Modalitas Rasa

32
BAB I DASAR TEORI 1.1 Modalitas Rasa di Rongga Mulut Tubuh manusia mempunyai indera yang berfungsi sebagai reseptor atau penerima rangsangan dari lingkungan sekitar. Manusia mempunyai dari lima macam indera (panca indera) yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran dan keseimbangan (telinga), indera penciuman/pembau (hidung), indera pengecap (lidah), serta indera peraba dan perasa (kulit). Sistem indra manusia 1

description

,kmk

Transcript of Modalitas Rasa

BAB IDASAR TEORI

1.1 Modalitas Rasa di Rongga MulutTubuh manusia mempunyai indera yang berfungsi sebagaireseptor atau penerima rangsangan dari lingkungan sekitar.Manusia mempunyai dari lima macam indera (panca indera)yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran dankeseimbangan (telinga), indera penciuman/pembau (hidung),indera pengecap (lidah), serta indera peraba dan perasa (kulit). Sistem indra manusiaIndera pengecap adalah organ penting pada manusia yang membuat manusia memilih makanan sesuai dengan keinginannya dan kebutuhan-kebutuhan jaringan, selain itu, dapat juga berfungsi untuk menghindarkan tubuh dari substansi beracun. Lidah adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan. Anatomi indra pengecap

Lidah tersusun atas otot otot rangka yang berbentuk longitudinal , transversal dan sirkuler, permukaannya dilindungi oleh lendir dan penuh dengan bintil-bintil. Kita \rasa pada lidah karena terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan.Beberapa faktor dapat mempengaruhi rasa, antara lain : 1. Sistem Indera seperti penglihatan, pembau, dan pendengar2. Makanan : tekstur makanan, suhu, kandungan bahan-bahan, kandungan air, dan udara dalam makanan.Menurut penelitian, terdapat sel pengecap yang berespon paling baik terhadap rangsang pahit sedangkan yang lain terhadap asin, manis, atau asam. Sebagian berespon terhadap lebih dari satu modalitas dan sebagian terhadap keempatnya. MSG sebenarnya bukan merupakan rasa yang dapat muncul sendiri, MSG merupakan kombinasi dari beberapa rasa, sehingga diduga ada pengecap rasa tambahan yaitu umami. Modalitas rasa ini mengindrai rasa glutamat dan glutamat monosodium yang basah terdapat pada masakan asia varian reseptor glutamat metatropik (Ganong.2003).Taste buds (kuntum pengecapan), alat indera untuk pengecapan, merupakan badan ovoid yang berukuran 50 70 m. Tiap-tiap kuntum pengecap terbentuk oleh 4 jenis sel, yaitu sel basal; sel tipe 1 dan 2, yang merupakan sel suspentakularis; dan sel tipe 3, yang merupakan sel reseptor pengecap (gustatorik) yang membuat hubungan sinaps dengan serat saraf sensorik. Leher dari sel-sel ini berhubungan satu sama lain dan dengan sel epitel di sekitarnya melalui tight junction. Kuntum pengecap ini dipersarafi oleh sekitar 50 serat saraf, dan sebaliknya, setiap serat saraf menerima masukan dari rata-rata 5 kuntum pengecap. Sel-sel basal berasal dari sel epitel yang mengelilingi kuntum pengecap. Sel-sel ini berdiferensiasi menjadi sel reseptor baru, dan sel reseptor lama secara terus-menerus diganti dengan waktu paruh sekitar 10 hari.Pada manusia, kuntum pengecap terletak di mukosa epiglotidis, palatum, dan pharinx serta di dinding papila fungiformis dan papila valata lidah. Papila fungiformis merupakan struktur bulat yang paling banyak ditemukan dekat ujung lidah; papila valata adalah struktur menonjol yang tersusun membentuk huruf V di belakang lidah. Papila filiformis yang kecil berbentuk kerucut, dan menutupi badan dorsum lidah biasanya tidak mengandung kuntum pengecap.Serat-serat saraf sensorik dari kuntum-kuntum pengecap di dua per tiga anterior lidah berjalan dalam cabang korda timpani n. Fasialis, dan serat-serat dari sepertiga posterior lidah mencapai batang otak melalui n. Glosofaringeus. Serat-serat dari daerah lain selain lidah mencapai batang otak melalui n. Vagus. Serat-serat pengecap yang bermielin tetapi menghantarkan impuls relatif lambat di ketiga saraf tersebut bersatu di nukleus traktus solitarius medula oblongata.

