Minimnya Infrastruktur berdampak pada Investasi Asing di Indonesia
-
Upload
daraa-arum-arain -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
description
Transcript of Minimnya Infrastruktur berdampak pada Investasi Asing di Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh akumulasi
modal (investasi pada tanah, peralatan, prasarana, dan sarana dan sumber daya
manusia), sumber daya alam, sumber daya munusia (human resources) baik jumlah
maupun tingkat kualitas penduduknya, kemajuan teknologi, akses terhadap
informasi, keinginan untuk melakukan inovasi dan mengembangkan diri serta
budaya kerja. Investasi merupakan sumber daya penting untuk meningkatkan modal
atau stokkapital, karena stok kapital yang tersedia di suatu negara atau daerah akan
menentukan kapasitas perekonomian dalam menghasilkan barang-barang dan jasa-
jasa. Tujuan pokok dari adanya kegiatan investasi adalah untuk meningkatkan
produksi, penyempurnaan struktur industri, penciptaan lapangan pekerjaan,
pemerataan pendapatan, pemanfaatan sumber daya alam dan manusia, mendorong
ekspor dan memelihara lingkungan.
Berkaitan dengan peran investasi terhadap pertumbuhan ekonomi,
salah satu bentuknya adalah investasi asing berupa Penanaman Modal Asing
Langsung (Foreign Direct Investment). Di Indonesia, pada periode tahun 2004
sampai 2012 secara umum mengalami trend fluktuasi yang meningkat. Menurut data
statistik UNCTAD, pada tahun 2004 jumlah total arus masuk FDI di Indonesia
adalah US$ 1.023 milyar dan pada tahun 2012 menunjukkan peningkatan yang
sangat tajam yaitu sebesar US$ 1,35 triliun.
1 | M i n i m n y a I n f r a s t r u k t u rB e r d a m p a k p a d a I n v e s t a s i A s i n g d i I n d o n e s i a
Masuknya FDI berkaitan dengan ketersedian infrastruktur pendukung
di lokasi yang bersangkutan. Infrastruktur yang dimaksud terutama adalah :
transportasi, listrik, dan air. Akibat dari kekurangan infrastruktur serta kualitasnya
yang rendah kemungkinan akan menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi
dan tenaga kerja. Sehingga pada akhirnya banyak perusahaan akan keluar dari bisnis
atau membatalkan ekspansinya. Karena itulah infrastruktur sangat berperan dalam
proses produksi dan merupakan prakondisi yang sangat diperlukan untuk menarik
akumulasi modal sektor swasta. Infrastruktur yang baik juga dapat meningkatkan
produktivitas dan mengurangi biaya produksi.
Dewasa ini, Indonesia adalah salah satu tujuan utama dari investasi
negara-negara maju di dunia. Seperti Jepang, Inggris, Australia, Amerika Serikat,
Korea Selatan, Taiwan, Rusia, dan lain-lain. Ada lima faktor yang membuat investor
menaruh kepercayaan besar pada prospek investasi di Indonesia. Yakni, potensi
pertumbuhan pasar domestik, upah buruh yang relatif murah, tingginya konsumsi
domestik krena daya beli yang terus naik, ketersediaan sumber daya alam, serta
pengembangan cluster industri di berbagai wilayah Indonesia. Namun, itu berarti
bukan tanpa keluhan. Menurut survei yang telah dilakukan oleh lembaga-lembaga
bisnis negara masing-masing, hasilnya para investor asing masih saja mengeluhkan
permasalahan infrastruktur di Indonesia. Pemerintah harus benar-benar menanggapi
dan melakukan upaya-upaya dalam menangani masalah ini, tentunya agar Indonesia
tidak menerima dampak negatif yang ditimbulkan akibat minimnya infrastruktur
terhadap perkembangan investasi asing di Indonesia.
2 | M i n i m n y a I n f r a s t r u k t u rB e r d a m p a k p a d a I n v e s t a s i A s i n g d i I n d o n e s i a
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja faktor yang menghambat pembangunan infrastruktur di
Indonesia ?
1.2.2 Apakah dampak yang ditimbulkan oleh masalah minimnya infrastruktur
terhadap investasi asing di Indonesia ?
