Mini Projek Edited

35
LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM) F7. Mini Project Oleh : dr. Fityay Adzhani

description

mini projek

Transcript of Mini Projek Edited

LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

F7. Mini Project

Oleh :

dr. Fityay AdzhaniPUSAT KESEHATAN MASYARAKAT JETISYOGYAKARTA

2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. JUDUL KEGIATANPromosi kesehatan untuk peningkatan status gizi anak di posyanduB. LATAR BELAKANG KEGIATAN Target Tujuan Pembangunan Millenium atau Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 yakni upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia, khusus untuk bidang kesehatan berfokus pada mendorong perbaikan kesehatan anak dan ibu melahirkan melalui percepatan penurunan Angka Kematian Anak (untuk Bayi dan Balita) dan penurunan Angka Kematian Ibu. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam mendeskripsikan tingkat pembangunan manusia di sebuah negara dari sisi kesehatan masyarakatnya.Target MDGs untuk penurunan Angka Kematian Bayi di Indonesia adalah sebesar 23 per 1.000 KH pada tahun 2015 dari kondisi saat ini yaitu sebesar 34 per 1.000 KH. Penyebab utama kematian bayi adalah infeksi saluran pernapasan akut, diare dan komplikasi kelahiran. Tetapi penyebab dasar dari 54% kematian bayi di Indonesia adalah gizi kurang yang berdampak pada penurunan daya tahan tubuh. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010 prevalensi Kurang Energi Protein (KEP) pada balita berdasarkan berat badan per umur (BB/U) adalah 17,9%. Angka ini masih diatas target pencapaian MDGs tahun 2015 sebesar 15,5%.

Berat badan anak merupakan salah satu indikator dasar dan penting dalam melakukan penilaian dan pemantauan kesehatan anak. Penilaian ini merupakan cara yang mudah sebagai dasar pertimbangan kadar kesehatan yang dimiliki anak tersebut, karena berat badan sangat dipengaruhi oleh berbagai macam kondisi anak, misalnya terkait dengan gizi anak maupun hingga penyakit yang diderita yang dapat mempengaruhi berat badan anak tersebut. Oleh karena itu, sudah semestinya berat badan menjadi indikator rutin yang dinilai pada setiap pemeriksaan yang dilakukan pada anak, baik oleh tenaga kesehatan maupun yang dilakukan rutin di masyarakat.

Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimum, seperti berat badan, diperlukan berbagai faktor misalnya makanan harus disesuaikan dengan keperluan anak yang sedang tumbuh. Penyakit infeksi akut maupun kronis menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga pencegahan penyakit menular merupakan hal yang penting, di samping diperlukannya bimbingan, pembinaan, perasaan aman dan kasih sayang dari ayah dan ibu yang hidup rukun, bahagia dan sejahtera dalam lingkungan yang sehat. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa inipertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, kesadaran emosional dan inteligensia berjalan sangat cepat.

Pada tahun 2013, data yang diperoleh dari kegiatan posyandu balita yang dilakukan di kota Yogyakarta yang mencakup 3 kelurahan (keluraha Bumijo, Cokrodiningratan, dan Gowongan) mengenai berat badan balita yang naik dibanding dengan keseluruhan yang datang posyandu masih menunjukkan angka kurang baik yaitu sebesar 56,37% sehingga masih sekitar lebih dari 40% balita memiliki berat badan yang tidak naik sesuai dengan grafik pada KMS (Kartu Menuju Sehat). Sepanjang tahun 2014 pun data yang telah masuk menunjukkan masih banyak balita yang tidak naik berat badannya pada penimbangan di posyandu. Di kelurahan Bumijo jumlah balita yang berat badannya naik dibanding balita yang datang pada data posyandu selama bulan Januari - Juni tahun 2014 hanya sebesar 55,28%, di kelurahan Cokrodiningratan sebesar 59,62%, dan di kelurahan Gowongan sebesar 57,05%. Walaupun pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut aturan tertentu, seorang anak dalam banyak hal bergantung kepada orang dewasa, misalnya mengenai makan, perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dan sebagainya. Oleh karena itu semua orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang, misalnya keperluan dan lingkungan anak pada waktu tertentu agar anak dapat tumbuh dan berkembang sebaik-baiknya. Bila lingkungan akibat sesuatu hal menjadi buruk, maka keadaan tersebut hendaknya segera diubah sedemikian rupa sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.

