Model Konsep Kurikulum

31
BAB I PENDAHULUAN Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan serta hasil pembelajaran yang diinginkan yang telah dibentuk secara sistematik melalui pembinaan semua materi yang ada dan pengalaman disekolah, sehingga guru dapat dituntut tanggung jawabnya terhadap kurikulum yang telah ada. Penafsiran konsep kurikulum bagi peneliti dan praktisi pendidikan dapat berbeda satu sama lain. Secara umum, konsep kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu spesifik rangkaian pengetahuan, keterampilan dan kegiatan untuk disampaikan kepada siswa. Penafsiran lain, konsep kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan sebagai panduan guru untuk mengajar dan siswa untuk belajar. 1

description

Model Konsep Kurikulum

Transcript of Model Konsep Kurikulum

BAB I

PENDAHULUAN

Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang

dirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan serta hasil pembelajaran

yang diinginkan yang telah dibentuk secara sistematik melalui pembinaan semua

materi yang ada dan pengalaman disekolah, sehingga guru dapat dituntut tanggung

jawabnya terhadap kurikulum yang telah ada.

Penafsiran konsep kurikulum bagi peneliti dan praktisi pendidikan dapat

berbeda satu sama lain. Secara umum, konsep kurikulum dapat didefinisikan sebagai

suatu spesifik rangkaian pengetahuan, keterampilan dan kegiatan untuk disampaikan

kepada siswa. Penafsiran lain, konsep kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu

rangkaian kegiatan yang direncanakan sebagai panduan guru untuk mengajar dan

siswa untuk belajar.

1

BAB II

PEMBAHASAN

Aliran atau teori pendidikan memiliki model konsep kurikulum dan praktek

pendidikan yang berbeda :

A. Model konsep kurikulum dari teori pendidikan klasik disebut subyek

kurikulum akademis

B. Model konsep kurikulum pendidikan pribadi disebut kurikulum

humanistik

C. Model konsep kurikulum interaksionis disebut kurikulum rekonstruksi

sosial

D. Model konsep kurikulum teknologi pendidikan disebut kurikulum

teknologis

A. Kurikulum subjek akademis

Model konsep kurikulum ini adalah model yang tertua, sejak sekolah yang

pertama berdiri, kurikulumnya mirip dengan tipe ini sampai sekarang, walaupun telah

berkembang tipe-tipe lain, umumnya sekolah tidak dapat melepaskan tipe ini.

Kurikulum ini sangat praktis, mudah disusun, mudah digabungkan dengan tipe

lainnya. Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik (perenialisme

dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu. Semua ilmu pengetahuan dan

nilai-nilai telah ditemukan oleh para pemikir masa lalu Fungsi pendidikan

memelihara dan mewariskan hasil-hasil budaya masa lalu tersebut Kurikulum ini

lebih mengutamakan isi pendidikan Belajar adalah belajar menguasai ilmu sebanyak-

banyaknya. orang yang berhsail dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh

atau sebagian besar isi pendidikan yang diberikan atau disiapkan oleh guru.

Kurikulum ini bersumber dari pendidikan klasik , yang berorientasi pada masa

lalu, isi pendidikan diambil dari setiap disiplin ilmu sesuai dengan bidang disiplinnya

para ahli , masing – masing telah mengembangkan ilmu secara sistematis , logis , dan

solid.

2

Kurikulum subjek akademis tidak berarti hanya menekankan pada materi yang

disampaikan, dalam perkembangannya secara berangsi memperhatikan proses belajar

yang dilakukan siswa. Proses belajar yang dipilih sangat bergantung pada segi apa

yang dipentingkan dalam mate pelajaran tersebut.1

Jerome Bruner dalam The Process of Education menyarankan bahwa desain

kurikulum hendaknya didasarkan atas struktur disiplin ilmu Selanjutnya, ia

menegaskan bahwa kurikulum suatu mata pelajaran didasarkan atas pemahaman yang

mendasar yang dapat diperoleh dai prinsip-prinsip yang mendasarinya dan yang

memberi struktur kepada suatu disiplin ilmu.

