Model Pengembangan RPP

142
KATA PENGANTAR Rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tu han Y ang Mah a Kuasa, karena berkat kemurahan-  Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 201 ini dapat diselesaikan! Naskah ini kami beri judul "Pembel ajaran #erbasis K$mp etensi deng an Pendekat an %ainti&ik '! (al ini disesuaikan dengan tuntu tan Kurikulum 201 y ang menekankan pada pembelajaran dengan  pendekatan ilmiah )sainti&ik* dan penilaian autentik!  pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya pr$ses penguasaan  pengetahuan, keterampilan dan sikap $leh subjek yang sedang belajar! Pelaksanaan  pembelajaran akan berja lan e&ekti& apabila didahului dengan penyiapan ren+ana pelaksanaan  pembelajaran )RPP* yang dikembangkan $leh guru baik se+ara indiidual maupun kel$mp$k yang menga+u pada %ilabus! %ehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan persiapan pembelajaran! %em$ ga naskah ini dapat dipergu nakan sebag ai salah satu a+uan, untu k mem&asilit asi guru se+ara indi idua l dan kel$mp$k dalam mengembangkan ren+an a pelaksanaan pembelajaran )RPP* dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai m$dus, strategi, dan m$del untuk muatan danatau mata pelajaran yang diampunya! Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua  pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami s ebutkan satu  persatu! %em$ga Tuhan Yang Maha .sa membalas semua kebaikan dan jeri h payah saudara- saudara sekalian! /alam peny usunan nask ah ini, kami akui ma sih jauh dari sempu rna! ntuk itu sara n dan kr it ik yang membangun keara h peny empurnaan naskahPendukung pembela jar an Kurikulum 201 ini kami terima dengan tangan terbuka! khi rnya, mudah-mudaha n naskah ini dapat bergun a dan membantu siapa saja yang memba+a dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan mutu  pendidikan melalui kegiatan pembelajaran! Model Penyusunan RPP 11/09/13 1 | Page

description

model pengembagan rpp kurikulum 2013

Transcript of Model Pengembangan RPP

Model penyusunan rpp

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan. Naskah ini kami beri judul Pembelajaran Berbasis Kompetensi dengan Pendekatan Saintifik. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik.

pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan persiapan pembelajaran.

Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian.Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskahPendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR1DAFTAR ISI2BAB IPENDAHULUAN3A.Latar Belakang34B.Tujuan

C.Ruang Lingkup5

D.Landasan Hukum.....................................................................5

BAB IIPENGERTIAN DAN KONSEP6A.Prinsip dan Strategi Pembelajaran6B.Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik 7

C.Penilaian Autentik ................................................................ 26

D.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....................................33

BAB IIIMEKANISME DAN PROSEDUR 38A.Analisis Kompetensi38B.Penyusunan Indikator Pencapaian Kompetensi40

C.Penyusunan Program Tahunan/Semester ......................................42

D.Langkah-langkah Pengembangan RPP ..........................................42

BAB IVPENUTUP54DAFTAR PUSTAKA56LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 57Lampiran 1 Daftar Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif ........................................ ............... 57

Lampiran 2 Daftar Kata Kerja Operasional Karakteristik Mata Pelajaran .................................. 58

Lampiran 3a RPP Fisika ................................................................................................................ 61

Lampiran 3b RPP Geografi ........................................................................................................... 75

Lampiran 3c RPP Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ....................................................... 93

Lampiran 3d RPP Prakarya ......................................................................................................... 103

BAB IPendahuluanA. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Standar proses dikembangkan mengacu pada standar kompetensi lulusan dan standar isi. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyatakan bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Dalam arti bahwa kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan, sedangkan pembelajaran merupakan bagaimana cara mengajarkannya agar dapat dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi yang termasuk kategori pebelajar cepat.Pemerintah mulai mencanangkan pelaksanaan terbatas pada 1.270 SMA mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk peserta didik kelas X. Sebagai persiapan pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran serta menyediakan buku pegangan guru dan siswa untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yangada(dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya)dan mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam menyusun RPP menggunakan silabus sebagai acuan operasional maupun pemanfaatan sumber belajar yang ada, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu, diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan RPP dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.Dengan demikian diperlukan pendukung teknis yang dapat dijadikan acuan bagi guru dalam mengembangkan RPP berdasarkan silabus mata pelajaran sesuai alur yang diharapkan.B. Tujuan

Naskah ini digunakan untuk memfasilitasi guru secara individual maupun kelompok dalam mengembangkan RPP, antara lain dalam hal:

1. Menyusun indikator pencapaian kompetensi2. Merumuskan tujuan pembalajaran

3. Menyusun model atau strategi dan teknik pembelajaran dengan pendekatan saintifik

4. Merancang penilaian autentikC. Ruang Lingkup

Model penyusunan RPP ini mencakup:1. Pengertian dan konsep perencanaan pembelajaran.2. Langkah pengembangan indikator pencapaian kompetensi melalui analisis kompetensi (Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar).3. Penjelasan tentang pembelajaran saintifik dan penilaian autentik.4. Mekanisme dan prosedur penyusunan RPP.5. Contoh RPP.D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses.6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian.7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA.8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum.9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor . Tentang Silabus

