MODIFIKASI PERENCANAAN STADION rangka ruang (space … · Dengan menggunakan sistem atap lengkung,...
Transcript of MODIFIKASI PERENCANAAN STADION rangka ruang (space … · Dengan menggunakan sistem atap lengkung,...
MODIFIKASI PERENCANAAN STADION INDOOR SURABAYA SPORT CENTER (SSC)
DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA RUANG (SPACE TRUSS)
Nama mahasiswa : Annisa Ariyanti Purbosari NRP : 3106 100 060 Jurusan : Teknik Sipil FTSP-ITS Dosen pembimbing : Budi Suswanto, ST., MT., PhD.
Ir. Djoko Irawan, MS.
ABSTRAK
Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang teknik sipil sudah semakin pesat. Salah satu teknologi yang berkembang pesat adalah sistem struktur rangka ruang (space truss). Salah satu keunggulan space truss antara lain lebih ekonomis dan mudah pelaksanaannya. Stadion indoor Surabaya Sport Center pada mulanya didesain dengan space truss sebagai rangka atap, beton bertulang sebagai konstruksi utamanya dan beton pracetak sebagai tempat duduk tribunnya. Kemudian pada penyusunan proposal tugas akhir ini, gedung tersebut dimodifikasi sehingga seluruh struktur atas (upper structure), baik itu rangka atap maupun kolom, didesain menggunakan rangka ruang (space truss) dengan sambungan las sebagai alat sambungnya. Sedangkan untuk tribunnya, direncanakan tetap dengan menggunakan beton pracetak, akan tetapi struktur utama tribunnya terbuat dari beton bertulang yang dicor ditempat dan terpisah dari struktur space truss. Perhitungan pembebanan dari beban gravitasi menggunakan PPIUG 1983. Sedangkan untuk beban lateral seperti beban gempa dan beban angin menggunakan SNI 03-1726-2002. Untuk perhitungan penulangan baik itu penulangan lentur maupun geser dan torsi elemen pracetak menggunakan ketentuan dari SNI 03-2847-2002. Sedangkan perhitungan baja mengunakan ketentuan dari SNI 03-1729-2002 dan LFRD. Gaya-gaya dalam yang terjadi akibat proses pengangkatan elemen pracetak dihitung dengan ketentuan dari PCI Design HandBook Fourth Edition. Tujuan akhir dalam perencanaan modifikasi ini adalah tersedianya perancangan untuk modifikasi yang memenuhi segala persyaratan keamanan konstruksi.
Kata Kunci : Space truss, Stadion indoor Surabaya Sport Center.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada saat ini ketertarikan masyarakat terhadap
olahraga mulai kembali marak. Hal ini menyebabkan kebutuhan masyarakat akan fasilitas olahraga yang memadai.
Surabaya Sport Center (SSC) merupakan kompleks olahraga yang dirancang supermegah dan superlengkap sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat Surabaya akan fasilitas olahraga. SSC berada di kawasan Benowo, Surabaya Barat.
Dalam tugas akhir ini dibahas tentang perencanaan modifikasi stadion indoor Surabaya Sport Center (SSC) dengan menggunakan sistem
rangka ruang (space truss) sebagai struktur atas (upper structure). Struktur atas (upper structure) yang digunakan seluruhnya, baik atap maupun kolom, merupakan rangka ruang atau dalam konstruksi juga dikenal dengan istilah space truss. Sedangkan untuk perencanaan atap didesain sebagai atap lengkung dengan konstruksi berupa sistem rangka ruang atau space truss. Dari segi estetika atau keindahan, desain atap lengkung memiliki nilai keunikan dan artistic yang tinggi. Selain melihat dari segi estetikanya, pemilihan desain atap lengkung ini juga memperhatikan beban angin yang diterima atap. Dengan menggunakan sistem atap lengkung, beban angin yang diterima atap lebih kecil dibanding dengan beban angin yang diterima oleh atap dengan desain konvensional, seperti segitiga.
Untuk desain sambungan pada perencanaan modifikasi stadion indoor Surabaya Sport Center dengan sistem struktur rangka ruang dan atap berbentuk lengkung ini digunakan sambungan las.
Struktur tribun stadion indoor Surabaya Sport Center ini, didesain dengan menggunakan struktur beton bertulang di cor di tempat. Sedangkan untuk dudukan penontonnya (balok L) menggunakan beton pracetak. Struktur tribunnya didesain berdiri sendiri secara terpisah dari struktur space truss.
1.2 Tujuan Permasalahan umum adalah bagaimana
merencanakan modifikasi stadion indoor Surabaya Sport Center dengan menggunakan sistem rangka ruang (space truss)?
Adapun rincian permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini, antara lain sebagai berikut: 1. Bagaimana preliminary desain dari perencanaan
modifikasi stadion indoor Surabaya Sport Center dengan menggunakan sistem rangka ruang (space truss)?
2. Beban-beban apa sajakah yang bekerja pada bangunan atas dan pondasinya?
3. Bagaimana pemodelan struktur rangka ruang yang digunakan?
4. Profil apa yang digunakan dalam pemodelan struktur tersebut?
5. Bagaimana perencanaan sambungan yang digunakan pada setiap pemodelan struktur?
1.3 Batasan Masalah Tujuan umum adalah dapat merencanakan
modifikasi stadion indoor Surabaya Sport Center dengan menggunakan sistem rangka ruang (space truss) sesuai dengan syarat struktural suatu bangunan, mudah dan cepat cara pelaksanaannya serta ekonomis.
Adapun tujuan-tujuan khusus antara lain sebagai berikut:
1. Dapat menentukan preliminary desain dari perencanaan modifikasi stadion indoor Surabaya Sport Center dengan menggunakan sistem rangka ruang (space truss).
2. Dapat mengetahui beban-beban yang bekerja baik pada struktur bangunan atas maupun pondasinya.
3. Dapat menentukan pemodelan struktur rangka ruang yang digunakan.
- 2 -
4. Dapat menentukan profil yang paling sesuai untuk digunakan dalam pemodelan struktur tersebut.
5. Dapat mendesain perencanaan sambungan pada setiap pemodelan struktur.
1.4 Lingkup Pekerjaan 1. Merencanakan struktur atap dan kolom dengan
menggunakan space truss struktur baja. 2. Merencanakan struktur utama dan sekunder
tribun dengan beton bertulang dengan tempat dudukan tribun menggunakan beton pracetak.
3. Tidak melakukan analisa perhitungan biaya konstruksi.
4. Tidak meninjau kecepatan konstruksi. 5. Profil yang digunakan merupakan profil yang
tersedia di pasaran. 6. Tidak memperhitungkan perkerasan dan material
lapangan. 7. Tidak memperhitungkan pondasi.
1.5 Manfaat 1. Sebagai pemenuhan akan kebutuhan sarana
olahraga umum bagi masyarakat Surabaya. 2. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu
dalam bidang tenik sipil. 3. Sebagai referensi baru dalam perencanaan
gedung dengan sistem rangka ruang yang memiliki kecenderungan lebih ekonomis dan indah dari pada perencanaan dengan baja konvensional.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Berisi teori
teori dan perumusan yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, antara lain: 2.1 Space Truss
Prof. S. R. Satish Kumar dan Prof. A. R. Santha Kumar menjelaskan pula pengertian tentang space truss dalam jurnalnya tentang Design of Steel Structures , yaitu rangka tiga dimensi yang terdiri dari batang-batang yang saling menyambung. Space truss memiliki sifat khas yaitu tidak menerima gaya momen atau torsi. Semua member hanya dapat memikul gaya aksial tekan dan tarik.
Dalam jurnal tersebut, juga dijelaskan tentang kelebihan-kelebihan dari space truss, antara lain sebagai berikut: 1. Ringan, efisien secara stuktural dan penggunaan
material optimal. 2. Mudah dibentuk. Dibuat dipabrik dengan jumlah
banyak, sehingga lebih murah, bentuk dan ukuran sesuai standard an dapat dengan mudah dirakit di tempat oleh pekerja semi-skilled.
3. Komponennya kecil-kecil sehingga mudah dibawa dan ditransportasikan.
4. Bentuknya elegan dan ekonomis untuk struktur terbuka yang bebas kolom.
2.2 Beton Pracetak Pada dasarnya beton pracetak tidaklah berbeda
dengan beton bertulang lainnya. Yang membedakan hanyalah pada metode pabrikasinya. Sebagian besar dari elemen struktur pracetak ditempatkan tertentu
(dapat lokasi proyek ataupun diluar lokasi proyek yang memang pada umumnya memproduksi elemen-elemen beton precetak). Selanjutnya komponen-komponen tersebut dipasang sesuai keberadaannya sebagai komponen struktur, sebagian bagian dari sistem struktur beton (Erfianto,1999 ).
2.3 Sambungan Las
Sambungan las dalam tugas akhir ini yang dipakai adalah sambungan las sudut.
3. PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
Gambar 3.1 Bagan Alir
- 3 -
4. PERENCANAAN STURKTUR SPACE TRUSS
4.1 Perhitungan Gording dan Penutup Atap
Gambar 4.1 Rencana Atap
Penutup atap direncanakan dari ZINCALUME LYSAGHT KLIP-LOK 700 HI-STRENGTH dengan spesifikasi sebagai berikut:
Tebal = 0.42 mm
Single span = 1650 mm
Internal span = 1750 mm
Overhang = 150 mm
Berat = 4,66 kg/m2 5 kg/m2
Jarak antar gording = 1600 mm
Jarak kuda-kuda = 7400 mm
Jarak miring gording= mmm 6.11600
0cos1600
Kemiringan = 0° Gording direncanakan dengan menggunakan
profil circular hollow sections (CHS) dengan spesifikasi sebagai berikut : - Mutu Baja : BJ 41
Fu = 410 MPa = 4100 kg/cm2
Fy = 250 MPa = 2500 kg/cm2
E = 2.1 x 106 kg/cm3
- Dimensi profil: q = 4,52 kg/m D = 60,5 mm A = 5,76 cm2
t = 3,2 mm I = 23,7 cm4 r = 2,03 cm Z = 7,84 cm3
4.2 Perencanaan Space Truss.
Pembebanan Kuda-kuda
Gambar 4.2 pembebanan pada kuda-kuda rangka space frame akibat gording.
