MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN...

119
MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTREN Studi Pada Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh: KHOIRON NURI NIM : 063111030 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN...

Page 1: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTREN

Studi Pada Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam

Ilmu Pendidikan Islam

Oleh:

KHOIRON NURI

NIM : 063111030

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Khoiron Nuri

NIM : 063111030

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam / S-1

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian / karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Page 3: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN
Page 4: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

NOTA PEMBIMBING Semarang, 31 Mei 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamu ’alaikum wr. wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Modernisasi Sistem Pembelajaran Pesantren (Studi

Pada Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan

Semarang)

Nama : Khoiron Nuri

NIM : 063111030

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamu ’alaikum wr. wb.

Page 5: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

NOTA PEMBIMBING Semarang, 31 Mei 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamu ’alaikum wr. wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Modernisasi Sistem Pembelajaran Pesantren (Studi

Pada Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan

Semarang)

Nama : Khoiron Nuri

NIM : 063111030

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamu ’alaikum wr. wb.

Page 6: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

ABSTRAK

Judul : Modernisasi Sistem Pembelajaran Pesantren (Studi Pada Pondok

Pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang).

Penulis : Khoiron Nuri

NIM : 63111030

Skripsi. Ini membahas tentang Modernisasi Sistem Pembelajaran

Pesantren (Studi Pada Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang),

kajiannya dilatar belakangi oleh perubahan dan pengembangan sistem pendidikan

pesantren yang semakin lama seamakin terbuka dengan pola dari luar, untuk

menjawab tuntutan zaman. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui dan menjawab permasalahan: (1) Arti penting modernisasi

sistem pembelajaran pesantren di pondok pesantren Al-Hikmah pedurungan

Semarang (2) Bagaimana proses modernisasi sistem pembelajaran pesantren di

pondok pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang?

Skripsi ini termasuk jenis penelitian kualitatif lapangan, studi tersebut

dilaksanakan di pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan Semarang. Selain dari

pondok pesantren tersebut juga digunakan studi kepustakaan yang dijadikan

sumber data. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara,

dokumentasi. selanjutnya analisis data dalam penelitian ini lebih difokuskan

selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis data

selama di lapangan menggunakan analisis data deskriptif. Aktifitas dalam analisis

datanya yaitu: pemaparan data, penyajian data, dan kesimpulan.

Dari hasil penelitian bahwa pelaksanaan Modernisasi Sistem Pembelajaran

Pesantren cukup baik, meliputi: (1) Arti penting modernisasi sistem pembelajaran

di pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan Semarang adalah berusaha untuk

menyempurnakan sistem pendidikan Islam yang ada di pesantren al-Hikmah,

dengan tujuan agar para santrinya bisa secara cepat beradaptasi dalam setiap

bentuk perubahan peradaban dan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat,

karena mereka memiliki kemampuan yang siap pakai. (2) Proses modernisasi

sistem pendidikan pesantren adalah dengan mengembangkan komponen-

komponen yang saling menguatkan seperti: cara berpikir yang ilmiah,

administrasi, kurikulum, struktur organisasi, sarana prasarana, dan metode

pembelajarannya. Dalam pengembangan tersebut pondok pesantren al-Hikmah

harus benar-benar selektif dalam menerima dan mengadopsi pola-pola dari luar,

Agar tidak kehilangan ciri khas dari pesantren itu sendiri. Dalam penelitian

tersebut peneliti menemukan kekurangan dalam kurikulum pendidikannya yakni

mengenai penambahan materi pendidikan umum dan pengembangan bidang

ketrampilan dan pelatihan untuk menyalurkan dan mengembangkan potensi yang

dimiliki santri, Selain itu mengenai metode pengajarannya masih menggunakan

metode lama. Sehingga masih perlu menambah dengan metode modern Penelitian

ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa,

tenaga pengajar, para peneliti, dan semua pihak yang membutuhkan.

Page 7: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Ţ ط A ا

z ظ B ب

„ ع T ت

g غ Ś ث

F ف J ج

q ق H ح

k ك Kh خ

l ل D د

m م Ż ذ

n ن R ر

w و Z ز

h ه S س

‟ ء Sy ش

y ي Ş ص

D ض

Bacaan madd:

ā = a panjang

ī = i panjang

ū = u panjang

Page 8: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala Puji dan Syukur kepada Allah S.W.T. yang telah

melimpahkan Rahmad, Taufiq, Hidayah, serta Inayah-NYA, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat

yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Strata Satu (S.1)

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Tak lupa Sholawat serta Salam

penulis haturkan kepada junjungan kita Nabu Agung Muhammad S.AW yang

telah membawa risalah yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-

ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan di akhirat

kelak.

Ucapakan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah

memberikan pengarahan, bimbingan, dorongan dan bantuan apapun yang sangat

besar artinya bagi penulis. Ucapakan terima kasih terutama kami disampaikan

kepada :

1. Dr. Suja‟i, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang.

2. Nasirudin M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)

3. H. Mursid, M.Ag. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)

4. DR. H. Saifudin Zuhri selaku wali studi selama penulis kuliah di IAIN

Walisongo Semarang.

5. DR. H. Fatah Syukur NC, M.Ag selaku pembimbing I dan Bapak DR. Ahwan

Fanani, M.Ag. selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan

pikirannya untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Drs. KH. Muhammad Qodirun Nur, selaku Pengasuh Pondok Pesantren Al-

Hikmah Pedurungan Semarang, yang penulis harapkan Berkahnya.

7. Segenap dosen dan civitas akademika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang.

8. Kedua orang tuaku yang selalu mendo‟akan putra tercinta.

Page 9: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

9. Kepala Sekolah MADIN Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan

Semarang, Bapak yang telah memberikan izin riset.

10. Ust Aqil Filayati S.Pd.I., Misbahul Munir, dan Kang Muhammad Fauzi AH.

yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu

penulis dalam mengumpul data.

11. Sahabat-sahabatku PAI paket A angkatan 2006.

12. Temen-temen PPL SMAN 7 Semarang (Shofa Yuliawan, Abdul Aziz, M.

Robith, Akhwan Ahadi, M. Abdul Ghoni, Khoirotul Khasanah, Istiqomah )

13. Temen-temen KKN Posko 41 desa Brambang Kec. Karangawen Kab. Demak

(Arif Rahman, Anas Misbakhudin, M. Munawwir, Siti Kholishoh, Widayani,

Fitriya Catur Wulandari, Sugiarti, Laelatur Rohmah, Rokhisotul Inayah),

“Matur suwun Sanget” untuk semuanya dan semua pihak yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan penulisan skrispsi, baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan apa-apa, hanya untaian

terima kasih dengan setulus hati serta iringan do‟a semoga Allah SWT. membalas

amal mereka dengan balasan yang lebih baik dan melimpahkan Rahmat, Taufiq,

Hidayah serta Inayah-NYA bagi mereka, dan semoga skripsi yang berjudul

“Modernisasi Sistem Pembelajaran Pesantren (Studi Pada Pondok Pesantren Al-

Hikmah Pedurungan Semarang).” Dapat bermanfaat bagi siapa saja yang

berkesempatan membacanya.

Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan ini

belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya. Amin.

Semarang, 01 Juni 2011

Penulis

Page 10: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………….................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................... ii

PENGESAHAN .................................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING............................................................................... iv

ABSTRAK.............................................................................................vi

TRANSLITERISASI ...........................................................................vii

KATA PENGANTAR..........................................................................viii

DAFTAR ISI.................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .............................................................................. xii

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................. 7

BAB II : MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN

PESANTREN.................................................................... 8

A. Kajian Pustaka............................................................ 8

B. Sistem Pendidikan ..................................................... 13

C. Macam-macam Pendidikan ....................................... 16

D. Modernisasi Pendidikan ............................................ 18

E. Pesantren dan Pendidikan .......................................... 22

F. Modernisasi Pendidikan di dalam Pesantren ............. 36

BAB III : METODE PENELITIAN .............................................. 40

A. Jenis Penelitian ........................................................... 40

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................... 40

C. Metode penelitian…………………………………… 40

D. Sumber dan metode Pengumpuan Data Penelitian .... 42

E. Analisis Data Penelitian .............................................. 44

Page 11: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

BAB IV : MODERNISASI SISTEM PENDIDIKAN DI PONDOK

PESANTREN AL-HIKMAH PEDURUNGAN LOR

SEMARANG.....................................................................

A.Gambaran umum pondok pesantren Al-Hikmah ...... 47

1. Letak Geografis .................................................... 47

2. Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren

Al-Hikmah............................................................. 47

3. Strutur Organisasi Pondok Pesantren Al-Hikmah.. 49

4. Keadaan pengajar dan Santri Pondok Pesantren Al-

Hikmah.................................................................. 51

5. Sarana dan prasarana............................................ 55

6. Sistem pendidikan dan pengajaran....................... 57

7. Metode pembelajaran............................................ 59

B. Data khusus tentang Modernisasi sistem Pembelajaran

pesantren di pondok pesantren Al-Hikmah ………. 62

1. Arti penting modernisasi pesantren……………. 62

2. Proses modernisasi sistem pembelajaran………. 63

C. Analisis umum terhadap pondok pesantren

Al-Hikmah ……………………................................ 69

D. Analisis data Proses modernisasi sistem

Pembelajaran pondok pesantren Al-Hikmah ……… 75

BAB V : PENUTUP ……………………………………………. 82

A. Kesimpulan………………………………………… 82

B. Saran ………………………………………………. 83

C. Penutup...................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Guru / Ustadz santri Putra Ponpes Al-Hikmah 52

Table 4.2 Daftar Jumlah Santri Putra Pondok Pesantren Al-Hikmah 53

Tabel 4.3 Jadwal Kegiatan Santri Putra Pondok Pesantren Al-Hikmah 54

Tabel 4.4 Sarana Dan Prasarana Pondok Pesantren Al-Hikmah 56

Tabel 4.5 Modernisasi sistem pembelajaran pesantren di Pondok Pesantren

al-Hikmah 81

Page 13: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam konteks pemahaman pendidikan, banyak pakar dan ilmuan yang

berbeda pendapat. Namun paling tidak pemahaman dari Muhibbin Syah bisa

kita jadikan awalan untuk memahami arti dasar dari pendidikan. Menurutnya,

pendidikan adalah memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan

memberi latihan, diperlukan ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak

dan kecerdasan pikiran.1

Jika kita teruskan, maka Pendidikan bisa berarti sebagai proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia, melalui upaya pengajaran dan pelatihan; atau proses

perbuatan, cara mendidik.2

Maka dari itu, pendidikan merupakan elemen yang sangat signifikan

dalam menjalani kehidupan. karena dari sepanjang perjalanan manusia,

pendidikan merupakan barometer untuk mencapai naturasi (pemurnian) nilai-

nilai kehidupan.

Oleh karena pentingnya masalah yang berkenaan dengan pendidikan

maka perlu diatur suatu aturan yang baku mengenai pendidikan tersebut, yang

dipayungi dalam sistem pendidikan nasional. Sebagaimana diketahui bahwa

visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata

sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara

Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan

proaktif menjawab tantangan zaman.3

Sementara itu, Mastuhu juga menyebutkan bahwa manusia sebagai

makhluk yang telah dikaruniai akal, perasaan, kemauan dan kemampuan-

1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), hlm. 10 2 Memahami makna dan arti pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Departemen Diknas, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), cet. ke-3, hlm. 263 3 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan di Indonesia, (Jakarta:

Kencana, 2004). hlm. 11

Page 14: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

kemampuan. Dengan demikian, adanya akal, kemauan dan kemampuan

menyebabkan manusia memiliki cara dan pola hidup yang multidimensi, yakni

kehidupan yang bersifat material dan bersifat spritual4.

Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap manusia, dalam Islam, Allah

SWT akan mengangkat derajat bagi tiap-tiap manusia yang mempunyai ilmu

dan pendidikan. Hal ini telah termaktub dalam al-Qur‟an surat al- Mujadalah

ayat 11:

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepada kamu: "Berlapang-

lapanglah dalam majlis-majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",

Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.5

Kandungan surat al-Mujadalah ayat 11 berbicara tentang etika atau

akhlak ketika berada di majlis ilmu. Etika dan akhlak tersebut antara lain

ditujukan untuk mendukung terciptanya ketertiban, kenyamanan dan

ketenangan suasana selama dalam majlis, sehingga dapat mendukung

kelancaran kegiatan ilmu pengetahuan. Pada ayat tersebut juga terkandung

motivasi yang kuat agar orang giat menuntut ilmu pengetahuan, yaitu dengan

memberikan kedudukan yang tinggi dalam pandangan Allah SWT. namun

dalam perkembangannya motivasi tersebut mengalami pasang surut

pelaksanaannya. Ada saat-saat umat Islam giat mengembangkan ilmu

pengetahuan sebagaimana telah disebutkan di atas dan ada saat-saat umat

mengalami kelesuan, bahkan menjauhkan diri dari ilmu pengetahuan6.

4 Mastuhu, Dinamika sistem pendidikan pesantren, suatu kajian tentang unsur dan nilai

sistem pendidikan pesantren, (Jakarta : INIS, 1994), hm.11 5 DEPAG RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Semarang : CV. Toha Putra, 1989), hlm. 911

6 Abuddin Nata, Tafsir ayat-ayat Pendidikan, (Jakarta : Raja Gravindo Persada, 2002),

hm.157

Page 15: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Ilmu yang dimaksud oleh ayat di atas bukan saja ilmu agama, tetapi

ilmu apapun yang bermanfaat. Dengan demikian menunjukkan bahwa ilmu

dalam pandangan al-Qur‟an bukan hanya ilmu agama. Di sisi lain itu juga

menunjukkan bahwa ilmu haruslah menghasilkan Khasyyah yakni rasa takut

dan kagum kepada Allah, yang pada gilirannnya mendorong yang berilmu

untuk mengamalkan ilmunya serta memanfaatkannya untuk kepentingan

makhluk.7

Seperti diterangkan dalam Al-Qur‟an, salah satu etika dalam mencari

ilmu adalah tidak boleh puas setelah sampai pada batas tertentu jenjang ilmu

pengetahuan. karena, ilmu pengetahuan ibarat lautan yang tidak bertepi dan

tidak pula berbatas. Sejauh manapun manusia meraih ilmu pengetahuan, ia

harus terus menambahnya, dan ia tidak akan mungkin sampai pada batas

kepuasan.8 Jadi betapa pentingnya ilmu bagi kehidupan manusia untuk meraih

semuanya baik dunia maupun akhirat.

Pada umumnya pembelajaran di pesantren mengikuti pola tradisional,

yaitu model sorogan dan model bandongan.9 Metode bandongan atau juga

yang disebut dengan wetonan ialah kegiatan pengajaran di mana seorang kiai

atau ustadz membaca, menterjemahkan, dan mengupas pengertian kitab

tertentu, sementara para santri dalam jumlah yang terkadang cukup banyak,

mereka bergerombol duduk mengelilingi ustadz atau kiai tersebut atau mereka

mengambil tempat yang agak jauh selama suara beliau bisa terdengar oleh

masing-masing orang yang hadir di majlis itu, sambil jika perlu menambahkan

syakal atau harakat dan menulis penjelasannya di sela-sela kitab tersebut.10

Problem penggunaan metode ini adalah tidak adanya dialog antara kiai atau

ustadz dengan santri, sehingga masalah yang dihadapi oleh santri tidak

sepenuhnya bisa dikupas. Selain itu, metode ini cenderung lebih bersifat

7 M.Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah ( Jakarta : Lentera Hati, 2003), cet. I, hlm 80.

8 Yusuf Qardhawi, Al-Qur’an berbicara tentang akal dan ilmu pengetahuan, (Jakarta : Gema Insani,

1998), cet.I, hlm.238 9 Ismail SM (eds), Dinamika Pesantren dan Madarasah, (Yogyakrata: Pustaka Pelajar,

2002). Cet I, hlm. 101. 10

Imam Bawani, Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993),

Cet. I, hlm. 98.

Page 16: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

teacher centered (berpusat pada guru), santri menjadi pasif, sehingga daya

fikir dan kreatifitas santri menjadi lemah.

Sedangkan metode sorogan adalah santri membacakan kitab kuning di

hadapan kiai atau ustadz yang langsung menyaksikan keabsahan bacaan santri

baik dalam konteks bahasa maupun makna (Nahwu dan Sharafnya).11

Problem

dalam metode sorogan ini terletak pada alokasi waktu, metode ini memerlukan

waktu yang relatif lama, karena santri harus membaca kitab satu persatu,

sehingga santri harus bersabar untuk antri menunggu giliran membaca, apalagi

kalau jumlah yang diajar sangat banyak, pasti akan membutuhkan banyak

waktu, tenaga dan juga menuntut kesabaran, kerajinan, ketekunan, dan juga

kedisplinan pribadi seorang kiai. kelemahan lain dalam metode ini adalah

tidak adanya dialog antara murid dengan kiai atau ustadz, dan lebih cenderung

bersifat student centered (terpusat pada murid).

Selanjutnya setelah mencermati kelemahan dari kedua metode

tersebut, penulis menarik kesimpulan bahwa kelemahan pokok dari kedua

metode tersebut adalah tidak terjadinya komunikasi dua arah antara guru (kiai

atau ustadz) dengan siswa (santri).

Relevan dengan hal tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan tidak

dapat dilepaskan dari tujuan yang hendak dicapai. yang menjadi persoalan

adalah di negara kita konsep penyelenggaraan pendidikan belum tersistem dan

tertata dengan baik. Bukti yang paling nyata adalah perubahan sistem dan

tujuannya manakala roda kepemimpinan dan ranah politik negara berubah atau

ganti. Ganti pemimpin, menteri dan elite-elite negeri, maka sistem dan tujuan

pendidikan kita juga ikut berubah. Intinya, kita belum mapan serta siap

menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas.

Padahal, sadar atau tidak sadar, bangsa kita telah mempunyai pola dan

sistem pendidikan tradisional yang begitu mengakar dengan tradisi dan budaya

bangsa kita. Pola pendidikan itu telah jauh-jauh hari dipolakan oleh lembaga

11

Said Aqiel Siradj, et. al., Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan dan

Transformasi Pesantren, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), Cet. I, hal. 223.

Page 17: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

keagamaan yang bernama pesantren. Sehingga dapat dijelaskan bahwa

pesantren adalah lembaga pendidikan khas Indonesia tertua yang sudah

berabad-abad teruji mampu menghadapi dan sekaligus beradaptasi dengan

berbagai bentuk perubahan.12

Penilaian pesimistis ini bila dilacak muncul dari ketidak akuratan

melihat profil pesantren secara utuh, artinya memang melihat pesantren “hanya

sebagai lembaga tua dengan segala kelemahannya” tanpa mengenal lebih jauh

watak-watak barunya yang terus berkembang dinamik, akan selalu

menghasilkan penilaian yang simplistis atau bahkan reduktif.

Penerapan metode merupakan hal yang sangat penting dalam

pembelajaran, mengingat keberhasilan belajar mengajar sangat ditentukan

oleh penggunaan dan penerapan metode. Penerapan metode yang tepat akan

dapat mengantarkan keberhasilan yang sangat optimal. Oleh karena itu,

pemakaian metode harus sesuai dan selaras dengan karakteristik siswa, materi,

kondisi lingkungan (setting) di mana pengajaran itu berlangsung.13

Dari berbagai pertimbangan dalam menerapkan metode tersebut,

pondok pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang merupakan pesantren

yang komunitas santrinya sangat heterogen dari berbagai latar belakang

pendidikan yang berbeda-beda, yang terdiri dari pelajar tingkat SMP, tingkat

SMA, serta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Semarang.

Dalam sistem pembelajarannya, pondok pesantren Al-Hikmah menggunakan

sistem Wetonan, Sorogan dan sistem Madrasah. Sistem wetonan dilaksanakan

pada pagi hari setelah shalat Shubuh yang diikuti semua santri, sedangkan

sistem sorogan dilaksanakan oleh beberapa santri saja mengenai waktunya

tidak menentu, dan sistem madrasah dilaksanakan pada malam hari setelah

shalat Isya‟ yang dikelompokkan ke dalam lima kelas (I’dad, Ula I, Ula II,

Wustho, dan Ulya), di mana dalam pengklasifikasiannya didasarkan pada

12

http://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren diakses pada12 Mei 2011 13

Basyirudin Usman , Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press,

2002), hal. 32.

Page 18: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

tingkat pengetahuan dan kemampuan santri berdasarkan hasil placement test

(tes penempatan kelas).

Metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam kegiatan MADIN

(Madrasah Diniyah) adalah metode bandongan, sorogan, ceramah dan disertai

tanya jawab. Dalam penggunaan metode-metode ini, terjadi komunikasi dua

arah antara kiai atau ustadz dengan santri. Meskipun demikian, masih terdapat

kendala dalam pelaksanaannya yaitu mengenai alokasi waktu. Waktu

pembelajaran di MADIN hanya berlangsung selama 60 menit yaitu pukul

19.00 – 20.00 WIB. Sehingga dengan waktu yang relatif singkat itu, santri

kurang bisa leluasa menyampaikan permasalahan yang dihadapi secara detail,

sehingga masalah-masalah yang dimiliki santri tidak bisa terselesaikan dengan

baik.

Dari sinilah peneliti tergelitik untuk melakukan penelitian terhadap

sistem pembelajaran pondok pesantren tradisional Indonesia dalam rangka

mencari sesuatu yang belum tersentuh dan tidak terpikirkan oleh sistem

pendidikan Islam di Indonesia.

Penelitian ini bergulat dengan refleksi pendidikan Islam di Pondok

Pesantren Tradisional dalam bentuk deskriptif. Salah satu tujuannya untuk

menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan Islam di dunia ini serta

meciptakan pemahaman pendidikan Islam yang lebih progresif konstekstual

sehingga mampu menjawab tantangan zaman.

dan pada saat yang sama, penelitian ini bermaksud mengurai arti

penting modernisasi sistem pembelajaran, dan pada gilirannya kita akan

mengetahui, sejauh mana proses modernisasi pembelajaran pendidikan

pesantren berkontribusi besar bagi pengembangan pendidikan agama di

Indonesia.

Untuk itulah, penulis menyusun penelitian ini dengan judul:

MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTREN (STUDI PADA

PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH PEDURUNGAN SEMARANG

2011).

Page 19: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

B. Penegasan Istilah

Sebelum penulis menguraikan isi skripsi, maka akan diawali dahulu

dengan memberi penjelasan pengertian berbagai istilah yang ada di judul

skripsi. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahpahaman isi keseluruhan

skripsi.

Adapun penegasan istilahnya seperti tercantum sebagai berikut:

1. Modernisasi

Modernisasi adalah suatu transformasi total dari kehidupan

bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta

organisasi sosial, kearah pola-pola ekonomis dan politis yang menandai

Negara-negara barat yang stabil.14

2. Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-

komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber

yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar acak

yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil.15

3. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dengan tujuan

membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.16

4. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

14

Soeryono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: CV Rajawali, 1984), hlm. 357-

358 15

Zahara Idris, Pengantar pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 1992), hlm. 37 16

Departemen Pendidikan Nasioanal. 2003, Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, ( Jakarta: Sinar Grafika, 2003), hlm. 6

Page 20: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.17

5. Pesantren

Pesantren adalah tempat para santri untuk belajar atau mengaji

ilmu pengetahuan agama kepada kyai atau guru ngaji, biasanya tempat

tersebut berbentuk assrama dengan bangunan apa adanya yang

menunjukkan kesederhanaan.18

C. Rumusan Masalah

Dari rangkaian kerangka pemikiran tersebut maka diambil pokok

permasalahan yang menjadi bahan kajian bagi penulis, yaitu:

1. Apa arti penting modernisasi sistem pembelajaran pesantren di pondok

pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang ?

