Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

19
KURIKULUM SEKOLAH DASAR NEGERI 2 LEBIH KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR Alamat: Jalan Pantai Lebih, Gianyar Bali

description

pengurusan sekolah

Transcript of Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

Page 1: Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

000 0

KURIKULUM

SEKOLAH DASAR NEGERI 2 LEBIH

KECAMATAN GIANYAR

KABUPATEN GIANYAR

Alamat: Jalan Pantai Lebih, Gianyar – Bali

Page 2: Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Rasional

B. Landasan

C. Tujuan penyusunan KTSP

D. pengertian

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Visi sekolah

B. Misi

C. Tujuan

D. Analisis SWOT

BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Mata pelajaran

B. Muatan lokal

C. Kegiatan pengembangan diri

D. Ketuntasan

KALENDER PENDIDIKAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 3: Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

2

KATA PENGANTAR

Peningkatan mutu pndidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan pendidikan yang secara operasional dilaksanakan secara terpadu dan terkolaborasi, seiring dengan upaya pemerataan memperoleh kesempatan belajar dengan tetap mengupayakan sebuah sistem yang bersinergi kea rah relevansi dengan kebutuhan masyarakat.

Dengan pemberlakuan UU no. 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah dan UU no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan membawa konsekuensi terjadinya pergeseran sistem dari yang bersifat sentralis menjadi desentralis. Dengan demikian proses dan upaya peningkatan mutu bukan lagi bersifat top down (berasal dari atas)

tetapi secara sistematis diupayakan oleh pihak sekolah melalui pola MPMBS-nya.

MPMBS (Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah) atau yang sering disebut School Based Management menuntut adanya optimalisasi pengimplementasian dan penjabaran Program Sekolah dalam bentuk aktualisasi kontekstual secara kolaborasi antara sekolah dengan Komite Sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat pendukung sekolah.

Kemampuan dalam mengimplementasikan Program Sekolah disamping ditentukan oleh kondisi yang kondusif, tersedianya sarana dan prasarana, partisipasi semua pihak terkait, juga tidak bisa terlepas dari adanya seperangkat rencana tentang pengaturan tujuan, isi, dan bahan pelajaran berupa kurikulum.

Atas dasar hal itulah Kurikulum SD Negeri 3 Lebih ini kami susun sebagai landasan operasional pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri 3 Lebih.

Kami menyadari sepenuhnya, bahwa Kurikulum ini masih memiliki banyak kekurangan bahkan masih sangat jauh dari taraf sempurna. Oleh karena itu saran yang bersifat korektif dan konstruktif dari pihak manapun datangnya sangat kami hargai.

Kepala SDN 2 Lebih

Page 4: Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. RASIONAL

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengeturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta car a yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tersebut ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari delapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 (UU/20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005.

Penyusunan KTSP oleh satuan pendidikan disamping merupakan aktualisasi dari desentralisasi pendidikan yang dijabarkan melalui MPMBS juga akan memberi peluang terhadap munculnya inovasi-inovasi pengelolaan sekolah secara mandiri, partisipatif, dan kolaboratif berbasis mutu. Disisi lain penyusunan KTSP ini juga berdampak pada munculnya relevansi proses pendidikan berdasarkan karakter masing-masing satuan pendidikan.

Atas dasar pola pikir di atas maka KTSP pada SD Negeri 2 Lebih ini kami susun, sebagai panduan dalam proses pengelolaan pendidikan dan pembelajaran pada SD Negeri 2 Lebih dan sekaligus juga sebagai tolok ukur akuntabilitas sekolah terhadap pihak-pihak terkait.

Page 5: Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

4

Disamping itu KTSP pada SD Negeri 2 Lebih ini disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :

(a) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Yuhan Yang Maha Esa.

(b) Belajar untuk memahami dan menghayati,

(c) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,

(d) Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (Pakem).

B. LANDASAN

1. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Ketentuan didalam PP 19/205 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 (1), (2), (3), (4); Pasal (13), (14), (15); Pasal 5 (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 (1), (2), (3),; Pasal 10 (1), (2), (3); Pasal 11ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.

3. Standar Isi

SI mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum, standar kompetensi (SK) dan kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap dan jenjang pendidikan dasar dan menengah SI ditetapkan dengan Kepmendiknas no. 22 tahun 2006.

4. Standar kompetensi lulusan

SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Kepmendiknas no. 23 tahun 2006.

Page 6: Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

5

C. TUJUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

Penyusunan KTSP ini bertujuan agar dapat dijadikan acuan bagi satuan pendidikan SD khususnya di SD Negeri 2 Lebih dalam penyelenggaraan proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai tujaun pendidikan pada SD Negeri 2 Lebih dan sekaligus pula sebagai bahan akuntabilitas bagi pihak-pihak terkait di dalamnya.

