Model Komunikasi

19

Click here to load reader

Transcript of Model Komunikasi

Page 1: Model Komunikasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Metode-metode dan model yang dikembangkan dalam ilmu komunikasi

sebenarnya berasal dari sejumlah perspektif dan teori di luar khazanah disiplin

komunikasi. Ada pendekatan struktural-fungsional yang diilhami ilmu sosiologi,

teori sistem dan informasi dari matematika, perspektif mekanistis dari fisika,

perspektif psikologis dari psikologi sosial, dan lain-lain. Proses ini merupakan

hasil pengembangan ilmu komunikasi dari komponen filsafat epistemologi.

Model biasa dibangun agar membantu proses identifikasi, penggambaran

atau kategorisasi komponen-komponen yang relevan dari suatu proses. Sebuah

model dapat dikatakan sempurna, jika ia mampu memperlihatkan semua aspek

yang mendukung terjadinya suatu proses. Misalnya, dapat menunjukkan

keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya dalam suatu proses,

dan keberadaannya dapat ditunjukkan secara nyata.

1.2. Tujuan

Untuk mengetahui model-model komunikasi

Untuk mengetahui tentang apa saja yang terkait dalam model-model

komunikasi

Untuk menganalisa studi kasus mengenai model-model komunikasi

1

Page 2: Model Komunikasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Model Komunikasi

Model adalah representasi simbolik dari suatu benda, proses, sistem, atau

gagasan. Model dapat berbentuk gambar-gambar grafis, verbal, atau matematikal.

Perbedaan pokok antara teori dan model adalah: teori merupakan penjelasan,

sementara model hanya merupakan representasi. Model komunikasi merupakan

alat untuk menjelaskan atau untuk mempermudah penjelasan komunikasi. Dalam

pandangan Sereno dan Mortensen (dalam Mulyana. 2001:121), suatu model

komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk

terjadinya komunikasi. Oleh karena itu model bisa disebut sebagai gambaran

informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori atau penyederhanaan teori.

Fungsi model komunikasi paling tidak bisa melukiskan proses komunikasi,

menunjukkan hubungan visual dan membantu dalam menemukan dan

memperbaiki kendala komunikasi dalam perspektif teoritik.

Aubrey Fisher, mengatakan bahwa model adalah analogi yang

mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau

komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model dapat

dikatakan sebagai gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori.

Dengan kata lain, model adalah teori yang lebih disederhanakan.

Gordon Wiseman dan Larry Barker (dalam Mulyana, 2001:123)

menjelaskan tiga fungsi model komunikasi yaitu melukiskan proses komunikasi,

menunjukkan hubungan visual, membantu dalam menemukan dan memperbaiki

kemacetan komunikasi.

Bagi Werner J.Severin dan James W. Tankard, Jr. model membantu

merumuskan suatu teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan

antara model dengan teori begitu erat, model sering dicampuradukkan dengan

teori. Oleh karena kita memilih unsur-unsur tertentu yang kita masukkan dalam

model, suatu model mengimplikasikan penilaian atas relevansi, dan ini pada

gilirannya mengimplikasikan suatu teori mengenai fenomena yang diteorikan.

Model dapat berfungsi sebagai basis bagi suatu teori yang lebih kompleks, alat

2

Page 3: Model Komunikasi

untuk menjelaskan teori dan menyarankan cara-cara untuk memperbaiki konsep-

konsep.

Secara umum, model-model komunikasi dapat dibagi dalam lima

kelompok. Kelompok pertama, disebut sebagai model-model dasar. Kelompok

kedua menyangkut pengaruh personal, penyebaran dan dampak komunikasi masa

terhadap perorangan. Kelompok ketiga meliputi model-model tentang efek

komunikasi massa terhadap kebudayaan dan masyarakat. Kelompok keempat

berisikan model-model yang memusatkan perhatian pada khalayak. Kelompok

kelima mencakup model-model komunikasi tentang sistem, produksi, seleksi dan

alur media massa

2.2 Jenis model-model Komunikasi

John Fiske (1990) menyebut ada dua mazhab utama yang tercermin dalam

model komunikasi. Pertama mazhab proses yang melihat komunikasi sebagai

transmisi pesan. Dalam mazhab ini mereka tertarik dengan bagaimana pengirim

dan penerima mengkonstruksi pesan (encode) dan menerjemahkannya (decode),

dan dengan bagaimana transmiter menggunakan saluran dan media komunikasi.