Berat badan merupakan salah satu indikator penting dalam penilaian pertumbuhan balita, namun karena masih banyaknya balita yang berat badannya tidak naik sesuai dengan grafik KMS tersebut sehingga dibutuhkan pemberian informasi kepada keluarga mengenai penyebab, bahayanya hingga bagaimana menghadapi berat badan balita yang tidak naik. C. GAMBARAN UMUM WILAYAH PUSKESMAS JETISPuskesmas Jetis terletak di Jl. P. Diponegoro No.91, di wilayah Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta dengan luas wilayah kerja 156,00 Ha, dengan data jumlah penduduk tahu 2013 sebanyak 27.740 jiwa dan kepala keluarga sebanyak 8.637 KK. Puskesmas Jetis memiliki wilayah kerja Kelurahan Bumijo, Kelurahan Cokrodiningratan, dan Kelurahan Gowongan, dengan batas wilayah sebagai berikut:Sebelah Utara

: Kecamatan Tegal Rejo

Sebelah Selatan

: Kecamatan Gondokusuman

SebelahTimur

: Kecamatan Gedongtengen

Sebelah Barat

: Kecamatan Tegal Rejo

Gambaran mengenai karakteristik dan bentuk wilayah adalah :

1. Suhu max/min

: 34C/23C.2. Letak ketinggian

: 120 m di atas permukaan laut3. Jumlah hari dengan curah hujan

: 350 hari 4. Banyaknya curah hujan

: 45mm/tahun5. Bentuk wilayah

: datar sampai berombak 100%Jarak Puskesmas Jetis dengan ibukota kecamatan adalah 0 km, sedangkan jarak Puskesmas dengan Ibukota Kota Yogykarta adalah 4 km, kemudian jarak antara Puskesmas ke Ibukota Provinsi adalah 3 km. Jumlah penduduk Kecamatan Jetis pada tahun 2013 sebanyak 27.740 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 8.637 KK.

D. IDENTIFIKASI MASALAHSumber informasi yang digunakan untuk mengindentifikasi permasalahan kesehatan di wilayah penelitian ini, didapatkan dari beberapa sumber, yaitu:a. Data program kerja puskesmas Jetis tahun 2013 dan 2014b. Wawancara dengan pihak-pihak terkait seperti: sistem informasi puskesmas, gizi kesehatan masyarakat puskesmasc. Observasi wilayah : pelaksanaan posyanduDari data didapatkan bahwa, permasalahan kenaikan berat badan balita merupakan salah satu masalah kesehatan yang dinilai masih kurang baik selama tahun 2013, yaitu hanya sebesar 56,37% yang mengalami kenaikan berat badan pada data balita yang datang posyandu. Adapun data selama bulan Januari Juni 2014, sebagai berikut :

NoBulanBumijoCokrodiningratanGowongan

NDNDND

1Januari288492207317182328

2Februari317510194336207344

3Maret256487190337184338

4April258473195320192324

5Mei236500180311170336

6Juni272481181303210337

Total162729431147192411452007

Sumber : Data SKDN Puskesmas Jetis tahun 2014Keterangan : N = Jumlah balita dengan berat badan yang naik pada penimbangan di posyandu

D = Jumlah balita yang datang ke posyandu

Dari data diatas, didapat bahwa persentase balita dengan berat badan yang naik N/D di kelurahan Bumijo sebesar 55,28%, kelurahan Cokrodiningratan sebesar 59,62%, dan kelurahan Gowongan sebesar 57,05%. Sehingga total jumlah balita dengan berat badan yang naik pada pengukuran posyandu adalah sebesar 57% dengan terendah terdapat di kelurahan Bumijo.

D. TUJUAN KEGIATANTujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menilai berat badan balita serta hal-hal yang perlu diperhatikan dari berat badan balita.E. MANFAAT KEGIATANManfaat kegiatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara serta menjadi masukan dalam perencanaan dan pelaksanaan program Puskesmas Jetis guna memperbaiki permasalahan kenaikan berat badan balita di posyandu yang dinilai masih kurang baik.BAB II

