MODUL 1 PENGENALAN DASAR

16
Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan 1 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc MODUL 1 PENGENALAN DASAR A. AZAS-AZAS PEMETAAN Yang dimaksud dengan asas pemetaan disini adalah menyangkut prinsip-prinsip atau konsep dasar yang perlu diketahui tentang proses pengadaan satu peta. Sesuai dengan definisi peta bahwa peta adalah gambaran permukaan bumi pada satu bidang datar dengan perbandingan (skala) tertentu, maka ada hal-hal prinsip yang mesti diketahui dalam proses pemindahan ukuran dan besaran bumi tsb. kepada satu bidang kertas sehingga menjadi sebuah peta. Pada prinsipnya bahwa proses pemindahan bentuk dan ukuran permukaan bumi kepada sebuah kertas tidaklah sederhana . Hal-hal yang menyangkut asas-asas pemetaan tersebut antara lain adalah : Kondisi fisik bumi Model matematis bumi Bidang referensi Sistem proyeksi peta Sistem Koordinat peta Sistem Penyajian peta Fokus survey pemetaan 1. Kondisi Fisik Bumi Jika kita perhatikan kondisi ril permukaan bumi, maka terlihat bahwa bentuk permukaan bumi tersebut tidaklah beraturan atau tidak rata dan tidak homogen. Permukaan bumi terdiri dari lautan dan daratan, dimana lautan merupakan satu permukaan yang rata sedangkan daratan permukaannya tidak rata. Jadi secara keseluruhan bentuk bumi bukanlah merupakan bentuk matematis ( bidang datar, bola, ellipsoid). Bentuk Pisik Bumi Irisan Tegak Permukaan Bumi Laut Daratan

Transcript of MODUL 1 PENGENALAN DASAR

Page 1: MODUL 1 PENGENALAN DASAR

Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan

1 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc

MODUL 1 

PENGENALAN DASAR  A. AZAS-AZAS PEMETAAN

Yang dimaksud dengan asas pemetaan disini adalah menyangkut prinsip-prinsip atau konsep dasar yang perlu diketahui tentang proses pengadaan satu peta.

Sesuai dengan definisi peta bahwa peta adalah gambaran permukaan bumi pada satu bidang datar dengan perbandingan (skala) tertentu, maka ada hal-hal prinsip yang mesti diketahui dalam proses pemindahan ukuran dan besaran bumi tsb. kepada satu bidang kertas sehingga menjadi sebuah peta.

Pada prinsipnya bahwa proses pemindahan bentuk dan ukuran permukaan bumi kepada sebuah kertas tidaklah sederhana. Hal-hal yang menyangkut asas-asas pemetaan tersebut antara lain adalah :

Kondisi fisik bumi Model matematis bumi Bidang referensi Sistem proyeksi peta Sistem Koordinat peta Sistem Penyajian peta Fokus survey pemetaan

1. Kondisi Fisik Bumi

Jika kita perhatikan kondisi ril permukaan bumi, maka terlihat bahwa bentuk permukaan bumi

tersebut tidaklah beraturan atau tidak rata dan tidak homogen.

Permukaan bumi terdiri dari lautan dan daratan, dimana lautan merupakan satu permukaan

yang rata sedangkan daratan permukaannya tidak rata. Jadi secara keseluruhan bentuk bumi

bukanlah merupakan bentuk matematis ( bidang datar, bola, ellipsoid).

Bentuk Pisik Bumi Irisan Tegak Permukaan Bumi

Laut Daratan

Page 2: MODUL 1 PENGENALAN DASAR

Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan

2 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc

Pada kondisi seperti ini sebetulnya posisi relatif satu titik terhadap titik lain tidak dapat dihitung,

karena : rumus matematis apa yang digunakan jika model atau bidang matematis tidak ada.

Jadi, bagaimana menentukan bentuk dan ukuran bumi tsb. atau sebagian permukaan bumi ?

Sebagian permukaan bumi yang akan dijadikan peta itu sebetulnya terdiri dari titik-titik, garis-

garis, dan areal-areal.

2. Model Matematis Bumi

Satu ciri model matematis adalah adanya keteraturan komponen-komponen sehingga dapat

dibuat formulasinya. Sebagai contoh model matematis adalah seperti; bidang datar, lingkaran,

bola, ellipsoid, dlsb.

Posisi relatif satu titik dapat ditentukan dari titik-titik lain jika titik-titik tersebut terletak pada satu

bidang matematis, dimana formulanya telah tertentu secara matematis.

Model matematis bumi adalah satu bidang matematis bumi yang merupakan pendekatan dari

bentuk bumi sebenarnya. Hal ini mesti diadakan supaya semua titik-titik dipermukaan bumi

dapat dihitung posisinya dengan satu formula tertentu.

