Model pembelajaran moving class di sekolah

5
Model Pembelajaran Moving Class di Sekolah Moving class, merupakan sistem pendidikan telah lama diimplementasikan diberbagai sekolah di luar negeri. Lewat sistem ini, para peserta didik dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar di setiap kelas yang ada. Kegiatan pembelajaran sistem moving class peserta didik berpindah sesuai pelajaran yang diikutinya. Saat peserta didik memasuki ruang kelas peserta didik akan dapat langsung memfokuskan diri pada pelajaran yang dipilihnya. Para peserta didik dapat memilih kelas yang ada sesuai jenis pelajaran yang sesuai jadwal mereka. Sehingga para peserta didik terlatih untuk berpikir dewasa dengan memberikan pilihan-pilihan. Moving class ini bertujuan untuk membiasakan anak-anak agar merasa hidup nyaman dalam belajar. Selain itu agar mereka tidak jenuh dan bertanggung jawab terhadap apa yang dipelajari. Model pembelajaran ini membuat peserta didik tidak bosan belajar dengan selalu menempati kelas yang sama setiap harinya. Moving class berarti peserta didik mempunyai kesadaran untuk mendapatkan ilmu. Artinya jika mereka mau mendapatkan ilmu, maka mereka harus bergerak ke kelas tertentu yang disediakan untuk dipilih. Misalkan mereka mau belajar Bahasa Indonesia maka mereka harus manuju ke kelas Bahasa Indonesia dan ini berlaku juga bagi pelajaran-pelajaran lain. Jadi, peserta didik tiap pergantian mata pelajaran harus pindah kelas. Keunggulan sistem ini, para peserta didik lebih punya waktu untuk bergerak, sehingga selalu segar untuk menerima pelajaran. Sementara para guru, dapat menyiapkan materi pelajaran, alat dan bahan pendukung kegiatan belajar lebih baik. A. Aspek Pedagogis dalam pembelajaran Moving Class Pedagogi merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan metode mengajar, membimbing, dan mengawasi pelajaran. Jadi, dari segi pedagogis, moving class membutuhkan rekam jejak kemajuan proses pembelajaran peserta didik (portofolio), sesuatu hal yang diabaikan dalam kelas konvensional, yang misalnya tercermin dalam kesalahpahaman guru konvensional

Transcript of Model pembelajaran moving class di sekolah

Page 1: Model pembelajaran moving class di sekolah

Model Pembelajaran Moving Class di Sekolah

Moving class, merupakan sistem pendidikan telah lama diimplementasikan

diberbagai sekolah di luar negeri. Lewat sistem ini, para peserta didik dapat

menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar di setiap kelas yang ada.

Kegiatan pembelajaran sistem moving class peserta didik berpindah sesuai

pelajaran yang diikutinya. Saat peserta didik memasuki ruang kelas peserta didik

akan dapat langsung memfokuskan diri pada pelajaran yang dipilihnya. Para

peserta didik dapat memilih kelas yang ada sesuai jenis pelajaran yang sesuai

jadwal mereka. Sehingga para peserta didik terlatih untuk berpikir dewasa dengan

memberikan pilihan-pilihan. Moving class ini bertujuan untuk membiasakan

anak-anak agar merasa hidup nyaman dalam belajar. Selain itu agar mereka tidak

jenuh dan bertanggung jawab terhadap apa yang dipelajari. Model pembelajaran

ini membuat peserta didik tidak bosan belajar dengan selalu menempati kelas

yang sama setiap harinya. Moving class berarti peserta didik mempunyai

kesadaran untuk mendapatkan ilmu. Artinya jika mereka mau mendapatkan ilmu,

maka mereka harus bergerak ke kelas tertentu yang disediakan untuk dipilih.

Misalkan mereka mau belajar Bahasa Indonesia maka mereka harus manuju

ke kelas Bahasa Indonesia dan ini berlaku juga bagi pelajaran-pelajaran lain. Jadi,

peserta didik tiap pergantian mata pelajaran harus pindah kelas. Keunggulan

sistem ini, para peserta didik lebih punya waktu untuk bergerak, sehingga selalu

segar untuk menerima pelajaran. Sementara para guru, dapat menyiapkan materi

pelajaran, alat dan bahan pendukung kegiatan belajar lebih baik.

