MOBILITAS SOSIAL PEKERJA INDUSTRI (STUDI ATAS PEKERJA … · 2019-01-28 · dapat disimpulkan bahwa...
Transcript of MOBILITAS SOSIAL PEKERJA INDUSTRI (STUDI ATAS PEKERJA … · 2019-01-28 · dapat disimpulkan bahwa...
MOBILITAS SOSIAL PEKERJA INDUSTRI(STUDI ATAS PEKERJA INDUSTRI PT RESTU ENJENERING
KONTRUKSI DI KOTA CILEGON)
SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:RATU WARDATUL ASHRIYAH
1112111000061
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1439 H
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis tentang “Mobilitas Sosial Pekerja Industri” (StudiAtas Pekerja Industri PT. Restu Enjenering Kontruksi di Kota Cilegon). Tujuandari penelitian ini adalah untuk menganalisis mobilitas sosial yang terjadi padapekerja industri dan untuk menganalisis faktor-faktor yang melatarbelakangiterjadinya mobilitas sosial pada pekerja industri. Penelitian ini menggunakanpendekatan kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melaluiwawancara, observasi, serta dokumentasi. Peneliti menemukan fakta bahwa PT.Restu Enjenering Kontruksi merupakan suatu perusahaan baru yangkeberadaannya merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan pendapatanserta status sosial atau kehidupan yang lebih baik bagi para pekerjanya.
Kerangka teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori mobilitassosial menurut Pitirim Sorokin. Hasil analisis dengan menggunakan teori tersebutdapat disimpulkan bahwa mobilitas sosial yang terjadi pada pekerja industri diperusahaan tersebut mengalami bentuk mobilitas sosial vertikal dan horizontal.Mobilitas vertikal naik merupakan bentuk mobilitas sosial yang paling banyakdiraih oleh pekerja industri di PT. Restu Enjenering Kontruksi, hal ini dapatdilihat pada 12 dari 14 jumlah informan yang telah mengalami peningkatan secaraekonomi setelah bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi. Selain itu terdapat 2informan yang mengalami bentuk mobilitas sosial horizontal dan tidakseorangpun yang mengalami bentuk mobilitas sosial vertikal turun.
Hal yang menuntut seseorang dalam melakukan mobilitas sosial dapatditandai oleh berbagai permasalahan sosial dan juga disebabkan oleh tuntutanekonomi.
Kata Kunci : Mobilitas Sosial, Pekerja Industri, Status Sosial.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya, serta shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Rasulullah, keluarga
serta sahabatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “MOBILITAS SOSIAL PEKERJA INDUSTRI (Studi atas pekerja
industri PT. Restu Enjenering Kontruksi di Kota Cilegon)”.
Dalam penulisan skripsi ini tentunya banyak sekali kekurangan, baik dari
aspek kualitas maupun kuantitas materi penelitian yang disajikan. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna sehingga kritik serta saran yang
membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Dalam penulisan skripsi
ini penulis menyadari banyak pihak yang telah terlibat dalam proses penyelesaian
penelitian ini, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dengan tulus hati
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada:
1. Prof. Dr. Zulkifli, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Cucu Nurhayati, M.Si., selaku Ketua Prodi Sosiologi dan sebagai
dosen pembimbing penulis, yang telah membantu, mengarahkan dan
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Segenap dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah
memberikan ilmu pengetahuannya kepada mahasiswa.
vii
4. Ayahanda dan Ibunda tercinta, Bapak Tb. Rahmatullah dan Ibu Rt.
Nurhayati yang tiada henti dalam memberikan kasih sayang, doa, serta
motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
5. Kakak-kakak penulis yaitu Rt. Izzatul Fakhiroh, Rt. Rozanatul Adibah,
Muhammad Majid dan Ayatullah Silviazi yang telah memberikan
dukungan serta arahan kepada penulis.
6. Sepupu penulis, Rt. Shifni Mafazatal Hayat dan Rt. Ana Najihatul
Mamduhah yang telah menjadi teman seperjuangan serta seperantauan.
7. Sahabat penulis yang selalu memberikan semangat serta dukungannya,
Ovi Rahayuning Pamungkas dan Lia Yuliana.
8. Keluarga besar Sosiologi B angkatan 2012, terutama kepada sahabat
Yossi Nurvitasari, Anis Musyarifah, Maulidia Fala, Ayu Rizqita Putri
yang telah menjadi tempat berkeluh kesah dan teman seperjuangan
dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan juga kepada yang tidak dapat
penulis sebutkan satu-persatu terima kasih atas bantuan serta dukungan
kalian hingga hari ini, tanpa kalian aku tidak akan sanggup.
9. Para Informan yang telah memberikan data dan Informasi yang
diperlukan.
10. Pihak-pihak lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung yang
berjasa dalam penulisan skripsi ini.
Demikianlah ucapan terima kasih penulis, semoga segala bantuan dan
dukungannya mendapatkan balasan yang berlipat dari Allah SWT.
viii
Kebenaran hanya milik Allah dan kelalaian ada pada diri kita sebagai
manusia, maka dengan ini penulis menerima saran dan kritik demi kesempurnaan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat.
Jakarta, Februari 2018
Penulis
Ratu Wardatul Ashriyah1112111000061
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..........................................................................................................v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah ..........................................................1
B. Pertanyaan penelitian ..........................................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................5
D. Tinjauan Pustaka ......................................................................6
E. Kajian Teori ....................................................................11
Mobilitas Sosial: Pitirim Sorokin ............................................11
F. Metodologi Penelitian ........................................................12
G. Sistematika Penulisan ........................................................17
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Keadaan Umum Kota Cilegon ............................................19
B. Keadaan Umum PT. Restu Enjenering Kontruksi ........29
C. Perkembangan Industri di Kota Cilegon ................................34
D. Gambaran Umum Informan ............................................39
x
BAB III MOBILITAS SOSIAL EKONOMI PEKERJA PT. RESTU
ENJENERING KONTRUKSI
A. Mobilitas Sosial Pekerja PT. Restu Enjenering Kontruksi .....44
B. Faktor Terjadinya Mobilitas Sosial Pekerja ............................53
BAB IV PENUTUP
A. Penutup ................................................................................60
B. Saran ........................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................xi
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................xiv
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I.F.1 Nama dan Jabatan Informan ........................................................13
Tabel II.A.1 Luas Wilayah dan Implikasi Keadaan Geografis Menurut
Kecamatan di Kota Cilegon Tahun 2015 ................................22
Tabel II.A.2 Jumlah Penduduk dan Implikasi Struktur Kependudukan Bagi
Masyarakat ................................................................................26
Tabel II.A.3 Jumlah Pencari Kerja Terdaftar Tahun 2015 Menurut Tingkat
Pendidikan Tertinggi dan Implikasinya Bagi Masyarakat ........27
Tabel II.D.1 Gambaran Umum Informan Berdasarkan Jenis Kelamin ........40
Tabel II.D.2 Gambaran Umum Informan Berdasarkan Usia ....................41
Tabel II.D.3 Gambaran Umum Informan Berdasarkan Pendidikan ..................42
Tabel III.A.1 Data Informan Berdasarkan Pendidikan Terakhir dan Jabatan
Pekerja ................................................................................48
Tabel III.A.2 Data Informan Berdasarkan Pekerjaan Sebelumnya dan Pekerjaan
Saat Ini............................................................................................49
Tabel III.A.3 Data Informan Berdasarkan Pendapatan Sebelumnya dan
Pendapatan Saat ini ....................................................................50
Tabel III.B.1 Data Informan Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................... 54
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.A.1 Peta Wilayah Kota Cilegon ............................................21
Gambar II.B.1 Struktur Organisasi PT. Restu Enjenering Kontruksi ........32
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Catatan Observasi ...................................................................xiv
Lampiran 2. Dokumentasi ................................................................................xv
Lampiran 3. Transkip Hasil Wawancara .......................................................xix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Fenomena perkotaan selalu dipandang sebagai pusat dari peradaban. Di
dalamnya masyarakat saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhannya baik
secara perorangan atau kelompok. Dinamisasi perkotaan ini akhirnya
menimbulkan harapan dan mimpi seseorang untuk datang ke kota dalam upaya
mewujudkan harapan tersebut. Harapan-harapan tersebut pada umumnya adalah
untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari kehidupan mereka
sebelumnya dalam berbagai aspek. Oleh karena hal tersebut, tidak mengherankan
jika ada begitu banyak orang yang mencari pekerjaan di perkotaan. Mereka
beranggapan bahwa hidup di perkotaan mampu untuk meningkatkan kehidupan
mereka menjadi lebih layak, meskipun perkotaan tidak pernah memberikan janji
untuk memperbaiki kehidupan mereka. Seperti yang diungkapkan Elly M Setiadi
bahwa “kota sering kali dianggap sebagai semua tempat tujuan masyarakat
pedesaan untuk mencari pekerjaan, sebab pusat-pusat industri dan perpabrikan
banyak berdiri di daerah perkotaan (2011:853).
Setiap orang selalu berupaya untuk meningkatkan status sosial yang telah
dimiliki sebelumnya. Merubah kehidupan supaya menjadi lebih baik merupakan
salah satu tujuan yang harus dicapai. Namun terkadang dalam mencapai tujuan
tersebut tidaklah mudah. Terkadang muncul hambatan-hambatan yang
menghalangi seseorang untuk merubah keadaan hidupnya. Berhasil atau gagalnya
2
seseorang dalam mencapai keadaan sosial yang lebih tinggi biasanya selalu dilihat
dari ekonomi yang dihasilkan serta peningkatan atau penurunan status seseorang.
Ekonomi selalu menjadi gambaran umum seseorang dalam menentukan
seseorang termasuk ke dalam kelas sosial yang tinggi atau rendah. Seseorang yang
termasuk ke dalam kelas sosial yang tinggi selalu digambarkan dengan orang
yang memiliki pekerjaan yang baik, penghasilan yang tinggi, serta status sosial
yang tinggi juga. Sebaliknya seseorang dengan kelas sosial rendah digambarkan
dengan seseorang yang memiki penghasilan rendah dan juga status sosial yang
rendah.
Industri merupakan salah satu sarana yang digunakan masyarakat
perkotaan untuk meningkatkan kehidupan ke arah yang lebih baik. Industri
dianggap sebagai peluang besar bagi masyarakat untuk mendapatkan pendapatan
serta kelas sosial yang lebih tinggi. Seperti yang dikatakan Elly M Setiadi bahwa
secara mayoritas, masyarakat perkotaan hidup bergantung pada pola-pola industri
(kapitalis) (2011:858).
Dengan adanya industri, sebagian besar masalah untuk meningkatkan
perekonomian dapat diselesaikan. Hal tersebut berimplikasi pada peningkatan
mobilitas sosial yang menjadi masalah yang dialami oleh sebagian besar
masyarakat yang berada dalam kelas bawah hingga menengah. Giddens
mendefinisikan mobilitas sosial sebagai pergerakan individu-individu dan
kelompok-kelompok di antara kelompok sosial-ekonomi yang berbeda (Indera
ratna, 2016:31). Secara prinsip, mobilitas sosial dapat berarti peningkatan atau
penurunan status sosial atau juga dapat berarti perpindahan posisi dalam derajat
3
yang sama. Mobilitas sosial bukan hanya tentang peningkatan status sosial, tetapi
juga dapat berarti penurunan status sosial.
Kota Cilegon adalah salah satu kota yang terletak di Provinsi Banten
tepatnya di ujung barat laut pulau Jawa. Kota Cilegon merupakan kota industri,
dimana di kota ini banyak terdapat beberapa industri besar. PT. Restu Enjenering
Kontruksi merupakan salah satu jenis industri yang berada di kota Cilegon.
Keberadaannya di kota Cilegon mampu menarik perhatian masyarakat untuk
memperbaiki kehidupan sosial dan juga ekonominya.
Menurut data dari BPS Kota Cilegon pada tahun 2016 jumlah penduduk di
kota ini terdapat 418.705 jiwa. Sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja di
kota Cilegon sebesar 62,96%. Tingkat penganggurannya pada tahun yang sama
sebesar 12,00%. Rendahnya angka pengangguran di kota Cilegon karena
banyaknya angkatan kerja yang terserap di berbagai bidang dikarenakan adanya
beberapa kawasan industri di kota Cilegon. Angkatan kerja yang tersedia tidak
semuanya memasuki ranah formal karena terbatasnya lowongan pekerjaan dan
juga tidak adanya keterampilan khusus bagi tenaga kerja untuk mengisi pos-pos
tertentu (BPS Kota Cilegon, 2017:44-45).
Banyaknya jumlah calon pekerja yang ingin bekerja di sektor industri
merupakan suatu hambatan tersendiri, karena banyaknya persaingan antara
sesama pencari kerja. Umumnya lebih banyak yang ditolak bekerja daripada
mereka yang telah diputuskan diterima bekerja sebagai pekerja industri. Mereka
yang ditolak untuk bekerja terpaksa menganggur atau mencari pekerjaan lain.
Seperti yang dikutip dari kabar banten (2017) Pencari kerja di kota Cilegon
4
membeludak. Peningkatan tersebut terjadi karena banyak siswa yang telah lulus
sekolah, sehingga mereka berbondong-bondong mencari kerja.
Bagi mereka yang telah ditetapkan untuk bekerja di sektor industri
bukanlah tanpa hambatan. Ada saja yang mengeluhkan bahwa bekerja di industri
tidak dapat menaikkan mobilitas sosialnya. Ketidaksesuaian upah yang mereka
terima dengan kerja keras yang mereka keluarkan menjadi salah satu penyebab
dari adanya ketimpangan di sektor industri. Berdasarkan data yang dikutip dari
detik news (2017), ratusan buruh yang tergabung dalam berbagai aliansi di kota
Cilegon Banten menggelar unjuk rasa. Mereka menuntut kenaikan upah minimum
kabupaten/kota (UMK) 2018 minimal 10 persen.
Namun tidak semua pekerja merasakan hal yang tidak mengenakkan
tersebut. Ada juga pekerja yang dapat menaikkan mobilitas sosialnya meskipun
pergerakan yang ia alami tidaklah begitu besar. Bagaimanapun, industri tetaplah
dianggap sebagai salah satu langkah awal bagi mereka yang ingin menaikkan
status sosial yang telah mereka miliki sebelumnya.
Dari penjelasan tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam
mengenai hubungan antara industri dengan mobilitas sosial yang terjadi pada
pekerja industri di kota Cilegon, khususnya pada pekerja industri konstruksi di
PT. Restu Enjenering Kontruksi, dengan judul “Mobilitas Sosial pada Pekerja
Industri (Studi Kasus Pekerja Industri PT. Restu Enjenering Kontruksi di Kota
Cilegon)”, yang berlokasi di Kota Cilegon-Banten.
5
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pernyataan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian yang
diajukan adalah:
1. Bagaimana mobilitas sosial yang terjadi pada pekerja industri di PT.
Restu Enjenering Kontruksi?
2. Apakah faktor yang melatarbelakangi terjadinya mobilitas sosial pada
pekerja industri di PT. Restu Enjenering Kontruksi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Untuk mengetahui mobilitas sosial yang terjadi pada pekerja
industri di PT. Restu Enjenering Kontruksi.
b. Untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi terjadinya
mobilitas sosial pada pekerja industri di PT. Restu Enjenering
Kontruksi.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
ilmu sosiologi, terutama dalam hal mobilitas sosial yang terjadi
pada pekerja industri.
6
b. Manfaat Praktis
1) Dapat menjadi bahan bacaan untuk perpustakaan, khususnya
pada jurusan Sosiologi di studi Sosiologi Industri.
2) Dapat dijadikan bahan perbandingan apabila penelitian yang
sama diadakan pada waktu-waktu yang akan datang dan dapat
dijadikan referensi bagi penelitian yang akan datang.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti telah membaca beberapa penelitian yang
terkait dengan masalah mobilitas sosial pekerja industri, diantaranya adalah :
Pertama, jurnal yang ditulis oleh Fitroh Hidayati (2015) yang berjudul
“Mobilitas Sosial Petani Perkebun Desa Bukit Lingkar di Kecamatan Batang
Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu”. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif.
Teknik pengumpulan data dilakukan secara kuosioner, wawancara, dan
dokumentasi. Teori yang digunakan adalah teori mobilitas sosial dan stratifikasi
sosial. Paul B. Horton mengartikan mobilitas sosial sebagai suatu gerak
perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya, atau gerak pindah dari
strata yang satu ke starata lainnya. Sedangkan stratifikasi sosial didefinisikan oleh
Max Weber sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem
sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, hak
istimewa, dan prestise.
Penelitian ini menjelaskan bahwa masyarakat yang ada di desa Bukit
Lingkar merupakan masyarakat yang terkena program transmigrasi, dimana secara
7
keseluruhan warga desanya adalah penduduk pulau Jawa. Masyarakat desa Bukit
Lingkar berkerja sebagai buruh petani perkebun. Buruh petani perkebun tidak
memandang usia, apakah ia muda atau tua. Mayoritas buruh petani di desa
Lingkar ini adalah anak-anak yang telah putus sekolah. Kondisi sosial ekonomi
belum cukup memadai, serta penghasilan yang didapatkan belum dapat memenuhi
kebutuhan. Kesejahteraan petani perkebun belum dapat mereka dapatkan.
Kedua, disertasi yang dilakukan oleh Indera Ratna Irawati Pattinasarany
(2012) yang berjudul “Mobilitas Sosial Vertikal Antar Generasi: Kajian Terhadap
Masyarakat Kota di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur.” Penelitian ini
dilakukan secara kuantitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan
kategorisasi kelas sosial dan analisis mobilitas sosial. Kategorisasi kelas
menggunakan model socio-economic index dari Duncan dan class categories dari
Goldthorpe. Mobilitas sosial dianalisis dengan mobilitas absolut, mobilitas relatif,
dan faktor-faktor yang berpengaruh pada mobilitas sosial naik. Konsep yang
digunakan adalah kelas sosial, kategorisasi kelas, dan mobilitas sosial. Konsep
kelas sosial yang digunakan adalah kelas sosial menurut pemikiran Weber yang
bersifat multidimensional, dimana penentuan posisi seseorang dalam hirarki posisi
ditentukan oleh tiga posisi, yaitu ekonomi, kehormatan, dan kekuasaan atau yang
dikatakan Weber sebagai kelas, kelompok status, dan partai. Weber juga membuat
empat klasifikasi kelas sosial yang dapat diidentifikasi dalam masyarakat
kapitalis, yaitu pertama, kelompok wirausaha dan pemilik yang dominan. Kedua,
borjuis kecil. Ketiga, pekerja yang memiliki diploma (kelas menengah). Keempat,
8
kelompok yang kekurangan atau kelompok yang hanya memiliki aset tenaga kerja
(kelas pekerja).