Mazhab ini cenderung membahas kegagalan komunikasi dan melihat ke tahap-

tahap dalam proses tersebut guna mengetahui di mana kegagalan tersebut terjadi.

Mazhab kedua melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna. Hal

ini berkenaan dengan bagaimana pesan berinteraksi dengan orang-orang dalam

menghasilkan makna.

Pada dasarnya model komunikasi juga mempunyai sifat dan fungsi untuk

menjelaskan suatu fenomena yang diamati. Terkadang ada beberapa model yang

tampak bertentangan, misalnya model S-R (stimulus-respons) dan model

interaksional. Kondisi i disebabkan karena adanya paradigma yang berbeda itu,

sehingga ilmuwan sosial yang berpandangan objektif/positivistik menganggap

bahwa ada keteraturan dalam perilaku manusia (manusia cenderung dianggap

pasif), seperti perilaku alam, tidak jarang menggunakan model matematik,

misalnya dalam bentuk hipotesis yang harus diuji melalui perhitungan statistik.

3

Page 4: Model Komunikasi

Sedangkan di sisi lain ilmuwan sosial berpandangan subyektif/interpretif/

fenomenologis, yang menganggap bahwa manusia aktif, biasanya lebih banyak

menggunakan model verbal. Akan tetapi, untuk menjelaskan fenomena

komunikasi secara umum atau mendasar, kedua kubu tersebut sama-sama sering

menggunakan model diagramatik, sebagai salah satu versi dari model simbolik.

Hanya saja, penggunaan model diagramatik juga memang lebih lazim di kalangan

ilmuwan positivis daripada dikalangan ilmuwan fenomenologis, seperti yang

tampak pada model-model komunikasi yang bersifat linear.

Beberapa contoh model komunikasi,

1. Model Lasswell

Salah satu model komunikasi yang tua tetapi masih digunakan orang untuk

tujuan tertentu adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Lasswel

( Forsdale 1981 ), seorang ahli ilmu politik dari Yale University. Dia

menggunakan lima pertanyaan yang perlu di tanyakan dan di jawab dalam melihat

proses komunikasi, yaitu who ( siapa ), says what ( mengatakan apa ), in which

medium atau dalam media apa , to whom atau kepada siapa, dan dengan what

effect atau apa efeknya.

Bila dilihat lebih lanjut maksud dari model Lasswell ini akan kelihatan

bahwa yang dimaksud dengan pertanyaan who tersebut adalah menunjuk kepada

siapa orang yang mengambil inisiatif untuk memulai komunikasi. Yang memulai

komunikasi ini dapat berupa seseorang dan dapat juga sekelompok orang seperti

organisasi stsu persatuan.

Pertanyaan kedua adalah says what atau apa yang dikatakan. Pertanyaan

ini adalah berhubungan dengan isi komunikasi atau apa pesan yang disampaikan

dlam komunikasi tersebut.

Pertanyaan ketiga adalah to whom. Pertanyaan ini maksudnya

menanyakan siapa yang menjadi audience atau penerima dari komunikasi.

Pertanyaan keempat adalah through what atau melalui media apa. Yang

dimaksudkan dengan media adalah alat komunikasi, seperti berbicara, gerakan

badan, kontak mata, sentuhan, radio, televisi, surat, buku, dan gambar. Yang perlu

diperhatikan dalam hal ini adalah tidak semua media cocok untuk maksud

tertentu.

4

Page 5: Model Komunikasi

Pertanyaan terakhir dari model Lasswell ini adalah what effect atau apa

efeknya dari komunikasi tersebut. Pertanyaan mengenai efek komunikasi ini dapat

menanyakan 2 hal yaitu apa yang ingin dicapai dengan hasil komunikasi tersebut

dan kedua, apa yang dilakukan orang sebagai hasildari komunikasi. Akan tetapi

perlu diingat, bahwa kadang-kadang tingkah laku seseorang tidak hanya

disebabkan oleh faktor hasil komunikasi tetapi juga dipengaruhi factor lain.

