Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

download Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

of 156

Transcript of Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    1/156

    ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI GIZI

    DI DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG SELATAN

    TAHUN 2013

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

    Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

    SKRIPSI

    OLEH :

    MOCHAMAD IQBAL NURMANSYAH

    NIM : 109101000052

    PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

    PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1434 H

    2013 M

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    2/156

    ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI GIZI

    DI DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANGSELATAN TAHUN 2013

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

    Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

    SKRIPSI

    OLEH :

    MOCHAMAD IQBAL NURMANSYAH

    NIM : 109101000052

    PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

    PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1434 H

    2013 M

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    3/156

    ii

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

    PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATANSkripsi, Maret 2013

    Mochamad Iqbal Nurmansyah, NIM : 109101000052

    Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Gizi Di Dinas Kesehatan Kota

    Tangerang Selatan Tahun 2013

    110 + xvii halaman, 5 bagan, 2 gambar,15 tabel, 8 lampiran

    ABSTRAK

    Informasi merupakan aspek penting yang harus tersedia untuk dapat membuat

    keputusan dengan baik. Untuk menyediakan informasi dengan baik dibutuhkansistem informasi. Sistem informasi gizi merupakan sistem informasi yang

    menyediakan informasi mengenai pembinaan gizi. Pelaksanaan pengelolaan sisteminformasi gizi masih mengalami permasalahan di Dinas Kesehatan Kota Tangerang

    Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan sistem informasi

    gizi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Penelitian menggunakan metodekualitatif dengan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen untuk

    mengetahui pelaksanaan, masalah dan solusi dalam setiap komponen yaitu input,

    proses dan output sistem informasi gizi melalui alat penilaian, health metric network,

    yang dikeluarkan oleh WHO. Penelitian dilakukan selama Januari sampai Maret2013. Hasil penelitian menunjukan bahwa belum ada kebijakan serta pelatihan

    mengenai surveilans gizi di Kota Tangerang Selatan. Kegiatan pemantauandilakukanberdasarkan pedoman pembinaan wilayah yang dikeluarkan oleh Dinkes Tangsel.Sarana sudah mencukupi namun belum ada upaya perawatannya. Terdapat enam

    indikator dalam pembinaan gizi yang sudah mengacu pada MDGs. Terdapat

    pengelompokan data dan juga kamus untuk menginterpretasikan data yang tersedia.

    Pelaporan dilakukan setiap bulan mulai dari posyandu, bidan desa, puskesmas hinggaDinas Kesehatan. Grafik dan peta sudah digunakan oleh Dinas Kesehatan Kota

    Tangerang Selatan untuk menyajikan data. Data yang tersedia juga sudah digunakan

    untuk monitoring dan pengambilan keputusan dalam kegiatan pembinaan gizi baik ditingkat posyandu, puskesmas maupun dinas kesehatan. Secara umum, berdasarkan

    alat penilaian yang dikeluarkan oleh WHO, skor pelaksanaan sistem informasi gizi di

    Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan bernilai dua yang artinya sudah mencukupiatau memadai.

    Daftar bacaan: (1974-2013)

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    4/156

    iii

    FACULTY MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

    DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH

    INTENTION HEALTH CARE MANAGEMENT

    Thesis, March 2013

    Mochamad Iqbal Nurmansyah, NIM : 109101000052

    Analysis Implementation Nutrition Information System In Tangerang Selatan

    Years 2013

    110 + xvii page, 5 chart, 2 image,15 table, 8 attachment

    ABSTRACT

    Information is important aspect which has to available for good decisions. To

    provide good information needs information system. Nutrition Information System is

    information system that providing information about nutrition development.Management of nutrition information system has problem at South Tangerang healthdepartment. The purpose of the research is analysis implementation nutrition

    information system in Tangerang Selatan. Research use qualitative method with deep

    interview, observation and study document to knows about implementation, problemand solution in each component input, process and output nutrition information

    system through Health Metric Network. Interview is being during January until

    March 2013. Result shows that regulation which managing surveilance is notadequate. Training for nutrition information system management has not been done.

    Monitoring activity has been done based on guideline guidance area. Facility is

    enough but no treatment. There are a six indicators that refer to MDGs. There are a

    data grouping and dictionary to interpretation data which available. Reporting is doneevery month from posyandu, midwife, puskesmas until health department. Graphics

    and map has been used with Health Department for present data. Data use for

    monitoring and making decision in nutrition activity development in posyandu level,puskesmas nor Health Department. Generally, based on HMN tools, nutrition

    information system has a score 1,8 that means not adequate.

    References: (1974-2013)

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    5/156

    iv

    ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI GIZI DI DINAS

    KESEHATAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2013

    Skripsi

    Diajukan Kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

    Oleh

    Mochamad Iqbal Nurmansyah

    NIM: 109101000052

    PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATANPROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1434 H/2013 M

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    6/156

    v

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN

    Skripsi dengan judul Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Gizi di Dinas

    Kesehatan Kota Tangerang Selatan telah diajukan dalam siding ujian skripsi Fakultas

    Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    pada 24 April 2013. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

    gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM.) pada Program Studi Kesehatan

    Masyarakat.

    Jakarta, 24 April 2013

    Sidang Ujian Skripsi

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    7/156

    vi

    LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa :

    1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

    salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Fakultas Kedokteran

    dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    2.

    Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

    Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

    atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

    sanksi yang berlaku di Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

    Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, April 2013

    Mochamad Iqbal Nurmansyah

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    8/156

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    9/156

    viii

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb

    Puji syukur kepada Illahi Rabbi yang telah memberikan berbagai nikmat

    kepada kita semua. Shalawat dan salam tak lupa kita panjatkan kepada nabi

    Muhammad SAW. Dengan memanjatkan rasa syukur, penulis dapat menyelesaikan

    skripsi yang berjudul Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Gizi Di Dinas

    Kesehatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2013. Penyusunan skripsi ini tidak

    terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan. Penulis

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan, perhatian dan kasih sayang

    yang luar biasa.

    2. Bapak Prof. DR. (HC) dr. MK Tadjuddin, Sp. And, selaku Dekan Fakultas

    Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Ibu Febrianti, M.si, selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

    4. Ibu Riastuti Kusumawardani, MKM dan Ibu Catur Rosidati, MKM selaku

    pembimbing skripsi.

    5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, khususnya

    Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah membantu dalam kelancaran

    penelitian hingga penyelesaian masa studi.

    6. Bapak H. Dadang, S.Ip, M.Epid selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang

    Selatan yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian di Kota

    Tangerang Selatan.

    7.

    Informan Bu Ida selaku Kepala Seksi Pembinaan Gizi Masyarakat, Ibu Thea dan

    Ibu Ari selaku Tenaga Pelaksana Gizi di Puskesmas Jurang Mangu dan Kampung

    Sawah dan Kader Posyandu.

    8. Teman-teman kesehatan masyarakat UIN Jakarta angkatan 2009 yang makin kece

    badai dan selalu bersemangat untuk menyelesaikan studinya

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    10/156

    ix

    9. Terima kasih secara khusus kepada Badra Al- Aufa yang telah menemani

    penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisannya tepat waktu.

    10.Terima kasih kepada teman-teman dershane Anda bey, Takdir bey, Akrom bey,

    Sena bey, Usep bey, Jefri bey, Dede bey, Samiun bey, Andik bey, Erdem bey dan

    abiler lainnya yang tidak bisa kusebutkan satu persatu

    Penulis sadar bahwa dalam penulisan skirpsi ini masih terdapat banyak

    kekurangan sehingga penulis sangat menerima setiap kritik dan saran yang

    diberikan untuk memperbaiki skripsi ini. Semoga tulisan yang sedikit ini dapat

    bermanfaat dengan menambah khazanah keilmuan Kesehatan Masyarakat.

    Wassalamualaikum Wr. Wb

    Ciputat, April 2013

    Penulis

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    11/156

    x

    DAFTAR ISI

    LEMBAR JUDUL ................................................................................... i

    ABSTRAK ............................................................................................... ii

    LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... iv

    LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... v

    RIWAYAT HIDUP ................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

    DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

    DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xiv

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

    DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii

    DAFTAR ISTILAH ................................................................................... xviii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang ........................................................................... 1

    1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 3

    1.3.Pertanyaan Penelitian ................................................................. 5

    1.4. Tujuan

    1.4.1 Tujuan Umum ................................................................... 5

    1.4.2. Tujuan Khusus ................................................................. 5

    1.5. Manfaat Penelitian

    1.5.1.Bagi Kementerian Kesehatan .......................................... 6

    1.5.2.Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten ................................... 6

    1.5.3.Bagi Peneliti Lain............................................................ 7

    1.5.4.Program Studi Kesehatan Masyarakat ............................ 7

    1.6.Ruang Lingkup .......................................................................... 7

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    12/156

    xi

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.2 Manajemen dan Informasi Kesehatan ........................................ 8

    2.2.1 Pengertian Manajemen dan Informasi Kesehatan ....... 8

    2.2.2 Tujuan Subsistem Manajemen dan Informasi Kesehatan 8

    2.1 Sistem Informasi 9

    2.1.1. Dasar-Dasar Informasi dan Sistem Informasi 9

    2.1.1.1 Definisi Data dan Informasi 9

    2.1.1.2 Kualitas Informasi 9

    2.1.2. Dasar Sistem Informasi 10

    2.1.2.1. Definisi Sistem 10

    2.1.2.2 Definisi Sistem Informasi 11

    2.1.2.3 Jenis Sistem Informasi 12

    2.1.3 Sistem Informasi Manajemen ..................................... 13

    2.1.3.1 Fungsi Sistem Informasi Manajemen ............ 13

    2.1.3.2 Komponen Sistem Informasi Manajemen ..... 14

    2.1.3.3 Tipe Keputusan dan Informasi Manajemen .... 15

    2.3 Sistem Informasi Gizi ................................................................ 16

    2.3.1 Definisi Sistem Informasi Gizi .................................... 16

    2.3.2 Tujuan Sistem Informasi Gizi ..................................... 16

    2.4 Surveilans Gizi ........................................................................... 17

    2.4.1 Pengertian Surveilans Gizi .......................................... 17

    2.4.2 Tujuan Surveilans Gizi ................................................ 17

    2.4.3 Pendanaan Surveilans di Tingkat Kabupaten/Kota ...... 17

    2.5 Hubungan Sistem Informasi Gizi Dengan Surveilans Gizi......... 19

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    13/156

    xii

    2.5.1 Indikator Surveilans Gizi yang Dilaporkan Melalui Sistem

    Informasi Gizi ...................................................................... 19

