Mitigasi Pas Hariyadi

14
TUGAS MITIGASI BENCANA ANNISA LUTFI ZUDAH 26020213140046 Oseanografi B PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

description

.

Transcript of Mitigasi Pas Hariyadi

Page 1: Mitigasi Pas Hariyadi

TUGAS MITIGASI BENCANA

ANNISA LUTFI ZUDAH

26020213140046

Oseanografi B

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

Page 2: Mitigasi Pas Hariyadi

Gunung Gamalama yang oleh kalangan luar negeri juga dikenal dengan sebutan Piek van Ternate terletak pada Provinsi Maluku Utara dengan posisi 0o 48’ LU dan 127o 19’ 30” BT dan mempunyai satu buah kawah dengan nama Kawah Utama. Gunung yang mempunyai ketinggian sekitar 1.715 m dpl atau 1.690 m di atas Kota Ternate ini merupakan tipe gunungapi Strato tipe A. Gunung Gamalama ini dipantau melalui pos pengamatan yang terletak di Jl. Cengkeh Afo, Desa Marikrubu, Ternate, Maluku Utara dengan koordinat 0o 2 47’ 35,46” LU dan 127o 21’ 41” BT pada ketinggian 285 m dpl yang dapat dicapai melalui Kota Ternate.

Potensi penduduk laki-laki yang terpapar oleh aliran awan panas, lava dan atau lahar apabila Gunung Gamalama meletus, adalah sekitar 256 jiwa dan perempuan sekitar 250 jiwa sehingga total sekitar 506 jiwa dari 9 desa pada wilayah KRB 3. Untuk wilayah KRB 2, penduduk laki-laki terpapar sekitar 1.798 jiwa, perempuan sekitar 1.755 jiwa, sehingga total sekitar 3.553 jiwa dari 12 desa. Untuk wilayah KRB 1, penduduk laki-laki sekitar 8.060 jiwa, perempuan sekitar 7.702 jiwa, sehingga total sekitar 15.762 jiwa dari 34 desa.

Untuk ancaman batu pijar dan abu vulkanik, tidak ditemukan potensi penduduk terpapar pada wilayah KRB 3, untuk wilayah KRB 2 sekitar 14.590 jiwa dan 48.528 jiwa untuk wilayah KRB 1.

Gambar 1. Gunung Gamalama (Pulau Ternate, Maluku)

Bangunan yang berpotensi untuk terpapar akibat aliran awan panas, lava dan atau lahar apabila Gunung Gamalama meletus adalah rumah 109 unit, 2 unit fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan 2 unit pada wilayah KRB 3. Pada wilayah KRB 2, ditemukan potensi bangunan rumah sekitar 534 unit, 6 unit fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan 2 unit.

Page 3: Mitigasi Pas Hariyadi

Sedang pada wilayah KRB 1, ditemukan bangunan rumah sejumlah 1.821 unit, fasilitas pendidikan 15 unit dan 4 unit fasilitas kesehatan.

Untuk ancaman batu pijar dan abu vulkanik, tidak ditemukan potensi bangunan terpapar pada wilayah KRB 3. Untuk wilayah KRB 2, potensi bangunan terpapar adalah 91 unit rumah, 1 unit fasilitas pendidikan dan 1 unit fasilitas kesehatan. Sedang untuk wilayah KRB 1 terdapat 1.107 unit rumah, 10 unit fasilitas pendidikan dan 2 unit fasilitas kesehatan.

Apabila Gunung Gamalama meletus, lingkungan yang terpapar akibat aliran awan panas, lava dan atau lahar terdapat pada wilayah KRB 3, 2 dan 1. Untuk wilayah KRB 3, lingkungan yang terpapar berupa hutan seluas 719 ha, lahan pertanian berupa sawah, ladang dan tegalan seluas 160 ha, dan semak belukar seluas 57 ha. Untuk wilayah KRB 2, lingkungan yang terpapar berupa hutan seluas 764 ha, pemukiman dan bangunan seluas 13 ha, lahan pertanian berupa sawah, ladang dan tegalan seluas 433 ha dan semak belukar seluas 73 ha. Untuk wilayah KRB 1, lingkungan yang terpapar berupa hutan seluas 80 ha, pemukiman dan bangunan seluas 197 ha, lahan pertanian berupa sawah, ladang dan tegalan seluas 290 ha, semak belukar seluas 44 ha, dan tanah kosong seluas 4 ha.