2. Bagaimana proses modernisasi sistem pembelajaran pesantren di pondok

pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin

penulis capai dalam penelitian ini adalah

a) Untuk mengetahui bentuk proses modernisasi sistem pembelajaran

pesantren di pondok pesantren Al-Hikmah pedurungan Semarang.

b) Untuk mengawasi proses perubahan adanya modernisasi sistem

pembelajaran pesantren di pondok pesantren Al-Hikmah Pedurungan

Semarang.

2. Manfaat penelitian

17

Departemen Pendidikan Nasioanal. 2003, Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hlm. 2 18

Zamahkhsari Dhofir, Tradisi Pesantren, Studi tentang pandangan hidup kyai, (Jakarta:

LP3ES, 1985), hlm. 18

Page 21: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

a) Secara teoritis diharapkan dapat memberikan pemahaman yang

komprehensif dalam meningkatkan dinamika dan pembaharuan

pesantren dan dalam meningkatkan sumberdaya manusia, khususnya

umat Islam.

b) Secara praktis, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

pada masyarakat dalam meningkatkan peran dan kualitas pesantren di

tengah-tengah persaingan dengan lembaga pendidikan umum.

c) Secara kebijakan, Penulisan ini sebagai bagian dari usaha untuk

menambah khasanah ilmu pengetahuan di fakultas tarbiyah pada

umumnya dan urusan pendidikan agama Islam khususnya.

Page 22: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

BAB II

MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTREN

E. Kajian Pustaka

Berdasarkan penelitian di perpustakaan IAIN Walisongo, didapatkan

adanya skripsi yang judulnya hampir sama dengan penelitian ini, diantaranya :

Pertama, skripsi yang disusun oleh Nur Hadi (NIM : 1199078) Yang

berjudul: ”Modernisasi pondok pesantren asy-Syarifah Brumbung Mranggen

Demak dalam penerapan zikir dan relaksasi”.19

Kesimpulan yang dapat

diambil dari skripsi ini yaitu banyak ragam terapi yang digunakan para ahli

untuk mengatasi rasa cemas, diantaranya adalah latihan relaksasi untuk

menimbulkan rasa tenang melalui teknik pengencangan dan pengendoran otot-

otot tubuh yang berguna untuk menghilangkan berbagai bentuk kecemasan.

Pendekatan dzikir bagi penderita gangguan kejiwaan sangat tepat karena akan

menumbuh kembangkan segala unsur yang menyangkut wacana dan lapangan

dunia psikoterapi Islam. Dzikir merupakan bagian dari psikoterapi karena

dengan zikir, metode keyakinan melebur di dalamnya setelah secara teoritis

(ainul yaqin) langsung berhadapan dengan (Haqul yakin). Ditinjau dari

kesehatan mental, zikir berfungsi sebagai pengobatan, pencegahan dan

pembinaan.

Kedua, skripsi dengan judul ”Pembaharuan Pesantren” (studi kasus

dipondok pesantren Nurul Hidayah Purworejo) karya Luluk Dwi Ratnandari.20

Secara umum skripsi ini adalah karya yang ditulis oleh Luluk Dwi

Ratnandari fakultas tarbiyah IAIN walisongo NIM 3198121 untuk

memperoleh gelar sarjana srata 1 dalam ilmu tarbiyah jurusan PAI pada tahun

2003.

Hasil penelitian ini adalah menyatakan bahwa perkembangan zaman

dan tuntutan masyarakat akan relasi sosial dan ekonomi, ternyata membawa

dampak perubahan dalam pendidikan Islam (pesantren), dampaknya adalah

19

Nur Hadi (NIM : 1199078) Yang berjudul : ”Modernisasi pondok pesantren asy-Syarifah

Brumbung Mranggen Demak dalam penerapan zikir dan relaksasi” 20

Luluk dwi ratnandari, “Pembaharuan pesantren” (studi kasus di pondok pesantren Nurul

Hidayah purworejo, )

Page 23: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

pada sistem yang ada. Satu sisi pesantren ingin mempertahankan tradisi yang

ada, akan tetapi sisi yang lain dengan adanya perkembangan zaman dan

tuntutan masyarakat, pesantren sebagai lembaga pendidikan khas Indonesia

harus mampu menjawab tantangan tersebut. Pendidikan pesantren menurutnya

mengalami dua permasalahan besar. Akan tetapi dengan tradisi lama, dengan

menolak perubahan zaman, ataukah dengan menerima tradisi baru dengan

kata lain harus mengadakan perubahan dengan disesuaikan asas dan dasar

pesantren. Dan guna mempertahankan eksistensinya ternyata pesantren

mengambil jalan tengah dengan mengadakan perubahan dalam sistem

pendidikan dengan menggunakan asas ”al-Muhafadzah ’ala al-Qodim al-

Shalih wa wal-Akhdzu bi al-Jadid al-Shaah” pesantren tersebut memaknai

sebuah pembaharuan dengan melestarikan nilai-nilai baru yang lebih baik.

Ketiga, dalam penelitian buku yang ditulis oleh Mastuhu yang berjudul

Dinamika sistem pendidikan Pesantren disebutkan bahwa bentuk pendidikan

pesantren di masa depan seharusnya merupakan sekolah (madrasah) dengan

kurikulum: 30% moral (agama), 70% akal (pengetahuan umum atau metode

berpikir) dan diaksanakan dalam kultur pesantren lengkap dengan konsep

”asrama masa depan” yang kreatif dan inofatif dalam mengembangkan dan

mengamalkan ilmu yang diasuhnya, serta mampu menciptakan program-

program kegiatan ilmiah sesuai dengan tantangan zamannya. Untuk itu

pesantren perlu mengadopsi dan mengembangkan budaya berpikir: deduktif,

induktif, kausalitas, dan kritis dari Sistem Pendidikan Nasional, sehingga

lulusannya mampu mengamalkan dan mengembangkan ilmunya di bawah

bimbingan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan hal ini juga

penting untuk menjadikan pesantren sebagai lembaga penyuluhan

pembangunan Nasional yang efektif dan efisien, melengkapi penggunaan

pendekatan bahasa agama di dalam megajak umat berpartisipasi dalam

pembangunan sebagaimana selama ini dilakukan oleh pesantren.

Keempat, Dalam penelitian buku yang ditulis oleh Zamakhsari Dhofier

yang berjudul Tradisi Pesantren studi tentang pandangan hidup Kyai

disebutkan bahwa peranan kyai dalam dunia Islam dewasa ini perlu dikaji

Page 24: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

secara hati-hati. Pada waktu dulu, mereka turut menyemarakkan kehidupan

intelektual di Saudi Arabia. Satu dua diantara mereka mencapai tingkatan

sebagai ‟ulama‟ besar di Hijaz. Dan mereka yang memimpin pesantren di

jawa juga baru dianggap matang bilamana telah memperoleh pendidikan

secukupnya di Mekkah dan Medinah. Dengan demikian secara umum dapat

dikatakan bahwa secara intelektual dan spiritual mereka agak bergantung

kepada pusat-pusat pendidikan Islam di Timur Tengah. Sejak Mekah dan

Medinah tidak lagi merupakan pusat studi tentang Islam tradisional yang

bermula sejak keberhasilan kaum wahabi menguasai Saudi Arabia di tahun

1924, dengan pandangan dan perspektif baru dan menekankan kembali tujuan-

tujuan tradisional, maka kyai telah selalu memiiki keleluasaan bergerak untuk

melancarkan kritik-kritik sosial, keagamaan dan politik yang selanjutnya

menjamin kelangsungan hidupnya. Dengan kata lain salah satu tujuan utama

kajian buku ini adaah untuk menunjukkan karir lembaga-lembaga pesantren di

Jawa pada saat ini sedang mengalami perubahan-perubahan yang fundamental

dan juga turut pula memainkan peranan dalam proses transformasi kehidupan

modern di Indonesia.

Perbedaaan antara penelitian yang ada yakni dalam penelitian yang

tersebut di atas yakni penelitian yang pertama, banyak cara dalam

memodernisasi pesantren, diantranya dengan menggunakan penerapan dzikir

dan relaksasi, dan penelitian yang kedua, pembaharuan pesantren disebabkan

karena perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat akan relasi sosial dan

ekonomi, sehingga membawa dampak pada pendidikan Islam yakni pesantren.

Sedangkan penelitian ini akan lebih mengkaji mengenai arti penting

modernisasi sistem pembelajaran dan proses modernisasi sistem pembelajaran

pesantren di pondok pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang.

Page 25: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

F. Modernisasi Sistem Pembelajaran Pesantren

Agar pembahasan tema dalam skripsi ini menjadi terarah, jelas dan

mengena terhadap apa yang dimaksud, maka perlu dikemukakan batasan-

batasan judul yang masih perlu mendapatkan penjelasan secara rinci.

G. Sistem Pendidikan

Istilah Sistem berasal dari dari kata "systema" bahasa Yunani, yang

artinya sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan

secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.

Zahara Idris (1987), menjelaskan bahwa sistem merupakan suatu

kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau

unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan

fungsional yang teratur, tidak sekedar acak yang saling membantu untuk

mencapai suatu hasil, sebagai contoh, tubuh manusia sebagai sistem.21

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.22

Sistem pendidikan yang digunakan adalah sistem asrama, di mana

santri tinggal satu komplek bersama kyai, dan juga adanya pengajaran

kitab-kitab klasik, yang berbahasa Arab yang tentunya dalam

memahaminya di perlukan adanya metode-metode khusus yang menjadi

ciri khas dari pondok pesantren.

Jadi sistem pendidikan adalah totalitas interaksi dari seperangkat

unsur-unsur pendidikan yang bekerja sama secara terpadu, dan saling

melengkapi satu sama lain menuju tercapainya tujuan pendidikan yang

telah menjadi cita-cita bersama para pelakunya. Kerja sama antarpara

pelaku ini didasari, dijiwai, digerakkan, digairahkan, dan diarahkan oleh

21

Zahara Idris, Pengantar pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 1992), hlm. 37 22

Departemen Pendidikan Nasioanal. 2003, Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, ( Jakarta: Sinar Grafika, 2003), hlm. 2

Page 26: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

nilai-nilai luhur yang djunjung tinggi oleh mereka.unsur-unsur suatu

sistem pendidikan selain terdiri atas para pelaku yang merupakan unsur

organik, juga terdiri atas unsur-unsur anorganik lainnya, berupa: dana,

sarana dan alat-alat pendidikan lainnya; baik perangkat keras maupun

perangkat lunak. Hubungan antara nilai-nilai dan unsur-unsur dalam suatu

sistem pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan

satu dari yang lain. Para peaku pesantren adalah: Kiai (tkh kunci), Ustadz

(pembantu kiai, mengajar agama), guru (pembantu kiai, mengajar ilmu

umum), santri (pelajar), pengurus (pembantu kiai untuk mengurus

kepentingan umum pesantren).23

Dulu, pusat pendidikan Islam adalah langgar masjid atau rumah

sang guru, di mana murid-murid duduk di lantai, menghadapi sang guru,

dan belajar mengaji. Waktu mengajar biasanya diberikan pada waktu

malam hari biar tidak mengganggu pekerjaan orang tua sehari-hari.

Menurut Zuhairini, tempat-tempat pendidikan Islam nonformal seperti

inilah yang “menjadi embrio terbentuknya sistem pendidikan pondok

pesantren.” Ini berarti bahwa sistem pendidikan pada pondok pesantren

masih hampir sama seperti sistem pendidikan di langgar atau masjid,

hanya lebih intensif dan dalam waktu yang lebih lama24

.

Pendidikan pesantren memiliki dua sistem pengajaran, yaitu sistem

sorogan, yang sering disebut sistem individual, dan sistem bandongan

atau wetonan yang sering disebut kolektif. Dengan cara sistem sorogan

tersebut, setiap murid mendapat kesempatan untuk belajar secara langsung

dari kyai atau pembantu kyai. Sistem ini biasanya diberikan dalam

pengajian oleh guru kepada murid-murid yang telah menguasai pembacaan

Qur‟an dan kenyataannya ini merupakan bagian yang paling sulit. Sebab

sistem ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan dan disiplin pribadi dari

murid. Murid seharusnya sudah paham tingkat sorogan ini sebelum dapat

23 Mastuhu, Dinamika sistem pendidikan pesantren, suatu kajian tentang unsur dan nilai

sistem pendidikan pesantren, (Jakarta : INIS, 1994), hlm. 6. 24

Zuhairini, dkk. Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), hlm. 212.

Page 27: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

mengikuti pendidikan selanjutnya di pesantren. Metode utama sistem

pengajaran di lingkungan pesantren ialah sistem bandongan atau wetonan.

Dalam sistem ini, sekelompok murid mendengarkan seorang guru yang

membaca, menerjemahkan, dan menerangkan buku-buku Islam dalam

bahasa Arab. Kelompok kelas dari sistem bandongan ini disebut halaqah

yang artinya sekelompok siswa yang belajar dibawah bimbingan seorang

guru25

. Sistem sorogan juga digunakan di pondok pesantren tetapi

biasanya hanya untuk santri baru yang memerlukan bantuan individual.

Pesantren sebagaimana kita ketahui, biasanya didirikan oleh

perseorangan (kyai) sebagai figur sentral yang berdaulat dalam mengelola

dan mengaturnya. Hal ini, menyebabkan sistem yang digunakan di pondok

pesantren, berbeda antara satu dan yang lainnya. Mulai dari tujuan, kitab-

kitab (atau materi) yang diajarkan, dan metode pengajarannya pun

berbeda. Namun secara garis besar terdapat kesamaan.

Sebagai lembaga pendidikan tradisional, pesantren pada umumnya

tidak memiliki rumusan tujuan pendidikan secara rinci, dijabarkan dalam

sebuah sistem pendidikan yang lengkap dan konsisten direncanakan

dengan baik. Namun secara garis besar, tujuan pendidikan pesantren dapat

diasumsikan sebagai berikut :

a. Tujuan Umum, yaitu untuk membimbing anak didik (santri) untuk

menjadi manusia yang berkepribadian islami yang sanggup dengan

ilmu agamanya menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar

melalui ilmu dan amalnya.

b. Tujuan khusus, yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi orang

yang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kyai yang

bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat.26

Tujuan pendidikan pesantren menurut Zamakhsari Dhofir adalah

“pendidikan tidak semata-mata untuk memperkaya pikiran murid dengan

25

Zamahkhsari Dhofir, Tradisi Pesantren, Studi tentang pandangan hidup kyai, (Jakarta:

LP3ES, 1985), hlm. 28 26

M.Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Umum dan Agama), ( Semarang: Toha Putra,

1991), hlm. 110-111.

Page 28: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

penjelasan-penjelasan, tetapi untuk meningkatkan moral, melatih dan

mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan,

mengajarkan sikap dan tingkahlaku yang jujur dan bermoral dan

menyiapkan murid untuk hidup sederhana dan bersih hati.27

Hal ini

diciptakan sebagai basik keberagamaan, dan semangat mengembangkan

misi Islam yaitu sebuah responsi konteks kekinian bidang agama dan

kemasyarakatan.

Tujuan awal munculnya pesantren menurut Martin van Bruinessen

adalah mentranmisikan Islam tradisional sebagaimana yang terdapat dalam

kitab-kitab yang ditulis berabad-abad yang lalu.28

Sementara Mastuhu mengemukakan tujuan pendidikan pesantren

yaitu menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu

kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berakhlaq mulia,

bermanfaat bagi masyarakat atau berkhidmat kepada masyarakat dengan

jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat tetapi rasul yaitu menjadi

pelayan masyarakat sebagaimana kepribadian Nabi Muhammad

(mengikuti sunnah Nabi), mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam

kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam an kejayaan

islam ditengah-tengah masyarakat (‘izzul Islam wal Muslimin), dan

mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia.

Idealnya pengembangan kepribadian yang ingin dituju adalah kepribadian

muhsin, bukan sekadar muslim29

.

Pernyataan tersebut diatas dengan maksud agar santri termotivasi

penuh kemandirian dan mempunyai keterampilan kerja (memiliki

keahlian) sebelum terjun ke dunia kehidupan yang nyata.

27

Zamahkhsari Dhofir, Tradisi Pesantren, Studi tentang pandangan hidup kyai, hlm 55. 28

Martin Van Bruinessen, Kitab kuning,Pesantren, dan tarekat :Tradisi-tradisi Islam di

Indonesia, (Bandung: Mizan Anggta IKAPI, 1995), hlm. 17. 29

Mastuhu, Dinamika sistem pendidikan pesantren, suatu kajian tentang unsur dan nilai

sistem pendidikan pesantren, hlm. 55-56.

Page 29: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

H. Macam-macam Pendidikan

Pendidikan pesantren sekarang ini dapat dibedakan kepada dua

macam, yaitu pendidikan tradisional dan pendidikan modern. Sistem

pendidikan pesantren tradisional sering disebut sistem salafi. Yaitu sistem

yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai

inti pendidikan di pesantren. Pondok pesantren modern merupakan sistem

pendidikan yang berusaha mengintegrasikan secara penuh sistem

tradisional dan sistem sekolah formal (seperti madrasah).

Ciri utama pendidikan tradisional termasuk: (1) anak-anak

biasanya dikirim ke sekolah di dalam wilayah geografis distrik tertentu,

(2) mereka kemudian dimasukkan ke kelas-kelas yang biasanya dibeda-

bedakan berdasarkan umur, (3) anak-anak masuk sekolah di tiap tingkat

menurut berapa usia mereka pada waktu itu, (4) mereka naik kelas setiap

habis satu tahun ajaran, (5) prinsip sekolah otoritarian, anak-anak diharap

menyesuaikan diri dengan tolok ukur perilaku yang sudah ada, (6) guru

memikul tanggung jawab pengajaran, berpegang pada kurikulum yang

sudah ditetapkan, (7) sebagian besar pelajaran diarahkan oleh guru dan

berorientasi pada teks, (8) promosi tergantung pada penilaian guru, (9)

kurikulum berpusat pada subjek pendidik, (10) bahan ajar yang paling

umum tertera dalam kurikulum adalah buku-buku teks.

Sedangkan konsep pendidikan modern yaitu; pendidikan

menyentuh setiap aspek kehidupan peserta didik, pendidikan merupakan

proses belajar yang terus menerus, pendidikan dipengaruhi oleh kondisi-

kondisi dan pengalaman, baik di dalam maupun di luar situasi sekolah,

pendidikan dipersyarati oleh kemampuan dan minat peserta didik, juga

tepat tidaknya situasi belajar dan efektif tidaknya cara mengajar.30

Pendidikan pada masyarakat modern atau masyarakat yang tengah

bergerak ke arah modern (modernizing), seperti masyarakat Indonesia,

30

http://www.canboyz.co.cc/2010/02/perbandingan-pendidikan-tradisional.html diakses

pada 25 April 2011

Page 30: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

pada dasarnya berfungsi memberikan kaitan antara anak didik dengan

lingkungan sosial kulturalnya yang terus berubah dengan cepat.

Pendidikan Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan

seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani.

Menumbuh suburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi dengan

Allah, manusia dan alam semesta. Potensi jasmaniah manusia adalah yang

berkenaan dengan seluruh organ-organ fisik manusia. Sedangkan potensi

rohaniah manusia itu meliputi kekuatan yang terdapat di dalam batin

manusia, yakni akal, kalbu, nafsu, roh, fitrah.31

Potensi ini semua telah ada

pada batin manusia sejak manusia itu lahir dan telah menyatu dalam diri

pribadi manusia. Atas dasar itulah apabila dikaitkan hakikat pendidikan

yang berperan untuk mengembangkan potensi manusia maka sudah pada

tempatnyalah seluruh potensi manusia itu dikembangkan semaksimal

mungkin. Bertolak dari potensi manusia tersebut di atas maka paling tidak

ada beberapa aspek pendidikan yang perlu dididikkan kepada manusia

yaitu aspek pendidikan ketuhanan dan akhak, pendidikan akal dan ilmu

pengetahuan, pendidikan kejasmanian, kemasyarakatan, kejiwaan,

keindahan,dan keterampilan.

I. Modernisasi Pendidikan

Modernisasi berakar pada kata “modern” adalah suatu

transformasi total dari kehidupan bersama yang pra modern.32

Adapun

yang dimaksud modernisasi pesantren adalah (1) pesantren melihat dan

memiliki pandangan ke depan (bukan hanya melihat ke belakang); (2)

mengembangkan suatu sikap yang terbuka terhadap pemikiran dan hasil-

hasil karya ilmiah; (3) maupun mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

31

Haidar Putra daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indnesia,

(Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 27. 32

Soeryono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: CV Rajawali, 1982), hlm. 357.

Page 31: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Menurut Harun Nasution , dalam bahasa Indonesia selalu dipakai

kata modern, modernisasi dan modernisme, seperti yang terdapat

umpamanya dalam “aliran-aliran modern dalam Islam” yakni Islam dan

modernisasi” Modernisme dalam masyarakat barat mengandung arti

pikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk merubah faham-faham, adat

istiadat, institusi-institusi lama, dan sebagainya untuk disesuaikan dengan

suasana baru yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi

modern.33

Pada dasarnya pengertian modernisasi mencakup suatu

transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pra

modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, kearah pola-pola

ekonomis dan politis yang menandai Negara-negara barat yang stabil.

Karakteristik yang umum dari modernisasi yaitu aspek-aspek sosio-

demografis dari masyarakat, dan aspek-aspek sosio-demografis

digambarkan dengan istilah gerak sosial (social mobility), yaitu suatu

proses dimana unsur-unsur sosial ekonomis dan psikologis dari

masyarakat mulai menunjukkan peluang-peluang kearah pola-pola baru

melalui sosialisasi dan pola-pola perikelakuan, yang berwujud pada aspek-

aspek kehidupan modern seperti mekanisasi, mass media yang teratur,

urbanisasi, peningkatan pendapatan perkapital dan sebagainya.34

Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa sebuah modernisasi

memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu sebagai berikut :

a. Cara berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa

ataupun masyarakat.

b. Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan

birokrasi.

c. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat

pada suatu lembaga atau badan tertentu.

33

Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam; Sejarah pemikiran dan gerakan, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1996), hlm.11 34

Soeryono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar, hlm.360-361.

Page 32: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

d. Penciptaan iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap

modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.

e. Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin,

sedangkan di lain pihak berarti pengurangan kemerdekaan.

f. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.

Apabila dibedakan menurut asal faktornya, maka faktor-faktor

yang mempengaruhi modernisasi pesantren dapat dibedakan antara faktor-

faktor internal dan eksternal.