1. Beban Mati Bagian tepi
Berat gording G1 = 4.52 x 2.8 = 7.112 kg Penutup atap = 4.66 x 1.24 x 6 = 18.6 kg Berat gording G2 = 0.5 x 7.112 = 3.556 kg + Total = 29.27 kg Lain-lain = 10% x total = 2.93 kg+
PD1 = 31/19 kg
Bagian tengah
Berat gording G3 = 4.52 x 2.8 = 7.112 kg Berat gording G2 & G4 = 2 x 3.556 = 7.112 kg Penutup atap = 4.66 x 2.84 x 6 = 85.2 kg +
Total = 99.42 kg Lain-lain = 10% x total = 9.942 kg +
PD2 = 109.4 kg Berat gording G5 = 4.52 x 2.8 = 7.112 kg Berat gording G4 & G6 = 2 x 3.556 = 7.112 kg Penutup atap = 4.66 x 3.2 x 6 = 96 kg +
Total = 110.0 kg Lain-lain = 10% x total = 1.102 kg +
PD3 = 121.2 kg
2. Beban Hidup Bagian tepi
Akibat beban air hujan a. Beban hidup terbagi rata dari beban air
hujan (PPIUG 1983 Pasa 3.2.2) q = (40
0,8 )kg/m2 20 kg/m2
= (40
0,8 × 24o) kg/m2
= 20.8 kg/m2
dipakai q = 20 kg/m2
Q = q × a = 20 × 1.6 = 32 kg/m P = 20 × 1/2 panjang gording = 32 × 0.5 2.8 = 44.8 kg
b. Beban terpusat berasal dari pekerja P = 100 kg
Bagian tengah
Akibat beban air hujan a. Beban hidup terbagi rata dari beban air
hujan (PPIUG 1983 Pasa 3.2.2) q = (40
0,8 )kg/m2 20 kg/m2
= (40
0,8 × 24o) kg/m2
= 20.8 kg/m2
dipakai q = 20 kg/m2
G 1
G 2
G 3
G 4
G 5
P1
P2
P3
- 4 -
Q = q × a = 20 × 3.2 = 64 kg/m P = 20 × 1/2 panjang gording = 64 × 0.5 2.8 = 89.6 kg
b. Beban terpusat berasal dari pekerja P = 100 kg
3. Beban Angin W = 40 kg/m2
Pada Kolom = 0.9 x 40 = 36 kg/m2
Angin Hisap = -0.4 x 40 = -16 kg/m2
Pada atap Angin Hisap = -0.5 x 40 = -20 kg/m2
= -0.4 x 40 = -16 kg/m2
= -0.4 x 40 = -16 kg/m2
= -0.2 x 40 = -5 kg/m2
Pada Atap Bagian tepi
kg
gordingjarakqhisapP
mkgq
menentukanmkgq
6.258.032
2
11
/8.126.152)(/326.1201
Bagian tengah
kg
gordingjarakqhisapP
menentukanmkgq
96.408.06.25
2
11
)(/6.256.1161
Pada Kolom
kgPhisap
kg
jarakqPtekan
mkgqhisap
mkgqtekan
92.816.12.51
32.1846.12.115
2
1/2.512.316/2.1152.336
4. Beban Gempa Perhitungan gaya gempa berdasarkan SNI 03-1726-2002 dengan memakai metode beban statis ekuivalen yaitu :
R
WICV total
Beban Total
Total berat 1 As = 81092.9 kg
Periode getar bangunan Periode getar bangunan didapat dari rumus : T = 0.06 H ¾
H = 23.3 m = 0.06 (23.3)3/4
= 0.63 s
Perhitungan gaya geser akibat gempa Kota Surabaya termasuk wilayah gempa 3 dengan waktu getar alami 0.63s. Tanah di areal stadion termasuk tanah sedang. Dari respon spektrum wilayah gempa 3 didapat besar C = 0.52. Dari tabel 1 dan 3 SNI 03-1726-2002 didapat faktor keutamaan I = 1.0 (gedung umum) dan faktor daktilitas R = 5.5 (struktur rangka pemikul momen menengah untuk wilayah gempa sedang)
kg
R
WICV total
2.147445.5
9.8109210.52
kgVkgV
25.442314744%301474414744%100
30
100
Kombinasi Pembebanan untuk Space Truss:
1. DEAD 2. LIVE 3. WIND 4. WIND1 5. Gempa 100% 6. Gempa 30% 7. COMB1 8. COMB2 9. COMB 3 10. COMB 4 11. COMB 5 12. COMB 6 13. COMB 7 14. COMB 8 15. COMB 9 16. COMB 10 17. COMB 11 18. COMB 12
4.2 Perencanaan batang Space Truss Sebagai contoh diambil batang 1005-1. Batang
direncanakan menggunakan profil CHS. Perencanaan Rangka Batang
- Batang Bawah Kontrol pada batang section 134-1d engan menggunakan profil CHS D 165.2 mm,tebal 6,0 mm Dari hasil anlisa dengan program SAP didapat: Pu = -8705.01 kg Pu = 3495.24 kg L = 320 cm Dimensi: D = 165.2 mm A = 30.01 cm2
t = 6,0 mm I = 952 cm4
r = 5.63 cm Z = 115 cm3
Fu = 410 MPa = 5000 kg/cm2
Fy = 250 MPa = 2900 kg/cm2
E = 2 x 106 kg/cm2
Kc=1
Kontrol Aksial Kontrol Kelangsingan Elemen Penampang
r
r fy
Et
D
114.0
Kontrol Kelangsingan Komponen Struktur Tekan
Berdasarkan SNI 03-1729-2002 Pasal 7.6.4
200r
lk
Berdasarkan SNI 03-1729-2002 Pasal 7.6.1, untuk menetapkan parameter kelangsingan:
E
fy
r
Lkcc
- 5 -
Berdasarkan SNI 03-1729-2002 Pasal 7.6.2, untuk menetapkan daya dukung nominal komponen struktur:
nn
gcrgn
c
PP
fyAfAP
untuk
85.0
125.0
Berdasarkan AISC LRFD
nu
gn
cr
c
PP
AfcrPfyf
makac
2
658.0
,5.1
Kontrol Kelangsingan Komponen Struktur Tarik
Batas kelangsingan batang tarik berdasarkan SNI 03-1726-2002 Pasal 17.4.5.1
cmcm
D
L
50037.1952.16
320
500
Batas Leleh: berdasarkan SNI 03-1726-2002 Pasal 10.1
fyAPP gnu 9.0
Batas Putus:
fuAPPAA
enu
e
75.075.0
Jadi profil CHS D 165.2 mm dapat dipakai sebagai batang bawah pada kuda-kuda space frame.
4.3 Perencanaan Sambungan 4..3.1 Sambungan Antar Batang
Sambungan antar batang pada kuda-kuda space frame mengunakan sambungan type las. Batang-batang yang dihubungkan terdiri dari batang horizontal dengan 9 batang diagonal. Batang diagonal ini dibagi menjadi diagonal tarik (kuning) dan tekan (merah).
Gambar 4.3 Sambungan antara batang diagonal dan horisontal
Diagonal tekan
Berdasarkan table untuk menghitung x , S , Ip untuk bentuk sambungan las tertentu.
21
22
21
)(25.025.0
AAAtDA
DA
Las
Dimisalkan te = 1cm
2/45.2214
3.70706.075.06.075.0
cmkg
fuf las
Akibat Pu :
LasP A
Puf
Tebal Las Total:
707.0
tea
fn
fte P
Syarat tebal:
mmtmmtmaks 76
exxef F
tfua 141.1 mmtata maks 64.6
a yang dipakai adalah 6.5 mm
Diagonal tarik
Berdasarkan table untuk menghitung x , S , Ip untuk bentuk sambungan las tertentu.
221
2222
2221
29,15056,199343,214
056,19992,1525.025.0343,21452,1625.025.0
cmAAA
cmDA
cmDA
Las
Dimisalkan te = 1cm
2/45.2214
3.70706.075.06.075.0
cmkg
fuf las
Akibat Pu :
2/096.0665.5
174.542cmkg
A
Puf
LasP
Tebal Las Total:
mmcmte
a
mmcmfn
fte P
454
45
10.13,610.13,6707.0
10.34,4
707.0
10.34,410.34,445.2214
096.0
Syarat tebal:
mmammtmmtmaks 376 min
mmcm
F
tfua
exxef
77.03.7070
6.0410041.1
41.1 1
mmta maks 4.64.6
a yang dipakai adalah 3 mm 4.3.1 Sambungan Base Plate
Dari hasil analisis SAP gaya yang bekerja pada dasar kolom element diperoleh:
- 6 -
Pu = 987.23 kg Mux = 3.14 kgm Muy = -13.28 kgm Vu = 4.87 kg
Perencanaan Tebal Las b = 17 cm d = 17 cm Berdasarkan tabel untuk menghitung x , S , Ip untuk bentuk sambungan las tertentu.
333 59797)74.26( cmrS
Dimisalkan te = 1cm
A las = te 4(b+d) = 1x 4(17+17) = 136 2cm
2/45.2214
3.70706.075.06.075.0
cmkg
fuf las
Karena pengelasan dilkukan bolak-balik maka bidang yang dilas menjadi 2, sehingga A dan S mnjdi 2 kali.
2/0175.0136.2
76.4
2cmkg
A
Vuf
Lasv
Akibat Pu :
2/07.11136.2
3012
2cmkg
A
Puf
LasP
Akibat Mu:
2/023.059797
1399cmkg
S
Muf m
Tebal Las Total:
2222
222
/07.11023,007.110175.0 cmkgf
ffff
total
MPVtotal
mmcmte
a
mmcmfn
fte total
7.0071.0707.0
05.0
707.0
05.0005,045.2214
07.11
Syarat tebal:
mmammtmmtmaks 5151015 min
mmcm
F
tfua
exxef
6.006.03.7070
05.0410041.1
41.1 1
mmta maks 64.6
a yang dipakai adalah 5 mm
Perencanaan Tebal Plat dan Baut Angkur
Dimensi pelat 60 x 60 cm
d = 34 + 1.5 = 35.5 cm
fc =25 MPa
cmHcmPu
Mue 1060
6
1
6
1005.0
3012
99.13
Direncanakan baut dengan diameter: 1 in = 2.54 cm
cmbfB
b
cmHB
cmweHh
cmHcmhdH
cmh
cmkunciuntukjarakc
cmdbketepibautjarakwe
cweh
9.252
5.18.053
2
8.053
55.4845.4535398.5274.825.352
74.829.445.4'
29.454.216
27min
45.454.275.175.1'
1
1
Dimensi pondasi:
Panjang: 60 + ( 2 x 10 ) = 80 cm
Lebar : 60 + ( 2 x 10 ) = 80 cm
kgTu
PuaBfcuTu
cma
Bfcu
MuHhPuhha
cmkgMPaA
Afcfcu
A
A
c
c
11.1642301216.05324.2696.0
16.05324.2696.0
139925355.482301255.4855.48
22
/33.283333.28333.12585.0'85.0
333.16060
8080
2
2
2
1
2
1
2
Perhitugan baut bangkur: Direncanakan diameter baut : 1.905 cm Ab = 0.25 x 3.14 (1.905 x 1.905 ) =2.85 cm2 Fu = 4100 kg/cm2
37.0875.4381
11.1642875.438185.25.0410075.05.075.0
Rn
Tun
kgAfubRn b
Dipakai 4 baut. Perhitungan tebal pelat baja :
cmt
Bfy
wehTut
05.0532500
45.474.811.1642108.2
'108.2
1
1
Dipakai tebal pelat baja = t = 1.5 cm
Panjang baut angker Berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal 14.2 tabel 11
- 7 -
cmcmdb
cm
db
Kcfc
fy
db
db
Kc
d
tr
d
tr
3027905.14.144.14
4.145.2
18.011
2510
2509
'10
9
5.2
1
8.0
1
1
Jadi panjang baut angkur yang digunakan adalah 30 cm
5. STRUKTUR SEKUNDER
5.1 Data dan Bahan Bahan yang dipakai untuk struktur gedung ini adalah beton bertulang dengan data-data sebagai berikut : Letak bangunan : Dekat dari pantai Zona gempa : Zona 3 Mutu beton (fc ) : 25 Mpa Mutu baja (fy) : 390 Mpa
5.2 Perencanaan Balok, Pelat, dan Kolom 5.2.1 Balok Induk Balok Induk Tribun Memanjang
L= 856 cm
cmcmfy
L 7051700
4.016
1h
cmcmh 5047703
2
3
2b
Jadi, dipakai dimensi balok 70/50 cm.
Balok Induk Tribun Melintang
L= 980 cm
cmcmfy
L 7059700
4.016
1h
cmcmh 5067,46703
2
3
2b
Jadi, dipakai dimensi balok 70/50 cm.
Balok Induk Ruangan Memanjang
L= 600 cm
cmcmfy
L 5036700
4.016
1h
cmcmh 3533503
2
3
2b
Jadi, dipakai dimensi balok 50/35 cm.
Balok Induk Ruangan Melintang
L= 745 cm
cmcmfy
L 5045700
4.016
1h
cmcmh 353350
3
2
3
2b
Jadi, dipakai dimensi balok 50/35 cm.
5.2.2 Balok Anak Balok Anak Pelat Lantai
L = 600 cm
cmcmfy
L 4038700
4.016
1h
cmh 20402
1
2
1b
cmh 27403
2
3
2b
Jadi, dipakai dimensi balok induk melintang 40/30
cm.
Balok Anak Tribun L
L = 600 cm
cmcmfy
L 4038700
4.016
1h
cmh 20402
1
2
1b
cmh 27403
2
3
2b
Jadi, dipakai dimensi balok induk memanjang 40/30
cm.
5.2.3 Kolom Dimensi balok terbesar : b = 50 cm h = 70 cm Lbalok = 600 cm
4633 101704012
1
12
1cmbhII bbalok
hc = tinggi kolom = 713 cm
b
b
c
c
h
I
h
I
hbhbhII ckolom43
12
1
12
1
cmb
cmh
h
189.67
189.67600
1000000
713
12/1 4
Jadi, digunakan dimensi kolom 70 x 70 cm.
5.2.4 Pelat Lantai
cmLyn 5.3372
30
2
405.372
cmLxn 5602
40
2
40600
- 8 -
< 2 tulangan dua arah (Chu Kia Wang , hal
118)
66.15.337
560
Lxn
Lyn<2
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 11.5(3(3))
yang mana Untuk 22,0 m
ketebalan
minimum plat harus memenuhi .
2.05361500
8.0
1m
n
fyL
h
dan tidak boleh kurang dari 120 mm.
cmh 433.32.079.866.1536
1500
3908.0560
1
Jadi tebal pelat yang digunakan 15 cm karena tebal minimum yang disyaratkan.