1.3 Tujuan Kajian
Untuk mendeskripsikan apa saja faktor yang menghambat pembangunan
infrastruktur di Indonesia dan dampak-dampak yang ditimbulkan oleh masalah
minimnya infratruktur terhadap investasi asing di Indonesia.
1.4 Manfaat Kajian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Bagi dunia pendidikan, khususnya Universitas Airlangga, penulis
berharap semoga kajian ilmiah ini bisa memenuhi kriteria penulisan yang
sudah sesuai dengan kaidah penulisan sehingga mampu menjadi bahan
rujukan dan referensi bagi mahasiswa-mashasiswa yang membutuhkan
informasi berkaitan dengan masalah yang penulis kaji.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti: Menambah wawasan tentang kondisi makroekonomi
terutama investasi asing dan masalah-masalah yang terkait seperti
minimnya infrastruktur dan sebagainya.
3 | M i n i m n y a I n f r a s t r u k t u rB e r d a m p a k p a d a I n v e s t a s i A s i n g d i I n d o n e s i a
2. Bagi pengguna informasi, baik itu para pembaca pada umumnya,
kajian ilmiah ini mampu memberikan referensi yang sebaik-baiknya
tentang permasalahan yang terkait dengan investasi asing di
Indonesia.
4 | M i n i m n y a I n f r a s t r u k t u rB e r d a m p a k p a d a I n v e s t a s i A s i n g d i I n d o n e s i a
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Investasi
2.1.1 Pengertian Investasi
Dalam pengertian umum, investasi diartikan sebagai pembelian (dan
berarti juga produksi), baik terhadap aktiva fisik seperti membangun rel kereta api,
membangun pabrik, pembukaan lahan, dan lain sebagainya, maupun aktiva finansial
(keuangan) seperti membeli sekuritas atau bentuk keuangan lainnya atau aktiva
kertas. Sebagai contoh, seseorang yang membeli saham atau obligasi. Namun dalam
ekonomi makro pengertian investasi lebih dipersempit yakni sebagai pengeluaran
masyarakat yang ditujukan untuk menambah stok modal fisik (Dornbusch dan
Fischer, 1994). Dalam perhitungan pendapatan nasional dan statistik, pengertian
investasi adalah seluruh nilai pembelian para pengusaha atas barang-barang modal
dan pembelanjaan untuk mendirikan industri dan pertambahan dalam nilai stok
barang perusahaan yang berupa bahan mentah, bahan belum diproses, dan barang
jadi.
Bila dilihat dari siapa yang melakukannya, maka investasi dapat
dibagi dua kategori yakni penanaman modal dalam negeri (investasi domestik) yaitu
investasi yang dilakukan oleh penduduk di negara itu sendiri, sedangkan investasi
yang dilakukan oleh penduduk dari negara lain disebut dengan penenaman modal
asing (investasi asing).
5 | M i n i m n y a I n f r a s t r u k t u rB e r d a m p a k p a d a I n v e s t a s i A s i n g d i I n d o n e s i a
2.1.2 Pengertian Penanaman Modal Asing
Arus modal yang masuk dari luar negeri dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu utang luar negeri, investasi portfolio, dan penanaman modal asing
langsung (foreign Direct Investment, FDI). Secara umum, FDI adalah bentuk
investasi yang ditanamkan langsung dan bergerak di berbagai bidang. Di dalam arus
FDI tidak termasuk investasi portfolio global berbentuk saham lewat jual beli di
bursa, obligasi dan surat berharga lainnya.
Menurut ilmu makroekonomi, dimana secara agregat tingkat FDI akan
mempengaruhi perekonomian negara penerima FDI dalam banyak hal, diantaranya
produksi (output), ketenagakerjaan, tingkat pengangguran, pendapatan, harga,
ekspor-impor, pertumbuhan ekonomi, neraca pembayaran, dan kesejahteraan umum
negara penerimaan FDI. Disisi lain, tingkat FDI yang masuk ke suatu negara juga
dipengaruhi oleh variabel-variabel makroekonomi, seperti: tingkat pendapatan,
nasional (GDP), investasi domestik,, tingkat pertumbuhan ekspor, nilai tukar riil,
surplus/deficit anggaran pemerintah, dan variabel makroekonomi lainnya, termasuk
pula tingkat pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
2.2 Infrastruktur dan Pertumbuhan Ekonomi
Yang dimaksud dengan infrastruktur adalah berbagai instalasi dan
kemudahan dasar terutama dalam sistem transportasi, komunikasi dan listrik) yang
diperlukan oleh masyarakat dalam melakukan aktivitas usaha baik untuk industri
maupun untuk perdagangan dan kelancaran pergerakan orang, barang, dan jasa dari
suatu daerah ke daerah lain atau ke negara lain.
