MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

download MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

of 19

Transcript of MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

  • 7/23/2019 MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

    1/19

    4

    MATERI KULIAH METROLOGI INDUSTRI

    KALIBRASI DAN KETIDAKPASTIAN

    Dosen : Ir. Sally Cahyati MT.

    Sifat Umum dari Alat Ukur

    Sebuah alat ukur yang direncanakan dan dibuat dengan sesempurna

    mungkin tetap mempunyai keterbatasan. Ketidaksempurnaan tidak bisa

    dihilangkan dan hanya dalam batas-batas tertentu dianggap valid untuk

    digunakan untuk suatu proses pengukuran. Untuk menyatakan sifat-sifat atau

    karakteristik alat ukur terdapat beberapa istilah teknik supaya tidak timbul salah

    pengertian dalam penyampaian hasil pengukuran.

    Rantai Kalibrasi

    Kalibrasipada dasarnya adalah pengukuran yang membandingkan suatu

    besaran dengan besaran standar. Dalam kalibrasi yang diukur adalah benda

    ukur yang diketahui harga sebenarnya yang menjadi acuan kalibrasi. Arti

    kalibrasi adalah memastikan hubungan antara harga yang ditunjukkan oleh alat

    ukur atau sistem pengukuran dengan harga yang diabadikan pada suatu bahan

    ukur dengan harga yang sebenarnya dari besaran yang di ukur. Pengertian

    harga sebenarnya adalah konsep ideal atau tidak dapat diketahui dengan pasti.

    Dalam prakteknya harga ini diganti oleh suatu harga yang diabadikan pada suatu

    standar dan kemudian secara internasional diambil sebagai harga yang benar

    (kebenaran konvensional)

    Oleh karena itu Kalibrasi dapat didefinisikan sebagai berikut :

    serangkaian kegiatan pengukuran (metrology) untuk menentukan nilai

    kebenaran konvensional dengan menggunakan metoda pengukuranabsolut atau metoda pembandingan terhadap standar ukur yang mampu

    telusur (traceable)ke standar nasional atau internasional.Dengan kata lain

    kalibrasi merupakan bagian dari metrologi yang membentuk hubungan antara

    nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran dan nilai

    pengukuran yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah

  • 7/23/2019 MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

    2/19

    5

    diketahui dan berkaitan dengan besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.

    Prosedur kalibrasi ini kemudian membentuk suatu mata rantai yang disebut

    rantai keterselusuran yang terbagi menjadi empat tingkatan , yaitu :

    Tingkat 1 Kalibrasi alat ukur kerja dengan memakai acuan alat ukur standar

    kerja.

    Tingkat 2 Kalibrasi alat ukur standar kerja dengan memakai acuan alat ukur

    standar.

    Tingkat 3 Kalibrasi alat ukur standar dengan acuan alat ukur standar dengan

    tingkat yang lebih tinggi (standar nasional).

    Tingkat 4 Kalibrasi standar nasional dengan acuan standar internasional.

    Suatu alat ukur yang mempunyai kinerja (performance), stabilitas,

    keandalan dan keakurasian yang baik tidak dapat bersifat kekal atau bersifat

    tetap. Kinerja alat ukur dapat berubah sewaktu-waktu sehingga perlu dilakukan

    kalibrasi dan pengujian terhadap alat ukur (instrument)secara periodik. Akurasi

    hanya timbul dari kalibrasi yang benar, artinya hasil pengukuran dapat tertelusur

    ke standar nasional/ internasional. Jadi setiap alat ukur lama maupun baru tetap

    harus dikalibrasi untuk meyakinkan besarnya penyimpangan/ kesalahan, apakah

    masih didalam batas yang diijinkan menurut standar atau tidak. Dengan kalibrasi

    dapat menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standarnya, sehingga

    dapat dicatat bahwa manfaat kalibrasi adalah:

    1. Dari hasil kalibrasi dapat diketahui kesalahan penunjukkan instrumen

    ukur, sistem pengukuran atau bahan ukur dengan pemberian nilai pada

    tanda skala tertentu.

    2. Suatu kalibrasi dapat menentukan sifat-sifat metrologi lain

    3. Hasil kalibrasi dapat dinyatakan sebagai suatu faktor kalibrasi atau

    sebagai deret faktor kalibrasi dalam bentuk kurva kalibrasi.

