MIRANTI_SKN_LBM 1.docx

download MIRANTI_SKN_LBM 1.docx

of 13

Transcript of MIRANTI_SKN_LBM 1.docx

  • 8/14/2019 MIRANTI_SKN_LBM 1.docx

    1/13

    M I R A N T I

    KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

    STEP 7

    1. Apa perbedaan wabah dan KLB?

    http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMK%20No.%20949%20ttg%20Pedoman%20Penyelenggaraan%2

    0Sistem%20Kewaspadaan%20Dini%20KLB.pdf

    http://www.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Epidemiologi/Investigasi_Wabah.pdf

    http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMK%20No.%20949%20ttg%20Pedoman%20Penyelenggaraan%20Sistem%20Kewaspadaan%20Dini%20KLB.pdfhttp://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMK%20No.%20949%20ttg%20Pedoman%20Penyelenggaraan%20Sistem%20Kewaspadaan%20Dini%20KLB.pdfhttp://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMK%20No.%20949%20ttg%20Pedoman%20Penyelenggaraan%20Sistem%20Kewaspadaan%20Dini%20KLB.pdfhttp://www.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Epidemiologi/Investigasi_Wabah.pdfhttp://www.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Epidemiologi/Investigasi_Wabah.pdfhttp://www.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Epidemiologi/Investigasi_Wabah.pdfhttp://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMK%20No.%20949%20ttg%20Pedoman%20Penyelenggaraan%20Sistem%20Kewaspadaan%20Dini%20KLB.pdfhttp://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMK%20No.%20949%20ttg%20Pedoman%20Penyelenggaraan%20Sistem%20Kewaspadaan%20Dini%20KLB.pdf
  • 8/14/2019 MIRANTI_SKN_LBM 1.docx

    2/13

    M I R A N T I

    2. Bagaimana kriteria suatu kejadian dikatakan KLB?

    http://www.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Epidemiologi/Investigasi_Wabah.pdf

    7 (tujuh) Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes 1501 Tahun 2010 adalah :

    1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak adaatau tidak dikenalpada suatudaerah.

    2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktudalam jam,hari atau mingguberturut-turut menurut jenis penyakitnya.

    3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan denganperiodesebelumnya dalamkurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya.

    4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkankenaikan duakali atau lebihdibandingkan dengan angka rata-rata jumlahper bulan dalam tahunsebelumnya.

    5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahunmenunjukkankenaikan dua kaliatau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan pada tahun sebelumnya.

    6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu)kurun waktutertentumenunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan denganangka kematian kasus

    suatu penyakit periodesebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

    7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikandua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

    http://www.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Epidemiologi/Investigasi_Wabah.pdfhttp://www.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Epidemiologi/Investigasi_Wabah.pdfhttp://www.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Epidemiologi/Investigasi_Wabah.pdf
  • 8/14/2019 MIRANTI_SKN_LBM 1.docx

    3/13

    M I R A N T I

    http://pramana-d-t-fkm11.web.unair.ac.id/artikel_detail-71308-Umum-Kejadian%20Luar%20Biasa%20(KLB).html

    3. Penyakit apa saja yg menyebabkan KLB?Penyakit-Penyakit Berpotensi Wabah/KLB

    Penyakit karantina/penyakit wabah penting: Kholera, Pes, Yellow Fever.

    1. Penyakit potensi wabah/KLB yang menjalar dalam waktu cepat/mempunyai mortalitas tinggi &penyakit yang masuk program eradikasi/eliminasi dan memerlukan tindakan segera :

    DHF,Campak,Rabies, Tetanus neonatorum, Diare, Pertusis, Poliomyelitis.

    2. Penyakit potensial wabah/KLB lainnya dan beberapa penyakit penting : Malaria, Frambosia, Influenza,Anthrax, Hepatitis, Typhus abdominalis, Meningitis, Keracunan, Encephalitis, Tetanus.

    3. tidak berpotensi wabah dan atau KLB, tetapi Penyakit-penyakit menular yang masuk program :Kecacingan, Kusta, Tuberkulosa, Syphilis, Gonorrhoe, Filariasis, dll.

    Penggolongan KLB berdasarkan sumber

    1. Sumber dari manusia : jalan nafas, tenggorokan, tinja, tangan, urine, dan muntahan. Seperti:Salmonella, Shigela, Staphylococus, Streptoccocus, Protozoa, Virus Hepatitis.

