MINGGU, 8 FEBRUARI 2015 Positif dan Produktif Bersama … · Dengan begitu, ia tahu hal apa saja...

1
Positif dan Produktif Bersama Kelompok SITI RETNO WULANDARI AM sudah menunjukkan pukul 11.45 WIB. Raihan Ridhano dan Leia Shani, 5, keluar dari kelas. Mereka tidak langsung pulang. Ada ritual wajib yang mereka berdua lakukan sebelum melambaikan tangan tanda berpisah. Berkejar-kejaran dan menjajal semua arena permainan di sekolah hingga ber- mandi keringat dan tampak kucel. Selama 1 jam mereka berdua bermain ditemani sang ibu. Keduanya terlihat akrab tak peduli pakaian menjadi bau dan kotor terkena tanah. Tanpa disadari, keakraban mereka berimbas kepada sang ibu yang juga teman sejak SMP. Bunga Mikana, 31, tidak menge- tahui jika Raihan bersahabat karib dengan Leia, putri dari teman sekolahnya, Stanni Dwi Pertiwi, 31. Persahabatan anak mereka terjalin setelah satu bulan belajar di taman kanak-kanak (TK). Ketika itu, Raihan eng- gan berangkat sekolah. Ia selalu sulit untuk dibangunkan dari tidur. Namun, semenjak mengenal dan bersahabat dengan Leia, ia menjadi lebih bersemangat. “Saya katakan Leia sudah menunggu di luar, padahal Leia sudah di sekolah. Raihan akan langsung bangun dan siap-siap un- tuk berangkat sekolah. Ia selalu senang bertemu Leia karena bisa bermain sampai jungkir balik kotor-kotoran hahaha,” kata Bunga ketika ditemui Media Indonesia seu- sai kegiatan sekolah, Kamis (5/2). Keduanya, kata Bunga, memiliki sifat mirip, yakni cerewet, suka bermain, dan senang sekali tidur. Awalnya mereka ti- dak suka mengajak teman lain, perlahan Bungga dan Stanni memberi pemahaman agar mereka mau bermain dengan yang lain. Kedekatan mereka pun masih dirasa baik oleh Bunga dan Stanni karena ber- efek positif. Mereka saling menanyakan satu sama lain jika tidak terlihat di seko- lah. Lucunya Leia kerap kali menasihati Raihan. “Leia suka menasihati dan diingat oleh Raihan. Semisal saat Raihan selalu mem- beli mainan yang mudah rusak, Leia lang- sung menyampaikan agar Raihan tidak lagi membeli mainan tersebut. Ya, Raihan nurut,” imbuhnya. Pernah suatu kali Leia dan Raihan sekongkol meninggalkan satu temannya yang ingin bermain jungkat-jungkit. Me- reka berdua pergi mencoba permainan lain sembari berbisik-bisik, sedangkan sang teman menangis. Hal itu dijadikan contoh nasihat bagi kedua anaknya. Bagi Stanni, kedekatan kedua bocah itu bukan masalah karena selalu diawasi. Ketakutan untuk berperilaku negatif ti- dak mereka rasakan lantaran pengawasan yang tidak lepas tadi. “Selalu kami awasi dan kasih masukan supaya mereka tetap mau bermain dengan teman lain, tidak eksklusif. Hanya, kalau usai sekolah, ya mereka kembali main berdua hingga 1 jam. Mereka diam kalau tidur saja hahaha,” ungkapnya. Tidak sendiri Eres Praningty, 15, yang kini duduk di kelas satu SMA, mengaku sudah bermain secara berkelompok sejak SMP. Bagi siswa jurusan IPS itu, berkelompok memiliki kesenangan tersendiri, tentunya bersifat positif. Ia merasa jadi memiliki teman yang bisa diajak untuk mengerjakan pekerjaan rumah bersama dan tidak merasa sendiri- an. Setiap pulang sekolah, Eres dan empat temannya selalu menyempatkan diri untuk makan bersama di luar sekolah. Sementara itu, jika membawa bekal, mereka makan bersama di kelas Eres. Jika salah satu te- man kelompoknya sebal dengan teman lain di luar kelompok, ia pun akan melakukan hal yang sama. “Sekadar kenal dan menegur saja, ka- lau aku sih berkelompok ya untuk main bareng, belajar