    4. Menjaga kondisi alat ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan

    spesifikasinya.

  • 7/23/2019 MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

    3/19

    6

    Dari hal-hal tersebut di atas maka jelaslah bahwa tujuan kalibrasi adalah:

    1. Menentukan deviasi kebenaran konvensional nilai penunjukkan suatu alat

    ukur atau deviasi dimensi nominal yang seharusnya untuk bahan ukur.

    2. Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional maupun

    internasional.

    Penentuan Ketidakpastian Baku dan Derajat Kebebasan.

    Setiap pengujian yang dilakukan di laboratorium menghasilkan kesalahan

    (error) yang oleh karenanya maka estimasi ketidakpastian hasil pengujian

    sebaiknya disajikan bersama dengan hasil pengujian. Dalam beberapa kasus

    tertentu, sebuah hasil pengujian menjadi tidak bermakna apabila tidak disertai

    dengan pernyataan ketidakpastiannya.

    Didalam mempelajari ketidakpastian hasil pengujian diperlukan pemahaman

    mengenai perbedaan antara kesalahan hasil pengujian dan ketidakpastian hasil

    pengujian. Sebuah kesalahan (error) adalah perbedaan antara hasil pengujian

    dengan nilai benar (true value), sedangkan ketidakpastian adalah parameter

    yang berhubungan dengan hasil pengujian yang mencerminkan ketersebaran

    nilai-nilainya. Cara estimasi ketidakpastian hasil pengujian roughness test ini

    mengacu kepada prinsip-prinsip yang terdapat dalam ISO Guide to the

    Expression o f Uncertainty in Measurement(ISO GUM).

    Salah satu aspek yang penting dari ISO GUM adalah rekomendasi bahwa

    komponen-komponen ketidakpastian secara individual dapat diestimasikan baik

    dengan evaluasi Tipe A maupun evaluasi Tipe B. Evaluasi Tipe A mencakup

    penggunaan metoda statistik dan berlaku hanya untuk serangkaian

    observasi, misalnya pengujian berulang-ulang dari suatu contoh yang

    sama. Sedangkan evaluasi Tipe B dapat mencakup aplikasi pengetahuan

    ataupun pengalaman. Perlu diperhatikan bahwa sumber ketidakpastian tidak

    menentukan tentang cara penghitungan ketidakpastiannya, dengan kata lain

  • 7/23/2019 MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

    4/19

    7

    evaluasi Tipe B tidak hanya berlaku untuk komponen ketidakpastian yang

    berasal dari kesalahan sistematik (systematic error) saja, akan tetapi juga

    berlaku untuk sumber ketidakpastian yang berasal dari kesalahan acak (random

    error).

    Sumber-sumber ketidakpastian tidak mudah untuk diuraikan secara rinci.

    Secara umum ISO GUM mengidentifikasi sumber-sumber ketidakpastian

    sebagai berikut :

    a. definisi yang tidak lengkap dari sesuatu yang diuji

    b. realisasi yang tidak sempurna atas definisi sesuatu yang diuji

    c. sampling yang tidak representatif

    d. kurangnya pengetahuan mengenai efek-efek kondisi lingkungan pada

    pengujian atau pengukuran yang kurang sempurna dari kondisi

    lingkungan

    e. bias perorangan dalam pembacaan instrumen

    f. keterbatasan instrumen dalam resolusi atau batas ambang diskriminasi

    g. nilai yang tidak pasti dari baku pengujian dan bahan referensi

    h. nilai yang tidak pasti dari konstanta dan parameter lain yang diperoleh dari

    sumber-sumber luar dan digunakan reduksi data secara logaritmik

    i. perkiraan-perkiraan dan asumsi-asumsi yang berhubungan dengan

    metode dan prosedur pengujian

    j. variasi dari observasi berulang-ulang dari contoh uji pada kondisi yang

    identik

    Evaluasi Tipe A

    Sebuah input pengukuran digolongkan ke dalam tipe A jika nilainya

    ditentukan dengan melakukan pengukuran secara berulang. Jadi ketidakpastian

    tipe A adalah sesuatu yang dapat dievaluasi hanya jika pengukuran dilakukan

    lebih dari satu kali. Ini memerlukan metode statistik yang sesuai. Statistik sendiri

    terbagi atas dua jenis yaitu statistik deskriptif dan statistik induktif. Statistik

    deskriptif digunakan hanya untuk menggambarkan suatu informasi. Statistik

  • 7/23/2019 MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

    5/19

    8

    induktif digunakan untuk mengolah informasi yang ada sehingga dari hasilnya

    didapat suatu kesimpulan. Untuk evaluasi tipe A di gunakan statistik induktif

    untuk mendapatkan nilai ketidakpastian.

