MOBILITAS PENDUDUK DAN FAKTOR -FAKTOR ...lib.unnes.ac.id/38075/1/3201413091.pdfMobilitas Penduduk...

54
i MOBILITAS PENDUDUK DAN FAKTOR -FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA MOBILITAS DI DESA LEBO KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Budi Imam Santoso NIM. 3201413091 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Transcript of MOBILITAS PENDUDUK DAN FAKTOR -FAKTOR ...lib.unnes.ac.id/38075/1/3201413091.pdfMobilitas Penduduk...

  • i

    MOBILITAS PENDUDUK DAN FAKTOR -FAKTOR

    PENYEBAB TERJADINYA MOBILITAS DI DESA LEBO

    KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG

    SKRIPSI

    Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    Budi Imam Santoso

    NIM. 3201413091

    JURUSAN GEOGRAFI

    FAKULTAS ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2019

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO:

    Berusaha dan berdoa merupakan satu kesatuan yang tidak mungkin

    dipisahkan untuk dapat meraih kesuksesan

    Jangan pernah melupakan bantuan orang lain walaupun itu sekecil butiran

    pasir

    Letakkan tujuan hidupmu tepat di depan kedua kelopak matamu maka di

    situ akan terlihat kesuksesanmu di masa depan

    PERSEMBAHAN:

    Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan skripsi ini kepada,

    1. Almamaterku Universitas Negeri Semarang

    2. Kedua orang tuaku Almarhumah Ibu Fitrotin dan Bapak Akhmad Nurkholis

    dan Adikku tersayang Rozak, Dina, Sevina yang memberikan semangat dan

    dukungan penuh kasih sayang

    3. Budhe watin, mbak titik, mbak tiwin serta semua keluarga besar Almarhum

    Bani H.Asikin yang selalu memberikan bimbingan, semangat dan doanya

    4. Sahabat-sahabat seperjuanganku (Alfin Nuramalia Yuniandita, dinanti,

    hanum, tunggul, toni, kukuh, fendi) yang selalu memberikan dukungan dan

    bantuannya

    5. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Geografi 2013

    6. Keluarga besar KOS ONK Legend.

  • vi

    SARI

    Santoso, Budi Imam. 2019. Mobilitas Penduduk dan Faktor-faktor Penyebab

    Terjadinya Mobilitas di Desa Lebo Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang.

    Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Skripsi.

    Pembimbing Dr. Puji Hardati, M.Si dan Dr. Erni Suharini, M.Si. 166 Halaman.

    Kata Kunci: Mobilitas Penduduk, Faktor Terjadinya Mobilitas.

    Penduduk Desa Lebo banyak melakukan kegiatan di luar desa. Hal itu

    disebabkan karena sarana dan prasarana yang kurang lengkap, kurangnya lapangan

    pekerjaan di Desa Lebo salah satu faktor pendorong terjadinya mobilitas ke daerah

    lain. Tujuan penelitian: 1) Mengetahui Mobilitas Penduduk di Desa Lebo 2)Mengetahui Faktor-faktor yang menyebabkan Penduduk Desa Lebo melakukan

    mobilitas.

    Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Variabel Penelitian: 1).Mobilitas

    penduduk di Desa Lebo 2).Faktor Pendorong dan penarik yang menyebabkan

    Penduduk Desa Lebo melakukan mobilitas. Metode pengambilan sampel yang

    digunakan adalah Propotionate Area Random Sampling. Populasi penelitian adalah

    Semua KK di Desa Lebo yang berjumlah 1209 KK. Pengambilan sampel

    menggunakan 10% dari populasi dan dihasilkan 120 KK serta anggota keluarganya.

    Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu angket, observasi dan

    dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif presentase (DP).

    Hasil penelitian: Penduduk yang melakukan mobilitas permanen sebanyak 6

    jiwa dan mobilitas non permanen sebanyak 269 atau 74% dari semua anggota

    keluarga. Alasan Penduduk melakukan mobilitas non permanen mayoritas untuk

    memenuhi kebutuhan ekonomi seperti bekerja yaitu 148 orang. Alat transportasi

    yang paling banyak digunakan untuk melakukan mobilitas ke daerah lain yaitu

    sepeda motor sebanyak 138 orang atau 45%. Sebagian besar penduduk

    menggunakan angkutan umum delman dan angkot. Tempat tujuan mobilitas paling

    banyak adalah Pasar Induk Weleri dengan alasan untuk berbelanja. Faktor

    pendorong terjadinya mobilitas penduduk berasal dari daerah asal seperti

    kurangnya sarana prasarana, kurangnya lapangan pekerjaan, upah pekerjaan yang

    rendah. Hasilnya sebanyak 73 penduduk (60%) berada pada kriteria tinggi, jadi

    faktor pendorong dari daerah asal yang tinggi menyebabkan penduduk melakukan

    mobilitas ke daerah lain. Faktor penarik terjadinya mobilitas dari daerah lain sangat

    tinggi yaitu 116 penduduk (97%). Faktor penarik berasal daerah lain yang memiliki

    fasilitas lebih lengkap, upah yang lebih tinggi, lapangan pekerjaan yang banyak,

    menyediakan tempat hiburan dan wisata. Secara otomatis menjadi daya tarik

    Penduduk Desa Lebo melakukan mobilitas ke daerah lain.

  • vii

    PRAKATA

    Segala puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, karunia serta

    hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Rosulullah

    Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi umatnya.

    Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari peran pihak-pihak yang telah banyak

    membantu, sehingga skripsi dengan judul “Mobilitas Penduduk dan Faktor-faktor

    Penyebab Terjadinya Mobilitas di Desa Lebo Kecamatan Gringsing Kabupaten

    Batang” dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

    dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

    kepada,

    1. Prof. Dr Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang

    telah memberikan fasilitas serta kemudahan kepada penulis selama

    melaksanakan perkuliahan.

    2. Dr. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial atas izin dan

    dukungan yang telah diberikan sebagai penunjang kelancaran pelaksanaan

    penelitian ini.

    3. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si., Ketua Jurusan Geografi yang telah

    memberikan kesempatan kepada penulis untuk memaparkan gagasan dalam

    bentuk skripsi ini.

    4. Dr, Puji Hardati, M.Si., selaku dosen pembimbing pertama yang telah

    memberikan masukan, arahan, dan bimbingan sehingga peneliti dapat

    menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.

  • viii

    5. Dr. Erni Suharini, M,Si., dosen pembimbing kedua yang telah dengan tulus dan

    ikhlas memberikan bimbingan, arahan, masukan, serta motivasi dalam

    penyusunan skripsi ini.

    6. Dr. Rahma Hayati S.Si., M.Si., selaku dosen penguji yang senantiasa

    memberikan masukan dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini.

    7. Muh. Sholeh, S.Pd., M.Pd., selaku dosen wali yang senantiasa memberikan

    masukan dan bimbingan dan masukan selama kegiatan perkuliahan.

    8. Segenap Dosen Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

    Semarang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengalaman kepada penulis

    selama perkuliahan.

    9. Bapak Sunardi, Selaku Kepala Desa Lebo yang telah memberikan kesempatan

    kepada peneliti untuk melakasanakan penelitian.

    10. Masyarakat Desa Lebo atas bantuan dan partisipasinya dalam memberikan data

    selama proses penelitian.

    11. Kedua orang tuaku (Bapak Ahmad Nurkholis dan Almarhumah Ibu Fitrotin)

    yang senantiasa telah mendoakan, membimbing, memberikan motivasi dan

    kontribusi yang sangat besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

    dengan baik.

    12. Segenap keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan, motivasi sehingga

    skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

    13. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Geografi 2013 yang telah memberikan

    motivasi, dukungan, serta pengalaman hidup yang sangat berharga.

  • ix

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

    PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii

    PERNYATAAN ............................................................................................... iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

    SARI ................................................................................................................. vi

    PRAKATA ...................................................................................................... vii

    DAFTAR ISI .................................................................................................... x

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

    A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6 E. Batasan Istilah ................................................................................. 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8

    A. Deskripsi Teoritis ............................................................................. 8 1. Pengertian dan Jenis Mobilitas Penduduk .................................. 8 2. Analisis Sumber Data Mobilitas Penduduk ................................ 11 3. Transportasi yang digunakan untuk Melakukan Mobilitas ......... 13 4. Faktor Pendorong Terjadinya Mobilitas Penduduk .................... 15 5. Faktor Penarik Terjadinya Mobilitas Penduduk ......................... 18 6. Perilaku Mobilitas Penduduk............................................... ....... 18 7. Kajian Geografi ........................................................................... 19

    B. Kajian Hasil Penelitian Relevan ...................................................... 21 C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 30

    BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 34

    A. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 34 B. Populasi Penelitian .......................................................................... 34 C. Sampel dan Teknik Sampling .......................................................... 35 D. Variabel Penelitian .......................................................................... 36 E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data....................................... ......... 38 F. Instrumen Penelitian ........................................................................ 39 G. Validitas dan Reliabilitas Alat ......................................................... 40

  • xi

    H. Teknik Analisis Data ....................................................................... 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 53

    A. Hasil Penelitian ................................................................................ 53 1. Gambaran Umum Desa Lebo ..................................................... 53 2. Karakteristik Responden ............................................................. 67 3. Mobilitas Permanen .................................................................... 73 4. Mobilitas Non Permanen ............................................................ 74 5. Kondisi Transportasi yang digunakan ........................................ 85 6. Ketertiban dalam Pencatatan kependudukan .............................. 90 7. Faktor Pendorong Terjadinya Mobilitas penduduk .................... 92 8. Faktor Penarik Terjadinya Mobilitas penduduk ......................... 93

    B. Pembahasan ..................................................................................... 94 1. Mengetahui Mobilitas Penduduk di Desa Lebo .......................... 94 2. Mengetahui Faktor-faktor yang menyebabkan Penduduk Desa

    Lebo melakukan mobilitas .......................................................... 100

    BAB V PENUTUP .......................................................................................... 103

    A. Kesimpulan ...................................................................................... 103 B. Saran ................................................................................................ 104

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 105

    LAMPIRAN

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 Batasan Ruang dan Waktu Penelitian Mobilitas Penduduk ........... 11

    Tabel 2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ............................................ 22

    Tabel 3.1 Populasi Jumlah Penduduk Desa Lebo Menurut KK dan Rata-rata

    Jiwa Per KK ................................................................................... 34

    Tabel 3.2 Penyebaran Sampel Penelitian ....................................................... 35

    Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Reliabilitas ........................................................ 44

    Tabel 3.4 Kriteria Ketertiban Penduduk dalam pencatatan Kependudukan .. 47

    Tabel 3.5 Ketertiban Penduduk dalam pencatatan Kependudukan

    di Desa Lebo Kecamatan Gringsing .............................................. 48

    Tabel 3.6 Kriteria Faktor Pendorong Terjadinya Mobilitas ........................... 49

    Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Faktor Pendorong Terjadinya Mobilitas ....... 50

    Tabel 3.8 Kriteria Faktor Penarik Terjadinya Mobilitas ................................ 51

    Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Faktor Penarik Terjadinya Mobilitas ............ 52

    Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Jenis Tanah Desa Lebo ............................ 54

    Tabel 4.2 Luas Sawah Menurut Jenis Pengairan Desa Lebo ......................... 55

    Tabel 4.3 Luas Tanah Kering Menurut Penggunaannya Desa Lebo.............. 56

    Tabel 4.4 Luas Tanah Bengkok Pamong Desa Lebo ..................................... 57

    Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana Desa Lebo ................................................... 57

    Tabel 4.6 Jenis Pekerjaan Penduduk Desa Lebo ............................................ 58

    Tabel 4.7 Lembaga Kemasyarakatan Desa Lebo ........................................... 60

    Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Desa Lebo Menurut Kelompok Umur .............. 64

    Tabel 4.9 Populasi Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

    Desa Lebo....................................................................................... 66

    Tabel 4.10 Jumlah Responden Anggota KK di desa Lebo .............................. 67

    Tabel 4.11 Tingkat Pendidikan Responden di Desa Lebo ............................... 68

    Tabel 4.12 Rata-rata Lama Sekolah Responden ............................................. 69

    Tabel 4.13 Tingkat Usia Responden di Desa Lebo .......................................... 70

    Tabel 4.14 Jenis Pekerjaan Responden di Desa Lebo ...................................... 71

    Tabel 4.15 Pendapatan per Bulan Responden di Desa Lebo ........................... 72

    Tabel 4.16 Jumlah Mobilitas Permanen ........................................................... 73

    Tabel 4.17 Mobilitas Non Permanen ............................................................... 74

    Tabel 4.18 Alasan Penduduk Melakukan Mobilitas Non Permanen ............... 76

    Tabel 4.19 Tujuan mobilitas non permanen (keluar) Penduduk Desa Lebo .... 77

    Tabel 4.20 Mobilitas Penduduk (Masuk) ke Desa Lebo Per Jiwa ................... 81

    Tabel 4.21 Jarak ke Tempat Tujuan Mobilitas Non Permanen ........................ 84

    Tabel 4.22 Alat Transportasi yang Digunakan di Desa Lebo .......................... 85

    Tabel 4.23 Status Kepemilikan Kendaraan ...................................................... 87

    Tabel 4.24 Jenis Angkutan Umum yang di gunakan Penduduk Desa Lebo .... 88

    Tabel 4.25 Kepemilikan dan Jenis SIM ........................................................... 89

    Tabel 4.26 Jumlah Penduduk yang Sudah Bisa Mengendarai Kendaraan ....... 90

  • xiii

    Tabel 4.27 Tingkat Ketertiban dalam pencatatan kependudukan .................... 91

    Tabel 4.28 Jumlah Jawaban Responden Ketertiban Pencatatan

    Kependudukan................................................................................ 91

    Tabel 4.29 Faktor Pendorong Terjadinya Mobilitas di Desa Lebo .................. 93

    Tabel 4.30 Faktor Penarik Terjadinya Mobilitas di Desa Lebo ....................... 93

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Skema Bentuk-bentuk Mobilitas Penduduk ............................... 9

    Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ...................................................................... 33 Gambar 4.1 Lahan Sawah di Desa Lebo ........................................................ 55 Gambar 4.2 Kegiatan Panen Padi di Desa Lebo ............................................ 59 Gambar 4.3 Peta Lokasi Penelitian Desa Lebo .............................................. 62 Gambar 4.4 Peta Sarana Infrasrtuktur Desa Lebo .......................................... 63 Gambar 4.5 Perbandingan Mobilitas Non Permanen Ulang Alik dan Nginap di Desa Lebo ........................................................... 75

    Gambar 4.4 Alasan Penduduk Desa Lebo Melakukan Mobilitas Non Permanen ............................................................................ 77

    Gambar 4.7 Tempat Tujuan Penduduk Desa Lebo dalam Melakukan

    Mobilitas Non Permanen (Jiwa)................................................. 79

    Gambar 4.8 Peta Mobilitas Penduduk Non Permanen (Keluar) Desa Lebo .. 80

    Gambar 4.9 Mobilitas Penduduk (Masuk) ke Desa Lebo

    Per Jiwa Tahun 2018 .................................................................. 82

    Gambar 4.10 Peta Mobilitas Penduduk (Masuk) ke Desa Lebo ...................... 83

    Gambar 4.11 Jarak ke Tempat Tujuan Mobilitas Non Permanen

    Penduduk Desa Lebo (Jiwa)....................................................... 85

    Gambar 4.12 Alat Transportasi yang digunakan untuk melakukan

    mobilitas non permanen Penduduk Desa Lebo .......................... 86

    Gambar 4.13 Jenis Angkutan Umum yang dipakai Penduduk

    Melakukan Mobilitas di Desa Lebo (Jiwa) ................................ 88

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1 Instrumen Penelitian ................................................................... 110

    Lampiran 2 Tabel Hubungan Antar Variabel ................................................ 121

    Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Mobilitas Penduduk dan

    Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Mobilitas di Desa

    Lebo Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang ......................... 122

    Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................... 124

    Lampiran 5 Dokumentasi Pengambilan Data Responden di Desa Lebo ....... 130

    Lampiran 6 Dokumentasi Kondisi Rumah Responden di Desa Lebo ........... 130

    Lampiran 7 Dokumentasi Kondisi Jalan di Desa Lebo ................................. 131

    Lampiran 8 Surat bukti Penelitian dari Pemerintah Desa Lebo ..................... 132

    Lampiran 9 Karakteristik Responden ............................................................ 133

    Lampiran 10 Mobilitas Penduduk Permanen Desa Lebo ................................ 139

    Lampiran 11 Mobilitas Penduduk Non Permanen Desa Lebo ......................... 145

    Lampiran 12 Kondisi Transportasi di Desa Lebo ............................................ 150

    Lampiran 13 Ketertiban dalam Pencatatan Kependudukan di Desa Lebo ...... 155

    Lampiran 14 Faktor Pendorong Terjadinya Mobilitas Penduduk di Desa Lebo 158

    Lampiran 15 Faktor Penarik Terjadinya Mobilitas Penduduk di Desa Lebo .. 161

    Lampiran 16 Titik Koordinat Lokasi Penelitian Rumah Responden ............... 164

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Fenomena seseorang yang melakukan gerakan perpindahan dari suatu

    tempat ke tempat lain sudah tidak asing lagi di sekitar kita. Perpindahan

    tersebut terjadi umumnya dilakukan dari suatu daerah yang dianggap kurang

    berpotensi ke daerah yang dianggap lebih berpotensi. Hal tersebut bisa

    diakibatkan karena perbedaan keadaan pada permukaan bumi di setiap wilayah

    yang mengakibatkan adanya perbedaan daya dukung lingkungan terhadap

    kebutuhan makhluk hidup di dalamnya. Perbedaan daya dukung lingkungan

    tersebut berdampak pada perbedaan kemampuan suatu daerah untuk memenuhi

    kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya pada wilayah tersebut.

    Penduduk yang tinggal pada daerah yang daya dukung lingkungannya rendah

    akan berupaya untuk memenuhi kebutuhannya dengan bekerja di daerah lain

    maupun pindah secara permanen (Puspitosari, 2014 : 12).

    Beberapa teori yang mengatakan mengapa seseorang mengambil

    keputusan untuk melakukan mobilitas, di antaranya adalah teori kebutuhan dan

    stres. Setiap individu mempunyai kebutuhan yang perlu dipenuhi. Kebutuhan

    tersebut dapat berupa kebutuhan ekonomi, sosial, politik, dan psikologi.

    Apabila kebutuhan itu tidak dapat terpenuhi terjadilah stres. Tinggi rendahnya

    stres yang dialami individu berbanding terbalik dengan proporsi pemenuhan

    kebutuhan. Ada dua akibat stres, kalau stres seseorang tidak terlalu besar

  • 2

    (masih dalam batas toleransi), seseorang tersebut tidak akan pindah. Dia tetap

    tinggal di daerah asal dan menyesuaikan kebutuhannya dengan keadaan

    lingkungan yang ada. Apabila stres yang dialami seseorang di luar batas

    toleransinya, orang tersebut mulai memikirkan untuk pindah ke daerah lain di

    tempat kebutuhannya dapat terpenuhi atau dengan ungkapan lain, seseorang

    akan pindah dari daerah yang mempunyai nilai kefaedahan wilayah (place

    utility) lebih rendah ke daerah yang mempunyai kefaedahan wilayah lebih

    tinggi dimana kebutuhannya dapat terpenuhi (Mantra, 2013 : 179).

    Mobilitas penduduk telah berlangsung sejak terciptanya manusia pertama

    kali. Pada dasarnya manusia melakukan mobilitas dengan suatu tujuan yaitu

    untuk meningkatkan kualitas hidupnya mulai dengan pemenuhan kebutuhan

    pangan sekunder lainnya, dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa seseorang

    akan melakukan mobilitas dengan tujuan untuk memperoleh pekerjaan akan

    pendapatan. Dengan demikian daerah tujuan mobilitas penduduk merupakan

    daerah dimana terdapat peluang yang lebih besar untuk memperoleh pekerjaan

    yang lebih baik, atau peningkatan pendapatan, misalnya (Wahyuni, 2014:9) di

    daerah sempaja selatan Kecamatan Samarinda Utara. Pertumbuhan penduduk

    di kelurahan sempaja selatan berkembang pesat , terlihat dari pemukiman

    Penduduk yang sangat padat, Mobilitas Penduduk yang sangat tinggi sehingga

    memicu pertumbuhan penduduk di daerah itu.

    Mobilitas penduduk merupakan salah satu strategi yang sangat penting

    bagi rumah tangga pedesaan untuk mendapatkan dan menaikkan penghasilan

    mereka. Apabila seseorang menuju ke daerah lain dan sejak semula sudah

  • 3

    bermaksud tidak menetap di daerah tujuan, orang tersebut digolongkan sebagai

    pelaku mobilitas non permanen walaupun bertempat tinggal di daerah tujuan

    dalam jangka waktu lama. Banyak para migran tidak dapat memberikan

    ketegasan apakah mereka ada niatan menetap di daerah tujuan atau tidak pada

    saat melakukan mobilitas yang pertama kali. Sering niatan tersebut berubah

    setelah pelaku mobilitas tinggal di daerah tujuan niatan tersebut dalam jangka

    waktu relatif lama. Mobilitas permanen disebut juga migrasi, yaitu:

    perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dengan maksud

    untuk menetap di daerah tujuan. Dipandang dari kepadatan arus lalulintas,

    mobilisasi penduduk permanen menguntungkan (Wahyuni, 2014:1).

    Mobilitas penduduk terjadi karena berbagai faktor pendorong dan faktor

    penarik. Faktor pendorong menyebabkan seseorang berfikir untuk pergi dari

    daerah asalnya, sedangkan faktor penarik menyebabkan seseorang memiliki

    keinginan pergi atau pindah ke daerah tujuan dan meninggalkan daerah asal.