    2.5.2 Pemanfaatan Informasi Berdasarkan Indikator Dalam Sistem

    Informasi Gizi ...................................................................... 20

    2.6 Matriks Jaringan Kesehatan ....................................................... 23

    2.7 Kerangka Teori ........................................................................... 27

    BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

    3.1. Kerangka Pikir .......................................................................... 28

    3.2 Definisi Istilah .......................................................................... 30

    BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

    4.1. Jenis Penelitian ..................................................................... 32

    4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 32

    4.3 Informan Penelitian.................................................................. 32

    4.4. Instrumen Penelitian ................................................................ 33

    4.5 Sumber Data ............................................................................. 33

    4.6 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 36

    4.7 Validasi Data ........................................................................... 40

    4.8 Pengolahan Data ..................................................................... 43

    4.9 Penyajian Data ........................................................................ 44

    4.10 Analisis Data ......................................................................... 44

    BAB V HASIL

    5.1 Gambaran Umum Informan Penelitian................................... 45

    5.2 Profil Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan................... 46

    5.2.1 Visi dan Misi 46

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    14/156

    xiii

    5.2.2 Keadaan Umum Wilayah 47

    5.2.3 Kependudukan 48

    5.2.4 Sarana Kesehatan 48

    5.2.5 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota

    Tangerang Selatan 49

    5.2.6 Gambaran Umum Seksi Gizi 50

    5.3Ruang Lingkup Sistem Informasi Gizi Dinas Kesehatan

    Kota Tangerang Selatan 53

    5.4 Gambaran Input Sistem Informasi Gizi Dinas Kesehatan

    Kota Tangerang Selatan 56

    5.5 Gambaran Proses Sistem Informasi Gizi Dinas Kesehatan

    Kota Tangerang Selatan 66

    5.4.1 Indikator 66

    5.4.2 Sumber Data 68

    5.4.3 Manajemen Data 71

    5.6 Gambaran Output Sistem Informasi GIzi Dinas Kesehatan

    Kota Tangerang Selatan 75

    5.5.1 Produk Informasi 75

    5.5.2 Diseminasi dan Penggunaan Informasi 79

    5.7 Skor Rata-Rata Sistem Informasi Gizi Dinas Kesehatan

    Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Alat Penilaian WHO 85

    BAB VI PEMBAHASAN

    6.1 Keterbatasan Penelitian 87

    6.2 Karakteristik Informan 87

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    15/156

    xiv

    6.3 Gambaran Input Sistem Informasi Gizi Dinas Kesehatan

    Kota Tangerang Selatan 88

    6.4 Gambaran Proses Sistem Informasi Gizi Dinas Kesehatan

    Kota Tangerang Selatan 93

    6.4.1 Indikator 93

    6.4.2 Sumber Data 95

    6.4.3 Manajemen Data 96

    6.5 Gambaran Output Sistem Informasi Gizi Dinas Kesehatan

    Kota Tangerang Selatan 99

    6.5.1 Produk Informasi 99

    6.5.2 Diseminasi dan Penggunaan Informasi 102

    6.6 Gambaran Maslah dan Solusi Alternatif Sistem Informasi Gizi

    Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan 104

    BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

    7.1 Simpulan 108

    7.2 Saran 109

    7.2.1 Bagi Kementrian Kesehatan 109

    7.2.2 Bagi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan 110

    7.2.3 Bagi Puskesmas 110

    7.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya 111

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    16/156

    xv

    DAFTAR BAGAN

    Bagan 2.1 Kerangka Teori 27

    Bagan 3.1 Kerangka Pikir Sistem Informasi Gizi 29

    Bagan 5.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan 49

    Bagan 5.2 Alur Pelaporn Kinerja Pembinaan Gizi 80

    Bagan 6.1 Alur Pelaporan dan Umpan Balik Serta Koordinasi Pelaporan

    Kegiatan Pembinaan Gizi 101

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    17/156

    xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 5.1 Interface Laporan Bulanan Sistem Informasi Gizi 55

    Gambar 5.2 Interface Beranda Sistem Informasi Gizi 55

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    18/156

    xvii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1 Sumber Perolehan Data Berdasarkan Informan 33

    Tabel 4.2 Sumber Perolehan Data Berdasarkan Metode Pengumpulan 37

    Tabel 4.3 Validasi Data 40

    Tabel 5.1 Karakteristik Informan 46

    Tabel 5.2 Nama Kecamatan dan Jumlah Kelurahan di Kota Tangsel 48

    Tabel 5.3 Penilaian Sumber Daya- Kebijakan dan Koordinasi 60

    Tabel 5.4 Penilaian Sumber Daya- Dana dan Tenaga Pelaksana 63

    Tabel 5.5 Penilaian Sumber Daya- Sarana 65

    Tabel 5.6 Penilaian Indikator 68

    Tabel 5.7 Penilaian Sumber Data-Surveilans Gizi 71

    Tabel 5.8 Penilaian Manajemen Data 74

    Tabel 5.9 Penilaian Produk Sistem InformasiKualitas Data 79

    Tabel 5.10 Penilaian Diseminasi dan Penggunaan Informasi-

    Kebutuhan dan Analisis 81

    Tabel 5.11 Penilaian Diseminasi dan Penggunaan Informasi-

    Advokasi, Implementasi dan Aksi 83

    Tabel 5.12 Penilaian Diseminasi dan Penggunaan Informasi-

    Perencanaan, Pengaturan Prioritas, Alokasi Sumber Daya 84

    Tabel 5.13 Skor Kumulatif Sistem Informasi Gizi Dinas Kesehatan 86

    Kota Tangerang Selatan

    Tabel 6.1 Masalah dan Solusi Alternatif Sistem Informasi Gizi

    Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan 105

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    19/156

    xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

    Lampiran 2 Pedoman Wawancara Mendalam

    Lampiran 3 Pedoman Observasi

    Lampiran 4 Alat Penilaian Sistem Informasi Kesehatan (Tools Assessment

    HMN)

    Lampiran 5 Form Pengisian Kegiatan Pembinaan Gizi di Tingkat

    Puskesmas dan Posyandu

    Lampiran 6 Daftar Tilik Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

    Lampiran 7 Penyajian data di Tingkat Dinas Kesehatan

    Lampiran 8 Gambar Dokumentasi

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    20/156

    xix

    DAFTAR ISTILAH

    ASI Air Susu Ibu

    ATK Alat Tulis Kantor

    BB Berat Badan

    Dinkes Dinas Kesehatan

    HMN Health Metric Network

    ICT Information and Communications Technology

    KIA Kesehatan Ibu dan Anak

    KMS Kartu Menuju Sehat

    MDGs Millenium Development Goals

    MP-ASI Makanan Pendamping Air Susu Ibu

    PMT Pemberian Makanan Tambahan

    Saryankes Sarana Yayasan Kesehatan

    SIGIZI Sistem Informasi Gizi

    SKD Sistem Kesehatan Daerah

    Tangsel Tangerang Selatan

    TB Tinggi Badan

    TPG Tenaga Pelaksana Gizi

    TTD Tablet Tambah Darah

    WHO World Health Organization

    WUS Wanita Usia Subur

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    21/156

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Informasi menjadi sebuah hal yang penting dalam pengambilan sebuah keputusan.

    Sebuah keputusan yang baik bukan diambil secara sembarangan namun harus didasarkan

    pada data yang terkumpul secara sistematis, terolah dengan baik dan tersimpan secara

    teratur sehingga data tersebut bersifat aktual dan reliabel (Siagian, 1974). Hal tersebut

    juga berlaku dalam bidang kesehatan. Dalam bidang kesehatan, informasi kesehatan

    berfungsi dalam pengambilan keputusan. Selain itu, informasi juga berfungsi untuk

    mengidentifikasi masalah, kebutuhan, kemajuan dan evaluasi dampak dari sebuah

    intervensi (WHO, 2008).

    Ketersediaan informasi kesehatan sangat dipengaruhi oleh keberadaan sistem

    informasi kesehatan. Di Indonesia, sistem informasi kesehatan dapat ditemukan dalam

    berbagai bidang seperti bidang gizi, kesehatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan dan

    sebagainya. Sistem informasi kesehatan juga terbagi menjadi beberapa tingkatan seperti

    tingkat pelayanan kesehatan dasar, kabupaten/kota dan nasional. Mengingat pentingnya

    sebuah sistem informasi maka Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah

    mengeluarkan sebuah Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/V/2009

    tentang Sistem Kesehatan Nasional. Dalam keputusan tersebut tertulis bahwa subsistem

    manajemen dan informasi kesehatan dibentuk dengan tujuan agar terwujudnya kebijakan

    kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan, berbasis bukti dan operasional,

    terselenggaranya fungsi-fungsi administrasi kesehatan yang berhasil guna berdaya guna,

    dan akuntabel, serta didukung oleh hukum kesehatan dan sistem informasi kesehatan

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    22/156

    2

    untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat

    kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (SKN, 2009).

    Sistem informasi gizi merupakan salah satu sistem informasi tingkat nasional yang

    dikelola oleh Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

    Pelaksanaan surveilans melalui sistem tersebut telah dilaksanakan sejak tahun 2011.

    Sistem tersebut dibuat untuk dapat menyediakan berbagai data mengenai kegiatan

    pembinaan gizi seperti penimbangan balita di posyandu (D/S), data kasus gizi buruk, data

    cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil, data cakupan konsumsi garam beriodium,

    data cakupan pemberian vitamin A dan data cakupan ASI eksklusif. Informasi yang

    tersedia dari sistem tersebut sangat membantu para pengambil keputusan untuk dapat

    berkoordinasi dengan daerah, meningkatkan kinerja pelaksana dan program serta sebagai

    bahan evaluasi dan perencanaan kegiatan (Direktorat Bina Gizi, 2013).

    Status gizi anak Indonesia, belum mencapai kondisi yang diharapkan. Berdasarkan

    data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, prevalensi balita kurang gizi secara

    nasional adalah sebebesar 17,9% dan 4,9% diantaranya memiliki status gizi buruk.