    Berdasarkan nilai-nilai data pengukuran ketidakpastian baku, X1,X2,X3,.,Xn

    diperoleh :

    - Harga rata-rata (_

    X ) (merupakan distribusi sentral pengukuran )

    n

    i

    in X

    nn

    XXXX

    1

    21 1... 4)(2.4)

    -Variance (S2)

    S2=

    n

    i

    n XXnn

    XXXXXX

    1

    21

    222

    21 )(

    1

    1

    1

    )(....)()( 5)(2.5)

    -Standar deviasi

    S =

    n

    n

    XXn

    S1

    21

    2 )(1

    1 6)...(2.6)

    Berdasarkan ketiga besaran tersebut, maka nilai ketidakpastian tipe A (UA)

    adalah deviasi standar dari nilai rata-rata

    UA=n

    SXS )( (2.7)

    Derajat kebebasan VA = n1

    4)Komite Akreditasi Nasional, Pedoman Estimasi Ketidakpastian Hasil Pengujian5)Idem6)Idem

  • 7/23/2019 MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

    6/19

    9

    Ketidakpastian Tipe B

    Ketidakpastian tipe B adalah ketidakpastian yang diperoleh

    berdasarkan scientific judgement . Ada beberapa perkiraan yang harus

    dilakukan atas suatu komponen ketidakpastian tipe B, yaitu: batas sebaran,

    jenis sebaran dan ketidakpastian relatif.Ketiga parameter itu diperlukan untuk

    menentukan besarnya ketidakpastian dan derajat kebebasan.

    Batas sebarandapat ditentukan berdasarkan beberapa macam informasi,

    misalnya:

    1. Pernyataan nilai ketidakpastian dari sertifikat kalibrasi dari alat ukur yang

    digunakan.

    2. Daya baca terkecil pada alat ukur ataupun dari operator.

    3. Pengalaman mengenai sifat-sifat khusus suatu alat, bahan, lingkungan

    atau sistem.

    Batas sebaran dinyatakan sebagai setengah dari rentang sebaran itu,

    yang disebut sebagai rentang paruh (semi range) dengan notasi a. Atau dapat

    dikatakan bahwa rentang sebaran itu dapat dinyatakan sebagai a .

    Setelah menetapkan batas sebaran, hal berikutnya adalah

    memperkirakan bagaimana nilai-nilai ini tersebar di dalam rentang tersebut.

    Beberapa jenis sebaran telah diterangkan, yaitu sebaran normal, persegi,

    segitiga dan trapezoid, selain beberapa sebaran lain yang jarang digunakan.

    Perhatikan ISO Guide tidak menetapkan aturan mengenai jenis sebaran mana

    yang berlaku untuk komponen ketidakpastian tertentu, atau hal-hal praktis lain

    sebagai menentukan besarnya daya baca alat ukur. Hal-hal tersebut dilakukan

    dengan pemikiran kritis, kejujuran intelektual dan keterampilan professional

    yang sangat penting bagi seorang ahli metrologi.

    Sertifikat Kalibrasi

    Komponen-komponen dalam suatu sistem pengukuran yang mungkin

    akan mempengaruhi hasil pengukuran sehingga akan menimbulkan

    ketidakpastian dalam hasil pengukuran tersebut. Hubungan antara komponen-

    komponen tersebut perlu didefinisikan dalam sebuah model. Untuk menunjukkan

  • 7/23/2019 MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

    7/19

    10

    seberapa besar pengaruh tiap-tiap komponen atau input terhadap hasil

    pengukuran. Meskipun sebuah model dapat saja berupa sebuah sketsa

    sederhana. Perlu membuat model matematis guna menghitung koefisien

    sensitivitas.