Ada 3 pendekatan dalam perkembangan kurikulum subyek akademis :

1. Melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan , murid – murid belajar

bagaimana memperoleh dan menguji fakta – fakta dan buka sekedar

mengingat – ingatnya

2. Studi yang bersifat integratif ini merupakan respon terhadap perkembangan

masyarakat yang menuntut model – model pengetahuan yang lebih

komprehensif - terpadu

3. Pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah fundamentalis. Mereka tetap

mengajar berdasar mata pelajaran dengan menekankan membaca , menulis ,

dan memecahkan masalah matematis. Pelajaran yang lain dipelajari tanpa

dihubungkan dengan kebutuhan praktis pemecahan masalah dalam kehidupan2

1. Ciri – ciri Kurikulum Subyek Akademis :

Kurikulum subjek akademis mempunyai beberapa ciri berkenaan dengan

tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi. Tujuan kurikulum subjek akademis

adalah pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-

1 Anwar Yasin, Pembaharuan Kurikulum Sekolah Dari Sejak Proklamasi Kemerdekaan, Jakarta, Balai Pustaka, 1987, h. 25

2 Beeby, C.E, Pendidikan Di Indonesia, Penilaian Dan Pedoman Perencanaan, Jakarta, LP3ES, h. 88

3

ide dan proses penelitian Dengan berpe ngetahuan dalam berbagai disiplin ilmu/ para

siswa diharapkan memilki konsep-konsep dan cara-cara yang dapat terus

dikembangkan dalam masyarakat yang lebih luas. Para siswa harus belajar

menggunakan pemikiran dan dapat mengontrol dorongan-dorongannya. Sekolah haru

membenkan kesempatan kepada para siswa untuk merealisasikan kemampuan mereka

menguasai warisan budaya dan jika munekuninya.

Metode yang paling banyak digunakan dalam kurikulum subjek akademis

adalah metode ekspositori dan inkuiri. Ide-ide diberikan guru kemudian dielaborasi

(dilaksanakan) siswa sampai mereka kuasai. Konsep utama disusun secara sistematis,

dengan ilustrasi yang jelas untuk selanjutnya dikaji. Dalam materi disiplin ilmu yang

diperoleh, dicari berbagai masalahpentmg, kemudian dirumuskan dan dicari cara

pemecahannya. Melalui proses tersebut para siswa akan menemukan, bahwa

kemampuan berpikir dan mengamati digunakan dalam ilmu kealaman logika

digunakan dalam matematika, bentuk dan perasaan digunakan dalam koherensi dalam

sejarah. Mereka mempelajari buku-buku standar untuk memperkaya pengetahuan,

dan untuk memahami budayamasa lalu dan mengerti keadaan masa kini. Ada

beberapa pola organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum subjek akademis. Pola-pola

tersebut diantaranya :

1. Correlated curriculum adalah pola organisasi materi atau konsep yang

dipelajari dalam suatu pelajaran dikorelasikan dengan pelajaran lainnya.

2. Unified atau Concentrated curriculum adalah pola organisasi bahan pelajaran

tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu.-yang mencakup materi dari

berbagai pelajaran disiplin ilmu.

3. Integrated curriculum. Kalau dalam unified masih tampak warna disiplin

ilmunya, maka dalam pola yang integrated warna disiplin ilmu tersebut

2. Pemilihan Disiplin Ilmu

Masalah besar yang dihadapi oleh para pengembang kurikulum subjek

akademis adalah bagaimana memilih materi pelajaran dari sekian banyak disiplin

4

ilmu yang ada. Apabila ingin memiliki penguasaan yang cukup mendalam maka

jumlah disiplin ilmunya harus sedikit. Apabila hanya mempelajari sedikit disiplin

ilmu maka penguasaan para siswa akan sangat terbatas, sukar menerapkannya dalam

kehidupan masyarakat secara luas. Apabila disiplin ilmunya cukup banyak, maka

tahap penguasaannya akan mendangkal. Anak-anak akan tahu banyak tetapi

pengetahuannya hanya sedikit-sedikit (tidak mendalam). Ada beberapa saran untuk

mengatasi masalah tersebut, yaitu:

1. Mengusahakan adanya penguasaan yang menyeluruh (comprehensiveness)

dengan menekankan pada bagaimana cara menguji kebenaran atau

mendapatkan pengetahuan.

