mini project

download mini project

of 38

description

mini project

Transcript of mini project

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSalah satu upaya dalam program perbaikan gizi adalah meningkatkan mutu konsumsi makanan, sehingga berdampak pada perbaikan status gizi masyarakat. Sasaran program ini adalah mewujudkan pola konsumsi makanan yang baik dan benar (Depkes RI, 1995). Tahun 1998 telah dicanangkan program Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) yang dimotori oleh Departemen Kesehatan, yang menjadi sasaran utama program Kadarzi adalah keluarga yang mempunyai kelainan gizi, golongan pra-sejahtera dan sejahtera I. Perencanaan program Kadarzi bertujuan agar pada tahun 2000 paling tidak setengah keluarga Indonesia telah menjadi Keluarga Sadar Gizi. Disebut Keluarga Sadar Gizi jika sikap dan perilaku keluarga dapat secara mandiri mewujudkan keadaan gizi sebaik-baiknya yang tercermin pada pola konsumsi pangan yang beraneka ragam dan bergizi seimbang (Luciasari, dkk, 2006). Sejalan dengan adanya Inpres nomor 8 tahun 1993, tentang Gerakan Penanggulangan Masalah Pangan dan Gizi yang berisi empat strategi utama yaitu pemberdayaan keluarga, pemberdayaan masyarakat, pemanfaatan kerjasama lintas sektor serta peningkatan mutu dan cakupan pelayanan kesehatan, di dalam Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional (RAPGN) 2001-2005, Undang-Undang nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) dan Indonesia Sehat 2010 ditetapkan bahwa 80% keluarga menjadi Keluarga Sadar Gizi, karena keluarga mempunyai nilai yang amat strategis dan menjadi inti dalam pembangunan seluruh masyarakat, serta menjadi tumpuan dalam pembangunan manusia seutuhnya (Anonim, 2007).Tingkat sadar gizi keluarga merupakan ukuran dari keberhasilan program Kadarzi, diharapkan dengan adanya program Kadarzi dapat meningkatkan kesadaran gizi keluarga. Tingkat sadar gizi keluarga dapat diukur dengan menggunakan indikator Kadarzi yaitu makan aneka ragam makanan, memantau status gizi dengan cara menimbang berat badan, menggunakan garam beryodium, memberikan ASI eksklusif kepada bayi dan biasa sarapan pagi (Dinkes, 2001).Pada umumnya masyarakat belum mengetahui atau belum mengerti apa itu sebenarnya Kadarzi sehingga perilaku konsumsi pangan masyarakat, baik individu maupun keluarga belum mengarah pada keseimbangan gizi sehingga timbul masalah gizi kurang dan gizi lebih, serta penyakit degeneratif yang banyak tejadi sekarang ini. Hal ini terjadi karena kurang memasyarakatnya Kadarzi dan masyarakat masih belum menerapkan indikator dari Kadarzi itu secara keseluruhan. Kurangnya pengetahuan tentang gizi atau pengetahuan untuk menerapkan informasi yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari merupakan faktor penting dalam masalah kurang gizi. Pandangan dan kepercayaan masyarakat khususnya ibu tentang ilmu gizi harus dipertimbangkan sebagai bagian dari beberapa faktor penyebab yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan mereka. Peningkatan pengetahuan dan praktik ibu rumah tangga tentang indikator Kadarzi, seharusnya seiring dengan peningkatan perilaku berupa tindakan dalam penyusunan makanan dengan menggunakan bahan makanan yang beraneka ragam dalam menu makanan keluarganya. Setiap keluarga akan mengkonsumsi makanan sehat bila tersedia aneka ragam makanan sehat sesuai selera dan setiap keluarga memiliki daya beli yang memadai atau tinggi. Ketersediaan pangan keluarga tergantung pada tingkat pendapatan untuk mengolah dan membeli pangan. Besar kecilnya pendapatan keluarga berpengaruh terhadap kebiasaan makan individu. Oleh karena itu, bagi masyarakat yang tingkat pendapatannya rendah perlu usaha untuk meningkatkan pendapatan serta pembangunan sumber daya manusia (Budianto, 1998).Keluarga sebagai kelompok komunitas dalam masyarakat digolongkan dalam dua kelompok yaitu keluarga mampu dan keluarga tidak mampu. Keluarga tidak mampu yaitu keluarga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya dan sebagian besar pendapatannya untuk kebutuhan dasar, sedangkan keluarga mampu adalah keluarga yang tingkat pendapatannya sama atau di atas Upah Minimum Regional (UMR). Gambaran tentang pola konsumsi makanan dan bukan makanan dari kelompok komunitas (keluarga miskin/tidak mampu dan keluarga tidak miskin/mampu) menunjukkan bahwa secara umum porsi konsumsi makanan dari keluarga miskin sampai sebesar 70,6% dibandingkan dengan porsi konsumsi bukan makanan hanya 29,31%. Kondisi ini terjadi karena keluarga miskin masih menganggap kebutuhan makanan sebagai kebutuhan utama mereka dibandingkan dengan kebutuhan sekunder yang lain. Sementara untuk keluarga mampu hanya menghabiskan lebih kurang 10-15% untuk kebutuhan makanannya. Bila tingkat pendapatan meningkat, maka akan terjadi pergeseran keseimbangan antara kategori jenis makanan. Makanan pokok cenderung mempunyai elastisitas yang paling rendah, sementara kebutuhan akan daging, lemak dan minyak mempunyai elastisitas cukup tinggi. Lebih lanjut lagi pada tingkat pendapatan lebih tinggi, konsumsi makanan ini akan mencakup pada kebutuhan yang terus menerus meningkat akan terolah (Sutiono, 2002).