    Dalam sertifikat kalibrasi sering dicantumkan ketidakpastiannya.

    Ketidakpastian yang dicantumkan dalam sertifikat kalibrasi dapat dianggap

    mempunyai bentuk sebaran yang mendekati sebaran normal, yang merupakan

    akibat dari proses penggabungan komponen-komponen ketidakpastian.

    Ketidakpastian ini dapat dihitung dengan

    UB1 =k

    EAMK1 7) (2.8)

    EAMK 1= Ketidakpatian referensi yang besarnya diketahui

    k = faktor cakupan yang ditentukan berdasarkan distribusi

    Tingkat kepercayaan yang telah ditetapkan untuk distribusi normal adalah

    95% (ISO GUM). Dari tabel distribusi normal didapatkan nilai k = 2 untuk VB =

    (tak hingga)

    Resolusi alat ukur analog

    Resolusi diperoleh dari fakta yang dapat dilihat dari skala penunjuk alat ,

    tampilan digital,dan lain-lain ataupun dari yang dijelaskan dalam data spesifikasi

    pabrik

    UB2 =3

    1ADKE

    8)(2.9)

    EADK 1 = Resolusi alat yang dikalibrasi

    3 = ditribusi kebolehjadian berbentuk segi-empat dengan VB=

    6 = distribusi kebolehjadian berbentuk segi-tiga dengan VB=

    7))Komite Akreditasi Nasional, Pedoman Estimasi Ketidakpastian Hasil Pengujian8))Komite Akreditasi Nasional, Pedoman Estimasi Ketidakpastian Hasil Pengujian

  • 7/23/2019 MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

    8/19

    11

    Pemilihan 3 paling sering dipergunakan oleh industri untuk menghitung

    ketidakpastian karena berdasarkan pengalaman, sebaran distribusi segi-tiga

    pasti masuk juga kedalam sebaran distribusi segi-empat.

    Ketidakpastian standar gabungan (combined)

    Ketidakpastian standar gabungan uv(y) merupakan kumpulan dari

    ketidakpastian standar u(x1): ; dimana: y = f(x1,x2,x3,.xn)

    Persamaan perhitungan ketidakpastian standar gabungan didasarkan pada

    hukum propagasi (rambatan) ketidakpastian Taylor orde 1. Untuk ketidak-linieran

    f yang cukup berarti signifikan, biasanya digunakan orde yang lebih tinggi.

    Ketidakpastian standar gabungan dari besaran-besaran masukan/input

    yang uncorrelateddihitung dengan rumus :

    UC =2

    22

    12

    BBA UUU 9)(2.10)

    Derajat ketidakpastian efektif tipe B

    Derajat kebebasan untuk komponen ketidakpastrian tipe B ditentukan dari

    keandalan taksiran nilai batasnya. Untuk beberapa distribusi, batasnya dapat

    ditentukan sedemikian supaya kita benar-benar yakin akan nilainya. Dalam hal

    ini maka derajat kebesarannya adalah tak hingga. Umumnya taksiran terburuk

    (worst case) akan menghasilkan hal ini.Derajat ketidakpastian efektif dapat

    dihasilkan dengan persamaan :

    2

    42

    1

    41

    4

    4

    B

    B

    B

    B

    A

    A

    Ceff

    V

    U

    V

    U

    V

    U

    UV

    10)...(2.11)

    Ketidakpastian Expanded

    Ketidakpastian standar gabungan Uc merupakan ketidakpastian yang

    dinyatakan pada kebanyakan hasil-hasil pengukuran. Namun demikian untuk

    tujuan komersil, industri atau aplikasi legal seperti yang berkaitan dengan

    9)Mustar,A, Rachman, Analisa ketidakpastian Hasil Pengukuran10) Mustar,A, Rachman, Analisa ketidakpastian Hasil Pengukuran

  • 7/23/2019 MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

    9/19

    12

    kesehatan, keamanan atau keselamatan sering diperlukan ukuran ketidakpastian

    yang menyebabkan interval sekitar hasil pengukuran. Ukuran ketidakpastian itu

    dikenal dengan ketidakpastian expanded symbol U. Nilai U didapat dari

    ketidakpastian gabungan dikalikan dengan faktor cakupan (coverage factor)

    yang dirumuskan sebagai:

