Model Pengembangan Kawasan Technopolitan

49
MODEL PENGEMBANGAN TEKNOPOLITAN KONSEP TEKNOPOLITAN BATIK KOTA PEKALONGAN PUSAT PENGKAJIAN KEBIJAKAN DIFUSI TEKNOLOGI KEDEPUTIAN BIDANG PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI BATANG 27 November 2013

description

Model Pengembangan Kawasan Technopolitan

Transcript of Model Pengembangan Kawasan Technopolitan

MODEL PENGEMBANGAN TEKNOPOLITAN

KONSEP TEKNOPOLITAN BATIK KOTA PEKALONGAN

PUSAT PENGKAJIAN KEBIJAKAN DIFUSI TEKNOLOGIKEDEPUTIAN BIDANG PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

BATANG 27 November 2013

1) Teknopolitan adalah konsepsi kawasan berdeminsi pembangunan ekonomi, sosial dan budaya, yang memiliki sentra kegiatan iptek, kegiatan produktif dan gerakan masyarakat yang mendukung percepatan perkembangan inovasi, difusi dan pembelajaran.

2) Kawasan teknopolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih kegiatan iptek, kegiatan produktif dan gerakan masyarakat pada wilayah tertentu sebagai sistem pembangunan yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan sistem inovasi.(Taufik T, 2012)

PENGERTIAN TEKNOPOLITAN

Sebuah kawasan (satu atau beberapa lokasi) dimana;

• Didalamnya terdapat satu atau lebih lembaga pendidikan tinggi atau universitas dan/atau pusat riset sehingga hubungan harmonis kelembagaan tercipta.

• Dirancang sebagai pusat promosi yang mendorong penciptaan dan pengembangan usaha-usaha produktif berbasis pengetahuan

• Fasilitasi, melalui intervensi aktif, eksploitasi kegiatan riset, dan kegiatan transfer pengetahuan/teknologi dari lembaga pendidikan kepada perusahaan2 dan organisasi yang berada didalamnya (atau disekitarnya)

Tommy M - PPKDT

Tommy M - PPKDT

• Merupakan habitat sempurna untuk dunia-usaha dan kelembagaan bagi pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan

• Mempromosikan pengembangan ekonomi dan daya saing daerah melalui;

• Penciptaan peluang bagi usaha baru, dan menawarkan nilai tambah bagi usaha yang telah dewasa (mature).

• Mendorong technopreneurship, dan melahirkan usaha-usaha baru inovatif

• Menciptakan lapangan kerja berbasis pengetahuan• Membangun ruang yang kondusif bagi lahirnya pekerja2 berbasis

pengetahuan• Membangun/meningkatkan sinergi antara lembaga pendidikan,

dunia usaha, Pemerintah dan Komunitas

Keyword: Networking

Inisiatif Inovasi 1-747 (MP3EI) - Sebagai salah satu dari 4 wahana percepatan pertumbuhan ekonomi

Tekno-politan

Sistem Inovasi Nasional/Daerah sebagai Platform Pengembangan Teknopolitan Pelalawan

Universitas Akademi Komunitas, etc

Tommy M - PPKDT

HEI &

Industrial

SIN/SID

TEKNOPOLITAN

Tommy M - PPKDT

Teknopolitan sebagai infrastruktur bagi pengembangan sistem inovasi daerah dan merupakan hub bagi penguatan jaringan antar aktor ekonomi berbasis pengetahuan

Teknopolitan Batik diinisiasi oleh Pemerintah Kota Pekalongan, dikembangkan dengan maksud untuk revitalisasi/memperkuat daya saing ekonomi lokal yang “berbasiskan potensi ekonomi dan sosial budaya Kota’.

