MODUL 1 PENGENALAN DASAR
-
Upload
andy-liputo -
Category
Documents
-
view
610 -
download
2
Transcript of MODUL 1 PENGENALAN DASAR
Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan
1 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc
MODUL 1
PENGENALAN DASAR A. AZAS-AZAS PEMETAAN
Yang dimaksud dengan asas pemetaan disini adalah menyangkut prinsip-prinsip atau konsep dasar yang perlu diketahui tentang proses pengadaan satu peta.
Sesuai dengan definisi peta bahwa peta adalah gambaran permukaan bumi pada satu bidang datar dengan perbandingan (skala) tertentu, maka ada hal-hal prinsip yang mesti diketahui dalam proses pemindahan ukuran dan besaran bumi tsb. kepada satu bidang kertas sehingga menjadi sebuah peta.
Pada prinsipnya bahwa proses pemindahan bentuk dan ukuran permukaan bumi kepada sebuah kertas tidaklah sederhana. Hal-hal yang menyangkut asas-asas pemetaan tersebut antara lain adalah :
Kondisi fisik bumi Model matematis bumi Bidang referensi Sistem proyeksi peta Sistem Koordinat peta Sistem Penyajian peta Fokus survey pemetaan
1. Kondisi Fisik Bumi
Jika kita perhatikan kondisi ril permukaan bumi, maka terlihat bahwa bentuk permukaan bumi
tersebut tidaklah beraturan atau tidak rata dan tidak homogen.
Permukaan bumi terdiri dari lautan dan daratan, dimana lautan merupakan satu permukaan
yang rata sedangkan daratan permukaannya tidak rata. Jadi secara keseluruhan bentuk bumi
bukanlah merupakan bentuk matematis ( bidang datar, bola, ellipsoid).
Bentuk Pisik Bumi Irisan Tegak Permukaan Bumi
Laut Daratan
Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan
2 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc
Pada kondisi seperti ini sebetulnya posisi relatif satu titik terhadap titik lain tidak dapat dihitung,
karena : rumus matematis apa yang digunakan jika model atau bidang matematis tidak ada.
Jadi, bagaimana menentukan bentuk dan ukuran bumi tsb. atau sebagian permukaan bumi ?
Sebagian permukaan bumi yang akan dijadikan peta itu sebetulnya terdiri dari titik-titik, garis-
garis, dan areal-areal.
2. Model Matematis Bumi
Satu ciri model matematis adalah adanya keteraturan komponen-komponen sehingga dapat
dibuat formulasinya. Sebagai contoh model matematis adalah seperti; bidang datar, lingkaran,
bola, ellipsoid, dlsb.
Posisi relatif satu titik dapat ditentukan dari titik-titik lain jika titik-titik tersebut terletak pada satu
bidang matematis, dimana formulanya telah tertentu secara matematis.
Model matematis bumi adalah satu bidang matematis bumi yang merupakan pendekatan dari
bentuk bumi sebenarnya. Hal ini mesti diadakan supaya semua titik-titik dipermukaan bumi
dapat dihitung posisinya dengan satu formula tertentu.
Model matematis bumi yang mendekati bentuk dan ukuran bumi sebenarnya adalah Ellipsoid,
yang disebut dengan Ellipsoid Referensi.
Pendekatan dari permukaan ellipsoid refrensi ini pada kondisi nyata adalah permukaan airlaut
rata-rata yang disebut dengan geoid.
Berbagai ukuran ellipsoid referensi telah diteliti oleh banyak para ahli geodesi dunia, seperti ;
Bessel, GRS, WGS , dlsb.
Dalam satu pemetaan asas pertama yang perlu diperhatikan adalah ellipsoid referensi apa
yang digunakannya sebagai ukuran dari bumi tsb.
Jadi, Perbedaan ellipsoid referensi yang digunakan akan membedakan pula hasil peta yang
dibuat .
Sebagai standar pemetaan di Indonesia, Ellipsoid Referensi yang digunakan adalah Ellipsoid
WGS’84.
3. Bidang Referensi Bidang referensi adalah bidang yang digunakan untuk memproyeksikan semua data ukuran pada permukaan bumi sehingga pada bidang ini dapat dihitung posisi semua titik-titik.
Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan
3 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc
Disamping itu pada penentuan hitungan tinggi, bidang referensi ini adalah tempat dimulainya hitungan tinggi. Dalam hal ini sebagai bidang referensi yang digunakan adalah permukaan air laut rata-rata ( Mean Sea Level). Secara teoritis, semua titik pada bidang ini tegak lurus terhadap garis gaya berat. Penentuan permukaan air laut rata-rata tersebut adalah melalui satu teknis pengukuran tertentu, yaitu proses pengukuran pasut (pasang surut).
B. PENGERTIAN SISTEM PROYEKSI PETA Yang dimaksud dengan sistem proyeksi peta disini adalah proses dan aturan-aturan
(matematis) yang digunakan dalam memindahkan data ukuran dari permukaan bumi sampai ke
bidang datar, sehingga diperoleh peta yang tersaji dalam bidang datar tersebut.
Banyak sekali metoda sistem proyeksi peta yang digunakan didunia atau pada masing-masing
negara. Di Indonesia sendiri terdapat sistem proyeksi peta yang berbeda-beda dari dulu sampai
sekarang, seperti Sistem Lambert (Zaman Belanda), Transver Mercator 3 (TM 3), Universal
Transver Mercator (UTM).
Namun sekarang di Indonesia sebagai standar digunakan sistem proyeksi UTM yang
diprakarsai oleh Bakosurtanal.
Sebagai gambaran proses sistem proyeksi ini adalah sebagai berikut :
Gambar : Proses Proyeksi Peta
Pisik Bumi
Model Bumi
Silinder : Sistem Mercator
Peta dgn Sistem Koordinat Mercator
Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan
4 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc
Sistem Proyeksi UTM :
- Bumi dibagi atas zone-zone ( 60 Zone)
- Setiap Zone mempunyai ukuran 60
- Setiap Zone mempunyai satu sistem koordinat
1. Sistem Koordinat Peta Pada prinsipnya ada dua sistem koordinat peta yang biasa digunakan, yaitu :
- Sistem Koordinat Geografis
- Sistem Koordinat Kartesian
a. Sistem koordinat Geografis :
Sistem Koordinat ini dinyatakan dengan Lintang dan Bujur dan satuannya adalah derjat.
Sistem koordinat ini mengacu kepada sistem koordinat bola atau ellipsoid atau d.p.l bahwa titik-
titik permukaan bumi diletakkan pada permukaan bola atau ellipsoid. Sistem koordinat ini
digunakan umumnya pada peta-peta skala kecil atau menggambarkan satu permukaan bumi
yang relatif luas.
b. Sistem Koordinat Kartesian ;
Sistem koordinat ini dinyatakan dengan sistem salib sumbu X dan Y, jadi posisi setiap titik
dinyatakan dengan koordinat (X, Y) dan satuannya adalah meter. Sistem koordinat kartesian
terdiri sistem koordinat tiga dimensi (3D) dan sistem koordinat dua dimensi (2D).
Sistem koordinat kartesian yang sering digunakan untuk peta adalah sistem koordinat 2 D,
dimana sistem koordinat dinyatakan dalam sumbu X dan Y (X,Y).
c. Fokus Survey dan Pemetaan
Fokus dari Survey/ Pemetaan pada prinsipnya adalah penentuan posisi/ letak satu titik relatih
dari titik lain. Dari titik-titik akan membentuk garis, dan dari garis-garis akan terjadi area atau
objek satu unsur permukaan bumi. Kemudian objek/ unsur-unsur permukaan bumi tersebut
dapat digambarkan menjadi sebuah peta (pemetaan).
Ada dua jenis titik dalam survey/ pemetaan, yaitu :
- Titik Kerangka Dasar (Titik Kontrol/ BM)
- Titik Detail/ Situasi.
Perlakuan dua jenis titik tersebut dalam survey dan pemetaan adalah berbeda, baik dari segi
metoda pengukurannya maupun metoda hitungannya..
Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan
5 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc
Prinsip utama dalam melakukan pemetaan (asas pemetaan) adalah bagaimana membentuk
kerangka dasar pemetaan yang terjamin ketelitiannya.
Ketelitian satu peta (betul atau tidaknya satu peta) sangat tergantung dari ketelitian kerangka
dasarnya.
C. METODOLOGI PEMETAAN
Yang dimaksud metodologi pemetaan disini adalah semua metoda yang dapat digunakan untuk
mendapatkan gambaran (bentuk dan ukuran) sebagian permukaaan bumi sehingga dapat
diproses menjadi sebuah peta.
