MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3....

207
MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA MASYARAKAT PETANI DI DESA SOKI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA NUSA TENGGARA BARAT TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Oleh: Rostati 0301517020 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Transcript of MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3....

Page 1: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

ii

MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA

MASYARAKAT PETANI DI DESA SOKI KECAMATAN

BELO KABUPATEN BIMA NUSA TENGGARA BARAT

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Untuk Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan

Oleh:

Rostati

0301517020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

SOSIAL

PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

iii

Page 3: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

iv

Page 4: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Modernisasi dalam involusi pertanian dapat meningkatkan pendapatan dan

mempererat rasa solidaritas masyarakat petani

Persembahan

Karya ini saya peruntukkan untuk

Almamater tercinta Universitas Negeri

Semarang

Page 5: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

vi

ABSTRACT

Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada masyarakat petani di

Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabuapten Bima, Nusa Tenggara Barat”. Tesis.

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Program Pascasarjana.

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Agustinus Sugeng Priyanto.,

M.Si Pembimbing II Dr. Puji Hardati., M.Si

Kata Kunci: Modernisasi, Involusi, Pertanian

Masyarakat petani di Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabaupaten Bima,

Nusa Tenggara Barat mengalami modernisasi dalam involusi pertanian sehingga

menyebabkan masyarakat petani menyewah lahan dan menjadi buruh tani. Tujuan

penelitian ini, diantaranya; 1) Menganalisis bentuk-bentuk modernisasi pertanian

pada petani di Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, 2) Menganalisis

dampak modernisasi dalam involusi pertanian pada petani di Desa

Soki,Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, 3) Mengalisis upaya pemerintah

menanggulangi modernisasi dalam involusi pertanian pada petani di Desa Soki,

Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, 4) Menganalisis bentuk-bentuk sistem nilai

kekerabatan pada petani di Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima.

Penelitian ini dilakukan di Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima

Nusa Tenggara Barat. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif. Teknik

pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara mendalam dan

dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan

verifikasi data/kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bentuk modernisasi pertanian pada

masyarakat petani di Desa Soki mulai dari pengolahan lahan, penanaman,

pemeliharaan, pemaneman dan pasca panen ternyata masyarakat petani dari

sebagian kegiatan pertanian masih menggunakan tata cara dan alat pertanian yang

tradisiona. Dampak involusi pertanian menyebabakan masyarakat petani di Desa

Soki menjadi buruh tani dan menyewah lahan milik orang lain. Upaya pemerintah

adalah menyiapkan lahan tani baru serta memberikan bantuan sarana dan

prasaranan pertanian. Sistem kekerabatan masyarakat petani di Desa Soki untuk

mempererat tali persaudaraan dan mempercepat pekerjaan adalah gotong-royong

dan kerja bergilir.

Masyarakat petani perlu meningkatkan kerja bersama dengan kelompok

tani untuk membagi pengalaman serta pencapaian tujuan yang sama yakni

meningkatkan hasil padi dan bawang merah. Pemerintah perlu meningkatkan

kegiatan penyuluhan kepada masyarakat petanisupaya dapat meningkatkan

produksi pangan, merangsang pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan

kesejahteraan masyarakat petani. Pemerintah terus menerapkan program

mengendalikan pertumbuhan penduduk dengan mengendalikan angka kelahiran

dapat menjamin terkendalinya pertambahan penduduk sekaligus persediaan lahan

pertanian dengan penggarapnya seimbang.

Page 6: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

vii

ABSTRACT

Rostati, 2019. "Modernization of agriculture involution in farming communities in

Soki Village, Belo District, BimaRegency, West Nusa Tenggara". Thesis. Social

Education Master Program. Semarang State University. Supervisor I Dr.

Agustinus Sugeng Priyanto., M.Si., supervisor II Dr. PujiHardati., M.Si.,

Keywords: Modernization, Involution, Agriculture

The farming community in Soki Village, Belo district, Bima Regency,

West Nusa Tenggara was undergoing a modernization in agricultural involution

that has caused the farming community to lease land and become agricultural

laborers. The purpose of this study was; 1) Analyzing forms of agricultural

modernization in farmers in Soki Village, Belo District, Bima Regency, 2)

Analyzing the impact of modernization in agricultural involution on farmers in

Soki Village, Belo District, Bima Regency, 3) Analyzing government efforts to

overcome modernization in agricultural involution to farmers in Soki Village,

Belo District, Bima Regency, 4) Analyzing the forms of kinship value systems for

farmers in Soki Village, Belo District, Bima Regency.

This research was conducted in Soki Village, Belo District, Bima

Regency, West Nusa Tenggara. The research method used qualitative methods.

Data collection techniques were observation, in-depth interviews and

documentation. Data analysis techniques used data reduction, data presentation

and data verification / conclusions.

The results showed that the form of agricultural modernization in the

farming community in Soki Village, starting from land management, planting,

maintenance, harvesting and post-harvesting, turned out that the farming

community.Some agricultural activities still used traditional agricultural

procedures and tools. The impact of agricultural involution caused the farming

community in Soki Village to become farm laborers and lease land owned by

others. The government's effort was to prepare new agricultural land and provided

agricultural facilities and infrastructures. The kinship system of the farming

community in Soki Village to strengthen kinship and speed up work was mutual

cooperation and rotating work.

Farming communities need to increase teamwork with the farmer groups

to share experiences and achieve the same goal of increasing yields of rice and

shallots. The government needs to increase extension activities for the farming

community so that it can increase food production, stimulate economic growth

and improve the welfare of the farming community. The government continues to

implement programs and to control population growth by controlling birth rates in

order to ensure a controlled population growth as well as a supply of agricultural

land with its cultivator balance.

Page 7: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

viii

PRAKATA

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat-Nya. Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul “Modernisasi Dalam Involusi Pertanian Pada Masyarakat Petani di Desa

Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat”. Tesis ini disusun

sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada Program

Studi Pendidikan IPS Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.

Karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-

tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini.

Ucapan terimakasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing:

Dr. Agustinus Sugeng Priyanto, M.Si., pembimbing pertama dan Dr. Puji Hardati

M.Si., pembimbing kedua, yang telah membimbing dan mengarahkan selama

penyusunan tesis.

Ucapan terimakasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang

telah membantu selama proses penyelesaian studi, diantaranya adalah sebagai

berikut.

1. Prof. Dr. Achmad Selamet, M.Si., Direktur Program Pascasarjana Universitas

Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan serta arahan selama

pendidikan, penelitian, dan penulisan tesis ini.

2. Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan

IPS dan Prof. Suyahmo M.Si., Sekretaris Program Studi Pendidikan IPS, yang

Page 8: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

ix

telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama

menempuh pendidikan.

3. Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana Unnes, yang telah banyak memberikan

bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama menempuh pendidikan.

4. Pegawai/tata usaha Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang,

atas segala perhatian dalam layanan administrasi.

5. Kepala Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat

yang telah memberikan izin beserta staf Desa dan Masyarakat petani Desa Soki

yang telah memberikan informasi dan bantuan kepada peneliti selama

melakukan penelitian.

6. Ayahanda Ismail dan Ibunda Saodah yang selama ini memberikan dukungan

dan doa yang tiada henti-hentinya mengalir demi kelancaran dan kesuksesan

peneliti.

7. Semua pihak yang membantu peneliti dalam menyusun tesis ini.

Peneliti sadar bahwa dalam tesis ini masih terdapat kekurangan, baik isi

maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari

semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan

memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, Agustus 2019

ROSTATI

Page 9: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Populasi, Produksi dan produksivitas pertanian di Negara berkembang

dan Negara maju.......................................................................................... 2

Tabel 2.1 Skema AGI ................................................................................................... 4

Tabel 2.2 Skema penerapan AGIL dalam sistem sosial ............................................... 43

Tabel 4.1 Kondisi penduduk berdasarkan stratifikasi pendidikan di Desa Soki ......... 6

Tabel 4.2 Prasaran sosial dan ibadah di Desa Soki ...................................................... 65

Tabel 4.3 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Soki ......................... 66

Tabel 4.4 Data curah hujan 6 tahun terakhir Desa Soki, Kecamatan Belo ................. 67

Tabel 4.5 Luas lahan menurut ekosistem Desa Soki.................................................... 69

Tabel 4.6 Luas lahan menurut penggunaannya ............................................................ 69

Tabel 4.7 Keadaan kelompok tani lahan sawah, lahan kering dan ternak Desa Soki .. 71

Tabel 4.8 Luas tanam, luas panen, produksi, tanaman pangan dan holikurtural Desa

Soki Tahun 2018 ......................................................................................... 72

Tabel 5.1 Data bentuk-bentuk modernisasi pertanian .................................................. 73

Tabel 5.2 Bentuk-bentuk modernisasi pertanian .......................................................... 113

Tabel 6.1 Jumlah masyarakat petani dan laus lahan di Desa Soki ............................... 116

Tabel 6.2 Dampak dari Involusi Pertanian ................................................................... 125

Tabel 7.1 penanggulangan involusi pertanian pada petani .......................................... 126

Tabel 7.2 Bantuan pupuk dan pestisida pada masyarakat petani ................................. 130

Tabel 7.3 Upaya pemerintah terhadap modernisasi dalam involusi pertanian ............. 138

Tabel 8.1 Tahap-tahap mengerjakan tanaman padi dan bawang merah ...................... 139

Tabel 8.1 Bentuk sistem nilai kekerabatan masyarakat petani ................................... 152

Page 10: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ........................................................................................... 46

Gambar 3.1 Model analisis Data ................................................................................... 56

Gambar 4.1 Uma haju(rumah terbuat dari kayu) ......................................................... 62

Gambar 4.2 Lahan sawah irigasi dan teladan hujan ...................................................... 76

Gambar 5.1 Bapak J sedang membajak sawah menggunakan mesin traktor dilahan

miliknya sebagai bentuk modernisasi ....................................................... 76

Gambar 5.2 Bapak Y sedang membuat batas-batas (laru bawa) pada lahan bawang

merah miliknya menggunakan alat dan cara yang tradisional .................. 77

Gambar 5.3 Sekelompok masyarakat petani sedang menanampadi (mura fare)

melakukan dengan cara modern/maju ....................................................... 81

Gambar 5.4 Sekelompok masyarakat petani sedang menanam bawang merah

melakukan dengan cara yang tradisional/lama ......................................... 83

Gambar 5.5 Menyedot air dalam sumur bor (oi bor) menggunakan alat yang

modern/maju ............................................................................................. 88

Gambar 5.6 Petani sedang menyiram tanaman bawang merah menggunakan

timbang (boru) ......................................................................................... 91

Gambar 5.7 Pilihan pestisida untuk menyemprot bawang merah setelah ada

kemajuan pada bidang pertanian ............................................................... 92

Gambar 5.8 Bapak Y sedang menyamprot tanaman bawang merah

menggunakan mesin semprot sebagai bentuk perubahan yang lebih

maju/modern ............................................................................................. 93

Gambar 5.9 Sabit untuk alat pemotong padi (rombe) yang manual yang masih

digunakan masyarakat petani di Desa Soki sampai sekarang ................... 97

Gambar 5.10 Sekelompok masyakat petani sedang memotong padi

menggunakan sabit (Rombe fare). Melakukan secara tradisional ............. 97

Gambar 5.11 KeluargaIbu S sedang panen padi menggunakan mesin

perontok(ronto fere) melakukan secara modern/maju .............................. 99

Gambar 5.12 Bapak N dan keluarga sedang mencabut bawang merah (ngari

bawa) melakukan dengan cara yang lama/tradisional .............................. 101

Gambar 5.13 Para Suami/Laki-laki sedang mengumpulkan bawang merah untuk

di jemur dengan melakukan cara yang lama ............................................. 101

Gambar 5.14 Keluarga Bapak Ismail sedang mengikat bawang merah dengan

menggunakan cara yang tradisional .......................................................... 102

Gambar 5.15 Hasil panen padi di simpan di kolom bawah rumah masyarakat

petani di Desa Soki masih menggunakan cara yang lama/tradisional ...... 104

Gambar 5.16 Bapak Ismail sedang menjual hasil panen bawang merah miliknya

melakukan dengan cara lama/tradisional .................................................. 106

Gambar 5.17 Bapak juwaedin sedang menggantung bawang merah miliknya untuk

di tanam kembali pada tahap penanaman berikutnya menandakan

sudah ada perubahan setelah adanya teknologi pertanian ......................... 107

Gambar 6.1 Pekerjaan buruh tani (karawi pina) akibat dampak dari involusi ............. 117

Gambar 7.1 Proses menggusur bukit untuk perluasan lahan pertanian bentuk

upaya pemerintah menanggulangi terjadinya involusi pertanian .............. 127

Page 11: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

xii

Gambar 7.2 Peta kondisi lahan persawahan sebelum dan sesudah pembukaan

lahan garapan baru .................................................................................... 128

Gambar 7.3 Persiapan irigasi perairan upaya lain pemerintah menganggulangi

modernisasi dalam involusi pertanian ....................................................... 129

Gambar 7.4 Petani memanfaatkan jalan tani menuju lokasi persawahan

menggunakan sepeda motor sebagai bentuk modernisasi ......................... 129

Gambar 7.5 Dinas pertanian menyerahkan bibit kepada Bapak M sebagai ketua

kelompok tani di Desa Soki sebagai bentuk modernisasi ......................... 131

Gambar 7.6 Pemerintah memberikan pupuk UREA kepada masyarakat petani

sebagai bentuk modernisasi dalam involusi pertanian .............................. 132

Gambar 7.7 Petani menguji coba pestisida yang diberikan oleh pemerintah

sebagai bentuk modernisasi....................................................................... 133

Gambar 8.1 Masyarakat petani melakukan pemotongan bawang merah

melakukan dengan cara yang lama/ tradisional ........................................ 141

Gambar 8.2 Masyarakat petani sedang membuat dam persawahan sebagai

bentuk gotong-royong dengan melakukan cara yang tradisional ............. 142

Gambar 8.3 Petani sedangmembersihkan saluran irigasi............................................. 143

Gambar 8.4 Petani sedang membuat pagar dilokasi persawahan ................................. 144

Gambar 8.5 Masyarakat Desa Soki sedang mendirikan rumah .................................... 145

Gambar 8.6 Ibu-ibu di Desa Soki sedang melakukana acara syukuran disalah

satu rumahwarga ...................................................................................... 146

Gambar 8.7 Ibu-ibu masyarakat sedang mengikat bawang merah menggunakan

cara yang tradisional ................................................................................. 147

Page 12: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

xiii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................i

PERNYATAAN KEASLIAN ...........................................................................ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................iii

ABSTRAK .........................................................................................................iv

PRAKATA .........................................................................................................v

DAFTAR TABEL .............................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Identifikasi Masalah

1.3 Cakupan Masalah

1.4 Rumusan Masalah

1.5 Tujuan Penelitian

1.6 Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA

BERPIKIR

2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................. 14

2.1.1 Modernisasi Pertanian .................................................................................. 14

2.1.2 Involusi Pertanian......................................................................................... 17

2.1.3 Konsep Pertanian ........................................................................................ 21

2.1.3.1 Masyarakat petani ..................................................................................... 23

2.1.3.2 Kepemilikan Lahan ................................................................................... 26

2.1.3.3 Penelitian yang Relavan ............................................................................ 28

2.2 Kerangka Teoretis .......................................................................................... 40

2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................................... 44

Page 13: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

xiv

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian ..................................................................................... 47

3.2 Desain Penelitian ............................................................................................. 48

3.3 Data Dan Sumber Data Penelitian .................................................................. 50

3.3.1 Data Primer .................................................................................................. 51

3.3.2 Data Sekunder .............................................................................................. 52

3.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 53

3.4.1 Observasi ..................................................................................................... 53

3.4.2 Wawancara Mendalam ................................................................................. 54

3.5 Teknik Keabsahan Data .................................................................................. 55

3.7 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 55

3.7.1 Pengumpulan Data ....................................................................................... 56

3.7.2 Reduksi Data ................................................................................................ 57

3.7.3 Penyajian Data ............................................................................................. 58

3.7.4 Verifikasi Data/Kesimpulan ......................................................................... 58

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Desa Soki ........................................................................... 60

4.1.1.1 Sejarah Desa .............................................................................................. 60

4.2 Kondisi Geografis ........................................................................................... 69

4.3 Kondisi Pendidikan ......................................................................................... 69

4.4 Prasarana Sosial dan Ibadah ............................................................................ 65

4.5 Kondisi penduduk ........................................................................................... 66

4.6 Karakteristik Lahan dan Iklim ........................................................................ 67

4.7 Luas Lahan menurut Ekosistem ...................................................................... 68

4.8 Luas Lahan menurut Penggunanya ................................................................. 69

4.9 Pola Usaha Tani .............................................................................................. 70

4.10 Jumlah Penduduk Desa Soki Berdasarkan Jenis Pekerjaan .......................... 70

4.11 Kelembagaan Petani Dan Lembaga Penunjang Lainnya .............................. 70

4.12 Data Produksi ................................................................................................ 72

Page 14: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

xv

BAB V BENTUK-BENTUK MODERNISASI PERTANIAN

5.1 Pengolahan Lahan Padi dan Bawang Merah .................................................. 74

5.2 Penanaman Padi dan Bawang Merah ............................................................. 79

5.2.1 Penanaman Padi ........................................................................................... 80

5.2.2 Penanaman Bawang Merah .......................................................................... 82

5.3 Pemeliharaan Tanaman ................................................................................... 87

5.3.1 Pemeliharaan Tanaman Padi ....................................................................... 87

5.3.2 Pemeliharaan Tanaman Bawang Merah....................................................... 90

5.4 Pemaneman Padi dan Bawang Merah ............................................................. 95

5.4.1 Pemaneman Padi .......................................................................................... 96

5.4.2 Pemaneman Bawang Merah ......................................................................100

5.5 Pasca Panen ...................................................................................................103

5.5.1 Pasca Panen Padi ........................................................................................104

5.5.2 Pasca Panen Bawang Merah ......................................................................106

BAB VI DAMPAK MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN

PADA MASYARAKAT PETANI

6.1 Buruh Tani ....................................................................................................116

6.2 Menyewah Lahan ..........................................................................................118

6.3 Dampak positif .............................................................................................120

6.4 Dampak Negatif ...........................................................................................121

BAB VII UPAYA PEMERINTAH MENANGGULANGI MODERNISASI

PADA PETANI

7.1 Penyiapan Lahan Garapan Baru ....................................................................126

7.2 Program Bantuan Bibit Dan Obat Pestisida ..................................................130

7.3 Pengendalian Angka Kelahiran .....................................................................133

BAB VIII BENTUK NILAI SISTEM KEKERABATAN MASYARAKAT

PETANI

8.1 Gotong Royong .............................................................................................140

8.2 Kerja Bergilir ................................................................................................146

BAB IX PENUTUP

9.1 Simpulan .......................................................................................................153

Page 15: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

xvi

9.2 Saran ..............................................................................................................154

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian sebagai penghasil berbagai komoditas tanaman

peternakan maupun perikanan, sudah sejak awal peradaban manusia di seluruh

dunia menjadi kontributor utama dalam penyediaan pangan. Dengan jumlah

penduduk yang cukup besar dan terus berkembang, baik jumlah maupun

pengetahuannya sektor pertanian diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan

yang cukup besar dan terus berkembang dalam jumlah keragaman dan mutunya.

Dalam sektor pertanian masalah lahan pertanian, alat-alat pertanian, masyarakat

petani, kebutuhan konsumen maupun produsen dan kegiatan perdagangan

semuanya saling mempengaruhi dan peranannya sangat besar. Mengingat

demikian, perhatian dan pemikiran serta upaya dalam pembangunan sektor

pertanian harus bersifat menyeluruh (Muspiroh 2012:1-15).

Sektor pertanian sangat dibutuhkan baik di negara berkembang maupun

negara maju, masih banyak negara maju yang masih menganggap pertanian

mempunyai peranan yang cukup besar dalam pembangunan nasional, contohnya

selandia baru dan australia, namun demikian, pertanian pada negara maju dan

berkembang mempunyai perbedaan. Ciri-ciri pertanian di negara maju sangat

efisien yakni kapasitas produksi yang substansial serta keluaran buruh yang tinggi

memungkinkan kecil dengan jumlah petani dapat menyediakan makan bagi

seluruh penduduk negara. Sedangkan pertanian di negara-negara berkembang

mempunyai produktivitas yang sangat rendah, yakni kapasitas produksi yang

Page 17: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

2

substansial serta keluaran buruh yang rendah dengan jumlah petani yang sangat

banyak tetapi tidak cukup untuk memberikan makan seluruh penduduk negara (R.

Managara 2004:1-4). Kesenjangan antar kedua tipologi pertanian di negara

berkembang dengan di negara maju tersebut dapat digambarkan oleh disparitas

produktivitas tenaga kerja pada Tabel 1.1

Tabel 1.1 Populasi, Produksi dan Produksivitas Pertanian Di Negara Berkembang

dan Negara Maju

Polulasi, Produksi dan Produksivitas Pertanian Di Negara Berkembang dan

Negara Maju Tahun 1960, 1980 dan 2000

Negara

Maju

1960 1980 2000

Negara

Berkembang

Negara

Maju

Negara

Berkembang

Negara

Maju

Negara

Berkembang

Populasi

pertanian

(juta)

115 850 75 1230 50 1480

Total

produksi

pertanian

(USD juta)

78 43 125 77 186 135

Produksi

pertanian

perkapital

(USD juta

680 52 1660 63 3720 91

Sumber: Michael P. Todaro (Ekonomi untuk negara-negara berkembang)

Tabel 1.1 menunjukkan, bahwa kondisi produktivitas tenaga kerja sektor

pertanian di negara-negara berkembang termasuk Indonesia sangat

memprihatinkan. Oleh karena itu peranan sektor pertanian di Indonesia yang

begitu besar dalam penciptaan kesempatan kerja perlu ditinjau dan dikaji secara

sungguh-sungguh dan mendasar guna merumuskan strategi dan kebijakan serta

menyusun langkah-langkah dan kegiatan operasinal pemecahan masalah.

Page 18: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

3

Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang mempunyai kondisi

sektor pertanian yang tidak jauh berbeda. Tahun 2002 penduduk yang bekerja di

sektor pertanian berjumlah 40,63 juta orang atau 44,34 persen dari seluruh

penduduk yang bekerja, dengan produktivitas rata-rata per tahun sebanyak 1,69

juta rupiah. Tahun berikutnya, tahun 2003, sektor ini mempekerjakan sebanyak 42

juta orang atau 46,26 dari penduduk yang bekerja keseluruhan dan

produktivitasnya turun menjadi 1,68 juta rupiah per tahun. Nilai produktivitas

pekerja pertanian di Indonesia menempati urutan terakhir atau yang terendah di

antara 9 sektor.

Indonesia merupakan Negara agraris dimana pertanian memegang peranan

penting pada perekonomian Nasional. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya

penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian serta

produk nasional yang berasal dari pertanian, artinya pertanian memegang peran

penting dari keseluruhan perekonomian nasional (Mubyarto 1989:12 dalam

Isnaini 2017:1-6). Pertanian merupakan salah satu bagian penting dari Indonesia

karena pertanian adalah mata pencaharian pokok dari penduduk Indonesia, karena

Indonesia sangat potensial untuk pertanian sehingga sebagian besar penduduk di

Indonesia merupakan petani.

Petani Indonesia sebagian besar bertempat tinggal di desa. Desa dicirikan

dengan masih rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja dan masih tingginya

tingkat kemiskinan. Lahan pertanian di Indonesia semakin berkurang. Program

pembangunan pertanian dan pembangunan pedesaan terutama dalam bidang

kecukupan dan ketahanan pangan yang telah lama dilaksanakan di Indonesia

Page 19: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

4

sampai sekarang masih memprihatinkan. Kualitas maupun kuantitas pertanian di

Indonesia belum mampu mencukupi kebutuhan pangan untuk negara sendiri

bahkan cenderung bergantung pada impor produk pangan.

Petani-petani di Indonesia memiliki kesamaan dan perbedaan dalam pola

pertanian dan penggunaan lahan. Iklim dan kondisi lahan adalah faktor-faktor

yang menyebabkan petani Indonesia memiliki persamaan dan perbedaan dalam

pengembangan pola usaha tani. Secara umum, petani Indonesia mengenal dan

mengembangkan usaha tani lahan kering (holtikultura). Namun, tidak semua

petani Indonesia mengenal usaha tani lahan basah (monokultur). Menurut

(Haffiner 1999 dalam Murit 2010:125-124) Petani menggunakan lahan

persawahaan berbeda-beda diantaranya penggunaan pada lahan basah dan lahan

kering. petani di jawa dikenal sebagai petani sawah sedangkan bagi kalangan luar

Jawa ternyata juga mengenal usaha tani lahan kering seperti penggunaan lahan

dalam penanam bawang yang dilakukan oleh petani di Nusa Tenggara Barat

namun sudah ada perubahan pada pola-pola pertanian bawang merah

Proyeksi Penduduk berdasarkan data tahun 2010-2020 jumlah penduduk

Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 mencapai 4.773.795 jiwa. Dengan rincian, laki-

laki sebanyak 2.315.234 jiwa dan perempuan sebanyak 2.458.561 jiwa, dengan

rasio jenis kelamin sebesar 94,17. Jumlah penduduk terbesar terdapat di

Kabupaten Lombok Timur dan yang terkecil di Kabupaten Sumbawa Barat.

Jumlah rumah tangga di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah 1.327.948 rumah

tangga dengan rata-rata anggota rumah tangga sebesar 3,68 orang. Dari jumlah

penduduk Nusa Tenggara Barat tersebut sebagian masyarakat bekerja pada sektor

Page 20: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

5

pertanian dengan jumlah petani sebesar 39.01 jiwa dari berbagai Kabupaten dan

Kota di antaran jumlah petani di Kabupaten Lombok Barat sebesar 26.09 jiwa,

Kabupaten Lombok Tengah sebesar 43.14 jiwa, Kabupaten Lombok Timur

sebesar 45.65 jiwa, kabupaten lombok utara sebesar 53.98 jiwa, Kota Mataram

sebesar 3.12 jiwa, Kabupaten Sumbawa Barat sebesar 32.46 jiwa, Sumbawa

sebesar 52.72 jiwa, Dompu sebesar 47.69 jiwa, Kota Bima sebesar 13.37 dan

Kabupaten Bima sebesar 52.93 jiwa. (BPS Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi

Nusa Tenggara Barat Tahun 2016).

Kabupaten Bima merupakan bagian dari Propinsi Nusa Tenggara Barat,

berada di ujung timur Propinsi Nusa Tenggara Barat. Luas wilayah Kabupaten

Bima mencapai 4.374,65 km2, terdiri atas 315,96 Km2 atau 7,22 persen lahan

sawah 138 892 jiwa penduduk yang bekerja di sektor pertanian dengan luas lahan

48.860,13 ha yang terdiri dari 18 Kecamatan salah satu Kecamatan yang ada di

dalamnya Kecamatan Belo dengan jumlah petani sebesar 7.786 jiwa dengan luas

lahan 1583,43152 ha. Kecamatan Belo, Kabupaten Bima terbagi menjadi 9 desa

yang terbagi lagi yaitu 8 Desa lama dan 1 Desa pemekaran. Dari 9 Desa salah satu

Desa yang ada di Kecamatan Belo, Kabupaten Bima adalah Desa Soki yang

mempunyai 457/KK dengan luas wilayah lahan pertanian 148 ha dengan jumlah

penduduk petani 593 jiwa (Badan pelaksanaan penyuluhan pertanian, perikanan

dan kehutanan Kabupaten Bima Tahun 2014).

Pertanian di Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima dengan luas

lahan yang semakin menyempit hal inilah yang menjadi tantangan terbesar saat ini

yang harus dihadapi akan tetapi ada cara yang dapat dilakukan untuk

Page 21: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

6

mengantisipasinya yaitu dengan cara melakukan perubahan dengan pembangunan

sektor pertanian. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan sosial dengan

bantuan keterlibatan masyarakat secara langsung yang dimaksudkan untuk

kemajuan sosial dan material (termasuk bertambah besarnya kebebasan, keadilan

dan kualitas lainnya yang dihargai) untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang

lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka (Rogers 1994:102

dalam Vinia Anasfisia 2015:1-15).

Modernisasi di bidang sektor pertanian merupakan perubahan dari cara-

cara tradisional menjadi cara-cara yang modern. Perubahan-perubahan tersebut

meliputi beberapa hal antara lain dalam pengelolahan tanah, penggunaan bibit

unggul, penggunaan pupuk, penggunaan sarana-sarana produksi pertanian, dan

pengaturan waktu panen. Pengenalan terhadap cara-cara yang baru dilakukan

untuk memperbaiki kelembagaan-kelembagaan yang berkaitan dengan pertanian,

seperti, kelompok Tani, KUD, PPL dan sebagainya. Mahanani (2003:7-8).

Hayami dan Kikuchi dalam Salim, 2002:151 mengungkapkan bahwa

modernisasi pertanian telah membawa perluasan ekonomi pasar dan pertumbuhan

penduduk di atas sumber daya pertanian. Proses ini disertai perubahan dalam

kelembagaan di desa seperti kelompok Tani, KUD, PPL dan sebagainya.

Tjondronegoro dalam Slamet Widodo 2009:57-56 mengungkapkan bahwa

modernisasi kelembagaan di pedesaan seperti kelompok Tani, KUD, PPL dan

sebagainya telah berhasil menyusun klasifikasi sosial antara ketua kelompok tani

dengan kesatuan kecil.

Page 22: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

7

Pertanian merupakan salah satu cara yang digunakan oleh manusia sejak

dulu untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Usaha ini telah lama dilakukan sejak

zaman kehidupan purba yang ditandai dengan perubahan pola hidup dari

berladang dan berpindah menjadi menetap di suatu daerah. Mengingat perannya

yang penting itu, maka dicarilah berbagai cara untuk mempercepat pemenuhan

kebutuhan itu, salah satu caranya adalah melalui modernisasi pertanian. Pada

sebagian besar negara sedang berkembang, teknologi baru di bidang pertanian dan

inovasi-inovasi dalam kegiatan-kegiatan pertanian merupakan prasyarat bagi

upaya-upaya dalam peningkatan output dan produktivitas.

Sairi (2015.19-54) mengungkapkan Ada 3 tahap perkembangan

modernisasi pertanian yakni, (1). Tahap pertanian tradisonal yang

produktivitasnya rendah. (2). Tahap penganekaragaman produk pertanian sudah

mulai terjadi dimana produk pertanian sudah ada yang dijual ke sektor komersial,

tetapi pemakaian modal dan teknologi masih rendah. (3). Tahap yang

menggambarkan pertanian modern yang produktivitasnya sangat tinggi.

Modernisasi pertanian dari tahap tradisional (subsisten) menuju pertanian modern

membutuhkan banyak upaya lain selain pengaturan kembali struktur ekonomi

pertanian atau penerapan teknologi pertanian yang baru.

Konsep pertanian modern bukan hanya usaha untuk pemenuhan kebutuhan

pangan. Tetapi sekarang konsep pertanian modern lebih ke arah

mengoptimalisasikan usaha tani untuk menghasilkan bahan pangan yang

bermutu. Konsep optimalisasi usaha tani ini dijabarkan oleh sebuah sistem

terpadu yang mampu melingkupi semua sektor, termasuk industri, dan

Page 23: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

8

mengaitkannya menjadi sebuah rantai perekonomian Indonesia. Sistem ini

merupakan penerapan dari konsep pertanian modern, yaitu agribisnis. Sistem

agribisnis merupakan konsep yang lebih konkrit dan komprehensif untuk

pengembangan sektor pertanian ke arah yang lebih baik. Dengan adanya sistem

ini, pengembangan komoditas-komoditas pertanian Indonesia pun menjadi lebih

fokus karena setiap komoditas memiliki subsistem agribisnis yang berbeda-beda.

Beberapa masalah modernisasi pertanian, khususnya Indonesia seperti (1)

Peningkatan jumlah pengangguran (2) Merosotnya nilai-nilai tradisional dan

bentuk ikatan lainnya (3) norma-norma saling membutuhkan dan ketergantungan

yang hidup dipedesaan mulai menghilang dan terjadinya polarisasi sosial.

Perubahan pada sektor pertanian juga disebabkan oleh dinamika internal

masyarakat itu sendiri, seperti bertambahnya jumlah penduduk. Dengan

bertambahnya jumlah penduduk yang diiringi dengan semakin berkurangnya

lahan pertanian, tantangan yang harus dihadapi oleh masyarakat adalah bagaimana

bisa mendapatkan hasil yang lebih dari lahan yang terbatas. Hal tersebut sama

dengan penelitian Geertz (1974:22-23) tentang perubahan dipulau jawa

menunjukkan bahwa dalam proses itu yang terjadi hanya terutama dalam kenaikan

di dalam produktivitas tanah dan tidak di dalam kenaikan produktivitas tenaga

kerja, walaupun produksi rata-rata per tenaga kerja boleh tetap konstan. Sistem

gotong royong menurut Geerzt turut berperan di dalam involusi ini yang pada

tingkat lanjut mencapai puncaknya dalam poverty sharing system, yaitu pada saat

produksi rata-rata tenaga kerja mengalami penurunan dengan adanya tambahan

Page 24: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

9

tenaga kerja, tetapi tidak terlihat adanya dorongan dari keluarga untuk mencari

alternatif lain di luar ekosistem pertanian sawah.

Involusi menurut Geertz di atas, tiap surplus yang dapat dipasarkan

sebagai sumber pendapatan dengan investasi. Pada tingkat lanjut, proses ini akan

menjurus keproses kemiskinan. Gotong-royong adalah suatu faham yang dinamis,

yang menggambarkan usaha bersama, suatu amal, suatu pekerjaan atau suatu

karya bersama, suatu perjuangan bantu-membantu. Gotong-royong adalah amal

dari semua untuk kepentingan semua atau jerih payah dari semua untuk

kebahagian bersama. Azas gotong-royong sudah tersimpul kesadaran bekerja

rohaniah maupun kerja jasmaniah dalam usaha atau karya bersama yang

mengandung didalamnya keinsyafan, kesadaran dan sikap jiwa untuk

menempatkan serta menghormati kerja sebagai kelengkapan dan perhiasan

kehidupan. Dengan berkembangnya tata kehidupan dan penghidupan Indonesia

menurut zaman, gotong-royong yang pada dasarnya adalah suatu azas tata

kehidupan dan penghidupan Indonesia asli dalam lingkungan masyarakat yang

serba sederhana mekar menjadi Pancasila.

Friedman (1981:140) secara garis besar pendekatan pengukuran

kemiskinan dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, pendekatan poverty threshold

(ambang batas kemiskinan). Pendekatan ini menekankan pada tingkat hidup

seseorang untuk hidup dan mempertahankan diri untuk hidup. Menurut

pendekatan ini dikatakan ukuran kemiskinan absolut karena kemiskinan diukur

dengan melihat berapa jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Nilai (ambang) batas kemiskinan dapat diukur dengan kebutuhan fisik minimum.

Page 25: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

10

Scott, 1981:13 menjelaskan bahwa pendekatan reciprocal entitlement.

Pendekatan ini menekankan bahwa kemiskinan merupakan cerminan

ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuasaan sosial.

Basis kekuasaan sosial tidak terbatas pada modal yang produktif atau asset

(tanah,perumahan, peralatan dan kesehatan), tetapi juga meliputi sumber-sumber

keuangan (penghasilan dan kredit), organisasi sosial dan politik yang dapat

digunakah untuk mencapai kepentingan bersama (partai politik dan koperasi),

jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang-barang, pengetahuan dan

keterampilan yang memadai, serta informasi yang bermanfaat untuk

meningkatkan kesejahteraan hidup. Ukuran yang dipakai untuk menentukan

kemiskinan ini adalah ketersediaan fasilitas/sarana sosial per kapita. Artinya,

pendekatan ini menekankan pada distribusi kebutuhan nyata per kapita setiap

sumber daya (pendidikan, kesehatan dan perumahan) dalam satu masyarakat

dibandingkan dengan masyarakat lain atau dengan ukuran baku. Ukuran ini

disebut dengan ukuran kemiskinan relatif.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang modernisasi dalam involusi pertanian pada petani di Desa Soki,

Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Dalam hal ini untuk

menganalisis perubahan dalam involusi pertanian pada petani Desa Soki,

Kecamatan Belo, Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat. Faktor penyebab

involusi pertanian pada petani Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima,

melihat dampak modernisasi dalam involusi pertanian pada petani Desa Soki

Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, dan peran pemerintah dalam menanggulangi

Page 26: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

11

modernisasi dalam involusi pertanian. Oleh karena itu melihat berbagai macam

pertimbangan, penelitian terpanggil untuk melakukan penelitian secara mendalam

yang dituangkan dalam karya ilmiah tesis yang berjudul Modernisasi Dalam

Involusi Pertanian Pada Masyarakat Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten

Bima.

1.2 Identifikasi Masalah

Masyarakat Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima merupakan salah

satu daerah yang mengalami perubahan dalam ketidakseimbangan antara luas

lahan pertanian dengan jumlah pekerja, maka identifikasi yang perlu di

identifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bentuk-bentuk modernisasi pertanian pada petani

2. Dampak modernisasi dalam involusi pertanian pada petani

3. Upaya pemerintah menanggulangi modernisasi dalam involusi pertanian pada

petani

4. Upaya masyarakat petani pada modernisasi dalam involusi pertanian

5. Bentuk-bentuk sistem nilai kekerabatan kerja sama dan gotong royong

masyarakat petani

1.3 Cakupan Masalah

Mengacu pada identifikasi masalah di atas, maka cakupan masalah dalam

penelitian ini adalah bentuk-bentuk modernisasi, Dampak involusi pertanian pada

masyarakat petani dan Upaya pemerintah menanggulangi modernisasi dalam

involusi pertanian serta bentuk sistem nilai kekerabatan pada masyarakat petani.

Page 27: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

12

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan cakupan penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah bentuk-bentuk modernisasi pertanian pada petani di Desa Soki

Kecamatan Belo Kabupaten Bima

2. Bagaimanakah dampak modernisasi dalam involusi pertanian pada petani di

Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima

3. Bagaimanakah upaya pemerintah menanggulangi modernisasi dalam involusi

pertanian pada petani di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima

4. Bagaimanakah bentuk-bentuk sistem nilai kekerabatan petani di Desa Soki,

Kecamatan Belo, Kabupaten Bima.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan rumusan masalah di atas maka secara umum

yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah.

1. Menganalisis bentuk-bentuk modernisasi pertanian pada petani di Desa Soki

Kecamatan Belo Kabupaten Bima

2. Menganalisis dampak modernisasi dalam involusi pertanian pada petani di

Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima

3. Menganalisis upaya pemerintah menanggulangi modernisasi dalam involusi

pertanian pada petani di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima

4. Menganalisis bentuk-bentuk sistem nilai kekerabatan pada petani di Desa Soki,

Kecamatan Belo, Kabupaten Bima.

Page 28: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

13

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini banyak memberikan manfaat kepada banyak pihak baik secara

teoretis maupun secara praktis, yaitu:

1.6.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan

memperkaya pengetahuan mahasiswa terutama masahasiswa pascasarjana

program studi pendidikan IPS, khususnya terkait dengan modernisasi dalam

involusi pertanian pada petani di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima.

1.6.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Masyarakat Petani

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi bahwa pentingnya

mengenai perubahan dalam involusi pertanian

2. Bagi Pemerintah

Bagi pemerintah diharapkan hasil penelitian ini menjadi bahan masukan untuk

mensejahterakan masyarakat petani

3. Bagi Pendidikan

Memberikan sumber belajar bahwa pentingnya sistem nilai kekerabatan kerja

sama karena kebersamaan adalah amal dari semua untuk kepentingan semua

atau jerih payah dari semua untuk kebahagian bersama.

Page 29: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA

BERPIKIR

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Modernisasi Pertanian

Modernisasi pertanian merupakan arah yang ditempuh dalam

pembangunan pertanian yang membawa perubahan dari cara yang tradisional

menuju arah yang modern yang telah membawa teknologi baru yang menghemat

lahan dan padat karya, khususnya paket teknologi bibit unggul dan pupuk pabrik

kepada petani. Proses itu disertai perubahan dalam kelembagaan di desa,

mengenai hak milik lahan dan ikatan kontrak antara petani, buruh tani dan lain

pelaku di desa dan kota (Hayami 1981 dalam Pudjo Suharso 2017 : 39-48).

Modernisasi pertanian merupakan perubahan besar pada pola pertanian

dari cara-cara yang tradisional menuju cara-cara yang lebih maju atau modern

mencakup berbagai aspek yang meliputi, kelembagaan pertanian, teknologi

pertanian, pengembangan sumber daya alam (SDA), dan regulasi. Selain itu

tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan dengan dulu yang lebih

banyak membutuhkan tenaga manusia. Sehingga petani pemilik yang memiliki

lahan yang luas tidak mampu untuk mengolah lahannya sendiri. Jadi selain

memakan waktu yang lama dan membutuhkan tenaga kerja yang banyak, biaya

yang dikeluarkan untuk mengolah juga banyak, sedangkan hasil panen yang

diperoleh belum tentu lebih banyak dari biaya yang sudah dikeluarkan.

Page 30: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

15

Moehar Danil (2002:14) pertanian merupakan kegiatan pemanfaatan

sumber daya hayati yang dilakukan untuk menghasilkan bahan pangan dan

mengelola lingkungan serta ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang

pertanian, baik mengenai subsektor, tanaman, pangan dan horti kultural, subsektor

perkebunan, subsektor perternakan, maupun subsektor perikanan. Selanjutnya

pengertian pertanian, Su‟ud (2007:1) juga menjelaskan bahwa “ilmu pertanian

juga sebagai ilmu terapan yang memiliki permasalahan yang berbeda, terutama

pengembangan hal-hal yang berhubungan satu sama lain, seperti manusia,

tanaman, dan hewan, dengan berbagai sarana dan lingkungan yang harus serasi.

Jadi, dari beberapa pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

pertanian adalah suatu kegiatan yang dilakukan manusia, untuk dapat

menghasilkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

masyarakat petani dari hasil usaha yang mereka ungkapkan.

Modernisasi pertanian telah membawa perubahan-perubahan yang

berarti. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan produksi pertanian ketika

mencapai puncak ketika tercapainya swasembada pangan. Namun kondisi ini

tidak bertahan lama, dan pada akhirnya membawa kembali bidang pertanian

Indonesia kembali sebagai pengimpor beras. Kondisi ini terbentuk melalui

berbagai proses yang tidak dapat dilepakan. Pertama, aspek modernisasi itu

sendiri, dan kedua berkaitan dengan perubahan-perubahan sosial yang muncul

dari modernisasi yang tidak diantisipasi secara dini. Menurut pendapat Smith

(1972) menyatakan bahwa modernisasi merupakan pertukaran dari cara-cara

yang sudah lama dengan cara-cara yang lebih baru.

Page 31: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

16

Sugihen, 2006:147, ada enam sistem atau cara bertani yang mencakup

sistem bertani yang paling sederhana dan yang dianggap paling atau sudah

modern. Keenam tahapan atau tingkatan usaha tani tersebut akan dibahas secara

ringkas di bawah ini sesuai dengan urutan tingkatan kemajuan teknologi

bercocok tanam yang dilakukan para petani sebagai berikut.

a. Bercocok tanam di pinggir kali: sistem ini cara paling sederhana, tidak

menggunakan teknologi tertentu. Pada mulanya tak ada usaha bercocok

tanam. Mereka hanya melihat bahwa biji-bijian atau umbiumbian tertentu

kebetulan ditemukan berkecambah dan bertunas di tempat lembab berair.