1. Faktor-faktor internal, merupakan faktor-faktor perubahan yang

berasal dari dalam masyarakat, misalnya :

a. Perubahan aspek demografi (bertambah dan berkurangnya

penduduk),

b. Konflik antar-kelompok dalam masyarakat,

c. Terjadinya gerakan sosial dan

d. Penemuan-penemuan baru, yang meliputi (a) discovery, atau

penemuan ide/alat/hal baru yang belum pernah ditemukan

sebelumnya (b) invention, penyempurnaan penemuan-penemuan

pada discovery oleh individu atau serangkaian individu, dan (c)

inovation, yaitu diterapkannya ide-ide baru atau alat-alat baru

menggantikan atau melengkapi ide-ide atau alat-alat yang telah

ada.

2. Faktor-faktor eksternal, atau faktor-faktor yang beasal dari luar

masyarakat, dapat berupa:

a. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain, yang meliputi proses-

proses difusi (penyebaran unsur kebudayaan), akulturasi (kontak

kebudayaan), dan asimilasi (perkawinan budaya),

b. Perang dengan negara atau masyarakat lain, dan

c. Perubahan lingkungan alam.

Sedangkan dilihat dari faktor-faktor penyebab modernisasi

pesantren menurut jenisnya dapat dibedakan antara faktor-faktor yang

bersifat material dan yang bersifat immaterial.

Page 33: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

1. Faktor-faktor yang bersifat material, meliputi:

a. Perubahan lingkungan alam,

b. Perubahan kondisi fisik-biologis, dan

c. Alat-alat dan teknologi baru, khususnya Teknologi Informasi dan

Komunikasi.

2. Faktor-faktor yang bersifat immaterial, meliputi:

a. Ilmu pengetahuan, dan

b. Ide-ide atau pemikiran baru, ideologi, dan nilai-nilai lain yang

hidup dalam masyarakat.35

Sedangkan modernisasi pendidikan dilakukan dengan maksud

menuju pendididkan yang berorientasikan kualitas, kompetensi, dan skill.

Artinya yang terpenting kedepan bukan lagi memberantas buta huruf, lebih

dari itu membekali manusia terdidik agar dapat berpartisispasi dalam

persaingan global juga harus dikedepankan. Berkenaan dengan ini, standar

mutu yang berkembang di masyarakat adalah tingkat keberhasilan lulusan

sebuah lembaga pendidikan dalam mengikuti kompetisi pasar global.

Tujuan proses modernisasi pondok pesantren adalah berusaha

untuk menyempurnakan sistem pendidikan Islam yang ada di pesantren.

Akhir-akhir ini pondok pesantren mempunyai kecenderungan-

kecenderungan baru dalam rangka renovasi terhadap sistem yang selama

ini dipergunakan. Perubahan-perubahan yang bisa dilihat di pesantren

modern termasuk mulai akrab dengan metodologi ilmiah modern, lebih

terbuka atas perkembangan di luar dirinya, diversifikasi program dan

kegiatan di pesantren makin terbuka dan luas, dan sudah dapat berfungsi

sebagai pusat pengembangan masyarakat36

pada aras ini, selain sebagai

agen pemberdayaan masyarakat bermoral dan beretika, pesantren juga

35

http://agsasman3yk.wordpress.com/2009/08/04/perubahan-sosial-modernisasi-dan-

pembangunan/ diakses pada 12 Mei 2011. 36

Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999),

hal. 155.

Page 34: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

diharapkan mampu meningkatkan peran kelembagaannya sebagai kawah

candradimuka. Generasi muda Islam dalam menimba ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK) sebagai bekal dalam menghadapi era globalisasi.

Permasalahan dalam dunia pendidikan pesantren, tidak mungkin

dapat dipecahkan hanya sekedar malalui perluasan (ekspansi) linear dari

sistem pendidikan yang ada. Juga tidak akan dipecahkan dengan jalan

penyesuaian tekhnis administratife disana-sini, bahkan tidak bisa

diselesaikan pula dengan pengalihan konsep pendidikan dari tekhnologis

pendidikan yang berkembang demikian pesat. Lebih dari semua itu, yang

diperlukan sekarang adalah memimpin kembali konsep dan asumsi yang

mendasari seluruh sistem pendidikan Islam baik secara makro maupun

mikro.

Sejalan dengan itu, mengembalikan pesantren kepada fungsi

pokoknya yang sebenarnya juga harus segera diwujudkan. Sebagaimana

diketahui setidaknya terdapat tiga fungsi pokok peantren:

a. Transmisi ilmu pengetahuan Islam (transmission of Islamic

knowledge), dimaksud tentunya tidak hanya meliputi pengetahuan

agama, tetapi juga mencakup seluruh pengetahuan yang ada.

b. Pemeliharaan tradisi Islam (maintenance of Islamic tradition),

c. Pembinaan calon-calon ulama (reproduction of ulama). Untuk hal ini,

Pesantren.

J. Pesantren dan Pendidikan

Pesantren merupakan warisan sekaligus kekayaan kebudayaan

intelektual bangsa Indonesia dalam rentangan sejarah masa lalu dan

sekarang, dapat kita lihat besar peranannya dalam proses perkembangan

sistem pendidikan nasional, di samping eksistensinya dalam melestarikan

dan mempertahankan serta melestarikan ajaran-ajaran agama Islam.

Perjalanan dan liku-liku yang panjang, pesantren dengan berbagai

keunikannya telah menyebabkan makin eksis, bahkan diramalkan oleh

segenap akademisi dan pengamat pendidikan sebagai lembaga pendidikan

alternatif yang mampu menjawab tantangan global, variasi tata nilai yang

Page 35: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

dimiliki penuh dengan kedinamisan akan tumbuh dan berkembang

menurut situasi dan kondisi.

a. Pengertian Pesantren

Menurut asal katanya pesantren berasal dari kata ”santri”

yang mendapat imbuhan awalan ”pe” dan akhiran ”an” yang

menunjukkan tempat, maka artinya adalah tempat para santri.

Terkadang pula pesantren dianggap sebagai gabungan dari kata

”santri” (manusia baik) dengan suku kata ”tra” (suka menolong)

sehingga kata pesantren dapat diartikan tempat pendidikan manusia

baik-baik.37

Lebih jelas dan sangat terinci sekali Nurkholis Madjid

mengupas asal usul perkataan santri, ia berpendapat ”Santri itu berasal

dari perkataan ”sastri” sebuah kata dari Sansekerta, yang artinya melek

huruf, dikonotasikan dengan kelas literary bagi orang jawa yang

disebabkan karena pengetahuan mereka tentang agama melalui kitab-

kitab yang bertuliskan dengan bahasa Arab. Kemudian diasumsikan

bahwa santri berarti orang yang tahu tentang agama melalui kitab-kitab

berbahasa Arab dan atau paling tidak santri bisa membaca al-Qur'an,

sehingga membawa kepada sikap lebih serius dalam memandang

agama. Juga perkataan santri berasal dari bahasa Jawa ”cantrik” yang

berarti orang yang selalu mengikuti guru kemana guru pergi menetap

(ingat dalam istilah pewayangan) tentunya dengan tujuan agar dapat

belajar darinya mengenai keahlian tertentu.38

Macam-macam pesantren; Pesantren yang hanya mengajarkan

ilmu agama Islam saja umumnya disebut pesantren salafi. Pola

tradisional yang diterapkan dalam pesantren salafi adalah para santri

bekerja untuk kyai mereka, bisa dengan mencangkul sawah,

mengurusi empang (kolam ikan), dan lain sebagainya. Dan sebagai

37

Haidar Putra daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Naosinal di Indnesia,

hlm. 26.

38 Nurkholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren Sebuah Praktek Perjalanan, (Jakarta:

Paramadina, 1997), hlm. 19-20

Page 36: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

balasannya mereka diajari ilmu agama oleh kyai mereka tersebut.

Sebagian besar pesantren salafi menyediakan asrama sebagai tempat

tinggal para santrinya dengan membebankan biaya yang rendah atau

bahkan tanpa biaya sama sekali. Para santri, pada umumnya

menghabiskan hingga 20 jam dalam sehari yang penuh dengan

kegiatan, dimulai dari salat shubuh di waktu pagi hingga mereka tidur

kembali di waktu malam. Pada waktu siang, para santri pergi ke

sekolah umum untuk belajar ilmu formal, pada waktu sore mereka

menghadiri pengajian dengan kyai atau ustadz mereka untuk

memperdalam pelajaran agama dan al-Qur'an.

Ada pula pesantren yang mengajarkan pendidikan umum,

dimana persentase ajarannya lebih banyak ilmu-ilmu pendidikan

agama Islam dari pada ilmu umum. Ini sering disebut dengan istilah

pondok pesantren modern, dan umumnya tetap menekankan nilai-nilai

dari kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian, dan pengendalian diri.

Pada pesantren dengan materi ajar campuran antara pendidikan ilmu

formal dan ilmu agama Islam, para santri belajar seperti di sekolah

umum atau madrasah. Pesantren campuran untuk tingkat SMP kadang-

kadang juga dikenal dengan nama Madrasah Tsanawiyah, sedangkan

untuk tingkat SMA dengan nama Madrasah Aliyah. Namun, perbedaan

pesantren dan madrasah terletak pada sistemnya. Pesantren

memasukkan santrinya ke dalam asrama, sementara dalam madrasah

tidak.39

Menurut pengamatan dalam buku yang berjudul Dinamika

Pesantren dan Madrasah ada empat model pesantren yang

berkembang, yaitu:

1) Pesantren yang mempertahankan kemurnian identitas aslinya

sebagai tempat mendalami ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi-l-din)

bagi para santrinya. Semua materi yang diajarkan di pesantren ini

39

http://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren diakses pada12 Mei 2011

Page 37: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

sepenuhnya bersifat keagamaan yang bersumber dari kitab-kitab

berbahasa Arab yang ditulis oleh para ulama abad pertengahan (7-

13 H) yang dikenal dengan nama kitab kuning.

2) Pesantren yang memasukkan materi-materi umum ke dalam

pengajarannya, namun dengan kurikulum yang disusun sendiri

menurut kebutuhan dan tidak mengikuti kurikulum yang ditetapkan

pemerintah secara nasional sehingga ijazah yang dikeluarkan tidak

mendapat pengakuan dari pemerintah sebagai ijazah formal. Para

santri yang hendak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi harus mengikuti ujian persamaan di sekolah-sekolah lain.

3) Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan umum di dalamnya,

baik bentuk madrasah (sekolah umum berciri khas Islam di bawah

naungan DEPAG) maupun sekolah (sekolah umum di bawah

DEPDIKNAS) dalam berbagai jenjangnya, bahkan ada yang

sampai Perguruan Tinggi yang tidak hanya meliputi fakultas-

fakultas keagamaan melainkan juga fakultas-fakultas umum.

4) Pesantren yang merupakan asrama pelajar Islam di mana para

santrinya belajar di sekolah-sekolah atau perguruan-perguruan

tinggi di luarnya. Pendidikan agama di pesantren model ini

diberikan di luar jam-jam sekolah sehingga bisa diikuti oleh semua

santrinya.40

Ada pula pola-pola pesantren dalam buku yang berjudul

Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia

dikemukakan sebagai berikut:

1) Pesantren yang masih terikat kuat dengan sistem pendidikan Islam

sebelum zaman pembaruan pendidikan Islam di Indonesia.

2) Pengembangan dari pesantren pola I. yakni inti pelajaran tetap

menggunakan kitab-kitab klasik yang diajarkan dalam bentuk

40

Ismail SM, et.al., Dinamika Pesantren dan Madrasah, (Yogyakarta: Fakultas tarbiyah

IAIN Walisongo dan Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 149-150

Page 38: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

klasikal dan non klasikal. Disamping itu, diajarkan ekstra kurikuler

seperti keterampilan dan praktik organissian.

3) Pesantren yang di dalamnya program keilmuan telah diupayakan

menyeimbangkan antara ilmu agama dan umum. Ditanamkan sikap

positif terhadap kedua jenis ilmu itu kepada santri. Selain dari itu

dapat digolongkan kepada ciri pesantren pola III ini adalah

penanaman berbagai aspek pendidikan, seperti kemasyarakatan,

keterampilan, kesenian, kejasmanian, kepramukaan. Struktur

kurikulum yang dipakai pada pesantren pola III ini ada yang

mendasarkannya kepada struktur madrasah negeri dengan

memodifikasi mata pelajaran agama, dan ada pula yang memakai

kurikulum yang dibuat oleh pondok sendiri. Pengajaran ilmu-ilmu

agama pada pesantren pola III ini tidak mesti bersumber dari kitab-

kitab klasik.

4) Pesantren yang mengutamakan pengajaran ilmu-ilmu keterampikan

disamping ilmu-ilmu agama sebagai mata pelajaran pokok.

Pesantren ini mendidik para santrinya untuk memahami dan dapat

melaksanakan berbagai keterampilan guna dijadikan bekal

hidupnya. Dengan demikian kegiatan pendidikannya meliputi

kegiatan kelas, praktik di laboratorium, bengkel, kebun atau

lapangan.

5) Pesantren yang mengasuh beraneka ragam lembaga pendidikan

yang tergolong formal dan non formal. Pesantren ini juga dapat

dikatakan sebagai pesantren yang lebih lengkap dari pesantren

yang telah disebutkan di atas. Kelengkapannya itu ditinjau dari segi

keanekaragaman bentuk pendidikan yang dikelolanya.

Di pesantren ini ditemukan pendidikan madrasah, sekolah,

perguruan tinggi, pengkajian kitab-kitab klasik, majelis ta‟lim, dan

pendidikan keterampilan. Kitab-kitab klasik di pesantren ini dijadikan

sebagai materi yang wajib diikuti oleh seluruh santri yang mengikuti

Page 39: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

pelajaran di madrasah, sekolah, dan perguruan tinggi. Sementara itu

ada santri yang secara khusus mengikuti pengajian kitab-kitab klasik

saja.41

Pesantren juga dikenal dengan tambahan istilah pondok yang

dalam arti kata bahasa Indonesia mempunyai arti kamar, gubug, rumah

kecil dengan menekankan kesederhanaan bangunan atau pondok juga

berasal dari bahasa Arab ”Funduq” yang berarti ruang tidur, wisma,

hotel sederhana, atau mengandung arti tempat tinggal yang terbuat dari

bambu.42

Sehingga pesantren atau lebih dikenal dengan istilah pondok

pesantren dapat diartikan sebagai tempat atau komplek para santri

untuk belajar atau mengaji ilmu pengetahuan agama kepada kyai atau

guru ngaji, biasanya komplek itu berbentuk asrama atau kamar-kamar

kecil dengan bangunan apa adanya yang menunjukkan

kesederhanaannya.

Dalam pengertian istilah pondok pesantren adalah suatu

lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami,

mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan

menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku

sehari-hari.43

Lebih luas lagi H.M. Arifin mendefinisikan pondok pesantren

sebagai suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta

diakui oleh masyarakat sekitar, dengan sistem asrama (kampus) di

mana menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau

madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari pimpinan

41

Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,

(Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 28-30 42

Zamahkhsari Dhofir, Tradisi Pesantren, Studi tentang pandangan hidup kyai, hlm.18 43 Mastuhu, Dinamika sistem pendidikan pesantren, suatu kajian tentang unsur dan nilai

sistem pendidikan pesantren, hlm. 55

Page 40: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

seorang atau beberapa orang kyai dengan ciri-ciri khas yang bersifat

kharismatik serta independen dalam segala hal.44

Sehingga Zamakhsyari Dhofier mengungkapkan bahwa

lembaga pendidikan pesantren memiliki beberapa elemen dasar yang

merupakan ciri khas dari pesantren itu sendiri, elemen itu adalah:

a. Pondok atau asrama

b. Tempat belajar mengajar, biasanya berupa Masjid dan bisa

berbentuk lain.

c. Santri

d. Pengajaran kitab-kitab agama, bentuknya adalah kitab-kitab yang

berbahasa arab dan klasik atau lebih dikenal dengan istilah kitab

kuning.

e. Kyai dan ustadz.45

Untuk lebih jelasnya akan penulis berikan penjelasan tentang

elemen-elemen pesantren tersebut di atas sebagai berikut:

a. Pondok atau asrama

Dalam tradisi pesantren, pondok merupakan unsur penting

yang harus ada dalam pesantren. Pondok merupakan asrama di

mana para santri tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan

kyai. Pada umum pondok ini berupa komplek yang dikelilingi oleh

pagar sebagai pembatas yang memisahkan dengan lingkungan

masyarakat sekitarnya. Namun ada pula yang tidak terbatas bahkan

kadang berbaur dengan lingkungan masyarakat.46

Bangunan pondok pada tiap pesantren berbeda-beda,

berapa jumlah unit bangunan secara keseluruhan yang ada pada

setiap pesantren ini tidak bisa ditentukan, tergantung pada

perkembangan dari pesantren tersebut. Pada umumnya pesantren

44

M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),

hlm. 240. 45 Zamaksyari Dhofir, Tradisi Pesantren, Studi tentang pandangan hidup kyai, hlm. 44 46

Dewan Redaksi, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: Ichtiar baru Van Hove, 1993), hlm. 103

Page 41: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

membangaun pondok secara tahap demi tahap, seiring dengan

jumlah santri yang masuk dan menuntut ilmu di situ.

Pembiayaanya pun berbeda-beda, ada yang didirikan atas

biaya kyainya, atas kegotong royongan para santri, dari sumbangan

masyarakat, atau bahkan sumbangan dari pemerintah.

Walapun berbeda dalam hal bentuk, dan pembiayaan

pembangunan pondok pada masing-masing pesantren tetapi

terdapat kesamaan umum, yaitu kewenangan dan kekuasaan

mutlak atas pembangunan dan pengelolaan pondok dipegang oleh

kyai yang memimpin pesantren tersebut.

Dengan kondisi sebagaimana tersebut di atas, maka

menyebabkan ditemuinya bentuk, kondisi atau suasana pesantren

tidak teratur, kelihatan tidak direncanakan secara matang seperti

layaknya bangunan-bangunan modern yang bermunculan di zaman

sekarang. Hal inilah yang menunjukkan ciri khas dari pesantren itu

sendiri, bahwa pesantren penuh dengan nuansa kesederhanaan, apa

adanya. Namun akhir-akhir ini banyak pesantren yang mencoba

untuk menata tata ruang bangunan pondoknya disesuaikan dengan

perkembangan zaman.

b. Masjid

Masjid merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan

dengan pesantren. Masjid adalah bangunan sentral sebuah

pesantren, dibanding bangunan lain, masjidlah tempat serbaguna

yang selalu ramai atau paling banyak menjadi pusat kegiatan warga

pesantren.

Masjid yang mempunyai fungsi utama untuk tempat

melaksanakan sholat berjamaah, melakukan wirid dan do‟a, i‟tikaf

dan tadarus al-Qur'an atau yang sejenisnya.47

Namun bagi

pesantren dianggap sebagai tempat yang tepat untuk mendidik para

47

Imam Bawani, Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993),

hlm. 91-92.

Page 42: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

santri, terutama dalam praktek shalat lima waktu, khutbah dan

pengajaran kitab-kitab agama klasik.

Seorang kyai yang ingin mengembangkan sebuah pesantren

biasanya pertama-tama akan mendirikan Masjid di dekat

rumahnya. Hal ini dilakukan karena kedudukan masjid sebagai

sebuah pusat pendidikan dalam tradisi Islam merupakan

manifestasi universalisme dari sistem pendidikan Islam tradisional.

Dengan kata lain, kesinambungan sistem pendidikan Islam yang

berpusat pada Masjid al-Quba yang didirikan di dekat Madinah

pada masa Nabi Muhammad SAW, dan juga dianut pada zaman

setelahnya, tetap terpancar dalam sistem pendidikan pesantren

sehingga lembaga-lembaga pesantren terus menjaga tradisi ini.48

Bahkan bagi pesantren yang menjadi pusat kegiatan

thariqah, masjid memiliki fungsi tambahan yaitu digunakan untuk

tempat amaliyah ke-tasawuf-an seperti dzikir, wirid, bai‟ah,

tawajuhan dan lain sebagainya.

c. Santri

Istilah ”santri” mempunyai dua konotasi atau pengertian,

yang pertama; di konotasikan dengan orang-orang yang taat

menjalankan dan melaksanakan perintah agama Islam, atau dalam

terminologi lain sering disebut sebagai ”muslim orotodoks”. Yang

dibedakan secara kontras dengan kelompok abangan, yakni orang-

orang yang lebih dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya jawa pra

Islam, khususnya nilai-nilai yang berasal dari mistisisme Hindu

dan Budha.49

Yang kedua; dikonotasikan dengan orang-orang yang

tengah menuntut ilmu di lembaga pendidikan pesantren. Keduanya

48

Zamaksyari dhofir, Tradisi Pesantren, Studi tentang pandangan hidup kyai., hlm.49. 49

Bakhtiar Efendy, ”Nilai-nilai Kaum Santri” dalam Dawan Raharjo (ed), Pergulatan

Dunia pesantren Membangun dari Bawah,( Jakarata : LP3M, 1986). hlm. 37

Page 43: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

jelas berbeda, tetapi jelas pula kesamaannya, yakni sama-sama taat

dalam menjalankan syariat Islam.50

Dalam dunia pesantren santri dikelompokkan menjadi dua

macam, yaitu :

1. Santri mukim

Adalah santri yang selama menuntut ilmu tinggal di dalam

pondok yang disediakan pesantren, biasanya mereka tinggal

dalam satu kompleks yang berwujud kamar-kamar. Satu kamar

biasanya di isi lebih dari tiga orang, bahkan terkadang sampai

10 orang lebih.

2. Santri kalong

Adalah santri yang tinggal di luar komplek pesantren, baik di

rumah sendiri maupun di rumah-rumah penduduk di sekitar

lokasi pesantren, biasanya mereka datang ke pesantren pada

waktu ada pengajian atau kegiatan-kegiatan pesantren yang

lain.51

Para santri yang belajar dalam satu pondok biasanya

memiliki rasa solidaritas dan kekeluargaan yang kuat baik antara

santri dengan santri maupun antara santri dengan kyai. Situasi

sosial yang berkembang di antara para santri menumbuhkan sistem

sosial tersendiri, di dalam pesantren mereka belajar untuk hidup

bermasyarakat, berorganisasi, memimpin dan dipimpin, dan juga

dituntut untuk dapat mentaati dan meneladani kehidupan kyai, di

samping bersedia menjalankan tugas apapun yang diberikan oleh

kyai, hal ini sangat dimungkinkan karena mereka hidup dan tinggal

di dalam satu komplek.

Dalam kehidupan kesehariannya mereka hidup dalam

nuansa religius, karena penuh dengan amaliah keagamaan, seperti

50

Imam Bawani, Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam., hlm. 93

51 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, hlm.105.

Page 44: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

puasa, sholat malam dan sejenisnya, nuansa kemandirian karena

harus mencuci, memasak makanan sendiri, nuansa kesederhanaan

karena harus berpakaian dan tidur dengan apa adanya. Serta nuansa

kedisiplinan yang tinggi, karena adanya penetapan peraturan-

peraturan yang harus dipegang teguh setiap saat, bila ada yang

melannggarnya akan dikenai hukuman, atau lebih dikenal dengan

istilah ta‟zirat seperti di gundul, membersihkan kamar mandi dan

lain sebagainya.

d. Pengajaran kitab-kitab agama klasik

Salah satu ciri khusus yang membedakan pesantren dengan

lembaga-lembaga pendidikan yang lain adalah adanya pengajaran

kitab-kitab agama klasik yang berbahasa arab, atau yang lebih tren

disebut dengan ”kitab kuning”.

