Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai

91
KATA PENGANTAR Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan. Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik. pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan persiapan pembelajaran. Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara- saudara sekalian. i

description

Model Pembelajaran Saintifik Mapel

Transcript of Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa,  karena

berkat kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini

dapat diselesaikan. Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis

Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan

dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran

dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik.

pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses

penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang

belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului

dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang

mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun

dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan

persiapan pembelajaran.

Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk

memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran

dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata

pelajaran yang diampunya.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih

kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang

tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa

membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian.

Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu

saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung

pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.

Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa

saja yang membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam

upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISI

Iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ............................................

2. Tujuan..........................................................

3. Ruang Lingkup.............................................

4. Landasan Hukum....... .................................

1

2

3

3

BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI

1. Pendekatan Pembelajaran Saintifik.............

2. Penilaian Autentik........................................

5

22

BAB III ANALISIS KOMPETENSI

BAB IV

1. Prosedur Analisis.. .........................................

2. Hasil Analisis Kompetensi..............................

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

30

38

52

54

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam

rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional,

terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses,

standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan,

standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun

2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada

satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran

berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses

pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi

dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A

Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum

Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat

diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat

dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan

kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara

bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. 1

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang

dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang

mengacu pada Silabus.

Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam

mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil

belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para

pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang

tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik

yang termasuk kategori pebelajar cepat.

Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara

terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai

tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi

pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih instruktur

nasional (master teacher), guru inti dan guru sasaran serta menyediakan

silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran Matematika,

Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya

diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum

2006 dan buku sebelumnya), mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu

pada silabus yang telah disediakan.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan

pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik dan

menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara

lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan

langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian

autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi

guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan

melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model

untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

B. Tujuan

Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata

pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan

memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:

2

Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti

dan kompetensi dasar

1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari

silabus mata pelajaran

2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian

4. Merancang penilaian autentik

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:

1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik

2. Langkah-langkah analisis kompetensi;

3. Penilaian autentik; dan

4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)

D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013

tentang Standar Kompetensi Lulusan

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013

tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013

tentang Standar Proses

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013

tentang Standar Penilaian

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013

tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang

Implementasi Kurikulum

3

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang

Silabus

BAB II

PEMBELAJARAN KOMPETENSI

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan

memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai

kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses

pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang

mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya,

mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan

mengomunikasikan.

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat

pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi

Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran

yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang

kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi

dan ruang lingkup materi.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup

pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi

tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda.

Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai,

menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas

mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan

mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya,

4

mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi

beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi

karakteristik standar proses. Penguatan pendekatan saintifik perlu

diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry

learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya

kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan

menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya

berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan

paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu;

(2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka

sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses

sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran

berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5)

pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang

menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang

kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi

keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara

keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9)

pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang

menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung

tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut

wuri handayani); (11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah,

dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa

saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13)

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan

individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif

untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)

pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar

secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output)

5

tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta

didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect)

dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

A. Pendekatan Pembelajaran saintifik

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi

langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode

ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan

terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of

inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989).

Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan

kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya

sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting

adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh

peserta didik (Zamroni, 2000; & Semiawan, 1998).

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara

akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena

itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model

pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah

model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke

dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini

menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer

pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu

dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang

fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar.

Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian

pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai

aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist)

dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian

peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta,

membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk

kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan

keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan

6

mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan

(Semiawan: 1992).

Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan

struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar

bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran

berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta

didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan

atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi,

sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya

keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian

peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus

berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan

guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi

membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan

keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi

pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya

adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu

kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap

individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).

1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial

(social science)

Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah (scientific), perlu

dipahami terlebih dahulu mengenai metode ilmiah. Pada umumnya

seseorang selalu ingin memperoleh pengetahuan. Pengetahuan dapat

merupakan pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah.

Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah.

Metode ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik)

dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada

simpulan. Dengan demikian diperlukan adanya penalaran dalam

rangka pencarian (penemuan). Untuk dapat disebut ilmiah, metode

pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari

objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-

prinsip penalaran yang spesifik.

7

Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau

fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan

menguji hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan

metode ilmiah merujuk pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas

prasangka, (3) sifat objektif, dan (4) adanya analisa. Selanjutnya

secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan suatu cara atau

mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang

didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan

pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh

pengetahuan yang didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah

ini memerlukan langkah-langkah pokok:

a) Mengamati

b) Menanya

c) Menalar

d) Mencoba

e) Membentuk jejaring

Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pembelajaran

terhadap pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-

pertimbangan logis dalam ilmu-ilmu sosial. Karena yang dikehendaki

adalah jawaban mengenai fakta-fakta sosial, maka pendekatan dengan

langkah-langkah tersebut dikatakan sangat erat dengan metode

ilmiah.

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan

menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh

tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses

pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit

transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu

mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi

atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah

pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar

peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan

keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang

baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan

8

pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik

yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan

pengetahuan.

1) Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses

pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki

keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara

9

nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah

pelaksanaannya. Dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial,

pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut,

contoh:

Proses terbentuknya negara

interaksi sosial

Situs sejarah

Sedangkan dalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat

dilakukan melalui berbagai media yang dapat diamati siswa,

misalnya: video, gambar, grafik, bagan, dsb.

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan

menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.

Menentukan objek apa yang akan diobservasi

Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek

yang akan diobservasi

Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu

diobservasi, baik primer maupun sekunder

Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi

Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan

untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar

Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil

observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape

recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam

melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala

rentang (rating scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan

berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat

berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau

faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat

untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya.

Catatan anekdot dapat berupa catatan yang dibuat oleh peserta

didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang

ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. Alat mekanik

dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk

10

memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang

ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi.

2) Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk

meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan,

dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula

dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan

baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika

itu pula dia mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan

pembelajar yang baik. Artinya guru dapat menumbuhkan sikap

ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk pertanyaan.

Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Apakah seni

bangun candi itu asli Indonesia atau ada pengaruh dari luar?

Dalam hukum permintaan dinyatakan ketika harga naik maka

jumlah barang yang diminta akan turun, namun kenyataannya

setiap menjelang hari raya walaupun harga cenderung naik tetapi

permintaan juga ikut naik. Mengapa demikian?, dsb. Diusahakan

setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan guru, tetapi yang

bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi bertanya:

Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta

didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.

Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar,

serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya

sendiri.

Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus

menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.

Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan,

dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang

diberikan.

Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,

mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,

sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

11

Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi,

berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan

menarik simpulan.

Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan

menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata,

serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup

berkelompok.

Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta

sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.

Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan

kemampuan berempati satu sama lain.

Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang

lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.

Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan

Kognitif yang lebih rendah

Pengetahuan (knowledge)

Apa...

Siapa...

Kapan...

Di mana...

Sebutkan...

Jodohkan atau pasangkan...

Persamaan kata...

Golongkan...

Berilah nama...

Dll.

Pemahaman (comprehension)

Terangkahlah...

Bedakanlah...

Terjemahkanlah...

Simpulkan...

Bandingkan...

Ubahlah...

Berikanlah interpretasi...

Penerapan (application

Gunakanlah...

Tunjukkanlah...

12

Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan

Buatlah...

Demonstrasikanlah...

Carilah hubungan...

Tulislah contoh...

Siapkanlah...

Klasifikasikanlah...

Kognitif yang lebih tinggi

Analisis (analysis)

Analisislah...

Kemukakan bukti-bukti…

Mengapa…

Identifikasikan…

Tunjukkanlah sebabnya…

Berilah alasan-alasan…

Sintesis (synthesis)

Ramalkanlah…

Bentuk…

Ciptakanlah…

Susunlah…

Rancanglah...

Tulislah…

Bagaimana kita dapat memecahkan…

Apa yang terjadi seaindainya…

Bagaimana kita dapat memperbaiki…

Kembangkan…

Evaluasi (evaluation)

Berilah pendapat…

Alternatif mana yang lebih baik…

Setujukah anda…

Kritiklah…

Berilah alasan…

Nilailah…

Bandingkan…

Bedakanlah…

13

3) Menalar

Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan

pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk

menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku

aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta

didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses

berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang

dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa

pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah,

meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.

3.1Cara menalar

Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu

penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif

merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena

atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum.

Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada

observasi inderawi atau pengalaman empirik.

Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik

simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat

umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola penalaran

deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara kerja menalar secara

deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu

untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang

khusus.

Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme

hipotesis, silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat

premis, sebagai proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan

14

dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu langsung dan tidak

langsung. Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis,

sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari dua premis.

Contoh:

Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya memberikan

jasa untuk kepentingan perusahaan dengan sejumlah

pembayaran tertentu, atau disebut juga akuntan ekstern.

Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai

pemeriksa atau auditor untuk pemerintah atau negara.

Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai pengajar

atau dosen di perguruan tinggi.

Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan yang

bekerja dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang

akuntansi intern untuk membantu pengelola perusahaan.

Simpulan Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan

pendidik, Akuntan Intern merupakan jabatan-jabatan dalam

lapangan akuntansi pada berbagai lingkup kegiatan dan bidang

garapannya.

3.2Analogi dalam Pembelajaran

Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali

menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki

persamaan. Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya

menalar secara analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran

dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial

yang mempunyai kesamaan atau persamaan.

Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu

sosial, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik.

Seperti halnya penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu

analogi induktif dan analogi deklaratif. Kedua analogi itu dijelaskan

berikut ini.

15

Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada

dua fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau

fenomena itu ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena

atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua.

Analogi induktif merupakan suatu “metode menalar” yang sangat

bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat diterima

berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua

fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan

Contoh:

Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik adalah jiwa

nasionalisme dan ketekunan dalam belajar. Peserta didik adalah

generasi muda yang harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus

giat belajar.

Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk

menjelaskan atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang

belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah

dikenal. Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat karena ide-ide

baru, fenomena, atau gejala menjadi dikenal atau dapat diterima

apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah diketahui secara

nyata dan dipercayai.

Contoh:

Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dilaksanakan

karena adanya sinergitas, saling menghargai, sikap pantang

menyerah antara golongan muda dan golongan tua. Begitu pula

tercapainya suatu prestasi disekolah tidak terlepas dari sinergitas,

saling menghargai, sikap pantang menyerah dari dewan guru,

peserta didik, dan seluruh stake holder sekolah.

3.3Hubungan Antarfenomena

Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan

menghubungkan antarfenomena atau gejala sangat penting dalam

proses pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya nalar

peserta didik. Disinilah esensi bahwa guru dan peserta didik

16

dituntut mampu memaknai hubungan antarfenomena atau gejala,

khususnya hubungan sebab-akibat.

Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau

beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang

lain. Suatu simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa

fakta itu atau dapat juga menjadi akibat dari satu atau beberapa

fakta tersebut.

Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif,

yang disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran

induktif sebab akibat terdiri dari tiga jenis.

Hubungan sebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat,

hal-hal yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu,

kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat.

Contoh:

Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang

melewati makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang

Diponegoro melawan Belanda 1825 – 1830 (mapel Sejarah).

Nilai suatu barang ditentukan jumlah biaya yang dikeluarkan

untuk menghasilkan barang itu kembali (biaya reproduksi).

Oleh karena untuk menentukan nilai suatu barang tidak berasal

pada biaya produksi yang pertama kali, tetapi pada biaya

produksi yang dikeluarkan sekarang (mapel Ekonomi).

Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab,

hal-hal yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu,

selanjutnya ditarik simpulan yang merupakan penyebabnya.

Contoh (Mata pelajaran Sejarah):

Perang Diponegoro 1825 – 1830 melawan Belanda, sampai-

sampai Belanda mengalami kerugian besar, dan nyaris

dikalahkan, disebabkan Belanda membuat jalan yang melewati

makam leluhur Diponegoro.

Perjuang bangsa Indonesia melalui Pergerakan Nasional,

mengakibatkan diproklasikan kemerdekaan. Akibat proklamasi

17

kemerdekaan datanglah Sekutu yaitu Inggris dan Belanda

datang ke Indonesia . Kedatangan Sekutu yang berkeinginan

menjaga status quo, tentu tidak diharapkan oleh pemuda

Indonesia, terjadilah perang.

Contoh (Mata pelajaranEkonomi)

Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang

dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut.

Semakin tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya akan

semakin tinggi.

Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi.

Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk

melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan

keluarga yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut

menyebabkan anak-anak mereka tidak berkesempatan

menempuh pendidikan yang baik. Dampak lanjutannya, bukan

tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus berlangsung secara

siklikal.

Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan

sebab-akibat 1 –akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan

serangkaian akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab,

sehingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi

penyebab sehingga menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya.

3.4Mencoba/mengeksplorasi

Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui

peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang

digunakan adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan

yang menerapkan strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran

yang berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin

baru pada proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang

dapat peserta didik temukan, namun sampai pada bagaimana cara

mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang populer untuk

menggambarkan kegiatan ini adalah “explorative learning”.

18

Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada

bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan

interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu

materi ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada

keterlibatan peserta didik untuk memperluas, memperdalam, atau

menyusun informasi atas inisiatifnya. Dalam hal ini peserta didik

menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan

belajar. Peta Konsep yang dikembangkan menunjukan

kompleksitas kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang

mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2)

adaptif, interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat

penguasaan pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan

yang berkaitan dengan meningkatkan keterampilan menyelesaikan

tugas sehingga memperoleh pengalaman yang bermakna.

Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang

menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna,

yaitu belajar aktif, belajar konstruktif, belajar intens, belajar

autentik, dan kolaboratif yang menegaskan pernyataan bahwa

pembelajaran eksploratif lebih menekankan pada pengalaman

belajar dari pada pada materi pelajaran.

Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses

belajar peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik

menghubungkan pikiran yang terdahulu dengan pengalaman

belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang mendalam

untuk memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana

membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar

bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas

merekam, mencari informasi melalui internet serta memberikan

respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik

menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan

hasil telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan

hasil penelusuran informasi dalam bentuk grafik, tabel, diagram

serta mempresentasikan gagasan yang dimiliki.

Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata pelajaran

ilmu-ilmu sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam

19

kelompok kecil. Bersama teman sekelompoknya peserta didik

dalam menelusuri informasi yang mereka butuhkan, merumuskan

masalah dalam kehidupan nyata, berpikir kritis untuk menerapkan

ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata dan bermakna.

Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat

mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan

ilmu-ilmu sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena

yang ada. Peserta didik juga dapat mengeksploitasi informasi

untuk memperoleh manfaat tertentu sebagai produk belajar.

3.5 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih

dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi

esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia

yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur

interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja untuk

memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan

bersama.

Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru lebih bersifat

direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang

harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai

satu falsafah peribadi, maka ia menyentuh tentang identitas

peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi

dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta

didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan

menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan

cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin

peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar

secara bersama-sama. 

Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks

menuntut aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta

dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu

menjangkau pada situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan

kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan

20

mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang

tak terduga.

Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan

keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan

dengan langkah sebagai berikut:

1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau

fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi

sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat,

mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut

2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan

konsep, prinsip, hukum, dan teori

3. Mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen

4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah

data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena

5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam

presentasi dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak

terduga

Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif

Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas

kolaboratif. Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini:

JP = Jigsaw Proscedure.

Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai

anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda

mengenai suatu pokok bahasan. Agar masing-masing peserta

didik anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan,

tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian

didasari pada rata-rata skor tes kelompok.

STAD = Student Team Achievement Divisions.

Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa

kelompok kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok

bertindak saling membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan

seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok

dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh

21

terhadap keberhasilan individu peserta didik lainnya. Penilaian

didasari pada pencapaian hasil belajar individual maupun

kelompok peserta didik

CI = Complex Instruction

Titik tekan metode ini adalam pelaksanaan suatu proyek yang

berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains,

matematika, dan ilmu pengetahuan sosial. Fokusnya adalah

menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta didik

sebagai anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode

ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat

bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para

peserta didik yang sangat heterogen. Penilaian didasari pada

proses dan hasil kerja kelompok.

TAI = Team Accelerated Instruction.

Metode ini merupakan kombinasi antara pembelajaran

kooperatif/kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara

bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok

diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih

dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam

kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan dengan

benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal berikutnya.

Namun jika seorang peserta didik belum dapat menyelesaikan

soal tahap pertama dengan benar, ia harus menyelesaikan soal

lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun

berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada

hasil belajar individual maupun kelompok.

CLS = Cooperative Learning Stuctures.

Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok

dibentuk dengan anggota dua peserta didik (berpasangan).

Seorang peserta didik bertindak sebagai tutor dan yang lain

menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus

dijawab oleh tutee. Bila jawaban tutee benar, ia memperoleh

poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam

22

selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua

peserta didik yang saling berpasangan itu berganti peran.

LT = Learning Together.

Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan

peserta didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok

bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh

guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu

set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja

kelompok.

TGT = Teams-Games-Tournament.

Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri,

para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota

kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-

masing. Penilaian didasari pada jumlah nilai yang diperoleh

kelompok peserta didik.

GI = Group Investigation.

Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk

merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan

pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan

apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan

melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan

penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasari pada

proses dan hasil kerja kelompok.

AC = Academic-Constructive Controversy.

Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut

kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual

yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing,

baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota

kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan

pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah,

pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi,

kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan pada

23

kemampuan setiap anggota maupun kelompok

mempertahankan posisi yang dipilihnya.

CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition.

Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode

pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca,

menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta

didik saling menilai kemampuan membaca, menulis dan tata

bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam

kelompoknya

Siswa dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan

menginformasikan/ berbagi tentang hasil penugasan, proyek atau

makalah melalui berbagai media.

B. Penilaian Autentik

Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber

sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum

2013 adalah sebagai berikut: (1) American Library Association

mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi,

motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam

pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian autentik

sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan

pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins

mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada

peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan

dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi

dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa,

berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya.  

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah

(scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan

Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan

peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,

menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik

cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual,

24

memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang

meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian

autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

di SMA.

Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang

memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk

menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya

dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen,

mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat

karangan, dan diskusi kelas.

Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian

portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian

responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta

didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami

kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius.

Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti

seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya

pada proses dan hasil pembelajaran.

Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk

merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment),

atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat

digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang

memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara

komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan

keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan

menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman.

Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan.

Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian

portofolio.

1. Pengamatan Sikap

Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal,

penilaian diri, dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan

25

pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi

hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik

berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian

siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria penilaian

jurnal adalah sbb:

Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.

Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.

Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara

kronologis.

Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis,

jelas dan komunikatif.

Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap

tampilan sikap peserta didik

menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan

peserta didik.

Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian

kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta

didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan

status,  proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya

dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan

untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian

ranah sikap Misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan

perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau

acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan

Misalnya,  peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau

keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria

atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah

pengetahuan  Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan

pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu

mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah

disiapkan.

Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif.

Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta

didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong,

26

membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat,

menumbuhkan semangat untuk maju secara personal.

Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap

sikap seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik

lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini

merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi

pembelajar yang baik. Instrumen sesuai dengan kompetensi dan

indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman adalah sbb:

• Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik

• Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana

• Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik

• Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan

oleh peserta didik

• Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya

penafsiran makna ganda/berbeda

• Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata

atau sebenarnya

• Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur

(valid)

• memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan

penguasaan satu kompetensi peserta didik

• Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur

• Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level

terendah sampai kemampuan tertinggi.