5.3 Perhitungan Pelat 5.3.1 Pelat Lantai
Dimensi awal
- Mutu beton (f c) = 25 Mpa - Mutu baja (fy) = 390 Mpa - Tebal pelat = 15 cm - Tebal decking = 2 cm
Pembebanan
- Beban Mati Berat sendiri: 0.15 x 2400 = 360 kg/m2
Spesi 2 cm : 0.02 x 2100 = 42 kg/m2
Tegel 2 cm : 0.02 x 2400 = 48 kg/m2
Plafon + penggantung = 18 kg/m2 +
D = 468 kg/m2
- Beban Hidup: 4.79 kN/m2 = 479 kg/m2
Kombinasi Pembebanan
2/13284796.14682.1
6.12.1
mkg
qLqDQu
Contoh perhitungan pelat ukuran = 745 cm x 600 cm
- Momen Arah Sumbu X
gm
aLQ
MtxMlx
xu
k 99.529 596.51328001.0
001.0 2
2
- Momen Arah Sumbu Y
kgm
aLQ
MtyMly
xu
196.65 366.51328001.0
001.0 2
2
Mutu Beton (f c) : 25 Mpa ~ 30 Mpa
SNI 03-2847-2002 pasal 12.2.7.(3) hal. 70
=
0.85
Mutu Baja (fy) : 390 Mpa
0281.0 390600
600
390
85.02585.0 balance
0210519.00281.075.0max
0032051.0
3904
25min
353.18
2585.0
390
'85.0 cf
fym
Direncanakan Ø 12 mm (As = 113.097 mm2).
Penulangan Arah X
Mu = 9529853 Nmm b = 1000 mm decking = 20 mm
mmdeckingtd x
124125.020150 5.0
97.012410008.0
952985322
x
nbd
MuR
00254.0
390
353.1897,0211
353.18
1
211
1
fy
mR
mn
00254.00032.0min
dipakai = 0.0032
Asperlu = b d = 0.0032 x 1000 x 124 = 397.44 mm2
mmtulanganjumlah
pelatlebarJarak
As
Asn
mmdAs
tulangan
perlu
tulangan
2504
1000
4516.3097.113
44.397
097.1131225.04
1 222
dipasang tulangan Ø 12 mm-250mm (As = 452.16
mm2)
Kontrol kekuatan
!............0032.00.00365 1241000
16.452
min okbd
As ada
3.81000258.0
39016.452
'85.0 bcf
fyAsa
MlxNmm
adAsMu
170000000 2
3.812439016.4528.0 2fy
Ø
dy dxt
d'
- 9 -
Tulangan tersebut mengalami leleh pada kondisi
beban 17000000 Nmm. Penulangan Arah Y
Mn = 2458097 Nmm b = 1000 mm decking = 20 mm
mm
deckingtd y
112125.01220150
5.0
245.011210008.0
245809722
y
nbd
MnR
00063.0
390
353.18245.0211
353.18
1
211
1
fy
mR
mn
min0006.0
dipakai = 0.0032
Asperlu = b d = 0.0032 x 1000 x 112 = 358.97 mm2
mmtulanganjumlah
pelatlebarJarak
As
Asn
mmdAs
tulangan
perlu
tulangan
2504
1000
418.304.113
38.365
04.1131225.04
1 222
dipasang tulangan Ø 12mm-250 (As = 452.16mm2)
Kontrol kekuatan
!............0032.00.004 1121000
16.452
min okbd
As ada
29.81000258.0
39016.452
'85.0 bcf
fyAsa
!....196647815214930 2
29.811239016.4528.0 2fy
okNmmMlxNmm
adAsMu
Tulangan tersebut mengalami leleh pada kondisi
beban 15214930 Nmm. Kontrol Lendutan dan Retak
dc = decking + sengkang + ½
tulangan
= 20 + 0 + ½.12 = 26 mm........ untuk arah x = 20 + 12 + ½.12 = 36 mm.......untuk arah y
Retak dalam arah x A = 2 dc s = 2 0,026 0,3 = 0,0156 m2
3 0,01560,026234Z = 15.13 MN/m ..Ok
Retak dalam arah y A = 2 dc s = 2 0,036 0,3 = 0,0144 m2
3 0,01440,036234Z
= 18.8 MN/m ..Ok
5.3.2 Pelat Tribun Dimensi awal
- Mutu beton (f c): 25 Mpa - Mutu baja (fy) : 390 Mpa - Tebal pelat : 12 cm - Tebal decking : 3 cm - Lebar balok (b) : 30 cm - Tinggi balok (h) : 40 cm - Tulangan lentur balok :D12 - Tulangan sengkang : Ø 8 - Tulangan lentur pelat :
Tulangan lentur utama (arah x) : Ø 12 Tulangan pembagi/ susut (arah y): Ø 8
- Beban hidup tribun berdasarkan Tata Cara Perhitungan Pembebanan Untuk Bangunan Rumah dan Gedung Tabel 4-1: Tribun :4.79 kN/m2
Tempat duduk tetap :2.87 kN/m2
1. Perhitungan Pelat Tribun
Pembebanan - Saat pengangkatan
Beban Mati
Berat sendiri : 0.12 x 2400 = 288 kg/m2
qD : 6 x 288 = 1728 kg/m
- Saat service Beban Mati
Berat sendiri : 0.12 x 2400 = 288 kg/m2
qD : 6 x 288 = 1728 kg/m Beban hidup
Beban tribun : 6 x 479 = 2874 kg/m
Tempat duduk tetap : 6 x 287 = 1722 kg/m +
qL = 4596 kg/m
Kombinasi Pembebanan
- Saat pengangkatan (kantilever)
Qu = 1.2 qD = 1.2 x 1728 = 2073.6 kg/m
Mu = ½ Qu L2 = ½ x 2073.6 x 0.82
= 663.552 kgm
Vu = Qu L = 2073.6 x 0.8 = 1658.88 kg
- Saat installing (sendi-rol)
Qu = 1.2 qD + 1.6 qL
= 1.2 x 1728 + 1.6 x 4596
= 9427.2 kg/m
Mu = 1/8 Qu L2 = 1/8 x 9427.2 x 0.82
= 754.176 kgm
Vu = ½ Qu L = ½ x 9427.2 x 0.8
= 3770.88 kg
Digunakan kondisi yang paling kritis, yaitu
kondisi pada saat installing.
Sebagai contoh perhitungan dipakai pelat dengan
ukuran 600 x 80 cm. Dengan asumsi terjepit
elastis pada kedua sisinya.
Ø
dy dxt
d'
- 10 -
Sn = 80 cm
Ln = 600 - (50/2 + 50/2) = 550 cm
= Ln / Sn = 550 / 80
= 6.875 > 2 (pelat 1 arah)
Perhitungan momen menggunakan Peraturan
Beton Indonesia 1971 tabel 13.3.2.
- Momen arah sumbu x
kgm
aLQ
MtxMlx
xu
80.1053 638.02.9427001.0
001.0 2
2
- Momen arah sumbu y
kgm
aLQ
MtyMly
xu
8.437 138.02.9427001.0
001.0 2
2
Perhitungan Tulangan
Penulangan Arah X
Mu = 7541760 Nmm b = 1000 mm decking = 30 mm
mm
deckingtd x
84125.030120
5.0
336.18410008.0
754176022
x
nbd
MuR
003.0
390
353.18336.1211
353.18
1
211
1
fy
mR
mn
Untuk menghitung tulangan lentur utama:
003.000359.0390
4.14.1min fy
Syarat: min < pakai < max
Dipakai = 0.00359
Asperlu = b d = 0.00359 x 1000 x 84 = 301.538 mm2
mmtulanganjumlah
pelatlebarJarak
As
Asn
mmdAs
tulangan
perlu
tulangan
3333
1000
37.2097.113
538.301
097.1131225.04
1 222
Dipasang tulangan Ø12 mm-300 (As=339.12 mm2)
Batasan Spasi Tulangan
Sesuai dengan SNI 03-2847-2002 pasal 9.6.5: Pada pelat lantai yang bukan berupa konstruksi pelat rusuk, tulangan lentur utama harus berjarak tidak lebih dari tiga kali tebal pelat lantai atau 500mm. 3t = 3 x 120 = 360 mm > 300 mm .ok! 500 mm > 300 mm .ok!
Kontrol Kekuatan
!...............0.004 841000
12,339
min okbd
As ada
22,61000258.0
39012,339
'85.0 bcf
fyAsa
!..8558398 2
22,68439012,3398.0
2fy
okMlxNmm
adAsMu
Tulangan tersebut mengalami leleh pada kondisi
beban 8558398Nmm.
Penulangan Arah Y
Mu = 784343.04 Nmm b = 1000 mm decking = 30 mm
mm
deckingtd y
7485.01230120
5.0
179.07410008.0
04.78434322
x
nbd
MuR
0005.0
390
353.18179.0211
353.18
1
211
1
fy
mR
mn
Untuk menghitung tulangan pembagi (susut):
0005.00018.0390
7.07.0min fy
Syarat: min < pakai < max
Dipakai = 0.0018
Asperlu = b d = 0.0018 x 1000 x 74 = 132.82 mm2
Ø
dy dxt
d'
Ø
dy dxt
d'
- 11 -
mmtulanganjumlah
pelatlebarJarak
As
Asn
mmdAs
tulangan
perlu
tulangan
3333
1000
364.224.50
82.132
24.50825.04
1 222
Dipasang tulangan Ø12-150mm (As = 150,72 mm2)
Kontrol Kekuatan
!...............0.0020 741000
72,150
min okbd
As ada
766,21000258.0
39072,150
'85.0 bcf
fyAsa
!....3414785 2
766.27439072,1508.0 2fy
okMlxNmm
adAsMu
Tulangan tersebut mengalami leleh pada kondisi
beban 3414785 Nmm. 2. Perhitungan Balok Tribun
(dalam m)
Gambar 5.4 Balok L Luas Penampang balok L: A = 40x30 + 80x12 = 2160 cm2 = 0.216 m2
Pembebanan - Saat pengangkatan
Beban Mati
Berat sendiri : 0.216x 2400 = 518.4 kg/m2
Beban hidup
Beban tribun : 0.8 x 479 = 383.2 kg/m
Tempat duduk tetap : 0.8 x 287 = 229.6 kg/m +
= 612.8 kg/m
Kombinasi Pembebanan
Qu = 1.2qD+1.6qL
= 1.2(518.4) + 1.6(612.8)
= 1602.56 kg/m
Nmmkgm
QuLMu
7211520052,7211
656,16028
1
8
1 22
Vu = ½ Qu L = ½ x 1602,56 x 6 = 4807,68 kg
= 0.8
= 0.5
decking = 20 mm
d
= decking + sengkang + 0.5 Ø
= 20 + 6 + 0.5x19 = 35.5 mm
d = h
d = 400
80.5 = 364.5 mm
Perhitungan Tulangan Penulangan LenturAs
131,1
5.3193008.0
721152005.01122bd
MuR n
003.0
390
353.18131,1211
353.18
1
211
1
fy
mR
mn
003.0 5.364300)5.355.364(3908.0
721152005.0
''
bdddfy
Mu
006.00036.0006.0003.0003.0'
min
Syarat: min < pakai < max ok!