Berbagai metodologi yang dapat digunakan untuk mendapatkan gamb aran permukaan bumi
tersebut antara lain adalah :
1. Remote Sensing (Penginderan Jauh)
2. Foto Udara
3. Global Positioning Sistem (GPS)
4. Tererestris
5. Bathimetrik/ Hidrografi
6. Kombinasi.
Masing-masing metoda mempunyai ciri/ karakteristik tertentu dan mempunyai perbedaan dari
segi :
teknologi yang digunakan
bentuk/ format data yang dihasilkan
metoda pemerosesan
penggunaan/ aplikasinya
biaya
waktu
luas area terpetakan
Masing-masing metoda tersebut mempunyai kelebihan/ keunggulan dan kelemahannuya.
Banyak faktor yang menentukan kapan digunakan masing-maasing metoda tersebut, antara
lain seperti; luas area, waktu, biaya, tingkat ke-detail-an, tingkat ketelitian, kondisi area, sarana
pendukung, dlsb.
Dalam pelatihan ini akan diuraikan/ dijelaskan secara ringkas teknis masing-masing metoda
tersebut, sehingga kita dapat memahami dan membandingkan penggunaan masing-masing
metoda tersebut.
Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan
6 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc
1. Metoda Penginderaan Jauh (Remote Sensing)
Adalah metoda untuk mendapatkan gambaran permukaan bumi dengan memancarkan suatu
gelombang elektromagnetik tertentu yang dipancarkan dari sebuah sratelit dengan ketinggian
kurang lebih 20.000 km diatas permukaan bumi.Gambaran permukaan bumi yang dihasilkan
melalui metoda ini berupa image yang disebut juga dengan citra satelit. Teknik pemancaran
gelombang tersebut seolah-olah melakukan ‘scanning’ atau sapuan terhadap permukaan bumi
dengan lebar tertentu. Pemoresan hasil ‘scanning’ tersebut dilakukan pada laboratorium
dengan cara menganalisis gelombang tersebut dengan metoda tertentu. Dalam proses ini juga
dilakukan interpretasi terhadap citra sehingga dapat diindentifikasi objek-objek yang ada
dipermukaan bumi. Metodologi ini mengalami perkembangan dari waktu kewaktu dengan
sangat pesat. Perkembangan tersebut sangat signifikan terlihat dari kualitas image/ citra yang
dihasilkan. Resolusi image yang dihasilkan sekarang sangat tajam, sehingga memungkinkan
untuk mebuat peta dengan skala besar.Contoh produk citra satelit ini antara lain adalah : Citra
Land Sat, NOA, Spot, IKONOS,Quick Bird, dlsb.
2. Metoda Foto Udara ( Fotogrametri)
Adalah metoda untuk mendapatkan gambaran permukaan bumi dengan cara melakukan
pemotretan dari udara secara vertikal dengan ketinggian 2000 m s/d 10000 m diatas
permukaan tanah menggunakan pesawat terbang.
Hasil awal yang diperoleh dari metoda ini berupa image (foto) dari permukaan bumi yang
kemudian diolah/ diproses dengan cara fotogrametri sehingga dapat dihasilkan sebuah peta.
Teknik dan prosedur pelaksanaan foto udara ini disusun sedemikian rupa memenuhi kaedah-
kaedah pemerosesan fotogrametri tersebut.
Bebrapa faktor yang diperhatiukan dalam prosedur pelaksanaannya adlah sebagai berikut :
• rencana dan identifikasi lokasi/ areal pemotreatan
• peralatan yang digunakan (pesawat, kamera, dlsb.)
• rencana overlap dan side lap foto
• perencanaan jalur terbang
• perencanaan terbang ( ketinggian terbang, kecepatan, waktu pemotretan, dlsb.)
• identifikasi titik kontrol tanah dan pemasangan premark (tanda dilapangan)
Prosedur metoda foto udara dapat digambarkan seperti diagram alir berikut ini.
Pemerosesan foto udara menjadi peta foto atau peta garis dilakukan pada Laboratorium
fotogrametri dengan peralatan tertentu.
Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan
7 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc
3. Metoda Global Positioning System (GPS)
Metoda ini menetukan posisi titik-titik dipermukaan bumi dengan cara memancarkan satu
gelombang dari satelit-satelit yang diedarkan diatas permukaan bumi pada oribit lebihkurang
20000 km diatas permukaan bumi ini. Gelombang tersebut ditangkap dan diproses oleh sebuah
alat sehingga diperoleh posisi titik dimana alat tsb. berada.
Alat tsb. disebut juga dengan alat Global Positioning System atau dikenal dengan singkatan alat
GPS.