    U = k.Uc(y)atau Y = yU 11)...(2.12)

    dimana: y = nilai ukur Y = nilai pengukuran

    Prosedur Pengkalibrasian dan Pengukuran

    Sebelum pengukuran benda ukur dilakukan perlu dilakukan

    pengkalibrasian terlebih dahulu terhadap alat ukur Surftest 301. Untuk

    mendapatkan hasil yang telah di standarkan pengkalibrasian harus dilakukan

    dengan mengikuti prosedur pengkalibrasian,yaitu :

    Contoh Kasus: Kalibrasi Roughness test

    Prosedur pengkalibrasian Surftest 301

    1. Peralatan yang digunakan

    - Precision roughness sampel, sebagai ukuran standar

    - Termometer dan higrometer untuk ruangan

    - Meja rata

    2. Bahan yang diperlukan

    - Alkohol 70 %

    - Tissue pembersih atau kain halus

    3. Prosedur kalibrasi

    - Kalibrasi dilakukan dalam ruangan dengan temperatur 20C dan

    kelembaban 40-45%. Proses pengukuran harus dilakukan diatas

    meja rata.

    11)Idem

  • 7/23/2019 MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

    10/19

    13

    - Precision roughness sample dan surftest harus disimpan dalam

    ruangan kalibrasi minimal hingga keduanya mempunyai temperatur

    yang sama dengan temperatur ruangan

    - Bersihkan Precision roughness sample dengan kain yang diberikan

    alkohol untuk menghilangkan kotoran dan minyak

    - Kalibrasi dilakukan pada minimal 5 titik pengukuran yang berbeda

    posisi

    - Pada saat melakukan pengukuran posisi stylus harus 90 atau

    tegak lurus terhadap precision roughness sample. Ketinggian stylus

    haruslah bersandar pada precision roughness sample tetapi tidak

    menggantung dan tidak terlalu menekan.

    - Hasil Ra yang ditunjukkan petunjuk surftest harus sama dengan

    harga sebenarya precision roughness sample jika tidak sama maka

    dilakukan penyesuaian dengan gain adjustment

    - Panjang pengukuran (sample length) haruslah sesuai dengan

    angka kelas kekasaran. Panjang pengukuran mengacu pada

    standar ISO 4288

    Pada proses pengukuran juga terdapat prosedur pengukuran yang

    bertujuan meminimalisasi perbedaan hasil pengukuran dan mendapatkanhasil pengukuran yang mendekati harga sebenarnya. Berikut adalah

    prosedur pengukuran

    Prosedur Pengukuran

    1. Peralatan yang digunakan

    1. Surftest 301

    2. Termometer dan higrometer untuk ruangan

    3. Meja rata

    4. Benda ukur

    1. Bahan yang diperlukan

    1. Alkohol

    2. Tissue pembersih

  • 7/23/2019 MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

    11/19

  • 7/23/2019 MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

    12/19

    15

    - resolusi : 0,01 m- perbesaran

    Auto : 200X, 500X, 2000X,10000X

    Fixed : 200X, 5000X, 1000X, 2000X, 5000X, 10000X

    - Kecepatan detektor pengukuran 0.5 mm/s

    kembali : 1mm/s

    - Panjang sampel : 0.25, 0.8, 2.5, 8 mm

    Gambar 2.7 Mitutoyo Surftest 301

  • 7/23/2019 MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

    13/19

    16

    - Filter : 1. 2CR (analog filter)

    2. PC- 50% (Gaussian filter)

    3. PC75% (Phase compensation digital filter)

    - Dimensi :

    260 (W) x 153 (D) x 75 (H) mm

    masa : 1.4 kg (3.08 lbs)

    Standar ISO 2632 dan ISO 1880

    Untuk mengatur harga kekasaran yang diperbolehkan pada suatu

    spesimen, ISO telah mengeluarkan sebuah standar yang mengatur batas

    maksimal dan minimal nilai kekasaran permukaannya. Standar tersebut diberi

    nomer ISO 2632.Batas maksimal dari hasil pengukuran adalah +12%dari angka

    kelas kekasarannya (angka kelas kekasaran diatur oleh standar ISO 1302-1978),

    sedangkan batas minimalnya adalah -17%.