A. Aspek Pedagogis dalam pembelajaran Moving Class

Pedagogi merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan prinsip-prinsip

dan metode mengajar, membimbing, dan mengawasi pelajaran. Jadi, dari segi

pedagogis, moving class membutuhkan rekam jejak kemajuan proses

pembelajaran peserta didik (portofolio), sesuatu hal yang diabaikan dalam kelas

konvensional, yang misalnya tercermin dalam kesalahpahaman guru konvensional

Page 2: Model pembelajaran moving class di sekolah

tentang program remedial. Dalam moving class penilaian tidak boleh hanya

menyangkut aspek kognitif, sebab Rancangan penilaian dan Penilaian berbasis

Kelas mempunyai tolak ukur yang menyentuh seluruh aspek kemampuan dan

kepribadian peserta didik.

Agar pelaksanaan dengan sistem kelas berpindah dapat terlaksana dengan

baik dan memberi peningkatan yang signifikan terhadap mutu pembelajaran dan

lulusan peserta didik. Maka pendidik perlu menyusun strategi pelaksanaan dengan

memperhatikan aspek pedagogi, diperkuat oleh perangkat peraturan dan

administrasi yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut. Pengajaran yang

dilaksanakan oleh guru telah diatur bobotnya dalam bentuk satuan kredit

semester, pengaturannya terdiri atas target pencapaian maupun waktu yang

disediakan. Bila satu hari sekolah terdiri dari 8 jam pembelajaran, maka dalam

satu hari hanya dimungkinkan 4 kali pergantian peserta didik per ruang.

B. Sistem Satuan Kredit Semester (SKS) dalam menerapkan Moving class

Proses belajar mengajar menggunakan kelas berpindah (moving class) tentu

didasarkan penggunaan sistem Satuan Kredit Semester (SKS) dalam

pembelajarannya. SKS adalah suatu sistem penyelenggaraan pendiikan yang

beban studi peserta didik, beban tugas mengajar tenaga pengajar, dan beban

penyelenggaraan program pendidikan lembaga dinyatakan dalam Satuan Kredit

Semester (SKS). Satuan Kredit Semester merupakan bobot yang menunjukkan

jumlah waktu dalam menit dan semester itu sendiri merupakan ukuran waktu atau

satuan waktu yang terkecil dalam program lengkap satu jenjang pendidikan.

Sistem kredit semester menyadari adanya perbedaan minat, bakat dan

kemampuan antara peserta didik yang satu dengan yang lain. Cara dan waktu

untuk menyelesaikan beban studi yang diwajibkan, tidak harus sama bagi setiap

peserta didik meskipun mereka duduk dalam jenjang pendidikan yang sama.

Beban pendidikan menyangkut beban studi peserta didik dan beban tugas

mengajar guru. Beban-beban tersebut diperhitungkan setara dengan 16-22 minggu

Page 3: Model pembelajaran moving class di sekolah

kegiatan akademik, termasuk kegiatan ujian setengah semester, minggu tenang,

dan ujian semester (akhir semester) serta tagihan lainnya dalam bentuk formatif.

Kegiatan pembelajaran terdiri atas tiga komponen:

1) Kegiatan tatap muka terjadwal, yaitu pertemuan tatap muka antara peserta

didik dan guru menurut jadwal yang telah ditentukan

2) Kegiatan akademik terstruktur dan kegiatan akademik mandiri, yaitu

kegiatan akademik peserta didik yang tidak terjadwal tetapi telah

direncanakan guru misalnya pekerjaan rumah dan membaca literatur yang

akan dipelajari pada pertemuan berikut

3) Kegiatan akademik mandiri, yaitu kegiatan belajar yang dilakukan atas

inisiatif peserta didik sendiri tanpa diatur atau direncanakan gurunya. Mata

pelajaran yang berbobot 2 SKS berarti dalam satu minggu harus

diselenggarakan berupa belajar tatap muka 2X40 menit dilakukan diluar jam

pelajaran seperti di rumah. Sedangkan kegiatan guru, kegiatan tatap muka

terjadwal dengan peserta didik selama 40 menit/1 jam pelajaran, kegiatan

akademik terstruktur diluar jam pelajaran yaitu berupa perencanaan kegiatan

mengajar dan memeriksa tugas-tugas peserta didik, dan kegiatan-kegiatan

mandiri yaitu mendalami dan memperkaya bahan yang akan dipelajari.

Kegiatan Pratikum di laboratorium juga terdiri atas tiga komponen kegiatan.

