MI/USMAN ISKANDAR MI/USMAN ISKANDAR MI/USMAN … fileDi Jakarta, selain peragaan tahunan Fashion...

1
sain. Meskipun kebanyakan kreasi yang digelar malam itu masih didominasi gaun malam dari bahan sifon melambai-- yang menjadi ciri khasnya--ada pula busana dua potong (pa- danan atas-bawah) dan motif yang dimunculkan. Acong juga banyak memainkan potongan asimetris. Ia menyebut busana baru ini sebagai gaya siap pakai alias ready to wear, meski tetap hanya dibuat berdasarkan pesanan. “Biar orang enggak bilang saya hanya bikin baju-baju sifon panjang,” ujarnya. APPMI 17 tahun Di Jakarta, selain peragaan tahunan Fashion Tendance yang digelar Senin (22/11), Asosiasi Perancang Pengu- saha Mode Indonesia (APPMI) juga merayakan ulang tahun ke-17 dengan menggelar pera- gaan perayaan, Selasa (23/11), keduanya bertempat di Hotel Mulia. Untuk perayaannya ini, APPMI meminta sembilan pengamat dan jurnalis mode se- nior untuk memilih 17 desainer yang dianggap terbaik. “Saya pilih yang punya kon- sep, yang (rancangannya) eng- gak bikin orang aneh,” kata pengamat mode Syahmedi Dean yang menjadi salah satu EBET HALAMAN 13 MINGGU, 28 NOVEMBER 2010 Style MI/SANTIRTA MARTENDANO pemilih. Dua belas desainer pilihan- nya yang tampil di panggung, yakni Afif Syakur, Ali Cha- risma, Anne Avantie, Ferry Sunarto, Lenny Agustin, Jeanny Ang, Malik Moestaram, Misan, Musa Widyatmodjo, Oka Dipu- tra, Rudy Chandra, dan Soe. Lima desainer lain yang juga tampil adalah Dina Midiani, Enny Ming, Harry Ibrahim, Putu Aliki, dan ketua APPMI, Taruna K Kus- mayadi. Musa yang mantan Ket- ua APPMI menjelaskan, para desainer dipilih tidak mesti karena rancangannya. “Misalnya dedikasi dalam pendidikan atau dari segi bis- nisnya,” tutur Musa. Apa pun alasannya, karak- ter koleksi yang ditampilkan beragam. Ada yang terlihat tetap menjunjung daya pakai, ada pula yang terkesan sangat ekstravagan. Beberapa koleksi menarik di- hadirkan desainer Oka Diputra dan Soe. Oka menampilkan gaun-gaun mini dengan detail berlekuk-lekuk seperti air, se- suai dengan tema Water yang diangkatnya. Sementara itu, Soe masih tampil dengan gaya khasnya, edgy, kali ini dengan warna ceria dan motif yang saling tabrak. Ada pula Enny Ming yang menampilkan gaya kasual dengan blus bergaya vest dan celana berdetail pita. Tampaknya APPMI telah ber- hasil menjaring dan mendorong berkembangnya ragam gaya mode. Selanjutnya, bagaimana gaya ini dikemas agar sesuai dengan kebutuhan dan selera masyarakat. (*/M-3) miweekend@ mediaindonesia.com Para Muggle kembali Berpesta Komunitas Indo Harry Potter berusaha meniru segala yang ada di film bahkan sampai tes daya sihir. Move, hlm 17 MI/SANTIRTA MARTENDANO Arantxa Adi buat dari emas dan perak. Awalnya, tudung mantu yang mulai ditenun pada 1755 ini dipergunakan kaum perempuan untuk upacara pernikahan, pesta adat, dan kegiatan di Kerajaan Lingga. Tapi sejak 2004, Ketua PKK Kabupaten Lingga Syarifah Rosemawatie Daria berusaha memperkenalkan tudung man- tu ke masyarakat pecinta kain tradisional di luar Lingga. Ia pun mengumpulkan motif- motif lama yang hampir punah untuk disulamkan kembali. “Supaya lebih praktis dan terjangkau, saya minta pene- nun menyulamkan motif-motif itu ke atas kain sifon (poliester) dengan benang logam yang di- sepuh emas atau perak,” kata istri Bupati Lingga itu, bebera- pa waktu lalu di Jakarta. Semua motif tersebut berupa binatang dan tumbuhan khas di Lingga, yakni awa