2. Model Arisroteles

Aristoteles adalah filosof Yunani, tokoh paling dini yang mengkaji

komunikasi, yang intinya adalah persuasi Model Aristoteles adalah model yang

paling klasik atau disebutbjuga model retoris. Oleh karena itu, model ini

merupakan penggambaran dari komunikasi retoris, konu8mikasi publik atau

pidato. Aristoteles adalah orang pertama yang merumuskan model komunikasi

verbal pertama. Proses komunikasi terjadi ketika ada seorang pembicara berbicara

kepada orang lain atau khalayak lain dala rangka merubah sikap mereka.

Aristoteles mengemukakan tiga unsur yang harus ada dalam proses

komunikasi :

1. Pembicara (speaker)

2. Pesan (message)

3. Pendengar (listener)

Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh :

1. Siapa Anda (etos-kepercayaan anda)

2. Apa argumen Anda (Logos-logika dalam pendapat Anda)

3. Dengan memainkan emosi khalayak (pathos-emosi khalayak)

Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa proses komunikasi

dipandang sebagai suatu yang statis dan tidak mempedulikan saluran, umpan

balik, efek, dan kendala-kendala. Disanping itu, model ini juga berfokus pada

komunikasi yang disengaja (komunikator mempunyai keinginan secara sadar

untuk merubah sikap orang lain).

3. Model Shannon dan Weaver

5

Page 6: Model Komunikasi

Model komunikasi lain yang banyak digunakan adalah model komunikasi

dari Claude Shannon atau lebih dikenal dengan model Shannon Wever. Model ini

berbeda dengan model Lasswell mengenai istilah yang digunakan bagi masing-

masing komponen.

a. Sumber Informasi ( Information Source )

Dalam komunikasi manusia menjadi sumber informasi adalah otak. Pada

otak ini terdapat kemungkinan message / pesan yang tidak terbatas jumlahnya.

Tugas utama dari otak adalah menghasilkan suatu pesan atau suatu set kecil pesan

dari berjuta-juta pesan yang ada.

b. Transmitter

Langkah kedua dari model Shannon adalah memilih transmitter. Pemilihan

transmitter ini tergantung pada jenis komunikasi yang digunakan. Kita dapat

membedakan dua macam komunikasi yaitu komunikasi tatap muka dan

komunikasi mesin.

Pada komunikasi tatap muka yang menjadi transmitternya adalah alat-alat

pembentuk suara dan dihubungkan dengan otot-otot serta organ tubuh lainnya

yang terlibat dalam penggunaan bahasa nonverbal , sedangkan pada komunikasi

yang menggunakan mesin-mesin alat komunikasi yang berfungsi sebagai

transmitter adalah alat itu sendiri seperti, telepon, radio, televisi, foto, dan film.

c. Penyandingan (Encoding ) Pesan

Penyandingan ( encoding ) pesan diperlukan untuk mengubah ide dalam

otak kedalam suatu sandi yang cocok dengan Transmitter. Dalam komunikasi

tatap muka signal yang cocok dengan alat-alat suara adalah berbicara. Signal yang

cocok dengan otot-otot tubuh dan indera adalah anggukan kepala, sentuhan dan

kontak mata.

Pada komunikasi yang menggunakan mesin, di mana alat-alat yang

digunakan sebagai perluasan dari indera, penyandian pesan juga berasal dari tubuh

tetapi diperluas melalui jarak jauh dengan transmitter. Misalnya radio adalah

perluasan dari suara manusia, televisi perluasan dari mata dan begitu juga dengan

alat komunikasi lainnya.

d. Penerima dan Decoding

6

Page 7: Model Komunikasi

Istilah Shannon mengenai penerima dan decoding atau penginterpretasian

pesan seperti berlawanan dengan istilah penyandian pesan. Pada komunikasi tatap

muka kemungkinan transmitter menyandikan pesan dengan menggunakan alat-

alat suara dan otot-otot tubuh. Penerima dalam hal ini adalah alat-alat tubuh yang

sederhana yang sanggup mengamati signal. Misalnya telinga menerima dan

menguraikan sandi pembicaraan, mata menerima dan menguraikan sandi gerakan

badan dan kepala, kilatan mata dan signal lainnya yang dapat dilihat mata.

