MKJI-1997 Edit

39
2.5.4 Perencanaan rinci Jika standar perencanaan Indonesia diikuti jalan yang aman dan efisien biasanya diperoleh. Sebagai rekomendasi umum kondisi berikut sebaiknya dipenuhi: - Standar jalan sebaiknya sejauh mungkin tetap sepanjang rute. - Di pusat kota selokan sepanjang jalan sebaiknya ditutup, dan trotoar dan kereb disediakan. - Bahu jalan sebaiknya rata dan sama tinggi dengan jalur lalu- lintas untuk dapat digunakan oleh kendaraan berhenti. - Penghalang seperti tiang listrik, pohon dan sebagainya sebaiknya tidak mengganggu bahu jalan, jarak antara bahu dan penghalang diharapkan sejauh mungkin karena pertimbangan keselamatan lalu-lintas. - Simpang jalan minor dan jalan keluar/masuk lahan di samping jalan sebaiknya dibuat tegak lurus terhadap jalan utama, dan lokasinya menghindari jarak pandang yang pendek.

Transcript of MKJI-1997 Edit

2.5.4 Perencanaan rinci

Jika standar perencanaan Indonesia diikuti jalan yang aman dan efisien biasanya diperoleh. Sebagai rekomendasi umum kondisi berikut sebaiknya dipenuhi:

- Standar jalan sebaiknya sejauh mungkin tetap sepanjang rute.

- Di pusat kota selokan sepanjang jalan sebaiknya ditutup, dan trotoar dan kereb disediakan.

- Bahu jalan sebaiknya rata dan sama tinggi dengan jalur lalu-lintas untuk dapat digunakan oleh kendaraan berhenti.

- Penghalang seperti tiang listrik, pohon dan sebagainya sebaiknya tidak mengganggu bahujalan, jarak antara bahu dan penghalang diharapkan sejauh mungkin karena pertimbangan keselamatan lalu-lintas.

- Simpang jalan minor dan jalan keluar/masuk lahan di samping jalan sebaiknya dibuat tegak lurus terhadap jalan utama, dan lokasinya menghindari jarak pandang yang pendek.

2.6 RINGKASAN PROSEDUR PERHITUNGAN

Bagan alir prosedur perhitungan untuk jalan perkotaan ditunjukkan pada Gambar 2.6:1 di bawah.Berbagai langkah tersebut dijelaskan secara rinci pada Bagian 3 dan 4.

Gambar 2.6:1 Bagan alir analisa jalan perkotaan

LANGKAH B: KAPASITAS PERUBAHANB-1: Kecepatan arus bebas dasarB-2: Penyesuaian untuk lebar jalan lalu-lintas B-3: Faktor penyesuaian untuk kondisi hambatan sampingB-4: Faktor penyesuaian untuk ukuran kotaB-5: Kecepatan arus bebas untuk kondisi lapangan

LANGKAH C: PERILAKU LALU-LINTASC-1: Kapasitas dasar C-2: Faktor penyesuaian untuk lebar jalur lalu-lintas C-3: Faktor penyesuaian untuk pemisahan arah C-4: Faktor penyesuaian untuk kondisi hambatan sampingC-5: Faktor penyesuaian untuk ukuran kotaC-6: Kapasitas untuk kondisi lapangan

YA LANGKAH D: PERILAKU LALU-LINTASD-1: Derajat kejenuhan D-2: Kecepatan dan waktu tempuhD-3: Penilaian perilaku lalu-lintasD-3: Penilaian perilaku lalu-lintas

Perlu penyesuaian anggapan mengenai perencanaan dsb

Akhir analisa

LANGKAH A: DATA MASUKAN A-1: Data UmumA-2: Kondisi Geometrik A-3: Kondisi lalu-lintasA-3: Hambatan samping

PERUBAHAN

Tidak

Formulir berikut digunakan untuk perhitungan:

UR-1 Data masukan:- Kondisi umum- Geometri jalan

UR-2 Data masukan (lanjutan):- Arus dan komposisi lalu-lintas- Hambatan samping

UR-3 Analisa- Kecepatan arus bebas kendaraan ringan- Kapasitas - Kecepatan kendaraan ringan

Perhatikan bahwa Langkah B, C dan D (lihat Gambar 2.6:1) dilakukan secara terpisah untuk masing-masing arah pada jalan terbagi.

Formulir tersebut tersedia pada Lampiran 5:1.

3. PROSEDUR PERHITUNGAN JALAN PERKOTAAN

Tujuan analisa operasional untuk segmen jalan tertentu dengan kondisi geometrik, lalu-lintas dan lingkungan yang ada atau diramalkan, dapat berupa salah satu atau semua kondisi berikut:- untuk menentukan kapasitas;- untuk menentukan derajat kejenuhan sehubungan dengan arus lalu-lintas sekarang atau yang akan datang; - untuk menentukan kecepatan pada jalan tersebut;

Tujuan utama dari analisa perencanaan adalah untuk menentukan lebar jalan yang diperlukan untukmempertahankan perilaku lalu-lintas yang diinginkan pada arus lalu-lintas tahun rencana tertentu. Ini dapat berupa lebar jalur lalu-lintas atau jumlah lajur, tetapi dapat juga digunakan untuk memperkirakan pengaruh dari perubahan perencanaan, seperti apakah membuat median atau memperbaiki bahu jalan. Prosedur perhitungan yang digunakan untuk analisa operasional dan untuk perencanaan adalah sama, dan mengikuti prinsip yang dijelaskan pada Bagian 2.2. Bab ini memuat instruksi langkah demi langkah yang dikerjakan untuk analisa operasional atau perencanaan, dengan menggunakan Formulir UR-1, UR-2 dan UR-3. Formulir kosong untuk fotokopi diberikan pada Lampiran 5:1.