Konsep penentuan posisi dengan alat ini menggunakan besaran dan fungsi gelombang yang
dapat diproses menjadi jarak dan kemudian berdasarkan jarak-jarak tersebut dan posisi satelit
yang teridentifikasi maka posisi alat dapat dihitung.
Konsep penentuan posisi dengan cara ini mirip dengan metoda pengikatan kebelakang, dimana
minimal dibutuhkan 3 satelit secara simultan yang dapat teridentifkasi dalam alat tersebut.
4. Metoda Trestris
Adalah metoda untuk mendapatkan gambaran permukaan bumi dengan cara melakukan
pengukuran langsung dilapangan melalui serangkaian pengukuran sudut, jarak dan tinggi
menggunakan peralatan tertentu.
Hasil dari metoda ini adalah berupa posisi titik-titik dilapangan yang kemudian dapat
dihubungkan menjadi garis dan garis menjadi poligon atau area sehingga dapat tergambarkan
unsur-unsur permukaan bumi tersebut baik unsur alam (sungai, danau laut, gunung, dlsb.)
maupun unsur buatan manusia (jalan, jembatan, bangunan, dlsb.).
Metoda Trestris ini dikenal juga dengan Ilmu Ukur Tanah yang biasanya digunakan untuk
keperluan perencanaan teknis dengan penyajian skala besar serta keperluan rekonstruksi dari
perencanaan tersebut ke lapangan.
Prosedur umum dari metoda Trestris ini adalah sbb. :
1. Identifikasi dan orientasi lapangan
2. Perencanaan kerangka dasar pemetaan
3. Penentuan titik awal dan sisi awal kerangka dasar
4. Pengukuran kerangka dasar pemetaan
• Pengukuran kerangka dasar horisontal (sudut dan jarak metoda poligon)
• Pengukuran kerangka dasar vertikal (beda tinggi metoda sipat datar)
5. Pengukuran detail situasi (planimetris dan kontur metoda tachymetri))
Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan
8 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc
6. Pengolahan data (horisontal dan vertikal)
7. Proses penggambaran dan penyajian peta (kartografi)
8. Reproduksi/ plotting peta
5. Metoda Bathimetrik
Adalah Metoda untuk menentukan posisi dan bentuk permukaan bumi dibawah laut (air).
Metoda ini biasa disebut juga dengan metoda Hidrografi, dimana dibutuhkan peralatan dan
prosedur khusus yang berkaitan dengan penentuan posisi unsur-unsur permukaan bumi dilaut.
Peralatan yang dibutuhkan pada prinsipnya adalah peralatan untuk penentuaan posisi
(koordinat) dan peralatan untuk penentuan kedalaman laut.
6. Metoda Gabungan
Pada prakteknya dimungkinkan terjadinya penggabungan atau kombinasi pada metoda-metoda
tersebut dalam rangka upaya meingkatkan kualitas dan efektifitas kerja. Hal ini biasanya sesuai
dengan kebutuhan atau aplikasinya serta kondisi sarana yang tersedia.
Contoh kombinasi metoda-metoda ini antara lain adalah ; Remote sensing dengan foto udara,
foto udara dan GPS, Remote sensing dan GPS, Trestri dan GPS, Bathimetrik dan GPS, dlsb.
D. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Sistem informasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengandung satu set proses yang
melakukan fungsi pengolahan terhadap data untuk menghasilkan satu bentuk informasi yang
dibutuhkan bagi satu keperluan tertentu. Berbagai sistem informasi secara umum telah dikenal
seperti; Sistem Informasi Manajemen (Management Information System/ MIS), Sistem Informasi
Keuangan, Sistem Informasi Sumberdaya Manusia, dlsb., dimana masing-masingnya
mempunyai satu tujuan.
Dalam memahami apa itu SIG, dapat dijelaskan sbb. :
• SIG adalah singkatan dari Geographic Information System atau Sistem Informasi
Geografis (SIG)
• SIG merupakan satu bentuk Sistem Informasi khusus yang digunakan untuk
memproses/ mengolah data geografi (data ruang) dalam menghasilkan informasi
• Informasi yang dihasilkan melalui SIG ini biasanya dalam bentuk peta (peta topografi
dan peta-peta tematik), tabular, visualisasi ruang, model, dan statistik.
• Satu SIG itu menggunakan data spasial (bereferensikan geografi) dan data non spasial
serta termasuk juga semua operasi-operasi yang mendukung analisis spasial.
Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan
9 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc
Dari pengertian di atas banyak sekali para ahli yang telah mencoba mendefinisikan SIG,
namun berbagai definisi SIG tersebut semuanya sangat tergantung dari latar belakang
keilmuan dan dunia praktisi yang digeluti para ahli yang bersangkutan.
Dalam konteks teori sistem, ESRI mendefeniskan SIG sebagai berikut :
“ SIG adalah satu sistem yang terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), prosedur-prosedur yang dirancang untuk mendukung proses pemerolehan, pengelolaan, manipulasi, analisis, permodelan, dan penyajian data gepgrafi (spasial dan
non spasial) untuk menyelesaikan masalah-masalah perancangan, kontrol, pemantauan, dan manajemen yang kompleks”.
1. KOMPONEN DAN FUNGSI SIG
Walaupun terdapat banyak definisi SIG yang telah dikemukakan orang, namun secara
prinsip SIG dapat dirumuskan kepada 4 sub sistem , yaitu : (1) Input Data, (2) Penyimpan Data,
(5) Manipulasi dan Analisis Data dan (4) Penyajian Data.
Gambar 1 : Sub Sistem Dalam SIG
Sebagai satu sistem informasi yang memproses data ruang/ geografi untuk berbagai keperluan,
SIG mempunyai beberapa komponen penting :
1. Data
2. Informasi
3. Prosedu-prosedur
4. Perangkat Keras (hardware)
5. Perangkat Lunak (Software)
6. Aplikasi
Sub Sistem
PEMASUKAN DATA
Sub Sistem
PENYIMPAN DATA
Sub Sistem
MANIPULASI & ANALISIS
Sub Sistem
PENYAJIAN INFORMASI
Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan
10 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc
Gambar 2 : Komponen SIG
Secara garis besarnya dapat diidentifikasi mengapa SIG itu penting dan diperlukan :
1. Dengan kemampuan analisisnya, teknologi SIG itu seperti mikroskop, teleskop dan
komputer bagi berbagai bidang ilmu. Jadi teknologi SIG itu merupakan alat bantu bagi
meyelesaikan banyak masalah yang dulunya menjadi hambatan dan tantangan bagi
disiplin ilmu yang menggunakan data geografi, seperti tata ruang (planologi), analisis
linkungan, hidrologi, transportasi, dlsb.
2. SIG dapat mengintegrasikan data spasial dengan informasi lain dalam satu sistem. Jadi
SIG menawarkan satu kerangka yang konsisten bagi menganalisis data geografi
3. Dengan menjadikan peta dan berbagai informasi lainnya dalam bentuk digital,
memudahkan kita untuk memanipulasi dan menyajikan pengetahuan yang
berhubungan dengan ruang/ geografi dalam cara yang lebih menarik
4. SIG menyediakan fasilitas untuk mencari/ mendapatkan berbagai data seperti
administrasi, hak milik tanah, pajak, perangkat utilitas, perpipaan, dlsb. melalui
kedudukan/ lokasi mereka.
Jadi, tugas utama yang mampu diselesaikan dengan SIG (Nijkam, ) yaitu :
1. Menyimpan, mengatur dan mengintegrasikan data spasial dalam jumlah yang
besar/ banyak. Basis data bereferensi geografis tsb. disusun dalam dua tipe
informasi, yakni data lokasi (spasial) dan atribut (deskriptif). Data dapat diperoleh
dari berbagai variasi sumber data yang luas, dan satu keistimewaan terpenting SIG
adalah fasilitas untuk integrasi data dan konversi data bagi suatu tampilan spasial.
2. Menyediakan cara untuk memperoleh analisis dari hubungsn spesifik komponen
data geografis. Teknik analisis yang dilakukan dapat secara sederhana atau analis
Hardware & Software Data Geografi
Data Atribut
Personil/ Organisasi Pengguna
Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan
11 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc
yang lebih komleks/tinggi dengan menggunankan pemodelan. Sebagai contoh
adalah penggunaan teknik permodelan atmosfir untuk menentukan area mana
yang kemungkinan akan dipengaruhi oleh polusi hasil dari letupan satu instalasi
khusus yang berbahaya (sperti tragedi Chernobyl), dimana dperhitungkan
berdasarkan pengaruh angin dan kondisi cuaca tertentu.
3. Melakukan pengorganisasian dan penataan sejumlah besar data dalam satu jalur,
sehingga semua pemakai mudah mengakses informasi.