Bab II

Pengertian dan KonsepA. Prinsip dan Strategi Pembelajaran

1. Prinsip pembelajaranSesuai dengan Permendikbud No.81A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum, prinsip-prinsip kegiatan pembelajaran adalah :(1) berpusat pada peserta didik;(2) mengembangkan kreativitas peserta didik;(3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang;(4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika;(5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.Berdasarkan prinsip tersebut, dalam pembelajaran peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan zaman, tempat dan masa kehidupannya. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Guru mengembangkan suasana belajar yang memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan, menerapkan ide-ide, dan secara sadar menggunakan strategi sendiri untuk belajar. Guru mengembangkan kesempatan belajar bagi peserta didik yang bisa berangsur-angsur membawa mereka kepemahaman yang lebih tinggi, yang semula dilakukan dengan bantuan guru tetapi semakin lama menjadi menemukan kemandirian.Proses pembelajaran dapat terjadi sebagai gabungan dari internal peserta didik ataupun dari stimulus luar (guru, teman, orang tua, lingkungan). Dalam proses pembelajaran, guru perlu mengembangkan kedua stimulus tersebut dengan memfasilitasi siswa untuk terlibat secara aktif mengembangkan potensi dirinya menjadi sebuah kompetensi. Guru juga menyediakan pengalaman belajar bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan yang memungkinkan mereka mengembangkan sikap, pengetahuan dan ketrampilan dalam kombinasi dan tingkat capaian yang berbeda tergantung dari sifat muatan yang dipelajari.2. Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung

Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect. (Permendikbud No. 81 A Tahun 2013).Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan, nilai dan sikap ditanamkan dalam proses pembelajaran langsung oleh guru mata pelajaran. Pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh guru mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, atau masyarakat. Semua kegiatan yang terjadi selama belajar di dalam maupun di luar sekolah (kokurikuler/ekstrakurikuler) terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku terkait dengan sikap.

Namun demikian, pembelajaran langsung maupun tidak langsung harus terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah dengan penekanan pada pendekatan pembelajaran, model atau strategi pembelajaran, metode, teknik, maupun taktik yang digunakan.B. Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

1. Pengertian

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk jenjang SMP dan SMA atau yang sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.

Kegiatan pembelajaran saintifik dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Lima pengalaman belajar ini diimplementasikan ke dalam model atau strategi pembelajaran, metode, teknik, maupun taktik yang digunakan. Berikut akan dijabarkan masing-masing pengalaman belajar.

Mengamati. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan bagi peserta didik untuk secara luas dan bervariasi melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Selanjutnya guru membuka kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dan dibaca. Menanya. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk fakta, konsep, prinsip, prosedur, hukum dan terori. Tujuannnya agar siswa memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi secara kritis, logis, dan sistematis (critical thinking skills). Proses menanya bisa dilakukan melalui kegiatan diskusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang pada peserta didik untuk mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri.

Guru membimbing peserta didik agar mampu mengajukan pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang disusun dapat bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Guru melatih peserta didik menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dan memberikan bantuan untuk belajar mengajukan pertanyaan sehingga peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.

Melalui kegiatan bertanya rasa ingin tahu peserta didik dikembangkan. Semakin terlatih dalam bertanya, rasa ingin tahu semakin berkembang.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi dasar untuk mencari informasi lebih lanjut dan beragam melalui sumber yang ditentukan guru sampai yang dipilih peserta didik sendiri. Dimulai dari sumber kajian yang tunggal sampai yang beragam.

Mengumpulkan Data/eksperimen/eksplorasi. Kegiatan eksperimen bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa dalam memperkuat pemahaman fakta, konsep, prinsip, ataupunprosedur dengan cara mengumpulkan data, mengembangkan kreativitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, menyajikan data, mengolah data, dan menyusun kesimpulan. Pemanfaatan sumber belajar termasuk pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sangat disarankan.

Tindak lanjut kegiatan bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Agar terkumpul sejumlah informasi, peserta didik dapat lebih banyak membaca buku, memperhatikan fenomena, atau objek dengan lebih teliti, bahkan melakukan eksperimen. Mengasosiasi. Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Informasi (data) hasil kegiatan mencoba menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. Data yang diperoleh diklasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktivitas antara lain menganalisis data, mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills) hingga berpikir metakognitif. Mengomunikasikan.Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan/atau unjuk karya.

2. Model-Model Pembelajaran

Dalam Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar Poses, kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project basedlearning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan. Dalam implementasinya, guru dapat menerapkan berbagai model pembelajaran, antara lain Discovery Learning, Project Based Learning, dan Problem Based Learning.a. Discovery Learning

Model pembelajaran Discovery Learning mengarahkan siswa untuk memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Penemuan konsep terjadi bila konsep tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi dengan penggunaan model pembelajaran discovery learning siswa didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: Discovery Learning can be defined as the learning that takes place when the student is not presented with subject matter. Hal tersebut terjadi bila siswa terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalaui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilatig conceps and principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).

Dengan mengaplikasikan Discovery Learning secara berulang-ulang dapat meningkatkan kemampuan penemuan diri individu yang bersangkutan. Penggunaan Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Merubah modus Ekspository siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus Discovery siswa menemukan informasi sendiri.