Bibit itu hanya ditekan saja dengan ibu jari kaki ke dalam tanah yang lembut.

Pengalaman tersebut agaknya telah membawa pertanian ke arah yang lebih

sistematis.

b. Pertanian yang berpindah-pindah. Sosiolog Bertrand (1958) menyebutnya

sebagai “lahan bakar” (fire agriculture), sedangkan Sanders (1977)

menyebutnya sebagai pola bertani “tebas dan bakar” (felling dan burning).

Biasanya semak atau belukar itu ditebas dan kemudian dibakar bila tebasan

tersebut menjadi kering. Tanah yang bersih oleh api tersebut kemudian di

tanami tanpa mengolah tanah terlebih dahulu. Pola pertanian seperti ini

masih sederhana lagi kasar tanpa teknologi yang baik.

c. Sistem pertanian dengan teknologi cangkul, tahapan ini sering disebut

sebagai hoeculture. Pola pertanian semacam ini merupakan tingkat pertanian

ketika orang-orang sudah mulai menggunakan alat-alat yang tajam untuk

mengolah tanah.

Page 32: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

17

d. Penggunaan bajak sederhana (rudimentary plow). Bentuk atau pola pertanian

ini adalah tahapan bagaimana menggunakan suatu bentuk bajak yang masih

sederhana. Sistem pertanian yang menggunakan bajak sederhana ini

mengandalkan tenaga hewan seperti lembu atau kerbau.

e. Sistem bajak modern, sistem ini telah memungkinkan para petani dapat

meningkatkan hasil produksi rata-rata per orang setiap tahunnya. Pada sistem

ini bajak yang di hela oleh hewan dirancang dengan sedemikian rupa hingga

terciptanya traktor. Akan tetapi traktor tersebut masih mengandalkan tenaga

hewan seperti kuda, kerbau, dan lembu untuk menggerakkannya.

f. Mekanisasi pertanian, sistem pertanian seperti ini sebagian menggunakan

alat-alat yang digerakkan oleh mesin untuk mengurangi pemakaian tenaga

manusia dan hewan

2.1.2 Involusi Pertanian

Involusi ialah meningkatnya jumlah penduduk tanpa dibarengi dengan

penambahan lahan garapan sehingga masyarakat petani kemudian terpaksa

membagi lahan pertanian sama-rata, sama-rasa. Hal yang serupa seperti yang

dikemukakan oleh Geertz bahwa involusi ialah perubahan yang hampir tidak

terjadi perkembangan karena terbagi dengan anggota keluarga yang lain. Sektor

pertanian terus menerus menyerap tambahan angkatan kerja tanpa diikuti

perubahan struktural. Akibatnya, mekanisme pembagian penghasilan diikuti oleh

melanggengkan derajat homogenitas sosial ekonomi melalui pembagian

penghasilan yang relatif kecil menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi.

Page 33: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

18

Gejala ini menimbulkan pemerataan kemiskinan (shared poverty) yang ditandai

dengan meluasnya kemiskinan.

Involusi pertanian digambarkan oleh taraf produktivitas yang tak naik,

dimana produktivitas perorangan (tenaga kerja) yang dipakai sebagai ukuran.

Kenaikan hasil perhektar memang dicapai tapi hasil yang lebih tinggi itu hanya

cukup untuk mempertahankan penyediaan pangan perorang, pemakan nasi.

Teori Geertz ini dapat dibenarkan, namun mulai tahun 1970-an teori itu

mendapat tanggapan dari beberapa pakar yang mengamati masalah kemiskinan

pedesaan Jawa. Collier (1977) berpendapat bahwa teori Geertz dibangun hanya

dari hasil pengamatan dan penelitian selama tahun 1952-1954. Pada saat itu

ekonomi Indonesia umumnya dan pedesaan Jawa khususnya masih sangat parah

sebagai akibat Perang Dunia II dan Perang Kemerdekaan yang baru berakhir

pada tahun 1950. Aktivitas ekonomi belum berkembang dan desa-desa relatif

terisolasi dan tertutup. Sejak akhir tahun 1960-an desa-desa di Jawa mulai

mengalami perkembangan yang pesat.

Sektor pertanian mengalami perubahan yang cukup berarti sejak ada

program intensifikasi pertanian (revolusi hijau), meskipun di beberapa daerah,

terutama didaerah-daerah pertanian tadah hujan, belum ada perubahan dan

kemajuan yang berarti. Collier (1977), manyatakan bahwa teknologi baru yang

diperkenalkan di bidang pertanian akan mengurangin peluang kerja bagi

masyarakat miskin pedesaan sehinga penghasilannya memudar dan melonggar.

Dapat dikatakan bahwa strategi pembangunan pedesaan yang diterapkan belum

berdampak positif pada kemiskinan. Pada tahun 1976 diperkirakan penduduk

Page 34: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

19

pedesaan yang hidup di bawah garis kemiskinan masih sekitar 37 juta jiwa

(Booth dan Sundrum, 1986: 57). Pandangan Collier ini pun mengandung

beberapa kelemahan. Salah satu kelemahan adalah yang menyangkut perubahan

lembaga sosial tradisional.

Perubahan lembaga sosial tradisional, misalnya bawon ke ceblokan atau

kedokan menurut Kolff (1936) telah terjadi di Jawa sejak tahun 1922. Artinya,

teknologi baru yang diperkenalkan lewat revolusi hijau yang diduga Collier telah

melonggarkan hubungan antara petani kaya dan petani gurem atau tunakisma

sudah terjadi sebelum teknologi baru diperkenalkan. Hal yang senada juga

dilontarkan oleh Maurer (1984: 117). Maurer berkilah bahwa tebasan bukanlah

hal yang baru di pedesaan Jawa. Tebasan sudah dikenal sebelum teknologi baru

diperkenalkan dan tidak ada bukti-bukti yang kuat untuk mengatakan bahwa

teknologi itu telah mengurangi peluang kerja. Secara lebih tegas Maurer (1984:

118) menulis bahwa, "teknologi pertanian baru yang diperkenalkan di pedesaan

Jawa belum tentu menyebabkan kurangnya peluang kerja seperti yang telah

dikatakan Collier itu telah terjadi". Cooley dalam Soekanto (1982 : 67)

mengemukakan bahwa kerjasama timbul apabila orang menyadari mempunyai

kepentingan-kepentingan yang sama, kesadaran akan adanya kepentingan-

kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan bentuk kerja sama

yang berguna.

Kerja sama merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan

atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.

Bentuk dan pola-pola kerja sama secara universal dapat dijumpai pada kelompok

Page 35: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

20

manusia. Kerja sama atau juga dikenal dengan istilah gotong royong, merupakan

suatu bentuk kegiatan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat agraris.

Pada masyarakat petani pedesaan gotong royong merupakan suatu sistem

pengerahan tenaga kerja dalam suatu pekerjaan tertentu untuk kepentingan

bersama, seperti, membor air dan atau membangun jalan yang masuk dalam

persawahan. Munculnya gotong royong terkait dengan zaman kerajaan-kerajaan

kuno, yang pada waktu itu rakyat di desa dikerahkan untuk bekerja tanpa

bayaran dalam proyek-proyek pembangunan bagi raja, bagi agama atau bagi

kerajaan. Pada zaman penjajahan kerja bakti itu untuk mengerahkan tenaga kerja

bagi proyek-proyek pemerintah kolonial, sedangkan pada era kemerdekaan

digunakan secara leluasa dalam pembangunan (Koentjaraningrat, 1977:63)

Sistem gotong royong sebagai suatu sistem pengerahan tenaga kerja amat

cocok dan fleksibel pada masyarakat petani di pedesaan, terutama sebelum

masuknya sistem uang pada masyarakat petani pedesaan (Koentjaraningrat,

1977b:60). Gotong royong dan tolong menolong dalam konsep yang

dikemukakan Koentjaraningrat terkait dengan aktivitas pertanian mempunyai

pengertian yang sama. Sebetulnya tidak demikian. Marzali membedakan gotong

royong dengan tolong menolong, yaitu gotong royong suatu bentuk kerjasama

untuk menyelesaikan suatu pekerjaan untuk kepentingan bersama, tidak ada

prinsip reciprocity dan kecurangan terjadi apabila seseorang tidak berpartisipasi

dalam pekerjaan. Di pihak lain tolong menolong, berdasarkan atas prinsip

reciprocity dan kecurangan terjadi apabila seseorang tidak “membalas” jasa atau

benda yang telah diterimanya dari pemberi Marzali (2003 : 159).

Page 36: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

21

Gotong royong adalah kerjasama untuk kepentingan kolektif, sedangkan

tolong menolong atau bantu membantu suatu bentuk kerjasamanya untuk

kepentingan individual. Dalam aktivitas pertanian tolong-menolong atau bantu

membantu mempunyai pengertian yang sama terutama dalam kegiatan

pengolahan lahan, penanaman dan penyiangan. Bantu membantu atau tolong

menolong, muncul ketika suatu keluarga kekurangan tenaga kerja dalam

pengolahan lahan dan kemudian meminta bantuan kepada teman/tetangga untuk

mengisi kekosongan tenaga kerja tadi. Bantu membantu dalam pengolahan lahan

dilakukan berdasarkan hamparan dan atau berdasarkan domisili. dengan

pertimbangan bahwa di daerah Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima,

terdapat petani lahan basah (menanam padi) dan petani lahan kering (menanam

bawang) yang dapat menggambarkan penggunaan tenaga kerja dalam sistem

pertanian di wilayah Desa Soki, Kecamatan Belo. Kabupaten Bima.

2.1.3 Konsep Pertanian

Pertanian merupakan kegiatan manusia untuk memperoleh hasil yang

berasal dari tumbuh-tumbuhan dan atau hewan yang pada mulanya dicapai

dengan jalan sengaja menyempurnakan segala kemungkinan yang telah

diberikan oleh alam guna mengembangbiakkan tumbuhan dan hewan (Van

Aarsten,1953). Pertanian di Indonesia perlu ditingkatkan produksinya

semaksimal mungkin menuju swasembeda pangan akan tetapi, tantangan untuk

mencapai hal tersebut sangat besar karena luas wilayah pertanian yang semakin

lama semakin sempit, penyimpangan iklim, pengembangan komoditas lain,

teknologi yang belum modern, dan masalah yang satu ini adalah masalah yang

Page 37: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

22

sering meresahkan hati para petani yaitu hama dan penyakit yang menyerang

tanaman yang dibudidayakan. Hasil produksi tanaman padi di Indonesia belum

bisa memenuhi target kebutuhan masyarakat karena ada di beberapa daerah di

Indonesia yang masih mengalami kelaparan (Agriculture Sector Review

Indonesia, 2003).

Lahan pertanian yang semakin menyempit hal inilah yang menjadi

tantangan terbesar saat ini yang harus dihadapi akan tetapi, ada cara yang dapat

dilakukan untuk mengantisipasinya yaitu dengan cara melakukan pembangunan

sektor pertanian. Pembangunan adalah suatu proses perubahan sosial dengan

partisipasi yang luas dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan

sosial dan material (termasuk bertambah besarnya kebebasan, keadilan dan

kualitas lainnya yang dihargai) untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang

lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka (Rogers, 1994).

Pembangunan ini bertujuan untuk membantu terlaksanakannya pembangunan

daerah baik pertanian maupun non-pertanian. Pembangunan pertanian bertujuan

agar dapat menghasilkan hasil produksi berupa hasil pertanian dan non-pertanian

karena keduanya harus sama-sama berkembang dan bergandengan.

Pembangunan pertanian adalah upaya-upaya pengelolaan sumberdaya

alam yang dilakukan untuk memastikan kapasitas produksi pertanian jangka

panjang dan meningkatkan kesejahteraan petani melalui pilihan-pilihan

pendekatan yang ramah terhadap lingkungan (Schultink,1990). Pembangunan

pertanian merupakan salah satu bagian dari pembangunan ekonomi dalam arti

Page 38: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

23

luas yang tidak lepas dari upaya pembangunan dibidang ekonomi, artinya

pembangunan tiap sektor saling berkaitan satu dengan yang lain.

2.1.3.1 Masyarakat Petani

Masyarakat merupakan orang yang menempati suatu wilayah baik

langsung maupun tidak langsung saling berhubungan sebagai usaha pemenuhan

kebutuhan terkait sebagai satuan sosial melalui perasaan solidaritas karena latar

belakang sejarah, politik ataupun kebudayaan yang sama (Dannerius Sinaga

1988: 143). Sedangkan masyarakat pedesaan menurut Soerjono Soekanto (2006:

166-167) masyarakat pedesaan pada hakikatnya bersifat gradual. Warga suatu

masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam

ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya.

Sistem kehidupannya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan. Penduduk

masyarakat desa pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya

tukang kayu, tukang membuat genteng dan bata, tukang bangunan akan tetapi

inti pekerjaan penduduk pedesaan adalah pertanian.

Masyarakat Desa merupakan kelompok orang yang menghuni wilayah

desa pada umumnya mata pencaharian utama penduduknya adalah petani atau

nelayan, Masyarakat desa erat kaitannya dengan bidang pertanian, sebab

mayoritas pedesaan di negara kita masih bergantung pada bidang pertanian.

Sayangnya, masyarakat desa yang terkenal sebagai penghasil pangan justru

terkenal pula akan kemiskinannya. Desa, pertanian dan kemiskinan sangat erat

kaitannya dengan kehidupan masyarakat tani.

Page 39: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

24

Masyarakat tani adalah mereka yang berprofesi sebagai petani dan

tergabung dalam komunitas tani di suatu wilayah, sehingga ada ungkapan bahwa

secara umum kehidupan masyarakat tani memang sangat miskin dan rentan

terhadap gejolak sekecil apapun yang menimpa mereka. Sebagian besar petani

merupakan buruh tani dan petani gurem mereka bercocok tanam hanya untuk

memenuhi kebutuhan hidup keluargannya dan sebagian besar tidak mampu

mencukupi kebutuhan tersebut. Meskipun demikian pertanian adalah hal yang

sangat penting sebab pertanian merupakan salah satu sektor dari seluruh

perekonomian (CE. Bishop dan WD Toussaint, 1979: 28).

Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam pada tanah

pertanian. Definisi petani menurut Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa

petani adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya atau

memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan.

petani yang dikemukakan Anwas (1992 :34) di atas bahwa pertanian adalah

kegiatan manusia mengusahakan terus dengan maksud memperoleh hasil-hasil

tanaman ataupun hasil hewan tanpa mengakibatkan kerusakan alam.

Slamet (2000 18-19), petani asli adalah petani yang memiliki tanah

sendiri, bukan penyakap maupun penyewa. Berdasarkan hal tersebut, secara

konsep, tanah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

seorang petani. Petani adalah orang yang bercocok tanam untuk memenuhi

sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannya dibidang pertanian. Dalam arti

luas yang meliputi usaha tani pertanian pangan, peternakan, perikanan (termasuk

penangkapan ikan) dan pemungutan hasil laut (Fadholi Hernanto, 1996: 26).

Page 40: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

25

Sandy (1985: 107) mengatakan petani di indonesia dapat dikelompokkan

menjadi tiga yaitu: (a). Petani pemilik adalah petani yang mengusahakan sendiri

tanahnya. (b). Petani penggarap adalah petani yang mengusahakan tanah orang

lain atas dasar bagi hasil. (c). Buruh tani adalah orang yang menyewakan

tenaganya di bidang pertanian, untuk usahanya itu dia menerima upah sesuai

dengan kesepakatan. Berdasarkan kutipan di atas bahwa bidang-bidang usaha

petani itu sangat menentukan hasil yang diperoleh misalkan jika bidang usaha

mereka sebagai pemilik lahan pertanian maka hasil produksi tidak akan berkurang

karena adanya biaya sewa lahan, namun jika bidang usahanya sebagai penggarap

maka ketentuan hasil produksi akan dikurangi biaya sewa lahan karena lahan ini

milik orang lain apalagi jika bidang usaha sebagai buruh tani maka hanya

memiliki upah bila ada orang (petani) yang memerlukan jasanya.

Soekartawi (1986:1) mengungkapkan Jumlah rumah tangga petani di

Indonesia didominasi patani kecil dengan karakteristik petani kecil di Indonesia

ialah sebagai berikut: (1). Petani yang pendapatanya rendah, yaitu kurang dari

setara 240 kg beras per kapita pertahun. (2). Petani yang memiliki lahan sempit,

yaitu lebih kecil dari 0,25 hektar lahan sawah di Jawa atau 0,5 hektar di luar Jawa.

Bila petani tersebut juga mempunyai lahan tegal, maka luasnya 0,5 hektar di Jawa

dan 1,0 hektar di luar Jawa. (3). Petani yang kekurangan modal dam memiliki

tabungan yang terbatas. (4). Petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan

kurang dinamik. Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa ciri yang

paling dominan dari petani kecil yaitu dilihat tingkat pendapatan yang rendah,

luas lahan garapan yang sempit, kurangnya modal serta minimnya pengetahuan

Page 41: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

26

bertani sehingga kurang adanya inovasi dan cenderung monoton dalam mengolah

lahan pertaniannya. Menurut Suria permana dalam (Hanafi 2007:35). Petani di

Indonesia diklasifikasikan ke dalam empat golongan antara lain sebagai berikut.

1. Petani penggarap atau buruh tani: pria dan wanita dalam batas usia

produktif (15-50 tahun), yang memiliki satu atau lebih wadah dari

satuan usaha, tetapi karena hasilnya tidak cukup menunjang kebutuhan

hidup keluarganya atau karena ingin menambah penghasilan bekerja

kepada petani lain mereka yang memiliki lahan biasanya mulai

memburuh setelah menggarap lahan miliknya sendiri.

2. Petani penyekap : kepala keluarga yang memiliki modal tetapi tidak

cukup memiliki wadah dari salah satu satuan usaha sehingga

mengerjakan lahan milik orang lain (tegalan atau sawah) dengan cara

sewa, sewa dengan batas waktu tidak menentu (gadai) atau bagi hasil.

3. Petani pemilik-penggarap: petani yang mengelola lahannya sendiri,

adakalanya mengupah buruh tani apabila tenaga keluarganya tidak

cukup untuk mengerjakan seluruh lahan miliknya tetapi ada juga yang

menyewakan sebagian lahan miliknya jika tidak cukup modal untuk

mengupah buruh tani

4. Petani pemilik bukan penggarap: mereka memiliki lahan tetapi karena

mempunyai usaha lain (pedagang, industrialis, pegawai negeri/swasta,

ABRI), menyekapkan tanahnya kepada orang lain, biasanya tanah

miliknya terletak agak jauh dari rumahnya.

Petani di Indonesia diklasifikasikan lebih rinci yaitu petani pemilik yang

mengolah lahannya sendiri, petani pemilik yang tidak mengolah lahannya sendiri,

petani yang menyewa lahan milik orang lain dan petani yang selain menggarap

lahannya sendiri juga menjadi buruh di tempat lain.

2.1.3.2 Kepemilikan Lahan Pertanian

Lahan merupakan suatu lingkungan fisik yang mencakup iklim, relief

tanah, hidrologi, dan tumbuhan yang sampai pada batas tertentu akan

mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan (Purwowidodo, 1983:1). Lahan

diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air dan

vegetasi serta benda yang diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap

Page 42: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

27

penggunaan lahan, termasuk didalamnya hasil kegiatan manusia dimasa lalu dan

sekarang seperti hasil reklamasi laut kegiatan pertanian (FAO dalam Arsyad,

1989:1). Lahan pertanian merupakan faktor penunjang kebutuhan hidup

masyarakat terutama masyarakat pedesaan dan pinggiran kota. Sebagian besar

masyarakat yang ada di daerah pedesaan dan pinggiran memperoleh penghasilan

atau mengandalkan usaha yang bergerak di bidang pertanian.

Pertanian merupakan pekerjaan mayoritas masyarakat Indonesia, banyak

sekali masyarakat yang mengantungkan hidupnya dari bertani. Karena Indonesia

merupakan negara agraris yang kaya akan hasil alam, kondisi tanah dan musim

yang sangat cocok dengan pertanian. Clifford Geertz (1976:15) dalam bukunya

Involusi Pertanian Proses Perubahan Ekologi di Indonesia, mengatakan bahwa

ada garis pemisah ekologi di Indonesia yaitu, Jawa dan luar Jawa. Sebenarnya

pembagian ini berguna untuk memisahkan dua ekosistem dengan dua macam

dinamik yang berlainan, satu terpusat pada peladangan dan yang lain

persawahan.

Lahan persawahan di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima ada

dua macam lahan persawahan pertanian diantaranya lahan persawahan basah

dan kering. Persawahan lahan basah merupakan pertanian yang lahannya untuk

menanam padi, pertanian ini banyak dilakukan di musim hujan. Sedangkan

persawahan lahan kering merupakan pertanian setalah memanen padi yang

lahannya untuk menanam bawang merah yang tidak digenangi oleh air hujan.

Pada sistem pertanian tanaman dipisahkan jadi 2 yaitu: (1). Tanaman Tahunan,

yang dapat ditanam disawah pada musim hujan dengan menanam padi selama

Page 43: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

28

satu kali dalam setahun. (2). Tanaman pada musim kemarau untuk menanam

bawang merah dilakukan tiga kali dalam satu tahun sekaligus menunggu musim

hujan untuk menanam kembali padi. Keduanya adalah tanaman yang

mempergunakan lahan yang luas, menyerap tenaga kerja yang cukup besar,

menghasilkan keuntungan yang tinggi atau mempunyai pengaruh yang relatif

lama terhadap struktur umum ekonomi rakyat petani. Walaupun dalam

penanaman ke dua musim antara musim hujan menanam padi dan musim

kemarau menanam bawang merah dapat menguntungkan masyarakat petani

tetapi tidak dapat meningkatkan ekonomi petani dan kemiskinan masih terjadi

karena semakin sempit luas lahan pertanian dan semakin bertambahnya jumlah

penduduk.

2.1.4 Penelitian yang Relavan

Kajian penelitian terdahulu berguna sebagai pembanding antara penelitian-

penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang memiliki sisi

kesesuaian dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Hal ini sebagai bahan

rujukan peneliti melakukan penelitian dengan mengalisis pada sisi perbedaan dan

persamaan antara penelitian yang pernah dilakukan dengan penelitian yang akan

peneliti dilakukan. Letak perbedaan dan persamaan bisa meliputi pendekatan

penelitian yang digunakan, teknik analisis data yang dilakukan. Penelitian

terdahulu yang peneliti gunakan dalam penelitian ini terlampir sebagai berikut.

Nurpilihan (2000), menjelaskan bahwa umur dan tingkat pendidikan

masyarakat petani dapat mempengaruhi modernisasi dalam menerapkan teknologi

sehingga berpengaruh pada pendapatan yang diperoleh dari hasil pertanian.

Page 44: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

29

berdasarkan penelitian terdahulu terdapat persamaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya. Persamaan tersebut meliputi, mengkaji modernisasi

pertanian menggunakan teknik analisis data dengan pendekatan metode kualitatif.

Meskipun terdapat persamaan dengan penelitian yang pernah dilakukan

sebelumnya, penelitian inipun memiliki perbedaan pada tujuan penelitian, dimana

peneliti ini lebih menganalisi pada dampak modernisasi dalam involusi pertanian

pada masyarakat petani di Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima,

sedangkan penelitian sebelumnya mengkaji dampak sosial wanita di Kabupaten

Bandung seperti tingkat pendidikan, umur dan kesesuaian terhadap penerapan

modernisasi pertanian.

Mohanty (2001), Menjelaskan bahwa tindakan kolektif secara substansial

dapat meningkatkan produksi pertanian. berdasarkan penelitian terdahulu terdapat

persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Persamaan tersebut

meliputi, sama-sama mengkaji modernisasi pertanian di pedesaaan. Meskipun

terdapat persamaan dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya,

penelitian inipun memiliki perbedaan pada tujuan penelitian, metode penelitian,

lokasi dan waktu penelitian. Penelitian ini lebih menganalisis dampak modernisasi

dalam involusi pertanian menggunakan metode kualitatif pada masyarakat Desa

Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, sedangkan penelitian sebelumnya

mengalisis perkembangan pertanian modern serta proses kontestasi antara sains

dengan pengetahuan lokal petani di lahan pasang surut pada masyarakat

Kabupaten Maharashtra India dengan metode analisis komparatif praktik.

Page 45: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

30

Widyaningrum (2009), Menjelaskan bahwa mekanisasi pertanian di satu

sisi memberikan dampak positif yaitu semakin meningkatnya hasil pertanian

sehingga secara langsung juga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di satu

sisi memberikan dampak negatif yaitu dapat menyebabkan pengangguran dan juga

peran perempuan dalam sektor pertanian semakin berkurang. Berdasarkan

penelitian terdahulu terdapat persamaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya. Persamaan tersebut meliputi, sama-sama mengkaji modernisasi

pertanian menganalisis dengan menggunakan metode kualitatif. Meskipun

terdapat persamaan dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya,

penelitian inipun memiliki perbedaan pada tujuan penelitian, penelitian ini

bertujuan untuk menganalisi modernisasi dalam involusi pertanian pada masyarakat

petani di Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, sedangkan penelitian

sebelumnya bertujuan mengetahui dampak modernisasi pertanian terhadap

kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa Pagergunung, Kecamatan Ulujami,

Kabupaten Pemalang.

Oktavianto (2011), menjelaskan bahwa modernisasi pertanian dapat

menciptakan ketidakadilan gender pada buruh tani perempuan. berdasarkan

penelitian terdahulu terdapat persamaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya. Persamaan tersebut meliputi, sama-sama mengkaji modernisasi

pertanian. Meskipun terdapat persamaan dengan penelitian yang pernah dilakukan

sebelumnya, penelitian inipun memiliki perbedaan pada tujuan penelitian,

penelitian ini bertujuan untuk menganalisis modernisasi dalam involusi pertanian

pada masyarakat petani di Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima,

Page 46: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

31

menganalisis menggunakan metode kualitatif, sedangkan penelitian sebelumnya

bertujuan untuk mengetahui bentuk dan karakteristik modernisasi pertanian yang

terjadi di Desa Tulas menganalisis menggunakan metode kuantitatif.

Djoh (2018), menjelaskan bahwa modernisasi pertanian dapat membawa

perubahan pada pola pikir dan perilaku masyarakat di Desa Kambanta Tana dan

Transformasi pertanian yang terjadi hanya sebatas pada cara produksi tanpa

merubah struktur sosial masyarakat karena masyarakat Kambanta Tanah masih

memegang teguh nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang di anut. Berdasarkan

penelitian terdahulu terdapat persamaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya. Persamaan tersebut meliputi, sama-sama mengkaji modernisasi

pertanian menganalisis dengan menggunakan metode kualitatif. Meskipun

terdapat persamaan dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya,

penelitian inipun memiliki perbedaan pada tujuan penelitian, penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis modernisasi dalam involusi pertanian pada

masyarakat petani di Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, sedangkan

penelitian sebelumnya bertujuan untuk mengetahui dampak modernisasi terhadap

perubahan sosial masyarakat tani di Desa Kambanta Tana Kecamatan Pandawai

Kabupaten Sumba Timur.

Wiranoto Dan Hardati (2014), menjelaskan bahwa konversi lahan sawah

yang dimiliki keluarga petani untuk dijadikan pembangunan pabrik

mengakibatkan respon negatif masyarakat petani terhadap PLP2B. Berdasarkan

penelitian terdahulu terdapat persamaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya. Persamaan tersebut meliputi, sama-sama mengkaji konversi lahan

Page 47: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

32

sawah dijadikan kebutuhan pembangunan. Meskipun terdapat persamaan dengan

penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, penelitian inipun memiliki

perbedaan penelitian sebelumnya mengkaji konversi lahan sawah untuk

membangun pabrik sedangkan penelitian sebelumnya mengkaji konversi lahan

yang dijadikan pembanguna rumah masyarakat, terdapat juga perbedaan tujuan

penelitian ini bertujuan menganalisis faktor penyebab terjadinya involusi

pertanian pada masyarakat petani di Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten

Bima sedangkan penelitian sebelumnya bertujuan menelaah faktor-faktor konversi

lahan sawah yang dimiliki petani di Kabupaten Pemalang.

Hasanuddin (2016), menjelaskan bahwa sempitnya lahan pertanian,

keterbatasan modal, Lembaga ekonomi dan keuangan masih dikuasai oleh pihak

luar petani mengakibatkan kemiskinan pada masyarakat petani. Berdasarkan

penelitian terdahulu terdapat persamaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya. Persamaan tersebut meliputi, sama-sama mengkaji sempitnya lahan

pertanian pada masyarakat petani menganalisis menggunakan metode kualitatif.

Meskipun terdapat persamaan dengan penelitian yang pernah dilakukan

sebelumnya, penelitian inipun memiliki perbedaan pada tujuan penelitian,

penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penyebab terjadinyan involusi

pertanian pada petani di Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima.

Sedangkan penelitian sebelumnya bertujuan mengidentifikasi tingkat dan

penyebab kemiskinan petani holtikultural serta pola perilaku ekonomi petani

dalam menghadapi kemiskinan pada masyarakat Kabupaten Tamanggus

Lampung.

Page 48: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

33

Nurchamidah dan Djauhari (2017), menjelaskan bahwa dampak dari

konversi lahan pertanian kehidupan masyarakat mulai berubah dari masyarakat

agraris bergeser ke masyarakat industri. Berdasarkan penelitian terdahulu

terdapat persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Persamaan

tersebut meliputi, sama-sama mengkaji dampak dari sempitnya lahan pertanian.

Meskipun terdapat persamaan dengan penelitian yang pernah dilakukan

sebelumnya, penelitian inipun memiliki perbedaan pada tujuan penelitian,

penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak modernisasi dalam involusi

pertanian pada masyarakat Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima.

Sedangkan penelitian sebelumnya bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

melatarbelakangi prosedur dan dampak pengalih fungsian lahan pertanian ke non

pertanian di Kabupaten Tegal.

Budiman (2018), menjelaskan bahwa kehidupan petani kalangan bawah

selalu terabaikan dari segala sektor pembangunan di Kabupaten Bima. Sempitnya

lahan pertanian mengakibatkan pengangguran dan kemiskinan pada masyarakat

petani dikabupaten Bima. Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat persamaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Persamaan tersebut meliputi, sama-

sama mengkaji sempitnya lahan pertanian pada masyarakat petani di Kabupaten

Bima. Meskipun terdapat persamaan dengan penelitian yang pernah dilakukan

sebelumnya, penelitian inipun memiliki perbedaan pada tujuan penelitian,

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pemerintah dalam

menanggulangi modernisasi dalam involusi pertanian secara umum pada petani di

Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, menggunakan metode kualitatif.

Page 49: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

34

Sedangkan penelitian sebelumnya bertujuan untuk mengetahui peran PPL dalam

membina petani bawang merah dalam meningkatkan pendapatan di Desa Sape

kecamatan Lambu menganalisi menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.

Syahbuddin (2018), menjelaskan bahwa involusi pertanian di jawa

dilatarbelakangi oleh kebijakan kolonial Hindia belanda (1619-1942) yang

membawa produksi pertanian indonesia kepasar dunia. Namun belanda tidak

berhasil untuk mengembangkan ekonomi ekspor secara luas di pasar, Untuk itu

kolonial belanda terus mendorong petani berproduksi untuk memenuhi kebutuhan

pasar dunia. Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat persamaan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya. Persamaan tersebut meliputi, sama-sama mengkaji

involusi pertanian pada masyarakat petani. Meskipun terdapat persamaan dengan

penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, penelitian inipun memiliki

perbedaan pada tujuan penelitian, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

faktor terjadinya involusi pertanian pada masyarakat petani di Desa Soki,

Kecamatan Belo, Kabupaten Bima sedangkan penelitia sebelumnya bertujuan

menelaah kebijakan kolonial Belanda sejak tahun 1830-1900 pada masyarakat

Jawa.

Noer (2011), menjelaskan bahwa petani dalam menerapkan pola rotasi

tanaman menyesuaikan dengan kondisi dan curah hujan sesuai dengan

pengalaman dan pengetahuan petani tentang kondisi iklim. Berdasarkan penelitian

terdahulu terdapat persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.

Persamaan tersebut meliputi, sama-sama mengkaji masyarakat petani

menganalisis dengan metode kualitatif. Meskipun terdapat persamaan dengan

Page 50: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

35

penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, penelitian inipun memiliki

perbedaan pada tujuan penelitian, penelitian sebelumnya bertujuan untuk

menganalisis upaya masyarakat petani pada modernisasi dalam involusi pertanian

di Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, sedangkan penelitian

sebelumnya bertujuan untuk mengetahui pola budidaya pertanian pada PT lahan

kering yang pola tanam dan rotasi tanaman pada pertanian tanaman di central

Provinsi Sulawesi Morowali.

Dilahur dkk (2001), menyatakan bahwa sosialisasi tentang kesempatan

kerja sektor pertanian yang masih luas di Desa Delanggu perlu di1akukan baik

oleh pemerintah maupun oleh masyarakat petani sendiri untuk menarik pemuda,

terutama yang pengangguran. Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat

persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Persamaan tersebut

meliputi, sama-sama mengkaji masyarakat petani menganalisis dengan metode

kualitatif. Meskipun terdapat persamaan dengan penelitian yang pernah dilakukan

sebelumnya, penelitian inipun memiliki perbedaan pada tujuan penelitian,

penelitian sebelumnya bertujuan untuk menganalisis upaya pemerintah

menanggulangi modernisasi dalam involusi pertanian di masyarakat Desa Soki,

Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, sedangkan penelitian terdahulu bertujuan

untuk mengamati orang muda berangkat di sektor pertanian dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya pada masyarakat Desa Delanggu Kecamatan Delanggu

Kabupaten Klaten.

Darojah (2012), menjelaskan bahwa masuknya industri ke desa membawa

pergeseran sosial ekonomi dan pendapatan masyarakat terutama pada masyarakat

Page 51: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

36

Desa Kubang Wungu. Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat persamaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Persamaan tersebut meliputi, sama-

sama mengkaji masyarakat petani menganalisis dengan metode kualitatif.

Meskipun terdapat persamaan dengan penelitian yang pernah dilakukan

sebelumnya, penelitian inipun memiliki perbedaan pada tujuan penelitian,

penelitian sebelumnya bertujuan untuk menganalisis upaya masyarakat petani

pada modernisasi dalam involusi pertanian di Desa Soki, Kecamatan Belo,

Kabupaten Bima, sedangkan penelitian sebelumnya bertujuan mengetahui struktur

sosial ekonomi masyarakat petani setelah berubah dari ekonomi pertanian ke

ekonomi industri tahun 1969-2010 di Desa Kumbang Wungu.

Hariyanto (2014), menjelaskan bahwa Tindakan penyewaan lahan

dilakukan oleh petani untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya seperti

pendidikan dan kesehatan. Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat persamaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Persamaan tersebut meliputi, sama-

sama mengkaji masyarakat petani menganalisis dengan metode kualitatif.

Meskipun terdapat persamaan dengan penelitian yang pernah dilakukan

sebelumnya, penelitian inipun memiliki perbedaan pada tujuan penelitian,

penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya masyarakat petani pada

modernisasi dalam involusi pertanian di Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten

Bima, sedangkan penelitian sebelumnya bertujuan untuk mendeskripsikan

tindakan penyewaan lahan petani di desa Pandan Sari Kecamatan Ponco Kusomo

Kabupaten Malang.

Page 52: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

37

Hasibuan (2016), menjelaskan bahwa peran penyuluhan untuk

memotivasi petani dalam mengikuti program penyuluhan pertanian termasuk

kategori tinggi di Desa Pasar Rawah sehingga masyarakat petani lebih mudah

melakukan kegiatan usaha taninya. Penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

memiliki kemiripan dalam mengkaji peran pemerintah pada masyarakat petani

menganalisis dengan metode kualitatif. Meskipun terdapat kemiripan penelitian

ini dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, penelitian inipun

memiliki perbedaan pada tujuan penelitian, penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis upaya pemerintah menaggulangi modernisasi dalam involusi

pertanian pada masyarakat petani secara umum di Desa Soki, Kecamatan Belo,

Kabupaten Bima, sedangkan penelitian sebelumnya bertujuan untuk mengetahui

peran penyuluhan pertanian terhadap kelompok tani dalam mengembangkan

usaha tani padi sawah di Desa Pasar Rawah Kecamatan Gebang Kabupaten

Langkat Medan.

Dailangi (2016), menjelaskan bahwa pemerintah telah mencoba

memberdayakan masyarakat sebagai langkah meningkatkan hasil petani terutama

petani pala, sawah dan perkebunan sawit tetapi tidak mendapatkan hasil yang

maksimal. Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat kemiripan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya. kemiripan tersebut meliputi, sama-sama mengkaji

masyarakat petani menganalisis dengan metode kualitatif. Meskipun terdapat

kemiripan penelitian ini dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya,

penelitian inipun memiliki perbedaan pada tujuan penelitian, penelitian ini tujuan

menganalisis upaya pemerintah dalam menanggulangi modernisasi dalam involusi

Page 53: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

38

pertanian pada petani secera umum sedangkan penelitian terdahulu bertujuan

melihat kelanjutan pemerintah kabupaten khusunya departemen pertanian untuk

para petani pala, sawah dan perkebunan sawit di Desa Air Mangga indah

Kabupaten Halmahera.

Wahono dan Priyanto (2017), menjelaskan bahwa budaya sekolah

memiliki peran untuk mengembangkan karakter siswa. Berdasarkan penelitian

terdahulu terdapat kemiripan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.

kemiripan tersebut sama-sama menganalisis dengan metode kualitatif. Meskipun

terdapat kemiripan penelitian ini dengan penelitian yang pernah dilakukan

sebelumnya, penelitian inipun memiliki perbedaan pada tujuan penelitian,

penelitian ini tujuan menganalisis bentuk-bentuk sistem nilai kekerabatan pada

masyarakat petani sedangkan penelitian terdahulu bertujuan untuk melakukan

identifikasi dan mendeskripsikan kondisi pengembangan pendidikan karakter

dalam budaya sekolah di SMP se-Kota Semarang.

Setyowati (2012), menjelaskan bahwa kapasitas infiltrasi diberbagai

penggunaan lahan memberikan nilai bervariasi karena nilai porositas dan yang

tinggi dan nilai porositas sangat rendah, selain penggunaan lahan, sifat fisik tanah,

dan vegetasi mempengaruhi besarnya kapasitas infiltrasi. Berdasarkan penelitian

terdahulu terdapat kemiripan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.

kemiripan tersebut meliputi, sama-sama mengkaji tentang penggunaan lahan

pertanian. Meskipun terdapat kemiripan penelitian ini dengan penelitian yang

pernah dilakukan sebelumnya, penelitian inipun memiliki perbedaan pada tujuan

penelitian, penelitian sebelumnya bertujuan untuk mengetahui variasi kapasitas

Page 54: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

39

infiltrasi pada beberapa penggunaan lahan, mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi kapasitas infiltrasi. Teknik pengambilan sampel secara purposive

sampling menggunakan metode analisis kapasitas infiltrasi Horton di Kelurahan

Sekaran Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang. Sedangkan penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis dampak dari involusi pertanian terhadap masyarakat

petani, teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara menggunakan

metode kualitatif pada petani di Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima.

Patrician (2016), menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

alih guna lahan pertanian adalah luas lahan, harga lahan, pengaruh tetangga, dan

pengaruh swasta/investor. Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat kemiripan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. kemiripan tersebut meliputi, sama-

sama mengkaji tentang lahan pertanian. meskipun terdapat kemiripan dengan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, penelitian inipun memiliki perbedaan

seperti metode penelitian, tujuan penelitian, penelitian sebelumnya bertujuan

Untuk mengetahui laju alih guna lahan pertanian(sawah) ke non pertanian(non-

sawah), faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya alih guna lahan dan

pengaruh perubahan mata pencaharian dan aset keluarga petani. Sedangkan

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari padatnya lahan pertanian

tidak sebanding dengan penggarapnya, terdapat juga perbedaan tempat dan waktu

penelitian. Penelitian sebelumnya melakukan penelitian di Kecamatan Bawen,

sedangkan penelitian ini bertempat di Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten

Bima.

Page 55: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

40

Arifien dkk (2012), menjelaskan bahwa produktivitas tertinggi dalam

pertanian di kabupaten Wonosobo adalah tanaman sayuran. Jenis komoditas

tanaman yang dapat dikembangkan adalah komoditas tanaman pangan yang

memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Berdasarkan penelitian

terdahulu terdapat kemiripan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.

kemiripan tersebut meliputi, sama-sama mengkaji tentang hasil produktivitas

pertanian. meskipun terdapat kemiripan dengan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya, penelitian inipun memiliki perbedaan seperti metode penelitian,

tujuan penelitian, penelitian sebelumnya bertujuan Untuk membuat perencanaan

untuk pengembangan sektor pertanian, khususnya tanaman pangan demi

peningkatan perekonomian daerah. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bentuk-bentuk modernisasi pertanian pada masyarakat petani,

terdapat juga perbedaan pada tempat dan waktu penelitian. Penelitian sebelumnya

dilakukan di Kabupaten wonosobo sedang penelitian ini dilakukan di Desa Soki,

Kecamatan Belo, Kabupaten Bima.

2.2 Kerangka Teoretis

2.2.1 Fungsional Struktural “AGIL” Talcott Parsons

Teori fungsionalisme “AGIL” Talcott Parsons (George Ritzer 2004, 256),

percaya bahwa ada empat imperatif fungsional yang diperlukan atau menjadi ciri

seluruh sistem-adaptasi (A/adaptation), (Goal attainment/ pencapaian tujuan),

(integrasi) dan (Latency) atau pemeliharaan pola. Secara bersama-sama, keempat

imperatif fungsional tersebut di sebut dengan skema AGIL. Agar bertahan hidup

maka sistem harus menjalankan keempat fungsi tersebut.

Page 56: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

41

Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah fungsionalisme (AGIL)

dari Talcott Parsons Parsons merupakan tokoh terkenal (1902-1979) dalam aliran

fungsionalisme. Telah menyantakan telah sengaja melebih-lebihkan stabilitas

sistem untuk merencanakan standar nilai guna normalnya memiliki sarana untuk

menolak perubahan dan sebagian besar tulisan teoretisnya intinya menganggap

perubahan itu menyusahkan karena Talcott Parsons membahayakan imperatif-

imperatif sistem (George Ritzer dan Barry Smart, 2012:279).

Kebudayaan tak lepas dari kepribadian individu melalui suatu proses

belajar yang panjang menjadi milik dari masing-masing individu warga

masyarakat yang bersangkutan. Proses itu kepribadian atau watak tiap-tiap

individu mempunyai pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan itu dalam

keseluruhannya. Maka gagasan tingkah laku atau tindakan manusia itu ditata,

dikendali, dan dimantapkan polanya oleh berbagai sistem nilai dan norma yang

seolah-olah berada di atasnya.

Teori Parsons tentang tindakan manusia ditentukan oleh empat subsistem,

yaitu, (1). Sistem kultural, (2). Sosial, (3). Kepribadian, (4). Serta organisme,

sumber kultur merupakan sebuah ide, pengetahuan, nilai, kepercayaan, serta

simbol-simbol. Sistem kultur memberikan arahan, bimbingan, dan pemaknaan,

terhadap tindakan manusia dalam sistem sosial sampai pada tindakan nyata,

kepribadian, sistem sosial berfungsi sebagai mediator terhadap sistem kultural.

