ModernisasiKoperasiIndonesia...
Transcript of ModernisasiKoperasiIndonesia...
Modernisasi Koperasi Indonesia
Merespon Revolusi Industri 4.0
Re-branding | pembaharuanmodel bisnis dan kelembagaan
Kondisi umum sosial ekonomi pada koperasi
OUTLINE
• KoperasiWirausahaSantriBerbasisPesantren• KoperasiStartup BerbasisMahasiswa• KoperasiPlatform BerbasisKomunitas( Case Study : Slankers)• KoperasiSektorRiilBerbasisKomoditasPerhutananSosial• Model EkositemKota Koperasi• SkemaTransformasiDigital untukKoperasiSimpanPinjam
Strategi menuju modernisasi koperasi
Sudut pandang peluang
Model bisnis dan kelembagaan baru untuk Koperasi :
Dukungan yang diperlukan
KondisiEksternal
• Bonus demografi sampai 2030. Generasi
Y dan Z mencapai 35% dari populasi
penduduk.
• Corak pekerjaan yang cenderung
fleksibel, freelancer atau kemitraan,
yang sering disebut sebagai gig
economy.
• Ekonomi digital tumbuh seiring dengan
infrastruktur IT yang massif
• Arus modal, barang dan jasa lintas negara,
e-commerce 94% barang impor, investasi
asing di Unicorn/ Decacorn Indonesia.
• Revolusi Industri 4.0 yang membuat disrupsi
berbagai bidang kehidupan,termasuk shifting
di dunia ekonomi / bisnis
Kondisi Internal
• Koperasi mengalami sindrom penuaan, banyakdiisi generasi X dan Baby Boomer, secaraorganisasi cenderung tak memiliki ketangkasan.
• Koperasi tidak banyak yang dikelola secara profesional, sehingga tidak dapat tumbuhsignifikan.
• Koperasi Skala Besar umumnya belum
mengembangkan inovasi, sehingga masih
terjebak pada zona nyaman, kurang memiliki
insight masa depan.
• UU Perkoperasian No. 25/ 1992 dan peraturan lain yang tak lagi mampu merespon tantangan zaman.
• Model kelembagaan dan bisnis yang mengalami stagnasi karena tidak bekerjanya inovasi/ riset-pengembangan di koperasi.
• Proposisi nilai perlu di-up grade menjadi tak sekedar melayani kebutuhan anggota, melainkan menciptakan Enterpreneur, lapangan kerja dan kekayaan.
1. KondisiUmum
2. STRATEGI MENUJU MODERNISASI KOPERASI
1. Mengembangkan model-model bisnis dan kelembagaan baru untuk koperasi melaluipendekatan ekonomi digital yang berbasis pada inovasi dan tata kelola professional
2. Fokus pada penguatan Koperasi sektor riil3. Regenerasi pelaku koperasi dengan pembaharuan Koperasi Mahasiswa, Koperasi Pesantren,
dan Komunitas Kreatif4. Tranformasi digital pada koperasi simpan pinjam5. Mengembangkan ekosistem bisnis untuk kota koperasi
( Kolaborasi + Inovasi ) x Kecepatan
Kita harus menyadari, kita harus sadar semuanya bahwa sekarang kita hidup dalam sebuah lingkungan global yang sangat dinamis! sangat dinamis! Fenomena global yang ciri-cirinya kita ketahui, penuh perubahan, penuh kecepatan, penuh risiko -risiko, penuh kompleksitas, dan penuh kejutan, yang sering jauh dari kalkulasi kita, sering jauh dari hitungan - hitungankita.
Oleh sebab itu, kita harus mencari sebuah model baru, cara baru, nilai-nilai baru dalam mencari solusi dari setiap masalah-masalah yang kita hadapi dengan inovasi-inovasi. Dan kita semuanya harus mau dan akan kita paksa untuk mau. Kita harus meninggalkan cara - cara lama, pola - pola lama, baik dalam mengelola organisasi, baik dalam mengelola lembaga, maupun
dalam mengelola pemerintahan. Yang sudah tidak efektif, kita buat menjadi efektif.
Yang sudahtidak efisien, kita buat menjadi efisien.