LANGKAH A : DATA MASUKAN

LANGKAH A-1: DATA UMUM

a) Penentuan segmen

Bagi jalan menjadi segmen. Segmen jalan didefinisikan sebagai panjang jalan yang mempunyai karakteristik yang hampir sama. Titik dimana karakteristik jalan berubah secara berarti menjadi batas segmen. Setiap segmen dianalisa secara terpisah. Jika beberapa alternatif (keadaan) geometrik sedang diamati untuk suatu segmen, masing-masing diberi kode khusus dan dicatat dalam formulir data masukan yang terpisah (UR-1 dan UR-2). Formulir analisa terpisah (UR-3) juga digunakan untuk masing-masing keadaan. Jika periode waktu terpisah akan dianalisa, maka nomor kode yang khusus harus diberikan untuk masing-masing keadaan, dan formulir data masukan dan analisa yang terpisah harus digunakan.

Segmen jalan yang diamati sebaiknya tidak dipengaruhi oleh simpang utama atau simpang susun yang mungkin mempengaruhi kapasitas dan perilaku lalu-lintasnya.b) Data identifikasi segmen

Isi data umum berikut pada bagian atas Formulir UR-1: - Tanggal (hari,bulan,tahun) dan 'ditangani oleh' (masukkan nama anda).- Propinsi dimana segmen tersebut berada. - Nama kota.- Ukuran kota (jumlah penduduk).- Nomor ruas (Bina Marga) dan/atau nama jalan.- Segmen antara ...dan ...(mis. JI Kopo dan JI Pasir Koja; atau km 4,240 - 4,765).- Kode segmen.- Tipe daerah: (mis. Komersial, Permukiman, Akses terbatas/Jalan samping).- Panjang segmen (mis. 0,525 km).- Tipe jalan : contoh:

Empat-lajur dua-arah terbagi: 4/2 DEmpat-lajur dua-arah tak-terbagi: 4/2 UDD ua-lajur dua-arah tak-terbagi: 2/2UD Dua-lajur satu-arah: 2/1

- Periode waktu analisa (mis. Tahun 2000, jam puncak pagi).- Nomor soal (mis. A2000:1).

LANGKAH A-2: KONDISI GEOMETRIK

a) Rencana situasi

Buat sketsa segmen jalan yang diamati dengan menggunakan ruang yang tersedia pada Formulir UR-1.Pastikan untuk mencakup informasi berikut:

- Arah panah yang menunjukkan Utara. - Patok kilometer atau obyek lain yang digunakan untuk mengenal lokasi segmen jalan.

- Sketsa alinyemen horisontal segmen jalan. - Arah panah yang menunjukkan Arah I (biasanya ke Utara atau Timur) dan arah 2

(biasanya ke Selatan atau Barat).- Nama tempat yang dilalui/dihubungkan oleh segmen jalan. - Bangunan utama atau bangunan samping jalan yang lain dan tata guna lahan. - Persimpangan dan tempat masuk/keluar lahan di samping jalan.- Marka jalan seperti garis sumbu, garis dilarang mendahului, marka lajur, garis tepi dan

sebagainya.

b) Penampang melintang jalan

Buat sketsa penampang melintang segmen jalan rata-rata dan tunjukkan lebar jalur lalu-lintas, lebar median, kereb, lebar bahu dalam dan luar tak terganggu (jika jalan terbagi), jarak dari kereb ke penghalang samping jalan seperti pohon, selokan, dan sebagainya seperti terlihat pada Gambar A-2:1.Perhatikan bahwa Sisi A dan Sisi B ditentukan oleh garis referensi penampang melintang pada rencana situasi.Isi data geometrik yang sesuai untuk segmen yang diamati ke dalam ruang yang tersedia pada tabel dibawah sketsa penampang melintang.

- Lebar jalur lalu-lintas pada kedua sisi/arah.- Jika terdapat kereb atau bahu pada masing-masing sisi.- Jarak rata-rata dari kereb ke penghalang pada trotoar seperti pepohonan, tiang lampu dan

lain-lain.- Lebar bahu efektif. Jika jalan hanya mempunyai bahu pada satu sisi, lebar bahu rata-rata

adalah sama dengan s etengah lebar bahu tersebut. Untuk j alan terbagi lebar bahu rat a-rata dihitung perarah sebagai jumlah lebar bahu luar dan dalam.

