Mm Fisiologi Kehamilan

94
1. Mm fisiologi kehamilan Hormon Fungsi Di produksi oleh hCG mempertahankan korpus luteum untuk tetap memproduksi progesteron dan estrogen. mencegah menstruasi dan mempertahankan kehamilan. mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan. kadar tinggi menyebabkan “morning sickness” Embrio pasca fertilisasi hingga minggu ke 16 kehamilan. HPL produksi ASI merangsang pertumbuhan dan pembesaran payudara membuat rasa ngilu dan sakit bila puting bila disentuh. menyebabkan perubahan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak Kadar rendah menandakan ggn fungsi plasenta. Plasenta Estrogen menghambat aksi prolaktin vasodilatasi menyebabkan edema kaki, varises dan hipotensi. pertumbuhan kelenjar mammae memperkuat dinding rahim mengontrol pelepasan LH dan FSH merelaksasikan serviks, vagina dan vulva Folikel ovum yang sedang tumbuh, Korpus luteum, plasenta Progeste ron mencegah kontraksi uterus menghambat peristaltik Korpus Luteum pada ovarium,

description

fisiologi kehamilan

Transcript of Mm Fisiologi Kehamilan

Page 1: Mm Fisiologi Kehamilan

1. Mm fisiologi kehamilan

Hormon Fungsi Di produksi oleh

hCG mempertahankan korpus luteum untuk tetap memproduksi progesteron dan estrogen.mencegah menstruasi dan mempertahankan kehamilan.mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan.kadar tinggi menyebabkan “morning sickness”

Embrio pasca fertilisasi hingga minggu ke 16 kehamilan.

HPL produksi ASImerangsang pertumbuhan dan pembesaran payudaramembuat rasa ngilu dan sakit bila puting bila disentuh.menyebabkan perubahan dalam metabolisme karbohidrat dan lemakKadar rendah menandakan ggn fungsi plasenta.

Plasenta

Estrogen menghambat aksi prolaktinvasodilatasi menyebabkan edema kaki, varises dan hipotensi.pertumbuhan kelenjar mammaememperkuat dinding rahimmengontrol pelepasan LH dan FSHmerelaksasikan serviks, vagina dan vulva

Folikel ovum yang sedang tumbuh, Korpus luteum, plasenta

Progesteron

mencegah kontraksi uterusmenghambat peristaltik saluran cerna sehingga ibu mudah kembung dan konstipasimembangun lapisan dinding rahim untuk menyangga plasenta.mempengaruhi emosi ibu, meningkatkan suhu tubuh dan pernafasan ibumenurunkan libido selama kehamilan

Korpus Luteum pada ovarium, plasenta

MSH mendeposit pigmen melanin pada jaringan kulit menyebabkan hiperpigmentasi,

Hipofisis anterior

Page 2: Mm Fisiologi Kehamilan

terutama di pipi (cloasma gravidarum), linea midabdominalis (linea nigra), areola papilla mamae dan striae gravidarum.

Relaxin melembutkan leher rahimmerelaksasikan sendi dan ligamen panggul.

korpus luteum, plasenta

1.1 proses fertilisasi, nidasi, dan plasentasi

Mekanisme fertilisasi

Fertilisasi adalah proses peleburan sperma dengan ovum untuk kemudian membentuk

zigot. Sebelum proses ini terjadi, terlebih dahulu akan dibahas tentang mekanisme postovulasi

dan perjalanan sperma ke tuba fallopii :

Ovulasi

Ovum yang dikeluarkan dari folikel de graaf akan ditangkap oleh fimbriae dan masuk

ke ostium abdominalis kemudian bergerak menuju ke ampulla tuba. Ovum akan terus di ampulla

hingga kirakira 24 jam setelah ovulasi.

Perjalanan sperma ke tuba fallopii

Saat ejakulasi, jutaan sperma dipancarkan ke vagina dan mulut rahim (portio seviks).

Selanjutnya sperma akan bergerak menuju ke ampulla dengan ekornya. Perjalanan sperma dari

vagina menuju ampulla tuba dipenuhi banyak hambatan, diantaranya :

Page 3: Mm Fisiologi Kehamilan

a. Suasana pH vagina yang asam cukup mematikan sperma (bersifat basa)

b. sekret dari serviks yang kental dan melapisi mukosa uterus

c. kontraksi miometrium akan mengadukaduk sperma

d. gerakan silia di epitel tuba berlawanan dengan gerakan sperma

Sperma dengan kualitas yang bagus akan tahan didalam rahim selama 3 hari. Dalam

perjalanannya menuju ampulla, banyak sperma yang mati sehingga yang sampai ke ampulla

hanya ratusanribuan saja. Sesampainya di ampulla, sperma harus menembus korona radiata dan

zona pelusida yang membarrier ovum. Untuk keperluan tersebut, sperma memiliki akrosom di

anterior kepalanya. Akrosom tersebut berisi enzimenzim protease seperti hialuronidase, akrosin

dan CPE (Corona Penetrating Enzyme) yang fungsinya merusak barrier ovum, kemudian kepala

sperma berfusi dengan membran ovum dan memicu suatu perubahan kimiawi pada membran

yang menyebabkan lapisan ini tidak dapat ditembus sperma lain (Fenomena Black To

Polyspermy).

Selanjutnya sperma memasukkan kepalanya ke sitoplasma ovum, yang memicu pembelahan

meiosis akhir oosit sekunder. Kromosom pada kepala sperma akan menyatu dengan kromosom

ovum sehingga terbentuk kromosom yang diploid (2n). Proses penyatuan inilah yang disebut

FERTILISASI.

Mekanisme Implantasi

Setelah fertilisasi, ovum mulai membelah secara mitosis membentuk zigot lalu menjadi

morula dalam 34 hari dan bergerak menuju cavum uteri. Selanjutnya morula tumbuh dan

berdiferensiasi menjadi blastokista (terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan luar/trofoblas dan inner

cell mass). Ketika blastokista terbentuk, endometrium sedang dalam fase sekresi dimana

vaskularisasinya meningkat dan kelenjar dipenuhi glikogen karena pengaruh progesteron.

Pada hari ke 59, blastokista terbenam di endometrium melalui kerja enzimenzim proteolitik yang

diproduksi lapisan luar blastokista (sinsitiotrofoblas). Enzim ini menyebabkan apoptosis epitel

endometrium sehingga sinsitiotrofoblas dapat menembus membran basal epitel dan masuk ke

stroma endometrium yang kaya glikogen dan vaskularisasi. Tujuannya adalah untuk nutrisi dan

oksigenasi zigot.

Mekanisme Plasentasi

Page 4: Mm Fisiologi Kehamilan

Villi terdapat di seluruh permukaan blastosis. Dengan semakin besarnya ukuran

blastosis, desidua superfisial (desidua kapsularis) akan tertekan sehingga janin akan semakin

mengembang ke arah dalam cavum uteri. Perkembangan desidua kapsularis secara bertahap

memangkas sirkulasi yang melaluinya. Hal ini akan menyebabkan atrofi dan hilangnya villi yang

bersangkutan. Permukaan blastosis menjadi halus dan bagian korion ini disebut Chorion Laeve.

Pada sisi yang berlawanan, villi mengalami pertumbuhan dan pembesaran dan disebut sebagai

Chorion Frondusum. Dengan semakin luasnya ekspansi blastosis, desidua kapsularis menempel

dengan desidua vera dan cavum uteri menjadi obliterasi.

Trofoblas primitif chorion frondusum melakukan invasi ke desidua. Pada proses ini,

kelenjar dan stroma akan rusak dan pembuluh darah maternal yang kecil akan mengalami dilatasi

membentuk sinusoid. Trofoblas mengembangkan lapisan seluler yang disebut sitotrofoblas dan

lapisan sinsitium yang disebut sinsitiotrofoblas. Struktur yang disebut villi chorialis ini terendam

dalam darah ibu. Dengan kehamilan yang semakin lanjut, struktur viili chorialis menjadi semakin

komplek dan viili membelah dengan cepat untuk membentuk percabanganpercabangan dimana

cabang vasa umbilkalis membentuk percabangan yang berhubungan erat dengan permukaan

epitel trofoblas. Sebagian besar cabang villi chorialis yang disebut sebagai villi terminalis

mengapung dengan bebas dalam darah ibu sehingga memungkinkan terjadinya tarnsfer nutrien

dan produk sisa metabolisme. Sejumlah villi melekat pada jaringan maternal dan disebut sebagai

anchoring villi .

Struktur dan hubungan villi terminalis dapat dipelajari dengan melihat gambar

penampangnya. Dengan semakin lajutnya kehamilan, hubungan antara vaskularisasi trofoblas

dan maternal menjadi semakin erat. Trofoblas mengalami migrasi kedalam arteri spiralis

maternal yang berasal dari ruang intervillous . Perubahan fisiologi yang berakibat dilatasi arteri

maternal 1/3 bagian dalam miometrium. Perubahan ini berakibat konversi pasokan darah

uteroplasenta kedalam vaskularisasi yang bersifat “ low resistance – high flow vascular bed”

yang diperlukan untuk tumbuh kembang janin intra uterin.

Dengan semakin lanjutnya kehamilan maka transfer nutrien – sisa metabolisme –

hormon dan CO serta O2 plasenta akan semakin meningkat dimana struktur pemisah antara

sirkulasi ibu dan anak menjadi semakin tipis. Tidak ada hubungan langsung antara kedua jenis

sirkulasi dan “placental barrier” pada akhir kehamilan terletak di microvilli sinsitiotrofoblas yang

Page 5: Mm Fisiologi Kehamilan

memperluas permukaan transfer nutrien dan lain lain. Selanjutnya, sinsitiotrofoblas dan

mesoderm janin akan semakin tipis dan vas dalam villus mengalami dilatasi.

Plasenta yang sudah terbentuk sempurna berbentuk cakram yang berwarna merah

dengan tebal 2 3 cm pada daerah insersi talipusat. Berat saat aterm ± 500 gram

Talipusat berisi dua arteri dan satu vena dan diantaranya terdapat ‘Wharton Jelly’yang bertindak

sebagai pelindung arteri dan vena sehingga talipusat tidak mudah tertekan atau terlipat,

umumnya berinsersi di bagian parasentral plasenta.

Perubahan fisiologis pada ibu selama kehamilan

Uterus :

a. Ukurannya membesar akibat hipertrofi dan hiperplasia otot polos rahim 30x25x20cm dan

kapasitasnya > 4000 cc.

b. Berat : dari 30 gr menjadi 1000 gr pada akhir kehamilan.

c. Bulan pertama kehamilan seperti buah alpukat, bulan ke4 bulat, dan akhir kehamilan

seperti bujur telur.

d. Konsistensi lunak akibat hipertrofi ismus “tanda hegar”

e. Perubahan fundus uteri:

1. minggu ke16 setengah jarak umbilikus ke simfisis

2. minggu ke20 dipinggir bawah umbilikus

3. minggu ke24 tepat dipinggir atas umbilikus

4. minggu ke28 3 jari diatas umbilikus (sepertiga jarak umbilikus ke proc.

Xifodeus)

5. minggu ke39 setengah jarak umbilikus ke proc. Xifodeus

6. minggu ke36 1 jari dibawah prosessus xifodeus

7. minggu ke40 fundus uteri turun kembali, letak 3 jari dibawah prosessus xifodeus.

Hal ini disebabkan kepala janin turun dan masuk ke dalam rongga panggul.

Posisi Rahim : letak anteflexi / retroflexi, pada awal kehamilan posisi rahim masih di rongga

pelvis dan mulai bulan ke4 sampai di rongga perut sampai batas hati.

Serviks Uteri : Vaskularisasi meningkat dan lunak yg disebut “tanda goodell” , dan warna

menjadi livid yg disebut “tanda Chadwick”.

Ovarium : Plasenta mulai terbentuk dan mengeluarkan estrogen dan progesteron.

Page 6: Mm Fisiologi Kehamilan

Vagina dan vulva : lebih merah akibat peningkatan vaskularisasi sehingga warna selaput

lendirnya membiru (tanda Chadwick), kekenyalan meningkat sehingga daya renggang bertambah

sebagai persiapan persalinan.

Dinding perut : Timbul strie gravidarum yaitu robeknya serabut elastin akibat meregangnya

dinding perut.

Sirkulasi darah :

a. Volume darah dan plasma darah meningkat akibat hemodilusi

b. Albumin menurun pada awal kehamilan dan meningkat pada akhir kehamilan. Dan

fibrinogen meningkat terusmenerus

c. Hematokrit menurun, eritrosit meningkat , Hb menurun.

Sistem pernafasan : Sesak nafas karena paru terdorong oleh desakan diafrgma, disebabkan

dorongan rahim yang membesar pada umur kehamilan 32 minggu.

Tulang : Persendian panggul terasa lebih longgar akibat ligamenligamen yang melunak .

Payudara : Peningkatan Berat, Ketegangan, Pembesaran, Hiperpigmentasi pada puting.

Kulit : mengalami hiperpigmentasi oleh karena deposit pigmen melanin yang dipengaruhi

Melanosit Stimulating Hormon, terutama pada striae gravidarum, linea alba (menjadi linea

nigra), areolla papilla mamae, pada pipi (disebut cloasma gravidarum)

Saluran pencernaan : Kadar estrogen yang tinggi menyebabkan peningkatan produksi asam

lambung (gejala : mual, sakit kepala pagi hari). Progesteron akan memperlambat peristaltik

lambung dan usus sehingga pengosongan lambung berlangsung lama (gejala : kembung, mual,

muntah) dan terjadi konstipasi.

a. Kelenjar endokrin:

b. Tiroid : sedikit membesar.

c. Hipofisis : membesar pada lobus anterior.

d. Adrenal : tidak berpengaruh.

Metabolisme :

a. BMR meningkat

b. Kebutuhan protein meningkat

c. Metabolisme lemak meningkat

Page 7: Mm Fisiologi Kehamilan

d. Metabolisme mineral meningkat

e. BB meningkat sebanyak 6,516,5 kg

f. Kebutuhan kalori meningkat selama hamil dan laktasi

1.2 proses fisiologi ibu hamil

Perubahah Pada Organ-organ Reproduksi

Uterus/Rahim

Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi hasil pembuahan dalam rahim (intrauterin). Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas / kelenturan uterus.

Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan perut (tinggi fundus):

tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)

kehamilan 8 minggu : telur bebek

kehamilan 12 minggu : telur angsa

kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis(tulang kemaluan)-pusat

kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat

kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat

kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphid (tulang rongga dada paling bawah)

kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid

36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

Page 8: Mm Fisiologi Kehamilan

Serviks uteri (leher rahim) mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron, warna menjadi livide / kebiruan.

Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.

Vagina / vulva

Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah kebiruan (tanda Chadwick).

Ovarium (Kantong Telur)

Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.

Payudara

Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, dan kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol.

Sistem respirasi/Pernapasan

Page 9: Mm Fisiologi Kehamilan

Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma (otot pernapasan) juga terdorong ke atas menyebabkan napas cepat dan dangkal (20-24x/menit). Inilah yang menyebabkan wanita hamil merasa napasnya sesak.

Sistem gastrointestinal

Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi (susah BAB), lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga terjadi peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).

Sistem sirkulasi / kardiovaskular

Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan HEMODINAMIK calon ibu, meliputi :

1. retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung

2. anemia relatif

3. tekanan darah arterial menurun

4. curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir kehamilan

5. volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%

6. volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan.

Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antibodi fisiologik yang terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3. Trombosit meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk hemostasis yang baik pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350 mg/dl). Laju endap darah meningkat. Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin menururn karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan globulin alfa-1, alfa-2 dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.

Metabolisme

Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui). Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol plasma meningkat

Page 10: Mm Fisiologi Kehamilan

sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin tambahan.

Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :

1. ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat

2. produksi glukosa dari hati menurun

3. produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun

4. aktifitas ekskresi ginjal meningkat

5. efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).

Traktus urinarius/saluran kemih

Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.

Kulit

Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, striae lividae pada perut, dsb. Terdapat linea nigra dibagian perut.

Page 11: Mm Fisiologi Kehamilan

Peningkatan Berat Badan Selama Hamil

Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ / cairan intrauterin.

Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus + 1.0 kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg, pertumbuhan mammae + 1 kg, penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg.

Cara lain untuk mendeteksi kehamilan:1. Mendengarkan denyut jantung janin.Denyut jantung janin bisa terdengar melalui stetoskop khusus atau USG Doppler.Dengan bantuan steteoskop khusus, denyut jantung janin bisa terdengar pada usia kehamilan 18-20 minggu; sedangkan jika menggunakan USG Doppler, denyut jantung janin bias terdengar pada usia kehamilan 12-14 minggu.2. Merasakan pergerakan janin.Ibu bisa merasakan gerakan janin pada kehamilan 16-20 minggu. Wanita yang sebelumnya pernah hamil akan meraskan gerakan janin ini lebih awal.3. Memeriksa rahim dengan USG.Rahim yang membesar bisa dilihat dengan USG pada kehamilan 6 minggu, demikian juga halnya dengan denyut jantung janin.

1.3 fisiologi janin

TRIMESTER PERTAMA

Page 12: Mm Fisiologi Kehamilan

Minggu ke1

Disebut sebagai masa germinal. Karakteristik utama masa germinal ini adalah pembelahan sel.

Minggu ke2

Selsel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yang mengelilingi

matahari sel ini akan bertemu dengan selsel sperma dan memulai proses pembuahan. 5 juta sel

sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi

pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tapi pada akhirnya hanya

1 sel saja yang bisa menembus indung telur. Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk.

Kita dapat melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak hentihentinya berusaha

secara tekun menerobos dinding indung telur.

Minggu ke3

Sampai usia kehamilan 3 minggu.sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel

pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,10,2 mm.

Minggu ke4

Bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin

HCG), sehingga apabila sang ibu melakukan tes kehamilan, hasilnya positif.

Page 13: Mm Fisiologi Kehamilan

Minggu ke5

Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm.

a. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas akan membentuk sistem saraf pada janin yang

seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit dan rambut.

b. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung,

buah pinggang, tulang dan organ reproduktif.

c. Lapisan Endoderm yaitu lapisan yang paling dalam yang akan membentuk usus, hati,

pankreas dan pundi kencing.

Minggu ke6

Ukuran embrio ratarata 24 mm diukur dari puncak kepala hingga bokong.

a. Tuba saraf sepanjang punggung bayi menutup

b. Jantung bayi mulai berdetak pada minggu ini

c. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucukpucuk kecil yang akan

berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak.

Minggu ke7

a. Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 513 mm dan beratnya 0,8 gram, kirakira

sebesar biji kacang hijau.

b. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil

c. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara

yang terdapat di dalam paruparu.

Minggu ke8

a. Panjang kirakira 1420 mm

b. Ujung hidung, kelopak mata dan telinga berkembang

c. Brochi, saluran yang menghubungkan paruparu dengan tenggorokan, mulai bercabang.

d. Bayi mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut dan lidah

serta mata.

Minggu ke 9

Telinga bagian luar mulai berbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan

tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun anda tak merasakannya. Dengan Doppler,

anda bisa mendengar detak jantungnya.

Minggu ke10

Page 14: Mm Fisiologi Kehamilan

Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat

dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti

manusia kecil dengan panjang 3243 mm dan berat 7 gram.

Minggu ke11

Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai

tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap. Gerakan demi gerakan kaki dan tangan,

termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan

ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung,

atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus member sensasi kebahagiaan

tersendiri.

Minggu ke12

Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jarijari tangan dan kaki yang mungil

terpisah penuh. Usus bayi telah berada didalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume

darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14

gram. Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter

setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai membentuk termasuk telinga dan kelopak mata.

TRIMESTER KEDUA

Minggu ke13

Plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen, nutrisi dan pembuangan sampah bayi.

Kelopak mata bayi merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai

panjang 76 mm dan beratnya 19 gram. Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang

lain. Badannya juga semakin membesar untuk mengejar pembesaran kepala.

Minggu ke14

Detak jantung bayi mulai menguat tetapi kulit bayi belum tebal karena belum ada lapisan lemak.

Minggu ke15

Jika bayi anda perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit

bayi masih sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan akhir minggu ini, beratnya 49

gram dan panjang 113 mm.

Minggu ke16

Page 15: Mm Fisiologi Kehamilan

a. Bayi telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan nutrisi mll plasenta

b. Bayi telah mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa mendengar suara

c. System peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi.

Minggu ke17

Panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak cokelat mulai

berkembang rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai

terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk.

Minggu ke18

a. Janin sudah bisa mendengar

b. Bisa terkejut bila mendengar suara keras

c. Mata bayi berkembang

d. Panjangnya sudah 14 cm dan beratnya 140 gram

e. Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu

Minggu ke19

Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka.

Otak bayi telah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu membuat gerakan sadar

seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.

Minggu ke20

Beratnya mencapai 260 gram dan panjangnya 1416 cm. Dibawah lapisan vernik, kulit bayi mulai

membuat lapisan dermis, epidermis dan subcutaneous. Kuku tumbuh pada minggu ini. Proses

penyempurnaan paruparu dan sistem pernafasan. Pigmen kulit mulai terlihat.

Minggu ke21

Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm.

Minggu ke22

Perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional

Minggu ke 23

Memiliki kebiasaan “berolahraga” menggerakkan otot jarijari tangan dan kaki, lengan dan kaki

secara teratur. Beratnya hampir 450 gram.

Minggu ke24

Page 16: Mm Fisiologi Kehamilan

Paruparu mulai mengambil oksigen meski bayi masih menerima oksigen dari plasenta. Untuk

persiapan hidup di luar rahim, paruparu bayi mulai mengasilkan surfaktan yang menjaga kantung

udara tetap mengembang.

Minggu ke25

Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm

Minggu ke26

Berat badan bayi sudah mencapai 750780 gram, sedangkan tingginya 3538 cm

Minggu ke27

Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air ketuban

yang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870890 gram dengan tinggi badan 3638

cm.

TRIMESTER KETIGA

Minggu ke28

a. BB 1100 gram dan panjangnya 25 cm

b. Otak bayi semakin berkembang dan meluas

c. Kepala sudah mengarah ke bawah

d. Paruparunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, bayi kemungkinan

besar telah dapat bertahan hidup.

Minggu 29

a. BB 1100 gram dan panjangnya 25 cm

b. Otak bayi semakin berkembang dan meluas

c. Kepala sudah mengarah ke bawah

d. Paruparunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, bayi kemungkinan

besar telah dapat bertahan hidup.

Minggu 30

a. Lemak dan berat badan bayi terus bertambah

b. Gerakannya semakin terasa

Page 17: Mm Fisiologi Kehamilan

c. Mata bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dan dia sudah mulai

belajar untuk membuka dan menutup matanya.

d. Bayi sudah mulai memproduksi air mata

e. Berat badan bayi 15101550 gram, dengan tinggi 3940 cm

Minggu 31

Perkembangan fisik mulai melambat, namun perkembangan otak berkembang pesat

Minggu 32

a. Jari tangan, kaki telah tumbuh sempurna

b. Bulu mata, alis dan rambut di kepala semakin jelas

c. Berat 1800 gram dan panjang 29 cm

d. Sistem pendengaran terbentuk sempurna

e. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna

f. Bayi sudah mulai bisa bermimpi

Minggu 33

a. Otak bayi semakin pesat berkembang

b. Sudah mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah

bisa menelan.

c. Bayi sudah bisa mengambil nafas dalamdalam walaupun nafasnya masih didalam air.

d. Jika bayinya lakilaki, testis sudah mulai turun dari perut menuju skrotum.

Minggu 34

a. Bayi berada di pintu rahim

b. Dapat membuka dan menutup mata apabila mengantuk dan tidur

c. Sudah mulai mengedipkan matanya

d. Berat badan bayi 20002010 gram, dengan tinggi badan sekitar 4546 cm

Minggu 35

a. Pendengaran sudah berfungsi sempurna

b. Lemak sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya

c. Sudah semakin membesar dan sudah mulai memenuhi rahim bunda

d. Apabila bayi budan lakilaki maka di bulan ini testisnya telah sempurna

e. BB bayi 2300-2350 gram

f. Tinggi sekitar 4547 cm

Page 18: Mm Fisiologi Kehamilan

Minggu 36

a. Lapisan lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi

b. Ginjal bayi sudah bekerja dengan baik

c. Liver telah memproduksi kotoran

d. Paruparu bayi sudah bekerja baik

e. Berat badan bayi 24002450 gram, dengan tinggi badan 4748 cm

Minggu 37

a. Kepala bayi turun ke ruang pelvik

b. Bentuk bayi semakin membulat

c. Kulitnya menjadi merah jambu

d. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5 cm

e. Kuku terbentuk dengan sempurna

f. Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim

g. Bayi sedang belajar untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya masih

dilakukan di dalam air.

h. Berat badan bayi diminggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 4849 cm.

Minggu 38-40

Minggu ke 38 hingga minggu 40 : Proses pembentukan telah berakhir dan bayi siap dilahirkan.

Sirkulasi Darah janin

Page 19: Mm Fisiologi Kehamilan

Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi

dan anak. Dalam rahim, paruparu tidak berfungsi sebagai alat pernafasan sehingga pertukaran

gas dilakukan oleh plasenta.Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke 3

dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu.

Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat dalam tali

pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar

500 ml per menit.

Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cafa

inferior, bercampur darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di mana

aliran darah dari vena cafa inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri, kemudian ke

ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh tubuh.

Darah kayaCO2 dari tubuh bagian atas, memasuki ventrikel kanan melalui vena cafa

superior. Kemudian meninggalkan ventrikel kanan melalui arteri pulmonalis besar menuju aorta

melewati duktus arteriosus. Darah ini kembali ke plasenta melaui aorta, terus ke arteri iliaka

interna hingga ke arteri umbilikalis untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya.

Page 20: Mm Fisiologi Kehamilan

Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang

memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke plasenta

tanpa melalui paruparu (tujuannya agar tekanan darah di paruparu dipertahankan rendah).

Sistem respirasi Janin

Janin dalam kandungan sudah mengadakan gerakangerakan pernafasan, namun air

ketuban tidak masuk ke dalam alveoli paruparunya. Pusat pernapasan ini di pengaruhi oleh kadar

O2 dan CO2 dalam tubuh janin. Keadaan inidipengaruhi oleh sirkulasi plasenta (pengaliran

darah antara uterus dan plasenta). Apabila terdapat gangguan pada sirkulasi uteroplasenta

sehingga saturasi oksigen lebih menurun, misalnya pada kontraksi uterus yang tidak sempurna,

eklampsia dan sebagainya, maka terjadilah gangguan keseimbangan asam basa pada janin

tersebut, dengan akibat dapat melumpuhkan pusat pernafasan janin.

Perubahan sirkulasi darah saat lahir

1. Penghentian pasokan darah dari plasenta

2. Pengembangan dan pengisian udara pada paruparu

3. Penutupan foramen ovale

4. Saat bayi bernafas pertama kali, mulai terjadi fibrosis pada :

a. Vena umbilicalis

b. Ductus venosus arantii

c. Arteria umbilicalis

d. Ductus arteriosus botalii

Perubahan fisiologis pernapasan saat lahir

Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.

Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru. Pada permukaan paruparu yang

telah matang (3436 minggu), terdapat surfaktan yang berfungsi mengurangi tahanan pada

permukaan alveoli dan memudahkan paruparu mengembang pada penarikan nafas pertama janin

yaitu ketika menangis kuat begitu lahir. Upaya penarikan nafas pertama bayi juga bertujuan

mengeluarkan cairan dalam paruparu.

Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paruparunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir

selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paruparu. Seorang bayi yang

Page 21: Mm Fisiologi Kehamilan

dilahirkan secar sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat

menderita paruparu basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas

yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paruparu

dikeluarkan dari paruparu dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.

Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang

menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak

oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya

sudah terganggu.

Faktor - faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :

1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang

merangsang pusat pernafasan di otak.

2. Tekanan rongga dada disebabkan kompresi paruparu selama persalinan, yang

merangsang masuknya udara ke dalam paruparu secara mekanis.

3. Interaksi antara sistem pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan

pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk

kehidupan.

4. Penimbunan karbondioksida (CO2)

5. Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan.

Berurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan

CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.

6. Perubahan suhu : Keadaan dingin akan merangsang pernapasan

NUTRISI INTRAUTERIN

Pertumbuhan janin ditentukan sejumlah faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan yang penting adalah perfusi plasenta dan fungsi plasenta. Faktor gizi ibu bukan faktor terpenting, kecuali pada keadaan starvasi hebat. Gangguan gizi menahun dapat menyebabkan terjadinya anemia dan BBLR – berat badan lahir rendah

Energi yang diperoleh janin dipergunakan untuk pertumbuhan dan terutama berasal dari glukosa.

