MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan...

27
MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif Model Penerjemahan Kitab-Kitab Kuning di Pondok Pesantren Al-Falah Puteri) OLEH NORLAILA, M.AG, M.PD. Penelitian ini Mendapatkan Biaya dari Dana DIPA IAIN Antasari Banjarmasin Tahun Akademik 2015 PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015

Transcript of MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan...

Page 1: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING

(Analisis Deskriptif Model Penerjemahan

Kitab-Kitab Kuning di Pondok Pesantren Al-Falah Puteri)

OLEH

NORLAILA, M.AG, M.PD.

Penelitian ini Mendapatkan Biaya dari Dana DIPA

IAIN Antasari Banjarmasin

Tahun Akademik 2015

PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI

BANJARMASIN

2015

Page 2: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

2

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk menggali bagaimana model

pembelajaran yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Falah

Puteri, dan bagaimana efektivitas pembelajaran tersebut, apakah

respon santri terhadap pembelajaran cukup baik, sehingga

mengakibatkan aktivitas mereka menjadi meningkat dan efektif.

Model pembelajaran yang dilaksanakan di Pondok pesantren

Al-Falah Puteri, tampaknya lebih menonjolkan model

penerjemahan. Ini mengingat kurikulum terdiri dari kitab-kitab

kuning atau kitab yang berbahasa Arab.

Ada 3 bentuk terjemahan yang digunakan sebagai model

pembelajaran di pesantren ini, terutaman terjemah

harfiyah,misalnya lebih mengutamakan struktur bahasa asli,

sehingga susunan SPOK menjadi terbalik PSOK. Selain itu kata

diterjemahkan menurut katanya, sehingga ada isi yang agak sulit

untuk dipahami, dan memaknai dengan karakter tertentu seperti

oleh untuk fail, dan akan untuk makna maf’ul bih.

Meskipun dengan kelemahan terjemah harfiyah dalamkonteks

teori, dari terjemah maknawiyah dan tafsiriyah. Namun

tampaknya santri lebih menyenangi terjemah harfiyah, karena

lebih mudah memberikan terjemah pada kitab kuning yang

dipelajari, dan kemudian mereka memberikan catatan tertentu

untuk lebih memahami pelajaran pada buku catatan tertentu.

Respon santri terhadap pembelajaran memacu aktivitas santri

dalam mencapai tujuan pembelajaran seperti kegiatan:

menyimak, menerjemahkan kitab, mencatat penjelasan, membaca,

mengulang-ngulangi pelajaran, bertanya jawab, megerjakan

tadribat, dan menyusun kalimat ke dalam bahasa Indonesia dan

dalam bahasa Arab.

Kata Kunci: Model, Penerjemahan, Harfiyah, Maknawiyah;

Tafsiriyah; Aktivitas

Page 3: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

3

A. Pendahuluan

Terjemah adalah upaya untuk membahasakan ide atau suatu

pikiran dari satu bahasa ke bahasa tertentu dengan baik. Terjemah ini

merupakan kemampuan berbahasa Arab yang sangat penting dalam

pengembangan keilmuan, untuk menyebarluaskan informasi dan

teknologi dari bahasa asing ke bahasa pembaca atau bahasa yang

menjadi tujuan, sehingga tidak ada keterbatasan karena

ketidakmampuan berbahasa untuk menggali, memahami dan

mendalami suatu informasi dan keilmuan tertentu.

Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab,

penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran untuk

menguasai materi pembelajaran yang diajarkan melalui kitab-kitab

tersebut. Ini seperti yang dilaksanakan di Pesantren Al-Falah Puteri

Banjarbaru Kalimantan Selatan. Di mana pesantren ini pada umumnya

menggunakan kitab-kitab berbahasa Arab sebagai kurikulum

pembelajaran yang telah ditentukan baik pada tingkat Madrasarah

Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.1

Ada beberapa cara penerjemahan yang dilaksanakan seperti 1)

terjemah harfiyah, yaitu menerjemahkan setiap mufradat (kata)

Bahasa Arab ke bahasa Indonesia misalnya; 2) terjemah maknawiyah,

yaitu terjemah secara makna, di mana apabila mufradat (secara kata

dan istilah) tidak dapat dipahami maka diterjemahkan secara

keseluruhan agar dimengerti, dapat kemungkinan berbeda struktur

kalimat dari bahasa aslinya, mendahulukan atau kemungkinan

mengakhirkan, atau terjadi membuang kata-kata yang akan merusak

struktur kalimat pada bahasa tujuan. Ini agar hasil terjemahan dapat

dimengerti dengan baik; 3) terjemah thasarrufiyah, yaitu terjemah

saduran, seperti menyimpulkan isi dari suatu teks; dan 4) terjemah

tafsiriyah, yaitu menerjemahkan dengan memberikan catatan-catatan

1Jenjang Pendidikan yang dilaksanakan pada kurikulum khusus pesantren, di

samping melaksanakan kurikulum Kementerian Agama.

Page 4: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

4

detil, dapat dengan mengambil beberapa pendapat yang berkaitan

dengan konteks teks yang diterjemahkan tersebut.2

Masing-masing model penerjemahan tersebut tentu saja

digunakan untuk menerjemahkan teks-teks berbahasa Arab ke dalam

bahasa Indonesia untuk masing-masing gaya bahasa atau uslub

Bahasa Arab yang dilakukan penerjemahannya, karena masing-

masing uslub memiliki keistemewaannya, sehingga memerlukan

model penerjemahan tertentu dalam memahami kitab-kitab berbahasa

Arab.3 Atau selain itu, terkait dengan kemampuan penerjemah terkait

kebahasaan dan keilmuan, serta kemudahan dalam menggunakannya.

Mengamati proses pembelajaran di pesantren Al-Falah Puteri

khususnya, disini digunakan model menerjemahkan kitab-kitab

berbahasa Arab. Mestinya, medel ini menjadi metode yang sangat

penting dalam pelaksanaan pembelajaran di pesantren ini. Oleh karena

itu, perlu digali secara mendalam, bagaimana model penerjemahan

yang digunakan oleh para ustadz dan ustadzah dalam mengajarkan

kitab-kitab yang diajarkan di Pesantren ini. Bagaimana efektivitas

model pembelajaran tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menggali model penerjemahan yang digunakan dalam

mempelajari kitab-kitab kuning di Pondok Pesantren Puteri Banjar

Baru?

b. Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran tersebut?

2Norlaila, Mampu Menerjemahkan: Teori Menerjemahkan dari Bahasa Arab ke

Bahasa Indonesia, Banjarmasin: IAIN Press, 2009. 3 Ahmad Husaini, Karya Terjemah Literatur Keagamaan BerBahasa Arab Bagi

Mahasiswa, Makalah, IAIN Antasari: 1996, hal. 5 – 6

Page 5: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

5

C. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research)

yang dilaksanakan untuk menganalisis model pembelajaran dengan

menerjemahkan kitab-kitab kuning yang digunakan oleh ustadz-

ustadzah dalam mempelajari kitab-kitab kuning di Pondok Pesantren

Al-Falah Puteri. Penelitian ini digambarkan secara deskriptif dengan

melakukan penelitian dengan latar penelitian secara alamiah atau pada

konteks dari suatu keutuhan (entity).4 Analisis yang dilakukan adalah

dengan analisis deskriptif kualitatif.