Jalan tak terbagi: WS = (WSA + WSB)/2

Jalan terbagi: Arah 1: WS1 = WSAO + WSA1 ; Arah 2: WSB + WSB1

Jalan satu arah: WS = W + WJika jalan mempunyai median, catat kesinambungan median sebagai berikut:

1) Tanpa bukaan2) Sedikit bukaan (ada bukaan, tetapi kurang dari satu per 500 m)3) Banyak bukaan (satu atau lebih bukaan per 500 m)

c) Kondisi pengaturan lalu-lintas

Isi informasi tentang pengaturan lalu-lintas yang diterapkan pada segmen jalan yang diamati seperti:

- Batas kecepatan (km/jam);- Pembatasan masuk dihubungkan dengan tipe kendaraan tertentu;- Pembatasan parkir (termasuk periode waktu jika tidak sepanjang hari);- Pembatasan berhenti (termasuk periode waktu jika tidak sepanjang hari);- Alat/peraturan pengaturan lalu-lintas lainnya.

LANGKAH A-3: KONDISI LALU-LINTAS

Gunakan Formulir UR-2 untuk mencatat dan mereduksi data masukan arus dan komposisilalu-lintas.

a) Arus dan komposisi lalu-lintas

a.1) Menentukan arus jam rencana dalam kendaraan/jam

Dua alternatif diberikan di bawah, tergantung pada data masukan rinci yang tersedia. Alternatif B sebaiknya diikuti jika memungkinkan.

A : Data tersedia hanya LHRT, pemisahan arah dan komposisi lalu-lintas

.1 Masukkan data masukan herikut pada kotak yang sesuai dalam Formulir UR-2: - LHRT (kend/hari) untuk tahun/soal yang diamati.- Faktor-k (rasio antara arus jam rencana dan LHRT; nilai normal k = 0,09)- Pemisahan arah SP (Arah 1/Arah 2, Nilai normal 50/50 %)

.2 Hitung arus jam rencana (Q = k × LHRT × SP/100) untuk masing-masing arah dan total DH (1+2). Masukkan hasilnya ke dalam tabel untuk data arus kendaraan/jam pada Kolom 9 Ba ris 3, 4 dan 5.

.3 Masukkan komposisi lalu-lintas dalam kotak, dan hitung jumlah kendaraan untuk masing-masing tipe dan arah dengan mengalikannya dengan arus rencana pada Kolom 9. Masukkan hasilnya pada Kolom 2, 4 dan 6 dalam Baris 3, 4 dan 5.

Nilai normal untuk komposisi lalu-lintas:

Ukuran kota LV% HV% MC%< 0,1 Juta penduduk 45 10 450,1-0,5 Juta penduduk 45 10 450,5-1,0 Juta penduduk 53 9 381,0-3,0 Juta penduduk 60 8 32> 3,0 Juta penduduk 69 7 24

B. Data yang tersedia adalah arus lalu-lintas per jenis per arah

.1 Masukkan nilai arus lalu-lintas jam rencana (QDH) dalam kend/jam untuk masing-masing tipe kendaraan dan arah ke dalam Kolom 2, 4 dan 6; Baris 3, 4 dan 5. Jika arus yang diberikan adalah dua arah (1+2) masukkan nilai arus pada Baris 5, dan masukkan pemisahan arah yang diberikan (%) pada Kolom 8, Baris 3 dan 4. Kemudian hitung arus masing-masing tipe kendaraan pada masing-masing arah dengan mengalikan nilai arus pada Baris 5 dengan pemisahan arah pada Kolom 8, dan masukkan hasilnya pada Baris 3 dan 4.

a.2) Menentukan ekivalensi mobil penumpang (emp)

Tentukan emp untuk masing-masing tipe kendaraan dari Tabel A-3:1 dan 2 di bawah, dan masukkan hasilnya ke dalam Formulir UR-2 pada tabel untuk data arus kendaraan/jam, Baris 1.1 dan 1.2 (untuk jalan tak-terbagi emp selalu sama untuk kedua arah, untuk jalan terbagi yang arusnya tidak sama emp mungkin berbeda).

Tipe jalan:Jalan tak terbagi

Arus lalu-lintastotal dua arah

(kend/jam)

emp

HVMC

Lebar jalur lalu-lintas WC(m)≤6 >6

Dua-lajur tak-terbagi(2/2 UD)

0≥1800

1,31,2

0,50,35

0,40,25

Empat-lajur tak-terbagi(4/2 UD)

0≥3700

1,31,2

0,400,25

Tabel A-3:1 Emp untuk jalan perkotaan tak-terbagi

emp Tipe jalan: Jalan satu arah danjalan terbagi

Arus lalu-lintasper lajur

(kend/jam)

emp

HV MC

Dua-lajur satu-arah (2/1)DanEmpat-lajur terbagi (4/2D)

0

≥1050

1,3

1,2

0,40

0,25Tiga-lajur satu-arah (3/1)DanEnam-lajur terbagi (6/2D)

0

≥1100

1,3

1,2

0,40

0,25

Tabel A-3:2 Emp untuk jalan perkotaan terbagi dan satu-arah

a.3) Menghitung- parameter arus lalu-lintas yang diperlukan untuk analisa - Hitung arus lalu-lintas rencana per jam QDH dalam smp/jam dengan mengalikan arus

dalam kend/jam pada Kolom 2, 4 dan 6 dengan emp yang sesuai pada Baris 1.1 dan 1.2, dan masukkan hasilnya pada Kolom 3, 5 dan 7; Baris 3, 4 dan 5. Hitung arus total dalam smp/jam dan masukkan hasilnya ke dalam Kolom 10.

