara lain:

a. Penanganan DAS masih terfragmentasi, baik dalam hal pengembangan,

perlindungan, maupun pengelolaan daerah airan sungai

b. Terjadinya pengundulan hutan di hulu daerah aliran sungai

c. Penataan ruang di daerh aliran sungai hilir tidak berwawasan lingkungan

d. Pembuangan limbah di sungai tidak terkendali

e. Pemanfaatan air yang berkelanjutan semakin terancam

Untuk itu lingkup pengelolaan daerah aliran sungai, mencakup:

Page 20: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 13

a. Daerah tangkapan air, mencakup pengendalian tata guna lahan, konservasi

air dan tanah, serta monitoring dan evaluasi.

b. Pengelolaan sumber daya air, mencakup manajemen kuantitas air dan

kualitas air.

c. Pemeliharaan prasarana dan sarana pengairan, mencakup pemeliharaan

preventif, korektif, dan darurat.

d. Pengendalian banjir, mencakup pemantauan dan prediksi banjir,

pengaturan dan pencegahan banjir, serta penanggulangan banjir.

e. Pengelolaan lingkungan sungai, mencakup perencanaan dan

pengendalian sempadan sungai.

f. Pemberdayaan masyarakat.

3. Kegiatan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Kegiatan pengelolaan daerah aliran sungai meliputi empat aspek yang

penanganannya harus dilakukan secara terpadu, dengan memakai daerah

aliran sungai yang bersangkutan sebagai satu kesatuan wilayah

pengembangan.

a. Pengelolaan Vegetasi

Dalam pengelolaan daerah aliran sungai, maka kegiatan pengelolaan

vegetasi diarahkan untuk mencapai sasaran sebagai berikut :

1) Kawasan lindung dengan vegetasi yang rapat, dalam hal ini vegetasi

hutan atau vegetasi lainnya yang berfungsi lindung

2) Terpeliharanya kondisi vegetasi di luar kawasan lindung, sehingga

dapat berfungsi secara optimal untuk perlindungan terhadap tanah dan

air.

b. Pengelolaan Lahan

Kegiatan pengelolaan lahan diarahkan untuk tercapainya produktifitas

tanah yang tinggi, serta terkendalinya erosi lahan.

Unsur-unsur yang menjadi pertimbangan, antara lain :

1) Lahan harus dimanfaatkan/digunakan sesuai kemampuannya

2) Tanah harus dilindungi dari ancaman erosi dengan mempertahankan

penutupan tanah

3) Metode guludan dan terasering atau perlakuan lainnya dapat

diterapkan untuk meningkatkan penggunaan tanah yang lebih baik

Page 21: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 14

Sebagai tolok ukur dampak pengelolaan tanah adalah jumlah tanah yang

hilang per satuan waktu, atau tingkat pengendapan di waduk,

pendangkalan di sungai/saluran irigasi atau rendahnya mutu air,

c. Pengelolaan Air

Pengelolaan air mencakup berbagai usaha untuk mendapatkan, membagi,

menggunakan, mengatur, serta mengelola dan membuang air, mulai dari

sumbernya sampai ke tempat pembuangan, sesuai dengan kebutuhan dan

persyaratan, yang antara lain meliputi :

1) Kuantitas air/jumlah air yang dimanfaatkan

2) Kualitas air/mutu air yang dipergunakan

3) Ketersediaan air/kontinuitas air

d. Pembinaan Aktifitas Masyarakat

Pembinaan aktifitas masyarakat mencakup berbagai usaha penyuluhan

dan pelatihan bagi masyarakat setempat yang memanfaatkan sumber daya

alam untuk kehidupan sehari-hari, agar mereka dapat menyadari dan

melakukan kegiatan pengelolaan vegetasi, tanah dan air secara baik dan

benar.

Diantara pengelolaan lahan dan pengelolaan air terdapat keterkaitan yang

sangat erat, dengan demikian konservasi lahan yang merupakan unsur utama

dalam pengelolaan daerah aliran sungai di bagian hulu, akan berpengaruh

terhadap kondisi daerah aliran sungai di bagian hilir, terutama dalam

pemanfaatan air yang optimal untuk berbagai kegunaan, serta untuk

pengendalian banjir.

1.2.2 Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu

Pengelolaan sumber daya air terpadu adalah suatu proses koordinasi

pengembangan dan pengelolaan sumber daya air, tanah, dan sumber daya

manusia dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatannya dengan cara-cara yang

tepat, tanpa mengganggu kestabilan ekosistem sumber daya air tersebut, selain itu

pengelolaan sumber daya air terpadu juga merupakan aplikasi dari cara struktural

dan non struktural untuk mengendalikan sistem sumber daya air, baik alami maupun

buatan, untuk kepentingan manusia dan tujuan-tujuan lingkungan.

1. Kewenangan Pengelolaan Sumber Daya Air

Page 22: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 15

Mengacu pada UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka

disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsinya, serta jenis dan besaran

kegiatan, maka kewenangan pengelolaan sumber daya air, dapat

dikelompokan atas:

a. Kewenangan Pemerintah Pusat

1) Penentuan kebijakan nasional pengelolaan sumber daya air.

2) Penetapan norma, standar, kriteria dan pedoman pengelolaan sumber

daya air.

3) Penyelesaian sengketa pengelolaan sumber daya air antar provinsi.

4) Pengelolaan sumber daya air yang terletak pada wilayah sungai lintas

provinsi, lintas negara, dan strategis nasional.

5) Pengembangan sistem irigasi primer dan irigasi sekunder pada DI lintas

provinsi.

6) Pengelolaan irigasi pada DI yang luasnya lebih besar 3.000 ha atau DI

sedang lintas provinsi, strategis nasional, dan lintas negara.

b. Kewenangan Pemerintah Provinsi

1) Pengelolaan sumber daya air yang terletak pada wilayah sungai lintas

kabupaten/kota.

2) Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder pada DI lintas

kabupaten/kota.

3) Pengelolaan irigasi pada DI yang luasnya 1.000 ha sampai dengan

3.000 ha atau DI kecil yang lintas kabupaten/kota.

c. Kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota.

1) Pengelolaan sumber daya air yang terletak pada wilayah sungai dalam

kabupaten/kota.

2) Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder pada DI dalam satu

kabupaten/kota.

3) Pengelolaan irigasi pada DI yang luasnya kurang dari 1.000 ha atau DI

kecil yang berada dalam satu kabupaten/kota.

2. Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Air Oleh Pihak Terkait

a. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air

Pengelolaan dan Pemanfaatan sumber daya air oleh para pihak yang terkait

harus dilakukan secara berencana dan teratur, mengingat potensi sumber

Page 23: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 16

daya air yang ada terbatas, sedangkan pemanfaatannya akan selalu

meningkat.

Pengaturan pemanfaatan sumber daya air tersebut mencakup kegiatan

perencanaan, pengawasan, pengusahaan, pemeliharaan, serta

perlindungan sumber daya air secara terpadu dan menyeluruh, dengan

mempertimbangkan potensi sumber daya air yang tersedia, serta kondisi

sosial ekonomi masyarakat setempat.

Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air secara terpadu dan

menyeluruh tersebut, antara lain berupa:

1) Pengembangan daerah irigasi

2) Pengembangan air tanah untuk irigasi

3) Pengembangan sistem drainase

4) Penyediaan air baku untuk rumah tangga dan industri

5) Transportasi air

6) Pembangkitan listrik tenaga air

7) Perikanan dan perlindungan satwa

8) Rekreasi air

9) Pengendalian pencemaran air dan gulma air

10) Pengendalian erosi dan sedimen

11) Pengendalian banjir

12) Pengendalian kekeringan

b. Para pihak yang terkait

Para pihak yang terkait dengan pengelolaan sumber daya air secara

terpadu antara lain:

1) Departemen Pekerjaan Umum, terkait dengan pengelolaan air

permukaan dan air tanah, untuk keperluan irigasi, air domestik, dan

pertanian.

2) Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, terkait dengan

pengelolaan air permukaan dan air tanah untuk keperluan pembangkit

listrik tenaga air.

3) Departemen Kehutanan, terkait dengan pengelolaan air permukaan

dan lahan untuk keperluan pertanian, dan eksploitasi lahan.

Page 24: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 17

4) Departemen Dalam Negeri, termasuk pemerintah provinsi dan

pemerintah kabupaten/kota, terkait dengan pengelolaan air permukaan,

air tanah, dan lahan untuk keperluan irigasi, air domestik, pertanian,

eksploitasi lahan, dan industri.

5) Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, terkait dengan pengeloaan

air permukaan, air tanah, dan lahan untuk keperluan pengelolaan

kualitas air dan pengendalian pencemaran, serta serta kelestarian air

dan lahan.

6) Masyarakat/swasta, terkait dengan dengan pengelolaan air

permukaan, air tanah, dan lahan untuk keperluan irigasi, air domestik,

pertanian, eksploitasi lahan, dan industri.

3. Konsep Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu

a. Kerangka konsepsional

Pengelolaan sumber daya air terpadu memerlukan kerangka konsepsional,

mengingat hal-hal sebagi berikut:

1) Semua pihak menyadari bahwa masalah sumber daya air adalah

kompleks

2) Wilayah sumber daya air dapat berupa bagian dari pengembangan

wilayah baik perkotaan maupun perdesaan, ataupun berupa bagian

dari administrasi pemerintahan

3) Adanya hubungan yang erat antara rencana tata ruang wilayah dengan

master plan pengembangan sumber daya air

4) Batas teknis daerah aliran sungai dan daerah aliran air tanah dapat

sama, tapi pada kondisi tertentu dapat berbeda, demikian pula dengan

batas administrasi pemerintahan

5) Pengelolaan sumber daya ai dapat berupa sistem sumber daya alami

alami dan atau sistem sumber daya airbuatan buatan

6) Sistem sumber daya air dapat dilihat dari bagian infrastruktur keairan

7) Pengelolaan sumber daya air dapat dilihat dari fungsinya, seperti untuk

irigasi, drainase, air baku, dsb

8) Terdapatnya saling ketergantungan dalam pengelolaan sumber daya

air

b. Elemen pengelolaan sumber daya air terpadu

Page 25: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 18

Dengan mempertimbangkan kerangka konspsi pengelolaan sumber daya

air, maka elemen-elemen dalam pengelolaan sumber daya air terpada,

mencakup:

1) Peraturan Perundangan

Peraturan perundangan yang diperlukan dalam penglolaan sumber

daya air terpadu, antara lain menyangkut :

Kebijakan, seperti visi dan misi pengembangan sumber daya air,

kebijakan sumber daya air nasional, dan kebijakan yang terkait

dengan sumber daya air.

Strategi, seperti peraturan tentang sumber daya air, dan peraturan

yang terkait dengan sumber daya air.

Finansial, seperti kebijakan investasi, pengembalian biaya dan

kebijakan denda, penilaian investasi. peran sektor swasta dan

institusi publik.

2) Peran Institusi

Peran institusi yang diperlukan dalam pengelolaan sumber daya air

terpadu, antara lain menyangkut :

Penciptaan kerangka kerja organisasi, seperti organisasi lintas

sektor untuk pengelolaan sumber daya air, dewan air nasional,

organisasi pengelola daerah aliran sungai, badan pengatur daerah

aliran sungai, organisasi penyedia pelayanan, institusi dan

komunitas masyarakat, serta wewenang lokal.

Pengembangan sumber daya manusia, seperti kapasitas dan

kapabilitas pengelolaan sumber daya air, kapasitas dan kapabilitas

pengaturan, serta transfer keahlian dan ketrampilan.

3) Alat-Alat Manajemen, seperti analisis sumber daya air, perancangan

dan perencanaan sumber daya terpadu, pengelolaan kebutuhan

sumber daya air, instrumen perubahan sosial, resolusi konflik,

instrumen pengaturan, instrumen perekonomian, serta pengelolaan

informasi.

4. Sistem Informasi Sumber Daya Air

Informasi sumber daya air meliputi informasi mengenai kondisi hidrologis,

hidrometeorologis, hidrogeologi, kebijakan sumber daya air, prasarana sumber

Page 26: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 19

daya air, teknologi sumber daya air, lingkungan pada sumber daya air dan

sekitarnya, serta kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang terkait dengan

sumber daya air.

Dalam pengelolaan sumber daya air terpadu, diperlukan sistem informasi

sumber daya air, yang antara lain mencakup:

a. Jaringan Informasi SDA

1) Meliputi semua informasi yang terkait dengan pengelolaan sumber

daya air, yang lokasinya tersbar an dikelola oleh berbagai instansi.

2) Dapat diakses oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam bidang

sumber daya air dengan berbagai cara, seperti internet, media cetak

yang diterbitkan secara berkala, surat menyurat, telpon, dan faksimil

dengan prinsip terbuka.

b. Penyelenggaraan Sistem Informasi SDA

1) Diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan

pengelola sumber daya air, sesuai dengan kewenangannya.

2) Semua pihak yang melakukan kegiatan yang terkait dengan sumber

daya air, seperti studi, penelitian, seminar, serta pembangunan

prasarana sumber daya air harus menyampaikan hasil kegiatannya

kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang sumber daya air.

1.2.3 Hak, Kewajiban dan Peran Masyarakat

Dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya air secara terpadu, maka

masyarakat berhak untuk :

a. Memperoleh informasi yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya air

b. Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang dialaminya sebagai

akibat pelaksanaan pengelolaan sumber daya air

c. Memperoleh manfaat atas pengelolaan sumber daya air

d. Menyatakan keberatan atas rencana pengelolaan sumber air yang sudah

diumumkan dalam jangka waktu tertentu sesuai kondisi setempat

e. Mengajukan laporan dan pengaduan kepada pihak yang berwenang atas

kerugian yang menimpa dirinya, yang berkaitan dengan penyelenggaraan

pengelolaan sumber daya air

Page 27: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 20

f. Mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap berbagai masalah sumber

daya air yang merugikan kehidupannya.

Dalam menggunakan hak guna air, masyarakat pemegang hak guna air

berkewajiban untuk memperhatikan kepentingan umum yang diwujudkan melalui

perannya dalam konservasi sumber daya air, serta perlindungan dan pengamanan

prasaran.a sumber daya air. Selain itu masyarakat mempunyai kesempatan yang

sama untuk berperan serta dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya air.

1.3 5 (Lima) Pilar Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu

1.3.1 Konservasi Sumber Daya Air

Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta

keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia

dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk

hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.

Konservasi sumber daya air sebagai salah satu upaya pengelolaan sumber daya

air dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan dan

keberadaan sumber daya air, termasuk daya dukung, daya tampung, dan

fungsinya. Konservasi sumber daya air dapat dilakukan melalui kegiatan

perlindungan dan pelestarian sumber daya air, pengawetan air, pengelolaan

kualitas air, serta pengendalian pencemaran air, dengan mengacu pada pola

pengelolaan sumber daya air pada setiap wilayah sungai, dan dipakai sebagai

acuan dalam perencanaan tata ruang.

Konservasi sumber daya air dilaksanakan pada sungai, danau, waduk, rawa,

cekungn air tanah, sistem irigasi, daerah tangkapan air, kawasan suaka alam,

kawasan pelestarian alam, kawasan hutan dan kawasan pantai.

1.3.2 Pendayagunaan Sumber Daya Air

Pendayagunaan sumber daya air sebagai salah satu upaya pengelolaan sumber

daya air, dilakukan melalui kegiatan penatagunaan, penyediaan, penggunaan,

Page 28: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 21

pengembangan, dan pengusahaan sumber daya air secara optimal agar berhasil

guna dan berdaya guna. Pendayagunaan sumber daya air harus mengacu pada

pola pengelolaan sumber daya air yang ditetapkan pada setiap wilayah sungai.