Model matematis bumi yang mendekati bentuk dan ukuran bumi sebenarnya adalah Ellipsoid,

yang disebut dengan Ellipsoid Referensi.

Pendekatan dari permukaan ellipsoid refrensi ini pada kondisi nyata adalah permukaan airlaut

rata-rata yang disebut dengan geoid.

Berbagai ukuran ellipsoid referensi telah diteliti oleh banyak para ahli geodesi dunia, seperti ;

Bessel, GRS, WGS , dlsb.

Dalam satu pemetaan asas pertama yang perlu diperhatikan adalah ellipsoid referensi apa

yang digunakannya sebagai ukuran dari bumi tsb.

Jadi, Perbedaan ellipsoid referensi yang digunakan akan membedakan pula hasil peta yang

dibuat .

Sebagai standar pemetaan di Indonesia, Ellipsoid Referensi yang digunakan adalah Ellipsoid

WGS’84.

3. Bidang Referensi Bidang referensi adalah bidang yang digunakan untuk memproyeksikan semua data ukuran pada permukaan bumi sehingga pada bidang ini dapat dihitung posisi semua titik-titik.

Page 3: MODUL 1 PENGENALAN DASAR

Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan

3 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc

Disamping itu pada penentuan hitungan tinggi, bidang referensi ini adalah tempat dimulainya hitungan tinggi. Dalam hal ini sebagai bidang referensi yang digunakan adalah permukaan air laut rata-rata ( Mean Sea Level). Secara teoritis, semua titik pada bidang ini tegak lurus terhadap garis gaya berat. Penentuan permukaan air laut rata-rata tersebut adalah melalui satu teknis pengukuran tertentu, yaitu proses pengukuran pasut (pasang surut).

B. PENGERTIAN SISTEM PROYEKSI PETA Yang dimaksud dengan sistem proyeksi peta disini adalah proses dan aturan-aturan

(matematis) yang digunakan dalam memindahkan data ukuran dari permukaan bumi sampai ke

bidang datar, sehingga diperoleh peta yang tersaji dalam bidang datar tersebut.

Banyak sekali metoda sistem proyeksi peta yang digunakan didunia atau pada masing-masing

negara. Di Indonesia sendiri terdapat sistem proyeksi peta yang berbeda-beda dari dulu sampai

sekarang, seperti Sistem Lambert (Zaman Belanda), Transver Mercator 3 (TM 3), Universal

Transver Mercator (UTM).

Namun sekarang di Indonesia sebagai standar digunakan sistem proyeksi UTM yang

diprakarsai oleh Bakosurtanal.

Sebagai gambaran proses sistem proyeksi ini adalah sebagai berikut :

Gambar : Proses Proyeksi Peta

Pisik Bumi

Model Bumi

Silinder : Sistem Mercator

Peta dgn Sistem Koordinat Mercator

Page 4: MODUL 1 PENGENALAN DASAR

Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan

4 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc

Sistem Proyeksi UTM :

- Bumi dibagi atas zone-zone ( 60 Zone)

- Setiap Zone mempunyai ukuran 60

- Setiap Zone mempunyai satu sistem koordinat

1. Sistem Koordinat Peta Pada prinsipnya ada dua sistem koordinat peta yang biasa digunakan, yaitu :

- Sistem Koordinat Geografis

- Sistem Koordinat Kartesian

a. Sistem koordinat Geografis :

Sistem Koordinat ini dinyatakan dengan Lintang dan Bujur dan satuannya adalah derjat.

Sistem koordinat ini mengacu kepada sistem koordinat bola atau ellipsoid atau d.p.l bahwa titik-

titik permukaan bumi diletakkan pada permukaan bola atau ellipsoid. Sistem koordinat ini

digunakan umumnya pada peta-peta skala kecil atau menggambarkan satu permukaan bumi

yang relatif luas.

b. Sistem Koordinat Kartesian ;

Sistem koordinat ini dinyatakan dengan sistem salib sumbu X dan Y, jadi posisi setiap titik

dinyatakan dengan koordinat (X, Y) dan satuannya adalah meter. Sistem koordinat kartesian

terdiri sistem koordinat tiga dimensi (3D) dan sistem koordinat dua dimensi (2D).

Sistem koordinat kartesian yang sering digunakan untuk peta adalah sistem koordinat 2 D,

dimana sistem koordinat dinyatakan dalam sumbu X dan Y (X,Y).

c. Fokus Survey dan Pemetaan

Fokus dari Survey/ Pemetaan pada prinsipnya adalah penentuan posisi/ letak satu titik relatih

dari titik lain. Dari titik-titik akan membentuk garis, dan dari garis-garis akan terjadi area atau

objek satu unsur permukaan bumi. Kemudian objek/ unsur-unsur permukaan bumi tersebut

dapat digambarkan menjadi sebuah peta (pemetaan).