Lebih jelasnya simbol-simbol budaya diterjemahkan dalam sistem sosial yang

kemudian disampaikan kepada individu atau warga sistem sosial melalui proses

sosialisasi dan internalisasi. Sistem kultural yang sudah di mengerti atau dipahami

Page 57: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

42

oleh setiap individu maka akan menjadi pedoman dalam tindakan. Pesan kultur ini

akan menjadi norma sosial yang sudah tentu mengikat sebuah warga sistem sosial.

Ketika semua norma sosial itu telah diinternalisasikan kedalam diri setiap orang,

maka norma sosial itu telah menjadi bagian integral ke dalam organisme diri

sendiri (Dwi Narwoko dan Suyanto, 2013:128).

Teori Parson berkaitan dengan sebuah fungsi yang harus terintegrasi yang

mutlak dibutuhkan bagi semua sistem sosial. Martono (2014:59) menjelaskan

bahwa keempat fungsi tersebut meliputi: (1). Adaptation atau adaptasi, (2). Goal

attainment atau pencapaian tujuan, (3). Integration atau integrasi, dan (4). Laten

petter maintenance atau pemeliharaan pola-pola laten. Parsons membentuk empat

paradigma fungsi yang disebut “four function paradigm” atau skema AGIL yang

digambarkan sebagai pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Skema AGIL

four function paradigm

Adaptation(A) Goal Attainment (G)

Latency (L) Integration (I) Sumber: George Ritzer 2004, Edisi terbaru Teori Sosiologi

Skema AGIL dari Keempat fungsi tersebut wajib dimiliki semua sistem

untuk tetap bertahan. Fungsi tersebut merupakan fungsi imperative atau prasyarat

berlangsungnya sistem sosial termasuk empat pokok penting yang termasuk

dalam kebutuhan fungsional ini. Pertama adaptasi masyarakat terhadap perubahan

alat-alat teknologi pertanian. Kedua tujuan modernisasi dalam involusi pertanian.

Ketiga tata cara bertani masyarakat Desa Soki. Keempat, upaya masyarakat

melestarikan nilai kekerabatan. Fungsi ini merupakan fungsi kultural. Penerapan

Page 58: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

43

skema AGIL dalam sistem sosial sesuai dengan pengilustrasian Parsons seperti

pada Tabel 2.2

Tabel 2.2. Skema penerapan AGIL dalam sistem sosial

Sumber: George Ritzer 2004, Edisi terbaru Teori Sosiologi.

Substansi dari teori di atas, peneliti menganggap bahwa teori AGIL

relavan atau bisa digunakan untuk mengkaji rumusan permasalahan dalam

penelitian peneliti. Peneliti menganggap sebuah masyarakat digambarkan

bergerak melewati tahapan-tahapan ekuilibrium temporer, perubahan berlangsung

mengikuti suatu urutan yang tertib dan selalu di polakan sesuai kebutuhan-

kebutuhan sistem. Desain skema AGIL parsons di gunakan semua tingkat dalam

sistem teorinya. Dalam penelitian ini tentang empat sistem tindakan parsons

menggunakan skema AGIL peneliti dapat menjabarkan antara lain sebagi berikut.

Adaptasi masyarakat petani dengan alat-alat teknologi pertanian, tata cara

penggunaan teknologi pertanian masyarakat petani melalukan dengan gaya

meniru atau melihat tata cara penggunaan mesin traktor, mesin diesel dan mesin

samprot petani lain. Meniru tata cara penggunaan mesin traktor, mesin samprot

dan mesin diesel yang dimaksudkan adalah para petani melihat secara langsung

tata cara penggunaan alat-alat pertanian yang digunakan oleh petani yang lain dan

mempraktek di lahan milik masing-masing.

Empat paradigma fungsi AGIL

Adaptasi masyarakat Adaptation

Perubahan tata cara bertani Goal attainment

Aktivitas masyarakat Integration

Melestarikan sosial budaya Latency

Page 59: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

44

Perubahan tata cara bertani, perubahan alat-alat pertanian dengan

kemajuan teknologi di bidang pertanian mendorong masyarakat petani

mengadopsi alat-alat pertanian yang baru, dari alat pertanian yang manual atau

tradisional menuju alat pertanian yang maju/modern.

Perubahan aktivitas pertanian, luas lahan pertanian yang padat tidak

sebanding dengan penggarapnya menyebabkan hasil pertanian masyarakat petani

berkurang sehingga tidak jarang para petani mencari lahan garapan yang lebih

luas dengan cara berpindah aktivitas pertanian diluar dari desanya untuk

menyewa lahan garapan demi keberlanjutan roda ekonomi rumah tangganya.

Melestarikan sosial budaya seperti gotong royong dan kerja bergilir,

masyarakat sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya tidak terlepas dari nilai-

nilai kekerabatan yang menjadi tolok ukur pelaksanaan sebuah aktivitas khusunya

aktivitas pertanian seperti yang dilakukan oleh masyarakat petani di Desa Soki

seperti bergotong royong atau kerja bergilir. Kerja bergilir dan bergotong royong

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini diawali dengan melihat fenomena

pertanian yang terjadi pada masyarakat di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten

Bima. Dalam penelitian ini menentukan beberapa fokus dari masing-masing

rumusan masalah. Pada rumusan masalah pertama yaitu bentuk modernisasi

pertanian pada masyarakat petani mulai dari persiapan lahan, penanaman,

pemeliharaan, pemaneman dan pasca panen.

Sistem nilai Kekerabatan gotong royong dan kerja bergilir merupakan

nilai kekerabat yang dimiliki oleh masyarakat di Desa Soki Kecamatan Belo

Page 60: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

45

Kabupaten Bima dapat meringankan dan mempercepat proses pengolahan

pertanian. selain dari pada itu pentingnya tolong menolong atau gotong royong

merupakan perbuatan yang baik. Kerja bergilir dan bergotong-royong sudah

menjadi tradisi masyarakat petani dalam melakukan aktivitas pertanian yakni

menjaga keharmonisan dan kesejahteraan dalam ekonomi.

Dampak modernisasi dalam involusi pertanian pada petani

mengakibatkan pendapatan petani berkurang sehingga masyarakat petani tidak

mampu memenuhi kebutuhan sekunder atau terjadi kemiskinan. Upaya

pemerintah menanggulangi modernisasi dalam involusi pertanian pada petani

selain dengan membuka lahan baru dapat juga melakukan pengendalian penduduk

dan menyelenggarakan keluarga berencana agar segera terlepas dari

ketidakberdayaan masyarakat petani selama ini. Menjadikan masyarakat petani

sejahtera dan memberikan bahan pangan yang cukup untuk keluarga dan negara.

Temuan pada lapangan mengenai keempat masalah tersebut akan dianalisis

menggunakan teori fungsionalisme (AGIL) dari Talcott Parson. Hasil analisis

terhadap modernisasi dalam involusi pertanian di Desa Soki bentuk-bentuk

modernisasi pertanian maupun dampak terjadinya involusi dan peran pemerintah

menanggulangi terjadinya involusi pertanian serta bentuk-bentuk nilai

kekerabatan pada masyarakat petani. Bagan kerangka berpikir dapat dilihat pada

Gambar 2.1

Page 61: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

46

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Masyarakat Petani di Desa Soki,

Kecamatan Belo, Kabupaten Bima,

mengalami keterbatasan lahan pertanian

Modernisasi

pertanian

Ketersediaan lahan

yang terbatas

Dampak involusi

pertanian

Upaya pemerintah

menangguangi

involusi pertanian

Nilai-nilai

kekerabatan petani

Kesejahteraan dan

keharmonisan

masyarakat petani

Teori fungsionalisme

(AGIL) Talcott Parsons

(A) Adaptation. (G)

Goal attainment, (I)

integration, (L)Latency.

Bentuk-bentuk

modernisasi pertanian

Page 62: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

73

BAB V

BENTUK-BENTUK MODERNISASI PERTANIAN PADA

MASYARAKAT PETANI

Temuan dari hasil observasi dan wawancara mendalam pada tanggal

23 Maret 2019 bertempat di Desa Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima

dengan masyarakat petani tentang bentuk-bentuk modernisasi pertanian

mulai dari pengolahan lahan, penanaman tanaman, pemeliharaan,

pemanenaman serta pasca panen. Lebih lanjut akan dibahas pada Tabel 5.1

Tabel 5.1. Bentuk-bentuk modernisasi pertanian

No Tata cara

bertani

Padi Bawang Merah

Tradisional Modern Tradisional Modern

1 Pengolahan

lahan

Sapi, kerbau

dan Cangkul

Mesin traktor 1. Sapi dan kerbau

Cangkul

Mesin traktor

2 Penanaman Menggunakan

tembilang

Menanam

bibit yang

sudah

berumur 17-

25 hari

menancapkan

bibit pada lahan

yang basah

menggunakan

tangan

Tidak ada

perubahan

3 Pemeliharaan Air hujan

Pupuk dari

kotoran burung

Samprot

pompa

Sumber air

dari sumur

bor

Pupuk UREA

samprot

mesin

Saluran irigasi

dari dam ncera,

Pupuk dari

kotoran burung,

3 botol pestisida,

samprot pompa

Sumber air dari

sumur bor, pupuk

NPK, UREA,

KCL, 5-15

pestisida, samprot

mesin

4 Pemanenam Sabit dan

Gebotan

Mesin

prontok

Mencabut

menggunakan

tangan

Tidak ada

perubahan

5 Pasca panen Disimpan di

kolom rumah

Tidak ada

perubahan

Dijual langsung Dijual langsung

dan di simpan

untuk ditanaman

kembali

Sumber : Rostati, berdasarkan hasil penelitian Tahun 2019

Page 63: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

74

Padi dan bawang merah merupakan sumber penghasilan masyarakat

petani di Desa Soki untuk memenuhi kebutuhan seperti kebutuhan rumah

tangga dan biaya pendidikan anak. Tata cara masyarakat petani di Desa Soki

untuk mendapatkan penghasilan sesuai dengan yang diharapkan dari hasil

pemaneman padi dan bawang merah, masyarakat petani mengubah tata cara

dan alat pertanian dari yang tradisional ke tata cara pertanian yang

maju/modern. Tata cara bertani masyarakat petani di Desa Soki pada

tanaman padi dan bawang merah, selanjutnya akan di jelaskan pada

pembahasan berikut.

5.1 Pengolahan Lahan Padi dan Bawang Merah

Temuan dari hasil observasi dan wawancara mendalam dengan salah

satu masyarakat petani di Desa Soki tentang pengolahan lahan yang

tradisional sampai pengolahan lahan pertanian menggunakan alat yang

maju/modern, beliau menjelaskan bahwa proses pengolahan lahan pertanian

sebelum adanya teknologi pertanian menggunakan tenaga hewan dan sesudah

adanya teknologi di bidang pertanian masyarakat petani di Desa Soki sudah

menggunakan mesin traktor.

Pengolahan lahan sawah dilakukan dengan cara pembajakan. Cara

pengolahan sawah biasa dilakukan petani setelah turun hujan. Pembajakan

lahan sawah masyarakat petani memanfaatkan tenaga hewan, salah satunya

adalah dengan menggunakan hewan ternak seperti sapi atau kerbau untuk

menjalankan alat pembajak. Cara pengolahan lahan yang tradisional lebih

menekankan petani menggunakan alat-alat tradisional semisalnya cangkul.

Page 64: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

75

Tujuannya adalah untuk menghancurkan gumpalan tanah keras di suatu

lahan. Bila gumpalan sudah rata akan membuat struktur dan tekstur tanah

menjadi lebih mudah untuk ditanami. Seperti ungkapan yang diberikan oleh

informan berikut.

Pengolahan lahan sawah, saya menggunakan cangkul karena saya

tidak punya hewan seperti kerbau dan sapi (wawancara dengan

Bapak J pada tanggal 23 Maret 2019).

Temuan peneliti dari hasil wawancara dengan Bapak J bahwa sebelum

membajak lahan sawah menggunakan traktor Bapak yang mempunyai 1

orang anak tersebut hanya menggunakan cangkul sebagai pengganti

membajak dengan alasan beliau tidak memiliki hewan seperti kerbau dan

sapi. Berbeda dengan Ungkapan yang di berikan oleh bapak Y berikut.

Sawatipo wara oto rawi ntoina maco wa’uku dana ampode tutuku

kobore ntana kai sambore alumu nami mada ntau sahe ra capini

(wawancara dengan Bapak Y pada tanggal 23 Maret 2019)

Artinya sebelum ada mesin traktor kami hanya menggunaka cangkul

untuk membajak sawah setelah di cangkul kami menggunakan palu

untuk mengecilkan tanah yang sudah di cangkul tadi karena kami

tidak mempunyai hewan seperti kerbau dan sapi

Peneliti dapat menyimpulkan berdasarkan hasil wawancara dengan

masyarakat petani di Desa Soki bahwa kerbau dan sapi merupakan dua jenis

hewan sering digunakan para petani untuk mengolah atau membajak sawah

selain menggunakan tenaga hewan petani yang tidak memiliki kerbau dan

sapi mereka menggunakan kayu dan timbang yang di desain dari baja serta

cangkul alat ini cukup sederhana dalam hal bentuk dan bahan yang

digunakan, terdapat dua bahan salah satunya yaitu besi lebar dan cukup tebal

yang berujung tajam memipih, bagian ini berguna sebagai benda tajam dan

Page 65: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

76

berat untuk membelah tanah kemudian mencungkilnya keluar, pembajakan

sawah dilakukan sebelum menanaman bibit padi dan bibit bawang merah.

Seiring perkembangan zaman dari cara yang tradisional berubah menjadi cara

yang modern/maju, lihat pada Gambar 5.1

Sumber: Rostati, 23 Maret 2019

Gambar 5.1 Bapak J sedang membajak sawah menggunakan mesin traktor dilahan miliknya

sebagai bentuk modernisasi.

Masyarakat petani di Desa Soki melakukan pengolahan lahan sawah

menggunakan mesin pertanian seperti mesin traktor. Masyarakat petani di

Desa Soki mulai mengenal mesin traktor sejak tahun 2000 dan mulai saat

itulah masyarakat petani setiap kali mengolah lahan pertanian menggunakan

mesin traktor.

Pengolahan lahan sawah menggunakan alat teknologi canggih seperti

mesin traktor dapat mempercepat kerja petani dan masyarakat petani dapat

Page 66: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

77

menghemat waktu serta tenaga. Namun para petani ternyata masih

menggunakan proses pengolahan lahan persawahan dilakukan dengan alat

yang tradisional seperti cangkul. Cangkul tujuannya adalah untuk

menghancurkan gumpakan tanah keras dan untuk menggali tepi/pinggir

sawah atau dalam istilah bahasa Bima nganto tolo di suatu lahan setelah di

bajak. Bila gumpalan tanah sudah rata akan membuat struktur dan tekstur

tanah menjadi lebih mudah untuk ditanami tanaman seperti padi dan bawang

merah, lihat Gambar 5.2

Sumber: Rostati, 23 Maret 2019

Gambar 5.2 Bapak Y sedang membuat Batas-Batas (laru bawa) pada lahan bawang

merah miliknya menggunakan alat dan cara yang tradisional.

Pegolahan lahan persawahan masyarakat petani masih menggunakan

alat pertanian tradisional dengan cara mencangkul bagian pinggir dan

membuat batas-batas pada lahan sawah untuk ditanamin bibit bawang merah.

Seperti yang dikatakan oleh informan

Mulai rawi dana kani oto rawide ai tahun 2000 ni ana, mulai lalo

wara oto rawi de nami de warajar ma kurang rawi kai sahe ra capi

ni ana. (Wawancara dengan Bapak R pada tanggal 24 Maret 2019)

Page 67: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

78

Artinya mulai membajak sawah menggunakan mesin traktor pada

tahun 2000 nak, mulai masuk traktor kami di Desa ini mulai kurang

membajak sawah menggunakan kerbau dan sapi.

Temuan dari hasil wawancara dengan Bapak R yang bertempat tinggal

di Rt 04 tersebut bahwa mulai tahun 2000-an masyakat petani di Desa Soki

mengenal mesin traktor untuk membajak sawah, namun pada saat itu masih

ada sebagian masyarakat yang masih membajak sawah menggunakan tenaga

hewan seperti kerbau dan sapi. Ungkapan yang berbeda seperti yang di

ungkapkan oleh Bapak JW

Saya membajak saya menggunakan traktor dek dan saya tidak tahu

cara membajak sawa menggunakan kerbau dan sapi karena mulai saya

bisa bekerja itu dek orang-orang tidak ada lagi yang membajak sawah

menggunakan kerbau dan sapi dek tapi sebagian cara kerja kami tetap

mengerjakan dengan cara yang lama seperti mencangkul

dek.(wawancara pada tanggal 25 Maret 2019).

Temuan dari hasil wawancara mendalam dan dokumentasi yang

peneliti dapatkan di lapangan tentang bentuk-bentuk modernisasi pertanian

pada masyarakat petani di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima. Dari

hasil wawancara kepada masyarakat petani, aparat Desa Soki serta

pemerintah dinas pertanian Kecamatan Belo bahwa modernisasi telah

merambah semua sektor kehidupan manusia, mulai dari ruang privat sampai

ke ruang publik, dari modernisasi teknologi sampai modernisasi di tingkat

gagasan.

Modernisasi pertanian telah membawa perubahan-perubahan yang

berarti pada masyarakat petani hal ini dapat dilihat dari perubahan tata cara

bertani masyarakat petani di Desa Soki dari cara yang tradisional menuju cara

yang modern dalam menggunakan teknologi dan peningkatan produksi

Page 68: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

79

pertanian pada masyarakat petani. Masyarakat petani di Desa Soki selain

menggunakan alat-alat pertanian yang modern namun masih menggunakan

cara dan alat tradisional seperti mencangkul. Kedua cara pembajakan sawah

antara memanfaatkan tenaga hewan dengan menggunakan mesin traktor

sebenarnya baik dilakukan untuk mengolah lahan pertanian. Namun,

pembajakan sawah menggunakan mesin traktor dinilai lebih cepat dan efisien

sehingga bisa menghemat waktu dan tenaga bagi petani.

5.2 Penanaman Padi dan Bawang Merah

Penanaman merupakan usaha penempatan benih di dalam tanah atau

menyebarkan biji diatas permukaan tanah atau menanamkan didalam tanah.

Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan pertumbuhan biji yang baik seperti

penanaman benih padi dan benih bawang merah. Penanaman padi adalah

kegiatan peletakan tanaman atau benih tanaman dilahan untuk tujuan

produksi. Sebelum penanaman diawali dari persemaian, penyiapan alat dan

pelaksanaan penanaman. Sedangkan bawang merah merupakan tanaman

hortikultura yang sudah sejak lama di dibudidayakan oleh petani di Desa Soki

secara intensif.

Komoditas unggulan pertanian bawang merah memberikan kontribusi

yang cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi masyarakat petani di

Desa Soki. Sebelum dilakukan penanaman bawang merah masyarakat petani

melakukan pemotongan setelah di potong dan lahan sudah siap untuk

dilakukan penanaman masyarakat petani melakukan penanaman bawang

merah. berikut peneliti menjelaskan modernisasi penanaman benih padi dan

bawang merah yang dilakukan masyarakat petani di Desa Soki.

Page 69: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

80

5.2.1. Penanaman Padi

Menanam padi masyarakat petani di Desa Soki harus menunggu

musim yang pas yang mana curah hujan dan terik mataharinya seimbang.

Apabila tidak sesuai dengan curah hujan dan terik matahari tidak

dipertimbangkan maka akan dikwatirkan padi yang ditanam hasilnya tidak

maksimal dan yang paling buruk adalah terjadinya gagal panen dan itu sangat

merugikan para petani.

Penanaman padi sebelum adanya teknologi pertanian masyarakat

petani di Desa Soki hanya melakukan penanaman padi pada musim hujan

setiap bulan januari atau satu kali dalam setahun. Sebelum bibit padi di tanam

masyarakat petani membersihkan rumput-rumput pada lahan sawah miliknya

menggunakan parang, cangkul, sabit. Masyarakat petani di Desa Soki

memanfaatkan padi dari hasil panen setahun yang lalu untuk ditanam

kembali, cara penanaman padi masyarakat petani di Desa Soki menggunakan

tembilang atau dalam bahasa Bima cu,a untuk menggali tanah kemudian

memasukan bibit padi.

Penanaman padi menggunakan tembilang biasanya masyarakat petani

di Desa Soki melakukan penanaman padi pada lahan kering, berbeda dengan

penanaman padi pada lahan yang basah sebelum penanaman bibit padi pada

lahan yang basah biasanya masyarakat petani di Desa Soki merendam bibit

padi selama 2-4 hari bahkan ada sebagian dari masyarakat petani merendam

sampai seminggu, cara penanamannya dengan cara menyimpan beberapa biji

padi di tanah atas tanah yang basah atau dengan bahasa Bima puri fare.

Seiring perkembangan zaman yang semakin canggih para petani sudah tidak

Page 70: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

81

begitu memikirkan harus menunggu musim yang pas karena teknologi

pertanian semakin maju dan berkembang apabila sawah sulit untuk diairin

karena posisi sawahnya terlalu tinggi maka petani menyodet air dari sumur

bor menggunakan mesin diesel untuk mengalirinya. Penggunaan alat

pertanian yang modern dapat merubah kebiasaan masyarakat petani seperti

penanaman padi dilakukan cara yang lebih maju pada lahan kering dan lahan

basah, lihat pada Gambar 5.3

Sumber : Rostati, 23 Maret 2019

Gambar 5.3 Sekelompok masyarakat petani sedang menanamn Padi (mura fere)

melakukannya dengan cara yang modern/maju.

Masyarakat petani di Desa Soki melakukan penanaman padi atau

dengan bahasa Bima mura fare sudah menggunakan cara yang baru atau

sudah melakukan perubahan tata cara penanaman bibit padi. Pada penanaman

padi, bibit padi yang telah berumum 17-25 hari (tergantung jenis padinya)

akan segera di tanam. Mula-mula bibit diatur sedemikian rupa (biasanya

dijejer dalam beberapa baris dan dijejer beraturan) dengan bertujuan untuk

memudahkan petani ketika menanam. Penanaman padi di sawah umumnya

ditanam dengan jarak teratur. Biasa di lakukan petani di Desa Soki adalah

Page 71: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

82

berjarak 20 cm tanaman muda ditancapkan ke dalam tanah yang digenangi air

sedalam 10 sampai 15 cm hingga akarnya terbenam di bawah permukaan

tanah.

5.1.2. Penanaman Bawang Merah

Mesin-mesin telah mengubah gaya hidup petani mulai dari tata cara

bertani sampai perubahan pada ekonomi masyarakat petani. Masuknya alat-

alat modern dalam bidang pertanian dapat merubah kehidupan di petani.

Sejak tahun 2000-an masyarakat petani di Desa Soki sudah mulai melirik

menggunakan alat-alat pertanian yang modern/maju seperti mesin traktor dan

mesin diesel. Mesin traktor masyarakat petani di Desa Soki digunakan

menggemburkan lahan sawah untuk menggantikan fungsi bajak dengan

kerbau dan tenaga manusia.

Kemajuan pada bidang teknologi pertanian seperti mesin traktor,

mesin diesel, mesin samprot dapat mempercepat proses kerja masyarakat

petani dalam melakukan kegiatan pertanian seperti aktivitas pertanian yang

dilakukan masyarakat petani di Desa Soki, namun perubahan pada alat-alat

dan tata cara bertani pada masyarakat petani di Desa Soki tidak berkembang

secara keseluruhan karena masih terdapat proses kegiatan pertanian yang

dilakukan masyarakat petai di Desa Soki menggunakan tata cara yang lama

atau masih mengadopsi kebiasaan yang lama seperti kegiatan proses

pemotongan bawang merah, pemotongan padi, penanaman bawang merah,

penanaman padi dan pengikatan bawang merah, untuk mengetahui cara

Page 72: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

83

penanaman bawang merah yang dilakukan massyarakat petani di Desa Soki,

lihat Gambar 5.4

Sumber : Rostati, 24 Maret 2019

Gambar 5.4 Sekelompok masyarakat petani sedang menanam Bawang

Merah melakukan dengan cara yang tradisional/lama.

Penanaman bawang merah yang dilakukan masyarakat petani di

Desa Soki dilakukan dengan menanam bawang merah di atas tanah yang

basah kemudian bagian yang sudah dipotong tadi harus berada di bagian

atas dan bagian bawah bawang merah yang sudah mulai terlihat titik-titik

akar diletakan di bawah, masyarakat petani di Desa Soki tidak melakukan

perubahan dalam proses penanaman dari sebelum adanya teknologi

pertanian dan proses penanaman bawang merah sesudah adanya teknologi

pertanian. seperti keterangan yang diberikan oleh informan berikut.

Page 73: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

84

Ntadi bawa na lai labo ntadi fare kalau ntadi fare bibitna ngena

ma losa dei pemerenta dan cara nggudana kani cu’a haju raka

leme wa’ude tau fare waktu ndi rombe kai fare ngenaku upa

wura sedangkan ntadi bawa carana weha weli wa’u dei wa’ude

dompoku ampode nguda ma nggudana dou siweku dou mone ndi

ma maco dana labo bui dana waktu ndi ngari kai bawa dua

wurapa.

Artinya tanam bawang berbeda dengan tanam padi kalau tanam

padi menunggu bibit yang dibagikan oleh pemerintah setempat

kemudian melakukan proses penanaman menggunakan

tembilang dan waktu panen menunggu sampai 4 bulan

sedangkan tanam bawang merah bibit di beli dari petani lain

sebelum proses penanaman terlebih dahulu bawang merah

dipotong dan di belah oleh kaum istri atau perempuan

sedangkan para suami mempersiapkan lahan yang telah di bajak

dengan cara mencangkul dan membuat batas-batanya.

(wawancara dengan ibu Nur pada tanggal 24 Maret 2019).

Pernyataan dari hasil temuan yang di ungkapkan oleh ibu N bahwa

untuk memperoleh bibit padi masyarakat petani tidak harus bergantung

dengan pemerintah karena sekarang masyarakat petani di Desa Soki sudah

dapat membeli sendiri di agen. Ungkapan lain seperti yang di ungkapkan

oleh ibu J

Ntoina ngudase farede kuda kaiku cu’a ni anaa ake watira

ngguda kai cu’a ngarana mura ra kecuali ntau oma alumu aka

doroka anae ngguda harusku ngguda kai cu’a wati loandi mura

Artinya dulu menanam padi menggunakan tembilang nak dan

sekarang sudah berubah namanya menjadi mura fare atau

menanam bibit padi yang sudah berumur 17-25 hari, menaman

padi menggunakan tembilang hanya di lakukan penanam padi di

bukit.(wawancara pada tanggal 24 Maret 2019)

Temuan dari hasil wawancara dengan Ibu J bahwa sebelum

masyarakat petani mengetahui cara-cara menanam padi yang sudah di

persemaian sampai berumur 17-25 hari, masyarakat petani di Desa Soki

melakukan menanaman biji padi langsung pada lahan persawahan yang

Page 74: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

85

kering menggunakan tembilang. Ungkapan lain yang di ungkapkan oleh ibu

SN berikut.

Peta bawa namike anae sapa ma ntoi ra ma bouke wati wara

laina samapa dompo wa’uku tutana ampode pi’a wa’ude peta,

dou mone ma rawira maco dana nami siwe ma dompo bawa.

Artinya penanaman bawang merah yang dilakukan kami nak

tidak ada perbedaan antara cara yang dulu dan cara yang

sekarang, sama-sama sebelum dilakukan penanaman para suami

mempersiapkan lahan kami sebagai istri memotong bibit

bawang merah lalu menanam.(wawancara pada tanggal 1 april

2019).

Temuan dari hasil wawancara dengan ibu SN peneliti dapat

menyimpulkan bahwa proses penanaman bawang merah tidak ada

perubahan dilakukan masyarakat petani di Desa Soki sebelum adanya

teknologi pertanian dan sesudah adanya teknologi pertanian sedangkan pada

proses penanaman padi sudah ada kemajuan dari cara yang lama

berkembang ke cara yang lebih cepat dan maju. Pada proses kegiatan

pertanian para laki-laki atau suami mempunyai kegiatan pertanian yang

berbeda dengan para istri atau perempuan seperti pada penanaman padi

biasanya yang melakukan penanaman dilakukan oleh perempuan atau para

istri sedangkan suami/lak-laki tugasnya membagi bibit.

Teknologi pertanian dapat merubah tata cara bertani masyarakat

petani dari cara yang tradisional berkembang menjadi cara yang

maju/modern. Sebelum adanya teknologi pertanian biasanya masyarakat

petani di Desa Soki mengolahan lahan sawah sepetak saja para petani

memerlukan waktu 1-3. Namun dengan adanya teknologi masyarakat petani

akan lebih cepat dan memerlukan waktu 3-4 jam dalam mengolah lahan

Page 75: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

86

sawah. Contohnya saja dengan mengunakan mesin traktor, belum ada mesin

traktor yang ada masyarakat petani memanfaatkan bantuan tenaga hewan

seperti kerbau dan sapi untuk menarik garu atau yang lebih sederhana lagi

masyarakat petani di Desa Soki hanya menggunakan cangkul. Itulah yang

membuat masyarakat petani di Desa Soki lama dalam mengolah lahan sawah

miliknyaa. Selain dari segi waktu yang pastinya lebih hemat penggunaan

teknologi juga hasil yang diperoleh masyarakat petani di Desa Soki lebih

beragam produk dan lebih melimpah.

Masyarakat petani di Desa Soki biasa menanam padi dilakukan

dengan cara yang berbeda pada lahan kering dan lahan basah serta harus

menunggu waktu yang pas dilihat dari curah hujan dan terik matahari.

Seiring perkembangan zaman yang semakin canggih masyarakat petani

sudah tidak begitu memikirkan harus menunggu musim yang pas untuk

menanam tanaman karena teknologi pertanian sudah semakin maju dan

berkembang, apabila lahan sawah sulit untuk dialiri air karena posisi terlalu

tinggi maka masyarakat petani di Desa Soki langsung menyodet air dari

sumur bor menggunakan mesin diesel untuk mengalirinya. Namun oleh

karena itu tenyata teknologi pada bidang pertanian belum menyeluruh pada

tata cara bertani masyarakat petani khusunya tata cara bertani yang

dilakukan masyarakat petani di Desa Soki terdapat masih melakukan tata

cara yang lama atau belum ada perubahan dalam penanaman bawang merah.

Page 76: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

87

5.3. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya

tanaman karena selama pertumbuhan kadang kala tanaman mengalami

kerusakan atau kurang menguntungkan seperti gangguan hama, gulma,

cuaca tidak mendukung akibat terjadi kekurangan air. Berbagai macam

gangguan tersebut dapat menurunkan mutu hasil pendapatan masyarakat

petani, pemeliharaan tanaman sangat penting dalam budidaya tanaman

seperti pemeliharaan tanaman padi dan bawang merah yang dilakukan

masyarakat petani di Desa Soki.

Temuan dari hasil observasi dan wawancara peneliti dengan

masyarakat petani di Desa Soki tentang tata cara pemeliharaan tanaman padi

dan tanaman bawang merah sebelum perkembangan teknologi di bidang

pertanian dan sesudah ada perkembangan pada bidang pertanian. Lebih

lanjut peneliti menjelaskan pada pembahasan berikut.

5.3.1 Pemeliharaan Tanaman Padi

Pemeliharaan tanaman padi dilakukan setelah ditanam, pemeliharaan

padi sebelum adanya teknologi pertanian masyarakat petani di Desa Soki

mendapatkan pengairan hanya mengandal air hujan. Namun setelah adanya

teknologi pada bidang pertanian masyarakat petani di Desa Soki tidak harus

menunggu air hujan, masyarakat petani di Desa Soki sudah tidak begitu

memikirkan harus menunggu turun hujan karena teknologi pertanian seperti

mesin diesel digunakan untuk menyedot air dalam sumur bor.

Masyarakat petani di Desa Soki setelah adanya teknologi pertanian

seperti mesin diesel tidak harus membuat saluran irigasi untuk mengairi

Page 77: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

88

tanaman padi miliknya karena masyarakat petani memiliki lahan sawah

yang jaranya jauh dari sumur bor petani langsung memasang pipa dari

mesin diesel sampai lahan sawah miliknya sedangkan petani memiliki lahan

sawah jaraknya dekat dengan sumur bor setelah di sedot menggunakan

mesin diesel langsung mengairinya tanpa harus memasang pipa. Setelah

menyedot air dari sumur bor dan air dibiarkan tergenang pada tanaman

setelah ditanam hingga beberapa hari menjelang panen. Tanaman padi yang

tumbuh dalam pengairan di atas tanah atau pemberian air pada tanaman padi

secara terus menerus lebih bagus hasilnya dari pada tanaman padi yang

tumbuh dalam pengairan yang hanya mengandalka air hujan, lihat pada

Gambar 5.5 berikut.

Sumber : Rostati, 23 Maret 2019

Gambar 5.5 Menyedot air dalam sumur bor (oi bor) untuk mengairi tanaman

padi menggunakan mesin diesel

Gambar 5.5 menggambarkan proses pemeliharaan tanaman

masyarakat petani di Desa Soki dengan cara menyedot air dari sumur bor

tanpa memasang pipa. Masyarakat petani di Desa Soki mengalami

Page 78: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

89

kemajuan teknologi pada bidang pertanian, masyarakat petani tidak harus

mengandalkan air hujan untuk memberikan pengairan pada tanaman padi.

Dan masyarakat petani dapat memberikan pengairan pada tanaman padi

secara terus menerus dengan menyedot air dalam sumur bor atau dalam

bahasa Bima hinti oi bor menggunakan mesin diesel.

Pemeliharan tanaman yang dilakukan masyarakat petani di Desa

Soki terdapat perbedaan dalam melakukan pengairan pada tanaman padi

sebelum dan sesudah adanya teknologi pertanian, namun masyarakat petani

di Desa Soki tidak melakukan cara yang berbeda dalam pemeliharaan

tanaman padi seperti pemberian pupuk, membersihkan atau mencabut

rumput-rumput liar yang tumbuh bersamaan dengan tanaman serta

pemberatasan dari hama dan tikus.

Padi merupakan jenis tanaman yang memerlukan pemeliharaan

untuk pertumbuhannya. Pemeliharaan dapat berupa pemupukan dan

penanggulangan hama, pemupukan pada tanaman padi masyarakat petani di

Desa Soki sudah dapat menggunakan berbagai jenis pupuk seperti pupuk

urea, pupuk KCL, dan pupuk NPK. Adapun tata cara pemupukan yang biasa

dilakukan masyarakat petani untuk tanaman padi adalah dengan

memperhatikan kondisi tanah dan tanaman itu sendiri. Kondisi tanah yang

harus diperhatikan adalah keasaman tanah, sementara dari tanaman adalah

dengan melihat seberapa besar pertumbuhan tanaman dengan kata lain

pertumbuhan harus sesuai dengan kriteria yang ada.

Page 79: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

90

5.3.2. Pemeliharaan Bawang Merah

Pemeliharaan tanaman adalah pengkondisian tanaman dan

lingkungan agar tanaman dapat tumbuh dan bekembang dengan optimal

tanpa menyebabkan kerusakan pada lingkungan. Pemeliharaan tanaman

bawang merah meliputi pengairan, pengendalian gulma, dan pengendalian

hama dan penyakit. Tanaman bawang merah memerlukan air yang cukup

selama pertumbuhannya melalui penyiraman. Penanaman di lahan bekas

padi dalam keadaan terik di musim kemarau memerlukan penyiraman yang

cukup, masyarakat petani di Desa Soki biasa melakukan penyiraman satu

kali dalam sehari pada pagi atau sore hari sejak dilakukan penanaman

sampai menjelang panen. Penyiraman tanaman bawang merah yang

dilakukan masyarakat petani di Desa Soki pada musim hujan umumnya

hanya ditujukan untuk membilas daun tanaman yaitu untuk menurunkan

percikan tanah yang menempel pada daun bawang merah.

Pemeliharaan tanaman bawang merah yang dilakukan masyarakat

petani di Desa Soki sebelum dan sesudah adanya teknologi di bidang

pertanian memiliki tata cara tersendiri. Pemeliharaan tanaman bawang

merah sebelum adanya teknologi pertanian masyarakat petani melakukan

penyiraman pada tanaman bawang merah mengunakan air irigasi dari DAM

yang berjarak jauh dari sawah miliknya sehingga tanaman bawang merah

kadang-kadang kurang mencukupi dalam pemenuhan kebutuhan air. Seperti

hasil wawancara dengan informan berikut.

Page 80: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

91

Ntoina oi owa kai bawa de anae wehaku ele embu ncera akaku,

wati maru ai mangadi anae ba lao bali oi ba ndi bui kai bawa

aima sidi

Artinya jaman dulu air untuk penyiraman bawang merah nak kami

mengairinya dari embun Ncera, kami mengairinya pada malam

hari karena pada pagi dan siang hari petani-petani lain akan

berbondong-bondong mengairinya juga. (wawancara dengan bapak

Y pada tanggal 2 April 2019)

Temuan dari hasil wawancara peneliti dengan Bapak Y

menunjukkan bahwa masyarakat petani di Desa Soki sebelum adanya mesin

diesel, masyarakat petani menyalurkan air dari embun ncera untuk

menyirami tanaman bawang merah. Penyiraman bawang merah yang

dilakukan masyarakat petani di Desa Soki menggunakan timbang yang

terbuat dari aluminium atau dalam bahasa Bima boru, untuk mengetahui alat

tradisional penyiraman tanaman bawang merah masyarakat petani di Desa

Soki, lihat Gambar 5.6

Sumber : dokumentasi Desa Soki Gambar 5.6 Petani sedang menyiram tanaman bawang merah

menggunakan timbang (boru)

Page 81: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

92

Masyarakat petani di Desa Soki menyiram tanaman bawang merah

menggunakan timbang yang terbuat dari aluminium (boru) dan

mendapatkan saluran air dari dam ncera. Selain melakukan penyiraman,

masyarakat petani di Desa Soki melakukan pengendalian hama.

Pengendalian hama dan penyakit merupakan kegiatan rutin atau

tindakan preventif yang dilakukan para petani bawang merah. Kegiatan

pengendalian hama dan penyakit pada tanaman bawang merah dilakukan

setiap hari pada pagi atau sore hari. Proses penyamprotan dalam

pengendalian hama dan penyakit pada tanaman bawang merah masyarakat

petani di Desa Soki menggunakan samprot manual atau samprot pompa dan

dilakukan penyamprotan hanya 1-3 botol pestisida. Kondisi seperti inilah

yang menyebabkan hasil tanaman masyarakat petani kurang maksimal dan

mengganggu tingkat produksi tanaman bawang merah. Sedangkan pada

penyamprotan tanaman bawang merah setelah adanya mesin samprot tata

cara pemeliharan tanaman masyarakat petani lebih maju serta menggunakan

berbagai macam pilihan pestida, seperti pada Gambar 5.7

Sumber : Rostati, 2 April 2019

Gambar 5.7. Pilihan Obat-Obatan untuk menyamprot bawang merah setelah ada

kemajuan pada bidang pertanian

Page 82: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

93

Masyarakat petani di Desa Soki melakukan pemeliharaan tanaman

bawang merah setelah adanya teknologi di bidang pertanian muncul

berbagai macam pilihan seperti pestisida dan subsidi. Perubahan alat-alat

dan tata cara bertani pada masyarakat petani di Desa Soki tidak hanya

muncul berbagai macam pemilihan pestida saja namun terdapat juga pada

perubahan tata cara memeliharan tanaman bawang merah seperti pada

Gambar 5.8

Sumber : Rostati, 02 April 2019 Gambar 5.8 Bapak Y sedang menyamprotan tanaman bawang merah

menggunakan Mesin Samprot sebagai bentuk perubahan

yang lebih maju/modern

Masyarakat petani di Desa Soki sudah menggunakan mesin samprot dengan

kekuatan 2.13 kw, daya tapung 1250 dan berat 10.5 kg, untuk menggatikan

samprot pompa/manual dalam pemeliharaan tanaman bawang merah. Alat

mesin samprot dapat membantu masyarakat petani di Desa Soki untuk

meringankan tangan dalam memompa samprot manual, penggunaan

samprot mesin masyarakat petani tinggal menyalakan mesin dan mengisi

Page 83: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

94

bensin serta mengatur gas untuk memompa dengan kuat dan menyemburkan

pestisida yang ada didalam samprot sesuai dengan yang diinginkan.

Pengendalian hama dan penyakit merupakan pengendalian yang

dilakukan untuk mengatasi hama dan penyakit yang telah menyerang

tanaman. Pengendalian yang dapat dilakukan secara mekanik dengan

memperbaiki sistem lingkungan yang ada, pengendalian secara biologis

dengan menggunakan musuh alaminya dan secara kimia yaitu dengan

menggunakan bahan-bahan kimia seperti pestisida dan subsidi. Penggunaan

berbagai alat dan mesin pengendalian hama yang tepat diawali dengan

identifikasi hama dan penyakit yang terjadi untuk itulah pengetahuan terkait

hama dan penyakit tanaman beserta cara pengendaliannya sangat

diperlukan.

Masyarakat petani di Desa Soki sudah mendapat beberapa

pengetahuan tentang cara pengendalian hama secara turun temurun dan

pengetahuan yang diberikan oleh dinas pertanian melalui penyuluhan di

daerahnya. Setelah di identifikasi hama dan penyakitnya selanjutnya adalah

pemilihan cara pengendalian, bahan, serta penggunaan alat-alat pertanian

yang cocok tentunya dengan penggunaan yang tepat agar tidak berdampak

buruk bagi lingkungan maupun diri masyarakat petani. Masyarakat petani

melakukan penyamprotan dua kali sehari di waktu padi hari dan sore hari

untuk menjaga perkembangan pertumbuhan tanaman bawang merah dengan

takaran yang sama.

Page 84: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

95

Pertanian memiliki arti penting dalam kehidupan manusia sejak

pertama kali manusia bercocok tanam hingga saat ini. Produk pertanian

dengan berbagai jenisnya punya peran langsung dalam memenuhi

kebutuhan pangan bagi manusia. Di tengah peningkatan jumlah penduduk

yang drastis ini, pangan sebagai produk bidang pertanian idealnya bisa terus

meningkatkan kuantitas produksinya. Oleh karena itulah perkembangan

teknologi di bidang pertanian termasuk yang sangat pesat kemajuannya.

Kemajuan teknologi pertanian memungkinkan kegiatan pertanian yang lebih

efektif dan efisien serta dapat menghasilkan produk yang secara kualitas

maupun kuantitas lebih baik.

5.4. Pemaneman Padi dan Bawang Merah

Panen merupakan aktivitas pertanian atau kegiatan pemungutan hasil

sawah atau ladang pada akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam)

namun awal dari pasca panen. Pemaneman bawang merah masyarakat

petani melakukan panen saat bawang merah berusia 55-70 hari sejak masa

panen sedangkan masa panen padi dilakukan pemaneman ketika berusia

kurang lebih 90 hari. Kegiatan akhir dari budidaya tanaman padi dan

bawang merah masyarakat petani di Desa Soki dari sebagian kegiatan

pertanian masih menggunakan alat dan tata cara pertanian yang tradisional.

Temuan dari hasil observasi dan wawancara peneliti dengan

masyarakat petani di Desa Soki tentang tata cara pemeliharaan tanaman padi

dan tanaman bawang merah sebelum perkembangan teknologi di bidang

pertanian dan sesudah ada perkembangan pada bidang pertanian. Lebih

lanjut peneliti menjelaskan pada pembahasan berikut.