1. Langkah Pembelajaran

(1) Menciptakan stimulus/rangsangan (Stimulation)Kegiatan penciptaan stimulus dilakukan pada saat siswa melakukan aktivitas mengamati fakta atau fenomena dengan cara melihat, mendengar, membaca, atau menyimak. Fakta yang disediakan dimulai dari yang sederhana hingga fakta atau femomena yang menimbulkan kontroversi. Misalnya dalam mata pelajaran Fisika, siswa diminta untuk mengamati fakta tentang benda elastis dan plastis yang karakteristiknya jelas berbeda, kemudian diberikan fakta lain dimana batas kedua fakta itu menjadi tidak jelas dan mengundang kontroversi seperti penggaris kayu yang semula elastis menjadi plastis (patah). Dengan demikian siswa tergugah untuk mencaritahu lebih lanjut tentang fakta/fenomena tersebut.

Tahapan ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan perhatiannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Di samping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lain yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan. Dalam hal ini Bruner memberikan contoh stimulasi dengan menggunakan teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi. Dengan demikian seorang Guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus agar tujuan mengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai.

(2) Menyiapkan pernyataan masalah (Problem Statement)Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atau opini atas pertanyaan masalah) (Syah 2004:244). Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasasalahan yang dihadapi merupakan teknik yang berguna agar mereka terbiasa menemukan suatu masalah.

(3) Mengumpulkan data (Data Collecting)Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan dalam rangka membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, melalui berbagai cara, misalnya membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Manfaat dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, sehingga secara alamiah siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

(4) Mengolah data (Data Processing)Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22). Pengolahan data disebut juga dengan pengkodean (coding) atau kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis

(5) Memverifikasi data (Verrification)Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan sebelumnya dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004: 244). Verification menurut Bruner, proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan data dan tafsiran terhadap data, kemudian dikaitkan dengan hipotesis,maka akan terjawab apakah hopotesis tersebut terbukti atau tidak.

(6) Menarik kesimpulan (Generalisation)Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004: 244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan materi pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.Hubungan antara sintak model pembelajaran discovery learning dengan langkah pembelajaran pendekatan saintifik diilustrasikan pada contoh berikut ini.SintakLangkah/Kegiatan Pembelajaran

MengamatiMenanya Mengumpulkan data/informasiMengasosiasiMengomunika-sikan

Stimulation

(Pemberian Stimulus)mendiskusikan dampak dari kecerobohan dalam melakukan pengukuran, misalnya tidak tepat dan tidak teliti pada saat melakukan pengamatan.

Problem Satatement

(Identifikasi Masalah)Kelompok mendikusikan rumusan masalah, tujuan dan langkah kerja yang dilakukanMendiskusikan cara mengukur yang tepat dan teliti

Data Callecting

(Mengumpul-kan Data)Mencoba menggunakan alat ukur

Praktik,pengukuran massa jenis batu kerikil

Data Processing

(Mengolah Data)Mengolah data, membuat grafik, dan persamaan regresi,

Verification

(Menguji Hasil)mengitung kesalahan pengukuran

Generalization

(Menyimpulkan)Menyusun kesimpulan percobaanMembuat laporan tertulis

2. Persyaratan pendukung

Pemilihan model discovery learning memerlukan persyaratan pendukung untuk mereduksi kelemahan yang sering ditemukan, antara lain:

(1) Secara klasikal siswa memiliki kecerdasan/kecakapan awal yang lebih dengan keterampilan berbicara dan menulis yang baik. Siswa yang kurang pandai akan mengalami kesulitan untuk mengabstraksi, berpikir atau mengungkapkan hubungan antar konsep-konsep. Dikhawatirkan hal ini akan menimbulkan frustasi siswa dalam belajar.(2) Jumlah siswa tidak terlalu banyak (idealnya maksimal 32), karena untuk mengelola jumlah siswa yang banyak membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.(3) Pemilihan materi dengan kompetensi dominan pada aspek pemahaman. (4) fasilitas memadai seperti media, alat dan sumber belajar.

3. Manfaat model discovery learning(1) Membantu siswa memperbaiki dan meningkatkan keterampilan kognisi. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini dimana keberhasilan nya tergantung pada bagaimana cara belajarnya. (2) Pengetahuan yang diperoleh bersifat individual dan optimal karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer pengetahuan.(3) Menumbuhkan rasa senang pada siswa, karena berhasil melakukan penyelidikan.(4) Memungkinkan siswa berkembang dengan cepat sesuai kemampuannya.(5) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajar dengan melibatkan akal dan motivasinya.(6) Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan diri melalui kerjasama dengan siswa lain.(7) Membantu siswa menghilangkan keraguan karena mengarah pada kebenaran final yang dialami dalam keterlibatannya.(8) Mendorong siswa berpikir secara intuitif, inisiatif, dalam merumuskan hipotesis.(9) Dapat mengembangkan bakat, minat, motivasi, dan keingintahuan.(10) Memungkinkan siswa memanfaatkan berbagai sumber belajar.b. Project Based Learning

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning atau PjBL) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.

Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dikatakan sebagai operasionalisasi konsep Pendidikan Berbasis Produksi yang saat ini telah dikembangkan dan diimplementasikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dengan pembelajaran berbasis produksi peserta didik diperkenalkan dengan suasana dan makna kerja yang sesungguhnya di dunia kerja. Dengan demikian model pembelajaran yang cocok untuk SMK adalah pembelajaran berbasis proyek, model PjBL juga dapat diadaptasi untuk matapelajaran lain.

