Minat Belajar *) (Check List...
Transcript of Minat Belajar *) (Check List...
Minat Belajar *)
(Check List Observasi)
1. Adanya pemusatan perhatian, perasaan, dan pikiran dari subjek karena ketertarikan pada
kegiatan belajar.
Item Perilaku Pencatatan dengan check list
(dilakukan chek list setiap kali
tindakan itu muncul).
Subjek 1 Subjek 2
Mencatat materi belajar
Bertanya seputar materi pembelajaran
Menjawab pertanyaan yang muncul dalam
proses belajar
dll
2. Adanya perasaan senang terhadap objek yang menjadi sasaran yaitu materi belajar.
Item Perilaku Pencatatan dengan check list
(dilakukan chek list setiap kali
tindakan itu muncul).
Subjek 1 Subjek 2
Ekspresi tersenyum saat pengajar sedang
menjelaskan.
Tertawa saat pengajar memberikan stimulus
yang mengundang tawa.
dll
3. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subjek untuk kegiatan guna mencapai tujuan
belajar.
Item Perilaku Pencatatan dengan check list
(dilakukan chek list setiap kali
tindakan itu muncul).
Subjek 1 Subjek 2
Datang tepat waktu (tidak terlambat)
Berpartisipasi dalam diskusi
Tidak mengobrol saat pengajar sedang
menjelaskan materi belajar
Menyimak saat teman sedang bertanya atau
berbicara
dll
*) Winanti Siiwi Respati (2013), Minat Belajar, Universitas Esa Unggul
PERILAKU AGRESIF ANAK *)
(Rating Scale Observation)
Tujuan : Mengamati perilaku agresif anak
Nama subjek : Ahmad Ibrahim hasan (A) dan Sofyani Ramadhan (N) Tanggal : 6 juni 2013
Tempat : Dusun jatisawit Waktu : 3x Amatan @ 30menit
HASIL LAPORAN OBSERVASI
No Aspek Perilaku Deskripsi
Interval Kemunculan
Dalam 3x 30 Menit
Anak
Agresif (A) Anak
Normal (N)
1 Mencela Mencela perilaku orang lain dengan kata-
kata atau isyarat 7 2
2 Negatif Mengatakan sesuatu yang isinya netral,
tetapi cara mengatakannya dengan nada
suara yang negatif 9 41
3 Tidak Patuh Tidak mengerjakan hal yang diminta 11 20
4 Berteriak Berteriak atau berbicara keras, jika
dilakukan terus menerus menjadi tidak
enak didengar 18 9
5 Mengejek Mengejek sehingga mengakibatkan situasi
yang tidak enak 10 7
6 Aktifitas Tinggi Kegiatan yang membahayakan orang lain,
terutama jiak dilakukan dalam jangka
waktu yang lama 23 17
7 Tindakan Fisik
Negatif
Menyerang atau mencoba menyerang
orang lain dengan intensitas tinggi yang
dapat menyakiti 24 14
8 Mengeluh Mengatakan sesuatu dengan nada suara
tinggi, mencerca 28 26
9 Destruktif Merusak atau mencoba merusak barang 33 20
10 Mempermalukan Mengolok-olok atau membuat orang lain
malu dengan sengaja 50 25
11 Menangis Semua jenis tangis 32 21
12 Perintah Negatif Memerintah orang lain dengan cara
mengancam agar kebutuhannya terpenuhi
juga cenderung bertindak kasar 20 8
13 Ketergantungan Meminta orang lain untuk membantu pada
pekerjaan yang sebenarnya mampu
dilakukan sendiri 49 33
14 Mengabaikan Mengerti bahwa orang lain mengarahkan
perhatiannya pada anak tetapi anak
tersebut tidak menanggapi secara wajar 18 24
*) Eko Riyanto (2013), Perilaku Agresif Anak, Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, Yogyakarta
SIKAP DAN PERILAKU ANAK PAUD *)
(Anecdotal Record Observation)
Anecdotal Record Observasi Bulanan
*) Portal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Jateng, 2015
GENG MOTOR Kedatangan, Tawuran hingga ditangkap Polisi
(Mechanical Devices Observation)
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA
DALAM PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER
DI SEKOLAH DASAR *)
(In-Depth Interview)
Nama Informan : .......................................................
Hari/tanggal Wawancara : .......................................................
Alamat Informan : .......................................................
Jabatan : ......................................................
Unit Kerja : .......................................................
