MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL …

18
MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON Nama Mahasiswa : Raka Steven Christian Junior NRP : 3107100015 Jurusan : Teknik Sipil FTSP-ITS Dosen Pembimbing : Ir. Isdarmanu, M.Sc Ir. R. Soewardojo, M.Sc ABSTRAK Surabaya merupakan kota metropolitan dan kota terbesar kedua di Indonesia, dimana pergerakan roda ekonomi yang semakin lama semakin berkembang dan meningkat dengan pesat. Kebutuhan suatu sarana pendukung juga sangat di perlukan mengingat perkembangan kota Surabaya yang semakin meningkat. Salah satunya adalah kebutuhan akan sarana kesehatan yaitu gedung rumah sakit. Sebagai bahan studi perencanaan, akan dilakukan modifikasi terhadap struktur Gedung Rumah Sakit Royal Surabaya. Awalnya, gedung ini didesain menggunakan struktur beton bertulang yang terdiri dari 4 lantai, panjang bangunan 74.325m, lebar 53.575m, dan tinggi 16.8m. Dan selanjutnya akan di modifikasi menjadi 10 lantai (tinggi bangunan direncanakan 45 m, dengan asumsi tiap lantai memiliki tinggi 4.5 m) dengan menggunakan struktur komposit baja-beton. Struktur komposit merupakan perpaduan antara beton dan baja profil. Jika ditinjau dari segi kualitas dan efisiensi waktu pekerjaan bangunan dengan struktur baja komposit lebih menguntungkan. Dengan menggunakan konstruksi komposit dalam desain suatu komponen struktur ternyata dapat diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut : dapat mereduksi berat profil baja yang dipakai, tinggi profil baja yang dipakai dapat dikurangi, meningkatkan kekakuan lantai, dapat menambah panjang bentang layan. Pada akhirnya dari penyusunan tugas akhir ini penulis mengharapkan dapat merencanakan suatu struktur komposit yang efisien tanpa mengabaikan faktor keselamatan dan fungsi bangunan tersebut. Kata kunci : Rumah Sakit Royal Surabaya, Komposit Baja-Beton.

Transcript of MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL …

Page 1: MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL …

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

Nama Mahasiswa : Raka Steven Christian Junior NRP : 3107100015 Jurusan : Teknik Sipil FTSP-ITS Dosen Pembimbing : Ir. Isdarmanu, M.Sc Ir. R. Soewardojo, M.Sc

ABSTRAK

Surabaya merupakan kota metropolitan dan kota terbesar kedua di Indonesia, dimana

pergerakan roda ekonomi yang semakin lama semakin berkembang dan meningkat dengan pesat. Kebutuhan suatu sarana pendukung juga sangat di perlukan mengingat perkembangan kota Surabaya yang semakin meningkat. Salah satunya adalah kebutuhan akan sarana kesehatan yaitu gedung rumah sakit.

Sebagai bahan studi perencanaan, akan dilakukan modifikasi terhadap struktur Gedung Rumah Sakit Royal Surabaya. Awalnya, gedung ini didesain menggunakan struktur beton bertulang yang terdiri dari 4 lantai, panjang bangunan 74.325m, lebar 53.575m, dan tinggi 16.8m. Dan selanjutnya akan di modifikasi menjadi 10 lantai (tinggi bangunan direncanakan 45 m, dengan asumsi tiap lantai memiliki tinggi 4.5 m) dengan menggunakan struktur komposit baja-beton.

Struktur komposit merupakan perpaduan antara beton dan baja profil. Jika ditinjau dari segi kualitas dan efisiensi waktu pekerjaan bangunan dengan struktur baja komposit lebih menguntungkan. Dengan menggunakan konstruksi komposit dalam desain suatu komponen struktur ternyata dapat diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut : dapat mereduksi berat profil baja yang dipakai, tinggi profil baja yang dipakai dapat dikurangi, meningkatkan kekakuan lantai, dapat menambah panjang bentang layan. Pada akhirnya dari penyusunan tugas akhir ini penulis mengharapkan dapat merencanakan suatu struktur komposit yang efisien tanpa mengabaikan faktor keselamatan dan fungsi bangunan tersebut. Kata kunci : Rumah Sakit Royal Surabaya, Komposit Baja-Beton.

Page 2: MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL …

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Surabaya merupakan kota metropolitan dan kota terbesar kedua di Indonesia, dimana pergerakan roda ekonomi yang semakin lama semakin berkembang dan meningkat dengan pesat. Kebutuhan suatu sarana pendukung juga sangat di perlukan mengingat perkembangan kota Surabaya yang semakin meningkat. Salah satunya adalah kebutuhan akan sarana kesehatan yaitu gedung rumah sakit.

Sebagai bahan studi perencanaan, akan dilakukan modifikasi terhadap struktur Gedung Rumah Sakit Royal Surabaya. Awalnya, gedung ini didesain menggunakan struktur beton bertulang yang terdiri dari 3 lantai+Basement, panjang bangunan 74.325m, lebar 53.575m, dan tinggi 16.8m. Dan selanjutnya akan di modifikasi menjadi 10 lantai (tinggi bangunan direncanakan 45 m, dan tinggi tiap lantai 4.5 m) tanpa menggunakan Basement dengan menggunakan struktur komposit baja-beton.

Tujuan dari diadakannya modifikasi ini adalah untuk membuka ruang kota agar dapat dibuat fasilitas umum seperti taman kota, dll. Selain itu, modifikasi ini juga dilakukan karena struktur komposit baja-beton lebih ekonomis jika dibandingkan dengan struktur beton bertulang biasa.

Struktur komposit merupakan struktur yang terdiri dari dua atau lebih bahan yang berbeda secara fisik maupun sifatnya, dan tetap terpisah dalam hasil akhir bahan tersebut. Dalam ilmu Teknik Sipil, struktur komposit merupakan struktur yang terdiri dari dua bahan atau lebih yang berbeda secara sifat dan fisik (misalnya baja dengan beton) yang “bekerja sama” untuk memikul beban luar.

Struktur yang memanfaatkan aksi komposit baja-beton saat ini dilakukan hampir di semua struktur bangunan dimana baja dan beton saling melekat seperti gedung atau jembatan. Struktur komposit dapat menahan beban lebih besar sekitar 33% sampai 50% atau lebih dari beban yang dapat ditahan oleh balok baja profil bila bekerja sendiri sebagai non-komposit. (Khatulistiani, 2003)

Meskipun beton bertulang dan beton prategang juga termasuk dalam material komposit, tetapi keduanya tidak secara tegas dimasukkan dalam kelompok konstruksi komposit karena tulangan bajanya tidak secara

struktur memikul beban. Lain halnya dengan konstruksi komposit balok-baja-pelat-beton komposit dimana balok dapat memikul berat sendiri.

Struktur komposit semakin banyak di pakai dalam rekayasa struktur. Dari beberapa penelitian, struktur komposit mampu memberikan kinerja struktur yang baik dan lebih efektif dalam meningkatkan kapasitas pembebanan, kekakuan, dan keunggulan ekonomis.