Page 85: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

96

5.4.1. Pemaneman Padi

Temuan dari hasil observasi dan wawancara mendalam pada hari

senin tanggal 8 April 2019 bertempat di lokasi persawahan ibu S di Desa

Soki tentang tata cara pemaneman padi yang dilakukan oleh keluarga dari

ibu S bahwa pada proses tahap pemotongan padi beliau dan masyarakat

petani lain masih melakukan cara-cara yang tradisional seperti sabit, Sabit

merupakan alat panen manual untuk memotong padi secara cepat. Sabit

digunakan untuk memotong padi varietas unggul baru yang berpostur

pendek.

Masyarakat petani di Desa Soki dalam proses pemaneman padi

masih menggunakan tata cara dan alat-alat pertanian yang tradisional

sewalaupun sudah ada perubahan pada tata cara maupun alat pertanian yang

maju/modern seperti alat perontok padi. Adapun tahap-tahap panen padi

yang dilakukan oleh Ibu S dari hasil observasi dan wawancara antara lain

sebagai berikut: tahap pertama Ibu S merencanakan dengan anggota

keluarganya jauh-jauh hari kapan padinya akan di panen, tahap kedua

mempersiapkan alat-alat pemaneman padi seperti sabit, mesin perontok dan

karung dan terpal, tahap ketiga mencari tenaga kerja tambahan. Ibu yang

bekerja sebagai Ibu rumah tangga sekaligus berperan sebagai tulang

punggung bagi anggota keluarganya tersebut mendapatkan tenaga kerja

tambahan dengan cara menyewah orang lain untuk melakukan memotong

padi dan melakukan perontokan padi miliknya dengan upah sebesar Rp 50

ribu dan upah pemotong dan upah perontok Rp 100 ribu perhari, bentuk

yang diberikan kepada buruh tidah hanya berbentuk uang, namun

Page 86: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

97

memberikan upah dalam bentuk padi dari hasil panen, untuk mengetahui

alat dan tata cara pemaneman padi, lihat Gambar 5.9

Sumber : Rostati, 08 April 2019

Gambar 5.9 Sabit Untuk Alat Pemotong Padi (rombe) yang manual yang masih digunakan masyarakat petani di Desa Soki sampai sekarang

Sabit merupakan alat pemotong padi yang paling utama di

persiapkan jauh-jauh hari oleh masyakat petani di Desa Soki sebelum

proses pemotongan berlangsung, masyarakat petani biasanya memperoleh

sabit dengan cara membeli seharga Rp 30 ribu persatu buah sabit dan

kadang meminjam sabit yang dimiliki kerabat. Tahap kedua pemotongan

padi, lihat Gambar 5.10

Sumber : Rostati, 08 April 2019

Gambar 5.10. Sekolompok masyakat petani sedang memotongan padi menggunakan

sabit (Rombe fare). Melakukan secara tradisional.

Page 87: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

98

Masyarakat petani melakukan proses pemaneman padi pada tahap

pemotongan, pada tahap pemotongan biasanya masyarakat petani di Desa

Soki memegang masing-masing 1 buah sabit. Memotong padi dengan sabit

dapat dilakukan dengan potong tengah, potong atas, dan potong bawah

tergantung cara perontokan. Pemotongan dengan cara potong bawah

dilakukan bila perontokan dengan cara dibanting atau dalam bahasa Bima

kadego. Pemotongan dengan cara potong atas atau tengah dilakukan

perontok. Seperti jawaban yang diberikan oleh ibu S berikut.

Alat ndi rombe kai fare de kai rombe wa’ude lai kangguduku ni

ana, ampode baci kai kadegoq ntoina ake sede ronto ra anae.

Artinya : alat pemotongan padi menggunakan sabit setelah itu

mengumpulkan padi nak, bila dilakukan perontok

dibanting/digebot dan sekarang udah berubah dari perontok dengan

cara dibanting dan sekarang perontok menggunakan mesin

perontok. (wawancara pada tanggal 08 April 2019).

Temuan dari hasil wawancara dengan Ibu S menunjukkan bahwa

masyarakat petani di Desa Soki sebelum adanya teknologi pertanian dalam

pemaneman padi para petani menggunakan sabit untuk memotong dan

memukul padi menggunakan gebotan atau dalam bahasa Bima kadego

hingga padi rontok. Kadego ini berupa rak perontok yang terbuat dari kayu

dengan 4 kaki berdiri diatas tanah. Cara merontok padi dengan alat ini yaitu

mulai padi diambil dan dipukulkan pada meja rak perontok ±5 kali dan hasil

rontokannya akan jatuh di terpal yang berada dibawah meja rak perontok.

Kemajuan teknologi pada bidang pertanian seperti alat perontok

padi membuat masyarakat petani di Desa Soki melakukan pekerjaan lebih

mdah dan cepat, untuk mendapatkan mesin perontok padi masyarakat petani

Page 88: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

99

di Desa Soki menyewah tukang biasanya tukang yang biasa di sewah seperti

tukang bengkel yang ada di daerah Desa Soki atau tukang bengkel yang

bertempat tinggal di luar Desa Soki. Namun petani membeli sendiri

perlengkapannya seperti paku, kayu, tali kipas serta sekrut pengikat (Baut)

dan mesin diesel. Setelah peralatan sudah lengkap dan komplit masyarakat

petani di Desa Soki membawa perlengkapan alat perontok padi pada tukang.

Untuk mengetahui cara masyarakat petani di Desa Soki memanen padi

menggunakan mesin perontok, lihat Gambar 5.11

Sumber : Rostati, 08 April 2019

Gambar 5.11. Keluarga Ibu S sedang panen padi menggunakan mesin perontok

(ronto fere) melakukan secara modern/maju

Pemaneman padi masyarakat petani di Desa Soki sudah

menggunakan mesin perontok sebagai pengganti alat manual seperti

gebotan atau dalam bahasa Bima kadego. Pada proses perontokan biasanya

petani membagi tugas antara suami dan istri, para istri bertugas untuk

mencegah sisa-sisa batang dengan biji padi sedangkan para suami

Page 89: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

100

melakukan perontokan dan mengumpulkan dan menata padi dari hasil

pemontongan.

Pemanenan padi yang dilakukan masyarakat petani di Desa Soki

mulai dari tahap persiapan alat-alat pertanian seperti sabit, mesin perontok,

terpal dan karung sampai pada tahap proses pemaneman ternyata masih

menggunakan alat maupun tata cara yang tadisional, namun pada tahap

proses pemaneman ternyata tidak semua alat pemaneman menggunakan

alat tradisional seperti alat perontok padi, alat perontok padi dari gebotan

atau dalam bahasa Bima kadego sudah berkembang menjadi mesin

perontok.

5.4.2. Pemaneman Bawang Merah

Temuan dari hasil observasi dan wawancara mendalam yang

dilakukan pada hari kamis tanggal 11 April 2019 bertempat di lokasi

persawahan milik bapak N dalam proses pemaneman bawang merah.

Beliau menjelaskan bahwa proses pemaneman bawang merah masyarakat

di Desa Soki pada umumnya tidak ada perubahan dalam tata cara

pemaneman mulai dari cara yang tradisional ke cara yang lebih

maju/modern. Adapun tahapan-tahapan pemaneman bawang merah dari

hasil observasi peneliti dilapangan. Tahap pertama masyarakat mencabut

bawang merah, sebenarnya pada proses pencabutan bawang merah tidak

ada pembagian tugas antara laki-laki dan perempuan, namun karena

masyarakat petani di Desa Soki ingin mempercepat proses pemaneman

Page 90: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

101

bawang merah maka masyarakat petani di Desa Soki melakukan

pembagian tugas antara istri lihat Gambar 5.12

Sumber : Rostati, 11 April 2019

Gambar 5.12. Bapak N dan keluarga sedang mencabut bawang merah (ngari bawa)

melakukan dengan cara yang lama/tradisional.

Masyarakat petani di Desa Soki pada aktivitas pencabutan bawang

merah para istri atau perempuan membagi tugas dengan para suami atau

laki-laki. Para istri bertugas untuk mencabut bawang dan para suami atau

laki-laki bertugas menata bawang merah untuk di jemur. Seperti pada

Gambar 5.13

Sumber : Rostati, 11 April 2019

Gambar 5.13. Para Suami/Laki-laki sedang mengumpulkan Bawang Merah

Untuk Di Jemur dengan melakukan cara yang lama/tradisional

Page 91: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

102

Penataan bawang merah untuk dijemur dilakukan oleh laki-laki/ para

suami atau dalam bahasa Bima laku bawa. Tahap ke dua mengikat bawang

merah yang telah kering, lihat Gambar 5.14 di bawah ini.

Sumber : Rostati, 12 April 2019

Gambar 5.14. Keluarga Bapak I sedang mengikat bawang

Merah dengan menggunakan cara yang tradisional.

Masyarakat petani mengikat daun bawang merah atau dalam bahasa

Bima pose bawa yang sudah kering atau daunya sudah berwarna kuning,

pose bawa ini dilakukan sebelum di jual. Pose bawa atau mengikat bawang

biasanya masyarakat petani melakukanya pada pagi dan malam hari,

pengikatan bawang merah tidak bisa dilakukan pada siang hari karena daun

bawang merah yang sudah dijemur masih keras dan membuat daun bawang

patah akibat sinar matahari. Seperti hasil wawancara dengan bapak N

berikut.

Proses panen bawang merah pertama-tama kami siapkan dulu

terpal, tali dari bambu atau ai konci baru itu dilakukan pencabutan

dari tanah oleh ibu-ibu dan anak perempuan dan kami sebagai laki-

laki mengumpulkan bawang merah hasil cabut tadi nak untuk di

jemur, kalau cuacanya mendung dan datang hujan kami

menutupinya dengan terpal. (wawancara pada tanggal 11 April

2019)

Page 92: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

103

Temuan dari hasil wawancara peneliti dengan Bapak N bahwa

sebelum masyarakat petani bawang merah melakukan pemanenam terlebih

dahulu masyarakat petani di Desa Soki mempersiapakan kebutuhan

pemaneman seperti, terpal untuk menutupi pada malam hari atau sewaktu-

waktu turun hujan dan tali dari bambu atau masyarakat petani di Desa Soki

mengenalnya dengan ai konci. Ungkapan yang sama seperti yang

diungkapkan oleh ibu F di bawah ini.

Kami yang perempuan bagian mencabut bawang merah kalau yang

laki-laki bagian mengumpulkan bawang merah nak. Biasanya kami

menjemur bawang merah kurang lebih 1 minggu itupun kalau

cuacanya bagus atau tidak hujan nak, kalau cuacanya mendukung

kami menjemurnya bisa 2-3 minggu nak. (wawancara pada tanggal

11 April 2019)

Temuan dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti dapatkan

dilapangan dapat simpulkan bahwa dalam proses pemaneman bawang

merah yang dilakukan oleh masyarakat petani di Desa Soki ternyata berbeda

dengan tata cara pemaneman padi. Pemaneman bawang merah yang

dilakukan masyarakat petani di Desa Soki masih menggunakan tata cara

yang lama/manual atau belum ada perubahan dalam proses pemaneman

bawang merah.

5.5. Pasca Panen

Pasca panen merupakan tindakan penanganan, pengemasan,

pemasaran serta penyimpanan hasil budidaya tanaman seperti hasil tanaman

padi dan bawang merah yang dilakukan masyarakat petani di Desa Soki.

Pasca panen bawang merah masyarakat petani di Desa Soki akan menjual

langsung ke pedagang dan sebagian dari hasil panen bawang merah di

Page 93: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

104

simpan untuk di tanam kembali sedangkan hasil panen padi masyarakat

petani di Desa Soki menyimpan sediri untuk kebutuhan sehari-hari selama

musim panen kembali. Lebih lanjut peneliti menjelaskan pada pembahasan

berikut.

5.5.1 Pasca Panen Padi

Temuan dan hasil observasi dan wawancara mendalam pada 13 April

2019 bertempat di rumah ibu J tentang hasil panen padi yang dimilikinya,

beliau dan masyarakat Desa Soki lainnya masih sama atau belum ada

perubahan dari sebelum adanya teknologi di bidang pertanian hingga

sesudah adanya modernisasi pertanian, seperti pada Gambar 5.15

Sumber : Rostati, 13 April 2019

Gambar 5.15. Hasil Panen Padi Di Simpan Di Kolom Bawah

Rumah masyarakat petani di Desa Soki masih menggunakan cara

yang lama/tradisional

Masyarakat petani di Desa Soki dari hasil panen padi yang dimilikinya

para petani menyimpan sendiri untuk kebutuhan makan sehari-hari dan

Page 94: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

105

cara menyimpannya masyarakat petani menyimpan di kolom bawah

rumah. Seperti hasil wawancara yang dikatakan oleh ibu J berikut.

Fare hasil ra ntadi de anae namike ndi ngaha ndaimupa, wati ndi

kandadi kai piti, ede piti ndi belanca de warapa hasil ra ntadimu

bawa peadeni ana, kone da wara ndi balanja de sura wara to’i oha

ndi ngaha.

Artinya hasil penen padi kami hanya kami menyimpannya sendiri nak,

uang buat belanja ada hasil dari jualan bawang merah yang kami

tanam nak, kami berpikir kalau tidak punya uang tidak apa-apa yang

penting ada padi untuk di makan. (wawancara pada tanggal 13 April

2019).

Temuan dari hasil wawancara peneliti dengan Ibu J yang telah

bahwa hasil pemaneman padi masyarakat petani di Desa Soki terlebih

dahulu dilakukan penjemuran setelah di jemur masyarakat petani

menyimpan di bagian kolom rumah bagi masyarakat yang mempunyai

kolom rumah, bagi masyarakat yang tidak memiliki kolom rumah akan

menyimpan hasil panennya di atas rumah. Padi dari hasil panen masyarakat

petani tidak menjualnya dengan alasan masyarakat petani di Desa Soki

sebagai persediaan kebutuhan makan selama setahun. Ungkapan yang

berbeda seperti yang di ungkapkan oleh ibu K berikut.

Padi hasil panen yang saya miliki saya simpan dulu untuk di makan ni

anak, tapi kalau ada yang lebih di lihat tahun depan dekat-dekat panen

lagi kami menjual buat keperluan lain seperti, biaya sekolah anak

kadang saya kasih teman atau kerabat lain yang minta buat pinjam.

(wawancara pada tanggal 13 april 2019).

Temuan dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa masyarakat

petani di Desa Soki dari hasil panen padi yang dimilikinya rata-rata buat

simpan sendiri untuk keperluan makan sehari-hari, namun ada juga sebagian

masyarakat di Desa Soki selain untuk keperluan makan sehari-hari ternyata

Page 95: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

106

padi yang dimilikinya di jual untuk biaya pendidikan anak serta untuk

membantu kerabat yang membutuhkan.

5.5.2. Pasca Panen Bawang Merah

Temuan dari hasil observasi dan wawancara mendalam pada hari 12

April 2019 tentang pasca panen bawang merah bertempat di lokasi

persawahan bapak Ismail menjelaskan bahwa hasil panen bawang merah

tidak ada perbedaan sebelum adanya teknologi pertanian maupun sesudah

adanya teknologi pertanian rata-rata masyarakat menjual dan sebagian dari

hasil panen akan di simpan untuk ditanam kembali pada musim tanam tiba.

Untuk mengetahui cara menjual bawang merah lihat Gambar 5.16

Sumber : Rostati, 12 April 2019

Gambar 5.16. Bapak I sedang menjual hasil panen bawang merah miliknya

melakukan dengan cara lama/tradisional.

Masyarakat petani di Desa Soki menjual bawang merah hasil

pertaniannya melakukan setelah diikat atau dalam bahasa Bima nggori pose.

masyarakat petani menjualnya langsung ke pedagang dengan cara

menimbang, maksimal berat pergantung sekitar 100 Kg. Masyarakat petani

Page 96: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

107

menjual langsung bawang merah di lokasi pemaneman karena para

pedagang langsung membeli bawang merah di lokasi persawahan petani.

Masyarakat penjual hasil panen bawang merah yang milikinya dengan

alasan bahwa bawang merah merupakan sumber pendapatan masyarakat

petani di Desa Soki. Hasil panen bawang merah rata-rata masyarakat petani

di Desa Soki menjualnya untuk kebutuhan rumah tangga seperti biaya

pendidikan anak, biaya hidup sehari-hari dan untuk keperluan-keperluan

lainnya. Untuk mengetahui cara menyimpannya lihat Gambar 5.17

Sumber : Rostati, 15 April 2019

Gambar 5.17. Bapak j sedang menggantung bawang merah miliknya untuk di tanam kembali pada tahap penanaman berikutnya menandakan

sudah ada perubahan setelah adanya teknologi pertanian

Masyarakat petani di Desa Soki menyimpan hasil panen bawang merah

untuk di tanam kembali. Cara menyimpan bibitnya dengan cara

menggantung di atap rumah atau di dinding rumah dengan memasang

bambu pada tiang-tiang rumah. Seperti jawaban dari informan berikut ini.

Bawa ra ntadi de anae ndi landa ndi ngaha ra nono ni, pala watija

ndi landa sara’a wara jaku ndi wi’ i ndi ntadi mboda, paidara

susah mboda ba dei ni ana.

Page 97: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

108

Artinya bawang merah dari hasil panen saya tidak dijual semua

sebagiannya disimpan untuk ditanam kembali nak supaya tidak

susah lagi pada bibit ketika tiba waktu panen.(wawancara dengan

bapak IS pada tanggal 15 April 2019).

Temuan dari hasil wawancara peneliti dengan Bapak IS bahwa

hasil panen bawang masyarakat petani di Desa Soki biasanya menjual

langsung ke pedagang namun akan sisipkan sebagian hasil panen untuk

ditanam kembali. Ungkapan lain seperti ungkapan dari Bapak I berikut.

Bawa hasil ra ntadi de ana ee wara jaku landa sara’ani waraju

wati tergantung kebutuhan sakola ana, awase co’ina de watise

raka angina labo ndi ngaha ra nono labo cola kai sakola ana de

landa sara’aku ni warapa cara ndaina ndi dei peade, nconggo ulu

dei lenga ra rauku ni ana.

Artinya bawang merah hasil panen nak kadang di jual semua

kadang tidak nak tergantung kebutuhan dan biaya sekolah anak,

kalau harga bawang anjlok tidak dapat memenuhi kebutuhan dan

biaya sekolah anak ya di jual semua, masalah bibit nanti ada

caranya tersediri kadang di hutang dulu bibit teman yang ada

lebihnya nak. (wawancara pada tanggal 13 April 2019)

Wawancara peneliti dengan Bapak IS dan I menunjukkan bahwa hasil penen

bawang merah masyarakat petani di Desa Soki mempunyai cara yang

berbeda dalam memanfaatkan hasil panennya, ada yang menjual semua

hasil panen dengan melihat harga bawang merah untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangga dan memenuhi biaya pendidikan anak, ada juga

sebagian masyarakat petani sebagian hasil panennya di simpan sendiri untuk

ditanam kembali.

Temuan dari hasil observasi dan wawancara mendalam pada

masyarakat petani di Desa Soki dapat disimpulkan bahwa pasca panen padi

dan bawang merah masyarakat petani memanfaatkannya dengan cara yang

berbeda-beda. Pasca panen padi masyarakat petani di Desa Soki

Page 98: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

109

menyimpannya sendiri untuk kebutuhan pokok dan untuk membantu

kerabat yang membutuhkannya berbeda dengan pasca panen bawang merah.

Pasca panen bawang merah masyarakat petani di Desa Soki dapat

menjualnya sebagai sumber hasil pendapatan. Namun tidak semua

masyarakat petani dapat menjual semua hasil panen bawang merah ternyata

dilihat lagi dengan kebutuhan rumah tangga dan pembiayaan pendidikan

anak serta menyimpan sebagian untuk di tanam kembali.

Keunggulan penggunaan teknologi pertanian dapat merubah

aktivitas pertanian masyarakat petani dari cara yang tradisional menjadi cara

yang modern/maju. Pengolahan lahan yang luas membuat para petani

memerlukan waktu yang lama tanpa adanya teknologi. para petani dapat

menghabiskan waktu 1 hari dalam mengolah lahan pertanian perpetang

sawah. Namun dengan adanya teknologi pada bidang petanian masyarakat

akan lebih mudah dan cepat dalam mengolah lahan. Contohnya saja dengan

mengunakan mesin traktor. Dulu belum ada mesin traktor yang ada hanyalah

mereka menggunakan bantuan tenaga hewan seperti kerbau dan sapi untuk

menarik garu atau yang lebih sederhana lagi hanya menggunakan cangkul.

Itulah yang membua para petani lama dalam mengolah lahan mereka. Selain

dari segi waktu yang pastinya lebih hemat penggunaan teknologi juga

pendapat yang diperoleh oleh petani lebih meningkat.

Kelemahan penggunaan teknologi pertanian modern/maju yang di

gunakan masyarakat petani di Desa Soki dalam mengolah lahan sawah dan

memelihara tanaman padi dan bawang merah untuk saat ini masih dianggap

Page 99: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

110

kurang memadai karena ketidak seimbangan antara pendapatan masyarakat

petani dengan biaya teknologi modern seperti alat-alat pertanian yang

canggih yang membutuhkan biaya besar, sebagian besar petani masih

menggunakan cara tradisional dengan alat-alat pertanian yang tidak

memerlukan biaya besar seperti cangkul, penanaman bawang merah.

Namun, apabila masyarakat petani di Desa Soki masih menggunakan

teknologi yang tradisional akan terjadi ketidak seimbangan terhadap

perekonomian dengan masyarakat yang ada di Desa lain yang mana

masyarakat Desa lain sudah menggunakan alat-alat pertanian yang canggih

supaya mendapatkan hasil yang setara.

Temuan selama peneliti melakukan penelitian dengan melihat

masalah sosial yang terjadi pada masyarakat petani di Desa Soki bahwa

hasil panen khusunya bawang merah yang didapatkan oleh masyarakat

petani tidak sebanding dengan pengeluaran untuk membeli pestisidan dan

pupuk maupun alat-alat teknologi pertanian yang digunakan untuk

melakukan aktivitas pertanian maka peneliti mempunyai solusi yaitu dengan

menerapkan kebijakan membatasi impor berbasis kuota.

Impor yang lebih besar dari ekspornya akan menyebabkan kerugian

bagi negara khusunya bagi masyarakat petani di Desa Soki. Dampak lainnya

adalah barang yang diimpor tetapi diproduksi di dalam negeri akan

menyebabkan terjadinya persaingan harga sehingga dapat menurunkan

produksi khusunya produk barang merah dalam negeri, di sisi lain pengaruh

harga bisa menyebabkan makin meningkatnya impor karena harga bawang

Page 100: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

111

merah dunia lebih rendah dari harga bawang merah dalam Negeri.

Kebijakan pembatasan impor harus juga iringi dengan upaya peningkatan

produktivitas bawang merah secara intensif dan masif supaya dapat

memberikan dampak positif yang signifikan dan berkelanjutan terhadap

iklim bisnis bawang merah kedepan.

Temuan dari hasil observasi, wawancara mendalam, dan

dokumentasi yang di dapatkan oleh peneliti terkait dengan bentuk-bentuk

modernisasi pertanian pada masyarakat petani di Desa Soki bahwa Alat-alat

modern dalam bidang pertanian dapat merubah kehidupan masyarakat

petani. Sering kita menyaksikan masyarakat petani menggunakan alat-alat

tradisional, seperti cangkul, bajak kerbau, bajak sapi, sabit dan tembilang

berkembang ke menggunakan alat-alat pertanian yang lebih modern/maju,

seperti mesin traktor, mesin perontok padi, dan sumur bor pengganti saluran

irigasi dari Dam.

Perubahan pada bidang teknologi pertanian aktivitas pekerjaan

masyarakat petani lebih efektif dan efisien. Namun ternyata perubahan alat-

alat teknologi pada aktvitas pertanian masyarakat petani di Desa Soki belum

berubah secara keseluruhan, karena peneliti melihat tata cara masyarakat

petani di Desa Soki masih menggunakan cangkul dalam membuat batas-

batas pada lahan untuk ditanamin bawang merah dan masyarakat petani

masih menggunakan cara yang lama dalam penanaman bawang merah.

Temuan dari hasil observasi dan wawancara mendalam yang

diperoleh peneliti terdapat persamaan dengan hasil penelitian yang

Page 101: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

112

didapatkan oleh fattahaya tahun 2017 tentang modernisasi pertanian pada

petani padi di Kecamatan Bandar Lampung Kabupaten Pedie Jaya, bahwa

Bentuk-bentuk dari penggunaan teknologi pada sektor pertanian di

Kecamatan Bandar baru yaitu seperti penggunaan alat-alat alsintan seperti

traktor, mesin perontok, mesin pemotong padi, penggunaan bibit-bibit

unggul, penggunaan pupuk-pupuk kimia dapat mempengaruhi tingkat

kesejahteraan masyarakat petani serta dapat mengefisiensikan waktu

masyarakat petani dalam aktivitas pertanian.

Temuan data di lapangan dan kerangka berpikir yang dibangun

menggunakan perspektif fungsionalisme struktural yang dijelaskan dalam

empat premis kebutuhan fungsional, yaknil adaptation (A) terkait adaptasi

masyarakat terhadap perubahan alat-alat teknologi pertanian. Goal attainmet

(G) tujuan modernisasi dalam involusi pertanian. integration (I) atau

aktivitas tata cara bertani. Latensi (L) atau pemeliharaan pola upaya

masyarakat melestarikan nilai kekerabatan. Keseluruhan rangkaian tersebut

dikenal dengan teori AGIL.

Adaptasi masyarakat terhadap penggunaan alat-alat teknologi

pertanian seperti penggunaan mesin traktor, mesin diesel, mesin perontok

padi. Adaptasi masyarakat terhadap ala-alat teknologi pertanian berbeda-

beda, ada yang melalui gaya meniru, melalui penyuluhan oleh dinas

pertanian Kecamatan Belo serta meniru dalam hal ini dimaksudkan adalah

para petani melihat secara langsung tata cara penggunaan alat-alat pertanian

yang digunakan oleh petani yang lain. Berdasarkan tata cara yang sudah di

Page 102: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

113

lihat, petani akan mempraktekan tata cara tersebut pada lahan pertanian

masing-masing.

Tabel 5.2 Bentuk-Bentuk Modernisasi Pertanian

No Tata cara bertani Tradisional Modern/maju

1 Pengolahan

Lahan

1. Membajak sawah menggunakan

tenaga hewan

2. Membuat batas-batas pada

lahan penanaman bawang

merah menggunakan cangkul,

dan menggeburkan tanah

setelah di bajak

1. Membajak sawah

mengggunakan traktor merk

quick G1000

2. Masih membuat batas-

batas pada tanaman bawang

merah menggunakan

cangkul

2 Penanaman Menanam padi dan bawang merah

sama-sama dilakukan secara

manual karena belum ada

perubahan atau kemajuan

Belum ada perubahan atau

kemajuan

3 Pemeliharaan 1. Mengairi hanya mengadalkan

air hujan dan membuat saluran

irigasi dari Dam Desa Ncera

ke lokasi persawahan

2. Pemupukkan menggunakan

pupuk organik dan

menggunakan 3 jenis pestisida

dengan mengunakan samprot

pompa manual

1. Pengairan dengan menyedot

air dalam sumur bor dengan

menggunakan mesin diesel

dan memasang pipa sebagai

saluran

2. Pemupukkan menggunakan

berbagai macam pupuk

kimia seperti, UREA, NMP

dan jenis pupuk lainnya dan

bermacam-macam pilihan

obat-obatan dengan

melakukan penyamprotan

menggunakan mesin

samprot

4 Pemaneman 1. Pemaneman padi, memotong

menggunakan sabit, merontok

menggunakan papa kayu dengan

memukul batang padi

2. Pemaneman bawang merah,

menggali tanah di area pohon

bawang merah menggunakan

tembilang tangan yang di

desain khusus untuk menggali

bawang merah atau dalam

bahasa Bima lumbi

1. Pemaneman Padi, Belum

Ada Kemajuan Pada Tahap

Pemotongan Padi, Namun

Sudah Ada Kemajuan

Dalam Merontok Padi

Dengan Menggunakan

Mesin Perontok

2. Pemaneman bawang merah,

tidak perlu lagi menggali

dengan mengunakan

tembilang karena biji

bawang merah sangat

mudah di cabut langsung

menggunakan tangan,

akibat dari banyak obat-

Page 103: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

114

obatan yang digunakan

pada saat memeliharaan

5 Pasca Panen 1. Pasca panen padi, setelah

selesai penen masyarakat

petani menyimpan sendiri di

bawah kolo rumah bagi yang

tidak memiliki di simpan di

atas rumah untuk kebutuhan

makan sehari-hari artinya

masyarakat petani di Desa

Soki tidak menjual.

2. Pasca panen bawang merah,

setelah selesai panen bawang

merah masyarakat penjual

langsung ke pedangan, namun

sebagiannya di simpan sendiri

untuk di tanam kembali

1. Pasca panen padi, tidak ada

perubahan dalam pasca

panen padi, namun

perbedaannya antara

hasilnya yang didapatkan,

dulu hasil panen sedikit dan

sekarang hasilnya lebih

banyak.

2. Pasca panen bawang

merah, masyarakat petani

melakukan dengan cara

yang berbeda-beda, ada

yang menjual semua hasil

panen, ada dari hasil

panennya sebgaian dijual

sebagiannya di simpan

sendiri

Sumber : Rostati, Berdasarkan Hasil Penelitian Tahun 2019

Page 104: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

115

BAB VI

DAMPAK MODERNISASI DALAM INVOLUSI PETANIAN PADA

MASYARAKAT PETANI

Temuan dari hasil observasi dan wawancara mendalam serta

dokumentasi pada tanggal 15 April 2019 bertempat di Desa Soki, Kecamatan

Belo, Kabupaten Bima dengan masyarakat petani tentang dampak

modernisasi dalam involusi pertanian bahwa akibat dari luas lahan pertanian

tidak sebanding dengan penggarapnya menyebabkan masyarakat petani di

Desa Soki selain bekerja pada lahan miliknya juga menjadi buruh tani di

lahan milik petani lain serta masyarakat petani melakukan penyewahan lahan

pertanian di Kecamatan lain untuk melakukan penanaman bawang merah.

untuk mengetahui luas lahan dan jumlah penggarapnya lihat Tabel 6.1

Tabel 6.1 Jumlah masyarakat petani dan luas lahan sawah

Jenis Pekerjaan 2016 2018

Milik Tanah 200 214

Penggarap 100 817

Buruh Tani 15 89

Jumlah 315 1120

Luas lahan 280 280

Rata-rata lahan garapan 0,13 Ha 0,10 Ha

Sumber : Data Dinamis Desa Soki

Tabel 6.1 menunjukkan jumlah masyarakat petani di Desa Soki dari

tahun 2016 petani pemilik sejumlah 200 jiwa, petani penggarap sejumlah 100

jiwa dan buruh tani sejumlah 15 jiwa dengan luas lahan 280 Ha dan masing-

masing menggarap 0,13 Ha, sedangkan pada tahun hingga tahun 2018 petani

pemilik sejumlah 214, petani penggarap sejumlah 817 dan buru tani sejumlah

89 jiwa dengan total keseluruhan masyarakat petani pada tahun 2018

Page 105: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

116

sejumlah 1120 jiwa dan luas lahan 280 Ha dan masing-masing petani

menggarap lahan 0,10 Ha .

Masyarakat petani di Desa Soki setiap tahun mengalami peningkatan

tanpa dibarengi dengan luas lahan pertanian. kepadatan lahan pertanian di

Desa Soki akan berdampak pada kehidupan masyarakat petani sehingga

sebagian masyarakat petani menyewah lahan milik orang lain di luar Desa

Soki dan menjadi buruh tani.

6.1 Buruh Tani

Temuan dari hasil observasi dan wawancara mendalam pada hari 12

April 2019 tentang dampak dari modernisasi dalam involusi pertanian pada

masyarakat petani di Desa Soki dengan Ibu F beliau menjelaskan bahwa

masyarakat petani di Desa Soki setiap tahun semakin meningkat.

Peningkatan jumlah masyarakat petani dan lahan persawahan yang padat

serta kebutuhan biaya hidup yang semakin banyak akan menyebabkan

masyarakat petani menjadi buruh tani dengan gaji perhari.

Lahan merupakan salah satu pendekatan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat petani, akibat dari kekurangan persediaan lahan

yang dimiliki masyarakat petani di Desa Soki maka pendapatkan yang

diperolehnya sangat rendah, sehingga masyarakat petani mencari jalan

alternatif lain seperti yang dilakukan oleh ibu F, ibu yang mempunyai satu

orang anak ini menjadi buruh tani atau mengerjakan tanaman orang lain

seperti, menanam bawang merah, menanam padi, memotong padi dan

mencabut bawang merah serta mencabut rumput pada tanaman bawang

Page 106: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

117

merah dan padi dengan upah perhari untuk memenuhi kebutuhan rumah

tangganya, lihat Gambar 6.1

Sumber : Rostati, 12 April 2019

Gambar 6.1. Pekerjaan Buruh Tani (karawi pina) dampak dari involusi

Masyarakat petani yang tidak memiliki tanaman maupun petani

yang memiliki tanaman bawang merah tetapi bekerja juga pada tanaman

bawang merah petani lain dengan upah perhari sejumlah Rp 50 ribu

rupiah. Sedangkan pada pertanian padi buruh tani mengerjakan tanaman

padi milik orang lain akan mendapatkan upah berbentuk barang seperti

padi sekarung perhari tetapi ada juga buruh tani pada masyarakat petani di

Desa Soki yang tidak mau upah dengan padi seperti anak-anak muda.

Seperti keterangan yang di ungkapkan oleh informan berikut.

Saya tidak punya lahan nak jadi untuk makan dan minum

setiap hari saya bekerja untuk orang lain dan orang itu

memberikan saya gaji Rp 50 ribu sehari bekerja, pekerja

yang saya lakukan itu nak seperti menanam bawang,

mencabut bawang dan kalau bekerja padi biasanya saya

minta pada keluarga yang punya padi itu padi ni

anak.(wawancara dengan ibu F pada tanggal 10 april 2019).

Page 107: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

118

Temuan dari hasil wawancara dengan ibu F bahwa masyarakat

petani yang tidak memiliki lahan persawahan akan bekerja pada lahan milik

orang lain sebagai buruh tani dengan upah dihitung perhari. Ungkapan lain

yang di ungkapan oleh ibu A di bawah ini.

saya hanya mempunyai satu petang tanah untuk di tanam padi nak,

tapi setelah saya mengerjakan punya sendiri saya mengerjakan

punya orang lain untuk di gaji, karena hasil padi tanam sendiri

kadang tidak cukup untuk kebutuhan selama satu tahun.

(wawancara pada tanggal 10 april 2019).

Peneliti dapat menyimpulkan dari hasil wawancara di atas bahwa

para buruh tani di Desa Soki tidak hanya masyarakat petani yang tidak

memiliki lahan pertanian tetapi ada juga masyarakat petani selain bekerja

pada lahan miliknya juga menjadi buruh tani di lahan milik petani lain

karena hasil panen yang dimilikinya masih kurang untuk kebutuhan dalam

jangka waktu selama satu tahun.

6.2 Menyewah Lahan

Temuan dari hasil observasi dan wawancara mendalam pada tanggal

25 maret 2019 bertempat di wilayah Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten

Bima tentang dampak involusi pertanian terhadap masyarakat petani dengan

masyarakat petani di Desa Soki atas nama Bapak M.S yang mengungkapkan

bahwa sebagian masyarakat petani melakukan penyewahan lahan pertanian

di luar dari Desa Soki untuk penanaman bawang merah dan padi akibat dari

padatnya lahan pertanian yang ada di Desa Soki. Sistem penyewahan lahan

pertanian yang dilakukan masyarakat petani di Desa Soki yaitu sistem

menyewah musim tahunan.

Page 108: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

119

Ketersediaan lahan pertanian yang semakin menurun dan dilain

sisi penduduk meningkat cukup pesat mengakibatkan luas lahan garapan

juga yang terbatas. Luas lahan garapan yang padat mengindikasikan

pendapatan rumah tangga petani yang rendah, selain itu juga menyebabkan

berkurangnya hasil-hasil pertanian yang tidak mampu menjamin

kebutuhan penduduk yang hidupnya bergantung pada sektor pertanian dan

tidak jarang mereka banyak yang bekerja selain sebagai buruh tani di

desanya maupun di desa lain yang berdekatan juga mereka keluar dari

Desa Soki untuk menyewah lahan garapan demi keberlanjutan roda

ekonomi rumah tangga mereka. Hal ini seperti keterangan yang di berikan

oleh informan berikut.

Dei da ncihi kai tolo ndi ntadi kai ta rasa de nami lao colaku tolo

dou aka rasa makalai ndi lela wea, watise lao ntadimu atau lao weli

wea tolo dou aka rasa makalai de nami wati wara ndi ngaha ra

nonomu dan lao nami aka rasa douka sebenarnya sampe nggori

ntadi salama ini wura pala ba urusan labo anak ra wi’i ta uma ede

nami waraja nggonggamu, laomuka waraja saminggu waraja lao

sawura tergantung ndi rawi ra urusan dei rasa ra dana.( wawancara

dengan Bapak M.S pada tanggal 25 Maret 2019)

Artinya akibat sempitnya lahan pertanian kami menyewah lahan

garapan orang di kecamatan lain untuk bercocok tanam, kalau kami

tidak menyewah lahan orang lain kami tidak mampu memenuhi

kebutuhan rumah tangga, lamanya kami di daerah garapan

sebenarnya selama 6 bulan tapi karena kami sekali-sekali menjenguk

anak yang ditinggal di rumah sehingga kami bolak balik rumah

dengan tempat garapan tidak mementu kadang 2 minggu sekali

kadang 1 minggu sekali.

Temuan peneliti dari hasil wawancara dengan Bapak SN

menggambarkan bahwa kurangnya lapangan pekerjaan atau lahan garapan

akan mendorong masyarakat petani di Desa Soki mencari lahan yang lebih

luas dengan cara menyewah lahan garapan orang lain yang ada diluar Desa

Page 109: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

120

Soki, dan lahan yang di sewa masyarakat petani berada di tempat yang

berbeda-beda seperti di Kecamatan Soromandi, Kecamatan Sanggar, Desa

Kore, Desa Napa, Desa Kwangko. Dengan mencari lahan yang lebih luas

untuk menanam bawang merah masyarakat petani di Desa Soki dapat

memenuhi kebutuhan rumah tangga dan terutama untuk membiayai

pendidikan anak.

Peningkatan jumlah penduduk di Desa Soki ternyata sejalan dengan

meningkatnya angka pertumbuhan angkatan kerja di sektor pertanian yang

semakin lama semakin bertambah banyak namun tidak sejalan dengan

persediaan lapangan kerja atau lahan pertanian garapan yang memadai.

Dengan demikian terdapat suatu ketimpangan antara lapangan pekerjaan

atau lahan pertanian yang tersedia dengan banyaknya jumlah tenaga kerja

yang ada. Mau tidak mau dengan kondisi tersebut menyebabkan banyak

tenaga kerja baru sulit mendapatkan pekerjaan di sektor pertanian sehingga

mendorong masyarakat petani di Desa Soki menjadi buruh tani serta

menyewah lahan sawah milik orang lain.

6.3. Dampak Positif

Dampak positif dari sempitnya lahan garapan yang ada di Desa Soki

dapat meningkatkan rasa solidaritas masyarakat petani untuk bergotong

royong dalam melalukan aktivitas pertanian. Dengan adanya sistem

kekerabatan dan gotong royong diantara petani yang satu dengan petani

yang lain membuat hubungan petani sawah berinteraksi dengan baik kepada

sesama warga masyarakat, sehingga muncul suatu kepercayaan dan

Page 110: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

121

hubungan timbal balik yang dapat memperkuat hubungan kerjasama yang

akan mereka ciptakan.

Kepercayaan diantara masyarakat petani timbul dengan sendirinya,

disebabkan oleh interaksi yang terus berulang-ulang diantara petani yang

satu dengan petani yang lain dengan kepercayaan itulah masyarakat petani

menggunakannya untuk memperoleh jalan keluar dalam mengatasi suatu

persoalan dari involusi pertanian. Kepercayaan di dalam hubungan petani

satu dengan petani yang lain di dalam membangun hubungan

kemasyarakatan adalah hal yang sangat penting mengingat dari kepercayaan

menimbulkan rasa solidaritas antara petani yang satu dengan petani yang

lain.

6.4. Dampak Negatif

Dampak negatif dari temuan selama peneliti melakukan penelitian di

lapangan dengan melihat kondisi masyarakat petani di Desa Soki yang

setiap tahun mengalami peningkatan dari tahun 2016 315 jiwa dan tahun

2018 meningkat menjadi 1120 jiwa, sedangkan persediaan lahan sawah

hanya seluas 280 Ha akan menyebabkan penghasilan yang didapatkan oleh

masyarakat petani tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat petani

yang semakin meningkat, sehingga masyarakat petani khusunya di Desa

Soki tidak mampu membiayai kebutuhan keluarga terutama biaya

pendidikan anak-anak. Pendapatan dalam murah tangga merupakan penentu

masa depan anak-anak di Desa Soki, akibat dari kurangnya pendapatan

masyarakat petani dan padatnya lahan pertanian menyebabkan sebagian

Page 111: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

122

anak remaja melakukan suatu perbuatan yang melanggar norma dalam

masyarakat seperti mencuri, mabuk-mabukan dan sebagainya.

Masyarakat Desa Soki merupakan masyarakat yang

menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Dalam usaha tani lahan

pertanian merupakan faktor produksi terpenting dalam proses kegiatan

usaha tani apabila luas lahan yang diusahakan masyarakat petani padat atau

lahan garapan tidak sebanding dengan penggarapnya akan mempengaruhi

produktivitas pertanian menurun serta pendapatannya kurang dan

masyarakat petani tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarganya

sehingga terjadi pengangguran. Dampak negatif yang lain selain

keterbatasan lahan garapan sebagai faktor produksi pertanian adalah tradisi

yang mereka lakukan dalam mengolah lahan dalam membajak sawah

menggunakan tenaga hewan sambil mengiringi lagu daerah khusus untuk

membajak sawah yang diperoleh dari nenek moyang secara turun-temurun

tidak dilestarikan lagi.

Kondisi sekarang yang serba susah diharapkan solidaritas dalam

masyarakat terjaga dengan baik, selain itu penyuluhan untuk pemberdayaan

masyarakat petani di utamakan serta lembaga ekonomi yang dikelola

sepenuhnya oleh masyarakat desa yaitu Badan Usaha Milik Desa

(BUMDES) di Desa Soki harus di aktifkan dan dijalankan karena selama ini

program usaha milik desa (BUMBES) tidak berjalan dengan baik atau

seharusnya. Badan usaha milik desa (BUMDES) merupakan salah satu

program andalan dalam meningkatkan kemandirian perekonomian desa

Page 112: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

123

yang dikelola secara profesional menjadikan usaha masyarakat lebih

produktif dan efektif.

Temuan dari hasil observasi dan wawancara mendalam yang

diperoleh peneliti berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Clifford Geertz dalam jurnal syahbuddin 2018 bertujuan untuk menelaah

kebijakan pemerintah kolonial belanda sejak 1830-1900 bahwa involusi

pertanian di Jawa dilatarbelakangi kebijakan kolonial Hindia Belanda

(1619-1942) yang membawa produk pertanian Indonesia ke pasar dunia.

Namun Belanda tidak pernah berhasil mengembangkan ekonomi ekspor

secara luas di pasar dunia. Untuk itu kolonial Belanda terus mendorong

petani untuk berproduksi untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia. Untuk itu

Belanda menerapkan sistem tanam paksa 1830-1870 dan sistem liberal

1870-1900.