2. Tes tertulis.

Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes

tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih

jawaban terdiri dari  pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak,

menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian

atau melengkapi,  jawaban singkat atau pendek, dan  uraian.

Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu

mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan,

menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi

yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin

27

bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,

keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan

memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-

temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes

tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu

jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas

(restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang

diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru

untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang

lebih tinggi atau kompleks.

3. Tes Lisan.

Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara

lisan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab

secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan

adalah sbb:

Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf

pengetahuan yang hendak dinilai.

Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.

Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam

mengkontruksi jawabannya sendiri.

disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang

komplek.

4. Penilaian Melalui Penugasan.

Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek

yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau

kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah

sbb:

Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.

Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau

merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.

Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta

didik.

Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.

28

Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya

meskipun tugas diberikan secara kelompok.

Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap

anggota.

Tugas harus bersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang

sosial ekonomi).

Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara

jelas.

Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.

5. Tes Praktik.

Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam

melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian

kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu

seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain

peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi,

dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes

Praktik adalah sbb:

Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil

belajar.

Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.

Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,

Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum

Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial

ekonomi)

Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik

tersebut harus memenuhi syarat sbb:

Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur

(valid).

Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).

Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.

Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.

Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.

29

6. Penilaian Proyek

Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian

terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut

periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa

investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan,

pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan

penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan

dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-

lain.

Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik

memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan,

dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek,

setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.

Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan

mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna

atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.

Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan

pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang

dibutuhkan oleh peserta didik.

Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang

dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.

Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk

proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru

meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan

data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat

menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi.

Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.

Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian

khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk

menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan

analitik.  Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan

peserta didik menghasilkan produk. Penilaian secara analitik merujuk

pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk

tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan

secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.

30

7. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang

menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia

nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik

secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan

refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan

pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan

kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi

tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran

yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang

releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut

oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio

adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok

pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan

oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.

Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau

kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam

menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik,

gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian,

sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta

didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah

seperti berikut ini.

Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.

Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio

yang akan dibuat.

Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah

bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.

Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada

tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.

Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.

Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama

dokumen portofolio yang dihasilkan.

31

Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian

portofolio.

BAB III

ANALISIS KOMPETENSI

A. Prosedur Analisis

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian

kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan,

32

komptensi inti dan kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama

dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah

melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan

diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan

penilaian yang diperlukan.

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian

yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan

kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua

mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran

kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan

kompetensi dasar.

Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum

pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun

2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut.

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

Keterampilan

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu

tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan

tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang

relelevan bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai

berikut.

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

Sikap Spiritual

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

33

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Keterampilan

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar

kompetensi lulusan adalah sebagai berikut:

Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai

berikut:

34

1) Melakukan linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai

materi pokok.

2) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok

(silabus) menjadi materi pembelajaran yang terdiri atas: fakta,

konsep, prinsip, dan prosedur

3) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indicator

keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan

prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang

terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba,

menalar, menyaji, dan mencipta.

4) Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati,

menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang

diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.

5) Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan

6) Merancang penilaian yang diperlukan

Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.

1. Mengembangkan Materi Pembelajaran

Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam

silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke

35

Lulusan yang :

Cerdas, Kreatif,

Produktif, dan

Bertanggung jawab

Penillaian (Silabus)

Indikator Sikap,

Pengethuan, dan

Keterampilan untuk

Penilaian

Pembelajaran (Silabus)

Alternatif Kegiatan

Pembelajaran:

Mengamati, Menanya, Mencoba,

Mengasosiasi, dan

Mengomunikasikan

Materi Pembelajara

nFakta,

Konsep, Prinsip, dan

Prosedur

Materi Pokok

(Silabus)

tiga (pengetahuan). Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap

diperlukan untuk melihat linierisasi dengan kompetensi inti ke empat

(keterampilan).

Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat

kategori, yaitu:

a) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar,

dibaca, disentuh, atau diamati. Yang merupakan materi fakta

misalnya ketika guru akan mengajarkan materi tentang kontrol diri,

maka materi faktanya adalah kegiatan-kegiatan yang

menggambarkan sikap kontrol diri atau sebaliknya seperti maraknya

kegiatan ekstrakurikuler di sekolah (fakta positif) atau masih adanya

kegiatan perkelahian pelajar (fakta negatif).

b) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau

dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-

fakta yang saling berhubungan. Contoh konsep tentang sholat

sunnah (kelompok sholat seperti sholat rawatib, sholat tahajud,

sholat dhuha, sholat sunah fajar) adalah sholat yang apabila

dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak

berdoa.Konsep adalah kristalisasi dari fakta yang telah didefinisikan.

c) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-

konsep yang berkaitan.. Contoh yang merupakan prinsip adalah jika

manusia bersyukur maka akan ditambah ni’mat. Prinsip yang

menghubungkan adalah konsep manusia, konsep syukur, dan konsep

bertambah ni’mat. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah

hokum, teori, dan azas.

d) Prosedur, merupkan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis

dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian

dari kompetensi pada aspek keterampilan. Contoh yang merupakan

materi prosedur adalah kaifiyat wudhu, kaifiyat sholat, kaifiyat haji,

kaifiyat pengurusan jenazah dsb. Yang kesemuanya memiliki urut-

urutan sudah baku dan tidak bisa diubah-ubah.

2. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu

mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan

36

a) Mengamati (Observasi) adalah kegiatan yang dilakukan dengan

memaksimalkan pancaindra dengan cara melihat, mendengar,

membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang diamati adalah materi

yang berbentuk fakta, yaitu fenomena atau beristiwa dalam bentuk

gambar, video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bisa

disentuh, dilihat, dan sebagainya.

Kegiatan observasi dalam proses pembelajaran mendorong

keterlibatan peserta didik secara langsung. Dalam kaitan ini, guru

harus memahami bentuk keterlibatan peserta didik dalam observasi

tersebut.

Observasi biasa (common observation). Pada observasi biasa

untuk kepentingan pembelajaran, peserta didik merupakan

subjek yang sepenuhnya melakukan observasi (complete

observer). Di sini peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri

dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati.

Observasi terkendali (controlled observation). Seperti halnya

observasi biasa, pada observasi terkendali untuk kepentingan

pembelajaran, peserta didiksama sekali tidak melibatkan diri

dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati.Mereka juga

tidak memiliki hubungan apa pun dengan pelaku, objek, atau

situasi yang diamati. Namun demikian, berbeda dengan observasi

biasa, pada observasi terkendali pelaku atau objek yang diamati

ditempatkan pada ruang atau situasi yang dikhususkan. Karena

itu, pada pembelajaran dengan observasi terkendali termuat

nilai-nilai percobaan atau eksperimen atas diri pelaku atau objek

yang diobservasi.

Observasi partisipatif (participant observation). Pada observasi

partisipatif, peserta didik melibatkan diri secara langsung dengan

pelaku atau objek yang diamati. Observasi semacam ini

mengharuskan peserta didik melibatkan diri pada pelaku,

komunitas, atau objek yang diamati.

b) Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa

konsep, prinsip dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi

kelas. Dalam kegiatan menanya, siswa mengembangkan

keterampilan lisan dan tertulis dalam merumuskan pertanyaan,

37

mulai pertanyaan sederhana dan pendek hingga pertanyaan

kompleks dan kritis. Untuk mendorong hasil yang efektif dan efisien

proses menanya dalam diskusi harus disiapkan oleh guru, antara

lain: tujuan dan hasil kegiatan dirumuskan dengan jelas; prosedur

dan alokasi waktu diskusi ditentukan; jika diperlukan tersedia lembar

kerja diskusi; diberikan apresiasi yang cukup kepada siswa yang

aktif berpartisipasi.

c) Mencoba adalah proses kegiatan memperkuat pemahaman faktual,

konseptual, dan prosedural melalui kegiatan langsung

mengumpulkan data. Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam dua

jenis, yaitu mencoba prinsip/prosedur seperti yang diperoleh melalui

diskusi, dan mencoba mengaplikasikan prinsip/prosedur pada situasi

baru. Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam bentuk ekperimen,

tugas projek, atau tugas produk.

Pada kegiatan mencoba jenis pertama, data yang diperoleh

digunakan untuk memverifikasi prinsip/prosedur yang dipelajari.

Kegiatan ini akan meningkatkan kebermaknaan belajar (meaningfull

learning) bagi siswa. Mereka menjadi lebih yakin dengan

pengetahuan yang dimiliki yang dibuktikan melalui data-data yang

diperoleh.Pada kegiatan mencoba jenis ke dua merupakan

kelanjutan dari jenis yang pertama. Setelah proses mencoba yang

pertama merupakan bagian dari kegiatan membangun pengetahuan

konseptual dan prosedural dapat dilanjutkan dengan kegiatan

mencoba jenis kedua untuk mengaplikasikannya dalam situasi baru.