Pewawancara: Selamat pagi pak...
Informan: Iya selamat pagi...
Pewawancara: Maaf pak sebelumnya, bolehkah saya berdiskusi (berbincang-bincang)
dengan Bapak?
Informan: Iya. Silahkan...
Pewawancara: Kita menyadari saat ini konsep “Pendidikan Karakter” sedang hangat dibicarakan
untuk memperbaiki moral para generasi penerus bangsa ini. Pada kesempatan ini saya
ingin mengetahui pandangan dan tanggapan serta pemikiran Bapak mengenai
penerapan konsep “Pendidikan Karakter” pada pembelajaran IPA di SD. Apakah
kiranya Bapak mau berbagi pemikiran dengan saya?
Informan: Ouh...iya..iya..boleh...
Pewawancara: Terimakasih Pak. Dapatkah bapak menyebutkan identitas lengkap Bapak? (Nama,
Alamat, Jabatan, dan Unit kerja/Instansi)
Informan: Iya, Boleh... (Identitas seperti tertulis diatas)
Pewawancara: Menurut Bapak apa saja tugas-tugas Bapak sebagai seorang guru, khususnya di
sekolah dasar?
Informan: Mengajar, membimbing, mengarahkan, dan membina anak didik. Sebagai guru di
sekolah dasar lebih menekankan pada membekali anak didik khususnya dalam hal-hal
mendasar untuk menuju masa dewasa/masa depannya kelak.
Pewawancara: Sesuai dengan tema diskusi kita “penerapan pendidikan karakter pada pembelajarn
IPA”, sebagai guru yang bertugas mengajar, model pembelajaran apa yang sering
Bapak terapkan di kelas saat mengajar mapel IPA?
Informan: Selama ini saya lebih sering menerapkan metode ceramah, diskusi kelompok, dan
penugasan. Tetapi kadang-kadang juga divariasi dengan model eksperimen dan
demonstrasi, ketika alat dan bahan untuk percobaan mudah didapatkan.
Pewawancara: Dari metode-metode pembelajaran yang Bapak terapkan, kira-kira metode apa yang
menurut Bapak efektif untuk digunakan mengajar IPA?
Informan: Jika hanya disuruh untuk memilih satu model saja, saya kira kurang pas. Karena pada
setiap mengajar metode apapun yang dipilih selalu membutuhkan metode ceramah.
Kalau untuk mapel IPA itu idealnya menggunakan metode eksperimen,meskipun tidak
terlepas dari metode ceramah untuk menjelaskan petunjuk praktek.
Pewawancara: Ouh..iya..iya Pak. Selain metode, dalam membuat rencana proses pembelajaran (RPP)
juga harus menetapkan/memilih model pembelajaran, benar demikian Pak?
Informan: Iya...baiknya demikian.
Pewawancara: Jika saya boleh tau, menurut pendapat Bapak model pembelajaran yang bagaimana
yang ideal untuk diterapkan mengajar IPA di SD?
Informan: Jika menurut pendapat saya, karena anak usia SD itu masih pada taraf bermain sambil
belajar dan membutuhkan sesuatu yang konkret/nyata untuk membantu mereka
memahami konsep materi khususnya pada pelajaran IPA model CTL (Contextual
Teaching and Learning) saya rasa sangat efektif.
Pewawancara: Apa yang Bapak ketahui tentang model pembelajaran CTL itu Pak?, (pengertiannya)
Informan: Setahu saya CTL itu model pembelajaran yang mengaitkan keadaan nyata/kondisi
lingkungan sekitar sebagai salah satu sumber belajar, siswa mempunyai pengalaman
secara langsung untuk menemukan atau sekedar membuktikan konsep materi yang ada
pada mapel IPA, harapannya apa yang mereka peroleh akan bertahan lama di ingatan .
Pewawancara: Oke. Lalu sistem penilaian yang bagaimana yang selama ini Bapak gunakan untuk
menguji kemampuan/penguasaan siswa terhadap KD IPA?
Informan: Yang lebih sering saya gunakan selama ini penilaian secara tes tertulis, namun saya
rasa hanya tes tertulis saja itu belum cukup.
Pewawancara: Lalu menurut Bapak bagaimana idealnya sistem penilaian pembelajaran IPA?