1.2 Pernyataan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi pernyataan masalah adalah masih banyaknya para ibu yang belum mengetahui dan berperilaku Kadarzi di Desa Alue Rambee Kecamatan Kuta Makmur.

1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan UmumMengetahui perilaku ibu tentang Kadarzi di Desa Alue Rambee Kecamatan Kuta Makmur. 1.3.2 Tujuan Khusus1. Mengetahui pengetahuan ibu tentang Kadarzi di Desa Alue Rambee Kecamatan Kuta Makmur.2. Mengetahui sikap ibu tentang Kadarzi di Desa Alue Rambee Kecamatan Kuta Makmur.3. Mengetahui tindakan ibu tentang Kadarzi di Desa Alue Rambee Kecamatan Kuta Makmur.1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat IlmiahMini Project ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang perilaku ibu tentang Kadarzi. Disamping itu temuan ini akan memberikan masukan kepada masyarakat, terutama ibu-ibu agar lebih mengerti dan memperhatikan kecukupan gizi anggota keluarga agar selalu dalam kondisi status gizi baik dan terjaga kesehatannya.

1.4.2. Manfaat PraktisDengan adanya mini project ini, diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu, pengalaman dan diharapkan dapat memberikan pengaruh, baik pengaruh perilaku ibu tentang Kadarzi yang tujuannya akan sangat penting dalam upaya memperbaiki status gizi seluruh anggota keluarga. Petugas kesehatan dapat memberikan informasi, arahan kepada masyarakat khususnya ibu agar memperhatikan pola makan dan perkembangan status gizi seluruh anggota keluarganya.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Kadarzi adalah keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi anggota keluarganya. Yang dimaksud perilaku gizi seimbang adalah pengetahuan, sikap dan praktek keluarga mengkonsumsi makanan seimbang dan berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2004). Kadarzi merupakan suatu gerakan yang terkait dengan program Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG), yang merupakan bagian dari Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Disebut Kadarzi, jika sikap dan perilaku keluarga dapat secara mandiri mewujudkan keadaan gizi yang sebaik-baiknya yang tercermin dari pada konsumsi pangan yang beraneka ragam dan bermutu gizi seimbang. Dalam keluarga sadar gizi sedikitnya ada seorang anggota keluarga yang dengan sadar bersedia melakukan perubahan ke arah keluarga yang berperilaku gizi baik dan benar. Bisa seorang ayah, ibu, anak, atau siapapun yang terhimpun dalam keluarga itu (Depkes RI, 1998).

2.1.1Pembinaan kadarziPembinaan keluarga sadar gizi maksudnya adalah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kemampuan keluarga agar terwujud keluarga yang sadar gizi. Upaya meningkatkan kemampuan keluarga itu dilakukan dengan penyuluhan, demo, diskusi, dan pelatihan (Depkes RI, 1998).