Peraturan yang digunakan pada perencanaan ini menggunakan peraturan yang terbaru yaitu SNI-03-2847-2002 tentang Tata Cara Perhitungan Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-1726-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja, dan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983. 1.2 Perumusan Masalah

Dalam memodifikasi perencanaan Gedung Rumah Sakit Royal Surabaya dengan menggunakan struktur komposit baja beton, ditinjau beberapa masalah antara lain : 1. Bagaimana merencanakan struktur

sekunder yang meliputi pelat lantai, balok anak, tangga dan lift ?

2. Bagaimana mengasumsikan pembebanan setelah adanya modifikasi ?

3. Bagaimana pemodelan dan menganalisa struktur dengan menggunakan program bantu ETABS v 9.7.1 ?

4. Bagaimana merencanakan struktur utama yang meliputi balok dan kolom ?

5. Bagaimana merencanakan sambungan yang sesuai ?

6. Bagaimana merencanakan pondasi yang sesuai dengan besarnya beban yang dipikul ?

7. Bagaimana menuangkan hasil perencanaan dalam bentuk gambar teknik ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari modifikasi perencanaan Gedung Rumah Sakit Royal Surabaya dengan menggunakan struktur komposit baja beton yaitu : 1. Merencanakan struktur sekunder yang

meliputi pelat lantai, balok anak, tangga dan lift.

2. Mengasumsikan pembebanan setelah adanya modifikasi.

Page 3: MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL …

3. Memodelkan dan menganalisa struktur dengan menggunakan program bantu ETABS v 9.7.1.

4. Merencanakan struktur utama yang meliputi balok dan kolom.

5. Merencanakan sambungan yang sesuai. 6. Merencanakan pondasi yang sesuai dengan

besarnya beban yang dipikul. 7. Menuangkan hasil perencanaan dalam

bentuk gambar teknik. 1.4 Batasan Masalah

Ruang lingkup permasalahan dan pembahasan pada tugas akhir ini dibatasi oleh beberapa hal antara lain : 1. Perencanaan struktur utama meliputi balok

induk dan kolom, sedangkan struktur sekunder meliputi pelat lantai, balok anak, tangga dan lift.

2. Perhitungan struktur pondasi untuk beban terbesar pada kolom di tepi dan tengah gedung.

3. Perencanaan tidak meliputi instalasi mekanikal, elektrikal dan saluran air.

4. Tidak meninjau dari segi metode pelaksanaan, analisa biaya, arsitektural, dan manajemen konstruksi.

5. Program bantú yang digunakan adalah Etabs V 9.6.0 dan Autocad.

1.5 Manfaat Manfaat yang bisa didapatkan dari

modifikasi perencanaan ini adalah : 1. Dapat merencanakan struktur komposit

yang memenuhi persyaratan keamanan struktur.

2. Dari perencanaan ini bisa diketahui hal-hal yang harus diperhatikan pada saat perencanaan sehingga kegagalan struktur bisa diminimalisasi.

3. Dari segi ekonomis, struktur komposit baja-beton dapat dijadikan alternatif mengingat struktur komposit baja-beton lebih ekonomis bila dibandingkan dengan struktur beton bertulang biasa atau struktur baja biasa.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah dan Perkembangan Komposit

Banyak sistem beton betulang di Eropa pada tahun 1880-an mengunakan balok besi gulungan sebagai pengganti tulangan biasa. Dua sistem utama pada abad ke-20, System

Hennebique (Belgia-Prancis) dan Sistem Modifikasi Monier (Jerman) menggunakan berbagai variasi dari pelat lantai yang di kompositkan dengan kolom baja atau balok baja. Pada tahun 1892, Francois Hennebique mematenkan sistem yang kelak dikenal sebagai sistem komposit baja-beton. Seorang insinyur Austria, Joseph Melan, mengembangkan sistem komposit lengkung baru untuk jembatan. Sistem ini dipatenkan pada tahun 1892. Keuntungan dari sistem ini adalah lebih ekonomis bila di bandingkan dengan pelengkung dari beton bertulang biasa. Di Jepang, struktur komposit lebih populer bila dibandingkan dengan beton bertulang pada awalnya. Sebagai contoh adalah gedung Marunouchi (gedung perkantoran terbesar di Tokyo pada tahun 1920-an) yang di desain oleh George Fuller Company. Gedung ini menggunakan struktur komposit pada bagian Basement nya, dan baja pada tingkat – tingkat di atasnya. (Sassa, 2007).

Struktur komposit selalu ada dalam sejarah konstruksi. Struktur komposit didesain dan dikembangkan oleh insinyur – insinyur bidang spesialis gedung dan jembatan antara tahun 1910 sampai 1938. Struktur komposit, sebuah sistem “konservatif” yang dibandingkan dengan beton biasa dan beton pratekan, telah di inovasikan di Jepang pada saat negeri itu sedang berkembang. (Sassa, 2007). Metode untuk desain struktur komposit berkembang terus sesuai perkembangan analisa terhadap perencanaan struktur. Pada awalnya, perencanaan komposit menggunakan metode Allowable Stress Design (ASD). Kemudian pada tahun 1986, di Amerika, perencanaan komposit berkembang dengan menggunakan metode LRFD (Load Resistance Factor Design) (Khatulistiani, 2003).

Struktur komposit antara beton dan balok baja merupakan struktur yang memanfaatkan kelebihan dari beton dan baja yang bekerja bersama-sama sebagai satu kesatuan. Kelebihan tersebut adalah beton kuat terhadap tekan dan baja kuat terhadap tarik. Balok baja yang menumpu konstruksi pelat beton yang di cor ditempat, sebelumnya didesain berdasarkan asumsi bahwa pelat beton dan baja dalam menahan beban bekerja secara terpisah. Pengaruh komposit dari pelat beton dan baja yang bekerja bersama – sama tidak diperhitungkan. Pengabaian ini berdasarkan asumsi bahwa ikatan antara pelat beton dengan bagian atas balok baja tidak

Page 4: MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL …

dapat diandalkan. Namun dengan kemajuan penggunaan las, pengunaan penyambung geser mekanis menjadi praktis untuk menahan gaya geser horizontal. (Widiarsa & Deskarta,2007) 2.3 Aksi Komposit

Aksi komposit timbul bila dua batang struktural pemikul beban seperti konstruksi lantai beton dan balok baja penyangga disambung secara integral dan melendut secara satu kesatuan. Besarnya aksi komposit yang timbul bergantung pada penataan yang dibuat untuk menjamin regangan linear tunggal dari atas plat beton sampai muka bawah penampang baja (Salmon & Johnson, 1991).

Gambar 2.1 Perbandingan Antara Balok yang Melendut dengan Aksi Komposit dan Tanpa

Aksi Komposit (Salmon & Johnson, 1991)

2.4 Lendutan

Komponen struktur komposit memiliki momen inersia yang lebih besar daripada komponen struktur non komposit, akibatnya lendutan pada komponen struktur komposit akan lebih kecil. Momen inersia dari komponen struktur komposit hanya dapat tercapai setelah beton mengeras, sehingga lendutan yang diakibatkan oleh beban-beban yang bekerja sebelum beton mengeras, dihitung berdasarkan momen inersia dari profil baja saja. 2.5 Balok Komposit

Balok adalah salah satu diantara elemen-elemen struktur yang paling banyak dijumpai pada setiap struktur. Balok adalah elemen struktur yang memikul beban yang bekerja tegak lurus dengan sumbu longitudinalnya. Hal ini akan menyebabkan balok melentur. Balok komposit dapat dibentuk dari profil baja yang diberi penghubung geser (shear connector) pada sayap atas profil baja atau dapat pula dari profil baja yang dibungkus dengan beton.