    Sedangkan balita pendek atau stunting secara nasional berjumlah 35,6%. Dalam

    pemberian ASI eksklusif secara keseluruhan pada umur 0-1 bulan, 2-3 bulan dan 4-5

    bulan berturut-turut adalah 45,5%, 38,3% dan 31,0% (Riskesdas, 2010). Oleh karena itu,

    penyelenggaraan sistem informasi kesehatan gizi dirasa sangat penting untuk dapat

    menyediakan data dan informasi, sehingga pemerintah dapat mengambil keputusan yang

    tepat dalam menangani permasalahan gizi di Indonesia.

    Dalam penyediaan data dan informasi mengenai status gizi tidak dapat dilakukan

    secara parsial, oleh karena itu Pemerintah Pusat yang perlu melakukan koordinasi dengan

    Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pelayanan Kesehatan seperti

    puksesmas dan posyandu. Pada dasarnya, pemerintah pusat hanya menghimpun data

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    23/156

    3

    mengenai status gizi yang dimasukkan oleh pemerintah daerah dimana sebelumnya

    pemerintah daerah juga menghimpun data status gizi dari pelayanan kesehatan yang ada

    diwilayahnya.

    Hingga saat ini, ketersediaan data dalam website sistem informasi gizi dirasa masih

    kurang optimal. Hal tersebut ditunjukan dengan tidak tersedianya data bulan Agustus

    2012 mengenai cakupan pemberian vitamin A, cakupan penggunaan garam beriodium

    dan pemberian ASI eksklusif pada beberapa daerah di Provinsi Banten seperti

    Pandeglang, Serang dan Tangerang Selatan. Informasi yang tidak aktual menjadi sebuah

    permasalahan yang dapat menyebabkan informasi tidak berkualitas sehingga berdampak

    pada sulitnya pengambilan keputusan berbasis fakta oleh Pemerintah.

    Tidak tersedianya informasi kegiatan pembinaan gizi di Kota Tangerang Selatan

    menjadi sebuah permasalahan yang harus diketahui secara lebih mendalam. Bila

    dikaitkan dengan kondisi gizi masyarakat di Kota Tangerang Selatan, berdasarkan data

    yang diperoleh dari SIGIZI, jumlah penderita gizi buruk di Kota Tangerang Selatan tahun

    2012 dari bulan Januari hingga Juli 2012 mengalami peningkatan.

    Menurut World Health Organization (WHO), dalam bukunya yang berjudul

    Framework and Standards for Country Health Information Systems, komponen dan

    standar yang akan mempengaruhi kinerja dari sistem informasi kesehatan diantaranya

    adalah sumber daya sistem informasi kesehatan, indikator, sumber data, manajemen data,

    produk informasi, diseminasi dan penggunaan data (WHO, 2008). Oleh karena itu,

    peneliti akan meneliti pelaksanaan sistem informasi gizi pada Dinas Kesehatan Kota

    Tangerang Selatan. Penelitian dilakukan berdasarkan kerangka teori yang dibuat oleh

    WHO melalui berbagai penyesuaian.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    24/156

    4

    1.2Rumusan Masalah

    Berdasarkan website sistem informasi gizi Direktorat Bina Gizi Kementerian

    Kesehatan Republik Indonesia, pada bulan Januari 2013, tidak tersedia data bulan

    Agustus tahun 2012 mengenai cakupan pemberian vitamin A, pemberian ASI eksklusif

    dan cakupan penggunaan garam beriodium di Kota Tangerang Selatan. Data tersebut

    termasuk data yang harus dilaporkan setiap enam bulan. Berdasarkan kesepakatan antara

    pemerintah pusat dan daerah, data enam bulanan tersebut seharusnya telah dilaporkan

    kepada Pemerintah Pusat setiap tanggal 10 bulan selanjutnya. Bila dilihat secara trend,

    kinerja pelaporan data terjadi penurunan. Hal ini dapat dilihat pada Sistem Informasi Gizi

    (SIGIZI) dimana data cakupan pemberian vitamin A dan cakupan pemberian ASI

    eksklusif pada bulan Februari tahun 2012 tersedia, namun data pada bulan Agustus 2012

    data tersebut tidak tersedia.

    Dalam sudut pandang manajemen, ketidaktersediaan data pada tahun sebelumnya,

    di awal tahun berjalan berpengaruh pada penyusunan program pembinaan gizi yang

    dilakukan para pembuat program baik di tingkat Pusat maupun Daerah. Hal tersebut

    dikarenakan terdapat pembuatan program oleh Pemerintah Daerah dilakukan setiap awal

    tahun. Tidak tersedianya informasi dalam merencanakan dapat mengakibatkan kesalahan

    dalam membuat program atau kegiatan karena tidak menggunakan konsep evidence based

    atau berbasis fakta.

    Kota Tangerang Selatan sebenarnya bukan termasuk daerah perbatasan ataupun

    daerah tertinggal. Hal tersebut dapat terlihat dari letak geografis Kota Tangerang Selatan

    yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta sehingga akses terhadap jaringan internet

    maupun teknologi penunjang lainnya sangatlah mudah. Oleh karena itu, tidak

    dimanfaatkannya pelaporan melalui sistem informasi gizi sebagai media pelaporan

    menjadi sebuah masalah yang perlu dianalisis secara lebih mendalam. Atas dasar tersebut,

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    25/156

    5

    peneliti ingin mengetahui gambaran pelaksanaan dan masalah yang dialami dalam

    kegiatan pelaporan kinerja pembinaan gizi masyarakat melalui sistem informasi gizi di

    Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

    1.3Pertanyaan Penelitian

    Bagaimana gambaran pelaksanaan sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan Kota

    Tangerang Selatan pada tahun 2013?

    1.4

    Tujuan

    1.4.1 Tujuan Umum

    Diketahuinya gambaran pelaksanaan dan masalah yang terjadi pada

    pelaksanaan kegiatan pelaporan kinerja pembinaan gizi masyarakat melalui sistem

    informasi gizi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan pada tahun 2013.

    1.4.2 Tujuan Khusus

    1.4.2.1Diketahuinya ruang lingkup sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan Kota

    Tangerang Selatan.

    1.4.2.2Diketahuinya gambaran input sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan

    Kota Tangerang Selatan.

    1.4.2.3Diketahuinya gambaran proses sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan

    Kota Tangearang Selatan.

    1.4.2.4

    Diketahuinya gambaran output sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan

    Kota Tangerang Selatan.

    1.4.2.5

    Diketahuinya masalah pada setiap komponen sistem informasi gizi di Dinas

    Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    26/156

    6

    1.4.2.6Diketahuinya alternatif solusi dalam menangani masalah pada setiap

    komponen sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang

    Selatan.

    1.5Manfaat Penelitian

    1.5.1 Bagi Kementerian Kesehatan

    1.5.1.1

    Mengetahui gambaran kinerja pelaksanaan pelaporan kegiatan pembinaan

    gizi masyarakat melalui sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan Kota

    Tangerang Selatan.

    1.5.1.2Mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pelaporan kinerja

    pembinaan gizi masyarakat melalui sistem informasi gizi di Dinas

    Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

    1.5.1.3Mendapatkan solusi dalam menangani kendala pelaporan kinerja

    pembinaan gizi masyarakat melalui sistem informasi gizi di Dinas

    Kesehatan Kota Tangerang Selatan sehingga dapat meningkatkan

    pelaksanaan pelaporan untuk tingkat nasional.

    1.5.2 Bagi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

    1.5.2.1Mengetahui gambaran pelaksanaan pelaporan kegiatan pembinaan gizi

    masyarakat melalui sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan Kota

    Tangerang Selatan.

    1.5.2.2

    Mengetahui kendala yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang

    Selatan dalam pelaksanaan pelaporan kinerja gizi masyarakat melalui

    sistem informasi gizi.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    27/156

    7

    1.5.2.3Mendapatkan masukan dan solusi dalam menangani kendala pelaporan

    kegiatan pembinaan gizi masyarakat melalui sistem informasi gizi.

    1.5.3 Bagi Peneliti Lain

    Sebagai bahan referensi yang dapat dijadikan bahan bacaan dan rujukan

    oleh peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan

    sistem informasi gizi.

    1.5.4 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta

    1.5.4.1

    Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa dan

    dosen mengenai sistem informasi gizi.

    1.5.4.2Terbentuknya kerjasama antara Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

    dengan Program Studi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.

    1.6Ruang Lingkup

    Data kegiatan pembinaan gizi Kota Tangerang Selatan yang tidak tersedia di

    sistem informasi gizi menjadi sebuah permasalahan yang harus diketahui secara lebih

    mendalam akar permasalahannya. Oleh karena itu, dilakukan sebuah penelitian yang

    berjudul Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Gizi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang

    Selatan tahun 2013. Penelitian ini dilakukan dengan melihat gambaran ruang lingkup,

    input, proses dan output dalam pelaporan melalui sistem informasi gizi yang terdapat di

    Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa

    Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data

    dilakukan melalui wawancara semi terstruktur, observasi, dan telaah dokumen. Waktu

    penelitian adalah bulan Januari

    April 2013.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    28/156

    8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1Manajemen dan Informasi Kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2009)

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa informasi dapat berguna

    dalam berbagai bidang termasuk bidang kesehatan. Urgensi tersebut dirasakan oleh

    pemerintah Indonesia sehingga pemerintah memasukan subsistem manajemen dan

    informasi kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasional tahun 2009.

    2.1.1 Pengertian Manajemen dan Informasi Kesehatan (Departemen

    Kesehatan RI, 2009)

    Berdasarkan SKN tahun 2009, Subsistem manajemen dan informasi

    kesehatan adalah bentuk dan cara penyelenggaraan yang menghimpun

    berbagai upaya kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, pengaturan

    hukum kesehatan, pengelolaan data dan informasi kesehatan yang mendukung

    subsistem lainnya dari SKN guna menjamin tercapainya derajat kesehatan

    masyarakat yang setinggi-tingginya.

    2.1.2 Tujuan Subsistem Manajemen dan Informasi Kesehatan (Departemen

    Kesehatan RI, 2009)

    Subsistem tersebut memiliki tujuan untuk mewujudkan kebijakan

    kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan, berbasis bukti dan operasional,

    terselenggaranya fungsi-fungsi administrasi kesehatan yang berhasil guna,

    berdaya guna, dan akuntabel, serta didukung oleh hukum kesehatan dan

    sistem informasi kesehatan untuk menjamin terselenggaranya pembangunan

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    29/156

    9

    kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

    tingginya.