Ada dua jenis titik dalam survey/ pemetaan, yaitu :

- Titik Kerangka Dasar (Titik Kontrol/ BM)

- Titik Detail/ Situasi.

Perlakuan dua jenis titik tersebut dalam survey dan pemetaan adalah berbeda, baik dari segi

metoda pengukurannya maupun metoda hitungannya..

Page 5: MODUL 1 PENGENALAN DASAR

Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan

5 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc

Prinsip utama dalam melakukan pemetaan (asas pemetaan) adalah bagaimana membentuk

kerangka dasar pemetaan yang terjamin ketelitiannya.

Ketelitian satu peta (betul atau tidaknya satu peta) sangat tergantung dari ketelitian kerangka

dasarnya.

C. METODOLOGI PEMETAAN

Yang dimaksud metodologi pemetaan disini adalah semua metoda yang dapat digunakan untuk

mendapatkan gambaran (bentuk dan ukuran) sebagian permukaaan bumi sehingga dapat

diproses menjadi sebuah peta.

Berbagai metodologi yang dapat digunakan untuk mendapatkan gamb aran permukaan bumi

tersebut antara lain adalah :

1. Remote Sensing (Penginderan Jauh)

2. Foto Udara

3. Global Positioning Sistem (GPS)

4. Tererestris

5. Bathimetrik/ Hidrografi

6. Kombinasi.

Masing-masing metoda mempunyai ciri/ karakteristik tertentu dan mempunyai perbedaan dari

segi :

teknologi yang digunakan

bentuk/ format data yang dihasilkan

metoda pemerosesan

penggunaan/ aplikasinya

biaya

waktu

luas area terpetakan

Masing-masing metoda tersebut mempunyai kelebihan/ keunggulan dan kelemahannuya.

Banyak faktor yang menentukan kapan digunakan masing-maasing metoda tersebut, antara

lain seperti; luas area, waktu, biaya, tingkat ke-detail-an, tingkat ketelitian, kondisi area, sarana

pendukung, dlsb.

Dalam pelatihan ini akan diuraikan/ dijelaskan secara ringkas teknis masing-masing metoda

tersebut, sehingga kita dapat memahami dan membandingkan penggunaan masing-masing

metoda tersebut.

Page 6: MODUL 1 PENGENALAN DASAR

Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan

6 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc

1. Metoda Penginderaan Jauh (Remote Sensing)

Adalah metoda untuk mendapatkan gambaran permukaan bumi dengan memancarkan suatu

gelombang elektromagnetik tertentu yang dipancarkan dari sebuah sratelit dengan ketinggian

kurang lebih 20.000 km diatas permukaan bumi.Gambaran permukaan bumi yang dihasilkan

melalui metoda ini berupa image yang disebut juga dengan citra satelit. Teknik pemancaran

gelombang tersebut seolah-olah melakukan ‘scanning’ atau sapuan terhadap permukaan bumi

dengan lebar tertentu. Pemoresan hasil ‘scanning’ tersebut dilakukan pada laboratorium

dengan cara menganalisis gelombang tersebut dengan metoda tertentu. Dalam proses ini juga

dilakukan interpretasi terhadap citra sehingga dapat diindentifikasi objek-objek yang ada

dipermukaan bumi. Metodologi ini mengalami perkembangan dari waktu kewaktu dengan

sangat pesat. Perkembangan tersebut sangat signifikan terlihat dari kualitas image/ citra yang

dihasilkan. Resolusi image yang dihasilkan sekarang sangat tajam, sehingga memungkinkan

untuk mebuat peta dengan skala besar.Contoh produk citra satelit ini antara lain adalah : Citra

Land Sat, NOA, Spot, IKONOS,Quick Bird, dlsb.

2. Metoda Foto Udara ( Fotogrametri)

Adalah metoda untuk mendapatkan gambaran permukaan bumi dengan cara melakukan

pemotretan dari udara secara vertikal dengan ketinggian 2000 m s/d 10000 m diatas

permukaan tanah menggunakan pesawat terbang.

Hasil awal yang diperoleh dari metoda ini berupa image (foto) dari permukaan bumi yang

kemudian diolah/ diproses dengan cara fotogrametri sehingga dapat dihasilkan sebuah peta.

Teknik dan prosedur pelaksanaan foto udara ini disusun sedemikian rupa memenuhi kaedah-

kaedah pemerosesan fotogrametri tersebut.

Bebrapa faktor yang diperhatiukan dalam prosedur pelaksanaannya adlah sebagai berikut :

• rencana dan identifikasi lokasi/ areal pemotreatan

• peralatan yang digunakan (pesawat, kamera, dlsb.)

