MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP...

117
EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Bidang Bimbingan dan Konseling Oleh TIKA EGA FABELLA NPM :1311080044 Jurusan : Bimbingan dan Konseling Pembimbing I : Dr. Rifda El Fiah, M.Pd Pembimbing II : Hardiyansyah Masya, M.Pd FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H/ 2017 M

Transcript of MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP...

Page 1: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA

DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Bidang Bimbingan dan Konseling

Oleh TIKA EGA FABELLA

NPM :1311080044

Jurusan : Bimbingan dan Konseling

Pembimbing I : Dr. Rifda El Fiah, M.Pd Pembimbing II : Hardiyansyah Masya, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

1438 H/ 2017 M

Page 2: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA

DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Bidang Bimbingan dan Konseling

Oleh TIKA EGA FABELLA

NPM :1311080044

Jurusan : Bimbingan dan Konseling

Pembimbing I : Dr. Rifda El Fiah, M.Pd Pembimbing II : Hardiyansyah Masya, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

1438 H/ 2017 M

Page 3: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

ABSTRAK

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA

DIDIK KELAS VIII SMPN 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Oleh :

TIKA EGA FABELLA

Kedisiplinan belajar adalah kadar atau derajat kepatuhan peserta didik

terhadap peraturan-peraturan dan tata tertib sekolah untuk memperoleh kondisi yang lebih baik dengan menjadikan disiplin sebagai kontrol penguasaan diri yang dilakukan tanpa adanya paksaan. Dapat dilihat dari permasalahan tersebut terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII SMPN 3 Bandar Lampung, sehingga perlu upaya untuk meningkatkan disiplin belajar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas layanan konseling kelompok teknik modeling dalam meningkatkan disiplin belajar pada peserta didik kelas VIII SMPN 3 Bandar Lampung.

Penelitian menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design . Sampel dalam penelitian berjumlah 20 peserta didik kelas VIII SMPN 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018 yang memiliki disiplin belajar dalam kategori rendah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket disiplin belajar wawancara dan dokumentasi sebagai teknik pendukung.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui terdapat peningkatan disiplin peserta didik setelah melakukan layanan konseling kelompok dengan teknik modeling. Hasil dari analisis data pretest pada peserta didik setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank. , berdasarkan test statistik dari uji Wilcoxon Signed Ranks diperoleh Zhitung ≤ Ztabel (52.5 ≤ 2807), nilai asymptotik sig.(2-tailed) untuk uji dua arah sebesar 005 karena sig ≤ 0.005, ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, dari hasil data tersebut disiplin belajar peserta didik kelas VIII SMPN 3 Bandar Lampung dapat ditingkatkan melalui layanan konseling kelompok. Artinya layanan konseling kelompok teknik modeling efektif dalam meningkatkan disipin belajar.

Kata kunci : layanan konseling kelompok teknik modeling, disiplin belajar.

Page 4: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

MOTTO

ن إال ما سعى وأن لیس لإل ٣٩نس

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah

diusahakannya,

(Q.S An-Najm ayat 39)1

1 Al-Quran dan Terjemahannya, Departemen Agama, Syaamil Qur’an, Bandung, 2007,

Page 5: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah. Dengan penuh rasa bangga ku persembahkan skripsi ini kepada:

1. Kedua Orang tuaku tercinta Ayah F. Kasmanto dan Ibu Maria Agustina yang

telah memberikan dukungan moril dan materi untuk kesuksesan anaknya, yang

tak pernah patah semangat memberikan cinta kasih sayang dan pengorbanan,

serta senantiasa mendoakan anaknya, karena tiada do’a yang paling khusuk

selain do’a yang terucap dari orang tua demi keberhasilan dan kebahagian

untuk anak-anaknya, karena itu terimalah persembahan bakti dan cintaku untuk

kalian ayah ibuku.

2. Kanda tercinta Desfran Faltian, dan adik-adikku Gilang Rahmat Fassa dan

Echa Qhodila Asyiffa. yang sangat aku sayangi dan banggakan yang selalu

memberikan semangat, senyum, dan do’anya untuk menantikan

keberhasilanku, terimakasih dan sayang ku untuk kalian.

3. Almamater tercinta UIN Raden Intan Lampung, yang telah mendewasakan

dalam berfikir dan bertindak, semoga ini menjadi awal kesuksesan dalam

hidupku.

Page 6: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama lengkap Tika Ega Fabella, lahir Di Kalianda, Kabupaten

Lampung Selatan pada tanggal 25 Agustus 1995, dan Tinggal di Jl. Pratu M. Amin,

Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan. yang merupakan anak Kedua

dari Empat bersaudara dari pasangan suami istri Bapak F. Kasmanto dan Ibu Maria

Agustina.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh peneliti antara lain pendidikan

di SD TPI Perkemas, lulus pada tahun 2007. Kemudian peneliti melanjutkan

pendidikan di MTs Negeri 01 Lampung Selatan, lulus pada tahun 2010. Setelah itu

peneliti kembali melanjutkan pendidikan di SMAN 2 Kalianda Kabupaten Lampung

Selatan, dan lulus pada tahun 2013.

Pada tahun 2013 peneliti terdaftar sebagai Mahasiswa Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung, yang saat ini sudah bertransformasi menjadi

Unversitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung melalui Jalur UM-PTKIN

pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Bimbingan dan Konseling.

Pada tahun 2016 peneliti melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa

Sakti Buana, Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah, kemudian

melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMPN 3 Bandar Lampung.

Page 7: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kesehatan dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Efektivitas Layanan Konseling Kelompok

Dengan Teknik Modeling Dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta Didik

Kelas VIII Di SMPN 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018”.

Shalawat beriring salam peneliti sanjungkan kepada tambatan hati panutan

cinta kasih yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua dari alam

kegelapan menuju kepada alam yang terang benderang penuh dengan ilmu

pengetahuan seperti sekarang ini.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana

pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Raden Intan Lampung beserta jajarannya;

2. Andi Thahir, MA, Ed.D selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling beserta

Ahmad Fauzan M.Pd selaku Sekertaris Jurusan Bimbingan dan Konseling yang

telah banyak memberikan masukan dan pengarahan tentang skripsi ini sehingga

peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik;

Page 8: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

3. Dr. Rifda El Fiah, M.Pd selaku pembimbing I yang telah membimbing dan

memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini, ditengah kesibukan beliau telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam menyelesaikan skripsi ini

4. Hardiyansyah Masya, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga terwujud karya ilmiah ini

seperti yang diharapkan;

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah mendidik dan

memberikan ilmu pengetahuan selama menuntut ilmu di Jurusan Bimbingan dan

Konseling UIN Raden Intan Lampung. Terimakasih atas ilmunya yang sangat

bermanfaat;

6. Seluruh staf karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung,

khususnya Jurusan Bimbingan dan Konseling, terimakasih atas ketulusan dan

kesediannya membantu peneliti dalam menyelesaikan syarat-syarat administrasi;

7. Sahabat-sahabat dan rekan-rekan terutama untuk Rori Gumintang Rivelly,

Fernanda, Anggi Arya, Furqon Priyadi, Kevin Ferdialdo, Fepbrina, Yunita Uni,

Siti Maisyaroh , Maya Puspa, Ayu iswara, Musdariah, Iqromatul, Resty, Sischa,

Vaulia, Nadia, Uswatun, Isnatun, Ririn, Putri, Yunita Verawati, dan semuanya

terimakasih atas bantuan, do’a, dan motivasinya;

8. Semua pihak yang turut serta membantu menyelesaikan skripsi ini yang tidak

bisa saya sebutkan satu per satu. Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini

masih banyak kekurangan, hal ini disebabkan masih terbatasnya ilmu dan teori

Page 9: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

penelitian yang peneliti kuasai. Oleh karena itu kepada pembaca kiranya dapat

memberikan masukan dan saran-saran yang bersifat membangun.

Bandar Lampung, 2017 Peneliti,

Tika Ega Fabella NPM. 1311080044

Page 10: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i ABSTRAK .................................................................................................................. ...................................................................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iv MOTTO ...................................................................................................................... v PERSEMBAHAN ...................................................................................................... vi RIWAYAT HIDUP ................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ............................................................................................... ix DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

2. Identifikasi Masalah ................................................................................. 9

3. Batasan Masalah ....................................................................................... 10

4. Rumusan Masalah .................................................................................... 10

5. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 10

6. Manfaat dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 11

7. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konseling Kelompok ............................................................................... 14

1. Pengertian Konseling Kelompok ...................................................... 14

2. Tujuan Konseling Kelompok ............................................................ 16

3. Tahapan Penyelenggara Konseling Kelompok ................................ 17

B. Teknik Modeling ...................................................................................... 20

1. Pengertian Teknik Modeling .............................................................. 20

Page 11: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

2. Macam-macam Modeling .................................................................. 21

3. Karakteristik Live Model .................................................................... 21

4. Pengaruh Modeling ............................................................................. 22

C. Disiplin Belajar ........................................................................................ 24

1. Pengertian Disiplin Belajar .............................................................. 24

2. Tujuan Disiplin ................................................................................. 28

3. Manfaat Disiplin ............................................................................... 30

4. Bentuk-bentuk Masalah Ketidakdisiplinan Di Sekolah .................. 30

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Di Sekolah ................ 31

6. Unsur-unsur Disiplin Belajar ........................................................... 33

7. Indikator Disiplin Belajar ................................................................. 35

D. Penelitian Relevan .................................................................................... 36

E. Kerangka Berfikir..................................................................................... 37

F. Hipotesis .................................................................................................. 40

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian....................................................................................... 42

B. Desain Penelitian ................................................................................... 42

C. Variabel Penelitian ................................................................................ 44

D. Definisi Oprasional ................................................................................ 45

E. Populasi dan Sampel .............................................................................. 47

1. Populasi ........................................................................................... 47

2. Sampel dan Teknik Sampling ........................................................ 48

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 49

G. Pengembangan Instrumen Penelitian ................................................... 54

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 50

Page 12: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................................ 62

1. Drskripsi Data .................................................................................... 63

2. Efektifitas Layanan Konseling Kelompok dengan Menggunakan

Teknik Modeling Dalam Meningkatkan Disiplin Belajar

Peserta Didik ..................................................................................... 69 B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 79

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 82

B. Saran-Saran ............................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 13: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan

yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat

membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas kehidupannya sendiri. Unsur-

unsur yang terdapat dalam pendidikan dalam hal ini adalah: (a) usaha (kegiatan),

usaha itu bersifat bimbingan (pertolongan) dan dilakukan secara sadar; (b) ada

pendidik, pembimbing atau penolong; (c) ada yang didik atau si terdidik; dan (d)

bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan.2

Dari pengertian pendidikan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan

adalah salah satu bentuk pertolongan atau bimbingan yang diberikan orang-orang

yang mampu, dewasa dan memiliki ilmu terhadap perkembangan orang lain untuk

mencapai kedewasaan dengan tujuan supaya pribadinya memiliki kecakapan yang

cukup dalam melaksanakan segala kebutuhan hidupnya secara mandiri. Seorang

peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari

berbagai peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya, dan setiap peserta

didik juga dituntut supaya bisa berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang

ada di sekolah.

2 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, RajaGrafindo Persada, Jakarta, cetakan ke 9,

2011, h.2-3

Page 14: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Dalam hal ini perkembangan kognitif peserta didik dipengaruhi faktor

lingkungan, kemudian kognitif yang terbentuk memiliki hubungan dengan tingkah

laku yang terbentuk pada setiap remaja, khususnya peserta didik. Faktor lingkungan

yang berpengaruh tersebut adalah pertama disiplin (tata tertib), tata tertib ini diajukan

untuk membentuk sikap dan tingkah laku disiplin peserta didik, namun dalam hal ini

disiplin yang digunakan adalah disiplin demokratis, dimana disiplin demokratis

cenderung mengembangkan perasaan berharga, bahagia, tenang, dan sikap bekerja

sama.3 Faktor lingkungan yang kedua adalah teman sebaya, peserta didik yang

diterima oleh teman-temannya dia akan mengembangkan sikap positif terhadap

dirinya, dan juga orang lain. Dia merasa menjadi orang yang berharga.

Berdasarkan penjelasan tersebut, lingkungan dan pendidikan berpengaruh

terhadap perkembangan kognitif peserta didik, maka disiplin dalam mematuhi

peraturan atau tata tertib yang ada di sekolah pun menjadi penting keberadaannya.

Kedisiplinan merupakan bagian penting dalam pendidikan, baik dalam konteks

formal, non formal, maupun dalam pendidikan informal. Permasalahan mengenai

kedisiplinan merupakan hal yang sudah umum dan seringkali terjadi baik di dalam

lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan sekolah. Hal tersebut cukup

meresahkan karena suatu kedisiplinan merupakan awal dari sebuah kesuksesan.

Disiplin dalam pengertian bebas berarti ketaatan atau kepatuhan seseorang terhadap

peraturan/tata tertib yang telah dibuat dan disepakati.

3Syamsu Yusuf & Juntika Nurikhsan, Teori Kepribadian, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,

2013, h. 32

Page 15: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Menurut Prijodarminto mengartikan kedisiplinan sebagai suatu kondisi yang

tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan

nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Karena sudah

menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama

sekali tidak dirasakan sebegai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya

bila mana ia tidak berbuat sebagai mana lazimnya.4

Sedangkan menurut Moenir ”indikator yang digunakan untuk mengukur

tingkat disiplin belajar peserta didik berdasarkan ketentuan disiplin waktu disiplin

perbuatan, yaitu: 1. Disiplin waktu, meliputi (a) tepat waktu dalam belajar, mencakup

datang dan pulang sekolah tepat waktu; (b) tidak keluar kelas saat jam pelajaran; dan

(c) mengumpulkan dan menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. 2. Disiplin

perbuatan meliputi; (a) patuh dan tidak menentang peraturan; (b) tidak malas belajar;

(c) tidak menyuruh orang lain bekerja untuk dirinya; (d) tidak suka berbohong; dan

(e) melakukan tingkah laku yang menyenangkan, mencakup tidak mencontek, tidak

membuat keributan dan tidak mengganggu orang lain saat belajar.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah suatu

sikap dan perilaku yang mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap peraturan,

tata tertib, norma-norma yang berlaku baik tertulis maupun yang tidak tertulis. Pada

hakikatnya disiplin bukan hanya merupakan kepatuhan pada norma yg dipaksakan

dari luar, melainkan merupakan kemampuan mengendalikan diri yang didasarkan

4 Hanif Aftiani, penerapan konseling kelompok behavior untuk meningkatkan kedisiplinan

siswa, tersedia On-line: ejournal.unesa.ac.id/article/6219/13/article.pdf.(13april2017).

Page 16: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

pada keinginan untuk menciptakan keteraturan dan ketertiban didalam kehidupan.

Dalam surat Huud ayat 112, Allah berfirman:

فاستقم أمرتكما ومن تاب معك وال ◌تطغوا إنھ بما تعملون بصیر

Artinya: Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (QS. Huud : 112).5

Berdasakan surat Huud ayat 112, dijelaskan bahwa sudah seharusnya peserta

didik selalu disiplin dan jangan melampui batas yang sudah sekolah tetapkan atau

aturan yang ada di sekolah.

Fenomena ketidakdisiplinan cukup menghawatirkan dan apabila hal tersebut

dibiarkan akan membawa dampak yang kurang menguntungkan terhadap prestasi

belajar maupun sikap mental peserta didik, ketidakdisiplinan akan mengganggu

pembelajaran sehingga berpengaruh terhadap kurang berkembangnya prestasi belajar

peserta didik. Oleh karena itu, agar proses belajar mengajar berjalan lancar salah satu

upaya yaitu dengan meningkatkan kedisiplinan pada peserta didik khususnya

kedisiplinan dalam belajar.

Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian upaya meningkatkan kedisiplinan siswa

menggunakan layanan konseling kelompok pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2

Majalengka Tahun Pelajaran 2012/2013, yang dilakukan oleh Danang P, Nanda Dwi

P, dan Shinta Lailasari, hasil risetnya menyatakan bahwa disiplin belajar yang

5 Alqur’an dan terjemahan, Bandung, CV penerbit J-ART

Page 17: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

dimaksut adalah keseluruhan sikap dan perbuatan yang timbul dari kesadaran diri

nya untuk belajar, dengan mentaati dan melaksanakan sebagai siswa dalam berbagai

kegiatan belajarnya disekolah, sesuai dengan peraturan yang ada. Dengan demikian

disiplin belajar yang dimaksud oleh peneliti ada relevansinya dengan yang penulis

buat yaitu pengaruh disiplin sekolah terhadap prestasi belajar siswa.6

Permasalahan yang sering terjadi adalah terdapat peserta didik yang terlambat

masuk dalam kelas, bolos, tidak pernah mencatat, suka mengobrol dengan teman,

peserta didik tidak mendengarkan dan tidak memperhatikan penjelasan guru dan

lambat dalam mengumpulkan tugas maupun PR. Hal serupa terjadi di SMP Negeri 3

Bandar Lampung khususnya kelas VIII dari pengamatan yang dilakukan selama

melaksanakan praktek pengalaman lapangan (PPL) tahun pelajaran 2016/2017.