    2. Sumber dari kegiatan manusia : penyemprotan (penyemprotan pestisida), pencemaranlingkungan,penangkapan ikan dengan racun, toxin biologis dan kimia.

    3. Sumber dari binatang : binatang piaraan, ikan dan binatang pengerat.4. Sumber dari serangga : lalat (pada makanan) dan kecoa. Misalnya : Salmonella, Staphylococus,

    Streptoccocus.

    5. Sumber dari udara, air, makanan atau minuman (keracunan). Dari udara, misalnya Staphylococus,Streptoccocus, Virus, Pencemaran Udara. Pada air, misalnya Vibrio cholerae, Salmonella.Sedangkanpada makanan, misalnya keracunan singkong, jamur, makan dalam kaleng.

    http://pramana-d-t-fkm11.web.unair.ac.id/artikel_detail-71308-Umum-Kejadian%20Luar%20Biasa%20(KLB).html

    4. Bagaimana upaya pencegahan dan penanggulangan KLB?Penanggulangan KLB dikenal dengan nama Sistem Kewaspadaan Dini (SKD-KLB), yang dapat diartikan sebaga

    suatu upaya pencegahan dan penanggulangan KLB secara dini dengan melakukan kegiatan untuk

    mengantisipasi KLB. Kegiatan yang dilakukan berupa pengamatan yang sistematis dan terus-menerus yang

    mendukung sikap tanggap/waspada yang cepat dan tepat terhadap adanya suatu perubahan status kesehatan

    masyarakat. Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data kasus baru dari penyakit-penyakit yang

    berpotensi terjadi KLB secara mingguan sebagai upaya SKD-KLB. Data-data yang telah terkumpul dilakukan

    pengolahan dan analisis data untuk penyusunan rumusan kegiatan perbaikan oleh tim epidemiologi

    Sumber : PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 949/MENKES/SK/Vt/2004

    http://pramana-d-t-fkm11.web.unair.ac.id/artikel_detail-71308-Umum-Kejadian%20Luar%20Biasa%20(KLB).htmlhttp://pramana-d-t-fkm11.web.unair.ac.id/artikel_detail-71308-Umum-Kejadian%20Luar%20Biasa%20(KLB).htmlhttp://pramana-d-t-fkm11.web.unair.ac.id/artikel_detail-71308-Umum-Kejadian%20Luar%20Biasa%20(KLB).htmlhttp://pramana-d-t-fkm11.web.unair.ac.id/artikel_detail-71308-Umum-Kejadian%20Luar%20Biasa%20(KLB).htmlhttp://pramana-d-t-fkm11.web.unair.ac.id/artikel_detail-71308-Umum-Kejadian%20Luar%20Biasa%20(KLB).htmlhttp://pramana-d-t-fkm11.web.unair.ac.id/artikel_detail-71308-Umum-Kejadian%20Luar%20Biasa%20(KLB).html
  • 8/14/2019 MIRANTI_SKN_LBM 1.docx

    4/13

    M I R A N T I

    5. Apa yg dimaksud dg penelitian epidemiologi?

    http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/epidemiologi_kebidanan/bab1-definisi_epidemiologi.pdf

    6. Apa saja macam penelitian epidimologi?a. Penelitian Epidemiologi Crosectional

    Hubunganpenyakit dan paparan dengan cara mengamati status paparan dan penyakit dalam waktu

    serentak pada individu-individu dari populasi tunggal, pada satu saat atau tahun yg sama.

    Cir i-cir i Crosectional :

    1. Mendeskripsikan penelitian

    2. Penelitian ini tidak terdapat kelompok pembanding

    3. Hubungan sebab akibat hanya merupakan sebab-akibat

    4. Penelitian ini menghasilkan hipotesis

    5. Merupakan penelitian pendahuluan dari penelitian analitis

    http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/epidemiologi_kebidanan/bab1-definisi_epidemiologi.pdfhttp://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/epidemiologi_kebidanan/bab1-definisi_epidemiologi.pdfhttp://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/epidemiologi_kebidanan/bab1-definisi_epidemiologi.pdf
  • 8/14/2019 MIRANTI_SKN_LBM 1.docx

    5/13

    M I R A N T I

    Kelebihan Crosectional :

    1. Dapat dilakukan dengan hanya sekali pengamatan

    2. Lebih murah di banding dengan penelitian lainnya

    3. Berguna untuk informasi perencanaan

    4. Untuk mengamati kemungkinan hubungan berbagai variabel yg ada.

    Kekurangan Crosectional :

    1. Tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan yg terjadi dengan berjalannya waktu.

    2. Informasi yg diperoleh tidak mendalam sehingga sering kali masalah kesehatan yg dicari tdk diperoleh

    b. Penelitian Case controlrancangan studi epidemiologi yg mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan

    penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kontrol status paparannya.

