model struktural efikasi mengajar guru SD dijEMBER.pdf

4
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guru adalah figur manusia yang memegang peranan penting dalam kegiatan proses belajar-mengajar. Guru memiliki tugas sebagai pendidik, pemimpin dan pembimbing. Guru sebagai pemimpin hendaklah selalu memikirkan keberhasilan peserta didiknya. Guru sebagai pembimbing artinya mengawasi dan membina anak didik kepada arah peningkatan kualitas maupun kuantitas keilmuan bagi peserta didiknya. Dengan demikian kadar kualitas guru merupakan penentu kadar kualitas output di suatu sekolah (Baharuddin, 2010). Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah untuk mengontrol dan memetakan kompetensi guru adalah Uji Kompetensi Guru atau disebut UKG (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012). Nilai tertinggi UKG untuk guru SD adalah 80 sedangkan nilai tertinggi guru TK dan SMA adalah 90 dan nilai tertinggi guru SMP adalah 87,5. Jika dilihat dari rata- ratanya, maka rata-rata terrendah adalah guru SD (36,86) dan rata-rata tertinggi adalah guru TK (58,87) (Napitulu, 2012). Hasil UKG tersebut mengakibatkan adanya cap tidak kompeten pada guru SD. UKG dilakukan di seluruh kabupaten/kota di Indonesia, salah satunya adalah Kabupaten Jember. Kabupaten Jember merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di Jawa Timur setelah Kota Surabaya dan Kabupaten Malang, dengan jumlah total 2.346.498 jiwa (Badan Pusat Statistik Jawa Timur, 2010). Kabupaten Jember memiliki catatan bahwa 90 persen guru yang mengikuti UKG dinyatakan tidak lulus (tingkat kelulusan UKG hanya 10 persen). Berbeda dengan kondisi rata-rata di Indonesia, jumlah guru yang tidak lulus UKG sebanyak 80 persen (Wirawan, 2012). Dengan demikian maka persentase kelulusan guru di Jember lebih rendah daripada persentase nasional.

Transcript of model struktural efikasi mengajar guru SD dijEMBER.pdf

Page 1: model struktural efikasi mengajar guru SD dijEMBER.pdf

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Guru adalah figur manusia yang memegang peranan penting dalam kegiatan proses belajar-mengajar. Guru memiliki tugas sebagai pendidik, pemimpin dan pembimbing. Guru sebagai pemimpin hendaklah selalu memikirkan keberhasilan peserta didiknya. Guru sebagai pembimbing artinya mengawasi dan membina anak didik kepada arah peningkatan kualitas maupun kuantitas keilmuan bagi peserta didiknya. Dengan demikian kadar kualitas guru merupakan penentu kadar kualitas output di suatu sekolah (Baharuddin, 2010).

Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah untuk mengontrol dan memetakan kompetensi guru adalah Uji Kompetensi Guru atau disebut UKG (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012). Nilai tertinggi UKG untuk guru SD adalah 80 sedangkan nilai tertinggi guru TK dan SMA adalah 90 dan nilai tertinggi guru SMP adalah 87,5. Jika dilihat dari rata-ratanya, maka rata-rata terrendah adalah guru SD (36,86) dan rata-rata tertinggi adalah guru TK (58,87) (Napitulu, 2012). Hasil UKG tersebut mengakibatkan adanya cap tidak kompeten pada guru SD. UKG dilakukan di seluruh kabupaten/kota di Indonesia, salah satunya adalah Kabupaten Jember.

Kabupaten Jember merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di Jawa Timur setelah Kota Surabaya dan Kabupaten Malang, dengan jumlah total 2.346.498 jiwa (Badan Pusat Statistik Jawa Timur, 2010). Kabupaten Jember memiliki catatan bahwa 90 persen guru yang mengikuti UKG dinyatakan tidak lulus (tingkat kelulusan UKG hanya 10 persen). Berbeda dengan kondisi rata-rata di Indonesia, jumlah guru yang tidak lulus UKG sebanyak 80 persen (Wirawan, 2012). Dengan demikian maka persentase kelulusan guru di Jember lebih rendah daripada persentase nasional.