Pidato Politik Presiden Terpilih, 14 Juli2019
Ir. JokoWidodo
• Perusahaan raksasa di Selandia Baru
• Produsen susuterbesar ke-5 dunia
• Revenue/ tahun6,52 miliar dollar AS
• 51 pabrik di 11 negara (1 di Indonesia)
• 140 negara tujuanekspor
• Berbentuk Koperasi• Anggota lebih dari
10.000 peternak• 23.000 karyawan• Hasil merger beberapa
organisasi
KELAS DUNIA
• Salurkan kredit tanpaagunan 24 miliar dollar AS kepada 9 juta orang
• 97% penerima kreditperempuan
• Revenue/tahun150 juta dollar AS
• Pemilik 76% anggota, 24% pemerintah
• Memiliki lebih dari9 juta anggota
• Buka 2.568 cabang• Melayani 81.677 desa
MICROCREDIT
AMBIDEXTROUS
Menulis dengan dua tangan
sekaligus, dalam konteks
bisnis adalah:
1. Mengembangkan apa yang sudah
ada (model konvensional) dan
2. Menciptakan apa yang belum
ada (non konvensional).
Apa yang bisa kita kerjakan ?
3. Sudutpandangpeluang
SUSTAINING
INNOVATION
DISRUPTIVE
INNOVATION
• Model Bisnis
• Proses Bisnis
• Model Kelembagaan
• Inovasi Radikal lainnya
Mengembangkan
apa yang sudah ada
(model konvensional)
• Manajemen
• Kepemimpinan
• Produk/ Layanan
• Metode/ Proses
• Teknologi
• Pemasaran
• Permodalan
• Dan inovasi lainnya
Sebagian akan SUNSET
Akan alami SUNRISE
Vijay Govindarajan,2016
Menciptakan apa
yang belum ada
(non konvensional).
PiramidaInovasi
4. Dukungan Kebijakan &
Kelembagaan yang Dibutuhkan ?
Pengembangan inovasi perkoperasian harus didukung dengan
regulasi serta pilar kelembagaan yang cukup. Saat ini regulasi yang
ada, UU 25/ 1992 sudah tak lagi mampu menjawab tantangan
zaman. Bila masih alot pembahasannya di DPR RI, Presiden bisa
saja mengeluarkan Perppu.
UUPerkoperasian
UU No. 25/ 1992 sudah tidak
responsif. Misalnya jumlah
anggota harus minimal 20 orang.
Startup bisa 3 orang.
Peraturan
PenunjangMisalnya, peraturan tentang
Permodalan perlu di-update.
Penyertaan harus tanda tangan
fisik/ materai.
Inkubator& Lem. Inovasi
Lembaga inkubator dan inovasi
harus dikembangkan di berbagai
regional untuk menjawab
tantangan zaman.
Coop VCPermodalan
Venture capital berbasis
koperasi perlu dikembangkan
sebagai pilar penyangga
pendanaan bagi model-model
baru.
5. Model –model bisnisdan kelembagaanbarukoperasi
pada sektoryang berbeda
• KoperasiWirausahaSantriBerbasis Pesantren
• KoperasiStartup Berbasis Mahasiswa
• KoperasiPlatform Berbasis Komunitas( Case Study : Slankers )
• KoperasiSektorRiilBerbasis Komoditas Perhutanan Sosial
• Model EkositemKota Koperasi• SkemaTransformasi Digital untuk
KoperasiSimpanPinjam
Cara BerpikirUmum
EmployeeBusiness Owner
SelfEmployee
Investor
Profit Sharing
Deviden
Gaji
Pendapatan
Cash Flow Quadrant, Robert T. Kiyosaki
Model kelembagaan dan model bisnis yang perlu dikembangkan adalah bagaimana seseorang bisa berperan jamak
sehingga bisa memperoleh beberapa skema nilai yang berbeda dari peran yang berbeda: Self Employee, Employee,
Business Owner dan Investor. Koperasi membuat seseorang memiliki peran yang berbeda dalam satu lembaga / bisnis.
Koperasi hadir sebagai lembaga penyangga (buffer institution) sehingga beberapa peran tersebut dapat diciptakan/
dikerjakan sekaligus
dengan basis manajemen bisnis yangprofesional.
Koperasi
Wirausaha
Santri (KWS)
Membangun Wirausahawan Berbasis Pondok Pesantren
a.