Tantangan bagi Kota Pekalongan – branding “world city of batik” adalah :

1. Memaksimumkan potensi ekonomi masyarakat dalam Industri Kreatif Batik (Batik craft and art), sesanti.

2. Memposisikan diri sebagai ‘pioneer” dalam melestarikan “batik” sebagai warisan budaya dunia.

3. Mendorong Batik agar menjadi komoditi ‘fashion and cultural’ yang bernilai tinggi dengan memanfaatkan IPTEKIN.

dapat menjadi salah satu wahana untuk menjawab tantangan di atas Fashion and Cultural melting points

Menjadikan Kota Pekalongan sebagai kawasan berbasis teknologi, berwawasan lingkungan yang kondusif berkelas dunia untuk meningkatkan daya saing dan pelestarian batik sebagai warisan budaya dunia.

VISI

VISI DAN MISI TEKNOPOLITAN BATIK

1. Meningkatkan kapasitas dan pengetahuan SDM untuk menghasilkan

SDM yang berkualitas.

2. Mendorong pengembangan budaya kreatif inovatif masyarakat daerah.

3. Menyediakan berbagai fasilitas bisnis yang dibutuhkan perusahaan dan investor

untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan daya saing.

4. Menumbuhkembangkan bisnis-bisnis inovatif berbasis batik.

5. Mendukung pengembangan dan keunggulan (daya saing) produk-produk

khas .

6. Memberikan pelayanan berbasis iptek.

7. Mengelola pembangunan hijau (green development) .MISI

1) Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kolaborasi antar komunitas akademis, bisnis, pemerintah dan komunitas (ABG+ C) melalui kegiatan penelitian, pengembangan dan perekayasaan, peningkatan produksi, mutu, nilai tambah serta daya saing.

2) Menata fungsi-fungsi kawasan dan kelembagaan dalam rangka mewujudkan pengembangan Kota Pekalongan sebagai kota cerdas (smart city).

3) Meningkatkan kualitas dan efektifitas pemanfaaatan SDM IPTEKIN.

TUJUAN PENGEMBANGAN KAWASAN TEKNOPOLITAN

BATIK

KEBIJAKAN STRATEGIS

Menyusun dan mengusulkan Perda kepada DPRD Kota Pekalongan tentang Pengembangan Kawasan

Teknopolitan Batik

Menetapkan Kawasan Teknopolitan Batik sebagai kawasan strategis dan dimasukkan kedalam RTRW

dan merupakan bagian integral dari penataan ruang Kota Pekalongan.

Menganggarkan dari APBD dan mencari sumber-sumber pendanaan dari sumber pendanaan lainnya untuk pengembangan Kawasan Teknopolitan Batik

Kota Pekalongan

Menetapkan program-program strategis untuk percepatan pengembangan Kawasan Teknopolitan

Batik Kota Pekalongan.

Melibatkan semua stakeholder yang terkait dalam pengembangan Kawasan Teknopolitan Batik Kota

Pekalongan.

1. Pengembangan KTB Kota Pekalongan bukan membangun kawasan yang baru.

2. KTB merupakan keseluruhan wilayah administrasi Kota Pekalongan yang sudah terbentuk.

3. KTB memanfaatkan dan mengoptimalisasi kawasan dan elemen-elemen yang sudah ada, dan sebagai “hub” dari KTB akan dibangun Batik Innovation Cultural Centre (BICC) di kawasan Jatayu.

4. KTB akan melayani kegiatan dengan skala lokal, nasional hingga internasional.

KONSEP RENCANA STRUKTUR RUANG

KAWASAN TEKNOPOLITAN BATIK (KTB)

Penekanan utama dari konsep pola ruang kawasan Teknopolitan Batik Kota Pekalongan adalah penyediaan atau alokasi ruang yang optimal bagi elemen-elemen inti fungsional Teknopolitan Batik seperti kegiatan-kegiatan:a) Pendidikan dan latihan, b) Penelitian dan pengembangan, c) Industri dan UKM, d) Perdagangan dan jasa, e) Perkantoran, fesyen, f) Lembaga keuangan, g) Kantor bersama, h) Inkubator, i) HKI dan j) Kantor manajemen.

Mengacu pada prinsip yang dianut dalam penataan ruang secara nasional, yaitu UU No 26 Tahun 2006 tentang Penataan Ruang, pada dasarnya penataan ruang itu disusun untuk mencapai kondisi berikut :• Aman • Nyaman• Produktif• Berkelanjutan

PRINSIP DASAR DALAM KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN

TEKNOPOLITAN

Konsep pengembangan Kawasan Jatayu sebagai landmark Kota dan BICC sebagai“hub” dari Kawasan Teknopolitan Batik (KTB).