Data baru yang diperoleh mendorong pemikiran lebih tinggi karena

bukan sekedar membuktikan prinsip/prosedur yang diketahui

melainkan mencoba menerapkan dalam situasi baru. Untuk kegiatan

jenis kedua diperlukan kreativitas dan inovasi guru merancang dan

mendesainya, serta mencobanya agar prosedur dan data yang

diharapkan dapat diterima (acceptable) secara keilmuan.

d) Mengasosiasi atau menalar adalah kegiatan berpikir tingkat tinggi

terhadap data yang didapat melalui kegiatan mencoba. Termasuk

dalam kategori mengasosiasi adalah menyajikan data secara

sistematis, memilah, mengelompokkan, menghubungkan,

38

merumuskan, menyimpulkan dan menafsirkan. Kegiatan

mengasosiasi dapat dirancang dan didesain dengan menggunakan

lembar kerja ekperimen sehingga lebih terbimbing dan terarah

sesuai dengan tujuan dan sasaran pembelajaran. Pada kegiatan

tugas proyek dan tugas produk umumnya tidak memerlukan lembar

kerja karena siswa lebih bebas dalam berkreasi dan berinovasi.

e) Mengomunikasikan adalah hasil akhir dari kegiatan pembelajaran

dimana siswa mampu mengekpresikan sikap, pengetahuan, dan

keterampilannya dalam bentuk lisan, tulisan, atau karya yang

relevan. Kegiatan ini menjadi sarana agar siswa terbiasa berbicara,

menulis, atau membuat karya tertentu untuk menyampaikan

gagasan/ide, pengalaman, dan kesan dan lain sebagainya termasuk

dengan melibatkan emosi dan idealismenya. Untuk mengurangi

kendala waktu terutama jika bentuk kegiatan presentasi yang

digunakan, guru harus menjadwalkan secara efektif dengan

membagi peran dan alokasi waktu kegiatan dalam satu

semester/satu tahun, sehingga setiap siswa mendapat kesempatan

yang proporsional.

Kegiatan mengomunikasikan juga membuka ruang bagi siswa

mengungkapkannya dalam struktur tidak formal sehingga mereka

bebas berekpresi menuangkan inovasi dan kreativitasnya.Membuat

blog, membuat laporan deskriptif, dan membuat video kegaitan

dengan memanfaatkan website dan internet adalah bentuk

komunikasi dengan struktur yang tidak terlalu formal.

3. Merumuskan indikator pencapaian

Dalam penyusunan indikator pencapaian perlu diperhatikan hal-hal

berikut ini

(1) Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang terukur,

didalamnya terdapat dua unsur, yiatu tingkat kompetensi dan

konten (pengetahuan dan keterampilan)

(2) Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi

dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam

silabus

39

(3) Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi

minimal yang tercantum pada kompetensi dasar maupun

kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke tingkat yang

paling tinggi untuk mencapai target pencapaian kompetensi sesuai

dengan karakteristik dan daya dukung sekolah dan lingkungannya

(4) Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima,

menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan

(5) Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah mengingat,

memahami, menerapkan, menganalisis, mengevalasi, dan

mengkreasi

(6) Tingkat kompetensi pada aspek keterampilan adalah mengamati,

menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta

(7) Keseluruhan indikator yang disusun memadai untuk mencapai

kompetensi dasar, kompetensi inti, dan standar kompetensi lulusan

4. Mengembangkan alternatif penilaian (Penilaian Autentik)

a) Aspek sikap melalui pengamatan, yaltu penilaian diri, penilaian

sebaya, jurnal

Penilaian sikap melalui pengematan dengan menggunakan lembar

pengamatan atau daftar cheklist pengamatan yang memuat aspek

sikap yang daiamati.Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada

indikator sikap yang dijabarkan dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan

analisis kompetensi.Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya

mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam rangka

pengembangan nilai karakter bangsa.

Pemilihan aspek sikap yang diamati pada setiap materi pokok harus

menjadi bagian dari keseluruhan pencapaian sikap yang bermuara

pada pencapaian standar kopetensi lulusan tentang sikap, yaitu “

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya” dan

“Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,

responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.

40

Oleh karena itu, pengembangan sikap pada mata pelajaran

pendidikan agama dan budi pekerti dengan fokus utama

pengembangan sikap religius (hablum minallah) dan sikap social

(hablum minannas). Guru pendidikan agama dan budi pekerti perlu

memetakan sikap yang dikembangkan pada setiap materi pokok

sesuai dengan relevansi dan karakteristik yang tersirat dari rumusan

KD-3 dan KD-4.

Penilaian sikap juga berkaitan erat dengan aktivitas siswa pada saat

pengamatan dilakukan.Pengamatan sikap dapat dilakukan pada saat

diskusi kelompok, kegiatan presentasi, atau kegiatan praktik dan

tugas projek. Berikut ini contoh aspek pengamatan sikap sesuai

dengan aktivitas siswa

Asp

ek

Sik

ap

Yan

g D

iam

ati

Aktivitas Siswa

Diskusi

KelompokPresentasi Tugas Projek

Kerjasama

Komunikasi

Kedisiplinan

Ketelitian

Kejujuran

Kepedulian

Tanggungjawa

b

b) Aspek pengetahuan melalui tes tulis, tes lesan, penugasan

c) Aspek keterampilan melalui tes praktik, kinerja dan portofolio

B. Hasil Analisis Kompetensi1. Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar (KD 3)

Kompetensi Dasar (KD 4)

Materi Pokok (Dalam Silabus)

41

3.1 Menganalisis Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah).

3.2 Memahami manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah), dan menerapkannya dalam kehidupan.

4.1.1 Membaca Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan Q.S. Al-Hujurat (49) : 10 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.

4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; QS Al-Hujurat (49) : 10, dengan lancar.

1. Q.S. Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan 10 serta hadits terkait perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)

3.3 Menganalisis Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.

3.4 Memahami manfaat dan hikmah larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.

4.2.1 Membaca Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.

4.2.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan lancar.

2. Perilaku menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina.

3.5 Memahami makna Asmaul Husna: (al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir).

4.3 Berperilaku yang mencontohkan keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan perilaku adil sebagai implementasi dari pemahaman makna Asmaul Husna (al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir)

3. Iman kepada Allah SWT (Asmaul Husna: al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir)

3.6 Memahami makna beriman kepada malaikat-malaikat Allah SWT.

4.4 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Malaikat-

4. Iman kepada Malaikat

42

malaikat Allah SWT

3.7 Memahami Q.S. At-Taubah (9) : 122 dan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikan nya kepada sesama.

4.5 Menceritakan tokoh-tokoh teladan dalam semangat mencari ilmu

5. Semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada sesama

3.8 Memahami kedudukan Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam.

4.6 Menyajikan macam-macam sumber hukum Islam.

6. Sumber Hukum Islam

3.9 Memahami pengelolaan wakaf.

4.7.1 Menyajikan dalil tentang ketentuan waqaf.4.7.2 Menyajikan pengelolaan wakaf.

7. Pengelolaan wakaf

3.10 Memahami substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Mekah.

4.8. Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Mekah.

8. Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW di Mekah

3.11 Memahami substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Madinah.

4.9 Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Madinah.

9. Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW di Madinah

43

Contoh Hasil Analisis Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar Materi Pokok

Materi Pembelajaran Kegiatan

Pembelajaran

Aspek

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

4.1.1 Membaca Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan Q.S. Al-Hujurat (49) : 10 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.

4.1.2 Mendemons-trasikan hafalan Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; QS Al-Hujurat (49) : 10, dengan lancar.

3.1 Menganalisis Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan),

10. Q.S. Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan 10 serta hadits terkait perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)

Fakta:- Adanya

radikalisme, ekstrimisme dan eksklusivisme. (Kontrol diri)

- Adanya perkelahian pelajar dan anarkisme (kontrol diri)

- Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah (kontrol diri)

- Kisah husnuzhon

- Kisah yahudi buta yang menghina Nabi (husnuzhon)

Konsep:- kontrol diri

(mujahadah an-nafs

- prasangka baik (husnuzzhan)

- persaudaraan (ukhuwah)

Prinsip- Manfaat

Mengamati- Menyimak bacaan,

membaca, mengidentifikasi hukum bacaan (tajwid), dan mencermati kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49):12; dan Q.S. Al-Hujurat (49):10 serta hadits terkait.

- Mencermati manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) melalui tayangan video atau media lainnya.

Menanya- Menanyakan cara

membaca Q.S. Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan 10,

- Mengajukan pertanyaan terkait hukum tajwid, asbabun nuzul, dan isi kandungan Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan Q.S. Al-Hujurat (49) : 10, serta hadits terkait.

1.Menunjukan sikap ilmiah pada saat berdiskusi

2.Menunjukan sikap positif dalam diskusi kelompok

3.menampilkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah dalam kehidupan sehari-hari.

Observasi

- Kegiatan DiskusiAspek yang dinilai: sikap ilmiah1.Objektif2.Kritis

- Presentasi hasil diskusi. aspek yang dinilai sikap individu :- Tanggung

jawab- Peduli- Responsif- Santun- kerjasama- cinta

damai- memberi

solusi

- Mengidentifikasi tajwid Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan Q.S. Al-Hujurat (49) : 10 dengan benar

- Menyimpulkan intisari Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan Q.S. Al-Hujurat (49) : 10

- Mengidentifikasi hikmah dan manfat perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)

Tes tulisUraian

1.Menyalin Q.S. Al-Anfal (8): 72); Q.S. Al-Hujurat (49):12; dan Q.S. Al-Hujurat (49):10

2.Membaca Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan Q.S. Al-Hujurat (49) : 10 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf

3.Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; QS Al-Hujurat (49) : 10, dengan lancar.

4.Membuat

Tes Lisan, aspek yang dinilai: makharijul huruf dan tajwid

Portofolio- Hasil

Menyalin- Hasil tulisan

berupa makalah, aspek yang dinilai:- Latar

belakang masalah

- Rumusan Masalah

- Deskripsi- Simpulan

Performance :Presentasi makalah, aspek yang dinilai :- penguasaa

n materi

44

dan persaudaraan (ukhuwah).3.2 Memahami manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah), dan menerapkannya dalam kehidupan

mujahadah, husnuzhon dan ukhuwah

- Hikmah mujahadah, husnuzhon dan ukhuwah

Mengumpulkan data/eksplorasi

- Mendiskusikan cara membaca Q.S. Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan 10 sesuai dengan hukum bacaan tajwid;

- Menterjemahkan Q.S. Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan 10 serta hadits terkait;

- Menganalisis asbabun nuzul/wurud dan kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 72); Q.S. Al-Hujurat (49):12; dan Q.S. Al-Hujurat (49):10 serta hadits terkait.

Mengasosiasi- Membuat kesimpulan

dari kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 72); Q.S. Al-Hujurat (49):12; dan Q.S. Al-Hujurat (49):10 serta hadits terkait.