Pendayagunaan sumber daya air ini dimaksudkan untuk memanfaatkan sumber

daya air secara berkelanjutan dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan

pokok masyarakat secara adil, dengan mempertimbangkan:

a. Mengutamakan pendayagunaan air permukaan, yang berada diluar kawasan

suaka alam/kawasan pelestarian alam.

b. Mengutamakan fungsi sosial dengan prinsip pemanfaat air membayar biaya

jasa pengelolaan sumber daya air.

c. Diselenggarakan secara terpadu dan adil dengan mendorong pola kerjasama

antar sektor, antar kelompok, antar wilayah.

d. Melibatkan peran masyarakat.

1.3.3 Pengendalian Daya Rusak Air

Daya rusak air adalah daya air yang dapat menimbulkan kerusakan dan atau

bencana terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya, yang antara lain berupa

kejadian banjir, erosi tanah dan sedimentasi, tanah longsor, banjir lahar dingin,

tanah amblas, perubahan sifat dan kandungan kimia, biologi dan fisik dalam air,

instrusi air laut, dan perembesan pada tempat yang tidak diinginkan.

Pengendalian daya rusak air dapat dilakukan pada sungai, danau, waduk, rawa,

cekungan air tanah, sistem irigasi, serta air hujan dan air laut yang berada di darat,

diutamakan pada upaya pencegahan melalui perencanaan pengendalian yang

disusun secara terpadu dan menyeluruh, mencakup upaya pencegahan,

penanggulangan, dan pemulihan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan

oleh daya rusak air dalam pola pengelolaan sumber daya air secara keseluruhan.

1.3.4 Pemberdayaan Masyarakat

Pengelolaan sumber daya air juga membutuhkan peran serta masyarakat. Dalam

hal ini, masyarakat harus berperan aktif dalam program-program pemerintah akan

pengelolaan SDA dan menjaga kualitas dan kuantitas sarana dan Prasarana SDA.

Page 29: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 22

Pemerintah dan pemerintah daerah menyelenggarakan pemberdayaan para

pemilik kepentingan dan kelembagaan sumber daya air secara terencana dan

sistematis untuk meningkatkan kinerja pengelolaan sumber daya air.

Pemberdayaan dilaksanakan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan konstruksi,

pengawasan, operasi dan pemeliharaan sumber daya air dengan melibatkan peran

masyarakat.

Kelompok masyarakat atau prakarsa sendiri juga dapat melaksanakan upaya

pemberdayaan untuk kepentingan masing-masing dengan berpedoman pada

tujuan pemberdayaan sumber daya air yang berlaku. Pemberdayaan masyarakat

dapat diselenggarakan dalam bentuk Pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

pengembangan serta pendampingan.

1.3.5 Sistem Informasi Sumber Daya Air

Dalam konteks pengelolaan SDA Terpadu, peranan data dan informasi sangat

sangatlah esensial, dimana data yang berkualitas dan lengkap merupakan aset

pengelolaan SDA yang merupakan komponen terpenting dalam analisis untuk

upaya pengambilan keputusan.

Sistem informasi sumber daya air, merupakan jaringan informasi sumber daya air

yang tersebar dan dikelola oleh berbagai institusi. Jaringan informasi sumber daya

air harus dapat diakses oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam bidang

sumber daya air. Pemerintah dan pemerintah daerah dapat membentuk unit

pelaksana teknis untuk menyelenggarakan kegiatan sistem informasi sumber daya

air. Pemerintah dan pemerintah daerah serta pengelola sumber daya air, sesuai

dengan kewenangannya menyediakan informasi sumber daya air bagi semua pihak

yang berkepentingan dalam bidang sumber daya air.

Dalam pengelolaannya, sumber daya air didukung oleh suatu sistem informasi yang

mampu menyajikan data dan informasi sebagai alat bantu dalam pengambilan

keputusan. Sebagaimana diamanahkan dalam undang-undang. Pemerintah telah

menyediakan sistem informasi sumber daya air bagi semua pihak yang

Page 30: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 23

membutuhkan informasi terkait sumber daya air. Kementerian PUPR telah

membangun berbagai sistem informasi SDA baik sistem yang berbasis standalone

maupun sistem berbasis online. Sistem-sistem tersebut mampu menyajikan

informasi atau data-data terkait SDA. Walaupun tidak secara keseluruhan, SISDA

pada umumnya mampu menyajikan data secara tabular dan juga spasial sehingga

memudahkan kalangan eksekutif dalam membuat kebijakan terkait SDA. Informasi

sumber daya air yang dimaksud berupa informasi mengenai kondisi hidrologis,

hidrometeorologis, hidrogeologis, kebijakan sumber daya air, prasarana sumber

daya air, teknologi sumber daya air, lingkungan pada sumber daya air dan

sekitarnya, serta kegiatan sosial ekonomi budaya masyarakat yang terkait dengan

sumber daya air.

1.4 Rangkuman

Air yang merupakan bagian dari sumber daya alam dan sebagai kesatuan dari

ekosistem lingkungan, secara keseluruhan merupakan sumber kehidupan dan

penghidupan mahluk hidup di bumi ini, karena semua mahluk hidup tersebut

memerlukan air, untuk itu ketersediaan air baik dari segi kuantitas dan kualitasnya

mutlak harus terpenuhi.

Air dan sumber air harus dapat dikelola secara bijaksana dengan

mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya, sehingga

ketersediaan air pada suatu tempat dan waktu yang tepat, harus dapat mencukupi

kebutuhan manusia dan lingkungan secara optimal, tidak berkelebihan dan juga

tidak kekurangan.

Untuk dapat melakukan pengelolaan air dan sumber air atau pengelolaan sumber

daya air secara bijak, maka proses terjadinya air dan sumber air di bumi, baik air

permukaan maupun air tanah, perlu dipahami melalui pendekatan siklus hidrologi.

Dengan pemahaman atas siklus hidrologi tersebut, maka dapat diketahui bahwa

jumlah air di bumi ini relatif tetap dari masa ke masa. Terjadinya fluktuasi yang besar

atas kuantitas sumber daya air di suatu tempat dari waktu ke waktu, pada umumnya

lebih disebabkan oleh perubahan kondisi iklim setempat, kondisi daerah tangkapan

Page 31: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 24

air atau kondisi daerah aliran sungai, serta perlakukan manusia terhadap daerah

tangkapan air tersebut.

Sesuai dengan Undang-undang No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, maka

pengelolaan sumber daya air harus dilakukan secara holistis dan melibatkan

semua pihak yang terkait atau stake holder, melalui pendekatan :

a. Konservasi sumber daya air

b. Pendayagunaan sumber daya air

c. Pengendalian daya rusak air

d. Pemberdayaan masyarakat, serta

e. Sistem informasi sumber daya air

Page 32: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 25

MATERI POKOK 2

KEBIJAKAN DAN PENERAPAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

TERPADU DI INDONESIA

2.1 Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air

Diuraikan dari PERMEN PUPR tentang 7 sektor

PERMEN PUPR No. 04 tahun 2015 tentang kriteria penetapan sungai

PERMEN PUPR No. 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan

Pemeliharaan Sumber Air dan Bangunan Pengairan

PERMEN PUPR No. 07 tahun 2015 tentang Pengamanan Pantai

PERMEN PUPR No. 08 tahun 2015 tentang Sempadan Irigasi

PERMEN PUPR No. 09 tahun 2015 tentang Penggunaan Sumber Air

PERMEN PUPR No. 10 tahun 2015 tentang Rencana Teknis

Pengaturan Tata Air

PERMEN PUPR No. 11/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan

Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut

PERMEN PUPR No. 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan

Pemeliharaan Jaringan Irigasi

PERMEN PUPR No. 13 tahun 2015 tentang Darurat Daya Rusak Air

PERMEN PUPR No. 14 tahun 2015 tentang Kriteria dan Status Irigasi

PERMEN PUPR No. 16/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan

Pemeliharaan Jaringan Irigasi Rawa Lebak

PERMEN PUPR No. 17 tahun 2015 tentang Komisi Irigasi

PERMEN PUPR No. 18/PRT/M/2015 tentang Iuran Eksploitasi dan

Pemeliharaan Bangunan Pengairan

PERMEN PUPR No. 21/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan

Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak

Indikator keberhasilan : setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan

mampu menjelaskan kebijakan dan penerapan pengelolaan sumber daya air

terpadu di Indonesia.