TINJAUAN PUSTAKASekitar 10-20% bayi mengalami gangguan kenaikkan berat badan. Berat badan yang tidak naik adalah berat badan balita yang kenaikan setiap bulannya tidak sesuai dengan grafik dan tabel pada KMS. Sebagian bayi awalnya BBnya dapat normal tetapi sebagian lainnya profil grafik BB dalam KMS atau kartu kesehatannya cenderung tidak optimal sejak lahir. Kenaikkan BB akan lebih buruk setelah usia 4-6 bulan. Biasanya keadaan ini disertai gangguan kesulitan makan. A. GANGGUAN SALURAN CERNAGagal tumbuh adalah diagnosis klinis yang diberikan kepada anak-anak yang kekurangan berat badan secara konsisten atau tidak menambah berat badan karena alasan tidak jelas. Ada banyak penyebab. Penyebabnya seringkali terjadi pada penderita gangguan fungsi saluran cerna dengan berbagai penyakit yang menyertainya. Pada anak usia di bawah 5 tahun mungkin sekitar 30-40% anak mengalami hipersensitifitas saluran cerna. Karena sebagian besar pada anak terjadi imaturitas atau ketidak matangan saluran cerna. Penyebab yang lain pada umumnya melibatkan faktor lingkungan dan sosial yang berpengaruh pada nutrisi anak. Adanya gangguan medis terkadang juga menjadi pencegah anak dari tumbuh normal.

Hipersensitif saluran cerna ini biasanya hanya merupakan gangguan fungsional dan selama ini dianggap normal. Tetapi ternyata bila dicermati gangguan ini sering disertai secara bersamaan dengan berbagai gangguan organ tubuh lainnya yang sangat mengganggu. Gangguan tersebut sering disertai gangguan pertumbuhan berat badan, gangguan perilaku dan gangguan perkembangan lainnya.

Pada anak dengan gangguan fungsi saluran cerna sering mengalami kesulitan makan dan berat badan sulit naik terutama setelah usia 4- 6 bulan. Hal ini terjadi karena pada saat usia tersebut mulai diberi makanan tambahan baru. Bila terdapat makan yang tidak cocok terjadi reaksi simpang makanan mengakibatkan sensitif saluran cerna. Bila hal ini terjadi maka gangguan sulit makan dan berat badan tidak naik mulai terjadi.

Banyak faktor dan penyebab mengapa berat badan bayi sulit naik atau sulit makan. Tetapi ternyata penyebab tersering penyebab gangguan tersebut adalah fungsi saluran cerna yang sensitif. Gangguan ini sering terjadi pada penderita alergi makanan atau hipersensitifitas makanan lainnya.TANDA DAN GEJALA GANGGUAN FUNGSI SALURAN CERNA PADA BAYI.

Gastrooesepageal Refluks, Sering MUNTAH/gumoh, kembung,cegukan, Sering Hiccup atau cegukan Buang angin keras dan sering Sering rewel gelisah atau kolik menagis berkepanjangan dan menangis keras melengkin lebih dari 15 menit. Biasanya terjadi karena perutnya tidak nyaman atau sakit. Keluhan ini timbul terutama mulai sore hari hingga malam hari dan puncaknya saat dini hari atau saat subuh. Nyeri perut atau malam gelisah ini biasanya akan berkurang setelah usia 3 bulan BAB lebih 3 kali perhari, feses cair, terdapat seperti biji cabe, sering berak sedikit sedikit tapi sering Berak Darah BAB tidak tiap hari, Feses warna hijau,hitam dan berbau, disertai ngeden Seringngeden. Biasanya disertaiHernia Umbilikalis (pusar), Scrotalis, inguinalis atau hidrokel. Air liur berlebihan. Mulut sensitif: Lidah sering timbul putih kadang sulit dibedakan dengan jamur (candidiasis) atau memang kadang juga disertai infeksi jamur. Lidah atau mulut sering timbul putih, bibir kering dan kadang kehitaman sebagian. Bibir tampak kering atau kadang pada beberapa bayi bibir bagian tengah berwarna lebih gelap atau biru. Produksi air liur meningkat, sehingga sering ngeces (drooling) biasanya disertai bayi sering menjulurkan lidah keluar atau menyembur-nyemburkan ludah dari mulut.

Penanganan:

Bila disertai infeksi virus ringan yang kadang bila tidak dicermati seperti normal, maka keluhan terebut akan membaik setelah 5 hari. Namun bila bayi daya tahan tubuh tidak bagus dan di sekitarnya ada orangtua atau orang yang mudah sakit maka gangguan tersebut akan hilang timbul berkepanjangan

Bila bayi minum ASI sebaiknya harus diperhatikan dan dilakukan intervensi makanan ibu yang dikonsumsi

Bayi dengan gangguan kenaikkan berat badan dalam perjalanan pertambahan usia mengalami perkembangan yang berbeda. Sekelompok bayi akan membaik Berat badanya setelah usia 1-2 tahun, sebagian lainnya akan membaik setelah 5-7 tahun. Untuk mengetahui permasalahan ke depan gangguan kenaikan berat badan tersebut dapat dilihat dari riwayat profil berat badan orangtua.B. PENYAKIT LAINSelain adanya penyakit saluran cerna yang diderita anak, penyebab lain berat badan anak tidak naik dapat disebabkan penyakit seperti infeksi TB, infeksi parasit, penyakit jantung bawaan.a) Infeksi TB pada anak