Untuk melihat pembelajaran dan dapat menggambarkan data

secara alamiah, peneliti menggunakan pengamatan secara partisipan,

dimana peneliti secara langsung dengan menjadi sebagai santri yang

turut belajar bessama santri. Selain itu peneliti juga menggunakan

teknik wawancara dan dokumentasi.

Miles dan Huberman5 menggambarkan kegiatan analisis data

kualitatif dengan melalui beberapa langkah, yaitu pengumpulan data

(data collection), reduksi data, penarikan kesimpulan, kemudian

pelaporan penelitian.

Analisis peneliian menggunakan descriptive analysis, atau sering

disebut deskriptif analitik, yaitu menganalisis data dengan

menggambarkannya secara deskriptif dengan cara memadukan data

yang otentik dengan berpikir deduksi dan induksi untuk kemudian

menghasilkan kesimpulan.

4Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2009), cet. XXVI, h. 8 5 Miles dan Huberman, Qualitatif Analysisati Expanded Source book, (California:

Sage Publication Inc, 1994), h. 17.

Page 6: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

6

D. Hasil Penelitian

Pondok Pesantren Al-Falah Puteri mulai melaksanakan

pembelajaran secara khusus untuk puteri sejak tahun 1984. Hingga

sekarang sudah mencapai 21 tahun usianya, dan telah meluluskan

banyak santri puterinya. Sebagian dari lulusannya melanjutkan

pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi, seperti ke Perguruan

Tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri, misalnya Kairo, Mesir,

ke Mekkah, Yaman, Madinah, dll. Ini sebagaimana sebagian

lulusannya, sekarang kemudian mengajar kembali di Pondok

Pesantren Al-Falah Puteri. Di antara lulusannya ada yang telah

mencapai gelar Dr. misalnya adalah Dr. Habibah, MA, yang sekarang

sedang menjadi Mudirah di Pondok Pesantren ini juga.

Kemudian di antara alumninya menyebar di berbagai perguruan

tinggi, mengajar di sana, dan yang lainnya berkecimpung di berbagai

lembaga pendidikan, baik pendidikan umum maupun di lembaga-

lembaga pendidikan keislaman dan pesantren serupa di Kalimantan

Selatan. Keberhasilan ini tentu saja telah menjadi tujuan para

pendiriya menyelenggarakan pembelajaran, agar Pondok Pesantren

Al-Falah Puteri ini dapat melahirkan para alumninya yang memiliki

peran luas di bidang keagamaan, pendidikan dan lainnya di berbagai

kehidupan masyarakat.

Pesantren Al-Falah Puteri, selain melaksanakan kurikulum

pesantennya yang menjadi kurikulum utama, dengan pembelajaran

keilmuan keislaman dan kebahasaan melalui kitab-kitab kuning, juga

melaksanakan kurikulum ke dua, yaitu kurikulum pendidikan umum,

di bawah naungan Kementerian Agama. Dengan demikian, lulusannya

tidak terhambat oleh keterbatasan ijazah untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

Pembelajaran dengan kurikulum pesantren terdiri dari 3 jenjang

pendidikan, yaitu untuk Tahjizy, untuk persiapan ke Madrasah

Tsanawiyah, Madrasah Tsanawiyah, kemudian Madrasah Aliyah.

Page 7: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

7

Terkait dengan penelitian ini, peneliti memilih jenjang Madrasah

Aliyah untuk kurikulum pesantren, sesuai dengan anjuran mudirah.

Adapun seluruh mata pelajaran yang menjadi kurikulum pembelajaran

untuk Madrasah Aliyah pesantren Al-Falah Puteri adalah sebagau

berikut:

No Mata Pelajaran Nama Kitab Kelas

1 Al-qur’an 3 2 1 تحفيظ القرآن والتجىيد

2 Nahwu 1 الكىاكب الدريت

3 2 قطر الىداء

3 Bahasa Arab 3 2 1 مدارج التخاطب

4 Sharaf ً3 2 1 كيلاو

5 Insya 3 2 1 الىاضح الىحى

6 Balaghah 3 2 1 البلاغت الىاضحت

7 Tafsir 3 2 1 الجلاليه

8 Ushul Tafsir 3 2 1 زبدة الإتقان

9 Hadits ٌ3 2 1 جىاهر البخار

10 Ushul Hadits 3 2 1 رفع الأستار

11 Fiqih 3 2 1 إعاوت الطالبيه

12 Ushul Fiqih 3 2 1 السلام

13 Tauhid 3 2 1 الهدهدي

14 Akhlak 3 2 1 سراج الطالبيه

15 Tarikh Islam 1 خلاصت وىر اليقيه

3 2 اتمام الىفاء

16 Tarikh Tasyri ً3 2 1 التاريخ التسريع

17 Faraid 3 2 1 وفخت الحسيت

Page 8: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

8

1. Model Penerjemahan Kitab Kuning di Pondok Pesantren Al-

Falah Puteri

Pembelajaran di Pesantren Al-Falah Puteri pada umumnya

menggunakan model menerjemahkan pada keseluruhan mata pelajaran

yang dilaksanakan. Ini mengingat kurikulum pembelajaran di

Pesantren ini secara keseluruhan menggunakan kitab-kitab kuning,

yaitu kitab yang ditulis dengan bahasa Arab, dan tidak berbaris atau

disebut juga dengan kitab gundul.6

Selain model penerjemahan tersebut, ada juga beberapa metode

pembelajaran yang dilaksanakan, yaitu metode qawaid, terutama

untuk mata pelajaran yang basicnya kebahasaan seperti Nahwu,

Sharaf, Balaghah atau Nahwu al Wadhih.

Metode lainnya adalah qira’ah, terutama qira’ah jahriyah.

Membaca ini digunakan untuk semua pembelajaran. Terutama para

pengajar di setiap pembelajaran, mereka memulainya dengan

membaca teks kitab berbahasa Arab, dan kemudian menyuruh santri

untuk membacanya.

Selain itu metode Tanya jawab yang dikemas bersamaan dalam

setiap pembelajaran untuk memahami lebih mendalam pelajaran yang

disampaikan oleh ustadz dan ustadzah. Kemudian ada jugga tadribat

atau latihan-latihan, yang biasanya dikemas untuk menjawab soal-soal

latihan untuk penguasaan terhadap materi pembelajaran. Ini terutama

untuk mata pelajaran insya dan Bahasa Arab.