ADOPSI

Untuk elemen pendukung, sudah tersedia area-area sebagai berikut di bawah ini, sehingga langkah ke depan adalah mengoptimalkan pemanfaatannya saja:1. Sentra-sentra konveksi (untuk memproduksi fesyen) dengan jumlah total

193 perusahaan konveksi yang tersebar di berbagai kelurahan, di mana Kelurahan Medono merupakan kelurahan dengan jumlah perusahaan konveksi terbanyak (59 perusahaan).

2. Berbagai kampung batik dimana penduduknya melakukan aktivitas produksi kain batik, yang tersebar di berbagai kecamatan.

3. Area budidaya bahan baku zat pewarna alam untuk batik, seperti area penanaman indigo vera (yang sudah ada saat ini di Slamaran di pesisir pantai di sebelah timur Kelurahan Pekalongan Utara, dengan luas keseluruhan sekitar 8 Ha, dimana yang sudah ditanami sekitar 7000 m2.

ALOKASI RUANG DAN PENATAAN FUNGSI KAWASAN

• Peningkatan aksesibilitas dari Kawasan Jatayu menuju kampung-kampung batik , sentra-sentra batik dan pasar batik di Kota Pekalongan.

• Peningkatan aksesibilitas dari Kawasan Jatayu menuju sentra konveksi, bahan baku kain, pewarna dan industri pendukung lainnya

• Peningkatan aksesibiiltas dari Kawasan Jatayu menuju area budidaya bahan baku zat pewarna alam untuk batik.

• Penjajagan area untuk budidaya jenis tanaman untuk pewarna alam dengan warna selain biru indigo. Salah satu alternatif adalah pemanfaatan sisa lahan lainnya di Slamaran seluas 8 Ha.

BENTUK OPTIMALISASI

Jaringan Kelembagaan KawasanTeknopolitan Batik Kota

Pekalongan

Kampung Batik Kauman

Kampung Batik Pesindon

Sentra Batik Landungsari

Sentra Batik Kergon

Bappeda Dishubparbud

BPMP2T Dinas PU

Bapermas Diskominfo

Disperindagkop UMKM Dinas PPK

Dinsosnakertrans Disdikpora

Unikal Industri Kain

Polbat Pusmanu Industri Pewarna

STIE Industri Pendukung Lain

STMIK

SMK Batik

Sentra ATBM Medono

Sentra Batik Pasirsari

Sentra Batik Tegalrejo

Sentra Batik Tirto

Sentra Batik Buaran

Sentra Batik Pringlangu

Sentra Batik Degayu

Sentra Batik Krapyak Lor

KADIN

PPBKP

Ikatan Pengusaha Batik

IWAPI

Asosiasi lainnya

Lembaga Keuangan Bank

Lembaga Keuangan Non

Bank

Inkubator

Telecenter

FEDEP

LembagaPengelola Kawasan Teknopolitan Batik

Sentra Batik Pabean

Sentra Batik Kradenan

Sentra Batik Banyuurip Ageng

Sentra Batik Banyuurip Alit

Sentra Batik Jenggot

Batik Innovation and Cultural Centre (BICC) sebagai “hub” Kawasan Teknopolitan Batik

Kota Pekalongan

PETA KAWASAN JATAYU KOTA PEKALONGAN

Sumber : Geogle Map, 2013

GOR

Mus

eum

A

B

C

D E

F

Keterangan:A : GORB : PT. Pertani PerseroC : Asrama PolisiD : Rumah Jabatan Kepala Bakoorwil IIIE : Museum BatikF : Mesjid

GEDUNG-GEDUNG DI KAWASAN JATAYU KOTA PEKALONGAN

Lapangan Jatayu Rumah jabatan Kepala Bakoorwil III

TV Batik

Museum Batik Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah

Gedung ……..

