MINGGU, 21 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Berinovasi ... fileTiga Dimensi SENI FOTO: Hema, creator...

1
LENSA BISNIS B AGI sebagian orang, cutter, penggaris, gun- ting, dan lem bisa jadi bukanlah apa-apa. Hanya dianggap sebagai alat kantor yang sewaktu-waktu dipakai kalau dibutuhkan. Namun, bagi Hemaphalanan- da Wanasili, alat itu menjadi barang berharga, bahkan bisa menopang hidupnya selama lebih dari delapan tahun. Siang malam di rumahnya di kawasan Graha Raya, Bintaro, Hema sibuk memotong kertas foto dengan teliti. Dengan lem khusus, kertas foto ditempel bertumpuk hingga mencipta- kan sebuah dimensi. Kegiatan itu terus diulang dengan objek yang berbeda. Dari mulai latar belakang pepo- honan, ilalang, hingga objek utama berupa foto sepasang pe ngantin dengan pose ro- mantis. Hema menamakannya seba- gai 3D photo sculpture, sebuah seni membuat foto dua di- mensi menjadi tiga dimensi. Ji ka di pandang dari depan, kreasi Hema ini mungkin ter- lihat seperti foto cetakan pada umumnya. Namun, jika melihat lebih detail dari segala sisi, dimensi foto akan terlihat jelas. Ilalang yang ada di belakang dibuat berlapis dengan bentuk yang berbeda. Begitu juga dengan objek manusia yang tampak timbul. “Idenya saya dapat dari teknik paper tole,” ujar Hema. Dari hobi Pada 1998, paper tole sempat jadi populer. Di mal-mal bah- kan dibuat workshop khusus untuk membuat paper tole. Na- mun, saat Hema mencobanya, ia merasa kertas yang dijual terlalu mahal. Kreasinya pun terbatas dengan desain yang sudah ada. Dengan latar belakang kuliah desain gras yang dimilikinya, ia kemudian bereksperimen dengan kertas postcard yang lebih murah. Kemudian, agar terasa lebih personal, Hema juga bereksperimen dengan foto-foto keluarga dan foto pernikahan. “Awalnya hanya hobi. Beberapa diberikan untuk hadiah ke keluarga dan kerabat dekat,” lanjutnya. Memiliki pekerjaan tetap sebagai grac designer di Com- munique 33 tak lantas mem- buatnya berhenti berinovasi. Pada 2002, ia memutuskan un tuk berhenti bekerja dan mendirikan bisnis Hema 3D Photo Sculpture. “Kalau desain gras kan hanya dua dimensi dan sifatnya semen- tara. Kita bisa buat brosur dan iklan, tapi lama-lama dibuang. Sementara itu, 3D sculpture itu sesuatu yang spesial. Orang akan pajang terus di rumahnya.” Keberaniannya itu sempat ditentang keluarga. Beberapa kerabat pun sempat meragukan kelangsungan bisnis foto tiga dimensi yang digelutinya. Namun, seiring dengan wak- tu, kreasi Hema mulai diminati. “Awalnya dari mulut ke mu- lut, lalu kita mulai mengada- kan pendekatan ke fotografer pernikahan dan menjalin kerja sama dengan mereka,” jelas Hema. Photo sculpture 3 dimensi ma- sih merupakan produk baru saat itu. Tak ada kompetitor membuat kreasinya ini terasa eksklusif. Bermodal keahlian, Hema tak mengeluarkan banyak uang. Modal awalnya pun tak sam- pai puluhan juta seperti usaha lain. “Mungkin seperti seniman yang mengandalkan keahlian- nya buat jual lukisan,” ujar Melly Gan Wanasili, istri Hema sekaligus marketing Hema 3D Photo Sculpture. Bervariasi Untuk menarik pelanggan, Hema dan Melly pun membuat paket ukuran foto yang be- ragam. Paling kecil berukuran postcard dan yang paling besar berukuran 60x90 cm. Tak seperti kebanyakan frame foto lain, frame foto tiga dimensi ini punya ketebalan hingga 10 cm. “Ini untuk menciptakan kesan panorama yang bagus. Foto-foto dengan pemandang- an butuh ketebalan yang lebih supaya dimensinya terlihat,” ujar Hema. Karena butuh banyak detail, pengerjaan satu pesanan tak bisa instan. Waktu pembuatan berkisar dua minggu hingga