Dari beberapa motode pembelajaran tersebut, metode

pembelajaran yang paling utama adalah menerjemahkan. Oleh karena

itu, penulis bahkan menyebutnya tidak sekedar metode dalam

pembelajaran, melainkan menjadi model pembelajaran yang

diterapkan pada semua mata pelajaran yang dilaksanakan di Pondok

Pesantren Al-Falah Puteri ini.

6 Kurikulum yang berisikan kitab gundul sering dipelajari di pesantren-pesantren

salafiyah, yaitu pesantren yang tidak melaksanakan pendidikan umum. Berbeda halnya

dengan itu, pesantren Al-Falah adalah pesantren yang menlaksanakan kedua pembelajaran

kurikulum ma’hady dan kurikulum umum di bawah naungan Kementerian Agama.

Page 9: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

9

Dikatakan sebagai model,7 karena model di sini dapat dikatakan

sebagai suatu desain atau kerangka pembelajaran yang diterapkan,

mulai dari persiapan pembelajaran, lalu pelaksanaannya, kemudian

evaluasinya. Meskipun evaluasi pembelajaran pada umumnya

dilaksanakan oleh sebagian ustadzah dan ustadz hanya pada akhir satu

semester. Namun demikian, di antara para pengajar ada yang

mengevaluasi pembelajaran dengan cara menyuruh kembali santri

untuk menerjemahkan kitab, atau dengan cara tanya jawab kepada

santri dalam rangka penguasaan pembelajaran lebih maksimal dan

lebih luas lagi.

Pembelajaran model penerjemahan ini dilaksanakan di Pesantren

Al-Falah Puteri sejak dulu, lama dan sampai sekarang tidak berubah.

Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Mudirah8 sebagaimana yang

diungkapannya sebagai berikut: “… kadada perbedaan antara cara

pembelajaran dulu waktu kita belajar di Pesantren ini, sama haja,

yang berbeda cara menjelaskanja. … ini tergantung dengan ustadz-

ustadzah yang berlatar belakang pendidikannya apa?, misalnya ada

yang dari pendidikan umum atau alumni dari pesantren ini jua atau

dari pesantren di Kalimantan Selatan”.

Ada beberapa bentuk terjemah dalam pelaksanaan model

penerjemahaan, yaitu terjemah Harfiyah, terjemah Maknawiyah, atau

ghairu Harfiyah, dan Tafsiriyah. Namun ada satu bentuk terjemah

yang tidak dipakai dalam pembelajaran. Yaitu terjemah tasharrufiyah.

a. Model Penerjemahan Harfiyah

Pada umumnya para pengajar lebih cenderung menerjemahkan

dengan bentuk harfiyah. Ini menurut penulis adalah berkaitan dengan

bi’ah yang sudah membentuk para pengajarnya, di mana mereka

belajar juga menggunakan terjemah harfiyah. Di sisi lain, karena

7Sukamdinata dan Nana Soadih, Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi

(Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 209. 8 Wawancara dengan pimpinan (Mudirah) pesantren Al-Falah saat ini, yaitu Dr.

Habibah, MA.

Page 10: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

10

penggunaan struktur bahasa Indonesia secara formal di pesantren tidak

diharuskan dan tidak dibiasakan. Sebagaimana pesantren-pesantren

pada umumnya, para pengajar dan santri lebih cenderung

membiasakan bahasa Arab ketimbang bahasa Indonesia. Oleh karena

itu, mereka lebih menguasai struktur bahasa Arab ketimbang struktur

bahasa Indonesia.

Model pembelajaran yang mereka pakai berdasarkan latar

belakang pendidikan yang juga menerapkan model yang sama dalam

pembelajaran yang mereka laksanakan. Model penerjemahan yang

dipakai dalam pembelajaran untuk kitab-kitab kuning yang digunakan

oleh para ustadz dan ustadzah dalam mengajar adalah, terjemah

syafawiyah dengan bentuk-bentuk terjemah, harfiyah, ghairu harfiyah

dan tafsiriyah.

Penerjemahan dengan model ini tampak dengan karakteristiknya

yang menerjemahkan sesuai makna harfiyah suatu kata atau istilah,

lebih mengutamakan struktur bahasa Arab, memaknai huruf jar secara

tekstual. Di sisi lain, dan memberi makna tertentu pada posisi masing-

masing kata dalam struktur kalimat, seperti makna oleh, akan, telah,

dan lain-lain.

Desain pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan

model terjemah harfiyah adalah sebagai berikut: Mula-mula ustadzah

membaca teks atau materi kitab, bahasa Arabnya yang tidak pakai

baris perkalimat, kemudian menerjemahkannya kata demi kata, lalu

menanyakan kepada santri kelengkapan terjemahnya, kemudian

menjelaskan isi pembelajaran dan menanyakan bagaimana

pemahaman santri secara keseluruhannya.

Kelemahan dalam penerjemahan harfiyah adalah, kadang-kadang

menjadikan susunan kalimat bahasa tujuan (bahasa Indonesia)

menjadi rancu. Apabila kalimat kompleks dalam suatu teks

diterjemahkan ke dalam terjemah harfiyah, maka kemungkinan akan

menghilangkan esensi pemahaman pembaca atau pendengar terjemah

itu sendiri. Sehingga hasil terjemahan menjadi tidak pas bahasanya.

Page 11: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

11

Oleh karena itu, kadang-kadang penerjemah untuk memberikan

pemahaman kepada pemakai bahasa tujuan dengan baik (bahasa

Indonesia) misalnya, lebih memilih bentuk terjemah maknawiyah atau

ghairu harfiyah.

Model terjemah bentuk harfiyah ini menurut hemat peneliti,

menjadi model pembelajaran yang paling digunakan dalam

pembelajaran di Pesantren ini. Ini menjadi suatu kebiasaan santri-

santri yang belajar kitab kuning. Para santri terpaku dengan makna

kata perkata. Dampak yang muncul nantinya santri terbiasa

menggunakan struktur bahasa Indonesia yang salah, kemudian

menerjemahkan teks bahasa Arab dengan mempertahankan qawaid

bahasa Arab, sehingga hasil terjemahan santri agak sulit untuk

dipahami, karena tertulis atau terdengar rancu menurut struktur kaidah

bahasa Indonesia yang benar.

