Mini Project Ina

22
 PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA LAPORAN MINI LOKA KARYA Upaya Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Program Jampersal Dilingkungan Kerja Puskesmas Tanggul Untuk Mengurangi AKI dan AKB Oleh: dr. Siti Sabrina Atamia Pembimbing : dr. Diyan Pusposari PUSKESMAS TANGGUL DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER 2013 

Transcript of Mini Project Ina

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 1/22

 

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

LAPORAN MINI LOKA KARYA

Upaya Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang

Program Jampersal Dilingkungan Kerja Puskesmas Tanggul

Untuk Mengurangi AKI dan AKB

Oleh:

dr. Siti Sabrina Atamia

Pembimbing :

dr. Diyan Pusposari

PUSKESMAS TANGGUL

DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER 

2013 

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 2/22

KATA PENGANTAR 

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT bahwa kami telah

menyelesaikan tugas Mini Loka Karya dengan membahas tentang judul “Upaya

Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Program Jampersal Dilingkungan

Kerja Puskesmas Tanggul Untuk Mengurangi AKI dan AKB” 

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang

kami hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan

materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga

kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1.  Dr. Bambang Witarno selaku kepala Puskesmas Tanggul.

2.  Dr. Diyan Pusposari yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami

sehingga kami termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.

3.  Seluruh tenaga kesehatan puskesmas tanggul

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi

 pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan

dapat tercapai, Amin.

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 3/22

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................i

KATA PENGANTAR  .............................................................................................ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1.  Latar Belakang Masalah ............................................................................1

1.2.  Rumusan Masalah .........................................................................................2

1.3.  Tujuan Penelitian ……………………………………………………2 

1.3.1.  Tujuan Umum…………………………………………….....………2 

1.3.2.  Tujuan Khusus………………………………………………..........3 

1.4.  Manfaat Penelitian………....................... ........................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4

2.1. Tuberkulosis..............……………………………………………………….4

2.1.1. Definisi………………………… .............………………………4

2.1 .2 .Et iologi ………………… . . . . . . . . . . . ………… .………………4

2.1.3.Patofisiologi … .......................... ……………………………5 

2.1.4 Diagnosis TB Paru................................................…………………5  

2.1.5 Cara Penularan TB Paru..................................................................... 7

2.2. Lingkungan……………………………………………………………8 

2.2.1. Definisi Lingkungan...……………………………………………8

2.2.2. Lingkungan Fisik........................................... ………………8

2.2.3.Lingkungan Rumah.......…………………………………………8 

2.3. Kerangka Teori………………………………………………………14

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 4/22

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………15 

3.1. Desain Penelitian………………………………………………………15 

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian………………………........……………15  

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian …………………………………………15 

3.4. Definisi Operasional………………………………………………………16 

3.5. Sumber Data Penelitian………………………………………………17 

BAB IV HASIL PENELITIAN………………………………………………18 

4.1. Data Hasil Penelitian………………………………………………18 

BAB V PEMBAHASAN  ......…………………………………………………19

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................... .................24

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………26

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 5/22

BAB I

PENDAHULAUAN

1.1  Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

Indonesia sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut Riset Kesehatan Dasar 

(Riskesdas) diperoleh AKI tahun 2009 sebesar 228 per 100.0000 KH dan

AKB sebesar 25 per 1.000 KH, AKI dan AKB tersebut sudah jauh menurun,

namun masih jauh dari target  Millenium Development Goals (MDGs) 2015

yaitu AKI sebesar 102 per 100.000 KH dan AKB sebesar 23 KH, sehingga

masih memerlukan kerja keras dari semua komponen untuk mencapai target

tersebut (Depkes RI,2010)

Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung

kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah

 pesalinan yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi

 puerperium 8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetris 5%, emboli

3%, dan lain-lain 11% (SKRT 2001).

Kematian ibu juga diakibatkan beberapa faktor resiko keterlambatan(Tiga

Terlambat), di antaranya terlambat dalam pemeriksaan kehamilan,terlambat

dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan,dan terlambat

sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam keadaanemergensi. Salah satu

upaya pencegahannya adalah melakukan persalinanyang ditolong oleh tenaga

kesehatan di fasilitas kesehatan.