Tuberkulosis (TB atau TBC) pada anak memang berbeda dengan TB pada orang dewasa. TB pada anak menginfeksi primer di parenkim paru yang tidak menyebabkan refleks batuk, sehingga jarang ditemukan gejala khas TB seperti batuk berdahak. Pada parenkim paru ini juga kuman cenderung lebih sedikit, maka TB tidak menular antara sesama anak. TB sangat mudah menular dari orangtua ke anak, tapi TB tidak menular dari anak ke anak.Gejala TB pada anak lebih susah didiagnosis karena bukan merupakan gejala khas TB. Pada anak jarang ditemukan gejala batuk berdahak seperti yang diderita pada orang dewasa. Dan seringkali terjadi salah diagnosa, karena gejala yang dialami bisa juga merupakan gejala penyakit lain.Seorang anak harus dicurigai menderita tuberkulosis jika: mempunyai sejarah kontak erat (serumah) dengan penderita TB BTA positif, terdapat reaksi kemerahan cepat setelah penyuntikan BCG (dalam 3-7 hari), terdapat gejala umum TBGejala umum TB pada anak: Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas, dan tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah mendapatkan penanganan gizi yang baik (failure to thrive). Nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik (failure to thrive) dengan adekuat. Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau infeksi saluran nafas akut), dapat disertai keringat malam. Pembesaran kelenjar limfe bawah kulit yang tidak sakit. Biasanya ganda, paling sering didaerah leher, ketiak dan lipatan paha (inguinal). Gejala-gejala dari saluran nafas, misalnya batuk lama lebih dari 30 hari (setelah disingkirkan sebab lain dari batuk), tanda cairan di dada dan nyeri dada. Gejala-gejala dari saluran cerna, misalnya diare berulang yang tidak sembuh dengan pengobatan diare, benjolan (massa) di rongga perut, dan tanda-tanda cairan dalam rongga perut.

Panduan obat TB pada anak

Pengobatan TB selama 6 bulan dibagi dalam 2 tahap yaitu tahap awal/intensif (2 bulan pertama) dan sisanya sebagai tahap lanjutan. Prinsip dasar pengobatan TB adalahminimal 3 macam obat pada fase awal/intensif (2 bulan pertama) dan dilanjutkan dengan 2 macam obat pada fase lanjutan (4 bulan, kecuali pada TB berat). OAT pada anak diberikan setiap hari, baik pada tahap intensif maupun tahap lanjutan.

Untuk menjamin ketersediaan OAT untuk setiap pasien, OAT disediakan dalam bentuk paket. Paket OAT anak berisi obat untuk tahap intensif, yaitu Rifampisin (R), Isoniazid (H), Pirazinamid (Z); sedangkan untuk tahap lanjutan, yaitu Rifampisin (R) dan Isoniasid (H). Dosis OAT adalah : INH: 5-15 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 300 mg/hari

Rifampisin: 10-20 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 600 mg/hari

Pirazinamid: 15-30 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 2 000 mg/hari

Etambutol: 15-20 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 1 250 mg/hari

Streptomisin: 1540 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 1 000 mg/hari

Untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan yang relatif lama dengan jumlah obat yang banyak, paduan OAT disediakan dalam bentuk Kombinasi Dosis Tetap = KDT (Fixed Dose Combination= FDC). Tablet KDT untuk anak tersedia dalam 2 macam tablet, yaitu:

TabletRHZyang merupakan tablet kombinasi dari R (Rifampisin), H (Isoniazid) dan Z (Pirazinamid) yang digunakan pada tahap intensif.

TabletRHyang merupakan tablet kombinasi dari R (Rifampisin) dan H (Isoniazid) yang digunakan pada tahap lanjutan.

Jumlah tablet KDT yang diberikan harus disesuaikan dengan berat badan anak dan komposisi dari tablet KDT tersebut.

Tabel berikut ini adalah contoh dari dosis KDT yang komposisi tablet RHZ adalah R = 75 mg, H = 50 mg, Z = 150 mg dan komposisi tablet RH adalah R = 75 mg dan H = 50 mg,Dosis KDT (R75/H50/Z150 dan R75/H50) pada anakBERAT BADAN (KG)2 BULAN TIAP HARIRHZ (75/50/150)4 BULAN TIAP HARIRH (75/50)

5-91 tablet1 tablet

10-142 tablet2 tablet

15-193 tablet3 tablet

20-324 tablet4 tablet

Keterangan:

Bayi dengan berat badan kurang dari 5 kg dirujuk ke rumah sakit

Anak dengan BB 33 kg , disesuaikan dengan dosis dewasa

Obat harus diberikan secara utuh, tidak boleh dibelah

OAT KDT dapat diberikan dengan cara: ditelan secara utuh atau digerus sesaat sebelum diminum.