2.6 Kolom Komposit Kolom komposit dapat dibentuk dari pipa baja yang diisi dengan beton polos atau dapat pula dari profil baja hasil gilas panas yang dibungkus dengan beton dan diberi tulangan baja serta sengkang, seperti halnya pada kolom beton biasa. 2.7 Dek Baja Gelombang

Perkembangan struktur komposit dimulai dengan digunakannya dek baja gelombang, yang selain berfungsi sebagai bekisting saat pelat beton dicetak, juga berfungsi sebagai tulangan positif bagi pelat beton. Penggunaan dek baja juga dapat dipertimbangkan sebagai dukungan dalam arah lateral dari balok sebelum beton mulai mengeras. Persyaratan dek baja gelombang dan penghubung gesernya untuk digunakan dalam komponen struktur komposit diatur dalam SNI 03-1729-2002 pasal 12.4.5.1.

Gambar 2.5 Penampang Melintang Dek Baja

Gelombang (SNI 03-1729-2002) 2.8 Penghubung Geser

Gaya geser yang terjadi antara pelat beton dan profil baja harus dipikul oleh sejumlah penghubung geser, sehingga tidak terjadi slip pada saat masa layan. Besarnya gaya geser horizontal yang harus dipikul oleh penghubung geser diatur dalam SNI 03-1729-2002 pasal 12.6.2

BAB III METODOLOGI

3.1 Umum

Metodologi ini akan menguraikan dan menjelaskan urutan pelaksanaan penyelesaian tugas akhir. Mulai dari pengumpulan data, literatur, preliminary design, analisa elemen (primer dan sekunder), analisa beban (gravitasi, angin, gempa), dan pedoman perencanaan, sampai dengan kesimpulan akhir dari analisa struktur ini yaitu untuk mendapatkan perencanaan gedung.

Page 5: MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL …

Mulai

Pengumpulan Data

Studi Literatur

Pembebanan Elemen Struktur Sekunder

Preliminary Desain

Analisa Struktur Sekunder

Kontrol Desain

Penggambaran Hasil Perencanaan

Selesai

Perencanaan Pondasi

Ok

Not Ok

Pembebanan Elemen Struktur Primer

Analisa Struktur Primer

Kontrol Desain

Ok

Not Ok

3.2 Bagan Alir Penyelesaian Tugas Akhir Gambar 3.1 Diagram Alir Penyelesaian Tugas

Akhir

BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR

SEKUNDER 4.1 Perencanaan Pelat Lantai 4.1.1 Perencanaan pelat lantai atap

Tulangan negatifØ 10 - 250

Pelat Bondex

Balok

110m

m 30

80 53

Gambar 4.2 Potongan Pelat Lantai Atap

4.1.2 Perencanaan pelat lantai 1 – 9

Tulangan negatifØ 10 - 150

Pelat Bondex

Balok

110m

m 20

90 53

Gambar 4.3 Potongan Pelat Lantai 1 – 9

4.2 Perencanaan Tangga 4.2.1 Data – data perencanaan tangga Mutu baja (BJ 41) : fy = 2500 kg/cm2 Mutu beton (fc’) : fc’ = 30 Mpa Ketingian antar lantai : 450 cm Tinggi bordes : 225 cm Tinggi injakan (t) : 17.3 cm Lebar inkajan (i) : 30 cm

Jumlah injakan (Σt) : = 13.005 ≈ 13 buah Lebar bordes : 135 cm Panjang bordes : 300 cm Lebar tangga : 120 cm

Gambar 4.4 Denah Tangga

Gambar 4.5 Potongan C-C

4.3 Perencanaan Balok Lift (BF) 4.3.1 Data Perencanaan

Perencanaan balok lift meliputi balok penumpu,balok penggantung lift dan balok pemisah lift. Untuk lift pada bangunan ini menggunakan Hospital Bed Elevators yang diproduksi oleh Hyundai Co.Ltd. Data – data lift yang digunakan adalah sebagai berikut (untuk 1 car): Tipe lift : General Type (2S, 2SD) Merk : Hyundai

Page 6: MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL …

Kecepatan : 90 m/min Kapasitas : 10 orang (700 kg) Lebar pintu (opening width) : 800 mm Dimensi sangkar (car size) : - internal : 1500 x 2500 mm2 - eksternal : 1560 x 2692 mm2 Dimensi ruang luncur : 2300 x 3050 mm2 Beban reaksi ruang mesin: - R1 = 6800 kg - R2 = 4100 kg 4.3.2 Perencanaan balok penggantung lift (BF1)

Balok penggantung lift direncanakan menggunakan profil WF 350x175x7x11 4.3.3 Perencanaan balok penumpu lift (BF2)

Balok penumpu lift direncanakan menggunakan profil WF 350x250x9x14 4.3.4 Perencanaan balok pemisah lift (BF3)

Balok pemisah lift direncanakan menggunakan profil WF 300x150x5.5x8 4.4 Perencanaan Balok Anak Lantai (BL) 4.4.1 Perencanaan balok anak lantai BL1

Gambar 4.15 Denah Balok Anak Lantai BL1

Balok anak lantai BL1 direncanakan menggunakan profil WF 400x200x7x11 4.4.2 Perencanaan balok anak lantai BL2

Gambar 4.20 Denah Balok Anak Lantai BL2

Balok anak lantai BL2 direncanakan menggunakan profil WF 400x200x7x11 4.4.3 Perencanaan balok anak lantai BL3

Gambar 4.25 Denah Balok Anak Lantai BL3

Balok anak lantai BL3 direncanakan menggunakan profil WF 350x250x9x14 4.5 Perencanaan Balok Anak Atap (BA) 4.5.1 Perencanaan balok anak atap BA1

Balok anak atap BA1 direncanakan menggunakan profil WF 400x200x7x12 4.5.2 Perencanaan balok anak atap BA2

Balok anak lantai BA2 direncanakan menggunakan profil WF 500x200x9x14

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR PRIMER

5.1 Data Gedung

Data – data dari Gedung Rumah Sakit Royal Surabaya yang dibutuhkan dalam pembebanan adalah sebagai berikut: • Mutu baja : BJ 41 • Mutu beton (fc’) : 30 MPa • Lebar gedung : 23 m • Panjang gedung : 48 m • Tinggi total gedung : 45 m • Tinggi antar lantai : 4.5 m 5.2 Pembebanan dan Analisa Struktur

Gambar 5.1 Pemodelan 3D Struktur Gedung

Dengan ETABS v.9.7.1

Page 7: MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL …

Ringkasan mengenai berat bangunan secara lengkap disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 5.1 Massa Tiap Lantai Bangunan Lantai Tinggi

Hx (m) Berat (kg)

Massa (kN)

Inersia (kN.m4)

10 45 425485 4254.85 1004499.07 9 40.5 1180600 11806 2787200.24 8 36 1180600 11806 2787200.24 7 31.5 1180600 11806 2787200.24 6 27 1180600 11806 2787200.24 5 22.5 1222236 12222.36 2885494.48 4 18 1196073 11960.73 2823728.95 3 13.5 1196073 11960.73 2823728.95 2 9 1196073 11960.73 2823728.95 1 4.5 1453892 14538.92 3432396.87

∑ 11412232 114122 26942378 Pada SNI 03-1726-2002 dinyatakan

bahwa harus ada peninjauan eksentrisitas (ed) antara pusat massa dan pusat rotasi lantai. Rumus yang digunakan adalah: - untuk 0 < e < 0.3b

ed = 1.5e + 0.05b atau ed = e – 0.05b - untuk e > 0.3b

ed = 1.33e + 0.1b atau ed = 1.17e – 0.1b dipilih yang pengaruhnya paling menentukan untuk struktur gedung. Dimana: e : selisih antara pusat massa dan pusat

kekakuan pada lantai yang ditinjau. b : ukuran horizontal terbesar denah struktur

pada lantai gedung yang ditinjau, diukur tegak lurus arah pembebanan gempa.