Jampersal adalah salah satu program andalan di bidang kesehatan yang

salah satunya bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu ( AKI

)Jampersal sendiri sudah diperkenalkan oleh Menteri Kesehatan sejak tahun

2011. Jampersal ditujukan untuk masyarakat yang belum mempunyai jaminan

 pelayanan kesehatan, dan tidak terbatas pada masyarakat miskin atau kurang

mampu meski sebenarnya jampersal adalah perpanjangan dari jamkesmas.

Beda jamkesmas dan jampersal adalah pada jenis pelayanan yang diberikan,

dimana jampersal hanya melayani ibu hamil ( empat kali pemeriksaan selama

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 6/22

hamil ), melahirkan baik di puskesmas, bidan polindes ( bidan desa ) Bidan

Praktek Mandiri ( BPM ) atau klinik bersalin yang mengikuti program

 jampersal, atau bahkan di rumah sakit pemerintah atau di rumah sakit swasta

yang mengikuti program jampersal ( sampai kemungkinan dilakukan tindakan

operasi atas indikasi ), pemeriksaan ibu nifas dan bayinya ( empat kali

 pemeriksaan ), rujukan ke rumah sakit atas indikasi, termasuk fasilitas

layanan KB satu kali untuk ibu yang baru melahirkan (diberikan selama

masih dalam masa 42 hari) (Depkes.,2011)

 Namun pada kenyataannya, masih banyak masyarakat yang belum

mengetahui adanya program jampersal dari pemerintah. Padahal di televisi

sudah pernah diiklankan. Bahkan sosialisasi yang dilaksanakan di tingkat ibu-

ibu PKK pun belum sepenuhnya sampai ke masyarakat di desanya masing-

masing. Sebenarnya tidak sulit untuk mengikuti program jampersal, hanya

 butuh Kartu Tanda Penduduk ( KTP ) yang masih berlaku. Dan program

 jampersal tidak berbatas tempat. Tetapi pelayanan memang harus berjenjang,

yaitu melalui pelayanan kesehatan tingkat dasar dulu sebelum ke tingkat

lanjutan, kecuali dalam kasus gawat darurat. (Depkes., 2011).

Dari hal yang telah diuraikan di atas masih banyaknya masyarakat yang

 belum tahu adanya program jampersal dari pemerintah di karenkan beberapa

alasan. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Upaya

 peningkatan pengetahuan masyarakat tentang program jampersal

dilingkungan kerja PUSKESMAS TANGGUL untuk mengurangi AKI dan

AKB” 

1.2  Pernyataan masalah

Upaya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang program jampersal

dilingkungan kerja PUSKESMAS TANGGUL untuk mengurangi AKI dan

AKB.

1.3  Tujuan

a.  Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang jampersal

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 7/22

 b.  Membantu mencegah angka kematian ibu dan bayi di kecamatan

tanggul

1.4  manfaat

a.  Diharapkan dari hasil mini project ini agar bertambahnya pengetahuan

masyarakat khususnya ibu hamil tentang ketentuan, manfaat, jenis

 pelayanan, dan sasaran pada Jampersal

 b.  Hasil mini project ini dapat menjadi sumber informasi bagi ibu hamil

tentang jampersal sehingga dapat memberikan masukan untuk tenaga

kesehatan dalam meningkatkan mutu pelayanan terhadap ibu hamil dan

sebagai persiapan untuk ibu hamil dalam menggunakan jampersal.

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 8/22

BAB II 

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Jampersal

Adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang

meliputipemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas

termasuk pelayanan KB paska persalinan dan pelayanan bayi barulahir.

(Permenkes, 2011). 

2.1.1 Tujuan

a.  Umum

Meningkatnya akses pemeriksaan kehamilan (antenatal),

 persalinan, dan pelayanan nifas dan bayi baru lahir yang

dilahirkannya (postnatal) yang dilakukan oleh tenaga kesehatan

dengan menghilangkan hambatan finansial dalam rangka

menurunkan AKI dan AKB (Permenkes, 2011).

 b.  Khusus

1.  Meningkatnya cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan

 persalinan, dan pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan

yang kesehatan yang kompoten.

2.  Meningktanya cakupan pelayanan:

  Bayi baru lahir 

  Keluarga berencana pasca persalinan

   penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi

 baru lahir, Kb pasca persalinan oleh tenaga kesehatan

yang kompeten.

