moderasi lingkungan 3.pdf

13
459 TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 Orientasi Pasar, Moderasi Dinamika Lingkungan pada Efek Strategi Bersaing terhadap Kinerja Alamat Korespondensi: [email protected], Fakultas Ekonomi Universi- tas Haluoleo, Jl. HEA Mokodompit Kendari Sultra 085241614106 459 Orientasi Pasar, Moderasi Dinamika Lingkungan pada Efek Strategi Bersaing terhadap Kinerja (Studi pada Industri Kecil Menengah Tenun di Sulawesi Tenggara) Rosnawintang Fakultas Ekonomi Universitas Haluoleo Kendari Ubud Salim, Armanu, Mintarti Rahayu Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang Abstract: The objective of research is to measure and to analyze the effect of market orientation on compet- ing strategy, competing strategy on performance, market orientation on performance, and environmental dynamic moderation in the competing strategy on performance at weaving small-middle industries at Southeast Sulawesi. Research object is that the weaving small-middle industries (SMI’s) at Southeast Sulawesi. Data type is primary data. The population of the weaving SMI’s is 219 units. Sampling technique is Saturation Sampling. There are 202 units of questionnaire but only 2 are unused. Therefore, the popula- tion to analyze is 200 units spread throughout five districts/towns at Southeast Sulawesi. The analysis tool is Structural Equation Model with Amos 16 Program. The findings of the study show that increasing performance of the SMIs in Southeast Sulawesi is done directly through market orientation effectiveness and indirectly done through proper competitive strategy application. The environment dynamics strength- ens the appropriateness of competitive strategy to increase the performance of the weaving SMIs in South- east Sulawesi. The market effectiveness of market orientation done through customers’ orientation with competitive strategy through product differentiation has increased the performance of the weaving SMIs. The appropriate application of competitive strategy suitable with environment dynamic through the inten- sity of competition encourages the increase of performance at the market share extension of the weaving SMIs in Southeast Sulawesi. Keywords: market orientation, environmental dynamics, competitive strategy, performance Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur dan menganalisis: pengaruh orientasi pasar terhadap strategi bersaing dan kinerja, strategi bersaing terhadap kinerja, serta moderasi dinamika lingkungan pada strategi bersaing terhadap kinerja pada industri kecil menengah (IKM) tenun di Sulawesi Tenggara. Objek penelitian adalah IKM tenun di Sultra. Jenis data adalah data primer. Jumlah populasi IKM tenun sebanyak 219 unit. Teknik sampling menggunakan Sampling Jenuh. Jumlah kuisioner yang kembali 202 unit, ada dua yang tidak dapat digunakan sehingga jumlah populasi yang dianalisis sebanyak 200 unit yang tersebar pada lima kabupaten/kota di Sultra. Alat analisis menggunakan SEM (Structural Equation Model) dengan Program Amos 16. Hasil penelitian menemukan bahwa, peningkatan kinerja IKM tenun di Sultra dilakukan secara langsung melalui efektivitas orientasi pasar dan secara tidak langsung melalui penerapan strategi bersaing yang tepat. Dinamika lingkungan memperkuat ketepatan penerapan strategi bersaing untuk meningkatkan kinerja IKM tenun di Sultra. Efektivitas orientasi pasar dilakukan melalui orientasi pelanggan dengan strategi bersaing melalui diferensiasi produk telah meningkatkan kinerja IKM tenun. Ketepatan penerapan strategi

Transcript of moderasi lingkungan 3.pdf

  • 459TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241

    Orientasi Pasar, Moderasi Dinamika Lingkungan pada Efek Strategi Bersaing terhadap Kinerja

    Alamat Korespondensi:[email protected], Fakultas Ekonomi Universi-tas Haluoleo, Jl. HEA Mokodompit Kendari Sultra 085241614106

    459

    Orientasi Pasar, Moderasi Dinamika Lingkunganpada Efek Strategi Bersaing terhadap Kinerja

    (Studi pada Industri Kecil Menengah Tenun di Sulawesi Tenggara)

    RosnawintangFakultas Ekonomi Universitas Haluoleo Kendari

    Ubud Salim, Armanu, Mintarti RahayuProgram Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang

    Abstract: The objective of research is to measure and to analyze the effect of market orientation on compet-ing strategy, competing strategy on performance, market orientation on performance, and environmentaldynamic moderation in the competing strategy on performance at weaving small-middle industries atSoutheast Sulawesi. Research object is that the weaving small-middle industries (SMIs) at SoutheastSulawesi. Data type is primary data. The population of the weaving SMIs is 219 units. Sampling techniqueis Saturation Sampling. There are 202 units of questionnaire but only 2 are unused. Therefore, the popula-tion to analyze is 200 units spread throughout five districts/towns at Southeast Sulawesi. The analysis toolis Structural Equation Model with Amos 16 Program. The findings of the study show that increasingperformance of the SMIs in Southeast Sulawesi is done directly through market orientation effectivenessand indirectly done through proper competitive strategy application. The environment dynamics strength-ens the appropriateness of competitive strategy to increase the performance of the weaving SMIs in South-east Sulawesi. The market effectiveness of market orientation done through customers orientation withcompetitive strategy through product differentiation has increased the performance of the weaving SMIs.The appropriate application of competitive strategy suitable with environment dynamic through the inten-sity of competition encourages the increase of performance at the market share extension of the weavingSMIs in Southeast Sulawesi.

    Keywords: market orientation, environmental dynamics, competitive strategy, performance

    Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur dan menganalisis: pengaruh orientasi pasar terhadapstrategi bersaing dan kinerja, strategi bersaing terhadap kinerja, serta moderasi dinamika lingkungan padastrategi bersaing terhadap kinerja pada industri kecil menengah (IKM) tenun di Sulawesi Tenggara. Objekpenelitian adalah IKM tenun di Sultra. Jenis data adalah data primer. Jumlah populasi IKM tenun sebanyak 219unit. Teknik sampling menggunakan Sampling Jenuh. Jumlah kuisioner yang kembali 202 unit, ada dua yangtidak dapat digunakan sehingga jumlah populasi yang dianalisis sebanyak 200 unit yang tersebar pada limakabupaten/kota di Sultra. Alat analisis menggunakan SEM (Structural Equation Model) dengan ProgramAmos 16. Hasil penelitian menemukan bahwa, peningkatan kinerja IKM tenun di Sultra dilakukan secaralangsung melalui efektivitas orientasi pasar dan secara tidak langsung melalui penerapan strategi bersaingyang tepat. Dinamika lingkungan memperkuat ketepatan penerapan strategi bersaing untuk meningkatkankinerja IKM tenun di Sultra. Efektivitas orientasi pasar dilakukan melalui orientasi pelanggan dengan strategibersaing melalui diferensiasi produk telah meningkatkan kinerja IKM tenun. Ketepatan penerapan strategi

  • Rosnawintang, Ubud Salim, Armanu dan Mintarti Rahayu

    Nama Orang JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2012 460

    bersaing yang sesuai dengan dinamika lingkungan melalui intensitas persaingan mendorong meningkatnyakinerja pada perluasan pangsa pasar IKM tenun di Sulawesi Tenggara.

    Kata Kunci: orientasi pasar, dinamika lingkungan, strategi bersaing, kinerja

    Era perdagangan bebas menjadi peluang dan tantang-an bagi pelaku usaha untuk mendorong peningkatankinerja dan peran IKM dalam perekonomian nasionaldalam menciptakan pasar baik di dalam maupun diluar negeri. Namun IKM masih mengalami banyakpermasalahan klasik yang tidak jauh berbeda denganIKM di tingkat nasional. Di Sulawesi Tenggara,permasalahan utama IKM adalah rendahnya tingkatpendidikan dimana 34,2% berpendidikan lanjutan danhanya 6% yang sempat mengenyam pendidikan tinggi.Dari aspek akses terhadap sumber daya, sebagianbesar mengandalkan modal dari keluarga dan modalsendiri. Dari aspek pemasaran, masih terbatas padapasar lokal. Selain itu, IKM juga sebagian besar masihmemanfaatkan teknologi yang sederhana atautradisional (Bank Indonesia Cabang Kendari, 2008).