6 | M i n i m n y a I n f r a s t r u k t u rB e r d a m p a k p a d a I n v e s t a s i A s i n g d i I n d o n e s i a
Faktor infrastruktur fisik dibagi menjadi dua, yakni ketersediaan
infrastruktur dan kualitas serta akses infrastruktur. Ketersediaan infrastruktur fisik
adalah untuk kelancaran kegiatan usaha yang perlu didukung oleh ketersediaan
infrastruktur fisik seperti jalan raya, kereta api, pelabuhan laut dan udara, sarana
komunikasi seperti telepon dan pos serta sumber energi seperti listrik. Sedangkan
kualitas dan akses terhadap infrastruktur fisik adalah kualitas infrastruktur harus
dalam keadaan baik. Infrastruktur fisik yang tersedia belum tentu menjamin
kelancaran usaha bila infrastruktur yang tersedia berada dalam kondisi yang tidak
baik. Kualitas infrastruktur selain memperlihatkan kondisi fisiknya yang siap dan
layak untuk digunakan, juga ditunjukkan dengan kemudahan akses terhadap
infrastruktur yang ada.
Yang termasuk infrastruktur antara lain pelayanan terhadap :
1. Public Utilities yaitu: energi, sanitasi, dan saluran air, telekomunikasi, pipa
pensuplai air, pipa gas dan pembuangan limbah.
2. Public Works yaitu: jalan, danau, canal untuk irigasi, dan drainase
3. Transportasi sektor lain yaitu: jalan kereta api, transportasi kota, pelabuhan dan
pelayaran serta pelabuhan udara.
Infrastruktur yang baik akan meningkatkan produktivitas dan
menurunkan biaya produksi. Jadi, infrastruktur juga merupakan faktor yang ikut
mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif. Keadaan jalan yang baik,
tersedianya pelabuhan yang memadai, tersedianya sumber energi yang dibutuhkan
oleh perusahaan, tersedianya transportasi, telekomunikasi akan membantu
meningkatkan kegiatan investasi. Untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur tesebut
7 | M i n i m n y a I n f r a s t r u k t u rB e r d a m p a k p a d a I n v e s t a s i A s i n g d i I n d o n e s i a
maka pengeluaran pemerintah (pusat atau daerah) sangat menentukan untuk
membiayai peningkatan dan perbaikan infrastruktur.
8 | M i n i m n y a I n f r a s t r u k t u rB e r d a m p a k p a d a I n v e s t a s i A s i n g d i I n d o n e s i a
BAB III
METODE KAJIAN
3.1 Metode Kajian
Pengkajian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif yaitu
dengan cara menjabarkan atau mendeskripsikan faktor-faktor yang menghambat
pembangunan infrastruktur di Indonesia dan dampak-dampak yang ditimbulkan oleh
permasalahan minimnya infrastruktur terhadap perkembangan investasi asing di
Indonesia.
3.2 Sumber Data
Data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan dengan cara
mengumpulkan data dari sumber-sumber yang cukup relevan baik berasal dari buku-
buku, internet, serta jurnal yang berhubungan dengan masalah yang penulis angkat.
3.3 Teknik Analisis Data
Setelah mendapatkan semua data yang diperlukan untuk kajian ilmiah ini,
penulis menggunakan teknik pengolahan data yaitu kualitatif deskriptif. Data yang
didapat, diolah dengan metode deskriptif yaitu menguraikan hasil tinjauan
kepustakaan mengenai teori-teori ekonomi yang mendukung dan studi kepustakaan
mengenai kasus-kasus yang relevan dengan yang penulis teliti untuk kemudian
ditarik kesimpulan mengenai masalah yang penulis kaji.
9 | M i n i m n y a I n f r a s t r u k t u rB e r d a m p a k p a d a I n v e s t a s i A s i n g d i I n d o n e s i a
3.4 Sistematika Penulisan
3.4.1 Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah yang mendasari
ditulisnya kajian ilmiah, identifikasi, perumusan masalah, tujuan kajian, dan
manfaat kajian.