2. Mengutamakan kebutuhan masyarakat (social utility), memilih dalam

menentukan aspek-aspek dari dari disiplin ilmu yang sangat diperlukan dalam

kehidupan masyarakat.

3. Menekankan pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan-pengetahuan yang

menjadi dasar (prerequisite) bagi penguasaan disiplin-disiplin ilmu.

4. Penyesuaian mata pelajaran dengan perkembangan analitik Para pengembang

kurikulum subjek akademis.

B. Kurikulum Humanistik

Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan numanistik.

Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (personalized education)

yaitu John Dewey (Progressive Education) dan J.J. Rousseau (Romantic Education).

Aliran ini lebih memberikan tempat utama acttivity kepada siswa agar mereka

bertolak dari asumsi bahwa anak atau siswa. Mereka percaya bahwa siswa

mempunyai . segi potensi, punya kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang. Para

pendidik humanis juga berpegang pada konsep Gestalt, bahwa individu atau anak

merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Pendidikan dan diarahkan kepada

membina manusia yang utuh bukan saja segi fisik dan intelektual tetapi juga segi

sosial dan afektif (emosi, sikap, perasaan, nilai, dan lain-lain).

5

a. Konsep Dasar

Bertolak dari asumsi bahwa anak / siswa adalah yang pertama dan utama ,

menjadi pusat kegiatan pendidikan mempunyai potensi , punya kemampuan , dan

kekuatan untuk berkembang. Terdapat beberapa aliran yang termasuk dalam

pendidikan humanistik , antara lain :

1. Konfluen , menekankan keutuhan pribadi. Individu merespon secara utuh

( pikiran , perasaan , tindakan ) terhadap kesatuan yang menyeluruh dari

lingkungan. Kurikulum Konfluen , menyatukan segi – segi afektif dengan segi –

segi kognitif.

Kurikulum konfluen mempunyai beberapa ciri utama yaitu:

a. Partisipasi. Kurikulum ini menekankan partisipasi murid dalam belajar

Kegiatan belajar adalah belajar bersama, melalui berbagai aktivitas kelompok.

Melalui partisipasi dalam kegiatan bersama murid-murid dapat mengadakan

perundingan, persetujuan, pertukan kemampuan, bertanggung jawab bersama, dan

lain-lain. Ini menunjukkan ciri yang non-otoriter dari pendidikan konfluen.

b. Integrasi. Melalui partisipasi dalam berbagai kegiatan kelompok terjadi

meninteraksi, interpenetrasi, dan integrasi dari pemikiran, perasaan dan juga

tindakan.

c. Relevansi. Isi pendidikan relevan dengan kebutuhan, minat dan kehidupan

murid karena diambil dari dunia murid oleh murid sendi untuk Hal demikian

sudah tentu akan lebih berarti bagi murid baik seca secara intelektual maupun

emosioanal.

Dasar dari kurikulum konfluen adalah Psikologi Gestalt yan menekankan

keutuhan, kesatuan, keseluruhan. Teori yang mendukui siswa pandangan ini

adalah Eksistensialisme yang memusatkan perhatiannya pada apa yang terjadi

sekarang di tempat ini. Apa yang menjadi i tujuan kurikulum diukur oleh apakah

hal itu bermanfaat bagi kita sekarang Apakah hal itu akan memperbaiki

kehidupan kita sekarang. Prinsip pengajarannya menerapkan prinsip terapi

Gestalt, yang menekankan keterbukaan, kesadaran, keunikan, dan tanggung jawab

6

pribadi. Hal-hal di atas sangat esensial dalam perkembangan individu yan men

sehat, yang matang. Pengajaran lebih menekankan kepada tanggung jawab pribadi

daripada kompetisi. Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pengajaran

konfluen.