Jelaslah jika seorang individu pada komunikasi tatap muka kekurangan satu atau

lebih organ tubuh maka penerimaan pesan akan menjadi macet.

e. Tujuan (Destination)

Komponen terakhir dari Shanon adalah destination (tujuan) yang

dimaksud oleh si komunikator. Destination ini adalah otak manusia yang

menerima pesan yang berisi bermacam-macam hal, ingatan atau pemikiran

mengenai kemungkinan dari arti pesan. Penerima pesan telah menerima signal

mungkin melalui pendengaran, penglihatan, penciuman dan sebagainya kemudian

signal itu diuraikan dan diinterpretasikan dalam otak.

f. Sumber Gangguan (Noise)

Dalam model komunikasi Shannon ini terlihat adanya faktor sumber

gangguan pada waktu memindahkan signal dari transmitter kepada si penerima.

Misalnya pada waktu anda berbicara dengan teman di jalan kedengarannya suara

mobil lewat anak-anak berteriak yang semuanya itu mengganggu pembicaraan

anda sesaat dan gangguan itu dinamakan noise.

Gangguan ini selalu ada dalam tiap-tiap komunikasi. Oleh sebab itu kita

harus siap menetralkan gangguan dan tidak terkejut dengan kehadirannya. Untuk

menetralkan gangguan ini Shannon mengemukakan empat cara seperti berikut :

Menambah kekuatan ( power ) dari signal. Misalnya kalau kita berbicara

dengan seseorang di jalan yang suasananya hiruk pikuk, kita perlu

memperkeras suara kita dalam berbicara supaya tidak diteln suara hiruk

pikuk dan agar dapat didengar oleh lawan kita berbicara.

Mengarahkan signal dengan persis. Seperti halnya dalam pembicaraan

diatas, taktik lain yang bisa dipakai untuk mengatasi gangguan adalah

7

Page 8: Model Komunikasi

berbicara dekat sekali dengan lawan berbicara sehingga suara kita itu

dapat menetralkan gangguan suara lain.

Menggunakan signal lain. Sebagai tambahan terhadap dasar pertama,

dapat digunakan taktik lain untuk menetralisir gangguan yaitu dengan

memperkuat pesan dengan signal lain misalnya, dengan gerakan kepala,

gerakan badan, sentuhan, dan sebagainya.

Redudansi. Redudansi dalam situasi yang normal kurang baik digunakan.,

tetapi dalam suasana yang hiruk pikuk pengulangan kata-kata kunci dalam

pembicaraan perlu dilakukan untuk membantu memperjelas pesn yang

disampaikan.

4. Model Schraumn

Wilbur Schraumn memberikan model proses komunikasi yang agak

berbeda sedikit dengan dua model sebelumnya. Dia memperlihatkan pentingnya

peranan pengalaman dalam proses komunikasi. Bidang pengalaman akan

menentukan apakah pesan dikirimkan diterima oleh sipenerima sesuai dengan apa

yang dimaksudkan oleh sipengirim pesan. Schraumn mengatakan jika tidak ada

kesamaan dalam bidang pengalaman, bahasa yang sama, latar belakang yang

sama, kebudayaan yang sama, maka sedikit kemungkinan pesan yang diterima

diinterpretasikan dengan benar.

Model ini sama dengan model-model sebelumnya yaitu memperlihatkan

proses komunikasi yang satu arah dan tidak dua arah. Oleh karena Schraumn

menyadari pentingnya balikan dalam komunikasi, akhirnya menyempurnakan

model ini menjadi model dua arah. Balikan adalah penting dalam proses

komunikasi karena akan menceritakan kepada kita bagaimana pesan yang

dikirimkan diinterpretasikan oleh yang menerima pesan. Bila penerima pesan

memberikan balikan kepada si pengirim maka si penerima berubah menjadi si

pengirim atau sumber sehingga komunikasi tidak satu arah lagi tetapi satu

lingkaran. Seorang individu dapat dipandang sebagai pengirim atau penerima

pesan.