Meskipun kini, dengan adanya berbagai pembaharuan yang

dilakukan di pesantren dengan memasukkan pengajaran

pengetahuan umum sebagai suatu bagian penting dalam pendidikan

pesantren, namun pengajaran kitab-kitab Islam klasik terutama

karangan-karangan ulama yang menganut faham syafi‟iyah tetap

diberikan di pesantren sebagai usaha untuk meneruskan tujuan

utama pesantren, yaitu mendidik calon-calon ulama, yang setia

kepada faham Islam tradisional.

Spesifikasi kitab dilihat dari formatnya terdiri dari dua

bagian: materi, teks asal (inti) dan syarh (komentar, teks penjelas

atas materi). Dalam pembagian semacam ini, materi selalu

diletakkan di bagian pinggir (margin) sebelah kanan maupun kiri,

sementara syarah, karena penuturannya jauh lebih banyak dan

panjang diletakkan di bagian tengah kitab kuning.52

52

Affandi Mochtar, ”Tradisi Kitab Kuning : Sebuah Observasi Umum”, dalam Marzuki

Wahit, et.al. (penyunting), Pesantren Masa Depan Wacana Pemberdayaan dan Transformasi

Pesantren, (Bandung : Pustaka Hidayah, 1999), hlm. 233

Page 45: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Dan bila dilihat dari segi cabang keilmuwannya dapat

dikelompokkan menjadi 8 kelompok, yaitu; a. Nahwu (syintaq) dan

sharaf (morfologi); b. Fiqih; c. Ushul Fiqh; d. Hadits; e. Tafsir; f.

Tauhid; g. Tasawuf dan etika; h. Cabang-cabang lain seperti

tariekh dan balaghah.53

Ciri khas lain dalam kitab kuning adalah kitab tersebut

tidak dilengkapi dengan sandangan (syakal) sehingga kerapkali di

kalangan pesantren disebut dengan istilah ”kitab gundul”. Hal ini

kemudian berakibat pada metode pengajarannya yang bersifat

tekstual dengan metode sorogan dan bandongan.

e. Kyai atau ustadz

Keberadaan kyai dalam lingkungan pesantren merupakan

elemen yang cukup esensial. Laksana jantung bagi kehidupan

manusia begitu urgen dan pentingnya kedudukan kyai, karena

dialah yang merintis, mendirikan, mengelola, mengasuh,

memimpin dan terkadang pula sebagai pemilik tunggal dari sebuah

pesantren.

Oleh karena itu, pertumbuhan suatu pesantren sangat

bergantung kepada kemampuan pribadi kyainya, sehingga menjadi

wajar bila kita melihat adanya banyak pesantren yang bubar,

lantaran ditinggal wafat kyainya, sementara dia tidak memiliki

keturunan yang dapat meneruskan kepemimpinannya.

Gelar kyai, sebagaimana diungkapkan Mukti Ali yang

dikutip Imam Bawani, biasanya diperoleh seseorang berkat

kedalaman ilmu keagamaannya, kesungguhan perjuangannya di

tengah umat, kekhusyu‟annya dalam beribadah, dan

kewibawaannya sebagai pemimpin. Sehingga semata hanya karena

faktor pendidikan tidak dapat menjamin bagi seseorang untuk

53

Zamaksyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi tentang pandangan hidup kyai , hlm. 50.

Page 46: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

memperoleh predikat kyai, melainkan faktor bakat dan seleksi

alamiah yang lebih menentukannya.54

Di masyarakat, kyai merupakan bagian dari kelompok elite

dalam struktur sosial, politik dan ekonomi, yang memiliki

pengaruh yang amat kuat di masyarakat, biasanya mereka memiliki

suatu posisi atau kedudukan yang menonjol baik pada tingkat lokal

maupun nasional. Dengan demikian merupakan pembuat

keputusan yang efektif dalam sistem kehidupan sosial, tidak hanya

dalam kehidupan keagamaan tetapi juga dalam soal-soal politik.

Dengan kelebihan pengetahuannya dalam bidang agama,

para kyai seringkali dianggap sebagai orang yang senantiasa dapat

memahami keagungan Tuhan dan rahasia alam sehingga mereka

dianggap memiliki kedudukan yang tidak terjangkau oleh

kebudayaan orang awam, atau dalam istilah trendnya disebut ”kyai

khos” sehingga dalam beberapa hal mereka menunjukkan

kekhususan mereka dalam bentuk pakaian seperti kopiah dan

surban serta jubah sebagai simbol kealiman.

Di lingkungan pesantren, seorang kyai adalah hirarki

kekuasaan satu-satunya yang ditegakkan di atas kewibawaan moral

sebagai penyelamat para santri dari kemungkingan melangkah ke

arah kesesatan, kekuasaan ini memiliki perwatakan absolut

sehingga santri senantiasa terikat dengan kyainya seumur

hidupnya, minimal sebagai sumber inspirasi dan sebagai penunjang

moral dalam kehidupan pribadinya.55

Dari uraian tersebut, perlu diingat bahwa yang digambarkan

adalah pesantren yang masih dalam bentuknya yang murni, atau

dalam studi kepesantrenan disebut dengan istilah pesantren

tradisional, sehingga kalau kita menengok perkembangan

54

Imam Bawani, Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam, hlm. 90. 55

Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi Esai-esai Pesantren, (Yogyakarta: Lkis,

2001), hlm. 6-7

Page 47: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

pesantren saat sekarang tentunya akan dapat kita lihat usaha-usaha

untuk mendorong terjadinya perubahan pada unsur-unsur

pesantren, disesuaikan dengan dinamika dan kemajuan zaman.

b. Pengertian pendidikan

Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu

pada term al- tarbiyah, al-ta‟dib, dan al-ta‟lim dari ketiga istilah tersebut

term yang populer digunakan dalam praktek pendidikan Islam ialah al-

tarbiyah, sedangkan term al-ta'dib, dan al-ta‟lim jarang sekali digunakan.56

Secara bahasa tarbiyah berasal dari kata "rabba" yang artinya

mendidik, dan kata ini sudah digunakan pada zaman Nabi Muhammad

SAW.57

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat (1)

dijelaskan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.58

Sedangkan pendidikan didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai

berikut:

Menurut Ahmad D. Marimba Pendidikan adalah bimbingan

atau pimpinan secara sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan

jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang

56

Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, teoritis dan praktis,

(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet.1, hlm. 25 57

Zakiah Daradjat, dkk, llmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet 3, hlm. 25 58

Departemen Pendidikan Nasioanal. 2003, Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), hlm. 2

Page 48: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

utama.59

Menurut Nelson B. Henry “Education is the processes by

"which those powers (abilities, capacities) of men that are susceptible

to habituation are perfected by good habits, through means artistically

contrived and employed by any man to help another or himself

achieve the end in view”.60

“Pendidikan adalah merupakan suatu proses dimana

kemampuan seseorang dapat terpengaruh oleh kebiasaan yang berupa

kebisaan baik maupun kebiasaan yang tersusun secara artistik yang

digunakan oleh beberapa orang untuk menolong orang lain atau

dirinya guna mencapai tujuan akhir.”

Dari beberapa definisi di atas dapat penulis simpulkan bahwa

pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang

atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia, melalui

upaya pengajaran dan pelatihan; atau proses perbuatan, cara mendidik.

K. Modernisasi Pendidikan di dalam Pesantren

Berkenaan dengan hal modernisasi pendidikan dalam pesantren,

perlu dilakukan pembaharuan beberapa unsur sistem pendidikan, unsur-

unsur sistem pendidikan yang perlu diperbaharui yakni:

a. Struktur dan Kurikulum

Setiap pesantren memiliki struktur organisasi sendiri-sendiri

yang berbeda-beda satu terhadap yang lain, sesuai dengan kebutuhan

masing-masing. meskipun demikian, dapat disimpulkan adanya

kesamaan-kesamaan yang menjadi ciri-ciri umum struktur organisasi

pesantren.

Sistem pengajaran pesantren, dari tingkat ke tingkat,

tampaknya hanya merupakan pengulangan tak berkesudahan. Masalah

yang dikaji hanya itu-itu saja, meski kitab yang digunakan berbeda.

Diawali dengan mabsulat (kitab kecil) yang berisi teks ringkas dan

59

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1985), hlm. 19 60

Nelson B. Henry, Philosophies of Education, (Belanda: the University of Chicago, 1962),

hlm. 209.

Page 49: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

sederhana, kemudian mutawassilat (kitab sedang) yang berisi

penjelasan-penjelasan mengenai makna dan maksud dari kitab-kitab

mabsulat, dan terakhir muthawwalat yang berisi hasil pemikiran para

mujtahid dan proses pemikirannya.

Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun

untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan

tanggung jawab lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.61

b. Metode pembelajaran

Metode adalah cara yang teratur dan sistematis yang harus

ditempuh untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Pelaksanaan pengajaran kitab dilakukan secara bertahap, dari

kitab-kitab yang dasar yang merupakan kitab-kitab pendek dan

sederhana, kemudian ketingkat lanjutan menengah dan baru setelah

selesai menginjak kepada kitab-kitab takhasus, dan dalam

pengajarannya dipergunakan metode-metode seperti, sorogan,

bandongan, hafalan, mudzakaroh dan majlis ta‟lim.

Untuk lebih jelasnya akan penulis paparkan masing-masing

metode tersebut sebagaimana berikut :

1. Metode Hafalan

Metode hafalan adalah metode pengajaran dengan

mengharuskan santri membaca dan menghafalkan teks-teks kitab

yang berbahasa arab secara individual, biasanya digunakan untuk

teks kitab nadhom, seperti aqidat al-awam, awamil, imrithi, alfiyah

dan lain-lain.

Dan untuk memahami maksud dari kitab itu guru

menjelaskan arti kata demi kata dan baru dijelaskan maksud dari

bait-bait dalam kitab nadhom. Dan untuk hafalan, biasanya

digunakan istilah setor, yang mana ditentukan jumlahnya, bahkan

kadang lama waktunya.

61

S.Nasution, Kurikulum dan pengajaran, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), hlm. 5.

Page 50: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

2. Metode Weton / Bandongan

Metode ini disebut weton, karena pengajiannya atas inisiatif

kyai sendiri, baik dalam menentukan kitab, tempat, waktunya, dan

disebut bandongan, karena pengajian diberikan secara

berkelompok yang diikuti oleh seluruh santri.

Proses metode pengajaran ini adalah santri berbondong-

bondong datang ke tempat yang sudah ditentukan oleh kyai, kyai

membaca suatu kitab alam waktu tertentu, dan santri membawa

kitab yang sama sambil mendengarkan dan menyimak bacaan kyai,

mencatat terjemahan dan keterangan kyai pada kitab itu yang

disebut dengan istilah maknani, ngasahi atau njenggoti. Pengajian

seperti ini dilakukan secara bebas, tidak terikat pada absensi, dan

lama belajarnya, hingga tamatnya kitab yang di baca, tidak ada

ujian, sehingga tidak bisa diketahui apakah santri sudah memahami

atau belum tentang apa yang di baca oleh kyai.

3. Metode Sorogan

Metode ini, adalah metode pengajaran dengan sistem

individual, prosesnya adalah santri dan biasanya yang sudah

pandai, menyodorkan sebuah kitab kepada kyai untuk dibaca di

depan kyai, dan kalau ada salahnya, kesalahan itu langsung

dibetulkan oleh kyai.

Di pondok pesantren, metode ini dilakukan hanya oleh

beberapa santri saja, yang biasanya terdiri dari keluarga kyai atau

santri-santri tertentu yang sudah dekat dengan kyai atau yang

sudah dianggap pandai oleh kyai dan diharapkan di kemudian hari

menjadi orang alim.

Dari segi teori pendidikan, metode ini sebenarnya metode

modern, karena kalau kita pahami prosesnya, ada beberapa

kelebihan di antaranya, antara kyai-santri saling kenal mengenal,

kyai memperhatikan perkembangan belajar santri, dan santri juga

berusaha untuk belajar aktif dan selalu mempersiapkan diri. Di

Page 51: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

samping kyai mengetahui materi dan metode yang sesuai untuk

santrinya. Dan dalam belajar dengan metode ini tidak ada unsur

paksaan, karena timbul dari kebutuhan santri sendiri.

4. Metode Mudzakaroh / Musyawarah.

Metode mudzakaroh atau musyawarah adalah sistem

pengajaran dengan bentuk seminar untuk membahas setiap

masalah keagamaan atau berhubungan dengan pelajaran santri,

biasanya hanya untuk santri tingkat tinggi.62

Metode ini menuntut keaktifan santri, prosesnya santri di

sodori masalah keagamaan tertentu atau kitab tertentu, kemudian

santri diperintahkan untuk mengkajinya sendiri secara

berkelompok, peran kyai hanya menyerahkan dan memberi

bimbingan sepenuhnya.

62

Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam, hlm. 104

Page 52: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field Research). Yaitu

menggunakan objek penelitian sebagai sumber perolehan data atau informasi-

informasi.

Pendekatan penelitian yang dipilih adalah pendekatan data kualitatif

yaitu data yang digambarkan dengan kalimat, dipisah-pisahkan menurut

kategori untuk memperoleh kesimpulan.

B. Waktu dan tempat penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian pada tanggal 19 April- 18 Mei 2011 dan

tempat untuk penelitian dilaksanakan pada pondok pesantren Al-Hikmah

Pedurungan Semarang.

1. Ruang lingkup

Ruang lingkup yang dikaji dalam penelitian skripsi ini, adalah

Pondok Pesantren al-Hikmah Pedurungan Semarang.

2. Fokus

Dalam penelitian skripsi ini, penulis memfokuskan tentang sistem

pembelajaran pesantren yang terdiri dari proses modernisasi sistem

pembelajaran dan arti penting modernisasi sistem pendidikan pondok

pesantren al-Hikmah Pedurungan Semarang.

C. Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif.

Page 53: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menempuh beberapa tahapan

yakni: perencanaan atau persiapan penelitian, kemudian melaksanakan

penelitian, dan kemudian analisis hasil penelitian.

1. Tahap Perencanaan/ persiapan

Pada tahap ini berisi segala sesuatu yang akan dipersiapkan sebelum

peneliti terjun dalam penelitian. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai

berikut:

a. Menentukan ruang lingkup penelitian

b. Menentukan fokus penelitian

c. Menentukan objek penelitian

d. Membuat jadwal pelaksanaan penelitian

e. Menyiapkan tempat atau ruang pelaksanaan metode wawancara

f. Menganalisis data yang terkumpul

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti terjun langsung pada objek penelitian yang

telah ditentukan ruang lingkup dan fokus penelitian pada waktu yang telah

ditentukan.

Adapun prosedur dan teknik pelaksanaan penelitian adalah sebagai

berikut:

a. Identifikasi dan pencatatan fenomena-fenomena di tempat penelitian

b. Informasi dengan mengumpulkan dokumen-dokumen dari tempat

penelitian

c. Wawancara dengan santri, pengurus, dan ustadz dan lain-lain

d. Mengamati langsung pada proses belajar mengajar

3. Tahap analisis data

Pada tahap ini yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut :

a. Mengorganisasikan data

b. Menjabarkan ke dalam unit-unit,

c. Melakukan sintesa,

d. Menyusun ke dalam pola,

Page 54: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

e. Memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

f. Membuat kesimpulan

D. Sumber dan metode pengumpulan data

1. Sumber pengumpulan data

a. Sumber primer

1) Sumber kepustakaan

Sumber ini, dilakukan untuk mendapatkan landasan teori

yang diperlukan berdasarkan buku-buku atau literatur yang terkait

dengan penelitian skripsi ini. Dengan memanfaatkan

perpusatakaan, yang berarti dengan melakukan penelusuran

kepustakaan dan menelaahnya.63

Sesuai dengan fokus penelitian yaitu sistem pembelajaran

pesantren yang terdiri dari proses modernisasi sistem pembelajaran

dan arti penting modernisasi sistem pendidikan pondok pesantren

al-Hikmah Pedurungan Semarang, maka yang dijadikan sumber

data adalah sebagai berikut:

1. Buku-buku yang terkait dengan pesantren

2. Buku-buku yang terkait dengan sistem pendidikan pesantren

3. Buku-buku yang terkait dengan modernisasi pesantren.

4. Buku panduan pondok pesantren Al-Hikmah

2) Sumber lapangan

Maksud dari sumber lapangan ini yaitu peneliti terjun

secara langsung ke objek penelitian, dan untuk mempermudah

dalam melaksanakan studi lapangan, penulis menggunakan

beberapa metode, yaitu: observasi, wawancara dan dokumentasi.

b. Sumber sekunder

63

Masri Singarimbun, Sofyan Efendi, (Penyunting), Metode Penelitian Survei,(Jakarta:

LP3ES, 1989), hlm. 70.

Page 55: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain

atau lewat dokumen.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan

fokus dan tujuan penelitian. Sumber data dipilih dan mengutamakan

pandangan informan yakni bagaimana mereka memandang.

Untuk melaksanakan metode pengumpulan data ini, peneliti

menempuh beberapa metode yaitu: observasi, wawancara dan

dokumentasi.

a. Observasi

Observasi yaitu pengamatan atau pencatatan secara sistematis

fenomene-fenomena yang akan diselidiki. Metode ini digunakan untuk

mengumpulkan data yang berkenaan dengan fisik pondok pesantren Al-

Hikmah Pedurungan Semarang, seperti sarana prasarana pondok

pesantren, letak geografis dan lain-lain.

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi,

yaitu cara untuk memperoleh informasi dengan bertanya langsung pada

yang diwawancarai.64

Teknik wawancara yang digunakan adalah

wawancara tidak terarah atau tidak terpimpin disebut juga wawancara

tidak berstruktur. Cirinya yang utama adalah bahwa seluruh wawancara

tidak didasarkan pada suatu sistematis daftar pertanyaan yang telah

disusun terlebih dahulu. Metode ini dilakukan dengan cara bertanya

langsung kepada narasumber yakni kyai, pengurus, ustadz, dan santri.

Kegiatan ini digunakan untuk menggali data tentang sejarah berdirinya

pondok pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang, keadaan para

64

Masri Singarimbun, Sofyan Efendi, (Penyunting), Metode Penelitian Survei,, hlm.192.

Page 56: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

ustadz dan santri, kondisi proses belajar mengajar para santri, dan

proses-proses modernisasi pesantren.

c. Dokumentasi

yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,

agenda dan sebagainya.

Sumber dokumentasi dalam penelitian ini adalah data-data dan

buku induk pondok pesantren Al-Hikmah mengenai letak geografis,

struktur organisasi, daftar santri, sarana prasarana dan lain-lain.

E. Analisis data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data kualitatif, yaitu mengikuti konsep yang diberikan Miles and

Huberman dan spradley.

Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis

data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus pada

setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh.

Aktifitas analisis data yaitu data reduksi, data penyaji, dan gambar penyimpul.

Untuk menganalisis data yang sudah dikumpulkan yaitu menggunakan

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis

Page 57: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

berdasarkan data yang diperoleh.65

Yakni sebelum memasuki lapangan,

selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun dalam penelitian

kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan

dengan pengumpulan data. Model interaktif dalam analisis data ditunjukkan

pada gambar berikut.

Alur gambar komponen dalam analisis data tersebut dapat dijelaskan

bahwa dari semua data yang telah terkumpul dari lapangan cukup banyak,

untuk itu perlu dilakukan analisis data. Langkah pertama, reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Setelah data direduksi, maka langkah yang Kedua, mendisplaykan data

atau penyajian data. Dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori. Yang digunakan untuk menyajikan

data ini adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data,

maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan

kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami tersebut.

65

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm 89.

Data

Collection Data

Display

Data

Reduction Conclusion:

Drawing/verifying

Page 58: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Setelah data direduksi dan disajikan dengan teks naratif, maka

langkah ketiga adalah Conclusion: Drawing/verifying atau juga disebut

dengan penarikan kesimpulan dan verifikasi data-data yang telah di reduksi

dan disajikan tadi. Dalam penarikan kesimpulan ini hendaknya ada temuan

yang baru yang sebelumnya belum ada. Karena dalam penelitian kualitatif

hendaknya ditemukan permasalahan yang baru dan permaslahan tersebut

sekaligus diberi solusinya, dengan demikian penelitian ini bisa dikatakan

berhasil.

Page 59: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

BAB IV

MODERNISASI SISTEM PENDIDIKAN

DI PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH PEDURUNGAN LOR

SEMARANG

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan Lor

Semarang

1. Letak Geografis

Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan lor Semarang terletak

kurang lebih 100 m dari jalan raya Pedurungan–Penggaron, yang tepatnya

di jalan Pesantren No. 03 Pedurungan Lor Semarang (024) 6716657.

pesantren ini berdiri di atas lahan milik pondok yang terletak di daerah

yang bersebelahan dengan beberapa daerah, yaitu:

- Sebelah utara berbatasan dengan desa Banget Ayu

- Sebelah barat berbatasan dengan Gayam sari

- Sebelah selatan berbatasan dengan Pedurungan kidul

- Sebelah timur berbatasan dengan Penggaron.

Lokasi pondok pesantren Al-Hikmah ini stategis dan ideal sebagai

sarana belajar mengajar, karena mudah dijangkau. Di sekitar pondok

pesantren Al-Hikmah terdapat Sekolah Dasar Harapan Bunda, SMP dan

SMA At-Thohiriyyah, SMP dan STM Pandanaran, STM Majapahit dan

Madrasah Aliyah Negeri I (MAN I) Semarang.

Pondok Pesantren Al-Hikmah adalah pesantren yang bukan terdiri

dari satu komplek yang terpisah dari lingkungan masyarakat, akan tetapi

menyatu dengan rumah-rumah masyarakat di sekitarnya.66

66

Observasi pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan Semarang pada 19 April 2011

Page 60: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

2. Sejarah Berdirinya

Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan lor Semarang adalah

suatu lembaga pendidikan nonformal yang berbentuk pesantren di kota

Semarang yang orientasi utama pendidikannya adalah bagaimana para

santri yang belajar di pondok itu dapat belajar ilmu diniyah dan mengaji

Al-qur‟an dengan fasih dan tartil, pondok pesantren al-Hikmah

Pedurungan Lor dirintis oleh KH. Drs. M. Qodirun Nur beserta istrinya

Ibu Nyai Hj. Nur Mardiyah, AH. Sekitar tahun 1985. dan sampai saat ini

beliau masih menjabat sebagai pengasuh Pondok Pesantren al-Hikmah

Pedurungan lor.

Pada awalnya pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan lor

didirikan karena keinginan masyarakat sekitar untuk dapat mengaji ilmu

agama dan mengaji Al-Qur‟an pada tahun 1986, Pondok pesantren al-

Hikmah belum memiliki asrama khusus untuk menampung santrinya. Hal

ini dikarenakan para santri masih bolak-balik (ngelajo-bahasa jawa). Dan

pelaksanaan pengajian hanya dilaksanakan pada waktu sore setelah Ashar.

