MODEL SEKOLAH ALAM UNTUK PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PESERTA DIDIK KELAS VIII...
Transcript of MODEL SEKOLAH ALAM UNTUK PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PESERTA DIDIK KELAS VIII...
i
MODEL SEKOLAH ALAM UNTUK PENGEMBANGAN NILAI-NILAI
KEAGAMAAN PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP ALAM QORYAH
THOYYIBAH DESA KALIBENING TINGKIR KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018-2019
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Agama Islam Pada Program
Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh :
Nama : Laili Inayatul Maula
NIM : 146010098
YAYASAN WAHID HASYIM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
SEMARANG
2018
ii
iii
iv
ABSTRAK
Laili Inayatul Maula, 2014. Model Sekolah Alam Untuk Pengembangan Nilai
nilai Keagamaan Peserta Didik Kelas VIII SMP Alam Qoryah Thoyyibah
Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018-2019.
Skripsi: Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam
Universitas Wahid Hasyim Semarang. Pembimbing Ibu Dr. Sari
Hernawati, MA.Pd dan Ibu Ulya Himawati, M.Pd.
Kata Kunci : Sekolah alam, pengembangan dan nilai-nilai keagamaan
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi moral agama siswa pada saat
ini menghawatirkan yang perlu adanya pengembangan nilai-nilai keagamaan di
sekolah. Sekolah adalah salah satu tempat berlangsungnya pendidikan, salah
satunya sekolah alam Qoryah Thoyyibah ini yang memberikan kebebasan
siswanya dalam memilih tempat belajar. Bahwa belajar tidak harus didalam kelas,
belajar bisa dimanapun tempatnya bahkan dialam yang bebas. Sehingga
pembelajaran yang dilakukan menjadikan siswa aktif dan menyenangkan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan nila-nilai keagamaan pada sekolah alam, serta mencari
tahu bagaimana implementasi pengembangan nilai-nilai keagamaan yang ada
pada sekolah alam Qoryah Thoyyibah dan apa saja yang menjadi faktor
pendukung dan pengahambat dalam proses pengembangan nilai-nilai keagamaan.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening
Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018-2019.
Hasil penelitian menunjukkan:1) Pelaksanaan penanaman nilai-nilai
keagamaan yang diterapkan di SMP Alam Qoryah Thoyyibah melalui pelajaran
PAI dan penyisipan nilai-nilai keagamaan dalam semua materi yang sedang
dibahas. Nilai-nilai keagamaan yang di terapkan pada siswa meliputi 3 aspek
diantaranya, nilai aqidah, nilai syari‟ah dan nilai akhlak. 2) Implementasi
pengembangan nilai-nilai keagamaan ditunjukkan oleh sikap siswa yang mentaati
peraturan yang ada baik itu dengan guru maupun dengan teman dan bisa
mendudukkan posisi dia sebagai siswa terhadap guru maupun siswa dengan
sesamanya, melaksanakan sholat, kepedulian sosial dan akhlak yang baik yang
ditunjukkan pada masyarakat. 3) Faktor pendukung dan penghambat adalah guru-
guru yangbe rijasah PAI, Materi mudah dipelajari. Sedangkan yang menjadi
faktor penghambatnya guru tidak fulltime mendampingi, pergaulan negatif muda-
mudi,Adanya beberapa siswa yang belum bisa baca tulis Al-Qur‟an ,Cenderung
menganggap mudah atau meremehkan materi.
v
DEKLARASI
Bismillahirrohmanirrahim
Dengan nama Allah Yang Maha Kuasa, Saya menyatakan dengan sesungguhnya,
bahwa segala sesuatu yang tertulis di dalam karya ilmiah skripsi ini benar-benar
hasil karya sendiri, bukan dibuatkan oleh orang lain. Dan menyatakan juga
dengan penuh tanggung jawab bahwa karya ini bukan hasil jiplakan atau plagiasi
terhadap karya tulis orang lain, baik sebagian maupun sepenuhnya. Pendapat atau
karya ilmiah ini yang sudah paten berstandar milik orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dikutip dan diambil inti substansinya atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Semarang, 8 September 2018
Yang membuat pernyataan
Laili Inayatul Maula
NIM : 146010098
vi
MOTTO
Barang siapa yang tidak mau bersabar mengecap pahitnya menuntut ilmu,
niscaya sisa usianya akan berada dalam buta kebodohan, barang siapa
yang bersabar dalam menuntut ilmu, niscaya ia akan memperoleh
kemuliaan dunia akhirat.1
Jadilah orang yang istiqomah dalam segala hal yang baik!.2
1 Aidh al-Qorni dan Anas Ahmad Karzun, Tipe Belajar Para Ulama, Beirut: Dar Ibnu
Hazm,2008,h. 65. 2 Abu an‟im, Petuah Kyai Sepuh, Kediri: Mu‟jizat Group,2010, h.59.
vii
PERSEMBAHAN
Sebagai tanda bukti, hormat dan terima kasih yang tiada terhingga ku
persembahkan karya kecil ini kepada Ibu dan Ayahku yang telah memberikan
kasih sayang dan segala dukungannya yang tiada terhingga yang tiada mungkin
dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan
persembahan. Terimakasih kepada Ibu Dr. Sari Hernawati, M.Pd dan Ibu Ulya
Himawati M.Pd yang sudah membimbing dan memberikan ilmunya pada saya
sampai terselesaikan pembuatan skripsi ini. Semoga ini menjadi langkah awal
untuk membuat Ibu dan Ayah bahagia karena ku sadar selama ini belum bisa
berbuat yang lebih. Untuk ibu dan ayah yang selalu membuatku termotivasi dan
selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasihatiku untuk
menjadi lebih baik.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kepada umat di akhir zaman berupa mu‟jizat al-Qur‟an dalam bahasa
arab. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW pemikir, pembimbing, pengayom kaum muslimin baik yang
arab maupun yang „ajam, sekaligus pembangun pondasi ukhuwwah bagi semua
insan.
Berkat karunia dan ridho-Nya jualah penulis telah menyelesaikan skripsi
dengan judul “Model Sekolah Alam Untuk Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan
Kelas VIII SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga
Tahun Pelajaran 2018-2019”.
Secara jujur saya katakan bahwa mulai awal penulisan sampai terwujud
skripsi semacam ini banyak aral melintang dihadapan penulis al faqir, namun
alhamdulillah berkat kemauan keras, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak
semuanya dapat diatasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian skripsi ini merasa kesulitan
tanpa bantuan orang lain. Itu barang kali tidak terlalu berlebihan mana kala
penulis sampaikan ucapan dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang telah berkenan membantu dalam penyusunan skripsi ini,
khususnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Mahmuhtarom, SH, MH. Selaku Rektor Universitas
Wahid Hasyim Semarang.
2. Bapak Dr. H. Nur Cholid, M.Ag, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Agama
Islam.
3. Ibu Dr. Sari Hernawati, M.Pd. Selaku pembimbing I dan Ibu Ulya
Himawati, M.Pd. Selaku pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya
untuk membimbing dan membantu peneliti dalam menyusun skripsi ini.
4. Segenap Dosen Unwahas khususnya Dosen Fakultas Agama Islam yang
telah membekali ilmu pada penulis selama di bangku kuliah.
ix
5. Ibu Aini Zulfah selaku Kepala Sekolah SMP Alam Qoryah Thoyyibah
yang telah berkenan memberikan izin serta partisipasinya hingga
penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
6. Bapak dan Ibu Guru serta karyawan madrasah serta siswa SMP Alam
Qorah Thoyyibah yang telah membantu terwujudnya skripsi ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Pada akhirnya, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini
dengan keterbatasan yang ada masih jauh dari kesempurnaan, namun
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
khususnya dan para pembaca pada umumnya serta mendapatkan ridho-
Nya.
Amin yaa Rabbal „Alamin...
Semarang, 8 September 2018
Penulis,
x
PEDOMAN
TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan RI
Nomor 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Maret 1988
A. KONSONAN TUNGGAL
Huruf
Arab Nama Huruf Latin Keterangan
اAlif
- Tidak dilambangkan
بBa‟
B -
تTa‟
T -
ثSa
Ṡ S dengan titik di atas
جJim
J -
حHa‟
Ḥ H dengan titik di bawah
خKha‟
Kh -
دDal
D -
ذZal
.
Z Z dengan titik di atas
رRa‟
R -
زZa‟
Z -
سSin
S -
شSyin
Sy -
صSad
Ṣ S dengan titik di bawah
ضDad
Ḍ D dengan titik di bawah
xi
B. VOKAL PENDEK
Arab Latin Keterangan Contoh
- A
Bunyi fathah pendek افل
- I
Bunyi kasrah pendek سليم
- U
Bunyi dammah pendek اخد
C. VOKAL PANJANG
Arab Latin Keterangan Contoh
- A
Bunyi fathah panjang كان
- I Bunyi kasrah panjang بني
- U Bunyi dammah panjang كونو
D. DIFTRONG
Arab Latin Keterangan Contoh
- Aw Bunyi fathah diikuti waw موز
- Ai Bunyi fathah diikuti ya‟ كيد
E. PEMBAHARUAN KATA SANDANG TERTENTU
Arab Latin Keterangan Contoh
الق
Al –Qa Bunyi al Qomariyyah القمرية
والص
Sy-Sya
Bunyi al – Sya.siyyah
dengan / ( el ) diganti
huruf berikutnya
الش مسية
والموالث Wal-Mu
Wat-Ta
Bunyi al – Qamariyyah / al
syamsiyyah diawali huruf
hidup, maka tidak terbaca
mandiri
والمعاملة
ةوالت ربي
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................
HALAMAN NOTA PEMBIMBING....................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
ABSTRAK............................................................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..............................................................iv
HALAMAN MOTTO........................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
PEDOMAN TRANSLITERASI..........................................................................ix
DAFTAR ISI..........................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
B. Alasan Pemilihan Judul.................................................................................4
C. Telaah Pustaka...............................................................................................5
D. Penegasan Istilah............................................................................................7
E. Fokus Penenlitian...........................................................................................8
F. Tujuan Penelitian...........................................................................................9
G. Manfaat Penelitian.........................................................................................9
H. Metode Penelitian.........................................................................................10
I. Teknik Analisis Data....................................................................................14
J. Pengecekan Keabsahan Temuan...................................................................15
K. Sistematika Penyusunan Skripsi...................................................................16
BAB II MODEL SEKOLAH ALAM DAN PENGEMBANHGAN NILAI-
NILAI KEAGAMAAN
A. Sekolah Alam..............................................................................................19
1. Pengertian Sekolah Alam.....................................................................19
2. Tujuan Sekolah Alam...........................................................................20
xiii
3. Karakteristik Sekolah Alam..................................................................20
B. Nilai-nilai Keagamaan.................................................................................22
1. Pengertian Nilai-nilai Keagamaan.........................................................22
2. Jenis-jenis Nilai Keagamaan..................................................................24
3. Metode Penanaman Nilai-nilai Agama Islam........................................30
C. Kerangka Berfikir.........................................................................................33
BAB III MODEL SEKOLAH ALAM UNTUK PENGEMBANGAN
NILAI-NILAI KEAGAMAAN PESERTA DIDIK
A. Gambaran Umum SMP Alam Qoryah Thoyyibah.......................................36
1. Sejarah Singkat......................................................................................37
2. Letak Geografis.....................................................................................38
3. Visi dan Misi.........................................................................................39
4. Struktur Organisasi................................................................................40
5. Keadaan Guru........................................................................................41
6. Keadaan Siswa.......................................................................................43
7. Sarana dan Prasarana.............................................................................44
B. Data Penelitian Model Sekolah Alam Untuk Pengembangan Nilai-nilai
Keagamaan...................................................................................................45
1. Pelakasanaan Model Sekolah Alam.......................................................45
2. Implementasi Nilai-nilai Keagamaan.....................................................53
3. Faktor pendukung dan Penghambat Nilai-nilai Keagamaan..................57
4.
BAB IV ANALISIS MODEL SEKOLAH ALAM UNTUK
PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN
A. Analisis Pelaksanaan Model Sekolah Alam..............................................63
B. AnalisisImplementasi Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan Peserta
Didik............................................................................................................65
C. Analisis Faktor Penghambat Dan Pendukung.............................................69
BAB V PENUTUP
A. Simpulan.......................................................................................................73
xiv
B. Saran.............................................................................................................74
C. Kata Penutup................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokraris serta bertanggung jawab.3 Oleh karena itu, pendidikan
merupakan hal yang sangat penting sekali, dikarenakan pendidikan bisa di
mulai sejak manusia ada di dalam kandungan. Dengan demikian,
pendidikan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Tempat berlangsungnya pendidikan salah satunya adalah sekolah.
Sekolah harus bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak
sehingga, anak-anak bisa betah untuk berlama-lama belajar di sekolah.4
Untuk mewujudkan ini, rahasianya pada pemahaman dunia anak. dapat di
perhatikan dan di cermati dengan baik dunia anak itu seperti apa, yaitu
dunia anak yang sepenuhnya berisi dengan bermain. Setiap harinya anak-
anak selalu melakukan aktivitas bermain, mulai dari bermain sepak bola,
lari, masak-masakan, bermain peran, petak umpet, dan sebagainya.
Lingkungan atau alam sekitar adalah tempat yang menyenangkan bagi
anak untuk bermain. Selain untuk bermain, alam bisa digunakan untuk
pengembangan pendidikan. Dengan demikian, anak bisa melakukan
aktivitas pembelajaran dan bermain dengan alam. Di Indonesia sudah
banyak didirikan sekolah-sekolah yang menggunakan konsep alam sekitar
3Sekolah Pendidikan,Pengertian dan Tujuan Fungsi Pendidikan. Diakses melalui
https://www.sekolahpendidikan.com, pada tanggal 08 Oktober 2018 Jam 21.00 WIB 4 Heru Kurniawan, Sekolah Kreatif, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.,2016, h.22.
1
2
sebagai media pembelajaran. Seperti, sekolah alam Qoryah Thoyyibah
yang ada di Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga.
Uraian diatas menjelaskan tentang model sekolah alam dan peneliti
ingin menghadirkan skripsi yang berbeda. Oleh karena itu, penulis
mengangkat sekolah berbasis alam yang kini menjadi sekolah-sekolah
alternatif yang sedang menjadi tren di sejumlah kota yang ada di
Indonesia. Biasanya, alasan memilih sekolah alam karena kecenderungan
anak yang secara perilaku cukup aktif, terlalu kreatif, cenderung suka
menciptakan hal-hal baru, dan tidak suka rutinitas. Kesadaran semacam
inilah yang semestinya terus ditumbuhkan kepada para orang tua sehingga
jika mempunyai kecenderungan anak yang susah mengikuti metode
sekolah formal, dapat segera memutuskan sekolah di sekolah alternatif
alam.5 Alam adalah sumber pengetahuan yang luas dan berlimpah, dengan
alam kita bisa belajar dengan menyenangkan dan tidak cenderung bosan.
Oleh karena itu, sekolah alam diharapkan mampu memperbaiki kualitas
pendidikan yang berkembang saat ini. Berdirinya sekolah alam ini
terutama dilatar belakangi sebuah gagasan bagaimana menciptakan sistem
belajar mengajar yang menyenangkan yang bisa menempa kecerdasan
natural anak dengan kualitas menjadi nomor terdepan sehingga mampu
menarik minat anak didik untuk terus belajar.
Pendidikan sekolah alam ini, diharapkan mampu memberikan
kontribusi positif dalam membentuk anak yang memiliki keseimbangan
antara kemampuan intelektual dan moralitas. Krisis moral yang terjadi saat
ini cukup memilukan seperti berani kepada orang tua, kebut-kebut di jalan,
mabuk-mabukan, tawuran pelajar, pergaulan bebas, penggunaan obat
terlarang, pemerkosaan, mencuri, bulliying dll. Jika dikaitkan dengan
nilai-nilai agama islam, kondisi remaja saat ini sangat jauh dari harapan
dan sangat memprihatinkan. Tentu hal ini tidak harus terjadi pada anak
yang masih di bawah umur mereka.
5 R. Satmoko, Buku Pintar Sekolah Alternatif , Clracas Jakarta: Pedar Kindy., 2016, h.3.
3
Uraian diatas, berlawanan dengan fungsi dan tujuan pendidikan
bangsa Indonesia yang terdapat dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkannya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.6 Oleh
karena itu, sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
mengemban tugas mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas. Sekolah dalam hal ini tidak hanya dibebani untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal ranah kognitifnya saja,
akan tetapi juga dalam ranah afektif dan psikomotor. Apalah gunanya
seorang anak yang kemampuan kognitifnya lebih, tetapi tidak didukung
dengan sikap (afektif) dan psikomotor yang baik pula. Dapat terjadi
dengan kemampuannya yang tinggi itu, justru disalah gunakan untuk hal-
hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Saat ini tidak sedikit anak yang pintar namun perbuatannya tidak sesuai
dengan aturan agama Islam.
Melihat fenomena yang terjadi, maka solusi terbaik adalah
pengembangan nilai-nilai keagamaan di lembaga sekolah. Dengan
pembiasaan nilai-nilai keagamaan diharapkan mampu memperkokoh nilai
ketauhidan seseorang, pengetahuan agama, dan praktek keagamaan.
Sehingga pengetahuan yang diperoleh disekolah tidak hanya dipahami saja
sebagai sebuah pengetahuan. Akan tetapi, bagaimana pengetahuan itu
mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mengkaji nilai-nilai yang menyangkut agama sangatlah luas, ada
beberapa nilai keagamaan mendasar yang harus ditanamkan pada anak dan
kegiatan menanamkan nilai-nilai pendidikan inilah yang sesungguhnya
6 Sekolah Pendidikan, Loc.Cit
4
menjadi inti pendidikan keagamaan. Nilai keagamaan adalah nilai sebagai
nilai islami. Diantara nilai-nilai keagamaan yang sangat mendasar itu
ialah: Nilai Akidah, Nilai Syari‟ah, Nilai Akhlak.7 Melalui penanaman
nilai-nilai keagamaan tersebut, diharapkan guru mampu mendidik siswa
untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat
yang sesuai dengan ajaran agama islam. Oleh karena itu, penanaman
nilai-nilai keagamaan pada anak didik sangatlah penting agar mereka
nantinya terbiasa berbuat hal-hal yang sesuai dengan ajaran agama Islam.
Nilai-nilai keagamaan yang sangat cocok dan paling penting untuk
di terapkan pada kondisi saat ini adalah nilai akidah dan akhlak. Dimana
anak-anak bisa mengimplementasikan apa yang di ajarkan di dalam
sekolah dengan mempraktekkannya langsung di dalam kehidupan sehari-
hari. Karena dimanapun tempat, mereka akan berintekasi dengan orang
lain, maka akhlak yang baik yang sesuai dengan ajaran islam yang harus
mereka terapkan pada kehidupannya sehari-hari.
Realitanya perkembangan setiap anak memiliki tahap-tahapan yang
berbeda-beda. Dimana anak memiliki emosi dan rasa ingin tau yang tinggi
sesuai dengan umur mereka. Didalam sekolah anak yang biasanya
mengalami masa-masa puber paling tinggi itu adalah kelas VIII. Jadi
dalam kondisi seperti itu penanaman nilai-nilai keagamaan sangat penting
di tanamkan untuk membentengi mereka dari hal-hal yang tidak di
inginkan.
7 Mawardi Lubis , Evaluasi Pendidikan Nilai, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, h.21.
5
Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi
orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi
saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu
kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena
adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.8
Berdasarkan latar belakang diatas, maka menarik untuk diteliti
bagaimana Sekolah Alam dalam mengembangkan nilai-nilai keagamaan
kepada anak didiknya dengan mengangkat judul: “ Model Sekolah Alam
Untuk Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan Peserta Didik Kelas VIII
SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga
Tahun Pelajaran 2018/2019”.
B. Alasan Pemilihan Judul
Alasan dalam pemilihan judul sebagai berikut:
1. Meneliti Nilai-nilai Keagamaan yang ditanamkan pada siswa kelas VIII
SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga
Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Meneliti Implementasi Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan Peserta
Didik Kelas VIII SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening
Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
3. Meneliti Pendekatan dan Metode yang digunakan dalam menanamkan
Nilai-nilai Keagamaan Peserta Didik Kelas VIII SMP Alam Qoryah
Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran
2018/2019.
8 Departemen agama RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahannya, 2002, Jakarta,h.739
6
C. Telaah Pustaka
Sebagai bahan kajian dalam penelitian dan untuk menghindari
plagiasi, maka dari itu penulis mengambil tiga referensi dari penelitian
terdahulu yaitu:
1. Skripsi dengan judul “ Konsep Sekolah Alam Di SMP IT Nurul Islam
Yogyakarta Ditinjau Dari Interior dan Aktivitas Pembelajaran” yang
ditulis oleh Tri Endang Sumiyarsih, Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta 2015.9 Penelitian tersebut berfokus pada
aspek interior dan aktivitas pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti
menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis alam sangat
mengutamakan alam sekitar, dengan alam kurikulum yang digunakan
mengacu pada aspek akhlak, pengetahuan, kepemimpinan dan
kewirausahaan serta menjadikan alam sebagai media pembelajaran.
Perbedaan skripsi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis adalah, penelitian ini berfokus pada aspek interior dan aktivitas
pembelajaran yang menggunakan alam sebagai media pembelajaran,
penelitian ini sementara penelitian yang dilakukan oleh penulis
berfokus pada pengembangan nilai-nilai keagamaan dengan konsep
sekolah alam. Penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan
penulis sama-sama berfokus pada alam sebagai media pembelajaran.