bareng, bukan untuk sok kuat. Kalau dengar cerita dari teman-te- man sekolah lain, masih ada yang suka me- lakukan tradisi ‘melabrak’ karena merasa paling populer. Lebih banyak hal positif yang aku rasakan,” tukas Eres. Negatifnya, Eres mengaku tidak terlalu kenal dengan teman-teman lain di luar kelompoknya. Ia pun tak pernah absen untuk bercerita pada sang ibu, Susy Yuspriantini, 55, ten- tang kegiatannya bersama teman-teman kelompoknya. Tidak mengherankan jika sang ibu kenal dengan keempat temannya. Tidak hanya itu, sang ibu pun juga mem- berikan masukan kepada Eres. “Terbiasa untuk cerita sama ibu sejak kecil, dulu aku pernah jadi korban dari adu domba geng, ya sudah aku sih memilih untuk pergi,” tukasnya. Susy mengaku kerap memantau kegiatan semua anak-anaknya meski tetap mem- berikan kepercayaan penuh bagi anak- anaknya. Bagi Susy, membekali sang anak agar berperilaku positif penting dilakukan. Ia tidak pernah melarang anak hanya de- ngan mengucap kata jangan karena tidak akan didengar anak. Sebab akibat lebih se- ring dipergunakan Susy ketika berbincang dengan anak-anaknya. Ia pun tidak menampik dalam satu ke- lompok bukan tidak mungkin ada teman yang berperilaku tidak baik. Namun, hal tersebut selalu dibicarakan selayaknya teman dengan mengedepankan alasan- alasan yang logis. “Kalau salah minta maaf, tetapi kalau benar ya harus lawan. Ja- ngan sampai diinjak-injak dan menginjak orang,” tukas Susy. Susy juga kerap memilih menyediakan tempat bagi teman-teman anaknya untuk berkumpul di rumah. Dengan begitu, ia tahu hal apa saja yang mereka lakukan saat sedang bermain bersama. Ia meng- haruskan teman sang anak menelepon ke ponsel orangtuanya dan mengatakan sedang bermain di rumahnya. “Supaya orangtua temannya pun bisa memantau anaknya. Ayahnya Eres pun akan mengantarkan teman anaknya pu- lang, supaya tahu rumah temannya dan kenal orangtuanya,” pungkasnya. (M-4) [email protected] Sejak TK hingga kerja bermain secara berkelompok bukan hal asing. Berkelompok bisa meningkatkan kepercayaan diri. Namun, pengawasan orangtua penting agar anak bisa bertindak positif dan produktif. 22 MINGGU, 8 FEBRUARI 2015 I BU & ANAK PSIKOLOG anak, remaja, dan keluarga Efnie Indrianie menegaskan bermain secara berke- lompok memang selayaknya dianjurkan. Berkelompok akan melatih kemampuan ma- nusia dari sisi emosi dan sosial. Namun, kini ada beberapa persoalan yang dialami dalam proses berkelompok. Hal tersebut terjadi lantaran tidak adanya pendampingan yang dilakukan orangtua sejak kecil. “Berkelompok itu basic insting manusia, sejak kecil lo seseorang itu sudah bermain secara kelompok. Tujuannya, ya, eksistensi dan percaya diri. Pemahamannya dengan berkelompok bisa lebih menghasilkan hal positif, nilai itu yang perlu ditekankan orang- tua. Kecuali pada mereka yang memiliki latar belakang korban kekerasan, ada niat untuk melakukan hal yang ia alami kepada orang lain,” tukas Efnie. Karena itu, Efnie memberikan kiat kepada orangtua agar dapat menjadi teman bagi anak sehingga berkelompok tidak lagi berstigma dan melakukan perbuatan yang melawan hukum. Mereka boleh mengaktualisasikan diri bersama kelompok, tetapi dengan cara yang positif dan elegan. 