Kontrol waktu getar alami fundamental (T) Nilai T didapat dari hasil Etabs v9.7.1

yang ditampilkan dalam tabel berikut:

Tabel 5.4 Nilai Waktu Getar Alami Mode Period Ux Uy

1 1.4173 76.065 0.007 2 1.3656 0.009 75.014 3 1.1411 0.058 0.181 4 0.4477 10.304 0.001 5 0.4299 0.002 11.202 6 0.3657 0.015 0.032 7 0.2451 4.669 0.000 8 0.2335 0.001 4.762 9 0.2027 0.015 0.018 10 0.1580 3.038 0.000

Untuk mencegah penggunaan struktur

gedung yang terlalu fleksibel, nilai waktu getar alami fundamental (T) dari struktur gedung harus dibatasi. Dengan nilai ζ dari Tabel 8 SNI 03-1726-2002 dan n adalah jumlah lantai dari gedung yang akan ditinjau, maka control waktu getar alami fundamental (T) menjadi:

T < ζ.n Untuk WG 3 maka nilai ζ = 0.18 dan nilai n = 10, sehingga:

- Arah-x TX = 1.4173 < (0.18 x 10) = 1.8 detik .......Ok!!

- Arah-y TY = 1.3656 < (0.18 x 10) = 1.8 detik .......Ok!!

Sehingga, berdasarkan waktu getar alami fundamental struktur gedung masih memenuhi batas control waktu getar alami. Kinerja Struktur Gedung Kinerja batas layan (∆s)

Tabel 5.5 Analisa ∆s arah-X

Story hi (m)

∆s (mm)

∆s antar

tingkat (mm)

∆s maks (mm)

Ket.

10 4.5 89.02 2.92 24.55 OK 9 4.5 86.1 4.64 24.55 OK 8 4.5 81.46 7.07 24.55 OK 7 4.5 74.39 9.51 24.55 OK 6 4.5 64.88 10 24.55 OK 5 4.5 54.88 11.95 24.55 OK 4 4.5 42.93 13.17 24.55 OK 3 4.5 29.76 12.44 24.55 OK 2 4.5 17.32 11.71 24.55 OK 1 4.5 5.61 5.61 24.55 OK

Tabel 5.6 Analisa ∆s arah-Y

Story hi (m)

∆s (mm)

∆s antar

tingkat (mm)

∆s maks Ket.

10 4.5 91.06 3.65 24.55 OK 9 4.5 87.41 5.98 24.55 OK 8 4.5 81.43 7.28 24.55 OK 7 4.5 74.15 9.89 24.55 OK 6 4.5 64.26 10.93 24.55 OK 5 4.5 53.33 11.96 24.55 OK 4 4.5 41.37 12.49 24.55 OK 3 4.5 28.88 12.75 24.55 OK 2 4.5 16.13 11.19 24.55 OK 1 4.5 4.94 4.94 24.55 OK

Page 8: MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL …

Kinerja batas ultimate (∆m) Tabel 5.7 Analisa ∆m arah-X

Story hi (m)

∆s antar

tingkat (mm)

∆m antar

tingkat (mm)

∆m maks (mm)

Ket.

10 4.5 2.92 6.42 90 OK 9 4.5 4.64 10.21 90 OK 8 4.5 7.07 15.55 90 OK 7 4.5 9.51 20.92 90 OK 6 4.5 10 22 90 OK 5 4.5 11.95 26.29 90 OK 4 4.5 13.17 28.97 90 OK 3 4.5 12.44 27.37 90 OK 2 4.5 11.71 25.76 90 OK 1 4.5 5.61 12.34 90 OK

Tabel 5.8 Analisa ∆m arah-Y

Story hi (m)

∆s antar

tingkat (mm)

∆m antar

tingkat (mm)

∆m maks (mm)

Ket.

10 4.5 3.65 7.89 90 OK 9 4.5 5.98 12.93 90 OK 8 4.5 7.28 15.75 90 OK 7 4.5 9.89 21.39 90 OK 6 4.5 10.93 23.64 90 OK 5 4.5 11.96 25.87 90 OK 4 4.5 12.49 27.01 90 OK 3 4.5 12.75 27.58 90 OK 2 4.5 11.19 24.20 90 OK 1 4.5 4.94 10.68 90 OK

5.3 Perencanaan Balok Induk (BI) 5.3.1 Perencanaan balok induk melintang

Balok induk direncanakan menggunakan profil WF 600 x 200 x 13 x 23. Kondisi sebelum komposit

Pada kondisi sebelum komposit, berdasarkan hasil ETABS v9.7.1 diperoleh gaya – gaya dalam maksimum sebagai berikut: • Mmax = 27513.98 kg.m (ditinjau

B26, Story 3) • Vmax = 27084.28 kg (ditinjau B32,

Story 3) a. Kontrol kuat geser

=twh

=13522

40.15⇒ twh

<

fy1100

plastis

=fy

1100=

2501100

69.57

Vn = 0.6 x fy x Aw ⇒Aw = d x tw = 61.2x1.3= 79.56 cm2 = 0.6 x 2500 x 79.56

= 119340 kg Syarat: ΦVn ≥ Vu (Φ = 0.9) 0.9 x 119340 ≥ 39732.32 107406 ≥ 39732.32 .......Ok!!

b. Kontrol Kuat Momen Lentur - Tekuk Lokal (local buckling)

Sayap:

=tf

bf.2

=232

202x

4.4

75.10250

170==pλ

⇒ ptf

bf λ≤.2

Penampang Kompak !

- Tekuk Lateral (lateral buckling)

Jarak penahan lateral = 300 cm Dari tabel profil untuk WF 600x200x13x23 dengan BJ 41, diperoleh: Lp = 214.553 cm Lr = 545.796 cm Dengan demikian: Lp < Lb < Lr .....Bentang Menengah!