Model kategorisasi kelas sosial yang digunakan ada dua, yaitu Pertama,
metode socio-economic index dari Duncan, dan kedua, class categories dari
Goldthorpe. Metode socio-economic index menggunakan skala objektif dari
stratifikasi untuk menentukan posisi sosial individu, yaitu berupa indikator
penghasilan, pendidikan, dan prestise. Sedangkan class categories menggunakan
relasi ekonomi yang merupakan dasar dari keteraturan dalam sistem stratifikasi
sosial. Metode ini berusaha untuk mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang
memiliki hubungan ketenagakerjaan yang serupa. Yang menjadi inti
pemikirannya adalah terdapat perbedaan kesempatan hidup yang diakibatkan oleh
perbedaan hubungan ketenagakerjaan. Atau dapat dikatakan bahwa sumber daya
yang dimiliki oleh kelas berpengaruh terhadap kesempatan hidup dan hubungan
sosial dari orang-orang yang berada dalam kategori tertentu.
Mobilitas sosial dianalisis dengan mobilitas absolut dan mobilitas relatif.
Sebelumnya perlu menentukan kelas asal (class origin) dan kelas tujuan (class
destination). Kelas asal merupakan kelas sosial ayah responden ketika responden
menginjak usia dewasa, sedangkan kelas tujuan merujuk pada kelas sosial
responden pada saat penelitian dilakukan. Analisis mobilitas absolut dipahami
sebagai pergerakan yang terjadi antara kelas asal (kelas sosial orang tua) dan kelas
tujuan (kelas sosial anak). Sedangkan mobilitas relatif atau kecairan sosial
mengkaji hubungan antara kelas asal dan posisi kelas saat ini, dimana secara
spesifik didasarkan pada perbandingan diantara orang-orang dari kelas asal yang
9
berbeda, mengenai kesempatan mereka berada pada kelas tujuan yang sama
dibandingkan kelas yang lain. Dengan kata lain kecairan sosial merujuk pada
ketidaksetaraan diantara para individu yang berasal dari kelas sosial yang berbeda
untuk menduduki suatu kelas yang sama dan bukan kelas yang lain.
Hasil dari penelitian ini adalah adanya kecenderungan persamaan kelas
sosial antara orangtua dan responden. Artinya adalah terjadi persamaan kelas
sosial antara responden dengan orang tua mereka. Pada golongan kelas atas,
kemungkinan untuk melakukan perpindahan kelas yang lebih tinggi sangat tidak
memungkinkan, karena mereka sudah menempati kelas sosial tertinggi, dan
mereka juga tidak mengalami penurunan kelas. Kelas atas memiliki kepentingan
untuk mempertahankan posisi kelasnya, hal ini terwujud dalam supra-struktur
masyarakatnya berupa kebijakan-kebijakan sosial yang mendukungnya.
Pada kelas bawah sangat sulit bagi mereka untuk melakukan perpindahan
kelas sosial yang lebih tinggi, karena ketiadaan modal ekonomi dan minimnya
pendidikan yang dimiliki oleh kelas bawah. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat
kota yang berada di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur tidak dapat dengan
mudah melakukan perpindahan kelas sosial.
Ketiga, jurnal yang ditulis oleh Hesty Bunga Kurnia Sari dan Diyah Utami
(2016) yang berjudul “Mobilitas Sosial Antargenerasi Petani Suburban di
Kelurahan Sepanjang”. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan gambaran
secara deskriptif mengenai proses mobilitas sosial dalam suatu keluarga petani
suburban, dengan memahami saluran kemudian penyebab dan konsekuensi
mobilitas sosial yang terjadi. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan
10
pendekatan etnografi dan disajikan secara deskriptif. Subjek dalam penelitian ini
adalah empat keluarga petani suburban di Kelurahan Sepanjang yang mengalami
mobilitas sosial. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan teknik purposive.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tiga cara, yaitu observasi partisipan,
wawancara, sera dokumentasi. Teori yang digunakan adalah konsep mobilitas
sosial Horton dan Hunt yang diartikan sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu
kelas sosial ke kelas sosial yang lainnya. Hasil dari penelitian ini adalah adanya
tiga saluran mobilitas yang efektif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
mobilitas sosialnya, yaitu pendidikan, organisasi ekonomi, dan juga pernikahan.
Masing-masing dari saluran mobilitas tersebut tidak hanya mengalami mobilitas
sosial vertikal naik melainkan terjadi pula mobilitas sosial vertikal turun dan
horizontal. Maka dari itu, saluran yang dialami ada yang berhasil dan gagal.
Konsekuensi dari adanya mobilitas sosial dalam keluarga petani suburban antara
lain perbedaan prinsip, kerenggangan hubungan, perasaan cemas orang tua dan
rasa kecewa anak.
Penelitian-penelitian yang sebelumnya memiliki persamaan dan perbedaan
dengan penelitian yang saat ini dilakukan. Persamaannya terletak pada adanya
usaha untuk melakukan perpindahan kelas kearah yang lebih baik. Perbedaannya
terletak pada isi bahasan penelitian terdahulu yang menjelaskan tentang mobilitas
sosial yang terjadi melalui transmigrasi penduduk serta mobilitas sosial yang
terjadi secara antar generasi (antara anak dan orang tua). Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti saat ini adalah meneliti bagaimana peran industri
terhadap mobilitas pada pekerja industri di PT. Restu Enjenering Kontruksi.
11
E. Kajian Teori
Mobilitas Sosial: Pitirim Sorokin
Mobilitas sosial dapat dikatakan sebagai perpindahan status dan peranan
seseorang atau sekelompok orang dari kelas sosial yang lebih rendah ke kelas
sosial yang lebih tinggi, atau dari kelas sosial yang tinggi ke kelas sosial yang
lebih rendah atau perpindahan kelas sosial yang derajat atau searah (Elly M.
Setiadi dan Usman Kolip, 2011:503). Sorokin mendefinisikan mobilitas sosial
secara luas sebagai perpindahan orang dalam ruang sosial (social space). Dalam
mempelajari mobilitas sosial, tidak hanya tertuju pada perpindahan posisi sosial
individu-individu, tetapi juga pada konsekuensi dari perpindahan tersebut bagi
kelompok-kelompok sosial dan struktur sosial secara keseluruhan di mana
individu-individu tersebut berpindah (Indera Ratna Pattinasarany, 2016:35).
Sorokin membedakan dua tipe mobilitas sosial, yaitu mobilitas sosial
vertikal dan juga mobilitas sosial horizontal. Mobilitas horizontal merupakan
perpindahan dari satu posisi sosial ke posisi sosial lain dalam tingkat yang sama.
Sedangkan mobilitas vertikal merujuk pada perpindahan orang dari satu strata
sosial ke strata sosial lain (Indera Ratna, 2016:35). Di dalam mobilitas sosial tidak
ada jaminan bagi seseorang untuk selalu mengalami mobilitas sosial ke atas
(upward mobility), namun terdapat kemungkinan bagi seseorang untuk mengalami
mobilitas sosial ke bawah (downward mobility). Upward Mobility terjadi ketika
seseorang atau sekelompok orang mengalami perpindahan kelas sosial dari kelas
sosial yang lebih rendah menuju kelas sosial yang lebih tinggi. Sedangkan
downward mobility terjadi ketika seseorang atau sekelompok orang mengalami
12
bentuk perpindahan kelas sosial dari kelas sosial yang lebih tinggi menuju kelas
sosial yang lebih rendah.
Sorokin memfokuskan perhatiannya pada mobilitas kolektif dan tidak
melihatnya sebagai fenomena individual (Indera Ratna, 2016:36). Sorokin (Elly
M. Setiadi dan Usman Kolip, 2011:510) mengemukakan beberapa saluran bagi
gerak sosial vertikal, diantaranya adalah angkatan bersenjata, lembaga
keagamaan, sekolah, organisasi politik, ekonomi, dan keahlian (skill).
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dianalisis secara
deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip Moleong
mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada
latar dan inividu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak
boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau
hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.
Sedangkan menurut Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasannya dan dalam peristilahannya (Lexy J. Moleong, 2009 : 4).
13
Analisis tersebut dirasa tepat untuk memberikan jawaban mengenai
permasalahan mobilitas sosial yang terjadi pada pekerja industri, dengan
memilih pekerja industri di PT. Restu Enjenering Kontruksi sebagai
subjek utama dalam penelitian, karena banyaknya yang mengalami
mobilitas sosial setelah bekerja pada sektor industri.
2. Subjek dan Lokasi Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek yang terdapat dalam penelitian ini adalah pekerja industri di
PT. Restu Enjenering Kontruksi. Pemilihan keseluruhan subjek penelitian
ini berdasarkan teknik sampling snowball. Dalam teknik ini, beberapa
responden yang potensial akan dihubungi dan ditanya apakah mereka
mengetahui orang lain dengan karakteristik seperti yang dimaksud untuk
keperluan penelitian. Kontak awal akan membantu untuk mendapatkan
responden lainnya melalui rekomendasi (Nina Nurdiani, 2014:1114).
Informasi yang akan ditelusuri dilakukan dengan pengamatan dan
wawancara. Informan yang akan diwawancarai terdiri atas:
1) Pekerja yang sudah bekerja minimal selama 1 tahun.
2) Pekerja tetap maupun pekerja tidak tetap (kontrak).
Adapun informan yang diwawancarai berjumlah 14 orang, yang
terdiri atas:
Tabel I.F.1 Nama dan Jabatan Informan
NO NAMA JABATAN
1 “AI” HRD & ADM Manager
14
2 “NM” Administrasi
3 “J” Administrasi
4 “AR” Security
5 “AT” QA/QC Manager
6 “CA” Konstruksi Manager
7 “S” Helper
8 “BS” Helper
9 “M” Engineering Manager
10 “RA” Warehouse Supervisor
11 “ABR” Piping Site Project
12 “AH” Development Manager
13 “DN” QA/DC
14 “EZ” Warehouse Supervisor
Sumber: Hasil pengolahan data dari wawancara mendalamdengan informan, 2016
Informan yang diwawancarai merupakan orang-orang yang bersedia
dan secara terbuka menyampaikan jawaban atas pertanyaan yang penulis
ajukan. Penentuan jumlah informan dinilai cukup oleh penulis dalam
mempresentasikan berbagai jenis pekerja.
b. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Restu Enjenering Kontruksi, yaitu di
kota Cilegon, Banten. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena
adanya kehidupan yang lebih baik dari pekerja yang bekerja di PT. Restu
Enjenering Kontruksi.
15
c. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada dua tahap. Tahap pertama dilakukan
pada tanggal 18 November 2016 sampai dengan 20 Desember 2016. Dan
tahap kedua dilakukan pada tanggal 13 Desember 2017 sampai dengan 14
Desember 2017. Tahap kedua dilakukan dikarenakan kurangnya
informasi penelitian di tahap pertama.
3. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis
data, yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data primer meliputi data dari hasil observasi dan wawancara pada
pekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi.
b. Data sekunder meliputi dokumen, buku, maupun data-data yang
bersumber dari internet.
Pengumpulan data lapangan dilangsungkan kurang lebih selama tiga
bulan yaitu pada November – Desember 2016 dan Desember 2017.
Selama kurun waktu tersebut, penulis mengumpulkan data yang
dibutuhkan dengan metode wawancara, observasi, dokumentasi, serta
mengkaji bahan bacaan baik dari penelitian sebelumnya, jurnal, artikel,
maupun kajian kepustakaan. Dari metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data, penulis mengkaji dan mengolah data untuk
mendapatkan hasil penelitian yang akurat dan memuaskan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah
sebagai berikut :
16
a. Wawancara
Sudjarwo dan Basrowi (2009:165) mengatakan bahwa “wawancara
adalah semacam dialog atau tanya jawab antara pewawancara dengan
responden dengan tujuan memperoleh jawaban-jawaban yang
dikehendaki”.
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan beberapa
pekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi yang terkait dengan
permasalahan mobilitas sosial.
b. Observasi
Sanapiah Faisal (2008:52) mengatakan bahwa “metode ini
menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu
benda, kondisi, situasi, proses, atau perilaku”. Jadi, observasi ini
dilakukan dengan datang langsung ke tempat kejadian. Dengan adanya
observasi ini, peneliti mendapatkan gambaran yang lengkap dan
menyeluruh mengenai hal-hal yang terkait dengan mobilitas sosial pada
pekerja industri di PT. Restu Enjenering Kontruksi
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan manuskrip,
laporan-laporan resmi, atau dokumen yang terkait dengan subjek
penelitian. Dokumen dapat berupa koran, jurnal, laporan, dan riset
(Creswell, 2010:269).
17
4. Teknik Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif. Data diperoleh dari data primer dan kemudian data sekunder,
yaitu melalui hasil wawancara dan observasi yang kemudian
dideskripsikan dalam bentuk uraian kalimat, sehingga data-data tersebut
dapat dipahami dengan mudah. Data yang telah dihasilkan tersebut, dapat
dikomunikasikan kepada orang lain. Pelaksanaan analisisnya ketika
berada di Lapangan, dan setelah data terkumpul peneliti menganalisis
data-data sepanjang penelitian dan dilakukan secara berkala dari awal
hingga akhir penulisan. Proses analisis dari data-data tersebut dilakukan
pada Desember 2016 sampai Februari 2018.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
empat bab. Adapun sistematika penulisannya adalah:
BAB I Pendahuluan, memuat rancangan penelitian. Dalam bab ini
diuraikan tentang pernyataan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, kajian teori, metodologi penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II Gambaran Umum Lokasi Penelitian, pada bab ini menjelaskan
gambaran umum mengenai lokasi yang akan diteliti, seperti keadaan umum Kota
Cilegon, keadaan umum PT. Restu Enjenering Kontruksi, perkembangan industri
di Kota Cilegon dan gambaran umum informan.
18
BAB III Mobilitas Sosial Ekonomi Pekerja Industri di PT. Restu
Enjenering Kontruksi, pada bab ini akan dibahas mengenai hasil temuan data
yang didapat dari lokasi penelitian serta menganalisa hasil-hasil penelitian dan
studi lapangan berdasarkan data-data yang diperoleh di Lapangan, seperti
mobilitas sosial pekerja dan faktor terjadinya mobilitas sosial.
BAB IV Penutup, dalam bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi yang
berisi kesimpulan dan saran.
Daftar Pustaka, berisi sumber kepustakaan yang digunakan dalam
penulisan penelitian ini. Berasal dari media cetak seperti buku dan jurnal serta
dari media elektronik seperti jurnal atau laporan.
Lampiran-Lampiran, berisi lampiran keterangan saat penelitian seperti
catatan observasi, dokumentasi serta transkip hasil wawancara dengan responden.
19
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Keadaan Umum Kota Cilegon
1. Keadaan geografis
Kota Cilegon merupakan wilayah hasil pemekaran dan batasan
ruang lingkup wilayah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun
1999 Tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan
Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon dan merupakan salah satu kota
administratif yang berada di bawah naungan provinsi banten yang terletak
di ujung barat pulau Jawa serta merupakan pintu gerbang utama yang
menghubungkan sistem pulau Jawa dan pulau Sumatera. Kota Cilegon
diapit oleh Kabupaten Serang di sebelah utara, timur, dan selatan dan
Selat Sunda di sebelah barat.
Secara geografis Kota Cilegon memiliki batas-batas:
Sebelah Barat : Selat Sunda
Sebelah Utara : Kab. Serang
Sebelah Timur : Kab. Serang
Sebelah Selatan : Kab. Serang
Keberadaan kota Cilegon ditinjau dari aspek geostrategis memiliki
peran dan posisi yang sangat menentukan dalam mendukung arah dan
pola pembangunan dan pengembangan perkotaan baik dalam konstelasi
regional, nasional, dan bahkan internasional. Hal ini berujung dengan
20
dikeluarkannya kebijakan pemerintah pusat melalui PP. No. 26 Tahun
2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Kota
Cilegon ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang
diidentifikasikan sebagai pusat kegiatan industri, pengolahan, dan simpul
transportasi dengan cakupan pelayanan nasional meliputi beberapa
kabupaten/kota yang berada dalam pengaruh Kota Cilegon. Selanjutnya
juga dijelaskan bahwa Kota Cilegon merupakan pusat utama untuk
Kawasan Strategis Nasional Bojonegara-Merak-Cilegon dan sekitarnya,
di mana sektor unggulan kawasan ini adalah industri, pelabuhan,
pertanian tanaman pangan, pariwisata, perikanan, dan pertambangan.
Selain aspek geostrategis, karakteristik geografis Kota Cilegon
masuk ke dalam kategori kota pesisir. Hal ini diindikasikan dengan
membentangnya kawasan pesisir laut dari bagian utara hingga selatan.
Kota Cilegon memiliki fisik wilayah yang cukup bervariasi baik ditinjau
dari ketinggian maupun lereng. Pada wilayah ini dapat dijumpai wilayah
yang relatif datar sampai perbukitan terjal. Sedangkan wilayah tengah
relatif landai dari pesisir barat hingga timur kota, tetapi di wilayah utara
menjadi sedikit berbukit-bukit terutama yang berbatasan langsung dengan
Kecamatan Mancak Kabupaten Serang (BPS Kota Cilegon, 2017)
21
Gambar II.A.1 Peta Wilayah Kota Cilegon
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, 2016
Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 tahun 2007 tentang
pembentukan kelurahan di Kota Cilegon yang menyatakan bahwa daerah
22
Kota Cilegon memiliki 43 Kelurahan dari 8 Kecamatan. Dari delapan
kecamatan yang ada, tiga diantaranya diperuntukkan untuk perkembangan
wilayah industri, yaitu Kecamatan Ciwandan, Kecamatan Pulomerak, dan
Kecamatan Grogol. Kecamatan Ciwandan menjadi pusat pekembangan
wilayah industri. Kelima kecamatan yang lainnya yaitu Kecamatan
Citangkil, Kecamatan Purwakarta, Kecamatan Cilegon, Kecamatan
Jombang, dan Kecamatan Cibeber diperuntukkan bagi pemukiman warga.
Pusat kota sendiri berada di Kecamatan Cilegon.
Tabel II.A.1 Luas Wilayah dan Implikasi Keadaan GeografisMenurut Kecamatan di Kota Cilegon Tahun 2015
KecamatanLuas
(km²)
Implikasi struktur geografis bagi
masyarakat
Ciwandan 51,81
Kecamatan Ciwandan merupakan pusat dari
pertumbuhan sektor industri di Kota Cilegon,
dibuktikan dengan banyaknya industri-industri
berskala besar maupun kecil yang berdiri di
kecamatan ini. Oleh karena itu, Kecamatan
Ciwandan akan berimplikasi pada tingginya
tingkat sosial dan ekonomi pada masyarakat.
Citangkil 22,98Kecamatan citangkil merupakan salah satu
wilayah pemukiman warga. Wilayah
23
Kecamatan Citangkil masih berdekatan
dengan wilayah industri di sepanjang Kota
Cilegon. Hal ini berimplikasi pada akses
menuju tempat kerja. Selain itu, sebagai
wilayah pemukiman juga berimplikasi pada
tingginya interaksi antar warga.
