SKRIPSIeprints.uns.ac.id/9795/1/193681511201102341.pdfPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN...
Transcript of SKRIPSIeprints.uns.ac.id/9795/1/193681511201102341.pdfPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN
METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI
SMK KANISIUS SURAKARTA TAHUN AJARAN
2010 / 2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI Oleh:
ROSYID NUR ANGGARA PUTRA
K7406136
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN
METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI
SMK KANISIUS SURAKARTA TAHUN AJARAN
2010 / 2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh:
ROSYID NUR ANGGARA PUTRA
K7406136
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Siswandari, M. Stats Sohidin, SE., M. Si. Akt
NIP. 19590201 198503 2 002 NIP. 19720128 200501 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
Skripsi ini telah direvisi sesuai dengan arahan dari Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M. Pd .......................
Sekretaris : Jaryanto, S. Pd., M. Si .......................
Anggota I : Prof. Dr. Siswandari, M. Stats .......................
Anggota II : Sohidin, S.E., M. Si., Akt .......................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Rabu
Tanggal : 03 November 2010
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M. Pd .......................
Sekretaris : Jaryanto, S. Pd., M. Si .......................
Anggota I : Prof. Dr. Siswandari, M. Stats .......................
Anggota II : Sohidin, S.E., M. Si., Akt .......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
ABSTRAK
Rosyid Nur Anggara Putra. K7406136. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK KANISIUS SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 / 2011. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2010.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Obyek penelitian ini adalah siswa kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta yang berjumlah 22 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan dengan pemberian simulasi terlebih dahulu oleh peneliti kepada guru kelas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi, dan tes. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) identifikasi masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, masingmasing pertemuan selama 2 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi akuntansi melalui penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) Siswa tampak antusias dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran akuntansi terbukti dengan peningkatan prestasi belajar siswa, (2) Siswa terlihat memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru dengan motivasi tinggi dan terlihat aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, (3) Siswa lebih percaya diri dalam mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas, (4) Guru mampu memberikan metode pembelajaran akuntansi dengan nuansa baru. Hal ini dapat dilihat dari nilai akhir dan nilai ratarata kelas yang mengalami peningkatan dari siklus I yaitu 77% sebanyak 17 siswa meningkat menjadi 22 siswa sebesar 100% pada siklus II. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dalam melaksanakan pembelajaran, (2) Guru membuat inovasi baru dalam menyampaikan pelajaran akuntansi dengan menggunakan metode Jigsaw yang dilakukan oleh para siswa, (3) Guru mengaktifkan siswa di dalam belajar melalui pelaksanaan diskusi intensif dengan bimbingan aktif dari guru sehingga siswa menjadi lebih kooperatif di dalam kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
ABSTRACT
Rosyid Nur Anggara Putra. K7406136. COOPERATIVE LEARNING MODEL WITH APPLICATION JIGSAW METHOD FOR IMPROVING LEARNING ACHIEVEMENT XI ACCOUNTING CLASS KANISIUS VOCATIONAL HIGH SCHOOL SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2010 / 2011. Thesis. Surakarta. Faculty of Teacher Training and Education. Eleven March Surakarta University, October 2010.
The purpose of this study is to describe the implementation of cooperative learning Jigsaw type to improve achievement study accounting.
This study uses classroom action research approach. The object of this research is a class XI student of Kanisius Vocational High School Surakarta, amounting to 22 students.
This research was carried out with collaboration between researchers, classroom teachers and involve student participation. Implementation of measures in this research is done by giving the simulation in advance by the researchers to classroom teachers. Technique of data collecting conducted by observation, documentation, and testing. The procedure includes the stages of research: (1) identification of issues, (2) preparation, (3) preparation of action plans, (4) implementation of the action, (5) observations, and (6) preparation of reports. The research process was conducted in two cycles, each cycle consisting of four stages: (1) planning action, (2) implementation of the action, (3) observation and interpretation, and (4) analysis and reflection. Each cycle carried out in three meetings, each meeting for 2 x 45 minutes.
Based on research that has been done, it can be concluded that there was an increase accounting performance through the implementation of cooperative learning approach to the type of Jigsaw. This is reflected by several indicators as follows: (1) Students seem enthusiastic and excited in the course of accounting as evidenced by improved student achievement, (2) Students are visible attention to the lessons given by teachers with high motivation and seen active in following the teaching and learning activities , (3) Students are more confident in presenting the results of his work in front of the class, (4) Teachers are able to provide the learning method of accounting with new shades. It can be seen from the final value and the average value of the class who have increased from the first cycle of 77% as many as 17 students to 22 students increased by 100% in cycle II. This increase occurred after the teacher made some efforts, among others: (1) The implementation of cooperative learning model with Jigsaw cooperative learning model in implementing the learning, (2) Teachers create new innovation in delivering accounting lesson using the Jigsaw method performed by the students, ( 3) Teachers enable students in their learning through the implementation of intensive discussions with the active guidance of the teacher so that students become more cooperative in the teaching and learning activities.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
MOTTO
“ Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orangorang yang beriman
diantaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat “.
(Q.S Al Mujadalah 11)
“ Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya.
Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya daripada
berkhianat dalam harta “.
(HR. Abu Na’im)
“ Janganlah hanya mencoba untuk menjadi manusia sukses, tetapi jadilah manusia
yang memiliki otak yang bernilai “.
( Albert Einstein )
“ Instropeksi diri lebih bermanfaat dan berguna daripada menyalahkan orang lain”.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,
cinta dan terima kasih penulis kepada :
Ibu dan Bapak tersayang yang telah memberikan doa restu,
kasih sayang, dan nasehatnya.
Adikadikku Retno & Nafilah yang selama ini
menemaniku berjuang untuk meraih masa depan.
Bu Sis, Pak Sohidin, dan Pak Sigit Budi terima kasih atas
bimbingan, kesabaran, dan semangatnya.
Pakde Luqman yang memberi banyak pengalaman dan
pelajaran berharga.
Dwi Ernawati terima kasih atas semangatnya.
Ganda Perkasa dan Mas Adhi atas kebersamaanya.
Temanteman Ekonomi dan Akuntansi 2006 yang tidak
bisa tertulis semua terima kasih.
Almamater UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, taufik
dan hidayahNya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis untuk
memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala
bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan bijaksana.
4. Prof. Dr. Siswandari, M. Stats, selaku pembimbing I yang telah memberikan
banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.
5. Sohidin, S.E., M. Si., Akt, selaku pembimbing II yang telah memberikan
dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.
6. Drs. FX Juli Pramana., selaku Kepala SMK Kanisius Surakarta, yang telah
banyak memberikan ijin kepada penulis untuk menyusunan skripsi ini.
7. Y. Sigit Budi Santoso, S Pd, selaku guru mata pelajaran Akuntansi, yang telah
memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.
8. Guru, karyawan, dan siswasiswa XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta yang
telah banyak memberikan bantuan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
9. Bapak, Ibu, dan Adikadik tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik
moril maupun spiritual, dan kasih sayang serta doa yang tak hentihentinya
mengiringi penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Dwi Ernawati yang selalu memberikan semangat dan motivasi serta kebersamaan
yang kita jalani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
11. Pakdhe Luqman dan Budhe Rita yang telah banyak membantu penulis selama
kuliah, serta memberikan banyak pelajaran dan pengalaman yang sangat
bermanfaat.
12. Pimpinan dan seluruh karyawan CV Media Teknik, Pak Yasin, Pak Edhi, Pak
Hardi, Pak Agung, serta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
memberi banyak bimbingan serta motivasi.
13. Sahabatku Ganda Perkasa terima kasih untuk persahabatan yang telah kita jalani
selama ini.
14. Temantemanku: Ridwan, Zuhal, Tholib, Sudarto, Tonang, Tofan, Hasan, Bayu,
Widodo dan semua temanteman angkatan 2006 lainnya yang telah memberikan
kesan yang begitu mendalam selamanya.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah
SWT. Amin.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, Oktober 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PENGAJUAN ....................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................ vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................ viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. ix
KATA PENGANTAR................................................................................. x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 4
D. Perumusan Masalah ................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 7
1. Hakikat Belajar ................................................................... 7
a. Pengertian Belajar ......................................................... 7
b. Faktor –faktor yang Mempengaruhi Belajar .................... 8
2. Model Pembelajaran Kooperatif .......................................... 10
a. Hakikat Model Pembelajaran ......................................... 10
b. Hakikat Model Pembelajaran Koopereatif ..................... 10
3. Metode Pembelajaran Jigsaw ............................................. 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
a. Hakikat Metode Jigsaw .................................................. 13
b. Langkahlangkah Metode Jigsaw ................................... 14
c. Keuntungan dan Kelemahan Metode Jigsaw................... 15
4. Prestasi Belajar Akuntansi ................................................... 16
a. Pengertian Prestasi Belajar ............................................. 16
b. Pengertian Akuntansi ..................................................... 17
c. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Akuntansi .............. 18
B. Penelitian Yang Relevan .......................................................... 19
C. Kerangka Pemikiran ................................................................. 20
D. Hipotesis Tindakan .................................................................. 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 22
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 22
B. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................... 23
C. Pendekatan Penelitian ............................................................... 23
D. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 25
E. Prosedur Penelitian.................................................................... 27
F. Proses Penelitian ..................................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 34
A. Deskripsi Lokasi Penelitian....................................................... 34
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI
Akuntansi SMK Kanisius Surakarta ........................................ 38
C. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................ 41
1. Siklus I ................................................................................ 41
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ....................................... 42
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ....................................... 44
c. Observasi dan Interpretasi ............................................... 47
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ......................... 49
2. Siklus II ............................................................................... 51
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ...................................... 51
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ...................................... 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
c. Observasi dan Interpretasi ............................................... 56
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ........................ 57
D. Pembahasan............................................................................... 58
BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................... 64
A. Simpulan ................................................................................... 64
B. Implikasi ................................................................................... 66
C. Saran ......................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 68
LAMPIRAN ............................................................................................... 70
PERIJINAN ............................................................................................... 110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw ........................................................... 15
Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ............................. 20
Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto; 2009:74) 25
Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian Tindakan Kelas ...................................... 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Penelitian, Bentuk dan Strategi Penelitian ....................... 22
Tabel 2. Indikator Penguasaan Konsep Siswa Siklus I .............................. 30
Tabel 3. Indikator Penguasaan Konsep Siswa Siklus II ............................. 32
Tabel 4. Ruanganruangan pada SMK Kanisius ........................................ 36
Tabel 5. Hasil tes awal kemampuan siswa ................................................ 41
Tabel 6. Hasil Nilai Ulangan Harian Akhir Siklus I .................................. 49
Tabel 7. Hasil Nilai Ulangan Harian Akhir Siklus II ................................. 57
Tabel 8. Ketuntasan Hasil belajar siswa .................................................... 59
Tabel 9. Peningkatan Prestasi Belajar siswa ............................................. 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia sangat berpengaruh terhadap
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sesuai dengan citacita bangsa
Indonesia dalam UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan
berbagai upaya, pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan kualitas
pendidikan. Karena dengan meningkatkan kualitas pendidikan maka kualitas
sumber daya manusia juga akan meningkat. Peningkatan sumber daya manusia di
Indonesia diharapkan mampu untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat di
Indonesia yang mampu bersaing dengan dunia internasional.
Tujuan peningkatan kualitas pendidikan ini tidak lepas dari rendahnya
kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan oleh satuan tingkat pendidikan,
baik dari tingkat dasar, menengah maupun tingkat atas. Untuk itu perlu
peningkatan kualitas dari berbagai segi dalam pendidikan. Peningkatkan kualitas
pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kualitas masukan pendidikan,
kualitas sumber daya pendidikan, kualitas guru dan pengelola pendidikan, kualitas
proses pembelajaran, sistem ujian dan pengendalian kualitas, serta kemampuan
pengelola pendidikan untuk mengantisipasi dan menangani berbagai pengaruh
lingkungan pendidikan.
Salah satu peningkatan kualitas hasil pendidikan dapat ditingkatkan
melalui peninngkatan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan
proses penyampaian pengetahuan dari guru, yang meliputi segala upaya yang
mengarah pada pengertian membantu dan membimbing siswa dalam
mengembangkan semua ranah kejiwaannya ke arah perubahan yang positif. Daya
serap siswa terhadap suatu ilmu sangat dipengaruhi oleh proses pembelajaran
yang dilakukan oleh pendidik. Oleh sebab itu, setiap pendidik wajib untuk selalu
belajar bagaimana menyampaikan ilmu dengan berbagai metode agar ilmu yang
disampaikan dapat dipahami dengan mudah oleh semua siswa serta bermanfaat
bagi masa depan peserta didik dimasa depan.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Kegiatan pembelajaran harus lebih menekankan proses daripada hasil.
Dalam proses pembelajaran, pengajar dituntut mampu menciptakan kondisi dan
situasi yang memungkinkan bagi siswa untuk menemukan, membentuk dan
mengembangkan pengetahuan. Sedangkan siswa harus mampu membangun
pengetahuan secara aktif dalam kegiatan belajar yaitu suatu kegiatan yang
dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa. Interaksi pribadi
di antara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa secara aktif akan mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melihat pelaksanaan proses
pembelajaran dan pencapaian hasil belajar siswa. Selain itu, juga meningkatkan
kemampuan pengajar dalam menyampaikan materi kepada siswa dengan berbagai
metode yang bervariasi.
Seiring dengan perkembangan teknologi, perkembangan metode
pembelajaran juga berkembang dengan sangat pesat. Berbagai metode
pembelajaran dapat digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan materi.