    Jika daya dukung suatu daerah dikatakan kurang dalam memenuhi kebutuhan

    penduduknya, maka penduduk daerah tersebut mau tidak mau harus melakukan

    perpindahan atau mobilitas ke daerah lain yang dianggap mempunyai daya

    dukung lebih untuk memenuhi kebutuhannya (Puspitosari, 2014 : 12).

    Desa Lebo berada di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang yang

    memiliki luas wilayah 270,84 hektar atau 3,72 % dari luas wilayah Kecamatan

    Gringsing yaitu 7.276, 64 hektar (Kecamatan Gringsing Dalam Angka,

    2016:4). Desa Lebo terdiri dari 9 Dukuh yaitu : Dukuh Lebo Wetan, Dukuh

    Lebo Tengah, Dukuh Lebo Kulon, Dukuh Lebo Rowosari, Dukuh Lebo

  • 4

    Santren, Dukuh Lebo Gesing, Dukuh Lebo Gandil, Dukuh Karanganyar, dan

    Dukuh Rejosari. Pada tahun 2015 Jumlah penduduk yang datang di Kecamatan

    Gringsing sebanyak 405 jiwa yang terdiri 198 Laki-laki dan 207 perempuan.

    Sedangkan untuk penduduk yang pergi sebanyak 441 jiwa yang terdiri 214

    laki-laki dan 227 perempuan (BPS Kecamatan Gringsing Dalam Angka,

    2016:35).

    Kebutuhan penduduk belum terpenuhi semua di Desa Lebo, Seperti Sarana

    dan prasarana di Desa Lebo masih kurang lengkap di bandingkan di daerah lain

    yang lebih lengkap. Sarana dan Prasarana pendidikan seperti Perguruan Tinggi

    yang belum ada yang membuat banyak penduduk setelah lulus SMA

    menempuh kuliah di Kota-kota besar yaang ada di Jawa Tengah seperti Kota

    Semarang. Selain itu di Desa Lebo belum ada Pasar Induk besar yang mampu

    menyediakan kebutuhan sehari-hari secara lengkap, maka banyak penduduk

    Desa Lebo melakukan pergerakan ke Pasar Induk daerah lain. Mayoritas

    penduduk ke Pasar Induk Weleri Kabupaten Kendal karena secara

    Administrasi Kecamatan Gringsing berbatasan langsung dengan Kecamatan

    Weleri Kabupaten Kendal (Hasil Pengamatan, 2017).

    Faktor ekonomi juga menjadi penyebab Penduduk Desa Lebo melakukan

    mobilitas ke daerah lain. Banyak anak muda yang baru lulus SMP-SMA pergi

    ke Kota-kota besar seperti Jakarta dan Karawang untuk mencari pekerjaan

    dengan alasan lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan upah yang lebih

    tinggi dibandingkan upah di Kabupaten Batang. Mayoritas penduduk Desa

    Lebo bermata pencaharian buruh tani. Ketika musim panen tiba Petani Desa

  • 5

    Lebo melakukan mobilitas ulang alik yaitu melakukan perpindahan ke daerah

    lain, pagi berangkat dan akan pulang ke rumah mereka pada hari yang sama.

    Mayoritas penduduk Desa Lebo melakukan mobilitas ulang alik setiap harinya

    karena tempat kerja atau sekolah mereka berjarak tidak terlalu jauh dengan

    tempat tinggalnya. Dapat di tempuh dengan menggunakan angkutan umum

    ataupun sepeda motor (Hasil Pengamatan, 2017).

    Berdasarkan paparan diatas, peneliti ingin mengetahui “Mobilitas

    Penduduk dan Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Mobilitas di Desa Lebo

    Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah

    dalam penelitian ini adalah.

    1. Bagaimana mobilitas penduduk di Desa Lebo ?

    2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan Penduduk Desa Lebo melakukan

    mobilitas?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin

    dicapai dalam penelitian ini, sebagai berikut.

    1 Mengetahui mobilitas penduduk di Desa Lebo

    2 Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan Penduduk Desa Lebo

    melakukan mobilitas

  • 6

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai

    berikut.

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

    pengetahuan mengenai mobilitas Penduduk yang terjadi di Desa Lebo

    2. Manfaat Secara Praktis

    a. Bagi peneliti, diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah

    pengetahuan dan pengalaman

    b. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi

    untuk yang penelitian sejenis

    c. Bagi masyarakat, penelitian ini di harapkan dapat di jadikan bahan

    bacaan untuk menambah pengetahuan

    E. Batasan Istilah

    Untuk memperjelas permasalahan yang akan dikaji serta meminimalisir

    kesalahfahaman pembaca dalam menafsirkan hasil penelitian, sehingga

    pembaca tidak keluar dari konteks dasar permasalahan yang dikaji dalam

    penelitian maka diperlukan batasan istilah terkait judul penelitian adalah

    sebagai berikut.

    1. Mobilitas penduduk adalah pergerakan penduduk dari satu tempat ketempat

    lain, baik untuk memenuhi kebutuhan ekonomi maupun untuk memenuhi

    kebutuhan sosial lainnya (Sumaatmadja, 1981: 147). Mobilitas yang di

  • 7

    maksud dalam penelitian ini adalah pergerakan Penduduk Desa Lebo dari

    tempat tinggal ke daerah lain.

    2. Penduduk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah (KK dan anggota

    keluarga) Desa Lebo Kecamatan Gringsing Kabupaten Gringsing.

    3. Faktor terjadinya mobilitas penduduk yang di maksud dalam penelitian ini

    adalah faktor pendorong dan faktor penarik terjadinya mobilitas penduduk.

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

    A. Deskripsi Teoritis

    1. Pengertian dan Jenis Mobilitas Penduduk

    a. Pengertian

    Mobilitas penduduk adalah pergerakan penduduk dari satu tempat

    ketempat lain, baik untuk memenuhi kebutuhan ekonomi maupun untuk

    memenuhi kebutuhan sosial lainnya (Sumaatmadja, 1981: 147).

    Sedangkan menurut Mantra (2013: 172), mobilitas penduduk dibagi

    menjadi dua yaitu mobilitas penduduk vertikal atau perubahan status dan

    mobilitas penduduk horizontal atau mobilitas penduduk geografis.

    Mobilitas penduduk yaitu semua gerak penduduk dalam waktu

    tertentu dan batas wilayah administrasi tertentu seperti batas propinsi,

    kabupaten, kecamatan dan sebagainya. Tingkah laku manusia dalam

    bentuk perpindahan tadi, erat hubungannya dengan faktor-faktor

    geografi pada ruang yang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut meliputi

    faktor fisis dan non fisis. Bentuk permukaan bumi, elevasi, vegetasi,

    keadaan cuaca merupakan faktor fisis yang mempengaruhi gerak

    berpindah yang dilakukan manusia. Alat transportasi, kegiatan ekonomi,

    biaya trasportasi, kondisi jalan, dan kondisi sosial budaya setempat

    merupakan faktor non fisis yang mendorong manusia untuk beranjak dari

    tempat asalnya (Sumaatmadja 1981:147).

  • 9

    b. Jenis-jenis Mobilitas Penduduk

    Gambar 2.1. Skema Jenis-jenis Mobilitas Penduduk (Mantra, 2013 : 175)

    a. Mobilitas Penduduk Vertikal

    Mobilitas penduduk vertikal sering disebut dengan perubahan status,

    dan salah satu contohnya adalah perubahan status pekerjaan misalnya

    seseorang yang mula mula bekerja dalam sektor pertanian sekarang bekerja

    dalam sektor non pertanian.

    b. Mobilitas Penduduk Horizontal (Geografis)

    Mobilitas penduduk horizontal, atau sering pula disebut dengan

    mobilitas penduduk geografis, adalah gerak (movement) penduduk yang

    melintasi batas wilayah menuju ke wilayah lain dalam periode waktu

    tertentu. Penggunaan batas wilayah dan waktu untuk indikator mobilitas

    penduduk horisontal ini mengikuti paradigma ilmu geografi yang

    mendasarkan konsepnya atas wilayah dan waktu. Mobilitas penduduk

    Horizontal dibedakan menjadi dua yaitu,

  • 10

    1) Mobilitas Penduduk Permanen (Migrasi)

    Mobilitas penduduk permanen atau migrasi adalah gerak penduduk

    yang melintas batas wilayah asal menuju kewilayah lain dengan ada niatan

    menetap didaerah tujuan. Desa mempunyai kecendrungan tinggi

    bermobilitas (permanen) adalah desa yang relatif dekat kota – kota besar,

    distribusi penghasilan tidak merata proporsi petani tak bertanah tinggi

    rendahnya ratio penduduk dan tanah, rendahnya proporsi penduduk yang

    mengetahui huruf, dekat jalan raya atau dekat dengan kota–kota kecil yang

    mempunyai kemudahan kontak dengan kota–kota besar dan mempunyai

    kemudahan untuk mendapatkan informasi mengenai daerah tujuan. Dapat

    disimpulkan bahwa mobilitas penduduk adalah gerakan penduduk dari

    suatu wilayah ke wilayah lain untuk mendapatkan suatu tujuan (Lipton,

    1980: 4).

    2) Mobilitas Penduduk Non Permanen (Sirkuler)

    Mobilitas penduduk nonpermanen adalah gerak penduduk dari suatu

    wilayah ke wilayah lain dngan tidak ada niatan menetap di daerah tujuan.

    Apabila seseorang menuju ke daerah lain dan sejak semula sudah

    bermaksud tidak menetap di daerah tujuan, orang tersebut digolongkan

    sebagai pelaku mobilitas non permanen walaupun bertempat tinggal

    didaerah tujuan dalam jangka waktu lama. Contoh yang baik dalam hal ini

    ialah mobilitas penduduk orang minang yang melintas batas budaya

    Minangkabau menuju ke daerah lain. Walaupun berada di daerah tujuan

    selama puluhan tahun, mereka dikategorikan sebagai migran nonpermanen

  • 11

    karena tidak ada niatan menetap di daerah tujuan. Gerak penduduk orang

    Minang ini disebut dengan merantau. Sayangnya, banyak para migran tidak

    dapat memberikan ketegasan apakah mereka ada niatan menetap di daerah

    tujuan atau tidak pada saat melakukan mobilitas yang pertama kali, sering

    niatan tersebut berubah setelah pelaku mobilitas tinggal didaerah tujuan

    dalam jangka waktu yang lama (Mantra, 2013:173-174). Mobilitas

    Penduduk Horizontal dibedakan menjadi dua, yaitu : Ulang alik

    (Commuting) dan nginap atau mondok.

    Tabel 2.1. Batasan Ruang dan Waktu dalam penelitian Mobilitas Penduduk

    dilaksanakan oleh Ida Bagoes Mantra Tahun 1975 di Dukuh Piring

    dan Kadirojo di D.I. Yogyakarta dengan batasan wilayah dukuh

    (dusun).