2. Skripsi dengan judul “ Alam Sebagai Media Pembelajaran PAI di
SMPIT Nurul Islam Yogyakarta” yang ditulis oleh Naili Fauziah
Lutfiani, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta 2013.10
Penelitian tersebut berfokus pada implementasi
alam sebagai media pembelajaran PAI. Dalam penelitian ini peneliti
menyimpulkan bahwa implementasi alam sebagai media pembelajaran
PAI sangatlah bagus sekali, karena dengan alam dapat mengembangkan
9 Tri Endang Sumiyrsih, Konsep Sekolah Alam di SMP IT Alam Nurul Islam Yogyakarta
Ditinjau Dari Interior dan Aktivitas Pembelajaran, Skripsi S1 Seni Rupa Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015. 10
Naili Fauziah Lutfiani, Alam Sebagai Media Pembelajaran PAI di SMPIT Alam Nurul
Islam Yogyakarta, Skripsi S1 Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan ,UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2013.
7
kreatifitas siwa dalam dalam belajar. Perbedaan penelitian ini, dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu, milik Naili Fauziah
Lutfiani membahas mengenai pembelajaran PAI yang menggunakan
alam sebagai medianya, sementara penulis membahas konsep sekolah
alam dalam mengembangkan nilai-nilai keagamaan pada siswa,
keduamya sama-sama berfokus menggunakan alam sebagai media
pembelajaran.
3. Skripsi dengan judul ” Pelaksanaan Pembelajaran di PAUD Alam (
Study Deskriptif Kualitatif di PAUD Model Pembelajaran Alam di
Kota Bengkulu)” yang di tulis oleh Asri Sudarmiyanti, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu 2014. Skripsi ini
memberikan kesimpulan bahwa model pembelajaran berbasis alam
merupakan suatu rencana atau pola untuk mengembangkan kurikulum
dan pembelajaran yang menekankan pembelajaran langsung dialam
terbuka untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak paud untuk
meluangkan waktu bermain dengan alam untuk membantu anak tumbuh
dan berkembang.11
Tema skripsi juga sama dengan tema skripsi milik
peneliti, yaitu sekolah alam sebagai media pembelajaran. Tetapi skripsi
ini fokus pada aspek pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan
alam untuk mengembangkan kurikulum dan pembelajaran yang lebih
menyenangkan bagi anak PAUD. Jadi berbeda dengan skripsi penulis
yang lebih fokus pada aspek pengembangan nilai-nilai keagamaan di
sekolah alam.
Berdasarkan penelitian yang ada, penulis tidak menemukan
penelitian ataupun kajian ilmiah yang secara khusus mengkaji
pengembangan nilai-nilai keagamaan melalui alam sebagai media
pembelajaran. Penulis hanya menemukan beberapa penelitian dan kajian
terkait alam sebagai media pembelajaran, konsep interior dan aktivitas
pembelajaran di alam, implementasi pembelajaran di alam. Maka dari
11
Asri Sudarmiyanti, Pelaksanaan Pembelajaran Di PAUD Alam ( Study Deskriptif
Kualitatif di PAUD Model Pembelajaran Alam di Kota Bengkulu), Skripsi S1 Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu, 2014.
8
sinilah penulis ingin melakukan penelitian lebih mendalam mengenai
penanaman nilai-nilai keagamaan yang di kembangkan di dalam sekolah
alam.
D. Penegasan Istilah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas dan untuk
menghindari kesalah pahaman, maka peneliti merasa perlu memberi
penegasan pengertian terhadap istilah-istilah berikut:
1. Model adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas. Model merupakan
salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati peubahan perilaku
peserta didik secara adaptif maupun generatif.12
Oleh karena itu, dengan
menggunakan model akan mudah menyampaikan materi dengan
melihat dan menyesuaikan kondisi yang sedang terjadi.
2. Sekolah alam adalah sebuah sekolah yang menggunakan alam sebagai
tempat belajar. Jadi anak belajar dialam yang bebas yang menggunakan
alam sebagai media pembelajaran yang membuat belajar lebih
meyenangkan.
3. Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan.13
Jadi
pengembangan adalah upaya meningkatkan kualitas untuk lebih baik
lagi.
4. Nilai adalah sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan
hakikatnya.14
nilai manusia sebagai pribadi yang utuh yang dilihat
melalui etika, kejujuran, akhlak,dll.
5. Keagamaan adalah yang berhubungan dengan agama.15
Keagamaan ini
sifatnya suci, sehingga menjadi pedoman tingkah laku keagamaan bagi
setiap manusia.
12
Dr. Nanang Hanafiah, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Refika
Aditama,2009,h.41. 13
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online,http://kbbi.web.id. Diakses pada 31 Oktober
2018. 14
Ibid, 15
Ibid,
9
6. Peserta didik adalah anak didik yang mengalami perubahan,
perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan
dalam membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktural
proses pendidikan.
7. SMP Alam Qoryah Thoyyibah adalah sekolah alam yang didirikan oleh
Bapak Bahrudin di Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga. Sekolah ini
didirikan bertujuan untuk menciptakan pendidikan yang murah dan
bermutu yang tidak jauh beda dengan sekolah formal yang mahal.
E. Fokus Penelitian
Secara umum fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui model
sekolah alam untuk pengembangan nilai-nilai keagamaan peserta didik
kelas VIII SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Fokus tersebut dapat dirinci menjadi:
1. Bagaimanakah pelaksanaan model sekolah alam dalam pengembangan
nilai-nilai keagamaan peserta didik kelas VIII SMP Alam Qoryah
Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran
2018/2019?
2. Bagaimanakah Implementasi nilai-nilai keagamaan pada peserta didik
kelas VIII SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir
Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Pengembangan nilai-nilai
keagamaan peserta didik kelas VIII SMP Alam Qoryah Thoyyibah
Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019?
F. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model
sekolah alam untuk pengembangan nilai-nilai keagamaan peserta didik
kelas VIII SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
10
Sehubungan dengan tujuan umum di atas, tujuan umum yang ingin
dicapai dalam penelitan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan aspek pengembangan nilai-nilai pada peserta
didik kelas VIII SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening
Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam pengembangan nilai-
nilai keagamaan pada peserta didik kelas VIII SMP Alam Qoryah
Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran
2018/2019.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat model sekolah
alam untuk pengembangan nilai-nilai keagamaan peserta didik kelas
VIII SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
G. Manfaat Penelitian
1) Manfaat teoritis
a. Untuk menambah referensi terhadap kajian pendidikan terkait
dengan upaya pengembangan nilai-nilai keagamaan kepada peserta
didik.
b. Sebagai bahan acuan dan referensi pada penelitian sejenis yang
dilakukan dimasa yang akan datang.
2) Manfaat praktis
a. Bagi SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota
Salatiga.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangsih pemikiran
dan informasi tentang pengembangan nilai-nilai keagamaan pada
peserta didik. Selain itu, lembaga juga termotivasi untuk
mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai yang terdapat
dalam ajaran islam kepada anak didiknya.
b. Bagi Universitas Wahid Hasyim Semarang.
11
Hasil penulisan ini dimungkinkan untuk dijadikan salah satu
sumbangan pemikiran bagi kalangan mahasiswa itu sendiri yaitu
kepentingan penelitian selanjutnya, lebih-lebih untuk universitas itu
sendiri.
c. Bagi Penulis Sendiri.
Bagi penulis, sebagai wacana untuk memperdalam cakrawala
pemikiran dan pengetahuan, khususnya tentang pengembangan nilai-
nilai keagamaan paada peserta didik.
H. Metode Penelitian
Metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena merupakan
salah satu upaya ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk memahami dan
menkritisi objek sasaran suatu ilmu yang sedang di selidiki.
1. Jenis Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian, rumusan masalah dan tujuan
penelitian, maka pendekatan penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami
subjek penelitian misalnya perilaku, motivasi, tindakan dan sebagainya
secara holistik, dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus dan dengan memanfaatkan berbagai
metode ilmiah.16
Dari pendekatan ini, peneliti mendapatkan data yang
di peroleh dari hasil pengamatan dan jawaban dari perilaku yang
diamati oleh peneliti.
Penelitan kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan:
1. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan
dengan kenyataan. 2. Metode ini secara langsung hakikat hubungan
antara peneliti dan responden. 3. Metode ini lebih peka dan lebih dapat
16
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012, h.
6.
12
menyesuaikan diri dengan banyak terhadap kejelasan pengaruh bersama
dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
Anselm Straus dan Juliet Corbin mengungkapkan bahwa penelitian
kualitatif dapat digunakan untuk mengungkap dan memahami sesuatu
dibalik fenomena yang sedikit pun belum diketahui. Penelitian ini juga
dapat digunakan untuk mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang
baru sedikit diketahui.17
Karena penelitian ini, menggali sebuah
informasi dengan jelas dan sedetail-detailnya dengan cara mengamati
objek yang sedang diteliti.
Sedangkan jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus.
Penelitian studi kasus adalah penelitian dimana di dalamnya peneliti
meneliti secara cermat suatu program, peristiwa, aktifitas, proses, atau
sekelompok individu. Kasus-kasus ini dibatasi oleh waktu dan aktifitas,
dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan
menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu
yang telah ditentukan.18
Dengan demikian, hasil dari penelitian ini
terpercaya dan hasilnya nyata sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Alam SMP Qoryah
Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga. Alasan memilih
lokasi ini karena sekolah alam ini yang cocok untuk di teliti sesuai
dengan judul peneliti.
3. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Sumber Data Primer
Jenis data primer adalah data pokok yang berkaitan dan
diperoleh secara langsung dari obyek penelitian. Sedangkan sumber
data primer adalah sumber data yang dapat memberikan data
17
Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif : Tatalangkah
danTeknik Teoritisasi Data, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009,h.5. 18
Jhon W. Creswel, Reseach Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Edisi
Ketiga, Bandung : Pustaka Pelajar,2008,h.19.
13
penelitian secara langsung.19
Sumber data primer dalam penelitian
ini adalah hasil wawancara dan observasi guru dan peserta didik
dalam proses pengembangan nilai-nilai keagamaan di kelas VIII
SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota
Salatiga.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat
pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh pebeliti dari subyek
penelitiannya.20
Atau dengan kata lain dapat pula didefinisikan
sebagai sumber yang dapat memberikan informasi/data tambahn
yang dapat memperkuat data pokok, dalam wawancara dengan
kepala sekolah dan guru.
4. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini
metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah sebagai
berikut:
a. Wawancara (interview), sering juga disebut dengan kuesioner lisan.
Adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil.21
Wawancara yang diambil untuk penelitian ini adalah
wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas di mana
19
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta2004, h.87. 20
Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002,h.91. 21
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2009,h.137.
14
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.22
Dalam pelaksanaanya metode
ini ditujukan kepada:
1) Kepala Sekolah SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening
Tingkir Kota Semarang.
2) Guru pengajar PAI kelas VIII SMP Alam Qoryah Thoyyibah
Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga
3) Siswa kelas VIII SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening
Tingkir Kota Salatiga.
b. Pengamatan (Observasi), meliputi kegiatan pemuatan perhatian
terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi,
mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, peraba, dan pengecapan. Dalam pelaksanaanya
observasi yang diterapkan adalah observasi nonpartisipan yaitu
peneliti tidak terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang
sedang diamati.23
Metode observasi ini digunakan untuk mengamati
proses penanaman nilai-nilai keagamaan yang dilaksanakan oleh
SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota
Salatiga.
c. Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang artinya barang-
barang tertulis. Metode ini digunakan untuk memperoleh data dan
catatan mengenai:
1) Sejarah berdirinya SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa
Kalibening Tingkir Kota Salatiga.
2) Visi dan Misi SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening
Tingkir Kota Salatiga.
22
Ibid,h.140. 23
Ibid. h.145.
15
3) Letak geografis SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening
Tingkir Kota Salatiga.
4) Keadaan SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir
Kota Salatiga.
5) Keadaan siswa-siswi SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa
Kalibening Tingkir Kota Salatiga.
6) Sarana dan prasarana SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa
Kalibening Tingkir Kota Salatiga.
7) Struktur organisasi SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa
Kalibening Tingkir Kota Salatiga.
8) Kurikulum pendidikan SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa
Kalibening Tingkir Kota Salatiga.
9) .Catatan-catatan penting, meliputi kejadian-kejadian dan
kegiatan-kegiatan di SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa
Kalibening Tingkir Kota Salatiga.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini penggunaan teknik analisis
data deskriptif. Dalam analisis data ini penulis mendeskripsikan dan
menguraikan tentang penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak didik di
SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga.
Dalam penulisan kualitatif analisis data dilakukan selama dan setelah
pengumpulan data. Oleh karena itu penulis telah merumuskan tahapan
analisis data sebagai berikut:
a) Analisis Selama Pengumpulan Data
Dalam tahapan ini penulis beada di lapangan untuk mengumpulkan
data dari berbagai sumber. Untuk memudahkan dalam pengumpulan
data tersebut penulis menetapkan hal-hal sebagai berikut: 1) mencatat
kejadian atau peristiwa yang terjadi sesuai dengan penelitian. 2)
mengarahkan pertanyaan pada fokus penelitian. 3) mengembangkan
16
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pengembangan nilai-nilai
keagamaan pada sekolah alam.
b) Analisis Setelah Pengumpulan Data
Data yang sudah terkumpul ketika berada dilapangan yang
diperoleh dari wawancara, dokumentasi, dan observasi masih berupa
data yang belum tersusun secara sistematis atau istilah dalam penelitian
masih berupa data mentah. Dalam tahap ini analisis dilakukan dengan
cara mengatur dan mengurutkan data ke dalam suatu pola dan kategori.
Sehingga didapatkan suatu uraian secara jelas, terinci dan sistematis.
J. Pengecekan Keabsahan Temuan
Agar data yang telah diperoleh dalam penulisan ini dijamin tingkat
validitasnya maka perlu dilakukan pengecekan atau pemeriksaan
keabsahan data. Adapun penulis daalam melakukan pemeriksaan
keabsahan data menggunakan teknik sebagai berikut:
a) Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bemaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang relevan dengan persoalan yang diteliti
kemudian memusatkan diri pada persoalan tersebut secara rinci.dengan
kata lain memperdalam pengamata terhadap hal-hal yang diteliti yaitu
upaya SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tigkir Kota
Salatiga dalam pengembangan nilai-nilai kegamaan pada anak
didiknya.
b) Triangulasi
Triangulasi dalam penelitian ini menggunakan “triangulasi dengan
sumber” yaitu pengecekan kembali data-data yang diperoleh dari
informan dengan cara menanyakan kebenaran data.24
Hal ini ditempuh
dengan jalan:1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data
hasil wawancara, 2) membandingkan apa yang dikatakan orang di
24
Ricky Puspito, Pengertian Triangulasi. Diakses melalui
http://rickypuspito.blogspot.co.id., pada tanggal 08 Oktober 2018 Jam 23.00 WIB
17
depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, 3)
membandingkan apa yang dilakukan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, 4)
membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang
pemerintahan, 5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dokumen yang berkaitan.
K. Sistematika Penyusunan Skripsi
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam skripsi ini, maka
pembahasannya di atur dalam bab demi bab. Dan secara garis besar
pembahasan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Bagian muka memuat halaman judul, halaman nota persetujuan
pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman
persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi dan daftar
tabel.
2. Bagian Isi
Bagian isi terdiri dari:
Bab Satu Pendahuluan : Pada bab pendahuluan ini terdiri dari
latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, telaah pustaka,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian metode pemelitian,
dan sistematika penulisan skripsi.
Bab Dua merupakan Landasan Teori tentang Model Sekolah
Alam dan Nilai-nilai Keagamaan : Bab ini menguraikan pertama
tentang Model Sekolah Alam yang meliputi pengertian, bentuk
pembelajaran, dan tujuan serta manfaat pembelajran sekolah alam.
Kedua pengembangan nilai-nilai keagamaan yang meliputi tentang
pengertian, macam-macam nilai.
18
Bab Tiga adalah Laporan Hasil Penelitian tentang Model
Sekolah Alam Untuk Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan Siswa
di SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota
Salatiga : Pada bab ini penulis paparkan pertama, tentang gambaran
umum SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota
Salatiga, yang meliputi letak geografis, sejarah berdirinya, stuktur
organisasi, keadaan guru, karyawan, siswa, serta sarana dan prasarana.
Kedua, mengenai tentang pengembangan nilai keagamaan di sekolah
alam Qoryah Thoyyibah.
Bab Empat Analisis Tentang Model Sekolah Alam Untuk
Pengembangan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Siswa Kelas VIII
SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota
Salatiga : Pada bab ini peneliti akan menyajikan hasil penelitian
sebagai berikut: analisis model sekolah alam, analisis pengembangan
nilai-nilai keagamaan di sekolah alam Qoryah Thoyyibah.
Bab Lima Penutup : Bab ini berisi kesimpulan, saran dan kata
penutup yang didasarkan pada hasil penelitian ini.
Bagian Akhir : Bagian akhir skripsi ini terdiri dari daftar
pustaka, dan lamiran-lampiran.
19
BAB II
MODEL SEKOLAH ALAM DAN PENGEMBANGAN NILAI-NILAI
KEAGAMAAN
A. Sekolah Alam
1. Pengertian Sekolah Alam
Sekolah alam merupakan salah satu model pendidikan yang
berupaya untuk melakukan pengembangan pendidikan secara alami
seperti belajar dari makhluk di alam semesta ini. Di samping itu,
sekolah alam juga merupakan suatu bentuk alternatif pendidikan yang
menggunakan alam untuk media, tempat, dan objek utamanya dalam
pembelajaran.
Dari pengertian di atas dapat dideskripsikan bahwa konsep
sekolah alam merupakan rancangan dan ide dalam konteks pendidikan
untuk tujuan mengingatkan manusia adalah bagian dari alam dan
hidup di alam. Ide atau rancangan untuk mengingatkan manusia itu
sebagian dari alam di terapkan dalam sebuah konteks pendidikan.
Sekolah alam didirikan pertama kali di Indonesia pada
tahun 1997 yang merupakan gagasan dari Ir. Lendo Novo yaitu
seorang mantan Staf Ahli Mentri Negara BUMN. Ir Lendo Novo
adalah alumni Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Sejak tahun 1992, Lendo merancang konsep sekolah alam agar murid-
murid bisa belajar sambil bermain. Pada tahun 1997, beliau kemudian
dapat mewujudkan konsepnya tersebut dan mendirikan Sekolah Alam,
yaitu di Ciganjur, Jakarta Selatan.25
Lendo terinspirasi oleh gagasan ayahnya tentang integrasi
ilmiah ilahiah. Ayahanda Lendo yang bernama Zuardian Azzaino
seorang pegawai Bank Indonesia yang juga pekebangkitan Islam.
25
Kajian Pustaka , Revolusi Pendidikan sabagai Tinta Emas Masa Depan Indonesia.
Diakses melalui http://www.kajianpustaka.com, pada 21 November 2017 jam 00.45 WIB
19
20
penulis buku Zuardin berpendapat bahwa integrasi ilmiah ilahiah atau
integrasi antara iman dan ilmu pengetahuan teknologi adalah cara
untuk mengembalikan kebangkitan Islam. Sekolah Alam pertama kali
didirikan di Ciganjur pada tahun 1998, tepatnya di Jalan Damai,
Ciganjur, Jakarta Selatan dengan nama Sekolah Alam Ciganjur yang
terdiri dari playgroup dan SD.26
Dengan demikian, sekolah alam ini
mampu bertahan bahkan berkembang sampai saat ini dan menjadi
sekolah alternatif, yang mampu bersaing dengan sekolah umum
lainnya.
2. Tujuan Sekolah Alam
Tujuan pendirian sekolah alam adalah untuk membangun
peradaban, yaitu menciptakan lulusan penyedia lapangan kerja, bukan
lulusan yang menjadi pelamar kerja. Satmoko mengungkapkan bahwa
tujuan pendirian sekolah alam di Indonesia merupakan sebuah upaya
pembuktian tentang pendidikan tidak hanya terletak pada harga dan
kemewahan sebuah sekolah, namun pada subtansinya, yakni dapat
mencetak lulusan yang cerdas, mandiri, berbudi pekerti luhur, dan
berjiwa sosial tinggi. 27
3. Karakteristik Sekolah Alam
Sekolah alam menjadi rujukan sekolah alternatif dalam
mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia karena memiliki
karakteristik yang berbeda dengan sekolah pada umumnya.
Karakteristik sekolah alam adalah sebagai berikut:28
a. Sekolah alam memberikan kebebasan kreativitas anak sehingga
anak menemukan kelebihan kemampuan yang dimilikinya.
b. Konsep pembelajaran sambil bermain cenderung menjadikan
pemahaman sekolah bukan merupakan beban, melainkan hal yang
26
Ibid, 27
R. Satomoko, Buku Pintar Sekolah Alternatif, Claras Jakarta: Pedar Kindy.,2016,h.11 28
Ibid,h. 5-8.
21
menyenangkan dan orientasinya memfokuskan kepada kelebihan
yang dimiliki anak dengan metode pencariannya tidak baku dan
relatif menyenangkan diterima anak melalui bentuk-bentuk
permainan.
c. Guru atau tenaga pengajar sekolah berbasis alam, guru-guru atau
fasilitator memiliki akhlak yang baik, kreatifitas, dan mampu
memberikan rangsangan perkembangan atau menjadi patner yang
baik bagi peserta didik binaannya.
d. Metodelogi pembelajaran yang diterapkan cenderung mengarah
pada pencapaian logika berpikir dan inovasi yang baik dalam
bentuk praktik yang nyata. Bentuk kurikulum bisa saja 40% teori
dan 60% praktik.
e. Pada sekolah alam juga dipersiapkan perpustakaan yang baik dan
buku-buku rujukan dari berbagai sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan untuk mendukung praktik berjalannya metode action
learning
f. Pada sekolah alam, bukan saja peserta didik yang belajar akan
tetapi guru pun dituntut untuk terus belajar karena pada dasarnya
semua makhluk berkewajiban untuk belajar. Selain itu, ditanamkan
bahwa pelajaran yang ada bukanlah hanya sekedar mengejar nilai,
namun yang penting adalah memahami seberapa jauh proses
belajar tersebut dapat dinikmati dan diterapkan dengan baik.
g. Sekolah berbasis alam dilengkapi dengan berbagai macam
pepohonan yang ada di sekitarnya, misalnya area apotik hidup,
pisang, ketela, padi, jambu, rambutan, mangga dan lain sebagainya.
h. Materi pembelajaran disesuaikan dengan kompetensi kurikulum
pada rentang waktu tertentu dan terprogram secara matang.
i. Untuk mengukur sejauh mana motivasi peserta didik ditrima
publik, maka sekali dalam satu semester biasanya diadakan
evaluasi. Misalnya dengan diadakan pasar murah,pameran
produksi,pertanian maupun pameran produks pertukangan. Dalam
22
kegiatan ilmiah hasil karya peserta didik akan mendapatkan
apresiasi yang sesuai dengan karya ciptanya.