2. Metode belajar konfluen :

1. Topik – topik yang mengandung Self Judgement

2. Materi disajikan dalam bentuk yang belum selesai , tema atau isu – isu

yang muncul secara spontan

3. Pengajaran humanistik memfokuskan proses aktualisasi diri

b. Karakteristik Kurikulum Humanistik :

Kurikulum humanistik mempunyai beberapa karakteristik, tujuan, metode,

organisasi isi, dan evaluasi. kurikulum befungsi menyediakan pengalaman

pengetahuan berharga untuk membantu memperlancar perkembangan pribadi murid.

Bagi mereka tujuan pendidikan adalah proses perkembangan pribadi yang dinamis

yang diarahkan pada pertumBuhan, integritas, dan otonori siswa. kepribadian, sikap

yang sehat terhadap diri sendiri, orang lain, dan belaja yang akan Semua itu

merupakan bagian dari cita-cita perkembangan manusia yan orang lain teraktualisasi

(self actualizing person). Seseorang yang mengakutalisasikan diri adalah orang yang

telah mencapai keseimbangan (harmoni) perkembangan seluruh aspek pribadinya

baik aspek kognitif, estetika, maupun moral.

Seorang dapat bekerja dengan baik bila memilili karakter yang baik pula.

Kurikulum humanistik menuntut hubungan emosional yang baik antara guru dan

murid. Guru selain harus mampu menciptakan hubungan yang hangat dengan murid

juga mampu menjadi sumber. kurikulum humanistik menekankan integrasi yaitu

kesatuan perilaku bukan saja yang bersifat intelektual tetapi juga emosfonal dan

tindakan. Kurikulum humanistik juga menekankan keseluruhan. Kurikulum harus

7

mampu memberikan pengalaman yang menyeluruh, bukan pengalaman yang

terpenggal-penggal.

Dalam evaluasi, kurikulum humanistik berbeda dengan yang biasa, Model ini

mengutamakan proses daripada hasil. Kalau subjek akademis mempunyai kriteria

pencapaian, maka dalam kurikulum humanistik tidak ada kriteria. Sasaran mereka

adalah perkembangan anak supaya menjadi manusia yang lebih terbuka, lebih berdiri

sendiri. Kegiatan yang mereka lakukan hendaknya bermanfaat bagi siswa. Kegiatan

belajar yang baik adalah yang memberikan pengalaman yang akan membantu para

siswa memperluas kesadaran akan dirinya.3

C. Kurikulum Rekonstruksi Sosial

Theodore Brameld, pada awal tahun 1950-an menyampaikan gagasannya

tentang rekonstruksi sosial. Dalam raasyarakat demokratis seluruh warga masyarakat

harus turut serta dalam perkembangan dan pembaharuan masyarakat. Untuk

melaksanakan hal itu sekolah mempunyai posisi yang cukup penting. Sekolah bukan

saja dapat membantu individu memperkembangkan kemampuan sosialnya, tetapi juga

dapat membantu bagaimana berpartisipasi sebaik-baiknya dalam kegiatan sosial Para

rekonstruksiom sosial tidak mau terlahl menekankan kebebasan individu. Mereka

ingin meyakinkan murid-murid bagaimana masyarakat membuat warganya seperti

yang ada sekarang dan bagaimana masyarakat memenuhi kebutuhan pribadi

warganya melalui konsensus sosial. Brameld juga ingin memberikan keyakinan

tentang pentingnya perubahan sosial. Perubahan sosial tersebut harus dicapai melalui

prosedur demonstrasi. Para rekonstruksionis sosial menentang intimidasi, menakut-

nakuldan kompromi semu. Mereka mendorong agar para siswa mempunyai

pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah sosial yang mendesak (crucial)

dan kerja sama atau bergotong royong untuk memecahkannya. Hal inipun sesuai

dengan ayat berikut ini :