( ) ( )( ) Mp

LpLrLbLrMrMpMrCbMn ≤

−−

−+=

Mr = Sx.(fy – fr) = (3380) (2500 – 700) = 6084000 kg.cm = 60840 kg.m Mp = Zx.fy = (3778)(2500) = 9445000 kg.cm = 94450 kg.m Dari output ETABS v9.7.1 diperoleh : Ma = 18343.66 kg.m Mb = 5502.19 kg.m Mc = 18337.6 kg.m

3.2343max5.2

max5.12≤

+++=

McMbMaMMCb

Badan:

15.4013522

==twh

25.106250

1680==pλ

⇒ ptwh λ≤

Page 9: MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL …

3.2)6.18337(3)19.5502(4)66.18343(3)98.27513(5.2

)98.27513(5.12≤

+++=

3.2712.1 ≤=

( ) ( )( ) Mp

LpLrLbLrMrMpMrCbMn ≤

−−

−+=

( ) ( )( ) MpMn ≤

−−

−+=796.214796.545

300796.545608409445060840712.1

MpMn ≥= 2.149894 .....Pakai Mn = Mp = 94450 kg.m

Syarat : ΦMn ≥ Mu (Φ = 0.9)

0.9 x 94450 ≥ 27513.98 85005 ≥ 27513.98.......Ok!! c. Kontrol Lendutan

Lendutan ijin:

===360

3360

' Lf 0.008333 m = 0.8333

cm Dari hasil perhitungan dengan Etabs V 9.7.1 diperoleh lendutannya sebesar: ymaks = 0.00129 cm Syarat: ymax < 'f

0.00129 < 0.8333 .......Ok!! Kondisi Setelah Komposit

Pada kondisi setelah komposit, berdasarkan hasil ETABS v9.7.1 diperoleh gaya – gaya dalam maksimum sebagai berikut: • M max (+) = 41899.85 kgm (ditinjau

B44, story 3) • M max (-) = -60448.6 kgm (ditinjau B40,

story 3) • V max = 45169.62 kg (ditinjau B41,

story 3) Zona Momen Positif a. Kontrol kuat geser

Kuat geser balok tergantung pada perbandingan antara tinggi bersih pelat badan (h) dengan tebal pelat badan (tw).

=twh

=13522

40.15

fyEkn1.1

dimana kn = 5 untuk balok tanpa pengaku vertikal pelat badan, sehingga:

=2500200000051.1 x

69.57

twh

<

fy1100

⇒ plastis

Vn = 0.6 x fy x Aw ⇒Aw = d x tw = 61.2x1.3= 79.56 cm2 = 0.6 x 2500 x 79.56 = 119340 kg Syarat: ΦVn ≥ Vu (Φ = 0.9)

0.9 x 119340 ≥ 45169.62 107406 ≥ 45169.62.......Ok!! b. Lebar Efektif (balok interior)

- beff ≤ L/4 = 175 cm - beff ≤ bo = 700 cm

dipakai beff = 175 cm c. Kontrol kuat momen lentur:

- Tekuk Lokal (local buckling) Badan:

15.4013522

==twh

25.106250

1680==pλ

⇒ ptwh λ≤

Karena profil penampang kompak, maka kekuatan lentur positif dapat dihitung menggunakan distribusi tegangan plastis. - Menghitung momen nominal (Mn)

Mencari tebal pelat rata – rata (tbrata2) akibat bondeks yang dipasang sejajar balok. Alubang bondeks = 8.75 x [0.5(1.2+3.2)(5.3)] = 102.03 cm2 Apelat penuh = 11 x 175 = 1925 cm2 Abeton = 1925 – 102.03 = 1822.98 ≈ 1823 cm2 tbrata2 = Abeton / beff = 1923 / 175 = 10.42 cm Menentukan gaya yang terjadi: C = 0.85 x fc’ x tbrata2 x beff = 0.85 x 300 kg/cm2 x 10.42cm x 175 cm = 464858.6 kg

Page 10: MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL …

T = As x fy = 107.7 cm2 x 2500 kg/cm2 = 269250 kg

Karena C > T, maka garis netral terletak di pelat beton

cmxbxfc

Asxfyaeff

03.6)175)(300)(85.0(

)2500)(7.107('85.0

===

a C

T

beff

tb

d

d3

d2 = 0d1

e

Gambar 5.3 Penampang Komposit Balok

Induk Melintang

- Menentukan jarak – jarak dari centroid gaya – gaya yang bekerja d1 = tb – a/2 = 11 – (6.03/2) = 7.98 cm ≈ 8 cm d2 = 0 (Profil baja tidak mengalami tekan) d3 = d/2 = 61.2/2 = 30.6 cm e = d1 + d2 + d3 = 8 + 0 + 30.6 = 38.6 cm

- Menghitung momen positif Mn = T x e = (269250)(38.6) = 10393050 kg.cm = 103930.5 kg.m

Syarat: ΦMn ≥ Mu (Φ = 0.85) 0.85 x 103930.5 ≥ 41899.85 88340.93 ≥ 41899.85.......Ok!!

Momen nominal penampang komposit lebih besar daripada momen akibat beban berfaktor, sehingga penampang mampu menahan beban yang terjadi. d. Kontrol Lendutan

Lendutan ijin:

===360

3360

' Lf 0.008333 m = 0.8333

cm Dari hasil perhitungan dengan Etabs V 9.7.1 diperoleh lendutannya sebesar: ymaks = 0.00124 cm

e. Syarat: ymax < 'f

0.00124 < 0.8333 .......Ok!! e. Perencanaan Penghubung Geser

Untuk penghubung geser yang dipakai adalah tipe stud dengan:

ds = 19 mm Asc = 283.4 mm2 fu = 400 Mpa = 40 kg/mm2

30)2400(041.0'041.0 5.15.1 == fcxWcEc

= 26403.5 MPa

5.26403304.2835.0'5.0 xxxxEcfcxAscxQn ==

= 126106.7 N = 12610.67 kg/stud

Syarat: fuAscQn .≤ 12610.67 < (283.4)(40)

12610.67 > 11335. pakai Qn = 11335.4 kg

Jumlah stud untuk setengah bentang dimana shear connector dipasang 2 buah dalam satu baris:

pasangQnTN 1288.11

)4.11335)(2(269250

2≈===

Jarak seragam (S) dengan stud pada masing – masing lokasi:

cmNLS 25

12300

===

Jarak maksimum (Smax) = 8 x tplat beton

.......LRFD-15.6 = 8 x 11cm = 88 cm Jarak minimum (Smin) = 6 x ds …….LRFD-15.6 = 6 x 1.9 cm = 11.4 cm Jadi, dipasang shear connector setiap jarak 20 cm Zona Momen Negatif Batang tulangan menambah kekuatan tarik nominal pada pelat beton: T = n x Ar x fyr = 8.75 x (0.25 x π x 1.92) x 2900 = 71908.94 kg Gaya tekan nominal maksimum dalam penampang baja: Pyc = As x fy = 107.7 x 2500 = 269250 kg

Page 11: MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL …

Tbeff

tb

d

d3

d2d1

Pyc

fy

2fy

Gambar 5.4 Distribusi Tegangan Negatif

Balok Induk Melintang Karena Pyc > T, maka garis netral terletak pada profil baja, berlaku persamaan: (Pyc – T)/2 = (269250 - 71908.94)/2 = 98670.53 kg Gaya pada sayap: Tf = bf x tf x fy = 20.2 x 2.3 x 2500 = 116150 kg Tf > (Pyc – T)/2 sehingga garis netral jatuh pada flens profil Luas flens tertekan:

==−

=2500

53.986702/)('fy

TPycA 39.47 cm2

===⇒=2.20

47.39'.'bAbA δδ 1.95 cm

Menentukan jarak – jarak dari centroid gaya – gaya yang bekerja: d1 = tb – c = 11 – 2 = 9 cm d2 = δ/2 = 1.95/2 = 0.975 cm d3 = d/2 = 60/2 = 30 cm Perhitungan momen negatif : Mn = T.(d1 + d2) + Pyc.(d3 – d2) = 71908.94 (9 + 0.975) + 269250 (30 – 0.975) = 8532272.93 kg.cm = 85322.73 kg.m

Syarat: ΦMn ≥ Mu (Φ = 0.85) 0.85 x 85322.73 ≥ 60448.6

72524.32 ≥ 60448.6 .......Ok!! 5.3.2 Perencanaan balok induk memanjang

Balok induk direncanakan menggunakan profil WF 600 x 200 x 13 x 23.