Hingga saat ini terdapat lima macam rasa yang dapat dikenali yaitu :1. asin, terletak di ujung lidah;Rasa asin dibentuk oleh garam-garam yang terionisasi. Kualitas rasanya berbeda-beda antara garam yang satu dengan yang lain karena garam juga membentuk sensasi rasa yang lain selain rasa asin.

2. manis, terletak di ujung lidah;Rasa manis tidak dibentuk atas satu golongan kelas substansi kimia saja. Beberapa tipe substansi kimia yang menyebabkan rasa ini mencakup gula, glikol, alcohol aldehid, keton, amida, ester, asam amino, beberapa protein kecil, asam sulfonat, asam halogenasi dan garam-garam dari timah dan berilium. Perubahan yang sangat manis menjadi pahit.3. asam, terletak pada dua pertiga bagian samping lidah;Rasa asam disebabkan oleh asam. Intensitas dari sensasi rasa ini hampir sebanding dengan logaritma dari konsentrasi ion hidrogen, makin asam suatu asam makin kuat sensasi yang terbentuk.4. pahit, terletak pada bagian posterior lidah dan palatum molle.Rasa pahit tidak dibentuk hanya oleh satu tipe substansi kimia, tetapi substansi rasa pahit hampir seluruhnya dibentuk oleh substansi organik. Dua golongan substansi tertentu cenderung menimbulkan rasa pahit adalah (a) substansi rasa organik rantai panjang yang mengandung nitrogen dan (b) alkaloid, seperti yang terdapat pada banyak zat yang terkandung dalam obat-obatan, seperti kina, kafein, striknin, dan nikotin.5. umami, terletak di ujung lidah;Rasa umami adalah rasa yang diperoleh karena rangsangan pada reseptor metabotropic glutamate receptor (mGIuR4) yang sensitive terhadap monosodium glutamate (MSG). Monosodium glutamate umumnya ditambahkan pada makanan untuk menguatkan rasa (dan berbahan dasar saus kedelai), yang mungkin dapat menstimulasi reseptor umami.Proses adanya rangsangan sampai terjadi impuls berupa pengenalan bentuk rangsang bisa terjadi karena adanya reseptor sensorik yang mengirim sinyal ke sistem saraf pusat, di sistem saraf pusat terjadi pengumpulan sinyal dan akhirnya muncul tanggapan berupa pengenalan bentuk benda. Pengenalan bentuk benda di lidah ini karena adanya resptor rata (taktil) pada lidah, bentuk paccini yang merupakan reseptor raba didapatkan pada jaringan subkutan, otot dan sendi (Guyton.1983:107).