Page 33: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 26

PERMEN PUPR No. 26 tahun 2015 tentang Pengalihan Alur Sungai

PERMEN PUPR No. 27 tahun 2015 tentang Bendungan

PERMEN PUPR No. 28 tahun 2015 tentang Sempadan Sungai Danau

PERMEN PUPR No. 29 tahun 2015 tentang Rawa

PERMEN PUPR No. 30 tahun 2015 tentang Pengembangan

Pengelolaan Sistem Irigasi

PERPRES No. 40 tahun 2015 tentang Air Bersih dan Pajak

PERMEN PUPR No. 01/PRT/M/2016 tentang Tata Cara Perizinan

Pengusahaan Sumber Daya Air dan Penggunaan Sumber Daya Air

PERMEN PUPR No. 12/PRT/M/2016 tentang Kriteria Tipologi Unit

Pelaksana Teknis Pengelola Sumber Daya Air Wilayah Sungai Di

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Dan

Perumahan Rakyat

2.2 Penerapan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu di Indonesia

Pola PSDA dan rencana PSDA terpadu disusun berdasarkan wilayah sungai. Dari

ketentuan yang tercantum di dalam beberapa produk peraturan perundangan di

Indonesia, wilayah sungau (WS) didenfinisikan sebagai kesatuan wilayah

pengelolaan SDA yang terbentuk dari satu atau lebih DAS, dan/ atau pulau-pulau

kecil. DAS didefinisikan sebagai suatu wilayah daratan yang merupakan satu

kesatuan dengan sungai anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,

menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke

laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografisdan batas di

laut sampai dengan daerah perairanyang masih terpengaruh aktivitas daratan.

Sedangkan pulau kecil didefinisikan sebagai pulau yang luasnya kurang dari atau

sama dengan 2.000 km². (UU No. 7/2004, PP No. 42/2008, Permen PUPR No.

04/PRT/M/2015).

Berdasarkan definisi tersebut diatas, dapat dimaknai bahwa sebuah wilayah

sungai dapat terdiri atas satu DAS (river basin), atau dapat pula terdiri dari

gabungan beberapa DAS dan pulau pulau kecil yang terdekat. Definisi wilayah

sungai ini ternyata mirip dengan definisi ‘river basin district’ sebagaimana diatur di

dalam dokumen “The EU Water Framework Directive” yang ditetapkan pada tahun

2000. Dokumen itu menyatakan bahwa kesatuan wilayah pengelolaan SDA di Uni

Eropa disebut sebagai River Basin Districts (RBD), yang didefinisikan sebagai: “the

areas of land and sea identified as the main management unit. These regions can

include one or more neighbouring river basins together with their associated

Page 34: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 27

groundwater bodies and coastal waters”. River Basin merupakan padanan istilah

DAS yang dikenal di Indonesia.

Sebagai pelengkap informasi, gambar berikut merupakan salah satu sampel

peta pembagian wilayah sungai atau River Basin District (RBD) di England, Wales,

Scotland, Northern Ireland, and The Republik of Ireland yang ditetapkan

berdasarkan The EU Water Framework Directive. Dalam peta itu nampak adanya

pulau pulau kecil yang tergabung dalam satu RBD dengan DAS yang ada di pulau

yang lebih benar. Selain itu batas suatu RBD pun terlihat tidak hanya terhenti pada

garis pantai melainkan juga termasuk wilayah perairan laut yang masih terpengaruh

aktivitas daratan.

Batas WS tidaklah selalu klop dengan batas wilayah administratif

pemerintahan, karena kriteria penetapan kedua batas wilayah itu memang berbeda.

Batas wilayah sungai ditentukan berdasarkan batas wilayah hidrografis alami aliran

air yaitu DAS, sedangkan batas wilayah administratif pemerintahan ditentukan

berdasarkan batas wilayah historis legalistik dan politik. Karena perbedaan batas

tersebut, WS di Indonesia dapat dipilah menjadi lima kategori berdasarkan

posisinya terhadap wilayah administratif pemerintahan, yaitu:

1) WS di dalam satu kabupaten,

2) WS di dalam satu provinsi atau lintas kabupaten/kota,

3) WS lintas provinsi, dan

4) WS lintas negara

5) WS Strategis Nasional.

Yang dimaksud dengan WS Strategis Nasional adalah WS dalam satu

kabupaten atau WS di dalam satu provinsi yang potensi SDA dan wilayahnya

memiliki nilai penting atau strategis ditinjau dari segi kepentingan nasional.

Pengkategorian WS ini akan menjadi kriteria dasar dalam menentukan siapa

atau pemerintah pada tingkatan apa yang akan berwenang dan bertanggung jawab

dalam pengelolaan SDA yang ada disitu. Apakah Pemerintah (pusat), pemerintah

provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Lingkup wewenang dan tanggung jawab

pengelolaan SDA ini termasuk juga Operasi dan Pemeliharaan (OP) SDA.

Menurut Lampiran Huruf C UU No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah, ketentuan mengenai pembagian wewenang dan tanggung ini diatur

sebagaimana tersebut pada table 2.1.

Page 35: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 28

Tabel 2.1. Status WS dan pembagian urusan pengelolaan SDA

No Kategori Wilayah Sungai (WS) Pihak yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

pengelolaan SDA

1 WS di dalam satu wilayah Kabupaten/Kota Pemerintah Kabupaten/Kota

2 WS lintas wilayah kabupaten/kota Pemerintah Provinsi

3 WS lintas wilayah Provinsi Pemerintah Pusat

4 WS lintas wilayah Negara Pemerintah Pusat

5 WS Strategis Nasional. Pemerintah Pusat

Kedudukan WS di dalam setiap kelompok ini bersifat dinamis. Dalam

perjalanan waktu suatu WS dapat mengalami perubahan kategori sesuai dengan

dinamika perubahan besar yang terjadi, misalnya karena adanya:

Pemekaran wilayah administrasi pemerintah, sehingga WS yang semula

terletak di dalam satu wilayah provinsi atau satu kabupaten atau kota akan

berubah menjadi WS lintas wilayah provinsi atau lintas kabupaten atau kota;

Dinamika pertumbuhan daerah atau perkembangan keadaan demografi,

keadaan sosial dan perekonomian daerah, sehingga WS yang semula tidak

strategis nasional ternyata kemudian memenuhi kriteria WS strategis

nasional; atau

Perubahan keanggotaan DAS di dalam suatu WS karena sebab teknis,

misalnya ada suatu DAS yang kemudian terhubung dengan DAS lain

misalnya karena ada jaringan infrastruktur yang membuat kedua DAS itu

menjadi terhubung.

Hingga kini pengelompokan WS di Indonesia telah mengalami 4 kali

perubahan sebagaimana tersebut di dalam tabel berikut:

Tabel 2.2. Dinamika Penetapan Wilayah Sungai di Indonesia

No Dasar Penetapan Status WS Jumlah WS

1 Permen PU No. 39 Tahun 1989

15 WS Lintas Provinsi

73 WS Lintas Kabupaten/Kota

2 WS dikelola BUMN

90 WS

2 Peraturan Menteri PU No. 11A /PRT /M /2006 tanggal

26 Juni 2006

5 WS Lintas Negara

27 WS Lintas Provinsi

37 WS Strategis Nasional

51 WS Lintas Kabupaten/Kota

13 WS Dalam Kabupaten/Kota

133 WS

3 Keputusan Presiden RI No. 12 Tahun 2012

5 WS Lintas Negara

29 WS Lintas Provinsi

29 WS Strategis Nasional

131 WS

Page 36: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 29

53 WS Lintas Kabupaten/Kota

15 WS Lintas Kabupaten/Kota 4 Peraturan Menteri PUPR

No.04 /PRT /M /2015 Tentang Kriteria dan

Penetapan Wilayah Sungai

5 WS Lintas Negara

31 WS Lintas Provinsi

28 WS Strategis Nasional

52 WS Lintas Kabupaten/Kota

12 WS Lintas Kabupaten/Kota

128 WS

Penetapan WS memiliki implikasi dan konsekwensi social, finansial dan politik bagi

pemerintah pada semua tingkatan baik kabupaten/kota dan provinsi maupun

nasional. Karena itu proses penetapannya perlu dilakukan dengan pertimbangan

secermat mungkin serta ditelaah segala konsekwensinya sebelum ditetapkan.