larat, pucuk rebung, tumpuk manggis, bu- nga tanjung, bunga cengkih, dan itik pulang petang. “Motif-motif itu sudah saya patenkan milik daerah Lingga,” jelasnya. Kini, tudung mantu seharga Rp800.000 hingga Rp1,5 juta per helainya itu banyak diburu perempuan-perempuan Malay- sia dan Singapura. Supaya lebih fashionable , Rosemawatie pun membuat tudung mantu, bukan cuma untuk kerudung, melainkan bisa sebagai pashmina atau selendang. Sehingga penggu- naannya bisa dipadankan de- ngan dress polos. Atas jasanya melestarikan serta memperkenalkan tudung mantu ke masyarakat luas itu, Rosemawatie mendapat peng- hargaan Upakarti 2010. Ia dini- lai berjasa mengangkat tudung mantu menjadi produk industri kecil menengah yang bernilai ekonomi tinggi, melakukan inovasi terhadap motif-motif tenun dan mengembangkan desain serta jenis kain yang digunakan. Rosemawatie juga berhasil membina penenun yang se- mula hanya tersisa dua orang di daerah tersebut, kini men- jadi 45 orang yang tersebar di lima kecamatan di Lingga. Boleh dibilang, dengan tu- dung mantu, ia telah membuka lapangan kerja baru bagi kaum perempuan di Lingga. “Kesulitan kami sekarang adalah benang logam dengan sepuhan emas atau perak itu masih diimpor dari India,” ujarnya. (Ros/M-7) ADA daerah yang terkenal de- ngan kain tenunnya, bordirnya, atau seni membatiknya. Tetapi Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, terkenal dengan tudung mantu (tudong manto). Keru- dung tersebut disulam di atas kain sutra dengan benang ter- Tudung Mantu Khas Lingga Bintang Krisanti J UMAT (19/11) malam, sebuah lokasi terpencil di pinggir tebing di kawasan Pecatu, Bali, mendadak ramai. Sebuah panggung dibangun di halaman tengah resor mewah The Edge itu. Musik berdentum dan sorot lampu sky track seolah ikut menari di langit. Tak lama, panggung ben- derang. Deretan perempuan hadir di atasnya. Malam pun semakin seru, diisi lantunan suara seksi penyanyi Dira Su- gandhi. Sang empunya acara adalah desainer busana Arantxa Adi. Acara ini merupakan wujud terima kasihnya kepada teman dan klien yang setia dalam 12 tahun karier sang perancang. Dalam perbincangan sebe- lum peragaan dimulai, de- sainer yang akrab disapa Acong ini mengatakan pes- ta itu merupakan kemasan yang penting. “Buat saya, memang bu- kan baju saja yang penting, melainkan juga show-nya. Show itu kayak kemasan yang bikin baju makin ba- gus,” tuturnya. Kemasan malam itu terasa semakin glamor dengan ke- hadiran beberapa selebritas, termasuk artis Luna Maya yang ikut memperagakan busana. Nyatanya, industri mode memang bukan hanya soal busana. Bagaimana busana dikemas dan dipresentasikan ikut mempengaruhi daya tarik busana. Namun, Acong juga tidak me- lupakan sisi de- Buat saya, memang bukan baju saja yang penting, melainkan juga show-nya.” Arantxa Adi Desainer busana DOK. PEMKAB LINGGA MEMBANGKITKAN PENENUN: Penenun yang semula hanya tersisa dua orang di daerah tersebut, kini menjadi 45 orang yang tersebar di lima kecamatan di Lingga. SEPUH EMAS: Supaya lebih prakstis dan terjangkau, sulaman kini di atas kain poliester dengan benang yang tidak lagi emas murni, melainkan sepuhan. Dua peragaan koleksi musim depan digelar, bukan hanya soal baju. Perayaan Perjalanan Eny Ming Oka Diputra Ali Charisma Afif Syakur Lenny Agustin Arantxa Adi MI/USMAN ISKANDAR MI/USMAN ISKANDAR MI/USMAN ISKANDAR MI/USMAN ISKANDAR MI/USMAN ISKANDAR MI/SANTIRTA MARTENDANO Sofie MI/USMAN ISKANDAR