Mengkomunikasikan:

- Mendemonstrasikan bacaan (hafalan), menyampaikan hasil diskusi tentang Q.S. Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan 10 serta hadits terkait secara individu maupun kelompok

makalah tentang perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)

5.Mempresenta-sikan makalah tentang perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)

- sistematika- penyampai

an- penggunaa

n bahasa- kemampua

n memanfaatkan media presentasi

- kemampuan mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan

4.2.1 Membaca Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.4.2.2

11. Perilaku menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina.

Fakta:- Kebiasaan

Pergaulan bebas di sebagian kalangan remaja

Konsep:

Mengamati- Menyimak bacaan,

mengidentifikasi hukum bacaan (tajwid), dan mencermati kandungan Q.S. Al-Isra’ (17): 32, dan Q.S. An-Nur (24):

1. Menunjukan sikap ilmiah pada saat berdiskusi

2. Menunjukan sikap positif dalam

Observasi

- Kegiatan DiskusiAspek yang dinilai: sikap ilmiah1.Objektif

- Mengidentifikasi tajwid Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan benar

- Menyimpulkan intisari Q.S. Al-Isra’ (17) : 32,

Tes tulisUraian

1. Menyalin Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2

2. Membaca

Tes Lisan, aspek yang dinilai: makharijul huruf dan tajwid

Portofolio

45

Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan lancar.3.3 Menganalisis Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.3.4 Memahami manfaat dan hikmah larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.

- pergaulan bebas

- perilaku berzina

Prinsip- Manfaat

larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina

- Hikmah larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina

2, serta hadits terkait.

- Mencermati manfaat dan hikmah larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina melalui tayangan video atau media lainnya.

Menanya Menanyakan cara

membaca hukum tajwid, asbabun nuzul, dan isi kandungan Q.S. Al-Isra’ (17): 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2, serta hadits terkait

Mengumpulkan data/eksplorasiMendiskusikan cara membaca sesuai dengan tajwid, menganalisis asbabun nuzul/wurud dan kandungan Q.S. Al-Isra’ (17): 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2, serta hadits terkait

MengasosiasiMembuat kesimpulan dari kandungan Q.S. Al-Isra’ (17): 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2, serta hadits terkait

Mengkomunikasikan:Mendemonstrasikan bacaan (hafalan), menyampaikan hasil diskusi tentang Q.S. Al-Isra’ (17): 32, dan

diskusi kelompok

3. menampilkan perilaku menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina.

2.Kritis- Presentasi

hasil diskusi aspek yang dinilai sikap individu :- Santun- peduli- kerjasama- memberi

solusi

dan Q.S. An-Nur (24) : 2

- Mengidentifikasi perilaku menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina sesuai dengan Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2

Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf

3. Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan lancar

4. Menganalisis Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2

5. Membuat makalah tentang pergaulan bebas dan perbuatan zina

6. Mempresenta-sikan makalah tentang pergaulan bebas dan perbuatan zina

- Hasil Menyalin

- Hasil tulisan berupa makalah, aspek yang dinilai:- Latar

belakang masalah

- Rumusan Masalah

- Deskripsi- Simpulan

Performance :Presentasi makalah, aspek yang dinilai :- penguasaa

n materi- sistematika- penyampai

an- penggunaa

n bahasa- kemampua

n memanfaatkan media presentasi

- kemampuan mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau

46

Q.S. An-Nur (24): 2, serta hadits terkait secara individu maupun kelompok

sanggahan

3.5 Memahami makna Asmaul Husna: (al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir).

4.3 Berperilaku yang mencontohkan keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan perilaku adil sebagai implementasi dari pemahaman makna Asmaul Husna (al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir)

12. Iman kepada Allah SWT (Asmaul Husna: al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir)

Fakta:- Kisah

Keteguhan iman Bilal

- film dukun dan paranormal.

- Menjamurnya kelompok majelis ta’lim

- Kisahkisah tentang keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan perilaku adil.

Konsep:- Iman kepada

Allah (Tauhid Rububiyah , Uluhiyah dan Ubudiyah)

- Asmaul Husna : (al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir)

Prinsip :- Contoh-

contoh Perilaku keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa

Mengamati:- Mencermati bacaan

teks tentang Asmaul Husna (al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir)

- Meyimak penjelasan materi di atas melalui tayangan video atau media lainnya.

Menanya (memberi stimulus agar peserta didik bertanya) :

- Mengapa Allah memiliki nama yang begitu banyak?

- Apa yang harus dilakukan oleh umat Islam terkait nama-nama Allah yang indah itu?

Mengumpulkan data/eksplorasi

- Peserta didik mendiskusikan makna dan contoh perilaku keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan perilaku adil sebagai implementasi dari pemahaman makna Asmaul Husna (al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir)

1.Menunjukan sikap ilmiah pada saat berdiskusi

2.Menunjukan sikap positif dalam diskusi kelompok

3.menampilkan perilaku keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan perilaku adil sebagai implementasi dari pemahaman makna Asmaul Husna (al-Kariim, al-Mu’min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir).

Observasi

- Kegiatan DiskusiAspek yang dinilai: sikap ilmiah1.Objektif2.Kritis

- Presentasi hasil diskusi aspek yang dinilai sikap individu :- Santun- peduli- kerjasama- cinta

damai- proaktif- responsif

- kegiatan selama disekolah, aspek yang dinilai:- keluhuran

budi- Kokoh

pendirian- Pemberi

rasa aman- Tawakal- adil

Menjelaskan pengertian iman kepada Allah.

Menjelaskan pengertian tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah

Membedakan tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah

Menjelaskan arti 7 sifat Allah dalam Asmaul Husna.

Tes tulis

- Soal Uraian

1.Membuat makalah tentang asmaul husna

2.Mempresenta-sikan makalah tentang asmaul husna

PortofolioHasil tulisan berupa makalah, aspek yang dinilai:- Latar

belakang masalah

- Rumusan Masalah

- Deskripsi- Simpulan

Performance :Presentasi makalah, aspek yang dinilai :- penguasaa

n materi- sistematika- penyampai

an- penggunaa

n bahasa- kemampua

n memanfaatkan media presentasi

- kemampuan mempertahankan dan menanggapi

47

aman, tawakal dan perilaku adil sebagai implementasi dari pemahaman makna Asmaul Husna

- Guru mengamati perilaku keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan perilaku adil melalui lembar pengamatan di sekolah.

- Guru berkolaborasi dengan orang tua untuk mengamati perilaku keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman, tawakal dan perilaku adil di rumah.

MengasosiasiMembuat kesimpulan materi di atas.

MengkomunikasikanMempresentasikan /menyampaikan hasil diskusi tentang materi di atas.

pertanyaan atau sanggahan

3.6 Memahami makna beriman kepada malaikat-malaikat Allah SWT.4.3 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Malaikat-malaikat Allah SWT

13. Iman kepada Malaikat

Fakta:- Kisah suyatno

(suami yang mengurus istri belasan tahun)

- Kebiasaan menjaga hutan, laut, sungai.

- Kisah tentang kejujuran

- Kisah tentang kedisiplinan

- Kisah tentang tanggung jawab

Konsep:

Mengamati- Mencermati bacaan

teks tentang makna dan contoh perilaku beriman kepada malaikat-malaikat Allah SWT

- Meyimak penjelasan materi di atas melalui tayangan vidio atau media lainnya.

Menanya (memberi stimulus agar peserta didik bertanya)

- Mengapa kita harus beriman kepada malaikat?

1.Menunjukan sikap ilmiah pada saat berdiskusi

2.Menunjukan sikap positif dalam diskusi kelompok

3.menampilkan perilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Malaikat-malaikat

Observasi

- Kegiatan DiskusiAspek yang dinilai: sikap ilmiah1.Objektif2.Kritis

- Presentasi hasil diskusi aspek yang dinilai sikap individu :- Jujur- Disiplin

- Menjelaskan pengertian beriman kepada Malaikat

- Menjelaskan tanda-tanda beriman kepada Malaikat.

- Menjelaskan contoh-contoh perilaku beriman kepada Malaikat

- Menampilkan contoh-contoh perilaku beriman kepada malaikat.

- Membedakan orang yang beriman dan

Tes tulis

Soal Uraian

1.Membuat makalah tentang perilaku yang mencermin-kan kesadaran beriman kepada Malaikat-malaikat Allah SWT

2.Mempresenta-sikan makalah tentang perilaku yang

PortofolioHasil tulisan berupa makalah, aspek yang dinilai:- Latar

belakang masalah

- Rumusan Masalah

- Deskripsi- Simpulan

Performance :Presentasi makalah,

48

- Iman- Malaikat- Pengertian

Iman kepada Malaikat

Prinsip- Contoh-

contoh perilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Malaikat-malaikat Allah.

- Apa yang harus dilakukan oleh orang yang beriman kepada malaikat?

Mengumpulkan data/eksplorasi

- Peserta didik mendiskusikan makna dan contoh perilaku beriman kepada Malaikat.

- Guru mengamati perilaku beriman kepada Malaikat melalui lembar pengamatan di sekolah.

- Guru berkolaborasi dengan orang tua untuk mengamati perilaku beriman kepada Malaikat di rumah.

MengasosiasiMembuat kesimpulan tentang makna beriman kepada malaikat-malaikat Allah SWT.

MengkomunikasikanMempresentasikan /menyampaikan hasil diskusi tentang beriman kepada malaikat-malaikat Allah SWT.

Allah SWT - Tanggung jawab

- Responsif- Santun- peduli- kerjasama- mengharg

ai

tidak beriman kepada Malaikat

mencermin-kan kesadaran beriman kepada Malaikat-malaikat Allah SWT

aspek yang dinilai :- penguasaa

n materi- sistematika- penyampai

an- penggunaa

n bahasa- kemampua

n memanfaatkan media presentasi

- kemampuan mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan

3.7 Memahami Q.S. At-Taubah (9) : 122 dan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan

14. Semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada sesama

Fakta:- Semangat

menuntut ilmu di kalangan pelajar.