D. PENGERTIAN

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta car a yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur, muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar kedalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Berikut ini merupakan visi dan dirumuskan oleh sekolah kami SD Negeri 2 Lebih.

Page 7: Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

6

BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

A. VISI SD NEGERI 2 LEBIH

”Unggul dalam mutu, sarat dengan prestasi

berlandaskan moral agama”

Kami memilih visi ini untuk tujuan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Visi ini menjiwai warga sekolah kami untuk selalu mewujudkan setiap saat dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan sekolah.

Indikator:

a. NUS meningkat

b. Kreativitas olahraga khususnya atletik dan bola volley

c. Kreativitas perpustakaan

d. Kreativitas pramuka

e. Kreativitas kesenian

f. Unggul dalam disiplin

g. Unggul dalam interaksi sosial (kegiatan) keagamaan.

Untuk mencpai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan misi yang dirumuskan brdasarkan visi di atas.

B. MISI SD NEGERI 2 LEBIH

1. Melaksanakan KBM dan bimbingan secara efektif.

2. Melaksanakan pembelajaran tambahan.

3. Membentuk tim pelayanan perpustakaan.

4. Membentuk dan melatih tim olahraga yang mampu berkompetisi.

5. Membentuk dan melatih tim pramuka yang mampu berkompetisi.

6. Membentuk kelompok kesenian (tari tabuh) yang dapat digunakan saat Saraswati dan Wali di Pura yang ada di lingkungan sekolah.

7. Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif dan disiplin untuk memperoleh keberhasilan seluruh kegiatan sekolah.

8. Meningkatkan kesadaran kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara melalui kegiatan keagamaan.

Page 8: Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

7

Misi merupakan kegiatan jangka panjang yang masih perlu diuraikan menjadi beberapa kegiatan yang memiliki tujuan lebih detil dan lebih jelas. Berikut ini jabaran tujuan yang diuraikan dari visi dan misi di atas.

C. TUJUAN

1. Tujuan Pendidikan Nasional

Undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi didik agar menjadi manusia berman dan bertaqwa krpada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

2. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3. Tujuan Pendidikan pada SD Negeri 2 Lebih

Tujuan pendidikan di SD Negeri 2 Lebih yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan sehingga unggul dalam prestasi akademik dan non akademik, luhur dalam budi pekerti, dan memiliki kemampuan untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut.

D. ANALISIS SWOT (ANALISIS TINGKAT KESIAPAN DAN FUNGSI)

Analisis SWOT (strength = kekuatan; weakness = kelemahan; opportunity = peluang; threat = ancaman/ tantangan) merupakan upaya untuk pengenalan fungsi-fungsi secara keseluruhan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Untuk tingkat kesiapan yang memadai yang tergolong faktor internal disebut kekuatan, sedangkan yang faktor eksternal disebut peluang.

Kesiapan yang kurang memadai yang berasal dari internal disebut kelemahan, sedangkan dari eksternal disebut ancaman/ tantangan.

1. Kekuatan

Tingkat disiplin dan komitmen guru yang cukup tinggi sehingga memungkinkan terjadinya berbagai pengembangan pola-pola inovasi sesuai tuntutan aktualitas.

Jumlah siswa yang cukup banyak memungkinkan melakukan berbagai kegiatan yang bersifat kolosal serta memiliki banyak alternatif dalam pemilihan siswa.

Page 9: Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

8

Sarana dan prasarana yang cukup, terutama sarana kreativitas ekstrakurikuler, akan memungkinkan pengembangan segenap potensi siswa sesuai bakat dan minatnya.

Dukungan dan partisipasi orangtua siswa terhadap berbagai aktivitas siswa, memberi peluang siswa mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah.

Kekompakan para guru, baik dalam kaitan dengan tugas-tugas dinas maupun dalam hubungan horisontal internal dan eksternal menyebabkan munculnya kebersamaan dan kekeluargaan dalam setiap pemecahan masalah.

2. Peluang

Adanya berbagai lomba memberi peluang siswa selalu meningkatkan diri secara kompetitif.

Dukungan yang sangat besar dari Komite Sekolah, dan beberapa partisipan pendukung pendidikan.

Lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar sekolah yang cukup kondusif, berdampak kondisi pembelajaran kondusif pula.

Perhatian pihak terkait, seperti Cabang Dinas Pendidikan, Dinas Pendidikan, dan instansi lainnya, memberi ruang gerak yang cukup bagi sekolah untuk berkreativitas berbasis mutu.