    2.2

    Sistem Informasi

    2.2.1 Dasar-Dasar Informasi dan Sistem Informasi

    2.2.1.1Definisi Data dan Informasi

    Sampai saat ini, masih sering ditemukan adanya ambiguitas antara

    data dan informasi. Secara etimologis data berasal dari bentuk jamak

    datum yang dalam bahasa latin diartikan sebagai pernyataan atau nilai

    dari suatu kenyataan. Secara umum, Faried Irmansyah mendefinisikan

    data sebagai nilai yang merepresentasikan deskripsi dari suatu obyek dan

    peristiwa. Sedangkan informasi merupakan data yang telah diolah

    menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat

    dalam mengambil keputusan saat ini dan kemudian. Berdasarkan definisi

    yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa

    informasi merupakan data yang sebelumnya telah diolah sehingga

    menghasilkan sesuatu yang berfungsi bagi penerimanya (Putra dan

    Subyakto, 2006).

    2.2.1.2Kualitas Informasi

    Terdapatnya sebuah infomasi belum dapat menentukan sebuah

    keberhasilan khsusunya dalam pengambilan keputusan. Informasi yang

    baik meliputi bebapa kriteria, diantaranya adalah (Putra dan Subyakto,

    2006):

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    30/156

    10

    a. Akurasi, informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak

    menyesatkan bagi penerima informasi.

    b.

    Tepat waktu, informasi yang diterima harus tepat pada waktunya

    sehingga keputusan dapat diambil secara cepat dan tepat.

    c. Relevan, informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima.

    d. Ekonomis, informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang

    lebih besar dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan

    sebagian besar informasi.

    e. Aksesibilitas, informasi yang digunakan mudah dan cepat

    penelusurannya.

    2.2.2 Dasar Sistem Informasi

    Untuk dapat menghasilkan informasi yang baik dibutuhkan sebuah sistem

    informasi yang baik sehingga dapat mengolah data menjadi informasi dengan

    benar. Berikut ini akan dijelaskan mengenai sistem informasi dan jenis-

    jenisnya.

    2.2.2.1Definisi Sistem

    Definisi sistem dapat dilihat dari dua cara yaitu secara prosedural

    dan secara komponen. Secara prosedur, sistem dapat diartikan sebagai

    suatu jaringan kerja dari suatu prosedur-prosedur yang saling

    berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu

    kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan secara

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    31/156

    11

    komponen, yang dimaksud dengan sebuah sistem adalah kumpulan dari

    elemen-elemen yang saling berinteraksi mencapai suatu tujuan tertentu

    (Putra dan Subyakto, 2006). Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan

    bahwa sistem merupakan kumpulan yang terstruktur baik secara

    prosedur maupun secara komponen yang saling berhubungan untuk

    mencapai suatu tujuan.

    Penerapan konsep sebuah sistem dapat terlihat dalam berbagai

    bidang seperti sistem pencernaan manusia, sistem peredaran darah

    hingga sistem informasi. Sistem informasi menjadi salah satu bidang

    yang diperlukan khususnya bagi para pengambil keputusan. Hal

    tersebut dikarenakan informasi menjadi hal yang dibutuhkan untuk

    dapat mengambil keputusan dengan baik. Informasi yang baik

    dihasilkan oleh sistem informasi yang baik dan benar.

    2.2.2.2Definisi Sistem Informasi

    Telah diuraikan sebelumnya bahwa para pengambil keputusan

    membutuhkan sebuah informasi yang baik untuk dapat membuat

    sebuah keputusan yang baik pula. Oleh karena itu dibentuklah sebuah

    sistem informasi yang bertujuan untu memasok informasi yang

    diperlukan bagi para pengambil keputusan. Definisi dari sistem

    informasi sendiri adalah sebagai proses komunikasi dimana informasi

    dicatat, disimpan dan disebarkan untuk memperoleh keputusan-

    keputusan didalam perencanaan, operasi dan pengendalian. (Putra dan

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    32/156

    12

    Subyakto, 2006). Bila ditinjau lebih jauh lagi, penggunaan sistem

    informasi dapat terbagi menjadi beberapa macam dengan tujuan yang

    berbeda tergantung pada kebutuhan.

    2.2.2.3Jenis Sistem Informasi

    Sistem informasi terbagi menjadi tujuh diantaranya adalah

    (Kendall, 2007):

    a. Transaction Processing Systems (TPS) adalah sistem informasi

    yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data-

    data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar

    gaji dan inventarisasi.

    b. Office Automtation Systems (OAS) merupakan sistem yang

    biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya

    mendukung pekerja data, yagn biasanya tidak menciptakan

    pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informasi

    sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau

    memanipulasinya dengan cara-cara tertentu sebelum membaginya

    atau menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan

    kadang-kadang diluar itu.

    c. Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sistem informasi

    yang sudah terkomputerisasi yang bekerja karena adanya interaksi

    antar manusia dan komputer. SIM digunakan untuk menghasilkan

    informasi yang digunakan untuk membuat keputusan.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    33/156

    13

    d. Decision Support Systems (DSS) merupakan sistem informasi yang

    hampir sama dengan SIM yang memiliki basis data namun DSS

    lebih menekankan pada fungsi mendukung pembuatan keputusan di

    seluruh tahapan-tahapannya.

    e. Sistem Ahli dan Kecerdasan Buatan merupakan sebuah sistem yang

    secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang

    ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu

    organisasi.

    2.2.3

    Sistem Informasi Manajemen

    Sistem informasi manajemen merupakan sistem yang menggunakan

    komputer sebadai dasar untuk menghasilkan informasi. SIM adalah salah satu

    sumber daya organisasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan manajer

    dalam organisasi tersebut.

    2.2.3.1

    Fungsi Sistem Informasi Manajemen

    Berikut ini beberapa fungsi SIM dalam sebuah organisasi

    (Aditama, 2003):

    a. SIM akan mempercepat dan meningkatkan akurasi transaksi karena

    semuanya terekam dan terkomunikasikan antar berbagai unit.

    b.

    SIM dapat menyajikan data mutakhir yang ada dan

    membandingkannya dengan ekspetasi/rencana/standar.

    c. SIM dapat merekam data yang besar sehingga memungkinkan

    pemahaman yang menyeluruh untuk penyesuaian bila diperlukan.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    34/156

    14

    2.2.3.2Komponen Sistem Informasi Manajemen

    Berikut ini akan dijelaskan komponen sistem informasi manajemen

    (Putra dan Subyakto, 2006):

    a. Blok masukan merupakan metode dan media untuk menangkap

    data yang akan dimasukan.

    b. Blok model terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model

    matematik yang berfungsi memanipulasi data.

    c. Blok keluaran merupakan keluaran dokumen dan informasi yang

    berkualitas.

    d. Blok teknologi untuk menerima input, menjalankan model,

    menyimpan dan mengakses data, mengasilkan dan mengirimkan

    keluaran serta membantu pengedalian dari sistem secara

    keseluruhan.

    e. Blok basis data merupakan kumpulan data yang berhubungan satu

    dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras dan

    termanipulasi di perangkat lunak.

    f. Blok kendali merupakan pengedalian masalah yang berfungsi

    mencegah dan menangani kesalahan/kegagalan sistem.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    35/156

    15

    2.2.3.3Tipe Keputusan dan Informasi Manajemen

    Keputusan manajemen dapat diklasifikasian ke dalam tiga jenis

    (Sutabri, 2005) :

    a. Keputusan tidak terstruktur

    Keputusan ini bersifat tidak terjadi berulang-ulang dan

    tidak selalu terjadi. Keputusan ini dilakukan oleh manajemen

    tingkat atas (top manger). Informasi pengambilan keputusan tidak

    terstruktur tidak mudah didapat, tidak mudah tersedia dan biasanya

    berasal dari lingkungan luar organisasi.

    b. Keputusan semi terstrutur

    Keputusan setengah terstruktur adalah keputusan yang

    dapat diprogram. Keputusan tersebut masih membutuhkan

    pertimbangan dari pengambil keputusan. Keputusan seperti ini

    sering bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-pertimbangan

    dari pengambil keputusan.

    c. Keputusan terstruktur

    Keputusan yang dapat diprogram atau terstruktur adalah

    keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan dan proesdur.

    Keputusan ini rutin dan berulang. Setiap organisasi mempunyai

    kebijakan tertulis atau tidak tertulis yang memudahkan pembuatan

    keputusan dalam situasi yang berulang dengan membatasi dan

    menghilangkan alternatif-alternatif.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    36/156

    16

    2.3Sistem Informasi Gizi

    2.3.1 Definisi Sistem Informasi Gizi

    Sistem informasi gizi adalah sistem pelaporan secara online melalui

    website SIGIZI dimana merupakan bentuk fasilitas yang disediakan agar

    pelaporan dari kabupaten dan kota dapat dilakukan dengan cepat, sehingga

    prioritas pembinaan teknis dalam hal penanggulangan masalah gizi dapat

    dipetakan (Kemenkes, 2012a).

    2.3.2 Tujuan Sistem Informasi Gizi

    Tujuan dari penyelenggaraan sistem informasi gizi adalah (Kementerian

    Kesehatan, 2012a):

    1. Menjalin kesinambungan informasi dan pelaporan tentang pelaksanaan

    kinerja pembinaan gizi masyarakat antara daerah dan pusat.

    2. Menyediakan informasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kinerja

    pembinaan gizi masyarakat bagi para pengambil keputusan secara cepat

    dan mudah sebagai bahan evaluasi dan perencanaan lebih lanjut.

    3. Menyediakan data dan informasi kinerja pembinaan gizi secara berkala,

    bulanan maupun tahunan yang dapat dijadikan acuan untuk pemantauan

    dan evaluasi berkala serta tindak lanjutnya.

    4. Meningkatkan kinerja pelaksana dan penanggungjawab pengelola

    program gizi di daerah melalui perbandingan gambaran informasi antar

    wilayah propinsi maupun kabupaten/kota.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    37/156

    17

    2.4Surveilans Gizi

    2.4.1 Pengertian Surveilans Gizi

    Surveilans gizi adalah adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan dan

    diseminasi informasi hasil pengolahan data secara terus menerus dan teratur

    tentang indikator yang terkait dengan kinerja pembinaan gizi masyarakat

    (Kementerian Kesehatan, 2012b).