1 Observasi Jika anak tidak terbiasa untuk selalu ber- cerita, orangtua harus terlebih dahulu peka pada perilaku anak. Orangtua yang dekat dengan anak akan merasakan adanya per- ubahan meskipun hanya 1% dari perilaku. Ka- rena itu, observasi harus dilakukan orangtua supaya sang anak dapat menceritakan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatannya di luar rumah. Orangtua harus memastikan sang anak tidak atau pernah menjadi korban kekerasan agar dapat diberikan pemahaman dan tidak melampiaskan kekesalan kepada orang lain. 2 Posisi Setara Bicarakan perihal hobi anak, atau hal-hal ringan lain yang berkaitan dengan lingkung- an sang anak, misal membicarakan lm di bioskop yang sedang populer. Jadilah teman yang menyenangkan bagi sang anak, jangan melakukan interupsi ketika sang anak sedang bercerita. Buatlah ia nyaman dengan tidak memberikan aturan-aturan, tetapi berikan contoh melalui perilaku. 3 Jangan Menghakimi Temannya Ketika orangtua tidak suka dengan salah satu teman anak, hendaknya jangan langsung dihakimi agar sang anak tidak lagi bermain dengan anak itu karena bertingkah tidak baik. Hal tersebut bisa membuat sang anak mem- benci orangtuanya. Ada baiknya, orangtua perlahan mendekati kelompok sang anak, sedikit demi sedikit berikan pemahaman ke- pada sang anak. Untuk pembagian peran, Efnie melihat di era modern saat ini, ibu dan ayah memiliki andil yang sama. Inspirasi utama bagi anak perempuan ialah ibunya, sedangkan anak laki-laki akan melihat bagaimana sikap dan pembawaan ayahnya. Efnie juga menegaskan, apabila seorang istri mendapat perlakuan kasar dari suaminya, bayi mereka akan merasa kesakitan dan berimbas pada psikolo- gis saat remaja nanti. (Wnd/M-4) “Selalu kami awasi dan kasih masukan supaya mereka tetap mau bermain dengan teman lain, tidak eksklusif.’’ Stanni Dwi Pertiwi Ibu Rumah Tangga J Naluri Seorang Manusia MI/BARY FATHAHILAH PADA 31 Januari lalu, RS TNI AL Mintohardjo menyeleng- garakan kegiatan fun bike. Acara itu diramaikan oleh 675 peserta dari perwakilan rumah sakit di sekitar DKI Jakarta, pejabat TNI AL, Kementerian Kesehatan, BKKBN, dan Kan- tor Wali Kota Jakarta. Acara dimulai pukul 6.30 WIB dari lapangan belakang dari RS menuju Taman Ayodya mele- wati Lapangan Merah–BPK–Jalan Asia Afrika– Jalan Hang Tuah–Jalan Kyai Maja–Jalan Barito-Taman Ayodya. Setelah melepas lelah sejenak, dari Taman Ayodya para peserta melanjutkan perjalanan kembali ke RS menyusuri Jalan Sisingamangaraja–Jalan Sudirman– Jalan Gatot Subroto–berbalik arah di Slipi– Jalan Farmasi, dan kembali ke RS TNI AL Mintohardjo. Total rute yang ditempuh sekitar 16 km. Dr Nalendra, pimpinan RS TNI AL, mengatakan kegiatan itu merupakan ajang silaturahim antar RS dan juga instansi. SALAH satu hotel bintang 4 di Kota Bandung, Aston Braga Hotel and Residence, merayakan hari jadinya yang ke-9 pada 29 Januari lalu. Selain terletak di lokasi stra- tegis yakni Jalan Braga yang memiliki magnet tersendiri bagi wisatawan yang datang ke Kota Kembang, kerja keras dan kerja sama seluruh kar- yawan selama kurun waktu tersebut menyebabkan hotel ini tetap eksis dan mampu bersaing. Untuk merayakan seka- ligus mengapreasiasi, Aston Braga Hotel and Residence menyelenggarakan family gather- ing bagi para staf bertemakan ‘9 Credible Years’. Seluruh staf dan keluarga diajak untuk berkunjung ke Ocean Dream Samudera dan Dunia Fantasi di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, yang dibagi menjadi dua sesi pada 27 dan 29 Januari. Tidak hanya bergembira mengunjungi wahana, keluarga karyawan juga bisa beruntung mendapatkan doorprize. RS TNI AL Mintohardjo Selenggarakan Fun Bike Aston Braga Hotel Rayakan HUT Ke-9 di Ancol BEST Western Hariston, Pluit, Jakarta, bekerja