Isu Strategis
• Data tahun 2018 menyebut jumlah santri di Indonesia mencapai 4.048.720 orang. Dari
angka tersebut, 10% yang berpeluang menjadi Kader Ulama. Sedangkan sebagian besar
lainnya terserap dalam sektor aktivitas kemasyarakatan pada umumnya.
• Pola pendidikan pesantren fokus pada pembelajaran ilmu agama (diniyah) dan kurang
membekali santri dengan berbagai pengetahuan serta keterampilan umum. Rata-rata santri
minimal mondok selama 3 sampai 9 tahun lamanya.
• Pasca lulus santri kembali ke tengah masyarakat untuk melakukan peran-peran sosial
sebagaimana anggota masyarakat lainnya. Kebutuhan pengetahuan serta keterampilan umum
(di luar agama) dibutuhkan untuk membekali mereka ketika kembali ke tengah masyarakat.
• Sebagian besar santri salafiyah (yang hanya belajar ilmu agama dan tidak sekolah/ kuliah)
tidak memiliki peluang untuk bekerja di sektor formal. Sehingga sebagian besar mereka
bekerja di sektor informal: pertanian, perdagangan, kerajinan, pengolahan dan lain sebagainya.
• Biasanya para alumni membutuhkan waktu untuk beradaptasi sebelum memiliki peran
sosial atau pekerjaan tertentu.
Rekomendasi
• Perlunya membangun wirausahawan
berbasis pondok pesantren untuk
membekali para santri dengan berbagai
kecakapan umum lainnya sehingga dapat
menciptakan lapangan kerja di tengah
masyarakat.
• Perlunya membangun koperasi wirausaha
santri sebagai lembaga penyangga aktivitas
inkubasi bisnis yang dapat menyinergikan
rantai nilai dari hulu (santri) – hilir (alumni).
• Pembangunan koperasi wirausaha santri
akan memberi nilai manfaat juga kepada
pondok pesantren terkait dengan
penciptaan nilai tambah bagi santri dan
pesantren.
Model Wirausaha Santri
Employed
Self Employee
Investor
Processing Marketing
ProducingBusiness owning
BussinesOwner
Model: Robert T.Kiyosaki Model: Paduan PilihanUsaha
Matriks Paduan Wirausaha Santri
Aspek Producing Processing Marketing Business Owning
Jenis • Pertanian
• Peternakan
• Perkebunan
• Kerajinan
• Bengkel
• Digital
• Dll
• Makanan-Minuman
• Bahan setengah jadi
• Roasting kopi
• Dll
• Retailler
• Kulakan
• Jualan online
• Properti
• Dll
• Toko Swalayan
• Kedai kopi
• Kafe
• Rumah makan
• Dll
Modal •Moderate to High •Moderate to High • Low to Moderate • High
Nilai Tambah • Moderate • Moderate • High • High
Resiko • High • Moderate • Moderate • High
Kecakapan Khusus • Keterampilan teknis
produksi barang/
jasa
• Keterampilan teknis
pengolahan
• Keterampilan teknis
penjualan
• Keterampilan teknis
pengelolaan bisnis
Kecakapan Umum • Pengelolaan
keuangan
• Pengelolaan
Keuangan
• Pengelolaan
Keuangan
• Pengelolaan
Keuangan
Model Koperasi Wirausaha Santri (KWS)
SKILL
Proces-sing
Market-ing
Produc-ing
Busi-ness
Owning
SantriUnSkilled
UpSkilling
SkillFull
CAPITAL CAPACITY
Crowd Funding
Wali
CrowdFundingAlumni
EquityCrowdFunding
Bank/ Lembaga Keuangan
Market Legality
Manage-ment
Infra-structure
Alumni
BagiHasilCrowd FundingAlumni
KWS
PONDOK PESANTREN
NETWORK
Business Franchise
CapitalPartner-
ship
IKATAN ALUMNI
Model Kemitraan Antar LembagaKWS
KWS
Wali
Santri
Balai
Latihan
Kerja
Alumni
Ponpes
Bisnis
Lemba-
gaKeua-
ngan
Masya-
rakat
Peme-
rintah
MODAL
PENYERTAAN
PP 33/ 1998
MODAL
• SDM
• INFRASTURTUR
• SDM
• NETWORK
• MARKET
• FASILITASI
• PROGRAM
• KEGIATAN
• FASILITASI
• TRAINING
• WORKSHOP
Kyai
Ponpes
Peme-
rintah
Lemba-
ga
Lainnya
Skema Scaling up/ LeveragingUsaha
KWS
Santri
Alumni
Tenant Tenant Tenant Tenant
Tenant Tenant Tenant Tenant
Unit Usaha Unit Usaha Unit UsahaUsaha/
PerusahaanSpin/ Splitoff
Kelompok
Alumni
KemitraanCo-Ownership
Bagi Hasil X% : X%
INPUT
PROSES
OUTPUT
KemitraanCo-Ownership
Dana PengembanganPesantren
Ponpes
Investasi
Kesimpulan
• Tantangan mengembangkan Koperasi Wirausaha
Santri (KWS) bukan pada modal uang, melainkan
tersedianya workshop/ bengkel/ balai latihan kerja
sebagai pusat inkubator wirausahawan. Saat ini
sudah tersedia BLK-BLK di Pondok Pesantren yang
bisa langsung disinergikan dengan model KWS.