2.1.2 Ketentuan Peserta Jampersal

1.  Menunjukkan KTP/ surat keterangan domilisi (untuk pasien yang

 belum mempunyai KTP)

2.  Menunjukkan KK 

3.  Belum mempunyai jaminan kesehatan/ persalinan

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 9/22

4.  Buku pedoman KIA

2.1.3  Sasaran Jampersal

Sesuai dengan tujuan Jaminan Persalinan yakni untuk 

menurunkan AKI dan AKB, maka sasaran jaminan Persalinan dikaitkan

dengan pencapaian tujuan tersebut (Permenkes, 2011).

Sasaran yang dijamin oleh Jaminan Persalinan adalah:

1.  Ibu hamil

2.  Ibu bersalin

3.  Ibu nifas (sampai 42 hari pasca melahirkan)

4.  Bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari)

Sasaran yang dimaksud diatas adalah kelompok sasaran yang

 berhak mendapat pelayanan yang berkaitan langsung dengan kehamilan

dan persalinan baik normal maupun dengan komplikasi atau resiko

tinggi untuk mencegah AKI dan AKB dari suatu proses persalinan.

Agar pemahaman menjadi lebih jelas, batas waktu sampai dengan

28 hari pada bayi dan samapai dengan 42 hari pada ibu nifas adalah

 batas waktu pelayanan PNC dan tidak dimaksudkan sebagai batas

waktu pemberian pelayanan yang tidak terkait langsung dengan proses

 persalinan dan atau pencegahan kematian ibu dan bayi karena suatu

 proses persalinan.

2.1.4  Manfaat jampersal

Manfaat yang diterima oleh penerima Jampersal Persalinan

sebagaimana diuraikan dibawah ini, sedangkan pada peserta Jamkesmas

dijamin berbagai kelainan dan penyakit (Permenkes, 2011).

Manfaat pelayanan jaminan persalinan meliputi:

1.  Pemeriksaan Kehamilan (ANC) yang dibiayi oleh program ini

mengacu pada buku pedoman KIA, dimana selama hamil, ibu

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 10/22

hamil diperiksa sebanyak 4 kali disertai konseling Kb dengan

frekuensi:

a.  1 kali pada triwulan pertama

 b.  1 kali pada triwulan kedua

c.  2 kali pada triwulan ketiga

Pemeriksaan kehamilan yang jumlahnya melebihi frekuensi di

atas pada tiap-tiap triwulan tidak biayai oleh program ini.

Penyediaan obat-obatan, reagensia dan bahan habis pakai yang

diperuntukan bagi pelayanan kehamilan, persalinan dan nifas, dan

KB pasca salin serta kompilkasi yang mencakup seluruh sasaran ibu

hamil, nifas dan bayi baru lahir menjadi tanggung jawab Pemda/

Dinas Kesehatan Kab/Kota (Permenkes ,2011).

Pada Jaminan Persalinan dijamin penatalaksanaan komplikasi

kehamilan antara lain:

a.  Penatalaksanaan abortus immnen, abortus inkompletus dan

missed abortion

 b.  Penatalaksanaan mola hidatidosa

c.  Pentalaksanaan hiperemesis gravidarum

d.  Penanganan Kehamilan Ektopik Terganggu

e.  Hipertensi dalam kehamilan, pre eklamsi dan eklamsi

f.  Perdarahan pada masa kehamilan

g.  Pertumbuhan janin terhambat (PJT): Tinggi fundus tidak 

sesuai usia kehamilan

h.  Penyakit lain sebagai komplikasi kehamilan yang

mengancam nyawa

2.  Persalinan per vaginam

a.  Persalinan per vaginam normal

 b.  Persalinan per vaginam melalui induksi

c.  Persalinan per vaginam dengan tindakan

d.  Persalinan pervaginam dengan komplikasi

e.  Persalinan per vaginam dengan kondisi bayi kembar 

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 11/22

Persalinan per viginam perinduksi, dengan tindakan,

dengan komplikasi serta pada bayi kembar dilakukan di Puskesmas

PONED dan/ atau DS.

3.  Persalinan per abdominam

a.  Seksio sesarea elektif ( terencana), atas indikasi medis.

 b.  Seksio sesarea segera (emergensi), atas indikasi medis.

c.  Seksio sesarea dengan kompilkasi pendarahan, robekan jalan

lahir, perlukaan jaringan sekitae rahim, dan sesarean

histeroktomi).

4.  Penatalaksanaan komplikasi Persalinan:

a.  Pendarahan.

 b.  Eklamsi.

c.  Retensio Plasenta.

d.  Penyulit pada persalinan.

e.  Infeksi

f.  Penyakit lain yang mengganggu kesalamatan ibu bersalin.