Seorang guru harus dapat memilih metode mengajar dengan tepat karena
ketidaksesuaian dalam penerapan metode mengajar akan membuat siswa tidak
tertarik terhadap materi yang diberikan oleh guru. Hal ini akan mengakibatkan
menurunnya minat belajar siswa sehingga pelaksanaan pembelajaran tidak dapat
berjalan secara efektif. Sehingga materi yang seharusnya dikuasai oleh siswa
menjadi tidak terserap dengan baik sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai.
Dalam proses pembelajaran banyak metode pembelajaran yang biasa
digunakan pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran, antara lain yaitu
metode konvesional atau ceramah, metode resitasi atau pemberian tugas, metode
Tanya jawab, metode diskusi, metode belajar kelompok, metode eksperimen,
metode karya wisata, dan masih banyak lagi metode lain yang bisa digunakan oleh
guru dalam megajar. Di dalam pemilihan metode mengajar guru harus
menyesuaikan metode yang akan digunakan dengan tujuan pengajaran, materi
pengajaran, besar kelas, kemampuan siswa, kemampuan guru, fasilitas yang
tersedia, dan waktu yang tersedia. Dengan harapan agar materi dapat
tersampaikan dan dapat dipahami dan diserap oleh para siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Dengan banyaknya pilihan metode pembelajaran maka akan memudahkan
pengajar dalam menyampaikan materi dengan berbagai metode yang sesuai
dengan materi. Salah metode yang banyak mendapat respon yaitu metode
pembelajaran kooperatif atau cooperative learning. Pada model pembelajaran
kooperatif siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial
dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak
sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Artinya pembelajaran ini aktif
dengan kegiatan yang dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung jawab
atas hasil pembelajarannya.
Model pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai metode yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran akuntansi, salah satunya yaitu jigsaw.
Pembelajaran kooperatif jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw merupakan suatu tipe pembelajaran kooperatif yang
terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab
atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian
tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Dengan metode ini guru dapat
menumbuhkan tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan
juga pembelajaran orang lain, selain itu membuat siswa menjadi lebih aktif,
mampu menggalang kerja sama/kekompakan dalam kelompok serta dapat
mengembangkan kepemimpinan siswa.
Kondisi prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI Akuntansi SMK
Kanisius Surakarta tahun 2010/2011 masih kurang baik jika dibandingkan dengan
mata pelajaran lain. Jika dipandang dari bidang keahlian yang mereka dalami
seharusnya prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi lebih baik dibanding mata
pelajaran lain. Karena, tujuan utama dari program keahlian akuntansi SMK adalah
mencetak tenaga keuangan yang mahir di bidang Akuntansi. Beberapa sebab yang
menimbulkan kurangnya prestasi belajar akuntansi di SMK Kanisius terdiri dari
banyak faktor yang baik dari dalam maupun dari luar pribadi siswa dan sekolah.
Dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model jigsaw ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
diharapkan akan mempermudah siswa dalam mempelajari mata pelajaran
Akuntansi, sehingga dapat menghasilkan output yang kompeten dibidang
akuntansi dan siap untuk menghadapi persaingan kerja yang sangat kompetitif.
Alasan dipilihnya metode jigsaw sebagai metode yang akan diterapkan dalam
penelitian ini karena metode ini dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi ajar yang didiskusikan secara mandiri dan menuntut siswa untuk mampu
menjelaskan materi terhadap anggota kelompoknya sehingga seluruh anggota
kelompok dapat memahami materi yang didiskusikan.
Dari uraian di atas, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian
dengan judul : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode
Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI
Akuntansi SMK Kanisius Surakarta Tahun Ajaran 2010 / 2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apakah model dan metode pembelajaran yang diterapkan dalam
proses pembelajaran akuntansi selama ini mampu mengaktifkan siswa
di dalam kelas ?
2. Apakah model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran
akuntansi selama ini telah mampu meningkatkan penguasaan konsep
siswa program keahlian Akuntansi SMK Kanisius Surakarta Tahun
Ajaran 2010 / 2011?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti
dibatasi pada :
1. Subjek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI program keahlian
Akuntansi SMK Kanisius Surakarta Tahun Ajaran 2010 / 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Objek penelitian
Obyek penelitian meliputi :
a. Penguasaan konsep dibatasi pada standar kompetensi Memproses
Dokumen Dana Kas Kecil. Yang dinilai dari : 1) kemampuan
menjelaskan pengertian kas kecil serta fungsinya dalam
perusahaan, (2) dapat mengidentifikasi saldo awal kas kecil serta
pengisian bukti pemakaian kas kecil.
b. Materi pelajaran yang digunakan dibatasi pada pembelajaran
akuntansi standar kompetensi Memproses Dana Kas Kecil. Model
pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif dengan metode jigsaw.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
” Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw
dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI program
keahlian Akuntansi SMK Kanisius Surakarta Tahun Ajaran 2010 / 2011? ”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendiskripsikan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
upaya meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI program keahlian
Akuntansi SMK Kanisius Surakarta Tahun Ajaran 2010 / 2011.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka diharapkan penelitian ini
mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
penerapan metode kooperatif tipe jigsaw terhadap peningkatan
prestasi belajar.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding,
pertimbangan, dan pengembangan bagi penelitian di masa yang akan
datang di bidang dan permasalahan sejenis atau bersangkutan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Mendapatkan kemudahan dalam belajar dan memahami materi
akuntansi yang disampaikan oleh guru.
b. Bagi Guru
Sebagai masukan bagi guru di bidang studi akuntansi dalam
menentukan metode mengajar yang tepat sesuai dengan materi
pelajaran yang bersangkutan, dalam rangka peningkatan kualitas
pembelajaran kepada siswanya.
c. Bagi Peneliti
Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah penulis terima
dibangku kuliah khususnya yang berkaitan dengan akuntansi serta
untuk membekali penulis sebagai calon guru mengenai metode
mengajar khususnya metode kooperatif tipe jigsaw.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Belajar
Pendidikan merupakan modal utama setiap manusia untuk menjalani
kehidupan, dan sebagai dasar pembangunan bangsa dalam mencapai peradaban
yang lebih maju dan modern. Pendidikan adalah segala situasi dalam hidup yang
mempengaruhi pertumbuhan seseorang atau dengan kata lain pendidikan adalah
pengalaman belajar. Jadi, pendidikan dapat didefinisikan pula sebagai seluruh
pengalaman belajar setiap manusia sepanjang hidupnya. Sedangkan dalam arti
sempit pendidikan dapat diartikan sebagai sekolah. Dimana pendidikan akan
membentuk karakter setiap individu dalam menghadapi permasalahan dalam
hidupnya. Oleh karena itu, pendidikan dalam arti sempit dapat diartikan sebagai
pengaruh yang diupayakan dan direkayasa sekolah terhadap anak dan remaja yang
diserahkan kepada pihak sekolah agar mereka mempunyai kemampuan yang
sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubunganhubungan dan tugastugas
sosial mereka (Redja Mudyahardjo, 2001: 4551).
Dari pengertian pendidikan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
sangat erat kaitannya dengan proses belajar seseorang di dalam hidupnya sebab
setiap orang menjadi dewasa karena belajar dan pengalaman hidupnya.
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan dasar utama untuk mencapai tujuan pendidikan. Karena
dengan pendidikan dapat membentuk karakter bangsa dari proses belajar yang
dialami oleh setiap orang sebagai warga negara. Masingmasing individu
memiliki kemampuan yang berbeda dalam mempelajari sebuah disiplin ilmu.
Sehingga selama proses belajar ada beberapa tingkatan penguasaan suatu
disiplin ilmu tertentu. Maka dengan banyaknya perbedaan kemampuan
manusia dalam menguasai ilmu sudah seharusnya setiap individu untuk selalu
belajar dan mengembangkan diri sesuai dengan keahlian yang dimiliki
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
sehingga dapat saling mengisi kekurangan dan saling membantu dalam
kehidupan.
Menurut Gino (2000: 6) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu kegiatan
yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun
aktual. Perubahanperubahan itu berbentuk kemampuankemampuan baru
yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama (konstan).Serta perubahan
perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu
yang sedang belajar..” Sedangkan Slameto (1995: 2) “Belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Jadi dari beberapa pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah “terbentuknya kemampuan baru karena usaha sadar oleh
individu yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama sebagai hasil
pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan.
b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Dalam proses belajar tentu banyak sekali faktor yang mempengaruhi
kelancaran proses belajar baik yang berasal dari dalam maupun dari luar
individu itu sendiri. Jika individu yang sedang belajar tidak memperhatikan
faktorfaktor yang berpengaruh dalam proses belajar maka hasil yang kan
dihasilkan tidak akan optimal. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil
belajar, yaitu :
1) Faktor intern
Faktor intern merupakan faktor yang berada pada diri pribadi peserta didik
itu sendiri yang dapat berupa: faktor jasmani, faktor psikologis, serta faktor
kelelahan. a) Faktor jasmani berkaitan dengan faktor kesehatan dan keadaan
tubuh (sempurna atau ada cacat tubuh) yang mempengaruhi proses belajar
seseorang. Siswa yang segar jasmaninya dan mempunyai keadaan tubuh yang
sempurna akan lebih mudah dalam proses belajarnya. Karena dengan
optimalnya kondisi tubuh akan memudahkan seseorang untuk belajar dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
mengalami proses belajar secara wajar b) Faktor Psikologis merupakan faktor
yang berhubungan dengan intelegensi, perhatian, minat, motif, bakat,
kematangan, dan kesiapan yang mempengaruhi individu yang sedang belajar.
Jika seorang peserta didik tidak memiliki salah satu faktor psikologis ini maka
proses belajar juga tidak akan berjalan secara optimal karena tidak fokusnya
perhatian peserta didik terhadap apa yang sedang dipelajarinya c) Faktor
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemahnya
kondisi tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa
pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak / kurang lancar pada
bagianbagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan
adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan sesuatu hilang. Jadi kelelahan akan menimbulkan
ketidakharmonisan antara pikiran dan perbuatan yang mengakibatkan tidak
tercapainya tujuan belajar.
2) Faktor ekstern
Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar individu yang
meliputi : faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. a) Siswa
yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: bagaimana cara
orang tua mendidik, hubungan antara anggota keluarga, suasana rumah
tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian dari orang tua serta latar
belakang kebudayaan keluarganya. b) Faktor sekolah yang mempengaruhi
belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan
siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat yaitu
tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan
bentuk kehidupan masyarakat yang semuanya mempengaruhi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Perkembangan model pembelajaran yang sangat pesat seiring dengan
perkembangan pendidikan dan teknologi menjadikan banyaknya pilihan bagi
pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran bagi peserta didik supaya
lebih mudah dipahami dan mampu terserap dengan maksimal oleh setiap
peserta didik.
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat
untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk
membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran
adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan
peserta didik (Isjoni, 2007:11).
a. Hakikat Model Pembelajaran
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. (www.psb
psma.org).
Menurut Depdiknas (2002:11), menyatakan bahwa ”Model pembelajaran
diartikan sebagai suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau toterial dan untuk
menentukan perangkatperangkat pembelajaran, serta mengarahkan kita dalam
mendesain pembelajaran “.
Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman yang tergambar dari awal
sampai akhir dalam penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajan.
b. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah salah satu
bentuk pembelajaran yang berdasarkan konstruktivis. Cooperative learning
merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok
kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan
saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam cooperative
learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum menguasai bahan pelajaran. (Isjoni, 2007:12)
Menurut Slavin (1985), cooperative learning adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya 46 orang dengan struktur kelompok
heterogen. Sedangkan Sunal dan Hans (2000) mengemukakan cooperative
learning merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang
khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar
bekerjasama selama proses pembelajaran.
Berdasar pendapatpendapat diatas belajar dengan model pembelajaran
kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan
pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling memberikan pendapat
(sharing ideas). Selain itu dalam belajar biasanya siswa dihadapkan pada
latihan soalsoal atau pemecahan masalah.
Beberapa ahli menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tidak hanya
unggul dalam membantu konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerjasama, dan membantu
teman. Dalam cooperative learning, siswa terlibat aktif pada proses
pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi
dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk
meningkatkan prestasi belajarnya.
Unsurunsur dasar dalam cooperative learning menurut Lungdren (1994)
sebagai berikut:
a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau
berenang bersama”.
b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau
peserta didik lain dalam mempelajari materi yang dihadapi.
c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki
tujuan yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab diantara para
anggota kelompok.
e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
ketrampilan bekerjasama selama belajar.
g. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Dalam Anita Lie (2008:31), Roger dan David Johnson mengungkapkan
bahwa “tidak semua kerja kelompok itu dapat dianggap sebagai cooperative
learning”. Alasannya, untuk mencapai hasil yang maksimal dalam
pembelajaran kooperatif maka suatu pembelajaran harus menerapkan lima
unsur penting, yaitu:
1) Saling ketergantungan positif 2) Tanggung jawab Perseorangan 3) Tatap muka 4) Komunikasi antaranggota 5) Evaluasi proses kelompok
Intinya , siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif
didorong untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus
mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya atau dengan kata
lain berorientasi pada tujuan dari tiap individu untuk memberi kontribusi pada
pencapaian tujuan anggota yang lain sehingga kelompok mereka bisa berhasil
menyelesaikan tugasnya.
Berdasarkan pernyataan di atas maka model pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga tujuan pembelajaran
yang penting. Menurut Depdiknas seperti yang telah ditulis oleh Yusuf (2008)
dalam website pribadinya, tiga tujuan tersebut yaitu:
1) Untuk meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugastugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama.
2) Memberi peluang agar siswa dapat menerima temantemannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Untuk mengembangkan ketrampilan sosial siswa, antara lain : berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
3. Metode Pembelajaran Jigsaw
a. Hakikat Metode Jigsaw
Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran untuk saling mencapai prestasi yang maksimal.