Pembahasan mengenai pembagian WS dilakukan secara demokratis melalui

serangkaian pertemuan berjenjang antar pihak yang berkepentingan di tingkat

pemerintah kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Pembentukan Wilayah Sungai

ditentukan berdasarkan pada tiga pertimbangan dan kriteria sebagaimana tersebut

di dalam tabel berikut:

Tabel 2.3. Pertimbangan dan Kriteria Pembentukan Wilayah Sungai

No Pertimbangan Kriteria

1 Efektivitas pengelolaan SDA Mampu memenuhi kebutuhan konservasi SDA dan pendayagunaan SDA;dan/atau

Terhubung oleh prasarana SDA lintas DAS, atau

Terhubung oleh CAT 2 Efisiensi pengelolaan SDA Rentang kendali pengelolaan SDA;dan

3 Keseimbangan pengelolaan SDA pada DAS basah dan DAS kering

Hak setiap orang untuk mendapatkan air guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif dapat tercukupi.

Proses pembentukan WS yang ideal dilakukan dengan pendekatan bottom up – top

down yang dimulai dari pembahasan dan penyampaian usulan mengenai batas WS

dari pemerintah kabupaten/kota. Namun rupanya pendekatan bottom up pada

umumnya terkendala oleh keterbatasan sumber daya pengkajian yang tersedia di

tingkat kabupaten/kota. Yang terjadi akhirnya usulan yang ditunggu dari pemerintah

kabupaten/kota itu tidak semuanya siap memenuhi batas waktu yang ditentukan,

sehingga keterlambatan penyampaian usulan ini akan sangat mengganggu.

Dengan pengalaman seperti itu, tatacara penetapan WS di Indonesia ditempuh

melalui pendekatan top down – bottom up dengan tetap membuka kesempatan

konsultasi/komunikasi dua arah antara pusat dan daerah.

Page 37: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 30

Usulan penetapan suatu WS harus dilandasi kajian akademis yang

melibatkan beberapa disiplin ilmu. Disiplin ilmu dimaksud sekurang kurangnya

mencakup sosiologi, ekonomi, ekologi, hidrologi dan keairan, geologi, tata ruang

wilayah, serta administrasi pemerintahan. Kajian akademis itu, antara lain meliputi:

a. Kajian terhadap Data dan Peta DAS pada semua pulau

b. Kajian terhadap Data dan Peta Cekungan Air Tanah pada semua pulau

c. Kajian mengenai kondisi hidrologi dan hidrogeologi pada semua pulau

d. Kajian mengenai dinamika demografi pada setiap DAS dan wilayah administratif

e. Kajian mengenai dinamika pemanfaatan ruang pada setiap DAS

f. Kajian mengenai dinamika ketersediaan air dan pemanfaatan air atau analisis

water balance pada setiap DAS

g. Identifikasi ketersediaan sarana dan prasarana pengelolaan SDA antar DAS

Setiap DAS yang diamati kemudian dilakukan pengujian mengenai :

a. Kecukupan SDA dalam memnuhi hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi

dirinya agar dapat hidup sehat dan produktif;

b. Efektifitas pengelolaan SDA di dalam DAS; dan/atau

c. Efisiensi pengelolaan SDA

Pengujian sebagaimana dimaksud pada huruf a, bertujuan untuk mengetahui

potensi air di dalam suatu DAS memiliki kemampuan untuk mencukupi semua jenis

kebutuhan air di wilayahnya sendiri, ataukah dia harus digabungkan pengelolaan

airnya dengan DAS lain yang berada didekatnya.

Pengujian sebagaimana dimaksud pada huruf b, bertujuan untuk mengetahui

pengelolaan SDA di DAS akan efektif memenuhi tujuan pendayagunaan SDA dan

pengendalian daya air;dan/atau telah tersedia prasarana SDA yang

menghubungkan DAS itu dengan DAS lain.

Pengujian sebagaimana dimaksud pada huruf c, bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana efisiensi pengelolaan suatu rancangan WS ditinjau dari cakupan luas

wilayahnya dengan kemampuan rentang kendali pengelolaan SDA-nya.

Page 38: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 31

Kajian tersebut menghasilkan peta rancangan pembagian WS di seluruh

wilayah Negara Republik Indonesia berikut batas batasnya.

Peta dimaksud kemudian digelar (dioverlay) diatas peta batas wilayah administratif

pemerintahan dengan maksud untuk mengidentifikasi posisi/letak kedudukannya

terhadap batas wilayah administrasi pemerintahan. Analisis tumpuk peta itu

menghasilkan informasi mengenai letak kedudukan tiap tiap WS terhadap wilayah

administrasi pemerintahan, yang dikategorikan sebagai berikut:

a. WS di dalam satu wilayah Kabupaten/Kota

b. Batas WS lintas wilayah Kabupaten/Kota

c. WS lintas wilayah Provinsi, dan

d. WS lintas wilayah Negara.

WS yang termasuk dalam kategori sebagaimana huruf a dan huruf b,

kemudian diuji lagi apakah diantara WS tersebut ada yang memenuhi syarat untuk

dinyatakan sebagai WS Strategis Nasional atau tidak. Pengujian dilakukan

berdasarkan 4 (empat) parameter sebagaimana diatur dalam ketentuan yang

tercantum di dalam pasal 11 PP No. 42/2008, yaitu:

a. Ukuran dan besarnya potensi SDA pada WS;

b. Banyaknya sektor dan jumlah penduduk di dalam WS;

c. Potensi dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi terhadap pembangunan

nasional; dan

d. Potensi dampak negatif akibat daya rusak air terhadap pertumbuhan ekonomi.

Keempat parameter tersebut bersifat akumulatif (bukan bersifat alternatif)

dalam arti harus terpenuhi semuanya. Setiap parameter dinilai berdasarkan kriteria

sebagaimana tersebut di dalam tabel berikut :

Page 39: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 32

Tabel 2.4. Kriteria Penilaian WS Strategis Nasional

No Parameter Kriteria Penilaian

1 Ukuran dan

besarnya potensi

SDA pada WS

Lebih besar atau sama dengan 20% dari potensi SDA

pada provinsi.

2 Banyaknya

sektor dan

jumlah penduduk

di dalam WS

Paling sedikit terkait dengan 16 sektor; dan

Paling sedikit 30% dari jumlah penduduk pada

provinsi.

3 Besarnya

dampak sosial,

lingkungan, dan

ekonomi

terhadap

pembangunan

nasional

Sosial:

a. Paling sedikit 30% dari seluruh tenaga kerja pada

tingkat provinsi terpengaruh oleh SDA, atau

b. Terdapat pulau kecil atau gugusan pulau kecil

yang berbatasan dengan wilayah negara lain.

Lingkungan:

a. Terdapat keanekaragaman hayati yang spesifik

dan langka pada sumber air yang perlu dilindungi

menurut konvensi internasional,

b. Rasio debit air maksimum dan debit minimum rata-

rata tahunan pada sungai utama melebihi 75, atau

c. Kebutuhan air dan ketersediaan air andalan setiap

tahun pada wilayah sungai yang bersangkutan

melampaui angka 1,5

Ekonomi:

a. Terdapat paling sedikit ada 1 daerah irigasi yang

luasnya lebih besar atau sama dengan 10.000 ha;

b. Paling sedikit ada 20% industri di provinsi yang

produktivitasnya tergantung pada SDA; atau

c. Terdapat PLTA yang produksi listriknya terhubung

dengan jaringan listrik lintas provinsi dan/atau

terhubung kedalam jaringan transmisi nasional.