2.1.2Tujuan pembinaan kadarziTujuan pembinaan keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalah: a. Mampu mengenali tanda-tanda sederhana keadaan kelainan gizi (gizi kurang dan gizi lebih).b. Mampu menerapkan susunan hidangan yang baik dan benar, sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).c. Mampu mencegah dan mengatasi kejadian, atau mencari rujukan, manakala terjadi kelainan gizi di dalam keluarga (Depkes RI, 1998).

2.1.3Menimbang Berat BadanMenimbang berat badan adalah mengikuti perkembangan kesehatan dan pertumbuhan anggota keluarga, terutama bayi, balita dan ibu hamil (Suparmanto, 2006). Pertumbuhan anak dapat diamati secara cermat dengan menggunakan kartu menuju sehat (KMS) balita. Kartu menuju sehat berfungsi sebagai alat bantu pemantauan gerak pertumbuhan (Arisman, 2007). a) Manfaat memantau berat badan secara teratur1) Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak balita. 2) Mengetahui kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin, mencegah ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dan terjadinya perdarahan pada saat melahirkan.3) Mengetahui kesehatan anggota keluarga dewasa dan usia lanjut.b) Akibat bila tidak memantau berat badan dan pertumbuhan anggota keluarga 1) Tidak mengetahui perkembangan dan pertumbuhan bayi dan anak balita secara normal.2) Tidak mengetahui adanya gejala penyakit pada bayi, anak balita dan ibu hamil, misalnya kekurangan zat gizi, kegemukan, gangguan pertumbuhan janin dan gangguan kesehatan (Suparmanto, 2006).

Laju pertumbuhan anak, wanita dan pria hampir sama cepatnya sampai pada usia 9 tahun. Selanjutnya antara 10-12 tahun, pertumbuhan anak perempuan mengalami percepatan lebih dahulu karena tubuhnya memerlukan persiapan menjelang usia reproduksi, sementara pria baru dapat menyusul 2 tahun kemudian. Anak berumur 1-3 tahun akan mengalami pertambahan berat badan sebanyak 2-2,5 kg, dan tinggi badan rata-rata 12 cm setahun (tahun kedua 12 cm, ketiga 8-9 cm).Berat badan baku dapat mengacu pada baku berat badan dan tinggi badan dari WHO/NCHS, atau rumus perkiraan berat badan anak. Pertambahan berat anak usia prasekolah berkisar antara 0,7-2,3 kg dan tinggi badan 0,9-1,2 cm/tahun sehingga menyebabkan tubuh mereka kelihatan kurus. Berat badan usia 7-10 tahun bertambah sekitar 2 kg dan tinggi badan 5-6 cm setiap tahun. Menjelang puber pertambahan berat dapat mencapai 4-4,5 kg setahun.

Tabel 2.1 Rumus Perkiraan Berat BadanNelson of pediatrics 1992UsiaBerat badan (kg)

Lahir3-12 bulan1-6 tahun6-12 tahun3,25(Usia (bl) +9) : 2 (Usia (th) x 2 + 8 (Usia (th) x 7-5) : 2

Tabel 2.2Rumus Perkiraan Tinggi BadanNelson of pediatrics 1992UmurTinggi Badan (cm)

Lahir0 1 tahun2 - 12 tahun5075Usia (tahun) x 6 + 77

Memantau berat badan sangat penting dilakukan. Adapun manfaat dari menimbang berat badan antara lain adalah :a. Perubahan berat badan menggambarkan perubahan konsumsi makanan atau gangguan kesehatan.b. Menimbang dapat dilakukan oleh keluarga dimana saja. c. Keluarga dapat mengenali masalah kesehatan dan gizi anggota keluarganya.d. Keluarga mampu mengatasi masalahnya baik oleh sendiri atau dengan bantuan petugas.

Memantau berat badan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Anak dapat ditimbang di rumah atau di posyandu atau di tempat lain sekurangnya 2 bulan sekali.b. Berat badan anak dimasukkan ke dalam KMS.c. Bila grafik berat badan pada KMS Naik (sesuai garis pertumbuhannya), berarti anak sehat, bila tidak naik berarti ada penurunan konsumsi makanan atau gangguan kesehatan dan perlu ditindaklanjuti oleh keluarga atau meminta bantuan petugas kesehatan (Depkes. 2004).