Semula yang mengaji adalah para santri di Madrasah Aliyah

Futuhiyyah 1 Mranggen Demak dipagi harinya, kemudian pada sore

harinya mereka ingin mendalami lebih jauh tentang ilmu Bahasa Arab

yaitu pelajaran Nahwu dan Sharaf serta kitab-kitab kuning lainnya. Tidak

lama kemudian banyak para remaja yang berdatangan dengan tujuan untuk

dapat mengaji Al-Qur‟an serta menghafalkannya kepada Ibu Nyai. Pondok

pesantren al-Hikmah yang pada waktu itu di lingkungan kelurahan

Pedurungan lor pertama kali mengkhususkan dirinya sebagai pondok

tahfidzul Qur‟an.

Melihat semakin banyaknya santri yang datang mengaji dan tinggal

di kediaman beliau, maka pada tahun 1988, beliau mendirikan sebuah

bangunan untuk asrama putri. Sedangkan kegiatan-kegiatan pengajian

masih dilakukan di rumah beliau. Dengan berdirinya pondok pesantren al-

Hikmah jumlah santri semakin bertambah dan meningkat, baik dari dalam

maupun luar daerah, maka pada tahun 1990, asrama putri ditambah lokal

Page 61: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

baru berlantai dua dan satu aula untuk kegiatan mengaji. Dan pada tahun

1992, pondok pesantren al-Hikmah tidak hanya mengasuh santri putri saja,

tapi juga sudah mulai mengasuh santri putra yang mulai tinggal menetap

di asrama. Dan akhirnya santri pondok pesantren al-Hikmah berkembang

tidak hanya pada masyarakat sekitar saja yang menjadi santri di Pondok

Pesantren ini. Pada saat ini banyak para santri yang berdatangan dari luar

kota seperti Demak, Grobogan, Kendal dan Tegal. Pondok pesantren yang

berasaskan Islam „ala Ahli Sunnah Wal Jama‟ah ini lebih berorientasi pada

pengajian Al-Qur‟an baik itu bil-nadlor (melihat), bil-ghib (menghafal)

serta qiraat sab‟ah (tujuh macam bacaan); atau sering dikenal dengan

sebutan pondok Qur‟an. Di samping tu para santri juga dibekali ilmu-ilmu

agama seperti nahwu, sharaf, fiqih, akhlak dan hadits agar dapat

menumbuhkan generasi yang Islami yang berakhlakul karimah. Di pondok

pesantren al-Hikmah juga diadakan pengajian umum yaitu sima‟atul

Qur‟an yang dilaksanakan setiap ahad pagi oleh Ibu Nyai yang diikuti oleh

para santri dan warga sekitar. Dan pengajian jum‟at pagi oleh Abah KH.

Drs. Muhammad Qodirun Nur yang mengkaji kitab Ihya‟ Ulumuddin dan

Hikam yang diikuti santri dan warga sekitar.

Adapun tujuan berdirinya pondok pesantren al-Hikmah

Pedurungan lor Semarang adalah antara lain :

a. Untuk dijadikan sebagai tempat dan pusat menyebarkan dan

mensyiarkan Agama Islam (Islamic Center).

b. Untuk dijadikan sebagai pusat pengkajian Agama Islam. Terlebih

pengkajian kitab-kitab klasik Islam yang merupakan sumber rujukan

keilmuan Agama Islam.

c. Sebagai benteng pertahanan moral dari pengaruh negatif

perkembangan zaman.67

3. Struktur dan Organisasi

67

Hasil Wawancara dengan pengasuh dan kyai pesantren pada tanggal 21April 2011.

Page 62: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Setiap pesantren memiliki struktur organisasi sendiri-sendiri yang

berbeda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan kebutuhan masing-

masing pesantren. Meskipun demikian, ada kesamaan-kesamaan yang

menjadi ciri-ciri umum struktur pesantren, dan tampak adanya

kecenderungan perubahan yang sama di dalam menatap masa depannya.

Sebagaimana layaknya sebuah lembaga pendidikan, maka pondok

pesantren al-Hikmah memiliki struktur organisasi untuk pembagian tugas

dan wewenang demi kelancaran kegiatan pondok pesantren yang telah

diprogramkan, dan juga untuk menyiapkan rencana-rencana secara matang

sehingga hasil yang diinginkan sesuai dengan yang telah direncanakan.

Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan

Semarang68

:

STRUKTUR ORGANISASI

PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH PEDURUNGAN SEMARANG

PENGURUS PUTRA

1. Pengasuh : - KH. Drs. M. Qodirun Nur

- Hj. Nur Mardiyah

2. Ketua : - Aqil Filayati

- Achmad Fauzi

3. Sekretaris : - Fahrur Aziz

4. Bendahara : - Misbahul Munir

5. Seksi K3 : - M. Mustaqim

6. Seksi Pend. : - Ali Shodiqin

7. Seksi Minat & Minat : - Saeful Anwar

8. Seksi Perlengkapan : - Akromul Huda

STRUKTUR ORGANISASI

PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH PEDURUNGAN SEMARANG

PENGURUS PUTRA

68

Dokumentasi Pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan Semarang

Page 63: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

1. Pengasuh : - KH. Drs. M. Qodirun Nur

- Hj. Nur Mardiyah

2. Ketua : - Nurul Hasanah

- Nur Halimah

3. Sekretaris : - Himatul Aliyah

4. Bendahara : - Roudlotul Lutfiyah

5. Seksi K3 : - Zainatul Mufarikah

6. Seksi Pend. : - Qurrota A‟yun

7. Seksi Minat & Minat : - Afifatun Nisa‟

8. Seksi Perlengkapan : - Siti Laili Maftuhah

Dalam kegiatan sehari-hari pondok pesantren Al-Hikmah diasuh

langsung oleh KH. Drs. M. Qodirun Nur yang dibantu oleh lurah,

pengurus beserta seluruh santri. Dari lurah tersebut dibantu oleh pengurus

yang ada dalam bidang-bidang yang terstruktur dalam organisasi pondok.

4. Keadaan Pengajar dan Santri

a. Pengajar / Ustadz

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengurus pondok pesantren

Al-Hikmah Pedurungan Semarang bahwa jumlah ustadz atau tenaga

pengajar sebanyak 15 orang, sedangkan latar belakang pendidikannya

cukup bervariasi, ada yang berpendidikan tinggi, ada yang sekolah

menengah dan ada pula yang hanya lulusan pesantren saja. Para ustadz

(guru), sebagaian ada yang bertempat tinggal di asrama pesantren,

karena selain sebagai ustadz, juga masih “nyantri” di pesantren

tersebut, sedangkan sebagian lagi tinggal di luar pondok pesantren

karena sudah berkeluarga dan sebagian juga telah menjadi tokoh

masyarakat di sekitarnya. Untuk lebih jelasnya, lihat dewan ustadz /

guru di bawah ini69

:

69

Wawancara dengan Achmad Fauzi pada tanggal 21 April 2011

Page 64: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Tabel 4.1

DAFTAR GURU / USTADZ

PONPES AL-HIKMAH PUTRA DAN PUTRI

No Nama Alamat

1 Muhammadun Zain Mranggen, Demak

2 Misbah Meteseh, tembaang Semarang

3 A. Sakhowi Plamongan, Pedurungan Semarang

4 A. Musyafa‟ Godong, Purwodadi

5 Abdul Ghofur Kaliwenang, Grobogan

6 Aqil Filayati Batur sari, Mranggen Demak

7 Fahrur Aziz Guntur, Demak

8 Syeh Khabib Purwodadi

9 M. Nashuha Tegal

10 M. Asyhari Guntur, Demak

11 A. Fauzhi Dempet, Demak

12 Siti Nur Rohmah Purwodadi

13 Nur Hayati Pedurungan, Semarang

14 Zumaroh Manggar wetan, Grobogan

15 Siti Maryati Mranggen, Demak

Daftar dewan guru di atas, adalah sudah termasuk dewan guru

yang mengajar di pondok putri.

b. Santri

Pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan lor memiliki jumlah

santri (350), yang terdiri dari 135 santri putra dan 215 santri putri.

Jumlah pengurus yang ada adalah 20 santri, dan 15 ustadz dan

Page 65: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

pengasuh adalah KH. Drs. M. Qodirun Nur dan HJ. Nur Mardliyah,

AH.

Menurut tradisi pesantren, terdapat dua kelompok santri yaitu

santri mukim dan santri kalong. Di pondok pesantren al-Hikmah

Pedurungan lor keseluruhan santri mukimnya adalah murid-murid

yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam pesantren,

sedangkan santri kalong yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa

sekitar pesantren yang biasanya tidak menetap dalam pesantren, untuk

mengikuti pelajaran di pesantren mereka bolak-balik (nglajo) dari

rumah.

Santri mukim di sini ada yang sambil sekolah, kuliah, kerja dan

asli mondok. Yang sekolah ada yang SMP dan SMA at-Thohiriyyah,

SMP dan STM Pandanaran, STM Majapahit, MTs dan MA Futuhiyyah

Mranggen dan Madrasah Aliyah Negeri I (MAN I) Semarang.

Sedangkan yang kuliah tidak hanya dalam satu universitas saja, akan

tetapi banyak dari seluruh universitas yang ada di Semarang.

Tabel 4.2

DAFTAR SANTRI PUTRA DAN PUTRI

PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH PEDURUNGAN SEMARANG

2010-2011

No. Jenjang Pendidikan

Jumlah santri

1. Pelajar tingkat SMP 15

2. Pelajar tingkat SMA 86

3. Mahasiswa 21

4. Karyawan (sudah bekerja) 5

5. Santri murni 8

Jumlah total 135

Aktifitas santri pelajar dalam sehari-hari dapat beraneka ragam,

tetapi dalam pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan memberikan

peraturan atau semacam jadwal untuk dapat ditaati oleh santri pelajar,

tidak hanya untuk santri pelajar saja, akan tetapi untuk semua warga

Page 66: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

yang ada di pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan tersebut. Jadwal

tersebut dibuat untuk menyeragamkan santri pelajar di dalam pondok

agar tidak seenaknya sendiri. Peraturan jadwal yang dibuat

berdasarkan atas musyawarah pengasuh dan pengurus untuk

kemaslahatan dan kemajuan pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan

Semarang.70

Table 4.3

JADWAL KEGIATAN SANTRI PUTRA DAN PUTRI

PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH

PEDURUNGAN SEMARANG

No Waktu Kegiatan

1 04.30 - 05.00 Shalat subuh berjamaah dilanjutkan dengan wirid

2 05.00 - 06.00 Pengajian kitab kuning

3 06.30 – 13.30 Santri pelajar pergi sekolah

4 14.00 - 16.00 Istirahat

5 16.00 - 17.30 Mengaji, madin, setran Al-Quran

6 18.00 - 18.30 Shalat magrib dan wirid

7 18.30 - 19.00 Tadarus Al-Quran

8 19.00 - 19.30 Shalat isya berjamaah

9 19.30 - 21.00 Madin, pengajian kitab kuning

10 21.00 - 23.00 Jam belajar

Kegiatan mingguan :

Setiap malam selasa ba‟da magrib ada kegiatan pengajian (latihan pengajian

umum) yang dilakukan para santri putra dan putri (tugas pidato bergiliran antar

kamar)

Setiap malam selasa ba‟da isya‟ ada kegiatan Qori‟ yang diikuti semua santri

putra dan santri putri (diampu Ust. Muhammadun Zain)

70

Dokumentasi dan Wawancara dengan Fakhrur Aziz selaku Sekretaris pada tanggal 23

Apriln 2011.

Page 67: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Setiap malam Jum‟at ba‟da magrib ada kegiatan takhtiman Al-Qur‟an

Setiap malam Jum‟at ba‟da isya‟ ada kegiatan berjanji atau atau shalawat

diba‟iyyah yang diikuti semua santri baik putra maupun putri

Setiap jum‟at pagi ada kegiatan pengajian kitab Ihya‟ Ulumuddin dan Hikam

oleh KH. Drs. Muhammad Qodirun Nur yang diikuti santri dan warga sekitar

Setiap minggu pagi ada kegiatan sima‟atul Qur‟an yang diikuti santri putri dan

warga sekitar yang dipimpin oleh Hj. Nur Mardliyah71

5. Sarana dan Prasarana

Pondok pesantren al-Hikmah sebagai lembaga pendidikan Islam

memiliki 5 gedung utama, yaitu Masjid, gedung kantor pondok pesantren,

gedung asrama putra, gedung aula dan gedung madrasah serta asrama

pondok putri. Gedung kantor terdiri atas ruang kantor dan dua kamar

asrama putra, gedung koperasi, dan di samping dan belakangnya

dilengkapi dengan dapur umum.

Gedung asrama putra terdiri atas empat lantai yang terbagi atas

lantai satu berupa aula yang berfungsi sebagai tempat baca atau

perpustakaan, tempat pendidikan dan tempat musyawarah para santri,

lantai dua dan tiga berfungsi sebagai asrama santri putra, sedangkan aula

depan kamar asrama putra berfungsi sebagai tempat untuk mengaji, tempat

belajar dan kegiatan santri yang lain. Pada tiap lantai ada 3 kamar asrama

santri putra. Gedung ini juga dilengkapi dengan tempat berwudhu, kamar

mandi dan di lantai 4 berfungsi sebagai tempat untuk menjemur pakaian

Gedung aula yang bersebelahan dengan gedung asrama putri terdiri

atas dua lantai, lantai satu berupa aula yang berfungsi untuk tempat pusat

kegiatan santri, pusat peribadatan santri dan juga digunakan sebagai

tempat majlis ta‟lim masyarakat sekitarnya pada waktu-waktu tertentu,

dan lantai dua berupa aula masjid yang berfungsi sebagai tempat shalat

71

Observasi dan Dokumentasi Pondok Pesantren al-Hikmah, diambil pada tanggal 19

April 2011.

Page 68: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

berjamaah semua santri dan warga sekitar. Gedung ini juga dilengkapi

dengan tempat berwudlu dan kamar mandi

Di gedung asrama putri terdiri atas 3 lantai, pada tiap lantai terdiri

3 kamar untuk asrama putri. Gedung ini juga dilengkapi dengan tempat

berwudlu dan kamar mandi dan juga tempat untuk menjemur pakaian.

Sedangkan gedung sebelahnya adalah rumah pengasuh pondok pesantren

al-Hikmah, gedung koperasi menyatu dengan gedung rumah pengasuh.

Sebuah gedung di seberang jalan terdiri atas 3 lantai yang

digunakan untuk ruang pendidikan karena hanya terdiri atas bangunan

ruang kelas digunakan untuk pusat kegiatan madrasah diniyah, serta

tempat pendidikan TPQ, dan satu kamar untuk kantor Taman Pendidikan

Al-Qur'an. Gedung ini juga dilengkapi dengan kamar mandi, WC dan

dapur umum.

Disamping bangunan yang ada, untuk menunjang proses belajar

mengajar santri di Pondok pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang

diperlukan sarana dan prasarana yang memadai sebagai pra syarat infra

struktur dalam pencapaian tujuan yang dicita-citakan.

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki pondok pesantren al-

Hikmah Pedurungan Semarang adalah:

Tabel 4.5

SARANA DAN PRASARANA SANTRI

No Jenis Jumlah Keterangan

1 Kamar guru 4 Tempat guru mukim yang mengajar

2 Kamar santri putra/putri 15 Asrama

3 Ruang baca 1 Perpustakaan

4 Bak besar 2 Sebagai penampung air

5 Kamar mandi 13 2 untuk guru dan 11 untuk santri

6 Kamar kecil 8 5 untuk santri putra dan 3 untuk putri

7 Komputer 2 Untuk keperluan pengetikan dan

dokumen data

8 Laptop 1 Penunjang guru dalam mengajarar

Page 69: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

9 LCD 1 Penunjang guru dalam mengajarar

10 Motor 1 Untuk keperluan transportasi bersama

6. Sistem Pendidikan dan Pengajaran

Sebagaimana pondok pesantren pada umumnya yang biasanya

memiliki bentuk penyelenggaraan jenjang pendidikan, demikian juga

pondok al-Hikmah juga menyelenggarakan beberapa jenjang pendidikan,

yaitu :

a. Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA)

Untuk pendidikan dan pengajaran di Taman Pendidikan Al-

Qur'an (TPA), digunakan metode qiro‟ati yang terbagi atas 6 jilid

buku, dengan menerapkan metode balaghoh dan individual, dimana

santri dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil antara 10-15

anak. Materi yang diajarkan terdiri atas baca tulis al-Qur'an, hafalan

bacaan sholat, hafalan surat-surat, hafalan do‟a sehari-hari, ilmu tajwid

dan ghorib, serta untuk yang kelas tinggi diajarkan materi tauhid

aqidah al-awam.

b. Pendidikan al-Wustho dan al-Ulya

Pendidikan al-Wustho dan al-Ulya merupakan pendidikan

lanjutan dan madrasah diniyah ibtidaiyyah, yaitu madrasah dasar yang

dengan masa belajar 6 tahun. Untuk madrasah al-Wustho dan al-Ulya

ini dengan masa belajar 4 tahun. Dengan demikian, pondok pesantren

al-Hikmah dalam pendidikan dan pengajaran yang utama adalah

dengan menggunakan sistem madrasah, dengan menggunakan sistem

kelas dan berjenjang yaitu kelas 1,2,3 dan 4. Kurikulum dalam

pengajarannya adalah dengan menggunakan patokan dan referensi

kitab kuning, tidak mengikutsertakan pelajaran umum dalam

kurikulumnya. Dalam pendidikannya, selain pembelajaran di ruang

kelas, pondok pesantren ini juga menerapkan pembelajaran lain

sebagai pendukung pembelajaran di kelas, yang dikenal dengan istilah

taktor, mukhafadhoh, dan les. Taktor adalah semacam diskusi tentang

materi pelajaran yang diajarkan di kelas yang wajib diikuti oleh setiap

Page 70: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

santri dikelompokkan sesuai dengan kelasnya, untuk waktu

pelaksanaan adalah setiap hari setelah shalat isya‟, dan biasanya setiap

kelas dipandu oleh santri senior yang sudah lulus kelas 4 atau biasanya

disebut santri mutakharijin.

Mukhafadhah adalah sistem penghafalan materi pelajaran

sekolah yang khusus materi yang berupa nadhoman seperti Milhatu al-

I‟rab dan Alfiyah, dilaksanakan secara bersama-sama dengan sistem

bergilir perbait secara berputar, dan ini juga disesuaikan dengan

kelompok kelasnya, mukhafadhoh ini dilakukan seminggu sekali.

Adapun les adalah pemberian pelajaran tambahan terhadap materi

(kitab-kitab) tertentu oleh guru pengampu dan biasanya dilaksanakan

setelah habis sholat shubuh.

Selain sistem madrasah klasikal yang diterapkan di pesantren

al-Hikmah dalam sistem pendidikan dan pengajarannya, juga

digunakan sistem pengajaran kitab klasikal dengan metode sorogan

dan wetonan, hal ini biasanya adalah untuk santri senior atau santri

mutakharijin (santri yang sudah lulus al-Wushtho dan al-Ulya).

Adapun waktunya menurut pengamatan penulis diantaranya malam

hari setelah sholat maghrib dan setelah sholat isya. Untuk kitabnya

bervariasi dan kitab-kitab berbagai cabang ilmu Agama Islam.

c. Pengajian dan Majlis Ta‟lim

Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin setiap minggu, di

pesantren al-Hikmah kegiatan ini dikelompokkan ke dalam dua

kategori.Yang pertama adalah khusus untuk santri yang dilaksanakan

setiap malam selasa. Yang kedua adalah di peruntukkan untuk warga

sekitar, yaitu kegiatan ini dilaksanakan 1 kali dalam seminggu, yakni

Jum‟at pagi dan minggu pagi. Kegiatan ini merupakan sarana untuk

sosialisasi pondok pesantren kepada masyarakat sekitarnya. Selain

pendidikan secara langsung sebagaimana disebutkan di atas, pondok

pesantren juga menyelenggarakan musyawarah wustho yang

pelaksanaannya melibatkan para alumni, dalam musyawarah itu

Page 71: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

dibahas tentang permasalahan-permasalahan keagamaan atau semacam

bahsu al-masail diniyah, dan santri pondok yang mengikuti kegiatan

ini adalah santri-santri yang sudah senior atau sudah mutakharijin,

yang pelaksanaanya dilaksanakan setiap sebulan sekali yaitu setiap

hari Ahad dan malam Senin pada minggu pertama setiap bulan72

.

7. Metode Pembelajaran di Pondok Pesantren Putra Al-Hikmah Pedurungan

Semarang

Secara garis besarnya, ada dua sistem pembelajaran yang

digunakan di pondok pesantren al-Hikmah, yaitu: sistem

Bandongan, Sorogan dan sistem Madrasah. Sistem Bandongan

dilaksanakan setelah shalat Shubuh, yang diikuti seluruh santri

tanpa adanya perbedaan jenjang kelas, sedangkan sistem Sorogan

dilaksanakan oleh beberapa santri saja mengenai waktunya tidak menentu,

dan sistem Madrasah dilaksanakan setelah shalat Ashar dan Isya‟

yang dimulai pukul 16.00 – 17.30 dan 19.00 – 20.30 WIB. Dalam

sistem madrasah ini, santri dikelompokkan ke dalam 5 jenjang atau

kelas (I’dad, Ula I, Ula II, Wustha, dan Ulya). Dalam

pengklasifikasiannya didasarkan pada kemampuan santri

berdasarkan hasil placement test (tes penempatan kelas) yang

harus diikuti santri sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran di

madrasah.

Metode pembelajaran yang dipergunakan di pondok

pesantren al-Hikmah pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan

metode pembelajaran yang dipergunakan di pesantren-pesantren

lain pada umumnya. Adapun metode-metode yang dipergunakan di

pondok pesantren Al-Hikmah, meliputi:73

a. Metode Bandongan

72

Wawancara dengan Aqil Filayati selaku Lurah dan Ustadz pada tanggal 23 April 2011. 73

Wawancara dengan saudara Abdul Ghofur, ketua Madrasah Diniyah Putra Pondok

Pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang, pada tanggal 26 April 2011.

Page 72: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Pelaksanaan dari pada metode ini yaitu santri secara

bergerombol duduk di sekeliling kyai atau ustadz yang sedang

membacakan kitab kuning, kemudian santri mendengarkan dan

memaknai kitabnya, sambil membuat catatan-catatan tambahan

jika dirasa penting dan perlu.

b. Metode Sorogan

Metode ini, adalah metode pengajaran dengan sistem

individual, prosesnya adalah santri dan biasanya yang sudah pandai,

menyodorkan sebuah kitab kepada kyai untuk dibaca di depan kyai,

dan kalau ada salahnya, kesalahan itu langsung dibetulkan oleh kyai.

c. Metode Dialog (tanya jawab)

Metode dialog adalah metode mengajar yang

memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat

dua arah, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara

santri dengan kyai atau ustadz. Santri bertanya, kemudian kyai

atau ustadz menjawab, atau sebaliknya. Dalam komunikasi ini

terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara

kyai, ustadz dengan santri.

d. Metode Lalaran

Metode lalaran yaitu suatu metode pembelajaran yang

dalam pelaksanaannya pelajaran itu dilagukan dengan lagu-

lagu tertentu, dan metode ini tidak semua pelajaran dapat

diterapkan, tetapi pelajaran yang dapat diterapkan dengan

metode ini adalah pelajaran-pelajaran yang ada kaitannya

dengan nazham, sehingga nadzam tersebut bisa dilagukan dan

dikontekskan dengan lagu yang sedang up to date. Metode

lalaran ini sering dipergunakan pada pelajaran-pelajaran yang

ada nadhamnya seperti: „Imrithi, Alfiyah Ibnu Malik, dan

sebagainya.

e. Metode Hafalan (tahfidz)

Page 73: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Dengan metode hafalan ini diharapkan pelajaran yang

telah difahami dan dimengerti dapat teringat terus sampai masa

hayatnya. Pelaksanaan dari metode ini adalah santri maju

dihadapan kyai, ustadz untuk menghafalkan materi atau syi’ir

atau nadzam-nadzam tertentu. Setelah santri dianggap hafal

semua, maka santri tersebut kembali ke tempatnya, tetapi jika

santri belum hafal, maka diperintahkan kembali untuk

menghafal hingga benar-benar hafal.