Page 40: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 33

4 Potensi dampak

negatif akibat

daya rusak air

terhadap

pertumbuhan

ekonomi

Menimbulkan kerugian ekonomi paling sedikit 1% dari

produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tingkat

provinsi.

Page 41: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 34

MATERI POKOK 3

KETERPADUAN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TERPADU

3.1 Keterpaduan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu

Penjelasan Umum UU No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

menyatakan bahwa pasal 1 Undang Undang Dasar (UUD) 1945 menyatakan bahwa

Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republic. Konsekuensi

logis sebagai negara kesatuan adalah dibentuk pemerintah Negara Indonesia

sebagai pemerintah nasional sebagai langkah pertama, dan kemudian pemerintah

nasional tersebut membentuk Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan. Kemudian pasal 18 ayat (2) dan ayat (5) UUD 1945 menyatakan bahwa

Pemerintah Daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan

Pemerintahan menurut Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan dan diberikan

otonomi yang seluas-luasnya.

Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada Daerah dilaksanakan

berdasarkan prinsip negara kesatuan. Dalam negara kesatuan, kedaulatan hanya

ada pada pemerintahan negara atau pemerintahan nasional dan tidak ada

kedaulatan pada Daerah. Oleh karena itu, seluas apapun otonomi yang diberikan

kepada Daerah, tanggung jawab akhir penyelenggaraan Pemerintah Daerah akan

tetap ada ditangan Pemerintah Pusat. Untuk itu Pemerintahan Daerah pada negara

kesatuan merupakan satu kesatuan dengan Pemerintahan Nasional.

Sejalan dengan itu, kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan oleh Daerah

merupakan bagian integral dari kebijakan nasional. Pembedanya adalah terletak

pada bagaimana memanfaatkan kearifan, potensi, inovasi, daya saing, dan

kreatifitas Daerah untuk mencapai tujuan nasional tersebut di tingkat lokal yang

pada gilirannya akan mendukung pencapaian tujuan nasional secara keseluruhan.

Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada Daerah diarahkan untuk

mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat.

Indikator keberhasilan : setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan

mampu menjelaskan keterpaduan dalam pengelolaan sumber daya air terpadu.

Page 42: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 35

Agar pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang diserahkan ke Daerah

berjalan sesuai dengan kebijakan nasional maka Presiden berkewajiban untuk

melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah. Presiden sebagai pemegang kekuasaaan pemerintahan dibantu oleh

menteri negara dan setiap menteri bertanggung jawab atas urusan pemerintahan

tertentu dalam pemerintahan. Sebagian urusan pemerintahan yang menjadi

tanggung jawab menteri tersebut yang sesungguhnya diotonomikan ke Daerah.

Konsekuensi menteri sebagai pembantu Presiden adalah kewajiban menteri

atas nama Presiden untuk melakukan pembinaan dan pengawasan agar

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berjalan sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan. Agar tercipta sinergi antara Pemerintah Pusat dan Daerah,

kementerian/Lembaga pemerintah nonkementerian berkewajiban membuat norma,

standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) untuk dijadikan pedoman bagi Daerah dalam

menyelenggarakan Urusan Pemerintahan yang diserahkan ke Daerah dan menjadi

pedoman bagi kementerian/Lembaga pemerintah nonkementerian untuk

melakukan pembinaan dan pengawasan.

Presiden melimpahkan kewenangan kepada Menteri sebagai koordinator

pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh kementerian/lembaga

pemerintah nonkementerian terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Kementerian/lembaga pemerintahan nonkementerian melakukan pembinaan dan

pengawasan yang bersifat teknis. Mekanisme tersebut diharapkan mampu

menciptakan harmonisasi antar kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian

dalam melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintah

Daerah secara keseluruhan.

Sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945, terdapat Urusan Pemerintahan

yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat yang dikenal dengan

istilah urusan pemerintahan absolut dan ada urusan pemerintahan konkuren.

Urusan pemerintahan konkuren terdiri dari atas Urusan Pemerintahan Wajib dan

Urusan Pemerintahan Pilihan yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Daerah

provinsi, dan Daerah kabupaten/kota. Urusan Pemerintahan Wajib dibagi dalam

Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar dan Urusan

Pemerintahan Wajib yang tidak terkait Pelayanan Dasar. Untuk Urusan

Pemerintahan Wajib dibagi dalam Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait

Pelayanan Dasar ditentukan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk menjamin

hak-hak konstitusional masyarakat.

Pasal 12 ayat (1) UU No.23/2014 menyatakan bahwa Urusan Pemerintahan

Wajib yang terkait Pelayanan Dasar, meliputi:

a. Pendidikan;

b. Kesehatan;

c. Pekerjaan umum dan penataan ruang;

Page 43: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 36

d. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman;

e. Ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat; dan

f. Sosial

Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Daerah provinsi dengan

Daerah kabupaten/kota walaupun sama Urusan Pemerintahannya, tetapi

perbedaannya akan nampak dari skala atau ruang lingkup Urusan Pemerintahan

tersebut. Walaupun Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota mempunyai

Urusan Pemerintahan masing-masing yang sifatnya tidak hierarki, namun tetap

akan terdapat hubungan antara Pemerintah Pusat, Daerah provinsi dan Daerah

kabupaten/kota dalam pelaksanaanya dengan mengacu pada NSPK yang dibuat

oleh Pemerintah Pusat. Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara

Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi serta Daerah kabupaten/kota, didasarkan

pada prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan eksternalitas, serta kepentingan strategis

nasional. (Ps 13 ayat 1 UU 23/2014)

Mengingat kondisi geografis wilayah RI yang sangat luas, maka untuk

efektifitas dan efisiensi pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan Urusan

Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota, Presiden

sebagai penanggung jawab akhir pemerintahan secara keseluruhan melimpahkan

kewenangannya kepada gubernur untuk bertindak atas nama Pemerintah Pusat

untuk melakukan pembinaan dan pengawasan kepada Daerah kabupaten/kota

agar melaksanakan otonominya dalam koridor NSPK yang ditetapkan oleh

Pemerintah Pusat. Untuk efektifitas pelaksanaan tugasnya selaku Wakil

Pemerintah Pusat, gubernur dibantu oleh perangkat gubernur sebagai Wakil

Pemerintah Pusat. Karena perannya sebagai Wakil Pemerintah Pusat maka

hubungan gubernur dengan Pemerintah Daerah kabupaten/kota bersifat hierarkis.

(Penjelasan Umum UU 23/2014).

Sinergi Urusan Pemerintahan di bidang pengelolaan SDA akan melahirkan

sinergi kelembagaan antara Pemerintah Pusat dan Daerah karena setiap

kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian akan tahu siapa pemangku

kepentingan (stakeholder) dari kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian

tersebut di tingkat provinsi dan kabupaten/kota secara nasional. Sinergi Urusan

Pemerintahan dan kelembagaan tersebut akan menciptakan sinergi dalam

pengelolaan SDA antara kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian

dengan Daerah untuk mencapai target nasional. Manfaat lanjutannya adalah akan

tercipta penyaluran bantuan yang terarah dari kementerian/lembaga pemerintah

nonkementerian terhada Daerah-Daerah yang menjadi stakeholder utamanya untuk

akselerasi realisasi target nasional.

Selanjutnya, ketentuan sebagaimana tersebut di dalam pasal 13 ayat (2) UU

23/2014 dinyatakan bahwa Kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi

kewenangan Pemerintah Pusat adalah meliputi:

Page 44: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 37

a. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah provinsi atau lintas

negara;

b. Urusan Pemerintahan yang penggunaannya lintas Daerah provinsi atau

lintas negara;

c. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah

provinsi atau lintas negara;

d. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien

apabila dilakukan oleh Pemerintah Pusat; dan/atau

e. Urusan Pemerintahan yang perannya strategis bagi kepentingan nasional.