Penerapan dua sistem ini menyebabkan banyaknya lahan pertanian

yang digunakan untuk menanam tanaman ekspor dan menyerap tenaga

kerja. Artinya, lahan pertanian makin sempit sedangkan jumlah penduduk

makin bertambah. Hal inilah yang disebut dengan proses involusi yang

kemudian akan menyebabkan petani akan berfikir keras dalam mengelola

sawahnya, karena lapangan kerja di luar pertanian tidak tersedia. Sedangkan

hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa dari semakin

bertambahnya masyarakat petani yang tidak seimbang dengan luas lahan

persawahan yang ada akan menyebabkan sebagian masyarakat petani di

Page 113: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

124

Desa Soki menjadi buruh tani di desanya dan menyewah lahan di luar dari

desanya untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangganya.

Temuan data di lapangan dan kerangka berpikir yang dibangun

menggunakan perspektif fungsionalisme struktural yang dijelaskan dalam

teori AGIL, yakni integration (I), dan adaptation (A). Perubahan tata cara

bertani dari penggunaan alat pertanian yang tradisional seperti membajak

lahan menggunakan tenaga kerbau dan sapi berkembang menggunakan

mesin traktor, dari menggunakan samprot manual/pompa berkembang

menggunakan samprot mesin dengan ketersediaan lahan pertanian yang

padat hanya seluas 280 Ha dan dilain sisi penduduk meningkat cukup pesat

dari tahun 2016 sebanyak 315 jiwa dan tahun 2018 meningkat menjadi 1120

jiwa.

Luas lahan garapan yang padat mengindikasikan pendapatan rumah

tangga petani di Desa Soki tidak sesuai dengan biaya hidup dan terutama

masyarakat petani tidak mampu membiayai pendidikan anak, selain itu juga

menyebabkan berkurangnya hasil-hasil pertanian yang tidak mampu

menjamin kebutuhan penduduk yang hidupnya bergantung pada sektor

pertanian dan tidak jarang para petani banyak yang bekerja selain sebagai

buruh tani dan bertani di desanya, para petani di Desa Soki berpindah

aktivitas pertanian diluar dari desanya dengan cara menyewah lahan garapan

demi keberlanjutan roda ekonomi rumah tangganya.

Page 114: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

125

Tabel 6.2 Dampak dari Involusi Pertanian No Indikator Temuan

1 Buruh Tani Peningkatan jumlah masyarakat petani dan lahan

persawahan yang padat serta kebutuhan biaya

hidup yang semakin banyak akan menyebabkan

masyarakat petani menjadi buruh tani dengan gaji

perhari. kekurangan lahan sawah untuk bercocok

tanam ibu yang mempunyai satu orang anak ini

menjadi buruh tani atau mengerjakan tanaman

orang lain seperti, menanam bawang merah,

menanam padi, memotong padi serta mencabut

bawang merah, mencabut rumput pada tanaman

bawang merah dan padi dengan gaji perhari untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

2 Menyewah Lahan Garapan Padatnya persediaan lahan garapan di desanya

sendiri masyarakat petani di Desa Soki

melakukan penyewahan lahan pertanian di tempat

yang berbeda-beda ada petani menyewah lahan di

Kecamatan Soromandi Kabuapten Bima, ada

petani menyewah lahan di Kecamatan Sanggar

Kabupaten Bima bahkan ada petani yang

menyewah lahan di Kabupaten Sumbawa dan

sistem penyewahan lahan pertanian yang

dilakukan masyarakat petani di Desa Soki yaitu

sistem menyewah musim tahunan, artinya pada

musim hujan dikerjakan oleh pemilik untuk

ditanamin padi atau jagung, sedangkan pada

musim kemarau dikerjakan oleh penyewah untuk

ditanamin bawang merah seperti yang dilakukan

masyarakat petani di Desa Soki.

3 Dampak Positif Sempitnya lahan garapan yang ada di Desa Soki

dapat meningkatkan rasa solidaritas masyarakat

petani untuk bergotong royong dalam melalukan

aktivitas pertanian. Dengan adanya sistem

kekerabatan dan gotong royong diantara petani

yang satu dengan petani yang lain membuat

hubungan petani sawah berinteraksi dengan baik

kepada sesama warga masyarakat, sehingga

muncul suatu kepercayaan dan hubungan timbal

balik yang dapat memperkuat hubungan

kerjasama yang akan mereka ciptakan.

4 Dampak Negatif akibat dari kurangnya pendapatan masyarakat

petani dan padatnya lahan pertanian masyarakat

petani tidak mampu membiayai pendidikan anak

sehingga sebagian anak remaja melakukan suatu

perbuatan yang melanggar norma dalam

masyarakat seperti mencuri, mabuk-mabukan dan

sebagainya. Sumber : Rostati, berdasarkan hasil penelitian Tahun 2019

Page 115: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

126

BAB VII

PENANGGULANGAN INVOLUSI PERTANIAN PADA PETANI

Temuan dari hasil observasi dan wawancara mendalam pada

tanggal 15 April 2019 bertempat di kantor aula Desa Soki tentang upaya

pemerintah menanggulangi keterbatasan lahan pertanian di lokasi

persawahan di Desa Soki dengan Bapak M selaku sekertaris Desa dan Ibu

R selaku penyuluh lapangan dinas pertanian Kecamatan Belo menjelaskan

bahwa peran pemerintah untuk menanggulangi kepadatan lahan pertanian

di Desa Soki dengan cara menyiapkan lahan garapan, menerapkan

program pengendalian angka kelahiran, memberikan bantuan pestisida

pertanian dan bantuan pupuk. Lebih lanjut dijelaskan pada tabel 7.1

Tabel 7.1 Penanggulangan Involusi Pertanian Pada Petani

No Jenis Penanggulagan Kegunaan

1 Pembukaan lahan tani baru Untuk memperluas lahan

garapan masyarakat petani

2 Membuat saluran irigasi

persawahan

Untuk memudahkan

masyarakat petani mengairi

tanaman padi

3 Membuka jalan baru tani Masyarakat bisa mengangkut

alat pertanian dan hasil panen

padi dan bawang merah

menggunakan gerobak dan

pick up

4 Bantuan bibit padi Masyarakat petani bisa

menanam bibit yang

berkualitas

5 Bantuan pupuk dan obat

pestisida

Meringankan biaya masyarakat

petani

6 Pengendalian angka kelahiran Untuk menjaga keseimbangan

persediaan lahan pertanian

dengan penggarapnya

Sumber : Rostati, berdasarkan hasil penelitian Tahun 2019

Page 116: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

127

Pemberdayaan masyarakat petani merupakan kewajiban

pemerintah dinas pertanian Kecamatan Belo dan Pemerintah Desa Soki

untuk menanggulangi permasalahan yang terjadi pada masyarakat petani

khusunya masyarakat petani di Desa Soki yang mengalami kepadatan

lahan pertanian. Kepadatan lahan pertanian tidak sebanding dengan

penggarapnya yang setiap tahun semakin bertambah, sehingga pendapatan

dari penghasilan masyarakat petani di Desa Soki tidak mampu memenuhi

kebutuhan hidup. Peran pemerintah untuk menaggulangi kepadatan lahan

pertanian yakni, membuka lahan baru, memberikan bantuan pupuk dan

pestisida, melakukan pengendalian angka kelahiran.

7.1 Pembukaan Lahan Garapan Baru

Sumber : Dokumentasi Desa

Gambar 7.1 Proses menggusur bukit untuk perluasan lahan pertanian bentuk

upaya pemerintah menanggulangi terjadinya involusi pertanian.

Page 117: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

128

Pemerintah di Desa Soki melakukan proses penggusuran lahan

pertanian di lahan temba Soki seluas 20 Ha dilakukan mulai tahun 2016

sampai tahun 2018 untuk pemberdayaan dalam membangunan masyarakat

terutama di bidang pertanian sebagaimana pertanian merupakan sumber

penghasilan masyarakat Desa Soki, untuk mengetahui kondisi lahan

persawahan sebelum pembukaan lahan garapan baru dan sesudah pembukaan

lahan garapan baru lebih lanjut lihat pada Gambar Peta 7.2

Sumber : Citra google earth perekaman Tahun 2018 dan Tahun 2015

Penggunaan lahan sawah masyarakat petani di Desa Soki sebelum ada

pembukaan lahan tani baru pada tahun 2015 seluas 36,88038 are dengan

jumlah masyarakat petani 315 jiwa. Sedangkan penggunaan lahan sawah

masyarakat petani di Desa Soki setelah penggunaan lahan tani baru yang

dilakukan pemerintah Desa Soki menggusur bukit di so nggaro hidi pada

Page 118: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

129

tahun 2018 38,88701 are. Upaya yang kedua persiapan irigasi perairan, lihat

pada Gambar 7.3 di bawah ini.

Sumber : Dokumentasi Desa

Gambar 7.3. Persiapan Irigasi Perairan upaya lain pemerintah

menganggulangi modernisasi dalam involusi pertanian.

Pemerintah di Desa Soki mempersiapkan irigasi perairan untuk

masyarakat petani di Desa Soki. Upaya ke tiga dengan membuka jalan

tani, lihat pada Gambar 7.4 berikut.

Sumber : Rostati, 14 April 2019

Gambar 7.4 Petani memanfaatkan jalan tani menuju lokasi

persawahan menggunakan sepeda motor sebagai bentuk

modernisasi

Page 119: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

130

Masyarakat petani di Desa Soki sudah menggunakan kendaraan

seperti sepeda motor menuju ke lokasi persawahan, masyarakat petani tidak

hanya memanfaatkan jalan tani untuk menuju lokasi persawahan namun

masyarakat petani memanfaatkan dalam aktivitas pertanian seperti

mengangkut hasil panen dari sawah ke rumah dan membawa perlengkapan

serta kebutuhan pertanian dari rumah menuju lokasi persawahan. Upaya ke

empat pemerintah memberikan bantuan traktor. Seperti hasil wawancara

peneliti berikut.

Kami dari dinas pertanian memberikan bantuan traktor kepada

masyarakat petani nak, pihak dinas pertanian memberikan

mesin traktor tersebut melalui pemerintah desa dan kelompok

tani selain bantuan traktor ada juga bantuan lain seperti bibit

padi, jagung kedelai.(wawancara dengan ibu R ada tanggal 15

april 2019).

7.2 Program Bantuan Bibit Dan Obat Pestisida

Temuan dari hasil observasi pada tanggal 25 Maret 2019 bertempat di Desa

Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima tentang upaya pemerintah dalam

pemberdayaan masyarakat petani, lihat Tabel 7.2

Tabel 7.2 Jenis bantuan pupuk dan pestisida pada masyarakat petani

Sumber: Data dinas pertanian Kecamatan Belo Tahun 2018

Tahun Jenis-jenis bantuan Jenis-jenis bantuan

Tanaman

Padi

Bantuan Luas

lahan

Tanaman

BM

Bantuan Luas

lahan

2015

Pupuk 15

sak/karung

260

Pupuk 15

sak/karung

260

Pestisida 10 dus Pestisida 25 dus

2018

Pupuk 25

sak/karung

280

Pupuk 35

sak/karung

280

Pestisida

20 dus

Pestisida 30 dus

Page 120: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

131

Pemerintah dinas pertanian Kecamatan Belo bekerja sama dengan

Pemerintah dan ketua kelompok tani Desa Soki untuk memberikan bantuan

pestisida dan pupuk kepada masyarakat petani di Desa Soki sesuai dengan

luas lahan yang digarap pada tahun 2015. Lahan garapan memiliki luas 260

Ha dengan bantuan pupuk 15 sak/karung dan pestisida 10 dus untuk

memelihara tanaman padi. Sedangkan untuk memelihara tanaman bawang

merah, bantuan pupuk sebanyak 15 sak/karung, pestisida 20 dus. Tahun

2018, masyarakat mendapatkan bantuan pupuk 25 sak/karung dan pestisida

sebanyak 20 dus untuk memelihara padi. sedangkan untuk memelihara

bawang merah masyarakat mendapatkan pupuk 35 sak/karung dan pestisida

30 dus dengan luas lahan 280 Ha, selain pupuk dan pestisida pemerintah

memberikan bantuan bibit, lihat Gambar 7.5

Sumber : Rostati, 24 Maret 2019

Gambar 7.5. Dinas pertanian menyerahkan bibit kepada Bapak M sebagai ketua

kelompok tani di Desa Soki sebagai bentuk modernisasi

Page 121: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

132

Pemerintah dinas pertanian Kecamatan Belo memberikan bibit kepada

masyarakat petani, pemberian bibit merupakan peran pemerintah dalam

pemberdayaan masyarakat petani supaya masyarakat dapat melaksanakan

usaha taninya. Selain memberikan bibit padi pemerintah memberikan bantuan

pupuk dan pestisida kepada masyarakat petani di Desa Soki, untuk

mengetahui data pemberian pupuk dan pestisida, lihat Gambar 7.6

Sumber: Rostati, 25 Maret 2019

Gambar 7.5. Pemerintah memberikan pupuk UREA kepada masyarakat

petani sebagai bentuk modernisasi dalam involusi pertanian.

Masyarakat petani di Desa Soki menerima pupuk UREA dari dinas

pertanian Kecamatan Belo. Pemberian pupuk merupakan bentuk

perlindungan serta pemberdayaan pemerintah supaya petani memiliki

kapasitas untuk terus tumbuh dan berkembang menjadi lebih sejahterah.

Selain memberi bantuan bibit dan pupuk juga pemerintah memberikan

bantuan pestisida, setelah mendapatkan pupuk dan pestisida pemerintah

dinas pertanian Kecamatan Belo melakukan uji coba pestisida yang

Page 122: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

133

diwakili oleh tim penyuluh dengan ketua dan anggota kelompok tani

serta masyarakat petani di Desa Soki, lihat Gambar 7.7

Sumber : Dokumentasi Dinas Pertanian

Gambar 7.7 Petani menguji coba obat-obatan yang diberikan ole pemerintah sebagai

bentuk modernisasi.

Pemerintah dinas pertanian memberikan bantuan pestisida kepada

masyarakat petani di Desa Soki supaya masyarakat petani dapat memelihara

tanamannya dari penyakit dan hama.

7.3 Pengendalian Angka Kelahiran

Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya

kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi.

Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara 15-49

tahun. Oleh karena itu, untuk mengatur jarak kelahiran, wanita/pasangan

pemerintah menganjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi/ber-KB.

Keikutsertaan masyarakat dalam program KB di Desa Soki, Kecamatan

Belo, Kabupaten Bima pada tahun 2018 masih kurang, dimana persentase

peserta KB baru sebesar 43.4% (90) dari 207 PUS dan persentase KB Aktif

25.6% (53), Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima Tahun 2018.

Page 123: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

134

Peningkatan jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan luas

lahan garapan yang terbatas menyebabkan terbatasnya pula kemampuan

suatu daerah untuk mendukung kehidupan yang disebut dengan daya

dukung lahan dan keadaan ini menyebabkan meningkatnya tekanan

penduduk terhadap lahan (Soemarwoto, 1983 dalam Anne herlindawati

2018, 12-24).

Tekanan penduduk pada dasarnya merupakan akibat dari terus

meningkatnya laju pertumbuhan penduduk. Bagi masyarakat petani, lahan

bukan hanya sekedar tempat untuk tinggal, tetapi lahan merupakan media

bercocok tanam. Ketika produktifitas tetap, namun jumlah masyarakat

petani terus meningkat maka dapat terjadi goncangan bagi kehidupan

masyarakat, terutama masyarakat petani yang ketergantungan terhadap

lahan pertanian (Mamat Ruhimat, 2015 dalam Anne herlindawati 2018, 12-

24). Ketidakseimbangan daya dukung lahan garapan dipengaruhi oleh

jumlah penduduk yang semakin meningkat dengan keterbatasan lahan maka

pemerintah menerapkan program pengendalian angka kelahiran (KB).

Merencanakan dan mengatur keluarga adalah soal kemanusiaan yang

sekarang ini sedang diusahakan pelaksanaannya oleh pemerintah khusunya

pemerintah Desa Soki. Kalau pembangunan itu adalah pembangunan

manusia, maka kelahiran manusia itupun harus diatur. Pengaturan itu harus

diadakan, supaya kenaikan produksi tidak dikalahkan oleh kenaikan

kelahiran anak. Hal yang ditakutkan itupun terjadi pada masa sekarang ini,

Page 124: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

135

dimana kelahiran anak mengalahkan kenaikan produksi terutama produksi

pangan.

Pertumbuhan penduduk yang tidak disertai dengan lahan garapan

yang cukup dapat juga menimbulkan berbagai masalah yang berkaitan

dengan orang tua tidak bisa membiayai pendidikan anak, kurangnya

penyediaan makanan, terjadi pengangguran dan lain sebagainya. Dan lebih

lanjut sesuai dengan keterangan yang di berikan oleh informan berikut.

Kami sebagai perangkat Desa yang bertanggung jawab penuh

terhadap permasalahan yang di alami oleh masyarakat khususnya

masyarakat petani di Desa Soki maka kami sangat berpartisipasi

terhadap program Keluarga Berencana karena dengan program ini

kami bisa mengendalikan angka kelahiran dan menghindari angka

kematian pada ibu muda atau pengendalian penduduk di samping

itu dengan melihat kondisi masyarakat Desa Soki yang rata-rata

bermata pencaharian sebagai petani dan permasalahan yang

mereka hadapi sekarang adalah pada keterbatasan lahan garapan

maka dengan program ini kami dapat memberikan solusi kepada

masyarakat petani. (wawancara dengan Bapak M pada tanggal 25

Maret 2019).

Temuan dari hasil wawancara dengan bapak M dapat disimpulkan

bahwa program keluarga berencana merupakan program yang sangat

penting untuk pembangunan ekonomi pada masyarakat petani selain dari

pada itu program pengendalian pertumbuhan penduduk dapat juga

memberikan solusi kepada aparat pemerintah Desa Soki pada khusunya

untuk mengatasi permasalahn yang dihadapi oleh masyarakat petani di Desa

Soki.

Masyarakat Desa Soki sebagai wilayah yang memiliki potensi

pertanian yang tinggi, kemudian mata pencaharian masyarakat sebagian

besarnya adalah petani. Berbagai program pemberdayaan masyarakat di

Page 125: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

136

bidang pertanian selalu dilakukan oleh pemerintah seperti pembentukan

kelompok tani, pemberian modal usaha, bantuan bibit pertanian, penyuluhan

pertanian, dan lain sebagainya. Pentingnya sektor pertanian sebagai

penyangga bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Mengingat semakin terus bertambahnya kebutuhan akan pangan

yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk tanpa di barengan di

luas lahan garapan sehingga pemerintah di Desa Soki berupaya

mensejahterakan masyarakat petani dengan membuka lahan garapan baru,

membuka jalan tani, bantuan bibit serta menerapkan program keluarga

berencana (KB) pada masyarakat petani. Permasalahannya, banyak bantuan

yang diberikan tidak terkelola dengan baik, malahan ada bantuan yang

menyimpang, misalnya bibit yang diberikan tidak digunakan sebagaimana

mestinya. Kemudian sebagian masyarakat tidak menerima bantuan.

Keunggulan Pemberdayaan atau bantuan yang dilakukan oleh

pemerintah terhadap masyarakat petani di Desa Soki sudah sangat bagus

dan dilihat juga masyarakat petani sangat berantusias menerima bantuan

serta penyuluhan yang di berikan oleh pemerintah. Penyuluhan dilakukan

untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh setiap masyarakat

petani, program pemberdayaan merupakan kegiatan pembelajaran yang

bertujuan agar para anggota masyarakat petani bisa hidup lebih sejahtera.

Kelemahan Program pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah

terhadap masyarakat petani sudah lumayan bagus namun masih terdapat

kekurangan dalam program ini, seperti hasil wawancara peneliti dengan

Page 126: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

137

salah satu pemerintah dinas pertanian Kecamatan Belo yaitu ibu Rohani

bahwasanya masyarakat petani khususnya masyarakat petani di Desa Soki

kurang merespon setiap kali ada kegiatan penyuluhan pertanian yang

diberikan oleh pemerintah apalagi mengenai penyuluhan tentang alat-alat

teknologi pertanian, dengan alasannya bawah masyarakat petani tidak berani

mencoba atau melakukan tanpa melihatnya secara langsung, inilah kendala

dan kelemahan yang ditemukan dinas pertanian Kecamatan Belo saat

melakukan penyuluhan terhadap masyarakat petani.

Temuan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap

peran pemerintah terhadap modernisasi dalam involusi pertanian terdapat

kesamaan hasil penelitian dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Astuti tentang pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan pertanian

berkelanjutan (studi pada Desa Asmorobangun, Kecamatan Puncu,

Kabupaten Kediri) dengan hasil penelitian bahwa, melalui pemberdayaan

dapat meningkatkan kesadara dan pemahaman serta semangat masyarakat

untuk melakukan aktivitas pertanian. dengan dukungan dan semangat yang

diberikan ternyata masih terdapat hambatan dan kendala yang berasal dari

masyarakat petani yaitu masyarakat tidak berani mencoba melakukan

sesuatu yang belum dilihat oleh sakat mata sehingga proses pemberdayaan

kurang maksimal.

Page 127: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

138

Tabel 7.3 Upaya pemerintah terhadap modernisasi dalam involusi pertanian

No Upaya Pemerintah Temuan peneliti

1 Pembukaan lahan tani baru dan

jalan tani

Pemerintah melakukan penggusuran bukit di

wilayah Desa Soki bertempatan di so nggaro

hidi seluas 20 Ha dilakukan mulai tahun

2016 dengan tujuan untuk memperluas lahan

tani sebagai pemberdayaan dalam

membangunan masyarakat terutama di

bidang pertanian karena pertanian

merupakan sumber penghasilan masyarakat

Desa Soki, dan membuka jalan tani supaya

mempermudah masyarakat petani menuju

lokasi persawahan serta mempermudah

masyarakat petani mengangkut hasil panen

dari sawah ke rumah dan membawa

perlengkapan serta kebutuhan pertanian dari

rumah menuju lokasi persawahan

2 Program bantuan tahun 2015

untuk tanaman padi, pupuk 15

sak, pestisida 10 dus. tanaman

bawang merah, pestisida 20 dus

dan pupuk 15 sak. Tahun 2018,

tanaman padi, pupuk 25 sak,

pestisida 20 dus. Tanaman

bawang merah, pupuk 35 sak

dan pestisida 30 dus. Data dinas

pertanian Kecamatan Belo tahun

2015-2018

Memberikan bantuan bibit, pupuk dan

pestisida kepada masyarakat petani salah

satu bentuk pemberdayaan pemerintah

supaya petani bisa menjalankan usaha tani

dan memiliki kapasitas untuk terus tumbuh

dan berkembang menjadi lebih sejahterah

3 Pengendalian angka kelahiran

(KB). Persentase keikutsertaan

peserta KB baru sebesar 43.4%

(90) dari 207 PUS dan

persentase KB Aktif 25.6%

(53), badan pusat statistik

Kecamatan Belo Tahun 2018.

Program keluarga berencana merupakan

program yang sangat penting untuk

pembangunan ekonomi pada masyarakat

petani selain dari pada itu program

pengendalian pertumbuhan penduduk dapat

juga memberikan solusi kepada aparat

pemerintah Desa Soki pada khusunya untuk

mengatasi permasalahn yang dihadapi oleh

masyarakat petani di Desa Soki. Namun

kendala dalam menerapkan program KB

terdapat pada masyarakat itu sendiri karena

kurang partisipasi masyarakat.

Sumber : Rostati, berdasarkan hasil penelitian tahun 2019

Page 128: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

139

BAB VIII

GOTONG ROYONG DAN KERJA BERGILIR MASYARAKAT PETANI

DALAM MODERNISASI (INVOLUSI PERTANIAN)

Temuan dari hasil observasi dan wawancara mendalam bertempat di Desa

Soki, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, tentang sistem nilai kekerabatan

masyarakat petani dalam menjalankan modernisasi dalam involusi pertanian,

lihat Tabel 8.1

Tabel 8.1. Tahap-tahap mengerjakan tanaman padi dan bawang merah

masyarakat petani

No Bentuk

kerja sama

Kegiatan yang dilakukan petani

Padi Bawang merah

1 Gotong

royong

1. Membuat memperbaiki

penampungan air (raba)

di persawahan sebelum

dilakukan penanaman padi

2. Membuat pagar di pinggir

lokasi persawahan

sebelum menanam padi

3. Membersihkan

selokan/irigasi

persawahan sebelum

penanaman padi dan

sebelum musim hujan

1. Membuat sumur bor

2. Membuat jalan baru

menuju lokasi penanaman

bawang merah

2 Keja

bergilir

1. Penananam padi

2. Pemaneman padi

1. Pemotongan bawang

merah

2. Penanaman bawang merah

3. Pemaneman bawang

merah

4. Pengikatan bawang

merah

Sumber: Rostati, berdasarkan hasil penelitian Tahun 2019

Temuan berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan masyarakat petani

di Desa Soki bahwa gotong royong dan kerja bergilir tidak hanya dilakukan

pada kegiatan pertanian padi seperti membuat penampungan air (raba),

Page 129: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

140

membuat pagar di pinggir lokasi persawahan, membersihkan saluran

irigasi/selokan, namun masyarakat petani melakukannya pada kegiatan

bawang merah seperti membuat dan membersihkan jalan menuju lokasi

penanaman bawang merah. selain gotong royong terdapat nilai kekerabatan

kerja bergilir, kerja bergilir yang dilakukan masyarakat petani dengan

kerabatnya dalam melakukan kegiatan pertanian padi dan bawang merah

seperti penanaman padi dan bawang merah, pemaneman padi dan bawang

merah dan pengikatan bawang merah.

8.1 Gotong-Royong

Kehidupan bermasyarakat tidak terlepas akan adanya interaksi sosial

antar sesamanya karena pada dasarnya manusia sesuai dengan fitrahnya yaitu

makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri melaingkan membutuhkan

pertolongan dan bantuan dari orang lain, masyarakat petani di Desa Soki pada

khusunya di kenal dengan sikap ramah, kekeluragaan dan bergotong-royong.

Masyarakat petani melakukan gotong royong membuat saluran irigasi/selokan

untuk mengairi tanaman padi dan bawang merahnya setiap satu tahun sekali,

kegiatan gotong royong dilakukan tidak hanya sebelum adanya mesin-mesin

pertanian namun dilakukan sampai sekarang atau masyarakat petani sudah

menggunakan mesin-mesin teknologi pertanian.

Gotong-royong yang dilakukan masyarakat petani di Desa Soki

mengandung nilai-nilai sosial antara lain tentang kerbergantungan dengan

sesamanya, kebersamaan, dan kerjasama. Nilai-nilai sosial tercermin dari

kepeduliannya terhadap sesama anggota masyarakat, kepedulian antara

Page 130: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

141

sesama tidak hanya yang bersifat materi (uang dan atau barang), tetapi juga

non-materi seperti kegiatan pemotongan bawang merah, lihat Gambar 8.1

Sumber : Rostati, 01 April 2019

Gambar 8.1 Masyarakat petani melakukan pemotongan bawang merah melakukan

dengan cara yang lama/ tradisional.

Masyarakat petani di Desa Soki melakukan pemotongan bibit

bawang merah, kegiatan pemontongan bibit bawang merah biasanya

dilakukan oleh ibu-ibu atau perempuan. Pekerjaan pemotongan bibit

bawang bawang merah merupakan salah satu rutinitas awal kegiatan

masyarakat petani di Desa Soki sebelum melakukan penanaman pada

lahan sawah. Bibit bawang merah akan di potong di bagian ujungnya

dengan menggunakan pisau (kater) atau yang dikenal oleh masyarakat

petani di Desa Soki malela, jika kurang hati-hati dalam pemotongan

bawang merah, maka dapat menyebabkan jari tangan teriris. Kegiatan

Page 131: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

142

gotong-royong membuat irigasi atau pengairan persawahan seperti pada

Gambar 8.2

Sumber : Dokumen Desa Soki 2018

Gambar 8.2 Masyarakat petani sedang membuat dam persawahan sebagai bentuk jiwa

gotong-royong dengan melakukan cara yang tradisional.

Masyarakat petani di Desa Soki membuat dam atau tempat

penampungan air untuk mengairi tanaman di persawahan dilakukan setiap

tahun sebelum menanam padi artinya dilakukan pada musim kemarau

sebelum musim hujan, tujuan masyarakat petani di Desa Soki membuat

irigasi atau pengairan adalah usaha untuk mendatangkan air dengan

saluran-saluran ke sawah-sawah. Kegiatan membuat irigasi atau pengairan

sudah menjadi rutinitas masyarakat petani di Desa Soki setiap tahun

sebelum adanya teknologi pertanian seperti mesin diesel maupun sesudah

adanya mesin diesel. lebih lanjut sesuai dengan keterangan yang diberikan

oleh informan berikut.

Page 132: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

143

Gotong-royong yang sering saya lakukan dengan teman-teman

petani lain membuat pagar pada pinggir lahan persawahan nak,

membuat saluran irigasi supaya air lancar masuk ke sawah masing-

masing nak, supaya saya dan anggota petani lain mengetahui ada

kerja bersama pihak panggawa mengumumkan di mesjid nak selain

gotong royong di lokasi persawahan, saya dan masyarakat yang

lainpun bekerja sama pada saat ada acara hajatan seperti khitanan,

membangun rumah. Wawancara dengan Bapak U pada tanggal 02

April 2019

Temuan yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dengan

bapak U bahwa masyarakat petani di Desa Soki melakukan kegiatan

gotong-royong pada aktivitas pertanian seperti membuat saluran irigasi di

persawahan ketika musim tanam padi, lihat gambar 8.3.

Sumber : Dokumen Desa Soki Tahun 2017

Gambar 8.3 Petani sedang membersihkan saluran irigasi

Petani di Desa Soki membersihkan saluran irigasi di daerah persawahan,

tujuannya supaya air dapat pengalir lancar ke area persawahan dan ketika

turun hujan banjir tidak masuk persawahan dan tidak merusak tanamanan.

Kegiatan gotong-royong yang lain seperti membuat pagar di pinggir

daerah persawahan dengan tujuan supaya hewan seperti, babi hutan,

Page 133: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

144

kerbau dan sapi tidak masuk ke sawah dan merusak tanaman, lihat gambar

8.4

Sumber: Dokumen Desa Soki Tahun 2017

Gambar 8.4. Petani membuat sedang pagar di pinggir persawahan sebagai bentuk gotong

royong

Petani di Desa Soki membuat pagar di pinggir persawahan

miliknya sebelum dilakukan penanaman padi dan bawang merah miliknya,

kegiatan membuat pagar di pinggir persawahan dilakukan satu kali dalam

setahun. Kegiatan gotong royong seperti membuat dam (raba),

membersihkan saluran irigasi/selokan di persawahan dan membuat pagar

di pinggir persawahan padi dan bawang merah mempertandakan saling

ketergantungan sesama petani. Selain adanya saling ketergantungan petani

dengan petani lain dalam kegiatan pertanian masyarakat petani di Desa

Soki terdapat juga saling ketergantungan masyarakat petani dengan

Page 134: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

145

masyarakat yang bekerja diluar profesi pertanian seperti bergotong-royong

pada saat mendirikan rumah, lihat gambar 8.5

Sumber : Dokumen Desa Soki Tahun 2017

Gambar 8.5. Masyarakat Desa Soki sedang mendirikan rumah

Kegiatan gotong-royong pada saat mendirikan rumah pada saat kegiatan

mendirikan rumah seluruh masyarakat yang tidak memeliki kesibukan dan

kegiatan yang lain tanpa dimintai bantuanpun semua masyarakat di Desa

Soki dengan sendirinya datang untuk membantu tanpa mengharapkan

imbalan. Kegiatan gotong- royong masyarakat petani dengan masyarakat

yang tidak berprofesi sebagai petani di Desa Soki tidak hanya pada

kegiatan mendirikan rumah, namun pada acara hajatanpun semua

masyarakat di Desa Soki saling bekerja sama tanpa mengharapkan

imbalan. Pada acara hajatan seperti sunatan, perkawinan, dan sukuran

Page 135: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

146

menempati rumah baru sekalipun semua semua masyarakat berbondong-

bondong akan hadir dan langsung mengerjakan pekerjaan seperti

memasak, mendirikan panggung, mengatur kursi. Tujuannya untuk

meringankan pekerjaan orang yang mempunyai hajatan, lihat gambar 8.6

Sumber : Dokumen Desa Soki Tahun 2018

Gambar 8.6. Ibu-ibu di Desa Soki sedang melakukan acara syukuran di

salah satu rumah warga

Temuan dari hasil observasi dan dokumentasi pada masyarakat

petani di Desa soki bahwa gotong-royong yang dilakukan masyarakat

petani di Desa Soki mengandung nilai-nilai sosial antara lain tentang

kebergantungan dengan sesamanya, kebersamaan, dan kerja sama. Nilai-

nilai sosial tercermin dari kepeduliannya terhadap sesama anggota

masyarakat, kepedulian antara sesama tidak hanya yang bersifat materi

(uang dan atau barang), tetapi juga non-materi (ikut bekerja secara

bersama-sama).

Page 136: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

147

8.2 Kerja Bergilir

Kerja bergilir merupakan pekerjaan yang dilakukan dalam sistem

bagian yang memiliki waktu kerja yang berbeda-beda. Mayarakat petani di

Desa Soki pada aktivitas pertanian melakukan kerja bergilir atau kerja

secara bergantian dengan kerabat atau dengan tentangganya untuk

meringankan dan mempermudah dalam pekerjaan, lihat Gambar 8.7

Sumber : Rostati, 01 April 2019

Gambar 8.7 Ibu-ibu masyarakat sedang mengikat bawang merah

menggunakan cara yang tradisional

Masyarakat petani melakukan pengikatan bawang merah, pada

aktivitas pengikatan bawang merah masyarakat melakukan secara

bergiliran dengan anggota kerabat yang lain. Kegiatan kerja bergilir

masyarakat petani merencanakan jauh-jauh hari sebelum waktu kegiatan

berlangsung.

Kerja bergilir merupakan warisan budaya dari nenek moyang

masyarakat petani di Desa Soki untuk meringankan beban dan biaya

Page 137: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

148

sekaligus tidak perlu lagi mencari tenaga kerja dalam melakukan kegiatan

pertanian seperti penanaman dan pemanenam padi, pemotongan bawang

merah, penanaman bawang merah serta pemaneman bawang merah,

apabila ada di antara anggota yang berhalangan akan bekerja pada hari

yang lain atau bisa menyewah orang lain sebagai penggantinya. Bentuk

kerja bergilir dapat meringankan dan mempercepat aktivitas pertanian.

seperti hasil wawancara peneliti dengan ibu S berikut.

Loara mboto lenga ra iwade bantuku lenga ra iwa dei ade karawi

inga unga dompo na bawa, karawi inga unga ngguda fare dei

do’a ra deina, warase ana ra nggana de ngoaku anade, anaee

edase lenga ra iwa ma karawi karawi ingapu ndi loamu karawide

aina sapori ndi gaji ra pinana, alumu rakase baka rawi ndai wali

peade na karawi inga waliku ba dou mara inga de, dei ade

ngoara tei kai anade alhamdulillah anade na kade’eku

ni.(wawancara dengan ibu S pada tanggal 26 Maret 2019)

Artinya bentuk kerja sama kami masyarakat petani dengan cara

saling membatu pada proses pemotongan dan penanam bawang

merah, padi, dan juga kerja sama pada saat hajatan keluarga,

tetangga maupun kerabat, selain dari pada itu kami mengajarkan

juga kepada anak-anak untuk saling membantu nak kalau melihat

tetangga atau kerabat sedang bekerja jangan lupa bantu jangan

menuntut gaji karena suatu saat ada kerjanya kita juga keluarga

atau kerabat yang bantu itu akan membantu kita juga dan

alhamdulillah anak-anak mendegarkannya.

Temuan peneliti dari hasil wawancara dengan ibu S menunjukkan

bahwa bentuk kerja sama masyarakat petani di Desa Soki dengan cara

kerja bergiliran merupakan aktivitas dalam proses pertanian baik pada saat

pengolahan lahan, pemotongan padi dan bawang maupun pada saat hajatan

di samping itu masyarakat petani di Desa Soki tidak lupa mengajarkan

kepada anak-anaknya untuk saling membantu pada pekerjaan, melalui cara

Page 138: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

149

seperti itulah masyarakat petani bisa menanamkan rasa solidaritas pada

anak.

Masyarakat sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya tidak

terlepas dari nilai-nilai yang menjadi tolok ukur pelaksanaan sebuah

kegiatan khusunya kegiatan pertanian seperti yang dilakukan oleh

masyarakat petani di Desa Soki adalah gotong-royong dan kerja bergilir

karena gotong-royong merupakan kegiatan usaha yang dilakukan oleh

beberapa orang baik petani dengan petani maupun petani dengan

pemerintah untuk mencapai tujuan yang sama yakni keharmonisan

bermasyarakat dan kesejahteraan dalam ekonomi.

Keunggulan sistem kekerabatan gotong royong dan kerja bergilir

dapat menguntungkan sesama anggota masyarakat karena sistem

bergotong royong dan kerja bergilir selain mempercepat aktivitas

pertanian dapat juga mempererat rasa solidaritas sesama anggota

masyarakat petani serta dapat saling membagi pengalaman.

Kegiatan gotong royong dan kerja bergilir yang dilakukan oleh

masyarakat petani di Desa Soki sejak zaman dahulu sampai sekarang

masih memperkuat rasa kebersamaan dalam melakukan kegiatan

pertanian. kegiatan gotong royong memiliki nilai yang terkandung

didalamnya, dan nilai kebersamaan menjadi nilai yang dominan. Nilai-

nilai dalam gotong royong dan kerja bergilir tentunya mengarah pada

kebersamaan masyarakat petani di Desa Soki dalam melakukan kegiatan

Page 139: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

150

pertanian. selain memberikan makna kebersamaan juga dapat saling

menguntungkan bagi sesama.

Kerja bergilir dapat menguntungkan sesama masyarakat petani

karena selain mengurangi biaya dan mempercepat proses kegiatan

pertanian seperti penanaman, pemotongan, bahkan kegiatan pemaneman

padi dan bawang merah, juga masyarakat petani di Desa Soki tidak perlu

lagi susah-susah mencari tenaga kerja lain. Sistem nilai kekerabatan

seperti gotong-royong dan kerja bergilir seperti yang dilakukan

masyarakat petani di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima perlu

ditanamkan kepada generasi masyarakat baru diera modernisasi dan

globalisasi dengan cara selain mempertajam mata pelajaran IPS di

sekolah-sekolah dan juga melalui organisasi desa seperti karang taruna.

Pentingnya menanamkan nilai-nilai kekerabatan dalam masyarakat dapat

memperkuat nilai kebersamaan dan menjaga warisan leluhurnya sehingga

masyarakat dapat menjadi warga negara yang baik.

Temuan peneliti berdasarkan hasil observasi dan wawancara

dengan masyarakat petani di Desa Soki bahwa kelemahan dari bentuk-

bentuk kekerabatan seperti gotong royong dan kerja bergilir yang

dilakukan masyarakat petani di Desa Soki. Gotong royong dan kerja

bergilir merupakan pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama tanpa

mengaharapkan suatu imbalan. Pada saat kegiatan gotong royong dan

kerja bergilir masyarakat petani saling mengeluarkan pendapat seperti

upaya untuk mempercepat pekerjaan pertanian dari perbedaan pendapat

Page 140: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

151

tersebut akan menimbulkan suatu perselisihan sehingga melahirkan rasa

saling tidak suka dan kebencian terhadap sesama petani.

Temuan dari hasil observasi dan wawancara mendalam yang

diperoleh peneliti terdapat persamaan dengan hasil penelitian yang

didapatkan oleh Rollitia (2008), yaitu menunjukkan bahwa gotong-royong

tersebut terdiri dari gotong-royong di bidang pertanian, bidang perbaikan

atau renovasi rumah, acara ritual seperti pernikahan dan khitanan serta

acara-acara upacara adat kegiatan gotong royong dan kerja bersama

dimaknai oleh masyarakat baik melalui nilai kebahagiaan, nilai kesedihan,

dan toleransi.

Temuan dari hasil observasi dan wawancara di lapangan dan

kerangka berpikir yang dibangun menggunakan perspektif fungsionalisme

struktural yang dijelaskan dalam teori AGIL, salah satu premis kebutuhan

fungsional, yakni Latensi (L) atau pemeliharaan pola upaya masyarakat

melestarikan nilai kekerabatan. Masyarakat sebagai makhluk sosial dalam

kehidupannya tidak terlepas dari nilai-nilai kekerabatan yang menjadi

tolok ukur pelaksanaan sebuah aktivitas khusunya aktivitas pertanian

seperti yang dilakukan oleh masyarakat petani di Desa Soki seperti

bergotong royong atau kerja bergilir. Kerja bergilir dan bergotong royong

sudah menjadi tradisi masyarakat petani dalam melakukan aktivitas

pertanian seperti mempercepat kegiatan pertanian, masyarakat petani tidak

sulit mencari tenaga kerja yang baru serta menjaga keharmonisan dalam

bermasyarakat dan kesejahteraan dalam ekonomi.

Page 141: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

152

Tabel 8.2 Bentuk Sistem Nilai Kekerabatan Masyarakat Petani

No Nilai Kekerabatan Temuan Peneliti

1 Gotong Royong Masyarakat petani biasanya

bergotong-royong dengan

melakukan salah satu kegiatan pada

aktivitas pertanian baik kegiatan

pertanian dengan tata cara yang

tradisional maupun kegiatan yang

sudah menggunakan ala-alat

teknologi pertanian, seperti

membuat irigasi atau pengairan

persawahan, membuat pagar pada

persawahan dilakukan setiap tahun

sebelum menanam padi.

2 Kerja Bergilir Kerja bergilir yang dilakukan petani

dengan petani lain untuk

meringankan beban dan biaya

sekaligus tidak perlu lagi mencari

tenaga kerja apabila pekerjaan tidak

mampu dilakukan oleh anggota

keluarga sendiri, dan apabila ada di

antara anggota yang berhalangan

akan bekerja pada hari yang lain atau

bisa menyewah orang lain sebagai

penggantinya. Kerja bergilir biasa

dilakukan masyarakat petani pada

aktivitas pertanian seperti,

penanaman, pemaneman,

pemotongan bawang merah.

Sumber: Rostati, berdasarkan hasil penelitian Tahun 2019

Page 142: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

153

BAB IX

PENUTUP

9.1 Simpulan

Bentuk-bentuk modernisasi pertanian pada masyarakat petani di Desa

Soki dari tahap pengolahan lahan sawah sampai pada tahap pasca panen padi

dan bawang merah tidak semua pekerjaan dilakukan dengan alat-alat teknologi

pertanian karena masyarakat petani di Desa Soki masih menggunakan alat

pertanian yang tradisional seperti sabit untuk memotong padi, cangkul untuk

menggebur dan meratakan tanah serta cara penanaman bawang merah masih

melakukan dengan cara yang lama/tradisional.

Dampak involusi pertanian pada masyarakat petani dengan

meningkatnya jumlah masyarakat petani di Desa Soki tidak sebanding dengan

persediaan lahan sawah yang ada, mendorong masyarakat petani selain menjadi

buruh tani juga menyebabkan masyarakat petani menyewah lahan garapan

milik orang lain yang ada di luar Kecamatan Belo. Upaya pemerintah

menanggulangi modernisasi dalam involusi pertanian pada masyarakat petani

di Desa Soki sebagai wilayah yang memiliki potensi pertanian yang tinggi,

kemudian mata pencaharian masyarakat sebagian besarnya adalah petani.,

berbagai program pemberdayaan masyarakat di bidang pertanian selalu

dilakukan oleh pemerintah seperti pembentukan kelompok tani, pemberian

modal usaha, bantuan bibit pertanian seperti bibit padi, penyuluhan pertanian

oleh dinas pertanian kepada masyarakat petani di Desa Soki serta menerapkan

program pengendalian angka kelahiran karena sektor pertanian sangat penting

Page 143: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

154

sebagai penyangga bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Namun semuanya

itu masih belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan masih

belum mencukupi kebutuhan sebagian masyarakat.