Seperti sebuah lembaga pendidikan pada umunya, sekolah alam
juga memiliki kurikulum sebagai rencana dan pedoman dalam
penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum sekolah alam terdiri dari tiga
hal, yaitu sebagai berikut:29
a. Pencapaian Akhlak yang Baik
Sekolah alam menjadi tempat belajar penciptaan akhlak yang baik,
walaupun peserta didik memiliki latar belakang agama yng
berbeda. Hal ini ditandai dengan adanya pendidikan agama yang
menyeluruh dalam kurikulum sekolah alam.
b. Penguasaan Ilmu Pengetahuan
Sekolah alam menjadi tempat peserta didik untuk menguasai ilmu
pengetahuan dengan baik. Walaupun peserta didik belajar di
sekolah berbasis alam, peserta didik juga di tuntut menguasai ilmu
pengetahuan lain yang memadai, misalnya tetap ada pelajaran
pengenalan komputer, bahasa asing, keolahragaan, dan sebagainya.
c. Penciptaan Pemahaman Kepemimpinan yang Memadai
Sekolah alam membentuk peserta didik menjadi pemimpin yang
mampu memimpin diri sendiri dan orang lain.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah alam merupakan
salah satu model pendidikan yang digagas oleh Lendo Novo yang
berupaya untuk melakukan pembangunan pendidikan secara alami seperti
belajar dari segala makhluk di alam semesta ini. Disamping itu, sekolah
alam juga merupakan suatu bentuk alternatif pendidikan yang
menggunakan alam untuk media utamanya dalam pembelajaran siswa.
Berbeda dengan sekolah biasa yang mana kebanyakan menggunakan
model metode dalam pembelajaran di dalam kelas tanpa membiarkan
siswanya belajar lebih banyak di alam bebas, sementara pada sekolah alam
29
Ibid,h. 18-19
23
metode belajarnya lebih banyak dengan melakukan action learning serta
belajar melakukan pengalaman.
B. Nilai –Nilai Keagamaan
1. Pengertian Nilai-Nilai Keagamaan
Sebelum membahas lebih mendalam tentang apa nilai-nilai
agama islam itu, terlebih dahulu penulis uraikan tentang pengertian
nilai itu sendiri. Menurut Muhaimin yang mengutip pendapatnya
Whebster menjelaskan bahwa A value is “a principle, or quality
regarded as worthwhile or desirable”, yaitu nilai adalah prinsip,
standart atau kualitas yang dipandang bermanfaat dan sangat
diperlukan. Nilai adalah suatu keyakinan atau kepercayaan yang
menjadi dasar bagi seseorang atau sekelompok orang untuk memilih
tindakannya, atau menilai suatu yang bermakna bagi kehidupannya.30
Pengertian nilai menurut Sidi Ghazalba sebagaimana di kutip
oleh Chabib Toha, nilai adalah suatu yang bersifat abstrak, ideal. Nilai
bukan benda konkrit bukan fakta dan tidak hanya persoalan benar
adalah yang menurut empirik, melainkan soal penghayatan yang
dikehendaki, disenangi maupun tidak disenangi.31
Pendidikan islam merupakan pendidikan universal yang
diperuntukkan untuk seluruh umat manusia. Pendidikan islam
memiliki nilai-nilai luhur yang agung dan mampu menentukan posisi
dan fungsi di dalam masyarakat Indonesia.
Dari beberapa pengertian nilai di atas, dapat disimpulkan
bahwa Nilai merupakan suatu hal yang melekat pada suatu hal yang
lain yang menjadi bagian dari identitas sesuatu tersebut. Bentuk
material dn abstrak i alam ini tidak bisa lepas dari nilai. Nilai
memberikan definisi, identitas, dan indikasi dari setiap hal konkret
ataupun abstrak.
30
Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006,
h. 148. 31
Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008.,h. 17
24
Mengenai arti agama secara etimologi terdapat perbedaan
pendapat, di antaranya ada yang mengatakan bahwa kata agama
berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari suku kaata yaitu : “a”
berarti tidak dan “gama” berarti kacau atau kocar kacir. Dengan
demikian, agama berarti tidak kacau, tidak kocar kacir, teratur.32
Pengertian agama dilihat dari sudut peran yang harus
dimainkan oleh agama adalah agar setiap orang yang berpegang pada
agama dapat memperoleh ketenangan, ketentraman, keteraturan,
kedamaian dan jauh dari kekacauan. Selain kata agama, dikenal pula
kata al-dien dari bahasa Arab, religi dari bahasa Eropa, religion dari
bahasa Inggris, Prancis, Jerman dan religie dari bahasa Belanda.
Agama menurut bahasa adalah taat, tunduk, keyakinan, peraturan, dan
ibadah.33
Setelah menjelaskan pengertian agama dalam segi bahasa, di
lanjutkan dengan pengertian agama menurut segi istilah. Agama
menurut istilah dalam pandangan Mahmut Syaltut dalam Muhammad
Alim adalah ketetapan-ketetapan Ilahi yang diwahyukan kepada Nabi-
Nya untuk menjadi pedoman hidup.34
Keagamaan adalah merupakan sesuatu yang berhubungan
dengan agama, beragama, beriman. Yang penulis maksudkan disini
adalah rasa keagamaan ( agama islam) yang dimiliki oleh setiap
individu (anak) yang melalui proses perpaduan antara potensi bawaan
sejak lahir dengan pengaruh dari luar individu.
Keagamaan adalah suatu fenomena sosial keagamaan yang
mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama
manusia, manusia dengan alam sekitar sesuai dan sejalan dengan
ajaran agama yang mencakup tata keimanan, tata peribadatan, dan tata
32
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2006 h. 27. 33
Ibid,h. 27 34
Ibid,h. 32
25
kaidah atau norma yang di bawa oleh Rasulullah dari Allah untuk
disampaikan umatnya.
Penanaman nilai-nilai keagamaan menurut penulis adalah suatu
proses edukatif berupa kegiatan atau usaha yang di lakukan dengan
sabar, terencana, dan dapat di pertanggung jawabkan untuk
memelihara, melatih, membimbing, mengarahkan, dan meningkatkan
pengetahuan keagamaan, kecakapan sosial, dan praktek serta sikap
keagamaan anak (aqidah/ tauhid, ibadah dan ahlak) yang selanjutnya
dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Jenis-jenis Nilai-nilai Keagamaan
Peranan agama memiliki posisi penting dalam menjaga
keseimbangan hidup dan tingkah laku manusia khususnya bagi siswa
yang masih memerlukan pembinaan ajaran agama islam. Sebelum
menanamkan nilai-nilai agama islam,terlebih dahulu memahami ajaran
Agama Islam yang mencakup tiga hal pokok,yaitu:35
a. Iman yaitu kepercayaan yang meresap ke dalam hati dengan penuh
keyakinan, tidak bercampur dengan keraguan, serta meberikan
pengaruh terhadap pandangan hidup tingkah laku dan perbuatan
sehari-hari, yang meliputi Rukun Iman yaitu: Iman kepada Allah,
Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Hari Akhir, Qadha dan
Qadar.
b. Islam adalah panduan yang diberikan Allah dalam membimbing
manusia mengikuti ajaran-ajaran yang telah ditetapkan dalam hal
Ibadah, yang meliputi Rukun Islam yaitu: Mengucapkan Dua
Kalimat Syahadat,Mendirikan Shalat, Membayar Zakat, Berpuasa
di Bulan Ramadhan dan Melaksanakan Ibadah Haji bagi mampu.
c. Ihsan adalah beribadah kepada Allah seolah-olah seorang hamba
itu melihat Alah, dan jika tidak dapat melihat-Nya maka ia
meyakini bahwa Allah lah yang melihatnya.
35
Ibid, h. 125-153
26
Nilai-nilai yang terkandung dalam agama islam sangatlah luas,
namun dalam hal ini di kategorikan menjadi tiga aspek, yaitu:
A. Nilai Akidah
Akidah memiliki peranan penting dalam ajaran agama islam,
sehingga penempatannya diletakkan pada posisi pertama. Akidah
secara etimologis berarti yang terkait atau perjanjian yang teguh dan
kuat, tertanam di dalam hati yang paling dalam. Secara terminologis
akidah berarti credo,creed yaitu keyakinan hidup iman dalam arti
khas, yaitu pengikraran yang bertolak dari hati. Dengan demikian,
akidah adalah urusan yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,
menentramkan jiwa dan menjadi keyakinan yang tidak bercampur
dengan keraguan.36
Akidah atau keimanan merupakan landasan atau
pondasi dalam kehidupan umat islam, sebab akidah dalam islam
mengandung arti adanya keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai
Tuhan yang wajib disembah, ucapan dalam lisan dalam bentuk
kalimat syahadat, dan perbuatan dengan amal shalih.
Uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persyaratan bagi
seseorang agar bisa disebut muslim adalah mengucapkan dua kalimat
syahadat. Akan tetapi, pengakuan tersebut tidak sekedar ucapan lisan
saja, tetapi harus disertai keyakinan dalam hati dan dibuktikan dengan
amal. Untuk itu, antara akidah, ibadah (syari‟ah), dan ahlak memiliki
hubungan yang saling mengisi, sehingga praktiknya ketiga bidang
tersebut tidak mungkin dapat dipisahkan.37
Dengan adanya akidah
yang kuat, seseorang bisa menjalankan ibadah dengan baik dan dapat
berperilaku sesuai dengan ajaran agama islam. Akidah sebagai
keyakinan akan membentuk tingkah laku, bahkan mempengaruhi
kehidupan orang muslim. Menurut Abu A‟la al-Maududi, pengaruh
akidah dalam kehidupan sebagai berikut:38
b) Menjauhkan manusia dari pandangan yang sempit dan picik.
36
Ibid,h. 127. 37
Ibid,h. 129. 38
Ibid,h. 135.
27
c) Menghilangkan sifat murung dan putus asa dalam menghadapi
setiap persoalan dan situasi.
d) Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri.
e) Menanamkan sifat ksatria, semangat dan berani, tidak gentar
menghadapi resiko.
f) Membentuk manusia menjadi jujur dan adil.
g) Membentuk pendirian yang teguh, sabar, taat dan disiplin dalam
menjalankan peraturan ilahi.
h) Menciptakan sikap damai dan ridha.
Akidah atau keimanan yang dimiliki setiap orang itu tidak selalu
sama. Ia mempunyai tingkatan-tingkatan yang berbeda. Tingkatan-
tingkatan iman itu adalah: 39
a) Taqlid, tingkatan keyakinan berdasarkan pendapat orang lain yang
diikutinya tanpa dipikirkan. Dengan kata lain, keyakinan yang
dimilikinya adalah meniru pada orang lain tanpa tahu dasarnya.
b) Yakin, tingkatan keyakinan yang didasarkan atas bukti dan dalil
yang jelas, tetapi belum menemukan hubungan yang kuat antara
obyek keyakinan dengan dalil yang diperolehnya.
c) Ainul Yakin, tingkatan keyakinan berdasarkan dalil rasional, ilmiah
dan mendalam sehingga mampu membuktikan antara objek
keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu memberikan argumentasi
terhadap sanggahan-sanggahan yang datang.
d) Haqqul Yakin, tingkatan keyakinan yang di samping berdasarkan
dalil-dalil rasional, ilmiah dan mendalam, juga mampu
membuktikan hubungan antara objek keyakinan dengan dalil-dalil,
serta mampu menemukan dan merasakan keyakinan tersebut
melalui pengalaman agamanya.
39
Ibid,h. 140.
28
B. Nilai Akhlak
Dalam agama islam, akhlak atau perilaku seseorang dapat
memberikan suatu gambaran akan pemahamannya terhadap agama
islam. Maka, nilai-nilai yang mengandung akhlak sangat penting bagi
agama islam untuk diketahui oleh seorang muslim. Secara etimologi,
pengertian akhlak berasal dari bahasa arab yang berarti budi
pekerti,tabi‟at,tingkah laku, dan kejadian.40
Oleh karena itu, seorang
muslim yang memiliki akhlak yang baik tentunya memiliki tingkah
laku, budi pekerti yang baik, yang sesuai dengan ajaran agama islam
yang di lakukan dalam kegiatan sehari-hari.
Dalam pengertian sehari-hari akhlak umumnya disamakan
artinya dengan budi pekerti,sopan-santun. Ruang lingkup ajaran
akhlak adalah sama dengan ruang lingkup ajaran islam khususnya
yang berkaitan dengan pola hubungan dengan Tuhan dan sesama
manusia. Akhlak dalam ajaran islam ada beberapa aspek dimulai dari
akhlak terhadap Allah hingga sesama makhluk. Lebih jelasnya akan
dipaparkan menurut Muhammad Alim sebagai berikut:
a. Akhlak Terhadap Allah.
Banyak cara yang dilakukan dalam berakhlak kepada Allah
dan kegiatan menanamkan nilai-nilai akhlak kepada Allah.
Diantara nilai-nilai ketuhanan yang sangat mendasar adalah:41
1) Iman, yaitu sikap batin yang penuh kepercayaan kepada
Tuhan, yang kemudian meningkat menjadi sikap mempercayai
Tuhan dan menaruh kepercayaan kepada-Nya.
2) Ihsan, yaitu kesadaran yang sedalam-dalamnya bahwa Allah
senantiasa hadir atau bersama manusia dimanapun manusia
berada.
40
Ibid,h. 141. 41
Ibid,h.143.
29
3) Taqwa, yaitu brusaha berbuat hanya sesuatu yang diridhai
Allah menjauhi atau menjaga diri dari sesuatu yang tidak
diridhai-Nya.
4) Ikhlas, yaitu sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan
semata-mata demi memperoleh keridhaan Allah dan bebas dari
pamrih.
5) Tawakkal, yaitu sikap senantiasa bersandar kepada Allah
dengan penuh harapan dan keyakinan bahwa dia yang akan
menolong manusia dalam memberikan jalan terbaik.
6) Syukur, yaitu sikap penuh rasa terimakasih dan penghargaan
atas semua nikmat dan karunia yang tak terhitung.
7) Sabar, yaitu sikap tabah dalam menghadapi segala kepahitan
hidup. Dengan kata lain, sabar adalah sikap batin yang tumbuh
karena kesadaran akan asal dan tujuan hidup, yaiu Allah SWT.
b. Akhlak Terhadap Manusia
Nilai-nilai akhlak terhadap sesama manusia sangatlah
banyak, dan berikut ini diantara nilai-nilai tersebut yang patut di
pertimbangkan yaitu:42
1) Silaturrahmi, yaitu menyambung rasa cinta kasih sesama
manusia.
2) Persaudaraan, yaitu semangat persaudaraan intinyaagar
manusia tidak mudah merendahkan golongan lain.
3) Persamaan, yaitu pandangan bahwa semua manusia itu sama
harkat dan martabat.
4) Adil, yaitu wawasan yang seimbang dalam memandang,
menilai, atau menyikapi sesuatu atau seseorang.
5) Baik sangka, yaitu sikap penuh baik sangka kepada orang lain.
6) Rendah hati, yaitu sikap yang tumbuh kaena kesadaran bahwa
segala kemulyaan hanya milik Allah.
42
Ibid,h. 145.
30
7) Tepat janji,yaitu selalu menepati janji apabila membuat
perjanjian.
8) Lapang dada, yaitu sikap penuh kesadaran menghargai
pendapat dan pandangan orang lain.
9) Dapat dipercaya, yaitu penampilan diri yang dapat dipercaya.
10) Perwira, yaitu sikap penuh harga diri namun tidak sombong,
tetap rendah hati, dan tidak mudah menunjukkan sikap
memelas.
11) Hemat, yaitu sikap tidak boros dan tidak kikir dalam
menggunakan harta.
12) Dermawan, yaitu sikap memiliki kesediaan yang besar dalam
menolong sesama manusia.
Nilai-nilai akhlak terhadap manusia sama halnya dengan
nilai-nilai ketuhanan yang dapat membentuk ketaqwaan, maka
nilai-nilai kemanusiaan yang membentuk akhlak mulia diatas dapat
ditambah lagi dengan beberapa nilai-nilai yang banyak sekali.
c. Akhlak Terhadap Lingkungan.
Yang dimaksud lingkungan disini adalah segala sesuatu
yang disekitar manusia, baik binatang, tumbuhan maupun benda-
benda yang tidak bernyawa.Pada dasarnya, nilai-nilai akhlak
terhadap lingkungan ini bersumber dari fungsi manusia sebagai
khalifah. Kekhalifahan menurut adaya interaksi manusia dengan
sesamanya dan terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan agar setiap mahkluk
mencapai tujuan penciptanya.43
Oleh karena itu, manusia sebagai
khalifah di bumi harus mampu menjaga dan melestarikan segala
sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya baik yang bernyawa
maupun tidak.
43
Ibid,h. 153.
31
C. Nilai Syari‟ah
Syariah biasa diungkapkan dengan kata lain yaitu ibadah.
Ibadah merupakan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab,
yaitu dari masdar 'abada yang berarti penyembahan. Sedangkan
secara istilah berarti khidmat kepada Tuhan, taat mengerjakan
perintahNya dan menjauhi laranganNya. Jadi ibadah adalah ketaatan
manusia kepada Tuhan yang diimplementasikan dalam kegiatan
sehari-hari misalnya sholat, puasa, zakat, dan lain sebagainya.
Nilai ibadah perlu ditanamkan kepada diri seorang anak didik,
agar anak didik menyadari pentingnya beribadah kepada Allah.
Bahkan penanaman nilai ibadah tersebut hendaknya dilakukan ketika
anak masih kecil dan berumur 7 tahun, yaitu ketika terdapat perintah
kepada anak untuk menjalankan shalat. Ketika anak sudah mencapai
baligh, sebagai pendidik tidak boleh lepas dari tanggung jawab begitu
saja, namun sebagai seorang pendidik hendaknya senantiasa
mengawasi anak didiknya dalam melakukan ibadah, karena ibadah
tidak hanya ibadah kepada Allah atau ibadah mahdlah saja, namun
juga mencakup ibadah terhadap sesama atau ghairu mahdlah. Ibadah
di sini tidak hanya terbatas pada menunaikan shalat, puasa,
mengeluarkan zakat dan beribadah haji serta mengucapkan syahadat
tauhid dan syahadat Rasul, tetapi juga mencakup segala amal,
perasaan manusia, selama manusia itu dihadapkan karena Allah SWT.
Ibadah adalah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan
serta segala yang dilakukan manusia dalam mengabdikan diri kepada
Allah SWT.
32
3. Metode Penanaman Nilai-Nilai Agama Islam
Terdapat beberapa metode yang sesuai untuk penanaman nilai-nilai
agama Islam ke dalam diri peserta didik, antara lain sebagai berikut:
a. Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang dilakukan guru dalam
menyampaikan bahan pelajaran di dalam kelas secara lisan.44
Dalam
metode ceramah guru menyampaikan materi secara lisan dan
mendengarkan, mencatat, mengajukan pertanyaan, menjawab
pertanyaan dan dievaluasi.45
Metode ini tidak senantiasa jelek bila
penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung dengan
alat dan media, serta memperhatikan batas-batas kemungkinan
penggunaannya.46
Maka metode ini juga tepat digunakan oleh seorang
pendidik untuk menanamkan nilai-nilai agama ke dalam diri peserta
didik, karena dengan ceramah, maka peserta didik akan lebih mampu
menyerap nilai yang terkandung dalam suatu bab pelajaran agama
Islam. Maka dari itu, seorang pendidik harus mampu secara maksimal
menggunakan metode ini.
b. Metode diskusi
Dalam metode diskusi proses pembelajaran berlangsung
melalui kegiatan berbagi atau "sharing" informasi atau pengetahuan
sesama siswa.47
Dengan menggunakan metode ini, siswa diharapkan
mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dengan cara berbagi
pengetahuan dengan temannya. Dengan menggunakan metode
tersebut maka siswa akan mampu untuk menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari dan proses internalisasi nilai-nilai agama Islam
44
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Jakarta: Quantum
Teaching.,2005, h.53-54. 45
Abdorrakhman Gintings, Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran: Disiapkan untuk
Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Guru Dosen, Bandung: Humaniora., 2008, h. 43. 46
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2004, h.77. 47
Abdorrakhman, Op.Cit., h. 50.
33
ke dalam diri peserta didik akan lebih berhasil karena siswa mampu
berpikir secara aktif mengenai nilai-nilai agama yang terkandung
dalam suatu ibadah, pelajaran atau subbab pelajaran agama Islam.
Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 125 :
Artinya :” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cata
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat ari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang menapat petunjuk.”48
c. Metode kisah
Metode kisah ialah suatu cara mengajar dimana guru
memberikan materi pembelajaran melalui kisah atau cerita.49
Metode
ini tepat untuk penanaman nilai-nilai agama ke dalam diri peserta
didik, karena sebuah kisah yang terdapat dalam al-Qur'an akan dapat
dicerna dengan baik dan diambil sisi baiknya oleh peserta didik.
d. Metode targhib wa tarhib
Metode targhib wa tarhib adalah cara dimana guru
memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan ganjaran
terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan agar peserta
didik melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan.50
Ini sangat
cocok untuk penanaman nilai-nilai agama, karena sebuah penanaman
nilai-nilai agama tentulah dimulai dari pengamalan terhadap suatu
48
DEPAG, Al-Qur‟an Pdf Terjemahan, Semarang: Toha Putra, Edisi Baru Revisi
Terjemah, 2007, h.413 49
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2006, h.196. 50
Ibid, h. 197.
34
ajaran, misalnya shalat. Dengan metode tersebut, pendidik atau guru
akan mampu mengendalikan perilaku atau akhlak peserta didik,
sehingga peserta didik akan mampu berakhlak mulia dan menjauhi
akhlak tercela.
e. Metode Teladan (uswatun hasanah)
Teladan dalam al-Qur‟an dinamakan hasanah (baik), sehingga
dapat terungkapkan menjadi Uswatun Hasanah (teladan yang baik).
Seorang guru harus memberikan suatu tauladan yang baik agar peserta
didik menirukannya. Maksudnya untuk menanamkan nilai agama ke
dalam diri peserta didik, guru harus mempunyai akhlak yang baik juga
serta harus bersikap baik. Karena apapun tindakan seorang guru itu,
biasanya dicontoh oleh peserta didik. Sehingga anak didik mampu
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan
beragama. Tanpa adanya keteladanan, maka peserta didik akan
menjadi berakhlak tercela dan akan mempunyai moral yang bejat,
karena tidak ada yang dicontoh. Firman Allah dalam surat al-Ahzab
ayat 21 :
Artinya : “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat an
Dia banyak menyebut Allah.”51
Disamping menggunakan metode di atas, penanaman nilai-
nilai agama haruslah dilakukan dengan penuh kasih sayang. Ungkapan
dengan kasih sayang ini sangat penting, karena dengan kelembutan
dan kasih sayang, maka anak akan menurut pada apa yang dikatakan
51
DEPAG, Al-Qur‟an Pdf Terjemahan, Semarang: Toha Putra, Edisi Baru Revisi
Terjemah, 2007, h.660
35
oleh orang tua. Dengan demikian, seorang pendidik haruslah
menganggap anak didik seperti anaknya sendiri.
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir berfungsi untuk memahami alur pemikiran
secara cepat, mudah dan jelas. Dalam penelitian tentang model sekolah
alam untuk pengembangan nilai-nilai keagamaan peserta didik kelas VIII
SMP Alam Qoryah Thoyyibah desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga
Tahun Pelajaran 2018/2019 akan dijabarkan sebagai berikut:
Model Sekolah
Formal Sekolah
Alam
Nilai-nilai
Keagamaan
AQIDAH AKHLA
K
SYARIAH
Peserta Didik
36
Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan mejadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.52
Tempat berlangsungnya pendidikan salah satunya adalah sekolah.
Model pendidikan yang sedang berkembang di Indonesia saat ini sudah
banyak sekali seperti sekolah formal, sekolah terbuka, sekolah alam, dan
lain-lain. Sekolah yang menjadi tren di sejumlah kota yang ada di
Indonesia saat ini adalah sekolah alam. Sekolah yang menggunakan alam
sebagai tempat, media dan objek pembelajaran. Di samping itu, sekolah
juga sebagai tempat untuk bermain. Berkembangnya model-model sekolah
yang ada di Indonesia terkadang hanya menjadi pemindahan ilmu
pengetahuan tanpa menanamkan nilai-nilai keagamaan pada peserta didik.
Nilai-nilai keagamaan yang harus di terapkan pada siswa seperti nilai
aqidah, nilai akhlak, dan nilai syari‟ah. Nilai aqidah adalah keyakinan
dalam hati bahwa Allah adalah Tuhan yang wajib di sembah. Disamping
itu, ada nilai akhlak yaitu tingkah laku, budi pekerti yang baik yang sesuai
dengan ajaran agama Islam yang di lakukan dalam kegiatan sehari-hari.
Sedangkan nilai syariah adalah ketaatan manusia yang di lakukan dalam
kehidupan sehari-hari dengan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi
semua laranganNya. Penanaman nilai-nilai keagamaan ini akan
membentuk perilaku dan kepribadian peserta didik yang baik yang akan di
terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kasus-kasus
yang banyak terjadi seperti tawuran, kasus bullying, kasus narkoba dan
curanmor tidak akan terjadi ketika peserta didik sudah memahami nilai-
nilai keagamaan dengan baik.
52
Sekolah Pendidikan, Pengertian dan Fungsi Pendidikan. Diakses melalui
https://www.sekolahpendidikan.com, pada tanggal 18 Agustus 2018 Jam 23.00 WIB
37
BAB III
MODEL SEKOLAH ALAM UNTUK PENGEMBANGAN NILAI-NILAI
KEAGAMAAN PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP ALAM QORYAH
THOYYIBAH DESA KALIBENING TINGKIR KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
A. Gambaran Umum SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening
Tingkir Kota Salatiga.
1. Sejarah Singkat Berdirinya Sekolah
SMP Alam Qoryah Thoyyibah terletak di desa Kalibening
kecamatan Tingkir, kota Salatiga Jawa Tengah. Berada di 5 km dari
kota Salatiga. Berdirinya SMP Alam Qoryah Thoyyibah tidak terlepas
dari dua nama, yakni Bahrudin dan SPPQT (Serikat Paguyuban Petani
Qoryah Thoyyibah). Bahrudin adalah orang pertama kali yang
mencetus pendidikan tanpa biaya, beliau almamater lulusan Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Negri (IAIN) Walisongo Semarang
Cabang Salatiga tahun 1993. Sedangkan, SPPQT merupakan
paguyuban petani yang berdiri pada tanggal 4 Agustus 1999. SPPQT
berdiri di sebuah workshop di Hotel Beringin Salatiga dan sama sekali
tidak dipungut biaya. Sedangkan SMP Alam Qoryah Thoyyibah
berdiri dan menjalankan aktifitas belajar mengajar pada tahun Ajaran
2003-2004.53
Sebelum menjadi SMP Alam Qoryah Thoyyibah adalah
merupakan SMP terbuka yang didirikan oleh SPPQT dan bekerjasama
dengan Yayasan Sekolah Rakyat (YSR). Tujuan didirikannya SMP
tersebut untuk memasukkan nilai-nilai dasar pendidikan yang menjadi
semangat perjuangan ke dalam wadah SMP terbuka. Atau dengan kata
53
Aini Zulfah, Kepala Sekolah SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir
Kota Salatiga, Wawancara, tanggal 13 Agustus 2018. Jam 09.30-11.00 WIB
36
37
38
lain, konsep SMP terbuka hanya menawarkan fasilitas belajar
mengajar. Adapun sistem belajar mengajar dilakukan dalam bentuk
semangat mencapai pendidikan yang lebih bermutu, tidak ekslusif
untuk kalangan tertentu, dan lebih terbuka dan terjangkau bagi
masyarakat luas.
Pertengahan tahun 2003 merupakan tahun ajaran baru semester
genap dan awal tahun ajaran baru serta waktu pendaftaran bagi murid
yang akan masuk SMP. Disisi lain waktu awal sekolah adalah awal
berat para wali dalam mengatur biaya sekolah. Belum lagi adanya
kebijakan dari pihak sekolah mengenai kenaikan biaya SPP dan biaya
lainnya. hal ini tidak dialami pada sekolah-sekolah swasta melainkan
sekolah negeri yang pada dasarnya sebagian biaya pendidikan dibantu
oleh instansi negara. Dengan keadaan seperti itu, bapak Bahrudin
mempunyai gagasan mendirikan sekolah SMP Alam Qoryah
Thoyyibah di kelurahan Kalibening Salatiga. Adanya gagasan tersebut,
beliau mempunyai persepsi yang menyatakan bahwa pendidikan kita
sangat mahal, itupun belum termasuk biaya transportasi siswa-siswi
dan uang saku mereka sehari-hari.
Ide gagasan Bahrudin untuk mendirikan sekolah memang
berangkat dari sebuah kekhawatiran jika pendidikan semakin mahal,
sehingga beliau khawatir apabila masyarakat menengah ke bawah
tidak mampu memperoleh akses pendidikan. Konsep mengenai
sekolah murah dan bermutu memang asing bagi masyarakat, hal ini
menjadi inspirasi Bahrudin untuk benar-benar mewujudkan sekolah
tanpa pamrih namun tidak menyampingkan kualitas pendidikan seperti
sekolah formal pada umumnya.
Selain penggagas sekolah alam, Bahrudin adalah pemuka desa
yang menjabat sebagai ketua Rukun Warga (RW), hal ini memudahkan
beliau untuk modal awal mencari anak didik dengan mengundang
Kepala Keluarga (KK) di lingkungannya. Undangan disampaikan
kepada warganya yang memiliki putra-putri dan akan meneruskan
39
pendidikan ke SMP. Tidak mudah untuk menyakinkan seseorang
terlebih dari warganya yang belum memahami sekolah berbasis
outdoor schooling. Perlu adanya sosialisasi untuk menjelaskan
pentingnya pendidikan bermutu tanpa biaya. Dari beberapa kali
pertemuan yang diadakan, dan setelah adanya pemahaman dari
sebagian orang tua tentang sekolah yang akan di buka, akhirnya ada 12
anak dan termasuk anaknya sendiri yang mau menjadi murid SMP
Alam Qoryah Thoyyibah. Jumlah murid yang mendafar pada tahun
pertama berdiri berjumlah 12 orang, yang terdiri dari 7 anak
perempuan dan 5 anak laki-laki.
Pendidikan yang ditawarkan oleh SMP Alam Qoryah Thoyyibah
adalah pendidikan berbasis komunitas. Pendidikan berbasis komunitas
adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan mengoptimalkan
sumber daya alam maupun manusia yang ada dalam komunitas
tersebut, diselenggarakan dalam komunitas yang terbatas ruang dan
wilayah sehingga terjadi interaksi yang positif dan optimal antara
masyarakat dengan lingkungan, hemat waktu dan biaya transportasi
menuju tempat belajar. Peserta didik sekolah Qoryah Thoyyibah
sasaran utamanya adalah masyarakat sekitarnya, namun tidak
kemungkinan tetap menerima peserta didik luar daerah.
Nama Qoryah Thoyyibah berasal dari usulan peserta dari harian
The Jakarta Pos yang bernama Roymond Toruan. Roymond Toruan
adalah seseorang beragama Katolik dan berketurunan Batak.
Pemberian nama dari usulan R. Toruan disepakati oleh anggota
paguyuban petani karena dianggap lebih mewakili prespektif
komunitas desa. Juga dianggap mewakili semangat dasar civil society
yang sebenarnya, bukan masyarakat madani.
2. Letak Geografis
Sekolah alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir
Kota Salatiga terletak di JL. Raden Mas Said No 12 Desa Kalibening
40
Kecamatan Tingkir Kota Salatiga dengan jarak kurang lebih 1 KM dari
jalan raya alternatif Semarang-Surakarta. Adapun secara geografis
letak Sekolah Qoryah Thoyyibah adalah sebagai berikut :
a. Sebelah selatan : berbatasan Kelurahan Tegalsari
b. Sebelah utara : berbatasan Kelurahan Sidorejo Kidul
c. Sebelah barat : berbatasan Kelurahan Krasak
d. Sebelah Timur : berbatasan Kelurahan Ujung-ujung
Letak yang demikian memang tampak kurang strategis karena
berada di tengah perkampungan desa Kalibening serta jarak dari jalan
alternatif Semarang-Surakarta menuju ke sekolah berkisar 1 KM.
Meskipun begitu, sekolah Qoryah Thoyyibah masih dekat dengan
pusat kota. Sehingga masih mudah dalam mencari dan berbelanja
kebutuhan internal KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Sistem
jaringan telepon dan internet juga tersedia, sehingga memudahkan
berkomunikasi dengan berbagai instansi dan lembaga yang terkait dan
bertanggung jawab terhadap perkembangan dan kemajuan pendidikan
di era global ini.54
3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Alam Qoryah Thoyyibah Desa
Kalibening Tingkir Kota Salatiga
a. Visi
Terwujudnya PKBM Qoryah Thoyyibah yang mandiri, dan
berbasis lokal yang mengutamakan pendidikan budi pekerti,
ketrampilan yang bermutu.
b. Misi
Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu dan terjangkau untuk
masyarakat lokal kurang mampu.
54
Observasi Peneliti dan Dokumentasi SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening
Tingkir Kota Salatiga, tanggal 13 Agustus 2018, jam 09.30-11.00 WIB.
41
c. Tujuan
1) Meningkatkan kualitas dan kompetensi peserta didik melalui
berbagai kegiatan pembelajaran.
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas peserta didik dalam
rangka mewujudkan sumber daya masa depan.
3) Menyelenggarakan pembelajaran yang bersifat institusional
serta non institusional serta meningkatkan sumber daya
manusia.55
4. Struktur Organisasi
Sekolah Alam Qoryah Thoyyibah merupakan lembaga
pendidikan alternatif yang tentunya mempunyai struktur organisasi,
hal tersebut demi kelancaran kegiatan pembelajaran. Dalam
penyusunan struktur organisasi tentunya mempunyai wewenang dan
tugas sesuai tanggungjawab yang diembannya, agar dalam
pelaksanaan pendidikan tersebut dapat berjalan dengan baik. Adapun
struktur organisasi sekolah di SMP Alam Qoryah Thoyyibah, sebagai
berikut:56
a. Struktur Organisasi Sekolah Alam SMP Qoryah Thoyyibah Desa
Kalibening Tingkir Kota Salatiga.
55
Dokumentasi SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga,
tanggal 13 Agustus, jam 09.30-11.00 WIB. 56
Dokumentasi SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga,
tanggal 13 Agustus, jam 09.30-11.00 WIB.
42
BAGAN I
Struktur Organisasi Sekolah
Ketua Yayasan : Drs. Bahruddin
Kepala Sekolah : Aini Zulfah
Sekertaris : Sujono, S.Ag
Bendahara : Nurul Munawaroh,S.Pd
5. Keadaan Guru SMP Alam Qoryah Thoyyibah
Untuk melaksanakan tugas dan tangung jawab sebagai guru
maka sangat di perlukan orang-orang yang profesional dalam
mengelola kelas. Artinya, kemajuan dan kekompakan kelas tergantung
dari tingkat kemampuan guru dalam memberikan semangat dan
dorongan kepada siswa dalam proses belajar berlangsung.
Tenaga pendidik di SMP Alam Qoryah Thoyyibah sebanyak
13 orang guru. Sebagian guru di SMP Alam Qoryah Thoyyibah adalah
Ketua Yayasan
Drs. Bahruddin
Kepala Sekolah
Aini Zulfah
Guru Staff Administrasi
Peserta Didik
43
lulusan dari Qoryah Thoyyibah sendiri dan semuanya berpendidikan
S1 ( sarjana strata satu ) kecuali 3 (tiga) orang yang berpendidikan
terakhir SMA. Kegiatan belajar di Qoryah Thoyyibah Kalibening
Tingkir Kota Salatiga dimulai pada pukul 08.00 WIB dan di akhiri
pukul 15.00 WIB. Menyadari sangat pentingnya tenaga pendidik
dalam proses belajar, lembaga ini benar-benar memperhatikan mutu
dan keahlian guru. Hal ini di buktikan dengan adanya tenaga pendidik
di Qoryah Thoyyibah yang hampir semuanya berpendidikan Strata
Satu.57
Tabel 1.1
Data Guru SMP Qoryah Thoyyibah Kalibening
No
Nama Guru Jabatan Pendidikan
1 Bahruddin, S.Ag Ketua Yayasan S1
2 Aini Zulfah Kepala Sekolah SMA
3 Sujono, S.Ag Sekertaris S1
4 Nurul Munawaroh,S.Pd Bendahara S1
5 Dewi Maryam, S.Ag. M.Si Guru S1
6 Ely Umi N, S.Pd Guru S1
7 Chadzikrul Fikri, S.Pd Guru S1
8 Budi Handayani, S.Pd Guru S1
9 Siti Rifqoh, S.Ag Guru S1
10 Ati Saidatul Ula, S.Pd Guru S1
11 Heni Kartika, S.Ag Guru S1
57
Dokumentasi SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga,
tanggal 13 Agustus, jam 09.30-11.00 WIB.
44
12 M Chaniful Izza Guru SMA
13 Fina Afidatus Sofa Guru SMA
6. Keadaan Siswa SMP Alam Qoryah Thoyyibah
Para siswa di SMP Alam Qoryah Thoyyibah merupakan
masyarakat sekitar, dan ada sebagian dari luar daerah Salatiga yang
tinggal di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin dan Pondok
Pesantren Ky Ageng Giri. Berdasarkan data yang diperoleh
peneliti, jumlah siswa secara keseluruhan mulai dari kelas VII
sampai kelas IX pada Tahun Pelajaran 2018-2019 sebanyak 20
siswa, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.
Adapun subjek dalam penelitian ini peneliti memfokuskan
pada kelas VIII, karena siswa kelas VIII merupakan siswa yang
tingkat awal dalam membentuk kepribadian siswa, dapat diketahui
sebagai berikut:58
Tabel 1.2
Jumlah siswa keseluruhan pada Tahun pelajaran 2018-2019
No Kelas Jumlah siswa Jumlah keseluruhan
L P
1 VII 4 2 6
2 VIII 4 4 8
3 IX 5 1 6
Jumlah 3 13 7 20
58
Dokumentasi SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga,
tanggal 13 Agustus, jam 09.30-11.00 WIB.
45
7. Sarana Dan Prasarana Sekolah Alam Qoryah Thoyyibah
Sarana merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai
alat dalam mencapai maksud dan tujuan. Sedangkan prasarana yaitu
segala sesuatu yang merupakan pnunjang utama terselenggaranya
suatu proses. Sarana dan prasarana yang dimaksudkan penulis disini
adalah segala sesuau yang menjadi alat dan faktor yang sangat penting
dalam menunjang kesuksesan dan kelancaran proses pembelajaran di
SMP Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga.
Berikut yang merupakan data temuan lapangan yang diperoleh peneliti
terkait sarana dan prasarana yang terdapat di SMP Alam Qoryah
Thoyyibah, yaitu:59
TABEL 1.3
SARANA DAN PRASARANA
SMP ALAM QORYAH THOYYIBAH
TAHUN 2018-2019
No
Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi
1 Ruang Tamu 1 Baik
2 Ruang Sekertariat 1 Baik
3 Ruang Belajar Teori 3 Baik
4 Ruang Prakek Komputer 1 Baik
5 Ruang Kreasi 1 Baik
6 Ruang Perpusakaan 1 Baik
7 Ruang Music 1 Baik
59
Dokumentasi SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga,
tanggal 13 Agustus, jam 09.30-11.00 WIB.
46
8 Ruang Penginapan 6 Baik
9 Kamar Mandi 3 Baik
10 Kursi Tamu 1 set Baik
11 Meja-kursi Kerja 2 set Baik
12 Almari Arsip 2 unit Baik
13 Komputer 8 unit Baik
14 Printer 3 unit Baik
15 Papan Tulis 5 buah Baik
16 LCD 2 set Baik
17 Peralaan Music 1 set Baik
18 Peralatan seni dan kosum 1set Baik
19 Alat Perfilman 1 set Baik
20 Bahan Ajar 10 set Baik
Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa sarana dan
prasarana yang terdapat di SMP Alam Qoryah Thoyiibah sudah layak
untuk memenuhi kebutuhan siswa di SMP Alam Qoryah Thoyyibah.
Peneliti menemukan bahwa semua dalam keadaan baik. Akan tetapi di
perpustakaan masih minim sumber bacaan yang berkaitan dengan nilai-
nilai keagamaan.
B. Data Penelitian Model Sekolah Alam untuk Pengembangan Nilai-nilai
Keagamaan.
Adapun hasil penelitin model sekolah alam untuk pengembangan
nilai-nilai keagamaan sesuai dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1) Pelaksanaan Model Sekolah Alam Dalam Pengembangan Nilai-
nilai Keagamaan Peserta Didik Kelas VIII SMP Alam Qoryah
Thoyyibah Tahun Pelajarn 2018/2019.
Sekolah alam berupaya untuk melakukan pembangunan pendidikan
secara alami seperti belajar dari kehidupan sehari-hari. Disamping itu
47
sekolah alam juga menggunakan alam sekitar sebagai media utamanya
dalam pembelajaran, sehingga memberikan dampak positif berupa
kenyamanan siswa dalam melakukan proses pembelajaran di alam
bebas dan menjadikan anak lebih mudah menerima ilmu yang
disampaikan. Jadi siswa tidak selalu monoton belajar didalam kelas
untuk setiap harinya, kelas bisa dimana saja seperti di sawah, di
gunung, di lapangan, di sungai dan hutan sekalipun selama itu bernilai
belajar maka itulah kelas mereka.
Contohnya di sekolah alam Qoryah Thoyyibah ini, dimana sistem
pendidikan disini adalah memberikan kebebasan terhadap siswanya
untuk mengusulkan materi yang akan di pelajari, dan memberikan
kebebasan terhadap siswa untuk memilih tempat belajar yang nyaman
dan menyenangkan sesuai dengan kesepakatan bersama.
a. Proses Belajar Mengajar
Proses kegiatan belajar mengajar di sekolah Alam Qoryah
Thoyyibah yang dimulai dari pukul 07.00-08.00 dengan pelajaran
pertama English Morning. Di lanjutkan pukul 08.00 WIB dan
dilaksanakan sholat dhuha berjamaah dilanjutkan dengan kajian
islam dan belajar membaca Al-Qur‟an bersama yang didampingi
oleh guru masing-masing, selesai membaca Al-Qur‟an dilanjutkan
proses belajar sampai pukul 15.00 WIB. Itu dilakukan setiap hari
mulai dari hari Senin-Sabtu. Proses belajar mengajar di sekolah di
laksanakan di dalam kelas dan diluar kelas sesuai dengan
kesepakatan siswa. Di dalam kelas siswa belajar dengan cara-cara
yang menyenangkan. Para siswa bisa asyik mengerjakan tugas-
tugas pelajaran dengan bersenda gurau, ada yang mengerjakan soal
sambil bersenandung dan bermain, meskipun bebas mereka
senantiasa dilatih untuk menumbuhkan sikap bertanggung jawab,
toleransi dan kerjasama.60
Kegiatan proses belajar mengajar
60
Observasi Peneliti dan Dokumentasi SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening
Tingkir Kota Salatiga, tanggal 13 Agustus 2018, jam 09.30-11.00 WIB.