3.4.2 Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendasari dan berhubungan
dengan masalah yang dikaji.
3.4.3 Metode Kajian
Bab ini berisi tentang uraian Teknik Pengumpulan Data dan Teknik
Analisis Data yang digunakan, dan Sistematika Penulisan.
3.4.4 Pembahasan
Dalam bab ini diuraikan tentang pembahasan hasil kajian yang
dilakukan dengan pendekatan analisis kualitatif.
3.4.5 Penutup
Berisi uraian tentang simpulan dan saran yang perlu disampaikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil-hasil kajian.
10 | M i n i m n y a I n f r a s t r u k t u rB e r d a m p a k p a d a I n v e s t a s i A s i n g d i I n d o n e s i a
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Faktor yang Menghambat Pembangunan Infrastruktur di Indonesia
4.1.1 Kelangkaan
Ada beberapa faktor-faktor penghambat pembangunan infrastruktur di
Indonesia ditinjau dari ketersediaannya. Faktor yang utama yaitu indikasi dari
lemahnya kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan dalam pemerintahan.
Hal tersebut seperti kurangnya koordinasi di dalam pemerintahan, rendahnya kualitas
proyek yang layak didanai bank, dan lemahnya kapasitas pelaksanaan pemerintah.
Faktor lain terkait dengan kelangkaan adalah ketersediaan lahan
karena langkanya akses terhadap lahan merupakan suatu penghalang bagi
pembangunan infrastruktur, terutama untuk proyek-proyek jalan/jalan tol, listrik, dan
komunikasi. Selain itu, kelangkaan pembiayaan, khususnya yang bersifat jangka
panjang, juga disorot sebagai hambatan. Hal-hal lain seperti kurangnya insentif
investasi juga disebutkan sebagai suatu faktor penghambat. Kurangnya insentif ini
harus dilihat dalam konteks kualitas iklim usaha dan dukungan dari pemerintah untuk
investasi dan kegiatan bisnis baru.
4.1.2 Biaya
Faktor-faktor yang tergolong kelompok ini adalah seperti mahalnya
pembebasan lahan di Indonesia, untuk pembangunan infrastruktur. Kemudian
tingginya biaya pendanaan, terutama yang jangka pendek, juga muncul sebagai
11 | M i n i m n y a I n f r a s t r u k t u rB e r d a m p a k p a d a I n v e s t a s i A s i n g d i I n d o n e s i a
permasalahan, disertai dengan masalah perijinan usaha (indikasi biaya melakukan
bisnis) untuk investor yang ingin berinvestasi di pembangunan infrastruktur. Dan
permasalahan biaya lainnya yang dihadapi oleh investor kegiatan infrastruktur adalah
tingginya pajak yang ditetapkan pemerintah, terutama pemerintah daerah.
4.1.3 Kualitas
Masalah mendasar dalam kapasitas pemerintahan yang lagi-lagi
menjadi faktor penghambat pembangunan infrastruktur di Indonesia, terutama
tentang kemampuannya untuk mempersiapkan proyek yang layak didanai bank
secara tepat. Karena kebanyakan proyek yang layak didanai bank adalah proyek-
proyek yang dianggap buruk. Ini memperlihatkan ketidak siapan pemerintah dalam
menentukan proyek yang layak didanai oleh bank.
Masih tentang masalah kualitas sumber daya manusia dan
kelembagaan khususnya di dalam pemerintahan diantaranya seperti lemahnya tingkat
koordinasi di dalam pemerintah, yaitu ketidak efektifan interaksi pemerintah propinsi
dan juga pemerintah pusat dalam merangkul investor-investor untuk pembangunan
infrastruktur di Indonesia. Hal ini kembali menekankan keprihatinan tentang
lemahnya kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan dalam pemerintahan
yang menjadi faktor penghambat pembangunan infrastruktur di negara kita ini.