1. Langkah Pembelajaran

(1) Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyekPembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang memberikan tugas kepada siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan dunia nyata yang dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk siswa sesuai dengan tuntusan kompetensi yang diharapkan. Penyiapan pertanyaan dapat dilakukan di awal semester agar dapat dirancang kegiatan selanjutnya yaitu mendesain perencanaan.(2) Mendesain perencanaan proyekPerencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan siswa sehingga siswa merasa memiliki proyek tersebut. Perencanaan berisi aturan main, pemilihan aktivitas pendukung untuk menjawab pertanyaan esensial dengan cara mengintegrasikan berbagai subyek yang mungkin. Serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek. (3) Menyusun Jadwal

Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa siswa agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.(4) Memonitor kegiatan dan perkembangan proyekGuru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.(5) Menguji hasil

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

(6) Mengevaluasi kegiatan/pengalaman

Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.Hubungan antara sintak model pembelajaran project based learning dengan langkah kegiatan pembelajaran pendekatan saintifik diilustrasikan pada contoh berikut ini.Sintaks project based learningLangkah/Kegiatan Pembelajaran

MengamatiMenanyaMengumpulkan data/informasiMengasosiasi

Mengomuni-kasikan

Essential question

Mengamati fenomena sosial yang terjadi di masyarakat Mengidentifikasi masalah untuk memperoleh masalah yang pokok sebagai landasan untuk melakukan penelitian sosial dan kemudian dikembangkan menjadi rumusan masalah

Designing Project Plan

Menyusun rancangan penilitian sosial.

Menyusun intrumen penelitian

Creating Schedule

Membuat jadwal penelitian (rencana, pelaksanaan, dan pelaporan)

Monitor the progress

Pengumpulan data penelitian

Guru memonitor aktivitas peserta didik selama proses penelitian

Assess the outcome

Analisis data penelitian

Guru melakukan evaluasi tentang apa yang telah dilakukan oleh peserta didik

Evaluate the experiment

Membuat kesimpulan dan laporan hasil penelitian tentang fenomena sosialMempresentasikan hasil penelitian tentang fenomena sosial

Melakukan refleksi bersama guru dg peserta didik

2. Persyaratan pendukung dan Manfaatnya

Pemilihan model pembelajaran project based learning memerlukuan dukungan persyaratan untuk mereduksi kelemahan yang sering terjadi, antara lain:

(1) Siswa terbiasa dengan aktivitas pemecahan masalah, sehingga proyek tidak memakan waktu terlalu lama.

(2) Dukungan sarana dan prasarana yang memadai termasuk peralatan belajar di laboratorium.(3) Pengaturan waktu dan jadwal kegiatan yang terkontrol.(4) Perlunya kejelasan tugas dan hasil yang diharapkan dari kegiatan project

3. Manfaat pemilihan model pembelajaran project based learning, antara lain:

(1) Meningkatkan motivasi belajar, mendorong kemampuan siswa melakukan pekerjaan penting, artinya mereka perlu dihargai.(2) Mengembangkam kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis.(3) Mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan pengelolaan sumberdaya.(4) Memberikan pengalaman kepada siswa dalam pembelajaran, praktik, dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.(5) Melibatkan siswa untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.(6) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga siswa maupun guru menikmati proses pembelajaran.c. Problem Based Learning

Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari peserta didik (bersifat kontekstual) sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Problem Based Learning menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.1. Langkah Pembelajaran

(1) Mengorientasi peserta didik pada masalah

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang dilakukan oleh siswa maupun guru, serta dijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi agar siswa dapat mengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:

a. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi siswa yang mandiri.b. Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak benar, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan.c. Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang siap membantu, sedangkan siswa harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan temannya.

d. Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa didorong untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka. Semua peserta didik diberi peluang untuk menyumbang kepada penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.(2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa, masing-masing kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitor dan mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika kelompok selama pembelajaran.

Setelah siswa diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar, selanjutnya guru menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua siswa aktif terlibat dalam kegiatan penyelidikan sehingga hasil-hasil penyelidikan sebagai penyelesaian terhadap permasalahan tersebut, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta memamerkannya. Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.(3) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok

Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Guru membantu siswa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, dan mengajukan pertanyaan pada siswa untuk berpikir tentang masalah dan ragam informasi yang dibutuhkan untuk sampai pada pemecahan masalah yang dapat dipertahankan.

Setelah siswa mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam bentuk hipotesis, penjelasan, dan pemecahan. Selama pembelajaran pada fase ini, guru mendorong siswa untuk menyampaikan ide-idenya dan menerima secara penuh ide tersebut. Guru juga harus mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tentang kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka buat serta tentang kualitas informasi yang dikumpulkan.(4) Mengembangkan dan Menyajikan hasil karya

Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran. Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam pameran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua, dan lainnya yang dapat menjadi penilai atau memberikan umpan balik.(5) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah

Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya.Hubungan antara sintak model pembelajaran problem based learning dengan langkah kegiatan pembelajaran pendekatan saintifik diilustrasikan pada contoh berikut ini.