Peneliti mengamati banyaknya peserta didik yang tidak disiplin dalam

belajar. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peserta didik yang tidak patuh dan taat

saat belajar berlangsung.7 Berdasarkan hasil wawancara Ibu Desi Ferli Yanti S.Pd di

SMP Negeri 3 Bandar Lampung, terdapat peserta didik yang terkesan tidak serius

saat belajar, berbicara dengan teman saat pelajaran berlangsung, bahkan tidak

mengikuti pelajaran. Peneliti sering menjumpai peserta didik yang kurang

memperhatikan adanya peserta didik yang datang terlambat masuk kelas, berbicara

dengan teman saat pelajaran berlangsung.

6 Angga Eka Yuda Wibawa, Pengembangan model konseling kelompok behaviour dengan teknik modelling untuk meningkatkan kedisiplinan siswa SMA Kabupaten Lamongan.

Tersedia on-line:http://journal,unnes.ac.id/sju/index.php/jubk.(13 april 2017) 7 Hasil Observasi di SMP Negeri 3 Bandar Lampung

Page 18: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Hal serupa diperkuat dengan adanya catatan kasus guru bimbingan konseling

di sekolah yang menyatakan beberapa peserta didik melakukan hal serupa pada jam

pelajaran berlangsung, terlihat pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1 Ketidakdisiplinan Belajar Kelas VIII di SMP Negeri 3 Bandar Lampung

T.A 2017/2018 NO

KASUS Jumlah peserta didik

Presentase

1. Datang dan pulang sekolah tidak tepat waktu

13 36,11%

2. Keluar kelas saat jam pelajaran 11 30,56% 3. Tidak mengumpulkan dan

menyelesaikan tugas tepat pada waktunya

7 19,44%

4. Tidsk patuh dan menentang peraturan 5 13,89% Jumlah 36 100%

Sumber: Data Dokumentasi Disiplin Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 3 Bandar Lampung.8

Berdasarkan tabel tersebut peserta didik mengalami ketidadisiplinan dalam

belajar, terdapat 36,11% datang dan pulang sekolah tidak tepat waktu , 30,56%

keluar kelas saat jam pelajaran, 19,44% tidak mengumpulkan dan menyelesaikan

tugas tepat pada waktunya, 13,89% tidak patuh dan menentang peraturan.

Peneliti menyimpulkan apabila hal ini dibiarkan maka akan menyebabkan

kegagalan dalam proses belajar dan pengembangan peserta didik. Dampak

ketidakdisiplinan belajar yaitu ketinggalan pelajaran dan nilai akademik rendah.

Untuk menanggulangi hal tersebut maka diperlukan bantuan dari konselor dan guru

pembimbing untuk dapat meningkatkan kedisiplinan peserta didik terhadap tata tertib

sekolah tersebut, upaya penanggulangan yang dapat dilakukan yaitu dengan

8 Dokumentasi data, peserta didik kelas VIII SMP N 3 Bandar Lampung tahun ajaran 2016/2017.

Page 19: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling. Salah satu bantuan yang dapat

diberikan adalah konseling kelompok dengan teknik modeling. Menurut W.S Winkel

dan Sri Hastuti, konseling kelompok berlangsung dalam kelompok, dimana terjadi

interaksi antara konselor dengan beberapa konseli dan antara konseli yang satu

dengan yang lain. Namun tujuan utama bukan mengembangkan kesatuan kelompok,

melainkan membantu masing-masing anggota kelompok itu untuk menemukan

penyelesaian terhadap masalah yang memberatkan dirinya.9 Alasan penggunaan

konseling kelompok untuk mengurangi tingkat pelanggaran peserta didik terhadap

tata tertib sekolah yaitu karena fungsi dari konseling kelompok itu sendiri adalah

kuratif atau penyembuhan sehingga diharapkan peserta didik yang memiliki tingkat

kedisiplinan terhadap tata tertib rendah mampu untuk berubah dan termotivasi untuk

lebih mematuhi tata tertib sekolah sehingga dapat merubah perilakunya sendiri

menjadi lebih disiplin.

Menurut Jamal Ma’mur Asmani teknik modeling merupakan teknik yang digunakan untuk membentuk perilaku baru pada klien dan memperkuat perilaku yang sudah terbentuk.10 Sedangkan menurut Rosjidan modeling adalah suatu komponen dari suatu strategi dimana konselor menyediakan demonstrasi tentang tingkah laku yang menjadi tujuan, teknik modeling ini sesuai diterapkan pada konseli yang mempunyai kesulitan untuk belajar tanpa contoh, sehingga konseli

9 Hanif Aftiani, penerapan konseling kelompok behavior untuk meningkatkan kedisiplinan

siswa, tersedia On-line: ejournal.unesa.ac.id/article/6219/13/article.pdf.(13april2017)

10 Subardi, upaya menigkatkan konsep diri siswa dalam belajar melalui teknik modeling dalam bimbingan kelompok, tersedia on-line:ejournal.ikip-veteran.ac.id(13juni2017)

Page 20: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

memerlukan contoh atau model perilaku secara konkret untuk dilihat atau diamati sebagai pembelajaran pembentukan tingkah laku konseli.11

Dalam hal ini intervensi melalui konseling kelompok, dapat dilakukan dengan

teknik modeling, peneliti memilih konseling kelompok dengan teknik modeling

karena sesuai dengan tujuan umum terapi tingkah laku yakni menciptakan kondisi-

kondisi baru bagi proses belajar, dasar alasannya bahwa segenap tingkah laku adalah

dipelajari dan ditiru termasuk tingkah laku yang maladaptif. Dalam hal ini perilaku

melanggar atau tidak disiplin dapat dianggap sebagai perilaku maladaptive dan

perilaku tersebut dapat dihapus serta dirubah menjadi efektif atau adaptif sesuai yang

diinginkan yakni disiplin dan patuh terhadap tata tertib.

Berdasarkan hal tersebut maka, peserta didik membutuhkan pemahaman diri

agar mereka sadar dan bisa bertanggung jawab serta merubah perilakunya agar dapat

disiplin belajar. Guru bimbingan konseling sangat berperan penting dalam membantu

peserta didik merubah perilaku nya agar dapat disiplin dalam belajar. Dalam hal ini

dibutuhkan satu layanan yang intensis yaitu peneliti akan menggunakan layanan

konseling kelompok dengan teknik modelling untuk meningkatkan disiplin belajar

peserta didik.

Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa layanan konseling kelompok

dengan teknik modeling adalah upaya membantu peserta didik dalam menyelesaikan

permasalahannya, khususnya pada ketidakdisiplinan belajar peserta didik.

11 Ayu Sri Junarsih Mandala, Penerapan Konseling Behavioral dengan Teknik Modeling Untuk

Meningkatkan Emotional Inteligence Siswa Pada Kelas XAP1 SMK Negeri 1 Seririt Kabupaten Buleleng, tersedia Online: ejoernal.undiksa.ac.id.s

Page 21: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Berdasarkan pertimbangan bahwa konseling kelompok dengan teknik

modeling dapat dipergunakan untuk mencegah ketidakdisiplinan belajar peserta

didik, maka peneliti membatasi masalah umum sebagai berikut: “Efektivitas

Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Modeling Dalam Meningkatkan

Kedisiplinan Belajar Pada Peserta Didik Kelas VIII Di SMP Negeri 3 Bandar

Lampung Pelajaran 2017/2018”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pra penelitian, maka peneliti

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Terdapat peserta didik kelas VIII Di SMP Negeri 3 Bandar Lampung datang

dan pulang sekolah tidak tepat waktu;

2. Terdapat peserta didik kelas VIII Di SMP Negeri 3 Bandar Lampung keluar

kelas saat jam pelajaran;

3. Terdapat peserta didik kelas VIII Di SMP Negeri 3 Bandar Lampung tidak

mengumpulkan dan menyelesaikan tugas tepat pada waktunya;

4. Terdapat peserta didik kelas VIII Di SMP Negeri 3 Bandar Lampung tidak

patuh dan menentang peraturan;

C. Batasan Masalahs

Agar pembahasan pada penelitian ini terarah dan tidak keluar dari

permasalahan yang ada, maka peneliti hanya membahas: “Efektivitas layanan

konseling kelompok dengan teknik modeling dalam meningkatkan disiplin

Page 22: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2017/2018”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dirumuskan

adalah sebagai berikut: “Apakah Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik

Modeling Efektif Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Pada Pese

rta Didik Kelas VIII Di SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2017/2018”?

E. Tujuan Peneliitian

Tujuan dari penelitian adalah mengetahui efektivitas layanan konseling

kelompok dengan teknik modeling dalam meningkatkan kedisiplinan belajar pada

peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2017/2018.

F. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

1) Teoritis

Diharapkan penelitian ini mampu memberikan sumbangan ilmu dalam

bidang pendidikan khususnya bimbingan dan konseling yaitu membantu

peserta didik dalam meningkatkan kedisiplinan belajar.

2) Praktis

Page 23: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

a. Bagi Peserta Didik

Dapat menambah pengetahuan tentang kedisiplinan belajar serta

dampaknya, sehingga dapat mengurangi ketidakdisiplinan belajar pada

peserta didik.

b. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan positif bagi sekolah,

khususnya dalam meningkatkan kedisiplinan belajar sehingga peserta

didik dapat berkembang secara optimal, dapat dijadikan sebagai tolak

ukur atas pelaksanaan dan pemanfaatan layanan konseling kelompok

dengan teknik modeling secara optimal.

c. Bagi guru bimbingan dan konseling

Dapat menambah pengetahuan guru pembimbing dalam melaksanakan

konseling kelompok dengan teknik modeling di sekolah terkait dengan

kedisiplinan belajar, serta dapat dijadikan sebagai bahan masukan guru

pembimbing dalam memberikan layanan yang tepat terhadap peserta

didik sehingga konseling kelompok dengan teknik modeling dapat

digunakan dalam mencegah ketidakdisiplinan belajar.

d. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan, memberikan pengalaman yang sangat

besar berupa pengalaman yang menjadi calon konselor profesional dan

menjadi pedoman bagi penulis dalam membimbing peserta didik

nantinya.

Page 24: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

G. Ruang Lingkup Penelitian

Penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini agar lebih jelas dan tidak

menyimpang dari tujuan yang ditetapkan, diantaranya adalah:

1. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah sejauh mana konseling

kelompok dengan teknik modeling dapat meningkatkan pengetahuan

tentang kedisiplinan belajar.

2. Ruang Lingkup Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII di SMP Negeri

3 Bandar Lampung.

3. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 3 Bandar

Lampung.

4. Ruang Lingkup Waktu

Waktu penelitian, penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun

pelajaran 2017/2018.s

Page 25: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konseling Kelompok 1. Pengertian Konseling Kelompok

Konseling berasal dari bahasa inggris “Counseling” yang dikaitkan

dengaan kata “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nasehat (to obtain

counsel), anjuran (to give counsel), dan pembicaraan (to take counsel).

Berdasarkan arti diatas, konseling secara etimologis berati pemberian nasihat,

anjuran dan pembicaraan dengan tukar pikiran.12 Sedangkan menurut jones,

shertzer dan stone dalam buku dasar-dasar bimbingan dan konseling oleh

prayitno mengemukakan bahwa:

Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman peserta didik difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan dimana ia diberikan bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah tersebut. Konselor tidak memecahkan masalah untuk peserta didik. Konseling harus ditujukan pada perkembangan yang progresif dari individu untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri tanpa bantuan.13

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konseling adalah suatu

bantuan yang diberikan oleh konselor kepada peserta didik dalam memecahkan

masalah yang dihadapinya dengan bertukar pikiran dan cara yang sesuai dengan

kemampuannya sendiri. Konseling kelompok adalah suatu bentuk konseling

12 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi) (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 21. 13 Prayitno dan Erman A, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), h. 100.

Page 26: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

yang dilakukan oleh konselor untuk memberikan bantuan dalam menyelesaikan

permasalahan kepada sekelompok yang di dalamnya terhadap hubungan timbal

balik antara konselor dengan kelompok.Menurut Latipun konseling kelompok

adalah:

merupakan salah satu bentuk konseling dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu, memberi umpan balik dan pengalaman belajar.14 Menurut Dewa Ketut Sukardi konseling kelompok adalah: konseling yang diselenggarakan dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang terjadi di dalam kelompok itu. Masalah-masalah yang dibahas merupakan masalah perorangan yang muncul di dalam kelompok itu, yang meliputi berbagai masalah dalam segenap bidang bimbingan (bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir).

Dengan demikian Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

konseling kelompok merupakan suatu pemberian bantuan dengan memanfaatkan

dinamika kelompok oleh konselor kepada beberapa peserta didik yang tergabung

dalam suatu kelompok untuk memecahkan masalah kelompok.

2. Tujuan Konseling Kelompok

Menurut Dewa Ketut Sukardi, tujuan konseling kelompJok meliputi:

a. melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak;

b. melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman

sebayanya;

c. dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota

kelompok; dan

d. mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok. 14 Latipun, Psikologi Konseling (Malang: UMM Press, 2010), h. 149.

Page 27: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Menurut Prayitno, tujuan umum konseling kelompok adalah

mengembangkan kepribadian siswa untuk mengembangkan kemampuan sosial,

komunikasi, kepercayaan diri, kepribadian, dan mampu memecahkan masalah

yang berlandaskan ilmu dan agama. Sedangkan tujuan khusus konseling

kelompok, yaitu:

a. membahas topik yang mengandung masalah aktual, hangat, dan menarik

perhatian anggota kelompok;

b. terkembangnya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap terarah

kepada tingkah laku dalam bersosialisasi atau komunikasi;

c. terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya

imbasan pemecahan masalah bagi individu peserta konseling kelompok

yang lain; dan

d. individu dapat mengatasi masalahnya dengan cepat dan tidak menimbulkan

emosi.15

3. Tahapan Penyelenggara Konseling Kelompok

Sebelum diselenggarakan konseling kelompok, ada beberapa tahapan

yang perlu dilaksanakan terlebih dahulu. Tahapan penyelenggaraan konseling

kelompok menjadi 4 tahapan, yaitu:

1. Tahap Pembentukan

15 Uswatun Sa’diah, Pengaruh Konseling kelompok menggunakan teknik behavioristik positiven reinforcement terhadap disiplin belajar peserta didik kelas V 1 Way Dadi Bandar Lampung, tersedia on-line:http://repository.radenintan.ac.id/576/1/sudah_digabung.pdf ( 10 mei 2017).

Page 28: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Tahap pembentukan merupakan tahap persiapan pelaksanaan konseling

pada tahap ini terutama saat pembentukan kelompok, dilakukan dengan

seleksi angggota. Ketentuan penting yang mendasari pada tahap ini adalah:16

a) adanya minat bersama (Common Interest), dikatakan demikian jika

secara potensial anggota itu memiliki kesamaan masalah dan perhatian

yang akan dibahas;

b) suka rela atau inisiatifnya sendiri, karena hal ini berhubungan dengan hak

pribadi siswa;

c) adanya kemauman berpartisipasi di dalam proses kelompok; dan

d) mampu berpartisipasi di dalam kelompok.

Proses utama tahap awal adalah orientasi dan eksplorasi. Pada

awalnya tahap ini diwarnai keraguan dan kekhawatiran tetapi juga

harapan dari peserta konseling. Namun apabila konselor mampu

memfasilitasi kondisi tersebut tahap ini memunculkan kepercayaan

terhadap kelompok. Langkah-langkah pada tahap awal kelompok adalah:

a. pembukaan pada awal proses konseling adalah pengenalan, perlibatan

diri dan pemasukan diri;

b. pada tahap ini konselor memberikan rangkaian penjelasan yang

diperlukan, mulai dari pengertian mengapa diadakan konseling

kelompok sampai prosedur atau aturan yang akan dilaksanakan pada

kelompok; dan 16 Ibid, h. 125.

Page 29: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

c. kemudian konselor mempersilahkan para siswa untuk mengutarakan

masalah yang mereka alami berkaitan tentang materi pokok yang

menjadi bahan diskusi.

2. Tahap Transisi

Tujuan tahap ini adalah membangun rasa saling percaya yang

mendorong anggota menghadapi rasa takut yang muncul pada tahap awal.

Konselor perlu memahami karakteristik dan dinamika kelompok yang

terjadi pada tahap transisi. Peran konselor pada tahap ini adalah:

a) menjelaskan kembali kegiatan konseling kelompok;

b) tanya jawab tentang kesiapan anggota untuk kegiatan lebih lanjut; dan

c) mengenali suasana apabila anggota secara keseluruhan atau sebagian

belum siap untuk memasuki tahap berikutnya dan mengatasi suasana

tersebut.

3. Tahap Kegiatan.

Tahap ini mengentaskan masalah pribadi anggota kelompok. Kegiatan ini

meliputi setiap kelompok mengemukakan masalah pribadi yang perlu

mendapatkan bantuan untuk pengentasannya. Klien menjelaskan lebih rinci

masalah yang dialami. Semua anggota ikut merespon apa yang disampaikan

anggota yang lain.