8

Page 9: Model Komunikasi

5. Model Berlo

Model-model komunikasi makin hari makin dikembangkan di antaranya

yang paling terkenal model yangf dikembangkan oleh David Berlo pada tahun

1960. Modelnya hanya memperlihatkan proses komunikasi satu arah dan hanya

terdiri dari empat komponen yaitu sumber, pesan, saluran dan penerima atau

receiver. Akan tetapi pada masing-masing komponen tersebut ada sejumlah faktor

kontrol.

Faktor ketrampilan, sikap, pengetahuan, kebudayaan, dan sistem social

dari sumber atau orang yang mengirim pesan merupakan factor penting dalam

menentukan isi pesan, perlakuan atau treatment dan penyandian pesan. Faktor-

faktor ini juga berpengaruh kepada penerima pesan dalam menginterpretasikan isi

pesan yang dikirimkan. Saluran yang dapat digunakan dalam komunikasi adalah

penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan alat peraba.

Model komunikasi Berlo di samping menekankan ide bahwa meaning are

in the people atau arti pesan yang dikirimkan pada orang yang menerima pesan

bukan pada kata-kata pesan itu sendiri .Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa

interpretasi pesan terutama tergantung kepada arti dari kata atau pesan yang di

tafsirkan oleh si pengirim atau si penerima pesan.

6. Model DeFleur

Model ini menggambarkan model komunikasi massa ketimbang

komunikasi antarpribadi. Modelnya merupakan perluasan dari model-model yang

dikemukakan para ahli lain, dengan memasukkan perangkat media massa dan

perangkat umpan balik. Ia menggambarkan sumber, pemancar, penerima dan

sasaran sebagai fase-fase terpisah dalam proses komunikasi massa.

7. Model Tubbs

Model ini menggambarkan komunikasi paling mendasar, yaitu komunikasi

dua-orang (diadik). Meskipun dalam model itu komunikator 1 dan komunikator 2

memiliki unsur-unsur yang sama yang juga didefinisikan sama : masukan,

penyaring, pesan, saluran, gangguan, unsur-unsur tersebut tetap berada dalam

muatannya.

9

Page 10: Model Komunikasi

2.3 Contoh Kasus Model Komunikasi

Kasus 1.

Pupuk di Serang Masih Langka

Meski distribusi pupuk bersubsidi sudah dialihkan dari PT Pupuk Sriwijaya

(Pusri) kepada PT Pupuk Kujang, namun para petani masih

kesulitanmendapatkannya. Petani harus memesan jauh-jauh hari untuk

mendapatkan pupuk jenis urea di pengecer. Bahkan, bila pengecer tidak

mengenal pembeli pupuk, sipembeli wajib meninggalkan kartu tanda penduduk

(KTP).Petani asal Kaligandu,Serang yang tidak tergabung dalam kelompok tani,

Encep Effendi menjelaskan,persediaan pupuk urea bersubsidi di tingkat pengecer

masih sangat terbatas. Halitu terbukti dari banyaknya petani yang masih susah

untuk mendapatkan pupuk urea. “Lihat sawah saya, kebanyakan ujung daunnya

menguning keemasan, ini akibat kurang diberi pupuk urea. Seharusnya semua

daun padi berwarna hijau pada saat ini,” ungkapnya.Saat membeli pupuk, kata

Encep, jika petani tidak dikenal oleh pedagang pupuk di pengecer, maka selain

harus memesan pupuk urea terlebih dahulu, ia juga harus menitipkan KTP.

“Itupun jika pupuk Urea yang telah dipesan telah datang, pupuk UREA tersebut

tidak diberikan sepenuhnya, melainkan hanya setengahnya saja,” ungkapnya

Karena persediaan Pupuk UREA yang terbatas, tak jarang ia sering

mengoplos pupuk urea dengan garam, agar cukup untuk ditaburkan di areal

sawahnya. “Ini semata saya lakukan agar sawah saya bisa sepenuhnya

diberikanurea, meski harus dioplos dengan garam, dan hasilnya seperti yang anda

lihat, semua ujung daun padi kering berwarna kuning keemasaan karena kurang

urea,” ungkapnya.Ia juga mengeluhkan, setelah peneyerbukan yang memakan

waktuwaktu 20 hari, Pupuk urea seharusnya telah tersedia, agar padi bisa

dipanen.Namun, karena di toko pupuk pun belum ada persediaan, akhirnya ia

hanya bisa menunggu hingga pupuk yang dipesannya tiba.“Pada tahun 2007 saya

membe lipupuk UREA per 50 kilogram seharga Rp 65.000 tanpa ada kelangkaan.