1.2 Sensasi di Rongga Mulut

Sel reseptor pengecap adalah kemoreseptor yang berespon terhadap bahan-bahan dalam cairan mulut yang membasahi reseptor-reseptor tersebut. Reseptor pengecap (sekunder) dikumpulkan bersama pada tasted bud, terutama pada lidah dan palatum. Bahan- bahan ini bekerja pada mikrovili yang ada di pori-pori pengecap untuk mencetuskan potensial generator di sel reseptor yang menimbulkan potensial aksi di neuron sensorik.Reseptor dingin definitif telah didefinisikan, ia adalah ujung saraf yang bermielin kecil jenis A delta yang ujungnya menonjol ke dalam permukaan dasar sel basal epidermis. Dipihak lain reseptor hangat definitif belum ditemukan. Mungkin reseptor ini merupakan satu jenis dari ujung saraf bebas (Guyton.1996:452).Serat-serat saraf sensorik dari papil-papil pengecap di dua pertiga anterior lidah berjalan dengan cabang korda timpani, nervous facialis, dan serat-serat saraf dari sepertiga posterior lidah mencapai batang otak melalui saraf glosoparingeus. Nukleus traktus solitarius untuk dapat menyatu ke dalam medula oblongata harus bergabung dengan kedua sarafnya. Di sana mereka bersinaps dengan neuron-neuron ordo kedua yang aksonnya melintasi garis tengah dan bertemu dengan lemnikus medialis, berakhir di nukleus-nukleus pemancar sensorik spesifik pada talamus bersama serat untuk sensasi sentuh nyeri dan suhu. Impuls dipancarkan dari sini ke daerah proyeksi pengecapan di kortek serebrum di kaki girus pasca sentralis. Pengecapan tidak memiliki daerah proyeksi yang terpisah tetapi digambarkan di bagian girus pasca sentralis yang melayani sensasi kulita dan wajah. Impuls pengecapan melintasi saraf otak ketujuh, kesembilan, dan kesepuluh menuju batang otak, tempat mereka berakhir di dalam traktus solitarius. Isyarat mula-mula ke talamus dan kemudian ke area operkulum insulaparietal korteks serebri. Area ini terletak pada pinggir lateral girus post sentralis dalam fisura Sylvii yang erat berhubungan dengan atau malahan bertindihan dengan daerah lidah area somatik 1.Terdapat banyak variasi dalam distribusi keempat papil pengecap dasar pada berbagai spesies dan dalam suatu spesies tertentu antar individu. Pengecapan memperlihatkan after -reaction dan fenomena kontras yang serupa dalam beberapa hal dalam after- image dan kontras penglihatan. Sebagian adalah tipuan kimia, tetapi sebagian lain mungkin benar-benar merupakan fenomena sentral. Reseptor rasa nyeri hanya dirangsang oleh gradasi panas atau dingin yang ekstrim, karena itu bersama reseptor dingin dan reseptor panas bertanggung jawab terhadap terjadinya sensasi sangat dingin (freezing cold) dan sensasi panas yang menyengat (burning hot) (Guyton & Hall.1997:774)

BAB IIHASIL PENGAMATAN

A. Pengenalan Bentuk Berbagai Benda di Rongga Mulut dan Area WajahBentuk SpesimenPersepsiOrang CobaUkuran (mm)Waktu (s)

Segitiga (12 mm)Segitiga 8 mm13 s

Lonjong (13 mm)Lonjong 9 mm28 s

Persegi (7 mm)Persegi 5 mm9 s

Bulat (10 mm)Bulat 8 mm19 s

Segitiga (12 mm)Segitiga 9 mm 18 s

B. Two Point Discrimination di Rongga Mulut dan Area WajahLokasiJarak 1 mmJarak 2 mmJarak 3 mm

Anterior Lidah2 titik2 titik2 titik

Samping ka ki Lidah1 titik2 titik2 titik

Posterior Lidah1 titik2 titik2 titik

Palatum1 titik1 titik2 titik

Mukosa Pipi1 titik1 titik2 titik

Gusi1 titik2 titik2 titik

Dahi1 titik1 titik2 titik

Hidung1 titik1 titik2 titik

Cuping Telinga1 titik2 titik2 titik

Bibir Atas2 titik2 titik2 titik

Bibir Bawah2 titik2 titik2 titik

Leher1 titik1 titik2 titik

Pipi kiri kanan1 titik2 titik2 titik

Dagu2 titik2 titik2 titik

C. Pengenalan Suhu di Rongga Mulut dan Area Wajah

LokasiAir EsAir 80C

Anterior LidahDinginHangat

Samping ka ki LidahDinginHangat

Posterior LidahDinginHangat

PalatumDinginHangat

Mukosa PipiDinginHangat

GusiTidak DinginTidak Hangat

DahiDinginHangat

HidungDinginHangat

Cuping TelingaDinginHangat

Bibir AtasDinginHangat

Bibir BawahDinginHangat

LeherDinginHangat

Pipi kiri kananDinginHangat

DaguDinginHangat

D. Persepsi Rasa Pada Beberapa Bagian Lidah

LokasiGaramAir GulaCukaKinaUmami

1

2xxxx

3xxxx

4xx

5xxxx

6xxxxx

7xxxx

8xxx

E. Rasa Nyeri Pada Jaringan Rongga Mulut dan Area Wajah1. Rangsangan TekanLokasiKedalaman (mm)Area Paling Sensitif

13 mm

24 mm

34 mm

41,5 mm

54 mm

63 mm

72 mm

82 mm

2. Rangsangan Panas

Lokasi708090Waktu- nyeri

1-++++++(7 ,2 , 2)