- Hitung pemisahan arah (SP) sebagai arus total (kend/jam) Arah 1 pada Kolom 9 dibagi dengan arus total Arah 1+2 (kend/jam) pada Kolom yang sama. Masukkan hasilnya ke dalam Kolom 9 Baris 6. SP = QDH,1 /QDH,1+2

- Hitung faktor satuan mobil penumpang Fsmp = Q smp/Qkend dengan membagi jumlah arus pada Kolom 10 Baris 5 dengan jumlah arus pada Kolorn 9, Baris 5. Masukkan hasilnya ke dalam Kolom 10 Baris 7.

LANGKAH A-4: HAMBATAN SAMPING

Tentukan Kelas Hambatan Samping sehagai berikut dan masukkan hasilnya pada Formulir UR-2 dengan melingkari kelas yang sesuai dalam tabel pada bagian paling bawah:Jika data rinci hambatan samping tersedia, ikuti langkah 1-4 di bawah:

1. Masukkan 11-mil pengamatan (atau perkiraan jika analisa untuk tahun yang akan datang) mengenai frekwensi hambatan samping per jam per 200 m pada kedua sisi segmen yang diamati, ke dalam Kolom 23 pada Formulir UR-2- Jumlah pejalan kaki berjalan atau menyeberang sepanjang segmen jalan. - Jumlah kendaraan berhenti dan parkir. - Jumlah kendaraan bermotor yang masuk dan keluar ke/dari lahan samping jalan dan

jalan sisi.- Arus kendaraan yang bergerak lambat, yaitu arus total (kend/jam) dari sepeda, becak,

delman, pedati, traktor dan sebagainya.2. Kalikan frekwensi kejadian pada Kolom 23 dengan bobot relatif dari tipe kejadian pada

Kolom 22 dan masukkan frekwensi berbobot kejadian pada Kolom 24.3. Hitung jumlah kejadian berbobot termasuk semua tipe kejadian dan masukkan hasilnya

pada baris paling bawah Kolom 24.4. Tentukan kelas hambatan samping dari tabel A-4:1 berdasarkan hasil dari langkah 3.

Kelas hamhatansamping(SFC)

Kode Jumlah berbobotkejadian per200 m per jam(dua sisi)

Kondisi khusus

Sangat rendah ,Rendah

SedangTinggiSangat Tinggi

VLL

MHVH

< 100100 – 299

300 – 499500 – 899> 900

Daerah permukiman;jalan dengan jalan sampingDaerah permukiman;beberapa kendaraan umumdsb.Daerah industri, heherapa toko di sisi jalan.Daerah komersial, aktivitas sisi jalan tinggiDaerah komersial dengan aktivitas pasar disamping jalan.

Tabel A-4:1 Kelas hambatan samping untuk jalan perkotaan

Jika data rinci hambatan samping tidak tersedia, kelas hambatan samping dapat ditentukan sebagai berikut:

1. Periksa uraian tentang 'kondisi khusus' dari Tabel A-4:1 dan pilih salah satu yang paling tepat untuk keadaan segmen jalan yang dianalisa.

2. Amati foto pada Gambar A-4:1-5 yang menunjukkan kesan visual rata-rata yang khusus dari masing-masing kelas hambatan samping, dan pilih salah satu yang paling sesuai dengan kondisi rata-rata sesungguhnya pada lokasi untuk periode yang diamati.

3. Pilih kelas hambatan samping berdasarkan pertimbangan dari gabungan langkah 1 dan 2 diatas.

LANGKAH B: ANALISA KECEPATAN ARUS BEBAS

Untuk jalan tak-terbagi, analisa dilakukan pada kedua arah lalu-lintas. Untuk jalan terbagi, analisa dilakukan terpisah pada masing-masing arah lalu-lintas, seolah-olah masing-masing arah merupakan jalan satu arah yang terpisah.Perhatikan bahwa kecepatan arus bebas kendaraan ringan digunakan sebagai ukuran utama kinerja dalam Manual ini. Kecepatan arus bebas tipe kendaraan yang lain juga ditunjukkan pada Tabel B-1:1, dan dapat digunakan untuk keperluan lain seperti analisa biaya pemakai jalan. Lihat juga Langkah B-5 b) di bawah. Gunakan Formulir UR-3 untuk analisa penentuan kecepatan arus bebas, dengan data masukan dari Langkah A (Formulir UR-1 dan UR-2).

FV = (FV0+FVw ) × FFVSF × FFVCS dimana:FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan (km/jam)FV0 = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam)FVW = Penyesuaian lebar jalur lalu-lintas efektif (km/jam) (penjumlahan)FFVSF = Faktor penyesuaian kondisi hambatan samping (perkalian)FFVCS = Faktor penyesuaian ukuran kota (perkalian)

LANGKAH B-1 : KECEPATAN ARUS BEBAS DASAR

Tentukan kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan dengan menggunakan Tabel B-1:1, dan masukkan hasilnya pada Kolom 2 Formulir UR-3.

