MINGGU, 4 DESEMBER 2011 Melestarikan filekita monitoring dan evaluasi, juga memberikan pelatihan ke...

1
I NDONESIA negara dengan kekayaan ora mengagum- kan. Sayangnya, seiring dengan berjalannya waktu, pohon-pohon asli Nusantara dan Asia menghilang. Namun, di PPT Desa Kali- putu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, ratusan pohon langka mampu dipertahankan bahkan dibibitkan dan disebarkan ke seluruh Nusantara. Udara terasa menyegarkan, pemandangan serbahijau dari deretan pepohonan rimbun menghadirkan kesejukan dan rasa nyaman. Di beberapa pojok bagian berderet bibit-bibit po- hon dengan jenis, ukuran, dan ketinggian yang beragam. Pembibitan menjadi program penting PPT. Dalam sebulan, PPT mampu membibitkan se- banyak 10 ribu bibit per tahun, dengan rata-rata 1.000 bibit per bulan yang berasal dari ber- bagai jenis pohon. Sebanyak 30 pekerja bergelut dengan aktivitas pembibitan itu setiap harinya. Pembibitan Khusus tanaman langka, PPT Djarum memiliki tim sendiri yang bertugas mengeksplorasi berbagai wilayah Pulau Jawa, Kudus, Yogyakarta, dan Ma- gelang, untuk mencari pohon- pohon langka. Bibit pohon nogosari yang tumbuh besar di PPT diambil dari buah pohon yang terdapat di sebuah makam keramat di wilayah Kudus. “Wilayah Jawa, khususnya Kudus, memiliki banyak pohon langka dan tua, dan di sini iklim dan cuaca sangat cocok untuk pelestarian tersebut. Beberapa bibit kita ambil dari biji dan buah pohon yang kami survei,” jelas Yunan Adhitya, Program Officer Bakti Lingkungan PT Djarum, kepada Media Indone- sia saat berkeliling PPT, awal pekan ini. Beberapa bibit yang dihasil- kan di kawasan yang dikelola PT Djarum itu kemudian diberi- kan gratis kepada masyarakat dan instansi yang membutuh- kan untuk penghijauan. Contohnya, beberapa uni- versitas, seperti Universitas Diponegoro (Undip) dan Uni- versitas Gadjah Mada, me- makai bibit-bibit dari PPT untuk penghijauan di kampus masing- masing. Undip baru-baru ini me- minta sebanyak 5.000 bibit trembesi. Masyarakat luas pun bisa mendapatkan bibit, mulai tingkat RT, RW, hingga kabu- paten dan LSM lingkungan. Lebih lanjut, bibit dari PPT telah berhasil menghijaukan berbagai wilayah seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Malang, Bali, Lom- bok, Sumatra, dan Kalimantan. Persyaratan mendapatkan bibit cukup mudah, mereka hanya perlu mengajukan surat pengajuan resmi ke pihak PPT. Namun jika permohonan per- mintaan bibit melebihi 50 bibit, pemohon diharuskan menanda- tangani nota kesepahaman. “Inti dari MoU (nota kesepa- haman), pemohon bibit diharus- kan memanfaatkan bibit sebaik mungkin, tidak diperjualbeli- kan, dirawat, dan dipelihara dengan baik,” jelasnya. Pihaknya pun secara berkala melakukan pengontrolan de- ngan menyurvei lokasi-lokasi pemberian bibit guna memas- tikan pemanfaatannya. Selain itu, pemberian bibit tidak bisa sembarangan, harus memperha- tikan iklim, tanah, dan kondisi lokasi. Beberapa penghargaan telah dikantongi PPT, antara lain Indonesia Green Awards 2011, Visi Biru Aksi Hijau 28 Septem- ber 2011, dan Penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah pada 2010 lalu. “Setelah memberi bibit, kita monitoring dan evaluasi, juga memberikan pelatihan ke masyarakat agar tahu cara me- nanam dan merawatnya.” Nogosari Ada satu