Sejalan dengan ketentuan tersebut diatas, dalam lempira huruf C UU

No.23/2014 dinyatakan bahwa Pengelolaan SDA yang terletak pada:

WS lintas negara, lintas provinsi, dan WS Strategis Nasional menjadi tanggung

jawab dan wewenang Pemerintah (pusat),

WS lintas kabupaten/kota menjadi tanggung jawab dan wewenang pemerintah

provinsi, dan Pengelolaan SDA

WS dalam satu kabupaten/kota menjadi tanggung jawab dan wewenang

pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan.

Pembagian wewenang dan tanggung jawab pengelolaan SDA sebagaimana

telah diatur di dalam UU No.23/2014 itu harus dilaksanakan secara konsekwen dan

konsisten, dalam arti bahwa kewenangan pengelolaan SDA yang sudah ditentukan

sebagai tanggung jawab Pemerintah Pusat tidak dapat dipecah pecah lagi menurut

orde sungai. Misalnya, hanya karena pertimbangan pragmatis atau karena ada

ketidakmampuan menangani, tiba tiba muncul gagasan atau pikiran untuk

melepaskan sebagian urusan pengelolaan SDA pada WS. Urusan pengelolaan

SDA yang semula menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Pusat ingin

dipecah lagi dengan skema bahwa Pemerintah Pusat hanya bertanggung jawab

mengelola sungai induk saja, sedangkan pengelolaan anak anak sungai yang kecil

menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah yang bersangkutan tanpa

memperhitungkan konsekwensi pengoperasian air yang akan dipenggal penggal

itu, dan belum tentu pula mempertimbangkan implikasinya terhadap Daerah yang

tiba tiba akan menerima penyerahan tanggung jawab. Apapun alasannya, bahwa

gagasan atau pikiran semacam itu seharusnya perlu dicegah, karena hal itu justru

merupakan bentuk pengabaian atau pengingkaran terhadap tujuan esensial

pembentukan dan penetapan WS.

Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan SDA, Kementerian Pekerjaan

Umum pada akhir tahun 2005 membentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT)

pengelolaan SDA pada setiap WS yang ada dalam lingkup tanggung jawabnya.

UPT ini diberi nama Balai Besar Pengelolaan WS (BBWS) dan Balai Wilayah

Sungai (BWS).

Page 45: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 38

Sebagai organ kepanjangan tangan Pemerintah (Pusat), BBWS dan BWS

bertugas melaksanakan pengelolaan SDA di WS. Tugas dimaksud meliputi

perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan dalam rangka

konservasi, dan pendayagunaan SDA dan pengendalian daya rusak air pada

sungai, pantai, bendungan, danau, situ, embung, dan sumber air lainnya, irigasi,

tambak, air tanah, dan air baku serta pengelolaan drainase utama perkotaan.

Wilayah kerja dan tanggung jawab BBWS dan BWS lebih dominan di area JSA dan

sebagian area JPA.

Begitu pula sebagian pemerintah provinsi malah ada yang lebih dulu

membentuk UPTD dengan nama Balai Pengelolaan SDA (BPSDA) pada WS yang

menjadi kewenangan provinsi. Wilayah kerja dan tanggung jawab BPSDA lebih

dominan di area JSA (Jaringan Sumber Air) dan sebagian area JPA (Jaringan

Pemanfaatan Air khususnya jaringan irigasi).

Sedangkan pengelolaan SDA pada WS yang menjadi wewenang pemerintah

kabupaten/kota, dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengelolaan SDA di wilayah

kabupaten/kota yang bersangkutan.

Di lingkungan kementerian lain pun juga dibentuk UPT untuk melaksanakan

urusan pemerintahan yang menjadi wewenang dan tanggung jawab

kementerian/lembaga non-kementerian. Misalnya di Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan terdapat UPT yang diberi nama Balai Pengelolaan DAS

(BPDAS) dan sekarang menjadi Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung

(BPDASHL). BPDASHL bertugas melaksanakan penyusunan rencana,

pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi tanah dan air,

pengembangan kelembagaan, pengendalian kerusakan perairan darat, dan

evaluasi pengelolaan DAS dan hutan lindung. Wilayah kerja dan tanggung jawab

BPDASHL lebih dominan di area DTA (Daerah Tangkapan Air).

Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Pemerintah

Pusat diselenggarakan:

a. Sendiri oleh Pemerintah Pusat;

b. Dengan cara melimpahkan sebagian urusan pengelolaan SDA kepada

gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat atau kepada Instansi Vertikal yang

ada di Daerah berdasarkan asas Dekonsentrasi; atau

c. Dengan cara menugasi Daerah berdasarkan asas Tugas Pembantuan. (Pasal

19 ayat (1) UU 23/2014)

Tata laksana penugasan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah

berdasarkan asas Tugas Pembantuan sebagaimana dimaksud pada huruf c

ditetapkan dengan peraturan menteri/kepala lembaga pemerintah non-kemeterian.

(Pasal 19 ayat (4) UU 23/2014).

Page 46: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 39

Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Daerah provinsi

diselenggarakan :

a. Sendiri oleh Darerah provinsi;

b. Dengan cara menugasi Daerah kabupaten/kota berdasarkan asas Tugas

Pembantuan; atau

c. Dengan cara menugasi Desa. (Pasal 20 ayat (1) UU 23/2014)

Penugasan oleh Daerah provinsi kepada Daerah kabupaten/kota

berdasarkan asas Tugas Pembantuan sebagaimana dimaksud pada huruf b, dan

kepada Desa sebagaimana dimaksud pada huruf c ditetapkan dengan peraturan

gubernur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Pasal 20 ayat

(2) UU 23/2014).

Urusan Pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Daerah

kabupaten/kota diselenggarakan sendiri oleh Daerah kabupaten/kota atau dapat

ditugaskan sebagian pelaksanaannya kepada Desa. (Pasal 20 ayat (3) UU 23/2014.

Penugasan oleh Daerah kabupaten/kota kepada Desa sebagaimana

dimaksud pada huruf c ditetapkan dengan peraturan bupati/wali kota sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. (Pasal 20 ayat (4) UU 23/2014.

Yang dimaksud dengan Tugas Pembantuan adalah penugasan dari

Pemerintah Pusat kepada daerah otonom untuk melaksanakan sebagian Urusan

Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah

Daerah provinsi kepada Daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian

Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi. (Pasal 1 angka

11 UU 23/2014).

Yang dimaksud dengan Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan

Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur

sebagai wakil Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu,

dan/atau kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai penanggung jawab urusan

pemerintahan umum. Anggaran untuk melaksanakan Tugas Pembantuan

disediakan oleh yang menugasi. (Pasal 22 ayat (3) UU 23/2014)

Untuk mencapai kinerja pengelolaan SDA yang lebih optimal, perlu

dipertimbangkan bahwa pelaksanaan sebagian urusan pengelolaan SDA yang

menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Pusat dapat ditugaskan

kepada pemerintah Daerah provinsi atau kabupaten/kota berdasarkan pelaksanaan

asas tugas pembantuan sesuai dengan ketentuan UU 23/2014. Anggaran untuk

melaksanakan Tugas Pembantuan disediakan oleh yang menugasi. (Pasal 22 ayat

3 UU 23/2014).

Page 47: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 40

Sedangkan pelaksanaan sebagian urusan pengelolaan SDA yang bersifat

rutin atau menerus dapat dilimpahkan oleh Pemerintah Pusat kepada gubernur atau

instansi vertikal (UPT Pusat) berdasarkan pelaksanaan asas dekonsentrasi sesuai

dengan ketentuan UU 23/2014. Penugasan dan pelimpahan sebagian urusan

pengelolaan SDA harus dipertimbangkan atas dasar kemampuan dan kesiapan

pihak penerima tugas dan penerima pelimpahan.