    2.4.2 Tujuan Surveilans Gizi

    Tujuan diadakannya surveilans gizi adalah memberikan gambaran

    perubahan pencapaian kinerja pembinaan gizi masyarakat dan indikator

    khusus lain yang diperlukan secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan

    dalam rangka pengambilan tindakan segera, perencanaan jangka pendek dan

    menengah serta perumusan kebijakan (Kementerian Kesehatan, 2012b).

    2.4.3 Pendanaan Surveilans di Tingkat Kabupaten/Kota

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa sistem inforamasi gizi

    merupakan bagian yang saling bersinggungan dengan surveilans gizi. Oleh

    karena itu, pada bagian ini akan dijelaskan sumber pendanaan surveilans gizi

    pada tingkat kabupaten/kota dimana dana tersebut juga dapat digunakan dalam

    pengelolaan sistem informasi gizi.

    Secara yuridis, pengelolaan pendanaan surveilans di tingkat

    Kabupaten/Kota telah diatur dalam berbagai Keputusan Menteri Kesehatan

    (Kepmenkes) seperti Kepmenkes nomor 1116/MENKES/SK/VIII/2003

    tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    38/156

    18

    Kesehatan. Dalam Kepmenkes tersebut disebutkan bahwa biaya

    penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan terdiri sumber

    dana APBN, APBD Kabupaten/Kota, APBD Propinsi, Bantuan Luar Negeri,

    Bantuan Nasional dan Daerah, dan swadaya masyarakat.

    APBN yang disalurkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah

    diatur dalam Kepmenkes Nomor 008/MENKES/SK/1/2012 tentang Alokasi

    Anggaran Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Pelaksanaan Program

    Pembangunan Kesehatan di Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun Anggaran

    2012. Dalam peraturan tersebut alokasi dana dekonsentrasi dari Pemerintah

    Pusat kepada Pemerintah Daerah yang utamanya ditujukan untuk:

    a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

    Lainnya Kementerian Kesehatan

    b.

    Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

    c. Program Pembinaan Upaya Kesehatan

    d. Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

    e. Prgram Kefarmasian dan Alat Kesehatan

    Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

    (PPSDMK)

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    39/156

    19

    2.5Hubungan Sistem Informasi Gizi Dengan Surveilans Gizi

    Dalam Kepemenkes Nomor 1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang

    Pedoman Penyelenggaraan Sistem surveilans Epidemiologi Kesehatan dijelaskan

    bahwa surveilans merupakan subsistem dari Sistem Informasi Kesehatan

    Nasional dimana surveilans mempunyai fungsi yang strategis sebagai intelijen

    penyakit dan masalah-masalah kesehatan yang mampu berkontribusi

    mewujudkan Indonesia Sehat dalam rangka ketahanan nasional. Dalam Sistem

    Kesehatan Nasional tahun 2009 juga dijelaskan bahwa penyelenggaraan

    informasi kesehatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan dan analisis data,

    manajemen informasi kesehatan, pengembangan dan penelitian kesehatan serta

    penerapan pengetahuan dan teknologi kesehatan dilakukan melalui dukungan

    pendayagunaan teknologi, data dari fasilitas kesehatan seperti Riskesdas dan

    surveilans serta pengembangan sistem informasi kesehatan terpadu.

    WHO dalam bukunya juga menjelaskan bahwa komponen kunci dalam

    sistem informasi kesehatan adalah surveilans dimana surveilans memiliki fokus

    utama untuk menemukan masalah dan menyediakan tindakan yang berbasis

    waktu. Epidemiologi menghasilkan informasi yang berhubungan tindakan

    kesehatan masyarakat. Adanya kebutuhan dalam informasi dan tindakan yang

    tepat waktu dan kebutuhan untuk menghubungkan informasi dengan tanggung

    jawab dalam pengendalian penyakit memaksakan adanya persyaratan tambahan

    pada sistem informasi kesehatan (WHO, 2008).

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    40/156

    20

    2.5.1Indikator Surveilans Gizi yang Dilaporkan Melalui Sistem Informasi Gizi

    (Kementerian Kesehatan, 2012b)

    Indikator surveilans yang dilaporkan melalui sistem informasi gizi,

    adalah:

    1. Cakupan balita gizi buruk ditangani/dirawat

    Jumlah kasus balita gizi buruk yang dirawat inap maupun rawat

    jalan di fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat dibagi jumlah kasus

    balita gizi buruk yang ditemukan di suatu wilayah kerja pada kurun

    waktu tertentu dikali 100%.

    2. Cakupan balita ditimbang berat badannya (D/S)

    Jumlah balita yang ditimbang di seluruh Posyandu yang melapor

    di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi balita yang

    berasal dari seluruh Posyandu yang melapor di suatu wilayah kerja pada

    kurun waktu tertentu dikali 100%.

    3. Cakupan bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif

    Jumlah bayi 06 bulan yang diberi ASI saja tanpa makanan atau

    cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral, berdasarkan recall 24 jam

    dibagi jumlah seluruh bayi umur 0

    6 bulan yang datang dan tercatat

    dalam register pencatatan/KMS di wilayah tertentu dikali 100%.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    41/156

    21

    4. Cakupan rumah tangga mengonsumsi garam beriodium

    Jumlah desa/kelurahan dengan garam baik dibagi jumlah seluruh

    desa/kelurahan yang diperiksa di satu wilayah tertentu dikali 100%.

    5. Cakupan balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A

    Jumlah bayi 6-11 bulan ditambah jumlah balita 12-59 bulan yang

    mendapat 1 (satu) kapsul vitamin A pada periode 6 (enam) bulan dibagi

    jumlah seluruh balita 6-59 bulan yang ada di satu wilayah kabupaten/kota

    dalam periode 6 (enam) bulan yang didistribusikan setiap Februari dan

    Agustus dikali 100%.

    6. Cakupan ibu hamil mendapat Fe 90 tablet

    Jumlah ibu hamil yang mendapat 90 TTD atau tablet Fe dibagi

    jumlah seluruh ibu hamil yang ada di satu wilayah tertentu dikali 100%.

    2.5.2Pemanfaatan Informasi Berdasarkan Indikator Dalam Sistem Informasi

    Gizi (Kementerian Kesehatan 2012b)

    Informasi yang diperoleh dari sistem informasi gizi akan dimanfaatkan

    oleh pemangku kepentingan dalam membuat tindakan segera, perencanaan

    jangka pendek, menengah dan panjang serta perumusan kebijakan di tingkat

    kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Berikut tindak lanjut yang perlu dilakukan

    dalam merespon pencapaian indikator:

    1. Kasus gizi buruk

    a. Melakukan konfirmasi laporan kasus gizi buruk

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    42/156

    22

    b. Menyiapkan Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit untuk pelaksanaan

    tatalaksana gizi buruk.

    c.

    Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas dan rumah sakit dalam

    melakukan surveilans gizi.

    d. Memberikan PMT pemulihan untuk balita gizi buruk rawat jalan dan

    pasca rawat inap.

    e. Melakukan pemantauan kasus yang lebih intensif pada daerah dengan

    risiko tinggi terjadinya kasus gizi buruk.

    f.

    Melakukan penyelidikan kasus bersama dengan lintas program dan

    lintas sektor terkait.

    2. Cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulan rendah

    a. Meningkatkan promosi dan advokasi tentang Peningkatan Pemberian

    Air Susu Ibu (PP ASI).

    b.

    Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas dan rumah sakit dalam

    melakukan konseling ASI.

    c. Membina puskesmas untuk memberdayakan konselor dan motivator ASI

    yang telah dilatih.

    3. Banyak ditemukan rumah tangga yang belum mengkonsumsi garam

    beryodium

    a. Melakukan koordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan

    Kabupaten/Kota untuk melakukan operasi pasar garam beriodium.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    43/156

    23

    b. Melakukan promosi/kampanye peningkatan penggunaan garam

    beriodium.

    4.

    Cakupan distribusi vitamin A rendah

    a. Bila ketersediaan kapsul vitamin A di puskesmas tidak mencukupi maka

    perlu mengirim kapsul vitamin A ke puskesmas.

    b. Bila kapsul vitamin A masih tersedia, maka perlu meminta Puskesmas

    untuk melakukansweeping.

    c. Melakukan pembinaan kepada puskesmas dengan cakupan rendah.

    5. Cakupan distribusi TTD (Fe3) rendah

    a. Bila ketersediaan TTD di puskesmas dan bidan di desa tidak mencukupi

    maka perlu mengirim TTD ke puskesmas.

    b. Bila TTD masih tersedia, maka perlu meminta Puskesmas untuk

    melakukan peningkatan integrasi dengan program KIA khususnya

    kegiatanAnte Natal Care (ANC).

    c. Melakukan pembinaan kepada puskesmas dengan cakupan rendah.

    6. Hasil analisis menunjukan D/S rendah atau cenderung menurun

    a. Melakukan koordinasi dengan Camat dan PKK tingkat kecamatan untuk

    menggerakan masyarakat datang ke posyandu.

    b.

    Memanfaatkan kegiatan pada forum-forum yang ada di desa, yang

    bertujuan untuk menggerakan masyarakat datang ke posyandu.

    c. Melakukan promosi tentang manfaat kegiatan di posyandu.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    44/156

    24

    2.6Matriks Jaringan Kesehatan

    HMN merupakan upaya pertama untuk mengembangkan penyatuan kerangka

    yang memfasilitasi efisiensi koordinasi dan aksi bersama dari semua subsistem

    dalam sistem informasi kesehatan. HMN akan mencapai tiga tujuan yaitu:

    1. Untuk mengembangkan harmonisasi dari kerangka HMN untuk

    mengembangkan sistem informasi kesehatan dari sebuah Negara.

    2. Untuk mendukung Negara berkembang dalam mengadaptasi dan

    mengaplikasikan rekomendasi dan standar yang terkandung dalam

    kerangka HMN untuk meningkatkan sistem informasi kesehatan dan

    menyediakan dukungan teknis dan sebagai percepatan dalam

    pengamanan pendanaan sampai akhir.

    3. Untuk meningkatkan kualitas, nilai dan kegunaan dari informasi

    kesehatan dengan mengembangkan kebijakan dan menawarkan insentif

    untuk meningkatkan penyebaran dan penggunaan data dengan

    konsentrasi pada tingkat lokal, regional dan global.