Contoh terjemah harfiyah yang peneliti amati pada salah satu

mata pelajaran dapat dikutipkan sebagai berikut:

الجملة الترجمة حلا/ماعدا

Telah hadir akan suatu acara

oleh semua teman-teman

kecuali Zaid

جميع الاصدقاء خلا زيدا )ماعدا حضر الوليمة زيد(

Aku telah melihat akan

kehidupan di kota kecuali

kehidupan di desa

رأيت أحيا فى الددينة خلا أحياء القرية )ماعدا أحياء القرية(

Telah mencuri oleh seorang

pencuri akan semua perhiasan

kecuali cincin

سرق اللص جميع الخل خلا )ماعدا خاتم(

Aku tidak hafal akan beberapa

pelajaran kecuali Al-Qur’an

ماحفظت الدروس خلا القرآن )ماعدا القرآن(

Tiap-tiap jalan di kita bersih

kecuali jalan di desa

خلا شوارع القرية كل شوارع الددينة نظيفة )ماعدا شوارع القرية(

Page 12: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

12

Tidak membaguskan oleh

tukang kayu kecuali lemari

ما أصلح النجار خلا دولابا )ماعدا دولاب(

إلا Tidak ada mencintai akan

sesuatu kecuali atas selain

dirinya

لا حب شيئا إلا على غنً نفسك

Aku tidak membeli akan alat-

alat sekolah kecuali pulpen مااشتريت أدوات الدراسية إلا قلما

Tidak kaya kecuali oleh orang-

orang yang bekerja ما غني إلا العاملون

Pada umumnya kalimat-kalimat tersebut diterjemahkan dengan

terjemah harfiyah. Ada karakteristik yang jelas menunjukkan terjemah

harfiyah, yaitu bahwa terjemah harfiyah sebagaimana terjemahan

kalimat-kalimat di atas adalah 1) susunan kalimat; di mana susunan

kalimat terjemah di atas disusun berdasarkan qawaid (struktur) bahasa

Arab, seperti susunan kata kerja di depan baru subjek, jadi tidak

mengikuti susunan struktur bahasa Indonesia yang mendahulukan

subjek, sebagaimana susunan kalimat bahasa Indonesia SPOK; 2)

selalu menerjemahkan fi’il madhi dengan telah (ini sebenarnya dalam

bahasa Indonesia bisa saja tidak mesti diterjemahkan dengan kata

kerja lampau, apabila tidak menghendaki keterangan waktu secara

spesifik); 3) memberikan cirri khusus untuk terjemah fail dengan oleh,

kemudian untuk Maf’ul bih dengan kata akan.

b. Model Penerjemahan Maknawiyah

Model pembelajaran Maknawiyah juga menjadi model yang

dilaksanakan oleh beberapa pengajar; ustadz dan ustadzah. Model

penerjemahan bentuk ini merupakan terjemah yang mudah dipahami,

tidak rancu kalimat terjemahannya, susunan kalimat terjemahan

dipadankan dengan kalimat struktur bahasa pembaca, yaitu bahasa

Indonesia. Kemudian makna harfiyah tertentu diterjemahkan

menyesuaikan konteks kalimat agar sesuai dan mudah dipahami

pembaca dan pendengar. Di sisi lain, dalam menerjemahkan

Page 13: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

13

diperlukan penguasaan struktur kedua bahasa yang diterjemahkan dan

bahasa tujuan (bahasa terjemahan). Oleh karena itu, menyusun

terjemah bentuk ini pun agak sulit, sehingga jarang yang

menggunakannya.

Dari pembelajaran yang peneliti amati, ada beberapa santri yang

menyenangi dan lebih paham dengan model penerjemahan bentuk

ghairu harfiyah ini (maknawiyah). Ini mengingat dengan hasil

terjemah, pembelajaran dapat dipahami dengan jelas, tanpa harus

dijelaskan kembali. Apalagi kemudian bahwa materi pembelajaran

dijelaskan lagi dengan lebih luas lagi dengan cara menghubungkan

materi pelajaran dengan pelajaran lainnya, atau diperkuat dengan dalil

lainnya.

Selain itu, dengan model penerjemahan bentuk maknawiyah ini,

santri dibiasakan untuk mmenyusun kalimat dengan baik yang dapat

memberikan pemahaman dengan jelas. Begitu juga santri dapat

memahami susunan struktur bahasa Indonesia dengan baik. Model ini

membangun kondisi pembelajaran yang positif bagi santri.

Kebiasaan tersebut memberikan pengetahuan santri menjadi lebih

luas, tidak terbatas pada materi pembelajaran saja, melainkan juga

keterampilan berbahasa sekaligus, terutama dalam menerjemahkan

dan menyusun kalimat, serta mengorganisasikan pemikiran dengan

baik.

Desain pembelajaran dengan model penerjemahan bentuk

maknawiyah dilaksanakan sebagai berikut; mula-mula ustadz/ustadzah

membaca teks bahasa kitab terebut satu fakrah (pokok pikiran)

seluruhnya, kemudian menerjemahkan perkalimat, sampai habis satu

fakrah dengan terjemah yang tidak boleh berbelit-belit.

Ustadz/ustadzah kemudian menjelaskan pembahasan, dengan

menghubungkan materi pelajaran yang sedang dipelajari dengan

materi pelajaran sebelumnya, atau dengan mata pelajaran yang lain,

atau dengan dalil-dalil lainnya. Setelah itu, ustadz dan ustadzah

Page 14: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

14

bertanya jawab dengan santri terkait dengan pemahaman santri

terhadap materi pembelajaran yang disampaikan.

Ada 3 sampel mata pelajaran yang peneliti amati dari

penerjemahan bentuk maknawiyah ini. Namun digambarkanhanya

satu kutipan kalimat teks Pelajaran bahasa Arab, sebagai berikut:

No Kalimat Bahasa Indonesia

yang Diterjemahkan

Kalimat Bahasa Arab hasil

terjemahan dan Sebaliknya

1 Kapan kamu bangun tidur? متى تقوم من النوم؟ 2 Aku bangun di pagi hari

pada jam 5 أقوم من النوم فى الساعة الخامسة

صباحا

3 Apakah kamu sarapan

setelah bermain ىل تناولت الفطور بعد اللعب؟

4 Apakah kamu izinkan aku

duduk di sampingku? ىل سمحت لى أن أجلي بجانبك؟

5 Aku akan mengunjungi

nenekku di desa. Dengan

siapa dia tinggal

أنا أزور جدي فى القرية. مع من يسكن ىناك

6 Dia tinggal bersama

pamanku (pihak Ibu) di

Bojo Negara

ىو يسكن مع خالى فى بوجو نكورا.

7 Apakah paman seorang

pegawai negeri. Tidak,

tetapi dia seorang

pedegang kayu dan

peralatan bangunan

ىل خالك موظف؟ لا، بل ىو تجار الحشبات وأدوات الدبانى.

8 Dari mana paman membeli

kayu. Dia membelinya di

Sumatera dan akan

menjualnya di Jakarta

من أين يشترى خالك الحشبات؟ىو يشتريها فى سومطرا وسيبيعها فى

Page 15: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

15

جاكرتا.

9 Kapan kamu akan kembali

ke Mekkah ستعود إلى مكة؟متى

10 Apakah kamu dari

Banjarmasin ىل أنت من بنجرماسنٌ؟

11 Lihatlah hai temanku

kearah pesawat itu انظر يا صاحبى إلى الطائرة!