Pada keadaan TB berat, baik pulmonal maupun ekstrapulmonal seperti TB milier, meningitis TB, TB sendi dan tulang, dan lain-lain:

Pada tahap intensif diberikan minimal 4 macam obat (INH, Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol atau Streptomisin).

Pada tahap lanjutan diberikan INH dan Rifampisin selama 10 bulan.

Untuk kasus TB tertentu yaitu TB milier, efusi pleura TB, perikarditis TB, TB endobronkial, meningitis TB dan peritonitis TB diberikan kortikosteroid (prednison) dengan dosis 12 mg/kg BB/hari, dibagi dalam 3 dosis. Lama pemberian kortikosteroid adalah 24 minggu dengan dosis penuh dilanjutkan tappering off dalam jangka waktu 26 minggu. Tujuan pemberian steroid ini untuk mengurangi proses inflamasi dan mencegah terjadi perlekatan jaringan.

b) Infeksi parasit

Penyakit yang sering terjadi ini sangat menganggu tumbuh kembang anak. Sehingga sangat penting untuk mengenali dan mencegah penyakit cacing pada anak sejak dini. Gangguan yang ditimbulkan mulai dari yang ringan tanpa gejala hingga sampai yang berat bahkan sampai mengancam jiwa. Secara umum gangguan nutrisi atau anemia dapat terjadi pada penderita. Hal ini secara tidak langsung akan mengakibatkan gangguan kecerdasan pada anak.Gejala yang bisa dilihat secara umum Wajah agak pucat, lesu dan kurang bergairah

Kurus dan perut agak buncit

Berat badan tidak naik-naik meski nafsu makan tidak berkurang

Pada anak(bayi) tampak gelisah dimalam hari dan sering-garuk pantat (bagian anus)

Sering mengalami gangguan lambung, mulas, diare atau sulit buang air besar (seperti gejala penyakit maag)

Suka batuk

Apabila terjadi infeksi yang lebih lanjut menunjukkan cacing sudah berpindah tempat dari usus ke organ lain, sehingga menimbulkan kerusakan organ & jaringan, dapat timbul gejala : Demam

Adanya benjolan di organ/jaringan tersebut

Dapat timbul reaksi alergi terhadap larva cacing

Infeksi bakteri

Kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ otak sudah terkena

Beberapa jenis cacing sangat potensial untuk menimbulkan infeksi pada anak-anak. Dan untuk selanjutnya mereka akan menjadi sumber penularan bagi infeksi berikutnya yang sangat potensial. Keadaan yang demikian inilah yang menyebabkan infeksi akibat parasit cacing sukar diatasi secara tuntas. Penderita yang tidak mendapatkan pengobatan yang tepat, merupakan sumber penularan bagi orang-orang dekat di sekitarnyaPencegahan Penyakit Cacing Pada Anak Cucilah tangan sebelum makan.

Pakailah alas kaki jika menginjak tanah. Jenis cacing ada macamnya. Cara masuknya pun beragam macam, salah satunya adalah cacing tambang (Necator americanus ataupun Ankylostoma duodenale). Kedua jenis cacing ini masuk melalui larva cacing yang menembus kulit di kaki, yang kemudian jalan-jalan sampai ke usus melalui trayek saluran getah bening. Gunting dan bersihkan kuku secara teratur. Kadang telur cacing yang terselip di antara kuku Anda dan selamat masuk ke usus Anda dan mendirikan koloni di sana.

Jangan buang air besar sembarangan dan cuci tangan saat membasuh. Bertanam atau Berkebunlah dengan baik. Ambillah air yang masih baik untuk menyiram tanaman. Cucilah sayur dengan baik sebelum diolah. Cucilah sayur di bawah air yang mengalir. Hati-hatilah makan makanan mentah atau setengah matang, terutama di daerah yang sanitasinya buruk. Buanglah kotoran hewan hewan peliharaan kesayangan Anda seperti kucing atau anjing pada tempat pembuangan khusus

Pencegahan dengan meminum obat anti cacing setiap 6 bulan, terutama bagi Anda yang risiko tinggi terkena infestasi cacing ini, seperti petani, anak-anak yang sering bermain pasir, pekerja kebun, dan pekerja tambang (orang-orang yang terlalu sering berhubungan dengan tanah.