Cara memantau berat badan orang dewasa a. Ditimbang di rumah atau di tempat lain b. Diukur Tinggi dan Berat Badan c. Dihitung indeks massa tubuh (IMT)

Tabel 2.3 Cara Menghitung IMTIMT =

Arti IMT:< 17.0 = Sangat kurus17.0 - 18.4 = Kurus18.5 - 25.0 = Normal25.1 - 27.0 = Gemuk> 27.0 = Obesitas

2.1.4Memberikan ASI Ekslusif Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi, yang dapat memenuhi kebutuhan bayi usia 06 bulan hingga 100%. ASI mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, air, dan enzim yang sangat dibutuhkan oleh tubuh bayi sehingga ASI akan mengurangi risiko berbagai jenis kekurangan gizi. ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar payudara ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya.ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir. ASI adalah makanan yang paling sempurna dan bersih, mengandung antibodi yang sangat penting dan nutrisi yang tepat. ASI adalah sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang sangat seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. Memberikan ASI Ekslusif berarti hanya memberikan ASI saja selama enam bulan kepada bayi, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, air teh, air putih serta tanpa tambahan makanan padat seperti bubur nasi, bubur tim atau bubur susu (Kristiyanasari, 2009).

A. Manfaat ASI 1. ASI meningkatkan daya tahan tubuh 2. ASI meningkatkan kecerdasan 3. ASI meningkatkan jalinan kasih ibu dan bayi

B. Komposisi ASI ASI berbeda dengan susu sapi. Komposisi ASI berlainan dengan komposisi susu sapi, karena susu sapi disesuaikan dengan laju pertumbuhan anak sapi dan ASI disesuaikan dengan laju pertumbuhan anak manusia. Komposisi ASI demikian spesifiknya sehingga komposisinya berbeda dari ibu yang satu dengan ibu yang lainnya. Misalnya, komposisi air susu dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan dengan ibu yang melahirkan kurang bulan berbeda, walupun kedua ibu ini melahirkan pada waktu yang sama (Utamy, 2008).

1. Kolostrum Pelindung Kolosal Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti-infeksi dan berprotein tinggi. Cairan emas yang encer dan sering kali berwarna kuning atau dapat pula jernih ini lebih menyerupai darah dari pada susu sebab mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah putih yang dapat membunuh kuman penyakit (Utamy, 2008). 2. ASI Peralihan/Transisi ASI peralihan merupakan ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum manjadi ASI yang matang. Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi. Volume akan makin meningkat. ASI Matang/Matur ASI matur merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan seterusnya, komposisi relatif konstan. Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup, ASI merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur enam bulan (Utamy, 2008).

C. Keunggulan ASI Bagi bayi tidak ada pemberian yang lebih berharga dari ASI. Hanya seorang ibu yang dapat memberikan makanan terbaik bagi bayinya. ASI tidak ternilai harganya, selain meningkatkan kesehatan dan kepandaian secara optimal, ASI juga membuat anak potensial memiliki emosi yang stabil, spiritual yang matang, serta memiliki perkembangan sosial yang baik. Tidak ada susu buatan manusia yang dapat mendekati apalagi menyamai keuntungan alami yang diberikan oleh ASI (Kristiyanasari, 2008). ASI dapat mencegah terjadinya anemia pada bayi karena mengandung zat besi yang dapat diserap lebih baik dari pada zat besi dari sumber lainnya. Selain itu ASI juga membuat bayi tidak kekurangan nutrisi karena ASI mampu memenuhi kebutuhan energi bayi sampai enam bulan pertama. Selain itu dibandingkan dengan susu formula keunggulan ASI yang lain adalah: 1. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi (perasaan hangat yang nyaman bagi ibu dan bayi). 2. ASI mengandung zat makanan yang jumlah dan komposisinya berubah-ubah disesuaikan dengan pertumbuhan bayi yang tidak mungkin dibuat oleh manusia. 3. ASI mencegah reaksi alergi dan asma (Kristiyanasari, 2008).

