Model Komunikasi
Click here to load reader
-
Upload
rizki-agustian-harahap -
Category
Documents
-
view
73 -
download
0
Transcript of Model Komunikasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Metode-metode dan model yang dikembangkan dalam ilmu komunikasi
sebenarnya berasal dari sejumlah perspektif dan teori di luar khazanah disiplin
komunikasi. Ada pendekatan struktural-fungsional yang diilhami ilmu sosiologi,
teori sistem dan informasi dari matematika, perspektif mekanistis dari fisika,
perspektif psikologis dari psikologi sosial, dan lain-lain. Proses ini merupakan
hasil pengembangan ilmu komunikasi dari komponen filsafat epistemologi.
Model biasa dibangun agar membantu proses identifikasi, penggambaran
atau kategorisasi komponen-komponen yang relevan dari suatu proses. Sebuah
model dapat dikatakan sempurna, jika ia mampu memperlihatkan semua aspek
yang mendukung terjadinya suatu proses. Misalnya, dapat menunjukkan
keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya dalam suatu proses,
dan keberadaannya dapat ditunjukkan secara nyata.
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui model-model komunikasi
Untuk mengetahui tentang apa saja yang terkait dalam model-model
komunikasi
Untuk menganalisa studi kasus mengenai model-model komunikasi
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Model Komunikasi
Model adalah representasi simbolik dari suatu benda, proses, sistem, atau
gagasan. Model dapat berbentuk gambar-gambar grafis, verbal, atau matematikal.
Perbedaan pokok antara teori dan model adalah: teori merupakan penjelasan,
sementara model hanya merupakan representasi. Model komunikasi merupakan
alat untuk menjelaskan atau untuk mempermudah penjelasan komunikasi. Dalam
pandangan Sereno dan Mortensen (dalam Mulyana. 2001:121), suatu model
komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk
terjadinya komunikasi. Oleh karena itu model bisa disebut sebagai gambaran
informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori atau penyederhanaan teori.
Fungsi model komunikasi paling tidak bisa melukiskan proses komunikasi,
menunjukkan hubungan visual dan membantu dalam menemukan dan
memperbaiki kendala komunikasi dalam perspektif teoritik.
Aubrey Fisher, mengatakan bahwa model adalah analogi yang
mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau
komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model dapat
dikatakan sebagai gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori.
Dengan kata lain, model adalah teori yang lebih disederhanakan.
Gordon Wiseman dan Larry Barker (dalam Mulyana, 2001:123)
menjelaskan tiga fungsi model komunikasi yaitu melukiskan proses komunikasi,
menunjukkan hubungan visual, membantu dalam menemukan dan memperbaiki
kemacetan komunikasi.
Bagi Werner J.Severin dan James W. Tankard, Jr. model membantu
merumuskan suatu teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan
antara model dengan teori begitu erat, model sering dicampuradukkan dengan
teori. Oleh karena kita memilih unsur-unsur tertentu yang kita masukkan dalam
model, suatu model mengimplikasikan penilaian atas relevansi, dan ini pada
gilirannya mengimplikasikan suatu teori mengenai fenomena yang diteorikan.
Model dapat berfungsi sebagai basis bagi suatu teori yang lebih kompleks, alat
2
untuk menjelaskan teori dan menyarankan cara-cara untuk memperbaiki konsep-
konsep.
Secara umum, model-model komunikasi dapat dibagi dalam lima
kelompok. Kelompok pertama, disebut sebagai model-model dasar. Kelompok
kedua menyangkut pengaruh personal, penyebaran dan dampak komunikasi masa
terhadap perorangan. Kelompok ketiga meliputi model-model tentang efek
komunikasi massa terhadap kebudayaan dan masyarakat. Kelompok keempat
berisikan model-model yang memusatkan perhatian pada khalayak. Kelompok
kelima mencakup model-model komunikasi tentang sistem, produksi, seleksi dan
alur media massa
2.2 Jenis model-model Komunikasi
John Fiske (1990) menyebut ada dua mazhab utama yang tercermin dalam
model komunikasi. Pertama mazhab proses yang melihat komunikasi sebagai
transmisi pesan. Dalam mazhab ini mereka tertarik dengan bagaimana pengirim
dan penerima mengkonstruksi pesan (encode) dan menerjemahkannya (decode),
dan dengan bagaimana transmiter menggunakan saluran dan media komunikasi.