    Bagian dari kerangka HMN menggambarkan enam komponen sistem informasi

    kesehatan dan setiap standar yang dibutuhkan. Nilai yang jelas mendefinisikan

    bagaimana peraturan sistem informasi kesehatan dan bagaimana komponen dalam

    sistem tersebut berinteraksi antara satu dengan yang lainnya untuk dapat

    menghasilkan informasi yang lebih baik untuk kesehatan yang lebih baik. Dalam

    enam komponen itu, sistem informasi kesehatan terbagi lagi menjadi input, proses

    dan output. Input menunjukan pada sumber daya dimana proses berhubungan pada

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    45/156

    25

    bagaimana indikator dan sumber data dipilih dan dikumpulkan dan mengelola.

    Output berhubungan dengan produksi, diseminasi dan penggunaan informasi.

    Berikut ini adalah enam komponen dari sistem informasi kesehatan:

    Input

    1. Sumber daya sistem informasi kesehatan dalam hal ini termasuk undang-

    undang, peraturan dan kerangka kerja perencanaan yang diperlukan untuk

    memastikan informasi kesehatan yang berfungsi secara menyeluruh, dan

    sumber daya yang merupakan prasyarat untuk suatu sistem sehingga sistem

    dapat berfungsi. Sumber daya tersebut meliputi personil, pembiayaan, dukungan

    logistik, informasi dan teknologi komunikasi (ICT), dan mekanisme koordinasi

    di dalam dan antar enam komponen.

    Proses

    2.

    Indikator

    merupakan basis dari perencanaan dan strategi informasi kesehatan.

    Indikator meliputi pengaruh dari kesehatan, input sistem kesehatan, output dan

    dampak dan status kesehatan.

    3. Sumber data - terbagi menjadi dua kategori utama: (1) data berbasis populasi

    (sensus, pencatatan sipil, dan survei populasi) dan (2) data berbasis lembaga

    (catatan individu, catatan layanan dan catatan sumber daya). Perlu dicatat bahwa

    sejumlah pendekatan pengumpulan data dan sumber lainnya ada yang tidak

    cocok dengan salah satu kategori utama di atas, tetapi dapat memberikan

    informasi penting yang mungkin tidak tersedia di tempat lain. Dalam hal ini

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    46/156

    26

    termasuk survei kesehatan, penelitian, dan informasi yang dihasilkan oleh

    organisasi berbasis masyarakat.

    4.

    Manajemen data - ini mencakup semua aspek penanganan data dari

    pengumpulan, penyimpanan, jaminan kualitas dan aliran, untuk pengolahan,

    kompilasi dan analisis. Persyaratan spesifik ditentukan untuk periodesitas dan

    ketepatan waktu seperti dalam kasus surveilans penyakit.

    Output

    5. Produk informasi - data harus diubah menjadi informasi yang akan menjadi

    bukti dasar dan pengetahuan untuk membentuk aksi kesehatan.

    6. Penyebaran dan penggunaan - nilai informasi kesehatan dapat mempermudah

    para pengambil keputusan dalam membuat kebijakan.

    Peningkatan kualitas sistem informasi di sebuah Negara menjadi sebuah hal yang

    dibutuhkan untuk menghasilkan informasi yang baik. Oleh karena itu WHO

    membuat sebuah kerangka atau fase untuk dapat meningkatkan sistem informasi di

    sebuah Negara. Berikut ini fase dalam pengingkatan fase sistem informasi di sebuah

    Negara:

    1. Fase 1 kepemimpinan, koordinasi dan penilaian merupakan langkah pertama

    dalam melaksanakan penguatan sistem informasi kesehatan melalui menjamin

    keterlibatan dan mendukung oleh berbagai stakeholders. Proses penilaian

    memeberikan kesempatan kepada stakeholder untuk berkolaborasi antar disiplin

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    47/156

    27

    dalam memberikan pemahaman bersama pada konsep, keuntungan dan kapasitas

    khusus pada sistem informasi kesehatan di sebuah Negara.

    2.

    Fase 2

    membuat prioritas dan rencana. Membangun alat perncanaan dengan

    melibatkan stakeholder yang mempunyai visi untuk membuat perencanaan dan

    keputusan berbasis fakta.

    3. Fase 3 Implementasi dari kegiatan penguatan sistem informasi kesehatan

    termasuk membahas kemampuan teknologi informasi dalam kebijakan, sumber

    daya manusia dan proses yang membuat akses dapat ditindaklanjuti dalam sistem

    informasi kesehatan sebuah Negara.

    Dari ketiga fase tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa apabila ingin

    meningkatkan sistem informasi kesehatan di sebuah Negara maka harus

    dilakukan penilaian terlebih dahulu terhadap sistem informasi kesehatan yang

    sedang berjalan sebagai dasar dalam tindakan selanjutnya.

    2.7Kerangka Teori

    WHO telah mengeluarkan sebuah kerangka teori sebagai pedoman khususnya

    bagi Negara berkembang untuk dapat meningktkan pelaksanaan sistem informasi

    kesehatan. Dalam kerangka tersebut, sistem informasi memiliki enam komponen

    diantaranya adalah sumber daya, indikator, manajemen data, sumber data, produk

    informasi dan disemnasi dan penggunaan informasi. Untuk dapat meningkatkan

    kinerja sistem informasi maka harus melewati beberapa proses diantaranya adalah

    Kepemimpinan, Koordinasi dan Penilaian ; Penetapan Prioritas dan Perencanaan dan

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    48/156

    28

    Komponen dan StandarSistem Informasi Kesehatan

    Sumber Daya

    Indikator

    Sumber Data

    Manajemen Data

    Produk Informasi

    Diseminasi danPenggunaan Informasi

    Penguatan Sistem InformasiKesehatan

    Prinsip

    Proses : (a) Kepemimpinan,Koordinasi dan Penilaian ; (b)

    Penetapan Prioritas danPerencanaan ; (c) PelaksanaanSistem Informasi Kesehatan

    Peralatan

    Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan. Kerangka teori secara detail dapat dilihat

    pada Bagan 2. 2.

    Bagan 2.1

    Kerangka Teori

    Sumber : World Health Organization.Framework and Standards for Country Health

    Information Systems. Geneva, World Health Organization, 2008.

    Tujuan Health Metrics Network

    Meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas,

    kualitas, dan penggunaan informasi

    kesehatan untuk pengambilan keputusan di

    tingkat negara dan global.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    49/156

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    50/156

    29

    Sumber Daya

    Indikator

    Sumber

    Data

    Manajemen

    Data

    Produk

    Informasi

    Diseminasidan

    Penggunaan

    Informasi

    Bagan 3.1

    Kerangka Pikir Sistem Informasi Gizi

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    51/156

    30

    3.2Definisi Istilah

    1. Sumber Daya Sistem Informasi Kesehatan (Input)

    Sumber daya sistem informasi kesehatan terdiri dari kebijakan, peraturan dan

    kerangka perencanaan kerja yang diperlukan untuk memastikan sistem informasi

    kesehatan berfungsi sepenuhnya, Sumber daya merupakan prasyarat untuk

    berfungsinya sebuah sistem. Sumber daya meliputi personil, pendanaan, dukungan

    logistik, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan mekanisme koordinasi

    dalam dan diantara enam komponen tersebut. (WHO, 2008)

    Sumber daya terdiri dari:

    a. Kebijakan adalah seperangkat aturan yang dibuat Pemerintah Daerah Kota

    Tangerang Selatan untuk melegalisasi pelaksanaan pengelolaan sistem

    informasi gizi di Kota Tangerang Selatan.

    b. Personil yaitu tenaga pelaksana yang melakukan pelaporan kinerja pembinaan

    gizi masyarakat melalui website sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan Kota

    Tangerang Selatan.

    c. Dana yaitu anggaran yang digunakan dalam pelaksanaan sistem informasi gizi

    di tingkat dinas kesehatan Kota Tangerang Selatan dalam pemenuhan sarana

    penunjang untuk pelaksanaan pelaporan melalui sistem informasi gizi.

    d. Sarana yaitu alat yang terkait dalam pelaksanaansistem informasi gizi di Dinas

    Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

    2. Indikator (Proses)

    Proses penilaian indikator pada sistem informasi gizi.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    52/156

    31

    3. Sumber Data (Proses)

    Sumber data merupakan informasi kesehatan yang akan diperoleh baik data

    berbasis populasi maupun data berbasis institusi di wilayah administratif Dinas

    Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

    4. Manajemen Data (Proses)

    Sekumpulan prosedur untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisa dan

    mendistribusikan data sistem informasi gizi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang

    Selatan.

    5.

    Produk Informasi (Output)

    Informasi merupakan produk dari pengolahan data yang akan menjadi basis fakta

    dan pengetahuan untuk pengambilan tindakan kesehatan dimana informasi tersebut

    didapat dari sistem informasi gizi.

    6. Diseminasi dan penggunaan informasi (Output)

    Diseminasi merupakan penyebarluasan informasi yang dihasilkan dari sistem

    informasi gizi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

    Penggunaan informasi yaitu pemanfaatan hasil informasi yang terdapat dihasilkan

    dari sistem informasi gizi dalam rangka pengambilan keputusan untuk menentukan

    kebijakan strategis di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    53/156

    32

    BAB IV

    METODOLOGI PENELITIAN

    4.1Jenis Penelitian

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Hal

    tersebut dilakukan karena peneliti ingin melihat gambaran pelaksanaan sistem

    informasi gizi secara menyeluruh dan mendalam.

    4.2

    Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota

    Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan selama empat bulan dimulai sejak

    bulan Januari April 2013.

    4.3Informan Penelitian

    Pemilihan informan ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive

    sampling. Atas dasar tersebut, yang termasuk informan dalam penelitan ini

    adalah staf di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Tenaga Pelaksana Gizi

    (TPG) di puskesmas, kader posyandu dan staf SDK dan informasi kesehatan

    Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Pemilihan informan tersebut

    dikarenakan pihak-pihak yang telah disebutkan adalah pihak yang terlibat dan

    atau bertanggung jawab dalam pelaporan kegiatan pembinaan gizi yang

    dilaporkan melalui sistem informasi gizi.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    54/156

    33

    4.4Instrumen Penelitian

    Pada tahap pengumpulan data, instrument penelitian menggunakan

    pedoman wawancara semi terstruktur yang tergolong dalam bagian wawancara

    mendalam untuk mewawancarai informan terkait dengan pelaksanaan sistem

    informasi gizi. Instrumen penelitian lain dalam pengumpulan data adalah

    pedoman observasi dan panduan telaah dokumen. Selain itu, peneliti juga

    menggunakan alat bantu berupa alat tulis, kamera dan perekam suara agar

    dapat memperkuat akurasi data. Dalam tahap analisis, penulis menggunakan

    instrumen HMN toolsagar dapat memberikan skor pada sistem informasi gizi.