Untuk ancaman batu pijar dan abu vulkanik, lingkungan yang terpapar terletak pada wilayah KRB 2 berupa hutan seluas 1.573 ha, lahan pertanian berupa sawah, ladang dan tegalan seluas 178 ha, dan semak belukar seluas 114 ha. Untuk wilayah KRB 1, lingkungan yang terpapar berupa hutan seluas 559 ha, kawasan pertanian berupa sawah, ladang dan tegalan seluas 817 ha, dan semak belukar seluas 98 ha

Gunung Colo terletak di Pulau Una-Una, Provinsi Sulawesi Tengah dan mempunyai ketinggian sekitar 486 m. Gunung Colo yang juga kadang disebut Bukit Sakora merupakan gunungapi tipe strato. Gunungapi Colo berada pada koordinat 0o 10’ LS dan 121o 36,5’ BT. Gunung ini dipantau melalui pos pengamatan yang terletak pada koordinat 00o 24’ 42,06” LS dan 121o 51’ 36,84” BT dengan ketinggian sekitar 2 m dpl dan secara administratif termasuk dalam wilayah Desa Wakai, Kecamatan Una-Una, Kabupaten Tojo, Provinsi Sulawesi Tengah.

Penduduk yang terpapar akibat aliran awan panas, lava dan atau lahar apabila Gunung Colo meletus terdapat pada Kecamatan Una-Una. Potensi penduduk laki-laki yang terpapar pada wilayah KRB 3 sekitar 4 jiwa dan perempuan 4 jiwa, sehingga total total 8 jiwa. Untuk wilayah KRB 2, penduduk laki-laki sekitar 125 jiwa dan perempuan sekitar 118 jiwa, sehingga total 243 jiwa. Untuk wilayah KRB 1, penduduk laki-laki sekitar 63 jiwa, perempuan 60 jiwa sehingga total penduduk sekitar 123 jiwa. Untuk ancaman batu pijar dan abu vulkanik, tidak ditemukan potensi penduduk terpapar pada wilayah KRB 3, sedang pada wilayah KRB 2 sekitar 721 jiwa dan 411 jiwa untuk wilayah KRB 1.

Page 4: Mitigasi Pas Hariyadi

Gambar 2. Gunung Colo (Una Una)

Page 5: Mitigasi Pas Hariyadi

Bangunan yang berpotensi untuk terpapar akibat aliran awan panas, lava dan atau lahar apabila Gunung Colo meletus adalah rumah 1 unit dan fasilitas pendidikan 1 unit pada wilayah KRB 3. Pada wilayah KRB 2, ditemukan bangunan rumah sekitar 57 unit dan fasilitas pendidikan 1 unit. Sedang pada wilayah KRB 1, ditemukan bangunan rumah sejumlah 28 unit dan fasilitas pendidikan 1 unit. Untuk ancaman batu pijar dan abu vulkanik, tidak ditemukan bangunan terpapar pada wilayah KRB 3. Untuk wilayah KRB 2, bangunan rumah sejumlah 80 unit dan fasilitas pendidikan 1 unit, sedang untuk wilayah KRB 1 terdapat 7 unit bangunan rumah dan fasilitas pendidikan 1 unit.

Apabila Gunungapi Colo meletus, lingkungan yang terpapar akibat aliran awan panas, lava dan atau lahar terdapat dalam wilayah KRB 3, KRB 2 dan KRB 1. Untuk wilayah KRB 3, yang terpapar berupa hutan seluas 27 ha, dan lahan pertanian berupa sawah, ladang dan tegalan seluas 146 ha. Untuk wilayah KRB 2, lingkungan yang terpapar berupa hutan seluas 1.758 ha, perkebunan seluas 1.402 ha, dan lahan pertanian berupa sawah, ladang dan tegalan seluas 1.363 ha.

Untuk wilayah KRB 1, lingkungan yang terpapar berupa hutan seluas 19 ha, badan air seluas 11 ha, pemukiman dan bangunan seluas 1 ha, dan perkebunan seluas 2.266 ha. Untuk ancaman batu pijar dan abu vulkanik yang terletak pada wilayah KRB 2 berupa hutan seluas 1.803 ha atau seluas 99.83% dari total hutan, perkebunan seluas 3.053 ha atau sekitar 83.17%, kawasan pertanian berupa sawah, ladang dan tegalan seluas 1.509 ha atau seluas 100% dari total lahan pertanian. Untuk wilayah KRB 1, lingkungan yang terpapar berupa lingkungan badan air seluas 11 ha, hutan seluas 3 ha, pemukiman dan bangunan seluas 1 ha dan perkebunan seluas 618 ha.

Mitigasi Bencana Gunungapi

Mitigasi bencana letusan gunungapi adalah “proses pencegahan bencana letusan gunungapi atau pengurangan dampak bahaya letusan gunungapi” untuk meminimalkan:

Jatuhnya korban jiwa

Kerugian harta benda

Rusaknya lingkungan dan Terganggunya roda perekonomian masyarakat.