sama dengan Universal Wine, menggelar ‘Spanish Night Wine Tasting’ pada 30 Janu- ari lalu. Acara itu merupakan yang pertama kali diada- kan sebagai bagian untuk memperkenalkan wine yang tersedia di Kawista Bar and Lounge sekaligus memper- erat hubungan baik dengan klien korporasi, media, dan mitra yang selama ini telah mendukung Best Western Hariston Pluit. Dalam acara itu, para tamu undangan dapat mencicipi wine seperti Casa Vella D’espiels Cabernet Sauvignon Juve Y Camps, Juve Y Camps Cinta Pur- pura Brut, dan Edward Joseph Splash yang berasal dari Spanyol dan Prancis. Bukan sekadar mencicipi wine, para tamu juga dapat menemukan sensasi kenikmatan dari minuman itu dengan pasangan makanan yang disediakanp hotel. Spanish Night Wine Tasting di Kawista Bar & Lounge SATU tahun sudah usia Cavinton Hotel Yogyakarta berdiri. Hotel berbintang empat di kawasan Ngampi- lan itu mulai beroperasi pada Januari 2014 lalu. Selama satu tahun berjalan, Cavinton Hotel telah mampu bersaing di tengah ketatnya kompetisi bisnis hotel yang ada. Dan pada 31 Januari lalu, pihak hotel memperingati hari jadi tahun pertamanya dengan mengggelar syukuran sekaligus pengajian dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW bersama warga sekitar, paguyuban becak, serta anak yatim. Pihak hotel menyerahkan santunan serta bingkisan sebagai tanda cinta dari karyawan. Acara itu dimaksudkan sebagai wujud kebersamaan, rasa syukur, dan rasa terima kasih selama satu tahun ini. Selain itu, para tamu yang menginap pada 31 Januari juga mendapatkan kenang–kenangan berupa souvenir cantik dari cokelat. Angka Satu untuk Hari Jadi Cavinton Hotel Yogyakarta RUMAH Sakit Sentra Medi- ka Cisalak Depok membuka unit thalassemia drg Suher- man pada 22 Januari lalu. Peresmian unit penyakit sel darah merah itu dilaku- kan langsung oleh Wakil Wali Kota Depok Idris Ab- dul Shomad di Aula Ruang Auditorium Lantai 5 Sentra Medika. Menurut Idris, unit tersebut sangat membantu masyarakat dalam penanganan dan mengetahui thalassemia yang merupakan penyakit kelainan bawaan. “Ini merupakan kabar gembira bagi masyarakat Depok, khususnya yang terkena thalassemia, karena RS Sentra Medika telah membuka dan melayani unit ini,” katanya. Secara garis besar, thalassemia ialah penyakit keturunan dengan gejala seperti anemia, pusing, muka pucat, lemas, sulit tidur, dan infeksi berulang. Itu terjadi karena sel darah merah mudah rusak dan berumur pendek. RS Sentra Medika Depok Resmi Buka Unit Thalassemia LENSA BISNIS HUBUNGI KAMI BAGIAN IKLAN: 021 580 1480 PADA awal tahun ini, Aston Primera Pasteur berhasil me- ngukir prestasi kembali de- ngan mendapatkan sertifikasi hotel bintang 4 dari LSU Kar- sa Bhakti Persada. Sertifikasi diberikan untuk mengukur mutu dan standardisasi suatu badan usaha yang bergerak di bidang perhotelan. Serti- fikasi bintang 4 itu disahkan langsung oleh Direktur Karsa Bhakti Persada Hermanie Soewarma dan diserahkan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dan disaksikan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Pemberian sertifikasi itu membuktikan bahwa Aston Pasteur memiliki standar kualitas hotel bintang 4 yang men- jadikannya salah satu hotel terbaik dan pilihan utama dalam berbagai kebutuhan, bisnis, mapun keluarga. Dengan motto ‘Delightful Moments of Heartfelt Service’ , Aston Pasteur bertekad akan terus menciptakan pelayanan yang prima kepada para tamu. Aston Primera Pasteur Raih Sertifikasi Bintang 4