Bentuk sistem nilai kekerabatan masyarakat petani di Desa Soki.

Masyarakat sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya tidak terlepas dari

nilai-nilai yang menjadi tolok ukur pelaksanaan sebuah kegiatan khusunya

rutinitas kegiatan pertanian masyarakat petani, nilai kekerabatan masyarakat

petani di Desa Soki adalah gotong-royong dan kerja bergilir sekaligus

melestarikan dan menerapkan budaya peninggalan para leluruh.

9.2 Saran

a. Bagi Masyarakat Petani

Masyarakat petani perlu meningkatkan kerja dengan kelompok tani untuk

membagi pengalaman serta pencapaian tujuan yang sama yakni keharmonisan

dan kesejahteraan dalam ekonomi.

b. Bagi Pemerintah Desa Soki

Pemerintah perlu meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada

masyarakat petani supaya dapat meningkatkan produksi pangan, merangsang

pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani

dan pemerintah terus menerapkan program mengendalikan pertumbuhan

penduduk dengan mengendalikan angka kelahiran dapat menjamin

terkendalinya pertambahan penduduk sekaligus persediaan lahan pertanian

dengan penggarapnya seimbang.

Page 144: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

155

DAFTAR PUSTAKA

Adiwilaga, Anwas. 1992. Ilmu Usaha Tani: Cetakan II. Bandung: Alumni.

Agus, Martono. 2014. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.

Ahmad Su‟ud. 2007. Pengembangan ekonomi mikro. Nasional Conference.

Jakarta.

Angel, J.F., Blackwell, R.D., dan Miniard., P.W. 1992. Consumer Behavior.

Chicago: The Dryden Press.

Ancok, D. 1997. Teknik Penyusunan Skala Pengukuran. Pusat Penelitian

Kependudukan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Amri Marzali. 2003. Strategi Peisan Cikalong dalam Menghadapi Kemiskinan.

Penerbit Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Arifiean Moch, dkk. 2012. Perencanaan Pembangunan Berbasis Pertanian

Tanaman Pangan Dalam Upaya Penanggulangan Masalah Kemiskinan.

Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Jurnal Ekonomi

Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Desember 2012, hlm.288-302.

http://journals.ums.ac.id/diaksestanggal 5 Agustus 2018

Arif Fauzan Desta dkk. 2016. Kajian Spasial Tekanan Penduduk Terhadap Lahan

Sawah Di Pinggiran Kota Surakarta. fakultas geografi (bpfg) universitas

gadjah : yogyakarta.http://lib.geo.ugm.ac.id/diaksestanggal 12 Juni 2018

B.B.Mohanty. 2001. Agricultural modernization in rural Maharashtra: Myth and

realiy. Social Change : December 2001 : Vol. 31 No. 4. sch.sagepub.com

at pennsylvania state univ.http://citeseerx.ist.psu.edu/diaksestanggal 17

Juni 2019

Barlow, Daniel Lenox. 1985. Educational Psychology : The Teaching-Learning

Process, Chicago: The Moody Bible

Institute.https://www.amazon.co.uk/Educational/diaksestanggal 11 Mei

2019

Bishop, C. E. Dan W. D. Toussaint. 1979. Pengantar Analisa Ekonomi Pertanian.

Mutiara. Jakarta.http://library.um.ac.id/diaksestanggal 5 agustus 2018

Budiman Arif. 2018. Kearifan Lokal Dalam Menyiapkan Tenaga Penyuluh

Pertanian bawang Merah Di Kecamatan Lambu Kabupaten Bima. Bima.

STISIP.http://administrasistisip.ejournal.web.id/diaksestanggal10April

2019

Page 145: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

156

Clifford Geertz. 1974. The Interpretation of Cultures: Selected Essay. London:

Hutchinson & CO Publisher.https://is.muni.cz/el/1423/diaksestanggal 5

Agustus2018

Dailangi Devi. 2016. Pemberdayaan Teknologi Pertanian Dalam Meningkatkan

Penghasilan Petani Di Desa Air Mangga Indah Kecamatan Obi

Kabupaten Halmahera Selatan. Maluku utara. Jurnal

holistik.https://www.neliti.com/diaksestanggal 1 November 2018

Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT. Buni Aksara.

http://library.fis.uny.ac.id/diaksestanggal 30 September 2018

Dannerius Sinaga. 1988. Sosiologi dan Antropologi. Klaten: PT. Intan

Pariwara.http://opac.perpusnas.go.id/diaksestanggal 5 agustus 2018

Darojah Umi. 2012. Perubahan Struktur Sosial Ekonomi Dari Ekonomi Pertanian

Ke Ekonomi Industri Pada Masyarakat Desa Kubangwungu Kecamatan

Ketanggungan Kabupaten Brebes Tahun 1969-2010. Prodi Pendidikan

IPS,Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

http://journal.unnes.ac.id/Diaksestanggal 23 Desember 2018

Dilahur dkk (2001). Departisipasi Pemuda Dalam Sektor Pertanian Studi Kasus

Di Desa delanggu kecamatan delanggu kabupaten klaten. Solo.

Universitas muhammadiyah. Surakarta. Vo/.15, no.2, 2001: 193-218.

http://journals.ums.ac.id/Diaksestanggal 27 Agustus 2018

Djauhari, Nurchamidah Laeli. 2017. Pengalih fungsian Lahan Pertanian Ke Non

Pertanian Di Kabupaten Tegal. Semarang. Universitas Islam Sultan

Agung. Vol. 4 no. 4. Hal: 699 -

706.http://jurnal.unissula.ac.id/Diaksestanggal 23 Oktober 2018

Djoh Andayani Diana. 2018. Dampak Modernisasi Terhadap Perubahan Sosial

Masyarakat Tani Di Desa Kambata Tana Kabupaten Sumba Timur.

Sumba. Universitas Kristen Wira Wacana Sumba.

https://docplayer.infoJournal/diaksestanggal 5 agustus 2018

Dwi Narwoko, J., dan Suyanto, Bagong. 2013. Sosiologi Teks Pengantar Dan

Terapan. Jakarta : Kencana.

Fadholi Hernanto. 1996. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penerbit Swadaya.

Friedmann, John. 1981. Kemiskinan Urban di Amerika Latin dalam Kemiskinan

dan Strategi Memerangi Kemiskinan. Andre BayoAla. Yogyakarta: liberty.

Page 146: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

157

Fattahaya 2017. Modernisasi Pertanian Pada Petani Padi Di Kecamatan Bandar

Baru Kabupaten Pidie Jaya.Aceh. Fisip

Unsyiah.http://www.jim.unsyiah.ac.id/Diaksestanggal3 Mei 2019

Hanafi. 2007. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 3. UPP STIM YPKN,

Yogyakarta.https://www.tokopedia.comDiaksestaggal23 Oktober 2018

Hardati P. 2013. Pertumbuhan penduduk dan struktur Lapangan pekerjaan di

jawa tengah. Forum Ilmu Sosial, Vol. 40 No. 2 Desember 2013

https://journal.unnes.ac.iddi akses 26 Mei 2019

Hariyanto Eko. 2014. Pilihan Rasional Dan Modal Sosial Petani (Studi Kasus

Penyewaan Lahan Di Dusun Krajan Desa Pandan Sari Kecamatan

Poncokusumo Kabupaten Malang). Malang. Universitas

Brawijaya.https://www.academia.edu5 Desember 2018

Hasanuddin Tubagus. 2016. Akar Kemiskinan Petani Hortikultura Di Kabupaten

Tanggamus. Lampung. Universitas lampung.

https://www.researchgate.net/18 November 2018

Hasibuan Munandar Ary. 2016. Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Kelompok

Tani Dalam Pengembangan Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus : Desa

Pasar Rawah Kecamatan Gebang kabupaten langkat). Medan.

Universitas Sumatera Utara.https://jurnal.usu.ac.id/Diaksestanggal23

Desember 2018

Hayami. 1981. Asian Village Economy at the Crossroad. Baltimore: John

Hopkins University Press.https://www.scirp.org/Diaksestanggal23 Oktober

2018

Herlindawati Anne. 2018. Analisis Tekanan Penduduk Terhadap Petani Padi

Sawah (Suatu Kasus di Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten

Karawang, Jawa Barat). Universitas Padjadjaran. Jurnal Pemikiran

Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(1): 12-

24https://media.neliti.com/Diaksestanggal8 Juni 2018

James Scott. 1981. Moral Ekonomi Petani : Pergerakan dan Subsistensi di Asia

tenggara. Jakarta : LP3ES

Johnson, Doyle Paul. 1994. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Mahanani Subekti. 2003. Keadilan Agraria Bagi Perempuan Tani. Jurnal

Analisis Sosial. Vol 8 No 2. Hlm.7-8.

http://etd.repository.ugm.ac.id/Diaksestanggal15 Juli 2018

Page 147: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

158

Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raya

Grafindo Persada

Maslow, Abraham. 1994. Motivasi dan Kepribadian. Pustaka Binaman\

Pressindo. Jakarta.

Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.

Terjmhn. Tjetjep Rohendi. Jakarta: UI Press.

hlm.16.http://library.um.ac.id/free-contents/Diaksestanggal15 Juni 2018

Moleong Lexy J. 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Moleong, L.J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Lembaga Penelitian. Pendidikan

dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta.

Nanang Martono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis

Data Sekunder. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

Nurpilihan dkk. 2000. Dampak Sosial Modernisasi Pertanian Terhadap Peranan

Wanita Pedesaan Di Kabupaten Bandung. Bandung. Fakultas Pertanian

Unpad.http://jurnal.unpad.ac.id/Diaksestanggal11 Juli 2018

Noer Hasmari. 2011. Pola Usahatani Komoditas Tanaman Pangan Pada Lahan

Kering Di Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Universitas

Alkhairaat. Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah vol. 2 no. 2.

http://118.97.117.139/ojs3/index.php/cefars/dikasestanggal 20 April 2019

Oktavianto angga dwi. 2011. Adaptasi Buruh Tani Perempuan Dalam

Modernisasi Pertanian Di Desa Tulas Kecamatan Karangdowo

Kabupaten Klaten. https://www.academia.edu/8389604/diakses tanggal 19

januari 2019.

P. Huntington, dkk 1997. No Easy Choice:Political Participation In Developing

Countries Cambridge. mass: Harvard University Press.

Pratiwi eka Lestari 2010. Modernisasi Pertanian Dan Pengaruhnya Terhadap

Sosial Ekonomi Petani Di Diy Tahun 1968-1984

:Yogyakarta.http://eprints.uny.ac.id/30540/dikasestanggal 20 Mei 2019

Pitricia Natalia. 2016. Pengaruh Alih Guna Lahan Sawah Ke Non Sawah

Terhadap Perubahan Matapencaharian Dan Aset Keluarga di

Page 148: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

159

Kecamatan Bawen. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Indonesia. https://scholar.google.co.iddikasestanggal 20 Aguatus 2019

Rachman, Maman 1993. Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian Pendidikan.

Semarang: IKIP Semarang Pressh.

Rangkutia. A. P 2010. Peran komunikasi dalam modernisasi pertanian berbasis

koperasi. Jurnal komunikasi pembangunan. Institut pertanian

bogor.http://journal.ipb.ac.id/dikasestanggal 20 Mei 2019

Ritzer George. 2004. Edisi terbaru Teori Sosiologi. Yogyakarta: KreasiWacana.

Robert H. Laver. 1993. Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Rieneka

Cipta.

Rollitia Meta. 2008. Nilai gotong royong untuk memperkuat solidaritas dalam

kehidupan masyarakat kampung naga. Geografi FPIPS

http://ejournal.upi.edu/dikasestanggal 12 Mei 2019

Sadono, Dwi. 2008. Pemberdayaan Petani: Paradigma Baru Penyuluhan

Pertanian di Indonesia. Jurnal Penyuluhan Maret 2008, Vol. 4

No.1.http://repository.ipb.ac.id/dikasestanggal 12 Oktober 2018

Sairi, Ahmad. 2015. Peran Petugas Penyuluh Pertanian dalam Mengembangkan

Budidaya Padi di Desa Sumber Sari Kecamatan Loa Kulu Kabupaten

Kutai Kartanegara. Diakses dari http://ejournal.ilkom.fisip-

unmul.ac.id/diaksestanggal 19 juni 2018

Salim, Agus. 2002. Perubahan Sosial. Tiara wacana. Yogyakarta

Sandy, I Made. 1985. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta: Depdikbud.

Samsudin, S. 1982. Dasar-Dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian.

Bandung: Angkasa Offset.

Scott, James C. 1981. Moral Ekonomi Petani, Pergolakan dan Subsistensi di Asia

Tenggara. LP3ES: Jakarta.

Setyowati Liesnoor Dewi. 2012. Analisis Kapasitas Infiltrasi Pada Beberapa

Penggunaan Lahan Di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunung pati Kota

Semarang. Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri

Semarang, Indonesia.https://journal.unnes.ac.id/dikasestanggal 12

Desember 2018

Page 149: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

160

Slamet, Margono. 2000. Memantapkan Posisi dan Meningkatkan Peran

Penyuluhan Pembangunan dalam Pembangunan. Dalam Proseding

Seminar IPB Bogor: Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Menuju

Terwujudnya Masyarakat Madan. Pustaka Wira Usaha Muda.

Soekartawi, 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Penerbit Universitas

Indonesia (UI-press). Jakarta.

Soekanto Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

............... 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. CV. Rajawali: Jakarta.

Sudarta, W. 2005. Pengetahuan dan Sikap Petani Terhadap Pengendalian Hama

Tanaman Terpadu (Online). http://ejournal.unud.ac.id/diakses 02

September 2018.

Sundrum, R.M.1986. Indonesia’s Rapid Economic Growth 1968-1981. Bulletin of

indonesian Economic Publis studies.

https://books.google.co.id/dikasestanggal 8 September 2018

Sugihen, T. Bahrein, 2006. Sosiologi Pedesaan Suatu Pengantar. Banda Aceh:

Beuna Citra.

Sugiyono. 2006. “Metodelogi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”.

Bandung: Alfabeta.

Sumintarsih. 1993. Kearifan Tradisional Masyarakat Pedesaan. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Yogyakarta.https://books.google.co.id/dikasestanggal 4 Juli 2018

Syahbuddin. 2018. Involusi Pertanian Di Jawa 1830-1900 Dan Dampaknya

Terhadap Kehidupan Masyarakat Desa. Bima. STKIP Taman

SiswaBima.http://ejournal.lppmstkiptsb.ac.id/dikasestanggal 12 Oktober

2018

Tanjung Bachrizal Hery. (2009). Perspektif Penyuluhan Pertanian Untuk

Mewujudkan Kesejatian Petani. Jurnal agribisnis kerakyaratan. Vol 2.

No.1 hal 35-48.http://iep.pasca.unand.ac.id/diaksestanggal 7 januari 2019

Talundu Feyb. (2015 ). Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Sawah Di

Desa Tanah Harapan Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. Semarang : E-

Journal Geo-Tadulako UNTAD. http://jurnal.untad.ac.id/diaksestanggal

11 Oktober 2018

Page 150: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

161

Tjondronegoro, Sediono MP. 1978. Social Organization In Rula Planet

Development In Rural Jawva. Oxford University Press.

New.yorkhttp://portal.utm.my/client/diaksestanggal 10 Oktober 2018

Wahono Margi, AT Sugeng Priyanto. 2012. Pelaksanaan tradisi ngemblok dalam

perkawinan (studi kasus di kecamatan sale kabupaten rembang).Jurusan

HKn, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang,

Indonesia.https://journal.unnes.ac.id/diaksestanggal 5 Agustus2018

Wahono Margin, AT Sugeng Priyanto. 2017. Implementasi Budaya Sekolah

Sebagai Wahana Pengembangan Karakter Pada Diri Siswa. Universitas

Negeri Semarang. integralistik No.2/Th. XXVIII/2017.

https://journal.unnes.ac.id/diaksestanggal5 Agustus2018

Widyaningrum. 2009. Modernisasi Dalam Sistem Pertanian (Studi Kasus Tentang

Dampak Modernisasi Pertanian Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi

Masyarakat Desa Pagergunung Kecamatan Ulujami Kabupaten

Pemalang). Semarang. Universitas Negeri

Semarang.https://lib.unnes.ac.id/1928/Diaksestanggal 1 September 2018

Wiranoto Ardi Mei. 2014. Respon Keluarga Pemilik Sawah Terhadap

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Di Kabupaten

Pemalang. http://journal.unnes.ac.id/diaksestanggal10 desember 2018

Yanis. M. 2013. Pengaruh Teknologi Pertanian Terhadap Perubahan Sosial

Masyarakat Petani Padi Sawah (Suatu Penelitian di Kemukiman Glee

Yeung Kecamatan Kuta Cet Glie, Kabupaten aceh Besar). Banda Aceh:

FSIP Unsyiah.https://repository.ar-raniry.ac.id/diaksestanggal 13 Januari

2019

SUMBER

Sumber: Michael P. Todaro (Ekonomi untuk negara-negara berkembang)

Sumber. BPS 2016 Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tahun 2016

Sumber: Badan Pelaksaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan

Sumber : Potensi Desa Dan Profil Kecamatan Belo Tahun 2016

Sumber : Peta Desa Soki tahun 2002

Sumber: Monografi Desa Soki Tahun 2018

Sumber : Sosial Budaya di Soki Tahun 2018

Sumber: Pengukur Curah Hujan BP3K Belo

Sumber : Dokumentasi Hasil Penelitian Tahun 2019

Sumber : Dokumentasi Desa Tahun 2016

Sumber : Dokumentasi Dinas Pertanian Tahun 2017

Page 151: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

162

LEMBAR OBSERVASI

No Fokus Indikator Sub Indikator Ket

1

Lahan

pertanian

a. Lokasi Persawahan

1. Salongga

2. Jati

1. So salongga diperkirakan seluas 90 (Ha), biasanya

masyarakat petani yang punya lahan sawah di so

jati memanfaatkan untuk menanam padi

2. So Jati diperkirakan 80 (Ha), sesuai dengan hasil

observasi peneliti di lapangan masyarakat petani

di Desa Soki memanfaatkan lahannya tidak hanya

ditanamin padi namun ada juga masyarakat petani

di Desa Soki setelah panen padi akan ditanamin

bawang merah dan cabe.

b. Jenis Tanaman 1. Padi

2. Bawang

2

Kehidupan

masyarakat

petani

1. Bentuk rumah masyarakat

petani Desa Soki

a. Panggung

b. Batu

Rumah masyarakat petani mayoritas rumah pagung

ukuran rumah sangat bervariasi dan memiliki

perbedaan berdasarkan jumlah tiang yang

dimilikinya, Rumah yang sangat kecil disebut Uma

Ciwi Ri’i (Rumah 9 tiang), rumah yang sedang di

sebut Uma Sampuru Dua Mbua Ri’i (Rumah 12

tiang) dan Rumah yang paling luas disebut Uma

Sampuru Ini Ri’i (rumah 16 tiang). Tiap-tiap

tiangnya berjarak 3x3 meter.

2. Jumlah anggota keluarga a. 3 orang

b. 4 orang

c. 5 orang

d. 6 orang

e. Jumlah anggota keluarga masyarakat petani di

Desa Soki berbeda-beda ada 3 orang, 4 orang, 5

orang dan ada yang 6 orang dalam 1 rumah

Page 152: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

163

3. Pendidikan a. SD

b. SMP

c. SMA

d. Sarjana

Hasil observasi peneliti di lapangan bahwa petani di

Desa Soki tidak hanya masyarakat yang tidak

berpendidikan namun terdapat masyarakat yang

berpendidikan sampai SD,SMP,SMA bahkan ada

juga yang sudah sarjana.

4

Alat-alat

pertanian

1. Traktor

2. Mesin diesel

3. Pipa

4. Mesin semprot

a. Ada

b. Tidak ada

Hasil observasi peneliti tentang alat-alat pertanian

yang dimiliki masyarakat petani di Desa Soki

ternyata tidak semua kelengkapan alat pertania

tersebut dimiliki oleh petani, namun terdapat juga

masyarakat yang memiliki semua kelengkapan alat

pertanian.

5 Tata cara

bertani

1. Persiapan benih

2. Pembajakan sawah

3. Penanaman

4. Pemupukan

5. Panen

Hasil observasi peneliti dilapangan tentang tata cara bertani masyarakat

petani di Desa Soki bahwa langkah-langkah yang dilakukan petani di

Desa Soki sebagai berikut.

1. Persiapan benih

2. Membajak lahan sawah

3. Pemotongan

4. Pemeliharaan

5. Pemaneman

6. Pasca panen

Page 153: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

164

PEDOMAN WAWANCARA

No Fokus Penelitian

Indikator Sub Indikator Item

Pertanyaan

1. Bentuk-bentuk

modernisasi

pertanian

1.1. Tata cara bertani

tradisional dan

modern

1.1.1. Pengolahan lahan pertanian

1.1.2. Biaya pengolahan lahan

1.1.3. Alat-alat pertanian yang

tradiosional

15

2.

Dampak

terjadinyan

modernisasi dalam

involusi pertanian

2.1. Pengangguran 2.1.1. Masyarakat tidak dapat

memenuhi kebutuhan

pangan, sandang, papan,

pendidikan, dan kesehatan.

6

2.2. Kemiskinan 2.2.1. Masyarakat berpindah mata

pencaharian

3. Upaya pemerintah

menanggulangi

modernisasi dalam

involusi pertanian

3.1. Menggusur

bukit yang

belum

dimanfaatkan

3.1.1. Menggusur bukit yang

belum dimanfaatkan

3.1.2. Menyediakan aset untuk

bertani

22

3.2. Penyuluhan

kepada

masyarakat

petani

3.2.1. Penerapan tata cara

budidaya yang benar, cara

panen yang tepat dan

pengolahan pasca panen

yang bagus.

3.3. Mengendalikan

pertumbuhan

penduduk

3.3.1. Menerapkan program KB

4. Bentuk-bentuk

sistem nilai

kekerabatan pada

masyarakat petani

4.1. Kerja sama

4.1.1. Tolong menolong

4.1.2. Rasa toleransi

7

Page 154: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

164

KISI-KISI PERTANYAAN

NO Fokus Penelitian Kisi-kisi

1 Bentuk-bentuk modernisasi pertanian pada

masyarakat petani di Desa Soki Kecamatan

Belo Kabupaten Bima

1. Tata cara bertani yang tradisional

2. Alat-alat pertanian yang tradisional

3. Waktu dibutuhkan untuk membajak sawah perpetang

4. Biaya yang dibutuhkan untuk mengolah lahan pertanian sebelum

modernisasi

5. Tata cara bertani yang modern

6. Alat-alat pertanian yang modern

7. Lembaga kelompok tani

8. Akses pertanian

2 Dampak terjadinyan modernisasi dalam

involusi pertanian pada masyarakat petani

di Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten

Bima

1. Penyebab Terjadinya Penggangguran

2. Penananam Di Lakukan 2 Musim (Hujan Dan Kemarau)

3. Penanaman Bawang Merah Dan Padi

4. Pendapatan Masyarakat Petani Di Desa Soki Kecamatan Belo

Kabupaten Bima

5. Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Bekerja Dalam Sehari

6. Upah Yang Di Dapatkan Bekerja Dalam Sehari

7. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk bekerja

3 Upaya pemerintah menanggulangi

modernisasi dalam involusi pertanian pada

masyarakat petani di Desa Soki Kecamatan

Belo Kabupaten Bima

1. Menyediakan sarana dan prasarana pertanian

2. Faktor penghambat dalam kegiatan memperluas lahan pertanian

3. Sosialisasi dengan masyarakat tentang dilakukan perluasan lahan

4. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan perluasan lahan

5. Kegiatan penyuluhan pertanian terhadap masyarakat Desa Soki

Kecamatan Belo Kabupaten Bima

6. Respon masyarakat terkait penyuluhan pertanian

7. Kendala saat proses penyuluhan pertanian berlangsung

Page 155: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

165

8. Mengurangi angka kelahiran dengan menerapkan program (KB)

4 Bentuk-bentuk sistem nilai kekerabatan

pada masyarakat petani di Desa Soki

Kecamatan Belo Kabupaten Bima

1. Kerja sama

2. Gotong-royong

3. Fungsi sistem nilai kekerabatan pada masyarakat petani di Desa Soki

Kecamatan Belo Kabupaten Bima

Page 156: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

166

LAMPIRAN TRANSKIP WAWANCARA DENGAN MASYARAKAT PETANI

NO Nama /

Umur

Bentuk-bentuk modernisasi

pertanian pada masyarakat petani

Dampak dari involusi pertanian pada

masyarakat petani

Bentuk-bentuk nilai kekerabatan terhadap

modernisasi pertanian pada masyarakat petani

1 M.Said, 44

Tahun

Ntoina na anak e na, nahu rawiku

dana ntadi kai bawa ra fare kani

sahe ra capi anak e, lo‟i ntadi kai

kani sida mentri pa, pupuk de

kani ta‟i nasi. Ede ake wa‟ura

wara oto rawi jadi rawi ra maco

kai ra dana kani oto rawi ede.

Dei ade dan ncihi kai dana ndi ntadi ra

ntedi ta rasa ke ana e, nahu kalao sewa

tolo dou ipa Desa Lia Kecamatan Soro

Mandi akaku anae

Nami ara rasa ke kasama weki ra karawi

kasamani ana, biasanya nami ma monede lao

karaso lapa, ndawi raba ra lao kuta tolo ni ana.

2 Jumrah, 44

Tahun

Ntoina rakase ba nguda farede

anae nguda kaiq cu‟a besi dei

dana ma mango, akese watira

wara wea ma nguda kai cu‟a

wa‟ura cua mura menana alumu

ake wa‟ura oto rawi ndi rawi kai

dana, kalau peta bawa wati wara

perubahan na anae cara peta ede

menapa.

Ade sato‟i kai dana ta rasa Soki de

nahu kalao sewa dana dou ipa Desa

Lia Kecamatan Soromandi akaku anae

ndi ntadi kai bawa, danaku ara rasa

Soki ndi ntadi kaiku fare.

Kasama weki ra kaboro weki nami petani de

ando aujani ana, ica kai karawi inga angi bune

wunga dompo bawa, rombe fare ro pose bawa

pa anae, alumu bantuse doude na bantu

walikupa ba dou anae, kasama wekira kaboro

weki ede mara ntoi mahingga ake anae alumu

na moda karawi labo watira susa ngupa dou

ndi pina anae.

3 Nurhayati,

39 Tahun

Sawatipo wara oto rawi ntoina

dana wati ndi rawi nggori karaso

masakai dei tolo ka‟aku mpoi

nggori ede ampode ngguda fare

de anae.

Wara toloku ta rasa ni ana pala ndi

ntadi kaiku farepa, alumu nami ta rasa

Soki ke ma cua ntadi mena fare ra

bawa, sarase ntadi bawa nami ke anae

mane‟e ja dana ma mbotoko, ede dei

ade sato‟i kai dana de nahu kalao

sewaku dana dou awa Desa Kawangko

Kab.Dompu akaku.

Nami ta rasa ke karawi inga angi ra karawi

kabuju de wa‟ura ndadi kebiasaan nami ta rasa

Soki si ana, alumu karawi kandede de naka

moda ra karoci menaku ndi rawi si ana.

4 Kalisom, Sawatipo wara oto rawi de ntoina dei ade sato‟i kai dana ra naha mboto Cua inga agi angi ni ana, watise ingamu dou de

Page 157: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

167

39 Tahun nami rawi dana ntadi kaide rawi

kai sahera capi pa ni ana, da ntau

ndaide sewa weaku ntau dou.

kai weki nami ta rasa Soki ke nami

usaha ngupa dana makalai ni ana, lao

sewa kone dana ndou aka rasa makalai

ka, rasa ndi sewa kai nahu dana ke ipa

Desa Sowa ku ngarana.

wati inga waliba dou ni

5 Yasin, 49

Tahun

Ntoina oi ntadi kai nami fare de

anae ngena oi urapa, watise mai

urade na farede na du‟ura mango,

ntadise bawa de lao wehaku ai

embu ncera akaku anae, akese de

watira susa ba oi alumu kone

nada mai ura de bor ku oi.

Ade sato‟i kai dana de ngupaku cara

makalai ni ana, bune nahu ke kalao

cola wea dana dou awa Desa Kawango

akaku, ntadi kaiku dana ra colaku de

ndi nguda kai fare, nguda kai bawa de

waraja ndi nguda kai saha ni ana.

Kasama weki ra karawi sama hangga sato‟i

bune karaso lapa tolo, tumbu raba sawatipo ba

mabu oru ntadi anae

6 Hikmah,

24 Tahun

Saya tidak terlalu paham

mengenai tata cara pertanian

sebelum ada alat-alat teknologi

pertanian mbak, karena setelah

saya menikah orang-orang di

Desa Soki sudah membajak

sawah menggunakan oto rawi

mbak.

Kebetulan saya tidak punya sawah di

Desa Soki mbak dan saya menyewah

lahan orang lain di Desa Taliwang

Kabupaten sumbawa untuk tanam

bawang merah dan saya tidak

menanam padi.

Saya dan ibu-ibu yang lain biasanya biasanya

melakukan kerja bergilir seperti dompo bawa,

rombe fare, pose bawa doho ni mbak.

7 Nurdin, 49

Tahun

Dulu bibit padi dan bawang

merah harus menunggu

pembagian dari pihak pemerintah

desa nak, dan sakarang kami

masyarakat Desa Soki tidak perlu

lagi menerima bantua bibit dari

pemerintah karena kami sudah

bisa memanfaatkan hasil panen

kami sendiri untuk di tanam

kembali pada saat musim tanam

tiba

Saya hanya memanfaatkan lahan saha

yang ada di Desa Soki untuk menanam

padi da bawang merah nak, tidak

hanya itu saya juga bisa menanam

tanaman lain seperti cabe

Saya dengan anggota masyarakat yang lain

sebelum musim panen tiba nak biasanya

melakuka kerja sama membuat pagar lahan

sawah supaya tidak masuk hewan perusak

tanaman pada persawahan kami nak.

Page 158: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

168

8 Juwaedin,

28 Tahun

Ndadira watira badeku nahu cara

karawi mantoina arie e, badeku

cara ma akepa, kalau cara ntadi

nami ake ke, wa‟ura rawi dana

kani oto rawi, pupuk ndi kani

wa‟ura mboto merek na,

begitupun lo‟i ndi kani

Nahu lao karawi mpungga wea tolo

dou ni ari dengan perjanjian karawi ba

nahu 2-3 tahun, dana ra mpungga ede

re ndi ntadi kaiku bawa

Biasanya nami karawi gotong royong ni ari,

waraja karawi mu aka rasa waraja karawimu

dei rasa ntadi kaimu bawa, kalau karawi

gotong royong ta rasa Soki biasanya karaso

lapa rai kai oi ntadi kai fare, tumbu raba, kuta

tolo doho ni ari.

9 Rahma

Wati, 25

Tahun

Saya tidak tahu mengenai cara

bertani orang-orang dulu mbak,

karena setelah saya menikah

orang-orang di Desa Soki cara

kerjanya sudah maju seperti

membajak sawah menggunakan

mesin traktor mbak.

Saya dengan petani yang lain caranya

sama semua si mbak, kalau sawah di

desa sendiri kurang ya kami mencari

cara lain seperti menyewah lahan

orang lain. Kadang aja juga si mbak

program dari bidan Desa menyuruh

untuk mengikuti program KB.

Saya dan ibu-ibu yang lain biasanya kerja

bergilir seperti, pemotongan, penanaman padi

dan bawang merah ni mbak.

10 Ismail, 46

tahun

Ntoina lo‟i ndi lo‟i kai fare de

ana e sidamentri mpoapa rakase

ba pupuk de pupuk kai tai nasi,

akede lo‟ide wa‟ura mboto pahu

na ni ana

Dei ade sato‟i kai dana ta rasa ndaide

nami ke anae lao cola weaku dana dou

ndi ntadi kai bawa pisa para tolo ndai

de ndi ntadi kai ta fare, ede rasa ndi lao

ntadi kai nahu bawa de rasa lia ku

ngarana ana e

Karawi kasama wekini ana mboto pahuna

waraja karaso lapa, waraja tumbu raba doho ni

ana, karawi sama de wati karawi rauku aka

tolo ndi ntadi kaita bawa bunese ndawi ncai la

luru ndi lu‟u kai honda ra oto dei ade tolo ntadi

kaita bawa.

11 Ismail, 46

Tahun

Baci fare nami ntoina anae, baci

kai kadego 2-3 naiku ampode na

nggori alumu ngena wali wa‟uku

angi anpode karu‟u wati walipo

bohadeka mai wali ura de lete

kamango wali wa;uku ampode ka

uru ni anae, ede ake na wa‟ura

wara ronto masi ana e na rocira

karawi salobe tolose sanaipa na

nggoripa, rakase ba ka uru wati

pori ngena mai angi.

Da loa eda kira ngupa ngaha dei rasa

ndai de anae lao cola ra sewaku dana

dou aka lai rasa ka ndi ntadi kai bawa

bune ndi rawi nami ke lao sewa dana

dou ipa rasa Lia Kecamatan

Soromandi akaku anae. ntoina lao

ngge‟eka 6 wuraku, waraja dula dei

rasa ni ana mai tio uma ra ana ra wi‟i

paki waraja 1x2 minggu anae.

karawi kasama nami aka tolo ra colaka bune

ndawi ncai ndi lu‟u kai dei tolo, ngupa oi ndi

ntadi kai bune bor de ni ana, de waraja karawi

kali cempe bunese maco kalaru dana, waraja

wunga laku bawa dei sota na ana.

Page 159: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

169

12 Ramlin, 47

Tahun

Cara ntadi nami ntoina de anae

na wancu pa‟ina nuntuse pala

aura na ni alumu ngupa ngaha

apalagi nami ntoina wati mboto

loi ra li‟i bne ake, ntoina nami

ne‟ese owa fare ra bawa lao bali

wa‟uku oi ele embun ncera aka

wati maru sabala ai wungase

waktu ndi owa kai bawa ra fare

Ntoina nami ma karawipa dei dana

ntau ndai ta rasa Soki ake, kone ake na

ncihipa paina dana ndi ntadi kaide

anae pala alumu ta ne‟e ja ntadi ma

mbotoko, ne‟e nami da ntadi

kambotoke wati wara piti ndi sakolah

kai nggomi doho dei ana ni anaaa, lao

ntadi kai nahu ke anae ipa Desa Lia

Kecamatan Soromandi akaku anae

ntadi kai bawa ni ana dana dou ra

sewa.

Wungase ntadi fare nami ta rasa soki ake

kataho kuta tolo anae tumbu raba na loara

ntangga oi ntadi kai fare, cara karawi nami de

sawatipo ba nguda fare ro mai ura, ede rakase

ba ntadi bawa ndake anae nami jarang para dei

rasa pala nami ngge‟epo karawi inga angi ni

anae kone dei rasa dou ntadi kaita ake, alumu

karawi kasama ra inga lenga ra iwade wa;ura

ndadi kebiasaan nami si ana.

13 Ibrahim,

43 Tahun

Alat ndi karawi ra kanggihi kai

nami ma petani ke anae wara ma

berubah ni bunese ntoina nami

rawimu danamu rawi kai sahe

ake wa‟ura wara traktor anae

Cara nami ma petani ke anae dawara

dei rasa ndaide lao ngupaku aka rasa

dou surapa ndi loa kai karawi ni ana

bune rawi nahu ke kalao sewah sawah

orang di Desa Napa ni untuk tanam

bawang merah ana.

Kone na wara alat tani ndi ntadi kai anae

ntenepa saling membantu ni anae alumu kerja

saling membantu de anae ra biasa karawi nami

labo lenga ra iwa ta.

14 Yusuf, 42

Tahun

Watija berubah sara‟ana ni ana

kone na wara oto rawide ntenepa

butuh maco ndi maco kai dana ra

ndawi kai laru dana

Sebenarnya dana ra dembi ta rasa Soki

ke wati sato‟ina anae Cuma anggota

masyarakat ake ma naha mboto pala

dei ade ndede kaina de nami ngupa

cara makalai waraja lao sewah dana

dou ni ana ndi ntadi kai bawa

Kasama weki ra karawi sama hangga sato‟i

bune karaso lapa tolo, tumbu raba sawatipo ba

mabu oru ntadi anae

15 Yaadam,

39 Tahun

Sawatipo wara oto rawi ntoina

dana wati ndi rawi nggori karaso

masakai dei tolo ka‟aku mpoi

nggori ede ampode ngguda fare

de anae.

Wara menaku carana ni ana ade sato‟i

kai dana ta rasa Soki de nahu kalao

sewa dana dou ipa Desa Lia

Kecamatan Soromandi akaku anae ndi

ntadi kai bawa,

Kasama weki cua inga angi ni ana alumu

karawike mbotose weki makarawi de na na

roci nggorina

16 Abubakar,

43 Tahun

Ntoina nami lo‟imu bawa ra fare

ana e pakenya samprot pompa,

dan ake wa‟ura kani samprot

Buneru ra edamu akeni ana dei ade

sato‟i kai dana ntadi kai bawa de nami

ngupa lahan yang luas dengan cara

Biasanya nami karawi gotong royong ni ari,

waraja karawi mu aka rasa waraja karawimu

dei rasa ntadi kaimu bawa, kalau karawi

Page 160: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

170

mesin pala aupa ni ana kani

samprot mesin ke harus wara

mina ra oli na anae

menyewah ntau ni ana. gotong royong ta rasa Soki biasanya karaso

lapa rai kai oi ntadi kai fare, tumbu raba, kuta

tolo doho ni ari.

17 Idris, 47

Tahun

Marakani karawi kai nami ma

petani ke anae watija rubah

sara‟ana ma rubah de mara kani

rawi doho edepa ana pala waraja

po mada rubah de bune maco,

cu‟a ra cara nguda fare doho ede

raupo anae

Da ncihina dana ntandi kai ta akeke

anae nami ke lao cola dana ra dembi

dou ni surapa wara ndi usaha kaiba

nami ke ndi uru ra sakola kai nggomi

doho di anade, dana ndi sewa nahu ke

anae awa Desa Napa akaku

Ede cara nami ta rasake sama menapa beru

raka rawi lenga edepa ndi karawi sawatipo

ntadi fare nami lao he‟e lapa ra tumbu raba ni

ana

18 Saodah, 35

tahun

Sawatipo wara oto rawide nguda

farede arie nguda kaiku cu‟a haju

aka mai kami bekerja 1 haru full

ni ari tapi ake syukura wa‟ura

wara oto rawi untuk membajak

sawah kami udah mura fare ni

ari.

Dei ade naha mboto kai weki

mangge‟e ta rasa Soki ke labo

persediaan sawah untuk di kerja tidak

cukup de ari ya nami usaha tamakalai

alumu kami di Desa Soki ini beru ra

karawi lenga edepa ndi karawimu arie

ketika ada 1 orang yang sewah sawah

di desa lain dan orang ede de

mendapatkan hasil yang banyak maka

kami melakukan seperti yang

dilakukan orang itu ari

Kebersamaan nami ta rasa Soki ke khusunya

nami ma petani de arie semacam weha rima

sesama petani, weha rima akeke ederu ra

warana ai akan edeku ra ka rawi orang tua-tua

dulu arie ede nami de ba edamu senang ra

cepat kerja de nami melakukannya lagi ni arie.

19 Darhan, 60

Tahun

Marakani karawi kai nami ke ana

e watija robah sara‟ana ma robah

de oto rawi, boru labo samparo

japa anae selain ede wara japo

ma bne karawi mantoi ni ana

bunese cara peta bawa, cara

maco doho edeni ana

Cara nami ma petani ke anae dawara

dei rasa ndaide lao ngupaku aka rasa

dou surapa ndi loa kai karawi ni ana

bune rawi nahu ke kalao sewah sawah

orang di Desa Sowa ni untuk tanam

bawang merah ana.

karawi kasama nami aka tolo ra colaka bune

ndawi ncai ndi lu‟u kai dei tolo, ngupa oi ndi

ntadi kai bune bor de ni ana, de waraja karawi

kali cempe bunese maco kalaru dana, waraja

wunga laku bawa dei sota na ana.

20 Hamdon,

48 Tahun

Ntoina samparo kani samparo

pompa anae ake wa‟ura kani

samparo mesin pala marakani

Cara nami ma petani ke anae dawara

dei rasa ndaide lao ngupaku aka rasa

dou surapa ndi loa kai karawi ni ana

Kone na wara alat tani ndi ntadi kai anae

ntenepa saling membantu ni anae alumu kerja

saling membantu de anae ra biasa karawi nami

Page 161: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

171

karawi kai nami petani ke anae

watija berubah sara‟ana ni ana

kone na wara oto rawide ntenepa

butuh maco ndi maco kai dana ra

ndawi kai laru dana

bune rawi nahu ke kalao sewah sawah

orang di Desa Napa ni untuk tanam

bawang merah ana.

labo lenga ra iwa ta.

21 Jasman, 44

Tahun

Cara ntadi nami petani ke anae

ntoina ra rawi kai dana sahe

mbui kai boru alumu watipo

wara oto rawi ra dise anae ntoina

perluku ngari talaga ra lapa wa‟u

ne‟ese owa ra bui ntadi anae,

akese watira warana bui ntadi kai

boru ni ana tinggal hinti oi bor

kai dise ra, pala aupa madapo

robah ake ni ana cara peta bawa

pa mbuipi karawi sara mantoi

nami ke anae

Cara nami ma petani sama menapa

anae dawara dei rasa ndaide lao

ngupaku aka rasa dou surapa ndi loa

kai karawi ni ana bune rawi nahu ke

kalao sewah sawah orang di Desa

Napa ni untuk tanam bawang merah

ana.

Kasama weki ra kaboro weki nami petani de

ando aujani ana, ica kai karawi inga angi bune

wunga dompo bawa, rombe fare ro pose bawa

pa anae, alumu bantuse doude na bantu

walikupa ba dou anae, kasama wekira kaboro

weki ede mara ntoi mahingga ake anae alumu

na moda karawi labo watira susa ngupa dou

ndi pina anae.

22 Ma‟ani, 51

Tahun

Ntoina sebelum kami menanam

padi dan bawang merah

diperlukan dulu mepupuk tanah

ni ana supaya hama tidak

memakan bibit yang ditanam

nanti anae, ede pupuk yang kami

pake dulu pupuk organik atau

pupuk dana anae tapi sekarang

kami sudah pake pupuk subsidi

pala tidak perlu menaburkan

pupuk sebelum di tanam bibit

anae

Saya hanya memanfaatkan sawah yang

ada di Desa Soki untuk menanam padi

da bawang merah anae, saya tidak

menyewah sawah orang lain bune yang

dilakukan oleh masyarakat yang lain

ana e alumu saya tidak punya suami

lagi dan saya kerja dengan anak saya

aja anak saya kuliah ana e jadi wati loa

lao ntadi ma do‟o si ana

Saya dan ibu-ibu yang lain biasanya wsaling

weha rima anae seperti, pemotongan,

penanaman padi dan bawang merah ni anae,

watise kandede de susah cari tenaga kerja ni

ana.

