MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN...

13
MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI Candra Nuri Megawati Prodi Pendidikan Geografi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang Email: [email protected] Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran group investigation (GI) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran geografi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan subjek penelitian siswa kelas X SMA Negeri 1 Batu yaitu X4 sebagai kelas kontrol dan X6 sebagai kelas eksperimen. Instrumen penelitian berupa soal tes berbentuk uraian yang sudah diujicobakan terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran GI terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model GI lebih baik daripada siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran klasikal. Kata kunci: model pembelajaran group investigation, kemampuan berpikir kreatif Perkembangan globalisasi yang sangat cepat baik di bidang IPTEK maupun informasi akan menuntut para siswa untuk beradaptasi terhadap tantangan masa depan yang selalu berubah dan mengundang persaingan yang semakin ketat. Untuk menghadapi hal tersebut diperlukan keluaran pendidikan yang memiliki keterampilan tinggi yang melibatkan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif, dan mampu bekerjasama yang efektif. Namun keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh keluaran pendidikan tersebut tidak hanya terampil dalam satu bidang, tetapi juga kreatif dalam mengembangkan bidang yang ditekuni. Hal tersebut dapat diimplementasikan dalam setiap mata pelajaran di sekolah, termasuk geografi. Salah satu kemampuan yang menjadi aspek penting dalam pembelajaran geografi adalah kemampuan berpikir kreatif. Menurut munandar (1999:46) kemampuan berpikir kreatif siswa perlu dilatih, karena dapat membuat siswa lancar dan luwes dalam berpikir, mampu melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang, dan mampu

Transcript of MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN...

Page 1: MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelC0CC26838B6D8A0FAF0462C... · Penelitian ini mengambil 2 kelas yang memiliki kemampuan akademik

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Candra Nuri Megawati

Prodi Pendidikan Geografi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial,

Universitas Negeri Malang

Jl. Semarang 5 Malang

Email: [email protected]

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

model pembelajaran group investigation (GI) terhadap kemampuan

berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran geografi. Penelitian ini

merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan

subjek penelitian siswa kelas X SMA Negeri 1 Batu yaitu X4 sebagai

kelas kontrol dan X6 sebagai kelas eksperimen. Instrumen penelitian

berupa soal tes berbentuk uraian yang sudah diujicobakan terlebih

dahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran GI terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

Kemampuan berpikir kreatif siswa yang proses pembelajarannya

menggunakan model GI lebih baik daripada siswa yang proses

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran klasikal.

Kata kunci: model pembelajaran group investigation, kemampuan

berpikir kreatif

Perkembangan globalisasi yang sangat cepat baik di bidang IPTEK maupun

informasi akan menuntut para siswa untuk beradaptasi terhadap tantangan masa depan

yang selalu berubah dan mengundang persaingan yang semakin ketat. Untuk

menghadapi hal tersebut diperlukan keluaran pendidikan yang memiliki keterampilan

tinggi yang melibatkan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif, dan mampu bekerjasama

yang efektif. Namun keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh keluaran pendidikan

tersebut tidak hanya terampil dalam satu bidang, tetapi juga kreatif dalam

mengembangkan bidang yang ditekuni. Hal tersebut dapat diimplementasikan dalam

setiap mata pelajaran di sekolah, termasuk geografi.

Salah satu kemampuan yang menjadi aspek penting dalam pembelajaran

geografi adalah kemampuan berpikir kreatif. Menurut munandar (1999:46) kemampuan

berpikir kreatif siswa perlu dilatih, karena dapat membuat siswa lancar dan luwes dalam

berpikir, mampu melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang, dan mampu

Page 2: MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelC0CC26838B6D8A0FAF0462C... · Penelitian ini mengambil 2 kelas yang memiliki kemampuan akademik

mengemukakan banyak gagasan. Namun dalam pendidikan formal di sekolah,

kemampuan berpikir kreatif siswa sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian

(Munandar, 1999: 45). Kemampuan utama yang dilatih adalah kemampuan ingatan dan

berpikir logis dalam suatu penalaran. Guru sebagai seorang pendidik harus selalu

mengembangkan pembelajaran yang dilakukan di kelas sehingga dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa, karena pada hakekatnya kreativitas individu tidak

lahir dengan sendirinya, tetapi dilahirkan dari tatanan kehidupan masyarakat.