Pengobatan Penanganan untuk mengatasi infeksi cacing dengan obat-obatan merupakan pilihan yang dianjurkan. Obat anti cacing Golongan Pirantel Pamoat (Combantrin dan lain-lain) merupakan anti cacing yang efektif untuk mengatasi sebagian besar infeksi yang disebabkan parasit cacing.

Intervensi berupa pemberian obat cacing ( obat pirantel pamoat 10 mg / kg BB dan albendazole 10 mg/kg BB ) dosis tunggal diberikan tiap 6 bulan pada anak SD dapat mengurangi angka kejadian infeksi ini pada suatu daerahc) Penyakit jantung bawaan

Gejala-gejala yang dapat dijumpai pada bayi penderita PJB adalah sebagai berikut: Saat lahir dapat dijumpai gangguan pernapasan. Pada yang berat bahkan dapat berakibat kematian.Pada PJB biru, anak tampak biru meskipun tidak sesak napas dan aktif. Namun demikian, pada yang kompleks gejala sesak napas dan biru dapat nampak bersamaan

Pada beberapa kasus yang berat dan kompleks, bayi baru lahir segera memburuk dan meninggal dalam waktu dua hari Saat menetek/minum, bayi nampak berkeringat banyak di dahi, napas terengah-engah. Minum tidak bisa banyak dan tidak lama.

Berat badan tidak naik-naik atau naik kurang dari grafik/pita pertumbuhan yang sesuai pada KMS.

Anak sering sakit batuk dan sesak napas yang sering disebut sebagai pneumonia atau bronkopneumonia.

Daya tahan tubuh terhadap penyakit kurang, sebagai akibatnya bayi sering sakit-sakitan.

Anak yang menderita PJB biru, saat lahir nampak kebiru-biruan di mulut dan lidah serta ujung-ujung jari, meskipun anak tampak aktif ceria dan menangis kuat. Pada beberapa anak, warna kebiruan pada mulut, lidah dan ujung-ujung jari tersebut baru nampak setelah berusia beberapa bulan.

Kelainan jantung sering juga ditemukan secara tidak sengaja oleh dokter pada saat bayi berobat utk penyakit lainnya atau saat datang untuk imunisasi. Dokter mendengar adanya bising jantung saat memeriksa jantung bayi dengan menggunakan stetoskop.Gejala dan tanda pada pernapasan, aktivitas dan hambatan kenaikan berat badan merupakan hal yang paling sering dijumpai dan merupakan penanda dini dan penting pada PJB. Oleh sebab itu, bila menjumpai hal tersebut, jangan ragu-ragu untuk segera memeriksakan anak ke dokter.C. FAKTOR GIZIApabila dalam perjalanannya, balita dengan berat badan yang tidak naik tidak ditemukan tanda-tanda gangguan organik ataupun gangguan pada saluran cernanya, maka kemungkinan penyebab berat badannya yang tidak naik adalah faktor gizi, asupan yang diberikan tidak cukup maupun cara pemberian makan pada anak yang salah. Sehingga sudah seharusnya keluarga mempelajari dan mengetahui bagaimana cara pemberian makanan pada anak yang benar. Pemberian makanan pada anak berbeda-beda sesuai dengan usianya.

A. UMUR 0 6 BULAN Berikan ASI yang pertama keluar dan berwarna kekuningan (kolostrum).

Berikan hanya ASI (ASI eksklusif).

Jangan beri makanan/minuman selain ASI

Susui bayi sesering mungkin.

Susui setiap bayi menginginkan, paling sedikit 8 kali sehari.

Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan, lalu susui.

Susui dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian

Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara sisi lainnya.

B. UMUR 6 8 BULAN

Terus berikan ASI

Mulai berikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).

Contohnya bubur susu dan bubur tim yang dilumatBerikan MP-ASI secara bertahap sesuai umur.

6 bulanPagi: bubur susu 3 sendok makanSore: bubur susu 3 sendok makan

7 bulanPagi: bubur susu 3 sendok makanSore: bubur susu 3 sendok makan8 bulanPagi: bubur tim lumat 2 sendok makanSiang: bubur tim lumat 3 sendok makanMalam: bubur tim lumat 3 sendok makan

Berikan ASI dulu, kemudian MP-ASI. Berikan aneka makanan seperti telur, ayam, ikan, tempe, tahu, daging sapi, wortel, bayam, santan, kacang hijau, minyak dan buah-buahan seperti jeruk, pisang, dan pepaya.