5.  Penatalaksanaan bayi baru lahir 

a.  Perawatan esensial neonates atau bayi baru lahir 

 b.  Penatalaksanaan bayi baru lahir dengan komplikasi ( asfiksia,

BBLR, Infeksi, ikterus, Kejang, RDS).

6.  Lama hari inap minimal di fasilitas kesehataan

a.  Persalinan normal dirawat inap minimal 1 (satu) hari.

 b.  Persalinan per vaginam dengan tindakan dirawat inap

minimal 2 (dua) hari.

c.  Persalinan dengan pnyulit post section-caesaria dirawat inap

minimal 3 (tiga) hari

Pencatatan pelayanan pada ibu dan bayi baru lahir tercatat pada

i.  Regrestrasi ibu hamil

ii.  Pencatatan dibuku KIA, Kartu ibu, dan kohort ibu

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 12/22

2.1.5  Pelayanan nifas ( Post Natal Care ) Pelayanan nifas (PNC) sesuai standar yang dibiayai oleh

 program ini ditujukan pada ibu dan bayi yang baru lahir yang meliputi

 pelayanan ibu nifas, pelayanan ibu baru lahir, dan pelayan KB pasca

lahir. Pelayanan nifas diintegrasikan antara ibu nifas, bayi baru lahir 

dan pelayanan KB pasca lahir. Tatalaksana asuhhan PNC merupakan

 pelayan ibu dan bayi baru lahir, sesuai dengan buku pedoman KIA.

Pelayanan bayi baru lahir dilakukan pada saat lahir dan kunjungan

neonatal (Permenkes, 2011). 

Pelayanan ibu nifas dan bayi baru lahir dilaksanakan 4 kali,

masing-masing 1 kali pada:

1.  Kunjungan pertama untuk KFI dan KNI (6jam s/d hari ke 2)

2.  Kunjungan kedua untuk KN2 (hari ke-3 s/d hari ke-7)

3.  Kunjungan ketiga untuk KF2 dan KN3 (hari ke-8 s/d hari ke-28)

4. 

Kunjungan keempat untuk KF3 (hari ke-29 s/d hari ke-42)

Pelayanan KB pasca nifas dilakukan hingga 42 hari pasca

 persalinan.

Pada Jaminan Persalinan dijamin penatalaksaan komplikasi nifas

antara lain :

1.  Pendarahan

2.  Sepsis

3.  Eklamasi

4.  Asfiksia

5.  Ikterus

6.  BBLR 

7.  Kejang

8.  Absea/infeksi diakibatkan oleh komplikasi pemasangan alat

kontrasepsi.

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 13/22

9.  Penyakit lain yang mengancam keselamatan ibu dan bayi baru

lahir sebagai komplikasi persalinan.

 Pelayanan nifas dijamin sebanyak 4 kali, terkecuali pelayan nifas yang 

dirujuk ke Rumah Sakit. Maka pelayanan nifas dilakukan sesuai

 pedoman pelayanan nifas dengan komplikasi tersebut.

2.1.6  Keluarga Berencana (KB) 1.  Jenis Pelayanan KB 

Pelayanan Keluarga Berencana pasca persalinan antara lain: 

a.  Kontrasepsi mantap (Kontap)

 b.  IUD,Implant, dan

c.  Suntik 

2.  Tatalaksana pelayanan KB dan ketersediaan Alokon

Sebagai upaya untuk pengendalian jumlah penduduk dan

ketertaitan dengan jaminan persalinan, maka pelayanan KB pada

masa nifas perlu mendapatkan perhatian. Tatalaksana pelayanan

KB mengacu pada pedoman pelayanan KB dan KIA yang

diarahkan pada metode kontrasepsi jangka panjang(MKJP) atau

Kontrasepsi Mantap (Kontap) sedangakan ketersediaan alat dan

obat kontrasepsi (alokon) KB ditempuh dengan prosedur sebagai

 berikut (Permenkes,2011):

A.  Pelayanan KB di fasilitas tingkat dasar.

1.  Alat dan obat kontrasepsi (alokon) disediakan oleh BKKBN

terdiri dari IUD, Implant, dan Suntik.

2.  Puskesmas membuat rencana kebutuhan alat dan obat

kontrasepsi yang diperlukan untuk pelayanan KB di

Puskesmas maupun Dokter/bidan pratik mandiri yang ikut

 program Jaminan Persalinan. Selanjutnya daftar kebutuhan

tersebut dikirimkan ke SKPD yang mengelola program

keluarga berencana di Kabupaten/Kota setempat.