Kantor Pos

PT. Pertani Persero Gereja Kristen Jawa (GKJ)

Mesjid

Asrama Polisi

Dinas Kesehatan

GEDUNG-GEDUNG DI KAWASAN JATAYU KOTA PEKALONGAN (LANJUTAN)

1. RTRW Kota Pekalongan tahun 2009-2029 Pasal 55 menetapkan Kawasan Jatayu sebagai kawasan cagar budaya (kawasan heritage), dimana terdapat aset bangunan bersejarah yang harus dilindungi dan dilestarikan dan hal ini cocok karena yang akan dikembangkan dalam KTB adalah industri batik, dimana batik merupakan salah satu warisan budaya.

2. Lokasinya sangat strategis dan dilalui oleh jaringan jalan utama regional antara Provinsi Jawa Tengah dengan Kota Pekalongan.

3. Berlokasi di tengah-tengah kota Pekalongan.4. Berlokasi di areal untuk kegiatan komersial dan jasa.5. Terdapat Museum Batik dan TV Batik.6. Setiap tahun di lokasi tersebut sebagai tempat untuk Pekan Batik

Nusantara dan Pekan Batik Internasional.7. Status kepemilikan lahan untuk lokasi BICC milik Pemerintah Kota

Pekalongan

LATAR BELAKANG BICC DI KAWASAN JATAYU

BICC dibangun di wilayah Jatayu, sehingga secara geografis dapat terintegrasi dengan kawasan heritage.

1. Elemen inti.

BICC SEBAGAI “HUB” KAWASAN TEKNOPOLITAN BATIK KOTA

PEKALONGAN

Batik Innovation &

CulturalCenter

ProductDev

Fashion

Tradeorg

Buildingmgt

Financing

UKMcenter

Inkubator

Showroom

ResearchCenter

BuyersRep

HKI

Craft&Art

EducationTraining

2. Elemen pendukung

Elemen-elemen yang diharapkan dapat menunjang kegiatan inovasi batik dan budaya tetap berlangsung. Elemen pendukung ini tidak harus berada di area Kawasan Jatayu, tetapi memilki aksesibilitas yang baik untuk terhubung dengan Kawasan Jatayu. Elemen-elemen tersebut antara lain:

a) Area untuk budidaya bahan baku pewarna alami.b) Area produksi kain batik.c) Area pengolah kain batik untuk menjadi produk fesyen dan art.

BICCFungsi-2

Fungsi-2

Fungsi-2

Fungsi-2

AKTIVITAS

A K T I V I T A S

A K T I V I T A S

AKTIVITAS

Masyarakat batik

Masyarakat batik M

asya

raka

t b

atik M

asyarakat b

atik

Jaringan Inovasi BICC

Gedung PT. Pertani Persero

Lahan kosong dibelakang gedung PT. Pertani Persero

Batas lahan PT. Pertani Persero dengan GOR Jatayu

Puing bangunan tua di sekitar GOR

Asrama isi di sekitar GOR

Mesjid di sekitar Kawasan Jetayu

Gereja di sekitar Kawasan Jetayu

Suasana lingkungan di depan GOR

Pintu Keluar GOR Jatayu

Pintu masuk GOR Jatayu

Lapangan tenis di belakang GOR Jatayu

Lapangan tenis di belakang GOR Jatayu

Kondisi didalam GOR Jatayu

Kondisi GOR JATAYU

PETA GOR JATAYU

Museum Batik

GOR

PT. PERTANI PERSERO

ASRAMA POLISI

GOR

Museum Batik

PETA GOR JATAYU, PT. PERTANI DAN ASRAMA POLISI

GOR Jatayu

TATA LETAK GOR JATAYU SAAT INI

LA

PAN

GA

N T

EN

IS

RENCANA TATA LETAK BANGUNAN BICCDI LAHAN GOR JATAYU

TATA LETAK BANGUNAN BICCDI LAHAN GOR JATAYU + PT. PERTANI

Ilustrasi Rancangan Preliminary GEDUNG BICC DI KAWASAN JATAYU

Konsep bangunan hijau adalah bangunan dimana sejak dimulainya tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya berpegang kepada kaidah bersinambungan. (Sumber: Tom Woolley pada buku Green Building Handbook )