2. SISTEM KERJA SIG
Sistem kerja SIG pada prinsipnya sama dengan sistem kerja sebuah sistem pada umunya,
yaitu terdiri unit input, unit pemrosesan, unit output serta feedback sistem.
Gambar 3 : Sistem Kerja SIG
Berdasarkan kemampuan yang ditawarkan SIG tersebut, banyak pihak yang tertarik dan ingin
mempelajarinya. Beberapa alasan sampai saat ini SIG semakin hangat diperbincangkan orang
adalah karena :
• SIG dapat digolongkan kepada teknologi tinggi (high tech) yang dapat
memberikan kontribusi bagi berbagai kepentingan / bidang
Laporan
Peta-Peta
Hasil Fotografi
Statistik
Model Input Data
Peta-peta
Data Survey
Pengukuran Lapangan
Fotogrametri
RemoteSensing
Program Eksternal Statistik &
Model
Simpan, Pemanggil
an
Manipulasi & Analisis Data
Penyajian Data
Pemerosesan Data Input
OUTPUT INPUT Sistem Informasi Geografis
Data Digital Lainnya
Pemprosesan data input
Pemprosesan data input
Manipulasi & analisis
Simpan, pemanggilan
Interface (Editing,
Pertanyaan Jawab, .. )
Sistem Informasi Lainnya
Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan
12 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc
• Peta SIG merupakan fasilitas yang dapat dilihat dalam komputer
• SIG merupakan alat penting (tool) dalam memahami dan memanage
lingkungan
• Ada kecenderungan untuk melihat SIG sebagai sesuatu yang menarik dan
mencoba mengadakan pendidikan SIG
3. SOFTWARE DAN HARDWARE SIG
Secara umum pengetahuan orang terhadap SIG identik dengan perangkat lunak (software) SIG
yang beredar dipasaran. Untuk menganalisis ruang, diperlukan perangkat lunak SIG yang
memiliki analitical power tertentu. Semakin komplek daya analisis satu perangkat lunak, berarti
semakin tinggi analitical power-nya dan semakin mahal harga perangkat lunak tersebut.
Berbagai sofware SIG yang beredar di Indonesia antara lain ; ArcInfo, MapInfo, Erdas, ILWIS,
Idrisi, Integraph, dlsb., dimana masing-masing perangkat lunak tersebut mempunyai kelebihan
dan kekurangannya. Namun perangkat lunak yang paling banyak digunakan saat ini adalah
ArcInfo dan MapInfo, dimana kedua software ini (terutama ArcInfo) memiliki analitical power
yang lengkap dan mampu berintegrasi dengan data lain seperti multi media.
Untuk membangunan satu aplikasi SIG yang lengkap dibutuhkan software-software lain yang
sifatnya mendukung dari segi pembangunan basisdata, analisis data dan penyajian informasi.
Software-software tersebut antara lain adalah :
- Visual Basic
- Microsoft SQL/ Acses/ Oracle
- Map Object/ Map X
- ER-Mapper
Disamping itu perangkat keras utama SIG ini yaitu komputer haruslah memiliki spesifikasi
tertentu yang berfungsi untuk menjalankan software SIG tsb. dan sekaligus untuk penyimpan
data, memproses data dan penyajian data. Hal ini mengingat karakteristik data SIG yang besar/
banyak dan memiliki beberapa format data grafik (vektor dan raster) dan non grafik. Dalam
menjalankan semua fungsi tersebut mesti dilakukan secara cepat dan memadai. Beberapa
faktor dan syarat utama yang perlu diperhatikan dalam satu komputer SIG adalah :
- prosesor (CPU) yang cepat, contoh ; Pentium IV 2,5 GHz
- Penyimpan data (Hardisk) yang besar, contoh; >40 Gb
- Memory (RAM) yang besar, contoh ; > 1028 Mb
- Kartu Grafik (VGA Card) yang berkualitas tinggi;Contoh G Force II Ti4
Jadi, komputer yang diperlukan dalam pengelolaan SIG ini dianjurkan adalah komputer
yang mempunyai spesifikasi yang canggih terutama untuk aplikasi SIG dengan data raster
(foto/ image) yang banyak.
Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan
13 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc
Di samping itu untuk membangunan satu aplikasi SIG yang lengkap diperlukan hardware-
hardware lain, seperti :
- Scanner/ Digitizer : alat konversi data ke digital
- Printer dan Plotter ; alat untuk plotting peta-peta
4. KONSEP DATA SIG
Secara prinsip, data SIG itu adalah data yang mengacu kepada lokasi/ ruang atau data
geografis. Dalam satu data SIG terdiri dari data spasial dan non spasial yang saling
berhubungan (berintegrasi). Data spasial adalah data yang menunjukkan lokasi/ geografis,
sedangkan data non sapasial adalah data yang menerangkan/ menjelaskan segala sesuatunya
terhadap data spasial tsb. Jadi konsep dasar data SIG itu adalah pasangan data spasial dan
non spasial yang memberikan satu informasi. Kadang-kadang untuk memperjelas informasi,
data SIG tersebut dapat dihubungkan (integrasi) dengan media-media lain (multi media),
seperti; video lokasi, foto lokasi.
Data spasial dibangun dengan konsep pemetaan, dimana sumber datanya diperoleh dari
berbagai alternatif, seperti; foto udara, remote sensing, pengukuran lapangan. Sedangkan data
atribut biasanya disajikan dalam bentuk tabular yang bersumber dari hasil survey langsung,
wawancara dan pengumpulan deskripsi.
Gambar 4 : Konsep Data SIG
PPeerraannggkkaatt PPeennggiinntteeggrraassiiaann DDAATTAA SSIIGG
SSppaattiiaall NNoonn SSppaattiiaall
Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan
14 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc
5. SUMBER DATA SIG Sumber data SIG secara garis besarnya terdiri dari 2 bagian, yaitu sumber data spasial dan
sumber data atribut.
1. Sumber Data Spasial Sumber data spasial adalah merupakan sumber data keruangan atau berbentuk grafis
(feature) dari permukaan bumi (geografis) yang biasanya berupa peta-peta.
Berbagai sumber data spasial yang dapat digunakan sebagai basisdata SIG antara lainn
adalah :
- Peta garis berbentuk kertas (hardcopy)
- Peta garis dalam format digital (biasanya format Cad)
- Peta Foto (raster/ image)
- Peta Remote Sensing
2. Sumber Data Atribut Sumberdata atribut merupakan sumber data yang terdiri dari keterangan-keterangan atau
diskripsi yang berkaitan dengan objek atau aspek keruangan.
Berbagai data atribut yang dijadikan sebagai sumberdata adalh:
- Tabel-tabel tentang tema objek spasial
- Hasil survey lapangan
- Deskripsi wilayah
- dlsb.
Dalam pengolahannya, sumber data atribut tersebut akan diintegrasikan dengan basisdata
spasialnya menjadi basisdata SIG.
6. BASISDATA SIG
Basisdata merupakan kumpulan berbagai data spesifik yang dapat dikontrol dalam satu
sistem. Basisdata SIG terdiri dari lapisan-lapisan data (layer-layer) yang disusun
sedemikian rupa dalam software SIG berdasarkan kepada penggunaannya (aplikasi).
Masing-masing lapisan data tersebut mempunyai tema tersendiri yang terdiri dari pasangan
data spasial (geografsi) dan non spasial (atribut). Data spasial merupakan peta digital yang
dibangunan berdasarkan jenis grafik (titik, garis dan area), sedangkan data non spasial
merupakan tabel-tabel yang berintegrasi dengan data spasialnya. Pembangunan basisdata
dalam SIG merupakan pekerjaan yang paling besar dan utama ( 70 % dari seluruh
pembangunan SIG), karena tanpa basisdata yang lengkap dan benar maka SIG tidak ada
apa-apanya.
Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan
15 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc
Basis data SIG terdiri dari berbagai lapisan data (layer) yang disusun dalam software SIG
tertentu. Konsep basis data ruang SIG dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 5: Basisdata Ruang Wilayah
7. APLIKASI SIG DALAM MANAJEMEN PEMBANGUNAN
Dinamika pembangunan, khususnya bagi negara berkembang ditandai dengan pertumbuhan
berbagai bidang dan kepentingan yang meningkat dengan cepat, sehingga permasalahan yang
dihadapi cenderung semakin komplek. Sebagai contoh, seperti yang terjadi pada kota-kota
yang secara kontinu tumbuh dan berkembang, tekanan terhadap pemilikan lahan akan semakin
meningkat. Terutama pada lingkaran pinggir area terbangun, seKring muncul konflik antara
keperluan lahan untuk pembangunan fisik dengan kepentingan lingkungan yang perlu
dipertahankan.