48
mengajar lebih banyak di lakukan di dalam kelas, di bandingkan di
luar kelas. 70% mereka habiskan di dalam kelas, untuk 30% mereka
gunakan untuk belajar di luar yang tidak mengguanakan kelas
sebagai tempat belajar, biasamya anak-anak belajar di halaman, di
bawah pohon, di lapangan dan di sawah sesuai dengan kesepakatan
bersama.
Apabila siswa merasa jenuh, mereka boleh membunyikan
musik melalui program winamp di komputer yang ada di kelas
mereka. Akan tetapi jika ada siswa lain yang tidak bisa
berkonsentrasi, maka musik itu harus dilirihkan atau bahkan
dimatikan jika ada siswa lain yang menghendaki, selain itu apabila
siswa jenuh boleh keluar dan bermain internet di ruangan komputer,
tetapi dengan syarat murid harus sudah bisa memahami materi
pelajaran dan apabila ada tugas, sudah menyelesaikan tugas
tersebut.61
b. Materi
Secara umum materi pembelajaran belajar di SMP Alam
Qaryah Thayyibah mengacu pada KBK sebagai kurikulum nasional.
Sehingga materi pembelajaran di kelas tidak jauh berbeda dengan
sekolah-sekolah formal lainnya. Namun fleksibilitas penggunaan
kurikulum nasional tidak terlalu menjadi beban sekolah pada target
pembelajaran. Perbedaaan penentuan materi pembelajaran bagi
siswa SMP Alam Qaryah Thayyibah yaitu pada konteks penentunan
tujuan pembelajaran yang tidak dapat lepas dari konteks lingkungan
siswa. sekolah dapat menambah beberapa materi pelajaran dengan
muatan lokal dan beberapa mata pelajaran yang dirasa menjadi
prioritas kebutuhan siswa mendapat porsi waktu belajar lebih
61
Observasi Peneliti dan Dokumentasi SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening
Tingkir Kota Salatiga, tanggal 13 Agustus 2018, jam 09.30-11.00 WIB.
49
banyak seperti matematika dan bahasa Inggris. Mengenai kurikulum
Siti Rifqoh ,menjelaskan: 62
“Kami cuma menggunakan beberapa persen kurikulum
sebagai bahan acuan perbandingan. Dan kami lebih banyak
mengembangkan apa yang ada di lingkungan kita. Karena
apa yang kita pelajari itu kan sesuai dengan kebutuhan. Dan
materi-materi itu disusun bersama-sama bersama-sama
antara guru dengan anak. Dan itu bisa lepas dari kurikulum,
sehingga materi bisa diperluas sesuai dengan kebutuhan”.
Dengan sistem kurikulum yang dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan siswa, maka Siswa SMP Alam Qaryah
Thayyibah yang memiliki keinginan belajar di luar konteks
kurikulum diberikan kesempatan dan diupayakan oleh sekolah
untuk difasilitasi. Contoh kegiatan belajar diluar konteks kurikulum
misalnya, pengetahuan tentang jurnalistik, penyiaran radio, beternak
belut, desain grafis, editing vidio clip, dan belajar bahasa mandarin.
Sudah menjadi pilihan bagi pengelola SMP Alam Qaryah
Thayyibah terlepas dari keterbatasan dana dan pembiayaan dari
sekolah untuk tidak terlalu bergantung pada buku-buku paket
pelajaran. Untuk mencari sumber belajar, Siswa SMP Alam Qaryah
Thayyibah cukup kreatif dalam mencari sumber belajar melalui
penggalian sumber secara mandiri.
Keinginan yang kuat dan dorongan untuk maju, membuat
mereka tidak sungkan untuk bertanya pada siswa sebaya dari
sekolah-sekolah lain di Salatiga untuk meminjam buku materi
pelajaran sekolah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kurikulum
yang diberlakukan pada sekolah-sekolah umum lain. Jika upaya ini
gagal maka, alternatif lain yang dapat mereka lakukan adalah
dengan membeli secara kelompok. Sekolah tidak menganjurkan
62
Siti Rifqoh, Guru PAI SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota
Salatiga, Wawancara, tanggal 13 Agustus 2018. Jam 09.30-11.00 WIB
50
setiap siswa memiliki buku mata pelajaran secara pribadi,
mengingat pembelian buku-buku yang berlebih akan mubazir,
pemborosan dan setiap saat dapat berganti. Menurut seorang siswa,
Wikan yaitu:63
“Tidak ada buku paket di sekolah, tapi kita ada LKS.
Sekolah tidak menganjurkan setiap siswa memiliki buku
mata pelajaran secara pribadi-mengingat pembelian buku-
buku yang berlebih akan mubazir, dan setiap saat dapat
berganti. Untuk mencari sumber belajar kami tanya dengan
siswa sekolah lain. Dari ini kemudian kami kembangkan
sendiri, lewat internet atau tanya-tanya orang lain”.
Materi pelajaran yang diperoleh kemudian dikembangkan
dengan memanfaatkan kekayaaan alam lingkungan desa. Dalam hal
ini masyarakat secara terbuka memberikan partisipasinya dalam
memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki termasuk didalamnya
menggunakan fasilitas internet yang berada dirumah Bapak
Bahruddin. Bahkan di rumah Bapak Bahruddin inilah sekaligus
sebagai pusat tempat mereka belajar. Sebagai sekolah yang
mengembangkan pembelajaran berbasis masyarakat, SMP Alam
Qaryah Thayyibah tidak mengenal gedung sekolah, tempat mereka
belajar dan sebagai sumber belajar adalah adalah alam desa mereka.
Sehingga siswa SMP Alam Qaryah Thayyibah dapat belajar dimana
saja dan kapan saja mereka mau, tidak terbatasi oleh ruang dan
waktu
c. Kurikulum
. Kurikulum Dengan adanya KBK, maka secara umum
materi pembelajaran di SMP Alam Qaryah Thayyibah sama dengan
63
Wikan, Siswa SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga,
Wawancara, tanggal 13 Agustus 2018. Jam 09.30-11.00 WIB
51
materi pembelajaran di sekolah formal sejenjang. Seperti yang
dikatakan oleh Aini Zulfah, bahwa :64
“kurikulum digunakan sebatas sebagai bahan perbandingan
dalam proses pemberlajaran. Perbedaan yang begitu
mencolok dibanding dengan sekolah lain yaitu terletak pada
model pembelajarannya, media dan sarana belajar, sampai
dengan cara pembelajaran di kelas”.
Dari kurikulum nasional yang dipelajari siswa, untuk
memberikan arah dan tujuan belajar yang lebih bermanfaat bagi
siswa, maka kurikulum sekolah disesuaikan dengan kebutuhan
sekolah berdasarkan aspirasi masyarakat dan terutama kebutuhan
dari siswa itu sendiri. Diharapkan siswa belajar tidak hanya sekedar
tahu, atau hanya untuk mendapatkan nilai. Akan tetapi juga mampu
menghasilkan berkarya nyata yang berguna bagi masyarakat. KBK
di SMP Alam Qaryah Thayyibah dikenal dengan kurikulum
berbasis kebutuhan. Belajar adalah bagaimana menjawab kebutuhan
akan pengelolaan sekaligus menguatkan daya dukung sumberdaya
yang tersedia dan dapat menjaga kelestarian serta memperbaiki
kehidupan. Wujud nyata dari pelaksanaan kurikulum yang berpihak
pada masyarakat yaitu upaya pemanfaatan sumber energi alternatif
kotoran manusia sebagai sumber bahan bakar biogas untuk
keperluan masyarakat desa kalibening.
d. Metode
Didorong oleh semangat pembebasan dan penghargaan
terhadap subjek didik sebagai individu yang mandiri sebagai
bagian dari alam lingkungan, maka proses pembelajaran di SMP
Alam Qaryah Thayyibah diarahkan untuk memandirikan siswa
dalam menggali pengetahuannya melalui proses pembelajaran aktif
dengan pendekatan kontekstual. Untuk mencapai sistem belajar
aktif yang benar-benar menempatkan siswa sebagai subjek dalam
64
Aini Zulfah, Kepala Sekolah SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir
Kota Salatiga, Wawancara, tanggal 13 Agustus 2018, jam 09.30-11.00 WIB
52
pembelajaran, SMP Alam Qaryah Thayyibah menerapkan tiga
tahapan strategi pembelajaran. Tahap pertama merupakan tahap
pengenalan.
Dalam tahap ini guru masih mendominasi dalam proses
belajar dengan sedikit demi sedikit memperkenalkan cara belajar
aktif. Implementasi dari tahap pengenalan ini dilakukan pada siswa
kelas satu. Tahap kedua yaitu tahap peralihan, yaitu dengan
memperbanyak porsi kerjasama antara siswa dalam proses
pembelajaran. Strategi kedua ini diimplementasikan di kelas II
yaitu dengan membentuk pimpinan kelompok belajar bidang studi
yang disebut sebagai leader. Leader memiliki tugas untuk mencari
sumber belajar, mempresentasikan, mengarahkan siswa dalam
pembelajaran, termasuk juga memberikan tugas. Dalam tahap ini
masih dibutuhkan peran guru yang bertugas memantau dan
memberikan pengarahan terhadap proses pembelajaran. Untuk
tahap ketiga yaitu strategi pembelajaran mandiri. Stategi ini meng
arah pada pembentukan kelas tanpa guru, yaitu proses
pembelajaran murni direncanakan, dan dilakukan siswa untuk
kepentingan bersama. Artinya bahwa proses belajar dilaksanakan
sesuai dengan apa yang diinginkan dan apa yang menjadi
kebutuhan siswa tanpa harus terpaku pada rutinitas kelas.
Dengan sistem belajar mandiri maka, proses pembelajaran
dapat dilakukan di mana saja dan kapanpun siswa berada.
Kelompok belajar hanyalah sebagai motivator, karena kesadaran
invidivu dalam belajar lebih dominan. Maka, pada proses
pembelajaran mandiri ini, SMP Alam Qaryah Thayibah bisa
keluar dari konteks kurikulum menyesuaikan dengan apa yang
menjadi minat dan kebutuhan siswa. Pendekatan kontekstual atau
lebih dikenal dengan metode belajar Contextual Teaching and
Learning (CTL) dalam proses belajar dimaksudkan agar siswa
tidak asing dalam kehidupan bermasyarakat. Sistem CTL adalah
53
proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa memahami isi
dari materi akademik yang mereka pelajari dengan cara
mengaitkan mata pelajaran terhadap konteks keadaan pribadi dan
lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah
lingkungan alam, lingkungan masyarakat /sosial, lingkungan
budaya, dan juga lingkungan ekonomi. Untuk mendukung CTL
siswa didorong untuk aktif berkarya, baik itu dalam bentuk tulisan
maupun kerajinan tangan. Karya-karya siswa tersebut disamping
ditempel di majalah dinding sekolah juga ditampilkan dalam gelar
karya sekolah yang dilakukan setiap 2 minggu sekali pada hari
Sabtu. Melalui gelar karya ini pula siswa dilatih untuk dapat tampil
di muka umum, memberikan orasi ilmiah atau sekedar
membacakan puisi karangan sendiri. Pembelajaran dengan CTL
diterapkan di SMP Alam Qaryah Thayibah secara nyata di
implementasikan ketika siswa menyusun disertasi sebagai tugas
akhir sekolah.
Kepekaan terhadap realita hidup masyarakat sudah mulai
terlihat dari sikap kritis yang dimiliki siswa dalam mensikapi
fenomena sosial. Keberhasilan sekolah mengembangkan energi
alternatif dari kotoran manusia, mendorong siswa untuk mencari
energi alternatif lain. Sebagai contoh disertasi yang dikemukakan
oleh Amri, siswa kelas III yang mencoba membuat briket dari
sampah daun bambu.
e. Evaluasi
Melalui sistem belajar aktif, siswa didorong untuk dapat
menyumbangkan karya nyata yang bermanfaat bagi diri dan
lingkungannya. Melaui proses belajar mandiri siswa akan menjadi
subjek pembelajaran yang sebenarnya sehingga dengan sendirinya
evaluasi telah berlangsung secara internal dalam proses
pembelajaran. Diakui oleh Bahrudin, bahwa tidak ada evaluasi
dalam bentuk tes yang dilakukan oleh sekolah untuk mengukur
54
kemampuan siswa. Bagi Bahrudin penilaian hasil belajar siswa
dengan materi ujian berbentuk soal-soal adalah pembodohan
terhadap siswa. Dengan didukung seluruh komponen sekolah,
mereka (guru-siswa-orang tua) sepakat bahwa karya nyata siswa
adalah bentuk penghargaan yang tertinggi yang dapat dijadikan
sebagai tolak ukur nyata keberhasilan dalam belajar. Dengan ini
tegas Bahrudin, mutu bagi SMP Alam Qaryah Thayyibah adalah
ketika anak mampu menemukan citra dirinya secara mandiri dengan
mengaktualisasikan apa yang telah diperoleh di sekolah dalam
kehidupan nyata. Sehingga mutu kelulusan sekolah yang ideal
adalah ketika anak mampu belajar secara mandiri. Bahrudin
berkomentar:65
“Oke kalau menyebut mutu, anak yang paling bermutu
yaitu ketika anak punya kesadaran mengembangkan diri,
menemukan dirinya, tidak bergantung pada siapapun. Itu
sebenarnya, sehingga tidak perlu ada strategi penambahan
jam, belajar itu ya long live. Nggak perlu ada sekat-sekat
waktu”.
Dari itu maka, untuk mengukur kemampuan siswa dalam
penguasaan pelajaran, guru atau pendamping siswa lebih memilih
menugaskan kepada siswa untuk membuat report tentang
penguasaan materi pelajaran yang diberikan di sekolah selama satu
semester. Report dapat berisi apa saja menyangkut materi yang
dirasa sulit, mudah, atau evaluasi terhadap proses pembelajaran
secara menyeluruh. Hasil dari report dipresentasikan di depan kelas,
dengan harapan siswa dapat mengukur kemampuannya secara
mandiri di samping pula dapat masukan dan kritikan dari teman
satu kelas. Dengan model presentasi hasil report ini, siswa dapat
pula masukan dari teman belajar (guru dan siswa lain) akan
65
Bahrudin, Ketua Yayasan SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir
Kota Salatiga, Wawancara, tanggal 13 Agustus 2018, jam 09.30-11.00 WIB
55
kepribadian, sikap dan kelemahan-kelemahan yang dimiliki dalam
proses pembelajaran.
2) Implementasi Nilai-nilai Keagamaan Peserta Didik Kelas VIII
Tahun Pelajaran 2018/2019
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide,
konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga
memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan, melalui
pengembangan nilai-nilai keagamaan tersebut, di harapkan mampu
membentuk perilaku dan kepribadian siswa kelas VIII SMP Alam
Qoryah Thoyyibah. Suatu ide dimana diterapkan terhadap siswa
tentang berbagai nilai-nilai keagamaan yang baik dan benar. Nilai-nilai
keagamaan adalah suatu prinsip keagamaan yang mengatur hubungan
manusia dengan Tuhan, manusia dan alam sekitar. Seperti yang
dijelaskan oleh ibu Aini Zulfah selaku Kepala Sekolah SMP Alam
Qoryah Thoyyibah, pengembangan nilai-nilai keagamaan kepada
siswa yaitu:66
“Pengembangan nilai-nilai aqidah mencakup masalah yang
erat hubungannya dengan rukun iman, yaitu iman Kepada
Allah SWT, malaikat, kitab, rasul, hari kiamat dan iman
kepada qada qadar. Akidah merupakan pondasi ajaran
agama Islam. Dan nilai syari‟ah adalah dalam rangka
menaati semua Perintah Allah SWT, nilai syariah
mencakup ibadah langsung dengan Allah yaitu tercakup
dalam rukun Islam yaitu sholat, puasa, zakat, haji. Ibadah
yang tidak hanya terbatas pada rukun Islam saja tetapi
ibadah yang di lakukan sehari-hari atas dasar akidah yang
benar. Sedangkan nilai akhlak adalah pelengkap dari
keislaman dan keimanan siswa dengan berperilaku baik
sesuai dengan perintah Allah yang mencakup semua
perbuatan manusia sehari-hari. Misalnya akhlak terhadap
diri sendiri, akhlak terhadap orang lain dan akhlak terhadap
alam semesta”.
66
Aini Zulfah, Kepala Sekolah SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir
Kota Salatiga, Wawancara, tanggal 13 Agustus 2018. Jam 09.30-11.00 WIB
56
Berdasarkan penjelasan ibu Aini Zulfah selaku kepala
sekolah SMP Alam Qoryah Thoyyibah, implementasi penerapan nilai-
nilai keagamaan sudah diterapkan dalam seluruh kelas melalui
pembelajaran agama dan mensisipkan nilai-nilai keagamaan dalam
materi yang sedang dibahas. Khususnya dikelas VIII yang sudah
menunjukkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti yang dijelaskan oleh Eka Yuliana siswi kelas VIII SMP Alam
Qoryah Thoyyibah sebagai berikut:67
“ implementasi nilai-nilai keagamaan yang di terapkan di
sekolah kami adalah semua siswa megikuti pelajaran agama
dengan seksama mengenai nilai-nilai keagamaan yang di
sampaikan oleh guru, setelah mendapat materi nilai-nilai
keagamaan kita mempraktekkan dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya selalu mentaati peraturan yang ada baik
dengan guru maupun teman, bersikap sopan santun dan
ramah, sholat berjama‟ah, tadarus Al-Qur‟an, dan peduli
kepada sesama teman”.
Berdasarkan penjelasan Eka Yuliana selaku siswi kelas
VIII implementasi pengembangan nilai-nilai keagaman sudah di
terapkan di sekolah alam Qoryah Thoyyibah dengan baik. Seperti yang
di jelaskan oleh Ibu Salafiah selaku masyarakat di sekitar SMP Alama
Qoryah Thoyyibah sebagai berikut:68
“Pembelajaran keagamaan yang diterapkan di sekolah
Qoryah Thoyyibah sangatlah bagus, dibuktikan dengan
murid-muridnya yang setiap hari rajin sholat berjama‟ah,
mengaji bersama masyarakat dan selain itu murid-murid
Qoryah Thoyyibah sangatlah sopan dan santun apabila
bertemu dengan semua warga yang ada di sini”.
Berdasarkan penjelasan Ibu Salafiah selaku warga sekitar
sekolah alam Qoryah Thoyyibah anak-anak sudah menerapkan nilai-
67
Eka Yuliana, Siswa Kelas VIII SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening
Tingkir Kota Salatiga, Wawancara, tanggal 13 Agustus 2018, jam 11.00-12.00 WIB 68
Salafiah, Masyarakat sekitar SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir
Kota Salatiga, Wawancara, tanggal 13 Agustus 2018, jam 11.00-12.00 WIB
57
nilai keagamaan dengan baik dan di amplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Implementasi pengembangan nilai-nilai keagamaan yang diamati oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
a. Nilai Aqidah
Nilai aqidah adalah nilai yang mencakup masalah yang erat
hubungannya dengan rukun iman. Seperti yang jelaskan oleh ibu
Siti Rifqoh yaitu :69
“ Nilai aqidah meliputi iman Kepada Allah SWT, malaikat,
kitab, rasul, hari kiamat dan iman kepada qada dan qadar”.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti nilai aqidah
yang ditunjukkan oleh siswa kelas VIII meliputi: (1) Melalui
pembelajaran di alam bebas dan terbuka siswa mampu meyakini
dan mensyukuri kekuasaan Allah atas semua ciptaanNya. (2) Selalu
berbuat kebaikan, menghormati dan menghargai terhadap sesama
baik itu orang yang lebih tua maupun teman sebayanya, karena
mereka yakin semua gerak-garik yang di perbuat akan di awasi oleh
Allah dan malaikat. (3) Melaksanakan sholat berjama‟ah, membaca
asma‟ul husna, membaca beberapa surah dalam al-Qur‟an. (4) Jiwa
yang tidak pantang menyerah, siswa selalu berusaha menyelesaikan
sebaik mungkin dalam menghadapi semua persoalan yang dihadapi
sebelum pasrah terhadap semua hasil yang akan dicapainya.
b. Nilai Syari‟ah
Nilai syari‟ah adalah nilai yang mencakup ibadah langsung
dengan Allah yang tercakup dalam rukun Islam. Seperti yang di
jelaskan oleh ibu Siti Rifqoh yaitu:70
69
Siti Rifqoh, Guru PAI SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota
Salatiga, Wawancara, tanggal 13 Agustus 2018, jam 09.30-11.00 WIB
70
Siti Rifqoh, Guru PAI SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota
Salatiga, Wawancara, tanggal 13 Agustus 2018, jam 09.30-11.00 WIB
58
“ Nilai-nilai syari‟ah yang bisa dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari seperti sholat, puasa, zakat, haji. Ibadah yang
tidak hanya terbatas pada rukun Islam saja tetapi ibadah
yang di lakukan sehari-hari atas dasar akidah yang benar”.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti,
implementasi nilai syari‟ah yang ada di sekolah alam Qoryah
Thoyyibah adalah bermuamalah (hubungan antar teman) yang
sangat baik, saling menghargai perbedaan dan kemampuan teman,
dan mematuhi peraturan-peraturan yang ada disekolah seperti
halnya agama Islam menganjurkan sholat dan aturan-aturan yang
harus ditaati.
c. Nilai Akhlak
Nilai akhlak adalah nilai yang menjadi pelengkap dari
keislaman dan keimanan siswa dengan berperilaku baik sesuai
dengan perintah Allah, yang mencakup semua perbuatan sehari-
hari. Misalnya akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap orang
lain dan akhlak terhadap alam semesta. Seperti yang di jelaskan
oleh Ibu Siti Rifqoh sebagai berikut:71
“Kalau nilai-nilai akhlak ini menjadi pelengkap dari
keislaman dan iman kita, karena akhlak ini mencakup
tingkah laku kita dalam kehidupan sehari-hari”
Implementasi nilai akhlak yang di dapatkan peneliti melalui
observasi diantaranya adalah: membiasakan diri untuk bersikap
jujur, percaya diri, saling bekerja sama dan membantu teman dalam
memecahkan suatu masalah, dan peduli terhadap lingkungan
sekitar.
Uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa siswa sudah
menerapkan nilai-nilai keagamaan yang diberikan oleh guru dalam
kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar. Yaitu ditunjukkan oleh
71
Siti Rifqoh, Guru PAI SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota
Salatiga, Wawancara, tanggal 13 Agustus 2018, jam 09.30-11.00 WIB
59
sikap siswa yang mentaati peraturan yang ada baik itu dengan guru
maupun dengan teman dan bisa mendudukkan posisi dia sebagai siswa
terhadap guru maupun siswa dengan sesamanya, melaksanakan sholat,
kepedulian sosial dan akhlak yang baik yang ditunjukkan pada
masyarakat. Penerapan Pendidikan Agama Islam tentang nilai-nilai
keagamaan di SMP Alam Qoryah Thoyyibah bertujuan agar siswanya
mampu mengubah sikap atau tingkahlaku yang dulunya kurang baik
sekarang dibentuk kepribadian yang baik atau berakhlak mulia.
3) Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Nilai-nilai
Keagamaan
Setiap melaksanakan suatu pembelajaran, tentunya tidak
terlepas dari faktor pendukung dan penghambat. Begitu pula dalam
penanaman nilai-nilai keagamaan pada siswa di SMP Alam Qoryah
Thoyyibah antara lain yaitu:
Menurut ibu Aini Zulfah selaku Kepala SMP Alam Qoryah
Thoyyibah bahwa dalam proses belajar mengajar pastilah ada faktor
pndukung dan penghambatnya begitu pula dalam pengembangan nilai-
nilai keagamaan.
“Diantara faktor pendukungnya adalah adanya guru-guru
sarjana agama islam, materi yang berbahasa indonesia
sehingga relatif mudah mereka pelajari. Sedangkan faktor
penghambatnya diantaranya keberadaan kami sebagai
pendidik yang tidak bisa fulltime mendampingi mereka,
berbeda dengan sekolah yang terintegrasi dengan pondok
pesantren. Juga iklim pergaulan muda-mudi yang seringkali
miris kita lihat sehingga sedikit banyak berpengaruh
terhadap cara bergaul mereka terutama adanya mereka
terutama adanya akses tak terbatas ke media internet yang
tanpa kontrol”72
72
Aini Zulfah, Kepala Sekolah SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir
Kota Salatiga, Wawancara, tanggal 13 Agustus 2018. Jam 09.30-11.00 WIB
60
Berdasarkan penjelasan ibu Aini Zulfah selaku kepala SMP
Alam Qoryah Thoyyibah, bahwa adanya guru-guru sarjana agama
islam sangat menjadi pengaruh dalam proses pembelajaran nilai-nilai
keagamaan begitu pula dengan materi yang berbahasa indonesia yang
memudahkan anak dalam mempelajari dan memahaminya. Sedangkan
faktor penghambatnya keberadaan guru sebagai pendidik yang tidak
bisa mendampingi secara fulltime, jadi tidak bisa mengontrol perilaku
siswa dalam luar lingkungan sekolah, begitu juga dengan pergaulan
muda-mudi yang seringkali miris di lihat sehingga sedikit banyak
berpengaruh terhadap cara bergaul mereka terutama adanya akses tak
terbatas ke media internet yang tanpa kontrol. Maka dari itu selain
peran dari guru, peran orang tualah yang di utamakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Menurut ibu Siti Rifqoh S.Ag selaku guru PAI SMP Alam
Qoryah Thoyyibah faktor pendukung dan penghambat proses
pembelajaran nilai-nilai keagamaan sebagai berikut:73
“Termasuk faktor pendukung kegiatan belajar adalah
materinya relatif lebih familiar atau akrab ditelinga siswa
dan materinya mudah untuk dipelajari. Sedangkan faktor
penghambatnya adalah adanya beberapa siswa yang
menganggap mudah materi dan belum bisa baca tulis Al-
Qur‟an, padahal sudah usia SMP. Termasuk juga pergaulan
anak muda sekarang yang mudah sekali mempengaruhi
anak-anak lain yang sebenarnya agak tekun menjadi mudah
terpengaruh pada hal-hal yang kurang baik seperti malas
belajar lebih suka main hp.”
Berdasarkan urain diatas dapat disimpulkan bahwa faktor
pendukung pengembangan nilai-nilai keagamaan pada siswa kelas VIII
di SMP Alam Qoryah Thoyyibah desa Kalibening Tingkir Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019 yaitu:
1. Adanya guru-guru berijasah Pendidikan Agama Islam
73
Siti Rifqoh, Guru PAI SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota
Salatiga, Wawancara, tanggal 13 Agustus 2018, jam 09.30-11.00 WIB
61
Guru/pendidik, adalah salah satu faktor pendidikan yang sangat
penting, karena pendidik merupakan orang yang akan beranggung
jawab dalam proses transfer ilmu dan pembentukan pribadi siswa
selama berada di lingkungan sekolah. Disamping mengajar sesuai
bidang keilmuannya, guru harus mampu menunjukkan akhlakul
karimah dalam kehidupan sehari-hari, karena peran dan pengaruh
seorang pendidik terhadap siswa sangat kuat.
2. Materi yang berbahasa indonesia sehingga relatif mudah mereka
pelajari
Seperti sudah maklum bahwa sumber keilmuan agama islam adalah
berbahasa arab. Mulai dari Al-Qur‟an, Hadist, dan kitab-kitab
tulisan para ulama. Adanya penulisan materi pelajaran Agama
islam di SMP Alam Qoryah Thoyyibah dengan menggunakan
bahasa indonesia selangkah lebih memudahkan para siswa
mengakses materi yang hendak di ajarkan terutama bagi mereka
yang minim ketrampilan membaca dan menterjemah bahasa arab.
3. Materinya yang relatif lebih familiar atau akrab ditelinga siswa
SMP Alam Qoryah Thoyyibah berada di wilayah Kecamatan
Tingkir. Dan sudah maklum diketahui bahwa dilingkungan
masyarakat islam Kecamatan Tingkir keberadaan Madrasah
Diniyyah sore masih semarak. Hal ini adalah yang menyebabkan
materi Pendidikan Agama Islam di SMP Alam Qoryah Thoyyibah
sebagian sudah tidak asing di telinga para siswa sehingga mereka
merasa akrab dengan mater dan akhirnya memudahkan mereka
untuk kembali mempelajarinya.
Sedangkan yang menjadi faktor penghambat
pengembangan nilai-nilai keagamaan pada siswa kelas VIII SMP Alam
Qoryah Thoyyibah Tahun Pelajaran 2018/2019 adalah:
1. Keberadaan guru sebagai pendidik yang tidak bisa fulltime
mendampingi siswa
62
SMP Alam Qoryah Thoyyibah bukan merupakan sekolah
berasrama sehingga baik guru maupun siswa setelah
menyelesaikan kegiatan di sekolah pulang ke kediaman masing-
masing. Sehingga proses belajar dan perbaikan budi pekerti
diserahkan kepada orang tua dan pembawaan masing-masing
siswa. Pembawaan adalah sifat-sifat kecenderungan yang dimiliki
oleh setiap manusia sejak masih dalam kandungan sampa lahir.
2. Iklim pergaulan negatif muda-mudi
Interaksi anak dengan lingkungan tidak dapat dielakkan, karena
anak membutuhkan teman bermain dan kawan sebaya untuk bisa
diajak bicara sebagai sosialisasi. Sedikit banyak informasi yang
diterima akan terekam dibenak anak. Lingkungan rumah serta
lingkungan pergaulan anak yang jauh dari nilai-nilai islam, lambat
laun akan dapat melunturkan pendidikan agama khususnya
pendidikan akhlak yang telah ditanamkan baik dirumah maupun di
sekolah. Juga iklim pergaulan muda-mudi yang seringkali miris
kita lihat sehingga sedikit banyak berpengaruh terhadap cara
bergaul mereka terutama adanya akses tek terbatas ke media
internet yeng tanpa kontrol.
3. Adanya beberapa siswa yang belum bisa baca tulis Al-Qur‟an
Bisa mengakses tulisan Arab terutama membaca Alqur‟an adalah
syarat penting agar para siswa terbantu dalam mempelajari agama
islam. Ketika para siswa kemampuan dalam membaca tulisan arab
terbatas maka secara otomatis mereka akan kesulitan dalam belajar.
4. Cenderung menganggap mudah atau meremehkan materi
Sedangkan siswa yang merasa sudah mampu membaca Al-Qur‟an
malah cenderung menganggap mudah materi yang diajarkan yang
berakibat mereka tidak mempelajarinya dan hal itu berakibat pada
melemahnya penguasaan mereka terhadap sebagian materi yang
diajarka
63
BAB IV
ANALISIS MODEL SEKOLAH ALAM UNTUK PENGEMBANGAN
NILAI-NILAI KEAGAMAAN PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP ALAM
QORYAH THOYYIBAH DESA KALIBENING TINGKIR KOTA
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
A. Analisis Pelaksanaan Model Sekolah Alam Dalam Pengembangan
Nilai-nilai Keagamaan Peserta Didik Kelas VIII SMP Alam Qoryah
Thoyyibah Tahun Pelajarn 2018/2019.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting sekali, dikarenakan
pendidikan bisa di mulai sejak manusia ada di dalam kandungan. Dengan
demikian, pendidikan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Tempat
berlangsungnya pendidikan salah satunya adalah sekolah. Sekolah harus
bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak, sehingga anak-anak
bisa betah untuk berlama-lama belajar di sekolah. Di indonesia sudah
banyak sekali model-model pendidikan yang ada, dari sekolah formal
maupun sekolah alternatif. Sekolah yang menggunakan media yang
berbeda adalah sekolah alternatif, contohnya sekolah alam. Sekolah alam
merupakan lingkungan pendidikan kedua bagi anak, sekolah yang
mempunyai konsep menggunakan alam sebagai media belajarnya, sekolah
yang memberikan kebebasan belajar dengan alam sekitar sehingga anak
tidak cenderung bosan berada disekolah. Satmoko menyatakan bahwa
sekolah alam memberikan kebebasan kreativitas anak sehingga anak
menemukan kelebihan kemampuan yang dimilikinya. Konsep
pembelajaran sambil bermain cenderung menjadikan pemahaman sekolah
bukan merupakan beban, melainkan hal yang menyenangkan dan
orientasinya memfokuskan kepada kelebihan yang dimiliki anak dengan
metode pencariannya tidak baku dan relatif menyenangkan diterima anak
melalui bentuk-bentuk permainan.
63
64
Sekolah dapat menjadi fasilitator yang baik untuk pengembangan diri
peserta didik dan pembentukan kepribadian dan perilaku anak agar
menjadi anggota masyarakat yang bermakna bagi masyarakatnya.
Pendidikan anak di sekolah, diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai
transfer of knowledge, yang hanya berfungsi sebagai pemindahan ilmu
pengetahuan akan tetapi harus juga memperhatikan penanaman nilai-nilai
keagamaan dan kepribadian serta perilaku anak. Kepribadian anak akan
terbentuk melalui proses sosialisasi, enkulturasi dan internalisasi. Di mana
proses-proses ini akan membentuk kepribadiannya kelak di masyarakat.
Sekolah alam adalah pendidikan secara alami seperti belajar dari semua
makhluk yang ada di alam semesta ini. Disamping itu sekolah alam juga
menggunakan alam sebagai media utamanya dalam pembelajaran. Dalam
pembelajaran nilai-nilai keagamaan perlu adanya suri tauladan yang baik
supaya siswa dapat menjadi apa yang diharapkan guru, dalam
menyampaikan materi nilai-nilai keagamaan, guru bersikap selektif
terhadap materi pengajaran dan keadaan siswa, sehingga siswa tidak hanya
mengetahui materi saja, namun diharapkan siswa dapat menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam proses pembelajaran guru tidak hanya
menggunakan metode ceramah, karena dengan menggunakan metode
ceramah siswa akan mudah bosan untuk mengikuti pembelajaran. Maka
guru menggunakan cara lain dalam proses pembelajaran dilakukan
dibawah pohon yang rindang dan dengan diskusi bersama. Pembelajaran
nilai-nilai keagamaan menyiapkan kekuatan yang luar biasa untuk
menciptakan keseluruhan aspek lingkungan hidup dan dapat memberikan
informasi yang paling berharga mengenai pegangan hidup masa depan
didunia, serta membantu anak didik dalam mempersiapkan kebutuhan
yang esensial untuk menghadapi perubahan. Penerapan sikap seorang
siswa adalah ketika siswa sudah mendapat materi nilai-nilai keagamaan
terutama hal akhlak atau sikap di harapkan harus mampu menerapkannya
dengan baik yaitu dengan budi pekerti luhur. Setelah mendapatkan materi
nilai-nilai keagamaan seorang siswa diharapkan bisa mengubah sikap atau
65
perilaku yang sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu menjadi manusia
muslim yang beriman dan bertaqwa serta berilmu pengetahuan yang
mampu mengabdikan diri pada Allah dengan sikap dan kepribadian yang
bulat yang merujuk pada penyerahan diri kepada Allah dalam segala aspek
kehidupan baik dunia maupun akhirat dan juga mampu mencotohkan
perilaku yang baik dilingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat
sekitar. Pelaksanaan pembelajaran agama yang diajarkan di SMP Alam
Qoryah Thoyyibah oleh Ibu Siti Rifqoh S.Ag selaku guru PAI untuk
mencapai tujuan tersebut adalah dengan bertatap muka satu minggu 3 jam
mata pelajaran dan 1 jam sama dengan 45 menit. Sehingga guru
memaksimalkan pertemuan yang ada untuk merngajar agama. Dalam
pembelajaran nilai-nilai keagamaan bukan hanya materi saja yang
disampaikan oleh guru akan tetapi sikap atau tingkahlaku siswa juga
sangat berpengaruh dalam penilaian guru. Dalam setiap pembelajarannya,
guru berusaha mengajak siswa untuk berpikir kritis dan mempunyai jiwa
keingintahuan. Sehingga siswa tidak hanya menerima begitu saja suatu
materi pelajaran. Metode yang digunakan di SMP Alam Qoryah
Thoyyibah adalah metode ceramah, diskusi, tanya jawab. Metode ceramah
dilaksanakan memberikan penjelasan materi mata mengenai nilai-nilai
keagamaan dengan menggunakan bahasa atau kata yang sederhana dan
logika-logika yang sederhana. Sehingga siswa lebih mudah untuk
menangkap penjelasan yang dijelaskan oleh guru. Disamping itu untuk
menghilangkan kejenuhan siswa, guru menyegarkan suasana dengan
sedikit humor yang mendidik untuk menghilangkan ketegangan. Metode
ini digunakan untuk menambah pemahaman atau pengetahuan siswa untuk
mengetahui sejauh mana siswa menangkap penjelasan yang sudah
dijelaskan oleh guru sebelumnya. Sedangkan untuk metode diskusi
digunakan agar siswa berpikir bersama teman untuk memecahkan masalah
yang berkaitan dengan nilai-nilai keagamaan.
66
B. Analisis Implementasi Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan Peserta
Didik Kelas VIII Tahun Pelajaran 2018/2019
Untuk menganalisis nilai-nilai keagamaan pada Peserta Didik
Kelas VIII SMP Alam Qoryah Thoyyibah Tahun Pelajarn 2018/2019,
Peniliti mengacu pada penjabaran beberapa istilah yang terkait dengan
judul skripsi ini,yaitu:
8. Model adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas. Model merupakan
salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati peubahan perilaku
siswa secara adaptif maupun generatif. Oleh karena itu, dengan
menggunakan model akan mudah menyampaikan materi dengan
melihat dan menyesuaikan kondisi yang sedang terjadi.
9. Sekolah alam adalah sebuah sekolah yang menggunakan alam sebagai
tempat belajar. Jadi anak belajar dialam yang bebas yang menggunakan
alam sebagai media pembelajaran yang membuat belajar lebih
meyenangkan.
10. Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan.
Jadi pengembangan adalah upaya meningkatkan kualitas untuk lebih
baik lagi.
11. Nilai adalah sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai
dengan hakikatnya. Nilai manusia sebagai pribadi yang utuh yang
dilihat melalui etika, kejujuran, akhlak,dll.
12. Keagamaan adalah yang berhubungan dengan agama. Keagamaan
ini sifatnya suci, sehingga menjadi pedoman tingkah laku keagamaan
bagi setiap manusia
Istilah-istilah tersebut bila dijabarkan dalam sebuah paragraf berarti
pelaksanaan atau penerapan proses pengembangan nilai-nilai keagamaan
berupa nilai aqidah, nilai syariah dan nilai akhlak kepada peserta didik
kelas VIII SMP Alam Qoryah Thoyyibah Tahun Pelajarn 2018/2019.
Proses pengembangan nilai-nilai keagamaan mencakup beberapa unsur
yang meliputi aspek keagamaan yang ditanamkan, pelaksanaan
67
pengembangan nilai-nilai keagamaan, faktor pendukung dan penghambat
pengembangan nilai-nilai keagamaan. Penanaman nilai-nilai keagamaan
menurut penulis adalah suatu proses edukatif berupa kegiatan atau usaha
yang di lakukan dengan sabar, terencana, dan dapat di pertanggung
jawabkan untuk memelihara, melatih, membimbing, mengarahkan, dan
meningkatkan pengetahuan keagamaan, kecakapan sosial, dan praktek
serta sikap keagamaan anak (aqidah/tauhid, ibadah dan akhlak) yang
selanjutnya dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengembangan nilai-nilai keagamaan yang di terapkan di SMP Alam
Qoryah Thoyyibah adalah nilai-nilai aqidah, nilai syariah dan nilai akhlak.
Nilai-nilai keagamaan adalah suatu prinsip keagamaan yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dan alam sekitar. Seperti yang
dijelaskan oleh ibu Aini Zulfah selaku Kepala Sekolah SMP Alam Qoryah
Thoyyibah, bahwa pengembangan nilai-nilai aqidah mencakup masalah
yang erat hubungannya dengan rukun iman, yaitu iman Kepada Allah
SWT, malaikat, kitab, rasul, hari kiamat dan iman kepada qada qadar.
Akidah merupakan pondasi ajaran agama Islam. Dan nilai syari‟ah adalah
dalam rangka menaati semua Perintah Allah SWT, nilai syariah mencakup
ibadah langsung dengan Allah yaitu tercakup dalam rukun Islam yaitu
sholat, puasa, zakat, haji. Ibadah yang tidak hanya terbatas pada rukun
Islam saja tetapi ibadah yang di lakukan sehari-hari atas dasar akidah yang
benar. Sedangkan nilai akhlak adalah pelengkap dari keislaman dan
keimanan siswa dengan berperilaku baik sesuai dengan perintah Allah
yang mencakup semua perbuatan manusia sehari-hari. Misalnya akhlak
terhadap diri sendiri, akhlak terhadap orang lain dan akhlak terhadap alam
semesta. Pelaksanaan pengembangan nilai-nilai keagamaan yang
diterapkan di sekolah mampu diterima dengan baik oleh siswa, dengan
ditunjukkannya sikap siswa yang menunjukkan nilai-nilai keagamaan
dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai keagamaan yang ditunjukkan oleh
siswa kelas VIII di SMP Alam Qoryah Thoyyibah adalah siswa mengikuti
pelajaran agama dengan seksama tentang materi nilai-nilai keagamaan
68
yang disampaikan oleh guru mapel. Maksudnya siswa mendengarkan dan
mengikuti pembelajaran yang di sampaikan oleh guru agama, dan siswa
aktif bertanya ketika siswa belum memahami apa yang telah dijelaskan
oleh guru. Contohnya bertanya tentang materi yang telah disampaikan oleh
guru tersebut, atau bisa juga siswa memberi pendapat atau masukan ketika
apa yang dijelaskan oleh ibu Siti Rifqoh S.Ag tidak sependapat dengan
pemikiran siswa. Setelah mendapatkan materi tentang nilai-nilai
keagamaan siswa tidak hanya sebagai pengetahuan saja, tetapi
melaksanakan atau mengamalkan walaupun secara bertahap sesuai dengan
pengetahuan yang mereka miliki. Cara siswa melaksanakan atau
mengamalkan materi pelajaran yang telah diberikan atau diajarkan oleh
guru mapel agama, yaitu dengan cara tolong menolong sesama teman,
berakhlak baik dengan orang yang lebih tua, menjaga tutur kata dan
tingkahlakunya. Contohnya: ketika temannya sedang mendapatkan
musibah kita ikut membantu menyisihkan uang saku untuk di sedekahkan
kepada teman yang terkena musibah, dan juga ikut mendoakan agar bisa
tetap tegar dalam menghadapinya. Sikap yang ditunjukkan oleh siswa
dalam mentaati peraturan yang ada, baik itu dengan guru maupun dengan
teman dan bisa mendudukkan posisi dia sebagai siswa terhadap guru
maupun siswa dengan sesamanya. Sikap yang dimaksud disini adalah
tingkahlaku yang ditunjukkan siswa setelah mendapatkan materi yaitu
dengan bersikap baik dan ramah dengan semua orang terutama guru,
mentaati peraturan sekolah, saling membantu sesama teman yang sedang
kesusahan. Contohnya datang sekolah tepat waktu, mengucapkan salam
ketika bertemu dengan guru, teman, atau sesama muslim lainnya, ketika
diperintah guru langsung menjalankannya, dll. Setelah mendapatkan
materi nilai-nilai syariah siswa melakukan atau mengamalkan ajaran
agama Islam seperti shalat berjama‟ah yang dilakukan di masjid bersama
masyarakat, maupun menerapkan dilingkungannya masing-masing.