Guru memiliki peranan yang penting untuk mengelola proses pembelajaran yang

berlangsung di kelas sehingga materi yang disajikannya dapat dicerna oleh siswa serta

mampu menumbuhkan pola pikir yang kritis dan kreatif pada diri siswa. Namun,

praktek pembelajaran di bangku sekolah belum secara serius dikembangkan

berdasarkan prinsip-prinsip yang benar untuk memberikan peluang siswa belajar cerdas,

kritis, kreatif, dan memecahkan masalah. Menurut Purwanto (2010) pembelajaran

geografi yang berlangsung dewasa ini belum mampu memenuhi harapan. Pembelajaran

masih cenderung berpusat pada materi, teoritis dan abstrak, berfokus di kelas dengan

prosedur ketat, penggunaan media yang kurang, dan penilaian dengan norma. Hal ini

menyebabkan kurang termotivasinya siswa dalam mengembangkan kemampuan

berpikirnya.

Menurut Arnyana (2009) salah satu penyebab rendahnya kemampuan berpikir

siswa adalah penggunaan model pembelajaran yang kurang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk memberdayakan kemampuan berpikirnya dan terlibat aktif dalam

pembelajaran. Geografi merupakan mata pelajaran yang membutuhkan penguasaan

konsep karena materi-materi geografi mengandung konsep-konsep yang sifatnya

kongkret dan abstrak, maka guru harus mengadakan inovasi-inovasi dalam

melaksanakan pembelajaran secara berkesinambungan. Hal ini berarti bahwa guru harus

menggunakan model-model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam

kegiatan pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kreatif adalah model pembelajaran Group Investigation (GI) .

Model pembelajaran GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif

yang menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil, kemudian siswa

merencanakan sendiri topik yang akan diselidiki dari tema umum yang diberikan oleh

Page 3: MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelC0CC26838B6D8A0FAF0462C... · Penelitian ini mengambil 2 kelas yang memiliki kemampuan akademik

guru dan selanjutnya siswa merencanakan dan melaksanakan sendiri penyelidikannya.

Dengan demikian, penggunaan model GI diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kreatif melalui tahapan-tahapan yang dilakukan oleh siswa.

Kelebihan model pembelajaran GI dibandingkan model pembelajaran kooperatif

lainnya adalah memungkinkan siswa menggunakan keterampilan inkuiri yang mampu

mempersiapkan masa depan siswa, lebih percaya pada kemampuan sendiri untuk

berpikir, mencari informasi dari sumber lain, dan dapat belajar dari siswa lain (Sharan

1990). Dengan demikian, model pembelajaran GI dapat mendorong siswa belajar lebih

aktif dan lebih bermakna. Artinya, siswa dituntut berpikir suatu persoalan dan mencari

cara penyelesaiannya sendiri. Oleh karena itu, siswa lebih terlatih untuk menggunakan

keterampilan pengetahuannya sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar siswa

dapat tertanam untuk jangka waktu yang lama.

Penelitian model pembelajaran GI telah diimplementasikan pada semua

tingkatan sekolah. Model pembelajaran GI dapat meningkatkan prestasi akademik dan

motivasi siswa (Sharan & Hertz-Lazarowitz, 1980; Sharan et al., 1985; Sharan &

Shachar, 1988; Lazarowitz & Karsenty, 1990; Sharan & Shaulov, 1990; Shachar &

Sharan, 1994; Akcay, 2012; Simsek, 2012). Selain itu, Model pembelajaran GI juga

mempunyai pengaruh yang positif terhadap kemampuan berpikir (thinking skill) siswa

(Sharan & Hertz-Lazarowitz, 1981; Sharan et al, 1984; Tsoi, 2000, 2001; Lazarowitz,

2007).