    No Bentuk Mobilitas Batas

    Wilayah Batas Waktu

    1 Ulang alik

    (Commuting)

    Dukuh

    (Dusun)

    Enam jam atau lebih dan

    kembali pada hari yang sama

    2 Menginap/mondok

    di daerah tujuan

    Dukuh

    (Dusun)

    Lebih dari satu hari, tetapi

    kurang dari enam bulan

    3 Permanen/menetap

    di daerah tujuan

    Dukun

    (Dukuh)

    Enam bulan atau lebih menetap

    di daerah tujuan.

    2. Analisis Sumber Data Mobilitas Penduduk

    Umumnya ada tiga sumber data mobilitas penduduk yaitu: Sensus

    penduduk, registrasi penduduk, dan survei penduduk. Data kependudukan

    yang didapat dari hasil registrasi penduduk kurang dapat dipercaya.

    Misalnya, penduduk yang meninggalkan desanya seharusnya melaporkan

    kepergiannya ke Kepala Desa, tetapi karena letak kantor desa yang jauh dari

    tempat tinggal orang tersebut, ia tidak melaporkan kepergiannya. Di

  • 12

    samping itu dengan membaiknya situasi keamanan, para petugas keamanan

    tidak pernah menanyakan surat keterangan jalan bagi yang bepergian,

    begitu pula bagi yang datang di suatu daerah. Berikut sumber data mobilitas

    penduduk.

    a. Sensus Penduduk

    Pelaksanaan sensus penduduk di Indonesia sebelum tahun 2000 di

    bagi menjadi dua yaitu sensus lengkap dan sensus sampel. Sensus lengkap

    adalah pencacahan seluruh penduduk dengan responden kepala rumah

    tangga. Responden ini memberikan informasi mengenai karakteristik

    demografi anggota keluarganya. Pertanyaan yang diajukan sangat

    sederhana. Sebagai contoh pertanyaan yang diajukan pada sensus

    penduduk tahun 1990 untuk sensus lengkap adalah sebagai berikut, Nama-

    nama anggota rumah tangga, Hubungan dengan kepala rumah tangga,

    Umur, Jenis kelamin, Status Perkawinan. Hal-hal yang spesifik, seperti

    ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan, ekonomi, pertanian, dan

    mobilitas penduduk ditanyakan dalam sensus sampel (Mantra, 2013:189).

    b. Registrasi Penduduk

    Registrasi penduduk mencatat kejadian-kejadian kependudukan

    yang terjadi setiap saat, misalnya kelahiran, kematian, mobilitas penduduk

    keluar, dan mobilitas penduduk masuk, baik itu permanen maupun

    nonpermanen, catatan mobilitas penduduk permanen lebih lengkap

    dibanding dengan mobilitas penduduk nonpermanen. Orang-orang yang

    pindah domisisli harus mempunyai surat pindah dari daerah asal,

  • 13

    selanjutnya disampaikan pada kantor kelurahan/desa di mana mereka

    menetap (Mantra, 2013:197).

    c. Survei Penduduk

    Data mobilitas penduduk bisa juga didapatkan dari penelitian survei

    yang dilaksanakn di suatu wilayah. Umumnya penelitian mobilitas

    penduduk yang dilaksanakan oleh Instansi, lembaga tertentu, atau

    perseorangan berskala mikro. Biasanya yang diteliti aspek-aspek ekonomi,

    proses, dan dampak mobilitas terhadap tingkat ekonomi rumah tangga

    daerah asal (Mantra, 2013:198).

    3. Transportasi yang digunakan untuk Melakukan Mobilitas Penduduk

    Transportasi diartikan sebagai kegiatan mengangkut dan

    memindahkan muatan (barang dan orang/manusia) dari suatu tempat

    (tempat asal) ke tempat lainnya (tempat tujuan).perjalanan mengangkut

    muatan dari tempat asal (origin) ke tempat tujuan (destination) disebut

    Origin-Destination Travel. Barang dari tempat asal (misalnya beras dari

    tempat produksi di pedesaan) dikirim ke tempat tujujan (yaitu pasar-pasar

    di perkotaan) memberikan guna (utility) yang lebih besar kepada penduduk

    perkotaan yang membutuhkan beras untuk memenuhi kebutuhan konsumsi

    pangan sehari-hari dalam bentuk guna tempat (place utility) dengan

    berpindahnya tempat dari daerah produksi di pedesaan ke pasar –pasar

    perkotaan (Adisasmita, 2012 : 7).

  • 14

    Ada beberapa jenis-jenis transportasi yaitu, sebagai berikut.

    a. Transportasi Darat

    Transportasi darat adalah segala bentuk transportasi menggunakan

    jalan untuk mengangkut penumpang atau barang. Bentuk awal dari

    transportasi darat adalah menggunakan kuda, keledai atau bahkan

    manusia untuk membawa barang melewati jalan setapak. Seiring dengan

    berkembangkan perdagangan, jalan diratakan atau dilebarkan untuk

    mengakomodir aktivitas (https://mohsholihin2016.wordpress.Com

    /ekonomi-transportasi/289-2/, 6 September 2018, Pukul 20.41 WIB).

    b. Transportasi Air

    Transportasi air adalah suatu alat untuk dapat digunakan atau

    menjadi transportasi yang dapat di gunakan di air saja. Alat transportasi

    ini di pilih oleh banyak masyarakat yang dominan tempat tinggalnya di

    daerah perairan atau bagi para wisatawan yang pergi ke sungai atau laut

    untuk berwisata menggunakan transportasi air ini. Contoh alat

    transportasi ini adalah rakit, perahu, boat, dan lain-lain (https://

    www.seputarpengetahuan.co.id / 2016 /10 / jenis - transportasi - dan -

    alat -transportasi-beserta-contohnya-lengkap.html, 6 September 2018,

    Pukul 20.52 WIB).

    c. Transportasi Udara

    Transportasi udara adalah suatu alat untuk dapat digunakan atau

    menjadi transportasi yang dapat digunakan di udara saja. Alat

    transportasi ini banyak diminati oleh masyarakat yang hendak berpergian

    https://mohsholihin2016/

  • 15

    ke daerah yang jauh seperti pergi kebenua lain atau sedang dalam

    keadaan penting. Contoh dari transportasi ini adalah helikopter, pesawat

    terbang, dan lain-lain (https : // www.seputarpengetahuan. co.id/2016/10

    / jenis - transportasi – dan – alat – transportasi – beserta - contohnya -

    lengkap.html, 6 September 2018, Pukul 20.52 WIB).

    Transportasi Publik adalah Transportasi publik adalah semua alat

    transportasi yang di mana para penumpang tidak menggunakan

    kendaraanya sendiri ketika berpergian. Alat transportasi ini bersifat umum

    yang artinya dapat di gunakan untuk semua orang yang ada di seluruh dunia

    tanpa terkecuali. Contoh dari alat transportasi ini adalah kereta dan bis, tidak

    hanya itu tetapi termasuk kepada pelayanan yang di berikan dari maskapai

    suatu penerbangan, taksi, feri, dan lain-lain. Transportasi umum ini dapat

    di gunakan oleh banyak orang dan ketika menggunakannya wajib

    membayar upah atau uang sesuai dengan yang di tetapkan oleh pengantar

    berdasarkan jarak tempuh dan juga atas faktor lainnya.

    4. Faktor Pendorong Terjadinya Mobilitas Penduduk

    Secara umum situasi pendorong terjadinya mobilitas dapat

    dibedakan beberapa faktor yaitu,

    a. Faktor Struktural

    Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang

    bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Contoh

    konkretnya adalah ketidakseimbangan jumlah lapangan kerja yang

    tersedia dibandingkan dengan jumlah pelamar kerja. Adapun yang

  • 16

    termasuk dalam cakupan faktor struktual adalah sebagai berikut. Struktur

    Pekerjaan, Perbedaan fertilitas, Ekonomi Ganda.

    b. Faktor Individu

    Faktor individu adalah kualitas seseorang baik ditinjau dari segi

    tingkat pendidikan, penampilan, maupun ketrampilan pribadi. Adapun

    yang termasuk dalam cakupan faktor individu adalah sebagai berikut,

    Perbedaan kemampuan, Orientasi sikap terhadap mobilitas, Faktor

    kemujuran

    c. Keadaan Ekonomi

    Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas

    sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba

    kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal yang tandus karena

    kehabisan sumber daya alam, kemudian mereka yang tidak mau

    menerima keadaan ini berpindah tempat tinggal ke daerah lain. Secara

    sosiologis mereka telah mengalami mobilitas

    d. Situasi Politik

    Situasi politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu

    masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu

    akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan

    terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman. Atau bisa juga

    disebabkan oleh sistem politik pemerintahan yang bertentangan dengan

    hati nurani maupun paham yang dianut. Jadi, meskipun negaranya subur,

  • 17

    namun kondisi politik yang tidak kondusif bisa mempengaruhi mobilitas

    masyarakatnya.

    e. Kependudukan

    Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti

    geografik. Disatu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesat

    mengakibatkan sempitnya tempat pemukiman dan pihak lain kemiskinan

    yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang mendorong sebagian

    Penduduk masyarakat mencari tempat kediaman yang lain. Misalnya

    kepadatan Pulau Jawa mendorong para penduduk mengikuti program

    transmigrasi ke luar Pulau Jawa.

    f. Keinginan Melihat Daerah Lain

    Keinginan melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk

    melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain,

    misalnya berekreasi ke daerah-daerah tujuan wisata. Faktor pendorong

    dan penarik perpindahan penduduk ada yang negatif dan ada yang positif.

    Faktor pendorong yang positif yaitu para migran ingin mencari atau

    menambah pengalaman di daerah lain. Sedangkan faktor pendorong yang

    negatif yaitu fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup terbatas dan

    lapangan pekerjaan terbatas pada pertanian. Faktor penarik yang positif

    yaitu daerah tujuan mempunyai sarana pendidikan yang memadai dan

    lebih lengkap. Faktor penarik yang negatif adalah adanya lapangan

    pekerjaan yang lebih bervariasi, kehidupan yang lebih mewah, sehingga

    apa saja yang diperlukan akan mudah didapat di kota.

  • 18

    5. Faktor Penarik Terjadinya Mobilitas Penduduk

    a. Adanya kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik.

    b. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya

    iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas publik lainnya.

    c. Adanya aktifitas-aktifitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat

    kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk

    bermukim di kota besar tersebut.

    6. Perilaku Mobilitas Penduduk

    Perilaku mobilitas penduduk menurut Ravenstein atau disebut

    dengan hukum-hukum migrasi penduduk adalah sebagai berikut (Mantra,

    2013 : 187).

    a. Para migran cenderung memilih tempat terdekat sebagai daerah tujuan

    b. Faktor paling dominan yang mempengaruhi seseorang untuk

    bermigrasi adalah sulitnya memperoleh pekerjaan dan pendapatan di

    daerah asal dan kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan dan

    pendapatan yang lebih baik di daerah tujuan. Daerah tujuan harus

    memiliki kefaedahan wilayah (place utility) lebih tinggi dibandingkan

    dengan daerah asal.

    c. Berita-berita dari sanak saudara atau teman yang telah berpindah ke

    daerah lain merupakan informasi yang sangat penting bagi orang-orang

    yang ingin bermigrasi.

    d. Informasi negatif dari daerah tujuan mengurangi niat penduduk untuk

    bermigrasi.