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 14/22

3.  Dokter/bidan praktik mandiri yang ikut program Jaminan

Persalinan membuat rencana kebutuhan alokon untuk 

 pelayanan keluarga berencana dan kemudian diajukan

 permintaan ke Puskesmas yang ada diwilayahnya.

4.  Puskesmas setelah mendapatkan alokon dari SKPD

Kabupaten/Kota yang mengelola program KB selanjutnya

mendistribusikan alokon ke dokter dan bidan praktik 

mandiri yang ikut program Jaminan Persalinan sesuai

usulanya.

5.  Besaran jasa pelayanan KB diklaimkan pada program

Jaminan Persalinan.

B.  Pelayanan KB di fasilitas lanjutan:

1.  Alat dan obat kontrasepsi (alokon) disediakan oleh

BKKBN.

2.  Rumah Sakit yang melayani Jaminan Persalinan membuat

rencana kebutuhan alat kontrasepsi yang diperlukan untuk 

 pelayanan Keluarga Berencana (KB) di Rumah Sakit

tersebut dikirimkan ke SKPD yang mengelola program

Keluarga Berencan di Kabupaten/Kota setempat.

3.  Jasa pelayanan KB di pelayanan kesehatan lanjutan

menjadi bagian dari penerimaan menurut tariff INA CBG’s. 

Agar pelayanan KB dalam Jaminan Persalinan dapat

 berjalan dengan baik, perlu dilakukan koordinasi yang sebaik-

 baiknya antara petugas lapangan KB (PLKB), fasilitas kesehatan

(Puskesmas/Rumah Sakit), Dinas Kesehatan selaku tim pengelola

serta SKPD Kabupaten/Kota yang menangani program keluarga

 berencana serta BKKBN provinsi (Permenkes,2011).

 Pemberi pelayanan Jaminan Persalinan yang melakukan

 pelayanan KB pasca salin wajib membuat percatatan dan laporan

alat dan obat kontrasepsi yang diterima dan digunakan sesuai

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 15/22

 format pencatatan dan pelaporan dan dikirimkan ke Dinas

kesehatan Kab/Kota, dan SKPD yang mengelola program

keluarga berencana di Kabupaten/Kota setempat.

Jenis pelayanan Jampersal 

1.  Pemeriksaan kehamilan

2.  Pertolongan persalinan

3.  Pelayanan nifas

4.  Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

5.  Pelayanan bayi baru lahir 

2.1.7  Ruang Lingkup Pelayanan Jampersal

Jaminan Persalinan merupakan sarana untuk menjamin dan

melindungi proses kehamilan, persalinan, paska persalinan, dan

 pelayanan KB paska salin serta komplikasi yang terkait dengan

kehamilan, persalinan, nifas, KB paska salin, sehingga manfaatnya

terbatas dan tidak dimaksudkan untuk melindungi masalah kesehatan

semua individu (Permenkes, 2011).

Pelayanan persalinan dilakukan secara terstruktur dan

 berjenjang berdasarkan rujukan.

Adapun ruang lingkup pelayanan jaminan persalianan terdiri dari:

1.  Pelayanan di Tingkat Pertama

a.  Fasilitas Kesehatan :

Pelayanan tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan

Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar/

PONED (untuk kasus-kasus tertentu), serta jaringannya

termasuk Pos Bersalin Desa/ Polindes dan Pos Kesehatan

Desa/ Poskesdes, fasilitas kesehatan swasta (bidan, dokter,

klinik, rumah bersalin) yang memiliki Perjanjian Kerja Sama

(PKS) dengan Tim Pengelola Kabupaten/ Kota.

 b.  Pelayanan persalinan meliputi :

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 16/22

1.  Pemeriksaan kehamilan sesuai standar pelayanan KIA

dengan frekuensi 4 kali

2.  Pertolongan persalinan normal

3.  Deteksi dini faktor risiko, komplikasi kebidanan dan bayi

 baru lahir 

4.  Pertolongan persalinan dengan komplikasi dan atau

 penyulit pervaginam yang merupakan kompetensi

Puskesmas PONED

5.  Pelayanan rujukan terencana sesuai indikasi medis untuk 

ibu dan janin/bayinya

6.  Pelayanan nifas, termasuk KB pasca persalinan

7.  Pelayanan bayi baru lahir 

8.  Penanganan komplikasi pada kehamilan, persalinan, nifas

dan bayi baru lahir 

2.  Pelayanan Persalinan Tingkat Lanjut

a.  Fasilitas Kesehatan :