2.1.5Makan Beraneka Ragam Makanan ialah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi yang berguna bila dimasukkan kedalam tubuh. Zat makanan yang diperlukan oleh tubuh manusia meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Protein, zat lemak dan karbohidrat disebut zat makanan pokok karena banyak memberikan kalori (Arisman, 2007).Zat zat makanan yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Harus cukup memberikan kalori 2. Harus ada perbandingan yang baik antara zat makan pokok, yakni: karbohidrat, protein dan lemak3. Protein yang masuk harus cukup banyak dan mengandung asam amino4. Harus cukup mengandung vitamin 5. Harus cukup mengandung garam mineral 6. Harus mudah dicernakan oleh alat pencerna 7. Harus bersifat higienis (Arisman. 2007). Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zatzat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat gizi yang hanya dapat diperoleh dari makanan. Dalam fungsi ini, zat gizi tersebut dinamakan zat pembakar. Ada 3 fungsi zat gizi dalam tubuh: 1. Memberikan Energi Zatzat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan atau aktivitas. Kegiatan zat gizi termasuk zat organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar. Kegiatan zat gizi terdapat dalam jumlah paling banyak dalam bahan pangan.

2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan Protein mineral dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara dan mengganti sel-sel rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat tersebut dinamakan zat pembangun. 3. Mengatur proses tubuh Protein, mineral, air dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan air dalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektif (Almatsier, 2004).

A. Karbohidrat Karbohidrat adalah senyawa polihidoksi aldehid atau poli hidroksi keton atau senyawa yang jika dihidrolisis akan menghasilkan salah satu zat energi yang diperlukan oleh tubuh. Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Selain sebagai sumber energi, karbohidrat berfungsi dalam penyediaan bahan pembentuk protein dan lemak serta menjaga keseimbangan asam dan basa (Irianto, 2007). Tiga jenis karbohidrat utama adalah :1. Monosakarida (monosa) 2. Disakarida (boisa) 3. Polisakarida (poliosa)

Sumber karbohidrat yang banyak dikonsumsi sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, umbi-umbian, singkong, talas, dan sagu. Sumber karbohidrat dalam bentuk hasil olahan adalah mie hun, tepung-tepungan, roti, selai, sirup dan sebagainya. Sumber karbohidrat berupa sayuran adalah sayur umbi-umbian seperti wortel, bit dan kacang-kacangan (Almatsier, 2004).

B. Lemak Lemak merupakan sumber energi paling padat, yang menghasilkan 9 Kkal untuk tiap gram yaitu 2,5 kali lebih besar dari karbohidrat dalam protein. Dalam lemak oksigen lebih sedikit dari pada yang terdapat dalam karbohidrat. Sehingga pada waktu pembakaran, lemak mengikat lebih banyak oksigen sehingga panas yang dihasilkan lebih banyak. Lemak yang disimpan di bawah kulit merupakan persediaan energi jangka panjang dan merupakan insulin dalam tubuh. Fungsi lemak adalah : 1. Sebagai sumber energi utama bagi tubuh 2. Merupakan bahan makanan cadangan 3. Dapat melarutkan vitamin A, D , E dan K 4. Pelindung organ-organ penting seperti mata ginjal dan jantung 5. Sebagai pelindung tubuh dari suhu yang rendah agar tidak kedinginan (Irianto, 2007). Sumber lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan sebagainya), mentega, margarin, dan lemak hewan (lemak daging ayam). Sumber lemak lain adalah kacang-kacangan, biji-bijian, daging dan ayam, krim, susu, keju dan kuning telur, serta makanan yang dimasak dengan lemak atau minyak (Almatsier, 2004).

C. Protein Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, setengahnya adalah otot, seperlima di dalam tubuh dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain atau di dalam air. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Sebagai sumber energi protein sama dengan karbohidrat, karena menghasilkan 4 kkal/g protein. Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging unggas, ikan dan kerang. Sumber protein nabati adalah kedelai dan hasilnya seperti tempe dan tahu serta kacang-kacangan lainnya. Dalam merencanakan diet, di samping memperhatikan jumlah protein perlu diperhatikan mutunya (Almatsier. 2004).

D. Vitamin Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh kecuali vitamin K. Oleh karena itu, harus didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh. Vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai bagian dari enzim. Nilai gizi makanan menjadi kurang bila makanan dimasak terlalu lama karena vitamin tersebut rusak atau larut dalam air rebusan.Jenis jenis vitamin:1. Vitamin A 2. Vitamin C 3. Vitamin D 4. Vitamin K 5. Vitamin E (Irianto, 2007).