Tipe jalan

Kecepatan arus bebas dasarKendaraan

RinganLV

Kendaraan Berat

HV

Sepeda MotorMC

Semua Kendaraan(rata-rata)

Enam-lajur terbagi (6/2 D) Tiga-lajur satu-arah (3/1)

Empat-lajur terbagi(4/2 D) atauDua-lajur satu-arah (2/1)

Empat-lejur tak-terbagi (2/2 UD)

Dua-lajur tak-terbagi(4/2 UD

61

57

53

44

52

50

46

40

48

47

43

40

51

55

57

42

Tabel B-1:1 Kecepatan arus bebas dasar (FV) untuk jalan perkotaanKecepatan arus bebas untuk jalan delapan-lajur dapat dianggap sama seperti jalan enam-lajur dalam Tabel B-1:1.

LANGKAH B-2: PENYESUAIAN KECEPATAN ARUS BEBAS UNTUKLEBAR JALUR LALU-LINTAS (FV )

Tentukan penyesuaian untuk lebar jalur lalu-lintas dari Tabel B-2:1 di bawah berdasarkan lebar jalur lalu-lintas efektif (Wc ) yang dicatat pada Formulir UR-1. Masukkan penyesuaian FVw pada Kolom 3, Formulir UR-3. Hitung jumlah kecepatan arus bebas dasar dan penyesuaian (FVo+FVw ) dan masukkan hasilnya pada Kolom 4.

Tipe jalan Lebar jalur lalu-lintas efektif(WC)(m)

FVW (km/jam)

Empat-lajur terbagi atauJalan satu-arah

Per lajur3,003,253,503,754,00

-4-2024

Empat-lajur tak-terbagi Per lajur3,003,253,503,754,00

-4-2024

Dua-lajur tak-terbagi Total567891011

-9,5-303467

Tabel B-2:1 Penyesuaian untuk pengaruh lebar jalur lalu-lintas (FVw) pada kecepatan arus bebas kendaraan ringan, jalan perkotaan.

Untuk jalan lebih dari empat-lajur (banyak lajur), nilai penyesuaian pada Tabel B-2:1 untuk jalan empat-lajur terbagi dapat digunakan.

LANGKAH B-3: FAKTOR PENYESUAIAN

KECEPATAN ARUS BEBAS UNTUK HAMBATAN SAMPING (FFV )

a) Jalan dengan bahu

Tentukan faktor penyesuaian untuk hambatan samping dari Tabel B-3:1 berdasarkan lebar bahu efektif sesungguhnya dari Formulir UR-1 dan tingkat hambatan samping dari Formulir UR-2. Masukkan hasilnya ke dalam Kolom 5 Formulir UR-3.

Tipe jalan Kelas hamhatansamping(SFC

Faktor penyesuaian untuk hambatan samping danlebar bahuLebar bahu efektif rata-rata Ws (m)

≤0,5m 1,0 m 1,5 m ≥2 mEmpat-lajur terbagi4/2 D

Sangat RendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

1,020,980,940,890,84

1,031,000,970,930,88

1,031,021,000,960,96

1,041,031,020,990,96

Empat-lajur tak-terbagi4/2 UD

Sangat RendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

1,020,980,930,870,80

1,031,000,960,910,86

1,031,020,990,940,90

1,041,031,020,980,95

Dua-lajur tak-terbagi2/2 UD atauJalan satu-arah

Sangat RendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

1,000,960,910,820,73

1,010,980,930,860,79

1,010,990,960,900,85

1,011,000,990,950,91

Tabel B-3:1 Faktor penyesuaian untuk pengaruh hambatan samping dan lebar bahu (FFV) pada kecepatan arus bebas kendaraan ringan untuk jalan perkotaan dengan bahu.

SF

b) Jalan dengan kereb

Tentukan faktor penyesuaian untuk hambatan samping dari Tabel B-3:2 berdasarkan jarak antara kereb dan penghalang pada trotoar sebagaimana ditentukan pada Formulir UR-1, dan tingkat hambatan samping sesungguhnya dari Formulir UR-2. Masukkan hasilnya ke dalam Kolom 5 Formulir UR-3.

Tipe jalan Kelas hamhatansamping(SFC

Faktor penyesuaian untuk hambatan samping danlebar bahuLebar bahu efektif rata-rata WK (m)

≤0,5m 1,0 m 1,5 m ≥2 mEmpat-lajur terbagi4/2 D

Sangat RendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

1,000,970,930,870,81

1,010,980,950,900,85

1,010,990,970,930,88

1,021,000,990,960,92

Empat-lajur tak-terbagi4/2 UD

Sangat RendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

1,000,960,910,840,77

1,010,980,930,870,81

1,010,990,960,900,85

1,021,000,980,940,90

Dua-lajur tak-terbagi2/2 UD atauJalan satu-arah

Sangat RendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

0,930,900,860,780,68

0,990,950,890,810,72

0,990,960,920,840,77

1,000,980,950,880,82

Tabel B-3:2 Faktor penyesuaian untuk pengaruh hambatan samping dan jarak kereb-penghalang(FFVSF) pada kecepatan arus bebas kendaraan ringan untuk jalan perkotaan dengan kereb.