Dipakai = 0.006
As = b d = 0.006 x 300 x 364.5 = 6777.254mm2
As = b d = 0.0031 x 300 x 364.5 = 351.27mm2
Dipakai tulangan: Tarik
3 D 19 mm (As = 850.155 mm2) Tekan
2 D 19 mm (As = 566.77 mm2) Penulangan Geser
Berdasarkan pasal 13 SNI 03-2847-2002 Vu = 48076,8 N
NVu
Vs 4,6410275.0
8,48076
Dipakai tulangan 1Ø 8mm (As = 28.286 mm2)
mms 34.1254,64102
5.364390286.282
Dimana: smax = 0.5 x 364.5 = 182.25 mm
Jadi, dipakai tulangan sengkang Ø 8 mm
150 mm 3. Perhitungan Tulangan Angkat
Dari PCI Handbook
(dalam m)
Gambar 5.6 Titik berat balok L Titik berat arah x
cmxl 56,7040308012
954030408012
Xr = 110
70,56 = 39,44 cm
Xl1 = Xl2 = 35,28 cm
cmxr 74,22403044,912
44,24403072,444,9121
Xr1 = xb - xb1 = 39,44
22,74 = 16,702 cm
titik berat arah y
cmy t 22,26143011012
1428303411012
yb = 40
26,22 = 13,78 cm
b = 30 cm
- 12 -
h = 40 cm
L = 6 cm
Yt = 26,22 cm
I = 1/12 b h3
= 1/12 (30x403 + 80x123)
= 171520 cm4
Wt = 1/6 b h2
= 1/6 (30x402 + 80x122)
= 9920 cm3
Yc = Yt + 3
3 = 0.34 m
Yc = 0.2622 + 0.0762 = 0.3384 m
2169.0
45tan6
3384.041
1378.0
2622.0112
45tan6
3384.041
X
XL = 0.2169 x 6 = 1.301 m
Beban yang bekerja pada saat pengangkatan:
- Berat sendiri: 0.216 x 2400 = 518,4 kg/m
Beton umur 3 hari
fci = 0.4 f c = 0.4 x 25 = 10 Mpa
Mpafcifr 2136.2107.07.0
Untuk mengatasi beban kejut akibat
pengangkatan, momen pengangkatan dikali
dengan factor akibat pengangkatan, yaitu sebesar
1.2
- Momen lapangan
kgm
YcX
WLM
425,1002
2.145tan
3384.042169.041
8
64,518
2.1tan
441
82
2
Tegangan yang terjadi
frMpaWt
Mf 101.0
9920
425,1002
Momen tumpuan
kgm
LWXM
6745,131
2.18
62169.04,518
2.18
22
22
Tegangan yang terjadi
frMpaWt
Mf 0133.0
9920
6745,131
5. Perhitungan Kabel Angkat
Beban yang bekerja pada balok anak:
- Berat sendiri : 0.216 x 2400 = 518,4 kg
- Stud : 1% x 518,4 = 5,184 kg +
Beban mati = 523,584 kg
Beban Ultimate
W = 1.2 x 523,584 = 628,301 kg
Beban Ultimate yang dipikul masing-masing titik
angkat:
kgn
WP 15,314
2
301,628
Berdasarkan tabel design Aid 11.2.3 PCI Design
Handbook, didapatkan data kabel untuk
pengangkatan:
- Kabel Strand (Seven Wire) Ø ¼ = 6.35 mm
- fpu: 250 ksi = 1723.8 Mpa (1 ksi = 6.895 Mpa)
- A: 0.036 in2 = 23.227 mm2 (1sq ir = 645.2 mm)
Gaya yang harus dipikul oleh satu strand (satu
titik angkat):
F1 strand : A fpu = 23.227 x 1723.8 = 40038,7 kg
Beban ijin untuk satu strand (PCI Handbook
5.2.5):
kgFijin 68,100094
7,40038
P < Fijin
314.15 kg < 10009,68 kg .Ok!
Untuk satu titik angkat pelat lantai digunakan
Seven Wire Ø1/4 .
5.4 Perhitungan Tangga Pracetak 5.4.1 Perhitungan Pelat Tangga
Untuk tangga dengan tinggi: h = 400 cm
Tinggi injakan: t = 20 cm
Lebar injakan: b = 40 cm
Beda tinggi lantai ke bordes:
cmh
2002
400
2
Jumlah injakan:
9120
2001
2/
t
h
Jarak horizontal: 8b = 8 x 40 = 320 cm
Kemiringan tangga:
2757,26320
20200tan1-
Jarak miring:
88,89889.0
320
20cos
horisontaljarak
- 13 -
Gambar 5.8 Tangga
Perhitungan tebal pelat rata-rata 2
1 1002
40
2
20
2
1cmLuasA
22 4004020
2
1cmLuasA
LuasA3 = A2
A1 = 400
100 = 300 cm2
222
1 36,222
40
2
20cmMiringA
2222 72,444020 cmMiringA
72,4436,22
3002
32
21 MiringAMiringA
LuasAt ratarata
= 8,9442
10 cm
Jadi, tebal yang digunakan adalah: 10 + 10 = 20 cm
5.4.2 Perhitungan Pembebanan dan Analisa Struktur
a. Pelat tangga t = 20 cm
Beban mati
- berat pelat :0.2 x 2400 x 1/sin20 = 539,326 kg/m
- spesi dan tegel :0.02 x (21 + 24) x 1 = 0,9 kg/m
- sandar = 50 kg/m +
DL =590,226kg/m
Beban hidup
- beban hidup pada tangga
LL = 479 kg/m
Beban ultimate:
qu = 1.2 DL + 1.6 LL
= 1.2 x 590,23 + 1.6 x 479 = 1474,67 kg
5.4.3 Perhitungan Tulangan
Data perencanaan pelat tangga
- Mutu beton f c : 25 Mpa
- Mutu baja fy : 390 Mpa
- Tebal pelat : 100 mm
- Decking : 20 mm
- Tulangan lentur memendek : Ø 12 mm
- Tulangan pembagi : Ø 12 mm
- Tinggi efektif : d = 100
20
0.5x12 = 74mm
6.3.1 Tulangan Lentur
kgmLqMu u 34.737267,14748
1
8
1 22
= 7373355 Nmm
68.17410008.0
737335522bd
MuR n
0045,0
390
353.1868.1211
353.18
1
211
1
fy
mR
mn
maxmin
min
:0032.00045.0
pakaisyarat .ok!
Dipakai = 0.0045
As perlu = b d = 0.0045 x 1000 x 74 =
332.48 mm2
Dipasang tulangan Ø 12 mm
200 mm (As =
113,04 mm2)
b. Tulangan Pembagi
Tulangan pembagi digunakan untuk mengikat
tulangan pada anak tangga, sehingga dipasang
praktis. Pada pelat tangga digunakan tulangan Ø
12 mm
200 mm
5.4.4 Perhitungan Tulangan Angkat
Elemen tangga diangkat dengan mengasumsikan
sebagai pelat. Tegangan ijin untuk pengangkatan pada
saat striping, rotating, dan storage dengan asumsi usia
beton pada saat pengangkatan adalah 3 hari.
fci = 0,4 f c = 0,4 x 25 = 10 Mpa Mpafcifr 214,2107,07,0
Tegangan ijin untuk pengangkatan pada saat erection
dengan asumsi usia beton sudah mencapai 28 hari :
Mpacffr 5,3257,0'7,0
Dengan pedoman dari PCI Design Handbook :
1. Kontrol tegangan angkat pada saat stripping
- Longitudinal Bending
Dengan menggunakan 8 titik angkat, maka :
W = 1,2 x 0,2 x 2400 = 576 kg/m2
a/2 = 2/2 = 1 m
0067,0
2,016
126
1
2
2
Z
Z
ta
Z
My = 0,0027 x W x a x b2
= 0,0027 x 576 x 2 x (8,989)2 = 251,314 kgm
kgm
iinjakanbanyaknyabaWyM
19,647 8
1'
My total = My + M y = 898,505 kgm
- 14 -
2/71,1347750067.0
505,898mkg
Z
Myft
ft = 1,348 Mpa < fr = 2,2136 Mpa
OK
- Transverse Bending
Dengan menggunakan 8 titik angkat, maka
W = 576 kg/m2
b/8 = 1.124 m
15t = 15 x 0,2 = 3 m
02,0
2,036
1
2,0156
1
2
2
Z
Z
tZ
Mx = 0,0054 x W x a2 x b
= 111,835 kgm
momen tambahan akibat sudut pengangkatan :
yc = t/2 + 3
3 = 0,0762 m
yc = 0,1 + 0.0762 = 0,1762 m
kgmxM
ycbaWycPxM
14,4568
1
5,0
1762,0989,82576'
8
1
tantan'
Mx total = Mx + M x = 567,97 kg/m2
2/74,283980067.0
97,567mkg
Z
Mxtotalft
ft = 0,28399 Mpa < fr = 2,214 Mpa
OK
2. Kontrol Tegangan Angkat pada saat turning
b/8 = 1,124 m
15 t = 15 x 0,2 = 3 m
W = 1,2 x (0,2 + 0,2) x 2400 x b/8
W = 1294,38 kg/m
0075,0
2,0124,16
1
2,086
1
2
2
Z
Z
bZ
MR = 0
mkgaW
RR RL /85.44422
1 2
Ma = 1/8 W a2 = 1/8 x 1294,38 x (1.586-0.414)2 =
222.24 kgm
Mb = Ma = 222.24 kgm
2/92.31748 mkgZ
Mafa
fa = 3,175 Mpa < fmaks 28 hari = 3,5 Mpa
OK
2/92.31748 mkgZ
Mbfb
fb = 3,175 Mpa < fmaks 28 hari = 3,5 Mpa
OK
3. Perhitungan Kabel Angkat
Beban yang bekerja pada pelat lantai pracetak :
- Berat sendiri : 0,2 x 2400= 480 kg/m
- Stud : 1% x 480 kg/m= 4,8 kg/m
Beban mati = 484,8 kg/m
Beban Ultimate
W = 1,4 x 484,8 = 678,72 kg/m
Beban ultimate yang dipikul masing-masing titik
angkat :
kgn
WP 84,84
Berdasarkan tabel Desain Aid 11.2.3 PCI Design
Handbook, didapatkan data kabel untuk
pengangkatan :
- Kabel Strand (Seven Wire) diameter ¼ = 6,35
mm
- fpu = 250 ksi = 1723,8 Mpa
- A = 0,036 in2 = 23,227 mm2
Gaya yang harus dipikul oleh satu strand (1 titik
angkat) :
F1 strand : A x fpu = 23,227 x 1723,8 = 4003,8 kg
Beban ijin untuk 1 strand (PCI Design Handbook
5.2.5) :
Fijin : 1/8 x F1 strand = 500,48 kg
P < Fijin
84,84 kg < 500,48 kg .. OK
5.5 Perhitungan Balok Anak Lantai 5.5.1 Dimensi Awal
- Balok anak memanjang : 372.5 x 600 cm - Mutu beton (f c) : 25 Mpa - Mutu baja (fy) : 390 Mpa - Tulangan lentur : Ø19 - Tulangan sengkang : Ø10
5.5.2 Pembebanan Balok Anak
L = 300 cm b = 30 cm
h = 40 cm menumpu pada pelat = 6 x 3.725m Beban yang bekerja (qek trapezium): Beban mati (qpelat = 468 kg/m2)
mkgqek /7996
725.3
3
11725.3468
2
12
qbalok : 0.3 x 0.40 x 2400 = 288 kg/m
mkgqsegitiga /1162725.346823
1
qtotal = 799 + 288 + 1162 = 2249 kg/m Beban hidup (qpelat = 100 kg/m2)
mkgq ek /3.248725.31023
1
Kombinasi pembebanan:
Qu = 1.2 (2249) + 1.6 (200)
= 3096 kg/m
5.7.3 Perhitungan Gaya Dalam Vu max: Qu L = 3096
3.725 = 11534 kg Mu max:
12
1 QuL2 =
12
1 3096 3.7252 = 5371 kgm
5.7.4 Perhitungan Penulangan Mu = 5371 kgm = 53710000 Nmm
- 15 -
Vu = 11534 kg = 115340 N b = 30 cm h = 40 cm D sengkang= 10 mm D Tulangan= 19 mm decking = 30 cm d
= decking + sengkang + 0,5 Dtulangan
= 30 + 10 + (0,5 x 19) = 49.5 mm d = h
d = 400
47.5 = 350.5 mm
max = 0,75 balance = 0,75 0,028 = 0,021 min =
004,0390
4,1
f
4,1
y
min =
y
c
f
f'
4
1 = 390
25
4
1 = 0,003
35,182585,0
390
'f0,85
f
c
ym
NmmM
M un
71078,0
53710000
Rn = Mpa277.25.3503008.0
70000000
db
M22
x
n
=
019.0
390
35,81277.2211
18,35
1
min = 0,003 <
= 0,019 Syarat = min <
pakai < max ... OK As = b d = 0,019
300
350.5 = 2007 mm2
A = 222 4.2831925.025.0 mmD
81.74.283
2007
Astulangan
Asperlun
Berdasarkan SNI 03- 2487-2002 pasal 9.6 jarak bersih antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama dan tulangan sejajar dalam dua lapis atau lebih harus diletakan tepat dengan spasi bersih antar lapisan tidak boleh kurang dari 25 mm atau db
mmmmS
xxxn
nDDdbS sengkangw
259.30318
)}198()102()5.3502{(300
1
)22(
Tarik 8 D 19 mm (As = 1984 mm2) Tekan 4 D 19 mm (As = 1133.6 mm2)
Penulangan Geser
Berdasarkan pasal 13 SNI 03-2847-2002
Vu = 115340 N
NVu