Dan sekarang pupuk UREA naik sebsar Rp 85.000, itu pun jika ada,” tambahnya.

10

Page 11: Model Komunikasi

Seorang pelayan di Toko Pupuk Patah Jaya, di Pasar Rau

Serangmengatakan, pengalihan distribusi pupuk dari PT. Pusri kepada PT.

Kujang, tidak banyak membawa perubahan dalam mengatasi kelangkaan pupuk

yang semakinsering terjadi. Tokonya juga mengalami kesulitan untuk menjual

pupuk bersubsidi

karena memang belum mendapatkan pasokan.“Kami masih kesulitan

untuk menj ual pupuk bersubsidi karena belum mendapatkan kiriman,” keluh

pelaya toko yang tidak ingin menyebutkan namanya itu.Pelayan itu

menambahkan,karena di tokonya tidak terdapat pupuk urea, para petani yang

terpaksa membeli pupuk jenis lain, seperti NPK. “Seringkali saya lihat, petani

mengelilingi wilayahSerang selama berhari-hari, hanya untuk mencari pupuk

urea,” katanya.Di tempat terpisah, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten

Serang, Abdul Muhyimembenarkan tentang masih terjadinya kelangkaan pupuk di

wilayahnya. Iamencontohkan, untuk wilayah Bojonegara yang membutuhkan 186

ton pupuk bersubsidi, saat ini baru dipasok sembilan ton dari jatah 200 ton..Ia juga

menambahkan, sebenarnya para petani membutuhkan pupuk urea dengan skala

besar hanya sekali dalam setahun. Kebutuhan tersebut wajib disediakan oleh

pemerintah dan pengusaha. “PT. Kujang begitu membawa pupuk wajib mengawal

sampai gedung distributor, bagi para distributor wajib memiliki gudang yang

jelas,” urainya.Ia juga memaparkan, pada tahun 2009 ini, alokasi pupuk untuk

Kabupaten Serang sebesar 15.898 ton. Sedangkan pada tahun kemarin

sebsar18.000 ton karena digabung dengan Kota Serang. Seperti yang telah

dibahassebelumnya bahwa komunikasi searah adaalah komunikasi yang tanpa

adaanyaproses timbal balik atau Tanya jawab dan biasanya komunikasi searah

terdapatpada media-media massa. Kasus atau contoh aplikasi komunikasi searah

diatasdikutip dari Koran Banten.

11

Page 12: Model Komunikasi

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Dari uraian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa model komunikasi

adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan

kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya. Secara

umum, model-model komunikasi dapat dibagi dalam lima kelompok. Kelompok

pertama, disebut sebagai model-model dasar. Kelompok kedua menyangkut

pengaruh personal, penyebaran dan dampak komunikasi masa terhadap

perorangan. Kelompok ketiga meliputi model-model tentang efek komunikasi

massa terhadap kebudayaan dan masyarakat. Kelompok keempat berisikan model-

model yang memusatkan perhatian pada khalayak. Kelompok kelima mencakup

model-model komunikasi tentang sistem, produksi, seleksi dan alur media massa

Selain itu juga suatu model merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri

penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia

nyata. Sehingga suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa

yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi.

12

Page 13: Model Komunikasi

DAFTAR PUSTAKA

Samsul Hadi. 2010. Model Komunikasi

http://blog.ub.ac.id/tugastik/2010/06/02/model-komunikasi/ diakses senin

05 November 2012

D. Dwikori Sitaresmi. 2010. Model-Model Komunikasi

http://dwikorisitaresmi.wordpress.com/2010/08/23/model-model-

komunikasi/ diakses senin 05 November 2012

Anonym 2010. Pengertian, Konsep dan Model Komunikasi

http://rumakom.wordpress.com/2010/10/31/pengertian-konsep-dan-model-

komunikasi/ diakses senin 05 November 2012

13