  • 19

    e. Semakin tinggi pengaruh kekotaan terhadap seseorang, semakin besar

    mobilitasnya.

    f. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi frekuensi

    mobilitasnya.

    g. Para migran cenderung memilih daerah tempat teman atau sanak

    saudara bertempat tinggal di daerah tujuan. Jadi, arah dan arus mobilitas

    penduduk menuju ke arah asal datangnya informasi.

    h. Pola migrasi bagi seseorang maupun sekelompok penduduk sulit

    diperkirakan. Hal ini karena banyak dipengaruhi oleh kejadian yang

    mendadak seperti bencana alam, peperangan, atau epidemi.

    i. Penduduk yang masih muda dan belum kawin lebih banyak melakukan

    mobilitas dari pada mereka yang berstatus kawin.

    7. Geografi

    Sebutan geografi pertama kali dikemukakan oleh Eratosthenes (276-

    196 SM) sebagai ahli geografi dengan hasil karya utamanya yang berjudul

    “geographica” (Suharyono dan Amien, 2013:1). Secara etimologis,

    geografi terdiri dari dua kata yakni geo/gea artinya bumi, grafein artinya

    tulisan atau pencitraan (to describe). Jadi geografi adalah ilmu yang

    mendeskripsikan tentang bumi (Arjana, 2013:21).

    Ferdinan von Richthofen (1833-1905) ia mengatakan bahwa

    geografi sebagai ilmu yang mempelajari gejala dan sifat-sifat permukaan

    bumi dan penduduknya, disusun menurut letaknya, dan menerangkan baik

    tentang terdapatnya gejala-gejala dan sifat-sifat tersebut secara bersama

  • 20

    maupun tentang hubungan timbal baliknya gejala-gejala dan sifat-sifat itu

    (dalam Suharyono dan Amien, 2013:17). Menurut Bintarto (1983 dalam

    Arjana, 2013:21) mengemukakan, geografi mempelajari hubungan timbal

    balik gejala-gejala muka bumi, baik yang fisik maupun yang menyangkut

    makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan,

    ekologi, dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan

    pembangunan. Berdasarkan ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan

    bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan

    fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan

    dalam konteks keruangan (hasil Seminar Lokakarya tentang Kualitas

    Pengajaran Geografi, Semarang (1989) dalam Arjana, 2013:22).

    Objek material adalah segala sesuatu yang dipelajari dalam

    kaitannya dengan fenomena geosfer yang terdapat dan terjadi di lapisan

    litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Untuk mengkaji objek

    material diperlukan metode atau cara pandang atau pendekatan yang

    digunakan sehingga sebuah ilmu dapat dibedakan dengan ilmu lain.

    Misalnya, pendekatan yang digunakan dalam ilmu geografi adalah sudut

    ruangan; pendekatan yang digunakan dalam ilmu sejarah adalah waktu;

    pendekatan yang digunakan dalam ilmu antropologi adalah budaya.

    Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu yang mengkaji fenomena-

    fenomena yang terjadi pada manusia di berbagai macam lapisan

    masyarakat. Selain antropologi, cabang ilmu lain yang memiliki objek studi

    antroposfer antara lain, sosiologi, politik, ekonomi dan sebagainya.

  • 21

    Objek formal geografi adalah cara memandang dan berpikir

    terhadap objek material geografi dari sudut pandang keruangan dalam

    kontek kewilyahan dan kelingkungan. Geografi memiliki tiga macam

    pendekatan yang berfungsi sebagai pembeda antara disiplin ilmu geografi

    dengan disiplin ilmu lain. Bintarto dan Surastopo (1979:12-25)

    bserpendapat, dalam geografi untuk mengahampiri atau mendekati masalah

    digunakan bermacam-macam pendekatan atau hampiran (approach).

    Pendekatan tersebut yaitu pendekatan analisa keruangan (spatial analysis),

    analisa ekologi (ecological analysis)/kelingkungan dan analisa kompleks

    wilayah (regional complex analysis).

    Objek formal di gunakan dalam penelitian ini adalah fenomena

    antoposfer yaitu mengkaji fenomena-fenomena yang terjadi pada manusia.

    Berkaitan dengan pola mobilitas yang terjadi pada daerah tertentu.

    Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

    keruangan, karena Mobilitas penduduk adalah pergerakan penduduk dari

    satu tempat ketempat lain, baik untuk memenuhi kebutuhan ekonomi

    maupun untuk memenuhi kebutuhan sosial lainnya (Sumaatmadja, 1981:

    147).

    B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

    Penyusunan proposal skripsi ini ada beberapa penelitian terkait yang

    dijadikan acuan ataupun rujukan terhadap dasar-dasar ilmiah yang ada,

    diantara penelitian terkait tersebut untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel

    2.2.

  • 22

    Tabel 2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

    No

    Nama

    Peneliti

    Judul Penelitian

    Jenis

    Penelitian

    Hasil Penelitian

    1 Desak Eka

    Putu

    Nilakusma

    wati

    Proses Mobilitas

    dan Integrasi

    Migran permanen

    dan Non

    permanen (Kasus

    Pelaku Mobilitas

    Asal Jawa Timur

    di Kecamatan

    Denpasar Barat,

    Kota Denpasar)

    Kuantitatif

    Pelaku Mobilitas Asal Jawa Timur di

    Kecamatan Denpasar Barat, faktor

    yang paling dominan melakukan

    migran permanen yaitu peran

    keluarga sedangkan migran non

    permanen yaitu teman sedaerah asal

    2 Willy

    Agisti

    Irma Dinta

    Siwi

    Karakteristik

    Demografi Sosial

    Ekonomi

    Pemulung

    Berdasarkan

    Daerah Asal

    (Studi Kasus di

    Kecamatan

    Banyumanik)

    Kuantitatif

    Pemulung memilih Banyumanik

    sebagai daerah tujuan mobilitas non

    permanen karena Banyumanik

    merupakan tujuan hunian bagi

    masyarakat baik dari dalam maupun

    luar kota, jadi merupakan konsentrasi

    penduduk dengan segala

    konsekuensinya seperti sampah yang

    terjadi karena perkembangan kota

    dan masyarakatnya

    3 Sri

    Wahyuni

    Studi tentang

    Mobilitas

    Penduduk di

    Kelurahan

    Sempaja Selatan

    Kecamatan

    Samarinda Utara

    kabupaten

    Samarinda

    Kuantitatif Tingkat mobilitas yang terjadi yaitu

    banyak yang memberikan jawaban

    alasan melakukan mobilitas karena

    faktor ekonomi sehingga tingkat

    mobilitas yang ada di daerah

    kelurahan sempaja cukup meningkat.

    4 Rabul

    Alamin,

    Sidharta

    Adyatma,

    Deasy

    Arisanty

    Faktor yang

    Mempengaruhi

    Mobilitas Ulang

    alik Penduduk

    Kecamatan

    Tamban Menuju

    kota Banjarmasin

    Kuantiatif Hasil penelitian menunjukan bahwa

    faktor pendorong responden yang

    melakukan mobilitas ulang alik ke

    Kota Banjarmasin bagi yang bekerja

    adalah karena kurangnya lapangan

    pekerjaan di daerah asal, bagi yang

    sekolah karena terbatasnya fasilitas

    pendidikan didaerah asal.

  • 23

    5 Subhan,

    Nanik,

    Andjar

    Faktor pendorong

    dan penarik

    penduduk migran

    kota bekasi ke

    Jakarta

    Kualitatif Faktor pendorong penduduk migran

    terdiri dari pendidikan, ekonomi, dan

    transportasi. Faktor penariknya

    adanya kesempatan kerja dan tingkat

    pendapatan lebih tinggi di kota

    jakarta

    6 Awal

    Wibowo,

    Muryani,

    Suwarto

    Studi tentang

    Struktur Kota

    Sistem

    Transportasi dan

    Mobilitas

    Penduduk di

    Kota Purwokerto

    Kualitatif Mobilitas penduduk di purwokerto

    bersifat Commuter, tujuan bekerja

    khusus buruh, ke sekolah, berbelanja

    dan rekreasi

    7 Surya

    Dewi R.

    Faktor-faktor

    yang

    Mempengaruhi

    Minat Migran

    Melakukan

    Mobilitas Non

    Permanen Ke

    Kota Denpasar

    Kuantitatif Variabel umur, tingkat pendidikan,

    lama melakukan mobilitas dan upah

    berpengaruh secara simultan dan

    signifikan terhadap keputusa minat

    melakukan mobilitas ke Kota

    Denpasar

    8 Didit

    Purnomo

    Fenomena

    Migrasi Tenaga

    Kerja dan

    Perannya bagi

    Pembangunan

    Daerah Asal:

    Studi Empiris di

    Kabupaten

    Wonogiri

    Kuantitatif Hasil analisis menunjukkan bahwa

    ada 3 variabel independen yang

    digunakan tidak memiliki pengaruh

    yang signifikan terhadap niat

    perantau,yaitu : pendpatan,

    kepemilikan harta di daerah asal, dan

    pekerjaan di daerah asal dan variabel

    independen yaitu umur, pendidikan,

    status pernikahan berpengaruh

    signifikan terhadap niat perantau

    untuk menetap di daerah rantauan.

    9 Budijanto Faktor-Faktor

    Yang

    Berpengaruh

    Terhadap

    Pengambilan

    Keputusan

    Wanita

    Bermigrasi Ke

    Kota Malang

    Kuantitatif (1) Pengambilan keputusan

    bermigrasi ke kota Malang dari

    sebagian besar wanita migran atas

    inisiatif sendiri; (2) Faktor demografi

    (umur, status perkawinan, beban

    tanggungan), sosial ekonomi

    (pendidikan individu luas pemilikan

    lahan garapan jenis pekerjaan,

    kesempatan kerja, dan rendah

    pendapatan keluarga) di desa asalnya,

    sebagai faktor pendorong terhadap

    pengambilan keputusan bermigrasi

    ke kota Malang.

  • 24

    10 Dwi

    Hanggraie

    ni

    Pengaruh

    Keberadaan

    Transportasi

    Umum Angkutan

    Desa Terhadap

    Pergerakan

    Pendudukdi

    Kecamatan

    Delanggu

    Kabupaten

    Klaten

    Kuantitaif Pola pergerakan penduduk di

    kecamatan delanggu lebih memusat

    ke wilayah Gatak dan Delanggu,

    dikarenakan 2 desa ini terletak di jalur

    arteri atau jalur utama solo-jogja yang

    mengakibatkan berkembangnya

    pelayanan sosial ekonomi sehingga

    wilayah ini menjadi pusat pelayanan

    sosial ekonomi di wilayah delanggu.