Pulomerak 19,86
Kecamatan ini memiliki pelabuhan utama
penyeberangan yaitu Pelabuhan Merak, yang
melayani jalur Merak-Bakauheni, serta
pelabuhan-pelabuhan kecil milik perusahaan
sepanjang pesisir pantai. Hal ini berimplikasi
pada perekonomian warga karena pelabuhan
merak menjadi lahan untuk membuka usaha
untuk warga sekitar pelabuhan untuk
membuka UMKM, mulai dari pedagang
asongan, warung makan, warteg, hotel, hingga
restoran mewah.
Purwakarta 15,29
Pada kecamatan ini berdiri 3 Toserba besar di
Kota Cilegon, yaitu Mall Cilegon, Toserba
Edi, dan Mall Krakatau Junction. Hal ini
berimplikasi pada tingkat interaksi masyarakat
Kota Cilegon yang tinggi.
Grogol 23,38 Kecamatan Grogol merupakan satu dari
24
beberapa kecamatan yang diperuntukkan bagi
kawasan industri. Sebagian wilayah
Kecamatan Grogol diperuntukkan bagi
industri-industri besar yang berbatasan
langsung dengan pantai. Hal ini berimplikasi
pada peningkatan ekonomi masyarakat yang
tinggal di wilayah Kecamatan Grogol dan
sekitarnya.
Jombang 11,55
Di Kecamatan Jombang, banyak dibangun
pusat-pusat pertokoan, pasar, dan
supermarket/minimarket. Menurut data BPS
Kota Cilegon, tercatat 2.663 toko/warung, 22
supermarket/minimarket, 12 unit bank, 5 biro
travel, dan 1 unit pasar yaitu Pasar Kranggot
sebagai pusat perniagaan Kota Cilegon. Hal
ini berimplikasi pada perekonomian
masyarakat yang terus meningkat. Dapat
diketahui bahwa sektor perdagangan, rumah
makan, dan akomodasi menempati posisi
pertama dalam penyerapan tenaga kerja di
Kota Cilegon.
Cilegon 9,15Kecamatan Cilegon dijadikan sebagai pusat
berbagai aktivitas manusia. Berdirinya pusat-
25
pusat perbelanjaan dan bangunan-bangunan
pemerintahan menjajdikan Kecamatan
Cilegon sebagai pusat pemerintahan Kota
Cilegon.
Cibeber 21,49
Pada wilayah ini terdapat industri skala kecil
(home industry) seperti industri pembuatan
genteng/batu bata dan emping sangrai. Selain
terdapat industri skala kecil tersebut, di
wilayah ini juga terdapat potensi
pertanian/perkebunan, perdagangan, serta
adanya peternakan. Hal ini berimplikasi pada
ekonomi masyarakat. Dengan adanya potensi-
potensi perekonomian tersebut, tentu sangat
membantu warga sekitar dalam mencari
pekerjaan.
Luas Kota
Cilegon175,51
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, 2017:12
26
2. Struktur Kependudukan
Tabel II.A.2 Jumlah Penduduk dan Implikasi StrukturKependudukan Bagi Masyarakat
Tahun
Jenis Kelamin
Jumlah
Implikasi Struktur
Kependudukan Bagi
MasyarakatLaki-laki Perempuan
2013 203.502 194.802 398.304Kota Cilegon dari tahun ke
tahun mengalami
peningkatan jumlah
penduduk. Hal ini akan
berimplikasi pada
kebutuhan-kebutuhan
dasar manusia yang
meningkat, seperti
kebutuhan akan kehidupan
sosial, kebutuhan pangan,
serta kebutuhan tempat
tinggal yang kini semakin
terbatas. Selain itu
peningkatan jumlah
pendudukpun dapat
berimplikasi pada aspek
ketenagakerjaan yang akan
berdampak langsung pada
2014 207.002 198.301 405.303
2015 210.505 201.601 412.106
27
aspek ekonomi
masyarakat.
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Cilegon 2014-2017
3. Struktur Ketenagakerjaan
Tabel II.A.3 Jumlah Pencari Kerja Terdaftar Tahun 2015Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi dan Implikasinya Bagi
Masyarakat
Pendidikan Tinggi
yang DitamatkanJumlah
Implikasi Struktur
Ketenagakerjaan Bagi Masyarakat
Tidak/Belum
Pernah Sekolah0
Jumlah pencari kerja terbesar di Kota
Cilegon adalah berpendidikan terakhir
SMA, sebesar 4.934 orang. Hal ini
dapat menunjukkan bahwa masyarakat
Kota Cilegon sudah sadar akan
pentingnya tingkat pendidikan dan
sadar akan persaingan dalam mencari
pekerjaan. Dari data tersebut maka
akan berimplikasi pada persaingan
mencari kerja yang semakin sulit
dikarenakan banyaknya pencari kerja
dengan latar pendidikan yang sama.
Tidak/Belum Tamat
SD0
Sekolah Dasar 22
Sekolah Menengah
Pertama236
Sekolah Menengah
Atas4934
Diploma I/II/III 229
Universitas 526
Jumlah 5947
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Cilegon, 2016
28
4. Kondisi Sosial Ekonomi
Jauh sebelum Kota Cilegon menjadi kota industri adalah sebuah
kampung kecil dibawah kekuasaan Kerajaan Banten. Pada saat itu
Cilegon hanyalah berupa tanah rawa yang belum banyak dihuni orang.
Namun, sejak masa keemasan Kerajaan Banten dilakukan pembukaan
daerah Serang dan Cilegon yang dijadikan daerah persawahan dan jalur
perlintasan antara Pulau Jawa dan Sumatera. Sejak saat itu, banyak
pendatang yang menetap di Cilegon (Pemkot, 2007).
Sejak tahun 1962, di Cilegon berdiri pabrik baja Trikora yang
merupakan babak baru bagi era industri di wilayah ini. Industri baja
Trikora berkembang pesat setelah keluar Peraturan Pemerintah Nomor 35
tahun 1970 tanggal 31 Agustus 1970 yang mengubah pabrik baja Trikora
menjadi pabrik baja PT. Krakatau Steel Cilegon berikut anak
perusahaannya.
Sejak saat itu kehidupan masyarakat Cilegon berubah kian pesat.
Semula warga Cilegon yang bermata pencaharian petani mulai beralih
menjadi buruh, pedagang, dan lain sebagainya. Dengan adanya
perkembangan industri di Cilegon, juga mengakibatkan pada jumlah
penduduk yang terus meningkat. Dengan adanya industri ini juga
mendorong pembangunan dan perkembangan yang sangat pesat di
wilayah Cilegon, yang pada akhirnya mempengaruhi kondisi sosial
budaya serta tata guna lahan. Daerah persawahan kini dialih fungsikan
sebagai daerah industri, perdagangan, serta jasa.
29
Dengan adanya perkembangan industri di wilayah Cilegon tentu
saja berdampak langsung pada meningkatnya perekonomian masyarakat.
Terbukti hingga saat ini, perkembangan industri di kota Cilegon
pertumbuhannya semakin pesat dan industri masih mendominasi dalam
penyerapan tenaga kerja di Kota Cilegon.
B. Keadaan Umum PT. Restu Enjenering Kontruksi
1. Sejarah Berdirinya
PT. Restu Enjenering Kontruksi merupakan sebuah perusahaan
yang bergerak dalam bidang Jasa Kontruksi – Badan Usaha Jasa
Pelaksana Kontruksi. Industri Kontruksi ini melaksanakan berbagai
perdagangan umum, pembangunan, perbengkelan dan jasa. PT. Restu
Enjenering Kontruksi didirikan pada tahun 2013 dihadapan notaris
Muhammad Isyah, Sarjana Hukum, Notaris di Kota Cilegon.
PT. Restu Enjenering Kontruksi berlokasi di Kota Cilegon yang
memiliki maksud serta tujuan (hasil observasi pada tanggal 17 November
2016):
a. Melaksanakan perdagangan umum seperti import dan eksport barang
engineering, eksport – import dan perdagangan bahan kontruksi dari
besi dan baja, perdagangan kontruksi billboard, bertindak sebagai
agen atau distributor untuk barang-barang engineering.
b. Melaksanakan berbagai pembangunan seperti pembangunan kontruksi
gedung, jembatan, jalan, kontruksi besi dan baja, kontruksi sinyal dan
30
telekomunikasi kereta api, pemborongan (contractor) dibidang
pembangunan dan kontruksi pabrik, pembangunan kontruksi
Billboard, reklame dan periklanan.
c. Menjalankan usaha perbengkelan, yaitu bengkel kontruksi pesawat
uap dan bejana tekan.
d. Menjalankan bidang usaha jasa, seperti konsultasi bidang teknik
engineering, konsultasi bidang manajemen dan administrasi
engineering, sarana penunjang perusahaan yaitu penyewaan peralatan,
kendaraan, dan sebagainya.
2. Visi dan Misi Perusahaan
PT. Restu Enjenering Kontruksi memiliki Visi dan Misi yang
menjadi pondasi untuk memotivasi perusahaan agar lebih berkembang
dan menjadikan perusahaan ini lebih baik ke depannya, dengan Visi dan
Misi sebagai berikut (hasil observasi tanggal 17 November 2016):
a. Visi
Menjadi perusahaan yang mempunyai reputasi terpercaya dengan
kemampuan menyelesaikan kontrak kerja sesuai jadwal rencana dan
anggaran yang diberikan oleh client atau bisnis partner dengan
menjaga kerjasama berdasarkan kejujuran, dan menjadi perusahaan
kontruksi yang berkaitan di bidangnya.
31
b. Misi
1) Mewujudkan harapan dan rencana bisnis partner atau klien,
dengan hasil kerja kontruksi yang berkualitas melalui keunggulan
motivasi, sistem manajemen, sumber daya manusia.
2) Mengambil bagian dalam pembangunan sektor usaha jasa
kontruksi yang diarahkan kepada kemampuan mengembangkan
pertumbuhan asset, aktif kompetensi dan hubungan yang baik
yang dimiliki untuk mendukung operasional perusahaan.
3) Mengupayakan untuk pengembalian yang optimal dan
berkesinambungan bagi pemegang saham dan mitra strategis
dengan pengembangan jasa konstruksi.
3. Nilai-nilai Perusahaan
DIPERCAYA oleh pemberi kerja client atau bisnis partner, dengan
menjunjung tinggi kejujuran, tanggung jawab, disiplin dan keterbukaan
dalam upaya memenuhi komitmen.
KEBERSAMAAN antara pengurus perusahaan, karyawan dan mitra
strategis berdasarkan kepada sinergi persatuan, saling asah, asih dan asuh
untuk mencapai target dan tujuan perusahaan.
TANGGAP dalam mengantisipasi perubahan dinamika usaha,
mengidentifikasi potensi dan mencegah timbulnya masalah, serta kreatif
dan mampu menemukan solusi terbaik bagi perusahaan.
UNGGUL dengan berpegang kepada profesionalisme, tahan uji dan
kreatifitas dalam upaya meningkatkan kualitas hasil kerja, melalui
32
pelayanan pengembangan design, teknologi dan metode kerja yang
effisien dan efektif.
KEPUASAN PELANGGAN menjadi tujuan utama dengan tetap
memperhatikan etika bisnis dan mengacu kepada ketepatan waktu,
qualitas pekerjaan, dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan kerja,
keselamatan dan kesehatan kerja guna mendapatkan keuntungan bagi
klien, ataupun bisnis partner (hasil observasi 17 November 2016).
4. Struktur Organisasi
Gambar II.B.1 Struktur Organisasi PT. Restu Enjenering Kontruksi
Sumber: Dokumentasi peneliti pada observasi tanggal 17 November 2016
DIREKTUR UTAMA(Muhammad Akso)
DIREKTUR ADM & FINANCE(Munawati)
DIREKTUR OPERATIONAL(Ir. Prihadiyono, M. MBA)
FIA MANAGER
(Ina Farhatina)
HRD & ADMMANAGER
(Asep Irawan)
PROCUREMENTMANAGER
(Ina Farhatina)
ENGINEERINGMANAGER(Mugiyono)
QA/DCMANAGER
(Agus Triadi)
KONSTRUKSIMANAGER
(Chairul Anwar)
HSEMANAGER
(Jamaludin, SH)
DEVELOPMENTMANAGER
(Ato Hirman, ST)
ELEKTRIKALSITE PROJECT
(Muchtar)
PIPING SITEPROJECT
(Abdul Rohman)
MECHANICALSITE PROJECT
(Surashim)
33
Ada beberapa warga yang ikut terlibat di dalam struktur organisasi
PT. Restu Enjenering Kontruksi tersebut. Dari 14 orang yang terlibat, 8
orang pekerja tercatat sebagai warga yang tinggal di sekitar indusri. Hal
ini menunjukkan bahwa PT. Restu Enjenering Kontruksi ini
memperhatikan kesejahteraan warga yang tinggal di sekitar PT. Restu
Enjenering Kontruksi.
5. Sumber Daya Manusia
PT. Restu Enjenering Kontruksi merupakan jenis industri yang
termasuk ke dalam industri skala menengah yang bergerak dalam bidang
Jasa Kontruksi. Pekerja yang bekerja di perusahaan ini berkisar 64 orang
dan mengambil pekerja outsourching sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Dari 64 pekerja tersebut, 33 pekerjanya adalah warga yang
berdomisili di sekitar perusahaan (hasil observasi tanggal 17 November
2016).
Pembagian kerja ditentukan berdasarkan pendidikan terakhir serta
keahlian yang dimiliki. Umumnya industri konstruksi ini membutuhkan
pekerja minimal yang berpendidikan terakhir SMA dan lebih diutamakan
yang bersekolah di sekolah kejuruan. Sistem rekruitmen yang berlaku di
PT. Restu Enjenering Kontruksi adalah pertama perusahaan membuka
lowongan pekerjaan untuk berbagai bidang, kemudian perusahaan juga
melakukan kerjasama dengan pihak ke-3 seperti universitas maupun
sekolah-sekolah ditingkat SMK. Ketika lowongan pekerjaan sudah di
umumkan, maka tak lama kemudian perusahaan akan menerima surat
34
lamaran dari calon pekerja. Perusahaan akan mengadakan training bagi
calon pekerja dan setelah itu akan melaksanakan ujian yang terdiri dari
ujian psikotes, TPA (Tes Potensi Akademik), dan wawancara (hasil
observasi tanggal 17 November 2016).
6. Waktu Kegiatan Kerja
Jam kerja yang berlaku di PT. Restu Enjenering Kontruksi adalah
jam 08.00 wib – 17.00 wib yang beroperasi pada hari senin – jumat.
Selain waktu kerja tetap tersebut, ada jam lembur bagi pekerja PT. Restu
Enjenering Kontruksi, namun jam lembur tersebut di sesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan. Jika ada jam lembur, maka akan adanya upah
tambahan yang disediakan perusahaan bagi pekerja. Upah tambahan
tersebut sistemnya ditambahkan per-jam pekerja bekerja lembur. Hal
tersebut tentu saja berimplikasi pada meningkatnya pendapatan pekerja.
C. Perkembangan Industri di Kota Cilegon
Kawasan industri dirancang untuk dikembangkan sebagai sarana
mempercepat pertumbuhan industri lengkap dengan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan. Kawasan industri dikelola oleh badan yang bertanggung jawab
secara terus menerus terhadap fasilitas kawasan industri dan lingkungan.
Dengan demikian hubungan antara pengusaha/penanam modal dengan
pengelola kawasan industri tidak terputus.Hampir seluruh kota dan kabupaten di
Indonesia telah menetapkan lokasi kegiatan dan kawasan industri dalam rencana
tata ruang wilayahnya masing-masing. Keseriusan pemerintah dalam
35
mengembangkan kawasan industri sangat beralasan, karena berbagai dampak
positif/keuntungan yang dapat diperoleh bagi perkembangan wilayah di
sekitarnya (Bappeda, 2014:42).
Keuntungan pertama adalah bahwa pengembangan kawasan industri
dapat memacu pertumbuhan ekonomi wilayah (Bappeda, 2014:42).
Keuntungan kedua adalah kemudahan dalam penyediaan sarana
infrastuktur yang diperlukan oleh industri dalam melaksanakan aktivitas
produksinya. Dengan menggabungkan sejumlah industri di dalam satu kawasan,
maka pemenuhan fasilitas sarana dan prasarana penunjang guna proses produksi
dapat lebih mudah dilakukan, dibandingkan dengan industri individual yang
letaknya berjauhan. Dengan adanya kawasan industri yang beraglomerasi,
dan merupakan kumpulan dari berbagai industri, maka pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana industri dapat lebih mudah dilakukan dan relatif lebih murah
karena digunakan secara bersama-sama (Bappeda, 2014:42).
Keuntungan ketiga, yakni; pembukaan lapangan pekerjaan baru. Dengan
tumbuhnya kawasan industri, maka lapangan kerja dan kesempatan kerja baru
akan tersedia, yang dapat menyerap banyak tenaga kerja industri. Dengan
bertambahnya lapangan pekerjaan baru tersebut, maka pendapatan masyarakat
diharapkan akan meningkat, disertai juga dengan peningkatan kualitas
sumberdaya manusia. Peningkatan kualitas pekerja ini biasanya dilakukan
melalui pelatihan serta peningkatan ketrampilan/keahlian dan pengetahuan.
Semakin besar tenaga kerja yang berhasil diserap dan bekerja di kawasan
industri, menjadi nilai tambah suatu perekonomian, karena hal tersebut menjadi
36
penopang pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Selain itu, terjadi pula
penambahan lapangan pekerjaan yang berasal dari pembukaan lapangan kerja
baru dari sektor ekonomi informal, yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
para buruh/pekerja yang bekerja di kawasan tersebut. Misalnya semakin
bertumbuhnya warung makan, rumah kontrakan, ojek, warung barang kelontong,
bengkel, rumah sewa, dan lain sebagainya. Peningkatan sektor ekonomi
informal ini akan meningkatkan penghasilan masyarakat yang tinggal di
sekitar kawasan industri tersebut (Bappeda, 2014:43).
Keuntungan keempat yakni meningkatnya harga lahan di sekitar
kawasan industri. Menurut penelitian Yusriadi (2003), adanya pembangunan
berbagai industri telah menyebabkan tanah menjadi semakin berdimensi
ekonomis semata. Harga tanah semakin membubung naik dan tanah dijadikan
sebagai obyek spekulasi atau sebagai komoditas ekonomi untuk diperdagangkan
dalam rangka memperoleh keuntungan individual (Bappeda, 2014:43).
Keuntungan kelima adalah dari peningkatan pendapatan daerah (PAD)
melalui pajak daerah. Dengan bertambahnya pajak daerah, maka
pembangunan daerah akan lebih meningkat. Sumbangan PDRB dari sektor
industri pengolahan diharapkan menjadi meningkat dengan semakin
berkembangnya kawasan industri di suatu daerah tertentu. Keuntungan keenam,
dilihat dari aspek kependudukan, kawasan industri juga dapat mengurangi arus
urbanisasi, terutama untuk kawasan industri yang letaknya di daerah pinggiran
kota. Masyarakat dari daerah pinggiran tidak perlu pergi ke kota sebagai
37
tempat mencari pekerjaan, tetapi cukup kawasan industri yang menyediakan
lapangan kerja cukup banyak (Bappeda, 2014:44).