• KWS nilai strategisnya terletak di peran
koperasi sebagai inkubator bisnis dan koperasi
holding untuk scaling up dan business
leveraging dari para tenant.
• Output KWS adalah: Santri Bertalenta dengan
Alumni memiliki Perusahaan (Co - Ownership
dengan KWS).
Perusahaan Alumni (Co-ownership
KWS)
KWS
Santri
b.
Koperasi
Mahasiswa
Berbasis
Startup
b.
Koperasi Startup untuk Mahasiwa
LATARBELAKANG
• Koperasi Mahasiswa (Kopma) di Indonesia berdiri sejak 1977 selaras dengan pemberlakukan kebijakan NKK /
BKK era Menteri Daoed Jusuf.
• Model bisnis Kopma sejak 1977 sampai sekarang tidak berubah yakni mengusahakan: cafetaria, mini market,
foto kopidan berbagai kebutuhan mahasiswalainnya.
• Penelitian Canadian Cooperative Association (CCA, 1996) menemukan:
▪ Koperasi Mahasiswa tercerabut dari akar gerakan koperasi padaumumnya.
▪ Koperasi Mahasiswa cenderung berorientasi pada pengembangan individual entrepreneurship dari
pada cooperative entrepreneurship.
▪ Koperasi Masyarakat ditinggalkan oleh generasi muda sehingga pasokan SDM cenderung buruk.
• Koperasi Mahasiswa di Indonesia jumlahnya mencapai 130 dan yang aktif hanya 70 saja (Kopindo, 2019).
Sebagian besar Kopma menginduk pada Koperasi Sekunder yang bernama Koperasi Pemuda Indonesia
(Kopindo). Sayangnya, Kopindo mengalami kelembaman dan tak memiliki kreativitas serta ketangkasan
sebagai kumpulan anak-anakmuda.
REKOMENDASI
• Perlunya dilakukan penyegaran model atau rekayasa ulang Koperasi Mahasiswa sehingga bisa merespon
tantanganBonus Demografi, Digital Ekonomi, tumbuhnya milenialdengan aneka talenta.
Skema Penyegaran KoperasiMahasiswa
Value Proposition
Institutio-nalization
Pilot ProjectBusinessModel
Model
OLD: Melayani kebutuhan anggota (KopKonsumen)
NEW: Menciptakan entrepeneur muda dan pekerjaan
OLD: Full di dalam Kampus di bawah pembinaanPT
NEW: Quasi-Kampus sehingga inline dengan gerakan kop
NEW: Tahun Pertama membuat
Pilot Project di 10Kopma
NEW: Implementasi model
bisnis baru pada pilot project
NEW: Proven Model dapat direplikasi
ke semua Kopma di Indonesia
Transformasi Model Old Kopma Menjadi Kopma4.0
KOPMA4.0
StartupCoop
Startup Coop
StartupCoop
Startup Coop
StartupCoop
Build/
Incubate
Profit
sharing
Angel Investor
Legalitas
Unit Usaha1
Unit Usaha2
Unit Usaha3
Unit Usaha4
Unit Usaha5
Managed/
Operate
Kampus Incubator In/ Ex
Lulus
Kuliah Punya
Perusa
haan
10%
Value Proposition: Melayani kebutuhan anggota Value Proposition: Menciptakan entrepreneur & pekerjaan
*Dalam proses transisi, existing business tetap dapat dikelola seperti biasanya. Penciptaan model baru bisa diimplan sebagai strategi Diversifikasi Bisnis dengan pendekatan yang khusus.