4. Tahap Pengakhiran.

Tahap ini biasa disebut juga dengan tahap tendensi /ending dimana pada

tahap ini semua kegiatan akan diakhiri namun tidak dalam artian kegiatan

Page 30: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

akan berakhir begitu saja. Namun masih ada kegiatan selanjutnya yang bias

dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut :17

a) Frekuensi pertemuan

Berkenaan dengan kegiatan ini hal yang Paling urgen dilihat

adalah berkaitan dengan frekuensi pertemuan yang akan dilakukan

selanjutnya. Karena untuk mendapatkan hasil yang memuaskan tentunya

tidaklah bias dilakukan dengan hanya sekali pertemuan akan tetapi hasil

yang sempurna akan dicapai jika itu dilakukan jika pertemuan itu

dilakukan lebih dari 1 kali.

b) Pembahasan keberhasilan kelompok

Pada kegiatan ini semua kegiatan kelompok harus dipusatkan

pada pembahasan dan penerapan hal-hal yang telah mereka dapatkan dan

pelajari mulai dari awal kegiatan sampai dengan akhir kegiatan agar

mereka dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

B. TEKNIK MODELING

1. Pengertian teknik modeling

Modeling (penokohan) adalah istilah yang menunjukkan terjadinya

proses belajar melalui pengamatan (observational learning) terhadap orang

lain dan perubahan terjadi melalui peniruan. Peniruan (imitation)

menunjukkan bahwa perilaku orang lain yang diamati, ditiru lebih

17 Prayitno, Dasar-dasar bimbingan dan konseling, penerbit: rineka cipta

Page 31: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

merupakan peniruan terhadap apa yang dilihat dan diamati. Proses belajar

melalui pengamatan menunjukkan terjadinya proses belajar setelah

mengamati perilaku pada orang lain.18Menurut Jamal Ma’mur Asmani

teknik modeling adalah:

teknik yang digunakan untuk membentuk perilaku baru pada klien

dan memperkuat perilaku yang sudah terbentuk.19Sedangkan

menurut Perry dan Furukawa modeling adalah:

proses belajar melalui observasi dimana tingkah laku dari seorang

individu atau kelompok, sebagai model, berperan sebagai

rangsangan bagi pikiran-pikiran, sikap-sikap, atau tingkah laku

sebagai bagian dari individu yang lain yang mengobservasi model

yang ditampilkan.20

Penggunaan teknik modelling digunakan karena menurut Bandura

dalam Friedman, menyatakan bahwa dalam teknik modeling menggunakan 4

jenis informasi yaitu (1) pengalaman kita dalam melakukan perilaku yang

serupa (kesuksesan dan kegagalan dimasa lalu); (2) melihat orang lain

melakukan perilaku yang kurang lebih sama; (3) persuasi verbal (bujukan

18 Komalasari Gantina, dan Wahyuni Eka., Teori dan Teknik Konseling, PT. Indeks, Jakarta,2011, h, 176

19 Subardi, upaya menigkatkan konsep diri siswa dalam belajar melalui teknik modeling dalam bimbingan kelompok, tersedia on-line:ejournal.ikip-veteran.ac.id(13juni2017) 20 Ayu Sri Junarsih Mandala, Penerapan Konseling Behavioral dengan Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Emotional Inteligence Siswa Pada Kelas XAP1 SMK Negeri 1 Seririt Kabupaten Buleleng, tersedia Online: ejoernal.undiksa.ac.id.s

Page 32: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

orang lain yang menyemangati atau menjatuhkan); (4) apa perasaan kita

tentang perilaku yang dimaksud (reaksi emosional).21

2. Macam-macam Modeling

a. Penokohan nyataa (live model) adalah model hidup yang

diperoleh klien dari konselor atau orang lain dalam bentuk

tingkah laku yang sesuai, pengaruh sikap, dan nilai-nilai keahlian

kemasyarakatan.22 seperti: terapis, guru, anggota keluarga atau

tokoh yang dikagumi dijadikan model oleh konselsi.

b. Penokohan simbolik (symbolik model) seperti: tokoh yang dilihat

melalui film, tokoh, video, atau media lain.sss

c. Penokohan ganda (multipel model) seperti: terjadi dalam

kelompok, seorang anggota mengubah sikap dan mempelajari

sikap baru setelah mengamati anggota lain bersikap.23

3. Karakteristik Live Model

a. Karakter peduli sosial, terwujud dalam sikap dan tindakan yang

selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat

yang membutuhkan. Karakter ini mencerminkan sikap kegotong-

royongan, kepedulian sosial menghindarkan seseorang dari sifat

dan sikap egois yang cenderung “cuek” pada keadaan di

sekitarnya. Kepedulian sosial membuat seseorang senantiasa

peduli pada dinamika sosial yang terjadi disekitarnya. Kepedulian

21 Sofwan Adiputra, “Penggunaan Teknik Modeling Terhadap Perencanaan Karir Siswa”, (On-line) tersedia On-line: http:ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus/article/view/9935.(10mei2017) 22 Ayu Sri Juniariasih Mandala, penerapan konseling behavioral dengan teknik modeling untuk meningkatkat emotional intelligence siswa, tersedia on-line: ejournal.undiksha.ac.id(10 mei 2017) 23 Komalasari Gantina, Op,Cit, h179

Page 33: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

sosial juga mendorong seseorang untuk tidak tahan jika ada

orang-orang disekitarnya menghadapi kesulitan.

b. Karakter tanggung jawab, terwujud dalam sikap dan perilaku

seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, nilai nilai

tercermin dari sikap dan perilaku seseorang saat diberi amanah

yang selalu menunjukkan kesungguhan untuk melaksanakan apa

yang dipercayakan, serta berusaha secara optimal menyelesaikan

beban tugas dengan hasil yang baik.

c. Karakter bersahabat/komunikatif, terwujud dalam sikap dan

tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu

yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati

keberhasilan orang lain.24

4. Pengaruh Modeling

a. Pengambilan respon atau keterampilan baru dan

memperlihatkannya dalam perilaku baru.

b. Hilangnya respon takut setelah melihat tokoh melakukan sesuatu

yang menimbulkan rasa takut konseli, tidak berakibat buruk

bahkan berakibat positif.

c. Melalui pengamatan terhadap tokoh, seseorang terdorong untuk

melakukan sesuatu yang mungkin sudah diketahui atau dipelajari

dan tidak ada hambatan.25

24 Santoso, Life Model dalam Internalisasi Nilai-nilai Karakter Peduli Sosial Tanggung Jawab dan Bersahabat pada Siswa, tersedia di On-line: Ralat_-_konselor_Altruis_-_untuk_SEMNAS_UNIPA.Pdf. 25 Ibid, h 178

Page 34: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan modelling.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan

penokohan (modelling) adalah sebagai berikut:

a. Ciri model seperti; usia, status sosial, jenis kelamin, keramahan,

dan kemampuan, penting dalam meningkatkan imitasi;

b. Anak lebih suka meniru model yang standar prestasinya dalam

jangkauannya; dan

c. Anak cenderung mengimitasi orang tuanya yang hangat dan

terbuka. Gadis lebih mengimitasi ibunya.26

Dalam teknik modelling ada beberapa tahapan yang dapat

digunakan dalam memberikan layanan kepada individu atau kelompok

agar dalam proses pemberian layanan dapat berjalan dengan baik.

Bandura dalam Dede Rahmat Hidayat, “menemukan tahapan dalam

proses yang mengatur pembelajaran melalui modelling, yaitu:

a. Proses Memperhatikan

Beberapa variabel yang turut berpengaruh terhadap proses

belajar diantaranya berkaitan dengan karakteristik model, sifat

kegiatan, dan orang yang menjadi subjek. Model yang sangat

menarik lebih diperhatikan dibandingkan dengan model yang

memiliki daya tarik interperonal yang rendah.

b. Proses Retensi

26 Ibid, h 177

Page 35: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Ketika mengamati perilaku seseorang dan segera

menirunya, maka kita akan menggunakannya sebagai panduan

untuk bertindak pada kesempatan lain. Ada dua bentuk sistem

simbol atau representasi yang membantu belajar observasional,

yaitu imaginatif dan verbal.

Representasi modelling dapat mengarahkan pada pola

respon yang baru harus dapat direpresentasikan secara simpolis

dalam ingatan. Representasi perlu disimbolisasikan dalam bentuk

verbal, karena beberapa observasi dipertahankan dalam bentuk

gambaran dan alat dimunculkan tanpa adanya model secara fisik.

c. Proses Reproduksi Motorik

Dalam rangka meniru model, seorang individu harus

mengubah representasi simbolis dari pengamatan kebentuk

tindakan. Perilaku yang muncul harus memiliki kesamaan

dengan perilaku asal.

Proses reproduksi motorik harus melibatkan empat sub

tahapan, yaitu organisasi respon kognitif, inisiasi respons,

pemantauan respons, dan penyempurnaan respons. Setelah

memperhatikan model dan mempertahankan apa yang telah

diobservasi, kemudian kita memproduksi dengan perilaku

baru.

d. Motivasi

Page 36: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Pembelajaran melalui observasi paling efektif terjadi

apabila pihak yang belajar termotivasi untuk melakukan

perilaku yang ditiru. Perhatian dan representasi dapat

berakibat dapat berakibat pada pengumpulan informasi untuk

belajar, namun pertama difasilitasi oleh motivasi untuk

melakukan perlaku tertentu.27

C. Disiplin Belajar

1. Pengertian Disiplin Belajar

Secara umum diakui, dalam rangka mencapai tujuan organisasi

termasuk organisasi sekolah diperlukan banyak faktor, salah satunya adalah

disiplin. Disiplin berarti ketaatan, kepatuhan pada peraturan atau tata tertib dan

sebagainya.

Menurut Harbangun Siagian, disiplin adalah kadar atau derajar

kepatuhan peserta didik terhadap aturan atau ketentuan yang ada disekolah.

Menurut Amir Danien Indrakusuma, disiplin berarti adanya kesediaan

untuk memenuhi peraturan-peraturan dan larangan-larangan tanpa adanya

paksaan.

Kemudian pengertian belajar menurut Slameto adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku

27 Sofwan Adiputra, Op.Cit

Page 37: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.28

Dari beberapa pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa

kedisiplinan belajar adalah kadar atau derajat kepatuhan peserta didik terhadap

peraturan-peraturan dan tata tertib sekolah untuk memperoleh kondisi yang

lebih baik dengan menjadikan disiplin sebagai kontrol penguasaan diri yang

dilakukan tanpa adanya paksaan.

Disiplin sangat penting bagi peserta didik, oleh karena itu kedisiplian

harus ditanamkan secara terus-menerus kepada peserta didik, jika disiplin

ditanamkan secara terus-menerus maka disiplin tersebut akan menjadi

kebiasaan bagi peserta didik. Orang-orang yang berhasil dalam bidangnya

masing-masing umumnya memiliki kedisiplinan yang tinggi, sehingga

kedisiplina menduduki tempat penting bagi dunia pendidikan dan perlu

ditanamkan pada diri anak sejak dini. Melalui kedisiplinan, sekolah tidak hanya

sekedar mengembangkan kemampuan intelektual para peserta didik, melainkan

juga memberikan sumbangan dasar bagi persiapan moral anak didik dalam

kehidupan. Menurut widodo, bentuk indisipliner siswa antara lain: perilaku

membolos, terlambat masuk sekolah, ribut dikelas, ngobrol dikelas saat guru

28 Retmono Jazib Prasojo, pengaruh perhatian orang tua dan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS, tersedia On-line: http://e-journal.ikip-veteran.ac.id/index.php/EKONOMI/article/view/347(10mei2017)

Page 38: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

sedang menjelaskan mata pelajaran, tidak mengenakan atribut sekolah secara

lengkap, dan menyontek.29

Perilaku indisiplin peserta didik tersebut apabila dibiarkan akan

membawa dampak yang kurang menguntungkan terhadap prestasi belajar

maupun sikap mental para peserta didik, ketidakdisiplinan akan mengganggu

pembelajaran sehingga berpengaruh terhadap kurang berkembangnya prestasi

belajar peserta didik. Oleh karena itu, agar proses belajar mengajar berjalan

lancar salah satu upaya yaitu, dengan meningkatkan disiplin belajar pada

peserta didik.

Menurut Atmosurdirjo “disiplin adalah suatu bentuk ketaatan dan

pengendalian diri erat hubungannya dengan rasionalisme, sadar dan

emosional”.30 Selain akan membuat seseorang akan memiliki kecakapan

mengenai cara belajar yang baik juga merupakan proses pembentukan watak

yang baik dalam diri seseorang. Gie memberikan pengertian disiplin sebagai

berikut “disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang

tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah

ada dengan rasa senang hati”.31

29 Lilik Widosari, upaya meningkatkan kedisiplinan melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik behavior pada siswa, tersedia online:http://download.portalgaruda.org/article.php?article=267439&val=upaya%20meningkatkan%20kedisiplinan%20melalui%20layanan%20bimbingan%20kelompok%20dengan%20teknik%20pada%20siswa.(16 maret 2017) 30 Atmodiwiro, S. Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Ardadizya, 2000), h.232 31 Imron, A. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta:Bumi Aksara, 2011), h.172

Page 39: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Seorang peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah

tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di

sekolahnya, dan setiap peserta didik dituntut untuk dapat berperilaku sesuai

dengan aturan dan tata tertib yang berlaku disekolahnya. Disiplin sekolah

adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku peserta didik agar tidak

menyimpang dan dapat mendorong peserta didik untuk perilaku sesuai dengan

norma, peraturan, dan tata tertib yang berlaku disekolah.

Imron menyatakan “disiplin peserta didik sebagai suatu sikap tertib

dan teratur yang dimiliki oleh peserta didik di sekolah, tanpa ada pelanggaran-

pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung

terhadap peserta didik sendiri dan terhadap sekolah secara keseluruhan”.32 Dari

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan peserta didik

merupakan suatu sikap yang teratur tanpa adanya pelanggaran yang dapat

merugikan pihak manapun. Sehingga tercipta suatu keteraturan di dalam

sekolah yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran dan kegiatan akademik

berjalan dengan lancar.

Hal ini senada dengan pendapat Sofan Amri yang menyatakan

bahwa “disiplin belajar merupakan suatu bentuk kesadaran tindakan

untuk belajar seperti disiplin mengikuti pelajaran, ketepatan dalam

menyelesaikan tugas, kedisiplinan dalam mengikuti ujian, kedisiplinan

dalam menepati jadwal, belajar, kedisiplinan dalam menaati tata tertib 32Ibid, h.173

Page 40: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

yang berpengaruh langsung terhadap cara dan teknik siswa dalam

belajar yang hasilnya dapat dilihat dari prestasi belajar yang

dicapai”.33 Sofan juga mengungkapkan bahwa ”disiplin belajar

merupakan sikap yang terbentuk melalui proses dari serangkaian

perilaku yang menunjukkan nilai-nilai individu ketaatan dan ketentuan

berdasarkan acuan nilai moral individu untuk memperoleh perubahan

tingkah laku yang mencakup perubahan berfikir, sikap, dan tindakan

yang sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan

seseorang dalam belajar secara konsisten dan konsekuen dalam usaha

untuk mendapatkan kepandaian ilmu”.34

Pembiasaan diri dalam belajar merupakan hal yang penting,

karena dengan membiasakan diri secara teratur dalam belajar peserta didik dapat

meningkatkan pengetahuannya di dalam pembelajaran dan akan membentuk pribadi

dan watak individu yang lebih baik.

2. Tujuan Disiplin

Penanaman dan penerapan sikap disiplin dalam pendidikan tidak

dimunculkan sebagai suatu tindakan pengekangan atau pembatasan kebebasan

peserta didik dalam melakukan perbuatan sekehendaknya, akan tetapi hal itu

tidak lebih sebagai tindakan pengarahan kepada sikap yang bertanggung jawab

33Sofan Amri, pengembangan dan model pembelajaran dalam kurikulum 2013, Jakarta, PT.

Prestasi Pustakaraya, 2013, h,168 34 Ibid, h 171

Page 41: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

dan mempunyai cara hidup yang baik dan teratur sehingga peserta didik tidak

merasakan bahwa disiplin merupakan beban, tetapi disiplin merupakan suatu

kebutuhan bagi dirinya dalam menjalankan tugas sehari-hari. Adapun tujuan

disiplin menurut Charles adalah:35

a. tujuan jangka pendek yaitu supaya anak terlatih dan terkontrol dengan

ajaran yang pantas; dan

b. tujuan jangka panjang yaitu untuk mengembangkan dan pengendalian

diri anak tanpa pengaruh pengendalian diri luar.

Sedangkan menurut Rimm tujuan disiplin adalah mengarahkan

anak agar mereka belajar mengenal hak-hak baik yang merupakan

persiapan bagi masadewasa, saat mereka sangat bergantung pada disiplin

diri. Diharapkan, kelak disiplin diri mereka akan membuat hidup mereka

bahagia, berhasil, dan penuh kasih sayang.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan

memiliki tujuan diantaranya adalah megarahkan anak untuk belajar hal-

hal yang baik bagi persiapan masa dewasa dan agar anak terlatih dengan

ajaran yang pantas, selain itu terdapat tujuan jangka panjang yaitu

megembangkan dan mengendalikan diri anak terhadap pengaruh

pengendalian dari luar.