Pengembangan Kota Cilegon sebagai kota industri dimulai dengan
keberadaan PT. Krakatau Steel yang mana merupakan perusahaan BUMN
strategis dimana terdapat perusahaan pengolahan baja terbesar di Indonesia, yaitu
PT. Krakatau Steel yang merupakan perusahaan BUMN. Perusahaan milik negara
ini beserta anak-anak perusahaannya yang memproduksi baja dan produk
turunannya dari baja. Selain perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang baja,
di Kota Cilegon juga terkenal dengan industri kimia dan barang-barang dari bahan
kimia seperti PT. Chandra Asri, PT. Asahimas Chemical, PT. Nippon Shokubai
dan lain sebagainya yang jumlahnya mencapai 24 perusahaan atau 32,88 persen,
sementara itu perusahaan industri baja hanya menyumbang 27,4 persen saja.
Sisanya tersebar pada industri pengolahan makanan, migas, dan industri lainnya.
Berdasarkan Survei Perusahaan Manufaktur Tahunan oleh BPS Kota
Cilegon tahun 2016 terdapat 79 buah perusahaan. Dari perusahaan tersebut
dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 19.447 orang. Golongan industri Bahan
kimia adalah golongan industri terbanyak yaitu 27 buah perusahaan, dikuti
Barang Logam 21 perusahaan, Makanan/Food 9 perusahaan, Barang galian
bukan logam 7 perusahaan, Produk dari batu bara dan pengilangan minyak bumi
4perusahaan, Karet-Barang dari Karet dan Plastik 3 perusahaan, mesin dan
Perlengkapan 3 perusahaan, Minuman 1 perusahaan, Kayu dan Barang dari Kayu
(Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya
38
1 perusahaan, Peralatan Listrik 1 perusahaan serta Kendaraan Bermotor, Trailer
dan semi Trailer 1perusahaan, Konveksi 1 perusahaan.
Kota Cilegon merupakan kota otonom yang secara yuridis terbentuk pada
tanggal 27 April 1999 berdasarkan UU No. 15 Tahun 1999 tentang
pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah
Tingkat II Cilegon. Sebagaimana dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Provinsi Banten Tahun 2002 – 2017, Kota Cilegon ditetapkan
sebagai salah satu pusat pertumbuhan wilayah Provinsi Banten, dan diarahkan
pada pengembangan kelompok industri besar dan sedang, industri kecil, dan
industri kerajinan (Bappeda, 2014:44).
Atas dasar tersebut, maka pengembangan kawasan industri di Kota Cilegon
merupakan suatu kebutuhan. Kawasan industri dimaksudkan untuk
mengarahkan agar kegiatan industri dapat berlangsung secara efisien dan
produktif, mendorong pemanfaatan sumber daya setempat, pengendalian
dampak lingkungan, dan sebagainya (Bappeda, 2014:45).
Sesuai dengan UU nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional, di Provinsi Banten terdapat 2 Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
internasional, nasional atau beberapa provinsi, kota-kota yang di maksud adalah
Kota Serang dan Kota Cilegon. Kedua kawasan ini memiliki market yang besar
dan tingkat perekonomian yang tinggi. Sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
kota ini perlu menyediakan ketersediaan fasilitas dan pelayanan yang sesuai untuk
memenuhi kebutuhan penduduknya.
39
Pesatnya perkembangan industri menyebabkan banyaknya penyerapan
tenaga kerja baru, hal ini diikuti dengan semakin tingginya kebutuhan akan tempat
tinggal dan fasilitas serta sarana penunjang dari kegiatan industri tersebut.
Sehingga perkembangan industri seringkali berdampak terhadap perkembangan
kota atau wilayah dimana kegiatan industri itu berada.
Dampak fisik dari perkembangan Kota Cilegon dapat dilihat dari munculnya
pabrik-pabrik industri baru yang ada di Kota Cilegon, serta infrastruktur
penunjang kegiatan industri seperti jalan dan pelabuhan yang bertaraf
Internasional. Sedangkan dampak sosial yang ditimbulkan antara lain adalah
semakin meningkatnya jumlah penduduk Kota Cilegon dan penyerap tenaga kerja
baru dalam jumlah besar. Hal ini juga berpengaruh terhadap perekonomian
masyarakat di Kota Cilegon yang semakin meningkat, sehingga berpengaruh
terhadap gaya hidup masyarakat yang modern dan cenderung konsumtif.
D. Gambaran Umum Informan
Keseluruhan informan dalam penelitian ini adalah pegawai PT. Restu
Enjenering Kontruksi yang berjumlah 14 informan dan tidak seluruh pegawai PT.
Restu Enjenering Kontruksi terlibat dalam pengambilan data penelitian ini.
Informan ini dipilih karena mereka terlibat secara aktif dalam perusahaan tersebut
dan juga mempunyai data dan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian
tentang mobilitas sosial. Adapun gambaran umum informan dilihat berdasarkan
jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pekerjaan sebelumnya yang dilakukan
sebelum bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi.
40
1. Jenis Kelamin
Dari data penelitian di lapangan informan berdasarkan jenis kelamin
adalah sebagai berikut:
Tabel II.D.1 Gambaran Umum Informan BerdasarkanJenis Kelamin
NO NAMA JENIS KELAMIN
1 “AI” Laki-laki
2 “NM” Perempuan
3 “J” Perempuan
4 “AR” Laki-laki
5 “AT” Laki-laki
6 “CA” Laki-laki
7 “S” Laki-laki
8 “BS” Laki-laki
9 “M” Laki-laki
10 “RA” Laki-laki
11 “ABR” Laki-laki
12 “AH” Laki-laki
13 “DN” Laki-laki
14 “EZ” Laki-laki
Sumber: Dokumentasi penelitian pada wawancara, 2016
Jenis kelamin informan berdasarkan tabel di atas menunjukkan
dominasi kaum laki-laki sebanyak 80% dan perempuan 20%. Hal tersebut
sangat wajar mengingat jenis pekerjaan di PT. Restu Enjenering
41
Kontruksi bukanlah pekerjaan yang ringan dan juga sebagian besar waktu
pekerjaan dilakukan di lapangan.
2. Usia
Salah satu indikator produktivitas kerja adalah usia karena usia
sangat mempengaruhi terhadap kinerja perusahaan. Usia muda paling
banyak dibutuhkan dalam pos-pos lowongan kerja, karakteristik usia
muda adalah energik dan bertenaga.
Adapun data informan berdasarkan di lapangan adalah dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel II.D.2 Gambaran Umum Informan Berdasarkan Usia
NO NAMA USIA
1 “AI” 27 Tahun
2 “NM” 36 Tahun
3 “J” 23 Tahun
4 “AR” 44 Tahun
5 “AT” 38 Tahun
6 “CA” 41 Tahun
7 “S” 29 Tahun
8 “BS” 25 Tahun
9 “M” 38 Tahun
10 “RA” 47 Tahun
11 “ABR” 34 Tahun
12 “AH” 28 Tahun
42
13 “DN” 35 Tahun
14 “EZ” 31 Tahun
Sumber: Dokumentasi penelitian pada wawancara, 2016
3. Pendidikan
Pendidikan adalah hal yang dapat membedakan potensi antara
pegawai karena seharusnya semakin tinggi latar belakang pendidikannya
maka potensinya sudah terasah dan hanya butuh perkembangan secara riil
di lapangan kerja. Maka dari itu pada tabel II.D.3 di bawah ini tergambar
data pegawai berdasarkan pendidikannya.
Tabel II.D.3 Gambaran Umum Informan Berdasarkan Pendidikan
NO NAMA PENDIDIKAN
1 “AI” S1
2 “NM” S1
3 “J” D3
4 “AR” SMP
5 “AT” S1
6 “CA” S1
7 “S” S1
8 “BS” SMA
9 “M” S1
10 “RA” S1
11 “ABR” S1
12 “AH” S1
43
13 “DN” S1
14 “EZ” S1
Sumber: Dokumentasi penelitian pada wawancara, 2016
44
BAB III
MOBILITAS SOSIAL EKONOMI PEKERJA
PT. RESTU ENJENERING KONTRUKSI
A. Mobilitas Sosial Pekerja PT. Restu Enjenering Kontruksi
Masyarakat kota Cilegon yang umumnya bekerja pada sektor industri
mengalami bentuk mobilitas sosial vertikal maupun horizontal dari status
pekerjaan mereka sebelumnya. Dengan bekerja pada sektor industri, mereka
berupaya untuk dapat meningkatkan kehidupan mereka baik secara ekonomi dan
juga sosialnya. Hal-hal seperti kebutuhan rumah tangga, tempat tinggal, serta
biaya pendidikan untuk anak-anak mereka menjadi pertimbangan mereka dalam
melakukan mobilitas sosial itu sendiri.
Terjadinya mobilitas sosial pada pekerja industri merupakan sebuah proses
yang panjang yang harus dilihat secara menyeluruh. Motivasi antara satu pekerja
ke pekerja yang lainnya dapat berbeda begitu pula dengan hasil yang didapatkan
apakah pekerja menempati posisi yang sederajat dengan pekerjaan sebelumnya
atau mendapatkan posisi yang naik (social-climbing) atau justru menempati posisi
yang lebih rendah dari pekerjaannya yang sebelumnya (social-sinking).
1. Proses Mobilitas Sosial Pekerja
Secara prinsip mobilitas sosial terbagi atas dua tipe, yaitu mobilitas
sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas sosial vertikal
dibagi atas mobilitas sosial vertikal naik dan mobilitas sosial turun.
Mobilitas sosial naik merupakan jenis mobilitas sosial yang paling ingin
45
diraih oleh keseluruhan pekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi,
karena jenis mobilitas tersebut akan dapat meningkatkan kesejahteraan
hidup pekerja beserta keluarganya. Sedangkan mobilitas sosial turun
merupakan jenis mobilitas yang paling ingin dihindari oleh keseluruhan
pekerja karena mobilitas tersebut merupakan penurunan baik secara sosial
dan ekonomi pekerja.
Ekonomi merupakan faktor penting bagi terjadinya mobilitas sosial
pada pekerja PT. Restu Enjenering Kontruksi. Dapat dikatakan bahwa
kondisi ekonomi seseorang berkaitan erat dengan jenis pekerjaan yang
dimiliki oleh seseorang. Apabila pekerjaan yang dimiliki memperoleh
upah yang memadai, maka kehidupan yang dimilikinya juga akan menjadi
lebih baik.
Bagi keseluruhan pekerja PT. Restu Enjenering Kontruksi memiliki
pendapatan yang tinggi menjadi bahan pertimbangan seseorang apakah ia
akan memutuskan untuk bekerja di tempat tersebut ataukah tidak. Seperti
yang diungkapkan oleh informan “EZ”, “AI”, dan “AR” yang
mengatakan:
“Karena tuntutan ekonomi, saya mencari pekerjaan yang lebih baikdari pekerjaan saya yang sebelumnya” (wawancara pribadi dengan “EZ”pada 14 Desember 2017 pukul 14.00 WIB).
“Saya pindah dari tempat kerja yang lama ke sini karena ada peluangkerja yang lebih bagus. Ada perubahan pendapatan juga. Kalau disini gajisudah mengikuti UMR. Kalau dulu gaji saya masih 2 jutaan, sekarang sudahdi angka 5 jutaan” (wawancara pribadi dengan “AI” pada 18 November 2016pukul 09.21 WIB).
“Sekarang Alhamdulillah setiap bulan sudah dapat gaji yang tetap.Dulu pekerjaan saya tukang ojek. Kerjanya dari pagi sampai sore, bahkan
46
bisa sampai malam juga dan pendapatannya ngga menentu” (wawancarapribadi dengan “AR” pada 23 November 2016 pukul 15.00 WIB).
Informan PT. Restu Enjenering kontruksi mengatakan bahwa ketika
mereka melakukan mobilitas sosial, ekonomi merupakan hal yang
terpenting bagi kehidupan mereka. Seperti yang dikatakan oleh beberapa
informan berikut:
“Kalau perubahan pendapatan pasti ada dimanapun itu tempatkerjanya pasti selalu ada perubahan. Yang pasti sekarang gaji saya lebihbesar” (wawancara pribadi dengan “ABR” pada 13 Desember 2017 pukul09.12 WIB).
“pendapatan saya meningkat sejak bekerja di perusahaan ini”(wawancara pribadi dengan “AH” pada 13 Desember 2017 pukul 09.43WIB).
“Karena tuntutan ekonomi, saya mencari pekerjaan yang lebih baikdari pekerjaan saya yang sebelumnya” (wawancara pribadi dengan “EZ”pukul 14 Desember 2017 pukul 14.00 WIB).
Perekonomian menjadi sesuatu yang sangat penting mengingat ada
beberapa anggota keluarga yang menjadi tanggungan mereka, seperti
biaya hidup sehari-hari dan juga biaya pendidikan bagi anak-anak mereka.
Seperti yang diungkapkan oleh “CA”, “M”, dan “RA” yang mengatakan:
“Bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan juga bisa menyekolahkananak-anak. Anak saya sudah tiga sekarang. Selama ini Alhamdulillah biayasekkolah anak-anak dapat terbayarkan” (wawancara pribadi dengan “CA”pada 25 November 2015 pukul 14.00 WIB).
“Dapat memenuhi kebutuhan keluarga, bisa juga menyekolahkananak-anak” (wawancara pribadi dengan “M” pada tanggal 20 Desember2016 pukul 11.15 WIB).
“Kehidupan saya bisa lebih layak kemudian kebutuhan sehari-haridapat terpenuhi. Alhamdulillah sampai saat ini saya merasa kebutuhan sayabisa terpenuhi dengan bekerja di perusahaan ini” (wawancara pribadi dengan“RA” pada 15 Desember 2016 pukul 09.40 WIB).
Keahlian merupakan hal yang tidak kalah penting bagi seseorang
yang memutuskan untuk bekerja pada sektor industri, apalagi bagi
47
seseorang yang memutuskan untuk bekerja di jabatan yang cukup tinggi
di suatu perusahaan. Keahlian akan menuntut individu untuk terus berlatih
dan mengenyam pendidikan yang tinggi.
Keahlian dan tingkat pendidikan seseorang sangat mempengaruhi
jenis pekerjaan seperti apa yang akan ia dapatkan. Seseorang dengan
keahlian dan tingkat pendidikan yang tinggi akan mampu bekerja pada
posisi yang tinggi juga, namun sebaliknya jika seseorang tidak memiliki
keahlian dan tidak memiliki tingkat pendidikan yang tinggi ia tidak akan
dapat mennempati posisi yang tinggi dalam suatu perusahaan.
Seperti yang terjadi pada informan “AR” yang hanya memiliki
tingkat pendidikan sampai SMP yang bahkan tidak memiliki keahlianpun
tidak mampu untuk menjadi seorang karyawan di PT. Restu Enjenering
Kontruksi. Informan “AR” hanya mampu untuk menjadi seorang petugas
keamanan yang jika dilihat dari tingkat pendapatan merupakan
pendapatan yang paling rendah yang ada di PT. Restu Enjenering
Kontruksi.
“Karena saya ga punya keahlian apapun dan sekolah juga ngga tinggi-tinggi amat akhirnya saya ngelamar aja jadi security, tapi karena yangngelamar pekerjaan juga banyak akhirnya saya ikutin berbagai macam tes.Alhamdulillah diterima” (wawancara pribadi dengan “AR” pada 23November 2016 pukul 15.00 WIB).
Jika dibandingkan dengan informan “AI”, “NM”, “AT”, “CA”,
“M”, “RA”, “ABR”, “DN”, “AH”, dan “EZ” yang memiliki tingkat
pendidikan S1 mereka justru menempati posisi atas yang jika dilihat dari
tingkat pendapatan mereka sudah cukup sejahtera. Hal ini membuktikan
48
bahwa tingkat pendidikan dan juga keahlian sangat berpengaruh dan juga
berperan penting dalam proses mobilitas sosial seseorang.
Tabel III.A.1 Data InformanBerdasarkan Pendidikan Terakhir dan Jabatan Pekerja
NO NAMA PENDIDIKAN JABATAN
1 “AI” S1 HRD &ADM
2 “NM” S1 Administrasi
3 “J” D3 Administrasi
4 “AR” SMP Security
5 “AT” S1 QA/QC Supervisor
6 “CA” S1 Konstruksi Manager
7 “S” S1 Helper
8 “BS” SMA Helper
9 “M” S1 Engineering Manager
10 “RA” S1 Warehouse Supervisor
11 “ABR” S1 Piping Site Project
12 “AH” S1 Development Manager
13 “DN” S1 QA/QC
14 “EZ” S1 Warehouse Supervisor
Sumber: Dokumentasi penelitian pada wawancara, 2016
49
2. Kondisi Pekerja Sebelum dan Sesudah Bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi
Sebelum akhirnya memutuskan untuk bekerja di PT. Restu
Enjenering Kontruksi, mereka telah lebih dahulu bekerja di bidang lain.
Latar belakang pekerjaan sebelumnya yang dimiliki oleh setiap pekerja
juga berbeda. Namun, hampir secara keseluruhan pekerja PT. Restu
Enjenering Kontruksi mengatakan bahwa mereka tidak merasa puas
dengan pekerjaan mereka sebelumnya dan membuat mereka akhirnya
beralih pada pekerjaan lain yang mereka anggap lebih baik.
“ Saya merasa tidak sejahtera kerja di tempat yang lama” (wawancarapribadi dengan “DN” pada 14 Desember 2017 pukul 13.20 WIB).
“Di tempat saya kerja dulu setiap telat masuk kerja walaupun 5 menitaja pasti dapat potongan gaji mba, ga ada toleransi. Uang makan,transportasi juga ngga ada. Kalau disini untungnya masih ada toleransiasalkan ngga diulangi terus-terusan aja” (wawancara pribadi dengan “J”pada 21 November 2016 pukul 15.00 WIB).
“Saya ngga betah kerja di tempat sebelumnya karena kerjanya yangdibawah tekanan” (wawancara pribadi dengan “CA” pada 25 November2016 pukul 14.00 WIB).
“Disini ada peluang kerja yang lebih bagus, gajinya lebih besar”(wawancara pribadi dengan “M” pada 20 Desember 2016 pukul 11.15WIB).