    Dengan terjadinya pusat pelayanan

    sosial ekonomi di ke dua desa dapat

    menarik penduduk di sekitaran desa

    maupun dari luar kecamatan

    delanggu untuk melakukan mobilitas

    ke wilayah tersebut

    11 I Wayan

    Putrawan

    dan

    Nindya

    Purnama

    Sari

    Mobilitas Non

    Permanen

    Menjadi Pilihan

    Sebagian Pekerja

    Dalam

    Menghadapi

    Himpitan

    Ekonomi Di

    Wilayah

    Denpasar,

    Badung, Gianyar

    Dan Tabanan

    Provinsi Bali

    2014

    Kuantitatif Berdasarkan karakteristik wilayah,

    kawasan Sarbagita tergolong dalam

    kategori kawasan metropolitan,

    dengan salah satu cirinya yaitu

    tingginya tingkat mobilitas

    penduduk. Mobilitas pekerja sangat

    berperan dalam tingginya mobilitas

    penduduk, karena sifatnya yang rutin

    dan dilakukan secara berulang-ulang

    dalam periode tertentu. Namun,

    berdasarkan ulasan sebelumnya

    hanya 1,89 persen dari pekerja yang

    melakukan mobilitas non permanen

    antar kabupaten/kota di Sarbagita

    yang menggunakan transportasi

    umum.

    12 Arif

    Satriyo

    Nugroho

    Analisis Estimasi

    Mobilitas

    Penduduk

    Terhadap Dua

    Pusat Kegiatan

    Wilayah di

    Kabupaten

    Purworejo Tahun

    2013

    Kuantitatif Semua kecamatan dalam wilayah

    KWA I (kecuali Kecamatan Bayan)

    lebih dominan bermobilitas kearah

    pusat KWA I dengan volume rata-rata

    mobilitas “tinggi” yaitu sebesar

    68.55% dan Kecamatan Kaligesing

    memiliki volume terbesar yaitu

    sebesar 78,43%. Sedangkan semua

    kecamatan dalam wilayah KWA II

    lebih dominan kearah pusat KWA II

    dengan volume mobilitas “sedang”

    yaitu sebesar 57,74%. Kecamatan

    Bayan memiliki kecenderungan

    mobilitas kearah pusat KWA II yaitu

    dengan volume mobilitas sebesar

    59,27%. Dalam kasus mobilitas

    menuju kearah pusat KWA I, peran

    kekuatan penarik berupa potensi

    ekonomi dan sosial sangat kuat.

  • 25

    13 Sigid

    Sriwanto

    dan Esti

    Sarjani

    Kajian Mobilitas

    Penduduk Dan

    Remitan Desa

    Semampir

    Kecamatan

    Rembang

    Kabupaten

    Purbalingga

    Kuantitatif Faktor-faktor yang mendorong

    penduduk melakukan merantau sulit

    mencari pekerjaan di desa,

    penghasilan di daerah tujuan lebih

    besar, ada kesempatan kerja, mencari

    pengalaman, dan di daerah tujuan

    banyak hiburan. Pendidikan, lamanya

    merantau, dan jumlah tanggungan

    mempengaruhi besarnya remitan.

    14 Yusni

    Maulida

    Pengaruh

    Tingkat Upah

    Terhadap

    Migrasi Masuk

    Di Kota

    Pekanbaru

    Kuantitatif Hasil penelitian di lapangan

    menunjukkan bahwa tingkat upah

    yang ada di Kota Pekanbaru

    merupakan faktor penarik bagi

    penduduk dari daerah lain untuk

    bekerja di Kota Pekanbaru. Kondisi

    ini menyebabkan jumlah penduduk

    mengalami peningkatan

    15 Wesli Kajian Mobilitas

    Penduduk Pada

    Sistem

    Tranportasi Darat

    Pasca Tsunami

    Di Propinsi Aceh

    Kuantitatif Pasca tsusnami di Aceh terjadi

    peningkatan permintaan

    kendararaan bermotor yang

    signifikan dengan peningkatan

    mobilitas penduduk yang tinggi

    dan mengakibatkan terjadinya

    kemacetan khususnya di wilayah

    perkotaan. Tingginya mobilitas

    penduduk berdampak pada

    tingginya tingkat kecelakaan

    lalulintas sehingga berimplikasi

    terhadap terjadinya kerugian

    materi yang cukup besar 16 Julia

    Anita,

    Nasir

    Aziz,dan

    Mukhlis

    Yunus

    Pengaruh

    Penempatan Dan

    Beban Kerja

    Terhadap

    Motivasi Kerja

    Dan Dampaknya

    Pada Prestasi

    Kerja Pegawai

    Dinas Tenaga

    Kerja Dan

    Mobilitas

    Penduduk Aceh

    Kuantitatif Ada pengaruh positif dan signifikan

    dari variabel penempatan terhadap

    variabel motivasi kerja pegawai

    Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas

    Penduduk Aceh, yang ditunjukkan

    oleh hasil uji analisis secara parsial

    (Uji-t) dimana thitung>ttabel yaitu

    5,201>1,654 dengan signifikansi α =

    5%. Nilai koefisiennya 3,31%

    menunjukkan besarnya pengaruh

    penempatan terhadap motivasi kerja.

  • 26

    17 Sinta

    Oktavia,

    Titik

    Sumarti ,

    dan

    Nurmala K

    Pandjaitan

    Proses Merantau

    Perempuan

    Minang Di

    Jakarta

    Kuantitatif Perempuan Minang merantau dengan

    beragam pola merantau berdasarkan

    daerah tujuan rantau yang mereka

    tuju. Beragamnya pola merantau

    tersebut ditentukan oleh periode

    kapan mereka merantau Perempuan

    Minang sebagian besar masih

    menyempatkan berkunjung ke daerah

    asal, jika tidak sering (ketika lebaran),

    minimal sesekali ketika ada acara

    keluarga di kampung.

    18 Yessi

    Marga

    Safitri dan

    Ekawati

    Sri

    Wahyuni

    Jaringan Sosial

    Dan Strategi

    Adaptasi Tenaga

    Kerja Migran

    Asal Lampung di

    Desa Jayamukti,

    Kecamatan

    Cikarang Pusat,

    Kabupaten

    Bekasi, Provinsi

    Jawa Barat

    Kuantitatif Dalam bermigrasi, faktor usia dan

    keberadaan migran terdahulu di

    daerah tujuan migrasi mempengaruhi

    keputusan bermigrasi. Di daerah

    tujuan migrasi, migran umumnya

    tinggal dengan migran terdahulu yang

    juga berperan dalam proses migrasi

    migran. Tinggal sementara di tempat

    tinggal migran terdahulu merupakan

    salah satu strategi adaptasi migran.

    Dengan menumpang tinggal di

    tempat tinggal migran terdahulu,

    migran baru dapat berhemat dan lebih

    mudah mendapat pekerjaan karena

    bantuan dari migran terdahulu

    sebagai jaringan sosialnya.

    19 Saratri

    Wilonoyu

    dho

    Migrasi Dan

    Involusi Di Kota

    Semarang

    (Migration And

    Involution In

    Semarang City)

    Kuantitatif Proses dan dinamika migrasi masuk

    ke Kota Semarang yang makin besar

    dimulai sejak masuknya modal besar

    untuk membangun aktivitas bisnis

    yang diikuti tumbuhnya sektor

    informal yang pesat di sekelilingnya.

    Kota Semarang dibanjiri ”foot loose

    industry” (industri yang tidak

    berakar), sehingga hanya merupakan

    simpul jasa dan distribusi, terutama

    dari kapitalisme global, Akibat arus

    modal ini, pusat-pusat perdagangan

    dan bisnis tumbuh di Kota Semarang,

    dan menjadi determinan kuat

    terjadinya migrasi masuk. Kaum

    migran sanggup ”menciptakan” jenis-

    jenis pekerjaan baru, sehingga terjadi

    semacam involusi perkotaan.

    Kontribusi sector jasa, perdagangan,

    hotel dan restoran tinggi. Jadi ada

    push factor sekaligus pull factor.

  • 27

    20 Neneng

    Miskiyah,

    Taufik

    Marwa,

    tatang

    A.M.

    Sariman,

    Rosmiyati

    Chodijah

    Inter Sector

    Labor Mobility

    In Palembang,

    Indonesia

    (Mobilitas

    Tenaga Kerja

    Antar Sektor di

    Palembang,

    Indonesia)

    Kuantitatif Tujuan pekerja yang melakukan

    mobilitas antar sektor karena mereka

    ingin mendapatkan penghasilan yang

    lebih baik daripada di pekerjaan

    sebelumnya. Dari hasil estimasi,

    dapat dijelaskan bahwa dalam model

    logistik 1 dan 2 pendapatan

    berpengaruh signifikan terhadap

    mobilitas.

    21 Meirina

    Ayumi

    Malamass

    am

    Youth migration

    in Indonesia:

    Decision to Move

    and to Choose

    Destination

    Areas (Migrasi

    pemuda di

    Indonesia:

    Keputusan untuk

    Bergerak dan

    Memilih Daerah

    Tujuan)

    Kuantitatif Penelitian ini menunjukkan bahwa

    kota besar telah menjadi tujuan

    utama untuk migrasi pemuda,

    terutama alasan ekonomi dan

    pendidikan. Situasi ini menyiratkan

    ketidaksetaraan fasilitas pendidikan

    dan ekonomi antar daerah.

    Akibatnya, akan berdampak pada

    urbanisasi pemuda ke wilayah kota

    besar.

    22 Palmira

    Permata

    Bachtiar

    Pola Migrasi

    Keluar dan

    Remitansi di

    Indonesia:

    Nasional

    serta Perspektif

    Subnasional

    Kuantitatif Pola migrasi ke luar negeri masih

    banyak masalah. Salah satunya

    adalah Pemerintah Indonesia masih

    kurang dalam hal pencatatan data

    tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.

    23 Olumide

    Akinwuni

    Oluwole

    Residential

    Mobility And

    Socio-Spatial

    Sortin In Kaduna

    Metropolis,

    Nigeria

    (Mobilitas

    Penduduk dalam

    memilih tempat

    tinggal di Kota

    Kaduna Nigeria)

    Kuantitatif Penelitian ini merekomendasikan

    bahwa studi berkelanjutan dalam

    bidang mobilitas penduduk sangat

    diperlukan, terutama dalam

    memprediksi pola penggunaan lahan

    di masa mendatang yang sangat

    berperan dalam perkembangan

    wilayah perkotaa

  • 28

    Perbedaan penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah terletak

    pada variabel dan sub variabelnya. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk

    mengetahui mobilitas penduduk melalui sub variabel : Karakteristik

    Responden, Jenis mobilitas yang dilakukan, tempat tujuan mobilitas,

    transportasi yang digunakan, dan ketertiban penduduk dalam pencatatan

    kependudukan sebagai sumber analilis mobilitas penduduk. Selain itu

    penelitian ini juga untuk mengetahui faktor pendorong dan penarik terjadinya

    mobilitas penduduk di Desa Lebo. Persamaan penelitian yang relevan dengan

    penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena mobilitas penduduk yang

    terjadi di suatu tempat.