Penelitian lain dilakukan oleh Prastiwi (2011) hasil analisis data menunjukkan

bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat dari siklus I ke siklus II. Penelitian

lain juga dilakukan oleh Alamarumi (2012) yang menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran GI berpengaruh terhadap hasil belajar geografi siswa kelas XI. Selain itu,

penelitian yang dilakukan Nasrudin (2010) menunjukkan bahwa penggunaan model

pembelajaran GI dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan sikap ilmiah siswa.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran GI terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran

geografi kelas X SMA Negeri 1 Batu. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara

teoritis dan praktis. 1) Manfaat teoritis, diharapkan dapat memberikan masukan dan

sebagai bahan referensi model pembelajaran alternatif bagi guru geografi untuk

meningkatkan kualitas proses dan kemampuan berpikir kreatif siswa yang lebih baik. 2)

Page 4: MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelC0CC26838B6D8A0FAF0462C... · Penelitian ini mengambil 2 kelas yang memiliki kemampuan akademik

Manfaat praktis, sebagai bahan referensi sekolah dan diharapkan dapat memberikan

sumbangan dalam rangka perbaikan cara pembelajaran geografi dan peningkatan mutu

pada khususnya, dan bagi guru agar dapat mengetahui langkah-langkah dalam

penerapan pembelajaran geografi dengan model pembelajaran group investigation

secara tepat sehingga dapat menjadi alternatif atau pilihan model dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam quasi eksperimen. Penelitian ini mengambil 2

kelas yang memiliki kemampuan akademik relatif sama (setara) dan jumlah siswa yang

relatif sama. Selanjutnya untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol

ditentukan secara acak. Desain penelitian ini adalah pretest–postest control group.

Masing-masing kelompok baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol sebelum

pembelajaran berlangsung diberi prates yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan

awal siswa, selanjutnya penyampaian materi dimana dalam penyampaian materi kelas

eksperimen menggunakan model pembelajaran Group Investigation, sedangkan pada

kelas kontrol guru menggunakan model pembelajaran konvensional dalam penyampaian

materi. Selanjutnya pada akhir pembelajaran guru memberikan postes pada kedua

kelompok tersebut.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Batu, semester

genap tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 12 kelas. Dari 12 kelas diambil satu

kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas X-6 yang mendapat perlakuan penggunaan

model pembelajaran Group Investigation dan satu kelas lain yaitu X-4 sebagai kelas

kontrol.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif

siswa yang diambil dengan cara melakukan tes atau ujian tulis. Instrumen dalam

penelitian ini menggunakan soal tes. Tes untuk prates dan postes berupa tes subjektif

dengan pertimbangan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa. Pengujian

instrumen penelitian ini meliputi: tingkat kesukaran, daya beda item tes, validitas, dan

reliabilitas instrumen yang pengujiannya menggunakan bantuan komputer program

SPSS 16.0 for Windows.

Page 5: MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelC0CC26838B6D8A0FAF0462C... · Penelitian ini mengambil 2 kelas yang memiliki kemampuan akademik

Metode analisis data dari bentuk penelitian eksperimen semu ini adalah dengan

menggunakan metode uji statistik. Data yang harus dianalisis yaitu data tentang

kemampuan awal siswa, data tentang kemampuan akhir siswa, dan data tentang gain

score siswa. Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah uji hipotesis. Uji

hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui apakah hipiotesis diterima atau ditolak. Maka

dalam tes signifikasinya digunakan uji t dengan taraf signifikasinya 5%. Analisis data

dengan uji t 2 sampel tidak berpasangan menggunakan bantuan komputer program

SPSS 16.0 for Windows. Sebelum dilakukan uji hipotesis perlu dilakukan uji prasyarat

data yaitu uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji

homogenitas dengan menggunakan uji Levene’s. Adapun uji normalitas dan uji

homogenitas dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows.