12 Apa yang kamu baca

ketika bangun tidur ماذا قرات حينما قمت من النوم؟

Meskipun yang diajarkan tampaknya beberapa susunan kalimat

atau jumlah dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab, namun

demikian tampaknya ustadzah sudah menggunakan susunan strutur

bahasa Indonesia yang benar, yang kemudian disusun ke dalam

bahasa Arab dengan menyesuaikan dengan qawaid bahasa Arabnya.

Tidak menonjolkan makna spesifik, dan tidak menunjukkan

kecendungan penggunaan makna asli mufradat, tetapi mengarahkan

santri untuk menerjemahkan dengan menyesuaikan dengan konteks

kalimat.

Hanya saja kalimat-kalimat tersebut memang tidak menggunakan

kalimat-kalimat kompleks sebagaimana yang menjadi teks kitab

kuning yang dipelajari dengan bentuk-bentuk terjemah harfiyah pada

umumnya. Oleh karena itu, tidak begitu terlihat karakteristik positif

terjemah maknawiyah dan harfiyah.

c. Model Penerjemahan Tafsiriyah.

Terkait dengan model ini, peneliti mengamati 2 mata pelajaran.

Model pembelajaran bentuk Tafsiriyah ini adalah bentuk terjemah

yang banyak juga digunakan oleh para pengajar; ustadz dan ustadzah.

Ini mengingat bentuk terjemah ini adalah gabungan dari terjemah

harfiyah dan penjelasan yang rinci dari materi atau pesan bahasa Arab

ke dalam bahasa tujuan, bahasa Indonesia atau bahasa local, yaitu

terjemah tafsiriyah.

Page 16: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

16

Mata pelajaran yang terkait dengan sumber hukum Islam, seperti

Tafsir dan Hadits, mau tidak mau harus diterjemahkan ke dalam

model terjemah tafsiriyah. Ini mengingat uslub bahasa teks Al-Qur’an

dan hadits, adalah uslub yang tinggi.9

Alasan yang mendasari penggunaan model terjemah ini adalah

karena penerjemah takut tersalah dalam menerjemahkan materi yang

menjadi sumber hukum dan pedoman kehidupan manusia. Oleh

karena itu, ustadz dan ustadzah yang mengajar mata pembelajaran ini

menggunakan terjemah Tafsiriyah.

Para santri juga menyenangi pembelajaran dengan model

terjemahan ini, karena dapat memahami secara detail isi teks

terjemahan. Dalam terjemah bentuk ini ada tambahan penjelasan yang

detail. Karena sebenarnya terjemah tafsiriyah, hampir sama dengan

terjemah harfiyah. Namun dengan terjemah tafsiriyah ini hasil

terjemahan lebih rinci dari terjemhah lainnya. Kata demi kata

dijelaskan dengan terjemah agar dipahami benar-benar tidak tersalah.

Terjemah ini kadang-kadang, susunan bahasa menjadi lebih banyak,

atau bahkan dapat kemungkinan menunjukkan penerjemahan yang

rancu dan agak kompleks dan berbelit-belit untuk dipahami.

Desain pembelajaran dengan menggunakan model penerjemahan

tafsiriyah adalah sebagai berikut: mula-mula ustadz/uztadzah

membaca teks kitab sebanyak satu kalimat, kemudian

menerjemahkannya kata demi kata dan menguraikannya

(menafsirkannya dengan detail), kemudian bertanya jawab dengan

santri terkait dengan pemahaman isi kitab dengan jelas, hubungannya

dengan mata pelajaran sebelumnya atau dengan mata pelajaran

lainnya, atau dengan dalil-dalil yang lain untuk memperkuat

penjelasan isi kitab.

Hampir mirip antara terjemah harfiyah dan tafsiriyah, di mana

dengan bentuk terjemah ini penerjemah menerjemahkan kata demi

9 M. Hasbi As-Shiddieqy menjelaskan menjelaskan bahwa Al-Qur’an sangat tinggi

dan indah, sehingga sulit untuk diungkapkan dengan terjemah.

Page 17: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

17

kata, serta tidak memperhatikan struktur bahasa tujuan (pembaca).

Bedanya, dengan terjemah tafsiriyah, penerjemah berupaya

menjelaskan kata-kata yang diterjemahkan itu kembali, dan istilah-

istilah tertentu serta terjemahan yang terasa belum jelas.

Salah satu contoh penerjemahan tafsiriyah yang dilaksanakan

pada mata pelajaran Hadits. Berikut beberapa kalimat yang

diterjemahkan yang peneliti amati, dapat diuraikan model

pembelajarannya sebagai berikut::10

باب كراىة الددح فى الوجو 223-222لحنٌ، ص:فى كتاب رياض الصا مفسدة من إعجاب ونحوه وجوازه لدن أمن ذلك فى حقو: عليو لدن خيف

Ustazd menafsirkan kalimat di atas sebagai berikut: “bab

dimakruhkan untuk memberi pujian secara berhadapan bagi orang

yang ditakuti kerusakan dari mendatangkan sikap ujub (kawannya

sombong) dan seumpamanya; dan bab membolehkan untuk

memberikan pujian secara berhadapan bagi orang yang aman dari

pada sifat yang demikian, yaitu keburukan.11

Terjemah ini diberikan oleh ustadz, yang tampaknya ingin

memberikan pemahaman kepada santri, agar dipahami. Ini buktinya,

setiap kali setelah menjelaskan ustadz tidak lupa menanyakan apakah

santri memahami terjemahnya.

لا يثنى على رجل يطريو فى عن أبى موسى العشعري سمع النبي صلعم رجالددحة؛ فقال أىلكتم أو أقطعتم ظهر الرجل )متفق عليو( معنى الإطراح يعنى

الدبالغة فى الددح؛

10

Observasi pembelajaran Hadits pada hari Rabu, tanggal 7 Oktober 2015 untuk jam

pelajaran ke lima dan keenam jam 11.30-13.30. 11

Catatan peneliti dari penerjemahan model tafsiriyah yang disampaikan oleh Ustadz

Ma’had ini, dan peneliti anggap itu adalah terjemah tafsiriyah, mengingat terjemahan

terhadap pesan/materi pelajaran melebihi struktur ataupun kaimat bahasa Arab yang

sesungguhnya.

Page 18: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

18

Dari Abi Musa Al-Asy’ari mendengar Rasulullah SAW. bahwa

ada seorang laki-laki memuji secara berlebihan atas laki-laki yang

lain (memujinya kelewatan sehingga yang dipuji merasa terangkat

sampai ke langit); Rasul SAW. kau membinasakannya dan memotong

belakang punggung laki-lakimu tersebut. Setelah menerjemahkan ustadz kemudian juga memperkuat

terjemahnya dengan menambahkan penjelasan sebagai berikut:

Hadits ini melarang untuk memuji melampai batas, karena

dapat membuat yang dipuji menjadi binasa, yaitu menjadi

sombong dan ujub.

Dilarang memuji yang kadang-kadang dilakukan berdusta,

agar yang dipuji menjadi senang atau mencari muka kepada

yang dipuji sehingga dia menyenangi yang memuji.