• rencana overlap dan side lap foto

• perencanaan jalur terbang

• perencanaan terbang ( ketinggian terbang, kecepatan, waktu pemotretan, dlsb.)

• identifikasi titik kontrol tanah dan pemasangan premark (tanda dilapangan)

Prosedur metoda foto udara dapat digambarkan seperti diagram alir berikut ini.

Pemerosesan foto udara menjadi peta foto atau peta garis dilakukan pada Laboratorium

fotogrametri dengan peralatan tertentu.

Page 7: MODUL 1 PENGENALAN DASAR

Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan

7 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc

3. Metoda Global Positioning System (GPS)

Metoda ini menetukan posisi titik-titik dipermukaan bumi dengan cara memancarkan satu

gelombang dari satelit-satelit yang diedarkan diatas permukaan bumi pada oribit lebihkurang

20000 km diatas permukaan bumi ini. Gelombang tersebut ditangkap dan diproses oleh sebuah

alat sehingga diperoleh posisi titik dimana alat tsb. berada.

Alat tsb. disebut juga dengan alat Global Positioning System atau dikenal dengan singkatan alat

GPS.

Konsep penentuan posisi dengan alat ini menggunakan besaran dan fungsi gelombang yang

dapat diproses menjadi jarak dan kemudian berdasarkan jarak-jarak tersebut dan posisi satelit

yang teridentifikasi maka posisi alat dapat dihitung.

Konsep penentuan posisi dengan cara ini mirip dengan metoda pengikatan kebelakang, dimana

minimal dibutuhkan 3 satelit secara simultan yang dapat teridentifkasi dalam alat tersebut.

4. Metoda Trestris

Adalah metoda untuk mendapatkan gambaran permukaan bumi dengan cara melakukan

pengukuran langsung dilapangan melalui serangkaian pengukuran sudut, jarak dan tinggi

menggunakan peralatan tertentu.

Hasil dari metoda ini adalah berupa posisi titik-titik dilapangan yang kemudian dapat

dihubungkan menjadi garis dan garis menjadi poligon atau area sehingga dapat tergambarkan

unsur-unsur permukaan bumi tersebut baik unsur alam (sungai, danau laut, gunung, dlsb.)

maupun unsur buatan manusia (jalan, jembatan, bangunan, dlsb.).

Metoda Trestris ini dikenal juga dengan Ilmu Ukur Tanah yang biasanya digunakan untuk

keperluan perencanaan teknis dengan penyajian skala besar serta keperluan rekonstruksi dari

perencanaan tersebut ke lapangan.

Prosedur umum dari metoda Trestris ini adalah sbb. :

1. Identifikasi dan orientasi lapangan

2. Perencanaan kerangka dasar pemetaan

3. Penentuan titik awal dan sisi awal kerangka dasar

4. Pengukuran kerangka dasar pemetaan

• Pengukuran kerangka dasar horisontal (sudut dan jarak metoda poligon)

• Pengukuran kerangka dasar vertikal (beda tinggi metoda sipat datar)

5. Pengukuran detail situasi (planimetris dan kontur metoda tachymetri))

Page 8: MODUL 1 PENGENALAN DASAR

Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan

8 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc

6. Pengolahan data (horisontal dan vertikal)

7. Proses penggambaran dan penyajian peta (kartografi)

8. Reproduksi/ plotting peta

5. Metoda Bathimetrik

Adalah Metoda untuk menentukan posisi dan bentuk permukaan bumi dibawah laut (air).

Metoda ini biasa disebut juga dengan metoda Hidrografi, dimana dibutuhkan peralatan dan

prosedur khusus yang berkaitan dengan penentuan posisi unsur-unsur permukaan bumi dilaut.

Peralatan yang dibutuhkan pada prinsipnya adalah peralatan untuk penentuaan posisi

(koordinat) dan peralatan untuk penentuan kedalaman laut.

6. Metoda Gabungan

Pada prakteknya dimungkinkan terjadinya penggabungan atau kombinasi pada metoda-metoda

tersebut dalam rangka upaya meingkatkan kualitas dan efektifitas kerja. Hal ini biasanya sesuai

dengan kebutuhan atau aplikasinya serta kondisi sarana yang tersedia.

Contoh kombinasi metoda-metoda ini antara lain adalah ; Remote sensing dengan foto udara,

foto udara dan GPS, Remote sensing dan GPS, Trestri dan GPS, Bathimetrik dan GPS, dlsb.

D. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Sistem informasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengandung satu set proses yang

melakukan fungsi pengolahan terhadap data untuk menghasilkan satu bentuk informasi yang

dibutuhkan bagi satu keperluan tertentu. Berbagai sistem informasi secara umum telah dikenal

seperti; Sistem Informasi Manajemen (Management Information System/ MIS), Sistem Informasi

Keuangan, Sistem Informasi Sumberdaya Manusia, dlsb., dimana masing-masingnya

mempunyai satu tujuan.