35 Charles, S. Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak, (Jakarta:Mitra Utama, 1980), h.88

Page 42: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

3. Manfaat Disiplin

Kedisiplinan merupakan suatu yang tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan manusia. Soetjiningsih mengemukakan bahwa

disiplin harus dilatihkan kepada anak sejak awal agar anak mempunyai

kebiasaan-kebiasaan berperilaku yang baik dan tertib yang akan sangat

berguna dalam mendukung perkembangan aspek-aspek lainnya dan

untuk kehidupannnya kelak. Soetjinigsih menambahkan manfaat disiplin

adalah antara lain:

a. anak merasa aman karena ia tahu mana yang boleh dan mana yang

tidak boleh dilakukannya;

b. membantu anak menghindari perasaan bersalah dan malu akibat

perbuatan salah;

c. memungkinkan anak hidup menurut standar yang disetujui kelompok

social;

d. merasa disayang dan diterima karena dalam proses disiplin anak

mendapat pujian bila melakukan hal baik; dan

e. membantu anak dalam mengembangkan hati nuraninya.

Dalam penjelasan diatas dapat diketahui bahwa

kedisiplinan sangat diperlukan dan harus ditanamkan kepada anak sedini

mungkin agar anak terbiasa melakukan perbuatan yang baik dan sesuai

dengan standar lingkungan sosialnya. Disiplin juga memiliki beberapa

Page 43: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

manfaat bagi kehidupan anak, sehingga disiplin tidak dapat dipisahkan

dari kehidupan manusia.

4. Bentuk-bentuk masalah ketidak disiplinan di sekolah

Bentuk masalah ketidakdisiplinan umumnya adalah perilaku

yang melanggar peraturan atau tata tertib yang telah dibuat. Namun Aqib

mengemukakan bentuk-bentuk masalah ketidakdisiplinan dikelas atau

disekolah secara lebih khusus lagi, yaitu : a) makan dikelas; b) membuat

suara gaduh; c) kurang tepat waku; d) mengganggu peserta didik lain; e)

agresif; f) mengejek teman lain; g) tidak memperhatikan;dan h) membaca

materi lain.36

Hurlock menambahkan pelanggaran yang umum dilakukan

anak-anak di sekolah adalah seperi mencuri, menipu, berbohong,

menggunakan kata-kata kasar, merusak milik sekolah, membolos,

mengganggu teman lain dengan mengejek, menggertak, menciptakan

gangguan, membaca komik atau mengunyah permen saat pelajaran

berlangsung, berbuat gaduh dikelas, dan berkelahi dengan teman kelas.37

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin di sekolah

Terlaksananya disiplin di sekolah sangatlah penting karena

dengan disiplin peserta didik dapat belajar dengan teratur dan dapat

mengikuti peraturan atau tata tertib di sekolah sehingga kegiatan

36 Aqib, Z, Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa, (Bandung:Yrama Widya, 2006 ), h.117 37 Hurlock, perkembangan jilid 1 edisi ke 6, edisi revisi(Jakarta,erlangga), h.166

Page 44: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan kondusif. Terlaksananya

penanaman disiplin disekolah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik

faktor intern maupun faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang

datang dari dalam diri peserta didik sedangkan faktor ekstern adalah faktor

dari luar diri peserta didik.

Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

disiplin peserta di sekolah adalah sebagai berikut :38

1. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu.

a) Kesehatan peserta didik

Kesehatan peserta didik sangat mempengaruhi peserta didik dalam

mengikuti proses belajar di sekolah. Karena kondisi kesehatan yang sehat,

peserta didik dapat lebih berkonsentrasi dalam belajar dan dapat mematuhi

segala peraturan di sekolah.

b) Minat peserta didik

Minat adalah kecendrungan dalam individu untuk tertarik pada suatu

objek atau aktifitas dan merasa senang terlibat dalam aktifitas tersebut.

Minat sangat penting pengaruhnya terhadap belajar, karena bila peserta

didik kurang berminat pada materi pelajaran yang diberikan oleh guru

maka dapat dipastikan peserta didik kurang dapat menerima pelajaran

dengan sebaik-baiknya, tetapi sebaliknya bila bahan pelajaran dapat

38 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta:Rineka Cipta, 1995), h.56

Page 45: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

menarik peserta didik maka bahan pelajaran itu akan mudah dipelajari dan

diingat karena minat peserta didik dapat menambah kegiatan belajar.

c) Motivasi belajar peserta didik

Motivasi adalah dorongan dari dalam diri peserta didik untuk

melakukan kegiatan belajar. Motivasi sangat penting pengaruhnya

terhadap belajar, karena bila seorang peserta didik memiliki motivasi

belajar yang baik sudah dapat dipastikan ia akan berhasil dalam belajar

dan dapat melaksanakan disiplin di sekolah dengan baik.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu

itu sendiri. Faktor eksternal meliputi: lingkungan tempat tinggal peserta

didik, perhatian orang tua, dan keadaan sekolah.

7. Unsur-Unsur Disiplin Belajar

Terdapat unsur-unsur yang penting dalam perilaku disiplin, menurut

Hurlock dalam Sofan unsur pokok disiplin yaitu:

a. Peraturan sebagai pedoman perilaku

Peraturan digunakan untuk membentuk perilaku individu, peraturan

memperkenalkan individu pada perilaku yang di setujui lingkungan

sekitar. Seperti pada sekolah peserta didik diperkenalkan perilaku disiplin

yang harus diterapkan di lingkungan sekolah, sehingga nantinya akan

membuat peserta didik terbiasa dalam disiplin.

Page 46: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

b. Konsistensi dalam peraturan dan dalam cara yang digunakan

mengajarkannya.

Konsistensi merupakan tingkat keseragaman atau stabilitas terhadap

peraturan yang digunakan dalam pedoman perilaku. Seperti konsistensi

dalam hukuman yang diberikan kepada peserta didik yang berperilaku

tidak sesuai dengan standar, dan dalam penghargaan bagi mereka yang

menyesuaikan.

c. Hukuman untuk pelanggaran peraturan.

Hukuman berasal dari kata kerja latin, punire yang berarti

menjatuhkan hukuman pada seseorang karena suatu kesalahan,

perlawanan atau pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan.

Hukuman dapat menghalangi terulangnya tindakan yang tidak diinginkan,

hukuman juga dapat digunakan untuk mendidik, dalam hal ini agar

individu dapat mengetahui perbuatan mana yang baik untuk dilakukan

dan perbuatan yang tidak baik untuk dilakukan (perbuatan yang

melanggar peraturan).

d. Penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan peraturan

yang berlaku.

Page 47: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi dapat berupa kata-

kata pujian, senyuman dan tepukan di punggung. Penghargaan akan

diterima setelah individu dapat menyelesaikan kewajibannya.39

Sedangkan menurut Sofan “unsur pokok yang membentuk disiplin yaitu,

sikap yang telah ada pada diri manusia dan sistem nilai budaya yang ada di

dalam masyarakat. Sikap atau attitude merupakan unsur yang hidup di dalam

jiwa manusia yang harus mampu bereaksi terhadap lingkungannya, dapat

berupa tingkah laku atau pemikiran. Sedangkan sistem nilai budaya

merupakan bagian dari budaya yang berfungsi sebagai petunjuk atau

pedoman dan penuntun bagi kelakuan manusia”.40

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut unsur-unsur disiplin belajar yaitu,

peraturan, konsistensi dalam peraturan, hukuman, penghargaan terhadap peserta

didik yang dapat meningkatkan disiplin belajar. Peserta didik yang memiliki sikap

yang baik dalam ketaatan berperilaku, maka dengan mudah dapat menyesuaikan diri

terhadap peraturan yang sudah ditetapkan.

8. Indikator Disiplin Belajar

39 Daryanto dan suryati, pendidikan karakter di sekolah. Jakarta : PT Bumi Aksara 2013. h 50.

40 Sofan Amri, pengembangan dan model pembelajaran dalam kurikulum, jakarta:PT.prestasi pustakaraya 2013 h 165.

Page 48: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Menurut Moenir “indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat

disiplin belajar peserta didik berdasarkan ketentuan disiplin waktu dan

disiplin perbuatan, yaitu:

1. Disiplin waktu, meliputi: (a) tepat waktu dalam belajar, mencakup datang

dan pulang sekolah tepat waktu; (b) tidak keluar kelas saat jam pelajaran;

dan (c) mengumpulkan dan menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.

2. Disiplin Perbuatan, meliputi: (a) patuh dan tidak menentang peraturan;

(b) tidak malas belajar; (c) tidak menyuruh orang lain bekerja demi

dirinya; (d) tidak suka berbohong; dan (e) melakukan tingkah laku yang

menyenangkan, mencakup tidak mencontek, tidak membuat keributan dan

tidak mengangggu orang lain saat belajar”.41

Berdasarkan indikator tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa peserta

didik yang memiliki disiplin belajar yang tinggi merupakan peserta didik yang

memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas-tugas dan

pembelajaran yang diberikan oleh guru seperti datang ke sekolah tepat waktu, tidak

mengobrol saat jam pelajaran, tidak mencontek, dan tidak merokok dilingkungan

sekolah.

41 Khusnalia Dian Maharani, Pengaruh Disiplin Belajar dan Keaktifan Kegiatan

Ekstrakulikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi danKomunikasi di SMK 1 Sentolo,tersedia online: Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta, Tersedia:http://eprints.uny.ac.id/9742/3/bab%202%2008520244045.pdf, ( 01 Juni 2017)h 10-11.

Page 49: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

D. Penelitian Relevan

Berdasarkan telaan pustaka dan kajian penulis ditemukan penelitian yang

relevan dengan penelitian penulis yaitu:

a. Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh peneliti yang bernama Ita

Roshita, meningatkan kedisiplinan siswa melalui layanan konselinng

kelompok dengan teknik modeling pada siswa kelas VIII di SMP

Negeri 2 Majalengka Tahun Pelajaran 2012/2013, hasil risetnya

menyatakan bahwa disiplin belajar yang dimaksut adalah keseluruhan

sikap dan perbuatan yang timbul dari kesadaran diri nya untuk belajar,

dengan mentaati dan melaksanakan sebagai siswa dalam berbagai

kegiatan belajarnya disekolah, sesuai dengan peraturan yang ada.

Dengan demikian disiplin belajar yang dimaksud oleh peneliti ada

relevansi nya dengan yang penulis buat yaitu pengaruh disiplin

sekolah terhadap prestasi belajar.42

b. Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Gede Sedanayasa dkk,

Efektivias Konseling Kelompok dengan Teknik Modeling dan Teknik

Asertif untuk Meningktkan Disiplin Belajar siswa kelas X SMK Negeri

2 Singajara tahun pelajaran 2012/2013, hasil penelitian ini

42 Ita Roshita, menigkatkan kedisiplinan siswa memalui layanan konseling kelompok teknik modeling, pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Majalengka tersedia on-line:http://i-rpp.com/index.php/didaktikum/article/view/142

Page 50: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

diharapkan peserta didik dapat melihat tingkah laku yang baik yang

berhubungan dengan kedisip;inan belajarnya.43

Dari beberapa hasil peneitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa layanan

konseling kelompok dengan teknik modelling dapat membantu meningkatkan

disiplin belajar peserta didik, dan mempermudah guru BK dalam menjalankan fungsi

serta program layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

E. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan sintesis tentang hubungan antara dua

variable yang disusun dari berbagai teori yang telah diseskripsikan . menutut

Sugiyono “kerangka pemikiran merupakan sintesa tentang hubungan antara

dua variabel yang di susun dari berbagai teori yang dideskripsikan.”44

Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah layanan

konseling kelompok dengan teknik modelling dalam meningkatkan disiplin

belajar peserta didik kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3

Bandar Lampung diharapkan dapat membantu peserta didik, untuk

memahami dampak dari ketidakdisiplinan belajar peserta didik dan mencapai

perubahan yang positif setelah mengikuti konseling kelompok. Apabila

peserta didik memahami dampak dari disiplin belajar maka peserta didik akan

43Gede Sedanayasa dkk, Efektifias Konseling Kelompok dengan Teknik Modeling dan Teknik Asertif untuk Meningktkan Disiplin Belajar siswa kelas X SMK Negeri 2Singajara,tersedia die journal.undiksha.ac.id/index.php

Page 51: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

menjadi generasi muda yang memiliki batasan dalam berperilaku, membantu

peserta didik dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi dan dapat

mengembangkan kemampuannya dalam disiplin belajar.

Berikut adalah kerangka berfikir dalam penelitian ini:

D Disiplin Belajar Rendah

Ll Layanan konseling kelompokk dengan teknik modeling

Disipin Belajar Meningkat

111.mengobrol pada saat guru menerangkan di dalam kelas, berjalan-jalan dan membuat suara gaduh saat pelajaran berlangsung.

222. Makan dan minum saat jam pelajaran berlangsung.

333. Tidak segera masuk kelas ketika bel berbunyi.

444. Membolos keluar kelas saat jam pelajaran berlangsung.

555. Mengganggu teman dan bersifat kurang sopan terhadap guru.

666. Terlambat mengumpulkan PR dan mengerjakan tugas.

111. Pre-test untuk mengetahui tingkat disiplin belajar peserta didik sebelum diberikan layanan.

322. Proses pemberian layanan konseling kelompok tehnik modeling dalam hal ini ada empat tahapan yang dilakukan yaitu: (a) taha pembetukan; (b) tahap peralihan; (c) tahap kegatan; (d) tahap pengakhiran.

333. Post-test merupakan kegiatan untuk mengetahui perubahan tingkat disiplin belajar peserta didik setelah melakukan.

3

Page 52: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Gambar I KERANGKA BERFIKIR

F. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang

kebenarannya harus diuji empiris.45 Dengan demikian hipotesis adalah jawaban

sementara terhadap rumusan masalah dan hipotesis yang akan diuji dinamakan

hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (H0). Sementara yang dimaksud

hipotesis alternatif (Ha) adalah menyatakan saling berhubungan antara dua

variabel atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada

kelompok-keloompok yang dibedakan. Sementara yang dimaksud hipotesis nol

(H0) adalah hipotesis yang menunjukan tidak adanya saling hubungan antara

kelompok satu dengan kelompok lain.46

Rumus uji hipotesis sebagai berikut:

H0 = kedisiplinan belajar peserta didik di sekolah tidak dapat ditingkatkan

menggunakan layanan konseling kelompok dengan teknik modelling.

Ha = kedisiplinan belajar peserta didik di sekolah dapat ditingkatkan

menggunakan layanan konseling kelompok dengan teknik modelling.

Berikut hipotesis statistiknya:

H0 : µ1 = µ2

45 Abdurrahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, Jakarta Rineka Cipta, 2011, h. 20

46Abdurrahman Fatoni, Ibid, h. 22

Page 53: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Ha : µ1 ≠ µ2

Dimana:

µ1: disiplin belajar sebelum diberikan teratment layanan konseling kelompok

dengan teknik modeling.

µ2 : disiplin belajar setelah diberikan teratment layanan konseling kelompok

dengan teknik modeling.

Untuk menguji hipotesis, selanjutnya nilai t(thitung) dibandingkan dengan

nilai-t dari tabel distribusi t(ttabel). Cara penentuan nilai t tabel berdasarkan pada taraf

signifikan tertentu (misal α = 0,05) dan dk = n-1. Kriteria pengujian hipotesis untuk

uji yaitu:

Tolak Ha, jika thitung ≥ttabel dan

Terima H0, jika thitung ≤ ttabel

Page 54: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian quasi

experimental. Alasan peneliti menggunakan metode ini karena, dalam rancangan

metode quasi experimental, terdapat kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.47

B. Desain Penelitian

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non-equivalent

Control Group Design. Pada dua kelompok tersebut, sama-sama dilakukan pre-test

dan post-test. Namun hanya kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan

(treatment). Desain eksperimen ini digunakan karena, pada penelitian ini terdapat

kelompok eksperimen yang akan diberikan perlakuan dan kelompok kontrol sebagai

pembanding, pada dua kelompok tersebut akan dilakukan pengukuran sebanyak dua

kali yaitu sebelum dan sesudah perlakuan. Pertama dilakukan pengukuran (pre-test),

kemudian pada kelompok eksperimen diberi perlakuan menggunakan konseling

kelompok dengan teknik modeling, namun pada kelompok kontrol tidak diberikan

perlakuan sepenuhnya seperti pada kelompok eksperimen, selanjutnya dilakukan

pengukuran kembali (post-test) guna melihat ada atau tidaknya pengaruh perlakuan

47 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung, Alfabeta, h.77

Page 55: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

yang telah diberikan terhadap subyek yang diteliti. Desain penelitian dapat dilihat

sebagai berikut:

Pengukuran Pengukuran

(Pretest) Perlakuan (Post-test)

Gambar 2 : Pola Non-equivalent Control Group Design

Keterangan :

E : Kelompok Eksperimen

K : Kelompok Kontrol

O1 dan O3 : Pengukuran disiplin belajar pada peserta didik, sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan konseling kelompok akan diberikan pretest. Pre-test merupakan pengumpulan data peserta didik yang memiliki kecenderungan tidak disiplin dalam belajar dan belum mendapat perlakuan.