Mazhab ini cenderung membahas kegagalan komunikasi dan melihat ke tahap-
tahap dalam proses tersebut guna mengetahui di mana kegagalan tersebut terjadi.
Mazhab kedua melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna. Hal
ini berkenaan dengan bagaimana pesan berinteraksi dengan orang-orang dalam
menghasilkan makna.
Pada dasarnya model komunikasi juga mempunyai sifat dan fungsi untuk
menjelaskan suatu fenomena yang diamati. Terkadang ada beberapa model yang
tampak bertentangan, misalnya model S-R (stimulus-respons) dan model
interaksional. Kondisi i disebabkan karena adanya paradigma yang berbeda itu,
sehingga ilmuwan sosial yang berpandangan objektif/positivistik menganggap
bahwa ada keteraturan dalam perilaku manusia (manusia cenderung dianggap
pasif), seperti perilaku alam, tidak jarang menggunakan model matematik,
misalnya dalam bentuk hipotesis yang harus diuji melalui perhitungan statistik.
3
Sedangkan di sisi lain ilmuwan sosial berpandangan subyektif/interpretif/
fenomenologis, yang menganggap bahwa manusia aktif, biasanya lebih banyak
menggunakan model verbal. Akan tetapi, untuk menjelaskan fenomena
komunikasi secara umum atau mendasar, kedua kubu tersebut sama-sama sering
menggunakan model diagramatik, sebagai salah satu versi dari model simbolik.
Hanya saja, penggunaan model diagramatik juga memang lebih lazim di kalangan
ilmuwan positivis daripada dikalangan ilmuwan fenomenologis, seperti yang
tampak pada model-model komunikasi yang bersifat linear.
Beberapa contoh model komunikasi,
1. Model Lasswell
Salah satu model komunikasi yang tua tetapi masih digunakan orang untuk
tujuan tertentu adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Lasswel
( Forsdale 1981 ), seorang ahli ilmu politik dari Yale University. Dia
menggunakan lima pertanyaan yang perlu di tanyakan dan di jawab dalam melihat
proses komunikasi, yaitu who ( siapa ), says what ( mengatakan apa ), in which
medium atau dalam media apa , to whom atau kepada siapa, dan dengan what
effect atau apa efeknya.
Bila dilihat lebih lanjut maksud dari model Lasswell ini akan kelihatan
bahwa yang dimaksud dengan pertanyaan who tersebut adalah menunjuk kepada
siapa orang yang mengambil inisiatif untuk memulai komunikasi. Yang memulai
komunikasi ini dapat berupa seseorang dan dapat juga sekelompok orang seperti
organisasi stsu persatuan.
Pertanyaan kedua adalah says what atau apa yang dikatakan. Pertanyaan
ini adalah berhubungan dengan isi komunikasi atau apa pesan yang disampaikan
dlam komunikasi tersebut.
Pertanyaan ketiga adalah to whom. Pertanyaan ini maksudnya
menanyakan siapa yang menjadi audience atau penerima dari komunikasi.
Pertanyaan keempat adalah through what atau melalui media apa. Yang
dimaksudkan dengan media adalah alat komunikasi, seperti berbicara, gerakan
badan, kontak mata, sentuhan, radio, televisi, surat, buku, dan gambar. Yang perlu
diperhatikan dalam hal ini adalah tidak semua media cocok untuk maksud
tertentu.
4
Pertanyaan terakhir dari model Lasswell ini adalah what effect atau apa
efeknya dari komunikasi tersebut. Pertanyaan mengenai efek komunikasi ini dapat
menanyakan 2 hal yaitu apa yang ingin dicapai dengan hasil komunikasi tersebut
dan kedua, apa yang dilakukan orang sebagai hasildari komunikasi. Akan tetapi
perlu diingat, bahwa kadang-kadang tingkah laku seseorang tidak hanya
disebabkan oleh faktor hasil komunikasi tetapi juga dipengaruhi factor lain.