Informan: Jika dikaitkan dengan model pembelajaran CTL, seharusnya sistem penilaian meliputi
3 aspek yaitu: penilaian proses (respon siswa selama pembelajaran berlangsung),
penilaian akhir (tes tertulis), dan penilaian sikap (perubahan perilaku siswa sebagai
dampak pengiring setelah pembelajaran selesai).
Pewawancara: Oke. Jika dikaitkan dengan penanaman pendidikan karakter, menurut Bapak dapatkah
sistem penilaian sikap digunakan sebagai salah satu upaya penanaman pendidikan
karakter?, seperti yang Bapak kemukakan tadi bahwa sistem penilaian sikap sebagai
perubahan perilaku siswa setelah pembelajaran selesai.
Informan: Iya..bisa, tetapi mungkin tidak secara langsung....
Pewawancara: Oke, baiklah. Apakah selama ini Bapak sudah mencantumkan nilai-nilai karakter yang
hendak Bapak selipkan di dalam RPP?
Informan: Sudah.
Pewawancara: Menurut pengetahuan Bapak, apakah sebenarnya definisi atau hakikat dari pendidikan
karakter itu?
Informan: Kalau menurut saya, pendidikan karakter itu proses mengubah atau membiasakan
perilaku/sikap/kematangan emosi ke arah yang lebih baik hingga pada akhirnya
terbentuklah pribadi siswa yang berakhlak mulia. Jadi pada pendidikan karakter ini
siswa tidak hanya dituntut untuk pandai secara akademik (IQ) namun lebih
menekankan pada aspek kecerdasan emosi dan spiritual.
Pewawancara: Kalau begitu dalam pendidikan karakter, misalnya nilai siswa dibidang akademik
tidak memenuhi KKM tidak apa-apa asal dia berakhlak baik begitu?, Bagaimana
menurut Bapak?
Informan: Kalau itu tergantung bagaimana kebijakan sekolahan, tapi menurut saya siswa tetap
harus memperoleh nilai akademik minimal KKM, jika belum mencapai KKM tapi dia
berakhlak baik tetap diremidi. Namun demikian, kebaikan akhlak bisa dijadikan nilai
plus untuk mempertimbangkan dalam pemberian nilai akhir (raport) siswa.
Pewawancara: Ouh, begitu ya Pak. Menurut Bapak, sudahkah sekolahan Bpak ini menerapkan
pendidikan karakter?
Informan: Sudah, namun belum 100% terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pewawancara: Oke. Jika belum terlaksana 100%, lalu sejauh mana kira-kira sekolah Bapak ini
menerapkan pendidikan karakter?
(Sudahkah menyeluruh dari kelas 1-6?, sudahkah pendidikan karakter diterapkan pada
semua mata pelajaran?)
Informan: Iya sudah diterapkan dari kelas 1-6, namun menurut saya para guru belum secara
terencana menyelipkan nilai-nilai karakter pada semua mata pelajaran meskipun nilai-
nilai tersebut sudah tercantum di dalam RPP. Hanya mata pelajaran tertentu yang
memang memuat nilai-nilai karakter seperti agama dan PKn, itu pun terkadang hanya
disampaikan secara teori.
Pewawancara: Menurut Bapak kenapa bisa begitu Pak, apa kendalanya?
Informan: Para guru masih minim pengalaman untuk menciptakan pembelajaran yang memang
didesain khusus untuk lebih menekankan pada nilai-nilai karakter.
Selain itu, karena para guru lebih dituntut untuk mengupayakan bagaimana siswanya
mampu menguasai KD, sehingga mereka kurang memperhatikan/kurang fokus dalam
menyelipkan nilai-nilai karakter. Lain dengan mapel agama dan PKn yang memang
tujuan dasarnya untuk membentuk pribadi/akhlak yang mulia dan mengajarkan aturan-
aturan/adat bersosialisasi yang baik dalam hidup bermasyarakat.
Pewawancara: Lalu bagaimana upaya-upaya yang selama ini sudah dilakukan oleh para guru untuk
menanamkan pendidikan karakter tersebut Pak? (Terintegrasi selama pembelajaran
berlangsung atau membuat program kegiatan khusus/tersendiri diluar kegiatan
pembelajaran)
Informan: Dua-duanya, jadi ada yang diintegrasikan dalam pembelajaran dan ada pula yang
melalui program-program kegiatan yang lain.
Pewawancara: Bisa minta tolong jelaskan Pak, seperti apa gambaran pelaksanaan pembelajaran dan
program kegiatan tersebut!