    4.5 Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian ini yaitu :

    1. Data primer yaitu hasil wawncara, hasil telaah dokumen dan hasil observasi.

    2. Data sekunder yaitu profil Dinas Kesehatan.

    Tabel 4. 1

    Sumber Perolehan Data Berdasarkan Informan

    Komponen SI Gizi

    Berdasrkan HMN

    Pengelola

    Gizi Dinas

    Kesehatan

    Kota

    Tenaga

    Pelaksana

    Gizi

    Puskesmas

    Kader

    Posyandu

    SumberDaya

    Regulasi up to date

    Kegiatan

    pemantauan rutin

    Kebijakanmelakukan

    pertemuan

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    55/156

    34

    Ada unit fungsional

    Pelatihan/kapasitasi

    Anggaran

    Formulir, kertas,

    pensil danperlengkapan lain

    untuk mencatat

    kinerja

    Formulir, kertas,

    pensil dan

    perlengkapan lain

    untuk mencatat

    kinerja

    Tersedianya

    komputer

    Peralatan TI

    (Telpon, internet)

    Pemeliharaan

    peralatan

    Indikator

    Indikator inti

    Indikator mengacu

    pada MDG

    Pelaporan indikator

    SumberData

    Surveilans

    representatif dalam

    mengukurpelayanan

    kesehatan ibu dan

    anak

    Surveilansrepresentatif dalam

    mengukur kematian

    Pengelompokandata pada usia dan

    jenis kelamin

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    56/156

    35

    Pertemuan rencana

    tahunan untuk

    mengkoordinasikan

    variabel

    ManajemenData

    Prosedur tertulis

    Pelaporan bersifat

    user-friendly

    Gudang data pada

    tingkat dinas

    kesehatan

    Terdapat kamus

    Terdapat kodekhusus dalam

    mengolah data

    Produk

    Informasi

    Kelengkapan dan

    konsistensi

    Dilaporkan setiap

    bulan

    Waktu pengukuran

    Data cakupan

    menjadi dasar

    perkiraan

    Pemisahan estimasi

    data

    Diseminasidanpen

    ggunaan

    informasi

    Pembuat meminta

    laporan

    Adanya grafik

    dalam penyajiandata

    Adanya peta dalam

    penyajian data

    Penggunaan

    informasi

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    57/156

    36

    Adasnya program

    advokasi

    Informasidigunakan dalam

    perencanaan

    Alokasi sumber

    daya

    4.6 Metode Pengumpulan Data

    1. Teknik Pengumpulan Data Dengan Dokumen

    Studi dokumen dilakukan dengan mempelajari dokumen yang berkaitan

    sistem informasi gizi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

    2. Observasi

    Observasi dilakukan dengan mengamati langsung semua komponen

    sistem informasi gizi yang terdapat di dinas kesehatan Kota Tangerang

    Selatan.

    3. Wawancara semiterstruktur

    Wawancara akan dilakukan kepada informan yang meliputi staf gizi

    Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, tenaga pelaksana gizi di

    puskesmas, bidan dan kader posyandu. Informasi yang ingin didapatkan

    adalah mengenai komponen sistem informasi gizi dan pelaksanaan pelaporan

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    58/156

    37

    kinerja pembinaan gizi masyarakat dalam sistem informasi gizi Dinas

    Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

    Tabel 4. 2

    Sumber Perolehan Data Berdasarkan Metode Pengumpulan Data

    Komponen SI Gizi Berdasrkan HMN Wawancara Observasi Studi

    dokumen

    SumberDaya

    Regulasi up to date

    Kegiatan

    pemantauan rutin

    Kebijakan

    melakukan

    pertemuan

    Ada unit fungsional

    Pelatihan/kapasitasi

    Anggaran

    Formulir, kertas,

    pensil danperlengkapan lain

    untuk mencatat

    kinerja

    Formulir, kertas,

    pensil dan

    perlengkapan lainuntuk mencatat

    kinerja

    Tersedianyakomputer

    Peralatan TI

    (Telpon, internet)

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    59/156

    38

    Pemeliharaan

    peralatan

    Indikator

    Indikator inti

    Indikator mengacu

    pada MDG

    Pelaporan indikator

    SumberData

    Surveilans

    representatif dalam

    mengukur kegiatan

    pembinaan gizi

    Terdapat surveilansyang representatif

    dalam perkiraan

    mengenai kematian

    akibat gizi buruk.

    Pengelompokan

    data pada usia dan

    jenis kelamin

    Pertemuan rencanatahunan untuk

    mengkoordinasikan

    variabel

    ManajemenData

    Prosedur tertulis

    Pelaporan bersifat

    user-friendly

    Gudang data pada

    tingkat dinas

    kesehatan

    Terdapat kamus

    Terdapat kodekhusus dalam

    mengolah data

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    60/156

    39

    ProdukInformasi

    Kelengkapan dan

    konsistensi

    Dilaporkan setiapbulan

    Waktu pengukuran

    Data cakupan

    menjadi dasar

    perkiraan

    Pemisahan estimasi

    data

    Diseminasi

    danpenggunaan

    In

    formasi

    Pembuat memintalaporan

    Adanya grafikdalam penyajian

    data

    Adanya peta dalam

    penyajian data

    Penggunaan

    informasi

    Adasnya program

    advokasi

    Informasidigunakan dalam

    perencanaan

    Alokasi sumber

    daya

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    61/156

    40

    4.7 Validasi Data

    Teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

    teknik pengumpulan data dan sumer data yang telah ada (Sugiyono, 2010).

    Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:

    1. Triangulasi sumber, didapat dari staf gizi di Dinas Kesehatan Kota

    Tangerang Selatan, tenaga pelaksana gizi puskesmas dan kader posyandu.

    2. Triangulasi teknik dilakukan dengan wawancara semiterstruktur,

    observasi dan telaah dokumen.

    Poin pertanyaan yang akan triangulasi dapat dilihat padaTabel 4.1.

    Tabel 4. 3

    Validasi Data

    Komponen SI Gizi Berdasrkan

    HMN

    Validasi

    Sumber

    Validasi

    Teknik

    SumberDaya

    Regulasi up to date

    Kegiatan

    pemantauan rutin

    Kebijakanmelakukan

    pertemuan

    Ada unit fungsional

    Pelatihan/kapasitasi

    Anggaran

    Formulir, kertas,pensil dan

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    62/156

    41

    perlengkapan lain

    untuk mencatat

    kinerja

    Formulir, kertas,

    pensil dan

    perlengkapan lainuntuk mencatat

    kinerja

    Tersedianya

    komputer

    Peralatan TI

    (Telpon, internet)

    Pemeliharaanperalatan

    Indikator

    Indikator inti

    Indikator mengacu

    pada MDG

    Pelaporan indikator

    SumberData

    Surveilans

    representatif dalam

    mengukurpelayanan

    kesehatan ibu dan

    anak

    Surveilans

    representatif dalam

    mengukur kematian

    Pengelompokan

    data pada usia dan

    jenis kelamin

    Pertemuan rencana

    tahunan untuk

    mengkoordinasikan

    variabel

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    63/156

    42

    ManajemenDa

    ta

    Prosedur tertulis

    Pelaporan bersifat

    user-friendly

    Gudang data padatingkat dinas

    kesehatan

    Terdapat kamus

    Terdapat kodekhusus dalam

    mengolah data

    ProdukInformasi

    Kelengkapan dan

    konsistensi

    Dilaporkan setiap

    bulan

    Waktu pengukuran

    Data cakupanmenjadi dasar

    perkiraan

    Pemisahan estimasidata

    DiseminasidanPe

    nggunaanInformasi

    Pembuat meminta

    laporan

    Adanya grafik

    dalam penyajian

    data

    Adanya peta dalam

    penyajian data

    Penggunaan

    informasi

    Adasnya program

    advokasi

    Informasi

    digunakan dalam

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    64/156

    43

    perencanaan

    Alokasi sumber

    daya

    4.8Pengolahan Data

    Tahap pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

    1. Mencatat kembali hasil observasi, telaah dokumen dan pewawancara.

    Pencatatan observasi dilakukan dengan mencatat hasil observasi pada

    lembar observasi. Telaah dokumen dilakukan sesuai sesuai dengan

    panduan telaah dokumen (terlampir). Pencatatan kembali dilakukan untuk

    meringkas hasil wawancara dan menemukan inti pembicaraan atau data

    yang diperlukan.

    2. Melakukan kategorisasi data berdasarkan komponen sistem informasi

    gizi. Dalam hal ini, komponen sistem informasi gizi terbagi menjadi tiga

    yaitu sumber daya tergolong dalam input; indikator, sumber data dan

    manajemen data yang tergolong dalam proses serta produk informasi,

    penggunaan dan diseminasi informasi yang tergolong output.

    3. Menyimpulkan gambaran sistem informasi gizi berdasarkan hasil

    penilaian. Penyimpulan dilakukan berbarengan dengan memberikan

    penilaian terhadap setiap komponen sistem informasi gizi berdasarkan

    alat penilaian yang dikeluarkan oleh WHO.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    65/156

    44

    4.9Penyajian Data

    Data disajikan dalam bentuk tabel dan naratif sesuai kerangka pikir.