2. Model Arisroteles
Aristoteles adalah filosof Yunani, tokoh paling dini yang mengkaji
komunikasi, yang intinya adalah persuasi Model Aristoteles adalah model yang
paling klasik atau disebutbjuga model retoris. Oleh karena itu, model ini
merupakan penggambaran dari komunikasi retoris, konu8mikasi publik atau
pidato. Aristoteles adalah orang pertama yang merumuskan model komunikasi
verbal pertama. Proses komunikasi terjadi ketika ada seorang pembicara berbicara
kepada orang lain atau khalayak lain dala rangka merubah sikap mereka.
Aristoteles mengemukakan tiga unsur yang harus ada dalam proses
komunikasi :
1. Pembicara (speaker)
2. Pesan (message)
3. Pendengar (listener)
Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh :
1. Siapa Anda (etos-kepercayaan anda)
2. Apa argumen Anda (Logos-logika dalam pendapat Anda)
3. Dengan memainkan emosi khalayak (pathos-emosi khalayak)
Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa proses komunikasi
dipandang sebagai suatu yang statis dan tidak mempedulikan saluran, umpan
balik, efek, dan kendala-kendala. Disanping itu, model ini juga berfokus pada
komunikasi yang disengaja (komunikator mempunyai keinginan secara sadar
untuk merubah sikap orang lain).
3. Model Shannon dan Weaver
5
Model komunikasi lain yang banyak digunakan adalah model komunikasi
dari Claude Shannon atau lebih dikenal dengan model Shannon Wever. Model ini
berbeda dengan model Lasswell mengenai istilah yang digunakan bagi masing-
masing komponen.
a. Sumber Informasi ( Information Source )
Dalam komunikasi manusia menjadi sumber informasi adalah otak. Pada
otak ini terdapat kemungkinan message / pesan yang tidak terbatas jumlahnya.
Tugas utama dari otak adalah menghasilkan suatu pesan atau suatu set kecil pesan
dari berjuta-juta pesan yang ada.
b. Transmitter
Langkah kedua dari model Shannon adalah memilih transmitter. Pemilihan
transmitter ini tergantung pada jenis komunikasi yang digunakan. Kita dapat
membedakan dua macam komunikasi yaitu komunikasi tatap muka dan
komunikasi mesin.
Pada komunikasi tatap muka yang menjadi transmitternya adalah alat-alat
pembentuk suara dan dihubungkan dengan otot-otot serta organ tubuh lainnya
yang terlibat dalam penggunaan bahasa nonverbal , sedangkan pada komunikasi
yang menggunakan mesin-mesin alat komunikasi yang berfungsi sebagai
transmitter adalah alat itu sendiri seperti, telepon, radio, televisi, foto, dan film.
c. Penyandingan (Encoding ) Pesan
Penyandingan ( encoding ) pesan diperlukan untuk mengubah ide dalam
otak kedalam suatu sandi yang cocok dengan Transmitter. Dalam komunikasi
tatap muka signal yang cocok dengan alat-alat suara adalah berbicara. Signal yang
cocok dengan otot-otot tubuh dan indera adalah anggukan kepala, sentuhan dan
kontak mata.
Pada komunikasi yang menggunakan mesin, di mana alat-alat yang
digunakan sebagai perluasan dari indera, penyandian pesan juga berasal dari tubuh
tetapi diperluas melalui jarak jauh dengan transmitter. Misalnya radio adalah
perluasan dari suara manusia, televisi perluasan dari mata dan begitu juga dengan
alat komunikasi lainnya.
d. Penerima dan Decoding
6
Istilah Shannon mengenai penerima dan decoding atau penginterpretasian
pesan seperti berlawanan dengan istilah penyandian pesan. Pada komunikasi tatap
muka kemungkinan transmitter menyandikan pesan dengan menggunakan alat-
alat suara dan otot-otot tubuh. Penerima dalam hal ini adalah alat-alat tubuh yang
sederhana yang sanggup mengamati signal. Misalnya telinga menerima dan
menguraikan sandi pembicaraan, mata menerima dan menguraikan sandi gerakan
badan dan kepala, kilatan mata dan signal lainnya yang dapat dilihat mata.