pemandangan yang menarik perhatian para pe- ngunjung. Hanya berjarak tak lebih dari 10 meter dari pintu kawasan PPT, pohon besar ber- bentuk unik berdiri kukuh. “Itu pohon nogosari, salah satu pohon langka di Jawa dan Asia. Hidupnya bisa ratusan tahun,” ungkap Yunan. Hanya ada satu pohon no- gosari di PPT. Umurnya telah mencapai 35 tahun. Bentuknya memang unik dan cantik. Ba- tangnya tampak kukuh. Ca- bangnya banyak tapi menyebar ke samping sehingga memakan lahan yang cukup luas. Pohon itu berasal dari In- dia, dan banyak ditanam di halaman atau kebun di bawah 1.300 meter di atas permukaan laut di daerah Jawa dan Bali. Tingginya bisa mencapai 20 m. Diperkirakan, saat ini di pulau Jawa jumlah pohon itu hanya segelintir. Bahkan, pohon bernama latin Mesua ferrea Linn itu cukup di- keramatkan masyarakat Jawa. Pohon itu sering ditemui di be- berapa makam keramat yang di- anggap bertuah di sekitar Jawa, seperti di Imogiri, Kotagede, Kudus, dan Gunung Muria. Daun yang muda berwarna merah, duduk berhadapan, berbunga besar dengan empat helai daun mahkota yang ber- warna putih, dan berbau wangi. Buahnya berkulit keras, disebut gandhek, berisi 1–4 biji. Mulai akar, daun, bunga, sampai kulit dan kayu dimanfaatkan untuk obat dan azimat penangkal bahaya. Selain nogosari, di lahan se- luas 8.000 meter persegi ini terdapat pula beberapa pohon langka lain seperti sembirit (Blighia sapida), lilin (Nephelium lappaceum), botol ( Adansonia digitata), lobi-lobi ( Flacourtia inermis), kunto bimo, gandaria serta gowok. Di lahan PPT yang dibangun sejak 1979 ini, terdapat 100 jenis pohon langka yang dilestarikan. Menurut rencana, di akhir 2012 PPT akan dipindahkan ke ka- wasan yang lebih luas di Hutan Gondang Manis, dengan luas 5 hektare. (M-2) [email protected] Wilayah Jawa, khususnya Kudus, memiliki banyak pohon langka dan tua, dan di sini iklim dan cuaca sangat cocok untuk pelestarian tersebut.” Yunan Adhitya Program Officer Bakti Lingkungan PT Djarum Melestarikan Pohon Langka dan Keramat Jika mencari pohon gandaria atau gowok, Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) Desa Kaliputu bisa memberikannya. Tak perlu bayar, Anda cukup menebus dengan komitmen. SISKA NURIFAH MINGGU, 4 DESEMBER 2011 8 G REEN CONCERN KANTIL: Pembibitan tanaman kantil atau cempaka kuning di Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) Desa Kaliputu, Kabupaten Kudus. KONFERENSI Iklim di Durban, Afrika Sela- tan, yang dimulai pada 2 Desember merilis hasil penelitian tentang moratorium atau penghentian sementara izin penebangan hutan yang diterapkan Indonesia. Data menunjukkan upaya itu telah berhasil me- lindungi lahan gambut. “Hampir semua hutan primer yang masuk kawasan moratorium sebenarnya secara legal sudah terlindungi. Namun, kawasan hutan berkandungan karbon tinggi dalam jumlah besar tidak masuk perlindungan moratorium. Selain itu, banyak pula hutan sekunder maupun primer serta lahan gam- but yang sudah diberi izin konsesinya ke- pada perusahaan,” ujar Doug Boucher dari Union of Concerned Scientists (UCS). Untuk meningkatkan efektivitas mora- torium, Greenpeace, World Resources Institute (WRI), dan UCS menyarankan cakupan moratorium diperluas hingga hu- tan sekunder, serta melakukan pengkajian ulang terhadap izin-izin konsesi yang telah