Vs 20000075.0
115340
As 1 Ø10 mm (As = 78.5 mm2)
mms 6.139200000
5.3503905.782
Dimana: smaks= 0.5 d 13.5.4.1
= 0.5 x 350.5 = 175.3 mm
Jadi, dipakai tulangan sengkang Ø10mm
200 mm
Pemutusan Tulangan
Balok anak 30/40
Jarak titik belok X = 2 b = 2 x 300 = 600 mm
Diambil nilai terbesar dari:
X + d = 600 + 350.5 = 950.5 mm
X + 12 db = 600 + 12 x 12 = 744 mm
6. STRUKTUR UTAMA
6.1 Pembebanan Vertikal 6.1.1 Tribun 1
43
2
1
FED
Gambar 6.2 Pembebanan Tribun 1 bentang D-E-F
6.1.1.1 Balok kantilever memanjang D-E
Akibat pelat tribun o Beban mati
qd pelat tribun = 309,203 kg/m qtrapesium = qd pelat tribun/cos 27º = 343,56 kg/m
o Beban Hidup qd pelat tribun = 1013,898 kg/m qtrapesium = qd pelat tribun/cos 27º = 1126,55 kg/m qbalok sendiri = 840 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 132,36/cos 27º = 147,07 kg/m
Akibat dinding q = 2m x 1700kg/m2 = 3400 kg/m
qD = qtrapesium + qbalok sendiri + q = 4583,559 kg/m qL = qtrapesium + beban pelaksanaan = 1273,623 kg/m
6.1.1.2 Balok kantilever memanjang E-F
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
qd pelat tribun = 394,309 kg/m qtrapesium = 438,12 kg/m
o Beban Hidup qd pelat tribun = 1051,772 kg/m qtrapesium = qd pelat tribun/cos 27º = 1168,63 kg/m qbalok sendiri = 840 kg/m
o Beban Pelaksanaan: 137,31/cos 27º = 152,56 kg/m
Akibat dinding q = 2m x 1700kg/m2 = 3400 kg/m
- 16 -
qD = qtrapesium + qbalok sendiri + q = 4678,121 kg/m qL = qtrapesium + beban pelaksanaan = 1321,199 kg/m
6.1.1.3 Balok Melintang kantilever
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
2 x qsegitiga = 548,352/cos 27° = 609,28 kg/m
o Beban Hidup 2 x qsegitiga = 1463,06/cos 27° = 1625,62 kg/m qbalok sendiri = 840/cos 27° = 933,33 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 191/cos 27º = 212,22 kg/m
qD = 2 x qsegitiga + qbalok sendiri + q = 1542,613 kg/m qL = 2 x qsegitiga + beban pelaksanaan = 1837,84 kg/m
6.1.1.4 Balok Memanjang 1-D-E
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
qtrapesium = 309,203/cos 27° = 343,56 kg/m qsegitiga = 576/cos 27° = 640 kg/m qbalok sendiri = 840 kg/m
o Beban Hidup qtrapesium = 1013,898/cos 27° = 1126,554 kg/m qsegitiga = 1532/cos 27° = 1702,22 kg/m qbalok sendiri = 840/cos 27° = 933,33 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 200/cos 27º = 222,22 kg/m
qD = qsegitiga + qbalok sendiri + qtrapesium = 1823,56 kg/m qL = qsegitiga + qtrapesium + beban pelaksanaan = 3051kg/m
6.1.1.5 Balok Memanjang 1-E-F
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
qtrapesium = 394,309/cos 27° = 438,12 kg/m qsegitiga = 779,616/cos 27° = 866,24 kg/m qbalok sendiri = 840 kg/m
o Beban Hidup qtrapesium = 1051,772/cos 27° = 1168,635 kg/m qsegitiga = 2073,562/cos 27° = 2303,958 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 408,007/cos 27º = 453,34 kg/m
qD = qsegitiga + qbalok sendiri + qtrapesium = 2144,361 kg/m qL = qsegitiga + qtrapesium + beban pelaksanaan = 3925,9 kg/m
6.1.1.6 Balok Melintang E-1-2
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
qtrapesium 1 = 734,27/cos 27° = 815,86 kg/m qtrapesium 2 = 847,76/cos 27° = 941,96 kg/m qbalok sendiri = 840/cos 27° = 933,33 kg/m
o Beban Hidup qtrapesium 1 = 1952,97/cos 27° = 2169,967 kg/m qtrapesium 2 = 2254,82/cos 27° = 2505,36 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 118,87/cos 27º = 132,08 kg/m
qD = qtrapesium 1 + qbalok sendiri + qtrapesium 2 = 2691,158 kg/m qL = qtrapesium 1 + qtrapesium 2 + beban pelaksanaan = 4807,404 kg/m
6.1.1.7 Balok Memanjang 2-D-E
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
qsegitiga = 576/cos 27° = 640 kg/m qtrapesium = 408,78/cos 27° = 454,21 kg/m qbalok sendiri = 840 kg/m
o Beban Hidup qsegitiga = 1532/cos 27° = 1702,22 kg/m qtrapesium = 1087,25/cos 27° = 1208,06 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 341,94/cos 27º = 379,93 kg/m
qD = qtrapesium + qbalok sendiri + qsegitiga = 1934,205 kg/m qL = qsegitiga + qtrapesium + beban pelaksanaan = 3290,215 kg/m
6.1.1.8 Balok Memanjang 2-E-F
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
qsegitiga = 779,62/cos 27° = 866,24 kg/m qtrapesium = 427,17/cos 27° = 474,64 kg/m qbalok sendiri = 840 kg/m
o Beban Hidup qsegitiga = 2073,56/cos 27° = 2303,96 kg/m qtrapesium = 1136,17/cos 27° = 1262,41 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 419,02/cos 27º = 465,58 kg/m
qD = qtrapesium + qbalok sendiri + qsegitiga = 2180,88 kg/m qL = qsegitiga + qtrapesium + beban pelaksanaan = 4031,95 kg/m
6.1.1.9 Balok Melintang E-2-3
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
2 x qsegitiga = 599,23/cos 27° = 665,81 kg/m qbalok sendiri = 840/cos 27° = 933,33 kg/m
o Beban Hidup 2 x qsegitiga = 1593,79/cos 27° = 1770,88 kg/m qbalok sendiri = 840 cos/27° = 933,33 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 208/cos 27º = 231,11 kg/m
qD = 2 x qsegitiga + qbalok sendiri = 1599,15 kg/m qL = 2 x qsegitiga + beban pelaksanaan = 2001,99 kg/m
6.1.1.10 Balok Memanjang 3-D-E
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
qtrapesium 1 = 408,78/cos 27° = 454,21 kg/m qtrapesium 2 = 226,27 kg/m qbalok sendiri = 840 kg/m
o Beban Hidup qtrapesium 1 = 1087,25/cos 27° = 1208,06 kg/m qtrapesium 2 = 601,83 kg/m
- 17 -
o Beban Pelaksanaan : 187,51/cos 27º = 208,34 kg/m
qD = qtrapesium 1 + qbalok sendiri + qtrapesium 2 = 1520,48 kg/m qL = qtrapesium 1 + qtrapesium 2 + beban pelaksanaan = 2018,23 kg/m
6.1.1.11 Balok Memanjang 3-E-F
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
qtrapesium 1 = 427,17/cos 27° = 474,64 kg/m qtrapesium 2 = 228,80 kg/m qbalok sendiri = 840 kg/m
o Beban Hidup qtrapesium 1 = 1136,17/cos 27° = 1262,41 kg/m qtrapesium 2 = 608,55 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 209,76/cos 27º = 233,06 kg/m
qD = qtrapesium 1 + qbalok sendiri + qtrapesium 2 = 1543,44 kg/m qL = qtrapesium 1 + qtrapesium 2 + beban pelaksanaan = 2104,023 kg/m
6.1.1.12 Balok Melintang E-3-4
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
2 x qsegitiga = 309,12/cos 27° = 343,47 kg/m qbalok sendiri = 96/cos 27° = 106,67 kg/m
o Beban Hidup 2 x qsegitiga = 822,173/cos 27° = 913,52 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 107,33/cos 27º = 119,26 kg/m
qD = 2 x qsegitiga + qbalok sendiri = 450,13 kg/m qL = 2 x qsegitiga + beban pelaksanaan = 1032,78 kg/m
6.1.1.13 Balok Memanjang 4-D-E
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
qtrapesium = 226,27/cos 27° = 251,42 kg/m qbalok sendiri = 420 kg/m
o Beban Hidup qtrapesium = 601,83/cos 27° = 668,70 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 78,57/cos 27º = 87,29 kg/m
qD = qbalok sendiri + qtrapesium = 671,42 kg/m qL = qtrapesium + beban pelaksanaan = 755,998 kg/m
6.1.1.14 Balok Memanjang 4-E-F
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
qtrapesium = 228,80/cos 27° = 254,22 kg/m qbalok sendiri = 840 kg/m
o Beban Hidup qtrapesium = 608,55/cos 27° = 676,17 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 79,44/cos 27º = 88,27 kg/m
qD = qbalok sendiri + qtrapesium = 1094,225 kg/m qL = qtrapesium + beban pelaksanaan = 764,44 kg/m
6.1.1.15 Balok Memanjang G-H
G H
2
1
Gambar 6.3 Pembebanan tribun 1 bentang G-H
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
qtrapesium = 309,203/cos 27° = 343,56 kg/m o Beban Hidup
qtrapesium = 823,27/cos 27° = 914,74 kg/m qbalok sendiri = 840 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 107,48/cos 27º = 119,42 kg/m
Akibat dinding q = 3400 kg/m
qD = q + qbalok sendiri + qtrapesium = 4583,56 kg/m qL = qtrapesium + beban pelaksanaan = 1034,16 kg/m
6.1.1.16 Balok Melintang G-H
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
2 x qsegitiga = 548,35/cos 27° = 609,28 kg/m
o Beban Hidup 2 x qsegitiga = 1463,06/cos 27° = 1625,62 kg/m qbalok sendiri = 840/cos 27° = 933,33 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 191/cos 27º = 212,22 kg/m
qD = 2 x qsegitiga + qbalok sendiri = 1542,613 kg/m qL = 2 x qsegitiga + beban pelaksanaan = 1837,84 kg/m
6.1.1.17 Balok Memanjang G1
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
qsegitiga = 317,76/cos 27° = 353,07 kg/m qtrapesium = 309,20/cos 27° = 343,56 kg/m qbalok sendiri = 840 kg/m
o Beban Hidup qsegitiga = 845,15/cos 27° = 939,06 kg/m qtrapesium = 823,27/cos 27° = 914,74 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 217,81/cos 27º = 242,01 kg/m
qD = qtrapesium + qbalok sendiri + qsegitiga = 1536,63 kg/m qL = qsegitiga + qtrapesium + beban pelaksanaan = 2095,81 kg/m
6.1.1.18 Balok Memanjang G2
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
qsegitiga = 317,76/cos 27° = 353,07 kg/m
- 18 -
qbalok sendiri = 840 kg/m o Beban Hidup