TABEL III.A.2 Data Informan
Berdasarkan Pekerjaan Sebelumnya dan Pekerjaan Saat Ini
NONAMA
(INISIAL)
PEKERJAAN
SEBELUMNYAPEKERJAAN SAAT INI
1 AI Karyawan Swasta HRD dan Administrasi
2 NM Operator Administrasi
50
3 J Administrasi Administrasi
4 AR Tukang Ojek Security
5 CA Operator Konstruksi Manager
6 AT Fitter QA/QC Supervisor
7 BS Helper Helper
8 S Bantu Usaha Keluarga Helper
9 RA Logistic Warehouse Supervisor
10 M Foreman Engineering Manager
11 ABR Project Control Piping Site Project
12 AH Karyawan Swasta Development Manager
13 DN Safety Man QA/QC
14 EZ Quality Control Warehouse Supervisor
Sumber: Dokumentasi penelitian pada wawancara, 2016-2017
TABEL III.A.3 Data Informan
Berdasarkan Pendapatan Sebelumnya dan Pendapatan Saat Ini
NONAMA
(INISIAL)
PENDAPATAN
SEBELUMNYA
PENDAPATAN SAAT
INI
1 AI Rp. 2.000.000,00 Rp. 5.000.000,00
2 NM Rp. 3.800.000,00 Rp. 4.000.000,00
3 J Rp. 3.000.000,00 Rp. 3.000.000,00
4 AR Tidak menentu Rp. 2.000.000,00
5 CA Rp. 3.300.000,00 Rp. 4.000.000,00
51
6 AT Rp. 3.000.000,00 Rp. 3.500.000,00
7 BS Rp. 3.000.000,00 Rp. 3.000.000,00
8 S Tidak disebutkan Rp. 3.000.000,00
9 RA Rp. 3.000.000,00 Rp. 3.700.000,00
10 M Rp. 3.500.000,00 Rp. 4.000.000,00
11 ABR Rp. 3.000.000,00 Rp. 4.000.000,00
12 AH Rp. 3.200.000,00 Rp. 4.000.000,00
13 DN Rp. 3.000.000,00 Rp. 3.500.000,00
14 EZ Rp. 3.000.000,00 Rp. 3.700.000,00
Sumber: Dokumentasi penelitian pada wawancara, 2016-2017
Pada tabel III.A.1 dapat dilihat jenis pekerjaan yang dilakukan
pekerja sebelum bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi dan pada
tabel III.A.2 dapat dilihat perbandingan pendapatan yang didapatkan oleh
pekerja. Ekonomi merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan
untuk melihat jenis mobilitas sosial yang telah dilakukan oleh pekerja PT.
Restu Enjenering Kontruksi. Berdasarkan tabel III.A.2, maka 12 informan
telah melakukan mobilitas sosial vertikal naik dan 2 informan telah
melakukan mobilitas horizontal. Pada pekerja PT. Restu Enjenering
Kontruksi tidak ada yang mengalami bentuk mobilitas sosial vertikal
turun, ini merupakan hal positif karena PT. Restu Enjenering Kontruksi
dapat meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan pekerjanya.
Meskipun informan “AR” dan “S” tidak diketahui jumlah
pendapatan yang ia dapatkan sebelum bekerja di PT. Restu Enjenering
52
Kontruksi, namun pada wawancara yang dilakukan oleh peneliti
informan “AR” dan “S” secara pribadi mengatakan bahwa pendapatan
yang mereka dapatkan telah meningkat setelah bekerja di PT. Restu
Enjenering Kontruksi.
“Pendapatan saya dulu tidak menentu kalau sekarang Alhamdulillahsetiap bulan saya punya pendapatan. Saya cukup senang, karena pekerjaansaya yang sekarang sudah lebih bagus dari pekerjaan saya yang dulu”(wawancara pribadi dengan “AR” pada 23 November 2016 pukul 15.00WIB).
“Sekarang saya punya penghasilan sendiri setiap bulannya. Sekarangkerjanya lebih harus disiplin, kalau dulu kan namanya cuma bantu-bantuusaha orang tua jadi kerjanya agak nyantai” (wawancara pribadi dengan “S”pada 6 Desember 2016 pukul 10.14 WIB).
Proses industrialisasi dan pembangunan industri ini merupakan
salah satu jalan kegiatan untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat
dalam arti tingkat hidupnya lebih maju maupun taraf hidup yang lebih
bermutu. Dengan kata lain pembangunan industri itu merupakan suatu
fungsi dan tujuan pokok kesejahteraan masyarakat industrialisasi yang
tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia dan
kemajuan memanfatkan sumber daya alam lainnya. Hal ini berarti pula
sebagai suatu usaha untuk meningkatkan produktifitas manusia disertai
usaha untuk meningkatkan ruang lingkup kegiatan manusia. Dengan
semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus
semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang semakin
bertambah.
Pada saat ini, bagaimanapun kehadiran PT. Restu Enjenering
Kontruksi telah menjadi bagian dalam proses mobilitas sosial pada
53
pekerja baik perubahannya besar atau tidak. Hal ini menjadi dampak
positif dari keberadaan industrialisasi di tengah-tengah masyarakat
Cilegon. Pekerja PT. Restu Enjenering Kontruksi sendiri banyak yang
mengalami peningkatan secara ekonomi yang membuktikan bahwa
keberadaan industrialisasi di kota Cilegon mampu untuk mensejahterakan
masyarakat yang tinggal di sekitar industri tersebut.
B. Faktor Terjadinya Mobilitas Sosial Pekerja
Faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya mobilitas sosial pekerja di PT.
Restu Enjenering Kontruksi diantaranya adalah:
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan sarana mobilitas sosial yang penting dan
juga sangat berpengaruh terhadap perubahan mata pencaharian baru, yang
berpengaruh pada peningkatan taraf hidup secara ekonomi. Tingkat
industrialisasi dan pendidikan berpengaruh terhadap tingkat mobilitas
sosial pada pekerja. John Goldthorpe mengungkapkan bahwa suatu sistem
yang berbasis prestasi (a merit-based system) dan menggantikan peran
kelas sosial dalam menentukan pendapatan ekonomi (Muhammad Husni
Arifin, 2017:141).
Hal tersebut terlihat pada penelitian pekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi dimana sebagian besar informan telah melewati fase
pendidikan atas dan strata satu, menempati pos-pos pekerjaan yang layak
dan terdapat satu informan yang berpendidikan menengah yang menjadi
54
security di PT. Restu Enjenering Kontruksi salah satu wilayah pekerjaan
yang tidak termaktub dalam Undang-Undang Tentang Ketenagakerjaan
No. 13 Tahun 2003 sebagai buruh atau pekerja tetap.
Tabel III.B.1 Data Informan Berdasarkan Pendidikan Terakhir
NO NAMA PENDIDIKAN
1 “AI” S1
2 “NM” S1
3 “J” D3
4 “AR” SMP
5 “AT” S1
6 “CA” S1
7 “S” S1
8 “BS” SMA
9 “M” S1
10 “RA” S1
11 “ABR” S1
12 “AH” S1
13 “DN” S1
14 “EZ” S1
Sumber: Dokumentasi penelitian pada wawancara, 2016
Mobilitas pekerja menunjukkan betapa besar pengaruh tingkat
pendidikan dalam mendorong seseorang untuk melakukan mobilitas
55
sosial. Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah
orang untuk melakukan mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh
saat menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses
pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani
pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari
kurangnya pengetahuan.
2. Sosial Budaya
Latar belakang budaya dan sosial orang tua pekerja / buruh tidak
hanya berpengaruh terhadap pendidikan anak tetapi juga pada pencapaian
pekerjaan dan pendapatan anak-anak mereka.
Pendekatan sosial-budaya dalam menganalisis perilaku mobilitas
pekerja tetap perlu dan penting, sepanjang dilihat kaitannya dengan
konteks di mana mobilitas pekerja itu terjadi pada kurun waktu tertentu.
Dalam hal ini, kekutan-kekuatan tradisional dari aspek-aspek sosial-
budaya dilihat sebagai suatu hal yang dinamis, berubah dan berkembang.
Mobilitas pekerja tidak dapat dipandang sebagi produk dari kekuatan-
kekuatan tradisional, tetapi kekuatan-kekuatan tersebut dapat
memperlancar mobilitas karena adanya determinan penting yang lebih
berpengaruh. Determinan mobilitas pekerja sangat kompleks dan tidak
dapat dilihat dari satu sisi saja. Banyak faktor yang perlu diperhitungkan
dan memerlukan keterbukaan semua pihak dalam rangka pengambilan
kebijakan yang berhubungan dengan hal tersebut.
56
Budaya dalam bentuk apa pun wujudnya seperti bernegara,
bermasyarakat dan juga berorganisasi akan membentuk nilai dan sikap
perilaku warganya. Sikap sebagian besar informan di PT. Restu
Enjenering Kontruksi menunjukkan sikap profesionalitas pekerja yang
menghargai peraturan perusahaan seperti disiplin, etos kerja, dan juga
faktor keselamatan.
“Sekarang kerjanya harus disiplin, kalau dulu kan namanya cumabantu-bantu usaha orang tua jadi kerjanya agak nyantai” (wawancara pribadidengan “S” pada 6 Desember 2016 pukul 10.14 WIB).
“Kalau disini sih yang penting disiplin aja, datang tepat waktu, terusyang penting sih harus safety” (wawancara pribadi dengan “AR” pada 23November 2016 pukul 15.00 WIB).
“Tata tertib standar perusahaan saja. Harus tetap safety ketika diLapangan. Peraturannya lebih mengacu ke standar safety nasional aja. Segalajenis peraturan yang ada disini sudah jelas untuk keamanan pekerja, jadiperaturannya masih dapat dipatuhi” (wawancara pribadi dengan “AI” pada18 November 2016 pukul 09.21 WIB).
Selain itu secara psikologis para informan juga nyaman dengan
bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi seperti keengganan para
pekerja untuk pindah pekerjaan di tempat lain.
Hal ini diungkapkan oleh beberapa informan PT. Restu Enjenering
Kontruksi, yang mengatakan:
“Udah saya ngga mau pindah-pindah tempat kerja lagi, udah enakdisini” (wawancara pribadi dengan “M” pada 20 Desember 2016 pukul11.15 WIB).
“Tidak ada. Menurut saya kerja disini sudah enak. Lagian untuk caripekerjaan yang baru juga ngga gampang kan” (wawancara pribadi dengan“NM” pada 21 November 2016 pukul 09.20 WIB).
“Sampai saat ini saya masih belum berpikir untuk pindah kerja, karenadisini saya sudah sangat merasa nyaman. Tapi karena status saya yangmasih pekerja kontrak, saya belum bisa tahu nantinya saya akan pindah kerja
57
atau status saya dirubah menjadi pekerja tetap” (wawancara pribadi dengan“J” pada 21 November 2016 pukul 10.53 WIB).
3. Ekonomi
Sarana lain untuk melakukan mobilitas sosial yaitu kemajuan
ekonomi. Beberapa implikasi timbul sehubungan dengan dampak
mobilitas sosial pekerja, diantaranya bahwa mobilitas tersebut selalu
melibatkan perubahan-perubahan dalam beberapa subsistem lain dalam
masyarakat. Oleh karena itu, mobilitas pekerja hendaknya dilihat sebagai
bagian integral dalam proses perubahan sosial ekonomi.
Lingkungan dan perkembangan kehidupan kondisi tempat tinggal
menjadikan kerangka bepikir seseorang untuk melakukan mobilitas sosial.
Perekonomian atau masalah ekonomi merupakan salah satu faktor
pembentukan mobilitas sosial. Semua orang pasti menghendaki
kehidupan yang lebih baik apalagi di tengah kehidupan dan kondisi
perekonomian sekarang yang banyak membawa atau menghadirkan
masyarakat yang memiliki sifat konsumerisme. Memiliki sebuah
pekerjaan yang pantas merupakan sebuah destinasi untuk memperoleh
bayaran atau upah yang lebih baik dan lebih tinggi tentunya agar
kebutuhan ekonomi dapat terpenuhi.
Pada faktor ekonomi terdapat sebagian kecil pekerja yang menjadi
informan di PT. Restu Enjenering Kontruksi yang merasa kebutuhan
ekonomi mereka tidak tercukupi sehingga mengharuskan mereka mencari
penghasilan tambahan di sektor informal seperti berjualan pulsa
(informan S), memiliki usaha warung (informan AR) yang dikerjakan
58
oleh anggota keluarganya, membuka e-commerce kecil-kecilan (informan
J), membuka usaha kontrakan rumah (informan CA), dan informan M di
mana melibatkan istrinya untuk bekerja jual sembako.
“Saya jual pulsa, bisa untuk menambah pendapatan” (wawancarapribadi dengan “S” pada 6 Desember 2016 pukul 10.14 WIB).
“Kebetulan istri buka warung makan depan rumah. Lumayan lah buattambah-tambah penghasilan” (wawancara pribadi dengan “AR” pukul 15.00WIB).
“Saya punya usaha kecil-kecilan, jual secara online juga” (wawancarapribadi dengan “J” pada 21 November 2016 pukul 10.53 WIB).
“Saya buka usaha kontrakan rumah” (wawancara pribadi dengan“CA” pada 25 November 2016 pukul 14.00 WIB).
“Istri saya buka toko sembako” (wawancara pribadi dengan “M” pada20 Desember 2016 pukul 11.15 WIB).
Mobilitas pekerja dapat mengakibatkan perubahan pendapatan, dan
perubahan pendapatan dapat menyebabkan mobilitas pekerja. Sehingga
dapat mengakibatkan perubahan-perubahan dalam kedudukan sosial
seseorang, dan orang tersebut mungkin melakukan mobilitas karena
perubahan-perubahan dalam kedudukan sosialnya. Demikian pula,
komponen-komponen perubahan sosial dan ekonomi lainnya dalam
hubungannya dengan mobilitas tenaga kerja seyogyanya dianalisis dalam
hubungan sebab akibat yang berbalasan.
Meningkatnya pendapatan rumah tangga, terutama bersumber dari
penghasilan yang dibawa oleh pekerja industri yang bergerak mencari
nafkah. Jumlah pendapatan yang diterima rumah tangga, ditentukan oleh
proporsi jumlah anggota rumah tangga yang bergerak mencari nafkah.
59
Semakin besar proporsi jumlah anggota rumah tangga yang mencari
nafkah, semakin besar pula pendapatan rumah tangga tersebut.
4. Jarak Antara Tempat Tinggal dan Tempat Kerja
Jarak yang ditempuh pekerja dari tempat tinggal mereka menuju
tempat mereka bekerja juga menjadi salah satu bahan pertimbangan
mereka dalam melakukan mobilitas sosial. Beberapa informan yang
berada di PT. Restu Enjenering Kontruksi mengatakan bahwa jarak yang
dekat menjadi lebih efisien, hal ini yang kemudian mempengaruhi
informan “NM”, “AT”, “RA”, dan “AH” melakukan mobilitas sosial,
tentunya perpindahan mereka dari tempat kerja yang lama ke tempat kerja
yang baru didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan lain seperti
kesejahteraan yang akan mereka dapatkan serta peningkatan status
ekonomi. Seperti yang diungkapkan informan “NM”, “AT”, “RA”, dan
“AH” yang mengatakan:
“Tempat kerja saya yang sekarang letaknya lebih dekat dari rumah,jadi bisa menghemat ongkos” (wawancara pribadi dengan “NM” pada 21November 2016 pukul 09.20 WIB).
“Tempat kerja saya yang dulu jaraknya sangat jauh dari rumah”(wawancara pribadi dengan “AT” pada 29 November 2016 pukul 08.00WIB).
“Kalau dulu perusahaan tempat saya bekerja jauh dari rumah jadi sayamerasa capek menghabiskan waktu di perjalanan. Kalau sekarang karenatempat kerja dekat dari rumah jadi lebih efisien waktunya” (wawancarapribadi dengan “RA” pada 15 Desember 2016 pukul 09.40 WIB).
“Karena jarak antara tempat tinggal dan perusahaan yang lama terlalujauh” (wawancara pribadi dengan “AH” pada 13 Desember 2017 pukul09.43 WIB).
60
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah dijabarkan dalam bab
sebelumnya penulis menyimpulkan bahwa mobilitas sosial yang terjadi pada
seseorang dalam hal ini khususnya pekerja industri dikarenakan adanya tuntutan
ekonomi dimana pengeluaran dan kebutuhan seseorang yang semakin meningkat
setiap saat. Keberhasilan seseorang atau pekerja dalam meningkatkan
kehidupannya dapat diukur dari pendapatan ekonomi yang ia peroleh. Dengan
meningkatnya jumlah pendapatan mereka, maka kita dapat menyimpulkan bahwa
status ekonomi mereka juga meningkat.
Mobilitas sosial yang terjadi dalam masyarakat disebabkan oleh berbagai
faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor pendidikan, sosial budaya,
ekonomi, dan jarak tempuh antara tempat tinggal dan tempat kerja.
Pertama, pendidikan. Pendidikan merupakan suatu sarana mobilitas sosial
yang penting bagi seseorang yang ingin meningkatkan taraf hidupnya secara
ekonomi. Semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang dipercaya akan
semakin tinggi skill yang mereka miliki. Beberapa jenis pekerjaan yang memiliki
tingkat pendapatan yang cukup tinggi selalu menyertakan batas minimum
pendidikan terakhir yang mereka jalani. Semakin tinggi pendidikan terakhir yang
mereka miliki, biasanya selalu berpengaruh terhadap jenis pekerjaan yang mereka
dapatkan.
61
Kedua, sosial budaya. Kehidupan sosial budaya yang tumbuh dalam suatu
wilayah akan membentuk nilai dan sikap perilaku masyarakat yang tinggal di
wilayah tersebut. Sosial budaya yang tumbuh dalam lingkungan industri
menjadikan pekerjanya memiliki sikap profesionalisme, disiplin, etos kerja, dan
faktor keselamatan.
Ketiga, ekonomi. Masalah ekonomi merupakan permasalahan yang paling
pokok yang terjadi pada suatu individu. Kebutuhan-kebutuhan rumah tangga serta
pendidikan bagi anak-anak mereka mendorong pekerja untuk selalu giat dalam
mencari pendapatan yang cukup bagi kebutuhan keluarganya. Banyak pekerja
yang ketika memutuskan untuk berpindah tempat bekerja mengatakan bahwa
pendapatan mereka cukup meningkat jika dibandingkan dengan jenis pekerjaan
mereka sebelumnya, hal inilah yang dapat menyebabkan tingkat mobilitas sosial
mereka juga meninngkat.
Keempat, jarak antara tempat tinggal dan tempat kerja. Jarak yang
ditempuh bagi seorang pekerja terkadang mempengaruhi seseorang dalam
melakukan mobilitas sosial. Semakin dekat jarak yang ditempuh bagi pekerja,
maka waktu yang mereka gunakan dalam perjalanan akan lebih singkat. Namun
jika jarak yang ditempuh bagi pekerja sangat jauh, hal ini akan memakan waktu
diperjalanan sehingga mereka akan merasa cepat lelah dan merasa waktu yang
mereka gunakan menjadi tidak efisien. Ketika mereka memutuskan untuk
melakukan mobilitas sosial, tentunya ada hal lain yang menjadi bahan
pertimbangan mereka, seperti kesejahteraan yang akan mereka dapatkan serta
peningkatan status ekonomi.