E. Mineral Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan, fungsi tubuh baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Di samping itu mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion mineral dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan pekerjaan enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan enzim-enzim dalam tubuh (Irianto, 2007).Gizi makanan merupakan faktor penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup manusia. Kekurangan makanan dapat menimbulkan masalah kesehatan yang fatal. Makanan bergizi terdapat pada berbagai jenis makanan. Makanan mempunyai sifat mudah rusak, terutama bila penyimpanan dan pengolahannya salah. Karena itu untuk mengatasi hilangnya nilai gizi makanan karena proses pengolahan dan pengawetan, maka diperlukan kegiatan yang dapat menghindari hilangnya zat makanan yaitu dengan cara :1. Memilih dan memperhatikan cara mengolah dan memasak makanan. 2. Pengayaan setelah selesai pengolahan makanan, maka ditambahkan vitamin dan mineral pada hasil akhir. 3. Memperlengkapi karena tiap bahan makanan hanya mengandung zat makanan tertentu, dengan kadar tertentu, maka sebaiknya makanan harus bervariasi untuk saling melengkapi (Irianto, 2007).

2.1.6 Menggunakan Garam Beryodium Garam beryodium yaitu garam yang telah ditambah zat yodium yang diperlukan oleh tubuh. Manfaat garam beryodium adalah mencegah terjadinya penyakit gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), membesar kelenjar gondok di daerah leher, sehingga mengurangi daya tarik seseorang. Defisiensi yang berlangsung lama akan menyebabkan gangguan fungsi kelenjar tiroid, yang secara perlahan kelenjar tersebut membesar sehinnga menyebabkan gondok. Defisiensi yodium akan menguras cadangan yodium serta mengurangi produksi T4. Penurunan T4 dalam darah memicu sekresi TSH yang kemudian meningkatkan kegiatan kelenjar tiroid, selanjutnya memicu terjadinya hiperplasia tiroid. Efisiensi pemompaan yodium bertambah dibarengi dengan pemecahan yodium tiroid (Arisman, 2007).1. Defisiensi pada janin Defisiensi yodium pada janin merupakan dampak dari kekurangan pada ibu. Keadaan ini berkaitan dengan meningkatnya insidensi lahir mati, aborsi, cacat lahir, yang semua itu sebenarnya dapat dicegah melalui intervensi yang tepat. Pengaruh utama defisiensi yodium pada janin ialah kretinisme (kerdil) endemis, yang sangat berkaitan dengan bentuk sporadik. 2. Defisiensi pada bayi baru lahir Selain berpengaruh terhadap angka kematian, fungsi tiroid pada bayi baru lahir terhubung dengan kenyataan bahwa otak bayi baru lahir hanya sepertiga ukuran normal otak dewasa. Kekurangan yodium yang berlangsung lama akan berpengaruh terhadap fungsi tiroid yang kemudian mengancam otak secara dini.3. Defisiensi pada anak Kekurangan yodium pada anak khas terkait dengan insidensi gondok. Angka kejadian gondok meningkat bersama usia, dan mencapai puncaknya setelah remaja. Penelitian terhadap anak sekolah yang tinggal di daerah endemis menunjukkan gangguan kinerja belajar serta nilai kecerdasan (IQ). 4. Defisiensi pada orang dewasa Pemberian yodium dalam bentuk garam, roti, atau minyak beryodium ternyata lebih efektif dalam pencegahan gondok orang dewasa. Oleh karena itu cara ini lebih banyak diterima di masyarakat yang bermukim di daerah endemis (Arisman, 2007).