Kelanjutan materi pembelajaran:

عن أبى بكرة رضي الله عنو قال رجلا يطر عند النبي صلعم فأثنى عليو رجل خنًا قال النبي صلى الله عليو وسلم ويحك قطعت عنق صاحبك يقول مرارا ان

وكذا إن كان يرى أنو كذالك كان احدكم مادحا لا محالة فليقل أحسب كذا وحسبو الله ولا يزكى على الله أحد )متفق عليو(

Dari Abi Bakrah mudah-mudahan Allah meridhainya, bahwa ada

seorang laki-laki disebutkan di sisi Nabi SAW, maka dia memuji atas

itu oleh Rajul tadi akan kebaikan. Rasul SAW kesian sekali jangan

kamu memotong leher temanmu. Dia mengingatinya beberapa kali,

bahwa seseorang di antara mu memuji tidak pasti, maka dia

hendaklah mengatakan aku mengira akan itu seperti itu, jika dia

mengira akan yang demikian itu, maka Allah akan mengiranya seperti

itu.

Penerjemahan yang dikemukakan tampak menunjukkan karakter

terjemahan yang mempertahankan terjemahan struktur atau qawaid

bahasa Arab dan memberikan makna spesifik untuk fail (subjek)

dengan makan oleh dan maf’ul bih (obyek) dengan makna akan, dan

Page 19: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

19

memaknai setiap huruf jar dengan makna aslinya yang tidak

menyesuaikan dengan konteks. Oleh karena itu, terjemah tafsiriyah

mirip dengan terjemah harfiyah, hanya ada tambahan penjelasan yang

lebih detil makna setiap kata.

Ustadz juga menambahkan dengan kalimat-kalimat penjelasan,

sebagaimana yang dapat peneliti rakam saat melaksanakan

pengamatan secara partisipan, sebagai berikut:

* Sebelum memuji harus berpikir dahulu, apakah akan

membinasakannya (jatuhnya sombong). Pujian yang bagus adalah

apabila orang yang dipuji jatuh kepada syukur …

... لئن شكرتم لأزينكم ولئن كفرتم إن عذابى لشديد ...* Setelah dipuji batambah ni’mat karena dia bersyukur. Apabila

dipuji jawabannya : ... الحمد لله

2. Efektivitas Pembelajaan dengan Menerjemahkan Kitab Kuning

yang menjadi Materi Pembelajaran di Pondok Pesantren Al-

Falah Puteri

Berdasarkan beberapa terjemah harfiyah, maknawiyah, dan

tafsiriyah yang dilaksanakan sebagai model pembelajaran di pesantern

ini, menurut analisa peneliti, maka terjemah maknawiyahlah yang

paling memberikan informasi yang tepat untuk pesan atau teks yang

diterjemahkan. Dengan bentuk terjemah ini, pelajaran mudah

dipahami dengan gamblang. Ini mengingat, model ini menyesuaikan

dengan bahasa tujuan, memadukan terjemahan dengan bahasa

pembaca, namun tanpa menghilangkan esensi pesan bahasa aslinya.

Berbeda dengan teori tersebut, dari beberapa respon santri

terhadap model terjemah ini, maka tampaknya mereka pada umumnya

lebih senang dengan terjemah harfiyah. Ini mengingat cara mereka

dalam menerjemahkan kitab dengan menjangguti teks bahasa Arab

kata demi kata. Mereka tampaknya sudah terbiasa dengan cara

terjemah harfiyah. Dengan terjemah ini, tidak ada yang mengganggu

santri dalam mencatat terjemahan yang biasa dilakukan dalam bentuk

Page 20: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

20

terjemah-terjemah janggutan yang ditulis langsung di bawah teks

materi pelajaran.

Lain halnya dengan terjemah ghairu harfiyah atau makwiyah dan

tafsiriyah, santri harus mencatatnya di buku catatan lain, tidak bisa

langsung di bawah teks bahasa Arab materi kitab. Ini menurut hemat

peneliti tampaknya mengganggu kebiasaan santri yang terbiasa

menerjemahkan langsung di bawah teks bahasa Arab materi kitab

yang dipelajari.

Jadi respon yang baik terhadap terjemah itu berbeda-beda.

Meskipun demikian terjemah yang baik sesungguhnya adalah

terjemah yang dapat memberikan pemahaman dengan mudah kepada

pembaca, seperti teks aslinya dan tidak terasa sebagai bahasa

terjemahan.

I Mattar et.al, sebagaimana dikutip Norlaila dalam buku Mampu

Menerjemahkan: Teori Terjemahan Arab-Indonesia,12menyatakan

bahwa tidak mudah juga untuk menentukan bahwa terjemah itu baik,

sebagaimana pernyataanya sebagai berikut:

فى تحديد ما نعنيو بالترجمة الصحيحة لأن ىناك اختلافا اليسنًوليس من قياس جودة الترجمة وردائتها لأن اللغات تختلف ولكل لغة مزاياىا الرأى فى الخاصة.

Tidaklah mudah menentukan mana bentuk terjemah yang bagus.

Ini sebagaimana jawaban beberapa santri yang berbeda-beada lebih

tertarik dengan mata pelajaran tertentu oleh ustadz/ustadzah tertentu,

sedangkan santri lainnya lebih tertarik dengan mata pelajaran lainnya.

Dengan demikian, meskipun sesuai dengan keharmonisan bahasa,

terjemah ghairu harfiyah yang terbaik, namun demikian ada

ustadz/ustadzah dan santri yang lebih menyukai terjemah yang

lainnya.

12

Norlaila, Mampu Menerjemahkan: Teori Terjemah Arab-Indonesia, (Yogyakarta:

Kalam, 2009), hal. 58.

Page 21: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

21

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dengan model penerjemahan

maknawiyah sesungguhnya memberikan pemahaman yang gamblang.

Peneliti lebih tertarik dengan terjemah maknawiyah karena lebih

efektif dari bentuk penerjemahan lainya. Ini tampak terlihat dari

beberapa respon santri yang mudah memahami pembelajaran, namun

demikian mereka terhambat dengan cara yang digunakan untuk

mencatat terjemahannya di bawah teks bahasa Arabnya kitab yang

dipelajari.

Dengan model penerjemahan bentuk terjemah ini sebenarnya di

sisi lain, dapat menghindarkan santri membuat catatatan terjemah di

bawah materi teks bahasa Arab kitab yang santri pelajari. Maka kitab

yang digunakan tidak terlalu penuh dengan terjemahan-terjemah yang

cendrung menjadikan kitab terlihat tidak bersih (indah). Dengan

demikian, ketika santri membacanya ulang, maka terjemahnya dapat

tertangkap dengan jelas. Mereka tidak terganggu dengan catatan

terjemah yang berjanggut di bawah setiap teks kitab.

Santri tampak antusias dalam belajar, mulai dari kegiatan

membarisi kitab, menerjemahkan membaca ulang, mencatat pelajaran,

bertanya jawab, serta menyusun kalimat dan menerjemahkannya ke

dalam bahasa Arab dan Indonesia.