satu bulan, tergantung besar kecilnya ukuran dan kerumitan detail. Dengan segala kerumitannya, Melly mematok harga berkisar Rp395 ribu hingga Rp7,2 juta. “Kalau dibandingkan dengan modal, mungkin untungnya bisa berkali-kali lipat ya, tapi kerja crafting-nya yang juga harus diperhitungkan.” Menerima pesanan untuk kado ulang tahun anak, ulang tahun pernikahan, hingga mengolah foto pre-wedding yang bersifat personal, diakui Foto sudah lumrah jadi pajangan di dinding rumah. Namun, dengan kreasi 3D photo sculpture, Hema membawa foto favorit ke dimensi lain yang unik dan eksklusif. Christine Franciska 8 | Entrepreneur MINGGU, 21 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Berinovasi lewat Foto Tiga Dimensi SENI FOTO: Hema, creator 3D photo sculpture, seni yang membuat foto yang semula dua dimensi menjadi tiga dimensi sehingga lebih menarik ketika dipajang. Sebagai produk baru, bisnis seni foto ini belum mempunyai banyak pesaing. MI/USMAN ISKANDAR MENDIRIKAN bisnis yang mengandalkan kekuatan pa- da dua orang saja memang bukan hal yang mudah. Hema dan Melly, pendiri bisnis 3D photo sculpture , merasakan jatuh bangun itu. Dalam pembagian tugas, Melly lebih berfokus pada pengelolaan keuangan dan marketing, sedangkan Hema bertindak sebagai eksekutor pembuat karya. Ketika memutuskan untuk membuat bisnis foto tiga di- mensi, Hema dan Melly me- mutuskan untuk menempat- kan bisnis ini sebagai sebuah produk yang eksklusif. “Kalau diproduksi banyak rasanya kurang spesial. Lagi pula tenaga kita juga terba- tas,” ujar Melly. Maka dalam memasarkan produk, Melly pun tak ingin banyak beriklan. Ia cukup mengandalkan kedekatan dengan kenalan baru dan mendekati berbagai bisnis fo- togra, bridal, dan pameran. Namun, Melly banyak me- nemui kegagalan. “Ada yang dikasih sampel, enggak ada kabar. Ada yang sudah janji ingin pesan, tapi enggak ada kejelasan. Ma lah ada juga yang sudah dipesan lalu eng- gak dibayar,” kisahnya. Berhadapan dengan pelang- gan pun tak mudah. Mereka kerap mendapati pelanggan yang rewel. “Ada yang me- meriksa sangat mendetail, sampai ada sedikit daun yang jatuh pun minta dibetulin.” Namun, mereka tak gam- pang menyerah. Berbagai pe- ngalaman itu dianggap risiko untuk mempertahankan ke- eksklusifan karya. Toh, untuk sebuah foto yang spesial, pe- langgan memang cenderung bersikap lebih perhatian dan detail dengan hasilnya. Ke depan, Hema ingin seka- li membuat 3D photo sculpture ini diakui sebagai sebuah ba- gian dari seni fotograyang ba ru. Seni yang membuat foto tak hanya berwujud dua dimensi, tapi memiliki dio- rama. Sebagai sebuah karya, He- ma ingin menjadikan produk- nya tak hanya di pajang di rumah pribadi yang bersifat lebih personal. “Maunya juga bisa menghiasi perkantoran dan hotel. Kalau sekarang lebih banyak ke foto wedding dan ulang tahun saja.” Saat ini, pasangan suami is- tri ini merasa nyaman bekerja berdua di rumah. Belum ada keinginan menambah karya- wan. (*/M-1) Mempertahankan Keeksklusifan Hema sebagai beban mental tersendiri. “Kita motongin foto muka, rambut, badan, dan me- nempelnya sedemikian rupa. Tentu saya punya kekhawatir- an tersendiri kalau kliennya tidak puas,” jelas ayah satu anak ini. Namun, karena kecintaannya pada pekerjaan yang digeluti saat ini, ia tetap berusaha me- nampilkan yang terbaik. Walau kadang harus lembur berhari- hari untuk mengerjakannya. “Pasti pernah bosan. Namun, kalau sudah suntuk, paling saya ditinggal dulu sebentar sambil tidur-tiduran,” ujar He ma yang memfungsikan rumahnya sekaligus tempat usaha itu. (M-1) miweekend @mediaindonesia.com