    Penelitian yang dilakukan Desak Eka putu nilakusumawati yang berjudul

    Proses Mobilitas dan Integrasi Migran permanen dan Non permanen (Kasus

    Pelaku Mobilitas Asal Jawa Timur di Kecamatan Denpasar Barat, Kota

    Denpasar), lebih menitikberatkan pada pelaku mobilitas pendududuk dan peran

    keluarga sebagai pertimbangan untuk pergi ke di kota Denpasar. Willy Agisti

    Irma Dinta Siwi melakukan penelitian yang berjudul Karakteristik Demografi

    Sosial Ekonomi Pemulung Berdasarkan Daerah Asal (Studi Kasus di

    Kecamatan Banyumanik), perbedaannya terletak pada Responden yaitu

    mobilitas yang dilakukan oleh pemulung. Sri Wahyuni melakukan penelitian

    yang berjudul Studi tentang Mobilitas Penduduk di Kelurahan Sempaja Selatan

    Kecamatan Samarinda Utara kabupaten Samarinda, perbedaannya terletak

    pada teknik pengambilan sampel. Sri Wahyuni menggunakan rumus Slovin.

  • 29

    Subhan,Nanik, dan Andjar melakukan penelitian yang berjudul Faktor

    pendorong dan penarik penduduk migran kota bekasi ke Jakarta, perbedaanya

    terletak pada jenis penelitian yaitu menggunakan kualitatif. Sedangkan

    penelitian ini merupakan jenis peneltian kuantitatif (data yang didapatkan

    berdasarkan angka), setelah itu dihitung yang menghasilkan data persentase.

    Surya Dewi R melakukan penelitian yang berjudul Faktor-faktor yang

    Mempengaruhi Minat Migran Melakukan Mobilitas Non Permanen Ke Kota

    Denpasar. Perbedaanya terletak pada teknik pengambilan sampelyaitu

    menggunakan rumus slovin.

    I wayan Putrawan dan Nindya Purnama Sari melakukan penelitian yang

    berjudul Mobilitas Non Permanen Menjadi Pilihan Sebagian Pekerja Dalam

    Menghadapi Himpitan Ekonomi Di Wilayah Denpasar, Badung, Gianyar Dan

    Tabanan Provinsi Bali 2014. Hail penelitiannya adalah Mobilitas pekerja

    sangat berperan dalam tingginya mobilitas penduduk, karena sifatnya yang

    rutin dan dilakukan secara berulang-ulang dalam periode tertentu. Namun,

    berdasarkan ulasan sebelumnya hanya 1,89 persen dari pekerja yang

    melakukan mobilitas non permanen antar kabupaten/kota di Sarbagita yang

    menggunakan transportasi umum. Perbedaannya terletak pada populasi

    peneltian, kalau ini berfokus pada penduduk yang bekerja (pekerja) sedangkan

    peneltian ini semua penduduk dari yang masih kecil hingga dewasa. Penelitian

    yang dilakukan Sigid Sriwanto dan Esti Sarjani yang berjudul Kajian Mobilitas

    Penduduk Dan Remitan Desa Semampir Kecamatan Rembang Kabupaten

    Purbalingga, hasilnya Faktor-faktor yang mendorong penduduk melakukan

  • 30

    merantau sulit mencari pekerjaan di desa, penghasilan di daerah tujuan lebih

    besar, ada kesempatan kerja, mencari pengalaman, dan di daerah tujuan banyak

    hiburan. Pendidikan, lamanya merantau, dan jumlah tanggungan

    mempengaruhi besarnya remitan. Perbedaan terletak pada Responden,

    peneltian Sigid Sriwanto menggunakan penduduk remitan atau merantau ke

    daerah lain.

    C. Kerangka Berpikir

    Ketika kebutuhan barang dan jasa belum terpenuhi di satu tempat maka

    secara otomatis masyarakat akan mencari ke tempat lain yang mampu

    menyediakan kebutuhan barang dan jasa, seperti mencari sarana prasarana

    yang lebih lengkap di tempat lain. Seperti contoh masyarakat memerlukan

    pendidikan dengan mutu yang lebih baik ditempat lain maka secara otomatis

    masyarakat melakukan pergerakan dari tempat asal ke tempat lain untuk

    menempuh pendidikan. Ketika kebutuhan masyarakat seperti kebutuhan

    ekonomi, pendidikan atau yang lainnya tidak terpenuhi maka secara otomatis

    masyarakat akan melakukan mobilitas penduduk. Setiap orang memiliki

    perbedaan jenis mobilitas, misalnya seseorang yang baru lulus SMA dan ingin

    melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dan di daerah asal dia menetap

    tidak terdapat Perguruan Tinggi maka secara otomatis akan melakukan

    mobilitas ke daerah lain seperti pindah ke Kota Semarang.

    Kebutuhan penduduk belum terpenuhi semua di Desa Lebo, Seperti

    Sarana dan prasarana di Desa Lebo masih kurang lengkap di bandingkan di

    daerah lain yang lebih lengkap. Sarana dan Prasarana pendidikan seperti tidak

  • 31

    ada sekolah SMP, Perguruan Tinggi yang belum ada yang membuat banyak

    penduduk setelah lulus SMA menempuh kuliah di Kota-kota besar yaang ada

    di Jawa Tengah seperti Kota Semarang. Selain itu di Desa Lebo belum ada

    Pasar Induk besar yang mampu menyediakan kebutuhan sehari-hari secara

    lengkap, maka banyak penduduk Desa Lebo melakukan pergerakan ke Pasar

    Induk daerah lain.

    Kondisi sosial-ekonomi di daerah asal yang tidak memungkinkan untuk

    memenuhi kebutuhan seseorang menyebabkan orang tersebut ingin pergi ke

    daerah lain yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Sedangkan tiap individu

    mempunyai kebutuhan yang berbeda, maka penilaian terhadap daerah asal dari

    masing-masing individu di masyarakat tersebut berbeda-beda, sehingga proses

    pengambilan keputusan untuk pindah (mobilitas) dari masing-masing individu

    berbeda pula. Proses seseorang dalam melakukan mobilitas diawali dari

    pengambilan keputusan, apakah akan pindah atau tetap tinggal di daerah asal.

    Pengambilan keputusan ini sepenuhnya tergantung pada seseorang itu sendiri.

    Sebab individu itu sendirilah yang tahu tentang keadaan dirinya sendiri dan

    penilaiannya terhadap daerah yang akan dituju (Sriwanto dkk., 2014:122).

    Faktor ekonomi juga menjadi penyebab Penduduk Desa Lebo

    melakukan mobilitas ke daerah lain. Banyak anak muda yang baru lulus SMP-

    SMA pergi ke Kota-kota besar seperti Jakarta dan Karawang untuk mencari

    pekerjaan dengan alasan lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan upah yang

    lebih tinggi dibandingkan upah di Kabupaten Batang. Sumber data mobilitas

    penduduk ada tiga, yaitu : sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survei

  • 32

    penduduk. Dalam penelitan ini di angket kuesioner akan di tanyakan kepada

    responden terkait ketiga sumber data tersebut, misalnya pendidikan, status

    perkawinan, umur, dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa

    tertib masyarakat dalam melaporkan data kependudukan ke pemerintah

    desa/kelurahan. Transportasi yang digunakan untuk melakukan mobilitas ini

    sangat penting. Hal yang ditanyakan dalam penelitian ini seperti jenis

    transportasi yang digunakan untuk melakukan mobilitas, sarana prasarana

    transportasi di daerah tersebut mulai dari mudahnya mencari alat transportasi

    dan kondisi jalan di daerah tersebut.

    Faktor-faktor yang mendorong melakukan mobilitas. Ada beberapa

    faktor yang di tanyakan dalam penelitian ini, yaitu : faktor struktural, faktor

    individu, keadaan ekonomi, situasi politik, kependudukan, keinginan melihat

    daerah lain. Sedangkan faktor penarik berasal dari daerah lain yang membuat

    penduduk Desa Lebo ingin kesana untuk memenuhi kebutuhan. Contohnya,

    daerah lain memiliki tempat rekreasi bagus dan secara otomatis penduduk Desa

    Lebo ingin datang ke sana untuk menghilangkan beban pikiran. Nanti dari

    jawaban responden akan di analis faktor apa saja yang paling dominan dalam

    masyarakat melakukan mobilitas penduduk. Selain itu juga akan ditanyakan

    kepada responden alasan mereka melakukan mobilitas penduduk. Hal yang

    terakhir di tanyakan kepada responden yaitu tempat tujuan mobilitas, misalnya

    ke tempat kerja, sekolah, sanak saudara, atau yang lainnya. Untuk lebih

    jelasnya bisa dilihat pada Gambar 2.2.

  • 33

    Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

    Kebutuhan Penduduk Desa Lebo belum

    terpenuhi di daerah asal

    Sarana Pendidikan dan

    kesehatan masih kurang

    lengkap

    Mahasiswa Unnes

    Kurangnya

    Lapangan Pekerjaan

    Upah pekerjaan

    masih kurang

    Tidak punya Pasar

    Induk dan Tradisional

    Daerah Lain menyediakan Kebutuhan yang belum

    terpenuhi di Desa Lebo

    Penduduk Desa Lebo Melakukan Mobilitas

    Penduduk

    Mahasiswa Unnes

    Jenis Mobilitas

    Mahasiswa

    Unnes

    Transportasi

    yang digunakan

    Tempat Tujuan

    Mobilitas

    Mahasiswa Unnes

    Mobilitas Penduduk dan

    Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Mobilitas di Desa Lebo Kecamatan Gringsing

    Mahasiswa Unnes

    Faktor Pendorong dan Penarik Penduduk melakukan Mobilitas

    Penduduk

    Mahasiswa Unnes

    Alasan melakukan mobilitas

  • 103

    BAB V

    PENUTUP

    A. Simpulan

    Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian yang telah disampaikan

    dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

    Mobilitas penduduk permanen di Desa Lebo disebabkan karena faktor

    pernikahan dan ikut pindah dengan suami atau istrinya ke daerah lain.

    Sedangkan mobilitas non permanen ke daerah lain ada beberapa alasan antara

    lain faktor ekonomi seperti bekerja, belanja, cari kerja dan juga faktor non

    ekonomi seperti sekolah atau kuliah, pengajian, dan rekreasi. Penduduk Desa

    Lebo dalam melakukan mobilitas menggunakan alat transportasi mayoritas

    dengan sepeda motor, ada juga angkutan desa atau angkot, delman, bis, dan

    pesawat. Analisis sumber data mobilitas dalam ketertiban pencatatan

    kependudukan seperti mempunyai surat kartu keluarga dan KTP, melaporkan

    kelahiran dan kematian, melaporkan ketika menghasilkan tingkat ketertiban

    sangat tinggi yaitu 48%.