Sintaks project based learningLangkah/Kegiatan Pembelajaran

MengamatiMenanyaMengumpulkan data/informasiMengasosiasi

Mengomuni-kasikan

Mengorientasi peserta didik pada masalahMelihat video atau gambar atau berita beberapa contoh keadaan yang menggambarkan kelangkaan

mengamati tentang perilaku pelaku ekonomi dalam menerapkan prinsip ekonomi

Mencari informasi tentang kondisi ekonomi secara umum berkenaan dengan kelangkaan

Mencari informasi mengenai keadaan yang menggambarkan keadaan dengan beberapa pilihan

mencari literatur tentang masalah pokok ekonomi (apa, bagaimana, dan untuk siapa)

mencari informasi mengenai sistem ekonomi yang adaMempresentasikan/menyampaikan hasil analisis terhadap tayangan video atau gambar atau berita beberapa contoh keadaan yang menggambarkan kelangkaan

mengamati tentang perilaku pelaku ekonomi dalam menerapkan prinsip ekonomi

Mengorganisasikan kegiatan pembelajaranDiskusi kelompok mengenai kondisi ekonomi saat tersebut yang berkaitan dengan kelangkaan

Diskusi kelas tentang suatu konsep kelangkaan

Diskusi kelas mengenai opportunity cost

Diskusi Kelas mengenai skala prioritas dan pengelolaan keuangan

Diskusi tentang masalah pokok ekonomi dan penerapan sistem ekonomi dalam memecahkan masalah ekonomi

Membimbing Penyelidikan MandiriMenafsirkan konsep kelangkaan, biaya peluang dan alternatif pilihan yang diambil berdasarkan skala prioritas

mengkaji masalah pokok ekonomi (apa, bagaimana, dan untuk siapa)

menyelesaikan masalah ekonomi dengan menerapkan sistem ekonomi yang sesuai

Mengembangkan dan Menyajikan Karya

Analisis dan Evaluasimenganalisis hubungan antara konsep kelangkaan, biaya peluang, skala prioritas, dan berpikir rasional dalam mengelola keuangan serta memecahkan masalah pokok ekonomi dengan sistem ekonomi tertentu

Menyimpulkan konsep kelangkaan, biaya peluang, skala prioritas dan berpikir rasional dalam mengelola keuangan serta pemecahan masalah pokok ekonomi dengan menggunakan sistem ekonomi tertentu dalam bentuk media (lisan dan tulisan)

membuat hubungan antara konsep kelangkaan, biaya peluang, skala prioritas, dan berpikir rasional dalam mengelola keuangan serta memecahkan masalah pokok ekonomi dengan sistem ekonomi tertentu

3. Langkah Pemilihan Model PembelajaranPemilihan model pembelajaran (discovery learning, project based learning, atau problem based learning) sebagai pelaksanaan pendekatan saintifik pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus. Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

1. Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori faktual, konseptual, prosedural, dan metkognitif. Pada pengetahuan faktual dan konsepetual dapat dipilih discovery learning, sedangkan pada pengetahuan prosedural dapat dipilih project based learning dan problem based learning.2. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar dari KI-4. Pada keterampilan abstrak dapat dipilih discovery learning dan problem based learning, sedangkan pada keterampilan konkrit dapat dipilih project based learning.3. Pemilihan ketiga model tersebut mempertimbangkan sikap yang dikembangkan, baik sikap religius (KI-1) maupun sikap social (KI-2)

Berikut contoh matrik pemilihan model yanag dapat digunakan sesuai dengan dimensi pengetahuan dan keterampilanDimensi PengetahuanDimensi Keterampilan

AbstrakKonkrit

FaktualDiscovery LearningDiscovery Learning

KonseptualDiscovery LearningDiscovery Learning

ProseduralDiscovery Learning

Problem Based LearningProjec Based Lerning

Problem Based Learning

MetakognitifDiscovery Learning

Projec Based Lerning

Problem Based LearningDiscovery Learning

Projec Based Lerning

Problem Based Learning

Berikut ini contoh pilihan Model Pembelajaran Sesuai dengan Karakteristik Kompetensi Mata Pelajaran Fisika.

Kompetensi DasarDicovery LearningProject Based LearningProblem Based LearningKelas

3.2 Menerapkan prinsip penjumlahan vektor (dengan pendekatan geometri)

4.2 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menentukan resultan vector(X

3.7 Menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari

4.7 Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluidauntuk mempermudah suatu pekerjaan((X

3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan

4.8 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah gejala pemanasan global dan dampaknyabagi kehidupan dan lingkungan((XI

dan seterusnya

C. Penilaian Autentik

1. Pengertian

Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: (1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukurkinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevandalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitaspembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi denganantar sesama melaluidebat, dan sebagainya.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.

Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen assesment yang memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas.

Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.2. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013

Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menjelaskan bahwa penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.Selanjutnya Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 menegaskan tentang Karakteristik Penilaian adalah :a. Belajar Tuntas

Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4), peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik. Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat belajar apapun, hanya saja waktu yang dibutuhkan berbeda antara peserta didik satu dengan yang lain. Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya.

b. Autentik

Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian autentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan ). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

c. Berkesinambungan

Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil secara terus-menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas).

d. Berdasarkan acuan kriteria

Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal, yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing.

e. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi

Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan, dan penilaian diri.

1. Pengamatan Sikap

Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria penilaian jurnal adalah sbb:

Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.

Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.

Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.

Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif.

Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik. menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik.

Penilaian-diri(self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status,proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; penilaian ranah keterampilan misalnya,peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasai oleh dirinya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; penilaian ranah pengetahuanmisalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.Teknik penilaian diri memiliki beberapa manfaat positif. Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju secara personal.

Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik. Instrumen sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman adalah sbb:

Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik. Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana. Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik

Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik. Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda.

Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya. Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid). memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi peserta didik. Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur. Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah sampai kemampuan tertinggi.

2. Tes tertulis. Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.

Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan, peserta didik.

Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan kepada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks.

3. Tes Lisan.

Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb:

Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai.

Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.

Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi jawabannya sendiri.

disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.

4. Penugasan.Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb:

Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.

Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.

Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.

Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.

Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok.

Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota.

Tugas harus bersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial ekonomi).

Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.

Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.

5. Tes Praktik.

Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik solat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes Praktik adalah sbb: Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar.

Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.

Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum. Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi)

Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut harus memenuhi syarat sbb:

Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).

Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).

Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.

Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.

Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.

6. Penilaian ProyekPenilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, pengetahuannya, dan keterampilan, . Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.

Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang dibutuhkan oleh peserta didik.

Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.

Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis. Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik.Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk. Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.7. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang releban dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri. Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.

Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.

Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.

Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.

Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.

D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

1. Pengertian RPPMenurut standar proses, tahap pertama dalam pembelajaran adalah perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau sub tema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.2. Prinsip Penyusunan RPPDalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.

(1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,

(2) kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

(3) Partisipasi aktif peserta didik.

(4) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

(5) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

(6) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

(7) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduanantara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

(8) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

(9) Penerapan teknologi informasi dan komunikasisecara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

3. Komponen RPP

Berdasarkan permendikbud nomor 65 tahun 2013, komponen RPP adalah sebagai berikut:

(1) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;(2) identitas matapelajaran ;(3) kelas/semester;(4) materi pokok;(5) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;(6) tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;(7) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;(8) materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;(9) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai. Bagian ini dapat juga disampaikan jenis model atau strategi pembelajaran yang guru gunakan dalam pembelajaran, dengan tidak meninggalkan pengalaman belajar minimal dari pendekatan saintif, yang dikenal dengan 5 M, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data/eksperimen/eksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.(10) media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran;(11) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;(12) langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan(13) penilaian hasil pembelajaran.

4. Sistematika RPP

Sistematika Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan Permendikbud No.81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum sebagaimana dicontohkan dalam format di bawah ini. Mengingat karakteristik mata pelajaran dimungkinkan berbeda, sistematika format juga dimungkinkan berbeda untuk setiap mata pelajaran. Namun keluwesan format tetap harus mengacu pada peraturan yang ada. CONTOH MODELRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANSekolah: SMA Mata Pelajaran: Kelas/Semester *): Materi Pokok: Alokasi Waktu: ...

A. Kompetensi Inti

1. _______________2. _______________3. _______________4. _______________B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1. _____________ (KD pada KI-1)

Indikator: __________________ **)

2. _____________ (KD pada KI-2)

Indikator: __________________ **)

3. _____________ (KD pada KI-3)

Indikator: __________________

4. _____________ (KD pada KI-4)

Indikator: __________________C. Tujuan Pembelajaran

D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)E. Metode Pembelajaran(rincian dari Kegiatan Pembelajaran) ***)F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media

2. Alat/Bahan

3. Sumber Belajar

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan Kesatu:

a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (menit)

b. Kegiatan Inti (...menit)

c. Penutup (menit)

2. Pertemuan Kedua:

a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (menit)

b. Kegiatan Inti (...menit)

c. Penutup (menit), dan seterusnya.

H. Penilaian

1. Jenis/teknik penilaian

2. Bentuk instrumen dan instrumen

3. Pedoman penskoran., ****) Mengetahui Guru Mata PelajaranKepala SMA ..__________________ __________________NIP. . NIP. .

Keterangan :*) Untuk satuan pendidikan penyelenggara Sistem Kredit Semester, dapat ditulis dengan Beban Belajar : sks .**) Indikator untuk KD-KD dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan karena keduanya dicapai melalui pembelajaran tidak langsung. Indikator untuk KD-KD dari KI.3 dan KI.4 harus dikembangkan karena keduanya dicapai melalui pembelajaran langsung. ***) dimaksudkan sebagai variasi metode yang digunakan dalam keseluruhan Kegiatan Pembelajaran****) Tambahan legalisasi guru Mata Pelajaran dan Kepala Sekolah untuk kepentingan administratifBab IIIMekanisme dan ProsedurSetiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP sesuai dengan kelas dan matapelajaran yang diampunya. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia sebelum pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau secara bersama-sama melalui musyawarah guru Mata pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah.

Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui MGMP antarsekolah atau antar wilayah dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.

Sesuai dengan Peraturan Mendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, langkah-langkah pengembangan RPP adalah sebagai berikut :(1) Mengkaji Silabus

(2) Mengidentifikasi Materi Pembelajaran

(3) Menentukan Tujuan

(4) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

(5) Penjabaran Jenis Penilaian

(6) Menentukan Alokasi Waktu

(7) Menentukan Sumber Belajar

Untuk menjabarkan langkah-langkah pengembangan RPP sebagaimana dirumuskan dalam Permendikbud No. 81A secara lebih operasional, diperlukan langkah awal bagi guru untuk melakukan studi dokumen, antara lain Silabus Mata Pelajaran yang di dalamnya memuatKompetensi Inti dan kompetensi Dasar, Standar Proses, dan Standar Penilaian, serta buku teks lain yang ada dan masih dapat digunakan sebagai sumber belajar. Selanjutnya dari dokumen tersebut, guru melakukan analisis secara komprehensif terhadap dokumen tersebut untuk kemudian dijabarkan menjadi bagian/komponen penyusunan RPP. Dari hasil analisis tersebut akan dirumuskan komponen-komponen antara lain indikator pencapaian yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Materi pokok meliputi materi yang tergolong fakta, konsep, prinsip, prosedur, langkah kegiatan pembelajaran, serta penilaian autentik yang diperlukan.