qsegitiga = 845,15/cos 27° = 939,06 kg/m o Beban Pelaksanaan : 110,33/cos 27º =
122,59 kg/m qD = qbalok sendiri + qsegitiga = 1193,067 kg/m qL = qsegitiga + beban pelaksanaan = 1061,65 kg/m
6.1.1.19 Balok Memanjang G-1-2
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
qtrapesium 1 = 454,86/cos 27° = 505,40 kg/m qtrapesium 2 = 847,76/cos 27° = 941,96 kg/m qbalok sendiri = 840/cos 27° = 933,33 kg/m
o Beban Hidup qtrapesium 1 = 1209,80/cos 27° = 1344,23 kg/m qtrapesium 2 = 2254,82/cos 27° = 2505,36 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 260,07/cos 27º = 288,97 kg/m
qD = qtrapesium 1 + qbalok sendiri + qtrapesium 2 = 2380,69 kg/m qL = qtrapesium 1 + qtrapesium 2 + beban pelaksanaan = 4138,55 kg/m
6.1.2 Tribun 2
EDC
Gambar 6.4 Pembebanan tribun 2 bentang C-D-E 6.1.2.1 Balok Melintang D
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
2 x qsegitiga = 548,35/cos 27° = 609,28 kg/m o Beban Hidup
2 x qsegitiga = 1463,06/cos 27° = 1625,62 kg/m qbalok sendiri = 840/cos 27° = 933,33 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 191/cos 27º = 212,22 kg/m
qD = 2 x qsegitiga + qbalok sendiri = 1542,613 kg/m qL = 2 x qsegitiga + beban pelaksanaan = 1837,84 kg/m
6.1.2.2 Balok Melintang D-1-2
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
2 x qtrapesium = 1506,25/cos 27° = 1673,61 kg/m
o Beban Hidup 2 x qtrapesium = 4006,19/cos 27° = 4451,33 kg/m qbalok sendiri = 840/cos 27° = 933,33 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 523,002/cos 27º = 581,11 kg/m
qD = 2 x qtrapesium + qbalok sendiri = 2606,94 kg/m qL = 2 x qtrapesium + beban pelaksanaan = 5032,44 kg/m
6.1.2.3 Balok Melintang D-2-3
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
2 x qsegitiga = 599,04/cos 27° = 665,6 kg/m o Beban Hidup
2 x qsegitiga = 1593,28/cos 27° = 1770,31 kg/m qbalok sendiri = 840/cos 27° = 933,33 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 208/cos 27º = 231,11 kg/m
qD = 2 x qsegitiga + qbalok sendiri = 1598,93 kg/m qL = 2 x qsegitiga + beban pelaksanaan = 2001,42 kg/m
6.1.2.4 Balok Melintang D-2-3
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
2 x qsegitiga = 309,12 kg/m o Beban Hidup
2 x qsegitiga = 822,17 kg/m qbalok sendiri = 92 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 107,33 kg/m qD = 2 x qsegitiga + qbalok sendiri = 309,12 kg/m qL = 2 x qsegitiga + beban pelaksanaan = 929,51 kg/m
6.1.2.5 Balok Kantilever
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
2 x qtrapesium = 380,20/cos 27° = 422,45 kg/m
o Beban Hidup 2 x qtrapesium = 1013,898/cos 27° = 1126,55kg/m qbalok sendiri = 840 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 132,36/cos 27° = 147,07 kg/m
Akibat dinding q = 6800 kg/m
qD = 2 x qtrapesium + qbalok sendiri + q = 8062,45 kg/m qL = 2 x qtrapesium + beban pelaksanaan = 1273,62 kg/m
6.1.2.6 Balok Memanjang Sumbu 1
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
qtrapesium = 380,20/cos 27° = 422,45 kg/m qtsegitiga = 576/cos 27° = 640 kg/m
o Beban Hidup qtrapesium = 1013,898/cos 27° = 1126,55 kg/m qsegitiga = 1532/cos 27° = 1702,22 kg/m qbalok sendiri = 840 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 332,36/cos 27º = 369,29 kg/m
qD = qtrapesium + qbalok sendiri + qsegitiga = 1902,45 kg/m qL = qtrapesium + qsegitiga + beban pelaksanaan = 3198,07 kg/m
6.1.2.7 Balok Memanjang Sumbu 2
- 19 -
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
qtrapesium = 408,78/cos 27° = 454,20 kg/m qtsegitiga = 576/cos 27° = 640 kg/m
o Beban Hidup qtrapesium = 1087,25/cos 27° = 1208,06 kg/m qsegitiga = 1532/cos 27° = 1702,22 kg/m qbalok sendiri = 840 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 245,94/cos 27º = 273,26 kg/m
qD = qtrapesium + qbalok sendiri + qsegitiga = 1934,205 kg/m qL = qtrapesium + qsegitiga + beban pelaksanaan = 3183,55 kg/m
6.1.2.8 Balok Memanjang Sumbu 3
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
qtrapesium 1 = 408,78/cos 27° = 454,20 kg/m qtrapesium 2 = 226,27 kg/m
o Beban Hidup qtrapesium 1 = 1087,25/cos 27° = 1208,06 kg/m qtrapesium 2 = 601,83 kg/m qbalok sendiri = 840 kg/m
o Beban Pelaksanaan 1 : 301,17/cos 27º = 334,64 kg/m Beban Pelaksanaan 2 : 159,51 kg/m
qD = qtrapesium 1 + qbalok sendiri + qtrapesium 2 = 1520,48 kg/m qL = qtrapesium 1 + qtrapesium 2 + beban pelaksanaan 1 + beban pelaksanaan 2 = 2304,04 kg/m
6.1.2.9 Balok Memanjang Sumbu 4
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
qtrapesium = 226,27 kg/m o Beban Hidup
qtrapesium = 601,83 kg/m qbalok sendiri = 420 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 79,76 kg/m qD = qtrapesium + qbalok sendiri = 646,27 kg/m qL = qtrapesium + beban pelaksanaan = 681,59 kg/m
6.1.2.10 Balok Melintang Ruangan
Gambar 6.5 Pembebanan tribun 2 balok ruangan
Akibat Pelat Tribun o Beban Mati
qtrapesium = 2200,89 kg/m o Beban Hidup
qtrapesium = 2252,62 kg/m qbalok sendiri = 420 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 470,28 kg/m qD = qtrapesium + qbalok sendiri = 2620,89 kg/m qL = qtrapesium + beban pelaksanaan = 2722,89 kg/m
6.1.2.30 Balok Memanjang Ruangan
Akibat Pelat Tribun
o Beban Mati qsegitiga = 936 kg/m
o Beban Hidup qsegitiga = 958 kg/m qbalok sendiri = 420 kg/m
o Beban Pelaksanaan : 200 kg/m qD = qsegitiga + qbalok sendiri = 1356 kg/m qL = qsegitiga + beban pelaksanaan = 1158 kg/m
6.2 Pembebanan Akibat Gempa Faktor keutamaan dan respon spectrum gempa rencana berdasarkan peraturan SNI 03-1726-2002. Wilayah gempa 3, tanah sedang I = 1 R= 5.5 Tabel 6.1 Respon spectrum
T C0 0.22
0.2 0.550.6 0.550.7 0.4710.8 0.4130.9 0.367
1 0.331.1 0.31.2 0.2751.3 0.2541.4 0.2361.5 0.221.6 0.2061.7 0.194
T C1.8 0.1831.9 0.174
2 0.1652.1 0.1572.2 0.152.3 0.1432.4 0.1382.5 0.1322.6 0.1272.7 0.1222.8 0.1182.9 0.114
3 0.11
Perhitungan gempa dihitung dengan menggunakan program SAP 2000.
6.3 Penulangan Balok Contoh perhitungan: Balok induk memanjang Data Perencanaan
Mutu bahan f c = 25 MPa
fy = 390 MPa
Selimut beton = 40 mm
Dimensi balok induk = 500 x 700
Tulangan balok = D22
Tulangan sengkang = Ø 10
Momen max hasil analisa struktur (SAP 2000) - Negatif tumpuan 1 : Mu = 252870200 Nmm - Positif tumpuan 1 : Mu = 374517400 Nmm - Positif.lapangan : Mu = 125513200 Nmm - Negatif tumpuan 2 : Mu = 374517300 Nmm - Positif tumpuan 3 : Mu = 96067700 Nmm
6.3.1 Balok Negatif Tumpuan 1
Penulangan lentur :
max = 0,75 balance = 0,75 0,028 = 0,021
min = 0036,0390
4,1
f
4,1
y
min =
y
c
f
f'
4
1 = 390
25
4
1 = 0,0032
- 20 -
35.182585,0
390
'f0,85
f
c
ym
NmmM
M un 316087750
8,0
252870200
Rn = Mpa94.1
6395008.0
316087750
db
M22
x
n
=
y
n
f
mR211
m
1
= 005.0390
35.8194.1211
18.35
1
min = 0,0032 <
= 0,005 As = b d = 0,005 500 639 = 1665.08 mm2
A = 222 133.3802225.025.0 mmD
bf
fAdfA
adfAM
c
ys
ysysn .'..2
..
2.
1
1111
)500).(25).(78,0).(2(
)390).(1.665(639)390).( 08.6651(
= 393328773.1 N.mm Mn1 = 393328773.1 N.mm > Mn perlu.....ok!
As = 1.900,66 mm2 ( 5D22)
As = 1.140,4 mm2 (3D22)
6.3.2 Balok Positif Tumpuan 1
Penulangan lentur :
NmmM
M un 468146750
8,0
374517400
Mpadb
MR perlun
perlun 87.2)639).(500)(8,0(
468146750
. 22
0079,0390
)87.2).(35.18).(2(11
35.18
1
..211
1
y
nperlu
f
Rm
m
As1= perlu.b.d=(0.0079).(500).(639) =2532.34mm2
bf
fAdfA
adfAM
c
ys
ysysn .'..2
..
2.
1
1111
=)500).(25).(78,0).(2(
)390).(34.2532(639)390).( 34.2532(
= 581064204.2 N.mm Mn1 = 581064204.2 N.mm > Mn perlu
Jumlah tulangan
As = 2660.93mm2 (7D22 ) As = 1520.53 mm2 (4D22)
Penulangan geser :
Mengikuti pasal 13 SNI 03-2847-2002
Vu = 120429.7 kg = 1204297 N
Vc =6
'fcbw d
Vc =6
25 500
639 = 266250 N
Ø Vc = 0,6 266250 = 159750 N ½ Ø Vc = 79875 N Vu > Ø Vc diperlukan tulangan geser
Vs = Vu
= N33.16057290,75
1204297
Av = 2 As As 1 Ø 10 mm (As = 78.54 mm2) Perhitungan jarak sengkang Dimana :
Smax = 33.1605729
63939054.782
Vs
dfA yv
= 24.4 mm Smaks
0,5 d = 0,5 639 = 319.5 mm Smaks
600 mm Jadi dipasang s = 150 mm Dipasang tulangan Ø 10 mm
150 mm
Pemutusan Tulangan
Penyaluran momen negatif(SNI 03-2847-2002 ps 14.12) - Balok Memanjang 50 70( bentang 6 m) Jarak titik belok x = 2h = 2 700 = 1400 mm Diambil nilai terbesar dari : x + d = 1400 + 639 = 2039 mm x + 12 db = 1400 + 12
22 = 1664 mm
x + 1743.7516
55001400
16n mm
l = 1744
1800 mm
Spasi bersih antar tulangan
mmmm
mmn
utamatulndeckingbwS sengkang
254117
)22).(7()40).(2()10).(2(500
251
...22
Maka pada balok tumpuan 1 dipakai As = 7D22= 2660.93 mm2
As = 4D22 =1520.53 mm2
6.3.3 Balok Momen Lapangan
Penulangan lentur :
NmmM
M un 156891500
8,0
125513200
Mpadb
MR perlun
perlun 96,0)639).(500)(8,0(
156891500
. 22
0025,0390
)96,0).(35,18).(2(11
29,10
1
..211
1
y
ns
f
Rm
m
As1= perlu.b.d=(0.0032).(500).(639)=1024,038 mm2
- 21 -
bf
fAdfA
adfAM
c
ys
ysysn .'..2
..
2.