Dalam model belajar ini terdapat tahaptahap dalam penyelenggaraannya.
Tahap pertama siswa dikelompokkan dalam bentuk kelompokkelompok
kecil. Pembentukan kelompokkelompok siswa tersebut dilakukan guru
berdasarkan pertimbangan tertentu. Menurut Arends seperti yang dikutip oleh
Novi Emildadiany (2008) mengungkapkan bahwa “Pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota
dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi
belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok
yang lain”
Untuk mengoptimalkan manfaat belajar kelompok keanggotaan kelompok
seyogyanya heterogen, baik dan segi kemampuannya maupun karakteristik
lainnya. Dengan demikian cara yang efektif untuk menjamin heterogenitas
kelompok adalah guru sendiri yang membentuk kelompokkelompok itu. Jika
siswa dibbebaskan membuat kelompok sendiri maka siswa akan memilih
temanteman yang sangat disukainya misalnya sesama jenis, sesama etnik,
dan sama dalam kemampuan.
Menurut Arends seperti yang dikutip oleh Novi Emildadiany (2008)
mengungkapkan bahwa “Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu
tipe pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok
yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Langkahlangkah Metode Jigsaw
Prosedur metode pembelajaran jigsaw meliputi langkahlangkah sebagai
berikut :
1) Pemilihan materi yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen /
bagian.
2) Guru membagi siswa menjadi beberapa beberapa kelompokkelompok
kecil sesuai dengan segmen / bagian materi.
Dalam metode jigsaw ini terdapat kelompok asal dan kelompok ahli.
Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari beberapa
anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan
keragaman dan latar belakang. Sedangkan kelompok ahli, yaitu
kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok
asal) yang ditugaskan untuk mendalami sub topik tertentu untuk
kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
3) Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi
atau sub topik yang berbedabeda.
4) Setiap kelompok asal mengirimkan anggotanya ke kelompok lain atau
kelompok ahli. Di dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian
materi pembelajaran yang sama.
Kemudian setiap anggota merencanakan bagaimana mengajarkan sub
topik yang menjadi bagian anggota kelompoknya semula (kelompok
asal).
5) Setelah pembahasan selesai para anggota kelompok kemudian
kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman
sekelompoknya pengetahuan apa yang telah mereka dapatkan saat
pertemuan di kelompok ahli.
6) Selanjutnya dilakukan presentasi masingmasing kelompok atau
dilakukan pengundian salah satu untuk menyajikan hasil diskusi
kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi
pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
7) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
8) Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor
penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar
individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli oleh Arends seperti
yang dikutip oleh Novi Emildadiany (2008) dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw
c. Keuntungan dan Kelemahan Metode Jigsaw
Kunci dari metode jigsaw ini seperti pendapat yang dikemukakan
Doantara Yasa (2008) adalah interdependence setiap siswa terhadap anggota
tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya, para siswa harus
memiliki tanggung jawab dan kerja sama yang positif dan saling
ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang
diberikan.
Pembelajaran metode jigsaw ini mempunyai kelebihankelebihan sebagai
berikut:
1) Memacu siswa untuk berpikir kritis
2) Memaksa siswa untuk membuat katakata yang tepat agar dapat
menjelaskan kepada teman yang lain. Hal ini akan membantu siswa
mengembangkan kemampuan sosialnya.
3) Diskusi yang terjadi tidak didominasi oleh siswasiswa tertentu tapi
semua siswa dituntut menjadi aktif.
Kelompok Utama 1
Kelompok Utama 2
Kelompok Utama 3
Kelompok Utama 4
Kelompok Inti 1
Kelompok Inti 2
Materi 1 Materi 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
4) Jigsaw dapat digunakan bersama strategi belajar yang lain
5) Jigsaw mudah dilakukan
Selain kelebihankelebihan di atas, metode jigsaw ini juga mempunyai
beberapa kelemahan diantaranya :
1) Kegiatan belajar mengajarnya membutuhkan lebih banyak waktu
dibanding metode ceramah.
2) Guru membutuhkan konsentrasi dan tenaga lebih ekstra karena setiap
kelompok membutuhkan penanganan yang berbedabeda.
Bridgeman (1977) dalam Robert E. Slavin (2008:141) menemukan bahwa
para siswa yang bekerja sama menggunakan jigsaw lebih mampu melihat
perspektif orang lain dibandingkan dengan para siswa dalam kelas kontrol.
Sehingga dengan demikian sangat penting untuk mengembangkan
pembelajaran kooperatif sebagai contoh dengan metode jigsaw ini dalam
menciptakan perilaku prososial yang semakin dibutuhkan di dalam
masyarakat dimana kemampuan bergaul dengan orang lain menjadi semakin
krusial.
4. Prestasi Belajar Akuntansi
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi dapat diartikan:1) penyelesaian yang sukses; atau 2) hasil dari
keteguhan hati, kekerasan hati atau usaha keras; atau 3) kualitas dan kuantitas
kerja siswa/mahasiswa; atau 4) hasil kerja besar atau heroik
Prestasi adalah hasil kerja diri sendiri dari seseorang yang diakui oleh
orang lain, baik secara resmi/tertulis maupun hanya sekedar decakkagum,
sehingga setelah memperoleh suatu prestasi orang yang bersangkutan merasa
bahagia.
Sari Sunindar Auliyawati (2005) ”Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa
(faktor internal) maupun dari luar siswa (faktor eksternal). Faktor internal
diantaranya adalah minat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
faktor eksternal diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan
lingkungan”.
Saifuddin Azwar (2002: 13) menyatakan ”Prestasi adalah hasil yang telah
dicapai oleh siswa dalam belajar”
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses dan hasil belajar siswa, yang
menggambarkan penguasaan siswa atas materi pelajaran dan perilaku yang
relatif menetap sebagai akibat adanya proses belajar yang dialami siswa dalam
jangka waktu tertentu.
b. Pengertian Akuntansi
American Accounting Association dalam Soemarso (2004: 3)
mendefinisikan akuntansi sebagai: ”proses mengidentifikasikan, mengukur,
dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian
dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi
tersebut”
Menurut Achmad Tjahjono dan Sulastiningsih (2003: 2) ”Akuntansi secara
umum dapat didefinisikan sebagai suatu sistem informasi yang berfungsi
menyediakan informasi kuantitatif dari suatu unit organisasi atau kesatuan
ekonomi yang ditujukan kepada para pemakai sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan ekonomi” dan ”Secara bebas akutansi didefinisikan
sebagai aktivitas jasa yang dilakukan untuk mengukur, memproses dan
mengkomunikasikan informasi keuangan suatu unit organisasi atau kesatuan
ekonomi untuk digunakan oleh para pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi”.
Sedangkan menurut Simon dan Schuster (1997: 3) ” Akuntansi adalah
suatu sistem yang mengukur aktivitasaktivitas bisnis, memproses informasi
ke dalam bentuk laporanlaporan, dan mengkomunikasikan kepada para
pengambil keputusan.
Berdasarkan pengertianpengertian tersebut dapat diartikan bahwa
akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan
pelaporan informasi ekonomi dalam kegiatannya, dan dalam kegunaannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi berguna dalam penilaian
dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan.
c. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Akuntansi
Standar kompetensi diartikan sebagai kebulatan pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam
mempelajari suatu matapelajaran. Cakupan standar kompetensi standar isi
(content standard) dan standar penampilan (performance standard).
Kompetensi dasar, merupakan jabaran dari standar kompetensi, adalah
pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat
diperagakan oleh siswa pada masingmasing standar kompetensi. Materi
pokok atau materi pembelajaran, yaitu pokok suatu bahan kajian yang dapat
berupa bidang ajar, isi, proses, keterampilam, serta konteks keilmuan suatu
mata pelajaran. Sedangkan indikator pencapaian dimaksudkan adalah
kemampuankemampuan yang lebih spesifik yang dapat dijadikan sebagai
ukuran untuk menilai ketuntasan belajar. Menurut Kementrian Pendikan
Nasional (2008) ”kompetensi dasar mata pelajaran akuntansi adalah
kompetensi yang harus dikuasai siswa setelah melalui proses pembelajaran
akuntansi di SMK”. Kompetensi tersebut meliputi:
1. Mengelola dokumen transaksi 2. Memproses dokumen dana kas kecil 3. Memproses dokumen dana kas di bank 4. Memproses entri jurnal 5. Memproses buku besar 6. Mengelola kartu piutang 7. Mengelola kartu persediaan 8. Mengelola kartu aktiva tetap 9. Mengelola kartu utang 10. Menyajikan laporan harga pokok produk 11. Menyusun laporan keuangan 12. Menyiapkan surat pemberitahuan pajak 13. Mengoperasikan paket program pengolah angka/ spreadsheet 14. Mengoperasikan aplikasi komputer akuntansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
B. Penelitian Yang Relevan
Yuni Safitri (2007) dalam skripsinya yang berjudul ”Aplikasi
Pembelajaran Dengan Penggunaan Macromedia Flash Untuk Peningkatan
Penguasaan Konsep Biologi Melalui Metode Jigsaw Di SMA AL ISLAM 2
Surakarta”, menjelaskan bahwa setelah dilakukan penelitian didapatkan
kesimpulan sebagai berikut: (1) Penggunaan macromedia flash melalui
metode jigsaw dapat meningkatkan kualitas pembelajaran biologi, yang
didasarkan pada peningkatan partisipasi aktif siswa dalam diskusi ,
peningkatan kerjasama, kemampuan berpendapat dan bertanya, dan terjadi
peningkatan belajar dalam bentuk kelompok dalam kategori baik dan bentuk
belajar individual dalam kategori tinggi. (2) Penggunaan macromedia flash
melalui metode jigsaw dapat meningkatkan penguasaan konsep pada materi
sistem saraf dan indera, untuk materi sistem saraf sebesar 7,5% dan pada
kemampuan akhir meningkat sebesar 16,9%. Materi sistem indera pada siklus
dua meningkat sebesar 23,2% dan pada kemampuan akhir meningkat sebesar
7.7%
Indah Kusharyati (2008) dalam Skripsinya yang berjudul ” Penerapan
model Pembelajaran kooperatif dengan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep Dalam Pembelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IS 5
SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009 ” menyimpulkan bahwa
terdapat peningkatan penguasaan konsep dalam pembelajaran akuntansi baik
proses maupun hasil melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
metode jigsaw. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut:
(1) Siswa dapat menyebutkan nama contoh buku besar (2) Siswa dapat
menyebutkan ciriciri buku besar, (3) Siswa dapat memilih dan membedakan
contoh dari yang bukan contoh buku besar, (4) adanya peningkatan
pencapaian hasil belajar siswa dari 33,3% sebanyak 12 siswa pada siklus
pertama meningkat menjadi 33 siswa sebesar 91,7% pada siklus kedua.
Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara
lain: (1) Guru sudah mengelola kelas dengan baik, (2) Guru melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
pendekatan kepada siswa dan lebih banyak memberikan motivasi kepada
siswa, (3) Guru menyadari perlunya melakukan suatu evaluasi terhadap proses
pembelajaran, agar segala kelemahan yang ada dapat teratasi dengan baik, dan
tidak terulang dalam proses pembelajaran berikutnya.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema
dan masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir
ini digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Selaras dengan
judul penelitian yang di ambil, yaitu ” Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Dengan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta Tahun Ajaran 2010 / 2011” maka
dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
Proses Kegiatan Mengajar Guru masih menggunakan metode konvensional Kondisi
awal
Siswa cepat bosan, kurang aktif dalam pembelajaran dan penguasaan konsep lemah
Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw
Suasana kelas menjadi lebih hidup karena siswa menjadi lebih aktif
Tindakan
Guru melakukan refleksi pada siklus I kemudian melanjutkan perbaikan pada siklus II
Siswa lebih aktif dan penguasaan konsep meningkat dibanding pada siklus I
Kondisi akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian, yang masih harus diuji kebenarannya sampai terbukti melalui data
yang terkumpul. Berdasarkan kajian teori, kerangka berpikir dari penelitian
tindakan kelas, serta hasil penelitian yang relevan seperti yang telah diuraikan di
atas maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa ”Penerapan model pembelajaran
kooperatif dengan metode Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi
Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan lokasi dimana penelitian ini akan dilakukan.
Penelitian ini dilakukan di SMK Kanisius Surakarta, yang beralamat di Jln.
Telasih No. 4 Mangkubumen Surakarta. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan
pertimbangan bahwa penelitian yang bertema peningkatan prestasi belajar melalui
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan metode penelitian tindakan
kelas belum pernah dilakukan di SMK Kanisius Surakarta sehingga hasilnya dapat
digunakan sebagai masukan bagi pihak guru maupun pihak pimpinan sekolah.