O2 : Pemberian post-test untuk mengukur tingkat disiplin belajar pada kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan. Di dalam post-test akan didapatkan data hasil dari pemberian perlakuan, dimana disiplin belajar pada peserta didik menjadi menurun atau tidak menurun sama sekali.

O4 : Pemberian post-test untuk mengukur perilaku disiplin belajar pada kelompok kontrol, tanpa diberikan perlakuan menggunakan layanan BK berupa layanan konseling kelompok .

X : Pemberian perlakuan dengan menggunakan layanan BK melalui konseling kelompok untuk mengurangi ketidakdisiplinan terhadap peserta didik.48

48 Sugiyono, Op.Cit, 2009, h 79.

E O1 X O2

K O3 O4

Page 56: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian

eksperimen merupakan penelitian untuk mencari pengaruh saat sebelum diberikan

perlakuan tindakan dan saat sesudah diberikan perlakukan tindakan.

C. Variabel Penelitian

Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang membentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut yang kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan permasalahan efektifitas

konseling kelompok dengan teknik modeling untuk meningkatkan disiplin belajar

peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2017/2018 terdiri dari dua variabel, yaitu: (a) variabel independen merupakan

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat); dan (b) variabel dependen adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. 49

Dalam penelitian ini, layanan konseling kelompok merupakan variabel bebas

yang diberi simbol X. Sementara disiplin belajar pada peserta didik merupakan

variabel terikat yang diberi simbol Y. Jadi, korelasi antara dua variabel tersebut dapat

digambar sebagai berikut:

49 Sugiyono, Ibid, h, 39.

Page 57: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Gambar 3 Variabel Penelitian

D. Definisi Operasional

Variabel bebas penelitian adalah intervensi yang diberikan kepada peserta

didik melalui modeling. Variabel bebas disebut juga variabel eksperimen. Adapun

variabel terikat penelitian ini adalah disipin belajar. Berikut dikemukakan penjelasan

mengenai variabel-variabel secara operasional:

Konseling Kelompok dengan teknik Modeling

X

Disiplin Belajar

Y

Page 58: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Tabel 2 Definisi Oprasional layanan Konseling Kelompok dengan teknik modeling

untuk meningkatkan disiplin belajar

No Variable Definisi Operasional

Hasil Ukur

Alat Ukur Skala Ukur

1 Variabel bebas (X) konseling kelompok dengan teknik modeling

Layanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk membahas dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui teknik modeling yang menunjukkan terjadinya proses belajar melalui pengamatan terhadap orang lain dan perubahan terjadi melalui peniruan.

- Observasi

Dokumentasi

-

2 Variabel terikat (Y) disiplin belajar

Disiplin belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

Menggunakan skala disiplin belajar

Skala penilaian disiplin belajar

Nominal

Page 59: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

yag terdiri dari 27 pertanyaan dengan kriteria pernyataan positif dan negatif, sangat sering, sering, kadang-kadang, tidak pernah.

dengan kategori: rendah tinggi adalah 27-108

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.50 Populasi merupakan

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas

dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.51Berdasarkan pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh peserta didik kelas VIII Di SMP

N 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 36 peserta

50 Suharsimi Arikunto. Op. Cit. h.173 51Sugiyono. Op Cit. h.80

Page 60: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

didik, dengan pertimbangan yaitu dari hasil kuisioner pada saat survey pra

penelitian.

1. Sampel dan Teknik Sampling

a. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan objek dalam

penelitian, dan dianggap dapat mewakili seluruh populasi hal ini sejalan

dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono bahwa Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.52 Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa sampel merupakan sebagian dari populasi

yang diambil dengan teknik tertentu sebagai sumber data yang dianggap dapat

mewakili populasi.

b. Teknik sampling

Teknik yang peneliti gunakan dalam pengambilan sampel adalah Purposive

sampling yaitu, sesuatu cara penarikan sample yang dilakukan memilih subjek

berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneiti. Dari populasi yang telah

ditentukan yakni kelas VIII SMP Negeri 3 Bandar lampung, peneliti telah

memilih kelas VIII sebanyak 20 peserta didik Sebagai sample dengan

kriteria dan langkah-langkah sebagai berikut :(a) peserta didik kelas VIII SMP

Negeri 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018; (b) peserta didik

52 Sugiyono, Ibid, h, 81.

Page 61: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Kelas ini ditetapkan dan

diambil sebagai sampel yang diyakini mampu bersifat representatif. Karena

kelas tersebut dianggap memiliki kecendrungan memiliki disiplin belajar

rendah dibandingkan kelas yang lainnya berdasarkan hasil wawancara yang

dilakukakan pada pra penelitian sebelumnya.

2. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Kuisioner/Angket

Kuesioner atau angket adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian

pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti, untuk

memperoleh informasi yang relevan sesuai dengan tujuan penelitian.53 Kuisioner

yang digunakan peneliti adalah kuisioner langsung.

Adapun untuk mempermudah responden dalam menjawab suatu pertanyaan

dalam angket peneliti mengunakan bentuk jawaban skala likert. Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial.54

Metode ini digunakan pada saat pree-test untuk mengukur sejauh mana

tingkat disiplin belajar peserta didik, sebelum diberikan perlakuan menggunakan

konseling kelompok teknik modeling. Selain itu metode ini juga dilakukan pada

saat post-test, yang berguna untuk mengukur sejauh mana keberhasilan dalam

53 Cholid Narbuko & Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, PT Bumi Aksara, 2015, hal, 76-

77. 54 Sugiono, Op.Cit, 2009, hal, 93.

Page 62: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

menggunakan layanan konseling kelompok teknik modeling, dalam meningkatkan

disiplin belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2017/2018.

Alternatif jawaban skala likert yang digunakan hanya 1-4 dengan tidak

menggunakan alternatif netral agar tidak menimbulkan keraguan responden dalam

menjawab pertanyaan. Adapun skor alternatif jawaban dapat dilihat pada tabel 4

sebagai berikut:

Tabel 3 Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Favorable 4 3 2 1 (pertanyaan positif) Unfavorable 1 2 3 4 (pertanyaan negatif)

Penilaian disiplin belajar dalam penelitian ini menggunakan rentang skor dari

1-4 dengan banyaknya item 27.

Sehingga interval kriteria tersebut dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:

a. menentukan skor maksimal ideal yang diperoleh sampel: skor maksimal ideal = jumlah soal x skor tertinggi

b. menentukan skor terendah ideal yang diperoleh sampel: skor minimal ideal = jumlah soal x skor terendah

c. mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel: rentang skor = skor maksimal ideal – skor minimal ideal

d. mencari interval skor:

Page 63: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

interval skor = rentang skor/3. Dari langkah-langkah tersebut, kemudian menurut Sudjana didapat kriteria sebagai berikut:55

Tabel 4

Kriteria Gambaran Umum Variabel

Kreteria Rentang

Tinggi X > Min Ideal + 2. Interval

Sedang Min Ideal + Interval < X ≤ Min Ideal + 2. Interval

Rendah X≤ Min Ideal + Interval

Berdasarkan pendapat tersebut maka interval kriteria disiplin belajar dapat

ditentukan sebagai berikut:

a. Skor maksimal ideal : 27 x 4 = 108

b. Skor minimal ideal : 27 x 1 = 27

c. Rentang skor : 108 - 27 = 81

d. Interval : 81/3 = 27

55 Sudjana, Metoda Statistika, Bandung, Tarsito, 2005, hal, 47-48.

Page 64: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Berdasarkan keterangan tersebut maka kreteria disiplin belajar adalah sebagai berikut:

Tabel 5 Kriteria Disiplin Belajar

Interval Kriteria

Deskripsi

≥81-108 Tinggi Pespeserta didik yang masuk dalam kategori tinggi telah menunjukkan perilaku disiplin belajar yang ditandai dengan: (a) peserta didik mampu menunjukkan sikap disiplin terhadap waktu sehingga peserta didik memiliki ketegasan dan kemauan untuk tertib mengikuti pelajaran dan belajar tepat pada waktunya, mengumpulkan dan menyelesaikan tugas tepat pada waktunya; (b) peserta didik mampu dan memiliki sikap disiplin perbuatan, sehingga mampu patuh dan tidak menentang peraturan, tidak malas dalam belajar, tidak menyuruh orang lain bekerja demi dirinya, tidak berbohong demi keuntungan dirinya, melakukan tingkah laku yang menyenangkan.

≥54- 81 Sedang Pespeserta didik yang masuk dalam kategori sedang telah menunjukkan disiplin belajar namun belum sepenuhnya/terus menerus dilakukan yang ditandai dengan: (a) peserta didik sudah mampu menjalankan perilaku disiplin terhadap waktu sehingga peserta didik memiliki ketegasan dan kemauan untuk tertib mengikuti pelajaran dan belajar tepat pada waktunya; (b) peserta didik mampu dan memiliki sikap disiplin terhadap waktu sehingga peserta didik memiliki ketegasan dan kemauan untuk tertib mengikuti pelajaran dan belajar tepat pada waktunya, mengumpulkan dan menyelesaikan tugas tepat pada waktunya; (b) peserta didik sudah mampu dan memiliki sikap disiplin perbuatan, peserta didik akan merasa bersalah apabila melaakukan pelanggaran disiplin belajar, Sehingga sudah mampu patuh dan tidak menentang peraturan, tidak malas dalam belajar, tidak menyuruh orang lain bekerja demi dirinya, tidak berbohong demi keuntungan dirinya,

Page 65: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

melakukan tingkah laku yang menyenangkan. 27-54 Rendah Peserta didik yang masuk dalam kategori rendah

belum menunjukkan kemampuan disiplin belajar secara optimal, yang ditandai dengan: (a) peserta didik belum mampu mengelola waktu dengan baik; (b) peserta didik belum merasa mampu melaksanakan disiplin perbuatan, bersikap tegas terhadap perbuatannya; (c) peserta didik belum menunjukkan kesadaran akan pentingnya disiplin.

1. Metode Observasi

Mengutip dari Anwar Sutoyo pengertian “observasi adalah metode

pengamatan dan perhatian yang dilakuakan secara langsung maupun tidak langsung

terhadap obyek yang sedang diteliti, dilakukan secara sistematis dan memiliki tujuan

tertentu”.56 Jenis observasi yang peneliti gunakan adalah observasi kuasi-

partisipan yaitu peneliti terlibat langsung dalam memberikan layanan. Dalam

memberikan layanan untuk mengurangi ketidakdisiplinan belajar ini sasaran nya

merupakan peserta didik kelas VIII karena dalam hal ini kelas VIII mendominasi

dalam ketidakdisiplinan belajar diantara kelas lainnya.

2. Metode Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab

lisan yang dilakukan secara sistematis guna mencapai tujuan penelitian.57 Peneliti

dalam hal ini menggunakan jenis interview bebas terpimpin, guna memperoleh data

56 Anwar Sutoyo, Pemahaman Individu, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 85.

57 Anwar Sutoyo, Ibid. h. 152.

Page 66: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

yang valid, yaitu: peneliti membawa kerangka pertanyaan-pertanyaan untuk

disajikan, tetapi bagaimana cara pertanyaan-pertanyaan itu diberikan tidak secara

sistematis, atau pemberian pertanyaan secara fleksibel sesuai dengan keadaan.

Metode ini digunakan sebagai metode untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan sehingga data-data yang akurat dapat diperoleh. Metode interview ini

peneliti tujukan kepada responden dari kepala SMP, guru pembimbing dan peserta

didik, untuk mengetahui apakah layanan konseling kelompok dengan teknik

modeling dapat meningkatkan disiplin belajar pada peserta didik.

3. Pengembangan Instumen Penelitian

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode

angket/kuisioner, tes, metode wawancara (interview), dan metode dokumentasi.

Berdasarkan metode pengumpulan data, maka instrumen pegumpulan data yang

cocok untuk mengetahui tingkat ketidakdisiplinan belajar adalah dengan lembar

angket.

Dasar teori pengembangan instrumen ditinjau dari pengertian dari indikator

disiplin belajar menurut Moenir dapat dilihat dari beberapa aspek berikut ini: (1)

disiplin waktu; dan (2) disiplin perbuatan.

Adapun kisi-kisi pengembangan instrument sebagai berikut:

Page 67: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Tabel 6

Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Penelitian

No

Variabel Indikator ciri-ciri disiplin belajar

Deskriptor

Item

Ket

1.

Disiplin Belajar

Disiplin waktu

a. Datang dan pulang sekolah tepat waktu

b. Tidak keluar kelas saat

jam pelajaran

c. Mengumpulkan dan

menyelesaikan tugas tepat pada waktunya

1. Saya suka terlambat datang ke sekolah

2. Saya suka datang ke sekolah tepat waktu

3. Saat bel berbunyi saya tidak segera masuk ke kelas

4. Saat bel berbunyi saya segera masuk kelas

5. Saya mengikuti pelajaran sampai selesai jam pelajaran

6. Saat jam pelajaran saya

pergi ketempat lain

7. Saya mengumpulkan tugas tepat pada waktunya

8. Saya terlambat dalam mengumpulkan tugas

-

+

-

+

+

-

+

+

+

Page 68: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Disiplin perbuatan

a. Patuh dan tidak menentang peraturan

9. Saya mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru

10. Saya tidak mengerjakan tugas yang diberikan oeh guru

11. Saya mencatat materi

yang diberikan oleh guru

12. Saya tidak mencatat materi yang diberikan oleh guru

13. Saat guru tidak ada saya

membaca buku pelajaran / mengulang materi yang sudah pernah diberikan

14. Saya mengerjakan

sendiri tugas yang diberikan oleh guru

15. Saya berkata dengan

alasan yang jujur saat tidak mengerjakan tugas

16. Saat pelajaran

berlangsung saya jalan-jalan dikelas dan mengganggu teman

17. Saya menggunakan seragam sekolah lengkap dengan atribut sekolah setiap hari

18. Saya tidak menggunakan

atribut sekolah (seperti dasi, tanda lokasi sekolah, dan ikat pinggang)

-

+

-

+

+

+

-

+

-

+

-

-

Page 69: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Sebelum angket tersebut digunakan maka peneliti menguji validitas dan

realibilitas angket tersebut untuk mengetahui angket tersebut layak untuk digunakan,

berikut ini dijelaskan sebagai berikut:

19. Saat guru menjelaskan

saya memperhatikan guru

20. Saat guru tidak ada saya ribut dikelas

21. Saya menyuruh orang

lain untuk mengerjakan tugas saya

22. Saya mencontek jawaban

teman saya

23. Saya mengerjakan sendiri tugas yang diberikan oleh guru

24. Saya melihat pekerjaan

teman, saat saya tida bisa mengerjakan soal yang diberikan oleh gru

25. Saya menanyakan materi

yang belum saya mengerti

26. Saya tidak bertanya

mengenai materi yang belum saya mengerti

27. Saya berbohong saat tidak mengerjakan tugas, karna takut dihukum

-

+

-

+

-

-

Page 70: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek

penelitian dengan daya yang dilaporkan peneliti.58 Uji validitas digunakan untuk

menguji validitas angket, untuk keperluan ini diuji teknik korelasi jawaban pada

setiap item dikorelasikan dengan total skor. Dengan mengunakan bantuan

program SPSS.

Rumus :

�� ��∑�� �� � �∑����∑���

��� ∑��� � �∑������� ∑��� � �∑�����

Keterangan: ri = angka indeks korelasi “r” n = number of Casses ∑X�Y� = jumlah perkalian antara skor X dan skor Y ∑X�

� = jumlah seluruh skor X ∑Y�� = jumlah seluruh skor Y59

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau

temuan Suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek

yang sama menghasilkan data yang sama.60 Pengujian relibilitas dengan

58 Sugiono, Op.Cit, 2009. h, 267. 59 Ibid . h, 183. 60 Ibid, h, 268.

Page 71: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

mengunakan program SPSS for widows reliase. Kategori Koefisien Reliabilitas

menurut Guilford adalah sebagai berikut61 :

Rumus Reliabel

R1 = �.������

Keterangan: R1 = reliabel Rb = data yang valid62 Adapun untuk mempermudah responden dalam menjawab suatu pertanyaan

dalam angket peneliti mengunakan bentuk jawaban skala likert. Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial.63

4. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan data

Menurut Notoadmojo setelah data-data terkumpul, dapat dilakukan pengolahan

data dengan menggunakan editing, coding, procesing, dan cleaning.

a. Editing (pengeditan data), adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan

perbaikan isian formulir atau kuisoner. Apakah semua pertanyaan sudah terisi,

apakah jawaban atau tulisan masing-masing pertanyaan cukup jelas atau terbaca,

61 BAPM November 2008, Instrumen Penelitian, [online]: makalah, Tersedia: http://

https://id.scribd.com/doc/249404104/Makalah-November-2008, [diakses tanggal 22 april 2017, h, 9. 62 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Raja Grapindo, Jakarta, 2008, h. 206. 63 Sugiono, Op.Cit, 2009, h, 93.