1
1111
=
)500).(25).(78,0).(2(
)390).(038,1024(639)390).( 038,1024(
= 247021117,8 N.mm Mn1 = 247021117,8 N.mm > Mn perlu
Jumlah tulangan
As =1140,398 mm2 ( 3D22 ) As = 760,26 mm2 (2D22)
Penulangan geser :
Mengikuti pasal 13 SNI 03-2847-2002 Vu = 120429,7 kg = 1204297 N
Vc =6
'fcbw d
Vc =6
25 500 639 = 266250 N
Ø Vc = 0,6 266250 = 159750 N
2
1Ø Vc = 79875 N
Vu > Ø Vc diperlukan tulangan geser
Vs = Vu = N33,16057290,75
120429,7
Av = 2 As As 1 Ø 10 mm (As = 760,265 mm2) Perhitungan jarak sengkang Dimana :
Smax = 33,1605729
63939054,782
Vs
dfA yv
= 24,38 mm Smaks
0,5 d = 0,5 24,38 = 12,19 mm Smaks
600 mm Jadi dipasang s = 150 mm Dipasang tulangan Ø 10 mm
150 mm
mmmm
mmn
utamatulndeckingbwS sengkang
2516713
)22).(3()40).(2()10).(2(500
251
...22
Maka pada balok Lapangan dipakai As = 5D22= 1.900,66 mm2
As = 3D22 =1.140,4 mm2
6.3.4 Balok Negatif Tumpuan 2
Penulangan lentur :
max = 0,75 balance = 0,75 0,028 = 0,021
min = 0036,0390
4,1
f
4,1
y
min = y
c
f
f'
4
1 =
390
25
4
1 = 0,0032 (SNI 03-2847-
2002 ps.12.5.1) Dicari m (perbandingan tegangan).....CHU
KIA WANG & CHARLES G. SALMON; Disain Beton Bertulang jilid 1 (3.8.4a)
35,182585,0
390
'f0,85
f
c
ym
NmmM
M un 468146625
8,0
374517300
Rn =
Mpa866,26395008.0
468146625
db
M22
x
n
=
y
n
f
mR211
m
1
=
0079.0390
35,8187.2211
18,35
1
min = 0,0032 <
= 0,0079 Syarat = min <
pakai < max ... OK As = b d = 0,005 200 214 = 214 mm2
A = 222 097.1131225.025.0 mmD
Berdasarkan buku Sruktur Beton 1 theory and practice (Nur Ahmad Husin,ST,MT) didapat Mn :
Mn= )300).(40).(78,0).(2(
)350).(1.423,8(339)350).( 1.423,8(
= 155.668.229,6 N.mm Mn1 =155.668.229,6 N.mm > Mn perlu
Jumlah tulangan
As = 1.900,66 mm2 ( 5D22)
As = 1.140,4 mm2 (3D22)
6.3.5 Balok Positif Tumpuan 2
Mpadb
MR perlun
perlun 63,3)339).(300)(8,0(
100141644
. 22
011,0350
)63,3).(29,10).(2(11
29,10
1
..211
1
y
nperlu
f
Rm
m
As1 =
perlu.b.d=(0.011).(300).(339)=1118,7mm2
)300).(40).(78,0).(2(
)350).(7,1118(339)350).( 7,1118(1Mn
= 124.544.252 N.mm Mn1 = 124.544.252 N.mm < Mn perlu
Mn perlu = Mn1 + Mn2 Mn2 = Mn perlu - Mn1
= 125.177.055
124.544.252 = 632803N.mm
033,0011,0
350600
600
)339).(350(
)61).(40).(78,0).(85,0(011,0
600
600
.
'.'..85,0' 1
yy
c
fdf
df
Tulangan tekan belum leleh..!
sss Ef .'
- 22 -
Mpa
df
df
y
c
69,143)339).(350).(011,0(
)61).(40).(78,0).(85,0(1600
.).'(
'.'..85,01600 1
Mn2 = As .f s (d- d )
As = 78,14)41339).(69,143(
632803
).('2
ddf
M
s
n
mm2
As = As + As1
= -14,78+ 1118,7= 1103mm2
Jumlah tulangan
As = 1.140,4 mm2 ( 3D22 ) As = 760,26 mm2 (2D22)
83,49)300).(40).(85,0(
) 143,69-x26,607 3504,140.1(
.'.85,0
' x
bf
xfAxfAa
c
Ssys
mm
mKNmmN
xx
ddfAa
dfAfAM ssssysn
.001,4.1.3021.001.429.)61339)(69,143).(26,760(
2
83,49339)69,143(26,7603504,1420.1.8,0
''.2
).'.(.8,0
Mn act = 1.001,4 KN.m > Mn perlu = 125,18KN.m
Penulangan geser :
Mengikuti pasal 13 SNI 03-2847-2002 Vu = 22449,61 kg = 224496,1 N
Vc =6
'fc bw d SNI 03-2847-2002 pasal
13.3(1.1)
Vc =6
35 400
583,5 = 230135,5 N
Ø Vc= 0,6 230135,5 = 138081,3 N
2
1Ø Vc = 69040,65 N
Vu > Ø Vc diperlukan tulangan geser
Vs = Vu = N13,2993280,75
224496,1
Av = 2 As As 1 Ø 12 mm (As = 113,14 mm2) Perhitungan jarak sengkang Dimana :
Smax = 13,299328
5,58340014,1132
Vs
dfA yv
= 176,441 mm Smaks
0,5 d = 0,5 583,5 = 291,75 mm Smaks
600 mm Jadi dipasang s = 150 mm Dipasang tulangan Ø 12 mm
150 mm
Pemutusan Tulangan
Penyaluran momen positif(SNI 03-2847-2002 ps 14.12) - Balok Memanjang 50 70( bentang 6 m)
Jarak titik belok x = 2h = 2 800 = 1600 mm Diambil nilai terbesar dari : x + d = 1600 + 720 = 2320 mm x + 12 db = 1600 + 12
29 = 1948 mm
x + 2193,7516
95001600
16n mm
l = 2194
2200 mm
mmmm
mmn
utamatulndeckingbwS sengkang
258713
)22).(3()40).(2()10).(2(300
251
...22
Maka pada balok tumpuan 2 dipakai As = 5D22= 1.900,66 mm2
As = 3D22 =1.140,4 mm2
6.4 Penulangan Kolom Kolom Interior (39)
6.4.1 Perencanaan Tulangan Memanjang Kolom 500 x 500
Penulangan kolom memakai bantuan program PCACOL. Diketahui: fy = 390 Mp f c = 25 Mpa
Pu = 55919,7 N Mu= 14743300 N mm Dicoba 20D19 = 5680 mm2
Berdasarkan SNI 03 2847 2002 ps 23.4.3.1: 1 % <
< 6 %
Gambar 6.6 Penulangan kolom dengan bantuan PCACOL
Maka diperoleh
2,27 % dari PCACOL (OK) Jumlah tul. terpasang As =
x Ag = 2,27% x 5002 = 5675 mm2
Pemasangan ini untuk menjamin terjadinya strong column weak beam .
6.4.1.1 Pemeriksaan Persyaratan Strong Column Weak Beam
Karena pada balok yang menyatu pada kolom terdapat pelat lantai yang menyatu juga, maka perhitungan Mg
-, mengikut sertakan luas tulangan pelat selebar b efektif As = 4D16 = 804,25 mm2
As = 2D16 = 63,33 mm2
As atas = 804,25 + (2 x 5 x ¼ x
x 82) = 1306,9 mm2
Titik berat tul. Atas terhadap sisi atas
mm
y
7692,66 9,1306
2
820120
4
86
2
820
4
8..4
2
191040 804,25
222
d atas = 500
y
= 500
66,77 = 433,23 mm
d bawah = 500
40
10 - 19/2 = 440,5 mm Besarnya Mg
+ adalah:
mmbf
fAa
c
ys 15,43502585,0
39033,63
'85,01
Mg+
Nmm7,082851412
15,423,43339033,638,0
2'8,0
adfA ys
Besarnya Mg- adalah:
- 23 -
mmxx
x
xbxf
xfAa
c
ys 72,523502585,0
39025,804
'85,01
Mg
-
mm127618771N
2
72,525,44039025,8048,0
28,0
adfA ys
Mg = Mg++ M g
- = 138,447 kN m Nilai
Me diperoleh dengan bantuan diagram
interaksi kolom (PCACOL), yaitu mencari momen yang dihasilkan dari kombinasi beban aksial terkecil kolom atas dan kolom bawah.
P ( kN)
Mx (kN-m)
5000
-2000
500-500
(Pmax)
(Pmin)
fs=0.5fy
fs=0
12
34 5
Gambar 6.7 Diagram interaksi akibat tulangan utama kolom interior
Dimana dari Gambar 6.7 diperoleh
Me = 494 kN m Me>(6/5) Mg
494 > (6/5) x 138,45 = 166,14 kN m Persyaratan strong column weak beam dipenuhi.
Pengekangan Kolom - h = 500 mm - 1/6 n = 1/6 (5000 - 500) = 750 mm - 500 mm - ¼ b terkecil = ¼ x 500 = 125 mm - 6 db = 6 x 19 = 114 mm
mm 48,333
2
104025005,0350
100
3
350100 x
x
hS
nilai sx tidak perlu lebih besar dari 150 mm dan tidak perlu lebih kecil dari 100 mm Digunakan jarak begel (s) = 100 mm (minimum). Dengan jarak begel, s = 100 mm diperoleh Ash = 0,3[100(500
(2x40)
10) 25/390][(5002/(500-2x40)2)
1] = 329 mm2 (menentukan)
atau Ash = 0,09[100(500
(2x40)
10) 25/390] = 236,54 mm2
Dipakai begel sepanjang sendi plastis dp 10
100 Jumlah tulangan n = Ash / Luas dp 10 = 329 / 78,54 = 4,2
5 bh Jadi dipakai 5dp10
100 (Ash = 392,7 mm2) > Ash..... SNI 2847 Pasal 23.4.4.3
6.4.1.2 Penulangan Transversal untuk Beban Geser
mmbf
fAa
c
ys 15,43502585,0
39033,63
'85,01
Mpr
+
Nmm7,08285141
2
15,423,43339033,638,0
2'8,0
adfA ys
Besarnya Mg- adalah:
mmxx
x
xbxf
xfAa
c
ys 72,523502585,0
39025,804
'85,01
mm127618771N 2
72,525,44039025,8048,0
28,0
adfAMpr ys
Mg = Mg++ M g
- = 138,447 kN m
Besarnya Vu dihitung dengan rumus
8,645,05,5
324
ln
MprMprVu kN
Besarnya Vu tersebut harus dibandingkan dengan Ve , yaitu gaya geser yang diperoleh dari Mpr kolom. Cara memperoleh Mpr kolom memakai bantuan diagram interaksi kolom program PCACOL dengan fs = 1,25 fy
= 1,25 x 390 = 487.5 Mpa dan
= 1. P ( kN)
Mx (kN-m)
6000
-3000
600-600
(Pmax)
(Pmin)
fs=0.5fy
fs=0
12
345
Gambar 6.8 Diagram interaksi akibat tulangan tranversal kolom interior
Diperoleh Mpr = 553 kNm Karena dimensi dan penulangan kolom atas dan bawah sama maka:
2,2215,05,5
5532
ln
2 xxMprVe kN
Ternyata Ve > Vu = 64,8 kN, maka perencanaan geser memenuhi syarat. Besarnya Vu tersebut akan ditahan oleh kuat geser beton (Vc) dan kuat tulangan geser (Vs). Nilai Vc harus dianggap = 0 sesuai SNI 03-2847 Pasal 23.4(5(2)). Apabila: - 50% x Ve > Vu
- Pu < Ag f c/20 50 % x Ve = 138,25 >
64,8 kNm Jadi begel di luar sendi plastis digunakan dp 10
125 mm
- 24 -
6.4.1.3 Sambungan Lewatan Tulangan Vertikal Kolom
b
trc
y
b
d
d
Kcf
f
d '10
9
dimana:
= 1,0 ;
= 1,0 ;
= 1,0 ;
= 1,0
c = 40 + 10 + 22/2 = 61 mm
75,3126
1910402500
xc mm
dipakai nilai c = 31,75 mm (terkecil)
64,219
43,1875,31
43,18610010
390194
1
10
2
b
tr
yttrtr
d
Kcxxsn
fAK
Diambil nilai
b
tr
d
Kc
tidak boleh > 2,5 (nilai
maksimum)
b
d
d
=
dbKtrx
c
y
f
f ...
'10
9
= 5,2
1111.
2510
390.9 xxx = 28,08
d = 28,08 db = 28,08 x 19 = 533,52 mm Berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal 14.15.1 dan Pasal 14.15.2. Sambungan lewatan tulangan ulir dan kawat ulir dalam kondisi tarik harus menggunakan Sambungan kelas B. Panjang lewatan = 1,3 d = 1,3 x 533,52 = 693,58 mm.
Kolom eksterior (171)
6.4.2 Perencanaan Tulangan Memanjang Kolom Penulangan kolom memakai bantuan program PCACOL. Diketahui: fy = 390 Mpa f c = 25 Mpa Pu = 2656277 N Mu = 1105823500 N mm Dicoba 20D32 = 16089 mm2
Berdasarkan SNI 03 2847 2002 ps 23.4.3.1: 1 % <
< 6 % Maka diperoleh
3,34 % dari PCACOL (OK) Jumlah tul. terpasang As =
x Ag = 3,34% x 7002 = 16366 mm2
Pemasangan ini untuk menjamin terjadinya strong column weak beam .