5.4 Perencanaan Kolom Komposit 5.4.1 Perencanaan Kolom Komposit Lantai

1 -5 Dari hasil perhitungan dengan bantuan

etabs v.9.7.1 diperoleh gaya – gaya dalam maksimum pada C18 story 1 : Pu = 134892.1 kg Mux = 71153.51 kg.m Muy = 75413.51 kg.m Kolom komposit direncanakan menggunakan profil K588x300x12x20 Bahan : BJ 41 : fy = 2500 kg/cm2

fu = 4100 kg/cm2

Beton : fc’ = 30 Mpa = 300 kg/cm2 4D22

Ø12-250

Gambar 5.7 Penampang Kolom Komposit

Zx = 2x(300x20x284) + 2x(274x12x137) +

4x(274x6x3) + 4x(150x20x75) = 5228640 mm3

= 5228.64 cm3 Zy = 2x(300x20x290) + 2x(274x12x143) +

4x(268x6x3) + 4x(150x20x75) = 5339664 mm3

= 5339.66 cm3 Selubung beton : 750 x 750 mm2

Ac = 750 x 750 = 562500 mm2

fc’ = 30 Mpa Berat jenis beton : w = 2400 kg/m3

Tulangan sengkang terpasang : Ø12 – 250 Tulangan utama : 4 D 22 Ar = 4 x (¼ x π x 222) = 1520.53 mm2

Spasi = 750 – 2x40 – 2x12 – 22 = 624 mm Cek luas penampang minimum profil baja :

==5625385

AcAs

0.068 = 6.8% > 4%

.......Ok!! Cek Jarak sengkang: = 250 mm < 2/3 x 750 = 500 mm .......Ok!!

Page 12: MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL …

Cek luas tulangan longitudinal : Ast = ¼ x π x 22 2

= 380.13 mm2 > 0.18 x 624

= 112.32 mm2 Cek mutu beton yang digunakan : (fc’ =30 MPa) 21 Mpa ≤ fc’ ≤ 55 Mpa .......Ok!! Cek mutu baja tulangan : (fyr = 250 MPa) fyr < 380 Mpa .......Ok!! Modifikasi tegangan leleh untuk kolom komposit Luas total tulangan utama :

Aut = Ar = 1520.53 mm2

Luas bersih penampang beton : Acn = Ac – As – Aut

= 562500 – 38500 – 1520.53 = 523847.47 mm2

Untuk profil baja berselubung beton : c1 = 0.7 c2 = 0.6 c3 = 0.2

s

cn

s

utyrymy A

Afcc

AA

fcff '.. 21 ++=

3850047.523847306.0

3850053.15202507.0250 xxxxfmy ++=

= 501.83 MPa

30)2400(041.0'041.0 5.15.1 == fcxWcEc

= 26403.5 Mpa

Es = 2x105 Mpa Em = E + c3 x Ec x (Acn/As) =(2x105)+0.2(26403.5)(523847.47/38500) = 271851.46 Mpa Jari – jari girasi modifikasi (rm) : rm = 0.3 x b = 0.3 x 750 = 225 mm > iy (dipakai rm)

Potongan Memanjang

Potongan Melintang

BIKLKL

BIKL

BIKL

Gambar 5.8 Portal Bangunan

Tekuk terhadap sumbu x : Ic = Ix kolom

38.4

800103000

450127020.2

=

=

=

balok

kolom

LIxLIx

GA

=GB 1 (Kolom dengan perletakan jepit) Jenis rangka bergoyang, sehingga dari nomogram didapatkan nilai: Kcx = 1.65 Lkx = Kcx x L = 1.65 x 450 = 742.5 cm

===5.225.742

mrLkxxλ 33 cm

Tekuk terhadap sumbu y : Ic = Iy kolom

2.1

700103000

300103000

450132585.2

=

+

=

=

balok

kolom

LIxLIy

GA

1=GB (Kolom dengan perletakan jepit)

Jenis rangka bergoyang, sehingga dari nomogram didapatkan nilai: Kcy = 1.35 Lky = Kcy x L = 1.35 x 450 = 607.5 cm

===5.225.607

mrLkyyλ 27 cm

== xλλ 33 cm (Menentukan !)

===46.271851

83.50133ππ

λλEmfmyc 0.45

Page 13: MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL …

Termasuk kolom menengah karena 0.25 < λc < 1.2, sehingga :

=−

=−

=)45.0(67.06.1

43.167.06.1

43.1c

1.102

===102.1

83.501w

fmyfcr 455.4 MPa = 4554

kg/cm2 Kuat nominal kolom komposit : Pn = As x fcr = 385 x 4554 = 1753290 kg Kuat rencana kolom komposit : Øc x Pn = 0.85 x 1753290 = 1490296.5 kg Syarat :

Pu < Øc x Pn 134892.1 < 1490296.5.......Ok!! 5.4.2 Kolom Lantai 6 - 10

Dari hasil perhitungan dengan bantuan etabs v.9.7.1 diperoleh gaya – gaya dalam maksimum pada C4 story 6 : Pu = 32689.66 kg Mux = 29457.45 kg.m Muy = 44734.19 kg.m Kolom komposit direncanakan menggunakan profil K500x200x10x16 Bahan : BJ 41 : fy = 2500 kg/cm2

fu = 4100 kg/cm2

Beton : fc’ = 30 Mpa = 300 kg/cm2 4D22

Ø12-250

Gambar 5.9 Penampang Kolom Komposit

Zx = 2x(200x16x242) + 2x(234x10x117) +

4x(234x5x2.5) + 4x(100x16x50) = 2428060 mm3

= 2428.06 cm3 Zy = 2x(200x16x247) + 2x(234x10x122) +

4x(229x5x2.5) + 4x(100x16x50) = 2483210 mm3

= 2483.21 cm3 Selubung beton : 750 x 750 mm2

Ac = 750 x 750 = 562500 mm2

fc’ = 30 Mpa

Berat jenis beton : w = 2400 kg/m3

Tulangan sengkang terpasang : Ø12 – 250 Tulangan utama : 4 D 22 Ar = 4 x (¼ x π x 222) = 1520.53 mm2

Spasi = 750 – 2x40 – 2x12 – 22 = 624 mm Cek luas penampang minimum profil baja :

==5625

4.228AcAs

0.0406 = 4.06% > 4%

.......Ok!! Cek Jarak sengkang: = 250 mm < 2/3 x 750 = 500 mm .......Ok!! Cek luas tulangan longitudinal : Ast = ¼ x π x 22 2

= 380.13 mm2 > 0.18 x 624

= 112.32 mm2 Cek mutu beton yang digunakan : (fc’ =30 MPa) 21 Mpa ≤ fc’ ≤ 55 Mpa .......Ok!! Cek mutu baja tulangan : (fyr = 250 MPa) fyr < 380 Mpa .......Ok!! Modifikasi tegangan leleh untuk kolom komposit Luas total tulangan utama :