diberikan. Hutan yang tak dilindungi jika dihancurkan akan mengemisikan lebih dari 150 miliar ton karbon dioksida. (*/M-2) SEBANYAK 43,6% kebutuhan dunia akan minyak sawit masih disuplai Indonesia. Laporan penilaian yang dikeluarkan World Wildlife Fund (WWF) menunjukkan terjadi peningkatan pembelian produk minyak sawit lestari oleh perusahaan di Eropa, Australia, dan Jepang. Itu menunjukkan permintaan pasar untuk produk minyak sawit lestari yang dihasil- kan dari industri yang berkelanjutan terus meningkat dari waktu ke waktu. Hal itu cukup menggembirakan walaupun upaya penyelamatan hutan tropis juga tetap perlu dilakukan. “Saat ini pelaku usaha dapat lebih mu- dah mendapatkan atau membeli minyak sawit lestari untuk mereka gunakan dalam produk-produk mereka,” kata Irwan Gu- nawan, perwakilan WWF Indonesia yang hadir dalam pertemuan Rountable of Sus- tainable Palm Oil (RSPO) di Kota Kinabalu, Malaysia, belum lama ini. Hasil riset WWF menunjukkan dari se- mua perusahaan yang dinilai, baru setengah suplai minyak sawit yang mereka gunakan yang masuk kualikasi lestari. (*/M-2) INFO HIJAU AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE ANTARA Moratorium Penebangan Perlu Diperluas Minyak Sawit Sengsarakan Hutan Tropis FOTO-FOTO: MI/ANGGA YUNIAR Di Indonesia, jumlah delta mencapai lebih dari 600 lokasi, baik yang kecil maupun yang besar. Kawasan dataran delta terus- menerus meluas, membentuk tanah baru, termasuk di Jakarta Utara. Info Hijau! JAKARTA KOTA DELTA A nda yang tinggal di Jakarta, sadarkah bahwa rumah dan kantor yang kita tempati berada di atas delta? Ya, Jakarta adalah salah satu kota yang bermukim di delta sungai. Sayangnya, sama seperti sebagian besar dataran delta lainnya, kondisi lingkungan Jakarta semakin mengkhawatirkan. Hal serupa juga terjadi di delta-delta lainnya di berbagai negara. Wilayah delta terbilang paling produktif karena kaya sumber daya lingkungan dan potensi ekonomi. Delta juga menjadi pusat berkembangnya inovasi, keanekaragaman hayati, produktivitas industri, dan pertanian. Lebih dari 50% populasi penduduk dunia tinggal di perkotaan yang berada di kawasan delta. Namun, di sisi lain, menurut data PBB, lebih dari dua pertiga kota besar dunia di kawasan delta, termasuk Jakarta, rentan terhadap naiknya permukaan air laut, risiko banjir ekstrem, dan badai. Fakta itu mengemuka pada World Delta Summit yang diselenggarakan di Jakarta, 21-24 November 2011. Ajang berskala dunia itu mempertemukan tokoh-tokoh terkemuka dari 40 negara untuk membahas kondisi delta dari aspek lingkungan. Ajang itu diikuti ilmuwan, akademisi, praktisi, dan berbagai lembaga dunia. Tema yang diangkat ialah Denyut nadi delta dan nasib dari peradaban manusia. Konferensi tersebut diharapkan dapat menyelamatkan delta dan kehidupan di sekitarnya. World Delta Summit 2011 merupakan tindak lanjut Konferensi Delta in Times of Climate Change di Rotterdam, Belanda, pada Oktober 2010. Mari berkontribusi bagi delta tempat kita tinggal. Cari tahu caranya dari Jan Sopaheluwakan, Ketua Panitia Nasional World Delta Summit 2011, yang juga peneliti utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dalam Green Talk di Green Radio. Sampaikan juga pertanyaan Anda melalui SMS di 081381000892 atau telepon di 021- 85909946/47. (M-2)

