Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugas
-
Upload
purwandaru-widyasunu -
Category
Education
-
view
317 -
download
17
Transcript of MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugas
Purwandaru Widyasunu
Laboratorium Tanah dan
Sumberdaya Lahan – FAPERTA UNSOED 2014
Bab 5. Metode Pemberian Air dan Efisiensi Irigasi
5.1. Pengertian Pemberian Air
5.2. Metode Pemberian Air
5.3. Efisiensi Irigasi
5.1. Pengertian Pemberian Air
Tatalaksana memberikan air untuk pertanaman atau per
areal lahan budidaya tanaman yang sesuai dengan
jumlah kebutuhan tanaman menurut umur (dekade
kebutuhan air) dengan cara tertentu yang paling tepat
pada kondisi sangat dibutuhkan air oleh tanaman.
Dekade pertumbuhan tanaman memerlukan air dalam jumlah kebutuhan yang
ditentukan oleh LAI (leaf area index) atau perkembangan sistem pertajukan
tanaman baik sistem single (pot) ataupun sistem pertanaman (pola tanam/kebun)
menentukan tingkat evapotranspirasi (ET-tanaman). Dekade pengukurannya
tiap sepuluh hari sekali (dasa harian = dasarian).
PENTING UNTUK DIPAHAMI DAN DIKUASAI:
1. Data dasa harian pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang ditentukan
oleh genetis dan lingkungan.
2. Data Eto dan ET-tan lihat FAO perhitungannya; data CH, radiasi,
temperatur, kelembaban udara, IDEALNYA bisa diperoleh dari BMKG paling
terdekat.
3. Kuasai cara menghitung Eto dan AT-tan Allen & Pereira (FAO, 1990);
Oldeman & Frere (FAO,
5.2. Metode Pemberian Air
Cara memberikan air:
Menurut caranya:
1. Lewat permukaan tanah
2. Langsung di bawah permukaan tanah
3. Penyiraman pancaran, tetesan
Menurut tipe/alat irigasi:
1. Irigasi aliran
2. Irigasi pompa
Contoh penggolongan pemberian air irigasi FLOW
IRRIGATION:
1. Perrenial irrigation: sistem irigasi yang menyediakan
air sesuai dengan kebutuhan tanaman selama masa
pertumbuhan tanaman (masuk ke definisi sistem
dekade ET-tan).
2. Inundation irrigation: sistem irigasi di mana tanah
yang akan dikerjaan/ditanami terendam air secara
tidak sengaja kemudian bisa ditanami setelah
mengalami pengeringan secara alami.
3. Sistem Flow-Drain-in-soil (lep-lepan jawa.pen.):
suatu sistem berlaku di jawa menggunakan air irigasi
untuk “ngelep” lahan pada saat musim kemarau
contoh pada saat ada tanaman jagung.
SUHU UDARA EVAPORASI
TRANSPIRASI
Penguapan air
===== Ada laju
penguapan
Perbedaan suhu
udara ANGIN LAJU ANGIN
LAJU SUHU UDARA
PERLU IMBANGAN
AIR IRIGASI (TEKNIS)
Musim hujan;
banyak air
Musim kemarau;
sedikit/kurang air
Perubahan lingkungan
strategis dan respons
• Meningkatnya
kebutuhan air.
• Kelangkaan
ketersediaan air.
• Meningkatnya
persaingan antar
sektor.
• Makin maraknya
hak atas air.
• Berkembangnya
Teknologi Informasi
merubah dinamika
sosial masyarakat
• Respons : tuntutan
air sebagai barang
ekonomi pengurangan
terhadap air untuk
pertanian konflik
akan >>>>>
INGAT DI MASA DEPAN AKAN MUNCUL KASUS
KEKURANGAN SAWAH DAN JARINGAN IRIGASI KARENA
KONVERSI LAHAN SAWAH IRIGASI DI JAWA, BALI, NTB,
SUMATERA BISA DIHITUNG (SBG DERET UKUR).
Peta rawan kekeringan Jawa-Tengah
Di samping sebagai obyek wisata air terjun, air
ini bermanfaat untuk warga sekitar berkaitan
dalam kepentingan pertanian juga
Aliran air di atas bersumber dari air terjun utama
Grojogan Sewu yang kemudian menuju ke cabang-
cabang aliran menuju ke tempat – tempat yang lebih
rendah
Pemandangan tanaman petani warga sekitar. Tidak hanya menanam padi para warga di wilayah
ini. Namun sayuran kubis/ kol juga ikut ditanam bersamaan
Pemandangan tanaman petani warga sekitar. Tidak hanya menanam padi para warga di wilayah
ini. Namun sayuran kubis/ kol juga ikut ditanam bersamaan
Tatalaksana pemberian air irigasi dipengaruhi:
1. Kondisi tanah.
2. Topografi.
3. Ketersediaan air tanah/tampungan/pengaliran CH,
sifat fisika tanah, ketersediaan bahan organik tanah,
kemampuan tanah meresapkan air, kondisi Sub DAS
(daerah tangkapan air), hutan, kondisi
waduk/danau/embung, kondisi sungai, saluran irigasi,
& drainase.