Antusiasme santri memang sangat penting dalam pembelajaran.

Inilah yang menjadi perbedaan kondisi pembelajaran antara

pembelajaran di luar pesantren, banyak hal yang dapat mengganggu

konsentrasi siswa, namun di dalam kompleks pesantren santri

memang dikondisikan untuk konsentrasi dalam pembelajaran. Hal-hal

yang dapat merusak konsentrasi diminamilisir, seperti tidak

dibolehkan untuk membawa alat-alat hiburan, tidak ada sarana-sarana

seperti tv, radio dan lain-lain. Dengan demikian, konsentrasi santri

sepenuhnya terhadap kegiatan belajar.

Selain itu, menempatkan santri di asrama lebih mudah untuk

menyatukan tujuan kegiatan santri. Ustadz dan ustadzah lebih mudah

dan tidak memiliki banyak kesulitan untuk memotivasi dan

Page 22: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

22

mendorong santri untuk giata belajar, dan sebenarnya lebih efektif dan

efesien. Ini mengingat tantangan yang dihadapi ustadz dan ustadzah

tidak sebanyak tantangan yang dihadapi oleh para pengajar di luar

kompleks lembaga pendidikan.

Latar belakang dan pergaulan anak yang kompleks di luar

sekolah, menjadi pengaruh yang sangat penting juga untuk

membangun situasi belajar yang kondusip, dan ini adalah kelebihan

sekolah-sekolah yang berbasis asrama.

Respon santri yang baik terhadap pembelajaran menjadikan

kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menarik, dan

menyebabkan pencapaian terhadap proses pembelajaran yang

menyenangkan dan hasil pembelajaran yang maksimal. Respon

tersebut menunjukkan kesungguhan santri dalam belajar, menyenagi

pembelajaran dan antusiasme yang tinggi. Ini terlihat sebagaimana

pada beberapa aktivitas mereka sbb;

1) Kegiatan santri dalam menyimak pembelajaran. Ketika ustadz

dan ustadzah membacakan teks-teks kitab yang berbahasa Arab, maka

santripun menyimaknya dengan seksama. Santri mendengarkan

sungguh-sungguh dan kemudian memberikan baris teks berbahasa

Arab kitab tersebut. Dalam kegiatan ini, seluruh kelas tampak hening,

Karena semua santri menyimak bacaan dengan baik.

2) Menerjemahkan. Adalah kegiatan santri yang sangat penting

dalam pembelajaran. Santri mendengarkan dengan seksama terjemah,

kemudian menerjemahkan dengan menulis terjemahan dengan cara

menjangguti kitab masing-masing. Dalam kondisi ini, dari beberapa

kali peneliti sedang mengamati, tidak ada satu pun santri yang

berbicara apalagi bercanda. Bukan karena takut, melainkan sudah

menjadi kebiasan dan didorong oleh keinginan yang sungguh-sungguh

untuk memahami pelajaran yang sedang dipelajari.

3) Mencatat penjelasan. Ketika ustadz atau ustadzah menjelaskan,

santripun berupaya untuk memahaminya, mendengarkan penjelasan

dengan baik, kemudian mencatatnya. Ada yang mencatat penjelasan di

Page 23: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

23

atas teks isi kitab, di samping atau di bawahnya pada kertas kitab yang

kosong, sehingga apabila diamati, hampir semua kitab santri bertulis

di mana-mana, di bawah teks bahasa Arab, di bagian atas kitab, di

tengah dan di bawahnya.

4) Membaca ulang /muthala’ah, adalah kegiatan santri yang

mendukung pemahaman dan keluasan ilmu masing-masing. Banyak

membaca banyak tahunya, menjadi motivasi dalam pembelajaran.

Muthalaah tida hanya dilakukan di kelas, melainkan dilakukan di

asrama sesering mungkin, apalagi ketika mendekati waktu ujian.

5) Bertanya adalah kegiatan santri di dalam kelas, agar

pemahaman terhadap pembelajaran dapat maksimal. Umumnya ustadz

dan ustadzah memberikan waktu khusus kepada santri untuk bertanya,

yaitu setelah uztadz dan ustadzah menjelaskan pelajaran, atau sambil

menghubungkan pembelajaran dengan materi lainnya atau dalil

lainnya. Di antara santri ada juga yang selalu bertanya di setiap

kesempatan, namun demikian tidak semuanya. Ada juga santri yang

pasif, karena tampaknya tidaksemua kegiatan pembelajaran tidak

mendorong pembelajaran yang dinamis, yang memfasilitasi santri

dengan metode Tanya jawab.

6) Menjawab soal-soal tadribat adalah kegiatan santri yang

diarahkan oleh ustadzah, terutama dalam pembelajaran bahasa Arab

atau pelajaran insya. Ini karena pembelajaran dikemas dengan

memberikan contoh-contoh kalimat, qawaid, dan kemudian tadribat-

tadribat yang harus dijawab ustadzah dan santri secara individu, atau

bersama-sama. Dalam kegiatan ini, ada sebagian banyak santri yang

sangat aktif. Meski[un demikian sebaliknya ada saja santri yang pasif

dalam pembelajaran ini.

7) Kegiatan menyusun kalimat dari bahasa Indonesia ke dalam

bahasa Arab. Kegiatan ini dilaksanakan pada pembelajaran bahasa

Arab. Santri diarahkan untuk menguasai beberapa mufradat tertentu

kemudian dimotivasi untuk ampu menyusun kalimat dengan metode

belajar quiz. Dengan kegiatan ini membuat para santri berlomba untuk

Page 24: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

24

menunjukkan kemampuannya. Dengan demikian, pembelajaran

terlihat tampak menarik, mengingat para santri antusias.

E. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan penelitian pada bab III, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Model penerjemahan kitab kuning merupakan desain pembelajaran

yang dilaksanakan dalam dalam pembelajaran kurikulum ma’hady

Pondok Pesantren Al-Falah Puteri dengan beberapa bentuk

terjemahan yang digunakan, yaitu bentuk terjemah harfiyah,

maknawiyah, dan tafsiriyah.

a) Terjemah harfiyah adalah terjemah yang dilakukan

menerjemahkan kitab kata demi kata, tetap mempertahankan

struktur bahasa ashli, dan menonjolkan makna spesifik seperti oleh

untuk makna fail atau subyek, dan akan untuk makna maf’ul bih,

serta memaknai huruf jar sebagaimana makna aslinya seperti atas,

bagi dan lain-lain. Selain itu, tidak menerjemahkan makna

mufradat atau istilah secara konteksnya, sehingga kadang-kadang

hasil terjemahan terdengar atau terbaca rancu.

Model terjemah harfiyah ini merupakan model penerjemahan

yang paling banyak dipakai oleh ustadz dan ustadzah di pesantren

ini, sehingga menjadikan kebiasan kebiasaan santri menerjemahkan

dan menyusun kalimat.