Kelebihan pasokan karbohidrat di konversi menjadi lemak dan konversi ini terus meningkat sampai aterm.

Page 22: Mm Fisiologi Kehamilan

Sejak kehamilan 30 minggu, hepar menjadi lebih efisien dan mampu melakukan konversi glukosa menjadi glikogen yang ditimbun di otot jantung otot gerak dan plasenta. Bila terjadi hipoksia, janin memperoleh energi melalui glikolisis anerobik yang berasal dari dari cadangan dalam otot jantung dan plasenta.

Cadangan lemak janin dengan berat 800 gram (kehamilan 24 – 26 minggu) kira 1% dari BB ; pada kehamilan 35 minggu cadangan tersebut sekitar 15% dari BB.

Plasenta memiliki kemampuan untuk “clears” bilirubin dan produk metabolit lain melalui aktivitas dari enzym transferase.

Janin menghasilkan protein spesifik yang disebut sebagai alfafetoprotein - AFP dari hepar. Puncak kadar AFP tercapai pada kehamilan 12 – 16 minggu dan setelah itu terus menurun sampai aterm. Protein tersebut disekresi melalui ginjal janin dan ditelan kembali untuk mengalami degradasi dalam usus. Bila janin mengalami gangguan menelan (misalnya pada janin anensepalus atau kelainan NTD’s lain) maka kadar serum AFP tersebut meningkat.

CAIRAN AMNION

Volume cairan amnion saat aterm kira-kira 800 ml dan pH 7.2

Gambar dibawah menunjukkan jalur pertukaran dalam cairan amnion:

Gambar 1. Pertukaran bahan terlarut dan air dalam cairan amnion

Polihidramnion (hidramnion) : volume air ketuban > 2000 ml, dapat terjadi pada kehamilan normal akan tetapi 50% keadaan ini disertai dengan kelainan pada ibu atau janin.

Oligohidramnion secara objektif ditentukan dengan pengukuran kantung terbesar dengan ultrasonografi yang menunjukkan angka kurang dari 2 cm x 2 cm atau jumlah dari 4 kuadran total kurang dari 5 cm ( amniotic fluid index ).

Oligohidramnion sering berkaitan dengan :

Janin kecil

Page 23: Mm Fisiologi Kehamilan

Agenesis renal Displasia traktus urinarius

‘Amniotic fluid marker’

Alfafetoprotein berasal dari janin, kadar AFP dalam cairan amnion dan serum maternal mempunyai nilai prediktif yang tinggi dalam diagnosa prenatal NTD’s dan kelainan kongenital lain.

Kadar MS-AFP yang tinggi menunjukkan adanya peningkatan kadar protein cairan amnion dan kemungkinan adanya NTD’s

SISTEM KARDIOVASKULAR

Perubahan mendadak dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin memerlukan penyesuaian sirkulasi neonatus berupa :

pengalihan aliran darah dari paru, penutupan ductus arteriosus Bottali dan foramen ovale serta obliterasi ductus venosus Arantii dan vasa umbilikalis.

Sirkulasi bayi terdiri dari 3 fase :

1. Fase intrauterin dimana janin sangat tergantung pada plasenta2. Fase transisi yang dimulai segera setelah lahir dan tangisan pertama3. Fase dewasa yang umumnya berlangsung secara lengkap pada bulan pertama kehidupan

Fase intrauterin

Vena umbilikalis membawa darah yang teroksigenasi dari plasenta menuju janin (gambar 2 dan 3 )

Lebih dari 50% cardiac out-put berjalan menuju plasenta melewati arteri umbilikalis. Cardiac out-put terus meningkat sampai aterm dengan nilai 200 ml/menit. Frekuensi detak jantung untuk mempertahankan cardiac output tersebut 110 – 150 kali per menit.

Tekanan darah fetus terus meningkat sampai aterm, pada kehamilan 35 minggu tekanan sistolik 75 mmHg dan tekanan diastolik 55 mmHg

Sel darah merah, kadar hemoglobin dan “packed cell volume” terus meningkat selama kehamilan. Sebagian besar eritrosit mengandung HbF

Pada kehamilan 15 minggu semua sel darah merah mengandung HbF. Ada kehamilan 36 minggu, terdapat 70% HbF dan 30% Hb A.

Page 24: Mm Fisiologi Kehamilan

HbF memiliki kemampuan mengikat oksogen lebih besar dibanding HbA. HbF lebih resisten terhadap hemolisis namun lebih rentan terhadap trauma.

Gambar 2. Sirkulasi janin

Gambar 3. Transfer O2 dan CO2 plasenta

Fase transisi

Saat persalinan, terjadi dua kejadian yang merubah hemodinamika janin

1. Ligasi talipusat yang menyebabkan kenaikan tekanan arterial2. Kenaikan kadar CO2 dan penurunan PO2 yang menyebabkan awal pernafasan janin

Setelah beberapa tarikan nafas, tekanan intrathoracal neonatus masih rendah (-40 sampai – 50 mmHg) ; setelah jalan nafas mengembang, tekanan meningkat kearah nilai dewasa yaitu -7 sampai -8 mmHg.

Tahanan vaskular dalam paru yang semula tinggi terus menurun sampai 75 – 80%. Tekanan dalam arteri pulmonalis menurun sampai 50% saat tekanan atrium kiri meningkat dua kali lipat.

Sirkulasi neonatus menjadi sempurna setelah penutupan ductus arteriousus dan foramen ovale berlangsung, namun proses penyesuaian terus berlangsung sampai 1 – 2 bulan kemudian.

Fase Ekstrauterin

Ductus arteriousus umumnya mengalami obliterasi pada awal periode post natal sebagai reflek adanya kenaikan oksigen dan prostaglandin.

Page 25: Mm Fisiologi Kehamilan

Bila ductus tetap terbuka, akan terdengar bising crescendo yang berkurang saat diastolik (“machinery murmur”) yang terdengar diatas celah intercosta ke II kiri.

Obliterase foramen ovale biasanya berlangsung dalam 6 – 8 minggu. Foramen ovale tetap ada pada beberapa individu tanpa menimbulkan gejala. Obliterasi ductus venosus dari hepar ke vena cava menyisakan ligamentum venosum. Sisa penutupan vena umbilikalis menjadi ligamentum teres hepatis.

Hemodinamika orang dewasa normal berbeda dengan janin dalam hal :

1. Darah vena dan arteri tidak bercampur dalam atrium2. Vena cava hanya membawa darah yang terdeoksigenasi menuju atrium kanan, dan

selanjutnya menuju ventrikel kanan dan kemudian memompakan darah kedalam arteri pulmonalis dan kapiler paru

3. Aorta hanya membawa darah yang teroksigenasi dari jantung kiri melalui vena pulmonalis untuk selanjutnya di distribusikan keseluruh tubuh janin.

FUNGSI RESPIRASI

Pada kehamilan 22 minggu, sistem kapiler terbentuk dan paru sudah memiliki kemampuan untuk melakukan pertukaran gas.

Pada saat aterm, sudah terbentuk 3 – 4 generasi alvoulus. Epitel yang semula berbentuk kubis merubah menjadi pipih saat pernafasan pertama.

Pada kehamilan 24 minggu, cairan yang mengisi alvolus dan saluran nafas lain. Saat ini, paru mengeluarkan surfactan lipoprotein yang memungkinkan berkembangnya paru janin setelah lahir dan membantu mempertahankan volume ruangan udara dalam paru. Sampai kehamilan 35 minggu jumlah surfactan masih belum mencukupi dan dapat menyebabkan terjadinya hyalin membrane disease.

Janin melakukan gerakan nafas intrauterin yang menjadi semakin sering dengan bertambahnya usia kehamilan

Pertukaran gas pada janin berlangsung di plasenta. Pertukaran gas sebanding dengan perbedaan tekanan partial masing-masing gas dan luas permukaan dan berbanding terbalik dengan ketebalan membran. Jadi plasenta dapat dilihat sebagai “paru” janin intrauterin.

Tekanan parsial O2 (PO2) darah janin lebih rendah dibandingkan darah ibu, namun oleh karena darah janin mengandung banyak HbF maka saturasi oksigen janin yang ada sudah dapat mencukupi kebutuhan.

PCO2 dan CO2 pada darah janin lebih tinggi dibandingkan darah ibu sehingga CO2 akan mengalami difusi dari janin ke ibu.

Page 26: Mm Fisiologi Kehamilan

Aktivitas pernafasan janin intrauterin menyebabkan adanya aspirasi cairan amnion kedalam bronchiolus, untuk dapat masuk jauh kedalam alveolus diperlukan tekanan yang lebih besar. Episode hipoksia berat pada kehamilan lanjut atau selama persalinan dapat menyebabkan “gasping” sehingga cairan amnion yang kadang bercampur dengan mekonium masuk keparu bagian dalam.

FUNGSI GASTROINTESTINAL

Sebelum dilahirkan, traktus gastrointestinal tidak pernah menjalankan fungsi yang sebenarnya.

Sebagian cairan amnion yang ditelan berikut materi seluler yang terkandung didalamnya melalui aktivitas enzymatik dan bakteri dirubah menjadi mekonium. Mekonium tetap berada didalam usus kecuali bila terjadi hipoksia hebat yang menyebabkan kontraksi otot usus sehingga mekonium keluar dan bercampur dengan cairan ketuban. Dalam beberapa kadaan keberadaaan mekonium dalam cairan amnion merupakan bentuk kematangan traktus digestivus dan bukan merupakan indikasi adanya hipoksia akut.

Pada janin, hepar berperan sebagai tempat penyimpanan glikogen dan zat besi

Vitamin K dalam hepar pada neonatus sangat minimal oelh karena pembentukannya tergantung pada aktivitas bakteri. Defisiensi vitamin K dapat menyebabkan perdarahan neonatus pada beberapa hari pertama pasca persalinan.

Proses glukoneogenesis dari asam amino dan timbunan glukosa yang memadai dalam hepar belum terjadi saat kehidupan neonatus. Lebih lanjut, aktivitas kadar hormon pengatur karbohidrat seperti cortisol, epinefrin dan glukagon juga masih belum efisien. Dengan demikian, hipoglikemia neonatal adalah merupakan keadaan yang sering terjadi bila janin berada pada suhu yang dingin atau malnutrisi.

Proses glukoronidasi pada kehidupan awal neonatus sangat terbatas sehingga bilirubin tak dapat langsung dikonjugasi menjadi empedu. Setelah hemolisis fisiologis pada awal neonatus atau adanya hemolisis patologis pada isoimunisasi nenoatus dapat terjadi kern icterus.

FUNGSI GINJAL

Ginjal terbentuk dari mesonefros, glomerulus terbentuk sampai kehamilan minggu ke 36. Ginjal tidak terlampau diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.

Plasenta, paru dan ginjal maternal dalam keadaan normal akan mengatur keseimbangan air dan elektrolit pada janin. Pembentukan urine dimulai pada minggu 9 – 12. Pada kehamilan 32 minggu, produksi urine mencapai 12 ml/jam, saat aterm 28 ml/jam. Urine janin adalah komponen utama dari cairan amnion.

SISTEM IMUNOLOGI

Page 27: Mm Fisiologi Kehamilan

Pada awal kehamilan kapasitas janin untuk menghasilkan antibodi terhadap antigen maternal atau invasi bakteri sangat buruk. Respon imunologi pada janin diperkirakan mulai terjadi sejak minggu ke 20

Respon janin dibantu dengan transfer antibodi maternal dalam bentuk perlindungan pasif yang menetap sampai beberapa saat pasca persalinan.

Terdapat 3 jenis leukosit yang berada dalam darah: granulosit – monosit dan limfosit

Granulosit : granulosit eosinofilik – basofilik dan neutrofilik

Limfosit : T-cells [derivat dari thymus] dan B-cells [derivat dari “Bone Marrow”]

Immunoglobulin (Ig) adalah serum globulin yang terdiri dari IgG – IgM – IgA - IgD dan IgE

Pada neonatus, limpa janin mulai menghasilkan IgG dan IgM. Pembentukan IgG semakin meningkat 3 – 4 minggu pasca persalinan.

Perbandingan antara IgG dan IgM penting untuk menentukan ada tidaknya infeksi intra uterin. Kadar serum IgG janin aterm sama dengan kadar maternal oleh karena dapat melewati plasenta. IgG merupakan 90% dari antibodi serum jain yang berasal dari ibu. IgM terutama berasal dari janin sehingga dapat digunakan untuk menentukan adanya infeksi intrauterin.

ENDOKRIN

Thyroid adalah kelenjar endokrin pertama yang terbentuk pada tubuh janin.

Pancreas terbentuk pada minggu ke 12 dan insulin dihasilkan oleh sel B pankreas. Insulin maternal tidak dapat melewati plasenta sehingga janin harus membentuk insulin sendiri untuk kepentingan metabolisme glukosa.

Semua hormon pertumbuhan yang disintesa kelenjar hipofise anterior terdapat pada janin, namun peranan sebenarnya dari hormon protein pada kehidupan janin belum diketahui dengan pasti.

Kortek adrenal janin adalah organ endokrin aktif yang memproduksi hormon steroid dalam jumlah besar. Atrofi kelenjar adrenal seperti yang terjadi pada janin anensepali dapat menyebabkan kehamilan postmatur.

Janin memproduksi TSH – thyroid stimulating hormon sejak minggu ke 14 yang menyebabkan pelepasan T3 dan T4 .