    Konsekuensi atas permasalahan IKM tersebutberdampak pada aspek pemasaran yang sifatnyalokal, kualitas produk yang standar dan pada akhirnyaberdampak pada capaian kinerja yang rendah. Berba-gai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan kinerjaIKM baik secara lokal maupun nasional sampai padakebijakan keberpihakan pemerintah melalui undang-undang. Namun IKM hingga saat ini belum menun-jukkan kinerja yang optimal. Permasalahan rendahnyakinerja UKM dan bagaimana solusi meningkatkankinerjanya menjadi alasan masih pentingnya dilakukankajian tentang kinerja UKM yang lebih komprehensif.Bila dikaji secara mendalam, peningkatan kinerja IKMdapat dilakukan dengan memperhatikan beberapaaspek antara lain: orientasi pasar, strategi bersaingdan dinamika lingkungan persaingan.

    UKM dalam perkembangannya selain meng-andalkan kemampuan produksi, juga penting mengarahkepada mekanisme pasar yang terjadi. Praktik mar-ket oriented bagi UKM ini memperhatikan minat dankebutuhan konsumennya, meskipun demikian orientasipasar belum menjadi budaya bisnis yang terinteraksipada kebanyakan UKM, padahal yang menjadi masa-lah utama bagi keberlanjutan UKM adalah kurangnyakemampuan dalam mengakses pasar. Untuk menge-

    tahui persoalan pemasaran yang dihadapi, parapengusaha kecil, pemerintah perlu mengetahui levelof market orientation yang dilakukan pengusahakecil tersebut. Dalam perkembangannya, UKM tidakhanya berorientasi pasar domestik, tetapi harus dapatberorientasi global yang menekankan pada kepuasankonsumen guna meningkatkan kinerja (Nunuk, 2011).

    Perusahaan yang berorientasi pasar, untuk berta-han hidup di lingkungan yang dinamis dengan tingkatpersaingan yang tinggi sangat membutuhkan strategidalam bersaing. Hal ini berlaku juga untuk usaha kecilmenengah yang semakin hari semakin menghadapipersaingan yang ketat (Slater, 2000). Perubahan ling-kungan yang cepat, mekanisme pasar yang semakinterbuka, kompetitif, dan penguasaan pasar merupakantantangan yang harus dijawab dengan pendekatanorientasi pasar. Kotler (2002) mengemukakan bahwauntuk memenangkan persaingan, perusahaan harusmenyusun strategi yang berorientasi pada proses ma-najerial dalam mengembangkan dan mempertahankankesesuaian antara tujuan usaha, skill, sumberdaya danperubahan tantangan pasar.

    Berdasarkan uraian aspek-aspek penting terkaitdengan keberhasilan perusahaan, maka usaha untukmencapai kinerja yang lebih tinggi bagi industri kecilmenengah sesungguhnya dapat dilakukan melaluipendekatan orientasi pasar (Narver & Slater) danmenetapkan strategi bersaing (Porter) yang efektifpada lingkungan yang dinamis. Masih relatif terbatas-nya kajian empiris tentang pengaruh secara bersama-sama orientasi pasar dengan strategi bersaing dalammeningkatkan kinerja IKM serta pengaruh dinamikalingkungan secara langsung terhadap kinerja tidaksignifikan, maka penelitian ini mencoba menggunakanlingkungan sebagai moderasi pada strategi bersaingterhadap kinerja untuk membuktikan kembali hasilpenelitian Hashim, Wafa dan Sulaiman (2001) padaIKM tenun di Sultra. Berdasarkan hal tersebut, makapenelitian ini bertujuan untuk mengukur dan meng-analisis pengaruh orientasi pasar, strategi bersaing dandinamika lingkungan dalam meningkatkan kinerja IKMtenun di Sultra.

  • 461TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241

    Orientasi Pasar, Moderasi Dinamika Lingkungan pada Efek Strategi Bersaing terhadap Kinerja

    Orientasi pasar oleh Narver & Slater (orientasipelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi antarfungsi) berhubungan erat dengan strategi bersaing(strategi diferensiasi, biaya rendah, fokus dan kinerjapengiriman). Menguec, et al., 2007 mengatakan bah-wa orientasi pasar (market orientation, MO) harusmemiliki pengaruh positif terhadap strategi diferen-siasi, mendukung Day (1988) bahwa perusahaanberbasis pasar mencapai skor tertinggi pada strategiinovatif (diferensiasi). Homburg, et al. (2004) mene-mukan bahwa MO berhubungan erat dengan strategidiferensiasi, sejalan dengan Narver & Slater, 1990.Pelham & Wilson (1996) berpendapat bahwa pening-katan penggunaan strategi diferensiasi di perusahaan-perusahaan kecil akan berpengaruh positif pada MOsehingga, MO penting bagi suatu organisasi yang inginmenekankan strategi diferensiasi. Porter (1980) ber-pendapat bahwa strategi diferensiasi membutuhkankoordinasi antar fungsi yang kuat. Jika strategi inidilakukan pada perusahaan yang intensitas asetnyarendah adaptasi dan tanggapan lebih cepat padaperubahan pasar. Hasil penelitian Menguec, et al.(2007) juga melihat bahwa MO berhubungan positifdengan strategi diferensiasi pemasaran dan inovasi,tetapi tidak pada strategi biaya rendah.

    Grinstein (2008) menemukan bahwa MO sangatberkorelasi positif dengan orientasi strategis (orientasibelajar, kewirausahaan, orientasi karyawan daninovasi). Hasil ini berarti bahwa MO berhubunganpositif dengan semua orientasi strategis. Narver, etal., 2004 dalam Grinstein (2008) mengatakan bahwaperusahaan yang berorientasi pasar sering berusahauntuk memenuhi kebutuhan laten pelanggannya.H1 : Semakin efektif orientasi pasar maka akan

    semakin tepat dalam menerapkan strategibersaing industri kecil menengah tenun di Sultra.

    Strategi bersaing Porter (strategi diferensiasi,biaya rendah, fokus dan pengiriman) berhubungan eratdengan kinerja (pertumbuhan penjualan, profit, aset,dan pangsa pasar). Strategi bersaing mempunyaipengaruh positif terhadap kinerja (Dess & Davis, 1984;Hambrick, 1983; Miller & Friesen, 1986; dalam Hom-burg, et al., 2004) sekaligus menganalisis dampaklangsung strategi diferensiasi produk premium padakinerja. Hasil penelitian Menguec, et al. (2007) jugamelihat bahwa MO berhubungan positif dengan

    strategi diferensiasi pemasaran dan inovasi, tetapitidak pada strategi biaya rendah. Strategi biaya rendahberhubungan positif signifikan terhadap kinerjaefisiensi (profit), tapi tidak pada kinerja efektivitas(pertumbuhan laba dan penjualan). Sedangkandiferensiasi pemasaran berhubungan positif dengankinerja efektivitas dan efisiensi.