HASIL PENELITIAN

Data Kemampuan Awal

Data kemampuan awal diperoleh dari skor hasil tes kelas kontrol dan kelas

eksperimen sebelum diberi perlakuan (pretest). Analisis statistik deskriptif data

kemampuan awal berpikir kreatif siswa dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Analisis Statistik Deskriptif Data Kemampuan Awal (Pretest)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Kelas Kontrol 25 38 57 44.24 4.530 20.523

Kelas Eksperimen 25 33 53 43.44 5.538 30.673

Valid N (listwise) 25

Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui bahwa kemampuan awal kedua kelas

mempunyai rata-rata yang tidak jauh berbeda, dimana kelas kontrol mempunyai rata-

rata sebesar 44,24 dengan skor minimum 38 dan skor minimum 57 sedangkan kelas

eksperimen mempunyai rata-rata sebesar 43,44 dengan skor minimum 33 dan skor

maksimum 53. Perbedaan rata-rata yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan awal

kedua kelas adalah setara.

Page 6: MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelC0CC26838B6D8A0FAF0462C... · Penelitian ini mengambil 2 kelas yang memiliki kemampuan akademik

Data Kemampuan Akhir

Data kemampuan akhir diperoleh dari skor hasil tes kelas kontrol dan kelas

eksperimen setelah diberi perlakuan (postest). Analisis statistik deskriptif data

kemampuan akhir berpikir kreatif siswa dapat dilihat pada tabel 2

Tabel 3. Analisis Statistik Deskriptif Data Kemampuan Akhir (Postest)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Kelas Kontrol 25 46 72 58.72 7.104 50.460

Kelas Eksperimen 25 45 80 67.04 8.374 70.123

Valid N (listwise) 25

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kemampuan akhir kedua kelas

mempunyai rata-rata yang berbeda, dimana kelas kontrol mempunyai rata-rata sebesar

58,72 dengan skor minimum 46 dan skor maksimum 72 sedangkan kelas eksperimen

mempunyai rata-rata sebesar 67,04 dengan skor minimum 45 dan skor maksimum 80.

Perbedaan rata-rata yang cukup besar menunjukkan bahwa kemampuan akhir kedua

kelas adalah berbeda. Hal ini dikarenakan pada kegiatan pembelajaran kelas eksperimen

menggunakan model pembelajaran GI, sedangkan kelas kontrol menggunakan model

pembelajaran klasikal

Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Gain Score)

Data kemampuan berpikir kreatif siswa diperoleh dari selisih skor siswa yaitu

skor kemampuan akhir (postest) dikurangi skor kemampuan awal (pretest). Analisis

statistik deskriptif data kemampuan berpikir kreatif siswa (gain score) dapat dilihat pada

tabel 3

Tabel 4.3 Analisis Statistik Deskriptif Data Kemampuan Berpikir Kreatif (Gain Score)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Kelas Kontrol 25 2 29 14.48 7.189 51.677

Kelas Eksperimen 25 1 47 23.60 10.124 102.500

Valid N (listwise) 25

Berdasarkan Tabel 3. dapat diketahui bahwa gain score kedua kelas mempunyai

rata-rata yang berbeda, dimana kelas kontrol mempunyai rata-rata sebesar 14,48 dengan

skor minimum 2 dan skor maksimum 29 sedangkan kelas eksperimen mempunyai rata-

Page 7: MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelC0CC26838B6D8A0FAF0462C... · Penelitian ini mengambil 2 kelas yang memiliki kemampuan akademik

rata sebesar 23,06 dengan skor minimum 1 dan skor maksimum 47. Perbedaan rata-rata

yang cukup besar menunjukkan bahwa gain score kedua kelas adalah berbeda.

Perbandingan rata-rata pretest, postest, dan gain score antara kelas eksperimen

dan kelas kontrol digambarkan pada gambar 1.

Gambar 1. Diagram Perbandingan Nilai Rata-rata Pretest, Postest, dan Gain Score Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen

Gambar 1. menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir

kreatif siswa baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Hal ini terlihat dari rata-rata

kelas kontrol dari 44,24 meningkat menjadi 58,72, sedangkan rata-rata kelas eksperimen

dari 43,44 menjadi 67,08. Jika dilihat dari rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa

(gain score), rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi 9,12 dari pada rata-rata kelas

kontrol. Dengan demikian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki

rentangan kemampuan berpikir kreatif siswa yang berbeda.

Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan langkah atau prosedur untuk menentukan apakah

hipotesis diterima atau ditolak. Data yang digunakan untuk uji hipotesis adalah data

gain score. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu data di uji prasyarat. Hasil

uji prasyarat analisis untuk hasil belajar siswa (uji normalitas dan uji homogenitas)

diketahui bahwa data hasil belajar kedua kelas terdistribusi secara normal dan kedua

sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama (homogen). Karena

data normal dan homogen, maka uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan statistik

0

20

40

60

80

Pretest Postest Gain Score

44.24

58.72

14.48

43.44

67.04

23.6

Perbandingan Rata-rata Pretest, Postest, dan Gain Score Kelas kontrol dan Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol Kelas Eksperiman

Page 8: MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelC0CC26838B6D8A0FAF0462C... · Penelitian ini mengambil 2 kelas yang memiliki kemampuan akademik

parametrik yaitu dengan uji-t (Independent Sample T Test) dengan bantuan SPSS 16.0

for Windows.

Dari analisis uji t, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kemampuan berpikir

kreatif siswa (gain score) pada kelas eksperimen sebesar 23,60, sedangkan pada kelas

kontrol 14,48, dengan taraf signifikasi 5% atau tingkat kepercayaan 95% dapat dilihat

nilai sig (2-tailed) 0,001 < 0,05, maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran group investigation berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kreatif siswa pada mata pelajaran geografi kelas X SMA Negeri 1 Batu.

PEMBAHASAN

Temuan dalam penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh signifikan dari

kemampuan berpikir kreatif siswa yang belajar dengan menggunakan model

pembelajaran group investigation (GI) dengan siswa yang hanya belajar dengan model

pembelajaran klasikal. Di samping itu dapat dikemukakan pula bahwa penggunaan

model pembelajaran GI lebih efektik dari pada model pembelajaran klasikal khususnya

pada materi pedosfer untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal ini

dapat dilihat dari rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen lebih

tinggi daripada siswa kelas kontrol. Rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa kelas

eksperimen adalah 23,6 sedangkan rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol adalah

14,44.

Pada kelas kontrol proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran

klasikal, menunjukkan kemampuan berpikir kreatif siswa yang cenderung lebih rendah

daripada kelas eksperimen. Hal ini dikarenakan pembelajaran klasikal proses

pembelajaran di kelas menjadi sepenuhnya berpusat pada guru (teacher centered)

sehingga siswa cenderung sebagai pendengar yang pasif. Selain itu, jumlah siswa dalam

kelas tidak memungkinkan untuk diberikan perhatian dan bimbingan secara menyeluruh

kepada setiap siswa. Oleh karena itu, pola pembelajaran seperti ini kurang dapat

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Pada kelas eksperimen, model pembelajaran yang digunakan adalah group

investigation. Model pembelajaran GI dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

siswa karena dalam pembelajaran ini, siswa dilatih untuk mampu menentukan masalah,

menganalisis masalah berdasarkan data yang diperoleh, serta mengatasi masalah dengan

Page 9: MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelC0CC26838B6D8A0FAF0462C... · Penelitian ini mengambil 2 kelas yang memiliki kemampuan akademik

memunculkan kemungkinan-kemungkinan solusi yang sesuai dengan masalah. Dalam

model pembelajaan GI siswa lebih banyak berdiskusi dan bekerja sama dengan

kelompoknya dibandingkan dengan mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa menjadi

terlibat secara aktif dalam diskusi, berpikir untuk menemukan pengetahuannya sendiri

secara kreatif, berani dan mau mengambil tanggung jawab untuk pembelajaran mereka

sendiri.