Transcript of MINGGU, 21 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Berinovasi ... fileTiga Dimensi SENI FOTO: Hema, creator...

Page 1: MINGGU, 21 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Berinovasi ... fileTiga Dimensi SENI FOTO: Hema, creator 3D photo sculpture, seni yang membuat foto yang semula dua dimensi menjadi tiga

LENSA BISNIS

BAGI sebagian orang, cutter, penggaris, gun-ting, dan lem bisa jadi bukanlah apa-apa.

Ha nya dianggap sebagai alat kan tor yang sewaktu-waktu di pakai kalau dibutuhkan.

Namun, bagi Hemaphalanan-da Wanasili, alat itu menjadi ba rang berharga, bahkan bisa me nopang hidupnya selama le bih dari delapan tahun.

Siang malam di rumahnya di kawasan Graha Raya, Bintaro, Hema sibuk memotong kertas foto dengan teliti. Dengan lem khusus, kertas foto ditempel bertumpuk hingga mencipta-kan sebuah dimensi.

Kegiatan itu terus diulang de ngan objek yang berbeda. Da ri mulai latar belakang pepo-honan, ilalang, hingga objek utama berupa foto sepasang pe ngantin dengan pose ro-mantis.

Hema menamakannya seba-gai 3D photo sculpture, sebuah seni membuat foto dua di-mensi menjadi tiga dimensi. Ji ka di pandang dari depan, kreasi Hema ini mungkin ter-lihat se perti foto cetakan pada u mumnya.

Namun, jika melihat lebih detail dari segala sisi, dimensi foto akan terlihat jelas. Ilalang yang ada di belakang dibuat berlapis dengan bentuk yang berbeda. Begitu juga dengan objek manusia yang tampak timbul. “Idenya saya dapat dari teknik paper tole,” ujar Hema.

Dari hobiPada 1998, paper tole sempat

jadi populer. Di mal-mal bah-kan dibuat workshop khusus untuk membuat paper tole. Na-mun, saat Hema mencobanya, ia merasa kertas yang dijual ter lalu mahal. Kreasinya pun terbatas dengan desain yang sudah ada.

Dengan latar belakang kuliah

desain grafi s yang dimilikinya, ia kemudian bereksperimen dengan kertas postcard yang lebih murah. Kemudian, agar terasa lebih personal, Hema juga bereksperimen dengan foto-foto keluarga dan foto per nikahan. “Awalnya hanya hobi. Beberapa diberikan untuk hadiah ke keluarga dan kerabat dekat,” lanjutnya.

Memiliki pekerjaan tetap sebagai grafi c designer di Com-munique 33 tak lantas mem-buatnya berhenti berinovasi. Pada 2002, ia memutuskan un tuk berhenti bekerja dan mendirikan bisnis Hema 3D Photo Sculpture.

“Kalau desain grafi s kan ha nya dua dimensi dan sifatnya semen-tara. Kita bisa buat brosur dan iklan, tapi lama-lama dibuang. Sementara itu, 3D sculpture itu sesuatu yang spesial. Orang akan pajang terus di rumahnya.”

Keberaniannya itu sempat ditentang keluarga. Beberapa ke rabat pun sempat meragukan kelangsungan bisnis foto tiga dimensi yang digelutinya.

Namun, seiring dengan wak-tu, kreasi Hema mulai diminati. “Awalnya dari mulut ke mu-lut, lalu kita mulai mengada-kan pendekatan ke fotografer pernikahan dan menjalin kerja sama dengan mereka,” jelas Hema.

Photo sculpture 3 dimensi ma-sih merupakan produk baru saat itu. Tak ada kompetitor membuat kreasinya ini terasa eksklusif.

Bermodal keahlian, Hema tak mengeluarkan banyak uang. Modal awalnya pun tak sam-pai puluhan juta seperti usaha lain. “Mungkin seperti seniman yang mengandalkan keahlian-nya buat jual lukisan,” ujar Melly Gan Wanasili, istri Hema sekaligus marketing Hema 3D Photo Sculpture.

BervariasiUntuk menarik pelanggan,

Hema dan Melly pun membuat

paket ukuran foto yang be-ragam. Paling kecil berukuran postcard dan yang paling besar berukuran 60x90 cm.

Tak seperti kebanyakan frame foto lain, frame foto tiga dimensi ini punya ketebalan hingga 10 cm. “Ini untuk menciptakan kesan panorama yang bagus. Foto-foto dengan pemandang-an butuh ketebalan yang lebih supaya dimensinya terlihat,” ujar Hema.

Karena butuh banyak detail, pengerjaan satu pesanan tak bisa instan. Waktu pembuatan berkisar dua minggu hingga satu bulan, tergantung besar kecilnya ukuran dan kerumitan detail.