    Ferdinand (2000) dalam Meike Supranoto, 2009)menyatakan bahwa kinerja pemasaran merupakanfaktor yang seringkali digunakan untuk mengukurdampak dari strategi yang diterapkan perusahaan.Strategi perusahaan selalu diarahkan untuk menghasil-kan kinerja pemasaran yang baik dan juga kinerjakeuangan yang baik. Perusahaan yang mampu men-ciptakan keunggulan bersaing akan memiliki kekuatanuntuk bersaing dengan perusahaan lainnya karenaproduknya akan tetap memiliki kekuatan untuk ber-saing dengan perusahaan lainnya karena produknyaakan tetap diminati pelanggan. Dengan demikiankeunggulan bersaing memiliki pengaruh positifterhadap peningkatan kinerja pemasaran perusahaan.Beberapa indikator yang digunakan dalam menilaikinerja pemasaran adalah omzet penjualan, sales re-turn, jangkauan wilayah pemasaran, dan peningkatanpenjualan (Meike Supranoto, 2009).H2 : Semakin tepat dalam menerapkan strategi

    bersaing maka akan semakin tinggi kinerjaindustri kecil menengah tenun di Sultra

    Orientasi pasar (orientasi pelanggan, orientasipesaing dan koordinasi antar fungsi) berhubungan eratdengan kinerja (pertumbuhan penjualan, profit, aset,dan pangsa pasar). Operasional konsep pemasaransebagai suatu filosifi organisasi, dalam tindakankonkritnya, dilakukan melalui orientasi pasar yangbertujuan agar perusahaan memperoleh kinerja yangtinggi dalam jangka panjang melalui kepuasan pelang-gan sekalipun terjadi dalam industri. Seringkalidinyatakan bahwa orientasi pasar dapat digunakanuntuk memperbaiki kinerja bisnis. Dasar dari argu-mentasi ini adalah bahwa organisasi yang berorientasipasar secara terus-menerus akan selalu berusahauntuk mengetahui dan menanggapi kebutuhan danpreferensi konsumen agar perusahaan tersebut dapatselalu memenuhi kebutuhan para konsumennyasecara lebih baik dibandingkan para pesaingnya. Jikakonsumen merasa puas, pembelian yang akan terjadi

  • Rosnawintang, Ubud Salim, Armanu dan Mintarti Rahayu

    Nama Orang JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2012 462

    dan dalam jangka panjang kinerja perusahaan yangtercermin dalam laba yang diperoleh dapat tercapai.

    Sejalan dengan pemikiran tersebut di atas, adadugaan bahwa semakin tinggi orientasi pasar suatuorganisasi maka kinerjanya juga semakin tinggi.Penelitian yang memberikan dukungan empirik adanyahubungan positif antara orientasi pasar dengan kinerjabisnis antara lain adalah penelitian oleh Kohli &Jaworski (1990); Narver & Slater (1990, 1994);Ruekert (1992); Kumar, et al., 1994; Pelham & Wil-son (1996); Luo (1999); Homburg & Pflosser (2000);Langerak (2003); Tse, et al., 2003; Kevin (2005);Martin-Consuegra (2007); Panigyrakis (2007) danODweyer (2009); Han (1998); Deshpande (1999)dan Vitale, et al., 2002, yang menyatakan adahubungan positif dan signifikan antara orientasi pasardengan kinerja.H3 : Semakin efektif orientasi pasar maka akan

    semakin tinggi kinerja industri kecil menengahtenun di Sultra.

    Menurut Hashim, Wafa dan Sulaiman (2001)keefektifan strategi dapat dilihat dengan mengerti danmengetahui lingkungan perusahaan, sehingga strategibisnis harus sejalan dengan lingkungan organisasiapabila ingin kinerja organisasi baik. Dalam penelitian-nya, lingkungan diukur melalui dua dimensi yaitu,ketidakpastian lingkungan dan intensitas persaingan,serta strategi bisnis diukur dengan tiga strategi umumPorter. Temuannya bahwa, tiga strategi generik tidakhanya relevan pada perusahaan besar, tetapi juga padaSMEs di Malaysia. Selain itu, hubungan antara strategibisnis dan kinerja dimoderasi oleh lingkungan yangberarti bahwa perusahaan mengimplementasikanstrategi bisnis berdasarkan lingkungan.

    Porter (1985) menyatakan bahwa para pelakuusaha dalam menentukan strategi bersaing bertujuanmenghubungkan perusahaan dengan lingkungannya,baik lingkungan industri maupun lingkungan makro.Namun dinamika lingkungan industri jauh lebih pentingdan lebih menentukan aturan persaingan dibandingkandengan analisis lingkungan umum, karena dinamikalingkungan industri (pelanggan, pemasok, barangsubstitusi, pendatang baru dan pesaing dalam satuindustri) berpengaruh secara langsung terhadapperusahaan.

    Penelitian pentingnya dinamika lingkungan dalampeningkatan kinerja secara langsung telah dilakukan

    oleh Nuthal, 2001 dan Pelham, 1999 dalam Rahayu,2009; Nurhajati, 2004; pengaruh tidak langsung padakinerja oleh Miles, Covin & Heeley, 2000; Muryati,2004; Luo, 1999; serta lingkungan sebagai moderasiterhadap kinerja dilakukan oleh Hashim, Wafa &Sulaiman, 2001; Anand & Ward, 2004; Pelham, 1999.Anand dan Ward (2004) menemukan bahwa dinamikalingkungan dan mobilitas berpengaruh positif dansignifikan terhadap pangsa pasar dan pertumbuhanpenjualan.H4 : Semakin tepat penetapan strategi bersaing

    yang sesuai dengan dinamika lingkungan makastrategi tersebut akan semakin kuat dalammendorong meningkatnya kinerja industrikecil menengah tenun di Sultra.

    METODEPopulasi, Sampel dan Teknik PengambilanSampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh IKMtenun di Sultra Tahun 2011 sebanyak 219 unit usaha(Disperindag Sultra, 2010). Batasan populasi IKMberdasarkan versi Badan Pusat Statistik, yaitu memi-liki: Volume penjualan Rp 1 miliar; modal usahadiluar tanah dan gedung Rp 200 juta ke bawah;terdaftar/memiliki izin usaha; dan jumlah tenaga kerjasebanyak 5 s.d 99 orang.

    Teknik pengambilan sampel menggunakan Sam-pling Jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semuaanggota populasi digunakan sebagai sampel. Jumlahsampel dalam penelitian ini sebanyak 219 unit IKM.

    Teknik Pengukuran VariabelTeknik pengukuran variabel yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah mengukur tanggapanresponden berdasarkan skala Likert dengan skala 5point (1 sangat tidak setuju; 2 tidak setuju; 3netral/ragu; 4 setuju dan 5 sangat setuju) untukmasing-masing variabel. Untuk mengukur variabel-variabel yang dihipotesiskan digunakan modelpengukuran First order Confirmatory FactorAnalysis (1nd order CFA). Variabel-variabel teramati(observed variable atau manifest) diukur secaraempiris dan nilainya diperoleh dari responden melaluimetode pengumpulan data survey. Setiap pertanyaan

  • 463TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241

    Orientasi Pasar, Moderasi Dinamika Lingkungan pada Efek Strategi Bersaing terhadap Kinerja

    pada kuisioner mewakili sebuah variabel teramati yangdisebut indikator.

    Secara umum variabel dan jumlah indikatormasing-masing variabel sebagai berikut. Variabel orientasi pasar, X1 terdiri atas 3 indikator:

    orientasi pelanggan, orientasi pesaing, koordinasiantar fungsi, mengacu pada kuisioner penelitianNarver & Slater, yang telah dipergunakan olehLangerak (2003).

    Variabel strategi bersaing, Y1 terdiri atas 4indikator: strategi diferensiasi, biaya rendah, fokusdan pengiriman, mengacu pada strategi GenerikPorter yang telah dipergunakan oleh Allen &Helms (2006) dalam Henny (2009); penelitianRahayu (2009) serta pengiriman oleh Sarmientoet al., (2008) dalam Chi et al., 2009.

    Variabel dinamika lingkungan, X2 terdiri atas 2indikator: ketidakpastian dan intensitas persaing-an, mengacu dari konsep kekuatan-kekuatanutama yang mempengaruhi persaingan industriyang dikembangkan oleh Porter dalam Rahayu(2009).

    Variabel kinerja, Y2 terdiri atas 4 indikator:pertumbuhan penjualan, profit, aset, dan pangsapasar, mengacu pada penelitian yang dikembang-kan oleh Lee dan Tsang (2001) dalam Rahayu(2009) dan pangsa pasar dari penelitian Martin-Consuegra (2007).Alat AnalisisPenelitian ini menggunakan alat analisis Struc-

    tural Equation Modeling (SEM) dengan aplikasisoftware Analysis of Moment Structures (AMOS).Selanjutnya analisis dilengkapi penjelasan informasikualitatif dengan melakukan wawancara mendalamuntuk kedalaman analisis penelitian.

    Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh mode-rasi terhadap SEM digunakan metode interaksi

    (Cortina, et al., 2002; Kenny dan Judd, 1984 dalamGhozali, 2008:263; Ghozali, 2011:243), dengan caraperkalian antara dua indikator variabel laten eksogen.Untuk menghindari timbulnya multikolinieritas padavariabel independent, maka data diubah menjadimean-centered sebelum dianalisis, dengan mentrans-formasi data mentah menjadi selisih nilai dengan meanvariabel tersebut (data mentah dikurangi nilai rata-ratanya). Metode perhitungan pengaruh moderasimenggunakan metode Ping (1995) dalam Ghozali(2011: 24).

    HASILUji Validitas dan Reliabilitas

    Pengujian validitas dan reliabiltas instrumenpenelitian dilakukan dengan analisis faktor konfirma-tori. Indikator dari suatu variabel dikatakan valid jikamemiliki Factor Loading signifikan pada =5%.Suatu instrumen penelitian dikatakan valid unidimen-sional jika nilai GFI > 0.90, dan dikatakan reliabeljika nilai cronstruct reliability (rh) > 0.70. Berdasar-kan indikator tersebut, maka instrumen penelitian yangdigunakan valid unidimensional dan relibel, yaitu nilaiGFI > 0.90 dan cronstruct reliability (rh) > 0.70.

    Analisis Statistik InferensialFactors Loading

    Nilai estimasi Standardized Factor Loadingdan rata-rata setiap indikator masing-masing variabelpenelitian untuk setiap variabel faktornya dapat dilihatpada Tabel 2. Pada Tabel 2, variabel orientasi pasardirefleksikan oleh tiga indikator, yaitu orientasi pelang-gan, orientasi pesaing, dan koordinasi antarfungsi.Hasil analisis menunjukkan bahwa indikator orientasipelanggan merupakan indikator terpenting atau esti-masi Factor Loading dalam mengukur variabel

    Tabel 1. Ringkasan Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

    Variabel GFI Cronstruct Reliability () Keterangan Orientasi Pasar 1.000 0.738 Valid unidimensional dan Reliabel Dinamika Lingkungan 1.000 0.711 Valid unidimensional dan Reliabel

    Strategi Bersaing 0.977 0.723 Valid unidimensional dan Reliabel Kinerja IKM 0.999 0.702 Valid unidimensional dan Reliabel

    Sumber: Hasil Pengolahan Data

  • Rosnawintang, Ubud Salim, Armanu dan Mintarti Rahayu

    Nama Orang JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2012 464

    orientasi pasar (X1) terbesar yaitu sebesar 0.844 dannilai rata-rata persepsi responden pada orientasi pe-langgan juga merupakan nilai tertinggi. Artinya, bahwaorientasi pasar yang efektif diharapkan lebih banyakmerupakan orientasi pelanggan yang diikuti koordinasiantarfungsi dan orientasi pesaing. Responden sudahlebih fokus pada orientasi pelanggan, namun koordi-nasi antarfungsi masih perlu ditingkatkan.

    Variabel dinamika lingkungan direfleksikan olehdua indikator, yaitu ketidakpastian lingkungan dan ting-kat persaingan. Hasil analisis diperoleh rata-rataketidakpastian lingkungan dan tingkat persaingannilainya sama yaitu 4.19 serta factor loading tertinggiadalah tingkat persaingan (0.901). Hasil ini menunjuk-kan bahwa indikator tingkat persaingan merupakanindikator terpenting atau estimasi Factor Loadingdalam mengukur variabel dinamika lingkungan (X2)terbesar yaitu sebesar 0.901 sedangkan nilai rata-ratapersepsi responden pada tingkat persaingan samadengan indikator ketidakpastian lingkungan. Artinyabahwa responden selama ini mempersepsikan tingkatpersaingan sama pentingnya dengan ketidakpastianlingkungan.

    Variabel strategi bersaing direfleksikan olehempat indikator, yaitu strategi diferensiasi, biaya ren-dah, fokus dan pengiriman. Hasil analisis menunjukkanbahwa indikator diferensiasi merupakan indikator

    terpenting atau estimasi Factor Loading dalammengukur variabel strategi bersaing (Y1) terbesaryaitu sebesar 0.761 sedangkan nilai rata-rata persepsiresponden pada pengiriman, yang menunjukkan ada-nya urutan yang berbeda. Artinya bahwa penerapanstrategi bersaing yang tepat diharapkan lebih banyakmerupakan strategi diferensiasi yang diikuti strategibiaya rendah, fokus serta pengiriman. Namun respon-den lebih fokus pada pengiriman sehingga IKM tenunperlu meningkatkan strategi diferensiasi dalam me-ngelola bisnis secara profesional untuk meningkatkankinerjanya.

    Variabel kinerja IKM direfleksikan oleh empatindikator, yaitu peningkatan volume penjualan, keun-tungan, asset dan pangsa pasar. Hasil analisis menun-jukkan bahwa indikator pertumbuhan pangsa pasarmerupakan indikator terpenting atau estimasi FactorLoading dalam mengukur variabel kinerja IKM (Y2)terbesar yaitu sebesar 0.677. Namun berdasarkannilai rata-rata persepsi responden menunjukkan urutanyang berbeda yaitu pada peningkatan volume penjual-an sehingga belum sesuai dengan keinginan IKM te-nun di Sultra. Artinya bahwa, peningkatan kinerja yangtinggi diharapkan lebih banyak merupakan pertum-buhan pangsa pasar; yang diikuti oleh peningkatanvolume penjualan, keuntungan operasi serta pening-katan asset. Namun IKM tenun di Sultra masih lebih

    Tabel 2. Nilai Standardized Factor Loading dan Rata-Rata Setiap

    Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012

    Indikator Factor Loading Rata-Rata Orientasi Pasar

    Orientasi Pelanggan (X11) 0.844 4.35 Orientasi Pesaing (X12) 0.59 4.19 Koordinasi Antarfungsi (X13) 0.607 4.17

    Dinamika Lingkungan Ketidakpastian Lingk. (X21) 0.609 4.19 Tingkat Persaingan (X22) 0.901 4.19

    Strategi Bersaing Diferensiasi (Y11) 0.761 4.28 Biaya Rendah (Y12) 0.656 4.35 Fokus (Y13) 0.57 4.33 Pengiriman (Y14) 0.488 4.44

    Kinerja IKM Volume penjualan (Y21) 0.622 4.34 Keuntungan operasi (Y22) 0.529 4.23 Asset (Y23) 0.527 4.18 Pangsa pasar (Y24) 0. 677 4.18

  • 465TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241

    Orientasi Pasar, Moderasi Dinamika Lingkungan pada Efek Strategi Bersaing terhadap Kinerja

    banyak mendasarkan pada pertumbuhan volume pen-jualan sebagai aspek kinerjanya, sehingga perlu me-ningkatkan perhatian pada perluasan atau stabilitaspangsa pasar.

    Hasil Pengujian HipotesisPenelitian ini terdiri atas 4 hipotesis penelitian.

    Pengujian hipotesis dilakukan baik jalur pengaruhlangsung maupun jalur pengaruh tidak langsung danpengaruh moderator. Hasil analisis penelitian dapatdilihat pada Gambar 1 dan Tabel 3. Berdasarkan hasilpengujian model pada Gambar 1 dan Tabel 3, makadapat dikatakan bahwa keempat hipotesis pada peneli-tian ini menunjukkan hasil yang signifikan. Makna hasilpengujian hipotesis seperti pada Gambar 1 dan Tabel3, dapat dijelaskan sebagai berikut.Hipotesis 1: Semakin efektif Orientasi pasar maka

    akan semakin tepat dalam menerapkanstrategi bersaing pada IKM tenun diSultra

    Pengujian Hipotesis 1 menghasilkan bahwaOrientasi Pasar berpengaruh signifikan terhadap Stra-tegi Bersaing pada IKM tenun di Sulawesi Tenggarasecara langsung adalah diterima. Koefisien jalurpengaruh langsung standardized = 0.302 denganp_value = 0.002, dengan demikian diputuskan signifi-kan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruhsignifikan positif Orientasi Pasar terhadap StrategiBersaing secara langsung. Artinya, semakin efektif