Pelayanan tingkat lanjutan untuk rawat jalan diberikan di

 poliklinik spesialis Rumah Sakit, sedangkan rawat inap

diberikan di fasilitas perawatan kelas III di Rumah Sakit

Pemerintah dan Swasta yang memiliki Perjanjian Kerja Sama

(PKS) dengan Tim Pengelola Kabupaten/ Kota

(Permenkes,2011).

 b.  Pelayanan persalinan meliputi :

1.  Pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi (RISTI) dan

 penyulit.

2.  Pertolongan persalinan dengan RISTI dan penyulit yang

tidak mampu dilakukan di pelayanan tingkat pertama.

3.  Pemeriksaan paska persalinan (PNC) dengan risiko tinggi

(risti)

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 17/22

4.  Penatalaksanaan KB pasca salin dengan metode

kontrasepsi jangka panjang (MKJP) atau kontrasepsi

mantap (Kontap) serta penanganan komplikasi.

5.  Penanganan komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir di

Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan yang

setara.

3.  Pelayanan Persiapan Rujukan

Pelayanan persiapan rujukan adalah pelayanan pada suatu

keadaan terjadinya kondisi yang tidak dapat ditatalaksana secara

 paripurna di fasilitas kesehatan tingkat pertama sehingga perlu

dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1.  Kasus tidak dapat ditatalaksana paripurna di fasilitas kesehatan

karena:

a.  Keterbatasan SDM

 b.  Keterbatasan peralatan dan obat-obatan

2.  Dengan merujuk dipastikan pasien akan mendapat pelayanan

 paripurna yanglebih baik dan aman di fasilitas kesehatan

rujukan

3.  Pasien dalam keadaan aman selama proses rujukan

Untuk memastikan bahwa pasien yang dirujuk dalam

kondisi aman sampai dengan penanganannya di tingkat lanjutan,

maka selama pelayanan persiapan dan proses merujuk harus

memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:

1.  Stabilisasi keadaan umum:

a.  Tekanan darah stabil/ terkendali

 b.  Nadi teraba

c.  Pernafasan teratur dan Jalan nafas longgar 

d.  Terpasang infus

e.  Tidak terdapat kejang/kejang sudah terkendali

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 18/22

2.  Perdarahan terkendali:

a.  Tidak terdapat perdarahan aktif, atau Perdarahan

terkendali

 b.  Terpasang infus dengan aliran lancar 20-30 tetes per 

menit

3.  Tersedia kelengkapan ambulansi pasien:

a. Petugas kesehatan yang mampu mengawasi dan antisipasi

kedaruratan

4.  Cairan infus yang cukup selama proses rujukan (1 kolf 

untuk 4- 6 jam) atau sesuai kondisi pasien

5.  Obat dan Bahan Habis Pakai (BHP) emergensi yang

cukup untuk proses rujukan.

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 19/22

BAB III

METODE

I.  Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

 penelitian pengambilan data secara potong lintang (cross sectional ). Penulis

memilih desain penelitian ini karen penelitian ini bertujuan untuk melihat

tingkat pengetahuan pasien ibu hamil pengguna terhadap program jampersal

di puskesmas tanggul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

 pengetahuan masyarakat khususnya ibu hamil terhadap program jampersal

 pada lingkungan kerja puskesmas tanggul.

II.  Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tanggul.

III.  Populasi dan Sampel

1.  Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang

 berobat ke Puskesmas tanggul.

2.  Sampel

Seluruh ibu hamil yang datang berobat ke Puskesmas tanggul.

IV.  Teknik sampling

Analisis bivariat adalah analisis yang melibatkan sebuah variabel dependen

dan sebuah variabel independen. Menurut patokan umum, dalam bahasa

inggris disebut Rule Of Thumb, dimana setiap penelitian yang datanya akan

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 20/22

dianalisis secara statistik dengan analisis bivariat membtuhkan sampel

minimal 30 subjek 

V.  Teknis Pengukuran Tingkat Pengetahuan :

Tingkat pengetahuan dapat diukur melalui kuesioner, dalam penelitian ini tingkat

 pengetahuan diukur sebelum penyuluhan ( pretes ) dan sesudah penyuluhan ( 

 postest ). Pretest dan Postest . pretest dan postest  pada penelitian ini dilakukan

dalam hari yang sama dikarenakan keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti,

namun untuk meminimalisir faktor retensi, peniliti akan mengubah kalimat yang

ada pada soal postest, mengacak nomor, serta mengacak pilihan jawaban,

sehingga soal postest akan tampak berbeda dari soal pretest namun masih

memiliki inti yang sama.