    Untuk mengatur standar ketidakpastian kekasaran permukaan, ISO juga

    telah mengeluarkan standar 1880. Standar ISO 1880 berisi batas-batas

    ketidakpastian suatu pengukuran kekasaran permukaan untuk setiap tingkat

    angka kelas kekasaran. Untuk N12- N8 adalah 3% , untuk N7-N5 adalah 4%

    sedangkan untuk N4-N1 adalah 5%.

    Data Hasil Pengukuran

    Setelah pengukuran dilakukan sesuai standar prosedur didapat data hasil

    pengukuran. Jumlah frekwensi pengukuran yang dilakukan menurut standar

    prosedur pengukuran adalah sebanyak lima kali untuk setiap spesimen. Hasil

    pengukuran haruslah masuk kedalam standar ISO 2632 yang mengatur tentang

    batas toleransi nilai pengukuran kekasaran suatu spesimen. Perbandingan data

    hasil pengukuran dengan standar ISO 2632 dapat dilihat pada tabel 4.1

  • 7/23/2019 MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

    14/19

    17

    Tabel 4.1 Perbandingan hasil pengukuran dengan ISO 2326

    AngkaKelas

    Kekasaran

    Ra Pengukuran1

    Pengukuran2

    Pengukuran3

    Pengukuran4

    Pengukuran5

    Toleransi hasilpengukuran

    (m) ISO 2632 (m)

    (m) min maks

    N 11 25 24,95 23,48 25 24,42 24,13 21 28

    N 10 12,5 12,88 12,02 12,96 12,28 12,56 10,3 14

    N 9 6,3 6,10 6,3 6,54 6,44 6,51 5,3 7,1

    N 8 3,2 3,2 3,26 3,28 3,17 3,30 2,7 3,58

    N 7 1,6 1,63 1,59 1,77 1,65 1,62 1,33 1,79

    N 6 0,8 0,81 0,83 0,82 0,82 0,82 0,66 0,89

    N 5 0,4 0,39 0,4 0,39 0.39 0,4 0,34 0,44

    Ketidakpastian Tipe A

    Berdasarkan data pada tabel 3.1 dapat dihitung harga rata-rata dari setiap

    spesimen dengan persamaan 2.4

    n

    i

    in X

    nn

    XXXX

    1

    21 1...

    Setelah harga rata-rata didapat, varians dapat dihitung dengan menggunakaan

    persamaan 2.5

    S2=

    n

    i

    n XXnn

    XXXXXX

    1

    21

    222

    21 )(

    1

    1

    1

    )(....)()(

    Apabila harga varians telah kita dapatkan, sebelum kita mengetahui besar

    ketidakpastian tipe A mencari harga standar deviasi terlebih dahulu. Harga

    standar deviasi dapat diperoleh dengan persamaan 2.6

    S =

    n

    n

    XXn

    S1

    21

    2 )(1

    1

    Berdasarkan harga standar deviasi masing-masing sample, harga ketidakpastian

    tipe A dari sample tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan

    2.7

    UA=n

    SXS )(

  • 7/23/2019 MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

    15/19

    18

    Untuk memudahkan perhitungan ketidakpastian tipe A, dapat digunakan

    komputer dengan berbagai macam software statistik. Salah satunya adalah

    SPSS. Cara penggunaanya ialah hanya dengan memasukkan data yang

    diperoleh untuk kemudian diolah oleh processor sehingga menghasilkan data-

    data statistik sesuai dengan pilihan kita. Hasil perhitungan ketidakpastian tipe A

    yang diperoleh menggunakan software SPSS dapat pada dilihat pada tabel 4.2 .