Dengan segala kerumitannya, Melly mematok harga berkisar Rp395 ribu hingga Rp7,2 juta. “Kalau dibandingkan dengan modal, mungkin untungnya bisa berkali-kali lipat ya, tapi kerja crafting-nya yang juga ha rus diperhitungkan.”

Menerima pesanan untuk kado ulang tahun anak, ulang tahun pernikahan, hingga meng olah foto pre-wedding yang bersifat personal, diakui

Foto sudah lumrah jadi pajangan di dinding rumah. Namun, dengan kreasi 3D photo sculpture, Hema membawa foto favorit ke dimensi

lain yang unik dan eksklusif.

Christine Franciska

8 | Entrepreneur MINGGU, 21 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Berinovasi lewat Foto Tiga Dimensi

SENI FOTO: Hema, creator 3D photo sculpture, seni yang membuat foto yang semula dua dimensi menjadi tiga dimensi sehingga lebih menarik ketika dipajang. Sebagai produk baru, bisnis seni foto ini belum mempunyai banyak pesaing.

MI/USMAN ISKANDAR

MENDIRIKAN bisnis yang mengandalkan kekuatan pa-da dua orang saja memang bu kan hal yang mudah. Hema dan Melly, pendiri bisnis 3D photo sculpture, merasakan ja tuh bangun itu.

Dalam pembagian tugas, Melly lebih berfokus pada pengelolaan keuangan dan marketing, sedangkan Hema bertindak sebagai eksekutor pembuat karya.

Ketika memutuskan untuk membuat bisnis foto tiga di-mensi, Hema dan Melly me-mutuskan untuk menempat-kan bisnis ini sebagai sebuah produk yang eksklusif.

“Kalau diproduksi banyak rasanya kurang spesial. Lagi pula tenaga kita juga terba-tas,” ujar Melly.

Maka dalam memasarkan produk, Melly pun tak i ngin banyak beriklan. Ia cukup mengandalkan kedekatan dengan kenalan baru dan men dekati berbagai bisnis fo-tografi , bri dal, dan pameran.

Namun, Melly banyak me-nemui kegagalan. “Ada yang dikasih sampel, enggak ada kabar. Ada yang sudah janji ingin pesan, tapi enggak ada kejelasan. Ma lah ada juga yang sudah di pesan lalu eng-gak dibayar,” kisahnya.

Berhadapan dengan pelang-gan pun tak mudah. Mereka kerap mendapati pelanggan yang rewel. “Ada yang me-meriksa sangat mendetail, sampai ada sedikit daun yang jatuh pun minta dibetulin.”

Namun, mereka tak gam-pang menyerah. Berbagai pe-ngalaman itu dianggap risiko untuk mempertahankan ke-eksklusifan karya. Toh, untuk sebuah foto yang spesial, pe-langgan memang cenderung bersikap lebih perhatian dan detail dengan hasilnya.

Ke depan, Hema ingin seka-li membuat 3D photo sculpture ini diakui sebagai sebuah ba-

gian dari seni fotografi yang ba ru. Seni yang membuat fo to tak hanya berwujud dua di mensi, tapi memiliki dio-rama.

Sebagai sebuah karya, He-ma ingin menjadikan pro duk-nya tak hanya di pajang di ru mah pribadi yang bersifat lebih personal. “Mau nya juga bisa menghiasi perkantoran dan hotel. Kalau se karang lebih banyak ke fo to wedding dan ulang tahun saja.”

Saat ini, pasangan suami is-tri ini merasa nyaman bekerja berdua di rumah. Belum ada keinginan menambah karya-wan. (*/M-1)

Mempertahankan Keeksklusifan

Hema sebagai beban mental tersendiri. “Kita motongin foto muka, rambut, badan, dan me-nempelnya sedemikian rupa. Tentu saya punya kekhawatir-an tersendiri kalau kliennya

tidak puas,” jelas ayah satu anak ini.

Namun, karena kecintaannya pada pekerjaan yang digeluti saat ini, ia tetap berusaha me-nampilkan yang terbaik. Walau

kadang harus lembur berhari-hari untuk mengerjakannya. “Pasti pernah bosan. Namun, kalau sudah suntuk, paling sa ya ditinggal dulu sebentar sambil tidur-tiduran,” ujar

He ma yang memfungsikan ru mahnya sekaligus tempat usa ha itu. (M-1)

[email protected]