    Cir i2 peneli tian case control

    1. Penelitian yg bersifat observasional

    2. Diawali dengan kelompok penderita dan bukan penderita

    3. Terdapat kelompok kontrol

    4. Kelompok kontrol harus memiliki risiko terpajan oleh faktor risiko yg sm dengan kelompok kasus.

    5. Membandingkan besarnya pengalaman terpajan oleh faktor risiko antara kelompok kasus dan

    kontrol.

    6. Tidak mengukur insidensi

    Kelebihan Case Control :

    1. Sangat sesuai dengan penelitian penyakit yg jarang terjadi atau penyakit yg kronik

    2. Relatif cepat dan tdk mahal

    3. Relatif efisien, memerlukan waktu yg kecil

    4. Sedikit masalah pengurangan periode investigasi.

    Kelemahan Case Contr ol

    1. Tidak dapat incidence Rate

    2. Sangat sulit memperoleh informasi biar periode terlalu lama.3. Alur metodologi inferensi kausal yang

    bertentangan dengan logika normal.

    4. Rawan terhadap bias

    5. Tidak cocok untuk paparan langka

    6. Tidak dapat menghitung laju insidensi

    7. Validasi informasi yang diperoleh sulit dilakukan

  • 8/14/2019 MIRANTI_SKN_LBM 1.docx

    6/13

    M I R A N T I

    8. Kelompok kasus dan kontrol dipilih dari dua populasi yang terpisah

    c. Penelitian KohortAdalah rancangan penelitian epidemiologi analitik observasional yang mempelajari hubungan antara

    paparan dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar

    berdasarkan status penyakit.

    Ciri -cir i Peneliti an Kohort :

    1. Bersifat observasional

    2. Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat

    3. Disebut sebagai studi insidens

    4. Terdapat kelompok kontrol

    5. Terdapat hipotesis spesifik

    6. Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif

    7. Untuk kohor retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder

    Kelebihan Peneli tian Kohort :

    1. Kesesuaian dengan logika normal dalam membuat inferensi kausal

    2. Dapat menghitung laju insidensi

    3. Untuk meneliti paparan langka

    4. Dapat mempelajari beberapa akibat dari suatu paparan

    Kekurangan Peneli tian Kohort :

    1. Lebih mahal dan butuh waktu lama

    2. Pada kohort retrospektif, butuh data sekunder yang lengkap dan handal

    3. Tidak efisien dan tidak praktis untuk kasus penyakit langka

    4. Risiko untuk hilangnya subyek selama penelitian, karena migrasi, partisipasi rendah atau

    meninggal

    Sumber : Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka

    Cipta, 2003

    7. Manfaat dari mempelajari epidemiologi? Untuk mengenali dan memahami penyakit dan masalah kesehatan lainnya

    Epidemiologi bermanfaat untuk dapat menguraikan dan memahami proses terjadinya dan penyebarannya

    penyakit dan masalah kesehatan, serta faktorfaktor yang mempengaruhinya

    Untuk melengkapi body of knowledge dan Riwayat Alamiah Penyakit

  • 8/14/2019 MIRANTI_SKN_LBM 1.docx

    7/13

    M I R A N T I

    Suatu pengamatan epidemiologis hendaknya selalu merupakan upaya penelitian yang hasilnya diharapkan

    akan dapat lebih melengkapi Riwayat Alamiah Penyakit yang sekaligus juga merupakan body of knowledge

    dari penyakit atau masalah kesehatan yang bersangkutan. Pada dasarnya penguasaan Riwayat Alamiah

    Penyakit tidak pernah akan lengkap. Selalu akan ada celah-celah atau gaps of knowledge yang akan

    memacu kita untuk mencoba menutupnya melalui pengamatan dan penelitian epidemiologis

    Untuk dapat diaplikasikan dalam upaya pengendalian dan penanggulangan penyakit atau masalahkesehatan

    Dari penguasaan Riwayat Alamiah Penyakit yang lebih lengkap diharapkan dapat diidentifikasi bagian

    bagian dari mata rantai proses terjadi dan penyebaran penyakit tadi, yang dapat kita tanggulangi untuk

    memutus proses terjadinya dan penyebarannya penyakit yang bersangkutan. Proses penanggulangan tersebut

    bisa berbentuk upaya secara incidental maupun secara terencana dalam bentuk program-program yangsistematis

    (Sumber : Buku Pengantar Epidemiologi, Budioro B.)