- Banyaknya pelajar

Mengamati- Mencermati bacaan

teks tentang Q.S. At-Taubah (9) : 122 dan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan

1.Menunjukan sikap ilmiah pada saat berdiskusi

2.Menunjukan sikap positif dalam diskusi

Observasi

- Kegiatan DiskusiAspek yang dinilai: sikap

- Menyalin Q.S. At-Taubah (9) : 122 dan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan

Tes tulis

Soal Uraian

1. Membuat makalah tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan

PortofolioHasil tulisan berupa makalah, aspek yang dinilai:- Latar

49

dan menyampaikan nya kepada sesama.4.5 Menceritakan tokoh-tokoh teladan dalam semangat mencari ilmu

Indonesia yang mendapat Prestasi di tingkat Internasional

- Anak desa yang berprestasi (walaupun banyak rintangan)

- Kisah tentang tokoh-tokoh teladan dalam semangat mencari ilmu.

Konsep:- Semangat- Ilmu- Semangat

menuntut ilmu

Prinsip- Nama-nama

tokoh-tokoh teladan dalam semangat mencari ilmu

menyampaikan nya kepada sesama

- Meyimak penjelasan materi di atas melalui tayangan vidio atau media lainnya.

Menanya (memberi stimulus agar peserta didik bertanya)

- Mengapa harus menuntut ilmu?

- Bagaimana cara menyampaikan ilmu kepada sesama?

Mengumpulkan data/eksplorasi

- Peserta didik mendiskusikan makna dan contoh semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikannya kepada sesama sebagai implementasi pemahaman kandungan Q.S. at-Taubah (9) : 122 dan hadits terkait.

- Guru mengamati perilaku contoh semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyaampaikannya kepada sesama melalui lembar pengamatan di sekolah.

- Guru berkolaborasi dengan orang tua untuk mengamati

kelompok3.menampilka

n perilaku semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikan nya kepada sesama

ilmiah1.Objektif2.Kritis

- Presentasi hasil diskusi aspek yang dinilai sikap individu :- Jujur- Disiplin- Tanggung

jawab- Proaktif

menyampaikan nya kepada sesama

- Mengidentifikasi tajwid Q.S. At-Taubah (9) : 122

- Menyimpulkan intisari Q.S. At-Taubah (9) : 122

menyampaikan nya kepada sesama.

2. Mempresenta-sikan makalah tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikan nya kepada sesama.

belakang masalah

- Rumusan Masalah

- Deskripsi- Simpulan

Performance :Presentasi makalah, aspek yang dinilai :- penguasaa

n materi- sistematika- penyampai

an- penggunaa

n bahasa- kemampua

n memanfaatkan media presentasi

- kemampuan mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan

50

perilaku semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyaampaikannya kepada sesama di rumah.

MengasosiasiMembuat kesimpulan tentang semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada sesama.

MengkomunikasikanMempresentasikan /menyampaikan hasil diskusi tentang semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada sesama.

3.8 Memahami kedudukan Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam.

4.6 Menyajikan macam-macam sumber hukum Islam

15. Sumber Hukum Islam

Fakta:- Maraknya

lembaga tahfidz quran

- Penerapan syariat Islam di Aceh

- Banyaknya daerah yang memberlakukan Perda sesuai hukum Islam

Konsep:- Sumber

hukum Islam- Al-Qur’an- Hadits- Ijtihad

Prinsip- macam-

Mengamati- Mencermati bacaan

teks tentang kedudukan al-Quran, al-Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam

- Meyimak penjelasan materi tersebut di atas melalui tayangan video atau media lainnya.

Menanya (memberi stimulus agar peserta didik bertanya)

- Mengapa Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam?

- Apa yang anda pahami tenang Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad ?

Mengumpulkan

1.Menunjukan sikap ilmiah pada saat berdiskusi

2.Menunjukan sikap positif dalam diskusi kelompok

Observasi

- Kegiatan DiskusiAspek yang dinilai: sikap ilmiah1.Objektif2.Kritis

- Presentasi hasil diskusi aspek yang dinilai sikap individu :- Disiplin- Tanggung

jawab- Santun- peduli- kerjasama

Menjelaskan pengertian Al-Quran, Al-Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam

Menjelaskan kedudukan Al-Quran, Al-Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam

Menjelaskan fungsi Al-Quran, Al-Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam.

Menjelaskan fungsi Al-Hadits terhadap Al-Quran.

Menjelaskan macam-macam

Tes tulis

- Soal Uraian

1. Membuat makalah tentang macam-macam sumber hukum Islam.

2. Mempresen-tasikan makalah tentang macam-macam sumber hukum Islam.

PortofolioHasil tulisan berupa makalah, aspek yang dinilai:- Latar

belakang masalah

- Rumusan Masalah

- Deskripsi- Simpulan

Performance :Presentasi makalah, aspek yang dinilai :- penguasaa

n materi

51

macam sumber hukum Islam

data/eksplorasi- Peserta didik

mendiskusikan makna Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam

- Guru mengamati perilaku berpegang teguh kepada Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam

- Guru berkolaborasi dengan orang tua untuk mengamati perilaku berpegang teguh kepada Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad di rumah.

Mengasosiasi- Membuat kesimpulan

tentang sumber hukum Islam.

Mengkomunikasikan:

- Mempresentasikan /menyampaikan hasil diskusi tentang sumber hukum Islam.

Al-Hadits. Menunjukkan

contoh-contoh perilaku sesuai hukum taklifi.

- sistematika- penyampai

an- penggunaa

n bahasa- kemampua

n memanfaatkan media presentasi

- kemampuan mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan

3.9 Memahami pengelolaan wakaf.4.7.1 Menyajikan dalil tentang ketentuan waqaf.4.7.2 Menyajikan pengelolaan wakaf.

16. Pengelolaan wakaf

Fakta:- Banyaknya

mesjid yang dibangun di atas tanah wakaf

- Tanah wakaf yang digunakan untuk tempat pemakaman

- Maraknya lembaga dan perorangan yang mewakafkan

Mengamati- Mencermati bacaan

teks tentang pengertian, ketentuan dan hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan wakaf.

- Meyimak penjelasan materi di atas melalui tayangan vidio atau media lainnya.

Menanya (memberi stimulus agar peserta didik

1.Menunjukan sikap ilmiah pada saat berdiskusi

2.Menunjukan sikap positif dalam diskusi kelompok

3.menampilkan perilaku wakaf dalam kehidupan sehari-hari.

Observasi

- Kegiatan DiskusiAspek yang dinilai: sikap ilmiah1.Objektif2.Kritis

- Presentasi hasil diskusi aspek yang dinilai sikap individu :

Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan wakaf.

Menjelaskan ketentuan syar’i wakaf.

Mampu menyebutkan contoh pengelolaan wakaf

Mampu menerapkan

Tes tulis

Soal Uraian

1.Membuat makalah tentang pengelolaan wakaf

2.Mempresen-tasikan makalah tentang pengelolaan wakaf

PortofolioHasil tulisan berupa makalah, aspek yang dinilai:- Latar

belakang masalah

- Rumusan Masalah

- Deskripsi- Simpulan

52

hartanya- Kegiatan aksi

wakaf al-Quran

Konsep:- Pengertian

wakaf- Dalil

ketentuan wakaf

Prinsip:- Pengelolaan

wakaf

Prosedur :- Tatacara

Pengelolaan wakaf

bertanya)- Mengapa waqaf

harus dikelola?- Bagaimana cara

mengelola wakaf? Mengumpulkan

data/eksplorasi- Peserta didik

mendiskusikan makna dan ketentuan wakaf serta pengeloalaannya.

Mengasosiasi- Membuat

kesimpulan materi pengelolaan wakaf.

Mengkomunikasikan

- Mempresentasikan /menyampaikan hasil diskusi tentang materi pengelolaan wakaf.

- Santun- peduli- kerjasama- responsif- proaktif

ketentuan perundang-undangan tentang wakaf.

Performance :Presentasi makalah, aspek yang dinilai :- penguasaa

n materi- sistematika- penyampai

an- penggunaa

n bahasa- kemampua

n memanfaatkan media presentasi

- kemampuan mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan

3.10 Memahami substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Mekah.4.8. Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Mekah.

17. Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW di Mekah

Fakta:- Film sejarah

perjuangan Rasulullah periode mekkah

Konsep:- Dakwah- Mekkah- Dakwah

Rasulullah di Mekkah

Prinsip- substansi

Mengamati- Mencermati bacaan

teks tentang substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW

- Meyimak penjelasan materi tersebut di atas melalui tayangan vidio atau media lainnya.

Menanya (memberi stimulus agar peserta didik bertanya)

1.Menunjukan sikap ilmiah pada saat berdiskusi

2.Menunjukan sikap positif dalam diskusi kelompok

3.menampilkan sikap tangguh dan semangat menegakkan kebenaran dalam

Observasi

- Kegiatan DiskusiAspek yang dinilai: sikap ilmiah1.Objektif2.Kritis

- Presentasi hasil diskusi aspek yang dinilai sikap individu :

Menceritakan sejarah dakwah Rasulullah pada periode Mekkah.

Menjelaskan pengaruh dakwah Rasulullah SAW terhadap umat.

Menjelaskan substansi dakwah Rasulullah periode Makkah.

Tes tulis

- Soal Uraian

1.Membuat makalah tentang substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Mekah

2.Mempresen-tasikan makalah tentang substansi dan strategi dakwah

PortofolioHasil tulisan berupa makalah, aspek yang dinilai:- Latar

belakang masalah

- Rumusan Masalah

- Deskripsi- Simpulan

53

dakwah Rasullullah SAW di Mekah.

- strategi dakwah Rasullullah SAW di Mekah.

- Apa substansi dakwah Rasulullah di Mekah?

- Apa strategi dakwah Rasulullah di Mekah?