Transcript of MINGGU, 8 FEBRUARI 2015 Positif dan Produktif Bersama … · Dengan begitu, ia tahu hal apa saja...

Page 1: MINGGU, 8 FEBRUARI 2015 Positif dan Produktif Bersama … · Dengan begitu, ia tahu hal apa saja yang mereka lakukan saat sedang bermain bersama. Ia meng- ... supaya sang anak dapat

Positif dan Produktif Bersama Kelompok

SITI RETNO WULANDARI

AM sudah menunjukkan pukul 11.45 WIB. Raihan Ridhano dan Leia Shani, 5, keluar dari kelas. Mereka tidak langsung pulang. Ada ritual wajib

yang mereka berdua lakukan sebelum melambaikan tangan tanda berpisah. Berkejar-kejaran dan menjajal semua arena permainan di sekolah hingga ber-mandi keringat dan tampak kucel. Selama 1 jam mereka berdua bermain ditemani sang ibu.

Keduanya terlihat akrab tak peduli pakaian menjadi bau dan kotor terkena tanah. Tanpa disadari, keakraban mereka berimbas kepada sang ibu yang juga teman sejak SMP. Bunga Mikana, 31, tidak menge-tahui jika Raihan bersahabat karib dengan Leia, putri dari teman sekolahnya, Stanni Dwi Pertiwi, 31. Persahabatan anak mereka terjalin setelah satu bulan belajar di taman kanak-kanak (TK). Ketika itu, Raihan eng-gan berangkat sekolah. Ia selalu sulit untuk dibangunkan dari tidur. Namun, semenjak mengenal dan bersahabat dengan Leia, ia menjadi lebih bersemangat.

“Saya katakan Leia sudah menunggu di luar, padahal Leia sudah di sekolah. Raihan akan langsung bangun dan siap-siap un-tuk berangkat sekolah. Ia selalu senang bertemu Leia karena bisa bermain sampai jungkir balik kotor-kotoran hahaha,” kata Bunga ketika ditemui Media Indonesia seu-sai kegiatan sekolah, Kamis (5/2).

Keduanya, kata Bunga, memiliki sifat mirip, yakni cerewet, suka bermain, dan senang sekali tidur. Awalnya mereka ti-dak suka mengajak teman lain, perlahan Bungga dan Stanni memberi pemahaman agar mereka mau bermain dengan yang lain.

Kedekatan mereka pun masih dirasa baik oleh Bunga dan Stanni karena ber-efek positif. Mereka saling menanyakan satu sama lain jika tidak terlihat di seko-lah. Lucunya Leia kerap kali menasihati Raihan.

“Leia suka menasihati dan diingat oleh Raihan. Semisal saat Raihan selalu mem-beli mainan yang mudah rusak, Leia lang-sung menyampaikan agar Raihan tidak lagi membeli mainan tersebut. Ya, Raihan nurut,” imbuhnya.

Pernah suatu kali Leia dan Raihan sekongkol meninggalkan satu temannya yang ingin bermain jungkat-jungkit. Me-reka berdua pergi mencoba permainan lain sembari berbisik-bisik, sedangkan sang teman menangis. Hal itu dijadikan contoh nasihat bagi kedua anaknya.

Bagi Stanni, kedekatan kedua bocah itu bukan masalah karena selalu diawasi. Ketakutan untuk berperilaku negatif ti-dak mereka rasakan lantaran pengawasan yang tidak lepas tadi. “Selalu kami awasi

dan kasih masukan supaya mereka tetap mau bermain dengan teman lain, tidak eksklusif. Hanya, kalau usai sekolah, ya mereka kembali main berdua hingga 1 jam. Mereka diam kalau tidur saja hahaha,” ungkapnya.

Tidak sendiriEres Praningty, 15, yang kini duduk di

kelas satu SMA, mengaku sudah bermain secara berkelompok sejak SMP. Bagi siswa jurusan IPS itu, berkelompok memiliki kesenangan tersendiri, tentunya bersifat positif. Ia merasa jadi memiliki teman yang bisa diajak untuk mengerjakan pekerjaan rumah bersama dan tidak merasa sendiri-an.

Setiap pulang sekolah, Eres dan empat

temannya selalu menyempatkan diri untuk makan bersama di luar sekolah. Sementara itu, jika membawa bekal, mereka makan bersama di kelas Eres. Jika salah satu te-man kelompoknya sebal dengan teman lain di luar kelompok, ia pun akan melakukan hal yang sama.