Model pembelajaran GI merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif

yang dilandasi oleh teori pembelajaran kontruktivisme. Paradigma pembelajaran

kontruktivisme telah dikenal sejak tahun 1710, tetapi pada kenyataannya paradigma

pembelajaran yang dikembangkan di sekolah lebih didominasi oleh pembelajaran

behavioristik hal ini dapat dilihat pada kegiatan pembelajaran di kelas kontrol. Atas

dasar beberapa kajian ternyata pembelajaran behavioristik memiliki beberapa

kelemahan antara lain terlalu mekanistik dan kurang mampu mengembangkan potensi

siswa secara optimal. Sehingga sebagai jawaban atas kelemahan tersebut maka diskusi

dan kajian pembelajaran konstruktivisme seperti yang ada di kelas eksperimen menjadi

semakin sering digunakan karena dianggap lebih baik daripada pembelajaran

behavioristik dalam mengembangkan potensi siswa.

Eggen (dalam Hitipiew, 2009:86) menyatakan bahwa teori kontruktivisme

merupakan satu pandangan belajar yang menyatakan bahwa siswa menggunakan

pengalaman-pengalamannya untuk membangun pemahamannya secara aktif agar masuk

akal baginya dan bukannya memperoleh pemahaman melalui penyajian informasi dalam

bentuk yang sudah jadi. Dengan adanya siswa membentuk pemahamannya sendiri maka

secara tidak langsung siswa juga mengembangkan kemampuan berpikirnya.

Kemampuan berpikir yang baik, lebih penting daripada mempunyai jawaban yang benar

atas suatu persoalan yang sedang dipelajari. Siswa yang mempunyai cara berpikir yang

baik, akan dapat menemukan pemecahan dalam menghadapi persoalan yang lain.

Sementara itu, siswa yang sekedar menemukan jawaban benar belum pasti dapat

memecahkan persoalan yang baru karena mungkin siswa tidak mengerti bagaimana

menemukan jawaban itu.

Page 10: MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelC0CC26838B6D8A0FAF0462C... · Penelitian ini mengambil 2 kelas yang memiliki kemampuan akademik

Pada sintaks model pembelajaran GI siswa mulai menggunakan kemampuan

berpikir kreatif untuk menggali pengetahuannya sendiri. Hal ini didukung oleh pendapat

dari Lee dan Baylor (dalam Sutama, 2007) bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa

harus dilatih untuk menuntun siswa belajar dan menemukan pengetahuan sendiri. Siswa

yang memiliki tingkatan atau kemampuan berpikir kreatif yang tinggi akan

menunjukkan keterampilan yang baik seperti mengemukakan banyak ide atau gagasan,

jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda-

beda untuk menyelesaikannya, dapat merinci ide-ide yang dikemukakan, dan lain

sebagainya.

Pada model pembelajaran GI, sumber informasi siswa tidak hanya guru dan

siswa tetapi melalui sumber-sumber yang mendukung materi yang dipelajari seperti

lingkungan sekitar siswa, buku-buku pelajaran, koran, artikel atau jurnal di internet, dan

lain sebagainya. Pernyataan ini didukung oleh Sharan & Sharan (1989) bahwa siswa

dapat mencari sumber belajar tidak hanya dari guru namun siswa bisa mencari dari film,

berbagai bacaan, buku-buku gambar, artikel dll. Dengan adanya banyak sumber yang

dimiliki siswa maka proses berpikir kreatif siswa akan lebih lancar, luwes, dan

terperinci.

Dalam model pembelajaran GI, siswa pada saat belajar dalam kelompok akan

berkembang suasana belajar yang terbuka dalam hubungan pribadi yang saling

membutuhkan serta demokrasi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, sehingga

lebih memungkinkan pengembangan nilai, sikap moral dan kemampuan berpikir kreatif

siswa. Selain itu keterbukaan yang terjalin akan menambahkan pemahaman siswa

terhadap materi yang sedang dipelajari sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa

dapat diperoleh secara maksimal. Hal ini juga dijelaskan dalam penelitian-penelitian

sebelumnya bahwa model pembelajaran GI dapat meningkatkan hasil belajar dan

prestasi, kemampuan sosial dan keterampilan berpikir siswa (Sharan & Hertz-

Lazarowitz, 1980; Sharan et al., 1985; Sharan & Shachar, 1988; Lazarowitz &

Karsenty, 1990; Sharan & Shaulov, 1990; Shachar & Sharan, 1994; Tsoi, 2000, 2001;

Akcay, 2012; Simsek, 2012).