2. Waktu Penelitian
Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari Bulan Mei 2010 sampai
dengan Bulan November 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai
penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel. 1. Jadwal Penelitian Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan Proposal c. Perijinan
2. Perencanaan Tindakan 3. Implementasi Tindakan a. Siklus I b. Siklus II c. Siklus III
4. Review 5. Penyusunan Laporan
Sept 2010
Okt 2010
Nov 2010
Jenis Kegiatan
Juni 2010
Juli 2010
Agust 2010
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Penelitian ini di khususkan pada Kelas XI Program Keahlian Akuntansi
yang jumlahnya 22 siswa.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Akuntansi dengan
jumlah siswa 22 siswa SMK Kanisius Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai
kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses belajar
mengajar yang terdiri dari:
a. Pemilihan strategi pembelajaran
b. Pelaksanaan strategi pembelajaran yang dipilih
c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajarmengajar
d. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
e. Hasil proses pembelajaran
C. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). PTK merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang bersifat
praktis, karena penelitian ini menyangkut kegiatan yang dipraktikkan guru dalam
tugasnya seharihari. Permasalahan yang diangkat untuk diteliti benarbenar
merupakan permasalahan yang ada dalam pekerjaan guru. Penelitian ini dapat
dilakukan oleh orang yang tidak langsung menangani kegiatan proses belajar
mengajar di kelas. Penelitian ini dapat dilaksanakan ketika pembelajaran di
sekolah berjalan sesuai dengan kalender pendidikan maupun dengan membuat
program khusus untuk penelitian, misalnya setelah selesai ujian akhir sekolah atau
menjelang liburan semester atau saat liburan sekolah. Tetapi pelaksanaan ini akan
lebih efektif jika dilaksanakan ketika jam pelajaran berlangsung sesuai kalender
pendidikan karena siswa akan menyikapi proses pembelajaran lebih serius
daripada saat liburan yang mungkin siswa merasa pelaksanaan penelitian diluar
jam pelajaran yang dijadwalkan tidak memberi efek langsung bagi nilainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Menurut pendapat Suharsimi Arikunto (2007: 3) ”Penelitian tindakan
kelas terdiri dari tiga kata yaitu penelitian, tindakan dan kelas. Penelitian adalah
kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat utnuk meningkatkan mutu suatu
hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah sesuatu gerak
kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini
berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam
waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru”.
Dengan menggabungkan ketiga pengertian tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang memerlukan tindakan untuk
menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam
kawasan kelas atau sekolah yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Tujuan akhir dari pelaksanaan Penelitian tindakan kelas sebagaimana
yang diungkapkan Kasihani Kasbolah (2001: 21) bahwa ”Pelaksanaan PTK
bertujuan untuk meningkatkan (1) Kualitas praktik pembelajaran di sekolah, (2)
Relevansi pendidikan, (3) Mutu hasil pendidikan, dan (4) efisiensi pengelolaan
pendidikan”.
Pelaksanaan PTK terdiri dari empat tahap yaitu: (1) Perencanaan
Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, dan (4)
Analisis dan Refleksi. Dari keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut
merupakan satu siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun. Jadi bentuk
penelitian tindakan tidak pernah kegiatan tunggal tetapi rangkaian kegiatan yang
akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Informasi yang diperoleh dari
langkah refleksi, merupakan bahan yang tepat untuk menyusun perencanaan
siklus berikutnya. Dengan mengacu pada hasil yang dicapai pada siklus I maka
akan terlihat kekurangankekurangan dari pelaksanaan siklus I. Untuk itu, pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Siklus II diusahakan semua kekurangan pada siklus I dapat terpecahkan dan
tujuan penelitian telah tercapai.
Tahaptahap pelaksanaan PTK tersebut diatas dapat digambarkan dalam
siklus sebagai berikut :
Siklus I
Siklus II
Gambar 3. Siklus PTK (Suharsimi Arikunto, 2009: 74)
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk
mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan teknik tertentu. Dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu sebagai berikut:
1) Wawancara
Menurut Lexy J. Moleong (2002:135) “Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu, percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan
jawaban atas pertanyaan tersebut”.
Permasalahan
Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan Tindakan I
Perencanaan Tindakan II
Refleksi I
Pelaksanaan Tindakan I
Pengamatan/ Pengumpulan Data I
Pelaksanaan Tindakan II
Refleksi II Pengamatan/ Pengumpulan Data II
Apabila permasalahan
belum terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Jenisjenis wawancara adalah sebagai berikut :
a. Wawancara pembicaraan formal Jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat tergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada yang diwawncarai.
b. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara Jenis wawancara ini mengharuskan pewancara membuat kerangka dan garis besar pokokpokok yang akan ditanyakan dalam proses wawancara dilakukan.
c. Wawancara baku terbuka. Jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata katanya dan cara penyajiannya sama untuk setiap responden.
(Lexy J. Moeong,2002: 135136)
Berdasarklan definisi wawancara di atas jenis wawancara yang digunakan
adalah dengan pendekatan menggunakan petunjuk wawancara, dimana
sebelum melaksanakan wawancara, pewancara terlebih dahulu menyusun
kerangka pertanyaan yang relevan dengan permasalahan sebagai pedoman,
sedang penyampaiannya kepada informan adalah bebas tetapi tetap mengarah
pada maksud dari pewancara.
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dari informan tentang
pelaksanaan pembelajaran akuntansi, berbagai informasi mengenai kesulitan
yang dialami siswa dalam belajar akuntansi, selain itu untuk mengetahui
bagaimana tanggapan siswa terhadap cara mengajar yang digunakan guru.
2) Observasi
Observasi merupakan kegiatan pemusatan terhadap obyek dan mencatat
fenomena yang terjadi. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah langsung ke SMK Kanisius Surakarta. Jenis observasi yang dilakukan
adalah observasi partisipan, artinya peneliti ikut terlibat dalam tindakan
(proses pembelajaran). Kegiatan yang diamati meliputi pembelajaran yang
berlangsung di kelas yang bertujuan untuk mengamati perkembangan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersama peneliti dan siswa di dalam
kelas. Hasil dari kegiatan observasi ini dijadikan tolak ukur untuk menilai
kemampuan afektif siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3) Tes
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar yang
dicapai siswa setelah proses pembelajaran, dan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan atau perkembangan pelaksanaan tindakan.
E. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari tiga
siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu:(1) Perencanaan
Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, dan (4)
Analisis dan Refleksi. Adapun ketiga siklus tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah :
a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah dan Guru mata pelajaran
Akuntansi SMK Kanisius Surakarta.
b. Observasi untuk mendapatkan gambaran mengenai permasalahan dalam
pembelajaran akuntansi di kelas XI Akuntansi.
c. Penyusunan jadwal penelitian
2. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus
II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi, serta tahap analisis dan refleksi. Masing
masing siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pada tahap ini peneliti
menyusun instrumeninstrumen yang diperlukan dalam pelaksanaan
penelitian, yang terdiri dari: RPP, lembar observasi, pedoman wawancara,
serta soal tes untuk siklus I dan siklus II.
3. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan mengenai
tindakan di kelas. Pada tahap ini peneliti menentukan alternatif tindakan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dipandang paling tepat atau diyakini oleh peneliti akan mampu memecahkan
masalah yang sedang dihadapi. Tindakan yang diambil pada penelitian ini
adalah peningkatan prestasi belajar akuntansi menggunakan model
pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw.
4. Tahap Observasi atau Pengamatan
Tahap observasi yaitu tahap pelaksanaan pengamatan oleh peneliti.
Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian Tindakan kelas
dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara
obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan pengaruh dari
tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas yang dinyatakan dalam bentuk
data.
5. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang
telah dilakukan selama penelitian.
F. Proses Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya
prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI Akuntnasi SMK Kanisius
Surakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode
jigsaw. Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam
satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: 1.
Perencanaan Tindakan, 2. Pelaksanaan Tindakan, 3. Observasi, dan 4. Refleksi
untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam
tiga siklus.
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain :
1) Menyusun Skenario pembelajaran sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
a) Guru menciptakan suasana yang kondusif kemudian memberikan
pengetahuan awal kepada siswa mengenai materi Memproses Dana
Kas Kecil.
b) Guru membagi materi Mengelola Dana Kas Kecil ke dalam
beberapa bagian materi. Kemudian guru membagi siswa dalam
kelompokkelompok utama dan meminta ketua dari kelompok
utama membagi materi yang menjadi tanggung jawab setiap
anggotanya.
Untuk siklus I bagian materi itu yaitu: kas kecil serta fungsinya
dalam perusahaan.
c) Guru memberitahukan bahwa masingmasing kelompok utama
akan mengirimkan anggota kelompoknya ke kelompok inti untuk
mendiskusikan mengenai materi mengelola dana kas kecil sesuai
tanggung jawab masingmasing.
d) Setelah menyelesaikan diskusi di kelompok inti, siswa diminta
kembali ke kelompok utama masingmasing untuk memberikan
laporan atau informasi dari hasil diskusi yang diperoleh dalam
kelompok ahlinya kepada anggota kelompok asal yang lain, dalam
hal ini setiap anggota diminta untuk mengajarkan materi yang
menjadi tanggung jawabnya. Setiap kelompok diberi kesempatan
untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka.
2) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis.
3) Menetapkan indikator ketercapaian yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Tabel 2. Indikator Penguasaan Konsep Siswa Siklus I
Indikator penguasaan
konsep
Persentase
target
capaian
Cara mengukur
Keaktifan siswa dalam
apersepsi
60 % Diamati saat guru memberikan
apersepsi kepada siswa pada awal
pembelajaran
Keaktifan siswa dalam
kelompok saat mengikuti
pembelajaran
70 % Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi dan
dihitung dari jumlah siswa yang
menunjukkan keaktifan dalam
mengikuti diskusi kelompok
Kemandirian siswa dalam
mengerjakan soal evaluasi
80 % Diamati saat siswa mengerjakan
soal evaluasi dan dihitung siswa
yang mengerjakan soal secara
mandiri maupun yang bekerjasama.
Ketuntasan hasil belajar
(standar nilai 70)
80 % Dihitung dari jumlah siswa yang
mendapatkan nilai 6,5 ke atas, untuk
siswa yang mendapat nilai 6,5
dianggap telah mencapai ketuntasan
belajar.
b. Tahap Pelaksanaan
Dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah
direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap
dampak tindakan.
c. Tahap Observasi
Tahap ini dilakukan dengan mengamati pelaksanaan proses belajar
mengajar terutama dalam pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw dan peran siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
proses belajar mengajar yang langsung diamati oleh peneliti dengan
bantuan guru mitra.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dan hasil penguasaan materi (nilai tes) terhadap proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Data yang diperoleh selanjutnya
menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk memperbaiki proses
pembelajaran berikutnya dalam siklus II.
2. Rancangan Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain :
1) Menyusun Skenario pembelajaran sebagai berikut :
a) Guru menciptakan suasana yang kondusif kemudian memberikan
pengetahuan awal kepada siswa mengenai materi Saldo awal kas
kecil serta bukti pemakaian kas kecil.
b) Guru membagi materi Saldo awal kas kecil serta bukti pemakaian
kas kecil ke dalam beberapa bagian materi. Kemudian guru
membagi siswa dalam kelompokkelompok utama dan meminta
ketua dari kelompok utama membagi materi yang menjadi
tanggung jawab setiap anggotanya.
Untuk siklus II bagian materi terdiri dari: (1) menghitung saldo
awal kas kecil (2) mengumpulkan buktibukti pengeluaran kas
kecil.
c) Guru memberitahukan bahwa masingmasing kelompok utama
akan mengirimkan anggota kelompoknya ke kelompok inti untuk
mendiskusikan mengenai materi mengelola dana kas kecil sesuai
tanggung jawab masingmasing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
d) Setelah menyelesaikan diskusi di kelompok inti, siswa diminta
kembali ke kelompok asalnya masingmasing untuk memberikan
laporan atau informasi dari hasil diskusi yang diperoleh dalam
kelompok ahlinya kepada anggota kelompok asal yang lain, dalam
hal ini setiap anggota diminta untuk mengajarkan materi yang
menjadi tanggung jawabnya. Setiap kelompok diberi kesempatan
untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka.
2) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis.
3) Menetapkan indikator ketercapaian yaitu:
Tabel 3. Indikator Penguasaan Konsep Siswa Siklus II
Indikator penguasaan
konsep
Persentase
target
capaian
Cara mengukur
Keaktifan siswa dalam
apersepsi
60 % Diamati saat guru memberikan
apersepsi kepada siswa pada awal
pembelajaran
Keaktifan siswa dalam
kelompok saat mengikuti
pembelajaran
70 % Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi dan
dihitung dari jumlah siswa yang
menunjukkan keaktifan dalam
mengikuti diskusi kelompok
Kemandirian siswa dalam
mengerjakan soal evaluasi
80 % Diamati saat siswa mengerjakan
soal evaluasi dan dihitung siswa
yang mengerjakan soal secara
mandiri maupun yang bekerjasama.
Ketuntasan hasil belajar
(standar nilai 70)
80 % Dihitung dari jumlah siswa yang
mendapatkan nilai 6,5 ke atas, untuk
siswa yang mendapat nilai 6,5
dianggap telah mencapai ketuntasan
belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
b. Tahap Pelaksanaan
Dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah
direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap
dampak tindakan.
e. Tahap Observasi
Tahap ini dilakukan dengan mengamati pelaksanaan proses belajar
mengajar terutama dalam pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw dan peran siswa dalam
proses belajar mengajar yang langsung diamati oleh peneliti dengan
bantuan guru mitra.
f. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dan hasil penguasaan materi (nilai tes) terhadap proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Data yang diperoleh selanjutnya
menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk memperbaiki proses
pembelajaran berikutnya dalam siklus III.
3. Rancangan Siklus III
Rencana Penelitian Tindakan kelas pada siklus III ini disesuaikan dengan
kekurangankekurangan yang ditemukan pada siklus II, sehingga rencana
tindakan bertujuan untuk memperbaiki kekurangan atau masalah pada siklus
sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat SMK Kanisius Surakarta
SMK Kanisius merupakan alih fungsi SMA Kanisius, SMK (SMEA)
Kanisius yang beralamat di Jalan Telasih IV / 02 Mangkubumen Surakarta
berdiri dengan izin operasional dari Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Tengah
Nomor 7777/103/1/1995. Mulai tahun diklat 1998/1999 dengan status Diakui,
SMK Kanisius mulai menerima siswa baru pertama kali tahun pelajaran
1995/1996 dengan membuka program studi Akuntansi, Sekretaris dan
Manajemen Bisnis dengan jumlah masingmasing program studi satu kelas.