3. Kelemahan

Tidak memiliki ruang serba guna, sehingga saat kegiatan, para siswa masih menyebar melakukan kegiatan di ruangnya msing-masing.

Ruangan UKS yang belum memadai, sehingga kegiatan UKS mengalami sedikit hambatan.

Kurangnya tingkat disiplin siswa dalam menjaga kebersihan, terutama mulai istirahat hingga jam pulang sekolah.

Kurangnya keberanian guru dalam menyeleksi siswa secara ketat dalam penentuan kenaikan kelas, sehingga pada beberapa kelas masih ada siswa yang belum memenuhi standar kelas.

4. Tantangan/ Ancaman

Tingkat kemajuan dan perkembangan sekolah lain yang mulai merata menyebabkan tingkat persaingan semakin ketat.

Tuntutan orangtua siswa terhadap kualitas mutu sesuai dengan tingkat perkembangan zaman membawa konsekuensi guru senantiasa harus selalu meningkatkan kualitas diri.

Page 10: Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

9

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. STRUKTUR MATA PELAJARAN

Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut :

(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

(4) Kelompok mata pelajaran estetika

(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 7.

Muatan KTSP meliputi jumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk kedalam isi kurikulum.

Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam SI yaitu :

Page 11: Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

10

Tabel 1. Struktur Kurikulum SD Negeri 2 Lebih

KOMPONEN KELAS DAN ALOKASI WAKTU

A. MATA PELAJARAN I II III IV, V dan VI

1. PENDIDIKAN AGAMA

2. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

3

3. BAHASA INDONESIA 2

4. MATEMATIKA 5

5. ILMU PENGETAHUAN ALAM 5

6. ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 4

7. SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN

3

8. PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN

4

B. MUATAN LOKAL 4

1. BAHASA BALI 2

2. PENDIDIKAN BUDI PEKERTI 1

3. BAHASA INGGRIS 2

4. MEJEJAHITAN/MENGANYAM 1

C. PENGEMBANGAN DIRI 2*)

JUMLAH 27 28 31 36

Page 12: Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

11

1. KETUNTASAN BELAJAR

a. Ketuntasan per mata pelajaran

Berdasarkan Panduan Penyusunan KTSP oleh BSNP, menggariskan bahwa ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%.

Dengan memperhatikan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran di SD Negeri 3 Lebih, maka kriteria ketuntasan sebagai berikut.

Tabel 2. Kriteria Ketuntasan minimal per-mata pelajaran

NO MATA PELAJARAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

A.1 PENDIDIKAN AGAMA 75

2 PKn 70

3 BAHASA INDONESIA 70

4 MATEMATIKA 60

5 IPA 65

6 IPS 60

7 SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN 75

8 PENJAS. ORKES 70

B MULOK :

A. BAHASA BALI 60

B. BUDI PEKERTI 75

C. BAHASA INGGRIS 60

D. MAJEJAHITAN 65

C PENGEMBANGAN DIRI PENILAIAN SECARA KUALITATIF

Page 13: Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

12

b. Ketuntasan kelompok mata pelajaran

Tabel 3. Kriteria ketuntasan minimal kelompok mata pelajaran

NO KELOMPOK MATA PELAJARAN KETUNTASAN KET

1 Agama dan akhlak mulia

1. Pendidikan agama

2. Budi pekerti

65

75

Jumlah 140

Rata-rata 70

2 Kewarganegaraan dan kepribadian

Pkn 75

3 Ilmu pengetahuan dan teknologi

1. Bhs. Indonesia

2. Matematika

3. IPA

4. IPS

5. Bahasa Bali

6. Bahasa Inggris

70

60

65

60

60

65

Jumlah 380

Rata-rata 63,3

4 Estetika 1. Seni budaya dan ket

2. Majejahita

75

65

Jumlah 140

Rata-rata 70

5 Jasmani, olah raga dan kesehatan

Penjas orkes 70

Total 348,3

Rata-rata 69,7

c. Ketuntasan sekolah

Page 14: Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

13

Ketuntasan sekolah diambil dari rata-rata ketuntasan mata pelajaran atau jumlah rata-rata kelompok mata pelajaran dibagi 5

Jadi ketuntasan sekolah =75 +75 + 63,3 + 70 + 70 = 69,7

5

2. KENAIKAN KELAS DAN KELULUSAN

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur dalam rapat dewan guru berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang berlaku, yaitu :

Jika semua indikator, KD, SK, suatu mata pelajaran telah terpenuhi ketuntasannya, maka siswa dianggap telah layak naik ke kelas berikutnya.