Page 72: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

apakah jawabannya relevan dengan pertanyaannya, dan apakah jawaban-

jawaban pertanyaan konsisten dengan jawaban pertanyaan lainnya.

b. Coding (pengkodean), setelah melakukan editing, selanjutnya dilakukan

pengkodean atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan.

c. Data Entry (Pemasukan Data), yakni jawaban-jawaban dari masing-masing

responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam

program “software” SPSS for widows reliase 16 yang sering digunakan untuk

“entri data” penelitian.

d. Cleaning Data (Pembersihan Data), apabila semua data dari setiap sumber data

atau responden selesai dimasukkan perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode dan ketidak

lengkapan, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.64

2. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan salah satu cara yang digunakan untuk

mengelola data penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Oleh karena itu,

setelah data terkumpul harus segera dilakukan analisis data karena apabila data

tersebut tidak dianalisis data tersebut tidak bisa menjawab permasalahan yang sudah

dirumuskan.

64 Herlia Wati, “Metode Penelitian” (online) blogspot, tersedia:

Http://herliamer.blogspot.com/2012/05/babIV.html, (diakses tgl 04 juli 2017 jam. 20.21)

Page 73: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Karena data yang diperoleh peneliti kurang dari 25 sampel penelitian, maka

peneliti menggunakan analisis data dengan statistik non parametrik, statistik non

parametrik adalah uji yang dilakukan terhadap data yang terdistribusi normal.

Apabila syarat tersebut tidak dipenuhi maka akan terjadi penyimpangan dan hasil

analisisnya tidak valid. Peneliti dapat menggunakan uji non parametrik yang

memiliki persyaratan yang lebih longgar.Data tidak harus berstribusi normal, oleh

karena itu uji ini sering disebut uji bebasa distribusi.65

Untuk menguji keefektifan layanan konseling kelompok dengan teknik

modeling untuk meningkatkan disiplin belajar peserta didik, maka teknik analisis

data dalam penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank yang digunakan

untuk menguji hipotesis kompratif dua sampel independen.Penelitian ini akan

menguji Pretest dan posttest. Dengan demikian peneliti dapat melihat perbedaan nilai

antara pretest dan posttest melalui uji Wilcoxon ini.Analisis data ini menggunakan

bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.

65 C.Trihendradi, 7 langkah mudah melakukan analisis ststistik menggunakan SPSS17,

(Yogyakarta, 2009). hlm 155

Page 74: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2017/2018 dari tanggal 8September sampai 9 Oktober, jadwal dalam penelitian ini sesuai

dengan jadwal yang telah disepakati dengan sasaran/subjek penelitian.Hasil penelitian ini

memiliki dua fokus penjabaran yang terdiri dari profil/gambaran disiplin belajar dan

efektivitas layanan konseling kelompok teknik modeling.

Hasil penelitian diperoleh melalui penyebaran instrumen yang bertujuan untuk

memperoleh data mengenai profil/gambaran disiplin belajar peserta didik sekaligus

sebagai dasar penyesuaian isi layanan konselingkelompok dengan teknik modeling dalam

meningkatkan disiplin belajar peserta didik.Hasil penyebaran instrumen dijadikan analisis

awal untuk perumusan layanan konseling kelompok dengan teknik modelingdalam

meningkatkan disiplin belajar peserta didik yang kemudian diujicobakan guna

memperoleh keefektivan.

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMPN Bandar

Lampung yang berjumlah 96 (sembilan puluh enam) peserta didik. sampel penelitian

sebanyak 20 peserta didik. Dalam sampel tersebut dibagi dua kelompok yaitu 10 kelompok

eksperimen dan 10 kelompok kontrol.

Page 75: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

1. Deskripsi Data

a. Hasil Angket Pretest Disiplin Belajar Peserta Didik

Pretest dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran kondisi awal disiplin

belajar peserta didik dikelas VIII di SMPN 3 Bandar Lampung. Berikut disajikan hasil

atau kondisi pretest disiplin belajar peserta didik:

Tabel 7

Hasil Pretest Disiplin Belajar Rendah Peserta Didik Kelompok Eksperimen

NO Nama Peserta Didik Hasil Pretest Kriteria

1 FP 28 Rendah

2 AM 35 Rendah

3 TW 39 Rendah

4 HF 27 Rendah

5 AV 41 Rendah

6 SM 40 Rendah

7 FNA 38 Rendah

8 NSS 32 Rendah

9 MP 37 Rendah

10 YV 42 Rendah

Page 76: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan hasil pretest peserta didik kelompok

eksperimen dengan jumlah responden 10 peserta didik kelas VIII SMPN 3 Bandar

Lampung yang memiliki disiplin belajar rendah dan peneliti juga mengambil sampel 10

peserta didik sebagai kelompok kontrol yang mempunyai disiplin belajar rendah. Berikut

disajikan hasil pretest kelompok kontrol sebagai berikut:

Tabel 8

Hasil Pretest Disiplin Belajar Rendah Peserta Didik Kelompok Kontrol

No Nama Peserta Didik Hasil Pretest Kriteria

1 HJ 34 Rendah

2 YS 39 Rendah

3 HAS 29 Rendah

4 ER 43 Rendah

5 IH 50 Rendah

6 RKP 48 Rendah

7 RGR 36 Rendah

8 THW 42 Rendah

9 MJ 45 Rendah

10 UK 41 Rendah

Page 77: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Berdasarkan tabel diatas kelompok kontrol dengan kriteria rendah. Setelah peneliti

mengetahui hasil tersebut, peneliti memberikan layanan konselingkelompok dengan

menggunakan teknik modelingdalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik disekolah.

b. Hasil Angket Posttest Disiplin Belajar Peserta Didik

Setelah memberikan perlakuan (treatment) layanan konseling kelompok, maka

peneliti mengukur kembali disiplin belajar peserta didik di SMPN 3 Bandar Lampung,

adapun hasil Posttest disiplin belajar peserta didik kelompok eksperimen sebagai berikut:

Tabel 9

Hasil Posttest Disiplin Belajar Rendah Peserta Didik Kelompok Eksperimen

NO Nama Peserta Didik Hasil Posttest Kriteria

1 FP 92 Tinggi

2 AM 82 Tinggi

3 TW 81 Sedang

4 HF 90 Tinggi

5 AV 97 Tinggi

6 SM 96 Tinggi

7 FNA 81 Sedang

8 NSS 86 Tinggi

9 MP 87 Tinggi

Page 78: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

10 YV 92 Tinggi

Dan pada tabel tesebut hasil posttest disiplin belajar peserta didik kelompok kontrol

sebagai berikut:

Tabel 10

Hasil Posttest Disiplin Belajar Rendah Peserta Didik Kelompok Kontrol

NO Nama Peserta Didik Hasil Posttest Kriteria

1 HJ 79 Sedang

2 YS 80 Sedang

3 HAS 82 Tinggi

S4 ER 74 Sedang

5 IH 79 Sedang

6 RKP 85 Tinggi

7 RGR 87 Tinggi

8 THW 84 Tinggi

9 MJ 71 Sedang

10 UK 90 Tinggi

Page 79: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Berdasarkan tabel 9 dan 10 tersebut terdapat hasil posttest setelah diberikan treatment

berupa layanan konseling kelompok menggunakan teknik modeling, terjadi peningkatan

disiplin belajar peserta didik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa layanan konseling

kelompok dengan menggunakan teknik modeling efektif untuks meningkatan disiplin belajar

peserta didik.

c. Hasil Pretest, Posttest, dan Gain Score Perubahan Disiplin Belajar Peserta Didik

Setelah dilakukan layanan konselingkelompok tentang layanan bimbimgan dan

konseling di sekolah didapat hasil pretest, posttest, dan gain score dapat dilihat pada

tabel 11 sebagai berikut:

Tabel 11 Hasil Perbandingan Pretest, Posttest dan Gain Score

Kelompok Eksperimen Gain score

Kelompok Kontrol Gain score

No Pretest Posttest No Pretest Posttest

1 28 92 64 1 34 79 45

2 35 82 47 2 39 80 41

3 39 81 42 3 29 82 53

4 27 90 63 4 43 74 31

5 41 97 56 5 50 79 29

6 40 96 56 6 48 85 37

7 38 81 43 7 36 87 51

8 32 86 54 8 42 84 42

9 37 87 50 9 45 71 26

10 42 92 50 10 41 90 49

Page 80: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

∑ 359 884 525 ∑ 407 811 404

Rata-rata

35.9

88.4

52.5

Rata-rata

40.7

81.1

40.4

Berdasarkan hasil penghitungan rata-rata pretest dan posttest pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol sama-sama mengalami peningkatan. Pada kelompok

eksperimen (35.9<88.4) dan kelompok kontrol (40.7<81.1). Namun, meskipun kedua

kelompok mengalami peningkatan, akan tetapi nilai kelompok eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan nilai kontrol (88.4>81.1). maka dapat disimpulkan bahwa setelah

pemberian layanan konseling kelompok dengan menggunakan teknik modeling peserta

didik mengalami peningkatan disiplin belajar. Peningkatan ini dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 4

Grafik Peningkatan Disiplin Belajar

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

0

20

40

60

80

100

120

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Eksperimen

Kontrol

Page 81: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Sedangkan untuk mengetahui kelompok mana yang lebih efektif dalam pemeberian

treatment dapat dilihat dengan membandingakan rata-rata gain score. Gain score

kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata gain score kelompok kontrol

(52.5>40.4). Sehingga dapat dikatakan bahwa layanan konseling kelompok dengan

menggunakan teknik modeling efektif untuk meningkatkan disiplin belajar.

2. Efektifitas Layanan Konseling Kelompok dengan Menggunakan Teknik Modeling

Dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMPN 3 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018

a. Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok dengan Teknik Modelingdalam

Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMPN 3 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018

Pelaksanan Layanan konselingkelompok teknikmodelingdilaksanakan pada

kelompok eksperimen yang berjumlah 10 peserta didik.Kegiatan dilakukan di

kelas.Gambaran pelaksanaan kegiatan layanan konselingkelompok

teknikmodelingadalah sebagai berikut:

1. Tahap pertama

Pretest diberikan kepada seluruh siswa kelas VIIISMPN 3 Bandar Lampung

yaitu 96 peserta didik, Pada tahap ini merupakan tahap pengenalan dan upaya dalam

menumbuhkan sikap kebersamaan serta saling menerima dalam kelompok,

memperkenalkan tujuan atau garis besar sesi konseling pada konseli dan

mengidentifikasi kondisi awal konseli sebelum menerima perlakuan berupa layanan

konselingkelompok teknik modelingdalam meningkatkan disipin belajar.

Page 82: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Kemudian menjelaskan secara singkat mengenai tujuan dalam kegiatan layanan

dan petunjuk pengisian instrumen, disiplin belajar mayoritas peserta didik memahami

dan memberikan informasi disiplin belajar yang dilakukannya.Hasil dari Pretest

kemudian dianalisis dan dikategorikan berdasarkan tingkat disiplin belajar.Hal ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran disiplin belajar yang terjadi pada peserta

didik.untuk menentukan subjek penelitian berdasarkan tujuan penelitian yaitu peserta

didik yang memiliki karateristik disiplin belajaryang rendah.

Berdasarkan hasil pengamatan, pelaksanaan pretest dapat dikatakan cukup lancar

ditunjukkan dengan peserta didik yang memberikan informasi disiplin belajar dalam

seluruh item instrumen dapat terisi sesuai dengan petunjuk pengisian.Kegiatan

diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

2. Tahap kedua

Pada tahap ini peneliti telah menentukan kelompok eksperimen dan kontrol

berdasarkan karakteristik peseta didik. Kemudian, peneliti menjelaskan kegiatan

layanan yang akan dilakukan. Tujuan dari tahap ini untuk memfasilitasi peserta didik

agar dapat mengidentifikan disiplin belajaryang terjadi pada dirinya. Berdasarkan hasil

pengamatan pada tahap ini berjalan dengan baik, namun pada awalnya tidak sedikit dari

peserta didik berprasangka buruk terhadap kegiatan ini karena menganggap akan

dihukum karena perilaku kurang baik disekolah. Namun setelah peneliti memberi

penjelesan dan menunjukkan penerimaan yang hangat motivasi, peserta didik lebih

paham mengenai tujuan dilaksanakan.Setelah melakukan kegiatan konselingrata-rata

peserta didik mengagap kegiatan ini bermanfaat untuk mereka.Dengan menjelaskan

kepada peserta didik tentang aturan selama mengikuti tahap bimbingan konseling dan

Page 83: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

mendorong peserta didik untuk mantap dalam mengikuti seluruh kegiatan bimbingan

konseling, peserta didik mulai terdorong untuk antusias dalam melakukan konseling

berikutnya.Hal ini diketahui sebagian besar peserta didik menjalani kegiatan ini dengan

semangat karena kegiatan bimbingan konseling tersebut menjadi seru dan

menyenangkan.Tahap diakhiri dengan pemberian komitmen peserta didik terhadap

bimbingan selanjutnya. Peserta didik tidak keberatan untuk menyepakati hal tersebut.

3. Tahap ketiga sampai ketujuh

Tahap ini merupakan tahap inti kegiatan diskusi kelompok. Dalam tahap ini

pemimpin kelompok dan para anggota kelompok membahas topik yang sudah

ditentukan, yaitu pada pertemuan pertama membahas mengenai peraturan dalam

disiplin, kemudian tentang tepat waktu dalam belajar, pada pertemuan selanjutnya

mengenai tanggung jawab sebagai seorang pelajar, pertemuan keempat bersikap

tegas, dan pertemuan terakhir membahas topik optimis dalam belajar (percaya diri).

Sedangkan pada kelompok kontrol pertemuan pertama membahas tentang peraturan

dalam disiplin, dan tepat waktu dalam belajar. Pimpinan kelompok dalam kegiatan ini

hanya berperan sebagai pengatur jalannya konseling kelompok yang bersahabat,

terbuka, aktif namun pimpinan kelompok tidak banyak bicara, karena anggota

kelompok seharusnya lebih aktif.

Adapun deskripsi gambaran disetiap pertemuan dalam tahap layanan

konseling kelompok, mengutamakan membahas aspek yang dapat meningkatkan

disiplin belajar peserta didik, diantaranya:

Page 84: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

a. Tepat waktu dalam belajar

Langkah ini bertujuan memberikan pemahaman terhadap masalah dsiplin

belajar dari masing-masing peserta didik. (RPL terlampir). Beberapa peserta didik

awalnya enggan dalam berinteraksi secara terbuka dengan teman-temannya, namun

dengan adanya pengarahan yang diberikan pembimbing peserta didik menjadi lebih

terbuka menyatakan hal yang ingin diungkapkan mengenai topik yang diberikan.

Setelah suasana yang lebih kondusif berhasil diciptakan, masing-masing peserta didik

diminta untuk mengungkapkan mengenai pentingnya tepat waktu dalam kehidupan

sehari-hari terutama didalam belajar.

Guna tercapainya tujuan dari langkah ini peneliti meminta masing-masing

anggota kelompok untuk mengidentifikasi masalah ketepatan waktu. Dengan

identifikasi ini, peserta didik dengan sendirinya mengerti apa yang harus dilakukan.

Selanjutnya dalam pelaksanaan tehnik modeling terdapat 2 orang peserta didik yang

mempunyai disiplin belajar tinggi di antaranya Penyelesaian tugas tepat waktu

Tahap ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap masalah

penyelesaian tugas tepat waktu (RPL terlampir). Sebelum membahas topik yang telah

ditentukan peserta didik melakukan game terlebih dahulu agar suasana lebih hidup

dan terbuka, setelah itu barulah peserta didik diminta secara suka rela menceritakan

pengalaman atau hal yang ingin diungkapkan mengenai topik yang diberikan.

Berdasarkan hal tersebut diketahui peserta didik kurang memiliki rasa tanggung

jawab sebagai seorang pelajar seperti, tidak mengumpulkan tugas tepat pada

waktunya dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Page 85: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Guna tercapainya tujuan dari langkah ini peserta didik diminta untuk melihat

dan mencontoh peserta didik yang mempunyai disiplin belajar dengan tujuan kalimat

ini tertanam dalam dirinya masing-masing dan melaksanakannya dalam kehidupan

sehari-sehari.

b. Bersikap tegas

Tahap ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap masalah

penyelesaian tugas tepat waktu (RPL terlampir). Sebelum membahas topik yang telah

ditentukan peserta didik melakukan game terlebih dahulu agar suasana lebih hidup

dan terbuka, setelah itu barulah peserta didik diminta secara suka rela menceritakan

pengalaman atau hal yang ingin diungkapkan mengenai topik yang diberikan.

Dalam tahap ini diketahui bahwa peserta didik kurang memiliki sikap

ketegasan diri, dengan adanya beberapa peserta didik yang melanggar peraturan

sekolah karena mengikuti ajakan teman dengan alasan takut dibilang tidak gaul, tidak

mengikuti trend, tidak solidaritas antar teman dan sebagainya.

Guna tercapainya tujuan dari langkah ini peserta didik diminta untuk

mencontoh teman yang disiplin belajarnya tinggidimana seorang peserta didik

berperan sebagai seorang yang tidak suka tepat waktu dan selalu pernah melanggar

peraturan yang mengakibatkan ia tidak disukai oleh teman-temannya, sedangkan

salah satu peserta didik yanag lain berberan sebagai seorang suka tepat waktu dan

tidak pernah melanggar peraturan yang mengkibatkan ia disayangi oleh teman-teman

dan gurunya.