Mayoritas siswa bisa membaca Al-Qur‟an dan minoritas siswa yang belum
bisa membaca Al-Qur‟an diadakan bimbingan dan ada juga yang tinggal di
69
pondok pesantren agar siswa-siswinya bisa membaca Al-Qur‟an. Dengan
penanaman nilai-nilai keagamaan peserta didik juga mampu memiliki jiwa
peduli terhadap lingkungan sekitar. Kepedulian yang diterapkan oleh siswa
memberikan bantuan atau santunan yang ditujukan kepada teman yang
terkena musibah atau yang membutuhkan. Dengan pendidikan nilai-nilai
keagamaan yang dimiliki peserta didik diharapkan mampu
mengembangakan ilmunya tidak hanya disekolah, tetapi juga diluar
sekolah. SMP Alam Qoryah Thoyyibah ini menerapkan pendidikan
keagamaan tentang nilai-nilai keagamaan kepada siswanya agar mampu
mengubah sikap atau tingkahlaku yang dulunya kurang baik sekarang
dibentuk kepribadian yang baik atau berakhlak mulia. Penerapan sikap
yang dilakukan oleh guru bidang studi Pendidikan Agama Islam terhadap
siswa yaitu dengan keteladanan guru, bimbingan dan juga pelatihan-
pelatihan. Dan guru tidak hanya menyampaikan materi yang ada, tetapi
memberikan contoh atau suri teladan yang mencerminkan kepada
kepribadian yang berakhlak mulia. Dengan pembekalan pengetahuan dan
pengalaman yang diberikan oleh guru seorang siswa diharapkan bisa
menyelesaikan masalah yang dihadapi sesuai dengan jalur agama.
penerapan dan pemberian fondasi nilai-nilai keagamaan yang kuat, agar
seorang siswa selalu menerapkan dan mengamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan usaha yang dilakukan oleh guru agama di harapkan
siswa mampu mengubah kepribadian yang berakhlak mulia dan mampu
menerapkan dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Analisis Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Model Sekolah
Alam Untuk Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan Peserta Didik
Kelas VIII SMP Alam Qoryah Thoyyibah.
Ketika membahas tentang implementasi pengembangan nilai-nilai
keagamaan pada kelas VIII, maka yang dimaksud adalah bagaimana
proses pengembangan nilai-nilai keagamaan itu berjalan. Sedangkan setiap
proses pasti ada faktor pendukung dan penghambatnya. Menurut ibu Aini
70
Zulfah selaku Kepala SMP Alam Qoryah Thoyyibah bahwa diantara
faktor pendukungnya adalah adanya guru-guru sarjana agama islam,
materi yang berbahasa indonesia sehingga relatif mudah mereka pelajari.
Sedangkan faktor penghambatnya diantaranya keberadaan kami sebagai
pendidik yang tidak bisa fulltime mendampingi mereka, berbeda dengan
sekolah yang terintegrasi dengan pondok pesantren. Juga iklim pergaulan
muda-mudi yang seringkali miris kita lihat sehingga sedikit banyak
berpengaruh terhadap cara bergaul mereka terutama adanya mereka
terutama adanya akses tak terbatas ke media internet yang tanpa kontrol.
Menurut ibu Siti Rifqoh S.Ag selaku guru PAI SMP Alam Qoryah
Thoyyibah faktor pendukung dan penghambat proses pembelajaran nilai-
nilai keagamaan adalah faktor pendukung kegiatan belajar adalah
materinya relatif lebih familiar atau akrab ditelinga siswa dan materinya
mudah untuk dipelajari. Sedangkan faktor penghambatnya adalah adanya
beberapa siswa yang menganggap mudah materi dan belum bisa baca tulis
Al-Qur‟an, padahal sudah usia SMP. Termasuk juga pergaulan anak muda
sekarang yang mudah sekali mempengaruhi anak-anak lain yang
sebenarnya agak tekun menjadi mudah terpengaruh pada hal-hal yang
kurang baik seperti malas belajar lebih suka main hp. Dari hasil
wawancara diatas bisa diambil kesimpulan bahwa termasuk faktor
pendukung pengembangan nilai-nilai keagamaan pada siswa kelas VIII
SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga
Tahun Pelajaran 2018-2019 yaitu:
1. Adanya guru-guru berijasah Pendidikan Agama Islam
Guru/pendidik, adalah salah satu faktor pendidikan yang sangat
penting, karena pendidik merupakan orang yang akan bertanggung
jawab dalam proses transfer ilmu dan pembentukan pribadi siswa
selama berada dilingkungan sekolah. Disamping mengajar sesuai
bidang keilmuannya, guru harus mampu menunjukkan akhlakul
karimah dalam kehidupan sehari-hari, karena peran dan pengaruh
seorang pendidik terhadap siswa sangat kuat.
71
2. Materi yang berbahasa idonesia sehingga relatif mudah mereka pelajari
Seperti sudah maklum bahwa sumber agama islam adalah berbahasa
arab. Mulai dari Al-Qur‟an, Hadist, dan kitab-kitab tulisan para ulama.
Adanya penulisan materi pelajaran agama islam di sekolah dengan
menggunakan bahasa indonesia selangkah lebih memudahkan para
siswa mengakses materi yang hendak diajarkan terutama bagi mereka
yang minim ketrampilan membaca dan menterjemah bahasa arab.
3. Materinya yang relatif lebih familiar atau akrab ditelinga siswa
Sekolah alam Qoryah Thoyyibah berada diwilayah kecamatan Tingkir
Kota Salatiga yang keberadaan pondok pesantren masih banyak
dijumpai. Hal inilah yang menyebabkan materi pendidikan agama
Islam di SMP Alam Qoryah Thoyyibah sebagian sudah tidak asing di
telinga para siswa sehingga mereka merasa akrab dengan materi dan
akhirnya memudahkan mereka untuk kembali mempelajarinya.
Sedangkan yang menjadi faktor penghambat pengembangan nilai-nilai
keagamaan pada siswa kelas VIII SMP Alam Qoryah Thoyyibah Tahun
Pelajaran 2018-2019 adalah:
1. Keberadaan guru sebagai pendidik yang tidak bisa fulltime
mendampingi siswa.
SMP Alam Qoryah Thoyyibah bukan merupakan sekolah yang
berasrama sehingga baik guru maupun siswa setelah menyelesaikan
kegiatan di sekolah pulang ke kediaman masing-masing. Sehingga
proses belajar dan perbaikan budi pekerti di serahkan kepada orang tua
dan pembawaan masing-masing siswa. Pembawaan adalah sifat-sifat
kecenderungan yang dimiliki oleh setiap manusia sejak masih dalam
kandungan sampai lahir.
2. Iklim pergaulan negatif muda-mudi
Interaksi anak dengan lingkungan tidak dapat dielakkan, karena anak
membutuhkan teman bermain dan kawan sebaya untuk bisa diajak
bicara sebagai bentuk sosialisasi. Sedikit banyak informasi yang
72
diterima akan terekam dibenak anak. Lingkungan rumah serta
lingkungan pergaulan anak yang jauh dari nilai-nilai keagamaan,
lambat laun akan dapat melunturkan pendidikan agama khususnya
pendidikan nilai-nilai keagamaan yang yang telah ditanamkan baik
dirumah maupun disekolah. Juga iklim pergaulan muda-mudi yang
seringkali miris kita lihat sehingga sedikit banyak berpengaruh
terhadap cara bergaul mereka terutama adanya akses tak terbatas ke
media internet yang tanpa kontrol.
3. Adanya beberapa siswa yang belum bisa baca tulis Al-Qur‟an
Bisa mengakses tulisan Arab terutama membaca Al-Qur‟an adalah
syarat penting agar para siswa terbantu dalam mempelajari agama
islam. Ketika para siswa kemampuan dalam membaca tulisan arab
terbatas maka secara otomatis mereka akan kesulitan dalam belajar.
4. Cenderung menganggap mudah atau meremehkan materi
Sedangkan siswa yang merasa sudah mampu membaca Al-Qur‟an
malah cenderung menganggap mudah materi yang diajarkan yang
berakibat mereka tidak mempelajarinya dan hal itu berakibat pada
melemahnya penguasaan mereka terhadap sebagian materi yang
diajarkan.
73
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan Skripsi yang berjudul “ Model Sekolah Alam
Untuk Pengembangan Nilai-nilai Keagamaan Peserta Didik Kelas VIII
SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga
Tahun Pelajaran 2018/2019” ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran nilai-nilai keagamaan pada siswa kelas
VIII Tahun Pelajaran 2018/2019 Sekolah Alam Qoryah Thoyyibah
Desa Kalibening tergolong baik. Hal ini dapat dibuktikan dari proses
pendidikan yang diberikan disekolah. Pelaksanaa pendidikan nilai-
nilai keagamaan di antaranya, nilai aqidah, nilai akhlak, nilai syari‟ah.
Pendidikan nilai-nilai keagamaan yang diberikan kepada siswa-siswi
tidak hanya sebatas ilmu pengetahuan atau teori, melainkan dengan
cara penerapan ajaran agama dan juga penerapan sikap dan perilaku.
Hal ini diperlukan adanya dukungan dan bimbingan yang lebih baik,
baik dari keluarga maupun dari sekolah, agar siswa-siswi mempunyai
kesadaran sendiri, sehingga memiliki kepribadian yang berakhlak
mulia, baik dan benar.
2. Mengenai implementasi pengembangan nilai-nilai keagamaan di
Sekolah Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening, ditunjukkan oleh
siswa sebagai berikut:
a. Siswa mengikuti pelajaran agama dengan seksama tentang materi
nilai-nilai keagamaan yang disampaikan oleh guru mapel.
b. Setelah mendapatkan materi tentang nilai-nilai keagamaan siswa
tidak hanya sebagai pengetahuan saja, tetapi melaksanakan atau
mengamalkan walaupun secara bertahap sesuai dengan
pengetahuan yang mereka miliki.
c. Sikap yang ditunjukkan oleh siswa dalam mengimplementasikan
nilai-nilai aqidah, nilai syari‟ah dan nilai akhlak diantaranya
73
74
adalah saling menghargai teman, shalat ,membaca Al-Qur‟an,
kepedulian sosial, mengembangkan ilmu agama yang dimiliki dan
akhlak yang ditunjukkan di masyarakat.
Di SMP Alam Qoryah Thoyyibah juga menerapkan pendidikan
keagamaan tentang nilai-nilai keagamaan kepada siswanya agar
mampu mengubah sikap atau tingkah laku yang dulunya kurang baik
sekarang dibentuk kepribadian yang baik atau berakhlak mulia.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Nilai-nilai
Keagamaan pada siswa kelas VIII antara lain adanya guru-guru yang
berijasah Pendidikan Agama Islam, materi yang berbahasa indonesia
sehingga relatif mudah mereka pelajari, dan materinya yang relatif
lebih familiar di telinga siswa. Sedangkan yang menjadi faktor
penghambatnya antara lain keberadaan guru sebagai pendidik yang
tidak bisa fulltime mendampingi siswa, iklim pergaulan negatif muda-
mudi, adanya beberapa siswa yang belum bisa baca tulis Al-Qur‟an,
dan cenderung menganggap mudah atau meremehkan materi.
B. Saran-saran
Dari hasil penelitian ini ada beberapa hal yang perlu di perhatikan
sebagai bahan masukan dan saran bagi pihak terkait, serta untuk
meningkatkan dan mengoptimalkan tercapainya hasil dan tujuan
pendidikan yang maksimal sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh
SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga.
1. Kepada Kepala Sekolah Alam Qoryah Thoyyibah diharapkan untuk
berusaha semaksimal memanfaatkan kesempatan yang ada dengan
meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga kepercayaan
masyarakat terhadap pendidikan islam di SMP Alam Qoryah
Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga akan tetap terjaga
dan terpelihara.
2. Kepada seluruh guru Mata Pelajaran Agama Islam (PAI) SMP Alam
Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga agar lebih
75
meningkatkan pengetahuan dan wawasannya. Karena dengan
pengetahuan dan wawasan yang cukup diharapkan dapat
meningkatkan kinerja guru sehingga masyarakat akan semakin
percaya dengan mutu pendidikan islam di SMP Alam Qoryah
Thoyyibah.
3. Kepada orang tua sebagai pendidik utama dan pertama berupaya
menjadi figur dalam berbagai sikap, mengingat orang tualah yang
paling banyak berkomunikasi dan berpengaruh. Disamping itu faktor
pengawasan juga penting untuk dilakukan, karena remaja sangat
rentan dengan godaan yang ada.
C. Kata Penutup
Tiada kata yang pantas diucapkan selain ucapan puji syukur
Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat an
taufik-Nya atas selesainya penulisan skripsi ini. Akhirnya peneliti
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan pedidikan di
Indonesia, terutama bagi perkembangan mutu pendiikan agama Islam.
Amin.
76
DAFTAR PUSTAKA
Alim, Muhammad, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2006.
Azwar , Saifuddin , Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.
Creswel, W.Jhon, Reseach Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed,
Edisi Ketiga, Bandung : Pustaka Pelajar,2008.
DEPAG, Al-Qur‟an Pdf Terjemahan, Semarang: Toha Putra, Edisi Baru Revisi
Terjemah, 2007.
Gintings, Abdorrakhman Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran: Disiapkan
untuk Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Guru Dosen, Bandung:
Humaniora., 2008.
Hanafiah, Nanang, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Refika
Aditama,2009.
Kajian Pustaka , Revolusi Pendidikan sabagai Tinta Emas Masa Depan
Indonesia. Diakses melalui http://www.kajianpustaka.com, pada 21
November 2018 jam 00.45 WIB.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online,http://kbbi.web.id. Diakses pada 31
Oktober 2018.
Kurniawan, Heru, Sekolah Kreatif, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.,2016.
Lubis, Mawardi , Evaluasi Pendidikan Nilai, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Lutfiani, Naili Fauziah, Alam Sebagai Media Pembelajaran PAI di SMPIT Alam
Nurul Islam Yogyakarta, Skripsi S1 Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan ,UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.
Moleong, J Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012.
Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2006.
Puspito, Ricky Pengertian Triangulasi. Diakses melalui
http://rickypuspito.blogspot.co.id, pada tanggal 08 Oktober 2018 Jam 23.00
WIB.
77
R. Satmoko, Buku Pintar Sekolah Alternatif , Clracas Jakarta: Pedar Kindy.,
2016.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2006.
Sabri, Ahmad, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Jakarta: Quantum
Teaching.,2005.
Sekolah Pendidikan, Pengertian dan Tujuan Fungsi Pendidikan. Diakses melalui
https://www.sekolahpendidikan.com, pada tanggal 08 Oktober 2018 Jam
21.00 WIB
Strauss, Anselm dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif :
Tatalangkah danTeknik Teoritisasi Data, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009.
Subagyo , P. Joko, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta2004.
Sudarmiyanti, Asri, Pelaksanaan Pembelajaran Di PAUD Alam ( Study Deskriptif
Kualitatif di PAUD Model Pembelajaran Alam di Kota Bengkulu), Skripsi
S1 Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Bengkulu, 2014.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2004.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2009.
Sumiyarsih, Tri Endang, Konsep Sekolah Alam di SMP IT Alam Nurul Islam
Yogyakarta Ditinjau Dari Interior dan Aktivitas Pembelajaran, Skripsi S1
Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015.
78
Lampiran 1
KISI-KISI PENELITIAN
NO Fokus Penelitian Teori Wawancara Observasi Dokumentasi
1. Bagaimanakah
pelaksanaan model
sekolah alam dalam
pengembangan nilai-nilai
keagamaan peserta didik
kelas VIII SMP Alam
Qoryah Thoyyibah Desa
Kalibening Tingkir Kota
Salatiga Tahun Pelajaran
2018/2019?
1. Sekolah alam pada
dasarnya adalah
bentuk pendidikan
alternatif yang
menggunakan
alam semesta
sebagai tempat
belajar, bahan
mengajar dan juga
sebagai objek
pembelajaran.
Dengan konsep
1. Bagaimana latar
belakang berdirinya
SMP Alam Qoryah
Thoyyibah Desa
Kalibening Tingkir
Kota Salatiga?
2. Mengapa di SMP
Alam Qoryah
Thoyyibah lebih
memilih belajar
menggunakan alam
dibandingkan
1. Mengamati keadaan
sekolah dan
lingkungan SMP
Alam Qoryah
Thoyyibah .
2. Mengamati
pelaksanaan
kegiatan penerapan
nilai-nilai
keagamaan di SMP
Alam Qoryah
Thoyyibah.
1. Sejarah
berdirinya SMP
Alam Qoryah
Thoyyibah Desa
Kalibening
Tingkir Kota
Salatiga.
2. Visi dan Misi
SMP Alam
Qoryah
Thoyyibah Desa
Kalibening
79
pendidikan ini para
siswa diharapkan
bisa belajar dari
alam lingkungan
sekitar dan
mengaitkan
pelajaran serta
menerapkan ilmu
yang didapat
dengan kehidupan
nyata sehari-hari.
belajar dengan ruang
kelas seperti sekolah
pada umumnya?.
3. Apa saja bahan ajar
yang perlu disiapkan
sebelum memulai
pembelajaran di
SMP Alam Qoryah
Thoyyibah?
4. Bagaimanakah
konsep yang di
terapkan agar siswa
tertarik dalam
mengikuti
pembelajaran?
5. Pelajaran apa saja
yang diberikan
kepada siswa di
SMP Alam Qoryah
Tingkir Kota
Salatiga.
3. Letak geografis
SMP Alam
Qoryah
Thoyyibah Desa
Kalibening
Tingkir Kota
Salatiga .
80
Thoyyibah?
6. Bagaimanakah cara
mengaitkan
pelajaran di sekolah
alam dengan
kehidupan?
7. Ilmu apa saja yang
bisa di terapkan
peserta didik dalam
kehidupan sehari-
hari melalui belajar
dengan alam
sekitar?
2. Bagaimanakah
Implementasi nilai-nilai
keagamaan pada peserta
didik kelas VIII SMP
Alam Qoryah Thoyyibah
1. Pendidikan agama
islam merupakan
usaha sadar dan
terencana untuk
menyiapkan
1. Upaya apa saja yang
di tanaman agar
anak mampu
memahami dan
meyakini ajaran
1. Peneliti mengamati
dan memperhatikan
saat pembelajaran
berlangsung.
2. Penggunaan metode
1. Keadaan SMP
Alam Qoryah
Thoyyibah.
2. Keadaan siswa-
siswi SMP Alam
81
Desa Kalibening Tingkir
Kota Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019?
peserta didik
dalam meyakini,
memahami,
menghayati dan
mengamalkan
ajaran agama islam
melalui kegiatan
pengajaran. Untuk
itu, prndidikan
agama merupakan
faktor penting
untuk mencetak
peserta didik yang
beriman dan
bertaqwa kepada
Allah, berdasarkan
nilai-nilai
pendidikan agama
islam meliputi,
agama melalui
pembelajaran alam?
2. Bagaimanakah cara
mengamalkan ajaran
agama Islam melalui
kegiatan belajar
alam ?
3. Apa sajakah poin-
poin penting yang di
tanamkan untuk
mencetak peserta
didik yang beriman
dan bertaqwa
kepada Allah?
4. Apa saja nilai-nilai
keagamaan yang
ditanamkan pada
peserta didik di
SMP Alam Qoryah
dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Qoryah
Thoyyibah.
3. Struktur
organisasi SMP
Alam Qoryah
Thoyyibah.
4. Kurikulum
pendidikan SMP
Alam Qoryah
Thoyyibah.
82
nilai-nilai aqidah,
ibadah dan ahlak.
Thoyyibah?
5. Bagaimanakah yang
di maksud dengan
nilai aqidah, nilai
ibadah dan nilai
ahlak itu?
6. Bagaimanakah cara
mengaitkan nilai-
nilai aqidah, ibadah
dan ahlak dalam
pembelajaran
sekolah alam?
7. Bagaimanakah
penanaman nilai
aqidah kepada
peserta didik melalui
pembelajaran
dengan alam?
8. Bagaimanakah
83
penanaman nilai
ibadah kepada
peserta didik melalui
pembelajaran alam?
9. Bagaimanakah
penanaman nilai
ahlak kepada peserta
didik melalui
pembelajaran alam?
10. Apa saja pendekatan
dan metode yang
digunakan dalam
pengembangan
nilai-nilai
kegamaan?
3. Apa saja faktor
pendukung dan
penghambat
pengembangan nilai-nilai
1. Dalam proses
pembelajaran tidak
selamanya berjalan
dengan lancar. Ada
1. Menurut Anda apa
manfaat belajar
menggunakan alam?
2. Apa saja masalah
1. Keadaan sarana dan
prasarana di
sekolah.
2. Perilaku sehari-hari
1. Sarana dan
Prasarana SMP
Alam Qoryah
Thoyyibah.
84
keagamaan peserta didik
kels VIII SMP Alam Ar-
Qoryah Thoyyibah Desa
Kalibening Tingkir Kota
Salatiga Tahun Pelajaran
2018/2019?
hal-hal yang
menghambat
dalam proses
pembelajaran.