    Orientasi Pasar maka semakin tepat dalam menerap-kan Strategi Bersaing pada Industri Kecil MenengahTenun di Sulawesi Tenggara.Hipotesis 2: Semakin tepat dalam menerapkan Stra-

    tegi bersaing maka akan semakin tinggikinerja IKM tenun di Sultra

    Pengujian Hipotesis 2 menghasilkan bahwa Stra-tegi Bersaing berpengaruh signifikan terhadap KinerjaIKM tenun di Sulawesi Tenggara secara langsungadalah diterima. Koefisien jalur pengaruh langsungstandardized = 0.438 dengan p_value < 0.001,diputuskan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwaterdapat pengaruh signifikan positif Strategi Bersaingterhadap Kinerja IKM secara langsung. Artinyasemakin tepat dalam menerapkan Strategi Bersaingmaka semakin tinggi Kinerja IKM tenun di SulawesiTenggara.Hipotesis 3: Semakin efektif Orientasi pasar maka

    akan semakin tinggi Kinerja pada IKMtenun di Sultra

    Pengujian Hipotesis 3 menghasilkan bahwaOrientasi Pasar berpengaruh signifikan terhadap Ki-nerja IKM tenun di Sulawesi Tenggara secara lang-sung adalah diterima. Koefisien jalur pengaruh lang-sung standardized = 0.326 dengan p_value = 0.001,diputuskan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwaterdapat pengaruh signifikan positif Orientasi Pasarterhadap Kinerja IKM secara langsung. Adapun jalurpengaruh tidak langsung pengaruh Orientasi Pasarterhadap Kinerja IKM melalui Strategi Bersaing juga

    Keterangan: s = siginifikanGambar 1. Hasil Pengujian Model

    0.326

    0.438 (s)

    0.286 (s)

    0.302 (s)

    Strategi Bersaing

    Kinerja IKM

    Dinamika

    Lingkungan

    Orientasi Pasar

  • Rosnawintang, Ubud Salim, Armanu dan Mintarti Rahayu

    Nama Orang JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2012 466

    signifikan. Koefisien jalur pengaruh tidak langsungstandardized = 0.132, hal ini menunjukkan bahwaterdapat pengaruh signifikan positif Orientasi Pasarterhadap Kinerja IKM tenun di Sultra secara tidaklangsung melalui Strategi bersaing. Artinya semakinefektif Orientasi Pasar maka semakin tinggi KinerjaIKM Tenun di Sulawesi Tenggara.Hipotesis 4: Semakin tepat penetapan strategi ber-

    saing yang sesuai dengan DinamikaLingkungan maka strategi tersebut se-makin kuat dalam mendorong mening-katnya kinerja pada IKM tenun di Sultra

    Pengujian Hipotesis 4 menghasilkan bahwa Dina-mika Lingkungan sebagai moderasi pengaruh strategibersaing terhadap kinerja IKM tenun di SulawesiTenggara adalah diterima. Koefisien jalur pengaruhinteraksi antara Dinamika Lingkungan dengan Strategibersaing terhadap Kinerja IKM adalah 0,286 denganp_value = 0,002, sehingga diputuskan signifikan.Dengan demikian dinamika lingkungan adalah meru-pakan moderasi pengaruh Strategi bersaing terhadapKinerja IKM tenun. Mengingat pengaruh DinamikaLingkungan terhadap Kinerja IKM adalah tidaksignifikan (koefisien jalur = -0,069 dan nilai p-value= 0,564), maka Dinamika Lingkungan merupakanmoderasi murni (pure moderation) yang memperkuatpengaruh strategi bersaing terhadap Kinerja IKMtenun di Sulawesi Tenggara. Artinya semakin tepat

    penetapan strategi bersaing yang sesuai dengan dina-mika lingkungan, maka strategi tersebut semakin kuatdalam mendorong meningkatnya kinerja IKM tenundi Sulawesi Tenggara.

    PEMBAHASANBerdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipo-

    tesis, maka pembahasan pada penelitian ini akandiuraikan seperti berikut.

    Efektivitas Orientasi Pasar dan Ketepatan StrategiBersaing pada IKM tenun di Sultra

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasipasar berpengaruh signifikan dan positif terhadapstrategi bersaing pada IKM tenun di Sultra. Hal inimenunjukkan bahwa pentingnya orientasi pasar terha-dap strategi bersaing perusahaan. Seorang pengusahayang memiliki orientasi pasar diharapkan mampu danselalu berupaya untuk tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan pelanggan di masa sekarang maupun dimasa mendatang. Mereka juga biasanya memeliharapelanggannya serta membuat strategi perencanaanpemasaran yang pada gilirannya bertujuan memper-oleh kinerja yang tinggi melalui kepuasan konsumen.

    Pada penelitian ini, ada tiga hal penting yang harusdiperhatikan oleh pengusaha tenun agar dapat efektifmenerapkan orientasi pasarnya. Pertama, perusahaan

    Tabel 3. Hasil Pengujian Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Moderasi

    Sumber: Hasil Pengolahan Data, Lampiran 6, 2012

    Variabel Independent

    Variabel Dependent

    Koefisien Jalur Direct Effect

    Koefisien Jalur Indirect Effect

    Standar- dized

    P-value Keterangan

    Variabel Intervening

    Standar- dized

    Keterang-an

    Orientasi Pasar

    Strategi Bersaing 0.302 0.002 Signif ikan

    Orientasi Pasar

    Kinerja IKM 0.326 0.001 Signif ikan

    Strategi Bersaing 0.132 Signifikan

    Strategi Bersaing

    Kinerja IKM 0.438

  • 467TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241

    Orientasi Pasar, Moderasi Dinamika Lingkungan pada Efek Strategi Bersaing terhadap Kinerja

    harus mampu berorientasi pada pelanggannya.Kedua, perusahaan harus mampu berorientasi padapesaing. Ketiga, perusahaan mampu mengkoordinasi-kan kegiatan perusahaan pada setiap fungsi yang ada.Berdasarkan hasil penelitian, IKM tenun menganggapbahwa perusahaan penting berorientasi pasar denganberorientasi pelanggan. Indikator ini tercermin padakemampuan IKM dalam memahami kebutuhan dankeinginan pelanggan serta mengutamakan pelayananyang meningkatkan kepuasan pelanggan. Selain itu,didukung pula dengan pelayanan yang sesuai kebutuh-an pelanggan, perlakuan khusus pada konsumen uta-ma, perhatian yang baik dan ramah serta pemberiankemudahan-kemudahan pada pelanggan produktenun.

    Orientasi pasar jika diukur dari indikator orientasipesaing, secara empirik IKM tenun melakukan denganmemanfaatkan peluang usaha dengan cepat, menggaliinformasi tentang pesaing dan intensif mendiskusikanstrategi pesaing, serta respon yang cepat terhadaptindakan pesaing. Pada indikator koordinasi antarfungsi, IKM tenun menganggap penting memberipetunjuk ke pelanggan kepada siapa harus mendapatpelayanan sambil berkoordinasi dalam menilai calonpelanggan. Hasil penelitian ini menggambarkanbahwa IKM tenun di Sultra orientasi pasarnya berfo-kus pada orientasi pelanggan, dibandingkan orientasipesaing dan koordinasi antarfungsi. Kondisi inimencerminkan bahwa pelanggan menjadi kekuatanutama dalam mengembangkan usaha tenun, terutamamelalui peningkatan pelayanan, memahami kebutuhandan peningkatan kepuasan pelanggan.

    Pelanggan terbesar pada IKM tenun di Sultraterdiri dari: pelanggan tetap, toko busana/butik sertaperorangan atau pesanan khusus dengan penjualanterbesar pada pelanggan tetap atau langganan. Untukmemenuhi kebutuhan pelanggan, sistem produksi dide-sain secara bersama-sama dengan pelanggan. Olehkarena itu, strategi bersaing yang dilakukan IKM tenunadalah meningkatkan kinerja pengiriman. Strategidiferensiasi pada IKM tenun belum menjadi prioritas,walaupun strategi ini merupakan strategi yang opti-mal dalam mengembangkan usaha tenun. Hal inidisebabkan karena dalam mendesain produk, sebagianbesar konsumen membawa motif sendiri, misalnyakonsumen instansi/lembaga tertentu, kebutuhan terkaitkegiatan budaya atau adat perkawinan, seragam

    instansi pemerintah/swasta, tetapi bukan berarti fokuspada produk atau pelanggan dan segmen pasartertentu.