62
B. Saran
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini mengenai mobilitas sosial
pekerja industri, maka disarankan sebagai berikut :
1. Bagi masyarakat terutama bagi calon pelamar pekerjaan di bidang
industri, disarankan untuk memiliki tingkat kualifikasi pendidikan yang
tinggi dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh industri
dikarenakan ketatnya persaingan dalam memperebutkan pekerjaan dan
meningkatkan mobilitas sosial.
2. Bagi peneliti selanjutnya, terutama bagi peneliti yang tertarik untuk
meneliti permasalahan yang serupa. Perlu dilakukan penelitian serupa di
daerah-daerah lain guna menjadi bahan perbandingan mengenai mobilitas
sosial pekerja industri.
xi
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Creswell, John W. 2010. Research Design: Qualitative, Quantitative, and MixedMethod Approaches (terj.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Faisal, Sanapiah. 2008. “Format-format Penelitian Sosial”. Jakarta: RajawaliPers.
Moleong, Lexy J. 2009. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. Bandung: RemajaRosda Karya.
Pemerintah Kota Cilegon. 2007. “Sewindu Kota Cilegon Membangun danBerkarya”. Cilegon: Pemkot.
Pattinasarany, Indera Ratna Irawati. 2016. “Stratifikasi dan Mobilitas Sosial”.Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011. “Pengantar Sosiologi”. Jakarta:Kencana.
Sudjarwo dan Basrowi. 2009. “Manajemen Penelitian Sosial”. Bandung: CV.Mandar Maju.
Jurnal
Arifin, Muhammad Husni. 2017. “Memahami Peran Pendidikan Tinggi TerhadapMobilitas Sosial di Indonesia”. Jurnal Sosiologi, Vol.22 No.2 Edisi Juli2017. Universitas Terbuka.
Hidayati, Fitroh. 2015. “Mobilitas Sosial Petani Perkebun Desa Bukit Lingkar diKecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu”. Jurnal S-1Sosiologi, Vol.1 No.2 Edisi Oktober 2015. Pekanbaru: Universitas Riau.
Nurdiani, Nina. 2014. “Teknik Sampling Snowball Dalam Penelitian Lapangan”.Jurnal Comtech, Vol.5 No.2 Edisi Desember 2014. Jakarta: UniversitasBinus.
Sari, Hesty Bunga Kurnia dan Diyah Utami. 2016. “Mobilitas SosialAntargenerasi Petani Suburban di Kelurahan Sepanjang”. JurnalParadigma, Vol.04 No.01 Edisi tahun 2016. Surabaya: Universitas NegeriSurabaya.
xii
Disertasi
Pattinasarany, Indera Ratna Irawati. 2012. “Mobilitas Sosial Vertikal AntarGenerasi: Kajian Terhadap Masyarakat Kota di Provinsi Jawa Barat danJawa Timur”. Jakarta: Universitas Indonesia.
Website
Bappeda. 2014. “Kajian Penguatan Ekonomi Masyarakat di Kawasan IndustriKota Cilegon”. Diunduh 7 Oktober 2016(http://www.academia.edu/3092084m3/KAJIAN_PENGUATAN_EKONOMI_MASYARAKAT_DI_KAWASAN_INDUSTRI_KOTA_CILEGON)
BPS Kota Cilegon. 2016. “Kota Cilegon Dalam Angka 2016”. Diunduh 5Oktober 2016 (http://cilegonkota.bps.go.id)
__________. 2017. “Kota Cilegon Dalam Angka 2017”. Diunduh 5 Maret 2018(http://www.cilegonkota.bps.go.id)
Koran Online
Banten, Kabar. 2017. “Pencari Kerja Membeludak”. KABAR BANTEN. 18 Mei2017. (https://www.kabar-banten.com)
Iqbal, M. 2017. “Ratusan Buruh di Cilegon Demo Minta Kenaikan UMK 10Persen”. DETIKCOM. 6 November 2017. (https://m.detik.com)
Sumber Wawancara
Wawancara pribadi dengan bapak AI, Cilegon18 November 2016.
Wawancara pribadi dengan ibu NM, Cilegon 21 November 2016.
Wawancara pribadi dengan ibu J, Cilegon 21 November 2016.
Wawancara pribadi dengan bapak AR, Cilegon 23 November 2016.
Wawancara pribadi dengan bapak CA, Cilegon 25 November 2016.
Wawancara pribadi dengan bapak AT, Cilegon 29 November 2016.
Wawancara pribadi dengan bapak BS, Cilegon 5 Desember 2016.
Wawancara pribadi dengan bapak S, Cilegon 6 Desember 2016.
xiii
Wawancara pribadi dengan bapak RA, Cilegon 15 Desember 2016.
Wawancara pribadi dengan bapak M, Cilegon 20 Desember 2016.
Wawancara pribadi dengan bapak ABR, Cilegon 13 Desember 2017.
Wawancara pribadi dengan bapak AH, Cilegon 13 Desember 2017.
Wawancara pribadi dengan bapak DN, Cilegon 14 Desember 2017.
Wawancara pribadi dengan bapak EZ, Cilegon 14 Desember 2017.
xiv
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
CATATAN OBSERVASI
No. Observasi Indikator Objek Observasi
1
Gambaran
umum PT. Restu
Enjenering
Kontruksi.
Kondisi PT. Restu
Enjenering
Kontruksi.
PT. Restu Enjenering Kontruksi
merupakan suatu perusahaan
industri skala menengah yang
bergerak pada bidang jasa
kontruksi sejak tahun 2013.
Pekerja yang bekerja di
perusahaan ini 64 orang yang
diantaranya 33 pekerja merupakan
warga yang berdomisili di sekitar
perusahaan.
2
Gambaran
umum pekerja
PT. Restu
Enjenering
Kontruksi.
Kondisi Sosial
Ekonomi.
Pekerja mengalami peningkatan
status baik secara sosial maupun
ekonomi meskipun peningkatan
yang dialami tidak besar.
Observasi peneliti di lapangan pada 17 November - 20 Desember 2016.
xv
LAMPIRAN II
DOKUMENTASI
1. Bangunan PT. Restu Enjenering Kontruksi
Tampak depan PT. Restu Enjenering KontruksiSumber : Dokumentasi peneliti pada observasi tanggal 18 November 2016.
xvi
Pintu masuk PT. Restu Enjenering KontruksiSumber : Dokumentasi peneliti pada observasi tanggal 18 November 2016.
Kondisi kantor PT. Restu Enjenering KontruksiSumber : Dokumentasi peneliti pada observasi tanggal 18 November 2016.
xvii
2. Kegiatan Pekerja PT. Restu Enjenering Kontruksi
Kegiatan pekerja PT. Restu Enjenering KontruksiDokumentasi peneliti pada observasi tanggal 6 Desember 2016.
xviii
3. Foto Informan
Pekerja PT. Restu Enjenering KontruksiDokumentasi peneliti pada observasi tanggal Desember 2016 dan Desember 2017.
xix
LAMPIRAN III
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Keterangan
P= Pewawancara
I= Informan
Transkip wawancara dengan “AI”
HRD & ADM PT. Restu Enjenering Kontruksi
Wawancara 1
Tempat : PT. Restu Enjenering Kontruksi
Waktu : 18 November 2016, Pukul 09.21 WIB
P: Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi?
I: Sudah 3 tahun, semenjak berdirinya perusahaan.
P: Bisa diceritakan apa saja keuntungan bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Keuntungannya sih hanya sekedar gaji dan pengalaman kerja.
P: Bagaimana bapak/ibu bisa menjadi pekerja di industri ini?
I: Intinya sih saya ikut mendirikan perusahaan. Kebetulan karena memang
masih ada hubungan keluarga juga dengan pimpinan jadi pada akhirnya saya
ikut mendirikan perusahaan ini. Saya tertarik pada perusahaan ini karena
perusahaan kontruksi itu banyak sekali peminatnya. Jadi saya yakin perusahaan
ini pasti dapat berkembang.
P: Apakah bapak/ibu saat ini sebagai pekerja tetap, pekerja harian, atau masih
dalam masa percobaan?
I: Pekerja tetap.
P: Apakah kebutuhan harian bapak/ibu terpenuhi dengan bekerja di PT. Restu
Enjenering Kontruksi?
I: Terpenuhi.
P: Mengapa bapak/ibu tertarik untuk bekerja di PT. Restu Enjenering
xx
Kontruksi?
I: Karena peluangnya bagus untuk area Cilegon. PT. Restu ini kan perusahaan
kontruksi, jadi peluang untuk area Kota Cilegon kan memang kesitu, makanya
kita dirikan perusahaan kontruksi bukan perdagangan atau semacamnya.
P: Apakah sebelumnya bapak/ibu pernah bekerja di tempat lain?
I: Saya pernah kerja di banyak tempat. Pernah di Tasikmalaya, Serang, kerja di
rumah sakit juga pernah. Terakhir sih kerja jadi karyawan swasta di sebuah
perusahaan.
P: Apakah ada perubahan pendapatan bapak/ibu ketika bekerja di sini?
I: Pasti ada. Kalau disini kan gaji mengikuti UMR. Kalau dulu saya gaji masih 2
juta, sekarang sudah di angka 5 Jutaan.
P: Bisa dijelaskan perbedaan yang dialami bapak/ibu setelah dan sebelum
bekerja di sini?
I: Suasana kerjanya pasti beda, gajinya juga berbeda.
P: Bagaimana sistem kerja yang berlaku di PT. Restu Enjenering Konstruksi?
I: Kita kerjanya dari senin-jumat. Dari jam 08.00 wib sampai jam 17.00 wib.
P: Apa sajakah peraturan yang terdapat di industri ini?
I: Tata tertib standar perusahaan saja. Harus tetap safety ketika di lapangan.
Peraturannya lebih mengacu ke standar safety nasional saja.
P: Bagaimanakah menurut bapak/ibu mengenai peraturan yang berlaku di PT.
Restu Enjenering Kontruksi?
I: Segala jenis peraturan yang ada disini sudah jelas untuk keamanan pekerja.
Jadi peraturannya masih dapat di patuhi.
P: Berapa upah yang bapak/ibu terima setiap bulannya?
I: 5 jutaan.
P: Apakah pembayaran upah selalu tepat waktu?
I: Iya.
P: Setelah jam kerja, apakah anda diharuskan untuk kerja lembur?
I: Iya jika diperlukan. Disini kan kerja pada umumnya kerja sehari hanya 8 jam,
kalau lebih dari itu, misalkan pulang pukul 6 sore atau jam 1 malam itu udah di
xxi
kali 2 lagi jamnya. Setiap hari kalau pekerja di lapangan pasti ada lembur.
P: Berapakah upah lembur yang bapak/ibu terima setiap jamnya?
I: Tergantung jabatan. Untuk helper 7000 per jamnya dan uang makan 20.000,
Skill 11.000 dan uang makannya 25.000, untuk foreman 15.000 perjamnya dan
uang makannya 30.000.
P: Apakah bapak/ibu diberikan uang makan dan transport? Berapa besarnya?
I: Uang makan ada, sesuai yang saya jelaskan tadi. Kalau untuk transport
biasanya dihitung dari berapa KM dari rumah menuju kantor.
P: Apa alasan anda berhenti dari tempat kerja yang lama dan memutuskan untuk
bekerja di industri ini?
I: Karena ada peluang kerja yang lebih bagus di sini.
P: Apa tugas yang bapak/ibu kerjakan di industri ini?
I: Mengelola databasenya, mengelola keuangannya seperti gaji, mengatur
karyawan, dan perekrutan karyawan, kalau ada masalah dengan karyawan saya
kasih peringatan.
P: Apa sajakah bentuk kesejahteraan yang diberikan PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Uang makan dan transport sudah ditanggung perusahaan, kemudian gaji juga
sudah UMR.
P: Apabila anda sakit dan tidak masuk kerja, apakah upah tetap dibayarkan dan
biaya dokter diganti oleh perusahaan?
I: Untuk saat ini kami belum bisa membayarkan biaya dokter.
P: Bagaimana perasaan bapak/ibu selama bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Ya ngga gimana-gimana. Dijalanin aja, seperti biasanya.
P: Apakah anda memiliki usaha sampingan?
I: Ngga ada, saya hanya fokus kerja disini.
P: Selama bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi pernahkah bapak/ibu
berpikir untuk pindah ke perusahaan lain?
I: Saat ini belum.
xxii
Transkip wawancara dengan “NM”
Bagian Administrasi PT. Restu Enjenering Kontruksi
Wawancara 2
Tempat : PT. Restu Enjenering Kontruksi
Waktu : 21 November 2016, Pukul 09.20 WIB
P: Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi?
I: Baru 2 tahun.
P: Bisa diceritakan apa saja keuntungan bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Keuntungannya sama saja dengan perusahaan lain, hanya mendapatkan gaji
dan pengalaman kerja.
P: Bagaimana bapak/ibu bisa menjadi pekerja di industri ini?
I: Awalnya ada saudara yang ngasih kabar kalau di perusahaan ini sedang
membutuhkan karyawan. Setelah dicoba ternyata di terima. Kebetulan saya juga
tertarik sekali dengan perusahaan ini karena jenis perusahaan kontruksi kan
seringkali dibutuhkan di kota Cilegon.
P: Apakah bapak/ibu saat ini sebagai pekerja tetap, pekerja harian, atau masih
dalam masa percobaan?
I: Pekerja Tetap.
P: Apakah kebutuhan harian bapak/ibu terpenuhi dengan bekerja di PT. Restu
Enjenering Kontruksi?
I: Alhamdulillah cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
P: Apakah bapak/ibu sudah memiliki anak? Jika sudah, berapa jumlah anak
yang anda miliki?
I: Sudah, 2 anak.
P: Bagaimana dengan biaya sekolah anak-anak?
xxiii
I: Kalau biaya sekolah anak-anak alhamdulillah cukup, soalnya kan dibantu
juga dari gaji suami.
P: Mengapa bapak/ibu tertarik untuk bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Karena kalau bidang kontruksi itu pasti selalu di butuhin sih mba, apalagi di
kota Cilegon. Kalau jalan raya sudah rusak aja yang di cari pasti perusahaan
kontruksi kan? Itu Cuma contoh kecilnya aja sih.
P: Apakah sebelumnya bapak/ibu pernah bekerja di tempat lain?
I: Pernah. Dulu saya kerjanya di daerah tangerang sebagai operator di suatu
perusahaan.
P: Apakah ada perubahan pendapatan bapak/ibu ketika bekerja di sini?
I: Pasti ada mba, tapi perubahannya ngga begitu besar kok. Dulu pendapatan
saya sekitar 3,8 juta lah.
P: Bisa dijelaskan perbedaan yang dialami bapak/ibu setelah dan sebelum
bekerja di sini?
I: Sebenarnya ngga begitu signifikan sih mba, pertama dari gaji sudah jelas
berbeda, terus suasana kerjanya juga lebih enak disini, lebih ngerasa kayak
keluarga.
P: Bagaimana sistem kerja yang berlaku di PT. Restu Enjenering Kontruksi?
I: Disini kerjanya non shift, senin-jumat.
P: Apa sajakah peraturan yang terdapat di industri ini?
I: Peraturan yang sama seperti perusahaan yang lainnya, seperti absensi dan
keamanan.
P: Bagaimanakah menurut bapak/ibu mengenai peraturan yang berlaku di PT.
Restu Enjenering Kontruksi?
I: Menurut saya peraturan tersebut masih dalam batas wajar.
P: Berapa upah yang bapak/ibu terima setiap bulannya?
I: 4 Jutaan.
P: Apakah pembayaran upah selalu tepat waktu?
I: Iya.
xxiv
P: Setelah jam kerja, apakah anda diharuskan untuk kerja lembur?
I: Terkadang saya harus lembur kalau ada laporan yang harus segera saya
selesaikan.
P: Berapakah upah lembur yang bapak/ibu terima setiap jamnya?
I: 15.000.
P: Apakah bapak/ibu diberikan uang makan dan transport? Berapa besarnya?
I: Ada, sekitar 36.000.
P: Apa alasan anda berhenti dari tempat kerja yang lama dan memutuskan untuk
bekerja di industri ini?
I: Gaji yang saya terima sudah sesuai dengan apa yang saya kerjakan, dan
tempat kerja saya yang sekarang juga letaknya lebih dekat dari rumah, jadi bisa
menghemat ongkos.
P: Apa tugas yang bapak/ibu kerjakan di industri ini?
I: Membuat laporan perusahaan mba.
P: Apa sajakah bentuk kesejahteraan yang diberikan PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Uang makan, uang transportasi, gaji UMR.
P: Apabila anda sakit dan tidak masuk kerja, apakah upah tetap dibayarkan dan
biaya dokter diganti oleh perusahaan?
I: Ngga mba.
P: Bagaimana perasaan bapak/ibu selama bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Saya nikmatin aja mba apa yang sudah jadi pekerjaan saya sekarang.
P: Apakah anda memiliki usaha sampingan?
I: Ngga ada.
P: Selama bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi pernahkah bapak/ibu
berpikir untuk pindah ke perusahaan lain?
I: Tidak ada. Menurut saya kerja disini sudah enak. Lagian untuk cari pekerjaan
yang baru juga ngga gampang kan.
xxv
Transkip wawancara dengan “J”
Bagian Administrasi PT. Restu Enjenering Kontruksi
Wawancara 3
Tempat : PT. Restu Enjenering Kontruksi
Waktu : 21 November 2016, Pukul 10.53 WIB
P: Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi?
I: Baru 1 tahun.
P: Bisa diceritakan apa saja keuntungan bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Keuntungannya bisa dapat pengalaman baru.
P: Bagaimana bapak/ibu bisa menjadi pekerja di industri ini?
I: Saya coba-coba ngasih surat lamaran dan kebetulan di terima. Kebetulan saya
juga dapat tuntutan dari orang tua buat segera melamar pekerjaan karena
kontrak dari perusahaan yang sebelumnya sudah habis.
P: Apakah bapak/ibu saat ini sebagai pekerja tetap, pekerja harian, atau masih
dalam masa percobaan?
I: Masih kontrak.
P: Apakah kebutuhan harian bapak/ibu terpenuhi dengan bekerja di PT. Restu
Enjenering Kontruksi?
I: Sudah terpenuhi, Alhamdulillah.
P: Mengapa bapak/ibu tertarik untuk bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Karena perusahaan konstruksi yang paling diminati di Cilegon.
P: Apakah sebelumnya bapak/ibu pernah bekerja di tempat lain?
I: Sudah pernah. Dulu saya kerja di perusahaan konstruksi juga di Cilegon.
P: Apakah ada perubahan pendapatan bapak/ibu ketika bekerja di sini?
xxvi
I: Kalau pendapatan sih sama aja mba, hanya yang membedakan dari kebijakan-
kebijakan perusahaannya aja.
P: Bisa dijelaskan perbedaan yang dialami bapak/ibu setelah dan sebelum
bekerja di sini?
I: Kalau dulu di tempat saya kerja setiap telat masuk kerja walaupun 5 menit aja
pasti dapet potongan gaji mba, ga ada toleransi. Uang makan, transportasi juga
ngga ada. Kalau disini untungnya masih ada toleransi asalkan ngga diulangi
terus-terusan aja.