“Sekadar kenal dan menegur saja, ka-lau aku sih berkelompok ya untuk main bareng, belajar bareng, bukan untuk sok kuat. Kalau dengar cerita dari teman-te-man sekolah lain, masih ada yang suka me-lakukan tradisi ‘melabrak’ karena merasa paling populer. Lebih banyak hal positif yang aku rasakan,” tukas Eres. Negatifnya, Eres mengaku tidak terlalu kenal dengan teman-teman lain di luar kelompoknya.

Ia pun tak pernah absen untuk bercerita pada sang ibu, Susy Yuspriantini, 55, ten-tang kegiatannya bersama teman-teman kelompoknya. Tidak mengherankan jika sang ibu kenal dengan keempat temannya. Tidak hanya itu, sang ibu pun juga mem-berikan masukan kepada Eres.

“Terbiasa untuk cerita sama ibu sejak kecil, dulu aku pernah jadi korban dari adu domba geng, ya sudah aku sih memilih untuk pergi,” tukasnya.

Susy mengaku kerap memantau kegiatan semua anak-anaknya meski tetap mem-berikan kepercayaan penuh bagi anak-

anaknya. Bagi Susy, membekali sang anak agar berperilaku positif penting dilakukan. Ia tidak pernah melarang anak hanya de-ngan mengucap kata jangan karena tidak akan didengar anak. Sebab akibat lebih se-ring dipergunakan Susy ketika berbincang dengan anak-anaknya.

Ia pun tidak menampik dalam satu ke-lompok bukan tidak mungkin ada teman yang berperilaku tidak baik. Namun, hal tersebut selalu dibicarakan selayaknya teman dengan mengedepankan alasan-alasan yang logis. “Kalau salah minta maaf, tetapi kalau benar ya harus lawan. Ja-ngan sampai diinjak-injak dan menginjak o rang,” tukas Susy.

Susy juga kerap memilih menyediakan tempat bagi teman-teman anaknya untuk berkumpul di rumah. Dengan begitu, ia tahu hal apa saja yang mereka lakukan saat sedang bermain bersama. Ia meng-haruskan teman sang anak menelepon ke ponsel orangtuanya dan mengatakan sedang bermain di rumahnya.

“Supaya orangtua temannya pun bisa memantau anaknya. Ayahnya Eres pun akan mengantar kan teman anaknya pu-lang, supaya tahu rumah temannya dan kenal orangtuanya,” pungkasnya. (M-4)

[email protected]

Sejak TK hingga kerja bermain secara berkelompok bukan hal asing. Berkelompok bisa meningkatkan kepercayaan diri. Namun, pengawasan orangtua penting agar anak bisa bertindak positif dan produktif.

22 MINGGU, 8 FEBRUARI 2015IBU & ANAK

PSIKOLOG anak, remaja, dan keluarga Efnie Indrianie menegaskan bermain secara berke-lompok memang selayaknya dianjurkan. Berkelompok akan melatih kemampuan ma-nusia dari sisi emosi dan sosial. Namun, kini ada beberapa persoalan yang dialami dalam proses berkelompok. Hal tersebut terjadi lantaran tidak adanya pendampingan yang dilakukan orangtua sejak kecil.

“Berkelompok itu basic insting manusia, sejak kecil lo seseorang itu sudah bermain secara kelompok. Tujuannya, ya, eksistensi dan percaya diri. Pemahamannya dengan berkelompok bisa lebih menghasilkan hal positif, nilai itu yang perlu ditekankan orang-tua. Kecuali pada mereka yang memiliki latar belakang korban kekerasan, ada niat untuk melakukan hal yang ia alami kepada orang lain,” tukas Efnie.

Karena itu, Efnie memberikan kiat kepada orangtua agar dapat menjadi teman bagi anak sehingga berkelompok tidak lagi berstigma dan melakukan perbuatan yang melawan hukum. Mereka boleh mengaktualisasikan diri bersama kelompok, tetapi dengan cara yang positif dan elegan.