    Berdasarkan uraian tersebut, semakin efektiforientasi pasar maka semakin tepat dalam menerap-kan strategi bersaing pada IKM Tenun di SulawesiTenggara. Penelitian ini telah memperluas berlakunyakonsep/teori tentang keterkaitan positif antara orien-tasi pasar dengan strategi bersaing pada IKM tenundi Sultra. Penelitian ini didukung oleh Grinstein (2008)pada identifikasi studi data base ABI Emerald dari77 sampel independen; Homburg, et al., 2004 padapenelitian di 3 sektor pengemasan barang, peralatanlistrik dan mesin di AS dan Jerman; Naver & Slater(1990); Pelham & Wilson (1996); Menguec (2007);serta Maridjo (2006) pada industri hotel non bintangdi Yogyakarta menemukan pula bahwa orientasi pasarsignifikan positif terhadap strategi bersaing generik(Porter).

    Ketepatan Strategi Bersaing dan Kinerja IKMTenun di Sultra

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategibersaing berpengaruh positif dan signifikan terhadapkinerja pada IKM tenun di Sultra. Berdasarkan hasilanalisis diketahui bahwa strategi bisnis yang diterapkanpada IKM tenun di Sultra adalah pengiriman, diban-dingkan dengan strategi diferensiasi, biaya rendah danfokus. Kondisi ini mencerminkan bahwa strategi ter-kait pengiriman dilakukan melalui peningkatanketersediaan pengiriman cepat, tepat waktu dan jarakproduksi yang pendek. Hal ini menjadi strategi pentingberdasarkan persepsi responden dalam mengembang-kan IKM tenun di Sultra. Demikian pula pada aspekkinerja, IKM tenun umumnya masih berfokus padapeningkatan volume penjualan, dibandingkan padapeningkatan profit, asset dan pangsa pasar. Perbedaankondisi ini mencerminkan bahwa masih perlu pening-katan kinerja IKM tenun di Sultra pada perluasanpangsa pasar untuk mencapai kinerja yang superior.

    Prioritas strategi pengiriman pada IKM tenun diSultra disebabkan oleh kondisi geografis wilayah yangterdiri atas pulau-pulau dengan sarana transportasiyang relatif masih terbatas baik jumlah maupun fre-kuensi operasinya. Di sisi lain, jumlah IKM tenunterbesar di Sultra berada di Kota Bau Bau (di PulauButon) dan Kabupaten Muna (di Pulau Muna), yang

  • Rosnawintang, Ubud Salim, Armanu dan Mintarti Rahayu

    Nama Orang JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2012 468

    dianggap menjadi salah satu pertimbangan pilihanpentingnya strategi pengiriman bagi IKM tenun terse-but. Selain itu, dukungan frekuensi jalur transportasirelatif terbatas pada jalur Kota Bau Bau, KabupatenMuna ke pusat ibukota Propinsi Sulawesi Tenggaradi Kendari sebagai salah satu tujuan pemasaran yangstrategis. Demikian pula adanya pertimbangan konsu-men IKM Tenun yang lebih dominan mendesain pro-duk secara bersama-sama menyebabkan strategidiferensiasi belum mendapat perhatian optimal dalammeningkatkan kinerja IKM tenun di Sultra.

    Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkankinerja IKM tenun di Sultra, penting memperhatikanlebih banyak pada strategi diferensiasi. Strategi dife-rensiasi yang penting ditingkatkan adalah menciptakanatau memperkenalkan produk yang baru dan meman-tau kebutuhan pasar terkait model produk yang dimi-nati pelanggan. Namun salah satu yang menjadi ken-dala dalam mengoptimalkan aspek strategi diferensiasiadalah masih kurangnya dukungan tenaga kerjaterampil dan penggunaan teknologi yang sangat seder-hana (mayoritas masih godogan). Selain itu, juga dise-babkan oleh masih adanya pola pikir pemilik usahayang masih menganggap bahwa usaha tenun ini meru-pakan usaha sampingan keluarga atau usaha untukmelestarikan usaha keluarga untuk mempertahankanwarisan budaya daerah Sulawesi Tenggara. Selainitu diferensiasi produk tenun yang dilakukan oleh IKMtenun di Sultra, masih dominan dilakukan secarakolaborasi antara pelanggan (umum ataupun trader)dengan IKM. Oleh karena itu, IKM tenun diharapkanmelakukan peningkatan strategi diferensiasi dalammenjalankan usahanya secara optimal untuk mening-katkan kinerja, khususnya perluasan pangsa pasar.

    Berdasarkan uraian tersebut, maka semakin tepatdalam menerapkan Strategi Bersaing maka semakintinggi Kinerja IKM tenun di Sulawesi Tenggara.Penelitian ini telah memperluas berlakunya konsep/teori tentang keterkaitan positif antara strategi bersaingdengan kinerja pada IKM tenun di Sultra. Beberapapenelitian terdahulu telah mengkaji penerapan strategibersaing terhadap kinerja yaitu: penelitian Kumar(1997) menunjukkan bahwa penerapan strategi ber-saing focus cost leadership (kombinasi low cost danfocus) menghasilkan kinerja terbaik pada industrirumah sakit; Helms, Dibrell & Wright (1997) padaindustri terfragmentasi seperti industri lem dan

    penyegel ditemukan bahwa strategi bersaing (low costdan diferensiasi) dapat meningkatkan ROI perusahaanlebih tinggi; Homburg (2004) menemukan pula bahwafokus pada strategi diferensiasi produk baru berpenga-ruh langsung positif terhadap kinerja (profit, kepuasanpelanggan, market share); serta Maridjo (2006) padaindustri hotel non bintang di Yogyakarta menemukanpula bahwa strategi bersaing generik signifikan positifterhadap kinerja.

    Efektivitas Orientasi Pasar dan Kinerja IKMTenun di Sultra

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasipasar berpengaruh positif dan signifikan terhadapkinerja pada IKM tenun di Sultra. Berdasarkan hasilanalisis diketahui bahwa orientasi pasar yang diterap-kan pada IKM tenun di Sultra adalah orientasipelanggan. Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkankinerja IKM tenun di Sultra, berdasarkan hasil peneli-tian menunjukkan bahwa IKM tenun telah mengefek-tifkan orientasi pasarnya pada orientasi pelanggan,yang diikuti dengan koordinasi antar fungsi dan orien-tasi pesaing. Responden telah fokus pada orientasipelanggan namun koordinasi antarfungsi dan orientasipesaing masih perlu ditingkatkan. Meskipun orientasipasar telah dilakukan secara efektif dengan prioritaspada orientasi pelanggan dalam meningkatkan kinerja,tetapi peningkatan kinerja IKM tenun masih pentingmemperhatikan lebih banyak pada indikator pening-katan pangsa pasar untuk mencapai kinerja yang su-perior.

    Meskipun efektivitas orientasi pasar khususnyaorientasi pelanggan telah meningkatkan kinerja IKMtenun di Sultra, tetapi pelanggan yang dihadapi olehIKM tenun masih mayoritas pada lingkup wilayahSultra atau masyarakat Sultra yang berada di luarwilayah Sultra. Oleh karena itu, untuk mencapaikinerja superior pada peningkatan pangsa pasar IKMtenun di Sultra, pemerintah telah melakukan regulasiperluasan pemasaran produk tenun, kebijakan pe-ngembangan kualitas, corak, motif dan difersifikasiproduk tenun serta pengembangan kemampuan padaIKM. Selain itu, juga pemerintah merangsang IKMtenun untuk menghadirkan rancangan-rancanganbusana yang up to date dari bahan, corak dan motiftenun daerah Sultra, misalnya terkait dengan busana

  • 469TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241

    Orientasi Pasar, Moderasi Dinamika Lingkungan pada Efek Strategi Bersaing terhadap Kinerja

    muslimah, dengan mengembangkan keunikan motifyang bersumber dari warisan budaya daerah Sultra.