Jika menggunakan MP-ASI buatan pabrik, baca cara pakainya. Perhatikan tanggal kadaluarsa

Beri makanan selingan 2 kali sehari. Contohnya bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari, dan kue lain. Ajari anak makan sendiri dengan sendok, ajari juga minum sendiri dengan gelas. Perhatikan kebersihan makanan

C. UMUR 9 11 BULAN Terus berikan ASI Berikan MP-ASI yang lebih padat. Contohnya bubur nasi, nasi tim, dan nasi lembek.

Contoh MP-ASI9 bulanPagi: bubur nasi 3 sendok makanSiang: bubur nasi 3 sendok makanMalam: bubur nasi 3 sendok makan

10 bulanPagi: nasi tim 3 sendok makanSiang: nasi tim 3 sendok makanMalam: nasi tim 4 sendok makan11 bulanPagi: nasi lembek 3 sendok makanSiang: nasi lembek 4 sendok makanMalam: nasi lembek 4 sendok makan

D. UMUR 1-2 TAHUN Terus berikan ASI. Mulai umur 1 tahun, berikan makanan orang dewasa. Isinya nasi, lauk pauk, dan sayur.

Beri makan 3 kali sehari. Masing-masing 1/3 piring orang dewasa.

Beri makanan selingan 2 kali sehari.

Beri buah atau perasan buah.

Ajari makan sendiri.

E. UMUR 2-3 TAHUN Lanjutkan beri makan makanan orang dewasa.

Tambahkan porsinya menjadi piring.

Beri makanan selingan 2 kali sehari.

Jangan berikan makanan manis sebelum waktu makan, sebab bisa mengurangi nafsu makan.Pada balita dengan berat badan yang kurang diakibatkan faktor gizi, maka cara memulihkan berat badannya yang benar adalah dengan menerapkan pengaturan makan Tinggi Energi Tinggi Protein, yaitu konsumsi makanan dengan kualitas nutrisi yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Prinsip diet pada anak adalah :

1. Makanan yang dapat memberikan energi tinggi, protein tinggi, serta zat gizi yang lengkap

2. Konsumsi aneka ragam makanan mengacu pada gizi seimbang

3. Mudah dicerna

4. Diberikan secara bertahap sesuai kemauan dan kemampuan anak.Hal yang perlu diperhatikan

Beberapa bayi memang ada yang tumbuh lambat, namun biasanya:

1. Tetap naik di kurva pertumbuhannya, misal di garis hijau muda, bayi ini akan tetap stabil bertambah naik di grafik hijau muda.

2. Panjang badan serta lingkar kepala bayi juga tetap bertambah.

3. Bayi aktif, sehat, ceria, tampak bahagia, responsif terhadap lingkungan sosial dan bisa menetek dengan baik saat masih masa ASI eksklusif atau makan dengan lahap.

4. BAK dan BAB normal seperti bayi/anak lainnya.

Jika anak tumbuh seperti ini maka bisa dikatakan dia memiliki variasi pertumbuhan yang normal. Jika ibu mendapatkan kurva berat badan bayi naik hanya sedikit atau bayi berada di bawah garis merah sebaiknya dicari tahu penyebabnya apakah normal, atau kah ada faktor lain yang menghalangi anak untuk tumbuh. Ibu juga harus waspada ketika kurva berat badan anak menurun apalagi jika 2 kali penimbangan tidak naik atau turun memotong garis.BAB IIIMETODE KEGIATANA. BENTUK KEGIATAN

Masih kurangnya kewaspadaan orangtua terhadap berat badan anak menyebabkan angka kenaikan berat badan anak di posyandu masih dinilai kurang baik. Hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya pengetahuan orangtua terhadap pentingnya permasalahan berat badan anak mereka. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu direncanakan program promosi kesehatan untuk peningkatan status gizi anak di posyandu, yaitu melalui kegiatan penyuluhan serta penyebaran media promosi berupa leaflet mengenai kenaikan berat badan anak di posyandu.B. SASARAN KEGIATAN

Sasaran kegiatan ini adalah orang tua yang datang ke posyandu di wilayah kerja puskesmas Jetis, terutama wilayah kelurahan Bumijo. Orangtua diharapkan dapat memahami dan waspada akan masalah berat badan anak mereka.C. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN

Kegiatan ini dilaksanakan pada saat pelaksanaan posyandu setempat sesuai jadwal posyandu yang biasa dilakukan.D. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN MINI-PROJECT

1. Mempersiapkan media promosi kesehatan yaitu leaflet mengenai masalah berat badan anak.2. Melakukan penyuluhan kepada orangtua mengenai pentingnya mengetahui masalah berat badan anak mereka di posyandu.

