Mineralisasi & Alterasi Dalam Sistem Hidrothermal

21
Mineralisasi dan Alterasi dalam Sistem Hidrothermal • Larutan hidrotermal terbentuk pada fase akhir siklus pembekuan magma. • Interaksi antara larutan hidrotermal dengan batuan yang dilewati akan menyebabkan terubahnya mineral-mineral penyusun batuan samping dan membentuk mineral alterasi. • Larutan hidrotermal tersebut akan terendapkan pada suatu

description

mineralisasi

Transcript of Mineralisasi & Alterasi Dalam Sistem Hidrothermal

Mineralisasi dan Alterasi dalam Sistem Hidrothermal

• Larutan hidrotermal terbentuk pada fase akhir siklus pembekuan magma.

• Interaksi antara larutan hidrotermal dengan batuan yang dilewati akan menyebabkan terubahnya mineral-mineral penyusun batuan samping dan membentuk mineral alterasi.

• Larutan hidrotermal tersebut akan terendapkan pada suatu tempat membentuk mineralisasi (Bateman, 1981).

Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi pengendapan mineral di dalam sistem hidrotermal terdiri dari empat macam (Barnes, 1979; Guilbert dan Park, 1986), yaitu: (1) Perubahan temperatur; (2) Perubahan tekanan; (3) Reaksi kimia antara fluida hidrotermal dengan

batuan yang dilewati; dan (4) Percampuran antara dua larutan yang berbeda

• Temperatur dan pH fluida merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi mineralogi sistem hidrotermal.

• Tekanan langsung berhubungan dengan temperatur, dan konsentrasi unsur terekspresikan di dalam pH batuan hasil mineralisasi (Corbett dan Leach, 1996).

• Guilbert dan Park (1986) mengemukakan alterasi merupakan perubahan di dalam komposisi mineralogi suatu batuan (terutama secara fisik dan kimia), khususnya diakibatkan oleh aksi dari fluida hidrotermal.

• Alterasi hidrotermal merupakan konversi dari gabungan beberapa mineral membentuk mineral baru yang lebih stabil di dalam kondisi temperatur, tekanan dan komposisi hidrotermal tertentu (Barnes, 1979; Reyes, 1990 dalam Hedenquist, 1998).

• Mineralogi batuan alterasi dapat mengindikasikan komposisi atau pH fluida hidrotermal (Henley et al., 1984 dalam Hedenquist, 1998).

• Corbett dan Leach (1996) mengemukakan komposisi batuan samping berperan mengkontrol mineralogi alterasi.

• Mineralogi skarn terbentuk di dalam batuan karbonatan.

• Fase adularia K-feldspar dipengaruhi oleh batuan kaya potasium.

• Paragonit (Na-mika) terbentuk pada proses alterasi yang mengenai batuan berkomposisi albit.

• Muskovit terbentuk di dalam alterasi batuan potasik.

• Sistem pembentukan mineralisasi di lingkaran Pasifik secara umum terdiri dari endapan mineral: tipe porfiri, mesotermal sampai epitermal (Corbett dan Leach, 1996).

• Tipe porfiri terbentuk pada kedalaman lebih besar dari 1 km dan batuan induk berupa batuan intrusi.

• Sillitoe, 1993a (dalam Corbett dan Leach, 1996) mengemukakan bahwa endapan porfiri mempunyai diameter 1 sampai > 2 km dan bentuknya silinder.

• Tipe mesotermal terbentuk pada temperatur dan tekanan menengah, dan bertemperatur > 300oC (Lindgren, 1922 dalam Corbett dan Leach, 1996).

• Kandungan sulfida bijih terdiri dari kalkopirit, spalerit, galena, tertahidrit, bornit, dan kalkosit.

• Mineral penyerta terdiri dari kuarsa, karbonat (kalsit, siderit, rodokrosit), dan pirit.

• Mineral alterasi terdiri dari serisit, kuarsa, kalsit, dolomit, pirit, ortoklas, dan lempung.

• Tipe epitermal terbentuk di lingkungan dangkal dengan temperatur <300oC, dan fluida hidrotermal diinter- pretasikan bersumber dari fluida meteorik.

• Endapan tipe ini merupakan kelanjutan dari sistem hidrotermal tipe porfiri, dan terbentuk pada busur magmatik bagian dalam di lingkungan gunungapi kalk-alkali atau batuan dasar sedimen (Heyba et al., 1985 dalam Corbett dan Leach, 1996).

• Sistem ini umumnya mempunyai variasi endapan sulfida rendah dan sulfida tinggi (gambar 1).

• Mineral bijih terdiri dari timonid sulfat, arsenid sulfat, emas dan perak, stibnite, argentit, cinabar, elektrum, emas murni, perak murni, selenid, dan mengandung sedikit galena, spalerit, dan galena.

• Mineral penyerta terdiri dari kuarsa, ametis, adularia, kalsit, rodokrosit, barit, flourit, dan hematit.

• Mineral alterasi terdiri dari klorit, serisit, alunit, zeolit, adularia, silika, pirit, dan kalsit.

Gambar 1: Model mineralisasi emas-perak lingkaran Pasifik(Corbett, 2002)

Model fluida sulfida tinggi dan rendah (Corbett dan Leach, 1996)

Tabel 1: Asosiasi mineral petunjuk sistem hipogen dalam proses magmatik yang berhubungan dengan mineralisasi epigenetik (Morrison, 1997).

• Zonasi alterasi dapat mempunyai bentuk geometri yang berbeda-beda, mulai dari bentuk konsentris, linier, sampai tidak teratur dan komplek.