2-++++(6 ,3 ,3)

3--+++(- , - , 2)

4-+++(5 , 4 , 3)

5-+++(-, 3 , 4)

6-+++(-, 3, 4)

7-++(-, 4, ,4)

8-+++(-, 4 , 3)

3. Rangsangan Dingin

Lokasi051020Waktu Nyeri

1+++++++++++(2,1,1)

2+++++++(3,2,2)

3+++++++(2,3,2)

4++++++++(2,2,2)

5++++++(2,2,3)

6++++++++(2,2,2)

7++++++++(2,2,2)

8+++++(3,2,2)

Urutan Tingkat SensitivitasTekan = 4 > 7 > 8 >1 > 6 > 5 > 2 > 3Panas= 1 > 2 > 4 > 5 > 6 > 8 > 7 > 3Dingin = 1 > 4 > 7 > 6 > 5 > 2 > 3 > 8

F. Pemeriksaan Vitalitas Gigi1. Test Vitalitas Gigi Dengan Suhu DinginLokasiRespon yang Dirasakan

Labial 1/3 incisa insisivDingin dan Ngilu

Mesio bukal cups molarSejuk , tidak ngilu

2. Test Vitalitas Gigi Dengan Suhu PanasLokasiAir PanasSuhu kamarGuttapBurnisher

Labial 1/3 incisa insisivNgiluxNgiluNgilu

Mesio bukal cups molarxxxx

3. Test Vitalitas Gigi Dengan TekanLokasiRespon yang Dirasakan

Labial 1/3 incisa insisivTekanan Terasa

Mesio bukal cups molarTekanan Tidak Terasa

4. Test Perkusi Gigi dan PalpasiLokasiRespon yang Dirasakan

Labial 1/3 incisa insisivMerasa ketukan , tidak ngilu

Mesio bukal cups molarMerasa ketukan , tidak ngilu

PERTANYAAN1.Bagian mulut dan wajah yang mana yang lebih sensitive terhadap pengenalan bentuk benda?2.Bagian mulut dan wajah yang mana yang lebih sensitive terhadap mengenali jarak antar dua titik? Jelaskan mengapa?3.Bagian lidah mana yang lebih sensitive terhadap suhu? Jelaskan mengapa!4.Bagian lidah mana yang lebih sensitive terhadap nyeri? Jelaskan mengapa!5.Apakah percobaan anda sesuai dengan teori yang anda peroleh?6.Bagian lidah mana yang lebih sensitive terhadap rasa manis, asin, pahit, asam, dan umami?7.Mengapa perlu dilakukan test vitalitas gigi?8.Untuk apa test perkusi dan palpasi dilakukan?

JAWAB1.Bagian lidah bagian anterior merupakan bagian paling sensitif terhadap pengenalan bentuk benda karena disana terdapat lebih banyak serabut saraf sensoris dan taste bud.Sedangkan bagian wajah yang sensitive terhadap pengenalan bentuk benda yaitu bibir dan pipi . Bagian bibir sensitive untuk deskriminasi dan pipi sensitive pada suhu.2. permukaan kulit di daerah wajahlebih peka karena pada lapisan kulit terdapat reseptor yang bertugas menerima rangsangan tekanan dari luar baik tekanan yang ringan maupun berat. Sedangkan bagian mulut adalah anterior lidah karena terdapat reseptor tekan yang tinggi3.Dari percobaan yang kita lakukan bagian lidah yang peka terhadap suhu baik suhu panas ataupun dingin adalah lidah bagian anterior. Karena terdapat banyak resepror Ruffini dan Krause4.Bagian anterior lidah. Karena pada bagian tersebut terdapat serabut saraf sensori dan juga taste bud yang akan menstimulasi rangsangan nyeri ke sistem saraf pusat sertalapisan terluar dari ujung lidah merupakan lapisan tertipis dibandingkan dengan daerah lidah yang lain. Sehingga apabila ada tekanan yang menimbulkan rasa nyeri bagian ujung lidah merupakan daerah paling sensitive terhadap nyeri.5.Ya, percobaan yang kami lakukan sesuai dengan teori yang kami peroleh.6.Ujung lidah sebab di sana memiliki lebih banyak taste bud dibandingan di bagian lain.7.Test vitalitas gigi sangat penting karena untuk memastikan terdapat suatu keadaan nekrosis pada sekitar daerah pulpa atau jaringan sekitarnya.. Dan juga untuk mengetahui kondisi gigi dalam keadaan baik ataupun tidak baik.8.Tes PalpasiFungsi : mengecek ada atau tidaknya oedema / pembengkakan atau fluktuasi / pergerakan jaringan, mengecek ada atau tidaknya kelainan periapikaldan mengetahui ada atau tidaknya limfadenopatiTes PerkusiFungsi : mengetahui ada atau tidaknya periodontitis dan inflamasi periapikal, biasanya pasien akan merasakan sakit atau tidak atau sensasi ngilu. Bila positif sakit, maka memang adanya kelainan pada jaringan di sekitarnya.