Kompleknya permasalahan yang disebabkan oleh berbagai kegiatan yang saling berkaitan dan
makin banyaknya faktor/ unsur yang perlu dipertimbangkan, membutuhkan penanganan
masalah secara efektif dan efisien. Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan pembangunan
disegala bidang membutuhkan ruang/ lahan sebagai unsur utama dari pembangunan tersebut.
Namun, sifat keterbatasan ruang (konstan) mestilah mendapat perhatian dalam setiap proses
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang dalam aktivitas perencanaan dan
pengambilan keputusan.
Salah satu persoalan penting yang muncul dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
adalah menyangkut ketersediaan alat dan metoda/ model yang akan digunakan untuk
membantu pencapaian hasil yang optimal. Sebagai contoh, untuk keperluan penetapan
tataguna tanah pada situasi ketika kebutuhan bagi perumahan, perkantoran, rekreasi, kawasan
SITUASI
S
RELIEF
DASAR
KECAMATAN ..
NAGARI
JORONG
ADMINISTRASI
DRAINASE
JAR. TELPON
JAR. LISTRIK
JAR. JALAN
PRASARANA
HUTAN/KONSERVASI
KWS. HIJAU
SUNGAI
LINGKUNGAN
INDUSTRI
PEMUKIMAN PERKEBUNAN/PERTANIAN
TATAGUNATANAH
BANGUNAN
PERSIL TNH
PERTANAHAN
RTTR
RDTR
RUTR
RENCANATATA RUANG
TITIK KONTROL
DASAR
PERPAJAKANPERIJINAN
PARIWISATA
PENDUDUK
SOSIAL,EKONOMI, BUDAYA
PASAR
KESEHATAN
PENDIDIKAN
IBADAH
SARANA
PETA DASAR
Pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG), BAPPEDA Pesisir Selatan
16 Modul 1 : Pengenalan Dasar Pemetaan Ir. Masril Syukur, SMc
perdagangan/ industri dan infrastruktur yang sedang mengalami perubahan/ ledakan berarti.
Disamping itu, langkah untuk memperbaiki kualitas kesehatan dan kualitas hidup dewasa ini
mendapat perhatian lebih besar, bersamaan pula dengan keperluan untuk mempertahankan,
melindungi dan memperbaiki lingkungan hidup. Oleh karena itu suatu alat dan teknologi baru
makin dibutuhkan, agar memungkinkan pemimpin masyarakat dan pelaku perencanaan/
pembangunan bekerja secara efektif dan efisien dalam mencari solusi permasalahan tersebut.
Hal ini juga memerlukan tersedianya suatu kemampuan untuk mempertimbangkan situasi
sekarang bagi tujuan pembangunan ke depan.
Untuk mencapai sasaran tersebut, informasi menjadi sangat penting sebagai petunjuk efektif
dalam perubahan suasana dan keadaan yang cepat dewasa ini. Analisis dan perencanaan
harus betul-betul mempertimbangkan informasi dalam setiap proses aktifitasnya. Semua
informasi yang terkait harus dimasukkan, dikelola, sehingga tersedia dan disajikan dalam
bentuk yang sesuai untuk digunakan pada tingkatan yang berbeda-beda dalam satu proses
perencanaan. Hal inilah yang menyebabkan perlunya SIG sebagai alat dan teknologi untuk
menjawab tantangan tersebut. Penggunaan SIG dalam pembangunan mampu memberikan
kontribusi yang berarti dalam memanage pembangunan tersebut pada setiap sektor dan
tingkatan manajerial.
Berbagai aplikasi SIG yang dapat digunakan dalam pembangunan dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 1 : Aplikasi SIG Dalam Pembangunan
Jenis Penggunaan Contoh Aplikasi
Pelaporan dan Pemetaan Area Analisis dan penyajian data
Izin mendirikan Bangunan Analisa Pemerosesan izin mendirikan bangunan
Pengawasan Pembangunan Analisa kecenderungan arah pembangunan dan
penyajian peta scenario arah pembangunan
Manajemen daerah Penyediaan peta dan data terbaru daerah
Analisis dan presentasi informasi daerah
Penanggulangan bahaya Penyediaan peta dan informasi route rawan bahaya
bagi kendaraan
Penyediaan peta-informasi wilayah rawan bencana
Manajemen Fasilitas Wilayah Analisis dan Perencanaan serta pemeliharaan
Jalan, saluran, PDAM, jaringan listrik
Pemutakhiran, penyajian peta fasilitas kota/ kab
Rencana untuk pengembangan fasilitas