Sebelum Letusan:

Dilakukan pemantauan gunungapi

Penyediaan peta kawasan rawan bencana gunungapi, peta zona risiko bahaya gunung api

Pemantapan protap tingkat kegiatan gunungapi

Pembimbingan dan informasi gunungapi

Penerbitan peta geologi gunungapi

Penyelidikan geologi, geofisika dan geokimia

Page 6: Mitigasi Pas Hariyadi

Peningkatan sumberdaya manusia dan pendukungnya

Cari tahu tentang system pengamanan di komunitas daerah masing-masing serta bagan

alur keadaan darurat

Waspadai mengenai bahaya yang menyertai letusan gunungapi yaitu :   

- Lahar dan banjir bandang    

- Longsor dan hujan batu  (material gunung api)

- Gempa bumi

- Hujan abu dan hujan asam 

- Tsunami

Lakukan rencana evakuasi

Apabila anda tinggal di daerah rawan bencana gunung api, harus ingat route

mana yang aman untuk dilalui.

Bentuk komunitas bahaya bencana gunungapi

Apabila anggota keluarga tidak berkumpul ketika terjadi letusan (misalnya

yang dewasa sedang bekerja dan anak-anak sedang sekolah) usahakan untuk

berkumpul dalam keluarga jangan terpisah

Mintalah keluarga yang tinggal berjauhan untuk saling mengontak sebagai

‘hubungan keluarga’ sebab sehabis terjadi bencana biasanya lebih mudah untuk

kontak jarak jauh. Tiap anggota keluarga usahakan untuk mengetahui nama, alamat

dan nomor telepon anggota keluarga yang lain.

Buatlah persediaan perlengkapan darurat seperti :   

- Batere/ senter dan extra batu batere 

- Obat-obatan untuk pertolongan pertama

- Makanan dan air minum untuk keadaan darurat.

- Pembuka kaleng    

- Masker debu    

- Sepatu

- Pakailah kacamata dan gunakan masker apabila terjadi hujan abu.

Hubungi pihak-pihak yang berwenang mengenai penanggulangan bencana.

Walaupun tampaknya lebih aman untuk tinggal di dalam rumah sampai gunungapi  

berhenti meletus, tapi apabila anda tinggal di daerah rawan bahaya gunungapi akan

sangat berbahaya. Patuhi instruksi yang berwenang dan lakukan secepatnya.

Page 7: Mitigasi Pas Hariyadi

Selama Letusan:

Mengirimkan tim tanggap darurat

Meningkatkan pengamatan

Melaporkan tingkat kegiatan sesuai alur

Memberikan rekomendasi kepada pemda sesuai protap

Ikuti perintah pengungsian yang diperintahkan oleh yang berwenang.

Hindari melewati searah dengan arah angin dan sungai-sungai yang berhulu di puncak

gunung yang sedang meletus.

Apabila terjebak di dalam ruangan/ rumah :   

Tutup seluruh jendela, pintu-pintu masuk dan lubang /keran        

Letakkan seluruh mesin ke dalam garasi atau tempat yang tertutup.  

Bawa binatang atau hewan peliharaan lainnya ke dalam ruang yang terlindung

Apabila berada di ruang terbuka:    

Cari ruang perlindungan.

Apabila terjadi hujan batu, lindungi kepala dengan posisi melingkar seperti bola.

Apabila terjebak dekat suatu aliran, hati-hati terhadap adanya aliran lahar.Cari

tempat yang lebih tinggi terutama

Lindungi diri anda dari hujan 

Kenakan pakaian kemeja lengan panjang dan celana

Gunakan kacamata untuk melindungi mata anda

Gunakan masker debu atau gunakan kain/ sapu tangan untuk melindungi pernapasan 

anda     

Matikan mesin mobil atau kendaraan lainnya kalau mendengar adanya aliran lahar

Hindari daerah bahaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah/ lembaga yang

berwenang/lihat peta daerah bahaya gunung api

Akibat letusan gunungapi bisa dirasakan berkilo meter jauhnya dari gunung api yang

sedang meletus. Aliran lahar dan banjir bandang, kebakaran hutan bahkan aliran awan

panas yang mematikan dapat mengenai anda yang bahkan tidak melihat ketika gunung

api meletus. Hindari lembah-lembah sungai dan daerah yang rendah. Mencoba

mendekati gunung api yang sedang meletus merupakan ide yang dapat membawa maut.

Page 8: Mitigasi Pas Hariyadi

Apabila anda melihat permukaan aliran air sungai naik cepat-cepat cari daerah yang

lebih tinggi. Apabila aliran lahar melewati jembatan jauhi jembatan tersebut. Aliran

lahar memiliki daya kekuatan yang besar , membentuk aliran yang mengandung lumpur

dan bahan gunung api lainnya yang dapat bergerak dengan kecepatan 30-60 kilometer

perjam. Awan panas yang mengandung debu gunungapi dapat membakar tumbuhan

yang dilaluinya dengan amat cepat. Dengarkan berita dari radio atau televisi mengenai

situasi terakhir bahaya letusan gunung api.