Maksud didirikannya SMK (SMEA) Kanisius karena adanya
permintaan dan desakan yang cukup kuat (besar) khususnya dari siswa dan
orang tua siswa dari SMPSMP Kanisius dan SMPSMP Katolik lainnya
dalam kota Surakarta. Disamping itu SMK (SMEA) Kanisius berdiri untuk
melengkapi Yayasan Kanisius dengan sekolah kejuruan SMEA, disamping
sekolahsekolah yang sudah dikelola oleh Yayasan Kanisius: TK, SD, SMP,
SMU dan Sekolah Kejuruan lainnya. Sekolahsekolah Kanisius tersebut
bersifat amal dan tidak mengarah untuk mencari keuntungan.
Panitia pendiri SMK Kanisius adalah Romo Drs. M. Hadisiswoyo,SJ,
Yohanes Yoewana,BA, L.Bardi PS,BA, E. Kadarwati, BA, Linus Pramono,
BA dan Drs. M. Sriwiyono. Pada tahun pelajaran 1996/1997 dan tahun
pelajaran 1997/1998 SMK (SMEA) Kanisius membuka 4 kelas masing
masing program studi sekretaris 2 kelas, Akuntansi dan Manajemen Bisnis
masingmasing 1 kelas. Tahun diklat 1997/1998 untuk pertama kali SMK
(SMEA) Kanisius meluluskan siswa. Lulusan pertama sebanyak 113 siswa
terdiri dari siswa program studi Sekretaris 36 siswa, Akuntansi 39 siswa dan
Manajemen Bisnis 38 siswa dengan tingkat kelulusan cukup memuaskan.
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2. Kondisi Lingkungan SMK Kanisius Surakarta
Gedung SMK Kanisius Surakarta yang terletak di jalan Telasih IV / 02
Mangkubumen Wetan merupakan tempat yang strategis karena mudah
dijangkau oleh sarana transportasi. Letak SMK Kanisius berdekatan dengan
sekolahsekolah lainnya : SMA Muhammadiyah 2 Surakarta, SMK Sahid
Surakarta, SMK Bina Mandiri Indonesia, SD dan TK. Lingkungan eksternal
sekolah sangat mendukung proses belajar mengajar karena terletak di pinggir
perkampungan sehingga tidak terganggu dengan kebisingan kendaraan dan
pabrikpabrik di kota. Keadaan fisik SMK Kanisius Surakarta :
1. Gedung Sekolah
Gedung SMK Kanisius Surakarta yang berada di jalan Telasih
Mangkubumen Wetan merupakan gedung lama yang dahulu digunakan
SMA Kanisius Surakarta sebelum beralih fungsi SMK (SMEA) Kanisius
Surakarta.
2. Halaman Sekolah
Halaman sekolah yang dimiliki SMK Kanisius Surakarta cukup luas,
sehingga dapat digunakan untuk upacara bendera dan acaraacara penting
lainnya. Halaman sekolah yang dimiliki oleh SMK Kanisius Surakarta
berukuran 48 x 24 m 2 belum termasuk tempat parkir siswa dan tempat
parkir guru.
3. Ruangan
SMK Kanisius Surakarta memiliki ruangan serta bangunan induk yang
cukup besar dan multifungsi ruanganruangan di SMK Kanisius Surakarta
terdiri dari 35 ruangan. Ruanganruangan tersebut antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tabel 4. Ruanganruangan pada SMK Kanisius
No Jenis Ruang Jumlah Ukuran Keadaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Ruangan kepala sekolah
Ruang Guru
Ruang Tata Usaha
Ruang Kelas
Ruang Perpustakaan
Ruang Lab Komputer
Ruang Lab Mengetik
Kamar kecil siswa
Kamar kecil guru
Toko / Bank Mini
Ruang BP / BK
Ruang UKS
Ruang OSIS
Gudang
Ruang Tamu
Kantin / Cafetaria
Ruang Rapat
Ruang Penjaga
1 ruang
1 ruang
1 ruang
12 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
7 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
5,00 x 3,00 m
7,18 x 6,33 m
5,00 x 6,00 m
7,00 x 8,00 m
7,00 x 8,00 m
7,00 x 14,00 m
7,00 x 9,50 m
2,80 x 1,28 m
3,00 x 1,00 m
9,37 x 1,22 m
3,80 x 4,00 m
3,20 x 4,00 m
1,60 x 5,00 m
6,75 x 1,95 m
5,00 x 6,00 m
8,20 x 8,67 m
10,60 x 3,60 m
7,00 x 8,50 m
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
3. Visi dan Misi SMK Kanisius Surakarta
1. Visi
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang mampu menghasilkan
tamatan sesuai dengan dunia/dunia industri yang didasarkan pada nilai dasar
kehidupan
2. Misi
a. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang memberikan kompetensi
pada siswa sesuai dengan program keahliannya dan memiliki kemandirian,
kejujuran, kedisiplinan, ketrampilan, dan solidaritas.
b. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
c. Menjalin kerjasama dengan Dunia Usaha/ Dunia industri dalam
pelaksanaan pendidikan Sistem Ganda, praktek kerja Industri dan
penyaluran tamatan.
4. Pelaksanaan Kurikulum
Sejak tahun 2006 lalu SMK Kanisius Surakarta telah menggunakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan rekomendasi yang
diberikan oleh Departemen Pendidikan Nasional, pelaksanaan KTSP diarahkan untuk
mengembangkan kecerdasan, pengetahuan, pemahaman, kemampuan nilai,
sikap dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk
kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.
Penilaian KTSP tidak hanya mengacu pada aspek kognitif tetapi juga
psikomotorik dan afektif berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
KKM merupakan batasan nilai minimum yang harus dicapai oleh siswa baik
pada penilaian Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester maupun Ulangan
Akhir Semester/Kenaikan Kelas. KKM untuk setiap mata pelajaran tidak sama
yang ditentukan pada setiap awal semester. Selanjutnya pada tahun 2008
sekolah mulai menerapkan kurikulum yang dirilis oleh Kementrian
Pendidikan Nasional dengan SK NOMOR : 251/C/KEP/MN/2008 tentang
Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan dimana setiap sekolah
menengah kejuruan harus menerapkan spektrum keahlian pendidikan
menengah kejuruan yang memuat bidang studi keahlian, program studi
keahlian, kompetensi keahlian dan deskripsi setiap kompetensi keahlian.
Spektrum sebagaimana dimaksud merupakan acuan dalam pembukaan dan
penyelenggaraan bidang studi/program studi/ kompetensi keahlian pada SMK.
Pada setiap kompetensi keahlian yang dibuka, SMK dapat mengkhususkan
kompetensi berdasarkan komoditas tertentu sesuai dengan tuntutan kebutuhan
dunia kerja terkait (konsentrasi keahlian) dengan tidak mengabaikan
kemampuan dasar kompetensi keahlian tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI Akuntansi SMK
Kanisius Surakarta
Sebelum melaksanakan penelitian ini , terlebih dahulu peneliti melakukan
kegiatan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada
di lapangan. Observasi awal dilakukan pada Juli 2010 di SMK Kanisius Surakarta
dan sebelumnya peneliti juga sudah mengetahui sedikit permasalahan melalui
observasi pada saat PPL. Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Ditinjau dari Segi Siswa
a. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.
Siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran akuntansi. Hal ini
disebabkan pada umumnya pembelajaran dilakukan dengan metode
konvensional atau metode ceramah yang tidak semua siswa dapat
memahami pelajaran dengan mudah. Tingkat kejenuhan siswa meningkat
karena setiap pembelajaran dilakukan dengan metode konvensional. Pada
metode konvensional siswa hanya duduk, mendengarkan dan mencatat
penjelasan dari guru. Keadaan ini membuat siswa bosan dan mengabaikan
pembelajaran, Siswa menjadi tidak fokus dan kurang konsentrasi dalam
menerima pelajaran. Sebagai contoh tidak fokusnya siswa contohnya
seperti melamun, mengantuk, bercakap dengan teman lain dan sebagainya.
Ketidakaktifan dan kurang konsentrasinya siswa dalam pembelajaran juga
tercermin ketika mendapat tugas atau mengerjakan ulangan harian. Mereka
lebih sering bingung dan tidak tahu apa yang harus dikerjakan, sehingga
ketika ulangan para siswa akan melakukan kecurangan seperti mencontek
pekerjaan teman, membuka catatan atau buku yang berhubungan dengan
pelajaran serta nilainya tidak bagus dan tidak memenuhi KKM yang
ditentukan berdasarkan kompetensi dasarnya. Akuntansi merupakan suatu
siklus kegiatan pencatatan sehingga jika mereka melewatkan pembelajaran
mereka tidak akan mengerti, karena pembelajaran akuntansi berkelanjutan
atau selalu berhubungan materi pembelajaran sebelumnya. Hal ini dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
diatasi dengan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
b. Siswa tidak terlalu antusias dan kurang berminat terhadap pelajaran
akuntansi.
Metode konvensional atau ceramah yang dilakukan secara
berkelanjutan akan menimbulkan kebosanan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran, siswa hanya diminta untuk mendengarkan dan
mencatat apa yang dijelaskan guru, serta mengerjakan apa yang
diperintahkan guru, sehingga siswa menjadi bosan dan mengabaikan mata
pelajaran akuntansi. Akibatnya, banyak siswa mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan tugas maupun evaluasi yang diberikan guru, karena selain
pemahaman siswa yang mengambang, juga dalam mata pelajaran
akuntansi melibatkan perhitungan dan berkaitan dengan kejadian sehari
hari yang membutuhkan ketelitian dan ketekunan para siswa. Hal tersebut
dapat diatasi apabila siswa dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa akan aktif mengungkapkan pendapatnya
tentang materi yang sedang dibahas dan bertanya disaat mereka
mengalami kesulitan.
c. Beberapa siswa yang kurang memahami pembelajaran.
Siswa yang tidak terlibat aktif dalam pembelajaran dan melakukan
kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran tidak akan
mengerti penjelasan dari guru. Apabila diberi kesempatan untuk bertanya,
mereka juga tidak akan mengerti apa yang akan mereka tanyakan, tetapi
siswa lebih suka bertanya kepada teman mereka yang juga belum tentu
memahami apa yang disampaikan guru. Namun, ada pula beberapa siswa
yang masih mengabaikan pelajaran dan tidak bertanya kepada teman
setelah pelajaran usai. Sehingga siswa tersebut tidak akan mengetahui
materi yang harus mereka pelajari. Para siswa yang tidak memahami
materi pembelajaran akan kesulitan ketika mereka menghadapi ulangan
harian. Saat ulangan harian siswa yang tidak memahami materi
pembelajaran akan bertanya kepada temannya atau mencontek catatan, hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
ini akan sangat mengganggu jalannya ulangan karena pada saat ulangan
harian siswa dilarang untuk saling membantu dalam menjawab soal
ulangan. Keadaan ini harus diatasi dengan suatu metode pembelajaran
yang melibatkan siswa secara aktif dan siswa dapat langsung bertanya
kepada temannya pada saat proses belajar mengajar, serta jika perlu
bertanya kepada guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran sehingga
siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran.
2. Ditinjau dari Segi Guru
a. Guru masih menggunakan metode konvensional.
Pada saat pembelajaran akuntansi, seringkali siswa menunjukkan
sikap yang kurang berminat dan kurang antusias terhadap mata pelajaran
akuntansi. Siswa terlihat bosan, jenuh dan tidak berminat terhadap
pelajaran akuntansi serta kurang memperhatikan materi pelajaran dengan
seksama. Guru sudah mencoba untuk membangkitkan minat siswa dengan
memberikan pendekatan secara langsung dan dengan memotivasi serta
menegur siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini
ternyata belum mampu membangkitkan semangat dan minat belajar siswa
terhadap mata pelajaran akuntansi.
b. Hasil belajar yang tercermin dari pencapaian kompetensi belajar siswa
belum menunjukkan hasil yang optimal.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan
bahwa prestasi belajar akuntansi para siswa di SMK Kanisius Surakarta
dapat dikatakan belum merata dan kurang memenuhi kriteria ketuntasan
minimal standar kompetensi serta tujuan pelajaran akuntansi, karena dalam
pengamatan yang dilakukan peneliti pada siswa kelas XI Akuntansi SMK
Kanisius Surakarta, dari hasil pekerjaan siswa menunjukkan bahwa
terdapat kesenjangan antara pencapaian kompetensi belajar siswa dengan
kriteria minimal yang harus dicapai. Berdasarkan nilai Ulangan Harian KD
1 terdapat 59% siswa yang memperoleh nilai dibawah standar KKM yaitu
70 dan 41% siswa memperoleh nilai diatas KKM, hal ini menunjukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
pencapaian kompetensi siswa belum merata serta kurangnya pemahaman
terhadap mata pelajaran akuntansi.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Sebagai data awal, peneliti mengambil nilai ulangan harian terakhir yang
diperoleh siswa untuk mengetahui kemampuan siswa serta dijadikan tes awal
siswa sebelum kita masuk pada siklus pertama yang mana tes tersebut dalam
bentuk tes pilihan ganda dan soal essay diperoleh hasil seperti tercantum dalam
tabel berikut:
Tabel 5. Hasil Tes Awal Kemampuan siswa
Nilai Jumlah anak Persentase
9095 8589 8084 7579 7074 6569 6064 5559 5054 4549 4044 3539 0
1 1 3 3 1 6 2 1 2 1 1
4,5 4,5 13,6 13,6 4,5 27,2 9,1 4,5 9,1 4,5 4,5
Jumlah 22 100
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masingmasing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interpretasi, serta (4) analisis dan refleksi tindakan.