VI.  Alat Ukur : kuesioner 

VII.  Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuisoner yang

langsung diberikan kepada ibu hamil, sebelumnya semua ibu hamil

diberikan penjelasan terlebih dahulu dan meminta kesediaannya untuk 

menjadi responden dalam penelitian. Angket berisi pertanyaan yang

terdiri dari pertanyaan tentang jampersal. Pertanyaan dibuat bahasa

yang mudah dipahami dengan tujuan mempermudah responden dalam

menjawab serta mempermudah peneliti saat pengolahan data. Adapun

 pengolahan data yang akan dibuat dengan mengunakan persentase

tingkat pengetahuan rendah, sedang dan tinggi.

BAB IV. HASIL

4.1 Profil Komunitas Umum

Kecamatan Sempu merupakan bagian dari Kabupaten

Banyuwangi.Terletak pada ujung timur dari pulau jawa.Kecamatan Sempu

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 21/22

memiliki wilayah yang tidak terlalu luas dengan jumlah penduduk yang cukup

 banyak.Penduduknya rata-rata bekerja sebagai pedagang, dan petani.Fasilitas

 pendidikan yang tersedia di Kecamatan Semput berupa 20 SD (16 SD dan 4 MI),

6 SMP (4 SMP dan 2MT), dan 1SMA.Mayoritas penduduk Sempu beragama

Islam sisanya menganut agama Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Budha4.

4.2 Data Geografis

Kecamatan Sempu memiliki luas wilayah sekitar85,02km2. Terdiri dari 3

kelurahan, 10 dusun/lingkungan, 9.255 Kepala Keluarga. Wilayah Sempu terbagi

menjadi 67% dataran rendah, 33% dataran tinggi. Berada pada ketinggian ±290

meter di atas permukaan laut4.

4.3 Data Demografik 

Menurut hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk di cakupan

Wilayah Puskesmas Sempu kurang lebih 31.835 jiwa.Terdiri dari laki-laki 15.998

 jiwa dan perempuan 15.837 jiwa4.

4.4 Sumber Daya Kesehatan yang Ada

Pada tahun 2011, jumlah tenaga kesehatan yang ada di Kecamatan Sempu

sebanyak 25 orang dengan rincian 2 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi, 6

orang perawat, 13 orang bidan dan 1 orang sanitarian, 1 petugas gizi, 1 analis

laboratorium4. Jumlah ini belum termasuk dokter/dokter gigi praktek swasta,

 bidan praktek swasta, serta tenaga kesehatan lain yang bekerja di RS swasta.

4.5 Sarana Pelayanan Kesehatan yang Ada

Dari hasil survey BPS tahun 2011 diketahui bahwa di Kecamatan Sempu

terdapat, 1 puskesmas, 1 rumah bersalin, 3 puskesmas pembantu, 1 puskesmas

keliling, 1 BP Swasta, 5 Praktek Dokter swasta, 9 Praktek Bidan swasta, 2 buah

 polindes, dan 4 praktek perawat4

.

7/23/2019 Mini Project Ina

http://slidepdf.com/reader/full/mini-project-ina 22/22

 

4.6 Data Kesehatan Masyarakat

Berdasarkan data yang masuk ke Puskesmas sejak Januari hingga

 Nopember 2012, jumlah penderita Diare Pada Anak di Kecamatan Sempu

sebanyak 12 orang dengan rincian seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Jumlah Penderita Diare pada Anak di Kecamatan Sempu

BULANJUMLAH PENDERITA DIARE TAHUN 2012

KETERANGANHIDUP MATI TOTAL

JANUARI 50 - 50

FEBRUARI 49 - 49

MARET 35 - 35

APRIL 42 - 42

MEI 36 - 36

JUNI 78 - 78

JULI 89 - 89

AGUSTUS 49 - 49

SEPTEMBER 66 - 66

OKTOBER 70 - 70

 NOPEMBER 76 - 76

DESEMBER belum ada data belum ada data belum ada data

TOTAL 640 0 640