    Tabel 4.2 Tabel ketidakpastian tipe A

    Normalisasi Ra (m)

    Penyimpangan dari nilai nominal (m) HargaRata-

    rata(m)Variance

    Standardeviasi

    Ketidakpastian(m)P 1 P 2 P 3 P4 P 5

    N 11 25 -0,05 -1,52 0 -0,58 -0,87 0,604 0,395 0,628 0,28N 10 12,5 0,38 -0,48 0,46 -0,22 0.06 0,03 0,149 0,386 0,17

    N 9 6,3 -0,2 0 0,24 0,14 0,21 0,078 0,032 0,18 0,08

    N 8 3,2 0 0,06 0,08 -0,03 0,1 0,042 0,003 0,05 0,022

    N 7 1,6 0,03 -0,01 0,17 0,05 0,02 0,052 0,0048 0,069 0,03

    N 6 0,8 0,01 0,03 -0,02 0,02 0,02 0,016 0,00037 0,019 0,0085

    N 5 0,4 0,01 0 0,01 0,01 0 0,006 0,00003 0,0054 0,0024

    Ketidakpastian Tipe B

    1. Ketidakpastian dari kalibrasi

    Pada bab 2.2.4 telah dibahas standar prosedur kalibrasi dari surftest 301

    sehingga dapat diperoleh nilai ketidakpastiannya. Berdasarkan hasil

    pengkalibrasian surftest tersebut didapatkan nilai ketidakpastian yang besarnya

    0,01 (m) dengan asumsi distribusi kebolehjadian berbentuk normal dan tingkat

    kepercayaan 95%. Untuk mencari ketidakpastian standarnya maka dapat

    dipergunakan persamaan 2.8

    UB1 =k

    EAMK1

    = 005,02

    01,0 m

  • 7/23/2019 MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

    16/19

    19

    2. Ketidakpastian dari resolusi

    Data yang didapat dari spesifikasi pabrik, resolusi alat Mitutoyo Surftest

    301 adalah 0,01 m. Berdasarkan dari ISO GUM distribusi kebolehjadiannya

    bisa diasumsikan berbentuk segi-empat dengan k = 3 . Untuk mencari

    ketidakpastiannya dapat menggunakan persamaan 2.9

    UB2 =3

    1ADKE

    = 0057,03

    01,0 m

    Ketidakpastian Gabungan

    Langkah selanjutnya adalah menghitung ketidakpastian gabungan dari

    hasil perhitungan UA dari setiap sampel dengan UB1 dan UB2 dengan

    menggunakan persamaan 2.10

    UC =2

    22

    12

    BBA UUU

    Hasil perhitungan UCdiperlihatkan dalam tabel 4.3

    Tabel 4.3 Nilai Ketidakpastian Gabungan

    Angka kelas kekasaran UC (m)

    N 11 0,281

    N 10 0,171

    N 9 0,081

    N 8 0,023

    N 7 0,030

    N 6 0,011

    N 5 0,008

    Derajat Kebebasan Efektif

    Derajat kebebasan efektif digunakan untuk menaksir nilai batas dari suatu

    ketidakpastian. Untuk mencari ketidakpastian ekspanded, derajat kebebasannya

    dapat dicari dengan menggunakan persamaan 2.8

  • 7/23/2019 MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

    17/19

    20

    2

    42

    1

    41

    4

    4

    B

    B

    B

    B

    A

    A

    Ceff

    V

    U

    V

    U

    V

    U

    UV

    Hasil perhitungan Derajat kebebasan tiap sampel diperlihatkan oleh tabel 4.4

    Tabel 4.4Nilai derajat kebebasan dari tabel distribusi student-t

    Angka kelas kekasaran Veff K

    N 11 4 2,13

    N 10 4 2,13

    N 9 4 2,13

    N 8 5 2,01

    N 7 5 2,01

    N 6 11 1,79

    N 5 493 1,654

    Ketidakpastian Ekspanded

    Setelah derajat kebebasan efektif didapat,maka dari tabel distribusi

    student-t diperoleh faktor keffmasing-masing sampel.Selanjutnya ketidakpastian

    ekspanded dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan 2.11

    U = k.Uc

    Hasil perhitungan ketidakpastian ekspanded tiap sampel diperlihatkan pada tabel

    4.5. Jika angka ketidakpastian ekspanded yang didapat masuk kedalam batas

    standar ISO 1880 ,maka roughness test ini valid untuk digunakan.