c) Faktor penyesuaian FFVSF untuk jalan enam-lajur

Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk jalan enam-lajur dapat ditentukan dengan menggunakan nilai FFV untuk jalan empat-lajur yang diberikan dalam Tabel B-3:1 atau B-3:2, disesuaikan seperti di bawah ini:

FFV6,SF = 1 – 0,8 x (1-FFV4,SF)dimanaFFV6,SF = faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk jalan enam-lajur FFV4,SF = faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk jalan empat-lajur

LANGKAH B-4: FAKTOR PENYESUAIAN KECEPATAN ARUS BEBAS UNTUK UKURAN KOTA (FFVsc)Tentukan faktor penyesuaian untuk Ukuran kota (Juta penduduk sebagaimana dicatat pada Formulir UR-1) dan masukkan hasilnya ke dalam Formulir UR-3, Kolom 6.

Ukuran kota (Juta penduduk) Faktor penyesuaian untuk ukuran kota<0,1

0,1 – 0,50,5 -1,01,0 – 3,0

>3,0

0,900,930,951,001,03

Tabel B-4:1 Faktor penyesuaian untuk pengaruh ukuran kota pada kecepatan arus bebas kendaraan ringan (FFVcs ), jalan perkotaan

LANGKAH B-5: PENENTUAN KECEPATAN ARUS BEBAS

a) Kecepatan arus bebas kendaraan ringan

Hitung kecepatan arus bebas kendaraan ringan (LV) dengan mengalikan faktor pada Kolom (4), (5) dan (6) dari Formulir UR-3 dan masukkan hasilnya ke dalam Kolom 7:

dimana:FV = Kecepatan arus bebas kend. ringan (km/jam)FVo = Kecepatan arus bebas dasar kend. ringan (km/jam)FVw = Penyesuaian lebar jalur lalu-lintas (km/jam)FFVSF = Faktor penyesuaian hambatan sampingFFVSF = Faktor penyesuaian ukuran kota

b) Kecepatan arus bebas tipe kendaraan lain

Walaupun tidak dipakai sebagai ukuran kinerja lalu-lintas dalam Manual ini, kecepatan arus bebas tipe kendaraan lain dapat juga ditentukan mengikuti prosedur yang dijelaskan di bawah:1. Hitung penyesuaian total (km/jam) kecepatan arus bebas kendaraan ringan berupa

perbedaan antara Kolom 2 dan Kolom 7:

FFV = FVo - FVdimana:FFV = Penyesuaian kecepatan arus bebas LV (km/jam)FVo = Kecepatan arus bebas dasar LV (km/jam)FV = Kecepatan arus bebas LV (km/jam)

2. Hitung kecepatan arus bebas Kendaraan Berat (HV) di bawah:dimana:

FVHV = FVHVO – FFV x FVHVO/FVO

FHVO = Kecepatan arus bebas dasar HV (km/jam) (dari Tabel B-1:1)FVO = Kecepatan arus bebas dasar LV (km/jam)FFV = Penyesuaian kecepatan arus bebas LV (km/jam) (lihat di atas)

LANGKAH C : ANALISA KAPASITAS

Untuk jalan tak terbagi, analisa dilakukan pada kedua arah lalu-lintas. Untuk jalan terbagi, analisa dilakukan terpisah pada masing-masing arah lalu-lintas, seolah-olah masing-masing arah merupakan jalan satu arah yang terpisah.Gunakan data masukan dari Formulir UR-1 dan UR-2 untuk menentukan kapasitas, dengan menggunakan Formulir UR-3.

dimana:C = KapasitasCo = Kapasitas dasar (smp/jam)FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu-lintasFCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arahFCSF = Faktor penyesuaian hambatan sampingFCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota

LANGKAH C-1 : KAPASITAS DASAR

Tentukan kapasitas dasar (CO) dari Tabel C-1:1 dan masukkan nilainya ke dalam Formulir UR-3, Kolom 11.Tipe jalan Kapasitas dasar (smp/jam) CatatanEmpat jalur terbagi atau satu arah

Empat-lajur tak-terbagi

Dua-lajur tak-terbagi

1650

1500

2900

Per lajur

Per lajur

Total dua arah

Tabel C-1:1 Kapasitas dasar jalan perkotaan

Kapasitas dasar jalan lebih dari empat-lajur (banyak lajur) dapat ditentukan dengan menggunakan kapasitas per lajur yang diberikan dalam Tabel C-1:1, walaupun lajur tersebut mempunyai lebar yang tidak standar (penyesuaian untuk lebar dilakukan dalam langkah C-2 di bawah).

LANGKAH C-2: FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS UNTUK LEBAR JALURLALU-LINTAS (FC )

W

Tentukan penyesuaian untuk lebar jalur lalu-lintas dari Tabel C-2:1 berdasarkan lebar jalur lalu-lintas efektif (W.) (lihat Formulir UR-1) dan masukkan hasilnya ke dalam Formulir UR-3, Kolom 12.