Page 28: Mm Fisiologi Kehamilan

2. proses persalinan normal2.1 mekanisme

Mekanisme Persalinan Normal

Hampir 96% janin berada dalam uterus dengan presentasi kepala dan pada presentasi

kepala ini ditemukan ± 58% ubunubun kecil terletak di kiri depan, ± 23% di kanan depan, ± 11%

di kanan belakang, dan ± 8% di kiri belakang. Keadaan ini mungkin disebabkan terisinya

ruangan di sebelah kiri belakang oleh kolon sigmoid dan rektum.1,3

Menjadi pertanyaan mengapa janin dengan persentasi tinggi berada dalam uterus

dengan presentasi kepala. Keadaan ini mungkin disebabkan karena kepala relatif lebih besar dan

lebih berat. Mungkin pula bentuk uterus sedemikian rupa, sehingga volume bokong dan

ekstremitas yang lebih besar berada di atas, di ruangan yang lebih luas sedangkan kepala berada

di bawah, di ruangan yang lebih sempit. Ini dikenal sebagai teori akomodasi.1,3

Tiga faktor penting yang memegang peranan pada persalinan adalah kekuatankekuatan

yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan mengedan, keadaan jalan lahir, dan janin

tersebut.1

His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka dan

mendorong janin ke bawah. Pada presentasi kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun

dan mulai masuk ke dalam rongga panggul. His yang sempurna akan membuat dinding korpus

uteri yang terdiri atas otototot menjadi lebih tebal dan lebih pendek, sedangkan bagian bawah

uterus dan serviks yang hanya mengandung sedikit jaringan kolagen akan meudah tertarik hingga

menjadi tipis dan membuka. Kontraksi yang sempurna adalah kontraksi yang simetris dengan

dominasi di fundus uteri, dan mempunyai amplitud 4060 mmHg yang berlangsung selama 6090

detik dengan jangka waktu kontraksi 24 menit, dan pada relaksasi tonus uterus kurang dari 12

mmHg.1,3

Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklitismus, yaitu

bila sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul. Dapat pula kepala masuk

dalam keadaan asinklitismus, yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas

panggul. Asinklitismus anterior menurut Naegele ialah apabila arah sumbu kepala membuat

sudut lancip ke depan dengan pintu atas panggul. Dapat pula asinklitismus posterior menurut

Litzman adalah keadaan sebaliknya dari asinklitismus anterior. Keadaan asinklitismus anterior

Page 29: Mm Fisiologi Kehamilan

lebih menguntungkan daripada mekanisme turunnya kepala dengan asinklitismus posterior

karena ruangan pelvis di daerah posterior lebih luas dibandingkan dengan ruangan pelvis di

daerah anterior. Hal asinklitismus penting apabila daya akomodasi panggul agak terbatas.1,3

Akibat sumbu kepala janin yang eksentrik atau tidak simetris, dengan sumbu lebih

mendekati suboksiput, maka tahanan oleh jaringan dibawahnya terhadap kepala yang akan

menurun, menyebabkan kepala mengadakan fleksi di dalam rongga panggul menurut hukum

Koppel. Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil,

yakni dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan dengan sirkumferensia

suboksipitobregmatikus (32 cm). Sampai di dasar panggul kepala janin berada dalam keadaan

fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari

belakang atas ke bawah depan. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan

intrauterin disebabkan oleh his yang berulangulang, kepala yang mengadakan rotasi, disebut juga

putaran paksi dalam.

Di dalam hal mengadakan rotasi ubunubun kecil berada di bawah simfisis. Sesudah

kepala janin sampai di dasar panggul dan ubunubun kecil di bawah simfisis, maka dengan

suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan.

Pada tiap his, vulva lebih membuka dan kepala janin makin tampak. Perineum menjadi lebih

lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum.

Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan mengedan, berturutturut tampak

bregma, dahi, muka, dan akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi

yang disebut putaran paksi luar. Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putaran

paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak.1,2,3

Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul,

bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul,

apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada dalam posisi depan belakang. Selanjutnya

dilahirkan bahu depan terlebih dahulu baru kemudian bahu belakang. Demikian pula dilahirkan

trokanter depan terlebih dahulu baru kemudian trokanter belakang. Kemudian, bayi lahir

seluruhnya.1,3

Dari uraian mekanisme persalinan normal di atas, dapat disimpulkan bahwa ada tujuh

gerakan kardinal yaitu:

a. Engagement

Page 30: Mm Fisiologi Kehamilan

b. Descent (penurunan)

c. Flexion (fleksi)

d. Internal rotation (putar paksi dalam)

e. Extension (ekstensi/defleksi)

f. External rotation (putar paksi luar)

g. Expulsion (ekspulsi) (Dikutip dari: Williams Obstetrics, hal 337)

Bila mekanisme persalinan yang fisiologik ini dipahami dengan sungguhsungguh, maka

pada halhal yang menyimpang dapat segera dilakukan koreksi secara manual jika mungkin,

sehingga tindakantindakan operatif tidak perlu dikerjakan. Apabila bayi telah lahir, segera jalan

nafas dibersihkan. Tali pusat dijepit diantara 2 cunam pada jarak 5 cm dan 10 cm. Kemudian di

gunting diantara kedua cunam tersebut, lalu diikat. Jepit tali pusat diberi antiseptika. Umumnya

bila telah lahir lengkap bayi akan segera menarik napas dan menangis. Resusitasi dengan jalan

membersihkan dan mengisap lendir pada jalan napas harus segera dikerjakan. 1,3

Page 31: Mm Fisiologi Kehamilan

Bila bayi telah lahir, uterus akan mengecil. Persalinan berada dalam kala III atau kala

uri. Kala ini tidak kalah pentingnya dengan kala I dan II, sebab kematian ibu karena perdarahan

pada kala uri tidak jarang terjadi sebab pimpinan kala II kurang cermat diterapkan. Seperti telah

dikemukakan, segera setelah bayi lahir, his mempunyai amplitud yang kirakira sama tingginya

hanya frekuensinya yang berkurang. Akibat his ini uterus akan mengecil, sehingga perlekatan

plasenta dnegan dinding uterus akan terlepas. Melepasnya plasenta dari dinding uterus ini dapat

dimulai dari tengah (sentral) menurut Schultze, pinggir (marginal) menurut MathewsDuncan,

atau kombinasi keduanya. Yang terbanyak adalah pelepasan menurut Schultze, Umumnya kala

III berlangsung selama 6 sampai 15 menit. Tinggi fundus uteri setelah kala III kirakira 2 jari di

bawah pusat.1,3

Pemantauan Persalinan dengan Partograf WHO

Partograf WHO adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan

informasi untuk membuat keputusan klinik.4

Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk :

Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui

periksa dalam.

Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian juga

dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.

Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan

proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium,

membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu

dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir.4

Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf akan membantu penolong persalinan

untuk :

a. Mencatat kemajuan persalinan

b. Mencatat kondisi ibu dan janinnya

c. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran

d. Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit persalinan

e. Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan

tepat waktu

Page 32: Mm Fisiologi Kehamilan

Partograf harus digunakan :

Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan merupakan elemen penting

dari asuhan persalinan. Partograf harus digunakan untuk semua persalinan, baik normal maupun

patologis. Partograf sangat membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan

membuat keputusan klinik, baik persalinan dengan penyulit maupun yang tidak disertai dengan

penyulit.

Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik bidan

swasta, rumah sakit, dan lainlain).

Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan persalinan kepada ibu

dan proses kelahiran bayinya (Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Bidan, Dokter Umum, Residen

dan Mahasiswa Kedokteran).

Penggunaan partograf secara rutin dapat memastikan bahwa ibu dan bayinya

mendapatkan asuhan yang aman, adekuat dan tepat waktu serta membantu mencegah terjadinya

penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.

Pencatatan selama Fase Laten Kala Satu Persalinan

Kala satu persalinan terdiri dari dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif yang diacu pada

pembukaan serviks:

a. fase laten: pembukaan serviks kurang dari 4 cm

b. fase aktif: pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm

c. Kondisi ibu dan bayi harus dinilai dan dicatat dengan seksama, yaitu:

d. denyut jantung janin: setiap ½ jam

e. frekuensi dan lamanya kontraksi uterus: setiap ½ jam

f. nadi: setiap ½ jam

g. pembukaan serviks: setiap 4 jam

h. penurunan bagian terbawah janin: setiap 4 jam

i. tekanan darah dan temperatur tubuh: setiap 4 jam

j. produksi urin, aseton dan protein: setiap 2 sampai 4 jam

Pencatatan Selama Fase Aktif Persalinan pada Partograf

Page 33: Mm Fisiologi Kehamilan

Halaman depan partograf menginstruksikan observasi dimulai pada fase aktif persalinan

dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasilhasil pemeriksaan selama fase aktif

persalinan, yaitu:

a. Informasi tentang ibu:

b. nama, umur;

c. gravida, para, abortus (keguguran)

d. nomor catatan medik/nomor puskesmas

e. tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah, tanggal dan waktu penolong

persalinan mulai merawat ibu)

f. waktu pecahnya selaput ketuban.

Kondisi janin:

a. warna dan adanya air ketuban.

b. penyusupan (molase) kepala janin.

Kemajuan persalinan:

a. pembukaan serviks;

a. penurunan bagian terbawah atau presentasi janin;

b. garis waspada dan garis bertindak.

Jam dan waktu:

a. waktu mulainya fase aktif persalinan

b. waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.

Kontraksi uterus:

a. frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit

b. lama kontraksi (dalam detik).

c. Obatobatan dan cairan yang diberikan:

d. oksitosin;

e. obatobatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.

Page 34: Mm Fisiologi Kehamilan

Kondisi ibu:

a. nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh;

b. urin (volume, aseton atau protein).

Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom yang tersedia di sisi

partograf atau di catatan kemajuan persalinan).

Tentang Ibu

Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan persalinan. Waktu

kedatangan (ter Mencatat Temuan pada Partograf

A.Informasi tulis

Informasi tulis sebagai: ‘jam atau pukul’ pada partograf) dan perhatikan kemungkinan

ibu datang dalam fase laten. Catat waktu pecahnya selaput ketuban.

B. Kondisi Janin

Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan denyut jantung janin (DJJ), air

ketuban dan penyusupan (kepala janin).

1. Denyut jantung janin

Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada

tandatanda gawat janin). Setiap kotak di bagian atas partograf menunjukkan waktu 30 menit.

Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ Catat DJJ dengan memberi tanda

titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ. Hubungkan yang satu dengan

titik lainnya dengan garis tegas dan bersambung Penolong harus waspada bila DJJ mengarah

hingga dibawah 120 atau diatas 160.

2. Warna dan adanya air ketuban

Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan nilai warna air

ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuantemuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur

DJJ.

Gunakan lambanglambang berikut ini:

U : selaput ketuban masih utuh (belum pecah)

Page 35: Mm Fisiologi Kehamilan

J : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih

M : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban

bercampur mekonium

D : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban

bercampur darah

K : selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak

mengalir lagi (“kering”)

3. Penyusupan (Molase) Tulang Kepala Janin

Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat

menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu.

Semakin besar derajat penyusupan atau tumpangtindih antar tulang kepala semakin menunjukkan

risiko disproporsi kepalapanggul (CPD).

Gunakan lambanglambang berikut ini:

0 : tulangtulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah

dapat dipalpasi

1 : tulangtulang kepala janin hanya saling bersentuhan

2 : tulangtulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat dipisahkan

3 : tulangtulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan

C. Kemajuan persalinan

Pembukaan serviks

Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada

tandatanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap

temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda ‘’ harus dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan

lajur besarnya pembukaan serviks. Hubungkan tanda ‘’ dari setiap pemeriksaan dengan garis

utuh (tidak terputus).

Penurunan bagian terbawah janin

Setiap kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering (jika ditemukan

tandatanda penyulit). Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang

menunjukkan seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul. Pada

Page 36: Mm Fisiologi Kehamilan

persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks selalu diikuti dengan turunnya bagian terbawah

janin. Tapi ada kalanya, penurunan bagian terbawah janin baru terjadi setelah pembukaan serviks

mencapai 7 cm. Tulisan “Turunnya kepala” dan garis tidak terputus dari 05, tertera di sisi yang

sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda ‘O’ yang ditulis pada garis waktu yang

sesuai. Sebagai contoh, jika hasil pemeriksaan palpasi kepala di atas simfisi pubis adalah 4/5

maka tuliskan tanda “O” di garis angka 4. Hubungkan tanda ‘O’ dari setiap pemeriksaan dengan

garis tidak terputus.

Garis waspada dan garis bertindak Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4

cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan

adalah 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada.

Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm

per jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya : fase aktif yang memanjang,

serviks kaku, atau inersia uteri hipotonik, dan lainlain).

Garis bertindak tertera sejajar dan di sebelah kanan (berjarak 4 jam) garis waspada. Jika

pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka hal ini

menunjukkan perlu dilakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan.

D.Kontraksi uterus

Periksa frekuensi dan lama kontraksi uterus setiap jam selama fase laten dan setiap 30

menit selama fase aktif.

Nilai frekuensi dan lama kontraksi yang terjadi dalam 10 menit observasi.

Catat lamanya kontraksi menggunakan lambang yang sesuai:

20 detik 20–40 detik 40 detik

Catat temuantemuan di kotak yang sesuai dengan waktu penilaian.

E. Obatobatan dan cairan yang diberikan

Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat

oksitosin, obatobat lainnya dan cairan IV.

Page 37: Mm Fisiologi Kehamilan

Oksitosin

Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit

oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit.

Obatobatan lain dan cairan IV

Catat semua pemberian obatobatan tambahan dan/atau cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan

kolom waktunya.

F. Kondisi Ibu

Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf, terdapat kotak atau

ruang untuk mencatat kondisi kesehatan dan kenyamanan ibu selama persalinan.

1.Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh

Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.

Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan (lebih sering jika diduga

adanya penyulit). Beri tanda titik () pada kolom waktu yang sesuai.

Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih sering jika

diduga adanya penyulit. Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai: Nilai

dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika terjadi peningkatan mendadak atau diduga

adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh pada kotak yang sesuai.

Volume urin, protein dan aseton

Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu

berkemih). Jika memungkinkan, setiap kali ibu berkemih, lakukan pemeriksaan aseton dan

protein dalam urin.Pencatatan pada lembar belakang Partograf Catatan persalinan adalah terdiri

dari unsurunsur berikut: Data atau Informasi Umum Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan,

tempat persalinan, alamat tempat persalinan, catatan dan alasan merujuk, tempat rujukan dan

pendamping pada saat merujuk.

a) Kala I terdiri dari pertanyaanpertanyaan tentang Partograf saat melewati garis waspada,

masalahmasalah lain yang timbul, penatalaksanaannya, dan hasil penatalaksanaan

tersebut.

b) Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu,

masalah lain, penatalaksanaan masalah dan hasilnya.

Page 38: Mm Fisiologi Kehamilan

c) Kala III terdiri dari lamanya kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat

terkendali, rangsangan pada fundus, kelengkapan plasenta saat dilahirkan, retensio

plasenta yang > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah lain,

penatalaksanaan dan hasilnya.

d) Bayi baru lahir Informasi yang perlu diperoleh dari bagian bayi baru lahir adalah berat

dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah lain

dan hasilnya.

e) Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, temperatur, tinggi fundus, kontraksi

uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada Kala IV ini sangat penting,

terutama untuk menilai deteksi dini risiko atau kesiapan penolong mengantisipasi

komplikasi perdarahan pascapersalinan. Pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit

dalam 1 jam pertama setelah melahirkan, dan setiap 30 menit pada satu jam berikutnya

Tahapan Persalinan Normal

Persalinan dibagi menjadi 4 kala. Pada kala I serviks membuka sampai terjadi

pembukaan 10 cm, kala ini dinamakan pula kala pembukaan. Kala II disebut pula kala

pengeluaran oleh karena berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan janin didorong keluar

sampai lahir. Dalam kala III atau kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan.

Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1 jam, dalam kala ini diamati apakah terjadi

perdarahan postpartum pada ibu atau tidak.

Kala I

Secara klinis dapat dinyatakan persalinan dimulai bila timbul his dan wanita tersebut

mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloody show). Lendir yang bersemu darah ini berasal

dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya

berasal dari pembuluhpembuluh kapiler yang berada disekitar kanalis servikalis itu pecah karena

pergeseranpergeseran ketika serviks membuka. Proses membukanya serviks sebagai akibat his

dibagi dalam 2 fase:

Fase laten

Page 39: Mm Fisiologi Kehamilan

Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran

diameter 3 cm. Selama fase ini, orientasi dari kontraksi uterus adalah pada perlunakan serviks

serta penipisan (effacement). Kriteria minimal Friedman untuk memasuki fase aktif adalah

pembukaan dengan laju 1,2 cm/jam untuk nullipara, serta 1,5 cm/jam untuk multipara.3

Fase aktif

Fase aktif dibagi dalam 3 fase, yakni:

Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.

Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm

menjadi 9 cm. Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam

pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.

Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dengan multigravida.

Pada yang pertama ostium uteri internum akan membuka terlebih dahulu, sehingga serviks akan

mendatar dan menipis. Baru kemudian ostium uteri eksternum membuka. Pada multigravida

ostium uteri internum sudah sedikit terbuka. Pembukaan ostium uteri internum dan eksternum

serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang bersamaan.1

Ketuban akan pecah sendiri ketika pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap.

Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap.

Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap.1

Kala II

Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kirakira 2 sampai 3 menit sekali.

Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul, yang secara

reflektoris menimbulkan rasa ingin mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada rektum dan

hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus

membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva

pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar

his, dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput

di bawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his

Page 40: Mm Fisiologi Kehamilan

mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada primigravida kala II berlangsung

ratarata 1,5 jam dan pada multipara ratarata 30 menit. 1,2,3

Kala III

Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa

menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya

plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan

tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah.1,3

Gambar 1. Tahapan Persalinan Normal (dikutip dari: www.google.com)

Kala IV

Kala IV adalah kala dimana memantau ibu pasca melahirkan selama 12 jam untuk

melihat apakah terjadi perdarahan postpartum atau tidak.1,3 Pada saat kala ini juga dilakukan

pemantauan vital sign untuk mengetahui keadaan umum ibu.

2.2 pimpinan persalinan

Pimpinan persalinan yang normal juga terbagi dalam 4 kala sesuai dengan mekanisme

persalinan normal

Kala I

Kala I Kala II Kala III

Page 41: Mm Fisiologi Kehamilan

Dalam kala I pekerjaan dokter, bidan, atau penolong persalinan ialah mengawasi wanita

inpartu sebaikbaiknya dan melihat apakah semua persiapan untuk persalinan sudah dilakukan.

Memberi obat atau melakukan tindakan hanya apbila ada indikasi untuk ibu maupun anak. Pada

seorang primigravida aterm umumnya kepala janin sudah masuk pintu atas panggul pada

kehamilan 36 minggu, sedangkan pada multigravida baru pada kehamilan 38 minggu. Pada kala

I, apabila kepala janin telah masuk sebagian ke dalam pintu atas panggul serta ketuban belum

pecah, wanita tersebut dapat dipersilahkan duduk atau berjalanjalan disekitar kamar bersalin.

Tetapi, pada umumnya wanita tersebut lebih suka berbaring karena sakit ketika muncul his.

Berbaring sebaiknya ke sisi, tempat punggung janin berada.

Cara ini mempermudah turunnya kepala dan putaran paksi dalam. Apabila kepala janin

belum turun ke dalam pintu atas panggul, sebaiknya wanita tersebut berbaring terlentang, karena

bila ketuban pecah, mungkin terjadi komplikasikomplikasi, seperti prolaps tali pusat, prolaps

tangan, dan sebagainya. Apabila his sudah sering dan ketuban sudah pecah wanita tersebut harus

berbaring.

Pemeriksaan luar untuk menentukan letak janin dan turunnya kepala hendaknya

dilakukan untuk memeriksa kemajuan persalinan, di samping dapat dilakuakn pula pemeriksaan

rektal atau pervaginam. Hasil pemeriksaan pervaginam juga disebut pemeriksaan dalam harus

menyokong dan lebih merinci apa yang dihasilkan oleh pemeriksaan luar. Harus disadari bahwa

tiap pemeriksaan dalam pada waktu persalinan selalu menimbulkan bahaya infeksi dan rasa nyeri

pada penderita.

Akan tetapi halhal tersebut jangan sampai menghalangi untuk menjalankan pemeriksaan

dalam yang diperlukan untuk menilai vagina (terutama dindingnya, menyempit atau tidak),

keadaan dan pembukaan serviks, kapasitas panggul, ada tidaknya penghalang jalan lahir, sifat

fluor albus, dan adanya penyakit seperti Bartholinitis, urethritis, sistitis, dan sebagainya, ketuban,

presentasi kepala janin, turunnya kepala dalam ruang panggul, penilaian besarnya kepala

terhadap panggul, dan menilai kelangsungan persalinan.

Pemeriksaan per rektum baik untuk menilai turunnya kepala, tetapi kurang baik untuk

menilai ketuban, keadaan serviks, serta posisi dan presentasi kepala. Pemeriksaan per rektum

dapat mengurangi infeksi eksogen (dari luar), tetapi dapat menimbulkan infeksi endogen (dari

dalam) bila pemeriksaan kurang memperhatikan asepsis dan antisepsis dan menggosokgosok

dengan jari dinding vagina bagian belakang yang pada umumnya mengandung kumankuman ke

Page 42: Mm Fisiologi Kehamilan

dalam pembukaan serviks. Pada pemeriksaan per vaginam kemungkinan infeksi eksogen dapat

diperkecil bila pemeriksa memperhatikan asepsis dan antisepsis dengan memakai sarung tangan

steril dan dapat menggunakan krem dettol atau sejenis.

Mengingat adanya kemungkinan menimbulkan infeksi, maka pemeriksaan dalam

hendaknya hanya dilakukan bila ada indikasi ibu maupun janin atau bila akan diadakan tindakan

di samping perlu untuk mengetahui kemajuan persalinan.

Dalam kala I wanita dalam keadaan in partu dilarang mengedan. Sebaiknya sebelumnya

dilakukan dahulu lavement.

Lazimnya dimasukkan 20 sampai 40 ml gliserin ke dalam rektum dengan penyemprot

klisma atau diberi suppositoria. Jika tidak diberi klisma, skibala di rektum akan membuat wanita

tersebut mengedan sebelum waktunya. Skibala di rektum juga akan menghalangi rotasi kepala

yang baik pada kala I.

Kala II

Kala II dimulai jika pembukaan serviks telah lengkap. Umumya pada akhir kala I atau

permulaan kala II dengan kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul, ketuban pecah sendiri.

Bila ketuban belum pecah, ketuban harus dipecahkan. Kadangkadang pada permulaan kala II ini

wanita tersebut mau muntah atau muntah disertai timbulnya rasa mengedan yang kuat. Di

samping his, wanita tersebut harus dipimpin untuk mengedan pada waktu ada his. Selain itu,

denyut jantung janin juga harus sering diawasi.

Ada dua cara meneran yang baik, yaitu:6

Wanita tersebut dalam letak merbaring merangkul kedua pahanya sampai batas siku. Kepala

sedikit diangkat, sehingga dagunya mendekati dadanya dan ia dapat melihat perutnya.

Sikap seperti diatas, tetapi badan dalam posisi miring ke kiri atau ke kanan, tergantung pada

letak punggung anak.

Hanya satu kaki dirangkul, yakni kaki berada di atas. Posisi ini baik dilakukan bila

putaran paksi dalam belum sempurna. Dokter atau penolong persalinan berdiri pada sisi kanan

wanita tersebut.

Bila kepala janin telah sampai di dasar panggul, vulva mulai membuka. Rambut dan kepala janin

mulai tampak. Perineum dan anus tampak mulai meregang. Perineum mulai lebih tinggi,

sedangkan anus mulai membuka. Anus pada awalnya berbentuk bulat, kemudian berbentuk

Page 43: Mm Fisiologi Kehamilan

seperti huruf D. Yang tampak dalam anus adalah dinding depan rektum. Perineum harus ditahan

dan bila tidak, dapat menyebabkan ruptura perinei, terutama pada primigravida. Perineum

ditahan dengan tangan kanan dan sebaiknya dilapisi dengan kain steril.

Dianjurkan untuk melakukan episiotomi pada primigravida atau pada wanita dengan

perineum yang kaku. Episiotomi ini dilakukan bila perineum telah menipis dan kepala janin tidak

masuk kembali ke dalam vagina. Ketika kepala janin akan mengadakan defleksi dengan

suboksiput di bawah simfisis sebagai hipomoklion, sebaiknya tangan kiri menahan bagian

belakang kepala dengan maksud agar gerkana defleksi tidak terlalu cepat. Dengan demikian,

ruptura perinea dapat dihindarkan.

Untuk mengawasi perineum ini posisi miring (Sims position) lebih menguntungkan

dibandingkan dengan posisi biasa. Akan tetapi, bila perineum jelas telah tipis dan menunjukkan

akan timbul ruptura perinea, maka sebaiknya dilakukan episiotomi. Ada beberapa teknik untuk

melakukan episiotomi, antara lain episiotomi mediana, dikerjakan pada garis tengah, episiotomi

mediolateral, dikerjakan pada garis tengah yang dekat muskulus sfingter ani yang diperluas ke

sisi, episiotomi lateral dimana sering menimbulkan perdarahan.

Keuntungan episiotomi mediana ialah tidak menimbulkan perdarahan banyak dan

penjahitan kembali lebih mudah, sehingga sembuh per primam dan hampir tidak berbekas.

Bahaya yang dapat terjadi ialah dapat menimbulkan ruptura perinei totalis. Dalam hal ini

muskulus sfingter ani eksternus dan rektum ikut robek pula. Perawatan ruptura perinei totalis

harus dikerjakan serapirapinya, agar jangan sampai gagal dan timbul inkontinensia alvi. Untuk

menghindarkan robekan perineum kadangkadang dilakukan perasat menurut Ritgen, yaitu bila

perineum meregang dan menipis, tahan kiri menahan dan menekan bagian belakang kepala janin

ke arah anus. Tangan kanan pada perineum.

Dengan ujung jarijari tangan kanan tersebut melalui kulit perineum dicoba menggait

dagu janin dan ditekan ke arah simfisis dengan hatihati. Dengan demikian, kepala janin

dilahirkan perlahanlahan keluar. Setelah kepala lahir diselidiki apakah tali pusat mengadakan

lilitan pada leher janin. Bila terdapat lilitan dilonggarkan, bila sukar dapat dilepaskan dengan

cara menjepit tali pusat dengan 2 cunam Kocher, kemudian diantaranya dipotong dengan gunting

yang tumpul ujungnya. Setelah kepala lahir, kepala akan mengadakan putar paksi luar ke arah

letak punggung janin.

Page 44: Mm Fisiologi Kehamilan

Usaha selanjutnya ialah melahirkan bahu janin. Mulamula dilahirkan bahu depan,

dengan kedua telapak tangan pada samping kiri dan kanan kepala janin. Kepala janin ditarik

perlahanlahan ke arah anus sehingga bahu depan lahir. Tidak dibenarkan penarikan yang terlalu

keras dan kasar oleh karena dapat menimbulkan robekan pada muskulus sternokleidomastoideus.

Kemudian, kepala janin diangkat kearah simfisis untuk melahirkan bahu belakang.

Setelah kedua bahu janin dapat dilahirkan, maka usaha selanutnya ialah melahirkan

badan janin, trokanter anterior disusul oleh trokanter posterior. Usaha ini tidak sesukar usaha

melahirkan kepala dan bahu janin oleh karena ukuranukurannya lebih kecil. Dengan kedua

tangan dibawah ketiak janin dan sebagian di punggung atas, berturutturut dilahirkan badan,

trokanter anterior, dan trokanter posterior.

Setelah janin lahir, bayi sehat dan normal umumnya segera menarik napas dan

menangis keras. Kemudian bayi diletakkan dengan kepala ke bawah kirakira membentuk sudut

30 derajat dengan bidang datar. Lendir pada jalan napas segera dibersihkan atau diisap dengan

pengisap lendir. Tali pusat digunting 5 sampai 10 cm dari umbilikus. Dengan cara, tali pusat

dijepit 2 cunam Kocher pada jarak 5 dan 10 cm dari umbilikus. Bial ada kemungkinan akan

diadakan transfusi pertukaran pada bayi maka pemotongan tali pusat diperpanjang sampai antara

1015 cm .

Di antara kedua cunam tersebut tali pusat digunting dengan yang berujung tumpul.

Ujung tali pusat bagian bayi didesinfeksi dan diikat dengan kuat. Hal ini harus diperhatikan

karena ikatan kurang kuat dapat terlepas dan perdarahan dari tali pusat masih dapat terjadi yang

dapat membahayakan bayi tersebut. Kemudian diperhatikan kandung kencing, jibila penuh

dilakukan pengosongan kandung kencing, jika bisa wanita tersebut kencing sendiri. Kandung

kencing yang penuh dapat menimbulkan atonia uteri dan mengganggu pelepasan plasenta, yang

berarti dapat menimbulkan perdarahan postpartum.

Kala III

Persalinan kala III disebut juga kala uri. Kala III ini, seperti telah dijelaskan, tidak kalah

pentingnya dengan kala I dan kala II. Ketidak hatihatian dalam memimpin kala II dapat

mengakibatkan kematian karena perdarahan. Kala uri dimulai sejak bayi lahir lengkap sampai

plasenta lahir lengkap.