Page 2: model struktural efikasi mengajar guru SD dijEMBER.pdf

2

Salah satu konsepsi dari adanya kompetensi guru adalah efikasi mengajar. Bandura mengatakan bahwa efikasi guru adalah hasil dari proses kognitif tentang konsepsi kepercayaan seseorang tentang kapasitas mereka untuk menunjukkan level kompetensi-nya (Goddard, Hoy, & Hoy, 2000). Terdapat tiga faktor penentu efikasi mengajar, yaitu strategi instruksi, manajemen kelas dan partisipasi siswa (Moran & Hoy, 2001).

Berbagai metode dapat digunakan untuk mencari faktor yang paling berpengaruh terhadap kesuksesan guru. Sebagai gambaran, Coladarci menggunakan analisis regresi multipel untuk mengeta-hui rasa kepercayaan seorang guru terhadap komitmen pengajaran dengan didukung oleh efikasi diri serta iklim kerja (Coladarci, 1992). Penelitian lain menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) dimana merupakan pengembangan dari beberapa teknik analisis multivariat khususnya regresi berganda, analisis faktor dan analisis jalur (path). Hoe (2008) mengatakan bahwa SEM adalah teknik statistika yang sangat kuat yang mengkombinasikan model pengukuran atau Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan model struktural menjadi sebuah model statistika yang simultan (metode ini diterapkan untuk menguji hubungan kausal antar variabel).

Caprara dan teman-temannya menggunakan metode SEM untuk menunjukkan bahwa efikasi seorang guru dapat meningkat-kan hasil belajar siswa dan kepuasan terhadap profesi guru (Caprara, Barbaranelli, Steca, & Malone, 2006). Selaian itu, Erawan melakukan penelitian serupa dengan hasil adanya penga-ruh signifikan pengalaman (praktik mengajar) terhadap persiapan program pengajaran dan persepsi keberhasilan pengajaran. Efekti-vitas persiapan pengajaran tidak memiliki pengaruh signifikan untuk sikap terhadap profesi mengajar, namun keduanya berpe-ngaruh signifikan terhadap efikasi mengajar (Erawan, 2011).

Adanya hasil penelitian Erawan pada tahun 2011 dan Moran dan Hoy pada tahun 2001 mengakibatkan peneliti ingin menerapkannya untuk mengetahui model struktural efikasi mengajar pada guru di Kabupaten Jember. Berangkat dari hasil

Page 3: model struktural efikasi mengajar guru SD dijEMBER.pdf

3

UKG guru yang menyatakan bahwa nilai terrendah dimiliki oleh tingkatan guru SD, maka penelitian ini ditujukan pada efikasi mengajar guru SD di Kabupaten Jember dengan menggunakan metode SEM.

1.2 Permasalahan Penelitian

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik guru SD di kabupaten Jember? 2. Bagaimana hasil analisis konfirmatori masing-masing faktor

pembentuk model struktural efikasi mengajar guru SD di Kabupaten Jember?

3. Bagaimana bentuk model struktural terbaik efikasi mengajar guru SD di Kabupaten Jember dan apa implikasinya?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui karakteristik guru SD di Kabupaten Jember. 2. Menganalisis hasil konfirmatori faktor pembentuk efikasi

mengajar guru SD di Kabupaten Jember. 3. Membentuk model struktural efikasi mengajar guru SD di

Kabupaten Jember. 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diantaranya adalah dapat diterapkannya salah satu metode untuk memecahkan masalah sosial. Selain itu guru dapat menganalisis dini pada diri sendiri dalam menentukan keberhasilan pengajaran pada siswa yang selama ini telah diberikan pengajaran. Manfaat lebih lanjut dari penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai referensi bagai Dinas Pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dalam menentukan batasan penelitian tentang keefektifan pengajaran, khususnya dari pihak guru (pendidik).

Page 4: model struktural efikasi mengajar guru SD dijEMBER.pdf

4

1.5 Batasan Permasalahan

Dalam penelitian ini, permasalahan yang akan diteliti adalah hubungan antara faktor pengalaman, keprofesian, kepedulian, dan kompetensi terhadap efikasi mengajar guru SD. Data yang digunakan adalah data primer dengan sampel penelitian adalah guru SD Negeri di Kabupaten Jember baik guru PNS maupun guru honorer.