Tipe Jalan Lebar jalur lalu-lintas efektif (Wc) (m)

FCw

Empat lajur atau Jalan satu arah Per lajur3,003,253,503,754,00

0,920,961,001,041,08

Empat lajur tak terbagi Per lajur3,003,253,503,754,00

0,910,951,001,051,09

Dua lajur tak terbagi Total Dua arah567891011

0,560,871,001,141,251,291,34

Tabel C-2:1 Penyesuaian kapasitas untuk pengaruh lebar jalur lalu-lintas untuk jalan perkotaan (FCw )

Faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan lebih dari empat lajur dapat ditentukan dengan menggunakan nilai per lajur yang diberikan untuk jalan empat-lajur dalam Tabel C-2:1.

LANGKAH C-3: FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS UNTUK PEMISAHAN ARAH (FC WB )

Khusus untuk jalan tak terbagi, tentukan faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisalan arah dari Tabel C-3:1 di bawah berdasarkan data masukan kondisi lalu-lintas dari Formulir UR-2, Kolom 9, dan masukkan nilainya ke dalam Formulir UR-3, Kolom 13.

Tabel C-3:1 memberikan faktor penyesuaian pemisahan arah untuk jalan dua-lajur dua-arah (2/2) dan empat-lajur dua-arah (4/2) tak terbagi.Pemisahan arah %-% 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30

FCSPDua lajur 2/2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88Empat lajur 4/2 1,00 0,985 0,97 0,955 0,94

Tabel C-3:1 Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah (FCSP)SP

Untuk jalan terbagi dan jalan satu-arah, faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah tidak dapat diterapkan dan nilai 1,0 sebaiknya dimasukkan ke dalam Kolom 13.

LANGKAH C-4: FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS UNTUK HAMBATAN SAMPING (FC )

SF

a) Jalan dengan bahu

Tentukan faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping dari Tabel C-4:1 berdasarkan lebar bahu efektif Ws dari Formulir UR-1, dan kelas hambatan samping (SFC) dari Formulir UR-2, dan masukkan hasilnya ke dalam Formulir UR-3, Kolom 14.

Tipe jalan Kelas hamhatansamping(SFC

Faktor penyesuaian untuk hambatan samping danlebar bahu FCSF

Lebar bahu efektif rata-rata WS

≤0,5m 1,0 m 1,5 m ≥2 mEmpat-lajur terbagi4/2 D

Sangat RendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

0,960,940,920,880,84

0,980,970,950,920,88

1,011,000,980,950,92

1,031,021,000,980,96

Empat-lajur tak-terbagi4/2 UD

Sangat RendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

0,960,940,920,870,80

0,990,970,950,910,86

1,011,000,980,940,94

1,031,021,000,980,95

Dua-lajur tak-terbagi2/2 UD atauJalan satu-arah

Sangat RendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

0,940,920,890,820,73

0,960,940,920,860,79

0,990,970,950,900,85

1,011,000,980,950,91

Tabel C-4:1 Faktor penyesuaian kapasitas untuk pengaruh hambatan samping dan lebar bahu (FCSF) pada jalan perkotaan dengan bahu

b) Jalan dengan kereb

Tentukan faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping (FC) dari Tabel C-4:2 berdasarkan jarak antara kereb dan penghalang pada trotoar W dari Formulir UR-1, dan kelas hambatan samping (SFC) dari Formulir UR-2, dan masukkan hasilnya ke dalam Formulir UR-3, Kolom 14.

Tipe jalan Kelas hamhatansamping(SFC

Faktor penyesuaian untuk hambatan samping danlebar bahuLebar bahu efektif rata-rata WK (m)

≤0,5m 1,0 m 1,5 m ≥2 mEmpat-lajur terbagi4/2 D

Sangat RendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

0,950,940,910,860,81

0,970,960,930,890,85

0,990,980,950,920,88

1,011,000,980,950,92

Empat-lajur tak-terbagi4/2 UD

Sangat RendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

0,950,930,900,840,77

0,970,950,920,870,81

0,990,970,950,900,85

1,011,000,970,930,90

Dua-lajur tak-terbagi2/2 UD atauJalan satu-arah

Sangat RendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

0,930,900,860,780,68

0,950,920,880,810,72

0,970,950,910,840,77

0,990,970,940,880,82

Tabel C-4:1 Faktor penyesuaian kapasitas untuk pengaruh hambatan samping dan jarak kerebpenghalang (FCSF) jalan perkotaan dengan kereb

c) Faktor penyesuaian FCSF untuk jalan enam-lajurFaktor penyesuaian kapasitas untuk jalan 6-lajur dapat ditentukan dengan menggunakan nilai FC untuk jalan empat-lajur yang diberikan pada Tabel C-4:1 atau C-4:2, sebagaimana ditunjukkan di bawah:

FC6,SF = 1 -0,8 (1 – FC4,SF)

dimana:FC6,SF = faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan enam-lajur FC4,SF = faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan empat-lajur

LANGKAH C-5: FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS UNTUK UKURAN KOTA (FC )

CS

Tentukan penyesuaian untuk ukuran kota dengan menggunakan Tabel C-5:1 sebagai fungsi jumlah penduduk (Juta) dari Formulir UR-1, dan masukkan hasilnya ke dalam Formulir UR-3, Kolom 15.