Biasanya metode hafalan ini ditujukan pada pelajaran-

pelajaran tertentu saja yang dianggap penting untuk dihafal,

seperti: ilmu alat nahwu dan sharf, kaidah-kaidah fiqh, hafalan-

hafalan do‟a, hafalan surat-surat pendek, dan sebagainya.

f. Metode Diskusi (Bahtsul Masail)

Metode bahtsul masail (diskusi) pada dasarnya adalah

bertukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman

secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian

bersama yang lebih jelas dan cermat tentang permasalahan

atau topik yang sedang dibahas. Dalam metode diskusi ini,

setiap santri diharapkan memberikan sumbangan pikiran atau

ide-ide sehingga dapat diperoleh pandangan dari berbagai

sudut berkenaan dengan masalah tersebut. Dengan

sumbangan ide, pikiran atau gagasan dari santri-santri lainnya,

diharapkan akan maju dari satu pemikiran ke pemikiran yang

lain, sampai dihasilkannya pemikiran yang lengkap mengenai

permasalahan atau topik yang sedang dibahas.

Metode diskusi ini biasanya digunakan di pondok

pesantren al-Hikmah, ketika ustadz berhalangan hadir, yang

kemudian diisi oleh santri senior (kelas Ulya) sesuai dengan

jadwal piket hariannya untuk membahas suatu topik atau

permasalahan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan

oleh ustadz pengampu.

Page 74: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Metode diskusi ini juga merupakan metode rutin yang

dipakai di pondok pesantren al-Hikmah setiap satu bulan sekali

untuk berdiskusi masalah-masalah fiqh dengan tema yang

berbeda-beda.

g. Metode Tutorial

Metode tutorial adalah sebuah metode yang di dalamnya

diberlakukan sistem kelompok-kelompok yang dalam tiap

kelompoknya diampu oleh tutor (yang berasal dari santri senior).

Melalui metode ini diharapkan mempunyai banyak manfaat

yaitu: bagi santri yunior, dapat menangkap pelajaran secara

lebih cermat, dan bagi santri senior (tutor) dapat berlatih

menyampaikan kembali pelajaran yang telah diterima dari kyai.

Metode ini biasanya dilakukan dengan dua session.

Session pertama dilakukan setelah ngaji pagi sistem bandongan

bagi santri mahasiswa yang tidak masuk pagi, dan session

kedua dilakukan pada sore hari bagi santri pelajar.

h. Metode Nadham

Metode nadham ini biasa digunakan dengan cara

melagukan materi yang dipelajari. Pelajaran yang biasa

menggunakan metode ini adalah nahwu dan shorof.

Biasanya metode ini diterapkan selama pelajaran dan

setelah pelajaran agar para santri dalam mempelajarinya tidak

jenuh, kemudian dengan menunjuk beberapa santri untuk

menadhamkan materi yang sedang dipelajari secara

bergantian.74

i. Metode Perwalian

Metode ini diberlakukan pada ngaji Al-Qur‟an. Sistem

yang digunakan hampir sama dengan metode tutorial, yaitu

santri senior (yang sudah lolos tes seleksi) untuk mengampu

74

Wawancara dengan Drs.KH. Muhammad Qodirun Nur, Pengasuh Pondok Pesantren Al-

Hikmah Pedurungan Semarang, pada tanggal 21 April 2011

Page 75: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

beberapa santri yunior. Wali ngaji (sebutan untuk pengampu)

bertanggung jawab atas kelancaran dan kefasihan bacaan anak

didiknya, meliputi: makharij al- huruf, hukum bacaan tajwidnya

maupun gharibnya.75

B. Data Tentang Modernsasi Sistem Pembelajaran Pesantren Di Pondok

Pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang

1. Arti penting modernisasi sistem pembelajaran pesantren

Arti penting dan tujuan dari modernisasi pondok pesantren al-

Hikmah pedurungan adalah berusaha untuk menyempurnakan sistem

pendidikan Islam yang ada di pesantren al-Hikmah, dengan tujuan agar

para santrinya bisa secara cepat beradaptasi dalam setiap bentuk perubahan

peradaban dan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat, karena mereka

memiliki kemampuan yang siap pakai. Yang akhir-akhir ini pada pondok

pesantren mempunyai kecenderungan-kecenderungan baru dalam rangka

renovasi terhadap sistem yang selama ini dipergunakan. Perubahan-

perubahan yang bisa dilihat di pesantren modern mulai akrab dengan

metodologi ilmiah modern, lebih terbuka atas perkembangan dari luar

dirinya, diversifikasi program dan kegiatan di pesantren makin terbuka dan

luas, dan sudah dapat berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat.

2. Proses modernisasi sistem pembelajaran pesantren

Dalam proses modernisasi sistem pendidikan pesantren yang ada di

al-Hikmah setidaknya memenuhi beberapa syarat yang telah dikemukakan

oleh Soerjono Soekanto yaitu Cara berpikir yang ilmiah, Sistem

administrasi, Penciptaan iklim yang menyenangkan penggunaan alat-alat

komunikasi massa, organisasi, dan kurikulum. Dalam proses tersebut al-

Hikmah melakukan beberapa pengembangan yaitu:

a. Administrasi atau pengelolaan dan dana

Dalam pengelolaan dan dana ada di tangan kyai, akan

tetapi secara teknis operasionalnya ditangani oleh unit-unit kerja

75

Wawancara dengan ustadz Aqil Filayati, pada tanggal 23 April 2011.

Page 76: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

(pengurus organisasi). Pembagian kerja pada umumnya kurang

jelas dan administrator juga belum ahli, sehingga sistem

dokumentasi belum teratur dan akurat. Meskipun demikian,

dalam pengelolaan dana, sarana dan dokumen-dokumen

berharga lainnya hampir dapat dipastikan tidak ada kebocoran-

kebocoran dalam arti korupsi. Kelemahan yang terjadi akibat

kurang profesional mengelola adalah tidak efektif, tidak efisien,

dan tidak akurat, serta sering tumpang tindih. Dengan kata lain

terjadinya kelemahan dalam mengelola bukan karena faktor

“hal”, tetapi semata-mata karena belum ada profesi atau

keahlian dan keterampilan mengelolanya.

Mengenai sumber dana, pada umumnya diperoleh dari:

(1) usaha yayasan yang dibentuk pesantren, (2) sumbangan

dari santri, (3) sumbangan dari masyarakat, baik pribadi

maupun kelompok-kelompok dan sebagainya.

Karena pada umumnya tidak terdapat perencanaan-

perencanan yang tepat dan tidak mempunyai rencana induk

pengembangan pesantren untuk jangka pendek maupun jangka

panjang, maka sulit diukur memadai tidaknya dana, tetapi

secara keseluruhan akan tampak pebedaan dari pesantren satu

terhadap yang lainnya. Hal ini tampak dari jumlah gedung yang

dimiliki, tanah, sumber-sumber dana, dan fasilitas-fasilitas

lainnya, serta banyaknya santri yang diasuhnya.

Tetapi pada waktu-waktu ini telah tampak tanda-tanda

baru bahwa pesantren menyadari pentingnya perencanaan-

perencanaan yang akurat untuk mengembangkan dirinya

dimasa mendatang.

b. Kurikulum

Dalam proses belajar di suatu lembaga pendidikan tidak

akan dapat dipisahkan dengan adanya kurikulum atau materi-

materi yang diajarkan, karena kurikulum merupakan acuan dan

Page 77: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

pedoman yang dipakai sebagai perantara oleh pengajar dalam

pelaksanaan pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

Kurikulum di pesantren pada umumnya, belum ada

ketentuan dan aturan baku, sehingga masih dapat dikatakan

sangat sederhana. Demikian juga pondok pesantren al-Hikmah,

walaupun sudah menggunakan sistem madrasah dalam

pendidikan dan pengajarannya. Namun masih hanya sebatas

kitab-kitab kuning yang dijadikan sebagai acuan dalam proses

belajar mengajar sedangkan sumber pembelajaran dari ilmu

umum hanya sedikit.

Adapun karakteristik kurikulum yang ada pada pondok

pesantren modern, mulai diadaptasi dengan kurikulum

pendidikan Islam yang disponsori oleh Departemen Agama

dalam sekolah formal (madrasah). Sedangkan kurikulum khusus

pesantren dialokasikan melalui kebijaksanaan sendiri.

Gambaran umum kurikulum Pondok pesantren al-Hikmah

pedurungan Semarang adalah pada pembagian waktu, yaitu

mereka belajar keilmuan Islam khas pesantren setelah mereka

belajar di sekolah atau di perguruan tinggi.

Kurikulum pendidikan pesantren modern yang

merupakan perpaduan antara pesantren salaf dan sistem

sekolah, diharapkan akan mampu memunculkan output

pesantren berkualitas yang tercermin dalam sikap yang aspiratif,

progresif dan tidak ortodok, sehingga santri bisa secara cepat

beradaptasi dalam setiap bentuk perubahan peradaban dan

bisa diterima dengan baik oleh masyarakat, karena mereka

bukan golongan eksklusif dan mereka memiliki kemampuan

yang siap pakai.

Materi yang diajarkan di pesantren al-Hikmah berkisah

pada ilmu-ilmu keagamaan yakni : Tauhid, Tafsir, Hadits, Fiqih,

Page 78: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Ushul Fiqih, Bahasa Arab (Nahwu, Sharaf, Balaghoh dan

Tajwid), dan akhlak. Dan ilmu umum yakni Matematika dan

Bahasa inggris (tambahan dari sekolah formal).

c. Struktur organisasi

Sebagaimana layaknya sebuah lembaga pendidikan,

maka madrasah pondok pesantren al-Hikmah memiliki struktur

organisasi untuk pembagian tugas dan wewenang demi

kelancaran kegiatan madrasah pondok pesantren yang telah

diprogramkan, dan juga untuk menyiapkan rencana-rencana

secara matang sehingga hasil yang diinginkan sesuai dengan

yang telah direncanakan.

Struktur Organisasi madrasah Pondok Pesantren Al-

Hikmah Pedurungan Semarang76 :

STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH

PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH PEDURUNGAN SEMARANG

Pengasuh : - Drs. KH. M. Qodirun Nur

- Hj. Nur Mardiyah

Kepala sekolah : - Abdul Ghofur

- Aqil Filayati

Sekretaris : - Ahmad Sakhowi

Bendahara : - Misbahul Munir

Seksi K3 : - M. Mustaqim

Seksi Pend. : - Chabib

- Ali Shodiqin

76

Dokumentasi Pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan Semarang

Page 79: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Seksi Minat & Minat : - Saeful Anwar

Seksi Perlengkapan : - Fudhailul Fikri

- Akromul Huda.77

d. Sarana dan prasarana

Pondok pesantren al-Hikmah sebagai lembaga

pendidikan Islam memiliki 5 gedung utama, yaitu Masjid,

gedung kantor pondok pesantren, gedung asrama putra dan

asrama pondok putri, gedung aula dan gedung madrasah.

Gedung kantor terdiri atas ruang kantor dan dua kamar asrama

putra, gedung koperasi, perpustakaan dan di samping dan

belakangnya dilengkapi dengan dapur umum.

Disamping bangunan yang ada, untuk menunjang proses

belajar mengajar santri di Pondok pesantren al-Hikmah

Pedurungan Semarang diperlukan sarana dan prasarana yang

memadai sebagai pra syarat infra struktur dalam pencapaian

tujuan yang dicita-citakan. Seperti pengadaan media

pembelajaran yang baru yakni laptop, LCD, akan tetapi itu

masih sangat terbatas.

e. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran yang dipergunakan di madrasah

pondok pesantren al-Hikmah pada dasarnya tidak jauh berbeda

dengan metode pembelajaran yang dipergunakan di pesantren-

pesantren lain pada umumnya. Adapun metode-metode yang

dipergunakan di madrasah pondok pesantren Al-Hikmah,

meliputi:

1) Metode Dialog (tanya jawab)

2) Metode Lalaran

3) Metode Hafalan (tahfidz)

77

Dokumentasi pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan Semarang

Page 80: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

4) Metode Diskusi (Bahtsul Masail)

5) Metode Tutorial

6) Metode Nadham

f. Kegiatan Ekstra Pesantren

Untuk meningkatkan bakat dan minat santri di pondok

pesantren al-Hikmah Pedurungan semarang, dibuat program

yang terbagi menjadi dua, yaitu Ko Kurikuler dan Ekstra

Kurikuler.

1. Ko kurikuler

a) Ceramah Ilmiah

Ceramah ilmiah merupakan kegiatan rutinitas setiap 1

bulan sekali dengan mendatangkan narasumber dari

luar, tetapi pelaksanaannya tergantung dari situasi dan

kondisi untuk mengadakan ceramah ilmiah ini, dengan

mempertimbangkan mulai dari dana, waktu, dan lain-lain.

b) Pelatihan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

Pelatihan KBM ini sebagai pembekalan kepada santri

untuk bisa mengajar dimuka umum atau kepada

masyarakat ketika nanti sudah terjun di masyarakat, tidak

hanya kajian-kajian keilmuan yang dipelajari tetapi juga

bagaimana mengajarkan kepada orang lain.

Pelaksanaan KBM ini bersamaan dengan

mudzakarah, para santri mengajar di depan teman-

temannya sendiri saling bergantian. Dengan pelatihan

KBM agar nantinya para santri terbiasa di depan umum

mengajarkan ilmu yang selama ini yang mereka peroleh.

2. Ekstra Kurikuler

a. Aspek ilmiah

1) Pengajian Tahfidz Quran

Pengajian ini dilaksanakan dengan dua program,

yaitu program Binadhor dan Program Bilghoib dimulai

Page 81: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

setelah jama‟ah shalat asyar bertempat dimasjid

Pondok Pesantren.

2) Mengaji kitab

Mengaji kitab ini dilaksanakan dengan menggunakan

system bandongan atau sorogan yang disesuaikan

dengan tingkatan masing-masing santri. Adapun

materi yang dikaji meliputi Fiqh, Hadits, Tafsir,

Tasawuf dan Akhlaq.

3) Mudzakarah

Muzhakarah difungsikan oleh para santri untuk

mengingat pelajaran-pelajaran yang telah lalu dengan

alokasi waktu dua setengah jam. Dimulai pada pukul

20.00 WIB sampai pukul 23.30 WIB. Pada saat

Muzhakarah, santri dipimpin oleh santri senior sesuai

dengan kelas masing-masing. Tugas santri senior ini

mengarahkan kepada para santi yunior bila terdapat

kesalahpahaman, atau ditemui pemahan yang kurang

lurus.

b. Aspek kesenian meliputi latihan Rebana.

c. Aspek olah raga meliputi latihan sepak bola, basket, bola

Volli, tenis meja, dan bela diri.78

C. Analisis Umum Terhadap Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang

Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang

mengakar pada masyarakat, dan sangat dekat dengan kehidupan masyarakat,

karena realita yang ada menunjukkan sebagian besar Pondok Pesantren berada

di daerah pedesaan. Akan tetapi letak pondok pesantren al-Hikmah berada di

samping kota. Dengan berbagai keunikan, kekhasan, kelebihan dan

78

Wawancara dengan Saeful Anwar pada tanggal 3 Mei 2011

Page 82: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

kekurangannya penulis mencoba untuk menganalisis Pondok pesantren

tersebut dengan mengkaitkan dengan beberapa tinjauan yang ada, yaitu:

Dari segi tipe pesantren.

Dalam perkembangan dewasa ini, pada garis besarnya Pondok

Pesantren dapat dikelompokkan menjadi dua :

a. Pondok pesantren salaf, yaitu lembaga pesantren yang

mempertahankan pengajaran kitab-kitab klasik (salaf) sebagai inti

kurikulum pendidikannya. Sedangkan sistem madrasah diterapkan

hanya untuk memudahkan sistem sorogan dan wetonan yang dipakai

dalam lembaga-lembaga pengajian bentuk lama, tanpa mengenalkan

pengajaran pengetahuan umum.

b. Pondok pesantren khalaf, yaitu lembaga pesantren yang sudah

memasukkan pelajaran umum dalam kurikulum pendidikannya, atau

pesantren yang menyelenggarakan tipe sekolah umum seperti SMP,

SMA dan bahkan perguruan tinggi dalam lingkungannya, akan tetapi

juga tidak meninggalkan sistem salaf dan pengajaran kitab-kitab Islam

klasik.79

Dalam buku yang berjudul Dinamika Pesantren dan Madrasah ada

empat model pesantren yang berkembang, yaitu:

5) Pesantren yang mempertahankan kemurnian identitasaslinya sebagai

tempat mendalami ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi-l-din) bagi para

santrinya. Semua materi yang diajarkan di pesantren ini sepenuhnya

bersifat keagamaan yang bersumber dari kitab-kitab berbahasa Arab

yang ditulis oleh para ulama abad pertengahan (7-13 H) yang dikenal

dengan nama kitab kuning.

6) Pesantren yang memasukkan materi-materi umum ke dalam

pengajarannya, namun dengan kurikulum yang disusun sendiri

menurut kebutuhan dan tidak mengikuti kurikulum yang ditetapkan

pemerintah secara nasionalsehingga ijazah yang dikeluarkan tidak

79

Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren Pendidikan Alternatif Masa depan, (Jakarta:

Gema Insani Press, 1997), hlm. 83-89

Page 83: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

mendapat pengakuan dari pemerintah sebagai ijazah formal. Para

santri yang hendak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi harus mengikuti ujian persamaan di sekolah-sekolah lain.

7) Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan umum di dalamnya,

baik bentuk madrasah (sekolah umum berciri khas Islam di bawah

naungan DEPAG) maupun sekolah (sekolah umum di bawah

DEPDIKNAS) dalam berbagai jenjangnya, bahkan ada yang sampai

Perguruan Tinggi yang tidak hanya meliputi fakultas-fakultas

keagamaan melainkan juga fakultas-fakultas umum.

8) Pesantren yang merupakan asrama pelajar Islam di mana para

santrinya belajar di sekolah-sekolah atau perguruan-perguruan tinggi

di luarnya. Pendidikan agama di pesantren model ini diberikan di luar

jam-jam sekolah sehingga bisa diikuti oleh semua santrinya.80

Berpijak dari klasifikasi tersebut, dan dengan memperhatikan

fenomena riil pondok pesantren Al-Hikmah, dapat penulis simpulkan

bahwa pondok pesantren Al-Hikmah termasuk dalam kategori jenis

pesantren masih dalam proses menjadi pondok pesantren khalaf. Hal ini

berdasarkan bahwa :

a. Pesantren Al-Hikmah dalam pengajarannya menggunakan kurikulum

perpaduan antara pesantren salaf dan sistem madrasah.

b. Sistem madrasah diterapkan untuk membagi tingkatan atau kelas.

c. Misi utama pesantren adalah mempersiapkan santri untuk memiliki

kemampuan keagamaan dan santri bisa secara cepat beradaptasi dalam

setiap bentuk perubahan peradaban dan bisa diterima dengan baik oleh

masyarakat, karena mereka bukan golongan eksklusif dan mereka

memiliki kemampuan yang siap pakai.

d. Penggunaan metode-metode dalam pengajarannya di samping sistem

madrasah, metode sorogan, wetonan, juga ada metode yang lain

80

Ismail SM, et.al., Dinamika Pesantren dan Madrasah, (Yogyakarta: Fakultas tarbiyah

IAIN Walisongo dan Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 149-150

Page 84: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

seperti: Metode Dialog (tanya jawab), Metode Lalaran, Metode

Hafalan (tahfidz), Metode Diskusi (Bahtsul Masail), Metode Tutorial,

Metode Nadham.

e. Meskipun sedikit, sudah ada pelajaran pengetahuan umum dalam

kurikulumnya,

Dengan demikian, pesantren Al-Hikmah dalam berbagai bidang

telah berusaha mengadakan pengembangan dan pembaruan, seperti adanya

cara berpikir yang ilmiah, sistem administrasi, kurikulum, struktur

organisasi, sarana dan prasarana, metode pengajaran.

Di samping lokasi pesantren yang berbaur dengan perumahan

penduduk, sehingga akan terjadi interaksi dan komunikasi secara

langsung, yang tentunya akan menyebabkan terjadinya pembelajaran

aspek-aspek kehidupan secara langsung.

Metode Pendidikan dan Pengajaran Pesantren.

Pesantren dengan ruh kulturalnya yang agamis, dikawal bersamaan

dengan kehidupan kyai sebagai contoh sentralnya dan pondok serta masjid

sebagai pusat lembaganya merupakan sistem pendidikan yang sangat unik

dan bersifat khusus.

Kebersamaan kyai dan santri dalam kehidupan keseharian di

pesantren itulah letak keunikan dan kekhususan pondok pesantren sebagai

sebuah sistem pendidikan Islam, sehingga dalam proses belajar mengajar

(PBM) terjadi komunikasi antara kyai sebagai pendidik dan santri sebagai

anak didik sangat erat dan dekat. Hal inilah yang menyebabkan proses

pendidikan dan pengajaran pesantren bersifat humanis dan kekeluargaan.

Namun demikian, bentuk-bentuk metode dalam sistem pendidikan

dan pengajarannya masih belum banyak mengalami perubahan dan

perkembangan, akan tetapi antara satu pesantren dengan pesantren yang

lainnya memiliki corak dan pembaruan yang berbeda dalam menentukan

sistem pendidikannya.

Pondok pesantren al-Hikmah sebagaimana telah penulis

diskripsikan dalam bab sebelumnya, jelas bahwa pesantren al-Hikmah

Page 85: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

dalam klasifikasi pesantren termasuk tipe pesantren yang masih dalam

proses menjadi pesantren khalaf, karena belum sepenuhnya sistem

pendidikan dan pengajarannya telah mengalami perubahan dan

pembaharuan, akan tetapi masih dalam proses menuju sistem pendidikan

yang modern. Dengan proses tersebut pondok pesantren al-Hikmah masih

tetap memegang dan mempertahankan sebagian sistem lama untuk

menjaga konsistensi sebagai lembaga pendidikan Islam.

Sistem madrasah yang diterapkan dalam pondok pesantren dengan

berbagai perangkat kelengkapannya seperti adanya evaluasi semester,

raport, kenaikan kelas dan ijazah. Disatu sisi, metode yang semacam itu

memiliki kelemahan, yaitu membutuhkan waktu yang lama dalam

pengajarannya, akan tetapi disisi lain, merupakan metode yang praktis dan

baik dalam memahami kitab-kitab yang berbahasa Arab. Karena paling

tidak ada dua keuntungan dan kemanfaatan yang diraih dengan pendekatan

ini, yaitu penguasaan ilmu yang terkandung dalam kitab tersebut dan

penguasaan segi bahasa.