Transcript of MINGGU, 4 DESEMBER 2011 Melestarikan filekita monitoring dan evaluasi, juga memberikan pelatihan ke...

INDONESIA negara dengan kekayaan fl ora mengagum-kan. Sayangnya, seiring dengan berjalannya waktu,

pohon-pohon asli Nusantara dan Asia menghilang.

Namun, di PPT Desa Kali-putu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, ratusan pohon langka mampu dipertahankan bahkan dibibitkan dan disebarkan ke seluruh Nusantara.

Udara terasa menyegarkan, pemandangan serbahijau dari deretan pepohonan rimbun menghadirkan kesejukan dan rasa nyaman. Di beberapa pojok bagian berderet bibit-bibit po-hon dengan jenis, ukuran, dan ketinggian yang beragam.

Pembibitan menjadi program penting PPT. Dalam sebulan, PPT mampu membibitkan se-banyak 10 ribu bibit per tahun, dengan rata-rata 1.000 bibit per bulan yang berasal dari ber-bagai jenis pohon. Sebanyak 30 pekerja bergelut dengan aktivitas pembibitan itu setiap harinya.

PembibitanKhusus tanaman langka, PPT

Djarum memiliki tim sendiri yang bertugas mengeksplorasi berbagai wilayah Pulau Jawa, Kudus, Yogyakarta, dan Ma-gelang, untuk mencari pohon-pohon langka. Bibit pohon nogosari yang tumbuh besar di PPT diambil dari buah pohon yang terdapat di sebuah makam

keramat di wilayah Kudus.“Wilayah Jawa, khususnya

Kudus, memiliki banyak pohon langka dan tua, dan di sini iklim dan cuaca sangat cocok untuk pelestarian tersebut. Beberapa bibit kita ambil dari biji dan buah pohon yang kami survei,” jelas Yunan Adhitya, Program Officer Bakti Lingkungan PT Djarum, kepada Media Indone-sia saat berkeliling PPT, awal pekan ini.

Beberapa bibit yang dihasil-kan di kawasan yang dikelola PT Djarum itu kemudian diberi-kan gratis kepada masyarakat dan instansi yang membutuh-kan untuk penghijauan.

Contohnya, beberapa uni-versitas, seperti Universitas Diponegoro (Undip) dan Uni-versitas Gadjah Mada, me-makai bibit-bibit dari PPT untuk penghijauan di kampus masing-masing.

Undip baru-baru ini me-minta sebanyak 5.000 bibit trem besi. Masyarakat luas pun bisa mendapatkan bibit, mulai tingkat RT, RW, hingga kabu-paten dan LSM lingkungan.

Lebih lanjut, bibit dari PPT telah berhasil menghijaukan berbagai wilayah seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Malang, Bali, Lom-bok, Sumatra, dan Kalimantan.

Persyaratan mendapatkan bibit cukup mudah, mereka hanya perlu mengajukan surat pengajuan resmi ke pihak PPT. Namun jika permohonan per-mintaan bibit melebihi 50 bibit,

pemohon diharuskan menanda-tangani nota kesepahaman.

“Inti dari MoU (nota kesepa-haman), pemohon bibit diharus-kan memanfaatkan bibit sebaik mungkin, tidak diperjualbeli-kan, dirawat, dan dipelihara dengan baik,” jelasnya.

Pihaknya pun secara berkala

melakukan pengontrolan de-ngan menyurvei lokasi-lokasi pemberian bibit guna memas-tikan pemanfaatannya. Selain itu, pemberian bibit tidak bisa sembarangan, harus memperha-tikan iklim, tanah, dan kondisi lokasi.

Beberapa penghargaan telah dikantongi PPT, antara lain Indonesia Green Awards 2011, Visi Biru Aksi Hijau 28 Septem-ber 2011, dan Penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah pada 2010 lalu.

“Setelah memberi bibit , kita monitoring dan evaluasi, juga memberikan pelatihan ke masyarakat agar tahu cara me-nanam dan merawatnya.”