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Pengenalan bentuk berbagai benda di rongga mulutPada percobaan ini , hal pertama yang dilakukan yaitu menutup mata orang coba , kemudian memasukkan manik ke atas lidah orang coba menggunakan pinset . Subjek diminta untuk mengenali dengan menyebutkan bentuk serta ukuran benda menggunakan seluruh organ dalam mulutnya . Percobaan ini diulang dengan jenis manik yang berbeda hingga seluruh bentuk manik terpakai. Percobaan ini dilakukan oleh satu orang coba dengan lima variasi bentuk spesimen. Dari hasil percobaan didapatkan waktu bervariasi oleh orang coba dalam mengenali berbagai bentuk benda. Dimana , variasi dari kecepatan mengenali beberapa bentuk benda ini tergantung pada luas permukaan benda tersebut yang bersentuhan pada permukaan lidah. Semakin besar luas permukaan bendah yang bersentuhan dengan permukaan lidah rangsangan yang diberi pada lidah akan semakin kuat dan reseptor yang terangsan akan semakin banyak sehingga intrepetasi dari SSP juga semakin cepat, maka semakin cepat pula benda tersebut mudah dikenali. Proses adanya rangsangan sampai terjadi impuls berupa pengenalan bentuk rangsang bisa terjadi karena adanya reseptor sensorik yang mengirim sinyal ke sistem saraf pusat, di sistem saraf pusat terjadi pengumpulan sinyal dan akhirnya muncul tanggapan berupa pengenalan bentuk benda. Pengenalan bentuk benda di lidah ini karena adanya resptor rata (taktil) pada lidah, bentuk paccini yang merupakan reseptor raba didapatkan pada jaringan subkutan, otot dan sendi (Guyton.1983:107)

3.2 Two point Discrimination di rongga mulut dan area wajah.Hal pertama yang dilakukan pada percobaan ini , yakni menutup mata orang coba ,kemudian meletakkan jangka dengan jarak 1 mm pada lidah bagian bagian ujung depan , samping kiri dan kanan , dorsal/ atas antero-posterior , dan posterior lidah. Kemudian subjek diminta untuk menyebutkan berapa titik yang dia rasakan . Percobaan diulangi pada beberapa bagian lain yang ada pada tabel. Percobaan diulangi lagi dengan jarak jangka ukur 2 mm dan 3 mm.Pada hasil percoban yang didapatkan, pada orang coba didapatkan bahwa daerah yang paling sensitif adalah bagian bibir atas, bibir bawah, dagu, dan anterior lidah. Sensitivitas terhadap rangsangan ini tergantung pada reseptor dari rangsangan tekan ini. Rangsangan tekan tekan umumnya disebabkan oleh adanya perubahan pada jaringan yang lebih dalam (Guyton.1996:430). Reseptor dari rangsangan tekan adalah reseptor taktil ujung saraf bebas. Pada daerah yang lebih sensitif seperti pada bagian lidah, wajah dan leher memiliki reseptor yang lebih banyak pada daerah lain.