3 Nana Saodiah Sukmadinata, Pengembangan Kurkulum Teory Dan Praktek, Bandung, Remaja Rosda Karya, 1997, h 56

8

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan,

dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu

musuh yang nyata bagimu. Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah)

sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, Maka Ketahuilah,

bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS Al Baqarah :

208-209)4

a. Desain kurikulum rekonstruksi sosial

a. Asumsi. Tujuan utama kurikulum rekonstruksi sosial adalah menghadapkan

para siswa pada tantangan, ancaman, hambatan-hambatan atau gangguan-

gangguan yang dihadapi manusia-Tantangan-tantangan tersebut merupakan

bidang garapan studi sosial, yang perlu didekat dari bidang-bidang lain seperti

ekonomi. Sosiologi pgikologi, estetika, bahkan pengetahuan alam.

b. Masalah-masalah sosial yang mendesak. Kegiatan belajar dipusatkan pada

asalah-masalah sosial yang niendesak., Masalah-masalah tersebut dirumuskan

dalam pertanyaan, seperti: Dapatkah kehidupan seperti sekarang ini

memberikan kekuatan untuk menghadapi ancaman-ancaman yang akan

mengganggu integritas kemanusiaan.

c. Pola-pola organisasi. Pada tingkat sekolah menengah, pola organisasi

kurikulum disusun seperti sebuah roda. Di tengah-tengahnya sebagaiporos

dipilih sesuatu masalah yang menjadi tema utama dan dibahas secara pleno.

Dari tema utama dijabarkan sejumlah topik yang dibahas dalam diskusi-

4 Departemen agama, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, al-jumnatul Ali, Bandung, 2005, h. 33

9

diskusi kelompok, latihan-latihan, kunjungan dan lain-lain. Topik-topik

dengan berbagai kegiatan kelompok ini merupakan jari-jari. Semua kegiatan

jari-jari tersebut dirangkum menjadi satu kesatuan sebagai bingkai atau velk.

b. Komponen – komponen kurikulum :

a. Tujuan dan isi kurikulum.

Tujuan program pendidikan setiap tahun berubah. Dalam program pendidikan

ekonomi-politik, umpamanya untuk tahun pertama tujuannya membangun

kembali dunia ekonomi politik. Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai

tujuan tersebut adalah (1) mengadakan survai secara kritis terhadap

masyarakat (2) mengadakan studi tentang hubungan antara keadaan ekonomi

lokal dan ekonomi nasional serta dunia, (3) mengadakan studi tentang latar

belakang historis dan kecenderungan-kecenderungan perkembangan ekonomi,

hubungannya dengan ekonomi lokal, (4) mengkaji praktik politik dalam

hubungannya dengan faktor ekonomi, (5) memantapkan rencana perubahan

praktik politik.

b. Metode.

Dalam pengajaran rekonstruksi sosial para pengembang kurikulum berusaha

mencari keselarasan antara tujuan-tujuan nasional dengan tujuan siswa. Guru-

guru berusaha membantu para siswa menerapkan minat dan kebutuhannya.

Sesuai dengan minat masing-masing siswa, baik dalam kegiatan plenomaupun

kelompok-kelompok berusaha memecahkan masalah sosial yang dihadapinya.

c. Evaluasi.

Dalam kegiatan evaluasi para siswa juga libatkan. Terutama dalam memilih,

menyusun, dan menilai bahan akan diujikan. Soal-soal yang akan diujikan

dinilai lebih dulu ketepatan maupun keluasan isinya, juga keampuhan menilai

capaian tujuan-tujuan pembangunan masyarakat yang sifat kualitatif. Evaluasi

tidak hanya menilai apa yang telah dikuasai siswa tetapi juga menilai

pengaruh kegiatan sekolah terhadap masyarat Pengaruh tersebut terutama

10

menyangkut perkembangan masyani dan peningkatan taraf kehidupan

masyarakat.

c. Pelaksanaan pengajaran rekonstruksi sosial.