    8. Apa saja batasan epidemiologi?Batasan epidemiologi mencakup 3 elemen, yaitu :

    a. Mencakup semua penyakitEpidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun non infeksi, seperti kanker, penyakit

    kekurangan gizi (mal nutrition), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dsb. Bahkan d

    negara-negara maju epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan

    b. PopulasiApabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran penyakit-penyakit individu-individu, maka

    epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau

    kelompok

    c. Pendekatan ekologiFrekuensi dan distribusi penyakit dikaji ari latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik

    lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total

    lingkungannya.

    1. Penyebaran Penyakitdi dalam epidemiologi biasanya timbul pertanyaan yg perlu direnungkan, yaitu :

  • 8/14/2019 MIRANTI_SKN_LBM 1.docx

    8/13

    M I R A N T I

    a. Siapa (who), siapakah yang menjadi sasaran penyebaran penyakititu atau orang yg terkena penyakit

    b. Dimana (where), dimana penyebaran atau terjadinya penyakitc. Kapan (when), kapan penyebaran atau terjadinya penyakit tersebut

    2. KegunaanKegunaan lain dari epidemiologi khususnya dalam program kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemiolog

    seperti, prevalensi, point of prevalence dan sebagainya dapat digunakan dalam perhitungan-perhitungan

    prevalensi, kasus baru, case fatality rate, dsb

    (Sumber : Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka

    Cipta, 2003)

    9. Apa saja tahapan dari epidemiologi?a. Hanya mempelajari penyakit yg dpt timbulkan wabahb. Pelajarinya melalui jenis, penularan dan penyebab, pencegahan, dan pengobatanc. Pelajari penyakit infx. Non wabahd. Pelajari penyakit non. Infx. (hipertensi, ca, dm, dll)e. Pelajari hal hal bukan penyakit (kecelakaan, fertilitas, dll)

    10.Bagaimanakah tahapan riwayat alamiah penyakit?

  • 8/14/2019 MIRANTI_SKN_LBM 1.docx

    9/13

    M I R A N T I

    http://arviant.web.ugm.ac.id/content/Epidemiologi%20dasar.pdf

    Riwayat Alamiah suatu penyakit pada umunya melalui tahap-tahap sebagai berikut :

    a. Tahap prepatogenesisPada tahap ini individu dalam keadaan normal / sehat tetapi mereka pada dasarnya peka terhadap

    kemungkinan terganggu oelh serangan agen penyakit (stage of susseptibility). Walaupun demikian pada tahap

    ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. tetapi interaksi ini masih terjad

    diluar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada diluar tubuh pejamu dimana para kuman mengembangkan

    potensi infektifitas, siap menyerang penjamu. Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit sampai sejauh daya

    tahan tubuh pejamu masih kuat. Namun begitu pejamunya lengah ataupun meman g bibit penyakit menjad

    lebih ganas, ditambah dgn kondisi lingkungan yg kurang mengguntungkan penjamu, maka keadaan segera

    dapat berubah. Penyakit akan melanjutkan perjalanannya memasuki fase berikutnya, tahap patogenesis.

    b. Tahap patogenesisTahap ii meliputi 4 sub tahap yaitu :

    1. Tahap InkubasiTahap inkubasi merupakan tenggang waktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh yg peka terhadap

    penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit. Masa inkubasi ini bervariasi antara satu penyakit

    dengan penyakit lainnya. Dan pengetahuantentang lamanya masa inkubasi ini sangat penting, tidak sekadar

    http://arviant.web.ugm.ac.id/content/Epidemiologi%20dasar.pdfhttp://arviant.web.ugm.ac.id/content/Epidemiologi%20dasar.pdfhttp://arviant.web.ugm.ac.id/content/Epidemiologi%20dasar.pdf
  • 8/14/2019 MIRANTI_SKN_LBM 1.docx

    10/13

    M I R A N T I

    sebagao pengetahuan riwayat penyakit, tetapi berguna untuk informasi diagnosis. Setiap penyakit mempunya

    masa inkubasi tersendiri, dan pengetahuan masa inkubasi dapat dipakai untuk identifikasi jenis penyakitnya.