A. Analisis Kompetensi

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.

Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah-langkah sebagaimana contoh berikut :(1) Melakukan linierisasi kompetensi dasar dari KI-3 dan KI-4 sesuai materi pokok seperti tabel berikut ini.

Kompetensi Dasar (KI-3)Kompetensi Dasar (KI-4)Materi Pokok (Dalam Silabus)

3,1 Memahami hakikat fisika dan prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan aturan angka penting)

4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk suatu penyelidikan ilmiahHakikat Fisika dan Pengukuran

3.2 Menerapkan prinsip penjumlahan vektor (dengan pendekatan geometri)4.2 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menentukan resultan vectorPenjumlahan Vektor

Dan seterusnya

(2) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi pembelajaran yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.(3) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.

(4) Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mengumpulkan data/eksperimen/eksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap religious, sikap sosial (sikap diri dan sikap terhadap lingkungan).

(5) Menyusun indikator sikap dari KI-1 dan KI-2 yang relevan.(6) Merancang penilaian yang diperlukan baik untuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

B. Penyusunan Indikator Pencapaian KompetensiIndikator pencapaian adalah tanda-tanda, ukuran, dan kualifikasi yang dinyatakan dengan kata kerja operasional penanda kompetensi untuk menyatakan bahwa kompetensi dasar telah tercapai. Indikator pencapaian dinyatakan dengan kata kerja operasional yang dapat diukur dengan pernyataan yang menunjukaan tingkat kompetensi yang diminta serta konten yang diharapkan terkait sikap, pengetahuan, dan/atau keterampilan. Indikator pencapaian menjadi pedoman untuk melakukan penlaian baik dengan tes maupun non tes.

Penyusunan indikator dilakukan secara paralel pada saat melakukan analisis kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) serta materi pokok dan pembelajaran yang tercantum dalam silabus, termasuk penilaian yang disarankan. Secara eksplisit indikator pengetahuan dapat dijabarkan melalui kompetensi dasar dari KI-3, indikator keterampilan dijabarkam melalui kompetensi dasar dari KI-4, dan indikator sikap dijabarkan melalui KI-1 dan KI-2 yang relevan dengan pembelajaran yang dilakukan. Skema penyusunan indikator pencapaian dilukiskan dalam diagram berikut ini.

Dalam penyusunan indikator pencapaian perlu diperhatikan hal-hal berikut ini.(1) Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang terukur, di dalamnya terdapat dua unsur, yaitu tingkat kompetensi dan kontennya (sikap, pengetahuan, atau keterampilan).(2) Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus.(3) Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal yang tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target pencapaian kompetensi yang ditetapkan sesuai dengan karakteristik dan daya dukung sekolah dan lingkungannya.(4) Keseluruhan indikator yang disusun memadai untuk mencapai kompetensi dasar, kompetensi inti, dan standar kompetensi lulusan.Indikator pencapaian yang digunakan dalam RPP dicantumkan dalam tabel analisis agar keterkaitannya dengan kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, pembelajaran dan penilaian terlihat dengan jelas. Contoh tabel analisis adalah sebagai berikut.

Kompetensi inti:

1. .

1.1

1.2 ..

2 .

2.1 .

2.2 .

3 .

4 .

Kompetensi DasarMateri PembelajaranPembelajaranAspek SikapAspek PengetahuanAspek Keterampilan

IndikatorPenilaianIndikatorPenilaianIndikatorPenilaian

3.1 .

3.2 .Fakta:

.

Kosep:

.

Prinsip:

.

/Prosedur .

Mengamati

.

Menyanya

.

Mengumpulkan data/eksperimen/eksplorasi.

Mengasosiasi

.

Mengomunikasikan

..

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

C. Penyusunan Program Tahunan/Semester

Penyusunan program tahunan/semester dilakukan oleh guru dan/atau MGMP di Sekolah pada awal tahun pelajaran.Program semester digunakan untuk memetakan alokasi waktu sesuai dengan silabus dan kelender akademik. Dalam menyusun program semester, materi pokok hasil linierisasi kompetensi dasar dari KI-3 dan KI-4 direkapitulasi alokasi waktunya sehingga teridentifikasi pemisahan semester ganjil dan genap. Hasil rekapitulasi alokasi waktu ini memungkinkan guru untuk merekonstruksi ulang alokasi waktu sesuai dengan jumlah pertemuan (minggu efektif) dalam tiap semester, yaitu rata-rata antara 16 hingga 18 minggu.

D. Langkah-langkah Pengembangan RPP

Pengembangan RPP merupakan bagian dari rangkaian persiapan dan perencanaan pembelajaran. Oleh karena itu langkah pengembangan RPP adalah sebagai berikut.

(1) Membuat program semester untuk memetakan alokasi waktu sesuai dengan silabus dan kelender akademik.(2) Memilih materi pokok berikut identitas dan alokasi waktu seperti contoh berikut ini.

Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Nama Sekolah

:

Mata Pelajaan

:

Kelas/Semester

:

Materi Pokok:

Alokasi Waktu

:

(3) Merumuskan tujuan

Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan yang menggambarkan arah dan target yang dicapai dalam seluruh rangkaian kegiatan (dalam satu atau berberapa minggu/pertemuan) dalam satu materi pokok/tema/teks, serta memuat penjelasan proses dan hasil yang diharapkan. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Berikut contoh rumusan tujuan pembelajaran

Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi siswa dapat memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tentang elastisitas dan gaya pegas serta mampu membangun sikap ilmiah dan keterampilan prosedural melalui proses mencoba/eksperimen, mengasosiasi dan mengomunikasikannya dalam presentasi dan laporan tertulis.(4) Menuliskan kompetensi dasar dan indikator pencapaian

Kompetensi dasar yang ditulis adalah yang relevan dengan materi pokok/tema/teks seperti tercantum dalam silabus. Kompetensi dasar yang dimaksud adalah yang langsung dibelajarkan, yaitu bersumber dari kompetensi inti 3 (pengetahuan) dan 4 (keterampilan).

Indikator pencapaian dituliskan sesuai dengan hasil analisis kompetensi mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Berikut ini contoh penulisan kompetensi dasar dan indikator.

1.1

1.2

2.1

2.2

3.1 .

Indikator:

.

.

4.2

Indikator:

.

.

Catatan : KD dan Indikator dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dituliskan karena bukan merupakan pembelajaran langsung. (5) Menjabarkan materi pembelajaran

Materi pembelajaran adalah jabaran dari materi pokok menjadi fakta, konsep, prinsip/prosedur dalam bentuk pointer. Materi pembelajaran dituliskan secara terpisah sesuai dengan hasil analisis kompetensi. Contoh penulisan materi pembelajaran tersaji pada lampiran contoh RPP.

(6) Memilih metode pembelajaran

Memilih metode pembelajaran disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran dengan langkah mengamati, menanya, mengumpulkan data/eksperimen/eksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Pemilihan model atau metode pembelajaran disesuaikan dengan sumberdaya sarana prasarana yang tersedia serta karakteristik materi.

Berikut contoh pilihan metode sesuai dengan tahapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Kegiatan/

MetodeMengamatiMenanyaMengumpulkan data/eksperimen/eksplorasiMengasosiasiMengomunikasikan

Diskusi(((((

Tanya Jawab((((

Observasi Langsung((

Eksperimen((

Penugasan((((

Presentasi(((

Simulasi(((

Demonstrasi((

dan lain-lain

(7) Menyediakan media pembelajaran

Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran termasuk sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, teknologi perangkat keras seperti: buku, film, video dan sebagainya.

Media pembelajaran harus dirancang sesuai dengan tahapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan sumber daya yang dimiliki.

Berikut contoh pilihan media pembelajaran yang dapat digunakan sesuai tahapan pembelajaran.Kegiatan/

MediaMengamatiMenanyaMengumpulkan Data/ekperimen/

ekplorasiMengasosiasiMengomunikasikan

Visual (gambar, foto, poster, grafik, dll)((((

Audial (radio, tape recorder, MP3 file, dll)((((

Audio Visual (film, televisi, video, dll)(((

Multimedia (internet, animasi interaktif, dll)(((((

Peralatan Lab dan komputer(((

(8) Menuliskan sumber belajar

Sumber belajar yang digunakan dituliskan agar dapat digunakan sebagai rujukan dan sumber informasi dalam kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.

Contoh penulisan sumber belajar adalah sebagai berikut.

Buku :

Nursyamsudin. 2006, Panduan Praktikum Terpilih Fisika SMA, Erlangga. Jakarta.

Internet:

http://sman78-jkt.sch.id/e-learning/fisika (diakses tanggal,..........)http://e-dukasi.net (diakses tanggal,..........)http://blogku.wordpress.com/bahanajar (diakses tanggal,..........) Lingkungan:

Batu kerikil di halaman sekolah

(9) Menjabarkan langkah pembelajaran secara rinci setiap pertemuan sesuai dengan jadwal mata pelajaran yang disediakan di sekolah.a. Kegiatan pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional;

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan

menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

b. Kegitatan inti

Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.

Dalam kegiatan inti proses belajar saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ekperimen/ekplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan) dijabarkan secara rinci dalam bentuk tersirat atau tersurat sesuai dengan model dan metode pembelajaran yang digunakan. Kegiatan inti merupakan sarana penting dalam membangun sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dikelola guru di kelas/sekolah sesuai dengan jadwal pelajaran yang ditetapkan.

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan matapelajaran, yang meliputi proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen/ekplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik.

Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerjasama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang dieksplorasi,misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan sebagainya. Sebelum menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih dilanjutkan dengan menerapkannya.

Berikutnya adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar (learning event) yang diuraikan di atas.Mengamati

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

Menanya

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkret sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik.

Dari situasi dimana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.

Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan.

Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.

Mengumpulkan Data dan Mengasosiasikan Hasil

Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi.

Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.

Mengomunikasikan hasil

Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan mengomunikasikan hasil dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dan seni dalam mengepresikan karya dan kreativitas siswa, misalnya dengan membuat blog, mengunggah video melalui Youtube, atau melalu jejaring sosial lainnya.

c. Kegiatan penutup