Masalah yang
muncul dalam
proses
pembelajaran di
akibatkan oleh dua
faktor, diantaranya
faktor teknis dan
non teknis.
yang sering muncul
dalam proses
pembelajaran?
3. Bagaimana cara
Anda menyikapi
ketika ada masalah
waktu pembelajaran
berlangsung?
4. Apa saja faktor
penghambat dalam
proses
pembelajaran?
5. Apa saja yang
menjadi pendukung
dalam kegiatan
belajar mengajar?
di lingkungan
sekolah.
2. Catatan-catatan
penting, meliputi
kejadian-kejadian
dan kegiatan-
kegiatan di SMP
Alam Qoryah
Thoyyibah.
85
LAMPIRAN - LAMPIRAN
86
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA
Kepala Sekolah
1. Bagaimana latar belakang berdirinya SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa
Kalibening Tingkir Kota Salatiga?
2. Mengapa di SMP Alam Qoryah Thoyyibah lebih memilih belajar
menggunakan alam dibandingkan belajar dengan ruang kelas seperti sekolah
pada umumnya?
3. Bagaimanakah konsep yang di terapkan agar siswa tertarik dalam mengikuti
pembelajaran?
4. Apa saja nilai-nilai keagamaan yang ditanamkan pada peserta didik di SMP
Alam Qoryah Thoyyibah?
5. Bagaimana pengembangan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam( PAI )
seperti nilai aqidah dalam kegiatan belajar di SMP Alam Qoryah Thoyyibah?
6. Bagaimana pengembangan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam( PAI )
seperti nilai syari‟ah dalam kegiatan belajar yang dilaksanakan di SMP Alam
Qoryah Thoyyibah?
7. Bagaimana pengembangan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam( PAI )
seperti nilai akhlak dalam kegiatan belajar yang dilaksanakan di SMP Alam
Qoryah Thoyyibah?
8. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam proses
pengembangan nilai-nilai keagamaan?
Guru PAI
1. Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum melaksanakan proses kegiatan
belajar mengajar?
2. Apakah bapak/ ibu mempersiapkan rencana kegiatan yang akan diberikan
kepada peserta didik dalam bentuk materi atau silabus?
87
3. Apakah bapak/ibu memberikan pengarahan mengenai nilai-nilai pendidikan
agama Islam (PAI) seperti nilai aqidah, syari‟ah dan akhlak kepada siswa
sebelum melakukan kegiatan belajar?
4. Bagaimana bapak/ibu menginformasikan nilai-nilai PAI yang ada dalam
kegiatan belajar mengajar?
5. Apakah bapak/ibu mengajarkan dan memberi contoh mengenai nilai-nilai PAI
kepada siswa sebelum kegiatan belajar?
6. Apakah bapak/ibu memberikan penjelasan mengenai nilai-nilai yang
terkandung dalam proses kegiatan belajar mengajar?
7. Nilai-nilai pendidikan agama Islam salah satunya adalah akhlak, nilai akhlak
yang seperti apakah yang di tanamkan dalam diri siswa?
8. Nilai-nilai pendidikan agama Islam salah satunya adalah akhlak, nilai akhlak
yang seperti apakah yang di tanamkan dalam diri siswa?
9. Nilai-nilai pendidikan agama Islam salah satunya adalah akhlak, nilai akhlak
yang seperti apakah yang di tanamkan dalam diri siswa?
10. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam proses
pengembangan nilai-nilai keagamaan?
Siswa Kelas VIII
1. Apa yang di persiapkan sebelum melaksanakan pembelajaran?
2. Apakah guru memberikan pengarahan atau informasi mengenai hal-hal yang
ada hubungannya dalam agama islam, seperti berdo‟a atau apapun yang
sebelum melakukan kegiatan pembelajaran?
3. Apakah adik memperhatikan informasi tentang hal-hal yang di informasikan
guru dalam kegiatan pembelajaran nilai-nilai keagamaan?
4. Apakah adik memperhatikan dan mencontohkan hal-hal yang dicontohkan oleh
guru?
5. Apakah guru memberikan pengetahuan mengenai nilai akhlak dalam
pembelajaran nilai-nilai keagamaan?
6. Apakah adik memperhatikan dan menanggapi sesuatu yang diajarkan guru?
88
7. Apakah guru melakukan sebuah refleksi setelah melaksanakan kegiatan
pembelajaran?
8. Hal apa saja yang adik dapatkan setelah mengikuti pembelajaran nilai-nilai
keagamaan?
9. Apakah ada perubahan pada kepribadian adik saat kamu rutin mengikuti
pembelajaran nilai-nilai keagamaan?
89
Lampiran 3
PEDOMAN OBSERVASI
Hari :.........................
Tanggal :.........................
Jam :.........................
Tempat : ........................
1. Keadaan sekolah dan lingkungan sekolah secara geografis.
2. Keadaan sarana dan prasarana di SMP Alam Qoryah Thoyyibah.
3. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SMP Alam Qoryah Thoyyibah.
4. Perilaku sehari-hari di lingkungan SMP Alam Qoryah Thoyyibah.
90
Lampiran 4
PEDOMAN DOKUMENTASI
4. Sejarah berdirinya SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir
Kota Salatiga.
5. Visi dan Misi SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota
Salatiga.
6. Letak geografis SMP Alam Qoryah Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota
Salatiga
7. Keadaan SMP Alam Qoryah Thoyyibah.
8. Keadaan siswa-siswi SMP Alam Qoryah Thoyyibah.
9. Struktur organisasi SMP Alam Qoryah Thoyyibah.
10. Sarana dan Prasarana SMP Alam Qoryah Thoyyibah.
a. Ruangan
b. Perlengkapan kegiatan belajar mengajar
11. Catatan-catatan penting, meliputi kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan di
SMP Alam Qoryah Thoyyibah
91
Lampiran 5
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN
TAHUN 2018-2019
Responden : Ibu Aini Zulfah
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari : Senin
Tanggal : 13 Agustus 2018
Jam : 09.30-11.00 WIB
Tempat : SMP Alam Qoryah Thoyyibah
1.Peneliti : Bagaimana latar belakang berdirinya SMP Alam Qoryah
Thoyyibah Desa Kalibening Tingkir Kota Salatiga?
Responden : SMP Alam Qoryah Thoyyibah terletak di desa Kalibening
kecamatan Tingkir, kota Salatiga Jawa Tengah. Berada di 5 km
dari kota Salatiga. Berdirinya SMP Alam Qoryah Thoyyibah
tidak terlepas dari dua nama. Nama pertama adalah Bahrudin.
Beliau lulus fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negri (IAIN)
Walisongo Semarang Cabang Salatiga pada 1993. Nama kedua
yang tidak bisa hilang dari sejarah pendirian SMP Alam Qorah
Thoyyibah, sebagaimana sudah disebutkan adalah Serikat
Paguyuban Petani Qoryah Thoyyibah (SPPQT). SPPQT
merupakan paguyuban petani yang berdiri pada tanggal 4 Agustus
1999, dalam sebuah workshop di Hotel Beringin Salatiga dan
sama sekali tidak dipungut biaya. Sedangkan SMP Alam Qoryah
92
Thoyyibah berdiri dan menjalankan aktifitas belajar pada Tahun
Ajaran 2003-2004. Sebelum menjadi SMP Alam Qoryah
Thoyyibah merupakan SMP terbuka yang didirikan oleh SPPQT
dan bekerjasama dengan Yayasan Sekolah Rakyat (YSR). Hal itu
dilakukan karena ia bermaksud memasukkan nilai-nilai dasar
pendidikan yang menjadi semangat perjuangan ke dalam wadah
SMP terbuka. Atau dengan kata lain, konsep SMP terbuka hanya
menawarkan bentuk. Adapun isinya adalah semangat SPPQT
untuk mencapai pendidikan yang lebih bermutu, tidak ekslusif
untuk kalangan tertentu, dan lebih terbuka dan terjangkau bagi
masyarakat luas. Pertengahan tahun 2003 merupakan saat
pendaftaran bagi murid yang akan masuk SMP. Anak pertama
bapak Bahrudin sendiri, yang baru lulus SD, juga akan
melanjutkan ke SMP. Saat mendaftarkan anaknya ke sekolah
Negri di Salatiga, bapak Bahrudin kaget dengan mahalnya biaya
pendidikan di SMP, hal serupa juga di alami oleh para
tetangganya.Dengan keadaan seperti itu, bapak Bahrudin
mempunyai gagasan mendirikn sekolah SMP Alam Qoryah
Thoyyibah di kelurahan Kalibening Salatiga. Dengan gagasan
seperi itu beliau mempunyai persepsi yang menyatakan bahwa
pendidikan kita sangat mahal, iupun belum dihitung uang trasport
dan uang saku mereka sehari-hari. Ide bapak Bahrudin untuk
mendirikan sekolah memang berangkat dari sebuah kekhawatiran
jika pendidikan semakin mahal, maka ia takut jika masyarakat
menengah ke bawah tidak mampu memperoleh akses pendidikan.
Konsep tentang sekolah murah dan bermutu sudah ada di tangan
dan niat untuk mendirikannya, dan kesal atas mahalnya biaya
sekolah dilingkungannya. Sebagai ketua RW, beliau kemudian
mengundang kepala keluarga di lingkungannya. Undangan
disampaikan kepada mereka yang anaknya akan masuk ke SMP,
jumlahnya ada 30an orang. Dari beberapa kali pertemuan yang
93
diadakan, dan setelah adanya pemahaman dari sebagian orang tua
tentang sekolah yang akan di buka, akhirnya ada 12 anak dan
termasuk anaknya sendiri yang mau menjadi murid SMP Alam
Qoryah Thoyyibah. Jumlah murid yang mendafar pada tahun
pertama berdiri berjumlah 12 orang, yang terdiri dari 7 anak
perempuan dan 5 anak laki-laki. Pendidikan yang ditawarkan oleh
SMP Alam Qoryah Thoyyibah adalah pendidikan berbasis
komunitas. Pendidikan berbasis komunitas adalah pendidikan
yang diselenggarakan dengan mengoptimalkan sumber daya alam
maupun manusia yang ada dalam komunitas tersebut,
diselenggarakan dalam komunitas yang terbatas ruang dan
wilayah sehingga terjadi interaksi yang positiff dan optimal antara
masyarakat dengan lingkungan, hemat waktu dan biaya
transportasi menuju tempat belajar, sekolah Qoryah Thoyyibah
sasaran utamanya adalah masyarakat sekitarnya. Nama Qoryah
Thoyyibah berasal dari usulan peserta dari harian The Jakarta Pos
yang bernama Roymond Toruan ia beragama Katolik dan
keturunan Batak. Nama itu disepakati oleh anggota paguyuban
petani karena dianggap lebih mewakili prespektif komunitas desa.
Juga dianggap mewakili semangat dasar civil society yang
sebenarnya, bukan masyarakat madani.
2. Penelit : Mengapa di SMP Alam Qoryah Thoyyibah lebih memilih
belajar menggunakan alam dibandingkan belajar dengan ruang
kelas seperti sekolah pada umumnya?.
Responden : Karena disini kami ingin membentuk sekolah yang
menyenangkan bagi siswa, yang memberi kebebasan siswa, dan
tentunya anak tidak bosan hanya berada di dalam kelas tetapi
siswa bisa belajar dimanapun tempat yang nyaman bagi mereka.
Intinya belajar itu tidak harus di dalam kelas.
94
3. Peneliti : Bagaimanakah konsep yang di terapkan agar siswa tertarik
dalam mengikuti pembelajaran?
Responden : Kami menerapkan kebebasan pada siswa dalam mengusulkan
materi yang akan dibahas, tempat pembelajaran dan pakaian yang
digunakan dalam pembelajaran.
4. Peneliti :Apa saja nilai-nilai keagamaan yang ditanamkan pada peserta
didik di SMP Alam Qoryah Thoyyibah?
Responden : Nilai-nilai yang diterapkan disekolah kami seputar nilai aqidah
akhlak dan nilai syariah
5. Peneliti :Bagaimana pengembangan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam(
PAI ) seperti nilai aqidah dalam kegiatan belajar di SMP Alam
Qoryah Thoyyibah?
Responden : Penanaman nilai aqidahnya ya seperti kita mengajarkan kegiatan
keislaman seperti sholat, membaca al-qur‟an, menjelaskan tema
yang sedang dibahas yang dikaitkan dengan kehidupan khususnya
dalam lingkungan ajaran Islam.
6. Peneliti :Bagaimana pengembangan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam(
PAI ) seperti nilai syari‟ah dalam kegiatan belajar yang
dilaksanakan di SMP Alam Qoryah Thoyyibah?
Responden :Penanaman nilai syariahnya pada saat beinteraksi dengan orang
lain.
7. Peneliti :Bagaimana pengembangan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam
(PAI) seperti nilai akhlak dalam kegiatan belajar yang
dilaksanakan di SMP Alam Qoryah Thoyyibah?
Responden : Untuk penanaman nilai akhlak kita tanamkan sikap kepada anak
untuk selalu peduli dengan keadaan yang ada di sekitarnya.
95
8. peneliti :Apa saja yang menajdi faktor pendukung dan penghambat dalam
pengembangan nilai-nilai keagamaan?
Responden :Faktor pendukunganya adanya guru-guru yang berijazah PAI dan
materinya mudah, sedangkan faktor penghambatnya iklim
pergaulan negatif muda-mudi, guru tidak bisa fulltime
mendampingi siswa setiap hari karena sekolah kita tidak ada
asramanya.
96
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN
TAHUN 2018-2019
Responden : Ibu Siti Rifqoh S.Ag
Jabatan : Guru PAI
Hari : Senin
Tanggal : 13 Agustus 2018
Jam : 09.30-11.00 WIB
Tempat : SMP Alam Qoryah Thoyyibah
1. Peneliti :Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum melaksanakan proses
kegiatan belajar mengajar?
Responden :Mempersiapkan peralatan dan segala sesuatu yang dibutuhkan
agar kegiatan belajar berjalan dengan maksimal.
2. Peneliti :Apakah ibu mempersiapkan rencana kegiatan yang akan
diberikan kepada peserta didik dalam bentuk materi atau silabus?
Responden :Kita selalu merencanaan materi yang akan di bahas pada minggu
sebelumnya, jadi untuk materinya kita diskusikan bersama dari
pendapat siswa.
3. Peneliti :Apakah ibu memberikan pengarahan mengenai nilai-nilai
pendidikan agama Islam (PAI) seperti nilai aqidah, syari‟ah dan
akhlak kepada siswa sebelum melakukan kegiatan belajar?
Responden :Iya, pengarahan juga dilakukan pada akhir kegiatan belajar
mengajar.
4. Peneliti :Bagaimana bapak/ibu menginformasikan nilai-nilai PAI yang
ada dalam kegiatan belajar mengajar?
97
Responden :Menginformasikannya adalah dengan menghubungkan antara
materi dengan sikap mereka dan dihubungkan jugaa dengan
akhlak sahabat rasulullah atau kisah-kisah yang baik.
5. Peneliti :Apakah ibu mengajarkan dan memberi contoh mengenai nilai-
nilai PAI kepada siswa sebelum kegiatan belajar?
Responden :Ada namanya open mind. Jadi, semacam kayak membuka
wawasan terlebih dahulu untuk senantiasa pentingnya berhati-hati
sebelum melakukan sesuatu.
6. Peneliti :Apakah ibu memberikan penjelasan mengenai nilai-nilai yang
terkandung dalam proses kegiatan belajar mengajar?
Responden :Secara detailnya iya, tapi belum maksimal namun kami
memberikan gambaran nilai-nilai keagamaan itu dalam semua
materi.
7. peneliti :Nilai-nilai pendidikan agama Islam salah satunya adalah akhlak,
nilai akhlak yang seperti apakah yang di tanamkan dalam diri
siswa?
Responden :Keyakinan, seperti halnya keyakinan kepada Allah yang telah
menciptakan semua hal yang ada di alam ini. Jadi, ya dalam hal
ini keyakinan yang dimaksud bahwa dia mampu melakuka
sesuatu yang nanti akan membuat siswa menjadi percaya diri.
8. Peneliti :Nilai-nilai pendidikan agama Islam salah satunya adalah akhlak,
nilai syariah yang seperti apakah yang di tanamkan dalam diri
siswa?
Reponden : Nilai syariahnya berarti mematuhi aturan, kayak semacam
aturan peraturan permainan yang harus kita taati. Seperti halnya
agama Islam kita menganjurkan sholat dan aturan-aturan yang
harus kita taati.
98
9. Peneliti :Nilai-nilai pendidikan agama Islam salah satunya adalah akhlak,
nilai akhlak yang seperti apakah yang di tanamkan dalam diri
siswa?
Responden : Kalau nilai akhlaknya ya tergantung dari materi itu sendiri mbak.
Kalau materinya tentang model bekerjasama, maka kita tanamkan
arti pentingnya kerjasama bahwa dalam hidup ini kita
membutuhkan orang lain. Kalau materinya tentang ketelitian, maka
kita tanamkan sikap untuk lebih fokus. Karene suatu pekerjaan
kalau kita lebih fokus dalam melaksanakan pekerjaan itu,
insyaAllah hasilnya akan maksimal.
10. Peneliti : Hal apa sajakah yang menjadi penunjang dan penghambat dalam
melaksanakan pengembangan nilai-nilai keagamaan?
Responden : Hal yang menjadi penunjang adalah adanya materinya yang relatif
mudah untuk di pelajari dan familiar di telinga siswa, sedangkan
faktor penghambatanya masih ada beberapa siswa yang belum bisa
membaca al-Qur‟an dan cenderung meremehkan materi.
99
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN
TAHUN 2018-2019
Responden : Eka Yuliana
Jabatan : Siswa Kelas VIII
Hari : Senin
Tanggal : 13 Agustus 2018
Jam : 09.30-11.00 WIB
Tempat : SMP Alam Qoryah Thoyyibah
1. Peneliti : Apa yang di persiapkan sebelum melaksanakan pembelajaran?
Responden : Yang dipersiapkan berdo‟a dan mengulang sedikit materi yang di
ajarkan kemarin
2. Peneliti :Apakah guru memberikan pengarahan atau informasi mengenai
hal-hal yang ada hubungannya dalam agama islam, seperti berdo‟a
atau apapun yang sebelum melakukan kegiatan pembelajaran?
Responden : Iya.
3. Peneliti :Apakah adik memperhatikan informasi tentang hal-hal yang di
informasikan guru dalam kegiatan pembelajaran nilai-nilai
keagamaan?
Responden : Iya.
4. Peneliti :Apakah adik memperhatikan dan mencontohkan hal-hal yang
dicontohkan oleh guru?
Responden : Iya.
5. Peneliti :Apakah guru memberikan pengetahuan mengenai nilai akhlak
dalam pembelajaran nilai-nilai keagamaan?
100
Responden : Iya
6. Peneliti :Apakah adik memperhatikan dan menanggapi sesuatu yang
diajarkan guru?
Responden : Iya.
7. Peneliti :Apakah guru melakukan sebuah refleksi setelah melaksanakan
kegiatan pembelajaran?
Responden : Iya setelah materi selesai di bahas ada kegiatan refleksi.
8. Peneliti :Hal apa saja yang adik dapatkan setelah mengikuti pembelajaran
nilai-nilai keagamaan?
Responden : Lebih yakin akan kekuasaan Allah, bisa menghargai dan
menghormati sesama, bisa bertingkah laku sesuai yang diajarkan
oleh agama.
9. Peneliti :Apakah ada perubahan pada kepribadian adik saat kamu rutin
mengikuti pembelajaran nilai-nilai keagamaan?
Responden : Melaksanakan sholat tanpa harus di suruh, bisa membaca al-
Qur‟an, tidak saling meremehkan kemampuan orang lain.
101
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang di
amati
Subjek yang di amati Ya Tidak Keterangan
1 Keadaan sekolah
dan lingkungan
sekolah
1. Mengamati
keadaan sekolah
dan lingkungan
SMP Alam
Qoryah Thoyyibah
2. Mengamati
pelaksanaan
kegiatan
penerapan nilai-
nilai keagamaan di
SMP Alam
Qoryah
Thoyyibah.
Ya
Ya
Baik
Baik
2 Keadaan sarana
dan prasarana di
sekolah
1. Mengamati
Keadaan sarana
dan prasarana di
sekolah
Ya
Baik
3 Pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran di
sekolah.
1. Peneliti
mengamati dan
memperhatikan
saat pembelajaran
berlangsung.
Ya
Baik
102
2. Penggunaan
metode dalam
pelaksanaan
pembelajaran.
Ya
Baik
4 Perilaku sehari-
hari di lingkungan
sekolah.
1. Peneliti
memperhatikan
kegiatan yang
dilakukan di
lingkungan
sekolah.
Ya
Baik
Lampiran 7
103
DOKUMENTASI SMP ALAM QORYAH THOYYIBAH DESA
KALIBENING TINGKIR KOTA SALATIGA
GEDUNG SMP ALAM QORYAH THOYYIBAH
WAWANCARA DENGAN KEPALA SMP ALAM QORYAH THOYYIBAH
104
WAWANCARA DENGAN GURU PAI SMP ALAM QORYAH
THOYYIBAH
WAWANCARA DENGAN PERWAKILAN SISWA SMP ALAM QORYAH
THOYYIBAH
105
SUASANA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SMP ALAM QORYAH
THOYYIBAH
SUASANA KEGIATAN BELAJAR DI SMP ALAM QORYAH
THOYYIBAH
106
SUASANA KEGIATAN BELAJAR
KEGIATAN MEMBACA AL-QUR’AN SETELAH SHOLAT
107
SUASANA KEGIATAN BELAJAR
PRAKTEK MEMBUAT ALIRAN LISTRIK PARAREL
108
SUASANA WAKTU ISTIRAHAT
PRAKTEK BERKEBUN
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131