Pengajaran rekonstruksi sosial banyak dilaksanakan di daerah yang tergolong

belum maju dan tingkat ekonominya juga belum tentu Pelaksanaan pengajaran ini

diarahkan untuk meningkatkan kondisi kehidupan mereka. Sesuai dengan potensi

yang ada dalam masyarat sekolah mempelajari potensi-potensi tersebut, dengan

bantuan biaya pemerintah sekolah berusaha mengembangkan potensi tersebut. Di

daerah pertanian umpamanya sekolah mengembangkan. Bidang pertanian, peternakan

di daerah industri.

Salah satu badan yang banyak mengembangkan baik teori maupun praktik

pengajaran rekonstruksi sosial adalah Paulo Freize. Mereka banyak membantu

pengembangan daerah-daerah di Amerika Latin. Untuk memerangi kebodohan dan

keterbelakangan mereka menggalakkan gerakan budaya akal budi (conscientization).

Conscientization merupakan proses pendidikan atau pengajaran di mana siswa tidak

hanya sebagai penerima tetapi sebagai pelajar yang aktif. Mereka Busaha membuka

diri, memperluas kesadaran tentang realitas sosial dengan segala kemampuannya

berupaya mengubah dan Sekolah berusaha memberikan penerangan dan melatih

kemampuan untuk melihat dan mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi,

meningkatkan kemampuan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

D. Teknologi dan Kurikulum

Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, di bidang pendidikan

berkembang pula teknologi pendidikan. Aliran ini menekankan isi kurikulum tetapi

diarahkan bukan pada pemeliharaan dan pengawetan ilmu tersebut tetapi pada

penguasaan kompetensi. Suatu kompetensi yang diuraikan menjadi kompetensi yang

lebih sempit/khusus dan akhirnya menjadi perilaku-perilaku yang dapat diamati atau

diukur. Hal inipun di teragkan dalam Al Qur’an :

11

Artinya :

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di

segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka

bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya

Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu.(QS AL Fushilat : 53)5

Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum adalah

dalam dua bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak (software) di perangkat keras

(hardware). Penerapan teknologi perangkat keras dalam pendidikan dikenal sebagai

teknologi alat (tools technology), sedangkan penerapan teknologi perangkat lunak

disebut juga teknologi sistem (systim technology).

Teknologi pendidikan dalam arti teknologi alat, lebih menekankan kepada

penggunaan alat-alat teknologis untuk menunjang efisiensi efektivitas pendidikan.

Kurikulumnya berisi rencana-rencana penggunaan berbagai alat dan media, juga

model-model pengajaran yang melibatkan penggunaan alat. Contoh-contoh model

pengajaran tersebut adalah: pengajaran dengan bantuan film dan video, pengajaran

berprogram, mesin pengajaran, pengajaran modul. Pengajaran denga bantuan

komputer, dan lain-lain.

Dalam arti teknologi sistem, teknologi pendidikan menekankan kepada

penyusunan program pengajaran atau rencana pelajaran dengan menggunakan

pendekatan sistem. Program pengajaran ini bisa semata-mata program sistem, bisa

program sistem yang ditunjang dengan alat dan media, dan bisa juga program sistem

yang dipadukan dengan alat dan media pengajaran.

5 Ibid, h. 450

12

1. Beberapa ciri kurikulum teknologi :

Kurikulum yang dikembangkan dari konsep teknologi pendidikan, memiliki beberapa

ciri khusus, yaitu:

a. Tujuan. Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi, yang dirumuskan dalam

bentuk perilaku. Tujuan-tujuan yang bersifat umum yaitu kompetensi dirinci

menjadi tujuan-tujuan khusus, yang disebut objektif atau tujuan instruksional.