Page 45: Mm Fisiologi Kehamilan

Terdapat dua tingkat kelahiran plasenta, yang pertama ialah melepasnya plasenta dari

implantasinya pada dinding uterus dan dilanjutkan dengan pengeluaran plasenta dari kavum

uteri. Seperti telah disebut diatas, setelah janin lahir uterus masih mengadakan kontraksi yang

mengakibatkan pengecilan permukaan kavum uteri tempat implantasi palsenta. Menagakibatkan

plasenta akan lepas dari tempat implantasinya. Pelepasan ini dapat di mulai dari tengah menurut

Schultze atau dari pinggir menurut MathewsDuncan atau serempak dari tengah dan pinggir

plasenta.3

Cara yang pertama ditandai oleh makin panjang keluarnya tali pusat dari vagina, tanda

ini dikemukakan oleh Ahlfield, tanpa adanya perdarahan pervaginam, sedangkan cara yang

kedua ditandai oleh adanya perdarahan dari vagina apabila plasenta mulai terlepas. Umumnya

perdarahan tidak melebihi 400 ml. Bila lebih, maka hal ini patologik. Apabila plasenta lahir,

umumnya otototot uterus segera berkontraksi menjepit pembuluhpembuluh darah dan

menyebabkan perdarahan segera berhenti.

Pada keadaan normal menurut CaldeyroBarcia plasenta akan lahir spontan dalam waktu ±

6 menit setelah anak lahir lengkap.6 Untuk mengetahui apakah plasenta telah lepas dari tempat

implantasinya, dipakai beberapa perasat antara lain:

Perasat Kustner. Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat, tangan kiri menekan

daerah di atas simfisis. Bila tali pusat ini masuk kembali dalam vagina, berarti plasenta belum

lepas dari dinding uterus. Perasat ini hendaknya dilakukan secara hatihati. Apabila hanya

sebagian plasenta terlepas, perdarahan banyak akan dapat terjadi.

Perasat Strassmann.

Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat, tangan kiri mengetokngetok

fundus uteri. Bila terasa ada getaran pada tali pusat yang diregangkan ini, berarti plasenta belum

lepas dari dinding uterus. Bila tidak terasa getaran, berarti plasenta telah lepas dari dinding

uterus.

Perasat Klein. Wanita tersebut disuruh mengedan dan tali pusat tampak turun ke bawah. Bila

pengedanannyan dihentikan dan tali pusat masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta

belum lepas dari dinding uterus.

Kombinasi dari tiga perasat ini baik dijalankan secara hatihati setelah mengawasi wanita

yang baru melahirkan bayi selama 6 sampai 15 menit. Bila plasenta telah lepas spontan, maka

dapat dilihat bahwa uterus berkontraksi baik dan terdorong keatas kanan oleh vagina yang berisi

Page 46: Mm Fisiologi Kehamilan

plasenta. Dengan tekanan ringan pada fundus uteri plasenta mudah dapat dilahirkan, tanpa

menyuruh wanita bersangkutan mengedan yaitu dengan menggunakan perasat Crede. Dengan

cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar plasenta lepas dari dinding uterus hanya dapat

digunakan bila terpaksa misalnya perdarahan. Perasat ini dapat mengakibatkan kecelakaan

perdarahan postpartum. Pada orang yang gemuk, perasat Crede sukar atau tidak dapat

dikerjakan.

Setelah plasenta lahir, harus diteliti apakah kotiledonkotiledon lengkap atau masih ada

sebagian yang tertinggal dalam kavum uteri. Begitu pula apakah pada pinggir plasenta masih

didapat hubungan dengan plasenta lain, seperti adanya plasenta suksenturiata. Selanjutnya harus

pula diperhatikan apakah korpus uteri berkontraksi baik. Harus dilakukan masase ringan pada

korpus uteri untuk memperbaiki kontraksi uterus. Apabila diperlukan karena kontaksi uterus

kurang baik, dapat diberikan uterotonika seperti pitosin, metergin, ermetrin, dan sebagainya,

terutama pada persalinan lama, grande multipara, gemelli, hidroamnion, dan sebagainya.

Bila semuanya telah berjalan dengan lancar dan baik, maka luka episiotomi harus

diteliti, dijahit, dan diperbaiki.

Segera bayi lahir, tinggi fundus uteri dan konsistensinya hendaknya dipastikan. Selama uterus

kencang dan tidak ada perdarahan yang luar biasa, menunggu dengan waspada sampai plasenta

terlepas biasa dilakukan. Jangan dilakukan masase; tangan hanya diletakkan diatas fundus, untuk

memastikan bahwa organ tersebut tidak menjadi atonik dan berisi darah dibelakang plasenta

yang telah terlepas.

Tanda-tanda pelepasan plasenta:

a. Uterus menjadi globular, dan biasanya terlihat lebih kencang. Ini merupakan tanda awal.

b. Sering ada pancaran darah mendadak.

c. Uterus naik di abdomen karena plasenta yang telah terlepas, berjalan turun masuk ke

segmen bawah uterus dan vagina, serta massanya mendorong uterus keatas.

d. Tali pusat keluar lebih panjang dari vagina yang menandakan bahwa plasenta telah turun.

e. Tanda ini kadangkadang terlihat dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir dan biasanya

dalam waktu lima menit. Kalau plasenta sudah lepas, penolong harus memastikan bahwa

uterus telah berkontraksi kuat. Ibu boleh diminta untuk mengejan dan tekanan

intraabdominal yang ditimbulkan mungkin cukup untuk mendorong plasenta.

Page 47: Mm Fisiologi Kehamilan

Manajemen aktif kala III.6

Penatalaksanaan aktif pada kala III (pengeluaran aktif plasenta) membantu

menghindarkan terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penatalaksanaan aktif kala III

meliputi:

a. Penatalaksanaan oksitosin dengan segera

b. Pengendalian tarikan pada tali pusat, dan

c. Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir.

Penanganan

Memberikan oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat

pelepasan plasenta.

Lakukan Peregangan Tali Pusat Terkendali atau PTT dengan cara:

Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat di atas simfisis pubis. Selama kontraksi tangan

mendorong korpus uteri dengan gerkan dorso kranial ke arah belakang dan ke arah kepala ibu

Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5 cm di depan vulva

Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat (23 menit)

Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus menerus, dalam tegangan

yang sama dengan tangan ke uterus. PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi. Tangan

pada uterus merasakan kontraksi, ibu dapat juga member tahu petugas ketika ia merasakan

kontraksi. Ketika uterus tidak berkontraksi, tangan petugas dapat tetap berada pada uterus, tetapi

bukan melakukan PTT. Ulangi langkahlangkah PTT pada setiap kontraksi sampai plasenta

terlepas.

Begitu plasenta terasa lepaas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau klem tali pusat

mendekati plasenta, keluarkan plasenta dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai denga jalan

lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam

untuk mengeluarkan selaput ketuban.

Segera setelah plasenta dan selaputnya dikeluarkan, masase fundus agar menimbulkan kontraksi.

Hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah perdarahan pascapersalinan.

Periksa wanita tersebut secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau vagina atau

perbaiki episiotomi.

Page 48: Mm Fisiologi Kehamilan

Kala IV

Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi.

Kala ini perlu untuk mengamatamati apakah ada perdarahan postpartum. Ratarata dalam batas

normal, jumlah pada umumnya adalah 100300 cc. Bila perdarahan lebih dari 500 cc ini sudah

dianggap abnormal, harus dicari penyebabnya. Tujuh pokok penting yang harus diperhatikan

sebelum meninggalkan ibu yang baru melahirkan adalah: Kontraksi rahim. Dapat diketahui

denga palpasi fundus uteri. Bila perlu dilakukan masase dan berikan uterotonika (methergin,

ermetrin, pitosin).

Perdarahan. Apakah ada atau tidak serta jumlahnya.

Kandung kencing. Diharuskan kosong, jika penuh ibu diminta kencing sendiri atau menggnakan

kateter. Lukaluka. Dilihat jahitan terdapat perdarahan atau tidak.

Uri dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap.

Keadaan umum ibu. Tekanan darah, nadi, dan pernapasan.

Bayi dalam keadaan baik.

3. anemia pada kehamilanDefinisiAnemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007).EtiologiEtiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu:a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.b. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.c. Kurangnya zat besi dalam makanan.d. Kebutuhan zat besi meningkat.e. Gangguan pencernaan dan absorbsi.

Jenis jenisDefisiensi Besi

Page 49: Mm Fisiologi Kehamilan

Anemia defisiensi besi merupakan tahap defisiensi besi yang paling parah, yang ditandai oleh penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum, dan saturasi transferin yang rendah, dan konsentrasi hemoglobin atau nilai hernatokrit yang menurun. Pada kehamilan, kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal ke janin untuk eritropoiesis, kehilangan darah pada saat persalinan, dan laktasi yang jumlah keseluruhannya dapat mencapai 900 mg atau setara dengan 2 liter darah. Oleh karena sebagian besar perempuan mengawali kehamilan dengan cadangan besi yang rendah. Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan suplementasi besi dan asam folat. WHO menganjurkan untuk memberikan 60 mg besi selama 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan fisiologik selama khamilan. Namun, banyak literatur menganjurkan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau lebih pada kehamilan. Di wilayahwilayah dengan prevalensi anemia yang tinggi, dianjurkan untuk memberikan suplementasi sampai tiga bulan postpartum.Pemberian suplementasi besi setiap hari pada ibu hamil sampai minggu ke28 kehamilan pada ibu hamil yang belum mendapat besi dan nonanemik (Hb < 11 g/dl dan ferritin > 20 ug/I) menurunkan prevalensi anemia dan bayi berat lahir rendah. Namun, pada ibu hamil dengan kadar Hb yang normal (≥ 13,2 g/dl) mendapatkan peningkatan risiko defisiensi tembaga dan zinc, Selain itu, pemberian suplementasi besi elemental pada dosis 50 mg berkaitan dengan proporsi bayi KMK dan hipertensi maternal yang lebih tinggi dibandingkan kontrol.

Defisiensi Asam FolatPada kehamilan, kebutuhan folat meningkat lima sampai sepuluh kali lipat karena transfer folat dari ibu ke janin yang menyebabkan dilepasnya cadangan folat maternal. Peningkatan lebih besar dapat terjadi karena kehamilan multipel, diet yang buruk, infeksi, adanya anemia hemolitik atau pengobatan antikonvulsi. Kadar estrogen dan progesteron yang tinggi selama kehamilan tampaknya merniliki efek penghambatan terhadip absorbsi folat. Defisiensi asam folat oleh karenanya sangat urnum terjadi pada keharnilan dan merupakan penyebab utama anemia megaloblastik pada kehamilan.Anemia tipe megaloblastik karena defisiensi asam folat merupakan penyebab kedua terbanyak anemia defisiensi zat gizi. Anemia megaloblastik adaiah kelainan yang disebabkan oleh gangguan sintesis DNA dan ditandai dengan adanya selsel megaloblastik yang khas untuk jenis anemia ini. Selain karena defisiensi asam folat, anemia megaloblastik juga dapat terjadi karena defisiensi vitamin B12 (kobalamin). Folat dan turunannya formil FH4 penting untuk sintesis DNA yang memadai dan produksi asarn amino. Kadar asam folat yang tidak cukup dapat menyebabkan manifestasi anemia megaloblastik.Gejala - gejala defisiensi asam folat sama dengan anemia secara umum ditarnbah kulit yang kasar dan glositis. Pada pemeriksaan apusan darah tampak prekursor eritrosit secara morfologis lebih besar (makrositik) dan perbandingan inti juga normokrom. MCH dan MCHC biasanya normal, sedangkan MCV yang besar berguna untuk membedakan anemia ini dan perubahan fisiologik kehamilan atau anemia defisiensi besi. Untuk MCV, adanya peningkatan saturasi besi dan transferin serum juga bermanfaat. Neutropenia dan trombositopenia adalah akibat maturasi granulosit dan trombosit yang abnormal. Tanda awal defisiensi asam folat adalah kadar folat serum yang rendah (kurang dari 3 ng/ml). Namun, kadar tersebut merupakan cerminan

Page 50: Mm Fisiologi Kehamilan

asupan folat yang rendah pada beberapa hari sebelumnya yang mungkin meningkat cepat begitu asupan diperbaiki. Indikator status folat yang lebih baik adalah folat dalam sel darah merah, yang relatif tidak berubah di dalam eritrosit yang sedang beredar di sirkulasi sehingga dapat mencerminkan laju turnover folat pada 2 — 3 bulan sebelumnya. Folat dalam Sel darah merah biasanya rendah pada anemia megaloblastik karena defisiensi folat. Namun, kadarnya juga rendah pada 50 % penderita anemia megaloblastik karena defisiensi kobalamin sehingga tidak dapat digunakan untuk membedakan kedua jenis anemia.Penatalaksanaan defisiensi asam folat adalah pemberian folat secara oral sebanyak 1 sampai 5 mg per hari. Pada dosis 1 mg, anemia umumnya dapat dikoreksi meskipun pasien mengalami pula malabsorbsi. Ibu hamil sebaiknya mendapat sedikitnya 400 ug folat per hari.

Anemia AplastikAda beberapa laporan rnengenai anemia aplastik yang terkait dengan keharnilan, tetapi hubungan antara keduanya tidak jelas. Pada beberapa kasus, yang terjadi adalah eksaserbasi anemia aplastik yang telah ada sebelurnnya oleb kehamilan dan hanya membaik setelah terminasi kehamilan. Pada kasus-kasus lainnya, aplasia terjadi selama kehamilan dan dapat kambuh pada kehamilan berikutnya. Terminasi kehamilan atau persalinan dapat memperbaiki fungsi sumsum tulang, tetapi penyakit dapat memburuk bahkan menjadi fatal setelah persalinan. Terapi meliputi terminasi kehamilan elektif, terapi suportif, imunosupresi, atau transplantasi sumsum tulang setelah persalinan.

Anemia Penyakit Sel SabitKehamilan pada perempuan penderita anemia sel sabit (sickle cell anemia) disertai dengan peningkatan insidens pielonefritis, infark pulmonal, pneumonia, perdarahan antepartum, pnematuritas, dan kematian janin. Berat lahir bayi dan ibu yang menderita anemia sel sabit di bawah ratarata, dan kematian janin tinggi. Penyebab kematian neonatal tidak jelas, tetapi kadangkadang disebabkan oleh vasooklusi plasenta, dengan temuan postmortem yang menggambarkan anoksia intrapartum. Mortalitas ibu dengan penyakit sel sabit telah menurun dan sekitar 33 % rnenjadi 1,5 % pada masa kini karena perbaikan pelayanan prenatal. Di beberapa negara berkembang angka kematian ibu dan perinatal dapat mencapai 9,2 % dan 19,5 %, berturutturut39’40’41. Masa kehamilan dan periode postpartum masih berpotensi berbahaya bagi ibu dengan penyakit Sel sabit sehingga harus dipantau ketat selama kehamin. Pemberian transfusi darah profilaktik belum terbukti efektivitasnya walaupun beberapa pasien tampaknya memberi hasil yang memuaskan.