3. Membagikan leaflet mengenai masalah berat badan anak.BAB IV

HASIL KEGIATAN DAN DISKUSIA. TEMPAT KEGIATANKegiatan ini dilaksanakan di posyandu balita yang bertempat di Kelurahan Bumijo. Kelurahan ini dipilih dikarenakan pada data yang didapat dan telah dijabarkan di bab sebelumnya bahwa, kelurahan Bumijo merupakan kelurahan dimana persentase jumlah anak dengan berat badan yang naik dibanding jumlah anak yang datang memiliki angka yang lebih rendah dibandingkan dengan kelurahan lain. Kegiatan ini diadakan di tempat posyandu RW 10 kelurahan Bumijo, karena jumlah anak yang datang di posyandu tersebut lebih banyak dan di wilayah tersebut pun sedang digalakkan sebagai kampung ramah anak.

B. WAKTU KEGIATAN

Waktu pelaksanaan kegiatan ini bersamaan dengan jadwal posyandu RW 10 bulan Desember, yaitu tepatnya tanggal 15 Desember 2014 pukul 10.00-12.00.

C. PESERTA

Peserta kergiatan ini adalah orangtua balita di wilayah RW 10 kelurahan Bumijo yang datang ke posyandu. Pada saat kegiatan, peserta yang datang berjumlah 38 ibu beserta balitanya dari jumlah seluruhnya sekitar 40 balita di wilayah tersebut.D. PROSES KEGIATANPihak masyarakat dan pihak Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan penyuluhan yang saya laksanakan. Target jumlah peserta yang mengikuti dapat terpenuhi. Waktu pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan. Pelaksanaan penyuluhan dilakukan setelah balita-balita selesai melewati meja-meja pengukuran posyandu, dan ditempatkan di satu ruangan untuk mendapatkan penyuluhan melalui media presentasi. Pembagian media promosi berupa leaflet diberikan saat ibu dan balita datang dan melakukan pendaftaran kehadirannya di meja satu posyandu.

E. HAMBATANDalam pelaksanaan mini project ini, hambatan yang ditemui berupa minat masyarakat untuk mengikuti penyuluhan masih kurang. Masyarakat kurang paham dan waspada mengenai berat badan anaknya dan mereka cenderung datang hanya untuk melakukan pengukurannya tanpa memahami penyebab permasalahan berat badan anak mereka.F. MANFAAT

Setelah melaksanakan kegiatan ini diharapkan masyarakat dan kader lebih memahami mengenai permasalahan berat badan pada anak, dan lebih mewaspadai kondisi berat badan pada anak yang ditimbang di posyandu. Bagi pihak puskesmas, setelah pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapat mengembangkan program kegiatan lain dengan tujuan yang sama, yang diharapkan dengan cara yang dapat lebih menarik minat bagi masyarakat di wilayah.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN1. Pelaksanaan mini project berupa penyuluhan dan pembagian media leaflet yang direncanakan telah dapat direalisasikan dengan baik.2. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Posyandu RW 10 Kelurahan Bumijo tanggal 15 Desember 2014.

3. Jumlah peserta yang datang 38 ibu dan balita dari jumlah sekitar 40 balita di wilayah tersebut.4. Dukungan dari pihak masyarakat terkait dan puskesmas sangat tinggi namun minat dari masyarakat dirasa masih kurang maksimal

B. SARAN1. Perlunya program alternatif lain yang lebih dapat menarik minat masyarakat agar menyadari pentingnya dan mewaspadai permasalahan mengenai berat badan anak mereka yang rutin diukur di posyandu.

2. Perlunya memberikan pemahaman kepada setiap kader posyandu untuk tidak hanya melakukan pengukuran tetapi juga pengawasan dan penanganan jika ditemui permasalahan mengenai berat badan anak di posyandu.DAFTAR PUSTAKAKementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Kota Yogyakartahttp://growup-clinic.com/2014/12/05/kenali-gejala-gangguan-saluran-cerna-penyebab-gangguan-kenaikkan-berat-badan-dan-sulit-makan-pada-bayi/http://www.ichrc.org/482-tuberkulosis-tatalaksanaJudarwanto, Widodo. 2013. Permasalahan Penyakit Cacing Pada Anak. http://clinicforchild.wordpress.com/Vining, CW. Feeding disorders in infants; their interpretation. Lancet. 1952 Jul 19.