12 | M i n i m n y a I n f r a s t r u k t u rB e r d a m p a k p a d a I n v e s t a s i A s i n g d i I n d o n e s i a
4.2 Dampak yang Ditimbulkan Oleh Masalah Minimnya Infrastruktur
terhadap Investasi Asing di Indonesia
Penyediaan infrastruktur yang memadai merupakan salah satu
prasyarat utama untuk memacu pertumbuhan ekonomi, mempertahankan daya saing
internasional, serta untuk mendukung upaya pengurangan kemiskinan dan
pengangguran. Beberapa penelitian sudah mempelajari hubungan antara infrastruktur
dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Misalnya, Mawardi (2004) menunjukkan
bahwa infrastruktur memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi.
Temuan ini ditunjang oleh CIDES (2007) dan penelitian empiris oleh Mustajab
(2009) yang memperkirakan bahwa 1 persen kenaikan dalam investasi infrastruktur
menyumbang 0,3 persen pada PDB.
Berdasarkan uraian di atas, maka kita paham seberapa pentingnya
infrastruktur yang memadai terhadap pertumbuhan ekonomi. Dewasa ini, Indonesia
adalah salah satu tujuan utama dari investasi negara-negara maju di dunia. Seperti
Jepang, Inggris, Australia, Amerika Serikat, Korea Selatan, Taiwan, Rusia, dan lain-
lain. Aliran modal asing ke Indonesia cukup tinggi dan besar-besaran. Hal ini terlihat
dari indeks pasar modal Indonesia memang terus melaju hingga berada di level 3500
dan terus menerus menyentuh rekor baru. Banyak pebisnis percaya bahwa hingga
tahun depan, pasar modal Indonesia berada di tingkat yang aman. Namun, hal
tersebut bukan berarti bahwa investor-investor asing tidak mengalami masalah dan
selalu senang menginvestasikan dana mereka ke Indonesia. Masalah utama yang
selalu mereka keluhkan kepada pemerintah Indonesia adalah masalah buruknya
infrastruktur di Indonesia. Sejumlah riset ilmiah mengenai infrastruktur di negara-
negara miskin menunjukkan bahwa negara-negara miskin memerlukan penggunaan
13 | M i n i m n y a I n f r a s t r u k t u rB e r d a m p a k p a d a I n v e s t a s i A s i n g d i I n d o n e s i a
sekitar 9 persen dari PDB untuk dapat mengoperasikan, memelihara, atau merawat
dan membangun infrastruktur jika negara miskin tersebut hendak meraih level
millenium development goals. (MDGs)
Indonesia meskipun bukan kategori negara miskin, kondisi
infrastrukturnya juga masih sangat memprihatinkan. Ketersediaan dan kualitas
infrastruktur, fisik dan nonfisik kurang memadai. Padahal kondisi ekonomi yang
tengah berkembang seperti Indonesia mutlak memerlukan berbagai pengembangan
infrastruktur di berbagai sektor. Inilah yang selalu dikeluhkan oleh investor terutama
investor asing.
Beberapa survei yang dilakukan lembaga International Corporation
di negara-negara investor membuktikan turunnya kepercayaan pebisnis negara
tersebut untuk menginvestasikan dana mereka ke Indonesia. Seperti dalam Business
Confidence Index 2013 yang dikeluarkan oleh British Chamber of Commerce in
Indonesia yang mencerminkan pandangan para eksekutif-eksekutif bisnis senior
perusahaan-perusahaan Inggris terhadap bisnis di Indonesia pada 2013-2014.
Hasilnya tingkat kepercayaan perusahaan Inggris untuk berinvestasi di Indonesia
turun 23% dari 83% di tahun 2012 menjadi 60%. Selain itu tingkat kemudahan
berbisnis (ease of doing business) turun 15% dari 65% di tahun 2012 menjadi 50%.
Penurunan ini dikarenakan adanya 3 tantangan utama yang dihadapi pengusaha-
pengusaha Inggris, yang memengaruhi hubungan bisnis antar kedua negara.
Tantangan tersebut adalah minimnya infrastruktur, perangkat aturan, dan minimnya
skilled labour. Minimnya infrastruktur menjadi tantangan utama perusahaan asing
untuk berinvestasi di Indonesia.
14 | M i n i m n y a I n f r a s t r u k t u rB e r d a m p a k p a d a I n v e s t a s i A s i n g d i I n d o n e s i a
Meskipun perusahaan-perusahaan asing dewasa ini tetap
menginvestasikan dana mereka ke Indonesia secara besar-besaran, namun jika sektor
infrastruktur masih buruk dan menjadi masalah utama dalam pembangunan ekonomi,
investasi asing tersebut akan sulit bertahan lama di Indonesia, dan bisa membuat
asing melakukan penarikan dana secara besar-besaran pula sehingga menimbulkan
fenomena hot money yang kerap terjadi. Hal ini juga dapat menimbulkan ancaman
baru yakni ancaman capital outflow.