    Tabel 4.5Nilai ketidakpastian ekspanded

    Angka kelas kekasaran U(m)

    N 11 0,596

    N 10 0,364

    N 9 0,162

    N 8 0,046N 7 0,06

    N 6 0,019

    N 5 0,013

  • 7/23/2019 MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

    18/19

    21

    Analisis Pengolahan Data

    Untuk membuat sebuah pengukuran mempunyai arti maka suatu besaran

    dari sebuah pembacaan haruslah disertai angka ketidakpastian. Semakin kecil

    angka ketidakpastian hasil pengukuran suatu alat maka alat ukur tersebut

    semakin baik. Untuk mengatur batas toleransi spesimen alat pembanding

    kekasaran permukaan maka ISO mengeluarkan standar ISO 1880 dan ISO

    2632 yang berisi batasan angka ketidakpastian pengukuran permukaan tipe D

    (kekasaran). Pada tabel 4.6 diperlihatkan perbandingan antara toleransi

    ketidakpastian ISO 1880 dengan data ketidakpastian roughness standard hasil

    pengolahan.

    Tabel 4.6 Perbandingan angka ketidakpastian roughness standard denganstandar ISO 1880Angka kelasKekasaran Ra (m) U ISO 1880

    URoughnessStandard

    N 11 25 3 % 2,384%

    N 10 12,5 3 % 2,92%

    N 9 6,3 3 % 2,57 %

    N 8 3,2 3 % 1,43 %

    N 7 1,6 4 % 3,75 %

    N 6 0,8 4 % 2,37 %

    N 5 0,4 4 % 3,25 %

    Pada tabel 4.6 dapat dilihat adanya perbedaan angka ketidakpastian dari

    masing-masing spesimen. Persentase ketidakpastian terbaik adalah pada

    spesimen N 8, sedangkan yang terendah adalah spesimen N 7.. Perbedaan

    besarnya angka ketidakpastian bisa ditimbulkan oleh berbagai macam faktor.

    Salah satu faktor penyebab timbulnya perbedaan hasil pengukuran ini

    adalah terjadinya penyimpangan pada saat pengukuran karena

    ketidaksempurnaan alat dan kesalahan operator. Penyimpangan yang biasa

    terjadi adalah seperti kesalahan pada posisi pengukuran, kerataan pengukurandan ketegaklurusan stylus dan lain-lain.

    Pengambilan posisi pengukuran sangatlah berpengaruh terhadap hasil

    pengukuran. Pengukuran kekasaran permukaan spesimen haruslah tegak lurus

    berpotong terhadap arah bekas pengerjaan dengan tujuan mendapatkan angka

    kekasaran terbesar. Apabila pengukuran tidak tegak lurus berpotongan, maka

  • 7/23/2019 MK Metrologi Kalibrasi dan Ketidakpastian.pdf

    19/19

    22

    nilai kekasaranya akan berkurang atau cenderung lebih halus. Kerataan

    pengukuran dan ketegaklurusan stylus juga sangat berpengaruh karena dapat

    memperbesar atau memperkecil hasil pengukuran permukaan.

    Kesimpulan

    Berdasarkan pengukuran alat roughness standard yang telah dilakukan,

    dihasilkan angka ketidakpastian alat tersebut yang dapat dilihat dalam tabel 4.6.

    Setiap spesimen mempunyai nilai angka ketidakpastian yang berbeda-beda.

    Persentase ketidakpastian terbaik adalah pada spesimen N 8 dengan nilai 1,43

    %, sedangkan yang terendah adalah spesimen N 7 dengan nilai 3,75 %. Hasil

    angka ketidakpastian dari seluruh sampel jika dibandingkan standar ISO 1880

    dengan batas toleransi ketidakpastian 3 % untuk N11-N8 dan 4 % untuk N7-N4

    masih lebih kecil, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa alat roughness

    standar ini valid untuk digunakan pada tingkatan alat ukur kerja. Hasil

    perbandingan seluruhnya diperlihatkan secara lengkap pada tabel 5.1 .

    Tabel 5.1Kesimpulan persentase ketidakpastian roughness standard

    Angka kelasKekasaran

    Ra (m) U ISO 1880U Roughness

    standard

    PerbandinganU pengukurandengan U ISO

    Keterangan

    N 11 25 3 % 2,384% < ValidN 10 12,5 3 % 2,92% < Valid

    N 9 6,3 3 % 2,57 % < Valid

    N 8 3,2 3 % 1,43 % < Valid

    N 7 1,6 4 % 3,75 % < Valid

    N 6 0,8 4 % 2,37 % < Valid

    N 5 0,4 4 % 3,25 % < Valid