Transcript of MI/USMAN ISKANDAR MI/USMAN ISKANDAR MI/USMAN … fileDi Jakarta, selain peragaan tahunan Fashion...

Page 1: MI/USMAN ISKANDAR MI/USMAN ISKANDAR MI/USMAN … fileDi Jakarta, selain peragaan tahunan Fashion Tendance yang digelar Senin (22/11), ... ADA daerah yang terkenal de-ngan kain tenunnya,

sain. Meskipun kebanyakan kreasi yang digelar malam itu masih didominasi gaun malam dari bahan sifon melambai--yang menjadi ciri khasnya--ada pula busana dua potong (pa-danan atas-bawah) dan motif yang dimunculkan. Acong juga banyak memainkan potongan asimetris.

Ia menyebut busana baru ini sebagai gaya siap pakai alias ready to wear, meski tetap hanya dibuat berdasarkan pesanan. “Biar orang enggak bilang saya hanya bikin baju-baju sifon panjang,” ujarnya.

APPMI 17 tahunDi Jakarta, selain peragaan

tahunan Fashion Tendance yang digelar Senin (22/11), Asosiasi Perancang Pengu-saha Mode Indonesia (APPMI) juga merayakan ulang tahun ke-17 dengan menggelar pera-gaan perayaan, Selasa (23/11), keduanya bertempat di Hotel Mulia.

Untuk perayaannya ini, APPMI meminta sembilan pengamat dan jurnalis mode se-nior untuk memilih 17 desainer yang dianggap terbaik.

“Saya pilih yang punya kon-sep, yang (rancangannya) eng-gak bikin orang aneh,” kata pengamat mode Syahmedi Dean yang menjadi salah satu

EBETHALAMAN 13MINGGU, 28 NOVEMBER 2010Style

MI/SANTIRTA MARTENDANO

pemilih.Dua belas desainer pilihan-

nya yang tampil di panggung, yakni Afif Syakur, Ali Cha-risma, Anne Avantie, Ferry Sunarto, Lenny Agustin, Jeanny Ang, Malik Moestaram, Misan, Musa Widyatmodjo, Oka Dipu-tra, Rudy Chandra, dan Sofi e.

Lima desainer lain yang juga tampil adalah Dina Midiani, Enny Ming, Harry Ibrahim, Putu Aliki, dan ketua APPMI, Taruna K Kus-mayadi.

Musa yang mantan Ket-ua APPMI menjelaskan, para desainer dipilih tidak mesti karena rancangannya. “Misalnya dedikasi dalam pendidikan atau dari segi bis-nisnya,” tutur Musa.

Apa pun alasannya, karak-ter koleksi yang ditampilkan beragam. Ada yang terlihat tetap menjunjung daya pakai, ada pula yang terkesan sangat ekstravagan.

Beberapa koleksi menarik di-hadirkan desainer Oka Diputra dan Sofi e. Oka menampilkan gaun-gaun mini dengan detail berlekuk-lekuk seperti air, se-suai dengan tema Water yang diangkatnya. Sementara itu, Sofi e masih tampil dengan gaya khasnya, edgy, kali ini dengan warna ceria dan motif yang saling tabrak.

Ada pula Enny Ming yang menampilkan gaya kasual dengan blus bergaya vest dan celana berdetail pita.

Tampaknya APPMI telah ber-hasil menjaring dan mendorong berkembangnya ragam gaya mode. Selanjutnya, bagaimana gaya ini dikemas agar sesuai dengan kebutuhan dan selera masyarakat. (*/M-3)

[email protected]

Para Muggle kembali Berpesta Komunitas Indo Harry Potter

berusaha meniru segala yang ada di film bahkan sampai tes daya sihir.

Move, hlm 17

MI/SANTIRTA MARTENDANO

Arantxa Adi

buat dari emas dan perak.Awalnya, tudung mantu

yang mulai ditenun pada 1755 ini dipergunakan kaum perempuan untuk upacara pernikahan, pesta adat, dan kegiatan di Kerajaan Lingga. Tapi sejak 2004, Ketua PKK Kabupaten Lingga Syarifah Rosemawatie Daria berusaha memperkenalkan tudung man-tu ke masyarakat pecinta kain tradisional di luar Lingga. Ia pun mengumpulkan motif-motif lama yang hampir punah untuk disulamkan kembali.

“Supaya lebih praktis dan terjangkau, saya minta pene-nun menyulamkan motif-motif itu ke atas kain sifon (poliester) dengan benang logam yang di-sepuh emas atau perak,” kata

istri Bupati Lingga itu, bebera-pa waktu lalu di Jakarta.