Jelaslah jika seorang individu pada komunikasi tatap muka kekurangan satu atau
lebih organ tubuh maka penerimaan pesan akan menjadi macet.
e. Tujuan (Destination)
Komponen terakhir dari Shanon adalah destination (tujuan) yang
dimaksud oleh si komunikator. Destination ini adalah otak manusia yang
menerima pesan yang berisi bermacam-macam hal, ingatan atau pemikiran
mengenai kemungkinan dari arti pesan. Penerima pesan telah menerima signal
mungkin melalui pendengaran, penglihatan, penciuman dan sebagainya kemudian
signal itu diuraikan dan diinterpretasikan dalam otak.
f. Sumber Gangguan (Noise)
Dalam model komunikasi Shannon ini terlihat adanya faktor sumber
gangguan pada waktu memindahkan signal dari transmitter kepada si penerima.
Misalnya pada waktu anda berbicara dengan teman di jalan kedengarannya suara
mobil lewat anak-anak berteriak yang semuanya itu mengganggu pembicaraan
anda sesaat dan gangguan itu dinamakan noise.
Gangguan ini selalu ada dalam tiap-tiap komunikasi. Oleh sebab itu kita
harus siap menetralkan gangguan dan tidak terkejut dengan kehadirannya. Untuk
menetralkan gangguan ini Shannon mengemukakan empat cara seperti berikut :
Menambah kekuatan ( power ) dari signal. Misalnya kalau kita berbicara
dengan seseorang di jalan yang suasananya hiruk pikuk, kita perlu
memperkeras suara kita dalam berbicara supaya tidak diteln suara hiruk
pikuk dan agar dapat didengar oleh lawan kita berbicara.
Mengarahkan signal dengan persis. Seperti halnya dalam pembicaraan
diatas, taktik lain yang bisa dipakai untuk mengatasi gangguan adalah
7
berbicara dekat sekali dengan lawan berbicara sehingga suara kita itu
dapat menetralkan gangguan suara lain.
Menggunakan signal lain. Sebagai tambahan terhadap dasar pertama,
dapat digunakan taktik lain untuk menetralisir gangguan yaitu dengan
memperkuat pesan dengan signal lain misalnya, dengan gerakan kepala,
gerakan badan, sentuhan, dan sebagainya.
Redudansi. Redudansi dalam situasi yang normal kurang baik digunakan.,
tetapi dalam suasana yang hiruk pikuk pengulangan kata-kata kunci dalam
pembicaraan perlu dilakukan untuk membantu memperjelas pesn yang
disampaikan.
4. Model Schraumn
Wilbur Schraumn memberikan model proses komunikasi yang agak
berbeda sedikit dengan dua model sebelumnya. Dia memperlihatkan pentingnya
peranan pengalaman dalam proses komunikasi. Bidang pengalaman akan
menentukan apakah pesan dikirimkan diterima oleh sipenerima sesuai dengan apa
yang dimaksudkan oleh sipengirim pesan. Schraumn mengatakan jika tidak ada
kesamaan dalam bidang pengalaman, bahasa yang sama, latar belakang yang
sama, kebudayaan yang sama, maka sedikit kemungkinan pesan yang diterima
diinterpretasikan dengan benar.
Model ini sama dengan model-model sebelumnya yaitu memperlihatkan
proses komunikasi yang satu arah dan tidak dua arah. Oleh karena Schraumn
menyadari pentingnya balikan dalam komunikasi, akhirnya menyempurnakan
model ini menjadi model dua arah. Balikan adalah penting dalam proses
komunikasi karena akan menceritakan kepada kita bagaimana pesan yang
dikirimkan diinterpretasikan oleh yang menerima pesan. Bila penerima pesan
memberikan balikan kepada si pengirim maka si penerima berubah menjadi si
pengirim atau sumber sehingga komunikasi tidak satu arah lagi tetapi satu
lingkaran. Seorang individu dapat dipandang sebagai pengirim atau penerima
pesan.