    2. Tahap DiniTahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yg kelihatannya ringan. Tahap ini sudah mulai menjadi

    masalah kesehatan karena sudag ada gangguan patologis (pathologic changes), walaupun penyakit masih dlm

    masa subklinik (stage of subclinical disease). Seandainya memungkinkan, pada tahap ini sudah diharapkan

    diagnosis dapa ditegakkan secara dini.

    3. Tahap LanjutMerupakan tahap dimana penyakit bertambah jelas dan mungkin tambah berat dengan segala kelainan

    patologis dan gejalanya (Stage of Clinical Disease) Pada tahap ini penyakit sudah menunjukkan gejala dan

    kelainan klinik yg jelas, sehingga diagnosis sudah relatif mudah ditegakkan. Saatnya pula, setelah diagnosis

    ditegakkan, diperlukan pengobatan y tepat untuk menghindari akibat lanjut yg kurang baik.

    4. Tahap akhirBerakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam 5 pilihan keadaan, yaitu ;

    Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang, dan tubuh menjadi pulih, sehatkembali.

    Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang penyakit sudah tidak ada,ettapi tubuh tdk pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan ug permanen

    berupa cacat

    Karier, dimana tubuh penderita pulih kembali, namun bibit penyakit masih tetap adadalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit

    Penyakit tetap berlangsung secara kronik Berakhir dengan kematian

    c. Tahap pasca patogenesis, yg dapat berlanjut menjadi beberapa kemungkinan berupa :1. Sembuh2. Perlangsungan kronik3. Cacat4. Mati

    (Sumber : Buku Pengantar Epidemiologi, M.N. Bustan, Edisi Revisi, Rineka Cipta, 2006)

  • 8/14/2019 MIRANTI_SKN_LBM 1.docx

    11/13

    M I R A N T I

    11.Apa manfaat mengetahui riwayat alamiah penyakit?a. Untuk diagnostic : masa inkubasi dapat dipakai sebagai pedoman penentuan jenis penyakit,

    misalnya dalam KLB.

    b. Untuk pencegahan : dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat dengan mudah dicartitik potong yang penting dalam upaya pencegahan penyakit.

    c. Untuk terapi : terapi biasanya diarahkan ke fase paling awalPengantar Epidemiologi.DR.M.N.Bustan.1997

    12.Apa saja tugas dari P2MPL?Melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi dan tugas

    dekonsentrasi bidang kesehatan meliputi pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan, pembinaan

    kesehatan keluarga, dan peran serta masyarakat serta pelayanan kesehatan masyarakat.

    http://www.dinkeslebong.net/about/struktur-organisasi

    13.Bagaimana konsep dasar terjadinya penyakit?Untuk menyelanggarakan tugas sebagaimana di maksud pada ayat (2) pasal ini Bidang pencegahan,

    pemberantasan, penyakit dan penyehatan lingkungan menyelenggarakan fungsi:

    a. Membantu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin dalam bidang tugasnya;b. Mengadakan pembinaan dan monitoring kegiatan pemberantasan penyakit;c. Mengadan pembinaan dan monitoring kegiatan pengamatan dan pencegahand. Mengadakan pembinan dan monitoring kegiatan penyehatan lingkungan dan makanan

    minuman;

    e. Memberikan saran, usul dan pertimbangan kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten MusiBanyuasin dalam bibang pencegahan, pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan.

    Seksi pemberantasan penyakit, mempunyai tugas:

    a. Membantu Kepala Bidang Pencegahan, Pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungandlm bidang tugasnya;

    b. Melaksanakan upaya pemberantasan penyakit yang di tularkan binatang yaitu: penyakitmalaria, demam berdarah dangue, rabies dan filariasis;

    c. Melaksanakan pengamatan serangga penular penyakit (PSPP);d. Melaksanakan upaya pencegahan penyakit yang menular langsung yaitu penyakit TBC-Paru,

    kusta, ISPA, Diare dan penyakit menular seksual (PMD);

    e. Melaksanakan upaya pemberantasan penyakit yang menular langsung melalui kegiatanpenemuan penderita, menatalaksanaan kasus, evaluasi hasilpengobatan, pencatatan dan

    pelaporan serta memberikan penyuluhan pencegahan dan pemberantasannya;

  • 8/14/2019 MIRANTI_SKN_LBM 1.docx

    12/13

    M I R A N T I

    f. Melaksanakan upaya pemberantasan penyakit tidak menular antara lain hypertensi, jantungkoroner, diabetes militus (kencing manis);

    g. Pemusnahan/ karantina sumber penyebab penyakit menular;h. Peningkatan komunikasi informasi dan Edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit

    (Penyulihan)