• Zonasi alterasi endapan Porfiri Cu mempunyai bentuk konsentris. Bagian inti/tengah terdiri dari alterasi potasik, berkomposisi potasium feldspar dan biotit. Bagian tengah merupakan zonasi alterasi philik tersusun oleh kuarsa-serisit-pirit. Bagian paling luar mempuyai alterasi propilitik, mineraloginya tersusun oleh kuarsa-klorit-karbonat, dan setempat-setempat terdapat epidot, albit atau adularia.

• Endapan epitermal berbentuk urat/vein yang berasosiasi dengan struktur mayor mempunyai pola linier dan paralel dengan arah struktur.

• Urut-urutan zonasi alterasi dari temperatur tinggi ke temperatur rendah adalah argilik sempurna, serisit, argilik, dan propilitik.

• Mineralisasi/alterasi endapan urat yang berasosiasi dengan endapan logam dasar dicirikan oleh zonasi pembentukan mineral dari temperatur tinggi sampai rendah. Urat/vein di daerah proksimal kaya kandungan tembaga dan rasio logam dibanding sulfur tinggi. Daerah ini dicirikan oleh hadirnya alterasi argillik sempurna di bagian dalam dan ke arah luar berubah menjadi alterasi serisitik. Daerah distal kaya kandungan timbal dan zeng, dan terdiri dari mineral sulfida dengan rasio logam dibanding sulfur rendah. Alterasi yang berkembang di daerah ini berupa alterasi propilitik, semakin ke arah jauh dari urat tersusun oleh batuan tidak teralterasi (Panteleyev, 1994; Corbett, 2002).

Tabel 2: Dominasi komposisi mineralisasi/alterasi pada temperatur tinggi dan rendah

TEMPERATUR TINGGI TEMPERATUR RENDAH

Kalkopirit Galena, spalerit

Kuarsa kristalin (comb stucture) Kalsedon-opal

Kuarsa butir kasar Kuarsa butir halus

Serisit Smektit-illit

Philik Propilitik

Zonasi proksimal – distal tipe endapan urat logam dasar yang berasosiasi dengan endapan porfiri tembaga/molibdenum

(Panteleyev, 1994)

• Guilbert dan Park, 1986, mengemukakan model hubungan antara mineralisasi dan alterasi dalam sistem epitermal (gambar 3).

• Beberapa asosiasi mineral bijih maupun mineral skunder erat hubungannya dengan besar temperatur larutan hidrotermal pada waktu mineralisasi.

• Mineral bijih galena, sfalerit dan kalkopirit terbentuk pada horison logam dasar bagian bawah dengan temperatur ≥ 350oC.

• Pada horison ini alterasi bertipe argilik sempurna dan terbentuk mineral alterasi temperatur tinggi seperti adularia, albit dan feldspar.

• Fluida hidrotermal di horison logam dasar (bagian tengah) bertemperatur antara 200o- 400oC.

• Mineral bijih terdiri dari argentit, elektrum, pirargirit dan proustit. Mineral ubahan terdiri dari serisit, adularia, ametis, sedikit mengandung albit.

• Horison bagian atas terbentuk pada temperatur < 200oC. Mineral bijih terdiri dari emas di dalam pirit, Ag-garamsulfo dan pirit. Mineral ubahan berupa zeolit, kalsit, agat.

Gambar 3: Alterasi hubungannya dengan mineralisasi dalam tipe endapan epitermal

Berdasarkan pada kisaran temperatur dan pH, komposisi alterasi pada sistem emas-tembaga hidrotermal di lingkaran Pasifik dapat di kelompokan menjadi 6 tipe alterasi (Corbett dan Leach, 1996), yaitu:• Argilik sempurna (silika pH rendah, alunit, dan group mineral alunit-

kaolinit.• Argilik tersusun oleh anggota kaolin (halosit, kaolin, dikit) dan illit

(smektit, selang-seling illlit-smektit, illit) dan group mineral transisi (klorit-illit).

• Philik tersusun oleh anggota kaolin (piropilit-andalusit) dan illit (serisit-mika putih) berasosiasi dengan mineral pada temperatur tinggi seperti serisit-mika-klorit.

• Subpropilitik tersusun oleh klorit-zeolit yang terbentuk pada temperatur rendah dan propilitik tersusun oleh klorit-epidot-aktinolit terbentuk pada temperatur rendah.

• Potasik tersusun oleh biotit-K-feldspar-aktinolit+klinopiroksen.• Skarn tersusun oleh mineral kalk-silikat (Ca-garnet, klinopiroksen,

tremolit).

Gambar 4: Mineralogi alterasi di dalam sistem hidrotermal (Corbett dan Leach, 1996)

ENDAPAN PORFIRI• Endapan Porfiri adalah endapan mineral yang terjadi akibat

suatu intrusi yang bersifat intermedier-asam, yang kemudian terjadi kontak dengan batuan samping yang mengakibatkan terjadinya mineralisasi.

• Porfiri bersifat epigenetik. Produk utama dari Porfiri adalah Cu-Au atau Cu-Mo.

• Porfiri terbentuk dari beberapa aktifitas intrusi, terdiri dari kumpulan dike dan breksi intrusi.

• Mineralisasi terjadi akibat alterasi batuan samping, disseminated dan stockwork mineralization.

• Alterasi yang terjadi pada host rock intensif dan ektensif akibat dari fluida hidrotermal yang terbentuk.

• Pada dasarnya endapan porfiri mempunyai tonnase yang besar dan grade yang kecil.