Model ini dilaksanakan, pertama-tama ustadz/ustadzah

membaca teks perkalimat, memberikan baris teks yang tidak

berbaris, dan santri kemudian menulis baris, kegiatan berikutnya

ustadz/ustadzah menerjemahan kata demi kata, dan santripun

memberi makna perkata di bawah teks kitab, kemudian langkah

ketiga, ustadz/ustadzah menjelaskan isi materi pelajaran yang

diajarkan, kemudian menanyakan kepada santri apakah sudah

memahami pelajaran yang sedang dipelajari. Ustadz/ustadzah ada

Page 25: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

25

juga yang kemudian menghubungkan pelajaran dangan pelajaran

lainnya, sehingga memberikan keilmuan yang lebih luas lagi.

a) Model penerjemahan bentuk Maknawiyah, merupakan terjemah

yang dikemas untuk lebih memadankan terjemahan dengan bahasa

pembaca, baik secara makna maupun susunan struktur kalimatnya,

sejauh tidak mengilangkan esensi teks yang diterjemahkan. Secara

teori bentuk terjemah ini merupakan terjemah yang gamblang, dan

tidak berbelit-belit. Hasil terjemahan mudah dipahami, seperti

bukan terjemahan. Hanya ada beberapa ustadz/ustadzah tertentu

yang menggunakan bentuk terjemah ini, mengingat bahwa

penerjemahnya harus menguasai struktur kedua bahasa, makna

mufradat dan istilah baik tektual dan kontekstual, kemudian

wawasan yang luas, sehingga mampu menyesuaikan terjemahan

dengan konteks pembahasan dengan baik.

Meskipun santri menyenangi dan antusias dengan bentuk

terjemah ini, namun mereka terhambat dengan kebiasaan ketika

menulis terjemah dengan cara menjangguti kata demi kata teks

kitab, mengingat terjemah ini harus menyesuaikan dengan struktur

kalimat bahasa tujuan (bahasa Indonesia), tidak menyesuaikan

urutan kata dan qawaid.

Desain model penerjemahan ini, mula-mula ustadz/ustadzah

membaca teks berdasarkan satu pokok pikiran (fakrah) atau alenia,

kemudian menerjemahkannya dengan terjemah harfiyah, lalu

memberikan penjelassan yang lebih luas lagi dengan

menghubungkan pembelajaran dengan sebelumnya, atau dengan

mata plajaran lainnya, atau dengan mencarikan dalil-dalil yang

berkaitan untuk mempertegas materi pembahasan

b) Model terjemah bentuk tafsiriyah, adalah tafsiran terhadap

teks secara rinci dan detil pada kata demi kata, serta perkalimat,

sehingga kadang-kadang hasil terjemah lebih panjang layaknya

penjelasan yang detil. Penerjemahan ini dipakai untuk

menerjemahkan teks yang kompleks, terkait dengan uslub tertentu,

Page 26: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

26

karena khawatir tersalah menerjemahkan maka diterjemahkan

dengan tafsiriyah.

Model penerjemahan dilaksanakan, mula-mula ustadz/ustadzah

membaca teks isi kitab, bahasa Arabnya, memberikan barisnya,

kemudian menerjemahkan dengan rinci kata demi kata perkalimat

teks kitab tersebut. Ustadz/uztadzah kemudian menanyai santri

apakah mengerti atau tidak mengerti pelajaran yang disampaikan.

2. Efektivitas model penerjemahan yang berlangsung dapat dilihat dari

respon santri yang antusias dalam pembelajaran menggunakan

model terjemah, terutama dengan menggunakan terjemah harfiyah.

Antusiasme santri dapat dilihat melalui kesungguhan santri

dalam mengikuti pembelajaran dengan beberapa pembelajaran

dengan model penerjemahan yang digunakan masing-masing

ustadz dan ustadzah. Dengan antusiasme tersebut, proses

pembelajaran berlangsung dengan efektif, juga berdasarkan

beberapa aktivitas santri dalam merespon pembelajaran yang

dugunakan ustadz/ustzdah dengan model penerjemahan, antara lain

adalah: a) menyimak bacaan ustadz/ustazdah terhadap teks kitab

yang sedang dipelajari, b) menerjemahkan teks bahasa Arab,

dengan cara menjangguti kitabnya, c) mencatat penjelasan

ustadz/ustadzah, d) bertanya terkait dengan isi pembahasan, untuk

memantapkan pemahaman, e) muthalaah kitab yang sudah

dipelajari secara berulang-ulang sendiri maupun dengan cara

bersama-sama, f) menjawab soal-soal yang dikemas dalam

tadribat, dan g) menyusun kalimat atau menerjemahkannya dari

bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab, terutama untuk mata

pelajaran Bahasa Arab.

Page 27: MODEL PENERJEMAHAN KITAB KUNING (Analisis Deskriptif … PENELITIAN.pdf · Terkait dengan kitab-kitab kuning atau berbahasa Arab, penerjemahan adalah salah satu metode atau cara pembelajaran

27

DAFTAR PUSTAKA

A. Widyamartaya, Seni Menerjemahkan, Yogyakarta: Penerbit

Kanisius, 1989

Abdur Rouf Shadry, Nilai-nilai Pengajaran Bahasa dan Sejarah

Pengembangannya, Bandung: Bina Cipta, 1985

Anton M. Moeliono, Kembara Bahasa Kumpulan Karangan Terbesar,

Jakarta: PT. Gremedia, 1989

I. Matar, et al., At-Tarjamah al-Haditsah, Beirut:: Maktabah Libanon

Kamrani Buseri, dkk, Profil Pesantren di Kalimantan Selatan,

Banjarmasin, IAIN Antasari, 1998.

Lexy J. Moloeng, MetodologiPenelitianKualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009), cet. XXVI

M. Hasby As-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-

Qur’an/Tafsir, Jakarta: Bulan Bintang, 1980

Manna Qathan, Mabahitsu Fi Ulum al-Quran, Beirut: Syarikat al

Muttahidah Tauzi

Miles dan Huberman, Qualitatif Analysisati Expanded Source book,

California: Sage Publication Inc, 1994

Moh. Mansyur dan Kustiwan, Dilalah al-Katib wal-Mutarjim, Jakarta:

PT. Moyo Segoro Agung, 2002

Muhammad Said Ali Balasy, At-Tarjamatu wa Musykilatuha, Majalah

Al-Qafilah, Saudi Arabia: Dahran, 1412

Norlaila, Mampu Menerjemahkan: Teori Menerjemahkan dari Bahasa

Arab ke Bahasa Indonesia, Banjarmasin: IAIN Press, 2009.

Rachmat Effendi P., Cara Mudah Menulis dan Menerjemahkan,

Jakarta: HAPSA et Studia, 2005

Sukamdinata dan Nana Soadih, Kurikulum dan Pembelajaran

Kompetensi Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2004