Peneliti menggunakan dua siklus karena hal tersebut dirasa sudah mencukupi
untuk keperluan penelitian. Selain keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak
sekolah dalam pelaksanaan penelitian.
1. Siklus I
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui model
pembelajaran kooperatif Jigsaw adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan perencanaan Tindakan I dilaksanakan pada hari Kamis,
29 Juli 2010 di ruang guru SMK Kanisius Surakarta. Guru bersama
peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam
penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa masih siswa yang menemui
permasalahan dalam memahami materi pembelajaran dan masih rendahnya
tingkat keaktifan dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Kemudian
disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan
selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari Sabtu tanggal 31 Juli 2010 dan
Sabtu, 07 Agustus 2010.
Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw, dengan skenario
pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan pertama (2 x 45 menit)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa
maupun kelas.
(3) Guru memberikan pengarahan tentang teknik pembelajaran
jigsaw yang akan diterapkan.
(4) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok utama.
(5) Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada
kaitannya dengan materi yang akan diajarkan dengan cara
memberikan pertanyaan kepada siswa (tanya jawab) agar guru
tahu seberapa jauh pemahaman siswa.
(6) Guru menerangkan materi tentang kas kecil serta fungsinya dalam
perusahaan dengan metode ceramah.
(7) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami
materi yang telah diberikan. Lalu membagi siswa kedalam
kelompok inti untuk mendiskusikan satu bagian materi saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
(8) Setelah diskusi di kelompok inti selesai, masingmasimg siswa
kembali ke kelompok utama untuk memberikan penjelasan
kepada temanteman satu kelompoknya dan membuka
kesempatan tanya jawab sesama siswa. Jika ada pertanyaan yang
tidak bisa dijawab siswa maka akan ditanyakan kepada guru pada
akhir pelajaran.
(9) Guru memberikan soal latihan tentang kas kecil serta fungsinya
dalam perusahaan. Siswa mengerjakan melalui diskusi kelompok
agar terjadi interaksi dalam penyatuan konsepsi.
(10)Siswa mencermati tugas yang diberikan guru dan dapat bertanya
apabila mengalami kesulitan yang dihadapinya dalam
mengerjakan tugas tersebut.
(11)Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan
sebelum menutup pelajaran dengan salam penutup
b) Pertemuan Kedua (2 x 45menit)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Guru melakukan kilas balik terhadap materi yang lalu serta
penjelasan kembali pelaksanaan teknik jigsaw.
(3) Guru memonitor semua pekerjaan siswa dan meminta beberapa
siswa untuk menjelaskan (mendemonstrasikan) pekerjaannya di
depan kelas. Hal ini dilakukan siswa baik secara sukarela maupun
ditunjuk oleh guru.
(4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan
tugas yang diberikan oleh guru pada pertemuan sebelumnya,
tentang kas kecil serta fungsinya. Siswa yang kurang paham dapat
bertanya kepada siswa yang sedang presentasi ataupun guru.
(5) Setelah selesai dan semua siswa paham, guru melanjutkan
pembelajaran memberikan contoh soal untuk menambah
pemahaman siswa.
(6) Guru memberikan latihan soal kepada siswa yang dikerjakan
secara kelompok, serta pembahasannya dengan menunjuk salah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
satu perwakilan kelompok untuk mengerjakan hasil pekerjaanya
didepan kelas.
(7) Sebelum kegiatan pembelajaran diakhiri, guru membuat
kesimpulan dari materi dan tugas yang sudah dibahas dan
mereview pelaksanaan pembelajaran. Siswa akan berpikir apakah
jawaban mereka sudah sesuai dengan konsep yang diharapkan
oleh kompetensi dasar.
(8) Menutup pelajaran serta salam penutup.
2) Guru (peneliti disini bertindak sebagai guru) menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi “Memproses dana kas
kecil”
3) Peneliti menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes.
Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus). Sedangkan
instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan
oleh peneliti dengan mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran,
keterampilan siswa bekerjasama dengan kelompoknya dan ketuntasan
hasil belajar siswa terhadap mata akuntansi.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan,
seperti yang telah direncanakan, yaitu tanggal 31 Juli dan 7 Agustus 2010 di
ruang kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta. Pertemuan dilaksanakan
selama 4 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Materi
pada pelaksanaan tindakan I ini adalah Kas kecil serta fungsinya dalam
perusahaan.
Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan konsep materi dan
memberikan topik diskusi kepada masingmasing kelompok untuk
didiskusikan pada kelompok inti dan disampaikan pada kelompok utama.
Pertemuan kedua diisi dengan melanjutkan diskusi pada pertemuan
sebelumnya dan dilanjutkan presentasi kelompok setelah kegiatan diskusi
dirasa cukup dilanjutkan mengadakan evaluasi belajar untuk siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama (Kamis, 31 Juli 2010)
Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan,
seperti yang telah direncanakan, yaitu tanggal 31 Juli dan 07 Agustus 2010
di ruang kelas XI Akuntansi. Pertemuan dilaksanakan selama 4 x 45 menit
sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP.
Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah kas kecil serta
fungsinya dalam perusahaan. Urutan pelaksanaan tindakan I adalah
sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama (Sabtu, 31 Juli 2010) dengan materi pembelajaran
kas kecil serta fungsinya dalam perusahaan.
a) Guru memulai pembelajaran dengan salam, kemudian melakukan
presensi siswa yang mengikuti pelajaran.
b) Guru memberikan pengantar materi yang akan di pelajari.
c) Guru memotivasi siswa agar mereka senang dengan model
pembelajaran yang baru sebelum memulai pelajaran dengan
memberi pertanyaan tentang pengertian kas kecil.
d) Guru membagi siswa ke dalam kelompok utama dan membagikan
materi yang akan didiskusikan, mereka mempelajarinya lalu
membentuk lagi kelompok inti yang mendiskusikan satu bagian
materi saja.
e) Setelah selesai diskusi pada kelompok inti guru mempersilakan
siswa kembali pada kelompok utama dan mempresentasikan
kepada teman kelompok utama. Bagi siswa yang belum paham
dapat bertanya dengan tim ahli kelompok mereka masingmasing.
f) Guru mempersilakan para siswa kembali ketempat duduk masing
masing dan menanyakan halhal yang mereka rasa belum jelas
Pada awalnya hanya sekitar 4 siswa yang bertanya, namun
beberapa saat kemudian sekitar 9 siswa juga mepergunakan
kesempatan tanya jawab tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
g) Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal dan
diperbolehkan dikerjakan secara bersamasama (berdiskusi) dengan
kelompoknya serta mempresentasikan hasil diskusinya.
h) Guru mengarahkan proses presentasi supaya dapat berjalan dengan
lancar dan membenarkan maupun menambahi materimateri yang
kurang tepat dan kurang lengkap.
i) Guru memberi gambaran sebagai kesimpulan materi yang telah
dibahas dan mengevaluasi jalannya presentasi yang telah
dilakukan.
j) Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya,
Guru memberikan sedikit evaluasi terhadap jalannya proses diskusi
dan presentasi.
k) Sebelum kegiatan pembelajaran diakhiri, guru membuat
kesimpulan dari materi dan tugas yang sudah dibahas dan
mereview pelaksanaan pembelajaran.
l) Salam penutup
2) Pertemuan Kedua (Sabtu, 07 Agustus 2010) dengan materi Prosedur
pengelolaan dana kas kecil
a) Guru memulai pembelajaran dengan salam, kemudian melakukan
presensi siswa yang mengikuti pelajaran.
b) Guru meminta siswa untuk menunjukkan hasil pekerjaannya
masingmasing, kemudian guru berkeliling untuk mengecek
pekerjaan siswa. Sebagian besar siswa sudah mengerjakan dengan
benar meskipun ada beberapa siswa yang mengerjakan tetapi masih
kurang lengkap
c) Guru meminta siswa secara sukarela untuk maju ke depan kelas
mempresentasikan hasil pekerjaannya. Sebelumnya para siswa
tidak ada yang berani mengajukan dirinya.
d) Guru memberikan sedikit motivasi agar mereka berani tampil ke
depan, akhirnya terdapat 4 siswa yang mengajukan diri untuk
mencoba mendemonstrasikan hasil pekerjaannya, Eros Wijaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
salah satu siswa yang dengan sukarela mau mempresentasikan hasil
pekerjaannya ke depan kelas.
e) Hampir semua siswa (sekitar 21 siswa) bertanya pada saat guru
mendekati mereka.
f) Pada saat demonstrasi berlangsung, banyak dari siswa bertanya
kepada Eros, di sini terjadi tanya jawab yang sangat menarik.
g) Setelah demonstrasi selesai dan dirasa siswa sudah paham, guru
melanjutkan untuk menjelaskan materi berikutnya yaitu Prosedur
pengelolaan dana kas kecil
h) Guru membagi siswa ke dalam kelompok utama dan membagikan
materi yang akan didiskusikan, mereka mempelajarinya lalu
membentuk lagi kelompok inti yang mendiskusikan satu bagian
materi saja.
i) Setelah selesai diskusi pada kelompok inti guru mempersilahkan
siswa kembali pada kelompok utama dan mempresentasikan
kepada teman kelompok utama. Bagi siswa yang belum paham
dapat bertanya dengan tim ahli kelompok mereka masingmasing.
j) Masingmasing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan
bagi yang kurang memahami materi dapat bertanya langsung
kepada teman yang mempresentasikan atau kepada guru.
k) Setelah semua materi dipresentsikan, guru memberi kesimpulan
atas materi yang dipelajari.
l) Setelah jam pelajaran berakhir, pembelajaran diakhiri.
c. Observasi dan Interpretasi
Dari proses pembelajaran akuntansi menggunakan model pembelajaran
kooperatif Jigsaw di kelas XI Akuntansi, peneliti bertindak sebagai guru
dengan tujuan agar peneliti dapat secara jelas mengamati kegiatan belajar
mengajar akuntansi pada hari itu.
Pada pertemuan pertama yaitu hari Sabtu 31 Juli 2010, guru
menyampaikan materi akuntansi Kas kecil serta fungsinya dalam perusahaan
secara jelas dan mengadakan diskusi kelompok. Sedangkan pada pertemuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
kedua Sabtu, 07 Agustus 2010, siswa diminta untuk melanjutkan diskusi
kelompok dan presentasi hasil diskusi pada pertemuan sebelumnya. Pada
pertemuan ketiga Sabtu 14 Agustus 2010 guru mengadakan evaluasi akhir
siklus I agar hasil belajar dari siklus I dapat segera diketahui. Dari kegiatan
tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan metode Jigsaw sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan
tindakan I.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran
akuntansi, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung, sebagai berikut:
1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 68%, sedangkan
32% lainnya masih belum dapat memusatkan perhatian pada awal
pembelajaran dan cenderung sibuk dengan pembicaraan teman
sekelompok yang tidak berhubungan dengan pelajaran.
2) Siswa yang aktif dalam kelompok selama kegiatan kerja kelompok
berlangsung sebesar 64%, sedangkan 36% lainnya tidak turut serta
dalam kerja kelompok. Hal ini disebabkan siswa merasa tidak bisa
mengerjakan dan tidak mau ikut berdiskusi karena kurangnya
kepercayaan diri serta motivasi dalam diri mereka.
3) Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi setelah kegiatan
belajar mengajar yaitu sebesar 73 % sedangkan 27 % lainnya masih
banyak yang saling bekerjasama antar temannya. Hal ini disebabkan
kurangnya pengawasan dari guru serta guru kurang tegas dalam
menegur siswa yang bekerjasa.
4) Berdasarkan hasil evaluasi akhir siklus I dapat diidentifikasi bahwa
siswa yang telah mampu mengerjakan soal evaluasi dan mendapat nilai
diatas KKM yaitu 70 adalah sebanyak 17 siswa atau 77 % sedangkan 5
siswa atau 23% belum mampu mencapai tingkat KKM yang telah
ditentukan. Hal ini disebabkan mereka masih kesulitan dalam
memahami materi dan kurang teliti dalam pengerjaan soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 6. Hasil Nilai Ulangan Harian Siklus 1
Nilai Jumlah anak Persentase
95100
9094
8589
8084
7579
7074
6569
6064
1
6
1
1
5
3
2
3
5
27
5
5
23
14
9
14
Jumlah 22 100
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
Hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan metode
Jigsaw mampu meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya nilai ratarata kelas. Sebelum penerapan
metode Jigsaw ratarata kelas adalah 66,1 namun setelah diterapkannya
metode ini, ratarata kelas menjadi 78,4. Jumlah siswa yang mendapatkan
nilai diatas standar ketuntasan 70 sebanyak 17 siswa dari jumlah
keseluruhan 22 siswa. Akan tetapi, indikator ketercapaian keaktifan pada
siklus I belum tercapai dari 70 % target yang direncanakan, baru 66 % siswa
yang telah aktif dalam kelompok selama kegiatan kerja kelompok
berlangsung. Serta belum tercapainya indikator kemandirian siswa dalam
mengerjakan evaluasi yaitu dari 80% target yang direncanakan, baru 73 %
yang mengerjakan soal evaluasi secara mandiri. Ratarata yang belum
memenuhi target adalah siswa yang belum mampu menyesuaikan diri
dengan metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk lebih aktif.
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
(a) Guru dalam menjelaskan materi dengan metode jigsaw terlalu cepat
sehingga sulit untuk dipahami siswa. Waktu yang disediakan guru
untuk tanya jawab juga sangat terbatas, sehingga siswa merasa tidak
ada kesempatan untuk mengungkapkan ketidakpahaman mereka
mengenai materi kepada guru. Serta jam pelajaran yang terpotong
beberapa menit dari sekolah menyebabkan kurangnya waktu untuk
menjelaskan materi yang kurang dipahami siswa.
