Model Konsep Dan Teori Keperawatan Sister Callista Roy
Transcript of Model Konsep Dan Teori Keperawatan Sister Callista Roy
Model konsep dan teori Keperawatan sister Callista Roy
Merupakan model teori yang menguraikan bagaimana individu mampu meningkaktkan
kesehatannya dengan cara mempertahankan perilakunya secara adaptif serta mampu merubah
perilaku yang mal adaptif. Dalam memahami konsep ini, Callista Roy mengemukakan
konsep keperawatan dengan model adaptasiyang memiliki beberapa pandangan atau
keyakinan serta nilai yang dimilikinya diantaranya :
1. Manusia sebagai makhluk biologi, psikologi, dan sosial yang selalu berinteraksi
dengan lingkungan.
2. Untuk mencapai homeostatis atau terintegrasi, seseorang harus beradaptasi sesuai
dengan perubahan yang terjadi.
3. Terdapat 3 tingkatan adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh Roy, diantaranya
:
a. Focal stimulasi yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang dan
akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seseorang individu
b. Kontekstual stimulus, merupakan stimulus lain yang dialami seseorang, dan baik
stimulus internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi, kemudian dapat
dilakukan observasi, diukur secara subjektif.
c. Residual stimulus, merupakan stimulus lain yang merupakan ciri tambahan yang
ada atau sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang
sukar dilakukan observasi.
4. Sistem adaptasi memiliki empat model adaptasi diantaranya:
a. Fungsi fisiologis, komponen sistem adaptasi ini yang adaptasi fisiologis
diantaranya oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, integrasi kulit,
indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan endokrin
b. Konsep diri yang mempunyai pengertian bagaimana seseorang mengenal pola-
pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain
c. Fungsi peran merupakan proses penyesuaianbyang berhubungan dengan
bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi sosial dlam
berhubungan dengan orang lain.
d. Interdependent merupakan kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang
kasih sayang, cinta yang dilakukana melalui hubungan secara interpersonal pada
tingkat individu maupun kelompok.
5. Dalam proses penyesuaian diri individu harus meningkatkan energi agar mampu
melaksanakan tujuan untuk kelangsungan kehidupan, perkembangan, reproduksi dan
keunggulan sehingga proses ini memiliki tujuan untuk meningkatkan respon adaptif.
Secara ringkas, pandangan roy mengemukakan bahwa individu sebagai makhluk
biopsikososial dan spiritual sebagai satu kesatuan yang utuh memiliki mekanisme koping
untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan sehingga individu selalu berinteraksi
terhadap perubahan lingkungan.
Jadi tujuan asuhan keperawana adalah membantu untuk beradaptasi terhadap perubahan
kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan hubungan interdependensi selama sehat
sakit. Kebutuhan yang dimaksud rot antara lain:
1. Kebutuhan fisiologis dasar
2. Pengembangan konsep diri positif
3. Penampilan peran sosial
4. Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan.
Macam-macam adaptasi
1. Adaptasi fisiologis
Adaptasi ini merupakan proses penyesuaian tubuh secara alamiah atau secara
fisiologis untuk me,pertahankan keseimbangan dari berbagai faktor yang
menimbulkan atau memperngaruhi keadaan menjadi tidak seimbang contohnya
masuknya kuman penyakit, maka secara fisiologis tubuh berusaha untuk
mempertahankan baik dari pintu masuknya kuman atau sudah masuk dalam tubuh.
Adaptasi secara fisiologis dapat dibagi menjadi dua yaitu LAS (Local Adaptation
Syndroma) atau proses adaptasi bersifat lokal seperti ketika daerah tubuh atau kulit
terkena infeksi, maka akan terjadi daerah sekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak,
nyeri, panas, dan lain-lain yang sifatnya lokal. Akan tetapi apabila reaksi lokal tidak
dapat diatasi maka menyebabkan gangguan secara sistemik, tubuh akan melakukan
proses penyesuaian seperti panas seluruh tubuh, berkeringat dan lain-lain, keadaan ini
disebut GAS (General Adaptation Syndroma).