Dengan menempuh cara seperti itu, pesantren al-Hikmah dari segi

metode belum sepenuhnya melakukan pengembangan dan pembaharuan

dalam sistem pendidikannya, pesantren al-Hikmah hanya melakukan dan

memilih metode yang tepat pada penyampaian materi pelajaran dengan

tetap menggunakan metode-metode lama yang masih dianggap relevan.

Hal ini, masih sesuai dengan prinsip pesantren dengan kaidah

sosialnya yang progresif, yaitu “memelihara sistematika dan metodologi

lama yang masih relevan dan mengambil serta mengembangkan cara baru

yang lebih baik”.81

Demikian halnya dengan penyelenggaraan lembaga Taman

Pendidikan Al-Qur‟an (TPQ), pondok pesantren al-Hikmah telah banyak

mengikuti pola-pola baru dalam sistem pembelajarannya dengan

menggunakan metode Qiro‟ati dan lain sebagainya.

81

Sahal Mahfudh, Nuansa Feqih Sosial, (Yogyakarta: LkiS, 1994), hlm. 347

Page 86: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Semua itu dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan di

luar pesantren, karena memang proses pendidikan untuk menjaga

eksistensinya harus menyesuaikan dengan perkembangan sistem

pendidikan yang ada. Sebagaimana diungkapkan oleh KH. MA. Sahal

Mahfudh :

“tidak mungkin suatu sistem pendidikan akan bisa berjalan secara

kontinu dan lestari tanpa melalui proses perubahan dan

perkembangan. Setiap sistem pendidikan yang telah berlaku dalam

suatu lembaga pendidikan akan berjalan dan sesuai dengan faktor

kondisional yang mempengaruhinya. Manakala faktor tersebut

berkembang dan menuntut penyesuaian, mau tidak mau lembaga

pendidikan harus menempuh transformasi kalau tidak ingin

ketinggalan. Oleh karenanya sistem pendidikan akan selalu

menempati proses penyesuaian dan pengembangan sebagai strategi

kebijak sanaannya”.82

Wujud dari pengembangan dan pembaharuhan sistem pendidikan

dan pengajaran di pondok pesantren al-Hikmah adalah dengan

dikembangkannya sistem madrasah, lembaga TPQ dengan metode

Qiro‟atinya, akan tetapi dari segi metode al-Hikmah belum memasukkan

salah satu metode pembelajaran modern yang ada pada zaman sekarang

ini. di samping masih mempertahankan jati dirinya sebagai lembaga

pendidikan pesantren dan lembaga kemasyarakatan dengan tetap

menerapkan metode-metode lama seperti bandongan, wetonan, selain dari

metode tersebut ada juga metode-metode yang digunakan yaitu: metode

Dialog (tanya jawab), Metode Lalaran, Metode Hafalan (tahfidz), Metode

Diskusi (Bahtsul Masail), Metode Tutorial, Metode Nadham dan lain

sebagainya, serta pendekatan kebahasaan dalam pengkajian kitab kuning

dan majlis ta‟lim yang merupakan wahana komunikasi dan interaksi

langsung dengan ummat di sekitarnya.

82

Sahal Mahfudh, Nuansa Feqih Sosial, hlm. 298

Page 87: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Jika kita memperhatikan unsur-unsur yang ada dalam sistem

pendidikan dan pengajaran pondok pesantren al-Hikmah, jelas bahwa

sistem yang digunakan masih sesuai dan relevan dengan tujuan pendidikan

Islam, bahwa tujuan umum dalam metode-metode pengajaran dalam

pendidikan Islam adalah untuk :

a. Menolong pelajar atau peserta didik untuk mengembangkan

pengetahuannya.

b. Membiasakan pelajar atau peserta didik untuk menghafal, memahami

dan memperhatikan materi yang diajarkan dengan tepat.

c. Memudahkan proses pengajaran agar dapat mencapai tujuan yang

diinginkan.

d. Menciptakan suasana yang sesuai bagi pengajaran dan saling percaya-

mempercayai serta hormat-menghormai antara guru dan peserta

didik.83

Walaupun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan

diperbaharui serta dikembangkan di pondok pesantren al-Hikmah, antara

lain metode-metode pengajaran yang masih menggunakan metode lama

dikembangkan dan ditambah dengan metode yang modern, menyangkut

pengembangan bidang ketrampilan dan pelatihan untuk menyalurkan dan

mengembangkan potensi yang dimiliki santri, seperti pelatihan komputer,

ketrampilan menjahit atau mungkin pelatihan jurnalistik dan sejenisnya.

Serta perlu lebih membuka diri lagi terhadap masuknya pengetahuan non

agama dalam kurikulumnya, dan juga pengembangan bidang menejerial

sistem pendidikan dan pengajarannya, agar dapat lebih baik dan tangguh

serta siap bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan lain dalam era

globalisasi yang tentunya menuntut perubahan dan pengembangan seperti

tersebut di atas.

83

Oemar Muhammad Al-Thaumy Al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:

Bulan Bintang, 1979), hlm.585

Page 88: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

D. Analisis Data Tentang Modernisasi Sistem Pembelajaran Pesantren di pondok

pesantren al-Hikmah

1. Arti penting modernisasi sistem pembelajaran Pesantren

Arti penting dan tujuan dari modernisasi pondok pesantren al-

Hikmah pedurungan adalah berusaha untuk menyempurnakan sistem

pendidikan Islam yang ada di pesantren al-Hikmah, dengan tujuan agar

para santrinya bisa secara cepat beradaptasi dalam setiap bentuk perubahan

peradaban dan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat, karena mereka

memiliki kemampuan yang siap pakai.

Yang akhir-akhir ini pada pondok pesantren al-Hikmah

mempunyai kecenderungan-kecenderungan baru dalam rangka renovasi

terhadap sistem yang selama ini dipergunakan. Perubahan-perubahan yang

bisa dilihat di pesantren modern yaitu: mulai akrab dengan metodologi

ilmiah modern, lebih terbuka atas perkembangan dari luar dirinya,

diversifikasi program dan kegiatan di pesantren makin terbuka dan luas,

dan sudah dapat berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat. Akan

tetapi pondok pesantren al-Hikmah menurut peneliti masih dalam proses

pemenuhan terhadap hal-hal tersebut. Dengan demikian al-Hikmah

merupakan pesantren yang mulai sadar akan pentingnya modernisasi

pesantren.

2. Proses modernisasi sistem pembelajaran Pesantren

Dalam proses memodernisasi pendidikan pesantren yang ada di al-

Hikmah setidaknya memenuhi beberapa syarat yang telah dikemukakan

oleh Soerjono Soekanto yaitu Cara berpikir yang ilmiah, Sistem

administrasi, Penciptaan iklim yang menyenangkan penggunaan alat-alat

komunikasi massa, organisasi, dan kurikulum. Dalam proses modernisasi

sistem pembelajaran pesantren, tidak akan lepas dari tujuan awal pesantren

serta tujuan pendidikan pesantren dan beberapa komponen yang

dikembangkan.

Tujuan awal pesantren yaitu seperti yang dikemukakan Martin

Van bruinessen adalah mentranmisikan Islam tradisional sebagaimana

Page 89: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

yang terdapat dalam kitab-kitab yang ditulis berabad-abad yang lalu.84

Sedangkan tujuan pendidikan pesantren yaitu seperti yang dikemukakan

Zamkhsari Dhofier adalah “pendidikan tidak semata-mata untuk

memperkaya pikiran murid dengan penjelasan-penjelasan, tetapi untuk

meningkatkan moral, melatih dan mempertinggi semangat, menghargai

nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan sikap dan tingkahlaku

yang jujur dan bermoral dan menyiapkan murid untuk hidup sederhana

dan bersih hati.85

Sedangkan komponen-komponen yang perlu dikembangkan oleh

al-Hikmah selain dari segi fisik atau bangunan, yaitu cara berpikir yang

ilmiah, dari segi sistem administrasi pesantren, segi kurikulum, struktur

organisasi, sarana dan prasarana, metode pengajaran dan ekstra pesantren.

1. Administrasi atau pengelolaan dan dana

Dalam pengelolaan dan dana ada di tangan kyai, akan

tetapi secara teknis operasionalnya ditangani oleh unit-unit kerja

(pengurus organisasi). Yang biasanya dalam pembagian kerja

kurang jelas dan administrator juga belum ahli, sehingga sistem

dokumentasi belum teratur dan akurat. Meskipun demikian,

dalam pengelolaan dan dana, sarana dan dokumen-dokumen

berharga lainnya hampir dapat dipastikan tidak ada kebocoran-

kebocoran dalam arti korupsi. Akibat dari kurang

professionalnya dalam mengelola adalah tidak efektif, tidak

efisien, dan tidak akurat, serta sering tumpang tindih. Dengan

kata lain terjadinya kelemahan dalam mengelola bukan karena

faktor “hal”, tetapi semata-mata karena belum ada profesi atau

keahlian dan keterampilan mengelolanya.

Mengenai sumber dana, pada umumnya diperoleh dari:

(1) usaha yayasan yang dibentuk pesantren, (2) sumbangan

84

Martin Van Bruinessen, Kitab kuning,Pesantren, dan tarekat: Tradisi-tradisi Islam di

Indonesia, (Bandung: Mizan Anggta IKAPI, 1995), hlm. 17. 85

Zamahkhsari Dhofir, Tradisi Pesantren, Studi tentang pandangan hidup kyai, hlm 55.

Page 90: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

dari santri, (3) sumbangan dari masyarakat, baik pribadi

maupun kelompok-kelompok dan sebagainya.

Perencanaan-perencanan yang tepat dan mempunyai

rencana induk pengembangan pesantren untuk jangka pendek

maupun jangka panjang, maka dana dapat diukur memadai

tidaknya, dengan begitu akan tampak perkembangan yang akan

dituju.

Pada waktu-waktu ini telah tampak tanda-tanda baru

bahwa pesantren al-Hikmah menyadari pentingnya

perencanaan-perencanaan yang akurat untuk mengembangkan

dirinya dimasa mendatang. Selain membenahi sistem

administrasi pesantren yang semula kurang jelas kerjanya lalu

diperjelas tugas kerja administratornya, juga dari tenaga yang

kurang ahli diganti dengan yang ahli, sehingga dengan demikian

diharapkan dari segi administrasi akan tertata dengan rapid an

berjalan dengan lancar.

2. Kurikulum

Bentuk pendidikan pesantren yang hanya mendasarkan

pendidikannya pada kurikulum ”salaf” dan mempunyai ketergantungan

yang berlebihan pada kyai nampaknya merupakan persoalan tersendiri,

jika dikaitkan dengan tuntutan perubahan zaman yang senantiasa

melaju dengan cepat ini. Bentuk pesantren tersebut menurut penulis

akan mengarah pada pemahaman Islam yang parsial karena Islam

hanya dipahami dengan pendekatan normatif semata. Maka mereka

cenderung mengambil jarak dengan proses perkembangan zaman yang

serba cepat ini. Pesantren dalam bentuk ini, hidup dan matinya sangat

bergantung pada kebesaran kyainya, artinya; jika di pesantren masih

ada kyai yang mumpuni maka pesantren tersebut akan tetap eksis, akan

tetapi sebaliknya jika pesantren tersebut sudah ditinggal oleh kyainya

dan tidak ada penggantinya, maka secara berangsur-angsur akan

ditinggalkan oleh santrinya. Oleh karena itu, inovasi dan pembaharuan

Page 91: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

dalam penataan kurikulum perlu direalisasikan, yaitu dengan

merancang kurikulum yang mengacu pada tuntutan masyarakat

sekarang dengan tidak meninggalkan karakteristik pesantren yang ada.

Di pondok pesantren al-Hikmah pedurungan Semarang telah

mengadopsi kurikulum dan lembaga sekolah, hubungan ideal antara

keduanya perlu dikembangkan. Kesadaran dalam mengembangkan

bentuk kedua ini, nampak sudah mulai tumbuh di kalangan umat

Islam. Namun dalam kondisi riil, keberadaan pesantren yang telah

mengadopsi kurikulum sekolah (madrasah), ternyata belum

sepenuhnya berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Di sana-sini

masih terlihat banyak sekali kendala yang dihadapi, sehingga mudah

diduga bahwa hasilnya pun belum sampai pada taraf memuaskan. Oleh

karena itu, upaya untuk merumuskan kembali sebuah lembaga yang

bercirikan pesanten dan mampu untuk memproduksi siswa (santri)

yang benar-benar mempunyai kemampuan handal dan profesional

serta berakhlak mulia senantiasa perlu dilakukan terus-menerus secara

berkesinambungan. Begitu pun dengan pondok pesantren al-Hikmah

Pedurungan Semarang dalam proses pengembangannya dilakukan

secara terus-menerus dan bertahap.

3. Struktur organisasi

Pembahasan mengenai struktur organisasi yang ada dalam

lingkungan pesantren tidak hanya berpijak pada pembagian kerja saja

akan tetapi meliputi beberapa hal yaitu status kelembagaan, struktur

organisasi, gaya kepemimpinan, dan suksesi kepemimpinan.

Pondok pesantren al-Hikamah status kelembagaannya adalah

milik pribadi, sehingga dengan status pribadi tersebut pondok

pesantren al-Hikmah memiliki kelebihan yaitu: memiliki kebebasan

dalam menentukan jalan hidupnya sendiri dan bebas`merencanakan

pola pengembangannya. Sedangkan kelemahan dari status pribadi

adalah tergantung pada kemauan dan kemampuan perorangan.

Page 92: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Selanjutnya mengenai struktur organisasi yang ada di pondok

pesantren al-Hikmah kyai merupakan tokoh kunci dalam pesantren.

Kedudukan, kewenangan dan kekuasaannya amat kuat. Jadi hubungan

antar santri dengan santri dan antara santri dan pimpinan (kyai, ustadz,

dan pengurus) bersifat kekeluargaan. Pembagian kerja antar unit

diubah dari yang bersifat co-acting (kerja sendiri-sendiri) menjadi

inter-acting (tergantung dengan yang lain).

Mengenai gaya kepemimpinan pondok pesantren al-Hikmah

adalah masih berpusat kepada kehendak kyai. Dan mengenai suksesi

kepemimpinan dalam pondok pesantren al-Hikmah belum diketahui

jelas, karena sang pendiri atau kyainyan masih hidup sampai sekarang.

4. Sarana dan prasarana

Sebagaimana disebutkan diatas, sarana-sarana dan prasarana

yang sekaligus sebagai ciri khas pesantren yang dimiliki pondok

pesantren al-Hikmah adalah: Masjid, rumah kyai, Asrama santri,

Gedung belajar, Perkantoran, Ruang tamu, perpustakaan, tempat

mandi-WC, dapur, dan sebagainya. Selain dari itu semua juga terdiri

dari alat-alat pendidikan, dalam arti alat untuk belajar mengajar bagi

jenis pendidikan pesantren seperti yang disebutkan diatas, amat

sederhana karena sifat belajarnya yang memang tidak memerlukannya.

Tetapi dalam madrasah terdapat alat-alat pendidikan dan pengajaran

yang lebih lengkap seperti: bangku, papan tulis, alat tulis-menulis, alat

pengeras suara, komputer, LCD dan lain-lain. Dari segi alat-alat yang

dimiliki masih jauh dari kata memadai jika dilihat dari kemajuan ilmu

dan teknologi saat ini. Bagaimanapun perkembangan selanjutnya

sangat tergantung pada kemampuan mengelola dan dananya.

5. Metode pembelajaran

Metode adalah cara yang teratur dan sistematis yang harus

ditempuh untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Pelaksanaan pengajaran kitab dilakukan secara bertahap, dari

kitab-kitab yang dasar yang merupakan kitab-kitab pendek dan

Page 93: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

sederhana, kemudian ketingkat lanjutan menengah dan baru setelah

selesai menginjak kepada kitab-kitab takhasus, dan dalam

pengajarannya dipergunakan metode-metode seperti, sorogan,

bandongan, hafalan, mudzakaroh dan majlis ta‟lim.

Selain metode-metode yang digunakan dalam pengajaran kitab

yang disebutkan di atas masih ada beberapa metode lagi yang

digunakan dalam pengajaran di madrasah yakni: metode Qiro‟ati pada

TPQ serta beberapa metode pembelajaran yang lain, seperti Metode

Dialog (tanya jawab), Metode Lalaran, Metode Hafalan (tahfidz),

Metode Diskusi (Bahtsul Masail), Metode Tutorial, Metode Nadham

dan sebagainya.

6. Ekstra pesantren

Usaha yang dilakukan Pondok pesantren al-Hikmah untuk

meningkatkan bakat dan minat santrinya, Pondok pesantren membuat

program yang terbagi menjadi dua, yaitu ko kurikuler dan ekstra

kurikuler. Program ko kurikuler di al-Hikmah dibuat dalam dua

bentuk, yaitu kegiatan ceramah ilmiah dan kegiatan pelatihan KBM

(kegiatan belajar mengajar). Sedangkan program Ekstra Kurikuler

meliputi aspek ilmiyah, keseian dan olah raga. Dalam aspek ilmiyah

meliputi: Pengajian Tahfidz Quran, pengajian kitab, dan mudzkarah.

Dalam aspek kesenian meliputi: latihan Rebana. Dan dalam aspek olah

raga meliputi: latihan sepak bola, bola volli, tenis meja, dan basket.

Dengan keterbatasan yang ada dalam hal keuangan, sarana

prasarana, serta SDM yang ada, Pondok Pesantren al-Hikmah belum

membekali para santrinya dalam hal keterampilan, dengan

keterampilan ini diharapkan setelah santri nantinya terjun

dimasyarakat akan mempunyai keterampilan yang cukup memadahi

sebagai bekal kehidupannya. Keterampilan sangat dibutuhkan dalam

dunia modern seperti sekarang ini. Keterampilan ini bisa berupa

komputer, menjahit, bertani, beternak, pertukangan, dan lain-lain. Hal

inilah yang menjadikan terkadang orang mengganggap keluaran

Page 94: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

pesantren kurang kompetitf dalam era globalisasi sekarang, walaupun

sebenarnya keluaran pesantren memiliki kesalehan, kemandirian, dan

kecakapan dalam ilmu-ilmu keislaman.

Tabel 4.5

MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTREN

DI PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH

No Sistem Modern Tidak keterangan

1 Administrasi - Ada dokumentasi

2 Kurikulum - Pengetahuan umum

3 Organisasi - - Pembagian job kerja

- Membuat program bersama

- Kyai masih dominan

4 Sarana prasarana - - Pembaruan media pembelajaran

laptop dan LCD

- jumlah masih terbatas

5 Metode - -masih menggunakan metode yang

lama

6 Ekstra - Khitobah ilmiah dengan bahasa

Indonesia

- basket, sepak bola, pingpong, catur

dilarang

Jadi di pondok pesantren al-Hikmah sudah ada modernisasi dalam sistem

pembelajarannya, akan tetapi masih ada kekurangan yang perlu

dikembangkan lagi secara berkesinambungan.

Page 95: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

BAB V PENUTUP

Setelah diuraikan suluruh uraian isi skripsi yang membahas tentang

Modernisasi sistem pembelajaran pesantren (Studi kasus pada pondok pesantren

al-Hikmah Pedurungan Semarang), maka akhirnya penulis ingin menyimpulkan

serta memberikan saran-saran seperlunya yang dirangkai dengan kata penutup

akhir skripsi ini.

A. Kesimpulan

Setelah menguraikan dan membahas skripsi ini kiranya dapat diambil

kesimpulan dari seluruh isi yang terkandung di dalamnya, yaitu:

1. Arti penting modernisasi sistem pembelajaran Pesantren di pondok

pesantren al-Hikmah

Arti penting dan tujuan dari modernisasi sistem pembelajaran

pesantren pada pondok pesantren al-Hikmah pedurungan adalah berusaha

untuk menyempurnakan sistem pendidikan Islam yang ada di pesantren al-

Hikmah, dengan tujuan agar para santrinya bisa secara cepat beradaptasi

dalam setiap bentuk perubahan peradaban dan bisa diterima dengan baik

oleh masyarakat, karena mereka memiliki kemampuan yang siap pakai.

2. Proses modernisasi sistem pembelajaran Pesantren di pondok pesantren al-

Hikmah

Dalam proses memodernisasi sistem pembelajaran pesantren di

pondok pesantren al-Hikmah yaitu dengan merevisi kembali sistem yang

ada. Sistem tersebut antara lain yaitu: cara berpikir yang ilmiah,

administrasi, kurikulum, struktur organisasi, sarana prasarana, metode

pembelajaran dan ekstra kurikuler.

Sistem administrasi pesantren diperjelas tugas kerja

administratornya, yang diserahkan kepada tenaga yang ahli,

sehingga dengan demikian diharapkan dari segi administrasi akan

tertata dengan rapi, Seperti adanya dokumentasi pesantren.

Page 96: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Di pondok pesantren al-Hikmah pedurungan Semarang telah

mengadopsi kurikulum dan lembaga sekolah (madrasah). Dan di dalam

kurikulum tersebut sudah dimasukkan ilmu pengetahuan umum, meskipun

hanya sedikit. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan al-Hikmah akan

menambah lagi ilmu pengetahuan umumnya dan juga memasukkan bidang

keterampilan dalam kurikulum.

Struktur organisasi yang baik adalah yang pembagian jobnya jelas,

didisamping itu untuk mengetahui sejauh mana kerja unit-unit dalam

organisasi harus diadakan rapat kordinasi. Sehingga dalam rapat tersebut

mengahasilkan program yang baru demi kemajuan bersa.

Sarana dan prasarana yang dimiliki pondok pesantren al-Hikmah

adalah: Masjid, rumah kyai, Asrama santri, Gedung belajar, Perkantoran,

Ruang tamu, perpustakaan, tempat mandi-WC, dapur, dan sebagainya.

Selain itu semua di al-Hikmah juga diupayakan pembaharuan media

pendidikan seperti komputer dan LCD.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran pesantren di pondok

pesantren al-Hikmah belum mengadopsi metode yang modern akan tetapi

masih menggunakan metode yang lama.

Untuk meningkatkan bakat dan minat santrinya membuat program

yang terbagi menjadi dua, yaitu ko kurikuler dan ekstra kurikuler

B. Saran-saran

Saran yang dapat penulis sampaikan kepada segenap civitas (santri,

ustadz atau ustadzah dan kiai) pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan

Semarang adalah:

1. Pondok pesantren

Pada pihak pondok pesantren, hendaknya lebih berbenah lagi

mengenai pengembangan bidang ketrampilan dan pelatihan untuk

menyalurkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki santri, seperti

pelatihan komputer, ketrampilan menjahit atau mungkin pelatihan

jurnalistik dan sejenisnya. Serta perlu lebih membuka diri lagi terhadap

masuknya pengetahuan non agama dalam kurikulumnya, dan juga

Page 97: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

pengembangan dalam bidang menejerial sistem pendidikan dan

pengajarannya, agar dapat lebih baik dan tangguh serta siap bersaing

dengan lembaga-lembaga pendidikan lain. Dalam era globalisasi ini

sebaiknya pondok pesantren al-Hikmah lebih mengoptimalkan lagi dalam

proses pembelajaran dengan menggunakan metode-metode yang ada dan

mengadopsi metode-metode modern, agar tujuan dalam proses belajar

mengajar dapat tercapai dengan baik.