Patofisiologi Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organorgan penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).

Page 51: Mm Fisiologi Kehamilan

Anemia↓viskositas darah menurun↓resistensi aliran darah perifer↓penurunan transport O2 ke jaringan↓hipoksia, pucat, lemah↓beban jantung meningkat↓kerja jantung meningkat↓payah jantung

Darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel – sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi pengenceran darah. Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut: plasma 30 %, sel darah 18 %, dan hemoglobin 19 %. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pertama – tama pengenceran itu meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat hidremia cardiac output meningkat. Kerja jantung lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental.Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 4560% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldosteron.Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropoietin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi.Ekspansi volume plasma merupakan penyebab anemia fisiologik pada keharnilan Volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin darah (Hb), dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah absolut Hb atau eritrosit dalarn sirkulasi. Mekanisme yang mendasari perubahan ini belurn jelas. Ada spekulasi bahwa anemia fisiologik

Page 52: Mm Fisiologi Kehamilan

dalam keharnilan bertujuan menurunkan viskositas darah maternal sehingga meningkatkan perfusi plasental dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke janin.Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke6 kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu ke37. Pada titik puncaknya, volume plasma sekitar 40 % lebih tinggi pada ibu hamil dibandingkan perempuan yang tidak hamil. Penurunan hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada minggu ke7 sampai ke8 kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke16 sampai ke22 ketika titik keseimbangan tercapai.Suatu penelitian memperlihatkan perubahan konsentrasi Hb sesuai dengan bertambahnya usia kehamilan. Pada trimester pertama, konsentrasi Hb tampak menurun, kecuali pada perempuan yang telah memiliki kadar Hb rendah (< 11,5 g/dl). Konsentrasi paling rendah didapatkan pada trimester kedua, yaitu pada usia kehamilan sekitar 30 minggu. Pada trimester ketiga terjadi sedikit peningkatan Hb, kecuali pada perempuan yang sudah memiliki kadar Hb tinggi (> 14,6 g/dl)

Manifestasi klinikPusing, Mudah berkunangkunang, Lesu, Aktivitas kurang, Rasa mengantuk, Susah konsentrasi, Cepat lelah, prestasi kerja fisik/pikiran menurun, Konjungtiva pucat , Telapak tangan pucat, Iritabilitas dan Anoreksia, Takikardia, murmur sistolik, Letargi, kebutuhan tidur meningkat, Purpura, PerdarahanGejala khas masing-masing anemia:Perdarahan berulang/kronik pada anemia pasca perdarahan, anemia defisiensi besi, Ikterus, urin berwarna kuning tua/coklat, perut merongkol/makin buncit pada anemia hemolitik. Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena keganasan.Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangan bervariasi, bisa hampir tanpa gejalagejala penyakit dasarnya yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersamasama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejala – gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neuromuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia, dan pembesarran kelenjar limpah. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin < 7 gr/dl maka gejalagejala dan tandatanda anemia akan jelas. Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil, didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu normal (≥11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat (< 8 g/dl). Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil adalah sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dan tertinggi 14.00 mg/dl.Klasifikasi anemia yang lain adalah :

a. Hb 11 gr% : Tidak anemiab. Hb 9-10 gr% : Anemia ringanc. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedangd. Hb < 7 gr% : Anemia berat.

Page 53: Mm Fisiologi Kehamilan

Gejala Yang Sering TerjadiKelelahan dan kelemahan umum dapat merupakan satusatunya gejala kapasitas oksigen. Banyak pasien asimtomatik, bahkan dengan anemia derajat sedang.

Riwayat Penyakit DahuluRiwayat penyakit dahulu anemia refrakter, sering infeksi atau kolelitiasis atau riwayat keluarga anemia menggambarkan kemungkinan Hemoglobinopati geneti

DIAGNOSISPada anamnesa & pemeriksaan fisik biasanya dijumpai berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah,lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Lalu memiliki rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis,rata, dan mudah patah serta Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging, stomatitis angularis, pecahpecah disertai kemerahan dan nyeri sudut mulut.Ciriciri anemia defisiensi besi:

a. Mikrositosis b. Hipokromasia c. Anemia ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak yang bersifat normositer dan

normokrom d. Kadar besi serum rendah e. Daya ikat besi serum meningkat f. Protoporfirin meningkat g. Tidak dtemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.

Tes LaboratoriumHitung sel darah merah dan asupan darah : untuk tujuan praktis maka anemia selama kehamilan dapat didefinisikan sebagai Hb < 10,00 atau 11,00 gr% dan hemotokrit < 30,0033,00%. Asupan darah tepi memberikan evaluasi morfologi, eritrosit, hitung jenis leukosit dan perkiraan kekuatan trombosit (Taber, 1994).

Tatalaksana

Page 54: Mm Fisiologi Kehamilan

Menurut Setiawan Y (2006), dijelaskan bahwa pencegahan dan terapi anemia pada kehamilan berdasarkan klasifikasi anemia adalah sebagai berikut :

a. Anemia Zat Besi Bagi Wanita HamilSaat hamil zat besi dibutuhkan lebih banyak daripada saat tidak hamil. Pada kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta, kebutuhan zat besi pada setiap trimester berbeda. Terutama pada trimester kedua dan ketiga wanita hamil memerlukan zat besi dalam jumlah banyak, oleh karena itu pada trimester kedua dan ketiga harus mendapatkan tambahan zat besi. Oleh karena itu pencegahan anemia terutama di daerahdaerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya wanita hamil diberi sulfas ferrossus atau glukonas ferrosus, cukup 1 tablet sehari, selain itu wanita dinasihatkan pula untuk makan lebih banyak protein dan sayursayuran yang banyak mengandung mineral serta vitamin. Terapinya adalah oral (pemberian ferro sulfat 60 mg / hari menaikkan kadar Hb 1,00 gr% dan kombinasi 60 mg besi + 500 mcg asam folat) dan parenteral (pemberian ferrum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 50 ml gr diberikan secara intramuskular pada gluteus maksimus dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2,00 gr% (dalam waktu 24 jam). Pemberian parentral zat besi mempunyai indikasi kepada ibu hamil yang terkena anemia berat). Sebelum pemberian rencana parenteral harus dilakukan test alergi sebanyak 0,50 cc / IC.

b. Anemia MegaloblastikApabila pemberian zat besi tidak berhasil maka ditambah dengan asam folat, adapun terapinya adalah asam folat 1530 mg / hari, vitamin B12 1,25 mg / hari, sulfas ferrosus 500 mg / hari, pada kasus berat dan pengobatan per oral lambat sehingga dapat diberikan transfusi darah.

c. Anemia HipoplastikAnemia hipoplastik ini dianggap komplikasi kehamilan dimana pengobatan adalah tranfusi darah.

d. Anemia HemolitikPengobatan adalah tranfusi darah.

e. Anemia LainDengan pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian tablet besi sebanyak 90 tablet pada ibu hamil di Puskesmas, artinya ibu hamil setiap hari mengkonsumsi 1 tablet besi.

PrognosisPada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan organorgan tubuh, termasuk otak.

Page 55: Mm Fisiologi Kehamilan

Pencegahan Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Anemia juga bisa dicegah dengan mengatur jarak kehamilan atau kelahiran bayi. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Perlu diupayakan agar jarak antar kehamilan tidak terlalu pendek, minimal lebih dari 2 tahun.

4. gizi ibu hamil4.1 peran gizi terhadap fase kehamilan4.2 masalah masalah gizi pada saat kehamilan dan penanganannya

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.Gizi dan nutrisi ibu hamil merupakan hal penting yang harus dipenuhi selama kehamilan berlangsung.Resiko akan kesehatan janin yang sedang dikandung dan ibu yang mengandung akan berkurang jika ibu hamil mendapatkan gizi dan nutrisi yang seimbang. Oleh karena itu, keluarga dan ibu hamil haruslah memperhatikan mengenai hal ini. Gizi atau nutrisi ibu hamil kondisinya sama saja dengan pengaturan gizi mengenai pola makan yang sehat. Hanya saja, ibu hamil harus lebih hatihati dalam memilih makanan karena mengingat juga kesehatan janin yang sedang dikandungnya.Bersama dengan usia kehamilan yang terus bertambah, maka bertambah pula kebutuhan gizi dan nutrisi ibu hamil, khususnya ketika usia kehamilan memasuki trimester kedua. Pada saat trimester kedua, janin tumbuh dengan sangat pesat, khususnya mengenai pertumbuhan otak berikut susunan syarafnya.Nutrisi dan gizi yang baik ketika kehamilan berlangsung sangat membantu ibu hamil dan janin dalam menjalani harihari kehamilannya. Tentunya ibu hamil dan janin akan tetap sehat. Selama kehamilan, kebutuhan nutrisi akan meningkat sepeti kebutuhan akan kalsium, zat besi, serta asam folat. Ibu hamil haruslah diberi dorongan agar mengkonsumsi makanan yang baik nan bergizi, ditambah kontrol terhadap kenaikan berat badannya selama kehamilan berlangsung. Kenaikan berat badan yang ideal berkisar antar 1215 kilogram.Agar perkembangan janin berjalan dengan baik, dan ibu hamil dapat menjalani harihari kehamilannya dengan sehat, makan konsumsi ibu hamil harus mengandung gizi sebagai berikut:

a. Kalori.Selama kehamilan konsumsi kalori haruslah bertambah dikisaran 300400 kkal perharinya.Kalori yang di dapat haruslah berasal dari sumber makanan yang bervariasi, dimana pola makan 4 sehat 5 sempurna harus sebagai acuannya. Baiknya, 55% kalori di peroleh dari umbiumbian serta nasi sebagi sumber karbohidrat, lemak baik nabati maupun hewani sebanyak 35%, 10% dari protein dan sayuran serta buahan bisa melengkapi.

Page 56: Mm Fisiologi Kehamilan

b. Asam Folat. Janin sangat membutuhkan asam folat dalam jumlah banyak guna pembentukan sel dan sistem syaraf. Selama trimester pertama janin akan membutuhkan tambahan asam folat sebanyak 400 mikrogram per harinya. Jika janin mengalami kekurangan akan asam folat, maka hal ini akan membuat perkembangan janin menjadi tidak sempurna dan dapat membuat janin terlahir dengan kelainan seperti mengalami anenchephaly (tanpa batok kepala), mengalami bibir sumbing dan menderita spina bifda (kondisi dimana tulang belakang tidak tersambung). Asam folat yang bisa di dapat pada buahbuahan, beras merah dan sayuran hijau.

c. Protein.Selain menjadi sumber bagi kalori dan zat pembangun, pembentukan darah dan sel merupakan salah satu fungsi protein.Protein dibutuhkan oleh ibu hamil dengan jumlah sekitar 60 gram setiap harinya atau 10 gram lebih banyak dari biasanya. Protein bisa didapatkan dari kacangkacangan, tempe, putih telur, daging dan tahu.

d. Kalsium.Berfungsi dalam pertumbuhan dan pembentukan gigi dan tulang janin.Dengan ada kalsium yang cukup selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar dari penyakit osteoporosis.Kenapa hal ini bisa terjadi?karena jika ibu hamil tidak memiliki kalsium yang cukup, maka kebutuhan janin akan kalsium akan diambil dari tulang ibunya. Susu dan produk olahan lainnya merupakan sumber kalsium yang baik, selain kalsium, susu memiliki kandungan vitamin lain yang dibutuhkan ibu hamil, seerti vitamin A, Vitamin D, Vitamin B2 vitamin B3 dan vitamin C. Selain dari susu, kacangkacangan dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga.

e. Vitamin A. Sangat bermanfaat bagi pemeliharaan fungsi mata, pertumbuhan tulang dan kulit.Selain itu, vitamin A juga berfungsi sebagai imunitas dan pertumbuhan janin. Namun, meskipun vitamin A sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, namun jangan sampai berlebih dalam mengkonsumsinya, karena jika ibu hamil mengalami kelebihan vitamin A hal ini dapat membuat janin terganggu pertumbuhannya.

f. Zat Besi. Berfungsi di dalam pembentukan darah terutama membentuk sel darah merah hemoglobin dan mengurangi resiko ibu hamil terkena anemia. Zat besi akan diperlukan pada saat kehamilan memasuki usia 20 minggu. Kebutuhan akan zat besi sebanyak 30 mg per harinya. Zat besi dapat diperoleh pada hati, daging atau ikan.

g. Vitamin C. Tubuh ibu hamil memerlukan vitamin C guna menyerap zat besi.Selain itu vitamin C sangat baik guna kesehatan gusi dan gigi. Fungsi lain dari vitamin C adalah melindungi jaringan organ tubuh dari berbagai macam kerusakan serta memberikan otak sinyal kimia, hal ini terjadi karena vitamin C banyak mengandung antioksidan.

h. Vitamin D. Dapat meneyerap kalsium sehingga sangat bermanfaat dalam pembentukan dan pertumbuhan tulang bayi. Vitamin D dapat di dapat dari sumber makanan, susu, kuning telur atau hati ikan.

Jika ibu hamil tidak mengalami berbagai macam gejala seperti anemia, gusi berdarah dan gejala lainnya, maka ibu hamil tersebut dapat dikatakan telah mencukupi kebutuhan akan

Page 57: Mm Fisiologi Kehamilan

gizi dan nutrisinya. Hal yang lebih penting untuk mengecek kecukupan nutrisi selama kehamilan adalah tentunya melalui perkembangan berat badan selama kehamilan.Tentunya kenaikan berat badan berbedabeda tiap bulannya.

Menurut I Dewa Nyoman Supariasa (2002) ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LLA), dan mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 – 12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin. Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi Kronis (KEK), sedangkan pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi.

Lingkar Lengan Atas Antropometri yang paling sering digunakan untuk menilai status gizi yaitu LLA (Lingkar Lengan Atas). Pengukuran LLA adalah salah satu cara untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS). Tujuan pengukuran LLA mencakup masalah WUS baik ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral. Adapun tujuan tersebut adalah :

a. Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menepis wanita yang mempunyai resiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.

c. Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan peningkatan kesejahteraan ibu dan anak

d. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK.

e. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK.

Ambang batas LLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LLA kurang 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak.

Pengaruh Gizi Kurang pada Ibu Hamil Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.

Terhadap Ibu Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.