Mengumpulkan data/eksplorasi

- Peserta didik mendiskusikan substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Mekah.

- Guru mengamati perilaku tangguh dan semangat menegakkan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari.

- Guru berkolaborasi dengan orang tua untuk mengamati perilaku tangguh dan semangat menegakkan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari di rumah.

Mengasosiasi- Membuat

kesimpulan tentang substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Mekah.

Mengkomunikasikan

- Mempresentasikan /menyampaikan hasil diskusi tentang substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Mekah.

kehidupan sehari-hari sebagai implementasi dari pemahaman tentang strategi dakwah Rasulullah SAW di Mekah.

- Peduli- Santun- Cinta

damai- Peduli- Responsif- proaktif

Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah periode Makkah.

Rasullullah SAW di Mekah

Performance :Presentasi makalah, aspek yang dinilai :- penguasaa

n materi- sistematika- penyampai

an- penggunaa

n bahasa- kemampua

n memanfaatkan media presentasi

- kemampuan mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan

54

3.11 Memahami substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Madinah.4.9 Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Madinah.

18. Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW di Madinah

Fakta:- Fil sejarah

perjuangan Rasulullah periode madinah

Konsep:- Dakwah- Madinah- Dakwah

Rasulullah di Madinah

Prinsip- substansi

dakwah Rasullullah SAW di Madinah.

- strategi dakwah Rasullullah SAW di Madinah.

Mengamati- Mencermati bacaan

teks tentang substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Madinah

- Meyimak penjelasan materi tersebut di atas melalui tayangan vidio atau media lainnya.

Menanya (memberi stimulus agar peserta didik bertanya)

- Apa substansi dakwah Rasulullah di Madinah?

- Apa strategi dakwah Rasulullah di Madinah?

Mengumpulkan data/eksplorasi

- Peserta didik mendiskusikan substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Madinah.

- Guru mengamati perilaku semangat ukhuwah sebagai implementasi dari pemahaman strategi dakwah Rasulullah SAW di Madinah.

- Guru berkolaborasi dengan orang tua untuk mengamati perilaku semangat ukhuwah sebagai implementasi dari pemahaman

1.Menunjukan sikap ilmiah pada saat berdiskusi

2.Menunjukan sikap positif dalam diskusi kelompok

3.menampilkan sikap semangat ukhuwah sebagai implementasi dari pemahaman strategi dakwah Rasulullah.

Observasi

- Kegiatan DiskusiAspek yang dinilai: sikap ilmiah1.Objektif2.Kritis

- Presentasi hasil diskusi aspek yang dinilai sikap individu :- Peduli- Santun- Cinta

damai- Peduli- Responsif- proaktif

Menjelaskan latar belakang hijrah Rasulullah ke Madinah.

Menjelaskan sejarah dakwah Rasulullah pada periode Madinah.

Menunjukkan profil dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah.

Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah periode Madinah..

Menjelaskan keberhasilan yang diperoleh Rasulullah dakwahnya pada periode Madinah

Tes tulisSoal Uraian

1.Membuat makalah tentang substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Madinah.

2.Mempresen-tasikan makalah tentang substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Madinah.

PortofolioHasil tulisan berupa makalah, aspek yang dinilai:- Latar

belakang masalah

- Rumusan Masalah

- Deskripsi- Simpulan

Performance :Presentasi makalah, aspek yang dinilai :- penguasaa

n materi- sistematika- penyampai

an- penggunaa

n bahasa- kemampua

n memanfaatkan media presentasi

- kemampuan mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan

55

strategi dakwah Rasulullah SAW di Madinah.

Mengasosiasi- Membuat

kesimpulan materi substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Madinah.

Mengkomunikasikan

- Mempresentasikan /menyampaikan hasil diskusi tentang materi substansi dan strategi dakwah Rasullullah SAW di Madinah.

56

57

BAB IV

PENUTUP

Efektifitas pembelajaran merupakana indikator keberhasilan belajar, artinya

bahwa semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil

belajar semakin berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya

pembelajaran maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal.

Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu

proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung.

Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik

mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan

psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang

dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran.

Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar

dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan

mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis.

Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan

pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari

analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan

Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama

proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus.

Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan

sikap. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung

terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung

berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan

dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu

proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-

1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran

yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.

52

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual

maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.

Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang

terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-

1, KI-2, KI-3, dan KI-4 dapat tercapai secara terintegrasi.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan

pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan

silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam

mengembangkan materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip

dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan langkah alternatif pembelajaran

serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Sedangkan Strategi

penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan

pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan

autentik.

53

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman.

Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.

Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.

Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty. Educational Policy, 12, 525-541.

http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education

Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara)

Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;

Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah.

Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),

Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia.

54

Lampiran: Contoh RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMAKelas/Semester : X/IProgram : IPA/IPSMata Pelajaran : Pendidikan Agama IslamMateri Pokok : Q.S. Al-Anfal ayat: 72 tentang kontrol diri

(mujahadah an-nafs) Alokasi Waktu : 45 x 3 Jam Pelajaran (Pertemuan Pertama)

A. Kompetensi Inti:(KI-1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya;(KI-2) Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,

santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia;

(KI-3) Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah;

(KI-4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian:2.3 Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka

baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Anfal(8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan 10 serta hadits terkait

3.1 Menganalisis Q.S. Al-Anfal (8) : 72; Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49): 10; serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-

55

nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)Indikator:- Mampu mengidentifikasi hukum tajwid Q.S. Al-Anfal: 72 dengan

benar- Mampu menjelaskan asbabun nuzul Q.S. Al-Anfal: 72- Mampu menyimpulkan kandungan Q.S. Al-Anfal: 72

3.2 Memahami manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah), dan menerapkannya dalam kehidupanIndikator:- Mampu menjelaskan pengertian kontrol diri (mujahadah an-nafs)- Mampu mengidentifikasi hikmah dan manfaat perilaku kontrol diri

(mujahadah an-nafs).- Mampu menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs) seperti

yang terkandung dalam Q.S. Al-Anfal: 724.1 Membaca Q.S. Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12; dan Q.S. Al-

Hujurat (49) : 10 sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.

Indikator:- Mampu membaca Q.S. Al-Anfal: 72 dengan baik dan benar,- Mampu menyalin Q.S. Al-Anfal: 72 dengan baik dan benar

4.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Anfal (8) : 72; Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; QS Al-Hujurat (49) : 10 dengan lancar.Indikator:- Mampu mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Anfal: 72 dengan baik dan

benar

C. Tujuan Pembelajaran:Melalui kegiatan mengamati, menanya, mendiskusikan, menyimpulkan dan mengomunikasikan, peserta didik diharapkan:1. Mampu menyalin Q.S. Al-Anfal: 72 dengan baik dan benar2. Mampu membaca Q.S. Al-Anfal: 72 dengan baik dan benar3. Mampu mengidentifikasi tajwid Q.S. Al-Anfal: 72 dengan benar4. Mampu menjelaskan asbabun nuzul Q.S. Al-Anfal: 725. Mampu menyimpulkan kandungan Q.S. Al-Anfal: 726. Mampu menjelaskan pengertian kontrol diri (mujahadah an-nafs)7. Mampu mengidentifikasi hikmah dan manfat perilaku kontrol diri (mujahadah

an-nafs).8. Mampu menampilkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs) seperti yang

terkandung dalam Q.S. Al-Anfal: 729. Mampu mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Anfal: 72 dengan baik dan benar

(dilaksanakan diluar jam pelajaran)

D. Materi Pembelajaran:1. Fakta:

- Adanya perilaku menyimpang seperti; radikalisme, ekstrimisme, dan selalu menganggap paling benar (ekslusivisme),

- Kegiatan ekstrakurikuler sekolah2. Konsep:

- Kontrol diri (mujahadah an-nafs/ pengertian jihad yang benar), 3. Prinsip

- Manfaat mujahadah/ jihad yang sesuai dengan ajaran Islam yang benar, - Hikmah mujahadah/ jihad yang sesuai dengan ajaran Islam yang benar.

4. Prosedur- (tidak ada)

56

E. Metode Pembelajaran1. Discovery Learning,2. Ceramah,3. Diskusi dan kerja kelompok,4. Tanya jawab, dan 5. Praktik.

F. Media, Alat, dan Sumber Belajar1. Media

Film tentang perkelahian pelajar dan kegiatan ekstrakurikuler2. Alat/ Bahan

LCD Proyektor3. Sumber Belajar

a. Tafsir Al-Qur’anb. Kitab Hadits Sembilan Imamc. Buku pegangan siswa PAI kelas X

G. Langkah-langkah Pembelajarana. Pendahuluan (20 menit):

1. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalah dan kemudian berdoa bersama. Memeriksa kerapian dan kebersihan ruang kelas

2. Peserta didik menyiapkan kitab suci al-Qur’an3. Secara bersama bertadarus al-Qur’an (selama 5 menit)4. Menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus dicapai5. Menanyakan materi yang pernah diajarkan sebelumnya yang terkait

dengan materi ajar hari ini (Appersepsi).6. Pembagian kelompok

b. Kegiatan inti: (100 menit)1. Mengamati

- Guru memberikan tugas kepada kelompok siswa untuk menyimak bacaan, membaca, mengidentifikasi hukum bacaan (tajwid), dan mencermati kandungan Q.S. Al-Anfal ayat 72.

- Siswa mencermati manfaat dan hikmah kontrol diri (mujahadah an-nafs) melalui tayangan video.

2. Menanya- Siswa menanyakan tentang cara membaca Q.S. Al-Anfal ayat 72.- Kemudian mengajukan pertanyaan terkait hukum tajwid, asbabun

nuzul, dan isi kandungan Q.S. Al-Anfal ayat 72. 3. Menalar

- Mendiskusikan cara membaca Q.S. Al-Anfal ayat 72 sesuai dengan hukum bacaan tajwid; Dalam kegiatan diskusi guru dan siswa memperlihatkan sikap demokratis, kerja sama, serta sopan santun dalam menyampaikan pendapat dan tidak memaksakan kehendak pada orang lain (Sikap).