Dalam memahami apa itu SIG, dapat dijelaskan sbb. :

• SIG adalah singkatan dari Geographic Information System atau Sistem Informasi

Geografis (SIG)

• SIG merupakan satu bentuk Sistem Informasi khusus yang digunakan untuk

memproses/ mengolah data geografi (data ruang) dalam menghasilkan informasi

• Informasi yang dihasilkan melalui SIG ini biasanya dalam bentuk peta (peta topografi

dan peta-peta tematik), tabular, visualisasi ruang, model, dan statistik.

• Satu SIG itu menggunakan data spasial (bereferensikan geografi) dan data non spasial

serta termasuk juga semua operasi-operasi yang mendukung analisis spasial.

Page 9: MODUL 1 PENGENALAN DASAR

Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan

9 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc

Dari pengertian di atas banyak sekali para ahli yang telah mencoba mendefinisikan SIG,

namun berbagai definisi SIG tersebut semuanya sangat tergantung dari latar belakang

keilmuan dan dunia praktisi yang digeluti para ahli yang bersangkutan.

Dalam konteks teori sistem, ESRI mendefeniskan SIG sebagai berikut :

“ SIG adalah satu sistem yang terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak

(software), prosedur-prosedur yang dirancang untuk mendukung proses pemerolehan, pengelolaan, manipulasi, analisis, permodelan, dan penyajian data gepgrafi (spasial dan

non spasial) untuk menyelesaikan masalah-masalah perancangan, kontrol, pemantauan, dan manajemen yang kompleks”.

1. KOMPONEN DAN FUNGSI SIG

Walaupun terdapat banyak definisi SIG yang telah dikemukakan orang, namun secara

prinsip SIG dapat dirumuskan kepada 4 sub sistem , yaitu : (1) Input Data, (2) Penyimpan Data,

(5) Manipulasi dan Analisis Data dan (4) Penyajian Data.

Gambar 1 : Sub Sistem Dalam SIG

Sebagai satu sistem informasi yang memproses data ruang/ geografi untuk berbagai keperluan,

SIG mempunyai beberapa komponen penting :

1. Data

2. Informasi

3. Prosedu-prosedur

4. Perangkat Keras (hardware)

5. Perangkat Lunak (Software)

6. Aplikasi

Sub Sistem

PEMASUKAN DATA

Sub Sistem

PENYIMPAN DATA

Sub Sistem

MANIPULASI & ANALISIS

Sub Sistem

PENYAJIAN INFORMASI

Page 10: MODUL 1 PENGENALAN DASAR

Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan

10 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc

Gambar 2 : Komponen SIG

Secara garis besarnya dapat diidentifikasi mengapa SIG itu penting dan diperlukan :

1. Dengan kemampuan analisisnya, teknologi SIG itu seperti mikroskop, teleskop dan

komputer bagi berbagai bidang ilmu. Jadi teknologi SIG itu merupakan alat bantu bagi

meyelesaikan banyak masalah yang dulunya menjadi hambatan dan tantangan bagi

disiplin ilmu yang menggunakan data geografi, seperti tata ruang (planologi), analisis

linkungan, hidrologi, transportasi, dlsb.

2. SIG dapat mengintegrasikan data spasial dengan informasi lain dalam satu sistem. Jadi

SIG menawarkan satu kerangka yang konsisten bagi menganalisis data geografi

3. Dengan menjadikan peta dan berbagai informasi lainnya dalam bentuk digital,

memudahkan kita untuk memanipulasi dan menyajikan pengetahuan yang

berhubungan dengan ruang/ geografi dalam cara yang lebih menarik

4. SIG menyediakan fasilitas untuk mencari/ mendapatkan berbagai data seperti

administrasi, hak milik tanah, pajak, perangkat utilitas, perpipaan, dlsb. melalui

kedudukan/ lokasi mereka.

Jadi, tugas utama yang mampu diselesaikan dengan SIG (Nijkam, ) yaitu :

1. Menyimpan, mengatur dan mengintegrasikan data spasial dalam jumlah yang

besar/ banyak. Basis data bereferensi geografis tsb. disusun dalam dua tipe

informasi, yakni data lokasi (spasial) dan atribut (deskriptif). Data dapat diperoleh

dari berbagai variasi sumber data yang luas, dan satu keistimewaan terpenting SIG

adalah fasilitas untuk integrasi data dan konversi data bagi suatu tampilan spasial.