    (1) Seksi pengamatan dan pencegahan, mempunyai tugas;a. Membantu kepala bidang pencegahan, pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan

    dan bidang tugasnya;

    b. Melaksanakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data penyakit;c. Menyelenggarakan sistem kewaspaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB) penyakit dan

    melaksanakan penanggulangan KLB penyakit;

    d. Melaksanakan perencanaan, analisis, perumusan masalah, pembinaan dan pengawasansurveilans epidemiologi penyakit;

    e. Melaksanakan pengamatan kesehatan matra antara lain;f. Melaksanakan surveilans, evidemiologi khusus antara lain surveilans AFP, campak, tetanus

    neonatorum dan penyakit lain yang cenderung menimbulkana KLB;

    g. Melaksanakan penyelidikan evidemiologi KLB penyakit dan keracunan ;h. Monitoring evaluasi dan pelaporan;i. Pengendalian, pengamatan dan pencegahan penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi

    (DP31) dan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI);

    j. Melaksanakan imunisasi rutin yang meliputi imunisasi BCG, DPT, Polio, campak, TT, DT dan HB;k. Mengelola kuantitas, kuantitas dan distribusi vaskin sampai ketempat pelayanan (Cold Chain).

    (2) Seksi penyehatan lingkungan dan makanan minuman, mempunyai tugas:a. Membantu kepala Bidang pencegahan, pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan

    dalam bidang tugasnya;

    b. Penyehatan lingkungan pemukiman, perimahan dan bangunan sehatc. Pengawasan dan pembinaan tempat-tempat umum (TTU). Tempat pengolahan makanan dan

    TP2 pestisida

    d. Peningkatan kebersihan dan kesehatan msyarakat dan personal hygienee. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dampak lingkunganf. Pengaturan dan pembakuan kualitas air, pengawasan kualitas airg. Membina serta melaksanakan pengawasan terhadap perusahaan industri makanan dan

    minumanh. Membina serta melaksanakan pengawasan terhadap rumah makan, depot, toko dan usaha

    tentang yang menjual makanan dan minuman

    i. Pengawasan dan pengendalian terhadap penyehatan kawasan dan sanitasi darurat terutamaakibat wabah dan bencana

    j. Mengawasi peredaran distribusi makana dan minuman di masyarakatk. Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehatl. Memberikan saran-saran dan pertimbangan-prtimbangan kepada kepala bidang tentang

    langkah-langkah dan tindakan-tindakanyang perlu diambil dalam bidang tugasnya.

  • 8/14/2019 MIRANTI_SKN_LBM 1.docx

    13/13

    M I R A N T I

    http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/download/1144/461

    14.Peningkatan jumlah penderita, selain disebut wabah? Endemic, pandemic, epidemic. Bedanyadgengan KLB dan wabah? Definisi?

    Epidemik (epidemic) berarti peningkatan insiden penyakit (disease incidence) atau terjadi perkembangan

    penyakit dalam suatu populasi tanaman per satuan waktu per satuan luas (van der Plank, 1963). Zadock &

    Schein (1979) mengemukakan bahwa epidemik sebagai pertambahan penyakit dalam suatu populasi tanaman

    per satuan waktu per satuan luas. Pengertian epidemik tersebut digunakan untuk menunjukkan dinamika

    penyakit dalam populasi tanaman tanpa mempertimbangkan keganasannya. Epidemi terjadi pada jangka

    waktu tertentu, atau tidak selalu terjadi pada setiap waktu. Epidemi terjadi pada tempat, ruang, wilayah

    tertentu, atau tidak merata di setiap tempat. Suatu penyakit yang terdapat merata, terjadi terus menerus di

    setiap musim dan berasal dari daerah yang bersangkutan, tidak dianggap sebagai penyakit epidemik, tetapi

    penyakit endemik. Penyakit exotik terdapat merata tetapi berasal dari daerah lain. Suatu penyakit yangmerata di seluruh benua atau dunia disebut pandemik, tetapi jika penyakit hanya terdapat di sana-sini dengan

    selang waktu yang tidak tertentu dan tidak meningkat disebut sporadik.

    http://www.geocities.ws/bpurnomo51/epi_files/epi.pdf

    http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/download/1144/461http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/download/1144/461http://www.geocities.ws/bpurnomo51/epi_files/epi.pdfhttp://www.geocities.ws/bpurnomo51/epi_files/epi.pdfhttp://www.geocities.ws/bpurnomo51/epi_files/epi.pdfhttp://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/download/1144/461