Pasca Letusan:

Apabila mungkin, hindari daerah-daerah zona hujan abu.

Apabila berada di luar ruangan:

Tutup mulut dan hidung anda. Debu gunungapi dapat mengiritasi system pernapasan

anda

Gunakan kacamata untuk melindungi mata anda.     

Lindungi kulit anda dari iritasi akibat debu gunungapi.     

Bersihkan atap dari hujan debu gunungapi    

Hujan debu yang menutupi atap sangat berat dan dapat mengakibatkan runtuhnya

atap   bangunan. Hati-hati ketika bekerja di atap bangunan rumah.

Hindari mengendarai kendaraan di daerah hujan abu yang lebat.

Mengendarai kendaraan mengakibatkan debu tersedot dan dapat merusak mesin

kendaraan tersebut.

Apabila anda punya penyakit pernapasan, hindari sedapat mungkin kontak dengan debu

gunung api.

Tinggallah di dalam rumah sampai keadaan dinyatakan aman di luar rumah.

Ingat untuk membantu tetangga yang mungkin membutuhkan pertolongan.

Menurunkan tingkat kegiatan gunungapi sesuai protap

Menginventarisir data letusan, termasuk sebaran dan volume bahan letusan

Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya sekunder

Memberikan saran teknis penanggulangan bahaya sekunder

Page 9: Mitigasi Pas Hariyadi

Pengurangan Resiko Bencana

�  Melakukan identifikasi, kajian dan pemantauan resiko bencana dan memperkuat sistem peringatan dini.

Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun suatu budaya aman dan ketahanan terhadap bencana di semua tingkatan

�  Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana untuk menjamin pelaksanaan tanggap darurat yang efektif

Sosialisasi dan Koordinasi

Sosialisasi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang tinggal disekitar gunungapi tentang potensi gunungapi, baik yang negatif (bahaya), maupun yang positif (sumberdaya).

Koordinasi dilakukan dengan pemerintah daerah dan instansi terkait guna meningkatkan efektivitas dalam penanggulangan bencana erupsi gunungapi.

Penataan Ruang Berbasis Kebencanaan

Upaya pengurangan risiko bencana gempabumi adalah dengan mengurangai elemen kerentanan, salah satunya adalah dengan cara penataan ruang yang berlandaskan kepada ainaliss kebencanaan gunungapi.

Berikut ini adalah upaya yang dilakukan dalam rangka penanggulangan bencana geologi yang disebabkan oelh erupsi gunung api yaitu:

1. Melakukan pengamatan dan pemantauan terhadap gunung api aktif.

2. Dengan melakukan pengamatan dan pemantauan yang terus menerus, maka diharapkan dapat dipelajari tingkah laku dan aktifitas semua gunung api aktif yang ada sehingga usaha perkiraan erupsi dan bahaya gunung api akan tepat dan cepat. Penyampaian informasi dalam rangka pengamanan penduduk dalam kawasan rawan bencana dapat dilakukan tepat waktu sehingga korban bisa dihindari.

3. Melakukan pemetaan kawasan rawan bencana gunung apai

4. Untuk mengetahui dan menentukan kawasan rawan bencana gunung api, tempat-tempat yang aman jika terjadi letusan, tempat pengungsian, alur

Page 10: Mitigasi Pas Hariyadi

pengungsian. Sehingga pada saat terjadi peningkatan aktifitas/ letusan, kita sudah siap dengna peta operasional lapangan.

5. Mengosongkan kawasan rawan bencana

6. Daerah atau kawasan yang termasuk kedalam kawasan rawan bencana harus dikosongkan dan dilarang untuk hunian tetap, karena daerah ini sering dilanda oleh produk letusan gunung api (lava, awan panas, jatuhan piroklastik)

7. Melakukan usaha preventif

8. Upaya untuk mengurangi bahaya akibat aliran lahar, yaitu dengan cara membuat tanggul penangkis, tanggul-tanggul untuk mengurangi kecepatan lahar, serta mengurangi volume air di kawah.

Tahap kesiap siagaan merupakan tindakan-tindakan yang mmungkinkan pemerintah,

masyarakat maupin perorangan mampu mengantisipasi segera mungkin dan seefektif

mungkin terhadap situasi kejadian bencana misalnya:

1) Menyiapkan peralatan penanggulangan bencana untuk digunakan sewaktu-waktu.

2) Pelaksanaan efakuasi atau pengungsian3) Menyiapkan sistem peringatan dini (komunikasi darurat).4) Melakukan penyuluhan serta memberi informasi tentang kebencanaan pada

masyarakat.5) Melakukan pelatihan penanggulangan bencana.