    Berdasarkan uraian tersebut, semakin efektiforientasi pasar maka semakin tinggi kinerja IKMTenun di Sulawesi Tenggara. Penelitian ini telah mem-perluas berlakunya konsep/teori tentang keterkaitanpositif antara orientasi pasar dengan kinerja padaIKM tenun di Sultra. Beberapa hasil penelitian terda-hulu yang relevan bahwa orientasi pasar mampu me-ningkatkan kinerja adalah penelitian Kevin Zheng(2005) di Cina terhadap 2754 karyawan pada 180perusahaan; Tse (2003) pada 4000 sampel perusa-haan di Hongkong; Maridjo (2006) pada industri ho-tel non bintang di Yogyakarta; Langerak (2003);Martin-Consuegra (2007); Kohli dan Jaworski (1993);Matsuno dan Mentzer (2002); Appiah-Adu, et al.(1997); Kumar (2002) dalam Rahayu (2009), sertaNarver & Slater (1990).

    Moderasi Dinamika Lingkungan pada StrategiBersaing terhadap Kinerja IKM Tenun

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamikalingkungan memoderasi pengaruh strategi bersaingterhadap kinerja pada IKM tenun di Sultra. Artinyadinamika lingkungan merupakan moderasi pengaruhstrategi bersaing terhadap kinerja IKM tenun.Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwaperubahan yang terjadi pada dinamika lingkunganIKM lebih banyak ditentukan oleh tingkat persaingandibandingkan dengan ketidakpastian lingkungan.Meskipun kedua indikator dinamika lingkungan dires-pon sama oleh responden, tetapi IKM tenun diharapkanlebih banyak memperhatikan tingkat persaingan dalammeningkatkan kinerjanya. Kedua bentuk dinamikalingkungan tersebut direspon sama oleh IKM tenundi Sultra dimungkinkan karena ketidakpastian ling-kungan kurang bisa dirasakan langsung oleh peng-usaha itu sendiri. Pengusaha tidak berhadapan lang-sung dengan pasar sehingga tidak mengetahui seca-ra persis siapa pesaingnya di pasar, bagaimana sebe-narnya selera konsumen tenun pada umumnya, karenayang berhadapan langsung adalah pengusaha berikut-nya (pedagang tenun, trader). Hal ini menyebabkanpengusaha kurang informasi siapa pasarnya, siapakonsumennya, berapa harga dari produknya di pasar.

    Dari enam item pertanyaan variabel tingkat per-saingan, diketahui bahwa kontribusi relatif tinggi dari

    respon IKM Tenun adalah: tingkat persaingan mem-perebutkan tenaga kerja trampil, persaingan dalammembuat inovasi produk serta persaingan dalampenyaluran produk. Sedangkan pada tingkat persaing-an harga, kualitas, dan mendapatkan bahan baku yangberkualitas kurang direspon oleh IKM tenun di Sultra.Jika dikaji lebih jauh terkait pentingnya mengetahuitingkat persaingan IKM tenun saat ini, diketahui bahwaIKM tenun selama ini dalam memperebutkan tenagakerja terampil relatif ketat. Hal ini disebabkan karenasebagian besar tenaga kerja terampil lebih banyakmembuka usaha tenun sendiri secara musiman sesuaipermintaan pelanggan atau meneruskan usaha keluar-ga. Pada IKM yang tersedia tenaga kerja terampillebih mampu menerapkan strategi yang sesuai dengandinamika lingkungan persaingan pada IKM tenun diSultra dalam meningkatkan kinerja. Relatif sulitnyamendapatkan tenaga kerja terampil dalam jumlah yangbesar disebabkan belum tersedianya wadah beruparumah latih tenun, sehingga tenaga kerja yang tersediasaat ini masih terbatas pada lingkup keluarga. Kondisiini berdampak pada belum optimalnya IKM tenunmenerapkan strategi terpenting diferensiasi dalammeningkatkan pangsa pasar.

    Berdasarkan uraian tersebut, maka semakin tepatpenetapan strategi bersaing yang sesuai dengandinamika lingkungan, maka strategi tersebut semakinkuat dalam mendorong meningkatnya kinerja IKMtenun di Sulawesi Tenggara. Hasil penelitian ini meru-pakan temuan baru pada keterkaitan konsep atauteori tentang strategi bersaing, moderasi dinamikalingkungan dengan kinerja pada IKM tenun diSulawesi Tenggara. Hasil penelitian ini mengembang-kan hasil penelitian Hashim; Wafa dan Sulaiman(2001) pada 100 SMEs di sektor manufaktur di Ma-laysia bahwa hubungan antara strategi bisnis dankinerja SMEs signifikan dimoderasi oleh lingkungan.

    KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

    Efektivitas orientasi pasar mengarahkan pene-rapan strategi bersaing yang tepat dan selanjutnyameningkatkan kinerja pada IKM tenun di Sultra. IKMyang berorientasi pasar melakukan pilihan strategibersaing lebih tepat pada perusahaannya melaluiorientasi pelanggan dengan strategi diferensiasi untuk

  • Rosnawintang, Ubud Salim, Armanu dan Mintarti Rahayu

    Nama Orang JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 10 | NOMOR 3 | SEPTEMBER 2012 470

    meningkatkan kinerja khususnya perluasan pangsapasar. Strategi bersaing yang ditetapkan IKM pentingdisesuaikan dengan dinamika lingkungan untukmendorong meningkatnya kinerja IKM tenun di Sultra.Untuk mendorong peningkatan kinerja melalui stabili-sasi dan perluasan pangsa pasar produk tenun di Sultra,penting memperhatikan lingkungan tingkat persaingandalam menerapan strategi bersaing yang tepat melaluistrategi diferensiasi.

    SaranBerdasarkan temuan penelitian tentang orientasi

    pasar, moderasi dinamika lingkungan pada strategibersaing terhadap kinerja IKM tenun, maka direko-mendasikan agar pengelola usaha tenun penting mela-kukan strategi diferensiasi produk untuk mencapaikinerja superior yaitu pangsa pasar yang luas. Perlumemperhatikan kesesuaian strategi yang dipilih denganlingkungan persaingan yang terjadi pada industri tenun,serta pengembangan kajian konsep orientasi pasardan strategi bersaing dengan mempertimbangkanaspek kerjasama antar IKM dalam meningkatkankinerjanya.

    DAFTAR RUJUKANAnand, G., and Ward, P.T. 2004. Fit, Flexibility and Perfor-

    mance Manufacturing: Coping With Dynamic Envi-ronment. Production and Information Management.13(4):369385.

    Appiah-Adu, K. 1997. Market Orientation and Performance:do the Findings Established in Large Firms Hold InThe Small Business Sector. Journal of Euro-market-ing, 6(3):126.

    Bank Indonesia. 2008. Indikator Perekonomian Sultra.BI Cabang Kendari.

    Baker, W.E., and Sinkula, J.M. 1999. The Synergistic Effectof Market Orientation on New Product Performance.Journal of the Academy of Marketing Science, Vol.27(4): 411427.

    Chi, Ting; Peter, P.D. Kilduff, & Vidyaranya, B.G. 2009. Align-ment Between Business Environment Characteristics,Chain Structures, and Firm Business Performance.International Journal of Productivity and Perfor-mance Management, Vol. 58 No.7.

    Day, G.S., and Wensley, R. 1988. Assessing Advantage: AFramework for Diagnosing Competitive Superiority.Journal of Marketing. 52(April):120.

    Deshpande, R., Webster, F.E. 1989. Organizational Cultureand Marketing: Defining the Research Agenda. Jour-nal Marketing. 53(January):315.

    Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Sultra. 2010.Data Base Industri Kecil Menengah Propinsi SultraTahun 2009. Setker Kegiatan Disperindag Sultra.

    Ghozali, I. 2008. Structural Equation Modeling MetodeAlternatif dengan Partial Least Squares, Edisi 2,Undip. Semarang.