Semua motif tersebut berupa binatang dan tumbuhan khas di Lingga, yakni awa larat, pucuk rebung, tumpuk manggis, bu-nga tanjung, bunga cengkih, dan itik pulang petang.

“Motif-motif itu sudah saya patenkan milik daerah Lingga,” jelasnya.

Kini, tudung mantu seharga Rp800.000 hingga Rp1,5 juta per helainya itu banyak diburu perempuan-perempuan Malay-sia dan Singapura.

Supaya lebih fashionable, Rosemawatie pun membuat tudung mantu, bukan cuma untuk kerudung, melainkan bisa sebagai pashmina atau selendang. Sehingga penggu-

naannya bisa dipadankan de-ngan dress polos.

Atas jasanya melestarikan serta memperkenalkan tudung mantu ke masyarakat luas itu, Rosemawatie mendapat peng-hargaan Upakarti 2010. Ia dini-lai berjasa mengangkat tudung mantu menjadi produk industri kecil menengah yang bernilai ekonomi tinggi, melakukan inovasi terhadap motif-motif tenun dan mengembangkan desain serta jenis kain yang digunakan.

Rosemawatie juga berhasil membina penenun yang se-mula hanya tersisa dua orang di daerah tersebut, kini men-jadi 45 orang yang tersebar di lima kecamatan di Lingga. Boleh dibilang, dengan tu-

dung mantu, ia telah membuka lapangan kerja baru bagi kaum perempuan di Lingga.

“Kesulitan kami sekarang adalah benang logam dengan sepuhan emas atau perak itu masih diimpor dari India,” ujarnya. (Ros/M-7)

ADA daerah yang terkenal de-ngan kain tenunnya, bordirnya, atau seni membatiknya. Tetapi Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, terkenal dengan tudung mantu (tudong manto). Keru-dung tersebut disulam di atas kain sutra dengan benang ter-

Tudung Mantu Khas Lingga

Bintang Krisanti

JUMAT (19/11) malam, sebuah lokasi terpencil di pinggir tebing di kawasan Pecatu, Bali, mendadak

ramai. Sebuah panggung dibangun di halaman tengah resor mewah The Edge itu. Musik berdentum dan sorot lampu sky track seolah ikut menari di langit.

Tak lama, panggung ben-derang. Deretan perempuan hadir di atasnya. Malam pun semakin seru, diisi lantunan suara seksi penyanyi Dira Su-gandhi.

Sang empunya acara adalah desainer busana Arantxa Adi. Acara ini merupakan wujud terima kasihnya kepada teman dan klien yang setia dalam 12 tahun karier sang perancang.

Dalam perbincangan sebe-lum peragaan dimulai, de-sainer yang akrab disapa Acong ini mengatakan pes-ta itu merupakan kemasan yang penting.

“Buat saya, memang bu-kan baju saja yang penting, melainkan juga show-nya. Show itu kayak kemasan yang bikin baju makin ba-gus,” tuturnya.

Kemasan malam itu terasa semakin glamor dengan ke-hadiran beberapa sele britas, termasuk artis Luna Maya yang ikut memperagakan busana.

Nyatanya, industri mode memang bukan hanya soal busana. Bagaimana busana dikemas dan dipresentasikan ikut mempengaruhi daya tarik busana.

Namun, Acong juga tidak me-lupakan sisi de-

Buat saya, memang bukan baju saja yang penting, melainkan juga show-nya.”Arantxa AdiDesainer busana

DOK. PEMKAB LINGGA

MEMBANGKITKANPENENUN: Penenun yang se mula hanya tersisa dua orang di daerah tersebut, kini menjadi 45 orang yang tersebar di lima kecamatan di Lingga.

SEPUH EMAS: Supaya lebih prakstis dan

terjangkau, sulaman kini di atas kain poliester dengan benang

yang tidak lagi emas murni, melainkan sepuhan.

Dua peragaan koleksi musim depan digelar, bukan hanya soal baju.

Perayaan PerjalananEny MingOka DiputraAli CharismaAfif Syakur Lenny AgustinArantxa Adi

MI/USMAN ISKANDAR MI/USMAN ISKANDARMI/USMAN ISKANDAR MI/USMAN ISKANDAR MI/USMAN ISKANDARMI/SANTIRTA MARTENDANO

Sofie

MI/USMAN ISKANDAR