2. Menyediakan cara untuk memperoleh analisis dari hubungsn spesifik komponen

data geografis. Teknik analisis yang dilakukan dapat secara sederhana atau analis

Hardware & Software Data Geografi

Data Atribut

Personil/ Organisasi Pengguna

Page 11: MODUL 1 PENGENALAN DASAR

Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan

11 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc

yang lebih komleks/tinggi dengan menggunankan pemodelan. Sebagai contoh

adalah penggunaan teknik permodelan atmosfir untuk menentukan area mana

yang kemungkinan akan dipengaruhi oleh polusi hasil dari letupan satu instalasi

khusus yang berbahaya (sperti tragedi Chernobyl), dimana dperhitungkan

berdasarkan pengaruh angin dan kondisi cuaca tertentu.

3. Melakukan pengorganisasian dan penataan sejumlah besar data dalam satu jalur,

sehingga semua pemakai mudah mengakses informasi.

2. SISTEM KERJA SIG

Sistem kerja SIG pada prinsipnya sama dengan sistem kerja sebuah sistem pada umunya,

yaitu terdiri unit input, unit pemrosesan, unit output serta feedback sistem.

Gambar 3 : Sistem Kerja SIG

Berdasarkan kemampuan yang ditawarkan SIG tersebut, banyak pihak yang tertarik dan ingin

mempelajarinya. Beberapa alasan sampai saat ini SIG semakin hangat diperbincangkan orang

adalah karena :

• SIG dapat digolongkan kepada teknologi tinggi (high tech) yang dapat

memberikan kontribusi bagi berbagai kepentingan / bidang

Laporan

Peta-Peta

Hasil Fotografi

Statistik

Model Input Data

Peta-peta

Data Survey

Pengukuran Lapangan

Fotogrametri

RemoteSensing

Program Eksternal Statistik &

Model

Simpan, Pemanggil

an

Manipulasi & Analisis Data

Penyajian Data

Pemerosesan Data Input

OUTPUT INPUT Sistem Informasi Geografis

Data Digital Lainnya

Pemprosesan data input

Pemprosesan data input

Manipulasi & analisis

Simpan, pemanggilan

Interface (Editing,

Pertanyaan Jawab, .. )

Sistem Informasi Lainnya

Page 12: MODUL 1 PENGENALAN DASAR

Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan

12 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc

• Peta SIG merupakan fasilitas yang dapat dilihat dalam komputer

• SIG merupakan alat penting (tool) dalam memahami dan memanage

lingkungan

• Ada kecenderungan untuk melihat SIG sebagai sesuatu yang menarik dan

mencoba mengadakan pendidikan SIG

3. SOFTWARE DAN HARDWARE SIG

Secara umum pengetahuan orang terhadap SIG identik dengan perangkat lunak (software) SIG

yang beredar dipasaran. Untuk menganalisis ruang, diperlukan perangkat lunak SIG yang

memiliki analitical power tertentu. Semakin komplek daya analisis satu perangkat lunak, berarti

semakin tinggi analitical power-nya dan semakin mahal harga perangkat lunak tersebut.

Berbagai sofware SIG yang beredar di Indonesia antara lain ; ArcInfo, MapInfo, Erdas, ILWIS,

Idrisi, Integraph, dlsb., dimana masing-masing perangkat lunak tersebut mempunyai kelebihan

dan kekurangannya. Namun perangkat lunak yang paling banyak digunakan saat ini adalah

ArcInfo dan MapInfo, dimana kedua software ini (terutama ArcInfo) memiliki analitical power

yang lengkap dan mampu berintegrasi dengan data lain seperti multi media.

Untuk membangunan satu aplikasi SIG yang lengkap dibutuhkan software-software lain yang

sifatnya mendukung dari segi pembangunan basisdata, analisis data dan penyajian informasi.

Software-software tersebut antara lain adalah :

- Visual Basic

- Microsoft SQL/ Acses/ Oracle

- Map Object/ Map X

- ER-Mapper

Disamping itu perangkat keras utama SIG ini yaitu komputer haruslah memiliki spesifikasi

tertentu yang berfungsi untuk menjalankan software SIG tsb. dan sekaligus untuk penyimpan

data, memproses data dan penyajian data. Hal ini mengingat karakteristik data SIG yang besar/

banyak dan memiliki beberapa format data grafik (vektor dan raster) dan non grafik. Dalam

menjalankan semua fungsi tersebut mesti dilakukan secara cepat dan memadai. Beberapa

faktor dan syarat utama yang perlu diperhatikan dalam satu komputer SIG adalah :

- prosesor (CPU) yang cepat, contoh ; Pentium IV 2,5 GHz

- Penyimpan data (Hardisk) yang besar, contoh; >40 Gb

- Memory (RAM) yang besar, contoh ; > 1028 Mb

- Kartu Grafik (VGA Card) yang berkualitas tinggi;Contoh G Force II Ti4

Jadi, komputer yang diperlukan dalam pengelolaan SIG ini dianjurkan adalah komputer

yang mempunyai spesifikasi yang canggih terutama untuk aplikasi SIG dengan data raster

(foto/ image) yang banyak.