Ada tiga tahap dalam adaptasi fisiologis yaitu:
1. Tahap alarm reaction
Tahap ini merupakan ttahap awal dari proses adaptasi dimana individu siap untuk
menghadapi stressor yang akan masuk ke dalam tubuh. Tahap ini dapat diawali
dengan kesiagaan (flight or fight), dimana terjadi perubahan fisiologis yaitu
pengeluaran hormon oleh hipotalamus yang dapat menyebabkan kelenjar adrenal
mengeluarkan adrenalis yang dapat meningkatkan denyut jantung dan
menyebabkan pernafasan menjadi cepat dan dangkal, kemudian hipotalamus juga
dapat melepaskan hormon ACTH (adrenikortikotropik) yang dapat merangsang
adrenal untuk mengeluarkan kortikoid yanga kan mempengaruhi berbagai fungsi
tubuh, apabila respon tubuh terhadap stresor mengalami kegagalan, tubuh akan
melakukan countershock untuk mengatasinya.
2. Tahap resistensi
Merupakan tahap kedua dari fase adaptasi secara umum dimana tubuh akan
melakukan proses penyesuaian dengan mengadakan berbagai perubahan dalam
tubuh yang berusaha untuk mengatasi stressor yang ada, seperti jantung kerja
lebih keras untuk mendorong darah yang pekat untuk melewati arteri dan vena
yang menyempit.
3. Tahap terakhir (stage of exhaustion)
Tahap ini dapat ditandai dengan adanya kelelahan, apabila selama proses adaptasi
tidak mampu mengatasi stressor yang ada, maka dapat menyebar ke seluruh tubuh
efeknya dapat menyebabkan kematian tergantung dari stressor yang ada.
2. Adaptasi psikologis
Merupakan proses penyesuaian secara psikologi akibat stressor yang ada, dengan cara
memberikan mekanisme pertahanan diri dengan harapan dapat melindungi atau
bertahan dari serangan-serangan atau hal-lal yang tidak menyenangkan.
Ada dua cara dalam adaptasi psikologis untuk mempertahankan diri dari berbagai
stressor yaitu koping yang orientasinya pada tugas (task oriented) yang dikenal
problem solving strategi dan ego oriented atau mekanisme pertahanan diri.
a. Task oriented reaction
Reaksi ini merupakan koping yang digunakan dalam mengatasi masalah dengan
berorientasi pada proses penyelesian masalah, meliputi afektif (perasaan), kognitif
dan psikomotor. Reaksi ini dapat dilakukan seperti: berbicara dengan orang lain
tentang masalah yang dihadapi untuk dicari jalan keluarnya.
b. Ego oriented reaction
Reaksi ini dikenal dengan mekanisme pertahan diri secara psikologis agar tidak
mengganggu psikologis yang lebih dalam. Di antara mekanisme pertahanan diri
yang dapat digunakan untuk melakukan proses adaptasi psikologi antara lain :
1. Rasionalisasi
Merupakan suatu usaha menghindari dari masalah psikologis dengan selalu
memberikan alasan-alasan secara rasional, sehingga masalah yang dihadapi
dapat teratasi.
2. Displacement
Merupakan upaya untuk mengatasi masalah psikologis dengan melalkukan
pemindahan perilaku kepada objek lain, sebagai contoh apabila seseorang
terganggu akibat situasi yang ramai, maka temannya yang disalahkan.
3. Kompensasi
Upaya untuk mengatasi masalah dengan cara mencari kepuasaan pada situasi
yang lain seperti seseorang memiliki masalah karena menurunnya daya ingat
maka akan menonjolkan kemampuan yang dimilikinya.
4. Proyeksi
Merupakan mekanisme pertahanan diri dengan menempatkan sifat batin
sendiri kedalamsifat batin orang, seperti dirinya membenci orang lain
kemudian mengatakan pada orang bahwa orang lain yang membencinya.
5. Represi
Upaya untuk megatasi masalah dengan cara menghilangkan pikiran masa lalu
yang buruk dengan meupakannya atau menahan kepada alam bawah sadar dan
sengaja dilupakan.
6. Supresi
Upaya untuk mengatasi masalah dengan menekan masalah yang tidak diterima
dengan sadar dan individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang
menyenangkan.
7. Denial
Upaya pertahan diri dengan cara penolakan terhadap masalah yang dihadapi
atau tidak mau menerima kenyataan yang dihadapinya.
3. Adaptasi sosiam budaya
Merupakan cara untuk mengadakan perubahan dengan melakukan proses penyesuaian
perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, berkumpul dengan
masyarakatdalam kegiatan kemasyarakatan.
4. Adaptasi spiritual
Proses penysuaian diri dengan melakukan perubahan perilaku yang didasarkan pada
keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki sesuai dengan agama yang dianutnya.
Apabila mengalami stress, maka seseorang akan giat melakukan ibadah.