(b) Guru kurang mampu menguasai kelas sehingga masih banyak siswa
yang tidak memperhatikan materi pembelajaran, mereka hanya
terkadang memperhatikan, kemudian berdiskusi dengan temannya
yang tidak berhubungan dengan materi pembelajaran.
2) Beberapa kekurangan yang ditemukan dari segi siswa adalah sebagai
berikut:
(a) Masih banyak siswa merasa segan bertanya langsung pada guru pada
saat pembelajaran, mereka baru mau bertanya atau mengemukakan
pendapat setelah ditunjuk langsung oleh guru. Mereka merasa lebih
nyaman bertanya kepada guru apabila guru mendekati mereka.
(b) Siswa kurang memperhatikan pada saat guru menyampaikan materi
sehingga keaktifan siswa rendah dalam pembelajaran.
(c) Siswa kurang mampu berpresentasi atau menyampaikan hasil diskusi
didepaan kelas, sehingga hasil diskusi terkesan mengambang dan
tidak dikuasai dengan maksimal.
(d) Siswa yang telah tuntas dalam pembelajaran akuntansi yang telah
mencapai nilai 70 keatas sebanyak 17 siswa (77 %) dari 22 siswa)
dan siswasiswa tersebut dapat dinyatakan telah mencapai ketuntasan
hasil belajar , sedangkan 5 siswa (23%) belum mencapai ketuntasan
belajar. Nilai tertinggi adalah 95 dan terendah adalah 61,3 dengan
nilai ratarata kelas 78,4.
(e) Siswa masih banyak yang mencoba bekerjasama dengan teman
dekatnya dalam mengerjakan soal evaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan antara lain:
(1) Guru dalam menjelaskan materi dengan metode jigsaw lebih
mendalam dan dengan contohcontoh sederhana sehingga siswa lebih
mudah memahami materi, mengalokasikan waktu khusus bagi para
siswa untuk bertanya dan menyampaikan kekurangpahaman terhadap
materi, sehingga guru dapat mengetahui dan menerangkan kembali
materi yang kurang dipahami oleh siswa.
(2) Guru menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif agar siswa
lebih fokus dalam menerima pelajaran, serta memberikan materi
materi dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh
siswa.
(3) Guru sebaiknya lebih banyak lagi memberikan masukanmasukan yang
bersifat memotivasi siswa dalam belajar supaya siswa terpacu untuk
lebih aktif dalam pembelajaran.
(4) Guru hendaknya memberikan penghargaan khusus kepada siswa yang
aktif dalam pembelajaran, terampil dalam bekerjasama tim dan tuntas
hasil belajarnya, agar siswa terpacu untuk lebih giat dan rajin belajar.
(5) Guru memberikan serta cara yang sederhana dalam mempresentasikan
hasil diskusi, supaya dapat dimengerti oleh anggota kelompok lain.
(6) Guru hendaknya lebih tegas dalam mengawasi evaluasi agar siswa
yang mengerjakan evaluasi tidak saling bekerjasama.
2. Siklus II
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus II melalui model
pembelajaran kooperatif Jigsaw :
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan perencanaan Tindakan II dilaksanakan pada hari Jum’at
tanggal 20 Agustus 2010 di ruang guru SMK Kanisius Surakarta. Guru
bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan
dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
analisis dan refleksi dari siklus I terdapat beberapa kekurangan, kemudian
disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan
selama 2 kali pertemuan, yakni pada setiap hari Sabtu tanggal 21 Agustus
2010 dan Sabtu 28 Agustus 2010 dengan rancangan sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw, skenario
pembelajaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama ( 2 x 45 menit )
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
(3) Mengulang sedikit materi yang terdahulu yang masih ada
kaitannya dengan materi saldo awal kas kecil yaitu dengan
sedikit membahas hasil dari evaluasi yang telah dilakukan pada
pertemuan sebelumnya.
(4) Guru merefleksi kegiatan pembelajaran sebelumnya dan
memberitahukan rencana pembelajaran untuk hari ini.
(5) Menjelaskan gambaran materi pelajaran saldo awal kas kecil
dan bukti pemakaian dana kas kecil
(6) Guru membagi kelas menjadi lima kelompok utama untuk
mendiskusikan materi saldo awal kas kecil
(7) Membagi masingmasing kelompok ke dalam kelompok inti.
Masingmasing kelompok mendiskusikan per bagian materi
saldo awal kas kecil dan pemakaian dana kas kecil.
(8) Kelompok inti kembali ke kelompok utama dan menjelaskan
pokok bahasan dari kelompok inti pada kelompok utama.
(9) Guru melakukan evaluasi dengan menanyakan materi yang
telah didiskusikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
(10)Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang
dan menutup dengan menyampaikan kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari.
(11)Salam penutup
b) Pertemuan Kedua (2 x 45 menit)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
(2) Mengawali pembelajaran dengan memberikan pretest secara lisan
untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi
yang telah dan akan disampaikan
(3) Setiap kelompok yang telah dibentuk pertemuan sebelumnya
kembali ke kelompok masingmasing untuk mendiskusikan
materi bukti pemakaian dana kas kecil.
(4) Melakukan evaluasi dengan memberikan soal untuk mengetahui
pemahaman siswa serta pembahasannya..
(5) Siswa mengerjakan hasil pekerjaan latihan soalnya didepan kelas,
selanjutnya dibahas bersama dan dianalisis apakah masih ada
kekurangan dalam mengerajakan soal latihan tersebut.
(6) Guru melakukan evaluasi atas materi yang telah dipelajari serta
menyimpulkan hasil pembelajaran.
(7) Salam penutup
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi saldo awal dan bukti pemakaian kas kecil dengan model
pembelajaran kooperatif Jigsaw.
3) Peneliti menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes.
Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus).
sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi
yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan siswa
selama pembelajaran, ketrampilan siswa dalam berdiskusi dengan
kelompok dan ketuntasan hasil belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Kegiatan pelaksanaan Tindakan II dilaksanakan selama 2 kali
pertemuan seperti yang telah direncanakan, yakni pada tiap hari Sabtu
tanggal 21 Agustus 2010 dan Sabtu 28 Agustus 2010 di ruang kelas XI
Akuntansi. Pertemuan dilaksanakan selama 4 x 45 menit sesuai dengan
skenario pembelajaran dan RPP.
Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I,
hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat perbaikan/ penguatan yang
masih diperlukan dari tindakan I. Materi yang disampaikan pada
pelaksanaan tindakan II yaitu Saldo awal kas kecil dan bukti pemakaian
kas kecil.
Pada pertemuan siklus II guru menjelaskan saldo awal kas kecil dan
mendemonstrasikan pengisian bukti pemakaian kas kecil dengan jelas dan
dibuka kesempatan tanya jawab, kemudian siswa mengerjakan soal secara
berkelompok masih dengan metode yang diterapkan di Siklus I.
Dilaksanakan kegiatan diskusi dan presentasi, kegiatan ini ditambah
dengan tanya jawab yang lebih efektif untuk membangun pemahaman
siswa agar labih mudah memahami materi yang disampaikan, ditutup
dengan evaluasi akhir Siklus II.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama (Sabtu, 21 Agustus 2010)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam pembuka, kemudian
melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran, siswa hadir
semua. Guru mengkondisikan kelas untuk memeriksa apakah siswa
sudah siap untuk mengikuti proses pembelajaran.
b) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa
maupun kelas.
c) Mengulang sedikit materi yang terdahulu yang masih ada
kaitannya dengan materi saldo awal kas kecil yaitu dengan sedikit
membahas hasil dari evaluasi yang telah dilakukan pada pertemuan
sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
d) Guru merefleksi kegiatan pembelajaran sebelumnya dan
memberitahukan rencana pembelajaran untuk hari ini.
e) Menjelaskan gambaran materi pelajaran saldo awal kas kecil dan
bukti pemakaian dana kas kecil
f) Guru membagi kelas menjadi lima kelompok utama untuk
mendiskusikan materi saldo awal kas kecil
g) Membagi masingmasing kelompok ke dalam kelompok inti.
Masingmasing kelompok mendiskusikan per bagian materi saldo
awal kas kecil dan pemakaian dana kas kecil.
h) Kelompok inti kembali ke kelompok utama dan menjelaskan
pokok bahasan dari kelompok inti pada kelompok utama.
i) Guru melakukan evaluasi dengan menanyakan materi yang telah
didiskusikan
j) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang dan
menutup dengan menyampaikan kesimpulan dari materi yang telah
dipelajari.
k) Salam penutup
2) Pertemuan Kedua (Sabtu, 28 Agustus 2010)
a) Guru membuka pelajaran kemudian mengabsen siswa.
b) Mengawali pembelajaran dengan memberikan pretest secara lisan
untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi
yang telah dan akan disampaikan
c) Setiap kelompok yang telah dibentuk pertemuan sebelumnya
kembali ke kelompok masingmasing untuk mendiskusikan materi
bukti pemakaian dana kas kecil.
d) Melakukan evaluasi dengan memberikan soal untuk mengetahui
pemahaman siswa serta pembahasannya.
e) Siswa mengerjakan hasil pekerjaan latihan soalnya didepan kelas,
selanjutnya dibahas bersama dan dianalisis apakah masih ada
kekurangan dalam mengerajakan soal latihan tersebut.
Siswa yang mengerjakan didepan kelas adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Sharon Zefanya U. kemudian diselesaikan oleh Eros Wijaya,
karena masih ada beberapa kolom bukti pemakaian kas kecil yang
belum diisi.
f) Guru melakukan evaluasi atas materi yang telah dipelajari serta
menyimpulkan hasil pembelajaran.
g) Salam penutup
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw di kelas XI
Akuntansi. Peneliti bekerjasama dengan guru mata pelajaran Akuntansi
dalam mengajar dengan tujuan agar peneliti dapat secara jelas melihat dan
mengamati kegiatan belajar mengajar akuntansi pada hari itu.
Pada pertemuan pertama yaitu hari Sabtu, 21 Agustus 2010 guru
menyampaikan materi tentang saldo awal kas kecil, dengan model
pembelajaran kooperatif Jigsaw secara jelas. Selanjutnya pada pertemuan
kedua yaitu hari Sabtu tanggal 28 Agustus 2010, guru memberikan soal
soal untuk didiskusikan kembali kepada masingmasing kelompok dan
memonitoring jalannya diskusi. Pada pertemuan ketiga yaitu hari Selasa,
31 Agustus 2010, guru mengadakan evaluasi akhir siklus II agar hasil
belajar dari siklus II dapat segera diketahui. Dari kegiatan tersebut,
deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw sudah dijelaskan
secara rinci dalam pelaksanaan tindakan II.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar akuntansi pada Siklus II, diperoleh gambaran tentang
aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu
sebagai berikut:
1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 73 %, sedangkan
27 % lainnya masih belum dapat memusatkan perhatian pada awal
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
2) Siswa yang aktif dalam kelompok selama kegiatan kerja kelompok
berlangsung sebesar 77%, sedangkan 23% lainnya tidak turut serta
dalam kerja kelompok. Hal ini disebabkan karena siswa merasa tidak
bisa mengerjakan dan tidak mau ikut berdiskusi karena kurangnya
motivasi dari dalam diri mereka.
3) Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi setelah kegiatan
belajar mengajar yaitu sebesar 82 % sedangkan 18 % lainnya masih
banyak yang saling bekerjasama dengan temannya karena kurang
percaya diri dalam mengerjakan evaluasi.
4) Berdasarkan hasil evaluasi akhir siklus II dapat diidentifikasi bahwa
siswa yang telah mampu mengerjakan soal evaluasi dan mendapat
nilai diatas KKM yaitu 70 adalah sebanyak 22 siswa atau 100%.
Tabel 7. Hasil Nilai Ulangan Harian Siklus II
Nilai Jumlah anak Persentase
95100
9094
8589
8084
4
5
3
10
18
23
24
45
Jumlah 22 100
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus II ini adalah:
a) Guru kurang aktif dalam melakukan pendekatan kepada siswa yang
tidak aktif dalam pembelajaran.
b) Guru kurang memotivasi siswa agar percaya pada diri sendiri ketika
mengerjakan tugas maupun ulangan, Sehingga ada beberapa anak
yang masih melihat jawaban teman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
2) Beberapa kekurangan yang ditemukan dari segi siswa adalah sebagai
berikut:
a) Kurangnya kemampuan siswa dalam berkomunikasi/bersosialisasi
pada saat presentasi hasil diskusi kelompok.
b) Masih ada beberapa anak yang belum mengerjakan evaluasi secara
mandiri
Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan antara lain :
(1) Guru hendaknya lebih memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien
serta lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi kepada siswa
sehingga guru dapat menarik minat dan mendorong siswa untuk lebih
aktif dalam pembelajaran.
(2) Guru sebaiknya lebih banyak lagi memberikan masukanmasukan yang
bersifat memotivasi siswa dalam belajar supaya siswa terpacu untuk
lebih aktif dalam pembelajaran.