3.3 Pengenalan suhu di rongga mulut dan area wajahPercobaan dilakukan dengan meletakkan sonde yang telah direndam dengan air es pada bagian rongga mulut dan area wajah. Kemudian ,setelah pengenalan suhu dingin , dilanjutkan dengan suhu panas (80O C) pada daerah yang sama juga. Hasil percobaan memperlihatkan bahwa terdapat daerah peka-dingin dan daerah peka-panas yang terpisah di rongga mulut dan area wajah. Organ indera suhu adalah ujung-ujung saraf bebas yang berespon terhadap suhu mutlak, bukan terhadap gradien suhu di rongga mulut. Reseptor dingin berespon terhadap suhu 10 - 38 C, dan reseptor panas berespon terhadap suhu dari 30 -45 C.Dari percobaan yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa tubuh berespon lebih sensitif terhadap dingin dari pada panas. Kemampuan seseorang untuk dapat menentukan perbedaan gradasi sensasi suhu didapat dengan perangsangan relatif terhadap bemacam-macam tipe ujung saraf. Secara khusus hendaknya diperhatikan bahwa respon yang dikeluarkan sesuai dengan tingkat tingginya suhu. Perbedaan sensitivitas dingin dan hangat ini dikarenakan jumlah reseptor dingin kira-kira tiga sampai sepuluh kali reseptor hangat, dan pada berbagai daerah tubuh jumlah reseptor bervariasi, 15 sampai 25 titik dingin per sentimeter persegi pada daerah permukaan dada yang luas. Sedangkan jumlah titik hangatnya lebih sedikit. (Guyton & Hall,1997 : 774)

3.4 Persepsi rasa pada beberapa lidah.Dari percobaan ini orang coba diminta untuk merasakan dan menyebutkan apa yang dirasakan pada setiap bagian lidah setelah beberapa bagian lidah ditetesi dengan beberapa larutan menggunakan syringe .Didapatkan hasil yaitu pada persepsi rasa manis, hampir semua lidah dapat merasakan rasa manis sehingga bagian yang paling sensitif terhadap rasa manis adalah bagian 1 atau anterior lidah dan bagian yang tidak dapat merasakan rasa manis adalah bagian 4 atau posterior lidah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasa manis lebih dominan dirasakan pada bagian ujung lidah dan dorsal anterior lidah. Pada persepsi rasa asin, tidak semua bagian lidah dapat merasakan rasa asin. Rasa asin lebih dominan dirasakan pada daerah ujung, samping kiri dan dorsum lidah serta posterior lidah. Pada persepsi rasa pahit, hanya bagian anterior dan posterior lidah yang dapat merasakan. Pada persepsi rasa asam semua bagian lidah dapat merasakan rasa asam, kecuali pada bagian lateral kiri lidah. Sedangkan pada persepsi rasa umami , hanya bagian anterior lidah yang merasakannya. Berdasarkan teori dapat diketahui bahwa rasa tertentu dapat dirasakan dibeberapa bagian lidah.

4.5 Rasa Nyeri pada Jaringan Rongga Mulut dan Area Wajah4.5.1. Rangsangan tekananUntuk mengetahui adanya rasa nyeri pada jaringan rongga mulut dan area wajah , maka dilakukan percobaan sebagai berikut . Sonde besar ditekan pada bagian beberapa daerah lidah. Kemudian sonde ditekan sampai menimbulkan rasa nyeri kemudian dilakukan pengukuran seberapa dalam sonde dapat menekan beberapa jaringan rongga mulut dan area wajah sampai menimbulkan rasa sakit. Didapatkan bahwa daerah-daerah tersebut mempunyai kedalaman yang berbeda sampai dapat merasakan nyeri. Perbedaan ini disebabkan oleh tingkat lapisan epitel yang ada padanya. Semakin tebal lapisan epitelnya seperti pada dahi akan dalam reseptor nyeri yang dapat diterima.Timbulnya rasa nyeri ini akibat rangsangan mekanis reseptor berupa tekanan. Sensasi tekanan disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih dalam. (Guyton, 1996 : 430)