Aut = Ar = 1520.53 mm2

Luas bersih penampang beton : Acn = Ac – As – Aut

= 562500 – 22840 – 1520.53 = 538139.47 mm2

Untuk profil baja berselubung beton : c1 = 0.7 c2 = 0.6 c3 = 0.2

s

cn

s

utyrymy A

Afcc

AA

fcff '.. 21 ++=

2284047.538139306.0

2284053.15202507.0250 xxxxfmy ++=

= 685.75 MPa

30)2400(041.0'041.0 5.15.1 == fcxWcEc

Page 14: MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL …

= 26403.5 Mpa Es = 2x105 Mpa Em = E + c3 x Ec x (Acn/As) = (2x105) + 0.2(26403.5)(538139.47/22840) = 324420 Mpa Jari – jari girasi modifikasi (rm) : rm = 0.3 x b = 0.3 x 750 = 225 mm > iy (dipakai rm)

Potongan Memanjang

Potongan Melintang

BIBIK2

K1

K2

K2K1

K2 BIBI

Gambar 5.10 Portal Bangunan

KL1 : K 588x300x12x20 Ix = 127020 cm4

ix = 18.16 cm Iy = 132585 cm4

iy = 18.16 cm As = 385 cm2

KL2 : K 500x200x10x16 Ix = 49940 cm4

ix = 14.79 cm Iy = 52189 cm4

iy = 15.17 cm As = 228.4 cm2 BL : WF 600x200x13x23 Ix = 103000 cm4

Tekuk terhadap sumbu x : Ic = Ix kolom

72.1

800103000

45049940.2

=

=

=

balok

kolom

LIxLIx

GA

05.3

800103000

450127020

45049940

=

+

=

=

balok

kolom

LIxLIx

GB

Jenis rangka bergoyang, sehingga dari nomogram didapatkan nilai: Kcx = 1.68 Lkx = Kcx x L = 1.68 x 450 = 756 cm

===5.22

756

mrLkxxλ 33.6

Tekuk terhadap sumbu y : Ic = Iy kolom

57.1

700103000

45052189.2

=

=

=

balok

kolom

LIxLIy

GA

8.2

700103000

450132585

45052189

=

+

=

=

balok

kolom

LIxLIy

GB

Jenis rangka bergoyang, sehingga dari nomogram didapatkan nilai: Kcy = 1.65 Lky = Kcy x L = 1.65 x 450 = 742.5 cm

===5.225.742

mrLkyyλ 33

== xλλ 33.6 (Menentukan !)

===324420

75.6856.33ππ

λλEmfmyc 0.49

Termasuk kolom menengah karena 0.25 < λc < 1.2, sehingga :

=−

=−

=)49.0(67.06.1

43.167.06.1

43.1c

1.125

===125.1

75.685w

fmyfcr 609.55 MPa = 6095.5

kg/cm2 Kuat nominal kolom komposit : Pn = As x fcr = 228.4 x 6095.5 = 1392212.2kg

Page 15: MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL …

Kuat rencana kolom komposit : Øc x Pn = 0.85 x 1392212.2 = 1183380.37 kg Syarat :

Pu < Øc x Pn 32689.66 < 1183380.37 .......Ok!!

BAB VI PERENCANAAN SAMBUNGAN

6.1 Sambungan Balok Anak Lantai (BL1) dengan Balok Induk

3560

35

Pelat LantaiBalok Induk

WF 600x200x13x23

Profil L 70x70x7

Balok Anak LantaiWF 400x200x7x11

Baut Ø16

110

6035

35

Balok IndukWF 600x200x13x23

Balok Anak LantaiWF 400x200x7x11

110

Baut Ø16Profil L 70x70x7

Pelat Lantai

Gambar 6.1 Sambungan Balok Anak Lantai

dengan Balok Induk

6.2 Sambungan Balok Anak Atap (BA1) dengan Balok Induk

3560

35

Pelat LantaiBalok Induk

WF 600x200x13x23

Profil L 70x70x7

Balok Anak AtapWF 400x200x7x11

Baut Ø16

110

6035

35

Balok IndukWF 600x200x13x23

Balok Anak AtapWF 400x200x7x11

110

Baut Ø16Profil L 70x70x7

Pelat Lantai

Gambar 6.2 Sambungan Balok Anak Atap

dengan Balok Induk

6.3 Sambungan Balok Induk Melintang dengan Kolom Lantai 1 – 5

80

80

40

40

94

94

107

Baut Ø22 Profil L 100x100x10

Balok IndukWF 600x200x13x23

Potongan Profil WF 400x400x45x70

KolomK 588x300x12x20

Baut Ø33

600

400

Balok IndukWF 600x200x13x23

Baut Ø22

Profil L 100x100x10

Profil T 400x400x45x70

Baut Ø33

Profil T 400x400x45x70

Baut Ø33

80

107

94

94

107

Potongan Profil WF 400x400x45x70

Baut Ø33

107

Gambar 6.4 Sambungan Balok Induk Melintang dengan Kolom Lantai 1 - 5

6.4 Sambungan Balok Induk Memanjang dengan Kolom Lantai 1 – 5

80

80

40

40

94

94

157

Baut Ø22 Profil L 100x100x10

Balok IndukWF 600x200x13x23

Potongan Profil WF 400x400x30x50

KolomK 588x300x12x20

Baut Ø33

600

400

Balok IndukWF 600x200x13x23

Baut Ø22

Profil L 100x100x10

Potongan Profil WF400x400x45x70

Baut Ø33

Potongan Profil WF 400x400x45x70

Baut Ø33

80

94

94Potongan Profil WF 400x400x30x50

157

Baut Ø33

Gambar 6.6 Sambungan Balok Induk

Memanjang dengan Kolom Lantai 1 – 5 6.5 Sambungan Balok Induk Melintang dengan Kolom Lantai 6 – 10

80

40

40

94

94

107

Baut Ø22 Profil L 100x100x10

Balok IndukWF 600x200x13x23

KolomK 500x200x10x16

Baut Ø33

600

400

Balok IndukWF 600x200x13x23

Baut Ø22

Profil L 100x100x10

Baut Ø33

Baut Ø33

80

107

94

94

107

Baut Ø33

107

Potongan Profil WF 400x400x45x70

Potongan Profil WF 400x400x45x70

Potongan Profil WF 400x400x45x70

Potongan Profil WF 400x400x45x70

Gambar 6.8 Sambungan Balok Induk

Melintang dengan Kolom Lantai 6 – 10 6.6 Sambungan Balok Induk Memanjang dengan Kolom Lantai 6 – 10

80

80

40

40

94

94

157

Baut Ø22 Profil L 100x100x10

Balok IndukWF 600x200x13x23

KolomK 588x300x12x20

Baut Ø33

600

400

Balok IndukWF 600x200x13x23

Baut Ø22

Profil L 100x100x10

Baut Ø33

Baut Ø33

80

94

94

157

Baut Ø33

Potongan Profil WF 400x400x30x50

Potongan Profil WF400x400x45x70

Potongan Profil WF 400x400x45x70

Potongan Profil WF 400x400x30x50

Gambar 6.10 Sambungan Balok Induk Memanjang dengan Kolom Lantai 6 – 10

Page 16: MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL …

6.7 Sambungan Antar Kolom Lantai 1 - 5

Gambar 6.11 Sambungan Antar Kolom Lt.1 – 5

6.8 Sambungan Antar Kolom Lantai 6 - 10

Gambar 6.12 Sambungan Antar Kolom Lt.6 - 10

6.9 Sambungan Antar Kolom Lantai 5 & 6

Gambar 6.13 Sambungan Antar Kolom Lantai 5 & 6 6.10 Sambungan Kolom dengan Base Plate