23 Mujla, 37

Tahun

Ntoina nami bacise fare kai

kadego anae 1-2 naiq ampde na

dei ade sato‟i kai dana ra naha mboto

kai weki nami ta rasa Soki ke nami

Sama menapa cara karawi nami labo lenga ra

iwa ke anae, mara ai aka hingga ake de weha

Page 162: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

172

nggori salobe tolo wati walipo

karu‟u wati walipo lai lao wa‟a

aka uma alumu watipo wara la

luru ni ana pala ake wa‟ura roci

alumu kanira ronto rakase ba lai

de wa‟ura wara oti ndi ma wa‟a

awa uma

usaha ngupa dana makalai ni ana, lao

sewa kone dana ndou aka rasa makalai

ka, rasa ndi sewa kai nahu dana ke ipa

Desa Sowa ku ngarana.

rima lbo lenga ra iwa loara roci karawi si ana

24 Ilyas, 35

Tahun

Ntoina na arie, nahu rawiku dana

ntadi kai bawa ra fare kani sahe

ra capi arie, lo‟i ntadi kai kani

sida mentri pa, pupuk de kani ta‟i

nasi. Ede ake wa‟ura wara oto

rawi jadi rawi ra maco kai ra

dana kani oto rawi ede.

Dei ade naha mboto kai weki

mangge‟e ta rasa Soki ke labo

persediaan sawah untuk di kerja tidak

cukup de ari ya nami usaha tamakalai

alumu kami di Desa Soki ini beru ra

karawi lenga edepa ndi karawimu arie

ketika ada 1 orang yang sewah sawah

di desa lain dan orang ede de

mendapatkan hasil yang banyak maka

kami melakukan seperti yang

dilakukan orang itu ari

Nami ara rasa ke kasama weki ra karawi

kasamani arie, biasanya nami ma monede lao

karaso lapa, ndawi raba ra lao kuta tolo si ari.

Dou doho ma siwe de cua inga angi wunga

dompo bawang tanaman padi dan bawang

merah doho ni ari.

25 Abd

Rahman,

49 Tahun

Nami ntoina anae ne‟ese buira

owa fare ra bawa de ngena bua

urapa anae nttoise da mai urade

lao weha oi ele Dam Ncera

akaku ngarana pala ake watira

perelu na lao ngena oi ura nami

ta rasa ke wa‟ura bade bor oi si

ana jadi watira susah ba oi ntadi

kaide.

Bune karawi dou doho maakalai japani

ana ara rasa se de ntadi fare rakase ba

musim ndi ntadi kai bawa de lao tio

dana ma paja anae, ake nahu kalao

ntadi bawa ipa rasa lia akaku, cara

sewa nami danake anae wea musiman

ku ngarana musim hujan ndi ntadi

kaiba dou mantau dana musim ntadi

bawa ntadi kaiba nami ma cola, wara

ja ntoi na 2-3 tahunku ra cola de ni

ana.

Ndadira nahu ke anae wati ipi poda na lao

karawi karaso lapa ra ntumbu raba labo lenga

ra iwa makali de anae alumu nahu ke ka

dagang salaho bawa kasi ana

26 Usman, 35

Tahun

Sawatipo wara oto rawi ntoina

dana wati ndi rawi nggori karaso

dei ade sato‟i kai dana ra naha mboto

kai weki nami ta rasa Soki ke nami

Kebersamaan nami ta rasa Soki ke khusunya

nami ma petani de arie semacam weha rima

Page 163: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

173

masakai dei tolo ka‟aku mpoi

nggori ede ampode ngguda fare

de arie pala ake wa‟ura wara oto

rawi setalah di samprot dengan

obat yang mematikan rumput-

rumput tinggal di bajak pake

traktor arie.

usaha ngupa dana makalai ni ana, lao

sewa kone dana ndou aka rasa makalai

ka, rasa ndi sewa kai nahu dana ke ipa

Desa Sowa ku ngarana.

sesama petani, weha rima dou siwe sesama

siwena nami monede arie weha rima ra gotong

royong dei karawi mone ni ari, weha rima ra

gotong royong akeke ederu ra warana ai akan

edeku ra ka rawi orang tua-tua dulu arie ede

nami de ba edamu senang ra cepat kerja de

nami melakukannya lagi ni arie.

27 Mustakim,

60 Tahun

Cara ntadi nami petani ke anae

ntoina ra rawi kai dana sahe

mbui kai boru alumu watipo

wara oto rawi ra dise anae ntoina

perluku ngari talaga ra lapa wa‟u

ne‟ese owa ra bui ntadi anae,

akese watira warana bui ntadi kai

boru ni ana tinggal hinti oi bor

kai dise ra, pala aupa madapo

robah ake ni ana cara peta bawa

pa mbuipi karawi sara mantoi

nami ke anae

Nahu ke anae ntadi kaiku dei rasa

Soki pa kantadi pa sato‟i-to‟i alumu

dou malao losa ka ma ngupa ma mboto

si ana

Mboto pahuna karawi nami labo lenga ra iwa

ke ni ana ra biasa nami ke sawatipo nguda fare

nami setiap tahun tumbu raba ra gali lapa ni

ana, laina ede mpoa rakase ba wara dou ma

hanta upa ra do‟a ra dei de nami lao karawi

inga dou mantau hajatan ede ni ana akarawi

ede de laina karawi ba nami ma petani mpoa

tapi ndi karawi saraaba dou ncau mangge‟e ade

rasa soki ake ni ana.

28 Abdolah,

43 tahun

Ntoina ne‟ese lo‟i fare ra bawa

de ana ea nami ndawi ndaimu lao

weha wa‟uku ro sangarika

ampode tutu wa‟ude wi‟i kamidi

ra kamabaiku anae pala ake

wa‟ura wara lo‟i ndi weli tinggal

kandadi piti para ake anae

Da loa eda kira ngupa ngaha dei rasa

ndai de anae lao cola ra sewaku dana

dou aka lai rasa ka ndi ntadi kai bawa

bune ndi rawi nami ke lao sewa dana

dou awa napa akaku anae. ntoina lao

ngge‟eka sampe nggori bawaku ni ana

mai mai tio salaho uma ra anak ra ma

mbui ta uma de ina na pa manggongga

anae waraja dula dei rasa nami ma

mone de ni ana waradeka urusan labo

keluarga doho ma penting ede walipa

anae.

Kasama weki ra kaboro weki nami petani de

ando aujani ana, ica kai karawi inga angi bune

wunga dompo bawa, rombe fare ro pose bawa

pa anae, alumu bantuse doude na bantu

walikupa ba dou anae, kasama wekira kaboro

weki ede mara ntoi mahingga ake anae alumu

na moda karawi labo watira susa ngupa dou

ndi pina anae.

Page 164: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

174

29 Fatmah, 40

Tahun

Ntoina anae nami wati bademu

rawi bademu maco kalosa ma

sakipa ampode nguda kaiku fare

ra bawa de, akede wa‟ura jaman

rawi ni ana apalagi ake wa‟ura

wara oto rawi jadi na roci mena-

mena ra ndi rawi nami ke anae

Ede nami masiwe de anae na nggori

karawi ndaimu de malao pina karawi

wea ntau douko alumu ngena mpoase

losa hasil ntadi ndai de wati loata

balanja ra mbei piti raho ana sanai-nai

ake ni ana.

Kasama weki cua inga angi ni ana alumu

karawike mbotose weki makarawi de na na

roci nggorina

30 M.Kasim,

40 Tahun

Cara ntadi nami petani ke anae

ntoina ra rawi kai dana sahe

mbui kai boru alumu watipo

wara oto rawi ra dise anae ntoina

perluku ngari talaga ra lapa wa‟u

ne‟ese owa ra bui ntadi anae,

akese watira warana bui ntadi kai

boru ni ana tinggal hinti oi bor

kai dise ra, pala aupa madapo

robah ake ni ana cara peta bawa

pa mbuipi karawi sara mantoi

nami ke anae

Ade sato‟i kai dana de ngupaku cara

makalai ni ana, bune nahu ke kalao

cola wea dana dou awa Desa Napa

akaku, ntadi kaiku dana ra colaku de

ndi nguda kai bawa ni ana.

Sama menapa cara karawi nami labo lenga ra

iwa ke anae, mara ai aka hingga ake de weha

rima dou sama siwe na nami ma monede

gotong rong lbo lenga ra iwa loara roci karawi

si ana

Page 165: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

175

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN PEMERINTAH

Nama : Mustamin

Jenis kelamin : laki-laki

Umur : 40 Tahun

Pendidikan terakhir : Diploma

Jabatan : Sekertaris Desa

Waktu penelitian : 15 April 2019

Upaya Pemerintah Menanggulangi Modernisasi Dalam Involusi Pertanian

NO Pertanyaan Jawaban

1 Berapakah jumlah penduduk petani Desa

Soki ?

Pada tahun 2016 sebanyak 315 orang termasuk yang memiliki tanah, penggarap dan

buruh tani. Sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 1120 orang

2 Berapakah luas lahan pertanian

masyarakat Desa Soki ?

Luas lahan sawah di Desa Soki 280 Ha

3 Strategi apa yang di lakukan untuk

mengatasi sempitnya lahan pertanian dan

semakin bertambahnya jumlah

penduduk?

Kami sudah membuka lahan baru tani, ada juga pengelolaan usaha milik desa atau

yang dikenal dengan BUMDES, kami juga bekerja sama dengan dinas kesehatan

untuk mengendalikan angka kelahiran dengan menerapkan program KB

5 Apa saja faktor penghambat dalam

kegiatan perluasan lahan ?

Biasanya kurangnya partisipasi masyarakat

6 Apakah pernah dilakukan sosialisasi

dengan masyarakat sebelum di lakukan

perluasan lahan ?

Iya sebelumnya kami sosialisasi dulu dengan kelompok-kelompok tani Desa

7 Apakah ada keterlibatan masyarakat

membantu kegiatan perluasan lahan

Keterlibatan masyarakat kurang karena masyarakat petani di Desa Soki setelah

panen padi mereka menyewah lahan di luar Desa untuk menanam bawang merah,

paling yang terlibat sebagian masyarakat yang menanam bawang di Desa sendiri aja

8 Sarana dan prasarana apa saja yang Kami menyediakan modal usaha kalau bibit dan obat-obatan yang menyediakan

Page 166: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

176

disediakan untuk masyarakat petani orang-orang dari dinas pertanian kecamatan dan kami hanya meluruskannya saja

9 Apakah persediaan sarana dan prasaran

pertanian di bagikan secara menyeluruh

kepada masyarakat petani

Kadang di bagi rata kadang di bagi sesuai dengan ekonomi masyarakat tergantung

cukup dan tidak cukupnya bibit ataupun yang lainnya

10 Selain upaya membuka lahan baru apakah

ada upaya lain untuk menanggulangi

involusi pada masyarakat petani

Ada, menerapkan program KB, pengelolaan hasil pertanian melalui BUMDES

(badan usaha milik desa)

11 Bagaimana respon masyarakat dengan di

terapkan program (KB)

Masyarakat menjalankanya dan ada juga masyarakat yang tidak menjalankan

Page 167: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

177

Nama : Rohani

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 51 Tahun

Pendidikan Terakhir : Diploma

Jabatan : Tim penyuluhan Petani di Desa Soki

Waktu penelitian : 12 April 2019

INFORMAN PEMERITAH DINAS PERTANIAN KECAMATAN BELO

No Pertanyaan Jawaban

1 Berapa jumlah penduduk petani Desa Soki? Jumlah masyarakat petani di Desa Soki sebanyak 1120

2 Apakah di Desa Soki ada kelompok tani? Ada, terbagi 14 kelompok tani lahan sawah, lahan kering dan ternak

3 Apa nama kelompok-kelompok tani di Desa Soki? Nama dan jumlah kelompok tani lahan sawah sebanyak 5 kelompok tani La jati : Muhammad AR

Salongga I : Hamzah

Salongga II : M.amin

La laju : Syagaf

Wonto wali : Sulaiman

4 Apakah di Desa Soki pernah dilakukan penyuluhan? Sering kami turun melakukan penyuluhan biasanya kami turun 1 bulan

sekali

5 Metode kegiatan penyuluhan seperti apa saja di lakukan

pada masyarakat Desa Soki?

Pertama kali kami turun kami penyampaikan informasi, menerapkan alat-

alat pertanian baru setelah itu baru kami melakukan uji coba di lahan

persawahan bersama anggota kelompok tani yang ada di Desa Soki.

6 Apakah penyuluhan berhadapan langsung dengan

masyarakat petani Desa Soki?

iya nak kadang berhadap langsung kadang tidak,

7 Bagaimana respon masyarakat petani Desa Soki saat

kegiatan penyuluhan?

Masyarakat petani bisa menerimanya tapi kami melihat hasilnya ternyata

mereka takut mencoba hal-hal yang baru nak

Page 168: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

178

LAMPIRAN BASIS DATA

IDENTITAS MASYARAKAT PETANI

NO RT NAMA JK UMUR PENDIDIKAN BENTUK-BENTUK MODERNISASI

PERTANIAN

DAMPAK DARI INVOLUSI

PERTANIAN

BENTUK NILAI-NILAI SISTEM

KEKERABATAN MASYARAKAT PETANI

1 1 M.Said L 44 SDT dari manual berkembang menjadi lebih maju menyewah lahan di Desa Lia kerja bergilir

2 1 Jumrah P 44 SD dari manual berkembang menjadi lebih maju menyewah lahan di Desa Lia kerja sama sama dan kerja bergilir

3 2 Nurhayati P 39 SDT dari manual berkembang menjadi lebih maju menyewah lahan di Desa Kawangko kerja sama sama dan kerja bergilir

4 2 Kalisom P 39 SDT dari alat sederhana ke alat yang maju menyewah lahan di Desa Sowa bergotong royong

5 2 yasin L 49 SD dari 1-3 botol obat ke 4-10 botol bekerja pada lahan orang lain untuk bagi

hasil

kerja sama

6 2 Hikmah P 24 SMA dari mencangkul ke membajak menyewah lahan di kec.Taliwang kerja sama

7 2 Nurdin L 49 SD dari waktu 3 bulan menjadi 2 bulan hanya memanfaatkan lahan yang ada bergotong royong

8 2 juwaedin L 28 SMP dari biaya sedikit menjadi bertambah banyak menyewah lahan di Desa Bajo kerja sama dan bergotong royong

10 2 Rahmawati P 25 SMA tidak ada perubahan pada tata penanam menyewah lahan di Desa Bajo kerja bergilir pada aktivitas pertanian

11 3 Ismail L 46 SDT dari air hujan ke sumur bor menyewah lahan di Desa Lia kerja bergilir

12 4 Ramlin L 47 SD dari biaya sedikit menjadi bertambah banyak

menyewah lahan di Desa Lia bergotong royong dan bekerja sama

13 4 Ibrahim L 43 SD dari alat-alat manual ke alat yang maju/modern menyewah lahan di Desa Napa bergotong royong dan bekerja sama

14 4 Yusuf L 42 SMP dari alat-alat manual ke alat yang maju/modern menyewah lahan di Desa Sowa bergotong royong dan bekerja sama

15 5 Yaadam L 39 SMP membajak dari tenaga hewan ke mesin traktor menyewah lahan di Desa Lia bergotong royong dan bekerja sama

16 6 Abubakar L 46 SD dari samprot pompa ke samprot mesin

menyewah lahan di Desa Sowa bekerja bergilir

Page 169: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

179

17 6 Idris L 47 SD alat tradisional masih digunakan sekarang

menyewah lahan di Desa Napa bekerja bergilir

18 6 Saodah P 35 SMA dari alat tradisional ke alat yang lebih maju

menyewah lahan di Desa Napa bergotong royong

20 6 Darhan L 60 SDT alat pertanian tidak berkembang secara

keseluruhan

menyewah lahan di Desa Sowa bergotong royong

21 6 Hamdon L 48 SDT dari menggunakan alat-alat manual ke alat mesin menyewah lahan di Desa Napa bergotong royong dan bekerja bergilir

22 6 Jasman L 44 SDT tidak ada perubahan pada tata cara menanam BM menyewah lahan di Desa Sowa bergotong royong dan bekerja bergilir

23 7 Ma'ani P 51 SMP dari pupuk organik ke subsidi

memanfaatkan lahan sawah yang ada bergotong royong dan bekerja bergilir

24 7 Mujla P 37 SDT dari perontok manual ke mesin perontok

menyewah lahan di Desa Napa bergotong royong dan bekerja bergilir

25 7 Ilyas L 35 SMA dari alat tradisional menjadi alat yang lebih maju menyewah lahan di Desa Kore

bergotong royong dan bekerja bergilir

26 7 Abd

Rahman

L 49 SDT

dari pengairan dari Dam Ncera ke sumur bor

menyewah lahan di Desa Lia bergotong royong

27 8 Usman L 35 SDT dari alat manual ke alat yang maju menyewah lahan di Desa Sowa bergotong royong dan bekerja bergilir

28 9 Mustakim L 60 SDT tidak ada perubahan pada tata cara menanam BM memanfaatkan lahan sawah yang ada bergotong royong dan bekerja bergilir

29 9 Abdollah l 43 SDT dari obat membuat sendiri ke pestisida dan

organik

menyewah lahan di DesaNapa bergotong royong dan bekerja bergilir

30 9 Fatmah P 40 SDT dari mencangkulmenjadi membajak buruh tani dan menyewah lahan kerja bergilir

Page 170: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

180

TABEL PENELITIAN YANG RELAVAN

No Nama

dan tahun

Tujuan Metode Hasil

1 Nurpilihan

(2000)

Untuk mengkaji dampak sosial

wanita di Kabupaten Bandung

seperti tingkat pendidikan, umur

dan kesesuaian terhadap

penerapan modernisasi

pertanian

Kualitatif Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingkat

pendidikan responden; umur responden sangat

berpengaruh terhadap penyerapan introduksi teknologi

dalam rangka menghadapi modernisasi pertanian. Wanita

menikah maupun tidak menikah berpendapat bahwa

modernisasi pertanian akan menggeser peran mereka di

bidang pertanian yang pada gilirannya akan mengurangi

pendapatan yang mereka peroleh.

2 B.B.Mohanty

(2001)

menganalisis dampak sosial

ekonomi dari langkah-langkah

baru pada berbagai kategori

pedesaan populasi baik di

tingkat mikro dan makro.

Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun dampak

kolektif dari tindakan ini memiliki secara substansial

meningkatkan produksi pertanian, secara sistematis

melewati masalah ekuitas. Kondisi manfaat dari langkah-

langkah baru menjadi relatif terhadap posisi kepemilikan

sumber daya, para petani besar miliki muncul sebagai

kelas petani kaya yang mendominasi sosial ekonomi dan

bidang politik masyarakat pedesaan.

3 Anjar

widyaningrum

(2009)

Untuk mengetahui dampak

modernisasi pertanian terhadap

kehidupan sosial ekonomi

masyarakat desa Pagergunung,

Kecamatan Ulujami, Kabupaten

Pemalang

Kualitatif Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya

mekanisasi pertanian di satu sisi memberikan dampak

positif yaitu semakin meningkatnya hasil pertanian

sehingga secara langsung juga dapat meningkatkan taraf

hidup masyarakat, di satu sisi memberikan dampak

negatif yaitu dapat menyebabkan pengangguran dan juga

peran perempuan dalam sektor pertanian semakin

berkurang

4 Dwi Angga Untuk mengetahui Bentuk dan Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa Modernisasi pada

Page 171: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

181

Oktavianto

(2011)

karakteristik modernisasi

pertanian yang terjadi di Desa

Tulas

kegiatan pemberantasan hama dengan menggunakan alat

semprot. Modernisasi pada kegiatan panen dengan

penggunaan sabit, penggunaan mesin huller serta adanya

sistem tebasan. Modernisasi pada kegiatan pasca panen

dengan penggunaan alat penggiling padi. Terdapat

ketidakadilan gender terhadap buruh tani perempuan

dalam modernisai pertanian di Desa Tulas

5 Diana

Andayani Djoh

(2018)

Untuk mengetahui dampak

modernisasi terhadap perubahan

sosial masyarakat tani di Desa

Kambata Tana,Kecamatan

Pandawai, Kabupaten Sumba

Timur

Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perubahan yang

terjadi pada pola pikir dan perilaku masyarakat desa

Kambata Tana di satu sisi menerima kehadiran

modernisasi dalam bidang pertanian, namun di lain sisi

mereka masih tetap memegang teguh nilai-nilai budaya

dan kearifan lokal yang dianut. Transformasi pertanian

yang terjadi hanya sebatas pada cara produksi tanpa

merubah struktur sosial masyarakat

6 Puji Hardati

(2013)

Menganalisis pertumbuhan dan

struktur lapangan pekerjaan

penduduk di jawa tengah

Hasil analisis menunjukkan bahwa selama lima dasa

warsa terakhir angka pertumbuhan penduduk di Jawa

Tengah telah mengalami penurunan yang cukup

signifikan. Meskipun angka pertumbuhan mengalami

penurunan sampai mencapai kurang dari satu persen

setiap tahun, masih terjadi peningkatan angka

pengangguran terbuka. Jumlah penduduk yang bertempat

tinggal di desa semakin berkurang. Lapangan pekerjaan

di sektor pertanian di perdesaan ada kecenderungan

semakin tidak menarik angkatan kerja.

7 Mei Ardi

Wiranoto

(2014)

(1) Mengetahui respon keluarga

pemilik sawah terhadap PLP2B

(2) Menelaah faktor-faktor

Analisis

deskriptif

persentase,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon keluarga

pemilik sawah terhadap PLP2B tergolong negatif

(63,64%). Faktor-faktor konversi lahan sawah yang

Page 172: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

182

konversi lahan sawah yang

dimiliki petani. (3). Mengkaji

kondisi dan sebaran kepadatan

penduduk agraris di Kabupaten

Pemalang.

analisis

deskriptif, dan

analisis

keruangan.

dimilik diantaranya lokasi lahan, kebutuhan ekonomi,

kebutuhan bangunan, pengetahuan keluarga pemilik

sawah, dan adanya pembangunan pabrik. Kepadatan

penduduk agraris di Kabupaten Pemalang tergolong

rendah, dimana persebarannya hampir seluruh wilayah di

kabupaten tersebut memiliki kepadatan penduduk kurang

dari 13 jiwa/Ha.

8 Tubagus

Hasanuddin

(2016)

Mengindentifikasi tingkat dan

penyebab kemiskinan petani

hortikultura serta pola perilaku

ekonomi petani dalam

menghadapi kemiskinan.

Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani hortikultura

masih miskin dan sangat miskin karena lahan sempit dan

keterbatasan modal. Sumberdaya manusia petani

hortikultura masih rendah dan pola hidup petani

hortikultura bersifat konsumtif. Petani hortikultura

mengantisipasi kemiskinan dengan diversifikasi

pekerjaan dan menjalin hubungan baik dengan sesama.

Lembaga ekonomi dan keuangan masih dikuasai oleh

pihak luar petani, sedangkan lembaga sosial petani masih

belum banyak berfungsi.

9 Laeli

Nurchamidah

dan Djauhari

(2017)

Untuk mengetahui faktor-faktor

yang melatarbelakangi, prosedur

dan dampak pengalih fungsian

lahan pertanian ke Non

pertanian di Kabupaten Tegal

Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bergesernya pola

kehidupan masyarakat Kabupaten Tegal tersebut sebagai

dampak konversi lahan pertanian. Kehidupan masyarakat

Kabupaten Tegal mulai bergeser yang sebelumnya

sebagai masyarakat agraris yang mengandalkan

kehidupannya pada hasil pertanan mulai bergeser pada

bidang-bidang lain seperti bidang industri. Masyarakat

Kabupaten Tegal khususnya di wilayah pedesaan dengan

potensi pertanian yang menonjol mulai tergusur dengan

berubahnya lahan-lahan pertanian menjadi lahan non

produktif yang digunakan untuk pembangunan infra

Page 173: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

183

struktur

10 Syahbuddin

(2018)

Untuk menalaah kebijakan

pemerintah kolonial Belanda

sejak 1830-1900, dimana dalam

rentang waktu di atas terapkan

dua sistem yaitu tanam paksa

dan liberal.

Kualitatif Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa involusi

pertanian di Jawa dilatarbelakangi kebijakan kolonial

Hindia Belanda (1619-1942) yang membawa produk

pertanian Indonesia ke pasar dunia. Namun Belanda tidak

pernah berhasil mengembangkan ekonomi ekspor secara

luas di pasar dunia. Untuk itu kolonial Belanda terus

mendorong petani untuk berproduksi untuk memenuhi

kebutuhan pasar dunia.

11 Arif Budiman

(2018)

Untuk mengetahui bagaimana

peran PPL dalam membina

petani bawang merah dalam

meningkatkan pendapatan

petani bawang merah di

Kecamatan Lambu Kabupaten

Bima

Kuantitatif dan

kualitatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehidupan petani

kalangan bawah selalu terabaikan dari segala sektor

pembangunan di Kabupaten Bima. Dari 27 %. Penduduk

miskin di Kabupaten Bima 65 % adalah yang bermata

pencaharian sebagai petani, jadi lebih dari separuhnya

dari masyarakat miskin di Kabupaten Bima adalah petani.

Pengangguran yang ada di Kabupaten Bima 52.8 %

berasal dari petani, Kalau dilihat lagi lahan yang dimiliki

petani hanya 50 Are rata-rata yang dipunyai perpetani,

jadi sangatlah kecil lahan yang digarap oleh petani,

apalagi sekarang secara umum di negeri ini ekonomi

masyarakatnya sedang terpuruk.

12 Dilahur dkk

(2001)

Untuk mengamati orang muda

berangkat di sektor pertanian

dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sosialisasi tentang

kesempatan kerja sektor pertanian yang masih 1uas di

Desa De1anggu perlu di1akukan baik o1eh pemerintah

maupun oleh masyarakat petani sendiri untuk menarik

pemuda, terutama yang pengangguran.

13 Umi Darojah

(2012)

Mengetahui strukur sosial

ekonomi masyarakat Desa

Kualitatif Hasil penelitian menunjukan bahwa masuknya industri ke

desa membawa pergeseran sosial ekonomi pada

Page 174: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

184

Kubangwungu ketika masih

berbasis pertanian, mengetahui

struktur sosial ekonomi

masayarakat Desa

Kubangwungu setelah berubah

dari ekonomi pertanian ke

ekonomi industri tahun 1969-

2010

masyarakat terutama kegiatan ekonomi masyarakat Desa

Kubangwungu dan pendapatan masyarakat.

14 Eko Hariyanto

(2014)

Untuk mendeskripsikan

tindakan penyewaan lahan

petani di Desa Pandan Sari dan

motif atau faktor-faktor yang

menjadi pendorong penyewaan

lahan serta tujuan yang ingin

dicapai melalui tindakan

penyewaan lahan tersebut.

Kualitatif Hasil dari penelitian ini adalah penyewaan lahan

dilakukan oleh petani di Desa Pandan Sari karena

beberapa hal yaitu: pertama Lahan yang tidak tergarap

karena pemilik lahan sibuk dengan pekerjaannya diluar

petani. kedua Keterbatasan modal yang dimiliki oleh

petani sehingga petani lebih memilih untuk menyewakan

lahannya daripada harus menanggung kerugian yang

lebih besar jika menggarapnya dan dengan menyewakan

lahan tersebut petani juga bisa mendapatkan modal untuk

bertani kembali. ketiga Penyewaan lahan dilakukan oleh

petani untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya

seperti pendidikan dan kesehatan. Norma atau peraturan

yang terbentuk dalam penyewaan lahan di Desa Pandan

Sari yaitu berupa surat perjanjian yang ditanda tangani

oleh pihak pemilik dan penyewa, selain itu penyewaan

lahan di Desa Pandan Sari juga tidak ada kaitannya

dengan perpindahan hak waris lahan. Kepercayaan bagi

warga Desa Pandan Sari sangat penting karena

kepercayaan ini sebagian besar dari mereka menyewakan

lahannya tanpa memakai surat perjanjian hanya lewat

Page 175: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

185

perjanjian lisan saja.

15 Devi Dailangi

(2016)

Untuk melihat bagaimana

kelanjutan dari pemerintah

kabupaten khusus departemen

pertanian di Kabupaten

Halmahera Selatan untuk para

petani di desa Air Mangga

Indah

Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah

Kabupaten, Provinsi, dan Pusat telah mencoba

memberdayakan masyarakat sebagai langkah

meningkatkan hasil petani terutama petani pala, sawah

dan perkebunan sawit mereka di desa Air Mangga Indah,

tetapi tidak mendapatkan hasil maksimal.

16 Ary Munandar

Hasibuan

(2016)

Untuk mengetahui

peranpenyuluh pertanian

terhadap kelompok tani dalam

pengembangan usaha tani padi

sawah di Desa Pasar Rawah dan

untuk mengetahui motivasi

petani dalam mengikuti program

penyuluhan

Kualitatif Dari berbagai kebijakan pembangunan pertanian yang

dilakukan oleh pemerintah ternyata kurang memberikan

pengaruh peningkatan keterampilan petani dalam

mengelola lahan pertaniannya. Para petani masih

mengelola pertanian mereka secara tradisional, akibahrya

tingkat pendapatan dan kesejahteraan mereka pun tidak

pernah naik.

17 Margi Wahono

dan AT.

Sugeng

Priyanto

(2017)

Untuk melakukan identifikasi

dan mendeskripsikan kondisi

pengembangan pendidikan

karakter dalam budaya sekolah

di SMP se-Kota Semarang.

Kualitatif

Hasil penelitian ini adalah 1). bahwasannya sekolah yang

telah menerapkan budaya sekolah secara optimal

memiliki prestasi akademik dan non-akademik yang lebih

baik dibandingkan dengan sekolah yang belum

menerapkan budaya sekolah sebagai pengembangan

karakter siswa; 2) Budaya sekolah memiliki peran

strategis dalam mengembangkan karakter pada diri siswa.

18 Dewi Liesnoor

Setyowati

2012

untuk mengetahui variasi

kapasitas infiltrasi pada

beberapa penggunaan lahan,

mengetahui

faktor-faktor yang

Deskriptif Hasil penelitian menunjukan kapasitas infiltrasi

diberbagai penggunaan lahan memberikan nilai bervariasi

dikarenakan nilai porositas yang tinggi antara 12 -

42,67%, tekstur tanah debu berpasir, struktur tanah

remah, sehingga kapasitas infiltrasi sangat tinggi, yaitu

Page 176: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

186

mempengaruhi kapasitas

infiltrasi

21,7 cm/jam - 94,18 cm/jam. Penggunaan lahan sawah

memiliki rata-rata kadar air yang tinggi yaitu 39,95%,

dengan porositas sangat rendah antara 5,8 - 10% dan

tekstur tanah debu berpasir, dan struktur tanah remah, dan

kapasitas infiltrasi sangat rendah sebesar 0,52 cm/jam.

Selain penggunaan lahan, sifat fisik tanah, dan vegetasi

mempengaruhi besarnya kapasitas infiltrasi.

19 Natalia

Patrician 2016

Untuk mengetahui laju alih

guna lahan pertanian(sawah)

ke non pertanian(non-sawah),

faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya alih

guna lahan dan pengaruh

perubahan mata pencaharian

dan aset keluargapetani

Deskriptif

Persentase

Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi alih guna lahan pertanian adalah luas

lahan, harga lahan, pengaruh tetangga, dan pengaruh

swasta/investor. Perubahan mata pencaharian petani

sebelum sebagian besar disektor pertanian, namun setelah

alih guna mata pencaharian petani juga disektor non

pertanian, perubahan aset keluargajuga mengalami

peningkatan terjadi penambahan aset seperti kendaraan,

barang elektronik.

20 Moch. Arifien

dkk 2012

Untuk membuat perencanaan

untuk pengembangan sektor

pertanian, khususnya tanaman

pangan demi peningkatan

perekonomian daerah

Analisis Shift

Share, dan

Location

Quotient (LQ),

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas

tertinggi dalam pertanian di kabupaten Wonosobo adalah

tanaman sayuran. Jenis komoditas tanaman yang dapat

dikembangkan adalah komoditas

tanaman pangan yang memiliki keunggulan kompetitif

dan komparatif.

Page 177: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

187

LAMPIRAN JURNAL SITASI

No Nama (Tahun) Judul Persamaan Perbedaan Hasil

1 Yang Dennis

Tao (2010)

Modernization of

agriculture and long-

term growth

Modernisasi

pertanian

Mengembangkan model dua

sektor yang menerangi peran

yang dimainkan oleh

modernisasi pertanian dalam

transisi dari tragnasi

kepertumbuhan

Pertumbuhan tidak berkelanjutan sampai

harga relatif ini turun di bawah ambang

batas tertentu mendorong petani untuk

mengadopsi teknologi modern yang

menggunakan input yang dipasok

industri.

2 Kyle Emerick,

(2016)

Technological

innovations,

downside risk, and

the

modernization of

agriculture

Penggunaan

teknologi pertanian

dapat meningkatkan

produktivitas

pertanian

Teknologi yang ditingkatkan

dapat meningkatkan

produktivitas pertanian dengan

memadatkan input dan praktik

budidaya modern

Hasil penelitian menujukkan bahwa

teknologi mengarah ke keuntungan yang

substansial dalam produksivitas lahan-

bahkan ke tahun ketika tidak ada bankir

3 Diana Stuart

(2012)

Responding to

Climate

Change: Barriers to

Reflexive

Modernization in

U.S. Agriculture

Modernisasi

pertanian

Artikel ini berfokus pada

petani jagung di Michigan

barat daya untuk memeriksa

pengakuan risiko iklim dan

respons refleksif, dengan

berkonsentrasi pada peran

pupuk nitrogen sebagai sumber

signifikan emisi gas rumah

kaca

Temuan ini menawarkan wawasan yang

berlaku untuk upaya mitigasi perubahan

iklim dan juga menunjukkan pentingnya

perspektif konstruktivis sosial dan

ekonomi politik untuk mengidentifikasi

hambatan terhadap modernisasi refleksif.

4 Dariusz

KUSZ (2014)

Modernization of

agriculture vs

sustainable

Sama-sama

membahas mengenai

menanggulangi

Modernisasi pertanian hanya

bertujuan untuk meningkatkan

efisiensi produksi

Kemajuan di pertanian dan di daerah

pedesaan. Konstan penciptaan dan

implementasi baru teknologi digunakan

Page 178: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

188

Agriculture kemiskinan

masyarakat petani

sebagai referensi standar dalam

membedakan pertanian modern dari

pertanian tradisional.

5 Frederick c.

Fliegel (1978)

Caste dominance,

traditional farming

castes and

agricultural

modernization in

Andhra Pradesh

Sama-sama meneliti

masyarakat petani

Kategori kasta karena mereka

mempengaruhi adopsi

praktik pertanian

Apapun peran kasta dalam modernisasi

pertanian, mungkin saja baik menjadi

peran tidak langsung, Apa yang

tampaknya disebut adalah analisis yang

lebih luas sistem stratifikasi, peran kasta

dalam sistem itu, dan implikasinya

stratifikasi umumnya untuk perilaku

adopsi

6 H. Huseyin

ozturk

(2006)

Energy Exploitation

of Agricultural

Biomass Potential

in Turkey

Sama-sama meneliti

tentang pertanian

Menentukan potensi biomassa

pertanian di Indonesia

Temuan menunjukkan bahwa tanaman

utama yang terjadi dalam rasio nilai kalor

total adalah jagung (33,4%), gandum

(27,6%), dan kapas (18,1%). Nilai kalor

total residu buah adalah 75 PJ. Buah

utama adalah hazelnut (55,8%) dan

zaitun (25,9%) untuk biomassa pertanian.

Nilai kalor total untuk limbah sapi,

domba, dan unggas di Turki masing-

masing sekitar 47,8, 3,6 dan 8,7 PJ /

tahun.

7 Egbert

Hardeman

(2012)

Are There

Ideological Aspects

to the Modernization

of Agriculture

Sama-sama

membahas tentang

modernisasi

pertanian

Mengidentifikasi akar-akar

kontemporer yang gigih

masalah dalam pertanian

modern

Temuan menujukkan bahwa pertanian

modern bermasalah karena sejak itu

datang dari usia, tidak pernah benar-

benar tertanam dalam konteks ekologis

dan sosialnya. Para pembuat kebijakan

pasca perang sangat fokus untuk

Page 179: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

189

membuat pertanian lebih banyak efisien,

menyebarkan temuan ilmiah spesifik di

antara kelompok besar petani.

8 Alberto Zezza

and Luca

Tasciotti

(2010)

Urban agriculture,

poverty, and food

security: Empirical

evidence

from a sample of

developing countries

Sama-sama meneliti

kemiskinan

masyarakat petani

Menganalisis dalam

perbandingan

Perspektif internasional

pentingnya pertanian perkotaan

bagi kaum miskin kota dan

kerawanan pangan

Pentingnya, implikasi alam dan

keamanan pangan dari pertanian

perkotaan namun terganggu oleh

kurangnya kualitas, data yang dapat

diandalkan

9 Yufeng Luo

(2018)

Plot size and maize

production

efficiency in China:

agricultural

involution and

mechanization

Sama-sama meneiti

tentang involusi

pertanian

Meneliti hubungan antara

lahan fragmentasi dan efisiensi

produksi dalam produksi

jagung Cina.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa plot

ukuran kecil memiliki lebih tinggi

produktivitas lahan tetapi laba lebih

rendah karena penggunaan input yang

intensif; ukuran plot besar miliki

produktivitas lahan yang lebih tinggi dan

laba yang lebih tinggi karena mekanisasi

dan input tenaga kerja yang lebih sedikit.

10 Colin

McCullough

(2019)

Review of

“agricultural

involution: the

processes of

ecological change in

Indonesia” by

Clifford Geertz

Sama-sama

membaha tentang

involusi pertanian

Proses Perubahan Ekologis di

Indonesia adalah dianggap

aplikasi brilian dari prinsip-

prinsip ekologi budaya yang

ditempatkan di dalamnya

konteks Indonesia dari awal

penjajahan Belanda pada 1619

hingga sesudahnya

kemerdekaan pada tahun 194

Hasil temuan menujukkan bahwa

pertumbuhan populasi yang cepat dan

budaya yang dihasilkan oleh

ketidakstabilan sosial dan institusi publik

yang tidak efektif menghasilkan

lingkaran kemiskinan dan peluang statis,

yaitu involusi

11 Hana Indriana, Kelembagaan Dalam Petani padi Keberlanjutan pertanian akan Implementasi sistem terkait dengan

Page 180: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

190

dkk (2009) Sistem Pertanian

Padi Sehat

dibangun didukung oleh

lembaga berkelanjutan di

organik

sistem pertanian

prinsip-prinsip sistem pertanian organik.

Sehingga, teknik produksi, hubungan

sosial, dan aturan yang tertanam di

dalamnya dibangun untuk membangun

keberlanjutan pertanian. Dengan

perkembangan beras sehat sistem

pertanian, jangan mengubah sistem

hubungan kerja pembagian kerja dan

sistem upah antara penyewa petani dan

buruh tani. Begitu pula pada aktivitas

panen

12 Herlina (2014) Interaksi sosial

penyuluh pertanian

sebagai upaya

Peningkatan

usahatani

masyarakat petani di

kabupaten

Batang

Kegiatan penyuluhan Penyajian komunikasi

pertanian yang efektif dalam

kegiatan penyuluhan agar para

petani dapat berkembang cara

berfikirnya

Sumber Daya Manusia tergolong dalam

tingkatan sedang atau tengah. Saran

penelitian antara lain bahwa peran

penyuluh pertanian di Kabupaten Batang

sudah optimal, namun masih perlu

ditingkatkan sebagai pembimbing,

organisator, teknisi serta sebagai

konsultan petani.

13 MG Catur

Yuantari

(2013)

Tingkat Pengetahuan

Petani dalam

Masyarakat petani Pengetahuan petani tentang

pestisida dengan cara meniru

petani lain tanpa

memperhatikan komposisi

label

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Tingkat pengetahuan petani di Desa

Curut masih kurang baik karena masih

banyak pengetahuan petani yang

menganggap boleh mencampur beberapa

macam pestisida tanpa membaca bahan

aktif dan label yang terdapat dikemasan.

Pencampuran pestisida yang dilakukan

berdasarkan pengalaman sesama petani.

Page 181: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

191

14 Fitri Anisah

(2014)

Pertumbuhan

danproduksi bawang

merahdengan

Pemberian berbagai

pupuk organik

Masyarakat petani

bawang merah

Mengetahui pertumbuhan dan

produksi bawang merah

dengan pemberian berbagai

pupuk organik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian berbagai pupuk organik tidak

memberikan respons positif terhadap pert

15 Ikhsan Fuady

(2012)

Perilaku Komunikasi

Petani dalam

pencarian Informasi

Pertanian Organik

Sama-sama meneliti

tentang petani

bawang merah

Menganalisis korelasi antara

petani perilaku komunikasi dan

praktik pertanian organik

bawang merah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

praktik organik yang telah dilakukan oleh

petani itu tidak sepenuhnya organik.

Perilaku pemain organik dipengaruhi

oleh perilaku komunikasi variabel dan

karakteristik individu

16 Ashrafida

Rahmah

(2013)

Pertumbuhan dan

produksi bawang

merah (allium

ascalonicum l.)

Dengan Pemberian

pupuk kandang

ayam dan em4

(effective

microorganisms4)

Sama-sama meneliti

tentang faktor

rendahnya produksi

bawang merah

mendapatkan dosis tertentu

pupuk kandang ayam dan EM4

yang

sesuai untuk pertumbuhan dan

produksi bawang merah yang

dilaksanakan di lahan

masyarakat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

perlakuan pupuk kandang ayam

berpengaruh nyata terhadap semua

parameter dimana dosis 120 g/tanaman

menunjukkan hasil tertinggi. Perlakuan

EM4 berpengaruh nyata terhadap

parameter bobot basah umbi per plot dan

bobot kering per plot. Interaksi kedua

perlakuan berpengaruh nyata terhadap

parameter bobot basah umbi per plot,

bobot kering umbi per plot, dan jumlah

siung per sampel.

17 Kadhung

Prayoga

(2019)

Menakar perubahan

sosio-kultural

masyarakat Tani

akibat miskonsepsi

modernisasi

Masyarakat tani

terhadap

modernisasi

pertanian

Meningkatkan efektivitas kerja

petani

banyak terjadi perubahan sosial budaya

bahkan hingga ekonomi di struktur

kehidupan masyarakat desa. Banyak

wanita tani yang kehilangan pekerjaan

dan termarginalisasi, tidak ada lagi

Page 182: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

192

pembangunan

pertanian

pembagian kerja berdasarkan gender,

kencangnya laju urbanisasi, lambatnya

regenerasi, ketergantungan terhadap

industri, musnahnya plasma nutfah,

hilangnya budaya gotong royong,

lahirnya sistem kasta dalam masyarakat

tani, melemahnya fungsi kelembagaan

lokal, petani hanya sebagai objek

penyuluhan

18 Mohammad

Wahed (2015)

Pengaruh Luas

Lahan, Produksi,

Ketahanan Pangan

dan Harga Gabah

Terhadap

Kesejahteraan Petani

Padi

Pengaruh luas lahan

terhadap pendapatan

petani padi

Melihat pengaruh Tanah,

Produksi, Ketahanan Pangan

dan Kesejahteraan Terhadap

Harga Gabah Beras Petani di

Pasuruan

Luas lahan berpengaruh signifikan

terhadap kesejahteraan petani padi (NTP)

dan menunjukan hubungan yang positif.