15 | M i n i m n y a I n f r a s t r u k t u rB e r d a m p a k p a d a I n v e s t a s i A s i n g d i I n d o n e s i a
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penyediaan infrastruktur yang memadai merupakan salah satu
prasyarat utama untuk memacu pertumbuhan ekonomi, mempertahankan daya saing
internasional, serta untuk mendukung upaya pengurangan kemiskinan dan
pengangguran. Saat ini ketersediaan infrastruktur di Indonesia masih rendah jika
dibandingkan dengan negara berkembang yang lain.
Faktor-faktor yang menghambat pembangunan infrastruktur di Indonesia
adalah sebagai berikut :
1. Kelangkaan
2. Biaya
3. Kualitas
Apabila sektor infrastruktur Indonesia masih buruk dan menjadi
masalah utama dalam pembangunan ekonomi, investasi asing tersebut akan sulit
bertahan lama di Indonesia, dan meskipun perusahaan-perusahaan asing dewasa ini
tetap menginvestasikan dana mereka ke Indonesia secara besar-besaran, mereka bisa
melakukan penarikan dana secara besar-besaran pula sehingga menimbulkan
fenomena hot money yang kerap terjadi. Hal ini juga dapat menimbulkan ancaman
baru yakni ancaman capital outflow.
16 | M i n i m n y a I n f r a s t r u k t u rB e r d a m p a k p a d a I n v e s t a s i A s i n g d i I n d o n e s i a
5.2 Saran
Untuk mengatasi permasalahan infrastruktur yang buruk, pemerintah
negara ini perlu melakukan pembangunan dan perbaikan infrastruktur dengan baik,
untuk mendukung hal tersebut maka pemerintah harus memperhatikan berbagai hal
diantaranya :
1. Menyelesaikan masalah-masalah dalam pembebasan lahan.
2. Memperkuat kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan.
3. Memperbaiki tata kelola pemerintahan.
4. Memperbaiki kesediaan dana.
5. Melakukan intervensi menurut sektor.
Selain memicu pertumbuhan ekonomi, investasi asing juga
memberikan dampak negatif. Untuk mengurangi dampak tersebut maka Pemerintah
Pusat dan Regional perlu merevisi berbagai ketentuan-ketentuan yang melindungi
kepentingan peliharaan kelestarian dan kualitas lingkungan hidup dan lingkungan
alam.
17 | M i n i m n y a I n f r a s t r u k t u rB e r d a m p a k p a d a I n v e s t a s i A s i n g d i I n d o n e s i a
DAFTAR PUSTAKA
Dornbusch, Rudiger, et al 2004. Macroeconomics 7th edition. McGraw Hill
Mawardi, D.R. 2004. Hubungan antara infrastruktur ekonomi dan pertumbuhan
PDRB di Jawa Timur dengan menggunakan pendekatan model persamaan
produksi Cobb–Douglas. Thesis/Dissertation. Petra Christian Universitas
Indonesia.
Mustajab, M. 2009. Infrastructure Investment in Indonesia: Process and Impact.
PhD dissertation. Rijksuniversiteit. Netherlands.
Latip, Dedi. 2009. Analisa Pengaruh Penanaman Modal Asing Langsung (FDI)
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional Propinsi Tahun 2000-2006.
Thesis. Depok. Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Iqbal, Zafar dan Suleman, Areef. 2010. Indonesia : Kendala Kritis bagi
Pembangunan Infrastruktur. Jeddah. Islamic Development Bank.
www.google.com
Aunur, Rofiq. 2012. Infrastruktur Buruk, Daya Saing Terpuruk. beritasatu.com.
Diakses 30 Desember 2013.
Prayogi, Wherry Enggo. 2010. RI Terancam Capital Outflow Akibat Buruknya
Infrastruktur. Detik.com/finance. Diakses 30 des 2013.
18 | M i n i m n y a I n f r a s t r u k t u rB e r d a m p a k p a d a I n v e s t a s i A s i n g d i I n d o n e s i a