P: Bagaimana sistem kerja yang berlaku di PT. Restu Enjenering Kontruksi?
I: Sama aja sih kaya perusahaan lain, setiap senin-jumat jam 08.00 wib sampai
jam 17.00 wib.
P: Apa sajakah peraturan yang terdapat di industri ini?
I: Yang paling diperhatikan sih kehadiran kerjanya mba.
P: Bagaimanakah menurut bapak/ibu mengenai peraturan yang berlaku di PT.
Restu Enjenering Kontruksi?
I: Biasa aja.
P: Berapa upah yang bapak/ibu terima setiap bulannya?
I: 3 jutaan mba.
P: Apakah pembayaran upah selalu tepat waktu?
I: Iya.
P: Setelah jam kerja, apakah anda diharuskan untuk kerja lembur?
I: Lembur ada, tapi jarang mba. Kalau ada laporan yang belum selesai dan harus
serahkan besok pagi ya harus lembur.
P: Berapakah upah lembur yang bapak/ibu terima setiap jamnya?
I: 15.000.
P: Apakah bapak/ibu diberikan uang makan dan transport? Berapa besarnya?
I: Ada, untuk uang makan dan transport saya dapat 25.000.
P: Apa alasan anda berhenti dari tempat kerja yang lama dan memutuskan untuk
bekerja di industri ini?
I: Karena habis masa kontrak.
xxvii
P: Apa tugas yang bapak/ibu kerjakan di industri ini?
I: Saya mengerjakan buku kas kecil.
P: Apa sajakah bentuk kesejahteraan yang diberikan PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Gajinya sudah UMR, dapat uang makan dan juga uang transportasi.
P: Bagaimana perasaan bapak/ibu selama bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Selama kerja disini saya mulai merasa nyaman mba. Suasana kerjanya juga
bagus.
P: Apakah anda memiliki usaha sampingan?
I: Ada. Saya punya usaha kecil-kecilan, jual secara online juga.
P: Selama bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi pernahkah bapak/ibu
berpikir untuk pindah ke perusahaan lain?
I: Sampai saat ini saya belum berpikir untuk pindah kerja, karena disini saya
sudah sangat merasa nyaman. Tapi karena status saya yang masih pekerja
kontrak, saya belum bisa tahu nantinya saya akan pindah kerja atau status saya
dirubah menjadi pekerja tetap.
xxviii
Transkip wawancara dengan “AR”
Security PT. Restu Enjenering Kontruksi.
Wawancara 4
Tempat : PT. Restu Enjenering Kontruksi
Waktu : 23 November 2016, Pukul 15.00 WIB
P: Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi?
I: Kalau ngga salah udah sekitar 2,5 tahun yang lalu.
P: Bisa diceritakan apa saja keuntungan bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Kalau keuntungannya sih Alhamdulillah sekarang setiap bulan pasti dapat
gaji yang tetap.
P: Bagaimana bapak/ibu bisa menjadi pekerja di industri ini?
I: Awalnya sih karena di kasih tahu temen kalau perusahaan ini lagi butuh
pekerja. Karena saya ga punya keahlian kan akhirnya saya ngelamar aja jadi
security, tapi karena yang ngelamar pekerjaan juga banyak akhirnya saya ikutan
tes tuh, ada tes wawancara sama psikotes. Alhamdulillah diterima.
P: Apakah bapak/ibu saat ini sebagai pekerja tetap, pekerja harian, atau masih
dalam masa percobaan?
I: Sudah tetap.
P: Apakah kebutuhan harian bapak/ibu terpenuhi dengan bekerja di PT. Restu
Enjenering Kontruksi?
I: Sudah lumayan terpenuhi walaupun hidup masih serba pas-pasan.
P: Apakah bapak/ibu sudah memiliki anak? Jika sudah, berapa jumlah anak
yang anda miliki?
I: Sudah. Saya punya 3 anak.
P: Bagaimana dengan biaya sekolah anak-anak?
xxix
I: Biaya sekolah anak-anak Alhamdulillah terbayarkan, walau harus nunggak
dulu di awal.
P: Mengapa bapak/ibu tertarik untuk bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Saya cari pekerjaan yang lebih baik dari pekerjaan yang sebelumnya.
P: Apakah sebelumnya bapak/ibu pernah bekerja di tempat lain?
I: Pernah.
P: Apakah ada perubahan pendapatan bapak/ibu ketika bekerja di sini?
I: Sekarang Alhamdulillah setiap bulan sudah dapat gaji yang tetap. Dulu
pekerjaan saya tukang ojek. Kerjanya dari pagi sampai sore, bahkan bisa sampai
malam juga dan pendapatannya ngga menentu
P: Bisa dijelaskan perbedaan yang dialami bapak/ibu setelah dan sebelum
bekerja di sini?
I: Pendapatan saya dulu tidak menentu kalau sekarang Alhamdulillah setiap
bulan saya punya pendapatan.
P: Bagaimana sistem kerja yang berlaku di PT. Restu Enjenering Kontruksi?
I: Saya disini kerja shift. Senin sampai minggu. Kadang kebagian yang pagi
sampai sore, kadang juga bisa kebagian yang sore sampai malam.
P: Apa sajakah peraturan yang terdapat di industri ini?
I: Kalau disini sih yang penting disiplin aja, datang tepat waktu, terus yang
terpenting sih harus selalu safety.
P: Bagaimanakah menurut bapak/ibu mengenai peraturan yang berlaku di PT.
Restu Enjenering Kontruksi?
I: Peraturannya masih wajar, dan harus dipatuhi.
P: Berapa upah yang bapak/ibu terima setiap bulannya?
I: Di angka 2 juta.
P: Apakah pembayaran upah selalu tepat waktu?
I: Iya, tepat waktu.
P: Setelah jam kerja, apakah anda diharuskan untuk kerja lembur?
I: Ngga, kan jam kerjanya udah dibagi-bagi. Jadi untuk security disini dari pagi
xxx
sampai malam pasti selalu ada yang jaga shift.
P: Apakah bapak/ibu diberikan uang makan dan transport? Berapa besarnya?
I: Ada. 20.000 untuk uang makan dan transportasi.
P: Apa tugas yang bapak/ibu kerjakan di industri ini?
I: Mengamankan perusahaan.
P: Apa sajakah bentuk kesejahteraan yang diberikan PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Saya merasa belum terlalu sejahtera sih, pengennya sih gaji dinaikin lagi.
P: Bagaimana perasaan bapak/ibu selama bekerja di PT. Restu Enjenering
Konstruksi?
I: Cukup senang lah karena pekerjaan saya yang sekarang sudah lebih bagus
dari pekerjaan saya yang dulu.
P: Apakah anda memiliki usaha sampingan?
I: Kebetulan istri buka warung makan depan rumah. Lumayan lah buat tambah-
tambah penghasilan.
P: Selama bekerja di PT. Restu Enjenering Konstruksi pernahkah bapak/ibu
berpikir untuk pindah ke perusahaan lain?
I: Pernah terpikirkan.
P: Apa yang menyebabkan anda ingin pindah?
I: Masalah gaji. Pengen cari tempat kerja yang gajinya lebih besar lagi.
xxxi
Transkip wawancara dengan “CA”
Konstruksi Manager PT. Restu Enjenering Kontruksi
Wawancara 5
Tempat: PT. Restu Enjenering Kontruksi
Waktu: 25 November 2016, Pukul14.00 WIB
P: Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi?
I: Sudah 3 tahun.
P: Bisa diceritakan apa saja keuntungan bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan bisa menyekolahkan anak-anak.
P: Bagaimana bapak/ibu bisa menjadi pekerja di industri ini?
I: Saya mencoba untuk mengirimkan lamaran pekerjaan disini, setelah melewati
beberapa tahap saya akhirnya dikabarkan bahwa lamaran saya di terima.
P: Apakah bapak/ibu saat ini sebagai pekerja tetap, pekerja harian, atau masih
dalam masa percobaan?
I: Sudah pekerja tetap.
P: Apakah kebutuhan harian bapak/ibu terpenuhi dengan bekerja di PT. Restu
Enjenering Kontruksi?
I: Alhamdulillah terpenuhi.
P: Apakah bapak/ibu sudah memiliki anak? Jika sudah, berapa jumlah anak
yang anda miliki?
I: Sudah, anak saya sudah 3 sekarang.
P: Bagaimana dengan biaya sekolah anak-anak?
I: Alhamdulillah dapat terbayarkan.
P: Mengapa bapak/ibu tertarik untuk bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Perusahaan kontruksi itu jenis industri yang bagus untuk kota Cilegon dan
xxxii
saya pikir industri ini dapat bertahan dari persaingan industri yang lain.
P: Apakah sebelumnya bapak/ibu pernah bekerja di tempat lain?
I: Pernah, saya dulu kerja sebagai buruh.
P: Apakah ada perubahan pendapatan bapak/ibu ketika bekerja di sini?
I: Perubahan pedapatan pasti ada. Pendapatan saya dulu diangka 3,3 juta.
P: Bisa dijelaskan perbedaan yang dialami bapak/ibu setelah dan sebelum
bekerja di sini?
I: Dulu saya kerja di bawah tekanan, kalau disini kerjanya berdasarkan
kekeluargaan jadi ngga merasa tertekan.
P: Bagaimana sistem kerja yang berlaku di PT. Restu Enjenering Kontruksi?
I: Kerja setiap hari senin-jumat. Sama seperti perusahaan yang lainnya.
P: Apa sajakah peraturan yang terdapat di industri ini?
I: Peraturan standar perusahaan, seperti kehadiran, pakaian safety, datang tepat
waktu.
P: Bagaimanakah menurut bapak/ibu mengenai peraturan yang berlaku di PT.
Restu Enjenering Kontruksi?
I: Peraturannya masih dapat dipatuhi.
P: Berapa upah yang bapak/ibu terima setiap bulannya?
I: Diangka 4 juta.
P: Apakah pembayaran upah selalu tepat waktu?
I: Iya.
P: Setelah jam kerja, apakah anda diharuskan untuk kerja lembur?
I: Kadang-kadang dapat lembur, tapi tidak sering.
P: Berapakah upah lembur yang bapak/ibu terima setiap jamnya?
I: 20.000.
P: Apakah bapak/ibu diberikan uang makan dan transport? Berapa besarnya?
I: Iya diberikan. 30.000 besarnya.
P: Apa alasan anda berhenti dari tempat kerja yang lama dan memutuskan untuk
bekerja di industri ini?
I: Saya ngga betah kerja di tempat sebelumnya karena kerjanya yang di bawah
xxxiii
tekanan.
P: Apa tugas yang bapak/ibu kerjakan di industri ini?
I: Saya orang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan pelaksanaan
proyek.
P: Apa sajakah bentuk kesejahteraan yang diberikan PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Gajinya sudah UMR.
P: Apakah anda memiliki usaha sampingan?
I: Saya buka usaha kontrakan rumah.
P: Selama bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi pernahkah bapak/ibu
berpikir untuk pindah ke perusahaan lain?
I: Tidak terpikirkan sama sekali.
xxxiv
Transkip wawancara dengan “AT”
QA/QC Supervisor PT. Restu Enjenering Kontruksi
Wawancara 6
Tempat: PT. Restu Enjenering Kontruksi
Waktu: 29 November 2016, Pukul 08.00 WIB
P: Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi?
I: Hampir 2.5 tahun
P: Bisa diceritakan apa saja keuntungan bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Dapat suasana kerja yang baru serta kebutuhan keluarga bisa terpenuhi.
P: Bagaimana bapak/ibu bisa menjadi pekerja di industri ini?
I: Saya mengirim lamaran ke perusahaan ini.
P: Apakah bapak/ibu saat ini sebagai pekerja tetap, pekerja harian, atau masih
dalam masa percobaan?
I: Sudah tetap.
P: Apakah kebutuhan harian bapak/ibu terpenuhi dengan bekerja di PT. Restu
Enjenering Kontruksi?
I: Sudah cukup terpenuhi.
P: Apakah bapak/ibu sudah memiliki anak? Jika sudah, berapa jumlah anak
yang anda miliki?
I: Saya sudah punya 1 anak.
P: Bagaimana dengan biaya sekolah anak-anak?
I: Biaya sekolah anak lancar.
P: Mengapa bapak/ibu tertarik untuk bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Perusahaan kontruksi merupakan perusahaan yang sangat diminati oleh calon
pekerja di kota Cilegon. Saya merasa beruntung dapat bergabung di dalamnya.
xxxv
P: Apakah sebelumnya bapak/ibu pernah bekerja di tempat lain?
I: Ya pernah.
P: Apakah ada perubahan pendapatan bapak/ibu ketika bekerja di sini?
I: Pendapatan saya meningkat dibandingkan dengan sebelumnya. Sebelumnya
pendapatan saya hanya sekitar 3 juta.
P: Bisa dijelaskan perbedaan yang dialami bapak/ibu setelah dan sebelum
bekerja di sini?
I: Tugas yang saya kerjakan dulu berbeda dengan sekarang. Dulu saya bekerja
di bagian fitter.
P: Berapa upah yang bapak/ibu terima setiap bulannya?
I: Upah perbulan 3,5 juta.
P: Setelah jam kerja, apakah anda diharuskan untuk kerja lembur?
I: Terkadang jam lembur pasti ada.
P: Berapakah upah lembur yang bapak/ibu terima setiap jamnya?
I: 25.000 setiap jamnya.
P: Apakah bapak/ibu diberikan uang makan dan transport? Berapa besarnya?
I: Uang makan dan transport besarnya 30.000.
P: Apa alasan anda berhenti dari tempat kerja yang lama dan memutuskan untuk
bekerja di industri ini?
I: Tempat kerja saya yang dulu jaraknya sangat jauh dari rumah.
P: Apa tugas yang bapak/ibu kerjakan di industri ini?
I: Mengontrol dan mengecek kelayakan barang atau produk sesuai dengan
penilaian standart dan menentukan apakah barang tersebut layak atau tidak dari
penilaian tersebut.
P: Apa sajakah bentuk kesejahteraan yang diberikan PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Hanya sekedar ada tambahan uang makan dan uang transportasi.
P: Apakah anda memiliki usaha sampingan?
I: Tidak ada.
P: Selama bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi pernahkah bapak/ibu
xxxvi
berpikir untuk pindah ke perusahaan lain?
I: Ya pernah.
P: Apa yang menyebabkan anda ingin pindah?
I: Saya ingin mencari perusahaan dengan upah yang lebih besar.
xxxvii
Transkip wawancara dengan “BS”
Helper PT. Restu Enjenering Kontruksi
Wawancara 7
Tempat: PT. Restu Enjenering Kontruksi
Waktu: 5 Desember 2016, Pukul 09.20 WIB
P: Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi?
I: 2 tahun 5 bulan.
P: Bisa diceritakan apa saja keuntungan bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Secara finansial sudah terpenuhi.
P: Bagaimana bapak/ibu bisa menjadi pekerja di industri ini?
I: Saya dapat kabar dari teman kalau perusahaan ini sedang butuh karyawan.
Lalu saya mengirimkan lamarannya melalui email.
P: Apakah bapak/ibu saat ini sebagai pekerja tetap, pekerja harian, atau masih
dalam masa percobaan?
I: Sudah tetap.
P: Apakah kebutuhan harian bapak/ibu terpenuhi dengan bekerja di PT. Restu
Enjenering Kontruksi?
I: Sudah terpenuhi.
P: Mengapa bapak/ibu tertarik untuk bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Saya hanya memasukkan surat lamaran ke beberapa perusahaan yang sedang
menerima lowongan pekerjaan saja pada saat itu.
P: Apakah sebelumnya bapak/ibu pernah bekerja di tempat lain?
I: iya pernah. Saya dulu bekerja sebagai Helper juga.
P: Apakah ada perubahan pendapatan bapak/ibu ketika bekerja di sini?
xxxviii
I: Sama saja, tidak ada perubahan.
P: Bisa dijelaskan perbedaan yang dialami bapak/ibu setelah dan sebelum
bekerja di sini?
I: Paling perubahannya hanya dari suasana kerjanya aja ya.
P: Berapa upah yang bapak/ibu terima setiap bulannya?
I: 3 Jutaan.
P: Setelah jam kerja, apakah anda diharuskan untuk kerja lembur?
I: Iya jam lembur ada.
P: Berapakah upah lembur yang bapak/ibu terima setiap jamnya?
I: Setiap jamnya diberikan upah sebesar 15.000.
P: Apakah bapak/ibu diberikan uang makan dan transport? Berapa besarnya?
I: 25.000 perhari.
P: Apa alasan anda berhenti dari tempat kerja yang lama dan memutuskan untuk
bekerja di industri ini?
I: Habis masa kontraknya.
P: Apa tugas yang bapak/ibu kerjakan di industri ini?
I: Tugas saya membantu pekerjaan yang dilakukan oleh fitter dan welder.
P: Apa sajakah bentuk kesejahteraan yang diberikan PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Perusahaan ini memperlakukan karyawannya secara manusiawi karena saya
di berikan upah sesuai dengan yang telah saya kerjakan.
P: Apakah anda memiliki usaha sampingan?
I: Saya tidak memiliki usaha sampingan.
P: Selama bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi pernahkah bapak/ibu
berpikir untuk pindah ke perusahaan lain?
I: Saya ngga pernah berpikir kearah situ sih.
xxxix
Transkip wawancara dengan “S”
Helper PT. Restu Enjenering Kontruksi
Wawancara 8
Tempat: PT. Restu Enjenering Kontruksi.
Waktu: 6 Desember 2016, Pukul 10.14 WIB
P: Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi?
I: Baru 1 tahun.
P: Bisa diceritakan apa saja keuntungan bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Bisa mendapatkan penghasilan sendiri.
P: Bagaimana bapak/ibu bisa menjadi pekerja di industri ini?
I: Saya mengirimkan surat lamaran ke perusahaan ini.
P: Apakah bapak/ibu saat ini sebagai pekerja tetap, pekerja harian, atau masih
dalam masa percobaan?
I: Masih pekerja kontrak.
P: Apakah kebutuhan harian bapak/ibu terpenuhi dengan bekerja di PT. Restu
Enjenering Kontruksi?
I: Sudah lumayan terpenuhi.
P: Mengapa bapak/ibu tertarik untuk bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Karena perusahaan ini masih tergolong perusahaan baru jadi pasti masih
memerlukan banyak karyawan.
P: Apakah sebelumnya bapak/ibu pernah bekerja di tempat lain?
I: Saya dulu cuma bantu orang tua saya jaga warung makannya sambil
menunggu panggilan kerja.
P: Apakah ada perubahan pendapatan bapak/ibu ketika bekerja di sini?
xl
I: Pasti ada. Sekarang saya punya penghasilan sendiri setiap bulannya.
P: Bisa dijelaskan perbedaan yang dialami bapak/ibu setelah dan sebelum
bekerja di sini?