2. Ustadz

Alangkah baiknya apabila ustadz-ustadz memberikan motivasi

kepada para santri, sehingga dapat menambah giatnya santri dalam

mengikuti metode-metode pembelajaran yang diterapkan.

3. Bagi Santri

Hendaknya para santri lebih bersungguh-sungguh dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran yang disampaikan oleh para ustadz.

4. Untuk pembaca

Perkembangan zaman yang semakin maju terkadang membawa

efek negatif terhadap kepribadian generasi muda, khususnya generasi

muslim. Sehingga pendidikan pesantren merupakan suatu keniscayaan

yang harus senantiasa diusahakan sebagai suatu solusi dan benteng untuk

menghadapi efek negatif tersebut.

5. Untuk IAIN

Sebagai institusi pendidikan Islam hendaknya dapat menjadi kaca

percontohan dalam mewujudkan generasi yang tidak hanya memiliki ilmu

pengetahuan, akan tetapi berkepribadian yang karimah yaitu sebagai nilai

plus dari IAIN.

C. Penutup

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Karena berkat rahmat, hidayah dan

taufik-Nya penulis memiliki kemampuan melaksanakan penulisan skripsi ini.

Page 98: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam melaksanakan penyusunan skripsi ini, mulai dari

proses awal sampai akhir. Semoga bantuan yang telah diberikan mendapat

balasan yang dapat membahagiakannya dan menjadi amal yang sholeh di sisi

Allah SWT.

Walupun penulis sudah berusaha dengan maksimal, namun penulis

menyadari bahwa kekurangan dan kesalahan telah menjadi suatu keniscayaaan

atas diri manusia. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya hanya Allah yang menjadi tumpuan untuk memohon

pertolongan, semoga memberikan kemanfaatan atas skripsi ini, bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya. Amiiin.

Page 99: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta: Bumi Aksara,

1995.

, Kapita Selekta Pendidikan (Umum dan Agama), Semarang: Toha Putra,

1991.

Bawani, Imam, Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam, Surabaya: Al-Ikhlas,

1993, Cet. I.

Bruinessen, Martin Van, Kitab kuning,Pesantren, dan tarekat: Tradisi-tradisi

Islam di Indonesia, Bandung : Mizan Anggta IKAPI, 1995.

Daradjat, Zakiah dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, cet 3.

Daulay, Haidar Putra, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di

Indonesia, Jakarta: Kencana, 2004.

DEPAG RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, Semarang: CV. Toha Putra, 1989.

Departemen Pendidikan Nasioanal. 2003, Undang-Undang Republik Indonesia

Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar

Grafika, 2003.

Dewan Redaksi, Ensiklopedia Islam, Jakarta: Ichtiar baru Van Hove, 1993.

Dhofir, Zamahkhsari, Tradisi Pesantren, Studi tentang pandangan hidup kyai,

Jakarta: LP3ES, 1985.

Efendy, Bakhtiar, ”Nilai-nilai Kaum Santri” dalam Dawan Raharjo (ed),

Pergulatan Dunia pesantren Membangun dari Bawah, Jakarata: LP3M,

1986.

Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1999.

Henry, Nelson B., Philosophies of Education, Belanda: the University of Chicago,

1962.

Idris, Zahara, Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT. Grasindo, 1992.

Luluk Dwi Ratnandari, “Pembaharuan pesantren” (studi kasus di pondok

pesantren Nurul Hidayah purworejo)

Madjid, Nurkholis, Bilik-bilik Pesantren Sebuah Praktek Perjalanan, Jakarta:

Paramadina, 1997.

Page 100: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Mahfudh, Sahal, Nuansa Feqih Sosial, Yogyakarta: LkiS, 1994.

Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1985.

Mastuhu, Dinamika sistem pendidikan pesantren, suatu kajian tentang unsur dan

nilai sistem pendidikan pesantren, Jakarta: INIS, 1994.

Memahami makna dan arti pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Departemen Diknas, Jakarta: Balai Pustaka, 1994, cet. ke-3.

Mochtar, Affandi, ”Tradisi Kitab Kuning: Sebuah Observasi Umum”, dalam

Marzuki Wahit, et.al. (penyunting), Pesantren Masa Depan Wacana

Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren, Bandung: Pustaka Hidayah,

1999.

Nasution, Harun, Pembaharuan dalam Islam; Sejarah pemikiran dan gerakan,

Jakarta: Bulan Bintang, 1996.

Nasution, S., Kurikulum dan pengajaran, Jakarta: Bina Aksara, 1989.

Nata, Abuddin, Tafsir ayat-ayat Pendidikan, Jakarta: Raja Gravindo Persada,

2002.

Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, teoritis dan

praktis, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, cet.1.

Nur Hadi (NIM : 1199078) Yang berjudul: ”Modernisasi pondok pesantren asy-

Syarifah Brumbung Mranggen Demak dalam penerapan zikir dan

relaksasi”

Qardhawi, Yusuf, Al-Qur’an berbicara tentang akal dan ilmu pengetahuan,

Jakarta: Gema Insani, 1998, cet.I.

Shihab, M.Quraish Tafsir al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, 2003, cet. I.

Singarimbun, Masri, Sofyan Efendi, (Penyunting), Metode Penelitian Survei,

Jakarta: LP3ES, 1989.

Siradj, Said Aqiel, et. al., Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan dan

Transformasi Pesantren, Bandung: Pustaka Hidayah, 1999, Cet. I.

SM. Ismail, (eds), Dinamika Pesantren dan Madarasah, Yogyakrata: Pustaka

Pelajar, 2002, Cet I.

Page 101: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

Soekanto, Soeryono, Sosiologi suatu pengantar, Jakarta: CV Rajawali, 1982.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2008.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2010.

Usman, Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat

Press, 2002.

Wahid, Abdurrahman Menggerakkan Tradisi Esai-esai Pesantren, Yogyakarta:

Lkis, 2001.

Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren Pendidikan Alternatif Masa depan,

Jakarta: Gema Insani Press, 1997.

Zuhairini, dkk. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992.

http://www.canboyz.co.cc/2010/02/perbandingan-pendidikan-tradisional.html

diakses pada 25 April 2011

http://agsasman3yk.wordpress.com/2009/08/04/perubahan-sosial-modernisasi-

dan-pembangunan/ diakses pada 12 Mei 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren diakses pada12 Mei 2011

Page 102: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

PEDOMAN WAWANCARA

SKRIPSI “MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTREN (STUDI

KASUS PADA PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH PEDURUNGAN

SEMARANG)

A. Sejarah

1. Sejak kapan pondok pesantren al-Hikmah pedurungan Semarang dirintis

dan berdiri? Bagaimana sejarahnya dan siapa pendirinya?

2. Apa dasar dan tujuan mendirikan pondok pesantren?

3. Bagaimana perkembangan pondok pesantren al-Hikmah pedurungan

Semarang dari mulai berdiri sampai sekarang?

4. Dalam pembangunan dari mana saja sumber dananya? Apakah dari bantuan

atau dari pribadi kyai?

B. Letak geografis

1. Di mana letak keberadaan pondok pesantren al-Hikmah pedurungan

Semarang? desa, RT dan RW berapa, dan terletak di jalan apa?

2. Apakah jauh dari jangkauan transportasi?

3. Dengan kondisi dan keberadaan pondok pesantren al-Hikmah pedurungan

Semarang apakah kondusif untuk kegiatan belajar mengajar?

C. Kondisi santri

1. Berapa jumlah santri pada saat ini? Baik putra maupun putri.

2. Dari semua santri, apakah ada yang laju atau semua menetap di pondok

pesantren al-Hikmah pedurungan Semarang?

3. Bagaimana prosedur menjadi santri tetap di pondok pesantren al-Hikmah

apakah ada syarat-syarat yang harus dipenuhi?

4. Kalaupun ada, apa saja?

5. Apakah ada aturan atau larangan dan sangsi yang mengikat di pondok

pesantren al-Hikmah pedurungan Semarang? Kalau ada apa saja??

6. Apakah aktifitas santri hanya sebagai santri di pondok pesantren al-

Hikmah?

7. Apakah ada yang sambil bekerja? Kalau ada berapa jumlahnya? Di mana

saja mereka bekerja?

Page 103: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

8. Dan apakah ada yang sambil belajar di lembaga pendidikan lain? Kalau ada

berapa jumlahnya dan di mana saja ?

9. Apakah semua santri dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan

bekerja sendiri atau dapat kiriman dari orang tua?

D. Keadaan pembelajaran

1. Dalam kegiatan belajar mengajar, ada berapa jumlah pengajarnya (ustadz)?

Dan mereka lulusan pendidikannya dari mana saja?

2. Apakah sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing?

3. Apakah mereka semua menetap di pondok pesantren al-Hikmah Pedurungan

Semarang? Atau dilaju?

E. Kurikulum pesantren

1. Dalam pelaksanaan dan keberlangsungan pendidikan di pondok pesantren

Al-Hikmah pedurungan Semarang, apa saja kurikulum yang diterapkan?

2. Dalam upaya peningkatan mutu dan kualitas output santri, apakah ada

pengembangan kurikulum di pondok pesantren al-Hikmah pedurungan

Semarang?

3. Berapa tahun jenjang belajar di pondok pesantren al-Hikmah pedurungan

Semarang?

4. Adakah kegiatan ekstra pesantren bagi para santri? Apa saja?

5. Dalam pelaksanaan belajar mengajar metode apa yang diterapkan? Dan

diantara metode itu, mana yang sering digunakan?

F. Struktur organisasi

1. Bagaimana pesantren mengurusi para santrinya? Apakah ada

kepengurusannya?

2. Bagaimana keadaan kepengurusannya? apakah berfungsi sesuai dengan job

masing-masing?

3. Apakah ada kendala-kendala dalam kepengurusan? Bagaimana solusinya?

4. Dalam kepengurusan bagaimana pembentukannya? Apakah ada pemilihan

atau ditunjuk langsung oleh kyai?

Page 104: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

G. Sarana prasarana

1. Dalam keberlangsungan pendidikan di pondok pesantren al-Hikmah sarana

dan prasarana apa yang tersedia?

2. Dari mana pengadaannya? Apakah dari bantuan atau pengadaan sendiri?

3. Apakah sarana yang ada sekarang sudah representatif sebagai

pengembangan pelaksanaan pendidikan pesantren?

4. Kalau belum, usaha apa saja yang dilakukan?

5. Apakah ada perpustakaan ? kalau ada dari mana pengadaan buku-bukunya?

H. Modernisasi sistem pembelajaran

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi modernisasi pesantren?

2. Bagaimana prosesnya?

3. Apa arti penting modernisasi pesantren?

4. Tujuan dari modernisasi tersebut?

Page 105: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

SKRIPSI “MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTREN (STUDI

KASUS PADA PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH PEDURUNGAN

SEMARANG)

A. Sejarah

1. Pondok Pesantren Al-Hikmah Pedurungan lor Semarang didirikan karena

keinginan masyarakat sekitar untuk dapat mengaji ilmu agama dan

mengaji Al-Qur‟an pada tahun 1986, Semula yang mengaji adalah para

santri di Madrasah Aliyah Futuhiyyah 1 Mranggen Demak dipagi harinya,

kemudian pada sore harinya mereka ingin mendalami lebih jauh tentang

ilmu Bahasa Arab yaitu pelajaran Nahwu dan Sharaf serta kitab-kitab

kuning lainnya. Tidak lama kemudian banyak para remaja yang

berdatangan dengan tujuan untuk dapat mengaji Al-Qur‟an serta

menghafalkannya kepada Ibu Nyai. Pondok pesantren al-Hikmah yang

pada waktu itu di lingkungan kelurahan Pedurungan lor pertama kali

mengkhususkan dirinya sebagai pondok tahfidzul Qur‟an.

2. Tujuan didirikan pondok pesantren adalah Untuk dijadikan sebagai tempat

dan pusat menyebarkan dan mensyiarkan Agama Islam (Islamic Center),

Untuk dijadikan sebagai pusat pengkajian Agama Islam. Terlebih

pengkajian kitab-kitab klasik Islam yang merupakan sumber rujukan

keilmuan Agama Islam, dan Sebagai benteng pertahanan moral dari

pengaruh negatif perkembangan zaman

3. Perkembangan pondok pesantren al-hikmah adalah semakin banyaknya

santri yang datang mengaji dan tinggal di kediaman beliau, maka pada

tahun 1988, beliau mendirikan sebuah bangunan untuk asrama putri.

Sedangkan kegiatan-kegiatan pengajian masih dilakukan di rumah beliau.

Dengan berdirinya pondok pesantren al-Hikmah jumlah santri semakin

bertambah dan meningkat, baik dari dalam maupun luar daerah, maka

pada tahun 1990, asrama putri ditambah lokal baru berlantai dua dan satu

aula untuk kegiatan mengaji. Dan pada tahun 1992, pondok pesantren al-

Hikmah tidak hanya mengasuh santri putri saja, tapi juga sudah mulai

Page 106: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

mengasuh santri putra yang mulai tinggal menetap di asrama. Dan

akhirnya santri pondok pesantren al-Hikmah berkembang tidak hanya pada

masyarakat sekitar saja yang menjadi santri di Pondok Pesantren ini. Pada

saat ini banyak para santri yang berdatangan dari luar kota seperti Demak,

Grobogan, Kendal dan Tegal.

4. Sumber dana dalam pembangunan diperoleh dari biaya pribadi yang

dimiliki kyai yaitu KH. Drs. M. Qodirun Nur dan ada bantuan dari

masyarakat sekitar.

B. Letak Geografis

1. Pondok pesantren al-Hikmah terletak kurang lebih 100 m dari jalan raya

Pedurungan–Penggaron, yang tepatnya di jalan Pesantren No. 03

Pedurungan Lor Semarang (024) 6716657. pesantren ini berdiri di atas

lahan milik pondok yang terletak di daerah yang bersebelahan dengan

beberapa daerah, yaitu: desa Banget Ayu, Gayam sari, Pedurungan kidul,

Penggaron.

2. Karena jarak dari jalan raya hanya kurang lebih 100 m, maka mengenai

jangkauan transportasi sangat dekat dan mudah.

3. Dengan kondisi dan keberadaan pondok pesantren kegiatan belajar dan

mengajar pesantren belum bisa dikatakan kondusif, karena masih

terdengan bising suara kendaraan di jalan raya.

C. Kondisi Santri

1. Jumlah santri 350 santri, yang terdiri dari 135 santri putra dan 215 santri

putri.

2. Keadaan santri yang ada tidak semua menetap di pesantren, akan tetapi

masih ada yang lajo dari rumah.

3. Karena dasar tujuan didirikan pesantren adalah Untuk dijadikan sebagai

tempat dan pusat menyebarkan dan mensyiarkan Agama Islam (Islamic

Center), Untuk dijadikan sebagai pusat pengkajian Agama Islam. Terlebih

pengkajian kitab-kitab klasik Islam yang merupakan sumber rujukan

keilmuan Agama Islam, dan Sebagai benteng pertahanan moral dari

pengaruh negatif perkembangan zaman, maka untuk menjadi santri di

Page 107: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

pondok pesantren al-Hikmah tidak ada syarat-syarat khusus, sehingga

untuk menjadi santri pesantren tidak sulit.

4. Dalam Pondok pesantren al-Hikmah peraturan-peraturan yang harus

ditaati, selain aturan-aturan yang ada juga ada sanksi-sanksi apabila ada

yang melanggar peraturan tersebut.

5. Aktifitas santri selain sebagai santri pondok pesantren, mereka juga

sebagai siswa sekolah. Ada yang dari MAN 1 Semarang, SMP dan STM

Pandanaran dan lain sebagainya.

6. Kebanyakan dari santri yang menetap di pesantren dalam memenuhi

kebutuhannya yaitu dengan mengandalkan kiriman dari orang tua, kecuali

santri yang sudah kerja.

7. Jumlah pengurus yang ada adalah 20 santri, dan 11 ustadz dan pengasuh

adalah KH. Drs. M. Qodirun Nur dan HJ. Nur Mardliyah, AH.

D. Keadaan Pembelajaran

1. Dalam kegiatan belajar mengajar, selain kyainya sendiri yang mengajar

juga ada beberapa guru yang membantu mengajar. jumlah pengajarnya

sebanyak 11 orang. Sedangkan latar belakang pendidikannya cukup

bervariasi, ada yang berpendidikan tinggi, ada yang sekolah menengah dan

ada pula yang hanya lulusan pesantren saja.

2. Karena kebanyakan dari ustadz yang ada adalah lulusan pondok pesantren,

jadi mengenai kesesuaian ilmu yang diajar itu sudah sesuai.

3. Para ustadz (guru), sebagaian ada yang bertempat tinggal di asrama

pesantren, karena selain sebagai ustadz, juga masih “nyantri” di pesantren

tersebut, sedangkan sebagian lagi tinggal di luar pondok pesantren karena

sudah berkeluarga dan sebagian juga telah menjadi tokoh masyarakat di

sekitarnya.

E. Kurikulum Pesantren

1. Kurikulum yang digunakan dalam pondok pesantren al-Hikmah adalah

sistem madrasah dalam pendidikan. Namun masih hanya sebatas kitab-

kitab kuning yang dijadikan sebagai acuan dalam proses belajar mengajar

sedangkan sumber pembelajaran dari ilmu umum hanya sedikit.

Page 108: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

2. Pengembangan kurikulum yang dilakukan adalah dengan memasukkan

ilmu non agama yakni ilmu umum, akan tetapi masih sedikit yang

dimasukkan dalam kurikulum yakni matematika dan bahasa Inggris.

3. Jenjang pendidikan di pesantren tidak ditentukan oleh pesantren.

4. Ekstra pesantren yang ada di pesantren adalah ko kurikuler dan ekstra

kurikuler. Program ko kurikuler di al-Hikmah dibuat dalam dua bentuk,

yaitu kegiatan ceramah ilmiah dan kegiatan pelatihan KBM (kegiatan

belajar mengajar). Sedangkan program Ekstra Kurikuler meliputi aspek

ilmiyah, keseian dan olah raga. Dalam aspek ilmiyah meliputi: Pengajian

Tahfidz Quran, pengajian kitab, dan mudzkarah. Dalam aspek kesenian

meliputi: latihan Rebana. Dan dalam aspek olah raga meliputi: latihan

sepak bola, bola volli, tenis meja, dan basket.

5. Metode pembelajaran yang digunakan selain bandongan dan sorogan yang

digunakan dalam pengajaran kitab masih ada beberapa metode lagi yang

digunakan dalam pengajaran di madrasah yakni: metode Qiro‟ati pada

TPQ serta beberapa metode pembelajaran yang lain, seperti Metode

Dialog (tanya jawab), Metode Lalaran, Metode Hafalan (tahfidz), Metode

Diskusi (Bahtsul Masail), Metode Tutorial, Metode Nadham dan

sebagainya.

F. Struktur Organisasi

1. Setiap pesantren memiliki struktur organisasi sendiri-sendiri yang berbeda

satu dengan yang lainnya, sesuai dengan kebutuhan masing-masing

pesantren.

2. Struktur organisasi yang dimiliki al-Hikmah dalam pembagian tugas

disesuaikan dengan job masing-masing.

3. Kendala yang dialami dan solusi mengenai tugas antar unit organisasi

yaitu Pembagian kerja antar unit diubah dari yang bersifat co-acting (kerja

sendiri-sendiri) menjadi inter-acting (tergantung dengan yang lain)

4. Dalam pembentukan kepengurusan pondok pesantren ada pemilihan yang

langsung dilakukan para santri yang disetujui oleh kyai. Akan tetapi itu

Page 109: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

hanya dalam pemilihan ketua, mengenai bagian-bagian yang membantu

kepengurusan ketua sendiri yang menunjuk.

G. Sarana Dan Prasarana

1. Sarana dan prasarana yang dimiliki pondok pesantren adalah 5 gedung

utama, yaitu Masjid, gedung kantor pondok pesantren, gedung asrama

putra, gedung aula dan gedung madrasah serta asrama pondok putri.

Gedung kantor terdiri atas ruang kantor dan dua kamar asrama putra,

gedung koperasi, dan di samping dan belakangnya dilengkapi dengan

dapur umum. Disamping bangunan yang ada, untuk menunjang proses

belajar mengajar santri di Pondok pesantren Al-Hikmah Pedurungan

Semarang diperlukan sarana dan prasarana yang memadai sebagai pra

syarat infra struktur dalam pencapaian tujuan yang dicita-citakan. Alat

tersebut seperti bangku, papan tulis, alat tulis-menulis, alat pengeras suara,

komputer, LCD dan lain-lain. Akan tetapi masih terbatas.

2. Pengadaan tersebut dari biaya pribadi kyai dan bantuan dari masyarakt

sekitar.

3. Dari semua sarana dan prasaran yang dimiliki sekarang dirasa belum bisa

dikatakan representatif, untuk itu dalam pengadaannya dilakukan secara

bertahap.

4. Mengenai perpustakaan, al-Hikmah sudah mempunyai perpustakaan akan

tetapi ruangan kurang luas. Untuk pengadaan bukunya adalah dari buku-

buku para senior dan bantuan dari luar.

H. Modernisasi Sistem Pembelajaran

1. Faktor yang mempengaruhi modernisasi sistem pesantren adalah faktor-

faktor internal dan eksternal internal yaitu Perubahan aspek demografi,

Konflik antar-kelompok dalam masyarakat, Terjadinya gerakan social,

Penemuan-penemuan baru, dan Pengaruh kebudayaan masyarakat

lain, Perang dengan negara atau masyarakat lain, dan Perubahan

lingkungan alam.

2. Prosesnya adalah proses memodernisasi sistem pembelajaran pesantren di

pondok pesantren al-Hikmah yaitu dengan merefisi kembali sistem yang

Page 110: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

ada. Sistem tersebut antara lain yaitu: cara berpikir yang ilmiah,

administrasi, kurikulum, struktur organisasi, sarana prasarana, metode

pembelajaran dan ekstra kurikuler.

3. Arti penting modernisasi pesantren berusaha untuk menyempurnakan

sistem pendidikan Islam yang ada di pesantren al-Hikmah

4. Tujuan agar para santrinya bisa secara cepat beradaptasi dalam setiap

bentuk perubahan peradaban dan bisa diterima dengan baik oleh

masyarakat, karena mereka memiliki kemampuan yang siap pakai.

Page 111: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN
Page 112: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN
Page 113: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN
Page 114: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN
Page 115: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN
Page 116: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN
Page 117: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN
Page 118: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN
Page 119: MODERNISASI SISTEM PEMBELAJARAN PESANTRENlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/103/jtptiain-gdl... · Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Temen-temen PPL SMAN

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Khoiron Nuri

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Semarang, 08 Mei 1988

3. NIM : 063111030

4. Alamat Rumah : Rowosari krajan 04/02 Tembalang SMG

HP : 085742468133

E-mail : [email protected]

[email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal :

a. TK Husnul Khotimah

b. MI Miftahul Ulum Husnul Khotimah

c. MTs. Husnul Khotimah

d. MAN I Semarang

2. Pendidikan Non-Formal :

a.

b.

c.

d.

Semarang, Juni 2011

Khoiron Nuri

063111030