Objektif ini menggambarkan perilaku, perbuatan atau kecakapan-keterampilan

yang dapat diamati atau diukur.

b. Metode. Metode yang merupakan kegiatan pembelajaran sering dipandang

sebagai proses mereaksi terhadap perangsang-perangsang yang diberikan dan

apabila terjadi respons yang diharapkan maka respons tersebut diperkuat. Tujuan-

tujuan pengajaran telah ditentukan sebelumnya. Pengajaran bersifat individual,

tiap siswa menghadapi serentetan tugas yang harus dikerjakannya, dan maju

sesuai dengan kecepatan masing-masing. Pada saat tertentu ada tugas-tugas yang

harus dikerjakan secara kelompok. Setiap siswa harus menguasai secara tuntas

tujuan-tujuan program pengajaran. Pelaksanaan pengajaran mengikuti langkah-

langkah sebagai berikut.

1. Penegasan tujuan. Para siswa diberi penjelasan tentang pentingnya bahan

yang harus dipelajari. Sebagai tanda menguasai bahan mereka harus

menguasai seara tuntas tujuan-tujuan dari suatu program.

2. Pelaksanaan pengajaran. Para siswa belajar secara individual melalui media

buku-buku ataupun media elektronik. Dalam kegiatan belajarnya mereka

dapat menguasai keterampilan-keterampilan dasar ataupun perilaku-perilaku

yang dinyatakan dalam tujuan program. Mereka belajar dengan cara

memberikan respons secara cepat terhadap persoalan-persoalan yang

diberikan.

3. Pengetahuan tentang hasil. Kemajuan siswa dapat segera diketahui oleh siswa

sendiri, sebab dalam model kurikulum ini umpan balik telah mereka kuasai

dan apa yang masih harus dipelajari serius.

13

4. Organisasi bahan ajar. Bahan ajar atau isi kurikulum banyak diambil disiplin

ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa sehingga penguasaan sesuatu

kompetensi. Bahan ajar yang luas/besar dirinci menjadi bagian-bagian atau

sub kompetensi yang lebih kecil, yang menggambarkan objektif.

5. Evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan pada setiap saat, pada suatu pelajaran,

suatu unit ataupun semester. Fungsi evaluasi ini macam-macam, sebagai

umpan balik bagi siswa dalam penyempunaan penguasaan suatu satuan

pelajaran (evaluasi formatif), umpan bagi siswa pada akhir suatu program atau

semester (evaluasi sumatif Juga dapat menjadi umpan balik bagi guru dan

pengembang kurikulum untuk penyempurnaan kurikulum. Evaluasi yang

mereka gunakan umumnya berbentuk tes objektif.

2. Pengembangan kurikulum

Pengembangan kurikulum teknologis berpegang pada beberapa dasar , yaitu:

1) Prosedur pengembangan kurikulum dinilai dan disempurnakan oleh pengembang

kurikulum yang lain, 2) Hasil pengembangan yang berbentuk model adalah yang bisa

diuji coba ulang, dan memberikan hasil yang sama. Dari pengembangan kurikulum

teknologis adalah penekanan pada petensi. Pengembangan dan penggunaan alat dan

media pengajaran hanya sebagai alat bantu tetapi bersatu dengan program pengajaran

ditujukan pada penguasaan kompetensi tertentu. Pengembangan kurikulum ini

membutuhkan kerjasama dengan para penyusun program dan penerbit media

elektronik dan media cetak. Di pihak lain harus dicegah jangan sampai

pengembangan kurikulum ini menjadi objek bisnis. Pengembangan pengajaran yang

betul-betui berstruktur dan bersatu dengan alat dan media membutuhkan biaya yang

tidak sedikit. Inilah hambatan utama pengembangan kurikulum ini, terutama bagi

sekolah atau daerah-daerah yang kemampuan finansialnya masih rendah.