Selanjutnya peserta didik mengungkapkan apa yang ia ketahui dari peran

yang dipraktekan tadi dan mereka mengetahui mana sikap yang baik dan tidak,

Page 86: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

sehingga mereka menyadari apa yang harus ia lakukan yaitu memiliki ketegasan

dalam dirinya untuk tidak menentang peraturan dalam belajar.

4. Tahap Kedelapan

Setelah diskusi kelompok diakhiri peserta didik diajak untuk mengisi instrumen

disiplin belajarsebagai bentuk Posttest.Pelaksanaan posttest pada kelas VIII SMPN 3

Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018 dapat dikatakan lancar dengan rata-rata

peserta didik mampu memberikan informasi tentang disipin belajarsetelah layanan

konselingkelompok modelingdengan seluruh item instrument dapat terisi sesuai dengan

petunjuk pengisian serta kegiatan ini selesai pada waktu yang telah ditentukan.

A. Hasil Uji Efektivitas Konseling Kelompok Dengan Teknik Modeling dalam

Meningkatkan Disiplin BelajarPeserta Didik Kelas VIII SMPN 3Bandar

Lampung Tahun 2017/2018

Efektivitas layanan konseling kelompok dengan menggunakan teknik modeling

dalam meningkatkan disiplin belajarpeserta didik dapat dilihat dari perbandingan

hasilgainscore pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah

pelaksanaan layanan konseling kelompok dengan teknik modeling. Setelah dilakukan

perbandingan gainscore, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji z untuk

mengetahui pengaruh layanan konseling kelompok.

1) Uji Asumsi Statistik

Sebelum data mengenai disiplin belajar diolah lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan

uji normalitas dengan statistik uji kolmogorov smirnov jika sig > 0.05 ( berdistribusi

normal), jika sig < 0.05 (berdistribusi tidak normal). Hasil uji normalitas menunjukkan

Page 87: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

bahwa data disiplin belajarpeserta didik memiliki distribusi normal dengan hasil sebagai

berikut:

Tabel 12

Uji Normalitas Data Kolmogorov Smirnov Disiplin BelajarPeserta Didik

Kelompok N Sig(2-tailed) Keterangan

Eksperimen 10 0.813 Normal

Kontrol 10 0.962 Normal

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa semua data berdistribusi normal

karena sig > 0.05.

2) Uji Efektivitas Layanan Konseling Kelompok Teknik Modeling dalam

Meningkatkan Disiplin Belajar Peserta Didik Secara Keseluruhan

Ho = layanan konseling kelompok dengan menggunakan teknik modelingtidak efektif

dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik.

Ha =layanan konseling kelompok dengan menggunakan tenik modeling efektif dalam

meningkatkan disiplin belajar peserta didik.

Berikut hipotesis statistiknya:

H0 : µ1 = µ2

Ha : µ1 ≠ µ2

Dimana :

Page 88: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

µ1 : disiplin belajarpeserta didik sebelum pemeberian layanan konseling

kelompok teknik modeling

µ2 : disiplin belajarpeserta didik sesudah pemeberian layanan konseling

kelompok teknik modeling.

Uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui nilai sebelum dan sesudah

diberikannya treatment. Berikut adalah nilai Uji Wilcoxom menggunakan

SPSS Versi 16:

tabel 13

Hasil Nilai Uji Wilcoxom Signed Ranks Disiplin Belajar Peserta Didik VIII di SMPN 3 Bandar Lampig Tahun Ajaran 2017/2018

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Sesudah - Sebelum

Negative Ranks 0a ,00 ,00

Positive Ranks 10b 5,50 55,00

Ties 0c

Total 10

a. Sesudah < Sebelum

b. Sesudah > Sebelum

c. Sesudah = Sebelum

Page 89: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Dari tabel 13 diatas, dijelaskan bahwa data hasil uji Wilcoxom Signed Ranks

terdapat perubahan nilai sebelum dan sesudah diberikannya treatment. Positive Ranks

dengan nilai N 10 artinya seluruh sampel tersebut mengalami peningkatan hasil nilai dari

pretest ke posttest. Mean Ranks atau rata-rata peningkatannya sebesar 5.50 dan Sum of

Ranks atau jumlah ranking positif nya sebesar 55.0 serta nilai Ties adalah 0 berarti tidak

adanya kesamaan nilai pretest dan posttest.

3) Uji Statistik

Uji statistik ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pada nilai Zhitung setelah

diberikan treatment, kemudian dibandingkan dengan nilai Ztabel. Berikut adalah nilai statistik

menggunakan SPSS Versi 16:

Page 90: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

TABEL 14

Hasil Uji Statistik Disiplin Belajar Peserta Didik Kelas VIII di SMPN 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018.

Test Statisticsb

posttest – pretest

Z

2.807a

Asymp. Sig. (2-tailed) .005

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Dari tabel 14, berdasarkan test statistik dari uji Wilcoxon Signed Ranks diperoleh

Zhitung � Ztabel (52.5 � 2807), nilai asymptotik sig.(2-tailed) untuk uji dua arah sebesar 005

karena sig � 0.005, ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara

kelompok eksperimen yang mendapatkan layanan konseling kelompok dengan

menggunakan teknik modeling berkenaan dengan bimbingan dan konseling, yang

diberikan sebanyak 6 kali pertemuan, dan kelompok kontrol yang diberikan perlakuan

Page 91: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

sebanyak 2 kali pertemuan. Hasil penelitian layanan konseling kelompok berkenaan

dengan layanan bimbingan dan konseling dalam meningkatkan disipin belajar peserta

didik kelompok eksperimen setelah mendapatkan perlakuan meningkat dibandingkan

sebelum mendapatkan layanan konseling kelompok. Adapun, terdapat 2 peserta didik

yang memiliki disiplin belajar tinggi kelas VIII yang bernama Ayu dan Diki diambil

menjadi sampel teknik modeling untuk memberi contoh kepada peserta didik yang

memiliki disiplin belajar rendah, dengan kriteria model yang bersahabat atau teman

sebaya yang memiiki kesamaa seperti; usia, status ekonomi, dan penampilan fisik.

Tujuan dalam penelitian ini adalah membantu peserta didik meningkatkan

disiplin belajar. Layanan konseling yang dilakukan dalam suasana kelompok dapat

dijadikan media penyampaian informasi, berbagi pengalaman dan bertukar ide/pemikiran

serta membantu peserta didik melakukan perilaku yang dapat meningkatkan disiplin

belajar, serta dapat membantu peserta didik membuat keputusan yang tepat sehingga

diharapkan akan berdampak positif bagi peserta didik dalam meningkatkan disiplin

belajar.

Tercapainya suatu layanan konseling yang dilakukan oleh peneliti yaitu

konseling kelompok dengan teknik modeling membuat peserta didik berubah menjadi

lebih baik dari sebelumnya, dan juga disiplin belajar dapat membantu keberhasilan

peserta didik dalam proses belajar sehingga hasil belajar dapat berubah menjadi lebih

baik. Dalam pelaksanaan konseling pun peserta didik yang terlibat antusias dalam

pelaksanaan yang dilakukan. Sehingga dalam waktu yang cukup singkat peserta didik

dapat mengubah disiplin belajarnya menjadi lebih baik.

Page 92: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Pembahasan hasil penelitian diawali dengan profil disiplin belajar, dilanjutkan

dengan menganalisis layanan yang tepat. Adapun pembahasan keefektifan layanan

konselingkelompok dengan teknik modelingdalam meningkatkan disiplin belajarpeserta

didik adalah sebagai berikut:

1. Pembahasan Profil/Gambaran Umum Disiplin BelajarPeserta Didik Kelas VIII

SMPN 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa disipin

belajarpeserta didik kelas VIII di SMPN 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018

terdapat peserta didik yang berada pada kategori rendah. Apabila disiplin beajarl peserta

didik yang rendah dibiarkan maka akan dapat menghambat proses belajar bagi peserta

didik tersebut,serta dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Hal ini berarti

kesempatan belajar makin banyak dan optimal jika peserta didik tersebut menunjukkan

keseriuasannya dalam belajarsehingga dapat meningkatkan prestasi dalam belajar.

2. Efektivitas Layanan Konseling Kelompok Teknik Modeling dalam Meningkatkan

Disiplin Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMPN3 Bandar Lampung

Uji efektivitas layanan konseling kelompok diperoleh dengan membandingkan

perilaku disiplin belajar peserta didik sebelum dilakukan layanan konseling kelompok

teknik modelingdan setelah dilakukan layanan konseling kelompok teknikmodeling yang

menunjukan adanya pengaruh layanan konselingkelompok teknik modelingterhadap

disiplin belajar peserta didik.

C. Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah dilaksanakan dengan sebaik mungkin, namun peneliti

menyadari betul bahwa masih banyak kekurangannya. Peneliti sebagai pemimpin

Page 93: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

kelompok dalam kegiatan layanan konseling kelompok mengalami beberapa hambatan.

Pada awal pertemuan, pemimpin kelompok mengalami kesulitan dalam membangun

keaktifan kelompok. Hal itu dikarenakan anggota kelompok masih terlihat ragu-ragu

dan malu, namun hal tersebut dapat diatasi oleh pemimpin kelompok dengan cara

perkenalan dan permainan.Selain itu, keterbatasan ini berkaitan dengan waktu

pelaksanaan proses dalam layanan konseling kelompok yang dilakukan. Layanan

konseling kelompok dilakukan pada saat jam-jam tertentu atau disaat tidak ada jam

pelajaran (jam kosong). Meskipun demikian, proses konseling kelompok berjalan

dengan lancar selama lebih kurang 45 menit dalam setiap pertemuan.

Page 94: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di SMPN 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran

2017/2018, maka dapat di ambil kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa layanan konseling kelompok

dengan teknik modeling efektif untuk meningkatkan disiplin belajar pada peserta didik

kelas VIII di SMPN 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018. Hal ini

ditunjukkan dengan adanya perbedaan skor disiplin belajar pada subjek sebelum diberi

layanan konseling kelompok dengan teknik modeling dan sesudah diberi layanan

konseling kelompokdengan teknik modeling.

Berdasarkan hasil uji t paired sample t test, diketahui bahwa sig. = 0,000 <

0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.Layanan konseling kelompok dengan teknik

modeling efektif dalam meningkatkan disiplin belajar peserta didik kelas VIII SMPN

3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018. Hal ini ditunjukkan ada peningkatan

skor disiplin belajar pada 10 peserta didik setelah diberikan perlakuan layanan

konseling kelompok dengan teknik modeling.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil pembahasan, penulis memberikan saran-saran kepada

beberapa pihak yaitu :

Page 95: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

1. Peserta didik perlu menindak lanjuti dan meningkatkan disiplin belajar

sehingga dapat mencapai tujuan belajar dan prestasi belajar yang lebih baik.

2. Guru bimbingan dan konseling agar dapat memprogramkan dan

melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling secara optimal untuk

membantu mengembangkan perilaku disiplin belajar peserta didik.Didalam

proses konseling, konselordiharapkanmampumenggunakanteknik yang

sesuaidenganpermaasalahandantidakmenutupkemungkinanuntukmenggabung

kanteknik yang digunakandenganteknik yang laiansebagaiteknikpendukung.

3. Kepalasekolah agar dapatmerumuskankebijakandalammemberikandua jam

pelajaranefektifmasukkelasuntuklayananbimbingandankonselinguntuk

membantu perkembangan peserta didik.

4. Kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian mengenai disiplin

belajar hendaknya dapat bekerjasama dengan pihak lain seperti orang tua

maupun guru wali kelas/mata pelajaran, sertase belum diadakan konseling

kelompok diharapkan dapat memberikan layanan konseling individu untuk

mengetahui masalah-masalah terkaitdisiplin belajarpeserta didik

secaramendalam.

Page 96: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, Sofwan. Penggunaan Teknik Modeling Terhadap Perencanaan Karir Siswa”, tersedia On-line: http:ejournal.stkipmpringsewulpg.ac.id/index.php/fokus/article/view/9935.

Aftiani, Hanif. penerapan konseling kelompok behavior untuk meningkatkan

kedisiplinan siswa, tersedia On-line: ejournal.unesa.ac.id/article/6219/13/article.pdf.

Alqur’an dan terjemahan, Bandung, CV penerbit J-ART. Amri, Sofan. 2013. pengembangan dan model pembelajaran dalam kurikulum,

jakarta:PT.prestasi pustakaraya. Aqib, Z, 2006. Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa,

Bandung:Yrama Widya.

Atmodiwiro, S. 2000. Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT Ardadizya.

Charles, S. 1980. Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak, Jakarta:Mitra

Utama.

Daryanto dan suryati. 2013. pendidikan karakter di sekolah. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Eman A, & Prayitno. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Fatoni, Abdurrahman. 2011. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, Jakarta Rineka Cipta.

Page 97: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Gantina Komalasari & Wahyuni Eka..2011. Teori dan Teknik Konseling, PT. Indeks, Jakarta.

Hasbullah, 2011. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Hurlock, perkembangan jilid 1 edisi ke 6, edisi revisi Jakarta,erlangga.,

Imron, A. 2011.Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Jakarta:Bumi Aksara.

Kusumawati, Diah, Ayu. hubungan antara disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar pada aspek kognitif pada mata pelajaran PKN kelas VIII di SMP N 1 ngadirejo, universitas kristen satya wacana.

Latipun, 2010. Psikologi Konseling Malang: UMM Press, 2010.

Lilik Widosari, upaya meningkatkan kedisiplinan melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik behavior pada siswa, tersedia online:http://download.portalgaruda.org/article.php?article=267439&val=upaya%20meningkatkan%20kedisiplinan%20melalui%20layanan%20bimbingan%20kelompok%20dengan%20teknik%20pada%20siswa.

Maharani Khusnalia Dian. Pengaruh Disiplin Belajar dan Keaktifan Kegiatan

Ekstrakulikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi danKomunikasi di SMK 1 Sentolo,tersedia online: Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta, Tersedia:http://eprints.uny.ac.id/9742/3/bab%202%2008520244045.pdf.

Mandala Ayu Sri Juniariasih. Penerapan konseling behavioral dengan teknik

modeling untuk meningkatkat emotional intelligence siswa, tersedia on-line: ejournal.undiksha.ac.id.

Narbuko Cholid & Abu Achmadi, 2015. Metodologi Penelitian, PT Bumi Aksara. Noviani, Putri. meningkatkan kedisiplinan belajar dengan konseling kelompok pada

siswa, tersedia di on-line: jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/.../2753. Prasojo Retmono Jazib. pengaruh perhatian orang tua dan kedisiplinan belajar

terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS, tersedia On-line: http://e-journal.ikip-veteran.ac.id/index.php/EKONOMI/article/view/347.

Page 98: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Prayitno, Dasar-dasar bimbingan dan konseling, penerbit: rineka cipta.

Sadiah Uswatun, Pengaruh Konseling kelompok menggunakan teknik behavioristik positiven reinforcement terhadap disiplin belajar peserta didik kelas V 1 Way Dadi Bandar Lampung, tersedia on-line:http://repository.radenintan.ac.id/576/1/sudah_digabung.pdf.

Santoso, Life Model dalam Internalisasi Nilai-nilai Karakter Peduli Sosial Tanggung

Jawab dan Bersahabat pada Siswa, tersedia di On-line: Ralat_-_konselor_Altruis_-_untuk_SEMNAS_UNIPA.Pdf

Slameto, 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jakarta:Rineka Cipta.

Subardi, upaya menigkatkan konsep diri siswa dalam belajar melalui teknik modeling dalam bimbingan kelompok, tersedia on-line:ejournal.ikip-veteran.ac.id.

Sudijono, Anas. 2008 Pengantar Statistik Pendidikan Raja Grapindo, Jakarta.

Sudjana,, 2005. Metoda Statistika, Bandung, Tarsito.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D) Alfabeta. Bandung.

Sugiyono, 2011. Statistik untuk Penelitian Bandung: Alfabetha..

Sutoyo, Anwar. 2012. Pemahaman Individu, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi) Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wati, Herlia. “Metode Penelitian” (online) blogspot, tersedia: Http://herliamer.blogspot.com/2012/05/babIV.html.

Wibawa Angga Eka Yuda. Pengembangan model konseling kelompok behaviour

dengan teknik modelling untuk meningkatkan kedisiplinan siswa SMA Kabupaten Lamongan. Tersedia on-line:http://journal,unnes.ac.id/sju/index.php/jubk.

Yusuf Syamsu & Juntika Nurikhsan. 2013. Teori Kepribadian, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Page 99: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

LAMPIRAN

Page 100: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

LAMPIRAN 1

INSTRUMEN DISIPLIN BELAJAR

NAMA :

KELAS :

Pengantar :

Angket ini bukan merupakan suatu tes dan tidak berpengaruh terhadap hasil belajar

anda. Isilah angket ini tanpa perasaan khawatir, serta tidak ada jawaban yang benar

dan salah. Anda diharapkan menjawab dengan jujur dan teliti sesuai dengan keadaan

anda yang sebenarnya. Jawaban anda bersifat pribadi dan dijaga kerahasiaannya.