(3) Guru hendaknya memotivasi siswa agar percaya pada diri sendiri ketika
mengerjakan tugas maupun ulangan dan tidak perlu melihat pekerjaan
teman. Sehingga hasil yang diperoleh oleh siswa merupakan hasil
pekerjaannya sendiri dan bukan hasil menyontek pekerjaan teman atau
membuka buku yang berkaitan dengan pelajaran. Apapun hasil yang
diperoleh lebih baik hasil pekerjaan sendiri daripada meniru pekerjaan
teman.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat
dinyatakan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar akuntansi menggunakan
model pembelajaran kooperatif Jigsaw dari siklus satu ke siklus berikutnya. Hal
tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 8. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Kriteria Jumlah Siswa Persentase
Sebelum
Penerapan
Siklus I Siklus II Sebelum
Penerapan
Siklus I Siklus II
Tuntas 9 17 22 40,9% 77 % 100 %
Tidak
Tuntas
13 5 0 59,1% 23 % 0 %
(Sumber: data primer yang diolah, 2010)
Tabel 9. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Aspek yang diukur Target
Capaian
Persentase Peningkatan
Siklus I Siklus II
Keaktifan
siswa dalam
Apersepsi
60 % 68 % 73 % 5 %
Keaktifan
siswa dalam
kelompok saat
mengikuti
pembelajaran
70 % 64 % 77 % 13 %
Kemandirian
siswa dalam
mengerjakan soal
80 % 73% 82 % 9 %
Ketuntasan
hasil belajar (standar
nilai 70)
80 % 77 % 100 23 %
Peningkatan prestasi belajar siswa mata pelajaran akuntansi tersebut juga
dapat dilihat pada grafik berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
0
5
10
15
20
25
Siklus I Siklus II
Keaktifan siswa dalam apersepsi
Keaktifan siswa dalam pembelajaran Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal Ketuntasan hasil belajar
Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus
dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu meliputi : (1) perencanaan tindakan,
(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan
refleksi tindakan.
Grafik diatas menunjukan bahwa setelah adanya penerapan model
pembelajaran kooperatif Jigsaw berdampak terhadap proses dan hasil kegiatan
pembelajaran akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain siswa lebih mudah
memahami materi yang disampaikan oleh guru, siswa menjadi lebih aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran dan siswa dapat bekerjasama dengan kelompok
dalam mendiskusikan hasil pekerjaannya. Dan tujuan utama dalam penelitian
tindakan kelas ini tercapai yaitu peningkatan prestasi belajar akuntansi dengan
model pembelajaran kooperatif Jigsaw
Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan
sebagai berikut: Penelitian diawali dengan observasi awal untuk mengetahui
kondisi pembelajaran mata pelajaran akuntansi pada kelas XI Akuntansi SMK
Kanisius Surakarta sebelum dilaksanakan tindakan I dan tindakan II. Disamping
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
itu peneliti telah melakukan survei awal pada saat pelaksanaan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta
mata pelajaran akuntansi. Dari hasil survei ini, peneliti menemukan bahwa
prestasi pembelajaran akuntansi pada siswa kelas tersebut masih belum optimal.
Oleh karena itu, peneliti berinisiatif mencari solusi untuk mengatasi
masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
Jigsaw. Peneliti mencari sumbersumber tentang model pembelajaran kooperatif
Jigsaw dan mempelajari teknikteknik dalam pembelajaran tersebut. Selanjutnya
peneliti bersama guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
akan dilaksanakan dalam tindakan siklus I. Kemudian diperoleh kesepakatan
mengenai materi yang akan disajikan yaitu materi pada pelaksanaan tindakan
siklus I ini adalah Kas kecil serta fungsinya dalam perusahaan.
Dalam pembelajaran, pertama guru menjelaskan materi kepada siswa
secara global, kemudian guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang
masingmasing kelompok beranggotakan 45 siswa heterogen dan masingmasing
kelompok diminta untuk dapat mempresentasikan hasil diskusinya. Dalam
pelaksanaan diskusi, peran guru adalah memonitoring jalannya diskusi dan
memfasilitasi siswa untuk mengajukan pertanyaan atas materi yang belum
dimengerti. Pembelajaran ini menuntut guru untuk mampu merangsang siswa
supaya lebih aktif dan trampil dalam bekerjasama untuk menyelesaikan topik
diskusi yang telah diberikan oleh guru. Sehingga pengetahuan yang diperoleh
siswa tidak hanya dari guru, melainkan juga dari diskusi dan bertukar pikiran/
pendapat baik dengan guru maupun dengan anggota kelompoknya. Dari hasil
pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih
terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu masih banyak siswa merasa segan
bertanya langsung pada guru pada saat pembelajaran, mereka baru mau bertanya
atau mengemukakan pendapat setelah ditunjuk langsung oleh guru. Mereka
merasa lebih nyaman bertanya kepada guru apabila guru mendekati mereka. Siswa
kurang memberikan respon pada saat guru menyampaikan materi sehingga tingkat
keaktifan siswa rendah dalam pembelajaran. Kurangnya ketrampilan siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
berkomunikasi/ bersosialisasi pada saat presentasi hasil diskusi kelompok. Selain
itu, waktu dalam berdiskusi juga cukup terbatas.
Oleh karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana
pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam
pembelajaran akuntansi pada siklus I. Materi pembelajaran pada siklus II masih
sama dengan siklus I yaitu: Kas kecil yang mengkhususkan pada materi saldo
awal kas kecil serta bukti pemakaian kas kecil. Siklus II dilaksanakan didasarkan
atas perbaikan dari kelemahan siklus I. Pada saat peneliti melakukan wawancara
dengan siswa, siswa merasa cukup tertarik dengan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif Jigsaw, selain siswa menjadi aktif, siswa juga
merasa lebih bisa memahami materi karena selain guru memberikan penjelasan
materi secara bertahap, guru juga memberikan latihan secara terbimbing kepada
siswa dalam hal ini adalah diskusi. Dalam diskusi siswa diajarkan untuk bekerja
secara kelompok dalam menyelesaikan topik yang telah dipilih. Dengan cara ini,
siswa menjadi lebih aktif karena selain dapat bertanya langsung kepada guru,
siswa juga dapat bertanya dan bertukar pikiran dengan anggota kelompoknya.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi
pada siklus I dan Siklus II, prestasi belajar siswa menunjukkan peningkatan. Dari
segi keaktifan siswa saat mengikuti pembelajaran menunjukkan peningkatan dari
66 % pada siklus I menjadi 75 % pada siklus II. Begitu pula pada pencapaian
prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan, ini ditunjukkan dari
banyaknya siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan minimal (KKM) yaitu
sebesar 77 % atau sebanyak 17 siswa pada siklus I dan 100 % atau sebanyak 22
siswa pada siklus II.
Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi
lebih antusias dalam proses pembelajaran. Selain itu siswa yang sebelumnya tidak
bisa bekerjasama dalam kelompok, pada siklus II ini sudah dapat bekerjasama
dengan siswa lain dengan baik. Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi
dan pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya kegiatan belajar mengajar
akuntansi keuangan. Oleh sebab itu masalah yang dihadapi pada pembelajaran
akuntansi sudah dapat diatasi dengan cara penerapan model pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
kooperatif Jigsaw yang berkesinambungan dapat meningkatkan pemahaman
siswa, mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, meningkatkan ketrampilan
siswa dalam berdiskusi dengan kelompoknya dan meningkatkan hasil belajar
siswa.
Berdasarkan tindakan yang telah dilaksanakan melalui tindakan siklus I
dan siklus II, peneliti berhasil melaksanakan pembelajaran akuntansi yang dapat
menarik minat dan perhatian siswa, sehingga prestasi belajar akuntansi dapat
meningkat. Disamping itu, peneliti juga dapat memberikan masukan mengenai
inovasiinovasi modelmodel maupun metode pembelajaran yang efektif, menarik,
dan menyenangkan. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat dilihat dari indikatorindikator
sebagai berikut:
1. Siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi sehingga
siswa lebih aktif baik bertanya mengenai materi yang belum jelas maupun
mengemukakan pendapatnya.
2. Siswa mampu bekerjasama dengan kelompoknya dalam menyelesaikan
Lembar kegiatan diskusi, dan mampu mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas dengan baik dan penuh percaya diri karena siswa telah cukup
paham mengenai materi yang dipresentasikan.
3. Siswa menjadi lebih percaya diri untuk maju mengerjakan soal yang diberikan
guru karena mereka sudah menguasai materi itu.
4. Siswa mampu mengerjakan soalsoal evaluasi dengan teliti, cermat dan benar
sehingga siswa telah mampu memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu 70.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI Akuntansi SMK
Kanisius Surakarta ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus yang
dilakasnakan meliputi empat tahap, yaitu : (1) pembuatan perencanaan tindakan,
(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, serta (4) penyusunan
analisis dan refleksi tindakan.
Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut, terdapat
peningkatan prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran akuntansi dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw pada siswa kelas XI
Akuntansi SMK Kanisius Surakarta. Peningkatan Prestasi belajar mata pelajaran
akuntansi tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya yang dikemas
dalam dua siklus tindakan diantaranya :
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran
kooperatif Jigsaw dalam melaksanakan pembelajaran.
2. Guru membuat inovasi baru dalam menyampaikan pelajaran akuntansi dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw yang dilakukan oleh
para siswa.
3. Guru mengefektifkan siswa di dalam belajar melalui pelaksanaan diskusi
intensif dengan bimbingan aktif dari guru sehingga siswa menjadi lebih
kooperatif di dalam kegiatan belajar mengajar.
Upaya tersebut terbukti meningkatkan prestasi mata pelajaran akuntansi
pada siswa kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta. Hal tersebut dapat
terlihat dari beberapa temuan di kelas sebagai berikut :
1. Siswa tampak antusias dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran akuntansi.
2. Siswa terlihat memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru dengan
motivasi tinggi dan terlihat aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
3. Siswa menjadi lebih percaya diri untuk bertanya bahkan maju ke depan kelas
untuk menjelaskan hasil pekerjaannya
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
4. Kemampuan siswa dalam memahami akuntansi menjadi meningkat. hal ini
dapat dilihat dari nilai akhir dan nilai ratarata kelas yang mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus II.
Selain itu, terdapat manfaat dari penggunaan model pembelajaran
kooperatif Jigsaw dalam pembelajaran, yaitu:
1. Membantu siswa dalam memahami materi dengan diskusi dengan teman
kelompoknya.
2. Melibatkan semua siswa dalam pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih
aktif.
3. Siswa dapat menambah pengetahuan dengan berdiskusi dengan teman
kelompoknya maupun dengan guru.
4. Menumbuhkan minat belajar mandiri dan menummbuhkan semangat belajar
siswa dalam mengikuti pelajaran akuntansi.
Unsur penting dalam pembelajaran ini adalah penggunanaan ragam
metode dan pendekatan pembelajaran yang dipilih. Pemilihan metode dan
pendekatan tertentu akan mempengaruhi berhasil tidaknya suatu pembelajaran.
Pengetahuan yang diterima siswa juga sangat dipengaruhi oleh metode dan
pendekatan yang diterapkan guru dalam pembelajaran. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa penerapan metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat akan
berpengaruh terhadap proses dan hasil dari pembelajaran tersebut. Dalam
pembelajaran akuntansi ini diterapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw.
Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw, prestasi mata
pelajaran akuntansi meningkat. Hal ini dikarenakan dalam penerapannya, siswa
diberikan kesempatan untuk berdiskusi lalu menjelaskan hal yang siswa pahami
kepada teman sebayanya, selain itu siswa juga dibantu guru apabila terdapat
kesulitan. Sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya dari guru,
tetapi juga diperoleh dari siswa itu sendiri. Pengetahuan dibangun atas dasar
konsep yang diterima siswa yang dikembangkan berdasarkan pengalaman yang
telah mereka dapat. Pengetahuan tersebut diharapkan dapat bertahan lama dalam
pikiran siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Tujuan penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw adalah untuk
membangkitkan motivasi belajar siswa dalam rangka membangun pengetahuan
melalui kelompok diskusi intensif dalam arahan guru secara aktif sehingga
peningkatan kompetensi belajar siswa dapat dicapai secara optimal
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan
proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor yang saling berhubungan
satu sama lain. Faktorfaktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa.
Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan strategi
dan metode pengajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas pada saat proses
pembelajaran berlangsung, serta kemampuan guru dalam memotivasi minat dan
semangat siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sedangkan faktor
yang berasal dari pihak siswa antara lain antusias dan keaktifan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran akuntansi, diskusi kelompok, maupun pada saat
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
2. Implikasi Praktis
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi.
Hal ini jadi pertimbangan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran
kooperatif Jigsaw dalam kegiatan belajar mengajar seharihari yang disesuaikan
pula dengan materi pelajaran. Selain itu, penggunaan model pembelajaran
kooperatif Jigsaw dapat pula menjadi pertimbangan bagi guru dalam rangka
meningkatkan kompetensi belajar siswa. Dalam hal ini, perlu dilakukan
perbaikanperbaikan dalam penerapan metode ini, khususnya pada saat
pengelolaan kelas pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, sehingga
kegiatan belajar mengajar akan berlangsung lebih kondusif. Untuk meningkatkan
kompetensi belajar siswa, guru dapat menerapkan berbagai metode pengajaran
yang baru dan menarik, yang dapat memicu siswa untuk ikut aktif terlibat dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
kegiatan belajar mengajar yang pada akhirnya membuat siswa tidak jenuh dan
menjadi lebih tertarik pada apa yang akan dipelajari.
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran
saran sebagai berikut :
1. Diharapkan model pembelajaran kooperatif jigsaw diterapkan oleh guru mata
pelajaran akuntansi untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi dengan cara
memilih standar kompetensi tertentu yang dapat disampaikan kepada siswa
dengan metode ini, sehingga materi dapat tersampaikan dengan baik dan
mudah diterima para siswa. Materi yang dapat disampaikan dengan metode ini
khususnya adalah materi teori yang tidak memerlukan banyak praktik.
2. Guru perlu menambah wawasannya tentang metodemetode dan pendekatan
pendekatan pembelajaran yang inovatif agar proses pembelajaran lebih
menarik dan siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar di kelas.
3. Guru hendaknya mampu memilih metode yang tepat dalam proses
pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.