Modal Asing Dalam Pembangunan Nasional

2
Modal Asing dalam Pembangunan Nasional, Perlukah ? Modal asing telah menjadi pembahasan yang cukup serius sejak negeri ini menyatakan kemerdekannya. Banyaknya modal asing yang menyokong sektor-sektor strategis di negeri ini menghadirkan kekhawatiran para pendiri bangsa akan kedaulatan bangsa secara ekonomi, sosial maupun politik. Namun benarkah modal asing menjadi ancaman bagi kedaulatan bangsa ini ? Selepas Indonesia menyatakan kemerdekaanya, maka muncullah berbagai pemahaman dan teori tentang pembangunan nasional. Pemahaman dan teori tersebut banyak disampaikan oleh kalangan cendekia yang menginginkan pembangunan nasional berjalan untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial. Tidak sedikit berbagai pandangan tersebut saling bertentangan, beradu, antara yang satu dan lainnya, seolah berkompetisi untuk mendapatkan posisinya dalam kancah pembangunan nasional. Pandangan-pandangan tersebut bak tumbuhan yang tumbuh subur selepas hujan turun secara lebat setelah masa kemarau yang panjang. Ekonomi mengajarkan ilmu dan kerangka berpikir tentang pilihan. Bagaimana setiap langkah diambil setelah mempertimbangkan berbagai aspek, agar pada akhirnya pandangan yang terbaik bagi bangsa dan negara lah yang dipilih untuk diterapkan dalam konteks pembangunan nasional. Karena tidak seluruh pemahaman dan pandangan yang muncul seluruhnya dapat diterapkan, apalagi bermanfaat bagi pembangunan bangsa dan negara. Modal Asing Berbicara tentang modal asing maka tidak dapat terlepas berbicara tentang kedaulatan sebagai bangsa sekaligus berbicara dengan sektor ekonomi yang digerakan olehnya. Banyak yang berspekulasi bahwa penanaman modal asing pada sektor-sektor ekonomi produktif dapat mengurangi kedaulatan sebuah bangsa untuk menentukan kebijakannya. Apakah benar penanaman modal asing tidak akan mampu mendorong dan mengangkat derajat kesejahteraan masyarakat. Melihat rentang sejarah perjalanan bangsa ini, semenjak masa pra kemerdekaan telah banyak perusahaan-perusahaan asing dibangun dan menanamkan modalnya untuk menggerakan sektor perekonomian di negara ini. Pasca kemerdekaan, tidak sedikit perusahaan yang juga masih menanamkan modalnya di negara ini. Modal negara Belanda misalnya, ditanam tidak terbatas pada sektor perindustrian, namun ada juga yang ditanam pada sektor pertanian maupun perdagangan.

Transcript of Modal Asing Dalam Pembangunan Nasional

  • Modal Asing dalam Pembangunan Nasional, Perlukah ?

    Modal asing telah menjadi pembahasan yang cukup serius sejak negeri ini

    menyatakan kemerdekannya. Banyaknya modal asing yang menyokong sektor-sektor

    strategis di negeri ini menghadirkan kekhawatiran para pendiri bangsa akan kedaulatan

    bangsa secara ekonomi, sosial maupun politik. Namun benarkah modal asing menjadi

    ancaman bagi kedaulatan bangsa ini ?

    Selepas Indonesia menyatakan kemerdekaanya, maka muncullah berbagai

    pemahaman dan teori tentang pembangunan nasional. Pemahaman dan teori tersebut banyak

    disampaikan oleh kalangan cendekia yang menginginkan pembangunan nasional berjalan

    untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial. Tidak sedikit berbagai pandangan

    tersebut saling bertentangan, beradu, antara yang satu dan lainnya, seolah berkompetisi untuk

    mendapatkan posisinya dalam kancah pembangunan nasional. Pandangan-pandangan tersebut

    bak tumbuhan yang tumbuh subur selepas hujan turun secara lebat setelah masa kemarau

    yang panjang.