- Menterjemahkan Q.S. Al-Anfal ayat 72 - Menganalisis asbabun nuzul/wurud dan kandungan Q.S. Al-Anfal

ayat - Setiap kelompok mencatat informasi yang mereka dapatkan dari

hasil diskusi.4. Mengasosiasi

57

Setelah mengumpulkan informasi yang didapat siswa selanjutnya menganalisis semua informasi yang ada pada Q.S. Al-Anfal ayat 72 dan dibuat kesimpulan dalam bentuk makalah/laporan tertulis.

5. Mengomunikasikan:- Setelah selesai mengerjakan tugasnya, guru meminta masing-masing

perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang Q.S. Al-Anfal ayat 72.

- Siswa mendemonstrasikan hafalan QS. Al-Anfal ayat 72. Jika tidak selesai dilanjutkan di luar jam pelajaran.

c. Kegiatan Penutup (15 menit)1. Guru memberikan penguatan terhadap materi yang didiskusikan (kegiatan

konfirmasi).2. Menyiapkan masalah untuk pertemuan selanjutnya.

H. Penilaian hasil PembelajaranA. Evaluasi Afektif

1. Observasi (mengamati perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs) terhadap teman sejawat atau orang lain

Lembar Pengamatan Kegiatan Diskusi (Penilaian Sikap Selama Diskusi):

No.Nama Siswa

A s p e k P e n g a m a t a n

JmlSkor

Nilai Ket.Kerja sama

Meng-komun

ikasikan pen-

dapat

Toleransi

Keaktifan

Menghargai pendapat

teman

Keterangan Skor :Masing-masing kolom diisi dengan kriteria4 = Baik Sekali3 = Baik2 = Cukup1 = Kurang

∑ Skor perolehan Nilai = X 100

Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai 58

A = 80 – 100 : Baik SekaliB = 70 – 79 : BaikC = 60 – 69 : CukupD = ‹60 : Kurang

B. Evaluasi Psikomotor 1. Tes praktik

a) Tes Menulis teks QS. Al-Anfal ayat 72b) Tes bacaan QS. Al-Anfal ayat 72c) Tes hafalan QS. Al-Anfal ayat 72

Format penilaian bacaan al-Quran dan demonstrasi hafalanNama Siswa : ………………Tanggal : ………………Kelas : ………………

No. Aspek yang dinilaiTingkat Kemampuan

1.

2.

Makharijul Huruf

Tajwid

Jumlah

Kriteria Penskoran Kriteria Penilaian

Baik Sekali 4 10 – 12 ABaik 3 7 – 9 BCukup 2 4 – 6 CKurang 1 ≤ 3 D

2. Portofolio

Format Penilaian Makalah

Struktur Makalah

Indikator Nilai

Pendahuluan

Menunjukkan dengan tepat isi : Latar belakang

59

Struktur Makalah

Indikator Nilai

Rumusan masalah Tujuan penulisan.

Isi Ketepatan pemilihan gambar Orisinalitas makalah Mendeskripsikan isi materi Struktur/logika penulisan disusun dengan

jelas sesuai metode yang dipakai Bahasa yang digunakan sesuai EYD dan

komunikatif Daftar pustaka yang dapat

dipertanggungjawabkan (Ilmiah)Penutup Kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah

Saran relevan dengan kajianJumlah

Kriteria Penilaian untuk masing-masing indikator:

Sangat sesuai 4Sesuai 3Cukup 2Kurang 1

∑ Skor perolehanNilai = X 100

Skor Maksimal (48)

3. Presentasi

RUBRIK PENILAIAN PRESENTASI

NAMA /KELOMPOK : .............................................................

KELAS : .............................................................

TANGGAL PENILAIAN : .............................................................

60

N0

INDIKATOR DESKRIPTOR SKOR

1 Penguasaan materi yang dipresentasikan

4. Menunjukkan penguasaan materi presentasi dengan sangat baik

3. Menunjukkan penguasaan materi presentasi dengan cukup baik

2. Menunjukkan penguasaan materi presentasi dengan kurang baik

1. Menunjukkan penguasaan materi presentasi dengan sangat kurang baik

2 Sistematika presentasi

4. Materi presentasi disajikan secara runtut dan sistematis

3. Materi presentasi disajikan secara runtut tetapi kurang sistematis

2. Materi presentasi disajikan secara kurang runtut dan tidak sistematis

1. Materi presentasi disajikan secara tidak runtut dan tidak sistematis

3 Penggunaan bahasa

4. Bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami

3. Bahasa yang digunakan cukup mudah dipahami

2. Bahasa yang digunakan agak sulit dipahami

1. Bahasa yang digunakan sangat sulit dipahami

4 Ketepatan intonasi dan kejelasan artikulasi

4. Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang tepat dan artikulasi/lafal yang jelas

3. Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang agak tepat dan artikulasi/lafal yang agak jelas

2. Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang kurang tepat dan artikulasi/lafal yang kurang jelas

1. Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang tidak tepat dan artikulasi/lafal yangtidak jelas

5 Kemampuan memanfaatkan media presentasi

4. Media yang dimanfaatkan sangat jelas, menarik, dan menunjang seluruh sajian

3. Media yang dimanfaatkan jelas tetapi kurang menarik

2. Media yang dimanfaatkan kurang jelas dan tidak menarik

1. Media yang dimanfaatkan tidak jelas dan tidak menarik

6 Kemampuan mempertahankan

4. Mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/sanggahan dengan arif dan bijaksana

61

dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan

3. Mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/sanggahan dengan cukup baik

2. Kurang mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan dengan baik

1. Sangat kurang mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan

TOTAL SKOR

, ……………, ……...……………

-

C. Tes Tulis (Evaluasi Kognitif) Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!C. Salin surah QS. Al-Anfal ayat 72 dengan baik dan benar!

Kunci:

D. Tulis semua lafal yang yang mengandung hukum tajwid dari QS. Al-Anfal ayat 72

meliputi masalah hukum nun sukun atau tanwin, Mim sukun, dan Mad beserta alasan masing-masing!

Kunci:

Kata/LafalHukum Bacaan

Alasan Kata/LafalHukum Bacaan

Alasan

Al Syamsiya

Al diikuti huruf Lam

Idgam Mimi

Mim sukun diikuti huruf

62

Total Skor

Nilai = -------------------- X 100

h Mim

Mad Badal Hamzah berfathah diikuti huruf Alif

Ikhfa Nun sukun diikuti huruf Syin

Mad Tabi’i Harakat dammah diikuti huruf Wawu

Ikhfa Nun sukun diikuti huruf Sad

Mad Tabi’i Fathah diikuti Alif

Aliflam Syamsiyah

Al diikuti huruf Dal

Izhar Syafawi

Mim sukun diikuti huruf Wawu

Iqlab Tanwin sukun diikuti huruf Ba

Ikhfa Nun sukun diikuti huruf Fa

Izhar Syafawi

Mim sukun diikuti huruf Wawu

Izhar Syafawi

Mim sukun diikuti huruf Hamzah

Idgam Mimi

Mim sukun diikuti huruf Mim

Mad Wajib

Mutasil

Mad Tabi’I diikuti

Hamzah dalam satu

kata

Mad ‘Arid Lissukun

Mad Tabi’I dibaca waqaf

E. Jelaskan asbabun nuzul QS. Al-Anfal ayat 72!Kunci:Menurut Ibnu Mundzir, ayat ini turun sebagai jawaban dari pertanyaan kaum muslim, “ bagaimana kalau kami memberi dan menerima harta waris dari saudara kami yang musyrik?”. Turunlah ayat 72-73 ini sebagai penjelasan bahwa antara mukmin dan kafir tidak saling mewarisi harta.

F. Sebutkan isi kandungan surah QS. Al-Anfal ayat 72!Kunci:QS. Al-Anfal ayat 72 berbicara tentang kontrol diri (mujahadah an nafs)

G. Jelaskan pengertian kontrol diri (mujahadah an nafs)!Kunci:Mujahadah an Nafs adalah upaya sungguh-sngguh untuk melawan segala keinginan yang berlebihan, yang dikenal dengan sebutan “hawa nafsu”. Oleh karena itu, dalam istilah yang lebih populer dikenal dengan “kontrol diri”

H. Sebutkan 3 contoh hikmah dan manfaat dari sikap kontrol diri dalam kehidupan bermasyarakat!

Kunci:A. Tingginya derajat orang yang mampu mengendalikan nafsu/diri

ketika marah, karena dianggap sebagai orang yang kuat secara batiniah. Kekuatan batin yang tercermin dalam perilaku tentu saja merupakan indikasi ketakwaan seseorang, sedangkan taqwa adalah derajat tertinggi di hadapan Allah SWT .;

B. Terjaganya ucapan dan perilaku dalam kesantunan. Meskipun dalam keadaan marah, orang yang mampu mengontrol diri akan tetap santun dalam ucapan dan tindakan;

63

C. Motivasi untuk berlaku sabar, karena hanya orang yang sabarlah yang mampu menahan dan mengendalikan emosi pada saat marah.

I. Sebutkan 5 contoh perilaku seseorang yang yang memiliki sifat kontrol diri (mujahadah an nafs)!

Kunci:a. Bersungguh-sungguh dalam berjuang untuk menegakkan agama,

meskipun harus mengorbankan harta bahkan jiwa;b. Membantu sesama muslim yang teraniaya dengan segenap

kemampuan.c. Berusaha untuk tidak mudah marah hanya karena masalah-masalah

yang kecil;d. Berusaha mengontrol kata-kata dan perilaku pada saat marah;e. Berusaha untuk tidak berbicara atau bertindak yang dapat membuat

orang lain marah.

Mengetahui, Bandung, .............2013Kepala Sekolah, Pendidik PAI

...................... ...........................NIP. NIP.

64