Ukuran kota (Juta penduduk) Faktor penyesuaian untuk ukuran kota<0,1

0,1 – 0,50,5 -1,01,0 – 3,0

>3,0

0,860,900,941,001,04

Tabel C-5:1 Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota (FCCS ) pada jalan perkotaan

LANGKAH C-6: PENENTUAN KAPASITAS

Tentukan kapasitas segmen jalan pada kondisi lapangan dengan menggunakan data yang diisikan ke dalam Formulir UR-3 Kolom 11-15 dan masukkan hasilnya ke dalam Kolom 16.

C = C0 x FCW x FCSP X FCSF X FCCS (smp/jam)dimana:C =KapasitasCO = Kapasitas dasar (smp/jam)FCQW = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu-lintasFCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah FCSF = Faktor penyesuaian hambatan sampingFCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota

LANGKAH D : PERILAKU LALU-LINTAS

Untuk jalan tak-terbagi, analisa dilakukan pada kedua arah lalu-lintas. Untuk jalan terbagi, analisa dilakukan terpisah pada masing-masing arah lalu-lintas, seolah-olah masing-masing arah merupakan jalan satu arah yang terpisah.Gunakan kondisi masukan yang ditentukan dalam Langkah A-1 dan A-3 (Formulir UR-1 dan UR-2) dan kecepatan arus bebas dan kapasitas yang ditentukan dalam Langkah B dan C (Formulir UR-3) untuk menentukan derajat kejenuhan, kecepatan dan waktu tempuh. Gunakan Formulir UR-3 untuk analisa perilaku lalu-lintas.

LANGKAH D-1 : DERAJAT KEJENUHAN

1. Lihat arus total (Q) dari Formulir UR-2 Kolom 10 Baris 5 untuk jalan tak-terbagi, dan Kolom 10 Baris 3 dan 4 untuk masing masing arah dari jalan terbagi, dan masukkan nilainya ke dalam Formulir UR-3 Kolom 21.

2. Dengan menggunakan kapasitas (C) dari Kolom 16 Formulir UR-3, hitung rasio antara Q dan C yaitu derajat kejenuhan dan masukkan nilainya ke dalam Kolom 22.

DS = Q/C

LANGKAH D-2: KECEPATAN DAN WAKTU TEMPUH

1. Tentukan kecepatan pada kondisi lalu-lintas, hambatan samping dan kondisi geometrik sesungguhnya sebagai berikut dengan menggunakan Gambar D-2:1 (jalan dua-lajur tak-terbagi) atau Gambar D-2:2 (jalan banyak-lajur atau jalan satu-arah) sebagai berikut:a) Masukkan nilai derajat kejenuhan (DS dari Kolom 22) pada sumbu horisontal (X)

pada bagian bawah gambar.b) Buat garis sejajar dengan sumbu vertikal (Y) dari titik tersebut sampai berpotongan

dengan nilai kecepatan arus bebas sesungguhnya (FV dari Kolom 7). c) Buat garis horisontal sejajar dengan sumbu (X) sampai berpotongan dengan sumbu

vertikal (Y) pada bagian sebelah kiri gambar dan lihat nilai kecepatan kendaraan ringan sesungguhnya untuk kondisi yang dianalisa.

d) Masukkan nilai ini ke dalam Kolom 23 Formulir UR-3. 2. Masukkan panjang segmen L (km) ke dalam Kolom 24 (Formulir UR-1).3. Hitung w aktu tempuh rata-rata untuk kendaraan ringan dalam jam untuk kondisi yang

diamati, dan masukkan hasilnya ke dalam Kolom 25:

Waktu tempuh rata-rata TT = L/V (jam)

(Waktu tempuh rata-rata dalam detik dapat dihitung dengan TT x 3.600)

Gambar D-2:1 Kecepatan sebagai fungsi dari DS untuk jalan 2/2 UD

Gambar D-2:2 Kecepatan sebagai fungsi dari DS untuk jalan banyak-lajur dan satu-arah

LANGKAH D-3: PENILAIAN PERILAKU LALU-LINTAS

Manual ini terutama direncanakan untuk memperkirakan kapasitas dan perilaku lalu-lintas pada kondisi tertentu yang berkaitan dengan rencana geometrik, lalu-lintas dan lingkungan. Karena hasilnya biasanya tidak dapat diperkirakan sebelumnya, mungkin diperlukan perbaikan kondisi yang sesuai dengan pengetahuan para ahli, terutama kondisi geometrik, untuk memperoleh perilaku lalulintas yang diinginkan berkaitan dengan kapasitas, kecepatan dan sebagainya.

Cara yang paling cepat untuk menilai hasilnya adalah dengan melihat derajat kejenuhan dari kondisi yang diamati, dan membandingkannya dengan pertumbuhan lalu-lintas tahunan dan "umur" fungsional yang diinginkan dari segmen jalan tersebut. Jika derajat kejenuhan yang diperoleh terlalu tinggi (DS > 0,75), pengguna manual mungkin ingin meruhah asumsi yang berkaitan dengan penampang melintang jalan dan sebagainya, dan membuat perhitungan baru. Hal ini akan membutuhkan formulir baru dengan nomor soal yang baru. Perhatikan bahwa untuk jalan terbagi, penilaian harus dikerjakan dahulu pada setiap arah untuk sampai pada penilaian yang menyeluruh.

.