6.4.2.1 Pemeriksaan Persyaratan Strong Column Weak Beam
Karena pada balok yang menyatu pada kolom terdapat pelat lantai yang menyatu juga, maka perhitungan Mg
-, mengikutsertakan luas tulangan pelat selebar b efektif As = 7D22 = 2660,93 mm2
As = 4D22 = 1520,53 mm2
As atas = 2660,93 + (2 x 5 x ¼ x
x 82) = 3163,59 mm2
Titik berat tul. Atas terhadap sisi atas
mm
y
45,65 59,3163
2
820120
4
86
2
820
4
8..4
2
221240 2660,93
222
d atas = 700
y
= 700
65,45 = 634,55 mm
d bawah = 700
40
12 - 22/2 = 637 mm
Besarnya Mg+ adalah:
mmbf
fAa
c
ys 77,695002585,0
25,139053,1520
'85,0
25,11
Mg+
kNm545,341Nmm1,3415452542
77,6963739053,15208,0
2'8,0
adfA ys
Besarnya Mg- adalah:
mmbf
fAa
c
ys 09,1225002585,0
25,139093,2660
'85,0
25,11
Nmm7,595165484 2
09,12255,63425,139093,26608,0
225,18,0
adfAMg ys
Mg = Mg+ + M g- = 936,71 kN m
Nilai
Me diperoleh dengan bantuan diagram interaksi kolom (PCACOL), yaitu mencari momen yang dihasilkan dari kombinasi beban aksial terkecil kolom atas dan kolom bawah.
P ( kN)
Mx (kN-m)
12000
-6000
1800-1800
(Pmax)
(Pmin)
fs=0.5fy
fs=0
1 23
Gambar 6.9 Diagram interaksi akibat tulangan utama kolom eksterior
Dimana dari Gambar diperoleh
Me = 1549 kN m Me>(6/5) Mg
1734 > (6/5) x 936,71 = 1124,052 kN m Persyaratan strong column weak beam dipenuhi.
6.4.2.2 Pengekangan Kolom
Bagian sendi plastis ditentukan berdasarkan SNI 03 2847 Pasal 23.4.4.4 yang menyatakan: Panjang o
tidak kurang dari . - h = 500 mm - 1/6 n = 1/6 (5000
700) = 716,67 mm - 500 mm Digunakan daerah sendi plastis ( o) sepanjang 750 mm Jarak begel sepanjang sendi plastis diatur dalam SNI 03 2847 Pasal 23.4.4.2 yang menyatakan, spasi maksimum tulangan transversal: - ¼ b terkecil = ¼ x 700 = 175 mm - 6 db = 6 x 22 = 132 mm
- 25 -
mm
149
3
2
124025005,0350
1003
350100 x
x
hS
nilai sx tidak perlu lebih besar dari 150 mm dan tidak perlu lebih kecil dari 100 mm Dengan jarak begel, s = 100 mm diperoleh Ash = 0,3[100(700
(2x40)
12) 25/390][(7002/(700-
2x40)2)
1]
= 1490,4 mm2 (menentukan) atau Ash = 0,09[100(700
(2x40)
12) 25/390] = 350,77 mm2
Dipakai begel sepanjang sendi plastis dp 12
100 mm. Jumlah tulangan n = Ash / Luas dp 12 = 1490,1 / 113,1 = 13
14 bh Jadi dipakai 14dp12
100 (Ash = 1583,4 mm2) > Ash..... SNI 2847 Pasal 23.4.4.3
6.4.2.3 Penulangan Transversal untuk Beban Geser
mmbf
fAa
c
ys 09,1225002585,0
25,139093,2660
'85,0
25,11
Nmm7,595165484 2
09,12255,63425,139093,26608,0
225,18,0
adfAMpr ys
Besarnya Mg+ adalah:
mmbf
fAa
c
ys77,69
5002585,0
25,139053,1520
'85,0
25,11
kNm545,341Nmm1,341545254 2
77,6963739053,15208,0
2'8,0
adfAMpr ys
Mpr = 936,71 kN m Besarnya Vu dihitung dengan rumus
28,1415,013,7
71,936
ln
MprVu kN
Besarnya Vu tersebut harus dibandingkan dengan Ve , yaitu gaya geser yang diperoleh dari Mpr kolom. Cara memperoleh Mpr kolom memakai bantuan diagram interaksi kolom program PCACOL dengan fs = 1,25 fy
= 1,25 x 390 = 437,5 Mpa. P ( kN)
Mx (kN-m)
12000
-8000
2000-2000
(Pmax)
(Pmin)
fs=0.5fy
fs=0
1 23
Gambar 6.10 Diagram interaksi akibat tulangan tranversal kolom eksterior
Diperoleh Mpr = 1878 kNm
Karena dimensi dan penulangan kolom atas dan bawah sama maka:
52,5665,013,7
18782
ln
2MprVe kN
Ternyata Ve > Vu = 141,28 kN, maka perencanaan geser memenuhi syarat. Besarnya Vu tersebut akan ditahan oleh kuat geser beton (Vc) dan kuat tulangan geser (Vs). Nilai Vc harus dianggap = 0 sesuai SNI-2847 Pasal 23.4(5(2)). Apabila: - 50% x Ve > Vu
- Pu < Ag f c/20 50 % x Ve = 283,26 kN > Vu = 141,28 kN ok Sisa panjang kolom di luar sendi plastis, dipasang begel sesuai ketentuan SNI 02 2487 pasal 23.4(4(6)).
< 6 db = 6 x 22 = 132 mm Atau
<
150 mm Jadi begel di luar sendi plastis digunakan dp 10
125 mm
6.4.2.3 Sambungan Lewatan Tulangan Vertikal Kolom Sambungan tulangan kolom yang diletakkan di tengah tinggi kolom harus memenuhi ketentuan panjang lewatan yang ditentukan SNI 03 2587 pasal 14.2.3 yang dihitung dengan rumus:
b
trc
y
b
d
d
Kcf
f
d '10
9
dimana:
= 1,0 ;
= 1,0 ;
= 1,0 ;
= 1,0 (SNI 03 2847 pasal 14.2.4) c = 40 + 12 + 22/2 = 63 mm
83,4726
2212402700
xc mm
dipakai nilai c = 47,83 mm (terkecil)
3,322
7,2483,47
7,24610010
390224
1
10
2
b
tr
yttrtr
d
Kcxxsn
fAK
Diambil nilai
b
tr
d
Kc
tidak boleh > 2,5 (nilai
maksimum)
b
d
d
=
dbKtrx
c
y
f
f ...
'10
9
= 5,2
1111.
2010
390.9 xxx = 31,4
d = 31,4 x db = 31,4 x 22 = 690 mm
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal 14.15.1 dan Pasal 14.15.2. Sambungngan lewatan tulangan ulir dan kawat ulir dalam kondisi tarik harus menggunakan Sambungan kelas B. Panjang lewatan = 1,3 d = 1,3 x 690 = 898 mm
6.5 Hubungan Balok Kolom 6.5.1 Hubungan Balok Dan Kolom Eksterior
HBK dalam kolom interior keempat mukanya terdapat balok-balok dengan lebar : 300 mm < ¾ kolom= 300 mm maka sesuai SNI 03-2847-2002 pasal 23.5.2.11
- 26 -
Untuk kesederhanaan penditailing dipakai Ash ujung kolom untuk tulangan HBK.
f'c = 25 Mpa fy = 390 Mpa
Besarnya gaya geser HBK (gaya geser di x-x) Vx-x = T1 + T2 - Vh
Menghitung besarnya T1 dan T2
T1 = As1 x 1,25 fy= 2660,93 x 1,25 x 390= 1297,2 kN T2 = As2 x 1,25 fy= 1520,53 x 1,25 x 390= 741,23 kN
6.5.2 Menghitung Besarnya Vh
Dari perhitungan sebelumnya pada desain kolom didapatkan : Mpr
- = 595,17 kN m Mpr+ = 341,545 kN m Besarnya Mu :
Mu = 2
545,34117,595
2prpr MM
= 468,36
kN m
kNL
MV
n
uh 3,141
)5,013,7(
36,4682
Jadi : Vx-x = T1 + T2 - Vh
= 1297,2 + 741,23
141,3 = 1897,15 kN
Berdasarkan SNI 03-2847 2002 pasal 23.5.3.1 untuk balok-kolom yang terjepit pada keempat sisinya menggunakan rumus:
257007007.175.0
'7.175.0 cjc fAV
= 3123,775 kN > Vx-x = 1897,15 kN
(HBK kuat)
6.5.3 Hubungan Balok Dan Kolom Interior Kuat geser HBK tepi yang diperiksa hanya dikekang oleh 3 balok sehingga sesuai SNI 03-2847 2002 Pasal 23.5.2.2,tulangan transversal di ujung kolom perlu dipasang dalam HBK.
F'c = 25 Mpa fy = 390 Mpa
Besarnya gaya geser HBK (gaya geser di x-x) Vx-x = T1
- Vh
Menghitung besarnya T1
T1 = As x 1,25 fy = 804,25 x 1,25 x 390 = 392,1 kN T2 = As2 x 1,25 fy = 63,33 x 1,25 x 390 = 30,873 kN
6.5.4 Menghitung Besarnya Vh
Dari perhitungan sebelumnya pada desain kolom didapatkan : Mpr
+ = 10,829 kNm Mpr
- = 127,62 kN m Besarnya Mu :
Mu = 2
45,138
2orpr MM
= 69,23 kN
kNL
MV
n
uh 69,27
)5,05,5(
23,692
Jadi : Vx-x = T1 + T2 - Vh
= 392,1 + 30,873
27,69 = 395,283 kN
Berdasarkan SNI 03-2847 2002 pasal 23.5.3.1 untuk balok kolom yang terjepit pada kedua sisinya menggunakan rumus :
2550050025.175.0'25.175.0 cjc fAV
= 1171,88 kN > Vx-x = 395,283 kN (HBK
kuat)
7. PENUTUP
7.1 Kesimpulan Dalam tugas akhir ini diperoleh hasil
alternatif desain dari perencanaan stadion indoor Surabaya Sport Center (SSC). Dari perencanaan ini ditarik kesimpulan bahwa seluruh profil yang digunakan telah memenuhi ketentuan yang berlaku, dengan perincian sebagai berikut: 1. Perencanaan modifikasi stadion indoor Surabaya
Sport Center dengan menggunakan sistem rangka ruang (Space Truss) dapat diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Profil struktur space truss menggunakan:
Gording: 60.5 x 3.2 mm
Atap: 165.2 x 6,0 mm
Kolom: 267.4 x 9 mm 3. Profil struktur tribun menggunakan:
Pelat lantai:
Pelat tribun: Perincian elemen pelat yang merupakan pelat Lantai adalah :
Tebal pelat = 12 cm
Penulangan pelat lantai
Ukuran Tulangan Pakai pelat(m) Arah X Arah Y
0.8 6 Ø12 350 Ø12 200
Balok Anak Lantai Dimensi Balok Anak: 30/40 o Tulangan tumpuan
4 D 18 (As = 1017 mm2) o Tulangan lapangan
4 D 18 (As = 1017 mm2) o Tulangan Geser
Ø 8-200 mm
Balok Tribun Dimensi Balok Anak: 30/40 cm o Tulangan tumpuan
4 D 18 (As = 1017 mm2) o Tulangan lapangan
4 D 18 (As = 1017 mm2) o Tulangan Geser
Ø 8-200 mm
Tangga Pracetak o Tulangan lentur pelat tangga
pakai Ø 12 mm
350 (As =339.12 mm2) o Tulangan pembagi
pakai Ø 12 mm 200 (As =339.12 mm2)
- 27 -
o Tulangan angkat Untuk satu titik angkat pelat lantai digunakan Seven Wire Strand diameter 1/4 in dengan 8 titik angkat.
Balok Induk Dimensi = 50/70 cm Tulangan = D22 dan Ø 10
150 mm
Kolom Dimensi Kolom -= 70/70 cm Jumlah tulangan = 20D32 Begel = Ø12
100 mm
4. Pemodelan struktur space truss yang digunakan
Untuk pemodelan atap, digunakan rangka ruang atau space truss dengan desain melengkung. Beban yang dipikul oleh rangka diasumsikan sebagai beban terbagi rata dan diterima sebagai beban terpusat pada setiap jointnya.
Untuk pemodelan kolom, digunakan rangka ruang atau space truss. Beban gempa dianalisa dengan pendekatan statis. Beban-beban yang lain dianalisa dengan pendekatan pada umumnya.
5. Pemodelan struktur tribun Untuk struktur utama tribunnya akan menggunakan beton bertulang, sedangkan untuk struktur sekundernya, yaitu tempat dudukan dan tangga, akan menggunakan beton pracetak.
6. Perencanaan sambungan yang digunakan
Sambungan Las t las = 1cm
Sambungan base Plate t las = 1 cm t pelat = 1.5 cm dimensi pelat = 60 x 60 cm baut = 4 Ø1
Panjang baut angkur = 30 cm
Sambungan HBK Dari hasil perhitungan semua hubungan balok dan kolom sudah memenuhi syarat.