PEMBANGUNAN GEDUNG BICC DENGAN KONSEP GREEN BUILDING

Evaluasi penilaian Green Building oleh tim GBCI (Green Building Council Indonesia) terdiri dari :1. Tepat Guna Lahan (Approtiate Site Development / ASD) 2. Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency & Conservation / EEC)3. Konservasi Air (Water Conservation / WAC)4. Sumber dan Siklus Material (Material Resource and Cycle / MRC)5. Kualitas Udara & Kenyamanan Ruang (Indoor Air Health and Comfort / IHC)6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building and Environment Management /

BEM)

GAMBAR KONSEP GREEN BUILDING

KELEMBAGAAN KAWASAN TEKNOPOLITAN BATIK

TAHAP I: PEMBENTUKAN TIM PENGEMBANGAN

KAWASAN TEKNOPOLITAN BATIK KOTA PEKALONGAN

Ketua : Sekretaris Daerah Kota PekalonganSekretaris: Kepala Bappeda Kota PekalonganAnggota :1) Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu2) Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah;3) Dinas Pendidikan;4) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;5) Dinas Pekerjaan Umum;6) Dinas Komunikasi dan Informatika;7) Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan;8) Kantor Lingkungan Hidup;9) Bapermas10) Unsur Perguruan Tinggi Terkait;11) Unsur Pengusaha dan Asosiasi Batik.12) Tokoh Masyarakat

• Menetapkan kebijakan dan langkah strategi untuk percepatan pengembangan KTB.

• Melakukan pengarahan, pembinaan, dan pengawasan, penggendalian, serta mengevaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan KTB.

• Menetapkan langkah strategis penyelesaian permasalahan dalam pengelolaan KTB. (Regulasi/Deregulasi)

• Menyiapkan lembaga pengelola BICC secara definitif.

Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Pengembangan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi.

TUGAS TIM PENGEMBANGAN KTB

TAHAP II : BICC SEBAGAI UNIT USAHA UNTUKMANAJEMEN JARINGAN INOVASI

DEWAN KOMISARIS

DIRUTBICC

DIREKTUR OPERASIONAL DIREKTUR UMUM

MANAJER LITBANG, INOVASI DAN DIFUSI

MANAJER INKUBATOR TEKNOLOGI

MANAJER PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

MANAJER ADMINISTRASI DAN KEUANGAN

MANAJER SARANA DAN PRASARANA

RUPS

DIREKTUR PEMASARAN

MANAJER PEMASARANDAN KERJASAMA

MANAJER PROMOSI &EVENT ORGANIZER

Pemasaran & Kerja Sama

Inkubasi Bisnis & Teknologi

Litbang Inovasi & Difusi

DikLat Sarana & Prasarana

Adm & Keuangan

Inkubator ⓿ ❶ ⓿ ⓿ ⓿

Pusat UKM ⓿ ⓿ ❶ ⓿

Pembiayaan ⓿ ❶

Pengembangan Produk ❶DikLat ❶ ⓿

HKI ⓿ ❶Pengelola Gedung ❶

Riset ⓿ ❶

Seni & Kerajinan ❶ ⓿

Fesyen ❶ ⓿

Organisasi dagang ⓿ ❶

Kantor Perwakilan dagang ⓿ ❶

Promosi ❶

Fungsional Responsibility Matrix - Pengelola BICC

❶ ⓿Pelaksana Supporting

Kelompok Pembiayaan:1. Pembiayaan untuk persiapan pembangunan dan pengelolaan seperti

penyusunan masterplan dan DED, sosialisasi dan promosi.2. Pembiayaan untuk pembangunan kawasan teknopolitan batik dalam hal

ini pembangunan Batik Innovation and Cultural Centre (BICC) sebagai “hub” dari Kawasan Teknopolitan Batik Kota Pekalongan dan pengadaan infrastruktur lainnya yang diperlukan; dan

3. Pembiayaan untuk operasional Badan Pengelola BICC

1. APBD2. APBN3. SWASTA

PEMBIAYAAN BICC

RTRW KOTA PEKALONGAN 2009 - 2029

Bagian KeduaRencana Pengembangan Kawasan Lindung Kota

Pasal 35Kawasan Lindung kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf aterdiri atas:a. pengelolaan kawasan perlindungan setempat;b. pengelolaan kawasan cagar budaya;c. pengembangan ruang terbuka hijau (RTH) kota;d. pengelolaan kawasan rawan bencana alam; dane. pengelolaan kawasan lindung geologi.