Hanya saja, perhitungan waktu per satuan SKS-nya berbeda dengan

kegiatan pembelajaran di kelas.

C. Strategi Pelaksanaan Moving Class dalam SKM

Pelaksanaan Pembelajaran dalam Sekolah Kategori Mandiri berdasarkan

atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan telah menetapkan kebijakan tentang pengkategorian sekolah

berdasarkan tingkat keterlaksanaan standar nasional pendidikan ke dalam kategori

standar mandiri dan bertaraf internasional.

Strategi pembelajaran dengan sistem moving class merupakan salah satu

syarat pelaksanaan SKM dilaksanakan dengan pendekatan kelas mata pelajaran.

Page 4: Model pembelajaran moving class di sekolah

Pendekatan ini mensyaratkan agar sekolah menyediakan kelas-kelas untuk

kegiatan pembelajaran mata pelajaran tertentu atau untuk rumpun tertentu.

Strategi ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya:

1) Guru memiliki ruang mengajar sendiri yang memungkinkan untuk

melakukan penataan sesuai karakteristik mata pelajaran

2) Guru memungkinkan untuk mengoptimalkan sumber-sumber belajar dan

media pembelajaran yang dimiliki karena penggunaannya tidak terikat oleh

keterbatasan sirkulasi dan troubeling

3) Guru berperan secara aktif dalam mengontrol perilaku peserta didik dalam

belajar

4) Pembelajaran dengan Team Teaching mudah dilakukan karena guru-guru

dalam mata pelajaran yang sama terkumpul dalam satu tempat sehingga

memudahkan koordinasi

5) Penilaian terhadap hasil belajar peserta didik lebih obyektif dan optimal

karena penilaiannya dilakukan secara TIM sehinggan dapat mengurangi

inkonsistensi penilaian terhadap mata pelajaran tertentu

D. Hal yang Diperlukan dalam Pelaksanaan Moving Class

Hambatan yang utama dan sangat mendominasi dalam melaksanakan

pembelajaran model moving class adalah dukungan pemerintah kabupaten/kota

bagi sekolah negeri dan dukungan yayasan pendidikan bagi sekolah swasta soal

pengadaan sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaannya. Oleh karena

itu, sekolah yang ingin melaksanakan model moving class harus berusaha

mendapatkan dukungan pemerintah daerah kabupaten/kota, yayasan, dan

masyarakat setempat, kemudian sekolah melakukan berbagai persiapan. Salah

satunya adalah mempersiapkan ruang kelas, laboratorium, perpustakaan dan

keperluan lainnya dilengkapi dengan perlengkapannya. Untuk mengatasi

hambatan itu diperlukan dana yang tidak mungkin dapat segera direalisasikan

secara cepat. Sekolah memerlukan bantuan dan partisipasi dari semua pihak,

Page 5: Model pembelajaran moving class di sekolah

karena dengan dukungan yang kuat segala hambatan yang ada dapat diatasi

dengan mudah.

Di sekolah yang melaksanakan moving class awalnya disambut hangat

peserta didik. Namun dalam perjalanannya banyak peserta didik yang mengeluh

karena moving class ternyata rumit dan melelahkan. Banyak peserta didik merasa

lelah naik turun tangga, khususnya pada sekolah yang tiga lantai. Kalau sudah

siang peserta didik merasa malas pindah-pindah kelas. Tujuan awal agar peserta

didik lebih fresh dalam belajar karena berganti suasana setiap pelajaran dan

terbiasa dengan suasana kuliah. Tapi yang ada menurut sebagian peserta didik

malah membuat kesal moving class itu, akhirnya movingclass bisa menjadi

disfungsional. Waktu belajar berkurang karena perpindahan ruang kelas,

walaupun itu masalah individu. Di lain sisi, murid yang sudah berhasil menerobos

lautan orang di tangga dan di sepanjang jalan untuk tiba lebih awal melihat

keadaan kekosongan pengajar di kelas. Alasan guru macam-macam, ada yang

ingin minum, ada juga yang mengatakan sudah terlalu lama menunggu di kelas

tetapi murid tak kunjung datang. Solusinya tergantung komitmen dan strategi

manajemen yang diterapkan di sekolah.

Sumber:

Ihsan, Fuad. (2010). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga

Kependidikan. Bandung : Alfabeta

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_e0151_0601245_chapter2.pdf