1 ObservasiJika anak tidak terbiasa untuk selalu ber-

cerita, orangtua harus terlebih dahulu peka pada perilaku anak. Orangtua yang dekat dengan anak akan merasakan adanya per-ubahan meskipun hanya 1% dari perilaku. Ka-rena itu, observasi harus dilakukan orangtua supaya sang anak dapat menceritakan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatannya di luar rumah. Orangtua harus memastikan sang anak tidak atau pernah menjadi korban kekerasan agar dapat diberikan pemahaman dan tidak melampiaskan kekesalan kepada orang lain.

2 Posisi SetaraBicarakan perihal hobi anak, atau hal-hal

ringan lain yang berkaitan dengan lingkung-an sang anak, misal membicarakan fi lm di bioskop yang sedang populer. Jadilah teman yang menyenangkan bagi sang anak, jangan melakukan interupsi ketika sang anak sedang bercerita. Buatlah ia nyaman dengan tidak memberikan aturan-aturan, tetapi berikan contoh melalui perilaku.

3 Jangan Menghakimi TemannyaKetika orangtua tidak suka dengan salah

satu teman anak, hendaknya jangan langsung dihakimi agar sang anak tidak lagi bermain dengan anak itu karena bertingkah tidak baik. Hal tersebut bisa membuat sang anak mem-benci orangtuanya. Ada baiknya, orangtua perlahan mendekati kelompok sang anak, sedikit demi sedikit berikan pemahaman ke-pada sang anak.

Untuk pembagian peran, Efnie melihat di era modern saat ini, ibu dan ayah memiliki andil yang sama. Inspirasi utama bagi anak perempuan ialah ibunya, sedangkan anak laki-laki akan melihat bagaimana sikap dan pembawaan ayahnya. Efnie juga menegaskan, apabila seorang istri mendapat perlakuan kasar dari suaminya, bayi mereka akan merasa kesakitan dan berimbas pada psikolo-gis saat remaja nanti. (Wnd/M-4)

“Selalu kami awasi dan kasih masukan supaya mereka tetap mau bermain dengan teman lain, tidak eksklusif.’’

Stanni Dwi PertiwiIbu Rumah Tangga

J

Naluri Seorang Manusia

MI/BARY FATHAHILAH

PADA 31 Januari lalu, RS TNI AL Mintohardjo menyeleng-garakan kegiatan fun bike. Acara itu diramaikan oleh 675 peserta dari perwakilan rumah sakit di sekitar DKI Jakarta, pejabat TNI AL, Kementerian Kesehatan, BKKBN, dan Kan-tor Wali Kota Jakarta. Acara dimulai pukul 6.30 WIB dari lapangan belakang dari RS menuju Taman Ayodya mele-wati Lapangan Merah–BPK–Jalan Asia Afrika– Jalan Hang Tuah–Jalan Kyai Maja–Jalan Barito-Taman Ayodya. Setelah melepas lelah sejenak, dari Taman Ayodya para peserta melanjutkan perjalanan kembali ke RS menyusuri Jalan Sisingamangaraja–Jalan Sudirman–Jalan Gatot Subroto–berbalik arah di Slipi– Jalan Farmasi, dan kembali ke RS TNI AL Mintohardjo. Total rute yang ditempuh sekitar 16 km. Dr Nalendra, pimpinan RS TNI AL, mengatakan kegiatan itu merupakan ajang silaturahim antar RS dan juga instansi.

SALAH satu hotel bintang 4 di Kota Bandung, Aston Braga Hotel and Residence, merayakan hari jadinya yang ke-9 pada 29 Januari lalu. Selain terletak di lokasi stra-tegis yakni Jalan Braga yang memiliki magnet tersendiri bagi wisatawan yang datang ke Kota Kembang, kerja keras dan kerja sama seluruh kar-yawan selama kurun waktu tersebut menyebabkan hotel ini tetap eksis dan mampu bersaing. Untuk merayakan seka-ligus mengapreasiasi, Aston Braga Hotel and Residence menyelenggarakan family gather-ing bagi para staf bertemakan ‘9 Credible Years’. Seluruh staf dan keluarga diajak untuk berkunjung ke Ocean Dream Samudera dan Dunia Fantasi di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, yang dibagi menjadi dua sesi pada 27 dan 29 Januari. Tidak hanya bergembira mengunjungi wahana, keluarga karyawan juga bisa beruntung mendapatkan doorprize.