2.1.7Minum Suplemen Gizi Suplemen adalah kombinasi dua atau lebih vitamin dan zat mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Suplemen dapat berupa gabungan dari berbagai macam vitamin atau zat lain seperti asam amino. Jenis suplemen tunggal bisa terdiri dari kalsium, zink, vitamin, asam folat, dan lain-lain. Suplemen tidak diperlukan selama pengolahan makanan menerapkan pola gizi seimbang. Asupan gizi paling bagus adalah dari makanan (Yokozu, 2009). Sebagai contoh suplemen yang bagus untuk bayi adalah vitamin A juga merupakan suatu zat yang sangat penting untuk tubuh, banyak penelitian yang telah membuktikan keterkaitan antara kekurangan vitamin A dengan berbagai penyakit infeksi. Banyak sekali keadaan yang mempengaruhi status vitamin A seseorang. Salah satu faktor yang penting ialah kekurangan asupan vitamin A dan provitamin A (Arisman, 2007).Kekurangan (defisiensi) vitamin A sering terdapat pada anak-anak balita. Tanda-tanda kekurangan terlihat bila simpanan tubuh terpakai. Kekurangan vitamin A dapat merupakan kekurangan primer akibat kurang konsumsi, atau kekurangan sekunder karena gangguan penyerapan dan penggunaannya dalam tubuh, kebutuhan yang meningkat, ataupun karena gangguan pada konversi karoten menjadi vitamin A. Kekurangan vitamin A sekunder dapat terjadi pada penderita kurang energi protein (KEP), penyakit hati, alfa, beta-lipoproteinemia, atau gangguan absorbsi. Kekurangan vitamin A banyak terdapat di negara berkembang termasuk Indonesia.Selain itu zat besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat dalam tubuh mannusia, yaitu 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial dalam tubuh, sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam tubuh di dalam jaringan tubuh. Kekuranagn besi sejak tiga puluh tahun terakhir diakui berpengaruh terhadap produktivitas kerja, penampilan kognitif dan sitem kekebalan tubuh.Sumber besi adalah makanan hewani, seperti daging ayam, dan ikan. Sumber lain adalah telur, sereal, kacang-kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Defisiensi besi merupakan defisiensi gizi yang paling umum terdapat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Defisiensi besi dikaitkan dengan anemia gizi besi. Kehilangan besi dapat terjadi karena konsumsi makanan yang kurang seimbang atau gangguan absorbsi besi. Selain itu kekuranagan besi dapat terjadi karena perdarahan, akibat cacingan atau luka, dan akibat penyakit gangguan absorbsi (Almatsier, 2004).

2.2. Perilaku Dari aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan. Sedangkan dari aspek psikologis para ahli merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Berdasarkan teori S-O-R maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua yakni: 1. Perilaku tertutup (Covert behavior) Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon tersebut masih terbatas dalam bentuk perhatian, persepsi, perasaan, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. 2. Perilaku terbuka (Overt behavior) Perilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau observable behavior (Notoatmodjo, 2010).Sesuai dengan batasan perilaku menurut Skiner maka perilaku kesehatan (Health behavior) adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat sakit, lingkungan, makanan, minuman dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable) yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan misalnya keberhasilan suatu keluarga dalam mencapai kadarzi (Notoatmodjo, 2010). Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan dan mancari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan. Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan antara lain: 1. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet)Menu seimbang tersebut adalah pola makan sehari-hari yang memenuhi kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh baik jumlah (kuantitas) maupun jenisnya (kualitas). 2. Perilaku atau gaya hidup positif Perilaku atau gaya hidup positif yang lain, yakni melalui kadarzi (Keluarga Sadar Gizi) yang meliputi lima indikator tersebut yakni: menimbang berat badan, memberikan ASI Ekslusif pada bayi usia 0-6 bulan, makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium, minum suplemen gizi (tablet tambah darah, kapsul vitamin A) sesuai anjuran. Seperti yang telah diuraikan bahwa domain atau ranah utama perilaku manusia adalah: kognitif, afektif (emosi) dan konasi, yang dalam bentuk operasionalnya adalah ranah: pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan tidakan atau praktek (practice) (Depkes RI, 2006).

2.2.1Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimiliki (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sehingga menghasilkan pengetahuan, dimana pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan dibagi dalam persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan adalah hal apa yang diketahui oleh orang atau responden terkait dengan sehat dan sakit atau kesehatan, misalnya tentang penyakit (penyebab, cara penularan, cara pencegahan), gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan, keluarga berencana dan sebagainya. Secara garis besar pengetahuan dibagi dalam 6 tingkatan: (Notoatmodjo, 2010)a) Tahu (know) Tahu diartikan hanya sebagai memanggil (recall) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. b) Memahami (comprehension) Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. c) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan apabila orang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang dikatehui tersebut pada situasi yang lain.d) Analisis (analysis) Analisa adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.

e) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen yang dimilki. f) Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Seorang ibu akan membawa anaknya ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi setelah melihat anak tetangganya mengalami penyakit polio sehingga cacat, karena anak tetangganya tersebut belum pernah mendapat imunisasi polio (Notoatmodjo, 2010).