Nogosari Ada satu pemandangan yang

menarik perhatian para pe-ngunjung. Hanya berjarak tak lebih dari 10 meter dari pintu kawasan PPT, pohon besar ber-bentuk unik berdiri kukuh.

“Itu pohon nogosari, salah satu pohon langka di Jawa dan Asia. Hidupnya bisa ratusan tahun,” ungkap Yunan.

Hanya ada satu pohon no-gosari di PPT. Umurnya telah mencapai 35 tahun. Bentuknya memang unik dan cantik. Ba-tangnya tampak kukuh. Ca-bangnya banyak tapi menyebar ke samping sehingga memakan lahan yang cukup luas.

Pohon itu berasal dari In-dia, dan banyak ditanam di halaman atau kebun di bawah

1.300 meter di atas permukaan laut di daerah Jawa dan Bali. Tingginya bisa mencapai 20 m. Diperkirakan, saat ini di pulau Jawa jumlah pohon itu hanya segelintir.

Bahkan, pohon bernama latin Mesua ferrea Linn itu cukup di-keramatkan masyarakat Jawa. Pohon itu sering ditemui di be-berapa makam keramat yang di-anggap bertuah di sekitar Jawa, seperti di Imogiri, Kotagede, Kudus, dan Gunung Muria.

Daun yang muda berwarna merah, duduk berhadapan, berbunga besar dengan empat helai daun mahkota yang ber-warna putih, dan berbau wangi. Buahnya berkulit keras, disebut gandhek, berisi 1–4 biji. Mulai akar, daun, bunga, sampai kulit dan kayu dimanfaatkan untuk obat dan azimat penangkal bahaya.

Selain nogosari, di lahan se-luas 8.000 meter persegi ini terdapat pula beberapa pohon langka lain seperti sembirit (Blighia sapida), lilin (Nephelium lappaceum), botol (Adansonia digitata), lobi-lobi (Flacourtia inermis), kunto bimo, gandaria serta gowok.

Di lahan PPT yang dibangun sejak 1979 ini, terdapat 100 jenis pohon langka yang dilestarikan. Menurut rencana, di akhir 2012 PPT akan dipindahkan ke ka-wasan yang lebih luas di Hutan Gondang Manis, dengan luas 5 hektare. (M-2)

[email protected]

Wilayah Jawa, khususnya

Kudus, memiliki banyak pohon langka dan tua, dan di sini iklim dan cuaca sangat cocok untuk pelestarian tersebut.”

Yunan AdhityaProgram Officer Bakti Lingkungan PT Djarum

Melestarikan Pohon Langka dan Keramat

Jika mencari pohon gandaria atau gowok, Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) Desa Kaliputu bisa memberikannya. Tak perlu bayar, Anda cukup menebus dengan komitmen.

SISKA NURIFAH

MINGGU, 4 DESEMBER 20118 GREEN CONCERN

KANTIL: Pembibitan tanaman kantil atau cempaka kuning di Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) Desa Kaliputu, Kabupaten Kudus.

KONFERENSI Iklim di Durban, Afrika Sela-tan, yang dimulai pada 2 Desember merilis hasil penelitian tentang moratorium atau penghentian sementara izin penebangan hutan yang diterapkan Indonesia. Data menunjukkan upaya itu telah berhasil me-lindungi lahan gambut. “Hampir semua hutan primer yang masuk kawasan moratorium sebenarnya secara legal sudah terlindungi. Namun, kawasan hutan berkandungan karbon tinggi dalam jumlah besar tidak masuk perlindungan moratorium. Selain itu, banyak pula hutan sekunder maupun primer serta lahan gam-but yang sudah diberi izin konsesinya ke-pada perusahaan,” ujar Doug Boucher dari Union of Concerned Scientists (UCS).