8
5. Model Berlo
Model-model komunikasi makin hari makin dikembangkan di antaranya
yang paling terkenal model yangf dikembangkan oleh David Berlo pada tahun
1960. Modelnya hanya memperlihatkan proses komunikasi satu arah dan hanya
terdiri dari empat komponen yaitu sumber, pesan, saluran dan penerima atau
receiver. Akan tetapi pada masing-masing komponen tersebut ada sejumlah faktor
kontrol.
Faktor ketrampilan, sikap, pengetahuan, kebudayaan, dan sistem social
dari sumber atau orang yang mengirim pesan merupakan factor penting dalam
menentukan isi pesan, perlakuan atau treatment dan penyandian pesan. Faktor-
faktor ini juga berpengaruh kepada penerima pesan dalam menginterpretasikan isi
pesan yang dikirimkan. Saluran yang dapat digunakan dalam komunikasi adalah
penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan alat peraba.
Model komunikasi Berlo di samping menekankan ide bahwa meaning are
in the people atau arti pesan yang dikirimkan pada orang yang menerima pesan
bukan pada kata-kata pesan itu sendiri .Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
interpretasi pesan terutama tergantung kepada arti dari kata atau pesan yang di
tafsirkan oleh si pengirim atau si penerima pesan.
6. Model DeFleur
Model ini menggambarkan model komunikasi massa ketimbang
komunikasi antarpribadi. Modelnya merupakan perluasan dari model-model yang
dikemukakan para ahli lain, dengan memasukkan perangkat media massa dan
perangkat umpan balik. Ia menggambarkan sumber, pemancar, penerima dan
sasaran sebagai fase-fase terpisah dalam proses komunikasi massa.
7. Model Tubbs
Model ini menggambarkan komunikasi paling mendasar, yaitu komunikasi
dua-orang (diadik). Meskipun dalam model itu komunikator 1 dan komunikator 2
memiliki unsur-unsur yang sama yang juga didefinisikan sama : masukan,
penyaring, pesan, saluran, gangguan, unsur-unsur tersebut tetap berada dalam
muatannya.
9
2.3 Contoh Kasus Model Komunikasi
Kasus 1.
Pupuk di Serang Masih Langka
Meski distribusi pupuk bersubsidi sudah dialihkan dari PT Pupuk Sriwijaya
(Pusri) kepada PT Pupuk Kujang, namun para petani masih
kesulitanmendapatkannya. Petani harus memesan jauh-jauh hari untuk
mendapatkan pupuk jenis urea di pengecer. Bahkan, bila pengecer tidak
mengenal pembeli pupuk, sipembeli wajib meninggalkan kartu tanda penduduk
(KTP).Petani asal Kaligandu,Serang yang tidak tergabung dalam kelompok tani,
Encep Effendi menjelaskan,persediaan pupuk urea bersubsidi di tingkat pengecer
masih sangat terbatas. Halitu terbukti dari banyaknya petani yang masih susah
untuk mendapatkan pupuk urea. “Lihat sawah saya, kebanyakan ujung daunnya
menguning keemasan, ini akibat kurang diberi pupuk urea. Seharusnya semua
daun padi berwarna hijau pada saat ini,” ungkapnya.Saat membeli pupuk, kata
Encep, jika petani tidak dikenal oleh pedagang pupuk di pengecer, maka selain
harus memesan pupuk urea terlebih dahulu, ia juga harus menitipkan KTP.
“Itupun jika pupuk Urea yang telah dipesan telah datang, pupuk UREA tersebut
tidak diberikan sepenuhnya, melainkan hanya setengahnya saja,” ungkapnya
Karena persediaan Pupuk UREA yang terbatas, tak jarang ia sering
mengoplos pupuk urea dengan garam, agar cukup untuk ditaburkan di areal
sawahnya. “Ini semata saya lakukan agar sawah saya bisa sepenuhnya
diberikanurea, meski harus dioplos dengan garam, dan hasilnya seperti yang anda
lihat, semua ujung daun padi kering berwarna kuning keemasaan karena kurang
urea,” ungkapnya.Ia juga mengeluhkan, setelah peneyerbukan yang memakan
waktuwaktu 20 hari, Pupuk urea seharusnya telah tersedia, agar padi bisa
dipanen.Namun, karena di toko pupuk pun belum ada persediaan, akhirnya ia
hanya bisa menunggu hingga pupuk yang dipesannya tiba.“Pada tahun 2007 saya
membe lipupuk UREA per 50 kilogram seharga Rp 65.000 tanpa ada kelangkaan.