4. Jenis tanaman.
5. Kebiasaan petani individual dan P3A.
6. Kondisi daerah/negara konflik interest, sosek,
keamanan daerah/negara.
Metode (cara) Pemberian Air pada Tanaman
CARA
PEMBERIAN
Irigasi di atas permukaan:
trickle, sprinkle
Irigasi permukaan
Irigasi bawah permukaan:
saluran terbuka, saluran
tertutup
SUB SISTEM IRIGASI:
1. Sub sistem pengembangan sumber air
2. Sub sistem penyaluran air
3. Sub sistem aplikasi
1. Pemberian air lewat permukaan
1.1. Metode penggenangan bebas
Contoh irigasi Mesir kuno air sungai dibiarkan
meluap dan menggenagi permukaan dataran luas arah
kanan dan kiri sungai sifat bebas, tidak terkendali,
efisiensi rendah.
1.2. Peluapan penggenangan terkendali
Tujuan: agar terjadi efisiensi tinggi sehingga
adanya peluapan sungai harus dikendalikan harus
ada petugas shift siang/malam atau menggunakan
sensor sehingga peluapan otomatis buka tutup
menggunakan mesin. Harus ada talud/benteng di
tepian sungai. Pembiayaan?????
Atau bisa digunakan sistem ini untuk parit pemberi air
saluran irigasi (tersier besar) luapan pada sawah.
1.3. Sistem kalenan
Penggunaan hanya diberian pada kalenan-kalenan
yang umumnya dibuat sejajar dengan jaur-jalur
tanaman.
Pipa-pipa dari kalenan disalurkan ke lahan sawah.
1.4. Petak penggenangan atau cekungan-cekungan
Untuk tanaman buah-buahan.
Pengaliran air ke petak-petak penggenangan atau
cekungan-cekungan dengan sistem pengairan lewat
saluran terbuka.
Irigasi permukaan (surface irrigation):
Air diberikan melalui saluran yang dibuat di permukaan
dan air diberikan pada tanaman dengan cara mengalirkan
di permukaan tanah
Menurut rata tidaknya penggenangan air irigasi untuk tanaman:
1. Penggenangan merata:
a. Continous flood static digenangi terus menerus
b. Continous flood flowing mengalir terus-menerus
c. Rotational irrigation dihentikan beberapa hari secara
periodik
d. Intermittent irrigation pemberian air dihentikan pada fase
pertumbuhan tertentu.
e. Rainfall irrigation berdasarkan air hujan
2. Penggenangan tidak merata: basin method, border method, furrow
irrigation, corrugated irrigation.
Basin method digenangi disekitar tanaman
Border method digenangi diantara pematang
Furrow irrigation air mengalir diantara bedeng
Corrugated irrigation: mengalir diantara gulud
Syarat irigasi permukaan:
1. Mempunyai sumber air dengan debit cukup dalam waktu
panjang.
2. Topografi datar.
3. Jenis tanah mampu menahan air.
4. Perlu jaringan irigasi (bangunan dan saluran).
Keuntungan irigasi permukaan:
1. Mudah dilaksanakan
2. Murah dalam pelaksanaan.
3. Mudah diawasi.
4. Dapat dibuat secara sederhana (teknis)
Kerugian irigasi permukaan:
1. Boros membawa pupuk juga (ikut mengalir)
2. Mengurangi luasan lahan pertanian
3. Alat berat seringkali sulit untuk digunakan
Pertimbangan pemberian air
1. Continous flowing (i) air cukup, (ii) tanah tidak
terlalu porus, (iii) dapat menghilangkan asam atau garam,
(iv) temperatur tanah konstan, (v) mampu menekan
gulma, (vi) tidak banyak tenaga.
2. Penggenangan tidak terus menerus (i) diselingi
pengeringan dapat meningkatkan hasil, (ii) dapat
memperbaiki aerasi, (iii) dapat memutus siklus OPT yang
berbiak dalam air, (iv) tanah tidak becek terus, (v) dapat
dilakukan pada lahan agak miring, (vi) untuk tanaman
yang tidak tahan genangan terus-menerus. Namun ada
kerugian: (i) perlu tenaga terampil dan disiplin, (ii)
mempercepat pertumbuhan gulma, (iii) perlu modal
besar, (iv) perlu waktu rotasi yang tepat.
Irigasi Tetes/Drip/Trickle Irrigation:
Merupakan cara pemberian air secara langsung ke dekat
tanaman baik melalui permukaan tanah maupun dalam
tanah dan diberikan secara bersinambungan.
Diharapkan air akan menyebar ke dalam profil tanah
baik secara horisontal maupun vertikal
Luas daerah yang dibasahi dapat dibatasi tergantung
pada besar debit, jenis tanah, kelembaban tanah,
permeabilitas.