Untuk meningkatkan efektivitas mora-torium, Greenpeace, World Resources Institute (WRI), dan UCS menyarankan cakupan moratorium diperluas hingga hu-tan sekunder, serta melakukan pengkajian ulang terhadap izin-izin konsesi yang telah diberikan. Hutan yang tak dilindungi jika dihancurkan akan mengemisikan lebih dari 150 miliar ton karbon dioksida. (*/M-2)

SEBANYAK 43,6% kebutuhan dunia akan minyak sawit masih disuplai Indonesia. Laporan penilaian yang dikeluarkan World Wildlife Fund (WWF) menunjukkan terjadi peningkatan pembelian produk minyak sawit lestari oleh perusahaan di Eropa, Australia, dan Jepang.

Itu menunjukkan permintaan pasar untuk produk minyak sawit lestari yang dihasil-kan dari industri yang berkelanjutan terus meningkat dari waktu ke waktu. Hal itu cukup menggembirakan walaupun upaya penyelamatan hutan tropis juga tetap perlu dilakukan.

“Saat ini pelaku usaha dapat lebih mu-dah mendapatkan atau membeli minyak sawit lestari untuk mereka gunakan dalam produk-produk mereka,” kata Irwan Gu-nawan, perwakilan WWF Indonesia yang hadir dalam pertemuan Rountable of Sus-tainable Palm Oil (RSPO) di Kota Kinabalu, Malaysia, belum lama ini.

Hasil riset WWF menunjukkan dari se-mua perusahaan yang dinilai, baru setengah suplai minyak sawit yang mereka gunakan yang masuk kualifi kasi lestari. (*/M-2)

INFO HIJAU

AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE

ANTARA

Moratorium Penebangan Perlu Diperluas

Minyak Sawit Sengsarakan Hutan Tropis

FOTO-FOTO: MI/ANGGA YUNIAR

Di Indonesia, jumlah delta mencapai lebih dari 600 lokasi, baik yang kecil maupun yang besar. Kawasan dataran delta terus-menerus meluas, membentuk tanah baru, termasuk di Jakarta Utara.

InfoHijau!

JAKARTA KOTA DELTA

Anda yang tinggal di Jakarta, sadarkah bahwa rumah dan kantor yang kita tempati berada di atas delta?

Ya, Jakarta adalah salah satu kota yang bermukim di delta sungai. Sayangnya, sama seperti sebagian besar dataran delta lainnya, kondisi lingkungan Jakarta semakin mengkhawatirkan. Hal serupa juga terjadi di delta-delta lainnya di berbagai negara.

Wilayah delta terbilang paling produktif karena kaya sumber daya lingkungan dan potensi ekonomi. Delta juga menjadi pusat berkembangnya inovasi, keanekaragaman hayati, produktivitas industri, dan pertanian.

Lebih dari 50% populasi penduduk dunia tinggal di perkotaan yang berada di kawasan delta.

Namun, di sisi lain, menurut data PBB, lebih dari dua pertiga kota besar dunia di kawasan delta, termasuk Jakarta, rentan terhadap naiknya permukaan air laut, risiko banjir ekstrem, dan badai. Fakta itu mengemuka pada World Delta Summit yang diselenggarakan di Jakarta, 21-24 November 2011.

Ajang berskala dunia itu mempertemukan tokoh-tokoh terkemuka dari 40 negara untuk membahas kondisi delta dari aspek lingkungan. Ajang itu diikuti ilmuwan, akademisi, praktisi, dan berbagai lembaga dunia. Tema yang

diangkat ialah Denyut nadi delta dan nasib dari peradaban manusia. Konferensi tersebut diharapkan dapat menyelamatkan delta dan kehidupan di sekitarnya. World Delta Summit 2011 merupakan tindak lanjut Konferensi Delta in Times of Climate Change di Rotterdam, Belanda, pada Oktober 2010.

Mari berkontribusi bagi delta tempat kita tinggal. Cari tahu caranya dari Jan Sopaheluwakan, Ketua Panitia Nasional World Delta Summit 2011, yang juga peneliti utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dalam Green Talk di Green Radio. Sampaikan juga pertanyaan Anda melalui SMS di 081381000892 atau telepon di 021-85909946/47. (M-2)