Penugasan dan pelimpahan sebagian urusan pengelolaan SDA dari

Pemerintah Pusat kepada Daerah, selain akan lebih mendekatkan pelayanan

kepada masyarakat, dimaksudkan juga untuk membangun jalinan hubungan yang

lebih harmonis antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah provinsi dan

pemerintah Daerah kabupaten/kota. Dengan mempertimbangkan keterbatasan

kemampuan dan sumber daya aparatur desa, barangkali pemerintahan desa dapat

dipertimbangkan untuk diberikan penugasan melaksanakan sebagian urusan

pengelolaan SDA tertentu sesuai dengan kapasitasnya, misalnya pemberdayaan

masyarakat dan pelaksanaan sebagian pemeliharaan rutin prasarana dan sarana

SDA.

Gambaran mengenai garis besar letak sebagian urusan pengelolaan SDA

yang memungkinkan untuk ditugaskan (melalui tugas pembantuan) kepada

pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah kabupaten/kota, atau

dilimpahkan (melalui asas dekonsentrasi) kepada gubernur.

Penyelenggaraan urusan pengelolaan SDA yang menjadi wewenang dan

tanggung jawab Pusat yang pelaksanaannya tidak boleh ditugaskan (tugas

pembantuan) kepada Pemerintah Daerah Provinsi atau Pemerintah Daerah

kabupaten/kota atau dilimpahkan kepada Gubernur (asas dekonsentrasi), misalnya:

1. Pengelolaan sumber air (sungai, danau, rawa) pada DAS lintas provinsi, lintas

negara, atau sumber air yang menjadi batas provinsi atau negara.

2. Pengelolaan jaringan irigasdi primer dan sekunder pada DI lintas provinsi, lintas

negara, atau yang menjadi batas provinsi atau negara.

3. Pembangunan dan pengelolaan prasarana SDA lintas provinsi atau prasarana

SDA yang manfaatnya lintas provinsi.

4. Pembangunan dan pengelolaan prasarana SDA yang terkait dengan

kepentingan nasional (sumber air pada DAS utama)

5. Penanggulangan dan pemulihan akibat BENCANA NASIONAL (yang terkait

dengan daya rusak air).

Dalam hal Pemerintah Daerah provinsi atau Pemerintah Daerah

kabupaten/kota tidak melaksanakan sebagian urusan pengelolaan SDA yang

menjadi kewenangannya sehingga berpotensi membahayakan kepentingan umum

atau karena adanya sengketa antar daerah, pemerintah diatasnya wajib mengambil

alih untuk sementara waktu melalui Satuan Tugas Bantuan Teknis yang dibentuk

guna mencegah terjadi kesenjangan pelayanan kepada masyarakat.

Page 48: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 41

PENUTUP

A. Simpulan

Sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan

manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam

segala bidang. Adanya ketidakseimbangan antara ketersediaan air dengan

kebutuhan air maka sumber daya air wajib dikelola dengan memperhatikan fungsi

sosial, lingkungan hidup dan ekonomi secara selaras.

Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan,

memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air,

pendayagunaan sumber daya ai, pengendalian daya rusak air, pemberdayaan

masyarakat dan sistem informasi sumber daya air. Pengelolaan sumber daya air

perlu diarahkan untuk mewujudkan sinergi dan keterpaduan yang harmonis

antarwilayah, antarsektor dan antargenerasi.

Berdasarkan pemaparan di atas, pengelolaan SDA terpadu yang diberikan kepada

CPNS Angkatan 2017 khususnya dalam pelaksanaan Pelatihan Orientasi Terpadu

dengan tujuan untuk pemberian wawasan dan pengetahuan dasar sehingga

diharapkan CPNS yang bersangkutan mengetahui dan mengetahui pengelolaan

SDA terpadu dalam melaksanakan pekerjaan pada sektor-sektor sumber daya air.

B. Tindak Lanjut

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta diharapkan mengikuti kelas lanjutan

untuk dapat memahami detail orientasi terpadu dalam tata kelola dan ruang lingkup

bidang sumber daya air dan ketentuan pendukung terkait lainnya, sehingga memiliki

pemahaman yang komprehensif mengenai pelatihan yang dilaksanakan.

Selain itu, diharapkan Narasumber/Fasilitator bersama-sama dengan Peserta

dan/atau secara sendiri membuat rangkuman atau simpulan dari pembelajaran,

melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan

secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan

hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk

Page 49: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 42

pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan diskusi dan/atau memberikan

tugas baik individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar Peserta.

Diharapkan setelah memperoleh pembelajaran dari modul ini Peserta dapat

melakukan pengayaan dengan materi yang berkaitan dengan pengelolaan SDA

terpadu dan juga perlu dipelajari tentang pengelolaan sumber daya air yang

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan perkembangan

teknologi saat ini.

Page 50: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 43

EVALUASI FORMATIF

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan diakhir pembahasan modul

pengelolaan SDA terpadu pada Pelatihan Orientasi Terpadu. Evaluasi ini

dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta pelatihan

terhadap materi yang disampaikan dalam modul.

A. Soal

Anda diminta untuk memilih salah satu jawaban yang benar dari petanyaan-

pertanyaan di bawah ini!

1. …..

a.

b.

c.

d.

e.

2. …..

a.

b.

c.

d.

e.

3. …..

a.

b.

c.

d.

e.

4. ….

a.

b.

c.

d.

Page 51: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 44

e.

5. …..

a.

b.

c.

d.

e.

B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta pelatihan terhadap materi yang di

paparkan dalam materi pokok, gunakan rumus berikut :

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 =Jumlah Jawaban Yang Benar

Jumlah Soal × 100 %

Arti tingkat penguasaan :

90 - 100 % : baik sekali

80 - 89 % : baik

70 - 79 % : cukup

< 70 % : kurang

Diharapkan dengan materi yang diberikan dalam modul ini, peserta dapat

mengetahui dan memahami pengelolaan SDA terpadu. Proses berbagi dan diskusi

dalam kelas dapat menjadi pengayaan akan materi pengelolaan SDA terpadu.

Untuk memperdalam pemahaman terkait materi pengelolaan SDA terpadu,

diperlukan pengamatan pada beberapa modul-modul mata pelatihan terkait atau

pada modul-modul yang pernah Anda dapatkan serta melihat variasi-variasi modul-

modul yang ada pada media internet. Sehingga terbentuklah pemahaman yang utuh

akan materi-materi yang disampaikan dalam Pelatihan Orientasi Terpadu.

Page 52: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi

DAFTAR PUSTAKA

BIE, CD. Soemarto. (1997). Hidrologi Teknik. Malang : Pusat Pendidikan Manajemen Teknologi Terapan.

Keputusan Presiden No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. Kodoarie, Robert J & Roestam Sjarief. (2005). Pengelolaan Sumber Daya Air

Terpadu. Yogyakarta : Penerbit Andi. Linsley, Ray K., Frazini, Joseph B., & Djoko Sasongko. (1995). Teknik Sumber

Daya Air. Jakarta : Penerbit Erlangga. Linsley, Ray K., Kohler, Max A., & Joseph L. H. Paulhus. (1986). Hidrologi Untuk

Insinyur. Jakarta : Penerbit Erlangga. Notodihardjo, Mardjono. (1989). Pengembangan Wilayah Sungai Di Indonesia.

Jakarta : Badan Penerbit PU. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11A Tahun 2006 tentang Pembagian

Wilayah Sungai. Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 1991 tentang Sungai. Suripin. (2002). Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta : Penerbit Andi. Undang - Undang RI No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Page 53: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi

GLOSARIUM

Page 54: Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu...2018/05/10  · Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vi penghapusnya, bahan tayang, modul

Modul 2 Pengelolaan SDA Terpadu

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi

KUNCI JAWABAN

Berikut ini merupakan kumpulan jawaban atau kata kunci dari setiap butir

pertanyaan yang terdapat di dalam modul. Kunci jawaban ini diberikan dengan

maksud agar peserta pelatihan dapat mengukur kemampuan diri sendiri.

Adapun kunci jawaban dari soal evaluasi formatif, sebagai berikut :

1.

2.

3.

4.

5.