Oleh karena itu, kerjakan angket ini secara jujur dan sungguh-sungguh dengan

petunjuk di bawah ini.

Petunjuk :

1. Tulislah identitas anda pada tempat yang tersedia;

2. Bacalah pernyataan-pertanyaan dalam angket di bawah ini dengan teliti dan

cermat;

Page 101: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

3. Jawablah sesuai dengan kenyataan yang ada pada diri anda, sehingga kesimpulan

yang diambil dari data ini bisa benar;

4. Periksa kembali nomer pernyataan, jangan sampai ada yang terlewatkan; dan

5. Kerahasiaan setiap jawaban terjamin.

Keterangan :

SS (Sangat Sering), S (Sering), KK (Kadang-Kadang), J (Jarang), TP (Tidak Pernah).

No PERNYATAAN S

S

S K

K

T

P

1. Saya suka terlambat datang ke sekolah

2. Saya suka datang ke sekolah tepat waktu

3. Saat bel berbunyi saya tidak segera masuk melainkan menunggu guru masuk kelas

4. Saat bel berbunyi saya segera masuk kelas

5. Saya mengikuti pelajaran sampai selesai jam pelajaran

6. Saat jam pelajaran saya pergi ketempat lain

7. Saya mengumoulkan tugas tepat pada waktunya

8. Saya terlambat dalam mengumpulkan tugas

9. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

10. Saya tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

11. Saat pelajaran berlangsung saya jalan-jalan di kelas dan mengganggu teman

12. Saya menggunakan seragam sekolah lengkap dengan atribut

Page 102: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

sekolah setiap hari

13. Saya tidak menggunakan atribut sekolah (seperti dasi, tanda

lokasi sekolah, dan ikat pinggang)

14. Saat guru menjelaskan saya memperhatikan guru

15. Saya mencatat materi yang dijelaskan guru

16. Saya tidak mencatat materi yang guru jelaskan

17. Saat guru tidak ada saya membaca buku pelajaran /

mengulang materi yang sudah pernah diberikan

18. Saat guru tidak ada saya ribut dikelas

19. Saya mengerjakan sendiri tugas yang diberikan oleh guru

20. Saya menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugas saya

21. Saya mengerjakan ulangan sendiri sesuai sesuaidengan

kemampuan saya

22. Saya mencontek jawaban teman saya

23. Saya melihat pekerjaan teman, saat saya tidak bisa

mengerjakan soal yang diberikan oleh guru

24. Saya meanyakan materi yang belum saya mengerti

25. Saya tidak bertanya mengenai materi yang belum saya

mengerti

26. Saya berkata dengan alasan yang jujur saat tidak

mengerjakan tugas

Page 103: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

27. Saya bebohong saat tidak mengerjakan tugas, karena takut

dihukum

Page 104: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

LAMPIRAN 2

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

Tugas Perkembangan

Mencapai Kematangan dalam Disiplin Belajar Peserta Didik

Sekolah : SMPN 3 Bandar Lampung Kelas/Semester : VIII / 1(Ganjil) Tahun : 2017/2018 1. Materi /TopikBahasan ;

Meningkatkandisiplinbelajarpadapesertadidik

2. Bidang Bimbingan : Pribadi - Sosial 3. Jenis Layanan : Konseling Kelompok 4. TujuanLayanan :agar semua peserta didikdapat belajar

dengan disiplin 5. Fungsi Layanan : Pemahaman 6. Sasaran Layanan/Semester : Kelas VIII/ Ganjil 7. Tempat Penyelenggaraan : RuangKelas 8. Waktu Penyelenggaraan : 1 X 40 menit 9. Penyelenggara Layanan : Guru BK

10. Pihak-pihak yang Dilibatkan : - 11. Metode : Ceramah 12. Media danAlat : Power point, LCD, Laptop

Bandar Lampung, September 2017 Guru pembimbing Mahasiswa Praktikan

Desi Ferli Yanti,S.Pd Tika Ega Fabella

Mengetahui, Kepala SMPN 3 Bandar Lampung

Dra.Hj. Haria Etty, SM. MM.

Page 105: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

Tugas Perkembangan

Mencapai Kematangan dalam Disiplin Belajar Peserta Didik

Sekolah : SMPN 3 Bandar Lampung Kelas/Semester : VIII / 1(Ganjil) Tahun : 2017/2018 1. Materi /TopikBahasan :TepatWaktuDalamBelajar 2. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial 3. Jenis Layanan : Konseling Kelompok 4. TujuanLayanan :SebagaiPemahamankepadaSiswa

Agar DapatMempergunakanWaktudenganBaikdanBermanfaat

5. Fungsi Layanan : Pemahaman 6. Sasaran Layanan/Semester : Kelas VIII/Ganjil 7. Tempat Penyelenggaraan : RuangKelas 8. Waktu Penyelenggaraan : 1 X 40 menit 9. Penyelenggara Layanan : Guru BK

10. Pihak-pihak yang Dilibatkan : - 11. Metode : Ceramah 12. Media danAlat : Power point, LCD, Laptop

Bandar Lampung, September 2017

Guru pembimbing Mahasiswa Praktikan

Desi Ferli Yanti,S.Pd Tika Ega Fabella

Mengetahui, Kepala SMPN 3 Bandar Lampung

Dra.Hj. Haria Etty, SM. M

Page 106: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

SATUAN LAYANAN

BIMBINGAN KONSELING

Tugas Perkembangan Mencapai Kematangan dalam Disiplin Belajar Peserta Didik

Sekolah : SMPN 3 Bandar Lampung Kelas/Semester : VIII / 1(Ganjil) Tahun : 2017/2018 1. Materi /TopikBahasan : Bersikap Tegas 2. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial 3. Jenis Layanan : Konseling Kelompok 4. TujuanLayanan

:SiswaDapatMenghargaiDiriSendiridan Orang Lain

5. Fungsi Layanan : Pemahaman 6. Sasaran Layanan/Semester : Kelas VIII/ Ganjil 7. Tempat Penyelenggaraan : RuangKelas 8. Waktu Penyelenggaraan : 1 X 40 menit 9. Penyelenggara Layanan : Guru BK

10. Pihak-pihak yang Dilibatkan : - 11. Metode : Ceramah 12. Media danAlat : Power point, LCD, Laptop

Bandar Lampung, September 2017

Guru pembimbing Mahasiswa Praktikan

Desi FerliYanti,S.Pd TikaEgaFabella

Mengetahui, Kepala SMPN 3 Bandar Lampung

Dra.Hj. Haria Etty, SM. MM

Page 107: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

SATUAN LAYANAN

BIMBINGAN KONSELING

Tugas Perkembangan Mencapai Kematangan dalam Disiplin Belajar Peserta Didik

Sekolah : SMPN 3 Bandar Lampung Kelas/Semester : VIII / 1(Ganjil) Tahun : 2017/2018 1. Materi /TopikBahasan : Percaya Diri 2. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial 3. Jenis Layanan : Konseling Kelompok 4. TujuanLayanan : Memahami Pentingnya Percaya Diri 5. Fungsi Layanan : Pemahaman 6. Sasaran Layanan/Semester : Kelas VIII/ Ganjil 7. Tempat Penyelenggaraan : RuangKelas 8. Waktu Penyelenggaraan : 1 X 40 menit 9. Penyelenggara Layanan : Guru BK

10. Pihak-pihak yang Dilibatkan : - 11. Metode : Ceramah 12. Media danAlat : Power point, LCD, Laptop

Bandar Lampung, September 2017

Guru pembimbing MahasiswaPraktikan

Desi FerliYanti,S.Pd TikaEgaFabella

Mengetahui, Kepala SMPN 3 Bandar Lampung

Dra.Hj. HariaEtty, SM. MM

Page 108: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

SATUAN LAYANAN

BIMBINGAN KONSELING

Tugas Perkembangan Mencapai Kematangan dalam Disiplin BelajarPeserta Didik

Sekolah : SMPN 3 Bandar Lampung Kelas/Semester : VIII / 1(Ganjil) Tahun : 2017/2018 1. Materi /TopikBahasan : Motivasi Diri 2. Bidang Bimbingan : Pribadi-Sosial 3. Jenis Layanan : Konseling Kelompok 4. TujuanLayanan : Agar Siswa Mampu Menerapkan

dan Mengembangkan Motivasi Dalam Diri di Kehidupan Sehar-hari

5. Fungsi Layanan : Pemahaman 6. Sasaran Layanan/Semester : Kelas VIII/ Ganjil 7. Tempat Penyelenggaraan : RuangKelas 8. Waktu Penyelenggaraan : 1 X 40 menit 9. Penyelenggara Layanan : Guru BK

10. Pihak-pihak yang Dilibatkan : - 11. Metode : Ceramah 12. Media danAlat : Power point, LCD, Laptop

Bandar Lampung, September 2017

Guru pembimbing Mahasiswa Praktikan Desi Ferli Yanti,S.Pd Tika Ega Fabella

Mengetahui, Kepala SMPN 3Bandar Lampung

Dra.Hj. Haria Etty, SM. MM

Page 109: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

LAMPIRAN 3

Lembar Pernyataan Persetujuan oleh Responden

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

NAMA :

ALAMAT :

UMUR :

JABATAN :

Dengan secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun bersedia untuk

diwawancarai sebagai pertisipan dan berperan serta dari awal hingga selesai dalam

penelitian saudari:

NAMA : Tika Ega Fabella

JUDUL PENELITIAN : Efektifitas Layanan Konseling Kelompok dengan

Teknik modeling Dalam Meningkatkan Peserta Didik Kelas VIII SMPN 3 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018.

Dengan persyaratan:

1. Peneliti menjelaskan tentang penelitian ini beserta tujuan dan manfaat

penelitiannya.

2. Menjaga kerahasiaan dari identitas diri dan informasi yang diberikan dan

hanya untuk tujuan penelitian saja.

Demikianlah surat persetujuan saya setujui dalam keadaan sadar dan tanpa tekanan

dan paksaan dari pihak manapun. Semoga surat ini dapat dipergunakan sebaik-

baiknya.

Bandar Lampung, September 2017

Page 110: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

Responden. Peneliti,

( ) TIKA EGA FABELLA NPM. 1311080044

Page 111: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

LAMIRAN 4 Uji normalitas kelompok eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 10

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 5.27241565

Most Extreme Differences Absolute .201

Positive .141

Negative -.201

Kolmogorov-Smirnov Z .636

Asymp. Sig. (2-tailed) .813

a. Test distribution is Normal.

Uji Normalitas kelompok kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 10

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 6.30092341

Most Extreme Differences Absolute .159

Positive .159

Negative -.146

Kolmogorov-Smirnov Z .503

Asymp. Sig. (2-tailed) .962

a. Test distribution is Normal.

Page 112: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

LAMPIRAN 6

Tabel T

d.f. TINGKAT SIGNIFIKANSI

dua sisi 20% 10% 5% 2% 1% 0,2% 0,1%

satu sisi

10% 5% 2,5% 1% 0,5% 0,1% 0,05%

1 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657 318,309 636,619

2 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925 22,327 31,599

3 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841 10,215 12,924

4 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604 7,173 8,610

5 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032 5,893 6,869

6 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707 5,208 5,959

7 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499 4,785 5,408

8 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355 4,501 5,041

9 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250 4,297 4,781

10 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169 4,144 4,587

11 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106 4,025 4,437

12 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055 3,930 4,318

13 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012 3,852 4,221

14 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977 3,787 4,140

Page 113: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

15 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947 3,733 4,073

16 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921 3,686 4,015

17 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898 3,646 3,965

18 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878 3,610 3,922

19 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861 3,579 3,883

20 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845 3,552 3,850

21 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831 3,527 3,819

22 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819 3,505 3,792

23 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807 3,485 3,768

24 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797 3,467 3,745

25 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787 3,450 3,725

26 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779 3,435 3,707

27 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771 3,421 3,690

28 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763 3,408 3,674

29 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756 3,396 3,659

30 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750 3,385 3,646

31 1,309 1,696 2,040 2,453 2,744 3,375 3,633

32 1,309 1,694 2,037 2,449 2,738 3,365 3,622

33 1,308 1,692 2,035 2,445 2,733 3,356 3,611

34 1,307 1,691 2,032 2,441 2,728 3,348 3,601

Page 114: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

35 1,306 1,690 2,030 2,438 2,724 3,340 3,591

36 1,306 1,688 2,028 2,434 2,719 3,333 3,582

37 1,305 1,687 2,026 2,431 2,715 3,326 3,574

38 1,304 1,686 2,024 2,429 2,712 3,319 3,566

39 1,304 1,685 2,023 2,426 2,708 3,313 3,558

40 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704 3,307 3,551

41 1,303 1,683 2,020 2,421 2,701 3,301 3,544

42 1,302 1,682 2,018 2,418 2,698 3,296 3,538

43 1,302 1,681 2,017 2,416 2,695 3,291 3,532

44 1,301 1,680 2,015 2,414 2,692 3,286 3,526

45 1,301 1,679 2,014 2,412 2,690 3,281 3,520

46 1,300 1,679 2,013 2,410 2,687 3,277 3,515

47 1,300 1,678 2,012 2,408 2,685 3,273 3,510

48 1,299 1,677 2,011 2,407 2,682 3,269 3,505

49 1,299 1,677 2,010 2,405 2,680 3,265 3,500

50 1,299 1,676 2,009 2,403 2,678 3,261 3,496

51 1,298 1,675 2,008 2,402 2,676 3,258 3,492

52 1,298 1,675 2,007 2,400 2,674 3,255 3,488

53 1,298 1,674 2,006 2,399 2,672 3,251 3,484

54 1,297 1,674 2,005 2,397 2,670 3,248 3,480

Page 115: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

55 1,297 1,673 2,004 2,396 2,668 3,245 3,476

56 1,297 1,673 2,003 2,395 2,667 3,242 3,473

57 1,297 1,672 2,002 2,394 2,665 3,239 3,470

58 1,296 1,672 2,002 2,392 2,663 3,237 3,466

59 1,296 1,671 2,001 2,391 2,662 3,234 3,463

60 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660 3,232 3,460

61 1,296 1,670 2,000 2,389 2,659 3,229 3,457

62 1,295 1,670 1,999 2,388 2,657 3,227 3,454

63 1,295 1,669 1,998 2,387 2,656 3,225 3,452

64 1,295 1,669 1,998 2,386 2,655 3,223 3,449

65 1,295 1,669 1,997 2,385 2,654 3,220 3,447

66 1,295 1,668 1,997 2,384 2,652 3,218 3,444

67 1,294 1,668 1,996 2,383 2,651 3,216 3,442

68 1,294 1,668 1,995 2,382 2,650 3,214 3,439

69 1,294 1,667 1,995 2,382 2,649 3,213 3,437

70 1,294 1,667 1,994 2,381 2,648 3,211 3,435

71 1,294 1,667 1,994 2,380 2,647 3,209 3,433

72 1,293 1,666 1,993 2,379 2,646 3,207 3,431

73 1,293 1,666 1,993 2,379 2,645 3,206 3,429

74 1,293 1,666 1,993 2,378 2,644 3,204 3,427

Page 116: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

75 1,293 1,665 1,992 2,377 2,643 3,202 3,425

76 1,293 1,665 1,992 2,376 2,642 3,201 3,423

77 1,293 1,665 1,991 2,376 2,641 3,199 3,421

78 1,292 1,665 1,991 2,375 2,640 3,198 3,420

79 1,292 1,664 1,990 2,374 2,640 3,197 3,418

80 1,292 1,664 1,990 2,374 2,639 3,195 3,416

81 1,292 1,664 1,990 2,373 2,638 3,194 3,415

82 1,292 1,664 1,989 2,373 2,637 3,193 3,413

83 1,292 1,663 1,989 2,372 2,636 3,191 3,412

84 1,292 1,663 1,989 2,372 2,636 3,190 3,410

85 1,292 1,663 1,988 2,371 2,635 3,189 3,409

86 1,291 1,663 1,988 2,370 2,634 3,188 3,407

87 1,291 1,663 1,988 2,370 2,634 3,187 3,406

88 1,291 1,662 1,987 2,369 2,633 3,185 3,405

89 1,291 1,662 1,987 2,369 2,632 3,184 3,403

90 1,291 1,662 1,987 2,368 2,632 3,183 3,402

91 1,291 1,662 1,986 2,368 2,631 3,182 3,401

92 1,291 1,662 1,986 2,368 2,630 3,181 3,399

93 1,291 1,661 1,986 2,367 2,630 3,180 3,398

94 1,291 1,661 1,986 2,367 2,629 3,179 3,397

Page 117: MODELING DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR …repository.radenintan.ac.id/3856/1/SKRIPSI LENGKAP F.pdf · terdapat peserta didik yang mempunyai disiplin belajar rendah kelas VIII

95 1,291 1,661 1,985 2,366 2,629 3,178 3,396

96 1,290 1,661 1,985 2,366 2,628 3,177 3,395

97 1,290 1,661 1,985 2,365 2,627 3,176 3,394

98 1,290 1,661 1,984 2,365 2,627 3,175 3,393