2.2.2Sikap Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang tidak senang, setuju tidak setuju, baik tidak baik dan sebagainya). Salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap adalah merupakan kesiapan atau kesediaan seseorang untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo, 2010). Sikap adalah bagaimana pendapat atau penilaian orang atau responden terhadap hal terkait dengan kesehatan, sehat sakit dan faktor yang terkait dan faktor yang terkait dengan faktor risiko kesehatan. Misalnya bagaimana pendapat atau penilaian responden terhadap penyakit demam berdarah, anak dengan gizi buruk, tentang lingkungan, tentang gizi makanan dan seterusnya. Menurut Allport (1954) ada tiga komponen pokok sikap yaitu:a. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek, artinya: bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya: bagaimana penilaian orang tersebut terhadap objek. c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka (Notoatmodjo, 2010).Sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya sebagai berikut :a. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (objek). b. Menanggapi (responding) Menanggapi diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. c. Menghargai (valuing) Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain. d. Bertanggung jawab ( responding) Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Sikap sering diperolah dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan : Sikap akan terwujud di dalam suatu tidakan tergantung situasi saat itu. Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada pengalaman orang lain. Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang (Notoatmodjo, 2010)e. Nilai (value) Di dalam suatu mayarakat apa pun selalu berlaku nilai-nilai yang menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat (Notoatmodjo, 2010).

2.2.3Praktik (Tindakan) Seperti telah disebutkan di atas bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain adanya fasilitas, sarana dan prasarana. Praktik adalah hal apa yang dilakukan oleh responden terhadap terkait dengan kesehatan (pencegahan penyakit), cara peningkatan kesehatan, cara memperoleh pengobatan yang tepat dan sebagainya. Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya (Notoatmodjo, 2010).a. Praktik terpimpin (guided response) Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntutan atau menggunakan panduan. b. Praktik secara mekanisme (mechanism) Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis. c. Adopsi (adoption) Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas. Seperti di sebutkan bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Seorang ibu sudah tahu bahwa membawa bayi ke posyandu itu penting untuk bayinya, dan sudah ada niat untuk (sikap) untuk pergi ke posyandu.Agar sikap itu meningkat menjadi tindakan, maka diperlukan bidan, posyandu, atau puskesmas yang dekat dari rumahnya, atau fasilitas tersebut mudah dicapainya. Apabila tidak, kemungkinan ibu tersebut tidak akan membawa anak keposyandu, dengan demikian upaya keluarga mencapai kadarzi belum berhasil (Notoatmodjo, 2010).

BAB IIIMETODE PELAKSANAAN

3.1 Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan dengan: a. Data PrimerDikumpulkan dengan wawancara pada masyarakat dengan menggunakan kuesioner.b. Data SekunderData sekunder tentang gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi profil komunitas umum, data geografis, data demografis, sumber daya kesehatan yang ada, sarana pelayanan kesehatan yang ada.

3.2 Metode PelaksanaanPelaksanaan mini project dilakukan dengan metode penyuluhan.

3.3 Langkah-Langkah yang dilakukanPelaksanaan program dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Membagikan kuesioner kepada para ibu yang datang2. Pemberian materi penyuluhan tentang Kadarzi3. Tanya jawab melalui diskusi.

3.4 Populasi dan Sampel1.4.1 PopulasiPopulasi dalam pelaksanaan mini project ini adalah semua ibu di Desa Alue Rambee Kecamatan Kuta Makmur.1.4.2 SampelSampel dalam pelaksanaan mini project ini adalah semua ibu di Desa Alue Rambee Kecamatan Kuta Makmur dengan kriteria sampel sebagai berikut:

1. Semua ibu di Desa Alue Rambee Kecamatan Kuta Makmur2. Warga desa Alue Rambee Kecamatan Kuta Makmur3. Setiap ibu mewaakili satu keluarga di desa Alue Rambee Kecamatan Kuta Makmur4. Datang pada penyuluhan pertama dan pada waktu evaluasi

3.5 Metode Pengukuran1. Pengukuran Pengetahuan Aspek pengukuran data dilakukan melalui jawaban responden dari pertanyaan pengetahuan yang diberikan. Skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Sehingga skor maksimum adalah jumlah jawaban benar dikali 1 dan skor minimum adalah jumlah jawaban salah dikali 0. Sehingga menurut (Notoatmodjo, 2008) jika soal 10 jawaban dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Baik : apabila benar menjawab >7 soal b. Cukup : benar menjawab 5-7 soal c. Kurang : apabila benar menjawab