4.5.2. Rangsangan panasPercobaan ini menggunakan sonde yang telah direndam dengan suhu 70oC , 80oC dan 90oC. Reseptor rasa nyeri hanya dirangsang oleh gradasi panas atau dingin yang ekstrim, karena itu bersama reseptor dingin dan reseptor panas bertanggung jawab terhadap terjadinya sensasi sangat dingin (freezing cold) dan sensasi panas yang menyengat (burning hot) (Guyton & Hall.1997:774).Dari hasil yang dapat diketahui bahwa semakin tinggi suhu, maka rangsangan nyeri juga semakin bertambah. Diketahui bahwa serabut nyeri mulai terngsang pada suhu sekitar 45C dan rasa nyeri itu bertambah seiring kenaikan suhu. Adapun tingkat perbedaan dalam penerimaan panas tergantung dari banyaknya reseptor kecap yang terdapat pada daerah tersebut. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan diketahui bahwa tingkat sensivitas terhadap nyeri akibat panas adalah pada dorsal anterior lidah.

4.5.3. Rangsangan dingin Pada percobaan ini menggunakan air dengan suhu 0C,10C dan 20C. Pada Percobaan ini semakin dingin suhunya maka reseptor semakin cepat dalam menerima rangsang. Pada percobaan tersebut dapat diketahui pada beberapa bagian lidah tidak sama dalam tingkat kecepatan menerima rangsang dingin. Misalnya pada suhu 0C, Daerah anterior lidah lebih cepat menerima rangsang dibandingkan pada daerah posterior lidah. Hal ini disebabkan oleh perbedaaan reseptor kecap pada beberapa daerah di lidah sehingga terdapat perbedaan dalam menerima rangsang dingin.Pada suhu yang terlalu dingin (0C) yang terangsang hanyalah serabut saraf rasa nyeri. Bila suhu meningkat hingga 10C sampai 15C maka rasa sakitnya akan menghilang, namun pada saat itu reseptor dingin mulai terangsang. Pada percobaan ini orang coba merasakan rasa nyeri pada suhu 0C, pada suhu 5C terasa dingin dan pada 20C rasa dingin sudah tidak terasa.

4.6 Pemeriksaan Vitalitas Gigi.4.6.1 Pemeriksaan vitalitas gigi dengan suhu dinginTes vitalitas dengan suhu ini dilakukan pada gigi incisive pertama kanan rahang bawah dan gigi molar pertama kanan rahang bawah dengan menggunakan pinset serta cotton pellet yang telah diberi chlorethyl sehingga diperoleh suhu dingin (-5 C). Test pada gigi incisive pertama kanan rahang bawah dilakukan pada permukaan labial 1/3 incical. Sedangkan pada gigi molar pertama dilakukan pada permukaan mesio bukal cups. Dilakukan pada bagian ini karena bagian ini mendekati tanduk pulpa dimana inervasi saraf pulpa lebih banyak sehingga rangsangan akan diterima lebih cepat. Pada test vitalitas dengan suhu dingin ini, didapatkan hasil bahwa gigi orang coba merasakan sensasi dingin dan lama-kelamaan menjadi ngilu. Hal ini menunjukkan gigi masih bisa menghantarkan rasa dingin. Respon ini menunjukkan bahwa gigi yang di test masih vital. Stimulus yang diaplikasikan pada pulpa vital biasanya menimbulkan nyeri tajam dan sebentar jika material pengetesnya diangkat. (Waltan.1997:80)

4.6.2 Tes Vitalitas dengan suhu panasPada test vitalitas dengan suhu panas ini, dilakukan dua kali perlakuan, yaitu menggunakan air dengan suhu kamar dan menggunakan air panas. Percobaan dilakukan menggunakan bahan guttap perch dan burnisher yang dipanaskan . . Kemudian didapatkan hasil bahwa orang coba merasa hangat. Hal ini memperlihatkan dari gigi tersebut masih bisa menghantarkan sensasi panas meski tidak terlalu sensitiv. Dan ketika di test menggunakan guttap terasa nyeri adanya rasa nyeri ini disebabkan karena ekspansi isi pulpa.Sedangkan ketika dilakukan pada mesio bukal cusp mular rahang bawah, orang coba tidak merasakan apapun meski di test menggunakan air panas, air suhu kamar dan guttap. Hal ini memperlihatkan dari gigi tersebut tidak bisa menghantarkan sensasi panas. 4.6.3. Tes vitalitas gigi dengan tekanTest ini dilakukan dengan menggunakan kaca mulut. Handle kaca mulut ditekankan pada gigi tang akan di test. Test tekan ini digunakan untuk mengetahui keradangan jaringan periodontal. Test tekan ini dilakukan 3 kali. Dari percobaan yang dilakukan didapatkan orang coba merasakana adanya tekanan pada gigi. Pada gigi insisiv pertama rahang bawah terasa sakit namun pada gigi molar rahang bawah tidak terasa sakit. Hal ini menunjukkan dimungkinkan adanya keradangan jaringan periodontal pada gigi insisiv pertama rahang bawah.