Jika banyak indikator, KD, SK pada lebih dari 4 mata pelajaran siswa masih belum tuntas sampai batas akhir pelajaran maka siswa harus mengulang di kelas yang sama. Untuk memudahkan administrasi maka siswa diharapkan mengulang semua mata pelajaran beserta SK, KD dan indikatornya tabg telah tuntas pada tahun ajaran sebelumnya.

Sesuai dengan ketentutan PP 19/2005 Pasal 72 ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah :

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran

c. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan

d. Lulus ujian nasional (jika nantinya di SD dilaksanakan)

3. KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran.

Ragam kegiatan pengembangan diri di SD Negeri 2 Lebih, sebagai berikut.

a. Kewiraan

Page 15: Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

14

Pramuka

Pasuspera (Pasukan khusus pengibar bendera)

b. Olahraga

Renang

Catur

Basket

Bulu Tangkis

Tenis Meja

Sepak Bola

Olah Raga Tradisional

c. Seni

Seni Tari

Seni Lukis/ Rupa

Seni Sastra

Angklung Bambu

Seni Tabuh

Seni Musik (vokal dan instrumentalia

Masatua Bali

Pesantian

d. UKS

Dokter kecil

Berkebun dan Perindangan Sekolah

Kantin Sekolah

e. Kegiatan Ilmiah

Kelompok Ilmiah Dasar (KID)

Tim Olimpiade MIPA

f. Pembiasaan

Melakukan Upacara Bendera setiap hari Senen di sekolah dan Upacara Bendera Hari-hari Nasional.

Mengucapkan salam setiap bertemu dengan Guru maupun Tamu yang datang ke sekolah/ kelas.

Melakukan Trisandya bersama Guru dan Murid di pagi hari dan siang hari.

Melakukan senam pagi sebelum jam pelajaran dimulai atau sehabis Trisandya.

Memungut sampah di halaman sebelum masuk kelas.

Memberikan sarapan pagi kepada semua siswa oleh semua guru secara bergiliran, berupa pengerjaan soal-soal sebelum jam pelajaran dimulai.

Page 16: Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

15

Mengembalikan barang/ uang yang ditemukan di halaman sekolah kepada pemiliknya atau guru. Dan kalau tidak ada yang mengakui, maka dimasukkan ke dalam Kotak Peduli Siswa.

Mengisi Kotak Peduli Kelas setiap pagi/ hari sesuai dengan kemampuan siswa.

Disiplin kehadiran, istirahat, dan belajar.

Menggunakan waktu luang untuk hadir dan membaca di Ruang Perpustakaan.

Melaksanakan Piket dengan baik.

Penanaman Budi Pekerti oleh semua Guru yang terintegrasi dengan mata pelajaran.

Memberikan layanan BP terhadap Siswa yang bermasalah oleh Guru Kelas masing-masing maupun Kepala Sekolah.

Melakukan Inovasi Pendidikan, diantaranya:

- Pembelajaran Bahasa Inggris dari kelas I – VI

- Pembelajaran Komputer

- Pembelajaran khusus untuk anak yang memiliki bakat lebih, seperti teladan, olimpiade, cerdas cermat, bidang studi, dan lain-lain.

Siswa diberi kebebasan untuk memilih sesuai dengan bakat dan minatnya. Tidak menutup kemungkinan seorang siswa dapat memilih lebih dari satu kegiatan pengembangan diri.

4. PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFESKILL)

Pendidikan kecakapan hidup (life skill) yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapanvokasional larut dalam setiap mata pelajaran secara inplisit (merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajran)

5. PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN GLOBAL

a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dll yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.

Page 17: Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

16

b. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global terintegrasi dalam setiap mata pelajaran

Page 18: Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

17

BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

Permendiknas no 22 tahun 2006 menggariskan bahwa kalender pendidikan secara nasional diatur sesuai tabel berikut :

Tabel 4. Alokasi waktu pada kalender pendidikan

No Kegiatan Alokasi waktu keterangan

1 Minggu efektif belajar Minimum 34 minggu dan maksimum 38 minggu

Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif

2 Jeda tengah semester Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester

3 Jeda antarsemester Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II

4 Libur akhir tahun pelajaran

Maksimum 3 minggu Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran

5 Hari libur keagamaan 2-4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi junlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

6 Hari libur umum/nasional

Maksimum 2 minggu Disesuaikan dengan peraturan pemerintah

7 Hari libur khusus Maksimum 1 minggu Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing

8 Kegiatan khusus sekolah/madrasah

Maksimum 3 minggu Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh sekolah/madrasah tanpa mengurangi junlah minggu efektif belajar dn waktu pembelajaran efektif

Page 19: Model KTSP PLK SD Sosek Rendah

18