75.0

85.0

4Ø22Sengkang Ø12-200

75.0

85.0

KC588x300x12x20

Tebal base plate = 25mm

Angkur Ø25

FF

KC588x300x12x204Ø22

Kolom beton 750x750

Tebal base plate = 25mm

Angkur Ø25

Sengkang Ø12-200

Potongan F-F

Gambar 6.16 Sambungan Kolom dengan Base Plate

Page 17: MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL …

BAB VII PERENCANAAN PONDASI

7.1 Perencanaan Pondasi Gedung

Pondasi gedung rumah sakit ini menggunakan pondasi tiang pancang produksi PT Wika dengan spesifikasi sebagai berikut : Diameter = 600 mm Tebal = 100 mm Kelas = A1 Allowable axial = 252.7 ton Bending momen crack = 17 tm Bending momen ultimate = 25.5 tm Direncanakan menggunakan tiang pancang diameter 60 cm dengan kedalaman 12.5 m 7.2 Perancangan Poer Pondasi Tepi (P1)

D28 - 200

D28

- 20

0

D22 - 200

D22

- 20

0

D22 - 200

Lantai Kerja1Pc : 3Ps : 5Kr

B B

A

A

Lantai Kerja1Pc : 3Ps : 5Kr

D22 - 200D22 - 200

D28 - 200

D22 - 200

D28 - 200

Pot. A - A Pot. B - B

D28 - 200

Pondasi Interior 1 (P2)

D22 - 100

Lantai Kerja1Pc : 3Ps : 5Kr

D22 - 200

D28 - 100

Pot. A - A

Lantai Kerja1Pc : 3Ps : 5Kr

D22 - 200D22 - 100

D28 - 200

Pot. B - B

A

A

B B

D28 - 100

D22 - 100

D28

- 20

0

D22

- 20

0

D28 - 200 D28 - 100

Pondasi Interior 2 (P3)

D28 - 100

D22 - 100

D28

- 15

0

D22

- 15

0

A

A

B B

D22 - 100

Lantai Kerja1Pc : 3Ps : 5Kr

D22 - 150

D28 - 100

Pot. A - A

D28 - 150

Lantai Kerja1Pc : 3Ps : 5Kr

D22 - 150D22 - 100

D28 - 150

Pot. B - B

D28 - 100

BAB VIII

PENUTUP

8.1 Kesimpulan Dari hasil analisa dan perhitungan pada tugas akhir ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dilakukan perhitungan struktur sekunder

terlebih dahulu seperti perhitungan tangga, pelat lantai, dan balok anak terhadap beban-beban yang bekerja baik beban mati, beban hidup maupun beban terpusat.

2. Dilakukan kontrol terhadap balok utama pada kondisi sebelum komposit dan kondisi setelah komposit. Kontrol yang dilakukan meliputi : kontrol lendutan, kontrol penampang (local buckling), kontrol lateral buckling dan kontrol geser.

3. Dilakukan kontrol kekuatan struktur kolom komposit yang meliputi kontrol luas minimum beton pada kolom komposit, perhitungan kuat tekan aksial kolom, perhitungan kuat lentur kolom, dan kontrol kombinasi aksial dan lentur.

4. Rigid connection digunakan untuk sambungan antara balok-kolom. Simple connection digunakan pada sambungan balok anak dengan balok induk.

5. Dimensi – dimensi dari struktu yang diganakan adalah sebagai berikut : • Dimensi kolom :

Beton : 750 mm x 750 mm Profil : K 588 x 300 x 12 x20 K 500 x 200 x 10 x 16

• Profil balok induk : WF 600 x 200 x 13 x 23

• Profil balok anak atap :

Page 18: MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL …

BA1 : WF 400 x 200 x 7 x 11 BA2 : WF 500 x 200 x 9 x 14

• Profil balok anak lantai : BL1 : WF 400 x 200 x 7 x 11 BL2 : WF 400 x 200 x 7 x 11 BL3 : WF 350 x 250 x 9 x 14

• Profil balok lift : BF1 : WF 350 x 175 x 7 x 11 BF2 : WF 350 x 250 x 9 x 14 BF3 : WF 300 x 150 x 5.5 x 8

• Profil balok tangga : Utama : WF 200 x 150 x 6 x 9 Penumpu : WF 250 x 125 x 5 x 8

6. Struktur bangunan bawah menggunakan pondasi dalam berupa tiang pancang berdiameter 60cm sedalam 12.5 meter.

8.2 Saran

Perlu dilakukan studi yang lebih mendalam untuk menghasilkan perencanaan struktur dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi, dan estetika. Sehingga diharapkan perencanaan dapat dilaksanakan mendekati kondisi sesungguhnya di lapangan dan hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan perencanaan yaitu kuat, ekonomi, dan tepat waktu dalam pelaksanaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Amon, Rene., Bruce Knobloch., dan Atanu Mazumder. 1999. Perencanaan Konstruksi Baja Untuk Insinyur dan Arsitek 2. Jakarta : PT. Pradinya Paramita.

Badan Standarisasi Nasional. 2002. Standar

Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002). Bandung : BSN.

Badan Standarisasi Nasional. 2000. Tata Cara

Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2000). Bandung : BSN.

Bowles, Joseph E. 1991. Analisis dan Desain

Pondasi Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Departemen Pekerjaan Umum. 1983.

Peraturan Pembebanan Indonesia

Untuk Gedung (PPIUG) 1983. Jakarta : DPU.

Marwan dan Isdarmanu. 2006. Buku Ajar :

Struktur Baja I. Surabaya : Jurusan Teknik Sipil FTSP – ITS.

McCormac, Jack C. 1995. Structural Steel

Design LRFD Method Second Edition. United States of Amerika : Harper Collins College Publishers.

Purwono, Rachmat., Tavio., Iswandi Imran.,

dan I Gusti Putu Raka. 2007. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002) Dilengkapi Penjelasan. Surabaya : itspress.

Salmon, Charles G., dan John E. Johnson.

1991. Struktur Baja : Desain dan Perilaku Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan Struktur

Baja dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI 03 – 1729 – 2002). Jakarta : Erlangga.

Smith, J C. 1996. Structural Steel Design

LRFD Approach Second Edition. United States of Amerika : John Wiley & Sons, Inc.

Suprobo, Priyo. 2000. Desain Balok

Komposit Baja – Beton. Surabaya : Jurusan Teknik Sipil FTSP – ITS.

Wahyudi, Herman. 1999. Daya Dukung

Pondasi Dalam. Surabaya : Jurusan Teknik Sipil FTSP – ITS.

Widiarsa, Ida Bagus Rai., dan Putu Deskarta.

2007. Kuat Geser Baja Komposit Dengan Variasi Tinggi Penghubung Geser Tipe-T Ditinjau Dari Uji Geser Murni. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, No 1.