Kebu
tuhan
Angg
ota
Market
E & BO
Kebutuhan, Persiapan & Implementasi
Kebutuhan Persiapan
1. Kebijakan tentang Penyegaran Model KoperasiMahasiswa
dalam rangka Merespon Bonus Demografi dan Revolusi
Industri 4.0
2. Desain Implementasi Program Penyegaran Model Koperasi
Mahasiswa
3. 10 Koperasi Mahasiswa sebagai Pilot Project yang tersebar
di beberapa kota/ provinsi
4. Kebijakan insentif dalam bentuk fasilitasi atauprogram
khusus
5. Pelatihan dan modul pendukung
6. Tim/ Pokja Implementasi
1. Drafting Peraturan Menteri Koperasi atau Surat Keputusan
tentang Program Penyegaran Model KoperasiMahasiswa
2. Koordinasi dan sinkronisasi dengan Kampus terkait
3. Skema insentif atau fasilitasi
4. Focus Group Discussion (FGD) dengan 10 Koperasi
Mahasiswa calon pilot project
5. SK Tim/ Pokja Implementasi
Implementasi
1. Pelatihan model baru: startupcoop
2. Pendampingan implementasi model baru
3. Monitoring
4. Evaluasi dan Rancangan Replikasi
Waktu
Januari –Maret 2020 Maret –
November2020 April –
November 2020 Desember 2020
Koperasi Platform Berbasis Komunitas
Case study : Slankers
C.
2. Koperasi Platform BerbasisKomunitas
LATARBELAKANG
• Ekonomi kreatif tumbuh pesat yang menyerap berbagai talenta kreatif seiring dengan tumbuhnya kelas menengah di
Indonesia. Konsumsi masyarakat dalam hal kebutuhan sekunder/ gaya hiduptumbuh.
• Sektor itu dapat menciptakan nilai (value creation) yang tak terhingga karena berbasis pada keterampilan dan pengetahuan.
Lapangan pekerjaan baru dengan segmen pasar kelas menengah dapat diciptakan melaluisektor itu.
• Komunitas perlu didorong sebagai ruang cipta nilai (creating value) sehingga memberi manfaat ekonomi bagi anggotanya.
Salah satu contohnya adalah Komunitas Musik/ Fans Club dapat didorong ke arahsana.
• Slank adalah salah satu grup band legendaris di Indonesia yang memiliki jaringan komunitas Slanker tersebar di berbagai
kota/ provinsi dengan loyalitastinggi.
• Slanker memiliki profil yang khas yakni anak-anak muda dengan rentang usia: 15-24 tahun, dengan pekerjaan yang belum
mapan, dengan gaya hidup anti-kemapanan.
REKOMENDASI
• Perlunyamembuat pilot project Koperasi Platform berbasis komunitas Slanker di Indonesia dengan tujuan menciptakan
lapangan pekerjaan bagimereka.