4.6.4. Tes perkusi gigi dan palpasiPada percobaan ini , orang coba diusahakan berbeda dengan sebelumnya. Test ini dilakukan dengan mengetukkan handle kaca mulut pada gigi yang akan di test dengan arah vertikal. Kemudian dilakukan palpasi (perabaan) pada gusi gigi yang bersangkutan. Percobaan ini dilakukan 3 kali. Perkusi dapat menentukan ada tidaknya penyakit periradikuler positif yang jelas menandakan adanya inflamasi periodontium. Perkusi merupakan indikator paling baik yang dapat menunjukkan dengan tepat adanya penyakit periapeks (Walton.1997:79).Seperti halnya perkusi, palpasi menentukan seberapa jauh proses inflamasi telah meluas kearah periapeks. Respon positif pada palpasi menandakan adanya inflamasi periradikuler (Walton & Torabinejad.1997:79)Pada percobaan ini test perkusi dan palpasi dilakukan pada gigi insisive pertama rahang bawah . Dari percobaan yang dilakukan didapatkan bahwa gigi insisive pertama rahang bawah merasa ada ketukan tetapi sedikit sakit. Hal ini dimungkinkan terdapat keradangan pada jaringan periodontal. Pada gigi molar pertama rahang bawah tersana ketukan dan tidak terjadi ngilu. Dari pemeriksaan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa tidak ada pembengkakan pada gingiva. Hal ini menunjukkan jaringan periodontal normal.

BAB IVKESIMPULAN

1. Kecepatan mengenali suatu benda dipengaruhi oleh luas permukaan benda dan banyaknya reseptor yang terangsang. Reseptor rasa nyeri hanya dirangsang oleh gradasi panas atau dingin yang ekstrim.2. Lidah bagian anterior adalah bagian paling sensitif terhadap berbagai rangsangan karena disana terdapat lebih banyak serabut saraf sensoris dan taste bud sertalapisan terluar dari ujung lidah merupakan lapisan tertipis dibandingkan dengan daerah lidah yang lain. Sehingga apabila ada tekanan yang menimbulkan rasa nyeri bagian ujung lidah merupakan daerah paling sensitive terhadap nyeri..3. Tubuh lebih sensitif terhadap rangsangan suhu dingin dari pada suhu panas. Dikarenakan jumlah reseptor dingin 4-10 kali reseptor panas. 4. Persepsi rasa terdapat pada beberapa bagian lidah. Rasa asin terletak pada bagian ujung lidah, rasa manis terlatak pada ujung lidah, rasa asam terletak pada dua pertiga bagian samping lidah, rasa pahit terletak pada bagian posterior lidah dan palatum mole, umami terletak pada bagian ujung lidah. 5. Test vitalitas gigi digunakan untuk mengetahui derajat vitalitas gigi. 6. Test perkusi, tekan dan palpasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya keradangan pada jaringan periodontal.

BAB VDAFTAR PUSTAKA

Bence, Richard.1990. Endodontik Klinik. Jakarta : UI Press.Brossman, Louis.1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Jakarta: EGCGanong, W. F. 2003. Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC : JakartaGayton & Hall., 1997 , Fisiologi Kedokteran , Penerbit Buku Kedokteran EGC : JakartaKimball, J. W. 1983. Biologi Jilid 3 edisi kelima. Penerbit Erlangga: Jakarta.Pearce, E.C, 2000, Anatomi & Fisiologi untuk Paramedis, PT. Gramedia: Jakarta

21