RS TNI AL Mintohardjo Selenggarakan Fun Bike

Aston Braga Hotel Rayakan HUT Ke-9 di AncolBEST Western Hariston, Pluit, Jakarta, bekerja sama dengan Universal Wine, menggelar ‘Spanish Night Wine Tasting’ pada 30 Janu-ari lalu. Acara itu merupakan yang pertama kali diada-kan sebagai bagian untuk memperkenalkan wine yang tersedia di Kawista Bar and Lounge sekaligus memper-erat hubungan baik dengan klien korporasi, media, dan mitra yang selama ini telah mendukung Best Western Hariston Pluit. Dalam acara itu, para tamu undangan dapat mencicipi wine seperti Casa Vella D’espiels Cabernet Sauvignon Juve Y Camps, Juve Y Camps Cinta Pur-pura Brut, dan Edward Joseph Splash yang berasal dari Spanyol dan Prancis. Bukan sekadar mencicipi wine, para tamu juga dapat menemukan sensasi kenikmatan dari minuman itu dengan pasangan makanan yang disediakanp hotel.

Spanish Night Wine Tasting di Kawista Bar & Lounge

SATU tahun sudah usia Cavinton Hotel Yogyakarta berdiri. Hotel berbintang empat di kawasan Ngampi-lan itu mulai beroperasi pada Januari 2014 lalu. Selama satu tahun berjalan, Cavinton Hotel telah mampu bersaing di tengah ketatnya kompetisi bisnis hotel yang ada. Dan pada 31 Januari lalu, pihak hotel memperingati hari jadi tahun pertamanya dengan mengggelar syukuran sekaligus pengajian dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW bersama warga sekitar, paguyuban becak, serta anak yatim. Pihak hotel menyerahkan santunan serta bingkisan sebagai tanda cinta dari karyawan. Acara itu dimaksudkan sebagai wujud kebersamaan, rasa syukur, dan rasa terima kasih selama satu tahun ini. Selain itu, para tamu yang menginap pada 31 Januari juga mendapatkan kenang–kenangan berupa souvenir cantik dari cokelat.

Angka Satu untuk Hari Jadi Cavinton Hotel YogyakartaRUMAH Sakit Sentra Medi-ka Cisalak Depok membuka unit thalassemia drg Suher-man pada 22 Januari lalu. Peresmian unit penyakit sel darah merah itu dilaku-kan langsung oleh Wakil Wali Kota Depok Idris Ab-dul Shomad di Aula Ruang Auditorium Lantai 5 Sentra Medika. Menurut Idris, unit tersebut sangat membantu masyarakat dalam penanganan dan mengetahui thalassemia yang merupakan penyakit kelainan bawaan. “Ini merupakan kabar gembira bagi masyarakat Depok, khususnya yang terkena thalassemia, karena RS Sentra Medika telah membuka dan melayani unit ini,” katanya. Secara garis besar, thalassemia ialah penyakit keturunan dengan gejala seperti anemia, pusing, muka pucat, lemas, sulit tidur, dan infeksi berulang. Itu terjadi karena sel darah merah mudah rusak dan berumur pendek.

RS Sentra Medika Depok Resmi Buka Unit Thalassemia

LENSABISN IS HUBUNGI KAMI BAGIAN IKLAN: 021 580 1480

PADA awal tahun ini, Aston Primera Pasteur berhasil me-ngukir prestasi kembali de-ngan mendapatkan sertifikasi hotel bintang 4 dari LSU Kar-sa Bhakti Persada. Sertifikasi diberikan untuk mengukur mutu dan standardisasi suatu badan usaha yang bergerak di bidang perhotelan. Serti-fikasi bintang 4 itu disahkan langsung oleh Direktur Karsa Bhakti Persada Hermanie Soewarma dan diserahkan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dan disaksikan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Pemberian sertifikasi itu membuktikan bahwa Aston Pasteur memiliki standar kualitas hotel bintang 4 yang men-jadikannya salah satu hotel terbaik dan pilihan utama dalam berbagai kebutuhan, bisnis, mapun keluarga. Dengan motto ‘Delightful Moments of Heartfelt Service’ , Aston Pasteur bertekad akan terus menciptakan pelayanan yang prima kepada para tamu.

Aston Primera Pasteur Raih Sertifikasi Bintang 4