    4.10 Analisis Data

    Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis

    interpretasi. Setelah memberikan interpretasi, selanjutnya peneliti

    mengelompokan hasil sesuai dengan konsep assessing national health

    insformation system dengan menggunakan tools assessing national health

    insformation system berdasarkan teori HMN (WHO, 2008). Dalam

    penilaian, skor tertinggi (3) diberikan untuk komponen yang dianggap

    sangat memadai dibandingkan dengan standar seperti yang didefinisikan

    oleh kerangka HMN, skor (2) diberikan kepada komponen yang

    memadai, skor (1) artinya terdapat komponen namun tidak memadai dan

    Skor terendah (0) diberikan ketika situasi dianggap tidak memadai sama

    sekali dalam hal memenuhi standar. Total skor untuk setiap kategori

    dikumpulkan dan dibandingkan dengan skor maksimum yang mungkin

    untuk menghasilkan peringkat persentase. Untuk dapat meliah tabel

    penilaian dapat dilihat pada bagian lampiran.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    66/156

    45

    BAB V

    HASIL

    5.1. Gambaran Umum Informan Penelitian

    Informan dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terlibat dalam

    pengelolaan sistem informasi gizi diantaranya adalah Kepala Seksi Perbaikan

    Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Staf SDK dan

    Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Tenaga

    Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas dan Kader Posyandu. Berikut adalah gambaran

    dari setiap informan:

    a. Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (InformanA)

    Informan merupakan Kepala Seksi Gizi di Dinas Kesehatan Kota

    Tangerang Selatan. Informan memiliki latar belakang pendidikan ilmu

    kesehatan masyarakat. Informan merupakan pihak yang bertanggung

    jawab dalam analisis data kinerja pembinaan gizi masyarakat dan

    pelaksanaan program gizi.

    b. Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas (Informan B dan Informan C)

    Dalam penelitian ini, yang menjadi informan yaitu tenaga

    pelaksana gizi dari puskesmas yang berada di wilayah kerja Dinas

    Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Informan berasal dari Puskesmas

    Jurnang Mangu dan Puskesmas Kampung Sawah. Tenaga Pelaksana Gizi

    merupakan pihak yang melakukan rekap data yang berasal dari posyandu

    dan akan dikirimkan ke Dinas Kesehatan.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    67/156

    46

    c. Kader Posyandu (Informan D dan Informan E)

    Informan D dan E adalah kader psyandu yang berada di wilayah

    kerja Puskesmas Kampung Sawah dan Puskesmas Jurang Mangu. Kader

    posyandu merupakan pihak yang melakukan pencatatan data pembinaan

    gizi masyarakat.

    d. Staf Seksi SDK dan Sistem Informasi Kesehatan

    Informan merupakan Staf Seksi SDK dan Sistem Informasi

    Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Informan

    merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam pengelolaan bank data.

    Ringkasan karakteristik informan dapat dilihat pada tabel 5.1.

    Tabel 5.1

    Karakteristik Informan

    No. Informan Jabatan

    1 Informan A Kepala Seksi Gizi

    2 Informan B Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Kampung Sawah

    3 Informan C Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Jurang Mangu

    4 Informan D Kader Posyandu

    5. Informan E Kader Posyandu

    6. Informan F Staf Seksi SDK dan Sistem Informasi Kesehatan

    5.2. Profil Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Dinas Kesehatan, 2010)

    5.2.1.

    Visi dan Misi

    A. Visi

    Visi Dinas Kesehatan Kota Tangearang Selatan adalah Pembangunan

    berwawasan Kesehatan menuju Kota Tangerang Selatan Sehat 2015.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    68/156

    47

    B. Misi

    Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau

    oleh seluruh lapisan masyarakat.

    Mendorong kemandirian masyarakat melalui peningkatan Pemberdayaan

    Kesehatan Individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya

    Meningkatkan kemitraan dengan seluruh pelaku di bidang kesehatan

    5.2.2. Keadaan Umum Wilayah

    Wilayah Kota Tangerang Selatan terletak pada batas astronomis 1050

    111-1060 712BT dan 50 750-70 11 LS, mempunyai posisi strategis

    pada lintas perdagangan internasional dan nasional. Temperatur didaerah

    pantai dan perbukitan berkisar antara 220 C dan 320 C, sedangkan suhu

    dipegunungan dengan ketinggian antara 400 -1.350 M dapat mencapai antara

    180 C- 290 C. Adapun wilayah perbatasan Kota Tangerang Selatan adalah

    sebagai berikut:

    Sebelah utara berbatasan dengan kota Tangerang

    Sebelah timur berbatasan dengan DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat.

    Sebelah selatan berbatasan dengan Kota Depok

    Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    69/156

    48

    Nama Kecamatan berserta jumlah kelurahan yang ada dalam

    wilayahnya dapat dilihat pada tabel 5.2.

    Tabel 5.2

    Nama Kecamatan dan Jumlah Kelurahan di Kota Tangerang Selatan

    Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan

    Kecamatan Serpong 9

    Kecamatan Serpong Utara 7

    Kecamatan Setu 6

    Kecamatan Pamulang 8

    Kecamatan Ciputat 8

    Kecamatan Ciputat Timur 6

    Kecamatan Pondok Aren 10

    5.2.3. Kependudukan (Dinas Kesehatan, 2013)

    Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Pada tahun

    2013, jumlah balita di Kota Tangerang Selatan mencapai 131.825 balita.

    5.2.4. Sarana Kesehatan (Dinas Kesehatan, 2013)

    Jumlah Puskesmas di Kota Tangerang Selatan berjumlah 25

    puskesmas. Jumlah Posyandu yang berada di Kota Tangerang Selatan

    berjumlah 706. Jumlah kader di Kota Tangerang Selatan berjumlah 4989

    dan jumlah Tenaga Pelaksana Gizi di tingkat Puskesmas berjumlah 25

    orang.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    70/156

    49

    5.2.5. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

    Bagan 5. 1

    Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan

    Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2013

    Merujuk pada struktur organisasi Dinas Kesehatan Kota Tangerang

    Selatan, seksi gizi merupakan seksi yang berada dibawah bidang kesehatan keluarga.

    Dalam struktur juga digambarkan bahwa seksi gizi dapat berkoordinasi dengan seksi

    kesehatan ibu dan anak, seksi remaja dan lansia.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    71/156

    50

    5.2.6. Gambaran Umum Seksi Gizi (Dinas Kesehatan Kota Tangerang

    Selatan, 2012)

    Seksi perbaikan gizi masyarakat mempunyai tugas merencanakan,

    melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan

    pengendalian kegiatan peningkatan gizi masyarakat. Dalam tugasnya secara

    rinci dapat dijabarkan sebagai berikut:

    a. Perencanaan program perbaikan gizi dari hasil analisis.

    b. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait

    program perbaikan gizi.

    c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan.

    d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang

    tugasnya.

    Selain tugas diatas, seksi gizi juga mempunyai beberapa fungsi

    diantaranya yaitu:

    a. Perencanaan program perbaikan gizi dari hasil analisis dan penyiapan

    bahan untuk peningkatan status gizi masyarakat, peningkatan gizi

    masyarakat.

    b.

    Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, analisis data dan penyiapan

    bahan untuk meningkatkan status gizi masyarakat, peningkatan gizi

    masyarakat.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    72/156

    51

    c. Pelaksanaan kegiatan kebutuhan dan penyiapan bahan untuk

    meningkatkan status gizi masyarakat, peningkatan gizi masyarakat.

    d.

    Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya terkait

    kebutuhan dan penyiapan bahan untuk peningkatkan status gizi

    masyarakat, peningkatan gizi masyarakat.

    e. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan.

    f. Pelaksanasan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang

    tugasnya.

    Sumber daya manusia (SDM) yang ada di bagian gizi terdiri dari

    Kepala Seksi Gizi dan Staf Gizi, dengan rincian sebagai berikut:

    Tugas dari kepala seksi gizi meliputi pengumpulan data, pengolahan

    data, penyiapan bahan penyusunan petunjuk teknis dan pelaksanaan

    operasional pembinaan pengaturan gizi masyarakat. Adapun rincian dari

    tugas kepala seksi adalah sebagai berikut:

    a. Menyusun program kerja seksi gizi

    b. Membagi tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada staf

    gizi

    c. Monitoring dan mengevaluasi hasil kerja staf gizi

    d. Menyusun kebijaksanaan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan

    pengaturan gizi masyarakat.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    73/156

    52

    e. Mempelajari data sebagai bahan pelaksanaan kegiatan pembinaan

    pengaturan gizi masyarakat.

    f.

    Mengonsep dan memberikan paraf naskah dinas sesuai dengan bidang

    tugas dan kewenangannya.

    g. Menyimpan arsip seksi gizi.

    h. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

    i. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

    2. Staf Gizi terdiri dari:

    Tugas dari staf gizi meliputi pelaksanaan program gizi serta

    pemantauan kegiatan di Puskesmas serta menerima laporan dari

    Puskesmas. Adapun tugas dari masing-masing staf gizi meliputi:

    a. Melaksanakan program kerja seksi gizi

    b. Memeriksa dan mengevaluasi hasil kerja Puskesmas.

    c. Mengoreksi bahan/ data dari laporan tenaga pelaksana gizi

    Puskesmas.

    d. Mempelajari data sebagai bahan pelaksanaan kegiatan pembinaan

    pengaturan gizi masyarakat

    e. Mengawasi pendistribusian dalam pemberian makanan tambahan,

    Vitamin A, dan, tablet Fe dan alat-alat program perbaikan gizi.

  • 7/25/2019 Mochamad Iqbal Nurmansyah-fkik

    74/156

    53

    f. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan

    g. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

    Melihat tugas dari Seksi Gizi, maka terdapat tugas yang berkaitan

    dengan surveilans gizi seperti tugas pelaksanaan pengumpulan,

    pengolahan, pengansalisisan data dan penyiapan bahan untuk

    meningkatkan status gizi masyarakat, peningkatan gizi masyarakat dan

    monitoring serta evaluasi kegiatan pembinaan gizi masyarakat.

    Dalam menjalankan program gizi di wilayah Dinas Kesehatan Kota

    Tangerang Selatan, kepala Seksi Gizi dan Staf Gizi dibantu oleh Tenaga

    Pelaksana Gizi. Tenaga Pelaksana Gizi tersebar di Puskesmas dengan

    latar belakang pendidikan gizi dan bidan. Dari Tenaga Pelaksana Gizi

    tersebut, tidak semuanya berlatar belakang gizi. Sehingga ini salah satu

    kendala dan permasalahan dalam pelaksanaan program gizi.

    Selain TPG, ada 54 bidan desa dan para kader posyandu yang ikut

    serta dalam kegiatan program perbaikan gizi. Para kader ini merupakan

    ujung tombak keberhasilan suatu program. Karena kader disini sebagai

    penggerak dari masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan Posyandu.

    5.3.Ruang Lingkup Sistem Informasi Gizi Dinas Kesehatan Kota Tangerang

    Selatan

    Sistem informasi gizi (SIGIZI) merupakan sebuah sistem yang dibuat unt