    Faktor pendorong pada kriteria tinggi sebanyak 60 % artinya di Desa Lebo

    masih kurang dalam hal lapangan pekerjaan dan sarana prasarana seperti SMP,

    lapangan pekerjaan yang masih kurang, upah kecil .Sedangkan faktor penarik

    dari daerah lain, mayoritas penduduk pada kriteria sangat tinggi yaitu sebanyak

    116 penduduk atau 97 % artinya faktor penarik dari daerah lain seperti

    lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan sarana prasarana lebih lengkap yang

    membuat penduduk melakukan mobilitas.

  • 104

    B. Saran

    Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian yang telah disampaikan

    dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

    1. Mobilitas yang dilakukan Penduduk Desa Lebo cukup tinggi ke daerah lain

    hal ini tentu saja menguntungkan daerah lain dalam sisi pendapatan.

    Pemerintah Desa Lebo, Kecamatan Gringsing, dan Kabupaten Batang

    sebaiknya lebih memperbanyak lapangan pekerjaan dengan cara

    mendatangkan investor untuk membuka tempat kerja dan otomatis akan

    membuka banyak lowongan perkerjaan, mengembangkan potensi wisata

    religi yang bisa menarik penduduk daerah lain untuk datang ke Desa Lebo

    dan bisa membuat pemasukan pendapatan desa meningkat.

    2. Pemerintah serta Masyarakat Desa Lebo sebaiknya lebih meningkatkan kerja

    sama dalam hal menarik penduduk daerah lain untuk datang ke Desa Lebo.

    Contohnya mengembangkan potensi hasil pertanian padi karena di Desa Lebo

    memiliki lahan sawah yang cukup luas dan bisa saja menjadi desa

    percontohan dalam hal proses menanam, merawat, dan hasil panen padi. Hal

    ini bisa menjadi faktor penarik penduduk daerah lain untuk melakukan

    mobilitas ke Desa Lebo.

  • 105

    DAFTAR PUSTAKA

    Adisasmita, Sakti Adji. 2012. Perencanaan Infrastruktur Transportasi

    Wilayah.Yogyakarta : Graha Ilmu.

    Anita, Julia., Aziz, Nasir, dan Mukhlis. 2013. Pengaruh Penempatan Dan Beban

    Kerja Terhadap Motivasi Kerja Dan Dampaknya Pada Prestasi Kerja

    Pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh.Banda

    Aceh:PPS Universitas Syiah Kuala.

    Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).

    Jakarta:Rineka Cipta.

    Arisanty, Adyatma dan Alamin.2015.Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas ulang

    alik Penduduk Kecamatan Tamban Menuju Kota Banjarmasin.Jurnal

    Pendidikan Geografi.Lampung: UNLAM.

    Arjana, I Gusti Bagus. 2013. Geografi Lingkungan:Sebuah Introduksi. Jakarta:

    PT.Raja Grafindo Persada.

    Azwar, Saifuddin. 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Timur.

    Badan Pusat Statistik.2016. Kecamatan Gringsing Dalam Angka 2016. Batang.

    Bintarto dan Hadisumarmo, Surastopo. 1979.Metode Analisis Geografi. Bandung:

    LP3ES.

    Budijanto.2011.Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Pengambilan

    Keputusan Wanita Migran Bermigrasi ke Kota Malang. Malang: FIS

    Universitas Negeri Malang.

    Hanggraeni, Dwi. 2014.Pengaruh Keberadaan Transportasi Umum Angkutan Desa

    Terhadap Pergerakan Penduduk di Kecamatan Delanggu Kabupaten

    Klaten. Surakarta: Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

    Hardati, Puji. 2013. Pertumbuhan Penduduk dan Struktur Lapangan Pekerjaan.

    Forum Ilmu Sosial.Semarang:Jurnal Universitas Negeri Semarang.

    Lee, E.S. 1995. Suatu Teori Migrasi. Seri Terjemahan No. 3 Yogyakarta:

    Pusat Penelitian Studi Kependudukan Universitas Gajah Mada

    Lipton, Michael, 1980. "Migration from rural areas of poor countries: The impact

    on rural productivity and income distribution," World Development,

    Elsevier, vol. 8(1), pages 1-24, January.

    Mantra, Bagoes., Ida.2013.Demografi Umum.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

    Malamassam, Ayumi,. Meirina.2016.Youth Migration in Indonesia: Decision to

    Move and to Choose Destination Areas. Yogyakarta: Faculty of Geography

    UGM.

    https://ideas.repec.org/a/eee/wdevel/v8y1980i1p1-24.htmlhttps://ideas.repec.org/a/eee/wdevel/v8y1980i1p1-24.htmlhttps://ideas.repec.org/s/eee/wdevel.html

  • 106

    Maulida, Yusni. 2013.Pengaruh Tingkat Upah Terhadap Migrasi Masuk di Kota

    Pekanbaru.Pekanbaru: Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi Ejonomi Pembangunan

    Fakultas Ekonomi Universitas Riau.

    Miskiyah.,dkk.2017.Inter Sector Labor Mobility In Palembang

    Indonesia.Palembang: State Polythecnic of Sriwijaya.

    Nilakusmawati,Putu. 2002.Proses Mobilitas dan Integrasi Migran Permanen dan

    Non Permanen.Jurnal.Yogyakarta: Program Studi Kependudukan Program

    Pasca Sarjana UGM.

    Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.

    Jakarta: Rineka Cipta

    Nugroho, Arif, Satriyo. 2014.Analisis Estimasi Mobilitas Penduduk Terhadap Dua

    Pusat Kegiatan Wilayah di Kabupaten Purworejo Tahun 2013.Surakarta:

    Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

    Oluwole, Akinwuni,. Olumide.2013.Residential Mobility and Socio-Spatial Sorting

    In Kaduna Metropolis Nigeria. Yogyakarta: Faculty of Geography UGM

    Oktavia, Sinta., Sumarti., dan Pandjaitan. 2015.Proses Merantau Perempuan

    Minang di Jakarta.Bogor: Fakultas Ekologi Manusia IPB.

    Purnomo, Didit. 2009. Fenomena Migrasi Tenaga Kerja dan Perannya Bagi

    Pembangunan Saerah Asal (Studi Empiris di Kabupaten Wonogiri).

    Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Puspitosari, Popy. 2014.Kajian Mobilitas Penduduk Sirkuler di Kecamatan Waru

    Kabupaten Sidoarjo.Jurnal.Surabaya: UNESA.

    Putrawan, I,.Wayan. dan Sari. 2015.Mobilitas Non Permanen Menjadi pilihan

    Sebagian Pekerja salam Menghadapi Himpitan Eknomi di Wilayah

    Denpasar, Badung, Badung, Gianyar dan Tabanan Provinsi Bali.Bali: BPS

    Provinsi Bali.

    Rustariyuni, Dewi Surya. 2013.Jaringan Sosial dan Strategi Adaptasi Tenaga

    Kerja Migran Asal Lampung di Desa Jayamukti Kecamatan Cikarang Pusat

    Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat.Bali: FEB Universitas Udayana.

    Safitri, Yessi., Marga., dan Wahyuni. 2013.Faktor-faktor yang Mempengaruhi

    Minat Migran Melakukan Mobilitas Non Permanen Ke Kota

    Denpasar.Piramida Bogor: Fakultas Ekologi Manusia IPB.

    Setyowati, Dewi Liesnoor, dkk. 2015. Panduan Penulisan Skripsi. Semarang:

    FIS Unnes

  • 107

    Siwi, Willy. 2009.Karakteristik Demografi Sosial Ekonomi Pemulung

    Berdasarkan Daerah Asal (Studi Kasus di Kecamatan

    Banyumanik).Skripsi.Semarang: UNNES.

    Sontosudarmo, Mantra dan Nilakusmawati. 2000.Proses moblitas dan Integrasi

    Migran Permanen.Jurnal.Yogyakarta: PPS UGM

    Sriwanto, Sigid,. Dan Sarjanti. 2014.Kajian Mobilitas Penduduk dan Remitan Desa

    Semampir Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga.Purwokerto:

    Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Muhammdiyah

    Purwokerto.

    Subhan, Nanik Istiyani. 2017. Faktor Pendorong dan Penarik Penduduk Migran

    Kota Bekasi Ke Jakarta.Jurnal.Jember: Jurusan Ekonomi Pembangunan FEB

    Universitas Jember.

    Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

    dan R&D. Bandung : Alfabeta

    Suharyono dan Amien,Moch.2013. Pengantar Filsafat Geografi.

    Yogyakarta:Ombak.

    Sumaatmadja, N. 1981.Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan.

    Bandung: Alumni.

    Wahyudin, Agus. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Pendidikan. Semarang:

    Unnes Press

    Wahyuni, Sri. 2014.Studi Tentang Mobilitas Penduduk di Kelurahan Sempaja

    Selatan Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda.eJournal.Samarinda:

    FISIP UNMUL.

    Wesli. 2011.Kajian Mobilitas Penduduk Pada Sisitem Transportasi Darat Pasca

    Tsunami di Provinsi Aceh.Aceh:Jurusan Teknik Sipil Universitas

    Malikussaleh.

    Wibowo, Muryani., dan Suwarto. 2015.Studi tentang Struktur Kota Sistem

    Transportasi dan Mobilitas Penduduk di Kota Purwokerto.Jurnal Geo

    Eco.Surakarta: Magister PKLH FKIP UNS.

    Wilonoyudho, Saratri. 2014. Migrasi dan Involusi di Kota Semarang.Semarang:

    Jurusan Teknik Sipil FT UNNES.

    http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chot

    ib/Kelompok_10/Migration_and_Economic_Development.pdf (2 Oktober

    2017, Pukul 20.21 WIB)

    http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chot%09ib/Kelompok_10/Migration_and_Economic_Development.pdf%20(2http://demografi.bps.go.id/phpfiletree/bahan/kumpulan_tugas_mobilitas_pak_chot%09ib/Kelompok_10/Migration_and_Economic_Development.pdf%20(2

  • 108

    http://hendra-dwi-purnama.blogspot.com/2013/08/dampak-perbedaan-keadaan-

    wilayah.html (8 Oktober 2017, Pukul 23.55 WIB)

    https://mohsholihin2016.wordpress.com/ekonomi-transportasi/289-2/, 6

    September 2018, Pukul 20.41 WIB)

    http://www.affajri.wordpress.com/Beranda/Geografi/ Dampak Perbedaan

    Keadaan Geografis Wilayah Terhadap Mobilitas Penduduk.html (5

    Oktober 2017, Pukul 22.42 WIB)

    https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/10/jenis-transportasi-dan-alat-

    transportasi-beserta-contohnya-lengkap.html, 6 September 2018, Pukul

    20.52 WIB)

    http://hendra-dwi-purnama.blogspot.com/2013/08/dampak-perbedaan-keadaan-wilayah.htmlhttp://hendra-dwi-purnama.blogspot.com/2013/08/dampak-perbedaan-keadaan-wilayah.htmlhttps://mohsholihin2016.wordpress.com/ekonomi-transportasi/289-2/https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/10/jenis-transportasi-dan-alat-transportasi-beserta-contohnya-lengkap.htmlhttps://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/10/jenis-transportasi-dan-alat-transportasi-beserta-contohnya-lengkap.html