Pada model pembelajaran GI, sumber informasi siswa tidak hanya guru dan

siswa tetapi melalui sumber-sumber yang mendukung materi yang dipelajari seperti

lingkungan sekitar siswa, buku-buku pelajaran, koran, artikel atau jurnal di internet, dan

Page 11: MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelC0CC26838B6D8A0FAF0462C... · Penelitian ini mengambil 2 kelas yang memiliki kemampuan akademik

lain sebagainya. Pernyataan ini didukung oleh Sharan & Sharan (1989) bahwa siswa

dapat mencari sumber belajar tidak hanya dari guru namun siswa bisa mencari dari film,

berbagai bacaan, buku-buku gambar, artikel dll. Sumber belajar tersebut dapat dipelajari

siswa untuk mempersiapkan ujian yang akan diberikan oleh guru.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Sutama (2007)

dalam penelitiannya yang berjudul “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation untuk Pengembangan Kreativitas Mahasiswa” menyimpulkan bahwa

penggunaan model pembelajaran GI dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

mahasiswa. Selain kemampuan berfikir kreatif, prestasi akademik mahasiswa juga

meningkat.

Berdasarkan teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan,

penelitian ini dimaksudkan untuk menggali lebih dalam mengenai penerapan model

pembelajaran GI terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa SMA. Dimana pada

penelitian sebelumnya telah menerapkan model pembelajaran GI terhadap hasil belajar,

prestasi, kemampuan berpikir kritis, dan kreativitas baik siswa SMP, SMA, pendidikan

tinggi, dan jenjang lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini relevan dan dapat mendukung

penelitian sebelumnya tentang penerapan model pembelajaran GI.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan

maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran group investigation berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran geografi kelas X SMA

Negeri 1 Batu. Rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif siswa yang proses

pembelajarannya menggunakan model group investigation lebih tinggi daripada siswa

yang proses pembelajaran klasikal.

Berdasarakan hasil penelitian yang telah dipaparkan, penulis menyarankan

beberapa hal sebagai berikut (1) Bagi sekolah disarankan agar menganjurkan kepada

guru-guru untuk menerapkan pembelajaran kooperatif misalnya dengan penerapan

model pembelajaran Group Investigation untuk mengembangkan kemampuan berpikir

siswa dengan cara memberikan pengetahuan kepada guru-guru tentang model

pembelajaran kooperatif misalnya melalui pelatihan atau seminar, dan lesson study. (2)

Pembelajaran dengan menggunakan model group investigation perlu diterapkan oleh

Page 12: MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelC0CC26838B6D8A0FAF0462C... · Penelitian ini mengambil 2 kelas yang memiliki kemampuan akademik

guru bidang studi geografi sebagai variasi model pembelajaran karena dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. (3) untuk penelitian selanjutnya, perlu

adanya pengelolaan waktu yang baik agar model pembelajaran GI dapat terlaksana

dengan baik. Pengelolaan tersebut dapat dilakukan dengan merencanakan waktu yang

ada dalam RPP dengan cermat, dan dalam pelaksanaan peneliti harus mampu mengatur

waktu pelaksanaan model pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN

Akçay, Nilüfer Okur & Kemal Doymuş. 2012. Effect of Group Investigation and

Cooperative Learning Technique Applied in Teaching Force and Motion

Subjects on Student’ Academic Achievement. Journal of Educational Science

Research 2 (1): 109-123

Almarumi, A. Fais Aziz. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI SMA

Laboratorium UM. Skripsi Jurusan Geografi Universitas Negeri Malang: Tidak

Diterbitkan

Arnyana, Ida Bagus Putu. 2009. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif

Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA.

Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. No. 3 TH. XXXIX

Juli 2009: 496-515

Munandar, S.C. Utami. 1999. Kreativitas dan keberbakatan: strategi mewujudkan

potensi kreatif dan bakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Munandar, S.C. Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:

Rineka Cipta.