Page 58: Mm Fisiologi Kehamilan

Terhadap Persalinan Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

Terhadap Janin Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah.

Kebutuhan Nutrisi pada Perempuan Tidak Hamil, Hamil, dan Menyusui

Gizi untuk janinUntuk mendapatkan buah hati yang memiliki kemampuan, maka dukungan asupan gizi harus sejak buah hati masih berupa janin. Perkembangan otak dalam janin ternyata bisa dikembangkan. Beberapa zat gizi penting dapat membantu perkembangannya, diantaranya:

ASAM FOLATJumlah Asam Folat yang dibutuhkan saat masa kehamilan adalah 600 mikrogram perhari per orang (2 hati ayam = 100 gram, mengandung 1.128 mikrogram asam folat). Ada tambahan 200 mikrogram perhari bagi ibu hamil dibandingkan orang dewasa normal. Sumber Asam Folat bisa didapat dari brokoli, gandum, hati ayam, hati sapi, ginjal sapi, ikan kembung, kepiting, kacangkacangan, jeruk mandarin, stroberi, dan bayam.

Page 59: Mm Fisiologi Kehamilan

KOLINKolin merupakan zat gizi penting yang perlu dikonsumsi pada makanan seharihari untuk menjaga kesehatan tubuh. Saat ibu hamil, persediaan kolin dalam tubuh berkurang, jika tidak ditutupi kekurangan ini bisa mengakibatkan gangguan perkembangan otak janin. Kebutuhan kolin untuk ibu hamil harus sebesar 400 mg/hari. kolin bisa didapat dari konsumsi susu hamil 2 gelas per hari.

AA (Asam Arakidonat) DHA (Dokosaheksaenoat)Ibu hamil yang mengkonsumsi minyak hati ikan yang mengandung banyak DHA akan melahirkan bayi yang memiliki kemampuan mental lebih baik. AA dan DHA sangat penting untuk pertumbuhan otak, terutama pembentukan jaringan lemak otak (mylenisasi) dan interkoneksi antar saraf. Perkembangan jaringan penglihatan akan tumbuh dengan baik berkat AA. Jika mengalami kekurangan AA dan DHA akan mempengaruhi penurunan kembang mental dan intelektualitas pada anak.

OMEGA 6 (Asam Linoleat) dan OMEGA 3 (Asam Linolenat)Kebutuhan omega6 sebesar 1% dari kebutuhan energi yaitu 2,3 gr. Omega6 dan omega3 merupakan asam lemak essensial sebagai prekusor dari DHA dan AA yang dibutuhkan ibu hamil. Keduanya mampu meningkatkan kekuatan otak dan saraf penglihatan. Fungsi omega3 secara khusus adalah membuat lentur pembuluh darah, menghindari terjadinya plak atau sumbatan pada pembuluh darah. Omega3 banyak terkandung dalam minyak ikan (lemuru, tuna, salmon), minyak kedelai, minyak zaitun dan minyak jagung. Omega6 terkandung dalam minyak biji matahari, minyak salfflower dan minyak biji kapas, atau susu ibu hamil yang ditambah omega3, omega6 serta DHA.

Kategori Berat (BMI)

Total Kenaikan BB (Kg)

Penambahan BB

TM I (Kg)

TM II (Kg)

Normal ( BMI 19,8-26)

12,5 – 13 2,3 0,49

Kurus ( BMI < 19,8 )

11,5 – 16 1,6 0,44

Lebih 7 – 11, 6 0,9 0,3

Obesitas ( BMI > 29 )

6

Status Tanda

Keadaan umum Responsive, gesit

Page 60: Mm Fisiologi Kehamilan

Berat badan Normal sesuai tinggi dan bentuk tubuh

Postur Tegak, tungkai dan lengan lurus

Otot Kuat, kenyal sedikit lemak di bawah kulit

Saraf Perhatian baik, tidak mudah tersinggung, refleks normal, mental stabil

Pencernaan Nafsu makan baik

Jantung Detak dan irama normal, tekanan darah normal sesuai usia

Vitalitas umum Ketahanan baik, energik, cukup tidur, penuh semangat

Rambut Mengkilat, keras tak mudah rontok, kulit kepala normal

Kulit Licin, cukup lembab, warna segar

Muka dan leher Warna sama, licin, tampak sehat, segar

Bibir Licin, warna tidak pucat, lembab, tidak bengkak

Mulut Tidak ada luka dan selaput merah

Gusi Merah normal, tidak ada perdarahan

Lidah Merah normal, licin, tidak ada luka

Gigi geligi Tidak berlubang, tidak nyeri, mengkilat, lurus dagu normal, bersih dan tidak ada perdarahan

Mata Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak ada perdarahan

Kelenjar Bersinar, bersih, selaput besar

Page 61: Mm Fisiologi Kehamilan

merah, tidak ada perdarahan

Kuku Keras dan kemerahan

Tungkai Kaki tidak bengkak, normal

5. puasa ramadhan pada ibu hamil

Puasa Bagi Ibu Hamil

Jika mengkhawatirkan kemudharatan atau bahaya terhadap kesehatan maupun janin

yang dikandung dikarenakan puasa yang dilakukan di bulan Ramadhan maka dibolehkan bagi

untuk tidak berpuasa, sebagai kesepakatan para ulama berdasarkan firman Allah swt :

�َخَر ُأ ٍ َّام ُأَي مِّْن فَعِدَّةٌ َسفَرٍ عَلَى ُأَوْ مَّرِيًضا �م ِمنك كَاَن فََمن مَّعْد�ودَاٍت َّاًما ُأَيArtinya : “(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu maka barangsiapa diantara kamu ada

yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa)

sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada harihari yang lain.” (QS. Al Baqoroh : 184)

Abu Daud meriwayatkan dari Ibnu Abbas: WA 'ALALLADZII YUTHIIQUUNAHU

FIDYATUN THA'AAMU MISKIIN (dan bagi orang yang berat menjalankanya, wajib

membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin), ia berkata; hal tersebut merupakan

keringanan bagi lakilaki tua dan wanita tua, dan mereka sementara kedua mampu melakukan

puasa agar berbuka dan memberi makan setiap hari satu orang miskin, dan keringanan bagi

orang yang hamil dan menyusui apabila merasa khawatir. Abu Daud berkata: yaitu khawatir

kepada anak mereka berdua, maka mereka berbuka dan memberi makan.

Ad Durdir berkata,”Diwajibkan—tidak berpuasa—jika kedua orang tersebut—wanita hamil atau

menyusui—takut akan celaka atau bertambah sakitnya dan dibolehkan baginya tidak berpuasa

jika keduanya takut menjadi sakit atau bertambah sakit. Sedangkan para ulama Hambali

berpendapat bahwa makruh bagi kedua orang itu berpuasa sepertihalnya seorang yang sedang

sakit.

Jika tidak berpuasa Ramadhan karena mengkhawatirkan diri sendiri maka diwajibkan

bagi untuk menggantinya (qodho) harihari tersebut di luar bulan Ramadhan. Sementara jika tidak

berpuasa dikarenakan mengkhawatirkan anak yang kandung maka diwajibkan bagi

menggantinya dan membayarkan fidyah. Didalam kitab “al Mausu’ah al Fiqhiyah” disebutkan :

Page 62: Mm Fisiologi Kehamilan

Dibolehkan bagi seorang wanita yang sedang hamil untuk tidak berpuasa jika khawatir

adanya kemudharatan terhadap diri dan janinnya.

Jika dia tidak berpuasa dikarenakan mengkhawatirkan kemudharatan atau kepayahan

yang berat terhadap dirinya maka diwajibkan baginya qodho (menggantinya) dan tidak

diwajibkan atasnya fidyah, ini adalah kesepakatan para fuqaha.

Mereka bersepakat pula akan tidak adanya kewajiban membayar fidyah jika wanita yang tengah

hamil itu tidak berpuasa mengkhawatirkan dirinya karena kedudukannya seperti orang sakit yang

mengkhawatirkan dirinya.

Firman Allah swt :

�ْم ُأَنف�َسك ْ �وا �ل تَقْت َ واَلArtinya : “Dan janganlah kamu membunuh dirimu.” (QS. An Nisaa : 29)

�كَةِ َّهْل الت ِإِلَى �ْم بَِأَيْدِيك ْ �لْق�وا ت َ واَلArtinya : “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.” (QS. Al

Baqoroh : 195)

Sedangkan jika wanita hamil tidak berpuasa karena mengkhawatirkan anaknya

maka diwajibkan atasnya qodho dan fidyah,menurut sebagian ulama—para ulama

Hambali dan Syafi’i—yaitu : memberi makan seorang miskin setiap hari, diriwayatkan dari ibnu

Abbas terhadap firman Allah swt :

فِدْيٌَة �طِيق�ونَه� ي َّذِيَن ال وَعَلَىArtinya : “Dan wajib bagi orangorang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak

berpuasa) membayar fidyah.”(QS. Al Baqoroh : 184). Hal ini telah dihapus hukumnya kecuali

terhadap seorang wanita hamil dan yang sedang menyusui jika keduanya khawatir terhadap

anakanak mereka berdua. (al Mausu’ah al Fiqhiyah juz II hal 5733)

Namun didalam menentukan apakah puasa Ramadhan nanti dapat membahayakan diri atau anak

yang kandung maka hendaklah berkonsultasi dengan dokter yang bisa dipercaya terlebih dahulu

karena dialah yang lebih mengetahui tentang kondisi kesehatan .

Cara membayar fidyah

Dalam beberapa riwayat dari Ibnu Umar disebutkan bahwa fidyah puasa Ramadhan

dibayarkan dengan satu mudd (segenggam penuh tangan orang dewasa) burr (gandum terbaik).

Page 63: Mm Fisiologi Kehamilan

Sedangkan dalam riwayat Ibnu Abbas adalah setengah sha’ = dua mudd gandum. Berhubung tak

ada nash juga dalam masalah ini maka baiknya disamakan saja dengan zakat fitrah baik barang

maupun uangnya. Sebaiknya dibayarkan kepada orang miskin atau orang tak mampu. Boleh

kepada satu orang untuk semua hari atau beberapa orang.

Dalam sebuah riwayat dari Ayyub bahwa Anas bin Malik rahimahullah ketika sudah tua

dan tak mampu puasa beliau membayar dengan cara mengundang 30 orang miskin untuk satu

kali makan di rumahnya, dan itu adalah pembayaran untuk 30 hari tidak puasa. (Lihat riwayatnya

dalam Sunan AdDaraquthni, no. 2415).

6. Memahami dan menjelaskan diagnosis kehamilan

Ada 3 macam tanda- tanda kehamilan:               

1. Tanpa pasti hamil

a. Mendengar denyut jantung janin

Denyut jantung janin adalah diagnosis pasti kehamilan, yang dapat didengarkan dengan fetoskop pada usia kehamilan 17-19 minggu, dan pada Doppler pada usia kehamilan 10-12 minggu.

b. Meraba dan melihat gerakan janin

Gerakan janin mulai dapat dirasakan pada ibu, diraba oleh pemeriksa  pada usia kehamilan 20 minggu ke atas

c. Pemeriksaan Ultrasonografi

Pada pemeriksaan ultrasonografi , dapat dilihat kantung kehamilan pada usia gestasi 5 minggu, denyut  jantung janin pada usia 7 minggu

d. Pemeriksaan electrocardiografi

e. Pemeriksaan Radiologi

Pada wanita hamil minggu ke 14, akan terlihat gambaran fokki ossifikasi

2. Tanda mungkin hamil

a. Hegar Sign

Pada wanita hamil minggu ke 6, isthmus uteri akan sangat lembek karena peningkatan kadar estrogen dan progesterone. Sehingga pada pemeriksaan bimanual, corpus uteri seolah-olah menyatu  dengan serviks

Page 64: Mm Fisiologi Kehamilan

b. Goedel Sign

Pada wanita hamil 6-8 minggu, serviks uteri menjadi sangat lembek, yang juga disebabkan peningkatan kadar estrogen dan progesterone.

c. Piskacek Sign

Adalah suatu tanda dimana uterus membesar tidak rata, karena perkembangan organ janin

d.Braxton Hicks

Adalah tanda dimana uterus berkontraksi tidak teratur, dan tidak disertai rasa nyeri

e. Pembesaran Perut

Perut akan membesar pada kehamilan dan makin membesar seiring bertambahnya usia kehamilan

f. Ballotement

Suatu tanda dimana volume air ketuban lebih banyak daripada volume bayi , sehingga jika dilakukan pemeriksaan ballottement, akan terasa lentingan, dan jika bayi melenting seluruhnya disebut ballottement in toto.

g. Pemeriksaan Hcg

Pada wanita hamil , kadar Hcg akan meningkat, dan urine akan mengandung Hcg

3. Tanda dugaan hamil

Terdapat  keluhan dan gejala  pada tanda dugaan wanita hamil, yaitu:

Keluhan Hamil

a. Morning Sickness

Biasa terjadi pada minggu ke-6 usia kehamilan, sang ibu akan mengeluh mintah-muntah pada pagi hari, yang disebabkan peningkatan kadar Hcg yang meningkat.

b. Gangguan Berkemih

Page 65: Mm Fisiologi Kehamilan

Seiring dengan membesarnya  dan naiknya uterus ke rongga abdomen, Ibu akan mengeluh jarang berkemih, dan akan mengeluh sering berkemih bila kepala bayi telah turun ke segmen bawah rahim

c. Mudah lelah

d. Ibu merasakan gerakan fetus

Ibu seolah-olah merasakan gerakan fetus yang mungkin bisa terjadi pada wanita yang sangat menginginkan kehamilan

Gejala dugaan Hamil

a. Amenorrhea

b. Keluarnya kolostrum

c. timbul striae

d. Chadwick Sign adalah suatu  gejala dimana mukosa vagina berwarna keunguan karena terjadi pelebaran pembuluh darah

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 1984. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Adenia,I., Piliang,S., Roeshadi,R.H., Tala,,M.R.Z. (1999), Kehamilan dan Persalinan Normal,

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK USU/RSUD dr. Pirngadi RSUP dr. Adam Malik, Medan.

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Edisi 2. Jakarta : EGC

Soetjiningsih & IG. N. Gde Ranuh. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Fiqh AsSunnah, AsSayyid Sabiq, penerbit: AlFath lil I’lam Al’Arabi, cet II, 1999

Irwa` AlGhalil, Muhammad Nashiruddin AlAlbani, AlMaktab AlIslami, cet. 1985

www.fiqhislam.com