    Ekonomi mengajarkan ilmu dan kerangka berpikir tentang pilihan. Bagaimana setiap

    langkah diambil setelah mempertimbangkan berbagai aspek, agar pada akhirnya pandangan

    yang terbaik bagi bangsa dan negara lah yang dipilih untuk diterapkan dalam konteks

    pembangunan nasional. Karena tidak seluruh pemahaman dan pandangan yang muncul

    seluruhnya dapat diterapkan, apalagi bermanfaat bagi pembangunan bangsa dan negara.

    Modal Asing

    Berbicara tentang modal asing maka tidak dapat terlepas berbicara tentang kedaulatan

    sebagai bangsa sekaligus berbicara dengan sektor ekonomi yang digerakan olehnya. Banyak

    yang berspekulasi bahwa penanaman modal asing pada sektor-sektor ekonomi produktif

    dapat mengurangi kedaulatan sebuah bangsa untuk menentukan kebijakannya. Apakah benar

    penanaman modal asing tidak akan mampu mendorong dan mengangkat derajat kesejahteraan

    masyarakat.

    Melihat rentang sejarah perjalanan bangsa ini, semenjak masa pra kemerdekaan telah

    banyak perusahaan-perusahaan asing dibangun dan menanamkan modalnya untuk

    menggerakan sektor perekonomian di negara ini. Pasca kemerdekaan, tidak sedikit

    perusahaan yang juga masih menanamkan modalnya di negara ini. Modal negara Belanda

    misalnya, ditanam tidak terbatas pada sektor perindustrian, namun ada juga yang ditanam

    pada sektor pertanian maupun perdagangan.

  • Mengutip pandangangan Sjafruddin Prawiranegara, salah seorang mantan Mentri

    Ekonomi RI, bahwa pada dasarnya persoalan tidak sebatas modal asing atau modal berasal

    dari dalam negeri. Dalam buku Ekonomi dan Keuangan: Makna Ekonomi Islam, Sjafruddin

    Prawiranegara mengatakan bahwa orang kapitalis tetap tinggal dan berbuat sebagai kapitalis,

    baik kapitalis itu tergolong warga negara sendiri maupun termasuk orang asing. Sajruddin

    Prawiranegara juga berpandangan bahwa dalam menghadapi masalah modal, yang terpenting

    bukanlah apakah modal itu dimiliki oleh bangsa kita sendiri atau oleh bangsa asing. Tetapi

    yang terpenting ialah bagaimana hasil produksi yang diperoleh dengan modal itu harus

    didistribusikan secara adil agar tidak ada kelompok yang mengambil keuntungan lebih dari

    haknya terhdap kelompok yang lain.

    Menjadi Bangsa Mandiri

    Selama ini penanaman modal asing tidak selalu diiringi dengan pengalihan keahlian,

    teknologi, dan kemampuan-kemampuan lainnya. Kondisi seperti ini akan terus menciptakan

    ketergantungan dalam negeri terhadap kehadiran modal asing. Modal atau capital tidak hanya

    terbatas pada uang tapi juga human capital, technolgy capital yang seharusnya diiringi adanya

    pengalihan atau transfer dari luar negeri ke dalam negeri, dari asing kepada dalam negeri.

    Dengan adanya alih teknologi, alih keterampilan, maka negara ini tidak hanya sebatas

    menjadi pasar namun juga dapat bergerak menjadi produsen yang mandiri di kemudian hari.

    Sektor privat tidak boleh benar-benar tanpa intervensi pemerintah. UUD 1945 telah

    mengamanatkan bahwa seluruh hal yang menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai oleh

    negara. Sehingga disini negara harus hadir dalam setiap sektor yang terkait dengan hajat

    hidup orang banyak.

    Pada akhirnya tanggungjawab menjadi bangsa yang mandiri adalah tanggungjawab

    bersama. Negara dengan peran regulasinya harus menjamin adanya pengelolaan dan

    distribusi hasil produksi, sekalipun modal diperoleh dari pihak asing, dengan baik.

    Masyarakat harus mengambil peran dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya

    manusia. Sanggupkah kita ?

    Dony Septriana Rosady. Pengamat bidang sosial, ekonomi dan politik. Peneliti muda pada

    Indonesian Council for Justice, Development, and Competitiveness (IDEAS)