Page 13: MODUL 1 PENGENALAN DASAR

Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan

13 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc

Di samping itu untuk membangunan satu aplikasi SIG yang lengkap diperlukan hardware-

hardware lain, seperti :

- Scanner/ Digitizer : alat konversi data ke digital

- Printer dan Plotter ; alat untuk plotting peta-peta

4. KONSEP DATA SIG

Secara prinsip, data SIG itu adalah data yang mengacu kepada lokasi/ ruang atau data

geografis. Dalam satu data SIG terdiri dari data spasial dan non spasial yang saling

berhubungan (berintegrasi). Data spasial adalah data yang menunjukkan lokasi/ geografis,

sedangkan data non sapasial adalah data yang menerangkan/ menjelaskan segala sesuatunya

terhadap data spasial tsb. Jadi konsep dasar data SIG itu adalah pasangan data spasial dan

non spasial yang memberikan satu informasi. Kadang-kadang untuk memperjelas informasi,

data SIG tersebut dapat dihubungkan (integrasi) dengan media-media lain (multi media),

seperti; video lokasi, foto lokasi.

Data spasial dibangun dengan konsep pemetaan, dimana sumber datanya diperoleh dari

berbagai alternatif, seperti; foto udara, remote sensing, pengukuran lapangan. Sedangkan data

atribut biasanya disajikan dalam bentuk tabular yang bersumber dari hasil survey langsung,

wawancara dan pengumpulan deskripsi.

Gambar 4 : Konsep Data SIG

PPeerraannggkkaatt PPeennggiinntteeggrraassiiaann DDAATTAA SSIIGG

SSppaattiiaall NNoonn SSppaattiiaall

Page 14: MODUL 1 PENGENALAN DASAR

Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan

14 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc

5. SUMBER DATA SIG Sumber data SIG secara garis besarnya terdiri dari 2 bagian, yaitu sumber data spasial dan

sumber data atribut.

1. Sumber Data Spasial Sumber data spasial adalah merupakan sumber data keruangan atau berbentuk grafis

(feature) dari permukaan bumi (geografis) yang biasanya berupa peta-peta.

Berbagai sumber data spasial yang dapat digunakan sebagai basisdata SIG antara lainn

adalah :

- Peta garis berbentuk kertas (hardcopy)

- Peta garis dalam format digital (biasanya format Cad)

- Peta Foto (raster/ image)

- Peta Remote Sensing

2. Sumber Data Atribut Sumberdata atribut merupakan sumber data yang terdiri dari keterangan-keterangan atau

diskripsi yang berkaitan dengan objek atau aspek keruangan.

Berbagai data atribut yang dijadikan sebagai sumberdata adalh:

- Tabel-tabel tentang tema objek spasial

- Hasil survey lapangan

- Deskripsi wilayah

- dlsb.

Dalam pengolahannya, sumber data atribut tersebut akan diintegrasikan dengan basisdata

spasialnya menjadi basisdata SIG.

6. BASISDATA SIG

Basisdata merupakan kumpulan berbagai data spesifik yang dapat dikontrol dalam satu

sistem. Basisdata SIG terdiri dari lapisan-lapisan data (layer-layer) yang disusun

sedemikian rupa dalam software SIG berdasarkan kepada penggunaannya (aplikasi).

Masing-masing lapisan data tersebut mempunyai tema tersendiri yang terdiri dari pasangan

data spasial (geografsi) dan non spasial (atribut). Data spasial merupakan peta digital yang

dibangunan berdasarkan jenis grafik (titik, garis dan area), sedangkan data non spasial

merupakan tabel-tabel yang berintegrasi dengan data spasialnya. Pembangunan basisdata

dalam SIG merupakan pekerjaan yang paling besar dan utama ( 70 % dari seluruh

pembangunan SIG), karena tanpa basisdata yang lengkap dan benar maka SIG tidak ada

apa-apanya.

Page 15: MODUL 1 PENGENALAN DASAR

Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan

15 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc

Basis data SIG terdiri dari berbagai lapisan data (layer) yang disusun dalam software SIG

tertentu. Konsep basis data ruang SIG dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 5: Basisdata Ruang Wilayah

7. APLIKASI SIG DALAM MANAJEMEN PEMBANGUNAN

Dinamika pembangunan, khususnya bagi negara berkembang ditandai dengan pertumbuhan

berbagai bidang dan kepentingan yang meningkat dengan cepat, sehingga permasalahan yang

dihadapi cenderung semakin komplek. Sebagai contoh, seperti yang terjadi pada kota-kota

yang secara kontinu tumbuh dan berkembang, tekanan terhadap pemilikan lahan akan semakin

meningkat. Terutama pada lingkaran pinggir area terbangun, seKring muncul konflik antara

keperluan lahan untuk pembangunan fisik dengan kepentingan lingkungan yang perlu

dipertahankan.