I: Sekarang kerjanya lebih harus disiplin, kalau dulu kan namanya cuma bantu-
bantu usaha orang tua jadi kerjanya agak nyantai.
P: Berapa upah yang bapak/ibu terima setiap bulannya?
I: 3 juta.
P: Setelah jam kerja, apakah anda diharuskan untuk kerja lembur?
I: Iya terkadang ada lemburnya.
P: Berapakah upah lembur yang bapak/ibu terima setiap jamnya?
I: 15.000 setiap jamnya.
P: Apakah bapak/ibu diberikan uang makan dan transport? Berapa besarnya?
I: 25.000.
P: Apa tugas yang bapak/ibu kerjakan di industri ini?
I: Membantu pekerjaan yang dilakukan fitter dan welder.
P: Apa sajakah bentuk kesejahteraan yang diberikan PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Upahnya sudah UMR dan dapat tambahan uang makan dan uang transportasi.
P: Bagaimana perasaan bapak/ibu selama bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Saya sangat senang, karena sudah memiliki pekerjaan jadi ngga terus-terusan
ngerepotin orang tua.
P: Apakah anda memiliki usaha sampingan?
I: Saya jual pulsa.
P: Selama bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi pernahkah bapak/ibu
berpikir untuk pindah ke perusahaan lain?
I: Ngga pernah. Semoga disini status saya berubah menjadi pekerja tetap.
xli
Transkip wawancara dengan “RA”
Warehouse Supervisor PT. Restu Enjenering Kontruksi
Wawancara 9
Tempat: PT. Restu Enjenering Kontruksi
Waktu: 15 Desember 2016, Pukul 09.40 WIB
P: Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi?
I: Kira-kira sudah 2 tahun bekerja.
P: Bisa diceritakan apa saja keuntungan bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Penghidupan saya bisa lebih layak kemudian kebutuhan sehari-hari bisa
terpenuhi.
P: Bagaimana bapak/ibu bisa menjadi pekerja di industri ini?
I: Saya melamar langsung ke perusahaan.
P: Apakah bapak/ibu saat ini sebagai pekerja tetap, pekerja harian, atau masih
dalam masa percobaan?
I: Pekerja tetap.
P: Apakah kebutuhan harian bapak/ibu terpenuhi dengan bekerja di PT. Restu
Enjenering Kontruksi?
I: Alhamdulillah sampai saat ini saya merasa kebutuhan saya bisa terpenuhi
dengan bekerja di perusahaan ini.
P: Apakah bapak/ibu sudah memiliki anak? Jika sudah, berapa jumlah anak
yang anda miliki?
I: Belum.
P: Mengapa bapak/ibu tertarik untuk bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Karena penghasilannya lumayan besar disini.
P: Apakah sebelumnya bapak/ibu pernah bekerja di tempat lain?
I: Pernah. Saya dulu kerja di bagian logistic di salah satu perusahaan di kota
xlii
Serang.
P: Apakah ada perubahan pendapatan bapak/ibu ketika bekerja di sini?
I: Pasti ada. Pendapatan saya dulu 3 juta.
P: Bisa dijelaskan perbedaan yang dialami bapak/ibu setelah dan sebelum
bekerja di sini?
I: Kalau dulu perusahaan tempat saya bekerja jauh dari rumah jadi saya merasa
lelah menghabiskan waktu di perjalanan, kalau sekarang karena tempat kerja
dekat dari rumah jadi lebih efisien waktunya.
P: Berapa upah yang bapak/ibu terima setiap bulannya?
I: 3,7 juta.
P: Apakah pembayaran upah selalu tepat waktu?
I: Iya.
P: Setelah jam kerja, apakah anda diharuskan untuk kerja lembur?
I: Ada.
P: Berapakah upah lembur yang bapak/ibu terima setiap jamnya?
I: Sekitar 30.000.
P: Apakah bapak/ibu diberikan uang makan dan transport? Berapa besarnya?
I: Sekitar 25.000.
P: Apa alasan anda berhenti dari tempat kerja yang lama dan memutuskan untuk
bekerja di industri ini?
I: Karena letak tempat kerja yang jauh.
P: Apa sajakah bentuk kesejahteraan yang diberikan PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Upah lembur, THR, Bonus tahunan.
P: Apakah anda memiliki usaha sampingan?
I: Tidak punya.
P: Selama bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi pernahkah bapak/ibu
berpikir untuk pindah ke perusahaan lain?
I: Sampai saat ini belum terpikirkan.
xliii
Transkip wawancara dengan “M”
Engineering Manager PT. Restu Enjenering Kontruksi
Wawancara 10
Tempat: PT. Restu Enjenering Kontruksi
Waktu: 20 Desember 2016, Pukul 11.15 WIB
P: Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi?
I: Sudah 3 tahun.
P: Bisa diceritakan apa saja keuntungan bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Dapat memenuhi kebutuhan keluarga, bisa juga menyekolahkan anak-anak.
P: Bagaimana bapak/ibu bisa menjadi pekerja di industri ini?
I: Saya diajak bergabung di perusahaan ini.
P: Apakah bapak/ibu saat ini sebagai pekerja tetap, pekerja harian, atau masih
dalam masa percobaan?
I: Pekerja tetap.
P: Apakah kebutuhan harian bapak/ibu terpenuhi dengan bekerja di PT. Restu
Enjenering Kontruksi?
I: Sudah cukup terpenuhi.
P: Apakah bapak/ibu sudah memiliki anak? Jika sudah, berapa jumlah anak
yang anda miliki?
I: Ada. Saya punya 4 anak.
P: Bagaimana dengan biaya sekolah anak-anak?
I: Terpenuhi semuanya.
P: Mengapa bapak/ibu tertarik untuk bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Karena mendapatkan peluang kerja yang lebih bagus disini, gaji juga lebih
xliv
besar.
P: Apakah sebelumnya bapak/ibu pernah bekerja di tempat lain?
I: Iya pernah, saya dulu kerja sebagai foreman.
P: Apakah ada perubahan pendapatan bapak/ibu ketika bekerja di sini?
I: Ada.
P: Bisa dijelaskan perbedaan yang dialami bapak/ibu setelah dan sebelum
bekerja di sini?
I: Perbedaannya sih hanya dari besarnya gaji saja. Kalau dulu gaji saya sekitar
3,5 juta sekarang sudah 4 juta.
P: Berapa upah yang bapak/ibu terima setiap bulannya?
I: Sekitar 4 Juta.
P: Apakah pembayaran upah selalu tepat waktu?
I: Iya.
P: Setelah jam kerja, apakah anda diharuskan untuk kerja lembur?
I: Kerja lembur sih ada tapi jarang.
P: Berapakah upah lembur yang bapak/ibu terima setiap jamnya?
I: Sekitar 30.000 lah.
P: Apakah bapak/ibu diberikan uang makan dan transport? Berapa besarnya?
I: Uang transport dan makan ada, 25.000 per harinya.
P: Apa alasan anda berhenti dari tempat kerja yang lama dan memutuskan untuk
bekerja di industri ini?
I: Karena mendapatkan peluang kerja yang lebih bagus.
P: Apa sajakah bentuk kesejahteraan yang diberikan PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Gaji sudah UMR, mendapatkan tunjangan hari raya, dan sebagainya.
P: Apakah anda memiliki usaha sampingan?
I: Istri saya buka toko sembako.
P: Selama bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi pernahkah bapak/ibu
berpikir untuk pindah ke perusahaan lain?
I: Udah saya ngga mau pindah-pindah tempat kerja lagi, udah enak disini.
xlv
Transkip wawancara dengan “ABR”
Piping Site Project PT. Restu Enjenering Kontruksi
Wawancara 11
Tempat: PT. Restu Enjenering Kontruksi
Waktu: 13 Desember 2017, Pukul 09.12 WIB
P: Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi?
I: Sudah 4 tahun lebih, sejak perusahaan berdiri.
P: Bisa diceritakan apa saja keuntungan bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Saya bisa dapat penghasilan disini.
P: Bagaimana bapak/ibu bisa menjadi pekerja di industri ini?
I: Melalui berbagai tes, baik tes wawancara, tes psikologis, tes tulis, serta
adanya pelatihan bagi calon pekerja pada saat itu.
P: Apakah bapak/ibu saat ini sebagai pekerja tetap, pekerja harian, atau masih
dalam masa percobaan?
I: Pekerja tetap.
P: Apakah kebutuhan harian bapak/ibu terpenuhi dengan bekerja di PT. Restu
Enjenering Kontruksi?
I: Sudah cukup terpenuhi.
P: Apakah bapak/ibu sudah memiliki anak? Jika sudah, berapa jumlah anak
yang anda miliki?
I: Ada. Saya punya 2 anak.
P: Bagaimana dengan biaya sekolah anak-anak?
I: Terpenuhi semuanya.
P: Mengapa bapak/ibu tertarik untuk bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
xlvi
I: Perusahaan ini pada saat itu baru akan dibuka, dan saya memutuskan untuk
bekerja disini karena perusahaan ini pasti memerlukan banyak karyawan
P: Apakah sebelumnya bapak/ibu pernah bekerja di tempat lain?
I: Iya pernah, sesbagai project control.
P: Apakah ada perubahan pendapatan bapak/ibu ketika bekerja di sini?
I: Kalau perubahan pendapatan pasti ada, dimanapun itu tempat bekerjanya
pasti selalu ada perubahan.
P: Bisa dijelaskan perbedaan yang dialami bapak/ibu setelah dan sebelum
bekerja di sini?
I: Yang pasti gaja saya lebih besar. Dulu gaji saya hanya sekitar 3 jutaan.
P: Berapa upah yang bapak/ibu terima setiap bulannya?
I: Sekarang gaji saya 4 juta.
P: Apakah pembayaran upah selalu tepat waktu?
I: Selama ini tidak ada masalah soal itu.
P: Setelah jam kerja, apakah anda diharuskan untuk kerja lembur?
I: Lembur pasti ada, apalagi kalau ada proyek yang sedang dikerjakan.
P: Berapakah upah lembur yang bapak/ibu terima setiap jamnya?
I: 15.000
P: Apakah bapak/ibu diberikan uang makan dan transport? Berapa besarnya?
I: Uang makan ada, sekitar 15.000. Tapi kalau untuk uang transport tidak,
rumah saya tidak jauh dari perusahaan soalnya.
P: Apa alasan anda berhenti dari tempat kerja yang lama dan memutuskan untuk
bekerja di industri ini?
I: Mencari pekerjaan yang lebih baik dari pekerjaan yang sebelumnya.
P: Apa sajakah bentuk kesejahteraan yang diberikan PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Uang makan sudah ditanggung perusahaan, kemudian gaji juga sudah sesuai
dengan UMK yang berlaku.
P: Apakah anda memiliki usaha sampingan?
I: Ngga ada.
xlvii
P: Selama bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi pernahkah bapak/ibu
berpikir untuk pindah ke perusahaan lain?
I: Ngga, saya ngga pernah berpikir kesitu.
xlviii
Transkip wawancara dengan “AH”
Development Manager PT. Restu Enjenering Kontruksi
Wawancara 12
Tempat: PT. Restu Enjenering Kontruksi
Waktu: 13 Desember 2017, Pukul 09.43 WIB
P: Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi?
I: Sudah 3 Tahun.
P: Bisa diceritakan apa saja keuntungan bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Mendapatkan penghasilan dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
P: Bagaimana bapak/ibu bisa menjadi pekerja di industri ini?
I: Melalui mengirimkan surat lamaran melalui e-mail.
P: Apakah bapak/ibu saat ini sebagai pekerja tetap, pekerja harian, atau masih
dalam masa percobaan?
I: Pekerja tetap.
P: Apakah kebutuhan harian bapak/ibu terpenuhi dengan bekerja di PT. Restu
Enjenering Kontruksi?
I: Sudah cukup terpenuhi.
P: Apakah bapak/ibu sudah memiliki anak? Jika sudah, berapa jumlah anak
yang anda miliki?
I: Saya belum menikah.
P: Mengapa bapak/ibu tertarik untuk bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Karena perusahaan ini jaraknya dekat dengan rumah.
P: Apakah sebelumnya bapak/ibu pernah bekerja di tempat lain?
I: Iya pernah. Saya dulu bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah perusahaan.
xlix
P: Apakah ada perubahan pendapatan bapak/ibu ketika bekerja di sini?
I: Ada, pendapatan saya meningkat sejak bekerja di perusahaan ini. Dulu
pendapatan saya 3,2 juta saja.
P: Berapa upah yang bapak/ibu terima setiap bulannya?
I: Diangka 4 jutaan.
P: Apakah pembayaran upah selalu tepat waktu?
I: Iya.
P: Setelah jam kerja, apakah anda diharuskan untuk kerja lembur?
I: Terkadang ada lembur.
P: Berapakah upah lembur yang bapak/ibu terima setiap jamnya?
I: 15.000.
P: Apakah bapak/ibu diberikan uang makan dan transport? Berapa besarnya?
I: Iya diberikan, totalnya 25.000.
P: Apa alasan anda berhenti dari tempat kerja yang lama dan memutuskan untuk
bekerja di industri ini?
I: Karena jarak antara tempat tinggal dan perusahaan yang lama terlalu jauh.
P: Apa sajakah bentuk kesejahteraan yang diberikan PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Ada uang makan dan uang transportasi.
P: Apakah anda memiliki usaha sampingan?
I: Ngga ada.
P: Selama bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi pernahkah bapak/ibu
berpikir untuk pindah ke perusahaan lain?
I: Ngga pernah.
l
Transkip wawancara dengan “DN”
QA/QC PT. Restu Enjenering Kontruksi
Wawancara 13
Tempat: PT. Restu Enjenering Kontruksi
Waktu: 14 Desember 2017, Pukul 13.20 WIB
P: Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi?
I: Sudah 2 Tahun.
P: Bisa diceritakan apa saja keuntungan bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
P: Bagaimana bapak/ibu bisa menjadi pekerja di industri ini?
I: Saya mengirim lamaran pada perusahaan ini..
P: Apakah bapak/ibu saat ini sebagai pekerja tetap, pekerja harian, atau masih
dalam masa percobaan?
I: Pekerja tetap.
P: Apakah kebutuhan harian bapak/ibu terpenuhi dengan bekerja di PT. Restu
Enjenering Kontruksi?
I: Alhamdulillah terpenuhi.
P: Apakah bapak/ibu sudah memiliki anak? Jika sudah, berapa jumlah anak
yang anda miliki?
I: Saya punya 2 anak.
P: Mengapa bapak/ibu tertarik untuk bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Saya mencari pekerjaan yang lebih baik dari pekerjaan saya yang
sebelumnya.
P: Apakah sebelumnya bapak/ibu pernah bekerja di tempat lain?
li
I: Iya pernah,, saya bekerja di bagian safety man.
P: Apakah ada perubahan pendapatan bapak/ibu ketika bekerja di sini?
I: Perubahan pendapatan pasti ada. Gaji saya dulu hanya 3 juta.
P: Berapa upah yang bapak/ibu terima setiap bulannya?
I: Sekitar 3,5 juta.
P: Apakah pembayaran upah selalu tepat waktu?
I: Iya.
P: Setelah jam kerja, apakah anda diharuskan untuk kerja lembur?
I: Ada tapi tidak sering.
P: Berapakah upah lembur yang bapak/ibu terima setiap jamnya?
I: 20.000.
P: Apakah bapak/ibu diberikan uang makan dan transport? Berapa besarnya?
I: Diberikan, totalnya 25.000.
P: Apa alasan anda berhenti dari tempat kerja yang lama dan memutuskan untuk
bekerja di industri ini?
I: Saya merasa tidak sejahtera kerja di tempat yang lama.
P: Apa sajakah bentuk kesejahteraan yang diberikan PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Ada uang makan dan uang transportasi dan juga pendapatan yang sesuai
dengan upah minimum kota Cilegon.
P: Apakah anda memiliki usaha sampingan?
I: Tidak ada.
P: Selama bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi pernahkah bapak/ibu
berpikir untuk pindah ke perusahaan lain?
I: Tidak pernah terpikirkan.
lii
Transkip wawancara dengan “EZ”
Warehouse Supervisor PT. Restu Enjenering Kontruksi
Wawancara 14
Tempat: PT. Restu Enjenering Kontruksi
Waktu: 14 Desember 2017, Pukul 14.00 WIB
P: Sudah berapa lama bapak/ibu bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi?
I: Sudah 2 Tahun.
P: Bisa diceritakan apa saja keuntungan bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Saya mendapatkan pengalaman baru dan juga gaji untuk kehidupan sehari-
hari
P: Bagaimana bapak/ibu bisa menjadi pekerja di industri ini?
I: Saya mengirim lamaran pada perusahaan ini..
P: Apakah bapak/ibu saat ini sebagai pekerja tetap, pekerja harian, atau masih
dalam masa percobaan?
I: Sudah pekerja tetap.
P: Apakah kebutuhan harian bapak/ibu terpenuhi dengan bekerja di PT. Restu
Enjenering Kontruksi?
I: Alhamdulillah sudah cukup terpenuhi.
P: Apakah bapak/ibu sudah memiliki anak? Jika sudah, berapa jumlah anak
yang anda miliki?
I: Saya punya 1 anak.
P: Mengapa bapak/ibu tertarik untuk bekerja di PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Karena tuntutan ekonomi, saya mencari pekerjaan yang lebih baik dari
pekerjaan saya yang sebelumnya.
liii
P: Apakah sebelumnya bapak/ibu pernah bekerja di tempat lain?
I: Pernah. Saya dulu kerja sebagai quality control di salah satu pabrik di
Cilegon.
P: Apakah ada perubahan pendapatan bapak/ibu ketika bekerja di sini?
I: Ada. Pendapatan saya lebih baik setelah saya bekerja disini.
P: Berapa upah yang bapak/ibu terima setiap bulannya?
I: Dulu gaji saya hanya 3 juta, sekarang sudah 3,7 juta.
P: Apakah pembayaran upah selalu tepat waktu?
I: Iya selalu tepat waktu.
P: Setelah jam kerja, apakah anda diharuskan untuk kerja lembur?
I: Ada.
P: Berapakah upah lembur yang bapak/ibu terima setiap jamnya?
I: Sekitar 15.000.
P: Apakah bapak/ibu diberikan uang makan dan transport? Berapa besarnya?
I: Diberikan, totalnya 25.000.
P: Apa alasan anda berhenti dari tempat kerja yang lama dan memutuskan untuk
bekerja di industri ini?
I: Saya mencari pekerjaan yang lebih baik dari pekerjaan saya yang
sebelumnya.
P: Apa sajakah bentuk kesejahteraan yang diberikan PT. Restu Enjenering
Kontruksi?
I: Pendapatan yang sesuai dengan upah minimum kota Cilegon.
P: Apakah anda memiliki usaha sampingan?
I: Tidak ada.
P: Selama bekerja di PT. Restu Enjenering Kontruksi pernahkah bapak/ibu
berpikir untuk pindah ke perusahaan lain?
I: Saat ini tidak terpikirkan.
liv