Skema Pendirian KoperasiPlatform
Value Proposition
Institutio-nalization
Pilot ProjectBusinessModel
Model
Menciptakan lapangan kerja bagi anggotakomunitas
Komunitas dengan loyalitas tinggi
Tahun Pertama membuat 1 Pilot
Project yang memiliki efek QuickWin
Implementasi model bisnis
baru pada pilot project
Proven Model dapatdireplikasi
ke berbagai komunitas lain
Koperasi Platform Slanky
Model Koperasi PlatformSlanky
Slank Slanker+Co-
Founder +
• Brand
• Access Expertise Talent
Step1 Step2 Step3
On DemandService
• Barbershop
• ShoeCleaner
• Massage
• Party Planner
• Grafiti/ Mural
• LeatherCleaner
• Barista
• ReparasiAlat
Musik
• RentalStudio
Musik
Produk
• Kopi
• Tas
• Sepatu
Bisnis
• Kafe
CustomerSegment:
• KelasMenengah
• AnakMuda
Resources:
• Modal
• Teknologi
• Talenta
SE & E
BO
BO & I
Key Success:
Co-Founder
asBuilder
JASA TRADING BISNIS
Co-Ownership:
Skema bagihasil
Kebutuhan, Persiapan & Implementasi
Kebutuhan Persiapan
1. Kebijakan tentang Pengembangan Model KoperasiPlatform
berbasis Komunitas dalam rangka Menciptakan Lapangan
Kerja Baru
2. Kebijakan insentif atau fasilitasi program (linkagedengan
Balai Latihan Kerja/ BLK)
3. Penetapan Pilot Project
4. Tim Implementasi
1. Drafting Surat Keputusan Pengembangan ModelKoperasi
Platform berbasis Komunitas dalam rangka Menciptakan
Lapangan Kerja Baru
2. Koordinasi dan sinkronisasi dengan Slank
3. Skema insentif atau fasilitasi
4. SK Tim/ Pokja Implementasi
Implementasi
1. Inisiasi/ pendirian koperasiplatform
2. Pendampingan implementasi model
3. Monitoring
4. Evaluasi dan Rancangan Replikasi
Waktu
Januari –Maret 2020 Maret –
November2020 April –
November 2020 Desember 2020
Koperasi Sektor Riil Komoditas Berbasis PerhutananSosial
LATARBELAKANG
• Skema Perhutanan Sosial dengan konsesi 35 tahun dapat menjadi daya ungkit bagi pengembangan
koperasi tani yang berorientasi pada komoditi. Dengan skema perhutanan sosial, sediaan lahan sebagai
faktor produksi tidak lagi menjadi masalah bagi petani.
• Petani saat ini cenderung hanya memperoleh nilai dari On Farm dan tidak memperoleh nilai pada Off Farm.
Sebaliknya nilai tambah tertinggi berada di sisi Off Farmnya. Sedangkan resiko tertinggi berada di On
Farmnya. Karakteristik On Farm adalah padat karya, sedangkan Off Farm adalah padat modal sehingga nilai
tambah banyak diambil oleh para trader/ middle man belaka.
• Dengan siklus tanam-panen tertentu, secara cash flow petani rentan sehingga bergantung pada tengkulak
dengan skema ijon untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pada titik ini kehadiran lembaga keuangan
sebagai penyangga (financial buffer institution) diperlukan sehingga petani bisa lepas dariskema ijon.
• Di sisi lain perlu sekali untuk membuat skema yang menjamin revenue stream dari beberapa sumber
sekaligus sehingga petani memiliki nilai yangbagus.
REKOMENDASI
• Perlunya dikembangkan model Koperasi Sektor Riil yang berorientasi pada penciptaan nilai tambah bagi petani
pada On Farm dan Off Farm sekaligus.
D.
Skema Inisiasi Koperasi SektorRiilKomoditas
Value Proposition
Institutio-nalization
Pilot ProjectBusinessModel
Model
Menciptakan nilai tambah pada On dan Off Farm bagipetani
Berbasis ekosistem antar pihak
Tahun Pertama membuat 1 Pilot
Project yang memiliki efek QuickWin
Implementasi model bisnis
baru pada pilot project
Proven Model dapatdireplikasi
ke berbagai sektor lainnya
BISNIS MODEL KEMITRAAN BUDIDAYA UDANG PERHUTANAN SOSIAL CASE STUDY : MUARA GEMBONG
PERINDO/ PERINUS
Kelembagaan Petambak /
Koperasi
Kontrak
Kredit
Retail
Konsumsi