Dan sekarang pupuk UREA naik sebsar Rp 85.000, itu pun jika ada,” tambahnya.
10
Seorang pelayan di Toko Pupuk Patah Jaya, di Pasar Rau
Serangmengatakan, pengalihan distribusi pupuk dari PT. Pusri kepada PT.
Kujang, tidak banyak membawa perubahan dalam mengatasi kelangkaan pupuk
yang semakinsering terjadi. Tokonya juga mengalami kesulitan untuk menjual
pupuk bersubsidi
karena memang belum mendapatkan pasokan.“Kami masih kesulitan
untuk menj ual pupuk bersubsidi karena belum mendapatkan kiriman,” keluh
pelaya toko yang tidak ingin menyebutkan namanya itu.Pelayan itu
menambahkan,karena di tokonya tidak terdapat pupuk urea, para petani yang
terpaksa membeli pupuk jenis lain, seperti NPK. “Seringkali saya lihat, petani
mengelilingi wilayahSerang selama berhari-hari, hanya untuk mencari pupuk
urea,” katanya.Di tempat terpisah, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten
Serang, Abdul Muhyimembenarkan tentang masih terjadinya kelangkaan pupuk di
wilayahnya. Iamencontohkan, untuk wilayah Bojonegara yang membutuhkan 186
ton pupuk bersubsidi, saat ini baru dipasok sembilan ton dari jatah 200 ton..Ia juga
menambahkan, sebenarnya para petani membutuhkan pupuk urea dengan skala
besar hanya sekali dalam setahun. Kebutuhan tersebut wajib disediakan oleh
pemerintah dan pengusaha. “PT. Kujang begitu membawa pupuk wajib mengawal
sampai gedung distributor, bagi para distributor wajib memiliki gudang yang
jelas,” urainya.Ia juga memaparkan, pada tahun 2009 ini, alokasi pupuk untuk
Kabupaten Serang sebesar 15.898 ton. Sedangkan pada tahun kemarin
sebsar18.000 ton karena digabung dengan Kota Serang. Seperti yang telah
dibahassebelumnya bahwa komunikasi searah adaalah komunikasi yang tanpa
adaanyaproses timbal balik atau Tanya jawab dan biasanya komunikasi searah
terdapatpada media-media massa. Kasus atau contoh aplikasi komunikasi searah
diatasdikutip dari Koran Banten.
11
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa model komunikasi
adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan
kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya. Secara
umum, model-model komunikasi dapat dibagi dalam lima kelompok. Kelompok
pertama, disebut sebagai model-model dasar. Kelompok kedua menyangkut
pengaruh personal, penyebaran dan dampak komunikasi masa terhadap
perorangan. Kelompok ketiga meliputi model-model tentang efek komunikasi
massa terhadap kebudayaan dan masyarakat. Kelompok keempat berisikan model-
model yang memusatkan perhatian pada khalayak. Kelompok kelima mencakup
model-model komunikasi tentang sistem, produksi, seleksi dan alur media massa
Selain itu juga suatu model merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri
penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia
nyata. Sehingga suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa
yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Samsul Hadi. 2010. Model Komunikasi
http://blog.ub.ac.id/tugastik/2010/06/02/model-komunikasi/ diakses senin
05 November 2012
D. Dwikori Sitaresmi. 2010. Model-Model Komunikasi
http://dwikorisitaresmi.wordpress.com/2010/08/23/model-model-
komunikasi/ diakses senin 05 November 2012
Anonym 2010. Pengertian, Konsep dan Model Komunikasi
http://rumakom.wordpress.com/2010/10/31/pengertian-konsep-dan-model-
komunikasi/ diakses senin 05 November 2012
13