    Ghozali, I. 2011. Model Persamaa Struktural Konsep danAplikasi dengan Program AMOS 19.0. Cetakan IV,Edisi 2, Badan Penerbit Undip. Semarang.

    Grinstein, A. 2008. The Relationships Between Market Ori-entation and Alternative Strategic Orientations, Eu-ropean Journal of Marketing. 42(1/2), Emerald, p.115134.

    Han, Jin, K., Kim, N., & Srivastava, R. 1998. Market Orien-tation and Organizational Performance: Is Innovationa Missing Link? Journal of Marketing, 62(4):3045.

    Hashim, M.K., Wafa, S.A., Sulaiman, M. 2001. Testing En-vironment as The Moderator Between Business Strat-egy-Performance Relationship: A Study of MalaysianSMEs. 46th ICSB World Conference Jan 1720, 2001,Taipei, Taiwan.

    Helms, M.M., Dibrel, C., and Anand, Wright, P. 1997. Com-petitive Strategies and Business Performance: Evidan-ce from The Adhesives and Sealants Industry. Man-agement Decision, 35/9, pp.689703.

    Homburg, C., Harley, K., and John, P., Workmen, Jr. 2004. AStrategy Implementation Perspective of Market Ori-entation, Journal of Business Research. 57, Elsevier,p.13311340.

    Homburg, C., Pflesser, C. 2000. A Multiple-Layer Model ofMarket-Oriented Organizational Culture: Measure-ment Issues and Performance Outcomes. Journal ofMarketing Research, 37: 449462.

    Henny, K., M.S. Idrus, Armanu, T. 2009. Pengaruh Kepe-mimpinan, Budaya Organisasi, Strategi Porter ter-hadap Kinerja Organisasi (Studi pada PerusahaanJasa Asuransi di Kota Malang). PPS UB, Malang.

    Kevin, Zhou, Z., Gao, Gerald, Y., Yang, Z., Zhou, N. 2005.Developing Strategic Orientation in China: Anteced-ents and Consequences of Market and InnovationOrientations. Journal of Business Research. 58:10491058.

    Kohli, A.K., & Jaworski, B.J. 1993. MARKOR: A Measureof Market Orientation. Journal of Marketing Re-search, 30 (November):467477.

    Kohli, A.K., & Jaworski, B.J. 1990. Market Orientation: TheConstruct, Research Prepositions and ManagerialImplication. Journal of Marketing, 54(2):118.

  • 471TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241

    Orientasi Pasar, Moderasi Dinamika Lingkungan pada Efek Strategi Bersaing terhadap Kinerja

    Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium.Jilid 1. Jakarta: PT Prenhallindo.

    Kumar, K., Subramanian, R., dan Yauger, C. 1997. Pure ver-sus hybrid: Performance Implications of Porters Ge-neric Strategies. Health Care Management Review.Fall, 1997. pp.4760.

    Langerak, F. 2003. An Appraisal of Research on the Predic-tive Power of Market Orientation, European Man-agement Journal. 21(4), Elsevier, p.447467.

    Luo, Y. 1999. Environment-Strategy-Performance Relationsin Small Business in China: A Case of Township andVillage Enterprises in Southern China. Journal ofSmall Business Management. Januari: 3752.

    Maridjo, H. 2006. Pengaruh Orientasi Pasar dan StrategiGenerik terhadap Kinerja Perusahaan Perhotelandalam Lingkungan Pemasaran yang Berubah (StudiEmpirik pada Industri Hotel Non Bintang di daerahIstimewa Yogyakarta). Jurnal Eksekutif. 3(3),Desember.

    Martin-Consuegra, D., and Agueda, E. 2007. Market Ori-entation and Business Performance: An EmpericalInvestigation in the Airline Industry, Journal of AirTransport Management. 13, Elsevier, p.38338.

    Matsuno, K., John, T.M., and Ozsomer. 2002. The Effect ofEntrepreneurial Proclivity and Market Orientation onBusiness Performance. Journal of Marketing. 66(July):1832.

    Meike, S. 2009. Strategi Menciptakan Keunggulan Ber-saing Produk Melalui Orientasi pasar, Inovasi, danOrientasi Kewirausahaan dalam Rangka Mening-katkan Kinerja (Studi Empiris pada IndustriPakaian Jadi Skala Kecil dan Menengah di KotaSemarang).

    Menguec, B., Seigyoungh, A., and Eric, S. 2007. Transfor-mational Leadership and Market Orientation: Impli-cations for the Implementation of Competitive Strate-gies and Business Unit Performance, Journal of Busi-ness Research. 60, Elsevier, p.314321.

    Miles, M.P., Covin, J.G., and Heeley, M.B. 2000. The Rela-tionship Between Environmental Dynamics and SmallFirm Structure, Strategy, and Performance. Journalof Marketing Theory and Practice, Spring: 6374.

    Muryati. 2004. Intensitas Strategi Bersaing dan KinerjaEkspor pada Industri Kecil Produk Kerajinan Kayudi Propinsi Jawa Timur, Disertasi tidak dipublikasi-kan, PPSUB, Malang.

    Narver, J.C., & Slater, S.F. 1990. The Effect of Market Orien-tation on Business Profitability. Journal of Market-ing. 20 (Oktober):2035.

    Nunuk, S. 2011. Orientasi Pasar Bagi PengembanganUsaha Kecil Menengah. Jurnal Ilmiah Inkoma, Vol.22, No. 1 (Februari).

    Nurhayati. 2004. Analisis Faktor-faktor yang Mempe-ngaruhi Kinerja Keunggulan Bersaing Usaha KecilYang Berorientasi Ekspor di Jawa Timur. Disertasitidak dipublikasikan, PPSUB, Malang.

    ODwyer, M., and Ann, L. 2009. Determinants of New Prod-uct Performance in Small Firms, International Jour-nal of Entrepreneurial Behaviour & Research, Vol.15 No. 2, Emerald, p.124136.

    Panigyrakis, George, G., and Prokipis, K.T. 2007. MarketOrientation and Performance: An Empirical Investi-gation in the Retail Industry in Greece, Journal ofRetailing and Consumer Service. 14, Elsevier, p.137-149.

    Pelham, A.M. 1999. Influence of Environment, Strategy,and Market Orientation on Performance in SmallManufacturing Firms. Journal of Business Research,Vol. 45(1), May, pp.3346.

    Pelham, A.M., & Wilson, D.T. 1996. A Longitudinal Studiof the Impact of Market Structure, Firm Structure,Strategy, and Market Orientation Culture on Dimen-sions of Small-Firm Performance. Journal of the Acad-emy of Marketing Science. Vol. 24(January), 2743.

    Porter, M.E. 1985. Competitive Advantage. New York: TheFree Press.

    Porter, M.E. 1980. Strategi Bersaing: Teknik MenganalisisIndustri dan Pesaing. Alih bahasa Agus Maulana.Jakarta: Erlangga.

    Rahayu, P.S. 2009. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan,Dinamika Lingkungan, Kemampuan Manajemen,serta Strategi Bisnis Terhadap Kinerja (studi padaIKM bordir di Jawa Timur), Jawa Timur, Dian PrimaLestari.

    Ruekert, R.W. 1992. Developing A Market Orientation: AnOrganizational Strategy Perspective. InternationalJournal Research Marketing, 9:225245.

    Slater, S.F., and Narver, J.C. 1994. Does Competitive Envi-ronment Moderate the Market Orientation-Perfor-mance Relationship? Journal of Marketing. 58(Jan.):4655.

    Slater, S.F., and Narver, J.C. 2000. The Positive Effect of AMarket Orientation on Business Profitability: A Bal-anced Replication. Journal of Business Research,48(1): 6973.

    Tse, A.C.B., Leo, Y.M., Sin, Oliver, H.M. Yau, Jenny, S.Y.,Lee, and Raymond, C. 2003. Market Orientation andBusiness Performance in a Chinese Business Envi-ronment, Journal Business Research. 56, Elsevier,p.227239.

    Vitale, G., dan Miles. 2003. Entrepeneueral Orientation,Market Orientation, and Performance in Establishedand Startup Firms.http://www.uic.edu/cba/ies/2003papers.