Keuntungan irigasi tetes:
1. Efisiensi pemakaian air yang tinggi karena airan air
lambat, langsung pada perakaran, evaporasi dapat
ditekan, run-off tidak ada.
2. Tidak menggangu kegiatan budidaya.
3. Menekan pertumbuhan gulma.
4. Dapat diberikan bersamaan pupuk dan pestisida.
5. Menghemat tenaga kerja.
6. Dapat dilakukan pada daerah dengan topografi tidak
rata.
7. Pemberian air dapat diatur menurut jumlah dan waktu.
8. Tidak mengurangi luas lahan yang ditanami.
Penerapan irigasi tetes:
1. Pada daerah dengan sumberdaya air terbatas.
2. Bisa dilakukan pada tanah berpasir.
3. Untuk budidaya tanaman nilai ekonomi tinggi.
Kekurangan irigasi tetes:
1. Perlu investasi besar (relatif).
2. Teknik perancangan rumit.
3. Penyumbatan emitter mempengaruhi kinerja sistem.
4. Pada daerah yang tidak dibasahi berpotensi terjadi
penumpukan garam.
Agar efisiensi tinggi maka:
1. Tekanan air yang keluar dari emitter harus sama
dengan tekanan atmosfer.
2. Emitter toleran terhadap tekanan pompa.
3. Emitter toleran terhadap perubahan suhu.
Irigasi bawah permukaan tanah:
Cara pemberian air pada tanah yang sesuai antara lain:
datar, permeabilitas tanah rendah, solum cukup dalam >
60 cm, lapisan bawah kedap air, pemasangan pipa harus
baik.
Keuntungan:
1. Lebih efisien dibandingkan irigasi permukaan.
2. Dapat menekan evaporasi.
3. Tidak menggangu budidaya tanaman.
Kelemahan:
1. Penyumbatan lubang perforasi.
2. Bisa terjadi penumpukan garam pada tanah tidak
diairi.
3. Rancangan teknis rumit.
4. Tidak dapat diterapkan pada semua topografi.
5. Biaya mahal belum banyak diterapkan di Indonesia
5.3. Efisiensi Irigasi
Perbandingan antara jumah air yang nyata bermanfaat bagi
tanaman yang diusahakan dengan jumlah air yang diberikan
yang dihitung dalam persen (%).
Ada tiga macam efisiensi irigasi yaitu:
1. Efisiensi penyaluran (water conveyance efficiency)
2. Efisiensi pemberian/efisiensi pemakaian (water
application efficiency)
3. Efisiensi penyimpanan (water storage efficiency)
Efisiensi penyaluran (water conveyance efficiency)
EC = 100 x Wf/Wr
EC = efisiensi penyaluran air
Wf = jumlah air yang sampai di petakan sawah
Wr = jumah air yang dialirkan melalui pintu pengambilan
Efisiensi pemberian/efisiensi pemakaian (water application
efficiency)
Ea = 100 x Ws/Wf
Ea = efisiensi pemberian air
Ws = jumlah air yang tersimpan dalam zone perakaran
selama periode pemberian air
Wf = jumlah air yang sampai di petakan sawah
Efisiensi penyimpanan (water storage efficiency)
Es = 100 x Ws/Wn
Es = efisiensi penyimpanan
Ws = jumlah air yang tersedia/tersimpan pada zone perakaran
Wn = jumah air yang diperoleh pada zone perakaran
menjelang pemberian air.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi:
(Ec) Efisiensi penyaluran kondisi jaringan irigasi dan
penyadapan air secara liar.
(Ea) Efisiensi pemberian/efisiensi pemakaian metode
atau cara pemberian air, sifat tanah dan bentuk
topografi, luas kompleks areal pertanaman, dan kualitas
air irigasi.
(Es) Efisiensi penyimpanan tata air tanah, permeabilitas
dan kapasitas lapang tanah, dan mutu pengolahan
tanah.
Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi:
1. Memperbaiki sarana dan jaringan irigasi.
2. Saluran dibuat lurus dengan kemiringan tertentu.
3. Pengolahan tanah yang baik permukaan tanah rata.
4. Dapat memanfaatkan curah hujan semaksimal mungkin.
5. Menerapkan pola tanam teratur dan pemberian air
dengan sistem golongan.
6. Pemakaian air dalam jumlah yang wajar pada waktu
yang tepat.
7. Dilakukan penyatuan lahan-lahan yang sempit
galengan sempit dijadikan satu lahan pengelolaan
bersama antar petani penggarap lahan sempit.
8. Mempersingkat waktu pengolahan tanah antara lain
persemaian dijadikan satu, kerja olah tanah bersama-
sama.
TUGAS:
SLIDE NOMOR 29 DIURAIKAN / JELASKAN:
1. APA PENGERTIAN DAN ESENSINYA?
2. BAGAIMANA DAPAT DILAKSANAKAN?
3. SIAPA YANG MELAKSANAKAN?
4. APA DAMPAKNYA BAGI KETAHANAN PANGAN?
5. APA DMPAKNYA BAGI KEDAULATAN PANGAN?
Danke