Pasar
Factory Sharing
Grade Prematur:
Domestik
Grade A: Ekspor
(Offtaker)
BUMN/ SWASTA
Lahan Perhutanan
Sosial 2ha/orang
KLHK
Teknis Budidaya dan
Pendampingan
KKP
Infrastruktur Dasar Produksi (Jalan, Listrik,
Irigasi)
PUPR
KEMENKOPUKM
Pembiayaan
BANK/ BLU/ NON BANK
KEMENKOPUKM
Potensi Pasar Ekspor
USA, Jepang, UEA
Potensi Perluasan 300 Ribu Hektar di 17 Provinsi
USD 1,34 M USD 2,68 M
Target 20242018
Nilai Ekspor
378 ribu orangTenaga Kerja
Pemerintah
Swasta
Akses PasarAkses Pembiayaan
Kebutuhan, Persiapan & Implementasi
Kebutuhan Persiapan
1. Kebijakan tentang Pengembangan ModelKoperasi
Sektor Riil Komoditas
2. Penetapan Pilot Project
3. Tim Implementasi
1. Drafting Surat Keputusan Pengembangan ModelKoperasi
Sektor Riil Komoditas
2. Koordinasi dan sinkronisasi dengan mitra lokal
3. Skema insentif atau fasilitasi
4. SK Tim/ Pokja Implementasi
Implementasi
1. Inisiasi/ pendirian koperasi kepengusahaanpetani
2. Pendampingan implementasi model
3. Monitoring
4. Evaluasi dan Rancangan Replikasi
Waktu
Januari –Maret 2020 Maret –
November2020 April –
November 2020 Desember 2020
Kota/ Kabupaten Koperasi
Keuangan
Produksi
KonsumsiDistribusi
Jasa
Kota/ KabKoperasi
• Kebijakan• Regulasi Pemda• Fasilitasi
• Local enabler• Koperasi• Kampus
• SDM• SDA• Finansial• Infrastruktur
• Nilai tambah• Ekonomi lokal• Penciptaan lap kerja• Local champion• Cluster komoditi unggulan• Wirausaha
• Koperasi Asuransi• Koperasi Perumahan• Startup Koperasi• UKM
• Koperasi Distribusi• UKM
• KoperasiSimpanPinjam
• Koperasi Produksi• Poktan/ Gapoktan• BUMDES• UKM
• Koperasi Konsumsi• UKM
PEMERINTAH
KOMUNITAS
ASE
T LO
KA
L
LUA
RA
N/ O
UTP
UT
Target: Mendorong Pemda menyegarkan koperasi daerah E.
Tranformasi Digital untuk Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi 1
Koperasi 2
Koperasi N
CORE BANKING
Pengembang
Pengembang
Pengembang
Interkoneksi
Pengembang
Bank UKM Startup Individu
PAYMENT GATEWAY
Benefit1. Akuntabilitas2. Kecepatan3. Kemudahan4. Ketepatan5. Keamanan6. Profesionalitas7. Brand image8. Revenue lain
Target : Menyiapkan pilar digital payment berbasis koperasi, prioritas untuk pengembangan Koperasi Simpan Pinjam
Anggota
Pelanggan
Masyarakat
Pihak lain
Lainnya
F.
REKSADANA
ORI/SUKUK
TABUNGAN
SAHAM
ASURANSI
KOPERASI
INVESTASI
ReturnRiskGrowthTerm
• Setiap instrument punya kelebihan• Setiap instrument punya kekurangan• Setiap instrumen saling melengkapi• Perlu literasi keuangan
UMBRELLA- C A M P A I G N -
Investasi + Teknologi =
KOPERASI
#InvestasiTeknologiRakyat
#KoperasiInvestasiRakyat
#KoperasiGerakUangRakyat
#KoperasiDenyutDanaRakyat
#KoperasiKekinian#KoperasiBiayaHidupKita
#KoperasiKekinianStrategiKomunikasidan Narasi
TIM HUMAS TIM STRATKOM
SOCMED HANDLING
OFFLINE ACTIVATION
MEDIA PLACEMENT
SUCCESS STORY
PROGRAMMES
PROSPECTIVES
OFFICIAL STATEMENTS
Outputs:
— Monthly Editorial Plan— Narasi Besar— Images + Copywriting(Infografik, poster, meme, dll)— Videos + Copywriting(YouTube, IG TV, IG Gallery)
Milenial / KomunitasKolektor Produk HobiBasis Massa BesarTarget Audiens KoperasiOnline & Offline Activation
K.O.L: Koperasi’s Opinion Leaders
Perempuan & MilenialGustika Jusuf-HattaCucu Bapak Koperasi IndonesiaAktivis Sejarah & KoperasiOnline & Offline Activation
Milenial / PesantrenPengusaha MudaBasis Massa BesarTarget Audiens KoperasiOnline & Offline Activation
Klasifikasi:Target Strategis
K.O.L: Koperasi’s Opinion Leaders
Koperasi Produksi Koperasi Konsumsi Koperasi Simpan-Pinjam
Klasifikasi:Produk Koperasi
“ Inovasi akan lestari ketika ada inovatornya. ”
TERIMA KASIH