Miskonsepsi Kesetimbangan Kimia
-
Upload
desy-kriswintari -
Category
Documents
-
view
180 -
download
1
Transcript of Miskonsepsi Kesetimbangan Kimia
I. MISKONSEPSI MAHASISWA PADA
MATERI TERMOKIMIA
Miskonsepsi merupakan salah satu masalah besar dalam pendidikan yang harus segera
diselesaikan. Miskonsepsi banyak terjadi tidak hanya pada siswa atau mahasiswa saja tetapi
dalam buku dan cara mengajar guru pun masih ditemukan miskonsepsi-miskonsepsi. Salah
satu materi kimia yang sering dijumpai banyak mengalami miskonsepsi adalah pada materi
termokimia.
Keterangan:
Pengambilan data angket dilakukan pada tanggal 20 November 2012 di Jurusan Pendidikan
Kimia FMIPA Unesa. Angket diberikan pada mahasiswa Pendidikan Kimia Internasional
angkatan 2010 yang berjumlah 10 orang.
Miskonsepsi Mahasiswa
1. Miskonsepsi pada materi entalpi
Mahasiswa tidak memahami penentuan nilai kalor (q) berdasarkan sistem penyerapan
kalor dan pelepasan kalor.
2. Miskonsepsi pada materi persamaan termokimia
Mahasiswa belum memiliki pemahaman konsep yang baik tentang hubungan antara
nilai koefisien reaksi dengan nilai perubahan entalpi (ΔH).
3. Miskonsepsi pada materi persamaan termokimia
Mahasiswa belum memahami hubungan antara nilai koefisien reaksi dengan wujud zat-
zat yang terlibat dalam reaksi.
4. Miskonsepsi pada materi reaksi endoterm dan eksoterm
Mahasiswa kesulitan memahami konsep tentang reaksi eksoterm dan endoterm dalam
penerapannya di kehidupan sehari-hari.
5. Miskonsepsi pada materi perubahan entalpi standar (ΔHo)
Siswa belum paham tentang konsep nilai perubahan entalpi pembakaran standar ΔH°c.
6. Miskonsepsi pada materi energi ikatan
Siswa masih sering terbolak-balik memahami konsep pemutusan dan pembentukan
suatu ikatan dalam hal penyerapan dan pelepasan energi.
Penjelasan dan Solusi terhadap Miskonsepsi Mahasiswa
1. Miskonsepsi ini dapat terjadi karena mahasiswa belum memahami dengan baik bahwa
satuan laju reaksi pada zat berwujud padat dan cair berbeda dengan zat berwujud gas.
Hal ini dapat terlihat bahwa 100% mahasiswa (berdasarkan angket yang disebarkan)
memilih jawaban benar untuk pernyataan “Laju reaksi untuk gas dinyatakan dalam
satuan mol L-1 det-1.” Menurut pemahaman mahasiswa, satuan laju reaksi pada semua
wujud zat (zat padat, cair, dan gas) adalah sama. Akan tetapi secara teori, laju reaksi
untuk gas dinyatakan dalam satuan cm3 det-1 atau atm det-1. Oleh karena itu, mahasiswa
perlu diberikan penguatan materi tentang satuan laju reaksi pada berbagai wujud zat
disertai dengan latihan soal. Hal ini perlu dilakukan sebab pemahaman yang baik
tentang satuan laju reaksi akan mempermudah mahasiswa untuk melakukan
perhitungan laju reaksi.
2. Miskonsepsi ini disebabkan mahasiswa belum dapat memahami hubungan antara
konsentrasi pereaksi dengan laju reaksi saat orde reaksi = 1. Pada pernyataan “Saat
orde reaksi = 1, maka laju reaksi berubah secara eksponensial (kuadrat) terhadap
konsentrasi pereaksi”, sebanyak 75% mahasiswa menjawab benar. Secara teori, laju
reaksi berubah secara linear terhadap konsentrasi pereaksi. Dengan demikian, dalam
menjelaskan hubungan antara konsentrasi pereaksi dengan laju reaksi yang dipengaruhi
oleh orde reaksi, dosen sebaiknya memberikan contoh dan latihan-latihan soal yang
dikerjakan mahasiswa secara mandiri. Dengan demikian, mahasiswa akan lebih mudah
memahami materi tersebut.
3. Miskonsepsi ini dapat terjadi karena mahasiswa kurang memahami hubungan antara
konsentrasi pereaksi dengan laju reaksi saat orde reaksi = 0 yang digambarkan seperti
grafik di bawah ini.
Hal ini dapat terlihat bahwa sebanyak 25% mahasiswa (berdasarkan angket yang
disebarkan) memiliki pemahaman bahwa grafik hubungan antara konsentrasi pereaksi
dengan laju reaksi saat orde reaksi = 0 adalah
Dengan demikian, dalam menjelaskan materi tersebut, dosen sebaiknya memberikan
contoh dan latihan-latihan soal yang dikerjakan mahasiswa secara mandiri. Selain itu,
mahasiswa perlu dilibatkan dalam kegiatan melakukan praktikum untuk membuktikan
hubungan antara konsentrasi pereaksi dengan laju reaksi pada berbagai orde reaksi.
Dengan demikian mahasiswa akan terlibat secara langsung dalam pembelajaran dan
pemahaman mereka tentang konsep tersebut menjadi lebih bermakna.