Pemecahan masih dapat dilakukan dengan menerapkan model kurikulum

teknologis yang lebih menekankan pada teknologi sistem dan kurang menekankan

pada teknologi alat. Dengan pendekatan ini biaya dapat lebih ditekan, di samping

14

memberi kesempatan kepada pelaksanaan pengajaran, terutama guru-guru untuk

mengembangkan sendiri program pengajarannya. Model ini di Indonesia dikenal

dengan nama Satuan Pelajaran dalam lingkungan Pendidikan Dasar dan Menengah

atau Satuan Acara Perkuliahan pada Perguruan Tinggi, sebagai bagian dari Sistem

Instruksional atau Desain Instruksional.

Pengembangan kurikulum teknologis terutama yang menekankan teknologi

alat, perlu mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, formulasi perlu dirumuskan

terlebih dahulu apakah pengembangan alat atau media tersebut benar-benar

diperlukan. Hal ini menyangkut pasaran. Kedua spesifikasi, diperlukan adanya

spesifikasi dari alat atau media yang akan dikembangkan, baik dilihat dari segi

kegunaannya maupun ketepatan penggunaannya.

BAB III

KESIMPULAN

Model konsep kurikulum akademis adalah model yang tertua, sejak sekolah

yang pertama berdiri, kurikulumnya mirip dengan tipe ini sampai sekarang, walaupun

telah berkembang tipe-tipe lain, umumnya sekolah tidak dapat melepaskan tipe ini.

15

Kurikulum ini sangat praktis, mudah disusun, mudah digabungkan dengan tipe

lainnya.

Kurikulum subjek akademis tidak berarti hanya menekankan pada materi yang

disampaikan, dalam perkembangannya secara berangsi memperhatikan proses belajar

yang dilakukan siswa. Proses belajar yang dipilih sangat bergantung pada segi apa

yang dipentingkan dalam mate pelajaran tersebut

Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan numanistik.

Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (personalized education)

yaitu John Dewey (Progressive Education) dan J.J. Rousseau (Romantic Education).

Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum adalah

dalam dua bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak (software) di perangkat keras

(hardware). Penerapan teknologi perangkat keras dalam pendidikan dikenal sebagai

teknologi alat (tools technology), sedangkan penerapan teknologi perangkat lunak

disebut juga teknologi sistem (systim technology).

DAFTAR PUSTAKA

Departemen agama, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, al-jumnatul Ali, Bandung, 2005.

Anwar Yasin, Pembaharuan Kurikulum Sekolah Dari Sejak Proklamasi

Kemerdekaan, Jakarta, Balai Pustaka, 1987.

16

Beeby, C.E, Pendidikan Di Indonesia, Penilaian Dan Pedoman Perencanaan,

Jakarta, LP3ES,

Nana Saodiah Sukmadinata, Pengembangan Kurkulum Teory Dan Praktek, Bandung,

Remaja Rosda Karya, 1997.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

17

A. Kurikulum subjek akademis ........................................................................ 2

B. Kurikulum Humanistik ................................................................................ 5

C. Kurikulum Rekonstruksi Sosial................................................................... 8

D. Teknologi dan kurikulum............................................................................. 12

KESIMPULAN ....................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

karunia-Nya kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang sederhana ini yang

mengenai Model Konsep Kurikulum.

18

Kami menyadari bahwa makalah yang saya buat ini, masih memiliki

kesalahan, dan kekurangan-kekurangan, oleh karena itu kami memerlukan kritik yang

membangun dan saran yang dapat kami jadikan perbaikan di masa-masa mendatang.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga makalah yang sederhana ini

dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amien..

Bandar Lampung, November 2010

Penyusun

TUGAS KELOMPOK

Model Konsep Kurikulum

Mata kuliah : Telaah Kurikulum PAI di Madrasah

19

DisusunOleh :

1. ASTRI NINGSIH NPM. 91101030

2. FIRMA MARITA SARI NPM. 911010075

3. LIA CHILVIANA SULI NPM. 911010114

4. YUNITA NPM. 1011010

KELAS : ESEMESTER/ JURUSAN : III / PAI

FAKULTAS TARBIYAHINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN

INTANL A M P U N G

2010

20