Pasal 37Kawasan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf b seluaskurang lebih 100 (seratus) Hektar meliputi:f. Kawasan Heritage Lapangan Jetayu di Kelurahan Panjang Wetan Kecamatan Pekalongan

Utara;

RTRW KOTA PEKALONGAN 2009 - 2029

BAB VPENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KOTA

Bagian KesatuUmum

Pasal 53(1) Pengembangan kawasan strategis kota meliputi;a. Kawasan Strategis Kota dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;b. Kawasan Strategis Kota dari sudut kepentingan sosial budaya; danc. Kawasan Strategis Kota dari sudut kepentingan Lingkungan

Pasal 55Kawasan Strategis Kota dari sudut kepentingan sosial budaya sebagaimanadimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) huruf b, adalah kawasan kota lamaJetayu, yang terdiri atas:d. kawasan cagar budaya sekitar Lapangan Jetayu di Kelurahan Panjang Wetan Kecamatan

Pekalongan Utara sebagai kawasan heritage, dimana terdapat aset bangunan bersejarah yang harus dilindungi dan dilestarikan;

Keunggulan kawasan teknopolitan Batik

: Kawasan berbasis teknologi berdimensi pembangunan ekonomi. Memiliki satu atau lebih sentra kegiatan iptek yang mampu mewujudkan keterkaitan antara

lembaga pendidikan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan, dan industri yang merupakan wahana penguatan jaringan inovasi.

Menerapkan sistem manajemen mutu (fasilitas, tatakerja, produk).Fasilitas : Dilengkapi dengan fasilitas memadai untuk kelancaran fungsi kegiatan pendidikan dan

pelatihan, riset, dan proses industri. Fasilitas dan lokasinya terintegrasi, sehingga memungkinkan bagi terbentuknya ikon sentra

iptek (pendidikan, riset, dan industri). Fasilitasnya ditata dan dikelola dengan menarik, sehingga mampu menciptakan image positif

bagi upaya pengembangan teknopolitan di Kota Pekalongan, sekaligus sebagai obyek tujuan wisata teknopolitan berbasis iptek;

Organisasi dan Tatakerja : Sebagai instrumen untuk pengembangan sistem inovasi daerah; Beroperasi dalam binaan Bappeda Kota Pekalongan, tetapi bertanggungjawab langsung kepada

Walikota Pekalongan; Dalam bekerja senantiasa berkoordinasi dengan Tim Pengembangan; Mensinergikan dan mengoptimalkan fungsi dari lembaga terkait yang ada (fungsi koordinatif); Struktur organisasi dibentuk berorientasi kepada produk dan pelayanan;

Pengembangan Bisnis : Fokus kepada penyediaan pendidikan, riset, dan proses produksi serta pengembangan fasilitas pendukung lainnya dan mempunyai nilai ekonomi tinggi;

Berorientasi kepada pelayanan dan pencitraan; Membangun kemitraan dalam pengembangan bisnis;

Pendanaan : Diawali dengan APBD murni Pemerintah Kota Pekalongan; Secara bertahap mengupayakan Cost Sharing dengan pihak lain, atau dengan Swasta; Berupaya untuk mengarah ke swadana;

Bentuk Kelembagaan : Diawali dalam bentuk Tim Pengembangan (tahun ke 1-2); Secara selektif, aktivitas kegiatan kawasan teknopolitan batik Kota Pekalongan dikemas sebagai

usaha komersial, dan Perusda/BUMD atau BLU (mulai tahun ke 3);

STRATEGI IMPLEMENTASI KAWASAN TEKNOPOLITAN BATIK

KOTA PEKALONGAN

TERIMA KASIH….