Kompleknya permasalahan yang disebabkan oleh berbagai kegiatan yang saling berkaitan dan

makin banyaknya faktor/ unsur yang perlu dipertimbangkan, membutuhkan penanganan

masalah secara efektif dan efisien. Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan pembangunan

disegala bidang membutuhkan ruang/ lahan sebagai unsur utama dari pembangunan tersebut.

Namun, sifat keterbatasan ruang (konstan) mestilah mendapat perhatian dalam setiap proses

baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang dalam aktivitas perencanaan dan

pengambilan keputusan.

Salah satu persoalan penting yang muncul dalam perencanaan dan pengambilan keputusan

adalah menyangkut ketersediaan alat dan metoda/ model yang akan digunakan untuk

membantu pencapaian hasil yang optimal. Sebagai contoh, untuk keperluan penetapan

tataguna tanah pada situasi ketika kebutuhan bagi perumahan, perkantoran, rekreasi, kawasan

SITUASI

S

RELIEF

DASAR

KECAMATAN ..

NAGARI

JORONG

ADMINISTRASI

DRAINASE

JAR. TELPON

JAR. LISTRIK

JAR. JALAN

PRASARANA

HUTAN/KONSERVASI

KWS. HIJAU

SUNGAI

LINGKUNGAN

INDUSTRI

PEMUKIMAN PERKEBUNAN/PERTANIAN

TATAGUNATANAH

BANGUNAN

PERSIL TNH

PERTANAHAN

RTTR

RDTR

RUTR

RENCANATATA RUANG

TITIK KONTROL

DASAR

PERPAJAKANPERIJINAN

PARIWISATA

PENDUDUK

SOSIAL,EKONOMI, BUDAYA

PASAR

KESEHATAN

PENDIDIKAN

IBADAH

SARANA

PETA DASAR

Page 16: MODUL 1 PENGENALAN DASAR

Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan

16 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc

perdagangan/ industri dan infrastruktur yang sedang mengalami perubahan/ ledakan berarti.

Disamping itu, langkah untuk memperbaiki kualitas kesehatan dan kualitas hidup dewasa ini

mendapat perhatian lebih besar, bersamaan pula dengan keperluan untuk mempertahankan,

melindungi dan memperbaiki lingkungan hidup. Oleh karena itu suatu alat dan teknologi baru

makin dibutuhkan, agar memungkinkan pemimpin masyarakat dan pelaku perencanaan/

pembangunan bekerja secara efektif dan efisien dalam mencari solusi permasalahan tersebut.

Hal ini juga memerlukan tersedianya suatu kemampuan untuk mempertimbangkan situasi

sekarang bagi tujuan pembangunan ke depan.

Untuk mencapai sasaran tersebut, informasi menjadi sangat penting sebagai petunjuk efektif

dalam perubahan suasana dan keadaan yang cepat dewasa ini. Analisis dan perencanaan

harus betul-betul mempertimbangkan informasi dalam setiap proses aktifitasnya. Semua

informasi yang terkait harus dimasukkan, dikelola, sehingga tersedia dan disajikan dalam

bentuk yang sesuai untuk digunakan pada tingkatan yang berbeda-beda dalam satu proses

perencanaan. Hal inilah yang menyebabkan perlunya SIG sebagai alat dan teknologi untuk

menjawab tantangan tersebut. Penggunaan SIG dalam pembangunan mampu memberikan

kontribusi yang berarti dalam memanage pembangunan tersebut pada setiap sektor dan

tingkatan manajerial.

Berbagai aplikasi SIG yang dapat digunakan dalam pembangunan dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 1 : Aplikasi SIG Dalam Pembangunan

Jenis Penggunaan Contoh Aplikasi

Pelaporan dan Pemetaan Area Analisis dan penyajian data

Izin mendirikan Bangunan Analisa Pemerosesan izin mendirikan bangunan

Pengawasan Pembangunan Analisa kecenderungan arah pembangunan dan

penyajian peta scenario arah pembangunan

Manajemen daerah Penyediaan peta dan data terbaru daerah

Analisis dan presentasi informasi daerah

Penanggulangan bahaya Penyediaan peta dan informasi route rawan bahaya

bagi kendaraan

Penyediaan peta-informasi wilayah rawan bencana

Manajemen Fasilitas Wilayah Analisis dan Perencanaan serta pemeliharaan

Jalan, saluran, PDAM, jaringan listrik

Pemutakhiran, penyajian peta fasilitas kota/ kab

Rencana untuk pengembangan fasilitas