Narudin, David. 2009. Pembelajaran Metode Group Investigation. Diskusi

Pendidikan,(Online) http://akhmadsudrajat09.wordpress.com/2009/06/20/

pembelajaran-metode), diakses 26 Desember 2012.

Nasrudin, Harun & Utiya Azizah. 2010. Improvement Thinking Skills and Scientific

Attitude Using the Implementation of ”Group-Investigation Cooperative

Learning” Contextual Oriented at Acid, Base, and Salt Topic in Junior High

School. Proceedings of of the 4th International Conference on Teacher

Education (hlm 763-772). Indonesia: Universitas Pendidikan Indonesia

Prastiwi, Reny Budi. 2011. Peningkatan Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa dengan

Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Kelas X-E SMA Islam

Malang Pada Mata Pelajaran Geografi Pokok Bahasan Litosfer dan Pedosfer.

Skripsi Jurusan Geografi Universitas Negeri Malang: Tidak Diterbitkan

Purwanto, Edy. 2010. Pidato Pengukuhan Guru Besar. Disajikan dalam rapat senat

terbuka di Universitas Negeri Malang pada 6 Mei 2010

Sharan, S. & Hertz-Lazarowitz, R. 1980. A group investigation method of cooperative

learning in the classroom. In S. Sharan, P. Hare, C. Webb and R. Hertz-

Lazarowitz (Eds.), Cooperation in education (pp. 14-46). Provo, UT: Brigham

Young University Press.

Page 13: MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelC0CC26838B6D8A0FAF0462C... · Penelitian ini mengambil 2 kelas yang memiliki kemampuan akademik

Sharan. 1980. The Group-Investigation Model (GI). (Online),

(www.user.muohio.edu/shermalw/honors_2001_fall/honors_paper_2000/edpgro

up_pedagogy.html-16k) diakses tanggal 20 Desember 2012.

Sharan, S., Kussell, P., Bejarano, Y., Raviv, S., Hertz-Lazarowitz, R. & Sharan, Y.

1985. Cooperative learning effects on ethnic relations and achievement in Israeli

junior high-school classrooms. In R. Slavin, S. Sharan, S. Kagan, C. Webb, R.

Hertz-Lazarowitz & R. Schmuck (Eds.), Learning to cooperate, cooperating to

learn (pp. 313-344). New York: Plenum Press.

Sharan, S. & Shachar, H. 1988. Language and Learning in the Cooperative Classroom.

New york: Springer Verlag.

Sharan, Yael and Shlomo Sharan. 1989. Group Investigation Expands Cooperative

Learning. Educational Leadership 47(4):17–21

Sharan, S. 1995. Group Investigation Theoretical Foundations. In J.E. Pedersen & A.D.

Digby (Eds.), Secondary schools and cooperative learning (hlm. 251-277). New

York: Garland.

Slavin, Robert. E. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:

Nusa Media

Sriartha, I Putu. 2006. Aneka Widya STKIP Singaraja. No 2 TH. XXXI April 2006: 39-

48

Sumaatmadja, Nursid. 2001. Metodologi Pembelajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara

Sutama. 2007. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation untuk

Pengembangan Kreativitas Mahasiswa. Varidika, 19 (1), 1-14.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Thanh, Pham Thi Hong, Robyn Gillies, & Peter Renshaw. Cooperative Learning (CL)

and Academic Achievement of Asian Student: A True Story. International

Education Studies 1(3): 82-88

Tsoi, M.F., Goh, N.K., & Chia, L.S. 2000. Modeling of Group Investigation in Science

Teacher Education. In C. Lertchalolarn et al. (Eds.), Proceedings of

International Conference on Reforming Teacher Education for the New

Millennium: Searching for the New Dimension (hlm 428-433). Thailand:

Chulalongkorn University Printing House.

Tsoi, M.F., Goh, N.K., & Chia, L.S. 2001. Modeling of Group Investigation for

effective e-learning in educational technology program. In Chul-Hwan Lee et

al. (Eds.), Enhancement of Quality Learning through Information &

Communication Technology (hlm. 694-697). Korea: Incheon National

University of Education.