19 Muhammad

Aqil (2019)

Pendugaan Luas

Panen dan Produksi

Jagung Nasional

Lahan pertanian Memodelkan luas panen dan

produksi jagung nasional

Perkiraan produksi jagung dengan

menggunakan model Arimadan Dumped

trend menghasilkannilaidugaan yang

lebih baik dibandingkan angka prediksi

luas panen Perbedaan nilai aktual dan

prediksi lebih rendah ditunjukkan oleh

koefisien korelasi yang tinggi, yaitu 0,98

pada model Arimadan 0,97 pada model

Dumped trend.

20 Titik

Ismandari

(2011)

Trategi Pencegahan

Alih Fungsi Lahan

Melalui Penerapan

Modernisasi

pertanian

Program sosialisasi dan p

mengenai modernisasi

budidaya pelatihan

Penerapan modernisasi di dalam sistem

budidaya tanaman kelapa dan

pengembangan industri rumah tangga

Page 183: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

193

Modernisasi

Budidaya dan

Pengolahan Kelapa

dengan bahan baku produk pertanian di

Wilayah Perbatasan Kalimantan Timur,

khususnya kelapa merupakan suatu

strategi khusus untuk mengurangi alih

fungsi lahan dan untuk pengembangan

wilayah perbatasan

21 Dian Maharso

Yuwono

(2013)

Pengarusutamaan

gender dalam

pembangunan

pertanian

Teknologi pertanian

pada masyarakat

petani

peran perempuan dalam

program

implementasi Pemberdayaan

Petani melalui Teknologi

Pertanian dan

Informasi (FEATI)

Program FEATI di Kabupaten Magelang

sebagai salah satu contoh bentuk

pengarus utamaan gender (PUG) pada

pembangunan pertanian, dimana dalam

implementasinya mendorong perempuan

mempunyai akses dan kontrol pada

seluruh tahap pembelajaran, mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, monitoring,

hingga evaluasi kegiatan pembelajaran

yang dilakukan oleh masing-masing

FMA

22 Dian Candra

Sakti (2016)

Pengaruh Output

Sektor Pertanian,

Industri Pengolahan

Dan Perdagangan

Terhadap Jumlah

Penduduk Miskin

Masyarakat petani pengaruh output sektor

pertanian, industri

pengolahan, perdagangan hotel

dan restoran terhadap jumlah

penduduk miskin

output sektor pertanian, industri

pengolahan, perdagangan hotel dan

restoran berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap penurunan jumlah

penduduk miskin di Propinsi Jawa Timur.

Peningkatan output sektor pertanian

sebesar Rp. 1 milyar akan menurunkan

jumlah penduduk miskin sebesar 355

orang, cetirus paribus. Peningkatan

output sektor industri sebesar Rp. 1

milyar akan menurunkan jumlah

Page 184: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

194

penduduk miskin sebesar 169 orang,

cetirus paribus. Peningkatan output sektor

perdagangan hotel dan restoran sebesar

Rp. 1 milyar akan menurunkan jumlah

penduduk miskin sebesar 217 orang,

cetirus paribus

23 Sisca Selvia

(2019)

Dampak modernisasi

pertanian terhadap

kondisi sosial

Ekonomi masyarakat

petani sawah

Modernisasi

pertanian

mendeskripsikan

dampak dari modernisasi

pertanian terhadap kondisi

sosial ekonomi

masyarakat petani sawah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

dampak modernisasi pertanian terhadap

kondisi sosial ekonomi masyarakat petani

sawah yaitu dampak terhadap kondisi

sosial yaitu pendidikan, kesehatan,

hubungan sosial antar masyarakat,

eksistensi buruh tani dan dampak

terhadap kondisi ekonomi yaitu

pendapatan dan penghasilan, kelayakan

tempat tinggal, investasi dan tabungan,

dan efektivitas pengelolaan pertanian.

24 Nurdin Mappa

(2018)

Proses kelahiran

kelembagaan

penguasaan lahan

pola bergilir Pada

pertanian dataran

tinggi

Lahan pertanian

masyarakat petani

Memetakan kelahiran pola

kelembagaan penguasaan lahan

secara

bergilir

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kelembagaan pengusaan lahan secara

bergilir yang lahir tidak berpola tunggal

melainkan terdiri dari berbagai pola. Ada

empat pola penguasaan lahan secara

bergilir yang ditemukan di Kecamatan

Tombolopao yaitu sistem pewarisan,

sistem kepemilikan penggarapan, sistem

pembelian hak pengelolaan dan sistem

kongsi pembelian lahan. Setiap

kelembagaan penguasaan lahan bergilir,

Page 185: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

195

memiliki krasteristik pola tersendiri.

25 Arif Budiman

(2018)

Kearifan Lokal

Dalam Menyiapkan

Tenaga Penyuluh

Pertanian

Peyuluhan pertania

terhadap petani

bawang merah

mengetahui bagaimana peran

PPL dalam

membina petani bawang merah

dalam meningkatkan

pendapatan petanim bawang

merah

Hasil oenelitian menujukkan bahwa

pemerintah menyiapkan menyalurkan

bantuan Hand Tracktor dan Bantuan Bibit

bawang merah tiap tahunnya. Untuk

mengetahui bagaiaman cara penyaluran

bantuan Hand Tracktor dan penyaluran

bantuan bibit bawang merah kepada

petani apakah melalui kelompok tani atau

melalui personal atau perseorangan

sesusai lobi-lobi dan kedekatan pribadi

petani dengan Kepala Dinas Pertanian

26 Dedy

Gusnaryo

Pandiangan

(2013)

Penggunaan

teknologi konservasi

tanah pada pertanian

Lahan kering

Teknologi pertanian

pada masyarakat

petani

Kesesuaian penggunaan

teknologi konservasi tanah

dengan kemiringan lereng dan

ketinggian tempat lahan yang

diusahakan.

Hasil penelitian menujukkan bahwa

Kesesuaian penggunaan teknologi

konservasi tanah dengan keadaan

kemiringan lereng dan ketinggian,

terdapat 49 satuan lahan pertanian lahan

kering yang sesuai dan 3 satuan lahan

pertanian lahan kering yang tidak sesuai.

27 Johan Iskandar Etnoekologi,

biodiversitas padi

dan modernisasi

Budidaya padi

Modernisasi

pertanian

pengetahuan masyarakat

perdesaan tentang ekologi,

terutama kaitannya dengan

pengeloaan

keanekaragaman varietas padi

lokal dan perubahannya

dampak Revolusi

Hijau

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sejatinya para petani „huma‟ Baduy dan

petani sawah Kampung Naga memiliki

peran penting dalam mengkonservasi

anekaragam varietas padi lokal secara in-

situ.

28 Cica Sartika Studi Faktor-Faktor Kemiskinan yang Mengetahui karakteristik Hasilnya menunjukkan bahwa orang

Page 186: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

196

(2016) Penyebab

Kemiskinan

Masyarakat

terjadi pada

masyarakat petani

akibat rendahnya

pendapatan dan

kurangnya lapngan

pekerjaan

masyarakat miskin miskin di Desa Lohia ditandai oleh: usia

produktif, jumlah anggota keluarga yang

lebih tinggi, jumlah pendidikan dan

keterampilan yang lebih rendah,

pendapatan yang lebih rendah, kurangnya

faktor produksi dan semakin rendahnya

pekerjaan etika

29 Putu Dika

Arimbawa

(2017)

Pengaruh luas lahan,

teknologi dan

pelatihan Terhadap

pendapatan petani

padi dengan

produktivitas

Sebagai variabel

intervening

pengaruh luas lahan

dan teknologi

terhadap pendapatan

petani

Mengetahui pengaruh luas

lahan,teknologi dan pelatihan

terhadap pendapatan petani

padi dengan produktivitas

sebagai variabel intervening

hasil penelitian dapat di tarik kesimpulan

luas lahan, teknologi, dan pelatihan

memiliki pengaruh positif dan pengaruh

yang signifikan terhadap produktivitas

petani padi di Kecamatan Mengwi

30 Bahrin (2008) Luas Lahan Dan

Pemenuhan

Kebutuhan Dasar

(Kasus

Rumahtangga Petani

Miskin

Lahan pertanian dan

kemiskinan

Faktor yang membuatnya

para petani miskin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

lahan yang luas belum mampu memberi

kontri-busi yang besar terhadap tingkat

produksi dan pendapatan petani pemilik

atau yang menguasainya

31 Madera antara

(2006)

Faktor Yang

Memengaruhi

Kemiskinan Petani

Penggunaan lahan

pertanian dan

teknologi pertanian

Mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat

kemiskinan

Hasil penelitian menujukkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

kemiskinan petani adalah penggunaan

lahan yang kecil, formal rendah

pendidikan, tingkat ketergantungan yang

sangat tinggi, dan penerapan pertanian

yang lebih rendah teknologi.

Page 187: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

197

32 Tinjung Mary

Prihtanti

(2013)

Multifungsi sistem

usahatani padi

Organik dan

anorganik

Meneliti petani padi

pada lahan sawah

Sistem pertanian organik

(pupuk / pestisida alami) dan

anorganik (menggunakan

fasilitas produksi kimia)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

budidaya padi menyediakan sistem

organik fungsi yang berbeda dan

cenderung lebih baik daripada sistem

anorganik, itu kebersamaan antar petani,

fungsi pemeliharaan kualitas tanah,

keanekaragaman hayati, pengurangan

polusi lingkungan, dan kelayakan

pedesaan.

33 U.Paman

(2013)

Konversi lahan

pertanian dan

persoalan

Kedaulatan pangan

Masyarakat petani

dan Lahan pertanian

Faktor tentang konversi lahan

pertanian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

konversi lahan pertanian pangan akan

sulit dikendalikan. Insentif pajak yang

diberikan petani tidak memiliki daya tarik

bagi petani untuk tetap bertahan di sektor

pertanian pangan tidak memiliki

pengaruh signifikan.

34 Ferdinan Sabe

(2016)

Pengaruh luas lahan

terhadap

penerimaan, biaya

produksi,

dan pendapatan

usahatani padi sawah

Luas lahan pertanian

mempengaruhi

pendapatan petani

Mengetahui pengaruh luas

lahan terhadap penerimaan,

biaya

produksi, dan pendapatan

usahatani padi sawah

Terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara luas lahan dengan

penerimaan, biaya produksi, dan

pendapatan usahatani. Peningkatan luas

lahan menyebabkan kenaikan

penerimaan, biaya produksi, dan

pendapatan. Walaupun demikian,

peningkatan luas lahan menyebabkan

kenaikan biaya produksi yang lebih besar

dibandingkan kenaikan pendapatan,

mengindikasikan adanya inefisiensi

dalam kegiatan usahatani.

Page 188: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

198

35 Erika Vivi

Jayanti (2018)

Faktor-faktor

penyebab beralihnya

pekerjaan pada

masyarakat di

Sekitar obyek wisata

air panas padusan

kecamatan pacet

kabupaten

Mojokerto

Sama-sama meneliti

masyarakat petani

dan lahan pertanian

Faktor penentu apa saja yang

menyebabkan beralihnya

tenaga

kerja anak petani ke sektor

non-pertanian

Hasil penelitian menunjukkan faktor

penyebab beralihnya tenaga kerja anak

petani ke sektor non-pertanian,

mengakibatkan semakin sempitnya

ketersediaan lapangan berusaha dan

bekerja dan kurang pemahaman dan

kemauan bekerja di sektor pertanain

36 Sri Hery

Susilowati

(2016)

Fenomena penuaan

petani dan

berkurangnya tenaga

kerja muda

Serta implikasinya

bagi kebijakan

pembangunan

pertanian

Tenaga kerja pada

bidang pertanian

Perubahan struktural tenaga

kerja pertanian dilihat dari

fenomena aging farmer dan

menurunnya

jumlah tenaga kerja usia muda

sektor pertanian di Indonesia

dan di berbagai negara lainnya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

secara umum fenomena penuaan petani

dan berkurangnya petani muda di

Indonesia semakin meningkat. Kondisi

seperti ini bukan hanya terjadi di

Indonesia, namun juga di negara-negara

lain di Asia, Eropa, dan Amerika

37 Meryyana

Puspita Sari

(2006)

Pergeseran pekerjaan

remaja dari sektor

Pertanian ke sektor

industri

Masyarakat petani belakang pergeseran pekerjaan

dari pertanian dan dampaknya

disebabkan oleh

ditinggalkannya sektor

pertanian.

Hasilnya menunjukkan bahwa

waktu panen yang lama, pendapatan yang

tidak menentu, dan pertanian sebagai

pekerjaan musiman, serta lingkungan

yang di Muncar di kawasan industri shift

kerja remaja. Pergeseran pekerjaan

selesai oleh remaja telah membuat dan

berdampak pada sektor pertanian, di

mana ia telah ditinggalkan oleh para

remaja.

38 Desyta Hubungan Faktor Teknologi pertanian Hubungan antara faktor sosial Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Page 189: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

199

Yuvitasari

Saputri (2017)

Sosial Petani dengan

Penerapan Teknologi

Budidaya Padi

Hibrida di

Kecamatan Pulung

Kabupaten Ponorogo

pada budidaya padi dengan penerapan teknologi

budi daya padi hibrida

tingkat faktor sosial petani berada pada

kategori rendah dengan skor pencapaian

1,56, sedangkan tingkat penerapan

teknologi budidaya padi hibrida di

Kecamatan Pulung berada pada kategori

sedang dengan skor prestasi 1,96

39 Galih Pratama

Nuranto

(2013)

Pemberdayaan

masyarakat petani

padi organik

Sama-sama meneliti

tentang upaya

pemberdayaan

masyarakat petani

Proses pemberdayaan petani

padi organik pada

Paguyuban Petani

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kegiatan pemberdayaan petani padi

organik di Paguyuban Petani Al-Barokah

mencakup kegiatan-kegiatan: (a)

pertemuan rutin, (b) pelatihan teknis bagi

anggota, dan (c) pemasaran hasil panen

secara pribadi maupun kelompok.

40 Rendy

Christian

Laoh (2018)

Identifikasi faktor-

faktor penyebab alih

fungsi lahan sawah

Menjadi non sawah

Lahan persawahan faktor-faktor penyebab alih

fungsi lahan sawah

menjadi non-sawah

Hasil penelitian yang diperoleh

menunjukkan factor–faktor penyebab alih

fungsi lahan sawah di Kecamatan

Tompaso Baru Kabupaten Minahasa

Selatan adalah faktor ekonomi

(rendahnya pendapatan usahatani, harga

jual lahan), kebijakan, ketersediaan air

41 Muhammad

Salim (2017)

Partisipasi

Kelompok Tani

Dalam Usaha

Konservasi Tanah

Kelompok tani dan

masyarakat petani

Mengetahui tingkat partisipasi

anggota kelompok tani dalam

usaha konservasi tanah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa,

partisipasi anggota kelompok tani di Desa

Sukaraja berada pada kategori cukup baik

(69.88 %) dalam kelompok maupun

dalam mengolah pertanian

42 Farik Khalimi

dan Zaenal

Analisis

Ketersediaan Air

Penggunaan lahan

pertanian

Ketersediaan air pada beberapa

penggunaan lahan di setiap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

ketersediaan air di pertanian lahan kering

Page 190: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

200

Kusuma

(2017)

Pada Pertanian

Lahan Kering

kedalaman tanah dengan

menggunakan dua pendekatan,

yaitu evaluasi evapotranspirasi

dan karakteristik tanah, dengan

niat hadir informasi tentang

hubungan beberapa

penggunaan lahan dengan

ketersediaan air di lahan kering

di Gunungkidul Yogyakarta adalah

dipengaruhi oleh karakteristik tanah (sifat

fisik tanah) 21,5% dan sisanya oleh

faktor lain. Air tertinggi yang tersedia ada

di perkebunan tebu, 42,81% di

kedalaman 0-20 cm. Air yang tersedia di

lahan hutan dan produk jati adalah

35,68% dalam 40-60 cm kedalaman.

43 Rofinus Rama

(2016)

Analisis Risiko

Produksi Usahatani

Padi Lahan Basah

Dan Lahan Kering

Luas lahan pertanian Membandingkan pertanian

padi risiko produksi antara

sawah dan ladang sawah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

luas tanah, pestisida, jumlah tenaga kerja

keluarga dan umur petani sudah nyata

pengaruhnya terhadap peningkatan

produksi pertanian padi sawah.

Sementara biji dan petani pendidikan

tidak mempengaruhi (tidak signifikan)

peningkatan beras produksi.

44 Galih Pratama

Nuranto

(2013)

Pemberdayaan

Masyarakat Petani

Padi Organik

Masyarakat petani

padi

Proses pemberdayaan petani

padi organik pada Paguyuban

Petani

Adanya penyelenggaraan kegiatan

pemberdayaan sebagai wujud perubahan

seseorang terutama dalam rangka

mencukupi kebutuhan sehari-hari hasil

pemberdayaan yang ada di Paguyuban

Petani ALBarokah memberikan

peningkatan pendapatan dari masing-

masing anggotanya.

45 Anita

Togatorop

(2017)

Modernisasi

Pertanian Terhadap

Pemakaian Pupuk

Dalam

Modernisasi penggunaan

pupuk anorganik berdampak

terhadap perubahan sosial

budaya masyarakat tani.

Masyarakat saling membuka diri untuk

perubahan yang lebih maju, orientasi ke

masa depan, dan PPL (Penyuluhan

Pertanian Lapangan) mampu memberikan

Page 191: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

201

Meningkatkan Taraf

Hidup Petani

ilmu yang penting dalam adopsi

pemakaian pupuk

46 Alfons

Manongko

(2017)

Hubungan

Karakteristik Petani

Dan Tingkat Adopsi

Teknologi Pada

Usahatani Bawang

Merah

Petani bawang

merah

Penerapan inovasi teknologi

pada usahatani bawang merah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas

lahan, pendapatan, dan tingkat

kosmopolitan memiliki hubungan sangat

nyata terhadap tingkat adopsi teknologi

budidaya bawang merah

47 Kamaruzzama

n (2016)

Penerapan Metode

Komunikasi Oleh

Penyuluh Pertanian

Pada Kelompok Tani

Penyuluhan

pertanian

penerapan metode

komunikasi penyuluhan

pertanian yang efektif

Kelompoktani

Metode komunikasi penyuluhan

pertanian dengan pertemuan

kelompok dianggap lebih efektif

karena karakteristik kelompok tani

dengan kekompakan sangat tinggi dan

mudah berkumpul.

48 Maria Ansela

Sudi dan

Hartati

Sulistyo Rini

(2018)

Kemiskinan Dan

Perilaku Konsumtif

Masyarakat Petani

Cengkeh

Kemiskinan akibat

dari kekurangan

lahan pertanian

Mengetahui fenomena

kemiskinan dan perlaku

konsumtif masyarakat petani

Hasil penelitian ini menemukan bahwa

masyarakat Watumite memiliki

pandangan sendiri mengenai kemiskinan

antara lain jika tidak bisa

menyelenggarakan pesta, tidak bisa

menyekolahkan anak, dan tidak memiliki

rumah batu

49 Fatimah

Azzahra

(2012)

Pengaruh

Modernisasi

Terhadap Kehidupan

Sosial-Ekonomi

Masyarakat Tani

Pedesaan

Modernisasi

pertanian

menganalisis pengaruh

modernisasi terhadap

kehidupan sosial-ekonomi

masyarakat tani pedesaan dan

sikap masyarakat tani dalam

menghadapi modernisasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Terdapat perbedaan pada kehidupan

sosial-ekonomi masyarakat tani pedesaan

sebelum dan sesudah terjadinya

modernisasi. Modernisasi pertanian

menyebabkan perubahan pada kehidupan

sosial-ekonomi masyarakat tani

Page 192: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

202

pedesaan.

50 Edy Marsudi

(2011)

Identifikasi Sistem

Kerja Sama Petani

Dan Pemilik tanah

dalam kaitannya

dengan pemerataan

pendapatan petani

padi sawah beririgasi

Sama meneliti

tentang kerja sama

masyarakat petani

dapat mengurangi

biaya

Untuk mengetahui jenis

kerjasama yang mampu

menciptakan pendapatan yang

adil dan lebih baik

distribusi tidak hanya untuk

petani tetapi juga untuk

pemilik lahan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Sistem Mawah Tipe II lebih mampu

memberikan penghasilan lebih besar

proporsi dan menciptakan distribusi

pendapatan yang adil dan lebih baik

untuk petani dan pemilik tanah dari pada

dua sistem lainnya

51 Valeriana

Darwis (2012).

Kajian Analisis

Usahatani

Penggunaan Pupuk

Organik Non

Komersial Terhadap

Hasil Dan

Pendapatan Petani

Padi

Tata cara mengelola

pertanian

Menganalisis pendapatan

usahatani dan faktor-faktor

yang mempengaruhi produksi

padi.

Para petani masih mengelola pertanian

mereka secara tradisional, akibahrya

tingkat pendapatan dan kesejahteraan

mereka pun tidak pernah naik.

52 Fauziah

Taqwarini

(2018)

Perubahan sosial

budaya rumah

tangga petani

Masyarakat petani Faktor-faktor yang

mempengaruhi perubahan

sosial budaya rumah tangga

petani,

Faktor-faktor yang mempengaruhi

perubahan sosial budaya rumah tangga

petani di Dusun Kembang dipengaruhi

oleh inovia teknologi dan difusi

kebudayaan.

53 Nunik

Syamsyiah

(2007)

Deskripsi Tentang

Kehidupan

Masyarakat Petani

Sama-sama meneliti

tentang sistem nilai

kekerabatan

masyarakat petani

Untuk mendeskripsikan

perubahan sosial pada

masyarakat petani

sistem kerja kegotong-royong dengan

suka rela menjadi dipekerjakan kepada

buruh, toleransi dan keakraban yang

terjalin antara anggota masyarakatpun

semakin berkurang dan perubahan dari

kelompok tani

Page 193: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

203

54 Berkat dan

Revi Sunaryati

(2015)

Analisis Kepuasan

Petani Terhadap

Kegiatan

Penyuluhan

Pertanian

Sama-sama meneliti

tentang kegiatan

penyuluhan

pertanian

Untuk mengetahui kepuasan

petani terhadap kegiatan

penyuluhan pertanian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kepuasan petani tentang extesion

kegiatan usaha tani telah puas kategori.

Dimensi dari kualitas layanan yang nyata,

keandalan, responseiveness, jaminan dan

empati, adalah korelasi positif dengan

kepuasan petani

55 Ati

Musaiyaroh

(2016)

Pertanian sebagai

kearifan lokal

propinsi Jawa timur:

pendekatan vector

Autoregression (var)

Sama-sama meneliti

tentang pertanian

Tingkat keterpengaruhan dari

kearifan lokal provinsi

Jawa Timur yang merupakan

daerah agraris.

hasil penelitian menunjukkan bahwa

variabel yang memiliki kontribusi

terbesar tehadap produktivitas padi

adalah jumlah penduduk Jawa Timur

56 Jakaria S.

Masuku (2017)

Interaksi Sosial:

Studi Kasus

Perubahan Sosial

Sama-sama meneliti

tentang perubahan

yang terjadi pada

masyarakat petani

Untuk mendeskripsikan proses

perubahan sosial yang terjadi

pada petani Jawa dan petani

lokal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

interaksi yang dibangun antara etnis Jawa

dan etnis lokal membawa perubahan

terhadap petani Jawa dan masyarakat

Mangoli. Dampak interaksi di kalangan

etnis jawa yaitu dapat bertani di atas

lahan masyarakat lokal. Sedangkan

dampak untuk etnis lokal yaitu

memperoleh pengalaman dalam

berusahatani. Fakta tersebut

menunjukkan adanya perubahan sosial

sebagai akibat interaksi.

57 Mohammad

Mulyad

(2015).

Perubahan sosial

masyarakat agraris

ke masyarakat

industri dalam

Sama-sama meneliti

tentang perubahan

yang terjadi

masyarakat petani

Untuk mengetahui perubahan

sosial yang terjadi pada

masyarakat agraris ke

masyarakat industri dalam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

proses perubahan dapat menuju ke arah

kemajuan di mana dapat

menguntungkan serta meningkatkan

Page 194: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

204

pembangunan

masyarakat

pembangunan masyarakat di

Kecamatan Tamalate Kota

Makassar

kesejahteraan sosial masyarakat. Namun,

tidak menutup kemungkina perubahan

dapat berupa kemunduran di mana

dapat merugikan kehidupan sosial

masyarakat yang biasanya tidak

dikehendaki. Kesemua perubahan-

perubahan tersebut membawa dampak

yang berbeda-beda bagi kehidupan

masyarakat.

58 Thopilus

Aisnak (2018)

Strategi Pemerintah

Desa Dalam

Pemberdayaan

Masyarakat Tani

Sama-sama meneliti

tentang upaya

pemerintah untuk

memberdayakan

masyarakat tani

Mengetahui tentang penerapan

strategi pemerintah desa dalam

pemberdayaan masyarakat tani

di Desa Banjarejo

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemerintah desa hanya memiliki strategi

yang berorientasi pada infrastruktuktur

seperti pembuatan Jalan menuju

Sawah/kebun dan kegiatan penyuluhan

pertanian. Namun pemerintah desa belum

memiliki strategi dalam penguatan

kapasitas kelompok tani dalam

pengelolaan potensi alam yang tersedia di

desa banjarejo untuk kesejahteraan

petani.

59 Suharyanto

dkk (2015)

Faktor Penentu Alih

Fungsi Lahan Sawah

Di Tingkat Rumah

Tangga Petani

Sama-sama meneliti

tentang faktor yang

terjadi pada

masyarakat petani

akibat dari padatnya

lahan sawah

mengidentifikasi faktor-faktor

penyebab alih fungsi lahan

sawah di tingkat wilayah dan

rumah tangga petani.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju

pertumbuhan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) non pertanian, produksi

padi, penduduk, hotel dan akomodasi

lainnya dan Nilai Tukar Petani (NTP)

memberikan pengaruh nyata terhadap

laju konversi lahan sawah. Adanya

peraturan daerah terkait Rencana Tata

Page 195: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

205

Ruang Wilayah (RTRW) juga tidak

berpengaruh terhadap laju alih

60 Iskandar

Hamid dkk

(2018)

Alih Fungsi Lahan

Dan Perubahan

Struktur Okupasi

Sama-sama meneliti

tentang dampak dari

padatnya lahan

pertanian

Penelitian ini Mengidentifikasi

sifat dari alih fungsi lahan yang

menyebabkan perubahan

struktur okupasi petani yang

terjadi di Desa Namlea dan

menganalisis faktor yang

mempengaruhi petani akibat

proses urbanisasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Proses pengkotaan yang terjadi tidak

serta merta hanya terjadi pada masalah

lahan pertanian, perubahan alih fungsi

lahan dan kepemilikan, pergeseran

struktur okupasi serta perubahan sosial

ekonomi petani menjadi permasalahan

penting dari apa yang bisa kita lihat di

Desa Namlea.

61 Siti Latifah

(2013)

Perkembangan Kota

Pinggiran

(Dampak Alih

Fungsi Lahan

Pertanian menjadi

Perumahan Elit )

Sama-sama meneliti

tentang lahan

pertanian

Penelitian ini lebih ke

mengetahui dampak alih fungsi

lahan petanian menjadi

perumahan elit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

perkembangan kota pinggiran Gunung

Anyar Tambak semakin berkembang.

Mulai dari adanya pembangunan jalan,

penerangan jalan, perumahan elit dan

pusat study pelayaran yang dibangun

secara bertahap. Dampak yang muncul

akibat pembangunan perumahan, bagi

masyarakat setempat memberikan

pengaruh positif dibidang ekonomi,

peluang usaha banyak muncul setelah

pembangunan daerah Gunung Anyar

Tambak. Hubungan masyarakat asli

dengan masyarakat perumahan tidak erat,

selain itu kerja sama mulai memudar

dengan adanya persaingan usaha yang

ada di lingkungan Gunung Anyar

Page 196: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

206

Tambak. Kondisi demikian menjadikan

masyarakat kampung semakin

terpinggirkan dengan adanya perumahan

elit yang ada di Gunung Ayar Tambak.

62 Dhanang Eka

Putra (2017)

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

petani dalam

melakukan alih

fungsi lahan

Sama-sama

meneneliti tentang

masyarakat petani

dan lahan pertanian

Mengestimasi faktor-faktor

yang mempengaruhi petani

dalam mengalih fungsikan

lahan sawah digunakan analisis

regresi logistik

Hasil menunjukkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi keputusan petani

untuk melakukan alih fungsi lahan

dipengaruhi oleh tingkat umur dan

produktivitas lahan. Luas lahan yang

mengalami alih fungsi lahan paling

banyak adalah dibawah 0,5 hektar dan

penggunaan hasil dari alih fungsi lahan

adalah untuk bangun rumah, ditabung,

membeli rumah, modal bengkel, biaya

sekolah anak, buat kosan, membeli sawah

kembali dan memperbaiki rumah.

63 Hossaimah,

Slamet Subari

(2017)

Percepatan Alih

Fungsi (Konversi)

Lahan Pertanian Ke

Non Pertanian

Sama meneliti

tentang fungsi lahan

pertanian dan

pedapatan petani

Menganalisis perkembangan

alih fungsi lahan dari tahun

2006-2016 dan menganalisis

hubungan faktor ekonomi,

faktor sosial dan peran

pemerintah terhadap alih

fungsi lahan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

selama tahun 2009-2015 terjadi

perubahan fungsi lahan tegal menjadi

pemukiman pada tahun 2011 sebesar 1,46

Ha untuk tempat tinggal, tempat usaha

dan layanan umum. Faktor - faktor yang

memiliki hubungan dengan alih fungsi

lahan yaitu produktivitas lahan;

peruntukan lahan, asal lahan, perubahan

perilaku, hubungan lahan dengan

pemilik; dan pengurusan izin. Saran dari

penelitian ini adalah memberikan arahan

Page 197: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

207

tentang pentingnya pertanian agar tetap

eksis; Penegasan mengenai aturan tata

guna lahan batas (land use); Mempersulit

izin bagi mereka yang akan mengalih

fungsi lahan pertanian ke non pertanian

64 Puji hardati

(2013)

Pertumbuhan

penduduk dan

struktur

lapangan pekerjaan

di jawa tengah

Pertumbuhan

penduduk

Pertumbuhan dan struktur

lapangan pekerjaan penduduk

di Jawa Tengah

Hasil analisis menunjukkan bahwa

selama lima dasa warsa terakhir angka

pertumbuhan penduduk di Jawa Tengah

telah mengalami penurunan yang cukup

signifikan. Meskipun angka pertumbuhan

mengalami penurunan sampai mencapai

kurang dari satu persen setiap tahun,

masih terjadi peningkatan angka

pengangguran terbuka.

65 Magdalena

Sitindaon

(2017)

Analisis Potensi

Ekspor Hasil

Pertanian Tanaman

Pangan di

Kabupaten Pati

Hasil pertanian Menganalisis potensi ekspor

hasil pertanian tanaman pangan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

komoditi pertanian tanaman pangan di

Kabupaten Pati yang berpotensi ekspor

yaitu tanaman ubi kayu dan kacang hijau

66 Arum

Siwiendayanti

(2011)

Keterlibatan dalam

aktivitas pertanian

dan keluhan

kesehatan wanita

usia subur

Aktivitas pertanian

masyarakat petani

Menganalisis praktek

keterlibatan dalam aktivitas

pertanian dan keluhan

kesehatan pada wanita usia

subur (WUS) di daerah

pertanian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari

praktek keterlibatan dalam aktivitas

pertanian, wus di daerah tergolong rentan

terhadap pajanan pestisida. Simpulan

penelitian, dilihat dari keluhan kesehatan

secara subyektif dan pemeriksaan kondisi

kesehatan secara umum, belum ada

gangguan kesehatan/penyakit serius yang

dialami oleh wus secara subyektif, namun

Page 198: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

208

telah ditemukan 20 wus yang mengalami

kejadian gangguan fungsi hati.

67 Asma Luthf

(2010)

Akses dan kontrol

perempuan petani

penggarap pada

Lahan pertanian ptpn

ix kebun merbuh

Petani penggarap

pada lahan pertanian

Menjelaskan tentang akses dan

kontrol perempuan petani

penggarap pada lahan PTPN

IX

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

akses dan kontrol perempuan petani

penggarap pada lahan PTPN IX masih

lemah jika dibandingkan dengan laki-

laki, meski mereka memainkan banyak

peran domestik dan publik. Kondisi ini

membuat perempuan masih terpinggirkan

dalam produski pertanian serta masih

mengalami beban ganda dalam

kehidupan mereka.

68 Grita Gusti

Gandi

(2017

Jaringan sosial

petani d

Alam sistem ijon

pada pertanian di

Desa pagenteran

kecamatan pulosari

kabupaten

pemalang

Masyarakat petani mengetahui jaringan sosial pet

ani dalam

pelaksanaan sistem ijon pada

masyaraka

Hasil penelitan menunjukkan bahwa

Mekanisme berjalannya sistem ijon

diawali dengan peminjaman dalam

petani kepada tengkulak yang

membuat terjadinya keterikatan pada

setiap aktor. Keterikatan yang terjadi

dalam sistem ijon adalah keterikatan

ekonomi dan keterikatan

budaya

69 Wahyu (2011) Adaptasi petani di

kalimantan selatan

Masyarakat petani Mengkaji antropologi

transmigrasi, terutama tentang

kemampuan adaptif

transmigran di lokasi baru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kemampuan adaptif transmigran tidak

hanya dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan hidup fisik tempat baru yang

ditinggali, juga darimana mereka berasal

tetapi juga oleh faktor-faktor sosial

ekonomi dan budaya yang telah menjadi

Page 199: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

209

bagian hidup mereka.

70 Juhadi (2013) Sistem pertanian

kebun campuran

berkelanjutan

berbasis teknologi

tradisional

Teknologi pertanian Peran masyarakat lokal dalam

pengelolaan

sumberdaya lahan

Hasil penelitian menunjukan bahwa

keberadaan repong damar sangat

berhubungan erat dengan teknologi

(tradisional) yang dimiliki, dipahami dan

dipraktekkan oleh penduduk setempat

secara turun temurun. Segala hal yang

berkaitan dengan pemanfaatan dan

pengelolaan repong damar

dilakukan berdasarkan perhitungan dan

pertimbangan secara teliti, terutama

dalam perolehan lahan, penanaman,

perawatan, dan pemanenan hasil sehingga

repong damar terus dapat memberikan

kontribusi baik secara ekonomis maupun

ekologis.

71 Yulianto

(2013)

Analisis keputusan

tenaga kerja

perdesaan

melakukan

Migrasi sektoral di

luar pertanian

Sektor pertanian dan

jumlah tenaga kerja

Fenomena migrasi sektoral

tenaga kerja perdesaan usia

produktif yang didominasi oleh

arus migrasi dari sektor

pertanian ke sektor di luar

pertanian dapat dikatakan

sudah merata terjadi di wilayah

Jawa Tengah

Hasil penelitian menunjukkan dan

menjelaskan alasan tenaga kerja

perdesaan usia produktif melakukan

migrasi sektoral di luar pertanian.

72 Yana Puspita

Kristiana

(2015)

Analisis pengeluaran

pemerintah, tenaga

kerja dan

Kebijakan renstra

Sektor pertanian faktor diatas terhadap PDRB

sektor pertanian di Provinsi

Jawa Tengah.

Hasil analisa data

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Variabel pengeluaran pemerintah sektor

pertanian (EXPD) berpengaruh positif

signifikan

Page 200: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

210

terhadap pdrb sektor

pertanian

menunjukkan variabel

pengeluaran pemerintah,

tenaga kerja sektor pertanian

dan kebijakan RENSTRA

DIRJEN Prasarana dan Sarana

Pertanian berpengaruh

terhadap PDRB

sektor pertanian

terhadap PDRB sektor pertanian di

Provinsi Jawa

Tengah tahun 2008 – 2013. Serta variabel

tenaga

kerja sektor pertanian (TK) berpengaruh

negatif

signifikan terhadap PDRB sektor

pertanian di Provinsi Jawa Tengah tahun

2008-2013. Dan kebijakan RENSTRA

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana

Pertanian pada periode 2005-2010 dan

2011-2014 mempunyai pengaruh

terhadap PDRB sektor pertanian di

Provinsi Jawa Tengah 2008 – 2013

73 Pukuh Ariga

Tri Yanutya

(2013)

Analisis pendapatan

petani tebu Di

kecamatan jepon

kabupaten blora

Pendapatan

masyarakat petani

Memberikan

sumbangan informasi dan

rekomendasi dalam kegiatan

usahatani tebu di Kecamatan

Jepon Kabupaten Blora.

Hasil penelitian diperoleh menunjukan

bahwa secara bersama-sama luas lahan,

modal, biaya tenaga kerja, tingkat

pendidikan, umur, dan harga berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

pendapatan petani tebu di Kecamatan

Jepon dibuktikan dari hasil uji F sebesar

11,45156 dan nilai prob. F-hitung

(0,000000) < alpha 10 %. Nilai R2 =

0,593809 berarti bahwa 59,3809 persen

kemampuan variasi himpunan variabel

bebas (independen) yang digunakan

dalam model ini dapat menjelaskan

variasi pendapatan petani tebu di

Page 201: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

211

Kecamatan Jepon.

74 Ratna

Tunjungsari

(2014)

Analisis Produksi

Tebu Di Jawa

Tengah

Luas lahan pertanian

mempengaruhi

pendapatan petani

Luas lahan, pupuk dan tenaga

kerja sesuai dengan teori

sedangkan bibit tidak sesuai

dengan teori.

Hasil penelitian menunjukkan secara

statistik dapat diketahui bahwa pada

tingkat signifikansi 0,05 variabel luas

lahan, jumlah pupuk, dan jumlah tenaga

kerja yang dipakai mempunyai nilai

signifikansi (prob) lebih kecil dari 0,05

yang berarti bahwa ketiga variabel ini

secara statistik berpengaruh signifikan

terhadap jumlah produksi tanama tebu di

Jawa Tengah. Sementara itu, variabel

jumlah bibit (karena nilai signifikansinya/

prob lebih besar dari 0,05) secara statistik

tidak berpengaruh signifikan terhadap

jumlah produksi tebu.

75 Umi darojah

(2012)

Perubahan struktur

sosial ekonomi dari

ekonomi

Pertanian ke

ekonomi industri

Pertanian dan

masyarakat petani

Strukur sosial ekonomi

masyarakat Desa

Kubangwungu

Ketika masih berbasis

pertanian, m

Hasil penelitian menunjukan bahwa

masuknya industri ke desa membawa

pergeseran sosial ekonomi pada

masyarakat terutama kegiatan ekonomi

masyarakat Desa Kubangwungu dan

pendapatan masyarakat. Saran penulis

adalah para pengrajin dapat membina

sikap mental lingkungan masyarakat,

perlu dilakukan reorientasi konsep

penyuluhan, masyarakat lebih berhemat

dengan cara menabung.

76 Puji Hardati

(2014)

Respon Keluarga

Pemilik Sawah

Menganalisis

dampak dari involusi

Menelaah faktor-faktor

konversi lahan sawah yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

respon keluarga pemilik sawah

Page 202: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

212

Terhadap

Perlindungan Lahan

Pertanian Pangan

Berkelanjutan

pada petani dimiliki petani terhadap PLP2B tergolong negatif

(63,64%). Faktor-faktor konversi lahan

sawah yang dimilik diantaranya lokasi

lahan, kebutuhan ekonomi, kebutuhan

bangunan, pengetahuan keluarga pemilik

sawah, dan adanya pembangunan pabrik.

Kepadatan penduduk agraris di

Kabupaten Pemalang tergolong rendah,

dimana persebarannya hampir seluruh

wilayah di kabupaten tersebut memiliki

kepadatan penduduk kurang dari 13

jiwa/Ha.

77 Puji hardati

(2014)

Pola keruangan

keterkaitan sektor

pertanian dengan

non pertanian dan

Konsekuensinya

pada strategi

Penghidupan

rumahtangga di

kabupaten semarang

Menganalisis

kehidupan petani

akibat involusi

pertanian

Mengkaji Penghidupan Dan

Strategi Penghidupan Pada

Tingkat Rumahtangga petani

dan nonpetani

Hasil penelitian menunjukkan bahwa,

pada sektor pertanian dan nonpertanian

mempunyai pola mengelompok dan pola

acak. Pola mengelompok terjadi pada

kombinasi pertanian lahan kering

ruminansia dan lahan tegal perikanan

darat sedangakan Pada sektor non-

pertanian, pola mengelompok terjadi

pada tipe diversifikasi perdesaan

berasossiasi dengan industri menengah

besar, industri kecil rumahtangga, dan

perdagangan; pola acak terjadi pada tipe

diversifikasi perdesaaan berasosisasi

dengan pariwisata; keadaan tersebut

terkait dengan aksesibilitas wilayah yang

tinggi

Page 203: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

213

78 Puji Hardati

(2017)

Pengentasan

Kemiskinan Di

Perdesaan Studi

Kasus Pada Industri

Rumah Tangga

Bahan Bangunan Di

Kabupaten Boyolali

Kemiskinan pada

penduduk

Pengentasan kemiskinan

melalui kegiatan industri

rumah tangga bahan bangunan

di perdesaan diharapkan dapat

membantu mengurangi angka

pengangguran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

melalui kegiatan industri rumah tangga

bahan bangunan dapat membantu

pengentasan kemiskinan di perdesaan,

kegiatan tersebut dapat menyerap 1,19

persen dari jumlah penduduk usia kerja

yang ada di Kabupaten Boyolali. Dan

memberikan sumbangan terhadap

pendapatan keluarga sebesar 55,75

persen, serta 44,44 persen terhadap

pengeluaran keluarga.

79 Natalia dan

Puji Hardati

(2016)

Pengaruh Alih Guna

Lahan Sawah Ke

Non Sawah

Terhadap Perubahan

Matapencaharian

Dan Aset Keluargadi

Kecamatan Bawen

Menganalisis

penggunaan lahan

masyarakat petani

Untuk menentukan tingkat

penggunaan lahan pertanian

(ladang) ke non-pertanian

(padi)

Hasil penelitian menujukkan bahwa laju

transfer ke Bawen tertinggi di kabupaten

terjadi pada tahun 2007, yaitu sebesar

24,65% dan menurun lagi sebesar

10,99% pada tahun 2010. Tingkat

transfer ke desa Samban yaitu sebesar

7,90%, sementara menggunakan

perubahan tarif di Sub Harjosari yaitu

9,83%.

80 Puji hardati

(2014)

Struktur mata

pencaharian

penduduk dan

diversifikasi

Perdesaan di

Kecamatan Tengaran

Kabupaten

Semarang

menganalisis mata

pencaharian

penduduk pendesaan

Untuk mengetahui sturktur

mata pencaharian penduduk

dan diversifikasi perdesaan di

Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang

Hasil penelitian menujukkan bahwa

Sektor pertanian masih menjadi

primadona dalam kegiatan perdesaan.

Sudah ada pergeseran ke sektor industri

dan jasa, walaupun angkanya sangat

kecil. Sektor jasa yang dominan adalah

buruh industri, bangunan, dan angkutan.

Diversifikasi perdesaan telah

Page 204: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

214

berlangsung, dengan indeks diversifikasi

sebesar 4,4. Secara spatial indeks

diversifikasi tidak sama atau sangat

beragam. Desa-desa dengan struktur mata

pencaharian yang beragam memiliki

indeks diversifikasi lebih tinggi.

Page 205: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

162

Page 206: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

163

Page 207: MODERNISASI DALAM INVOLUSI PERTANIAN PADA …lib.unnes.ac.id/35157/1/UPLOAD_ROSTATI.pdf · 2020. 3. 9. · vi ABSTRACT Rostati, 2019. “modernisasi dalam involusi pertanian pada

164