Informan: Jika terintegrasi dalam proses pembelajaran misalnya: sebelum memulai pelajaran
siswa disuruh melihat lingkungan tempat duduk sudah bersih, rapi, dan nyaman untuk
belajar atau belum. Selain itu juga berdoa diawal kegiatan pembelajaran dan sebelum
pulang. Guru memberikan teguran/penghargaan baik secara verbal maupun non
verbal.
Jika contoh dalam kegiatan khusus misalnya: kotak amal rutin yang dilakukan
seminggu sekali pada hari Senin, kegiatan pesantren kilat, praktek sholat, buka
bersama, jum’at bersih, dan pramuka.
Pewawancara: Oke. Lalu bagaimana respon siswa terhadap upaya-upaya yang dilakukan guru dalam
menanamkan pendidikan karakter tersebut, baik yang terintegrasi maupun yang
terprogram? (positif/negatif)
Informan: Respon dari siswa baik, sebagian besar siswa aktif dalam kegiatan-kegiatan tersebut di
atas dan pada saat pembelajaran berlangsung. Meskipun terkadang ada beberapa anak
yang pasif, namun itu kami anggap sebagai hal yang wajar. Karena untuk mengubah
karakter/tingkah laku itu bukanlah hal yang mudah. Perlu kesabaran dan
kesinambungan untuk membiasakan siswa.
Pewawancara: Baiklah Pak, sekarang jika dihubungkan dengan pembelajaran IPA, kira-kira nilai-
nilai karakter apa saja yang dapat diintegrasikan ke dalam mapel IPA?
Informan: Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, kemandirian dan tanggung jawab, rasa ingin
tahu, peduli lingkungan, peduli sosial, kerja keras, suka tolong menolong dan gotong
royong/kerjasama, hormat, santun, dan rendah hati.
Pewawancara: Bagaimana kira-kira upaya yang Bapak lakukan untuk menyelipkan nilai-nilai
karakter yang Bapak sebutkan tadi ketika mengajar IPA?
Informan: Menggunakan model pembelajaran CTL untuk menyelipkan nilai karakter cinta Tuhan
dan segenap ciptaan-Nya, kemandirian dan tanggung jawab, peduli lingkungan, peduli
sosial,
Menggunakan model pembelajaran eksperimen untuk menyelipkan nilai karakter rasa
ingin tahu.
Menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk menyelipkan nilai karakter suka
tolong menolong dan gotong royong/kerjasama, hormat, santun, dan rendah hati.
Selain dengan upaya pemilihan model pembelajaran yang tepat, guru juga menerapkan
teguran dan hukuman bagi siswa serta memberikan contoh/teladan bagi siswa.
Misalnya dalam hal bertutur kata, bersikap dan berperilaku.
Pewawancara: Bagaimana respon dari para siswa Pak?
Informan: Respon dari siswa baik, sebagian besar siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Pewawancara: Bagaimana sistem penilaian yang Bapak lakukan untuk mengetahui sejauh mana nilai-
nilai karakter tersebut melekat pada siswa?
Informan: Aspek sosial menggunakan sosiometri dan pengamatan.
Aspek religius melalui pengamatan dan praktek sehari-hari.
Selain itu guru juga mengupayakan agar setiap anak mempunyai buku catatan khusus
perkembangan anak, yang memuat aspek-aspek penilaian afektif.
Pewawancara: Pernahkah Bapak/Ibu memberikan penghargaan atau hukuman terhadap siswa?.
Dalam bentuk apa? (verbal/non verbal)
Informan: Pernah. Verbal dan non verbal. Misalnya menegur siswa yang melakukan perilaku
yang kurang sopan dan tidak sepantasnya. Menghukum siswa untuk berdiri di depan
pintu karena tidak membawa buku pelajaran atau tidak mengerjakan PR. Memberikan
tepuk tangan dan acungan jempol bagi siswa yang dapat menjawab atau mengerjakan
tugas-tugas dengan baik. Memberikan hadiah baik berupa material maupun non-
material kepada siswa yang berprestasi.
Pewawancara: Efektifkah penghargaan/hukuman itu untuk menanamkan pendidikan karakter?. Bisa
minta tolong jelaskan alasannya Pak?
Informan: Menurut saya efektif. Melalui penghargaan atau hukuman dapat merubah pandangan
siswa terhadap pentingnya proses pembelajaran dan mengubah cara berpikir siswa,
bahwa hal yang baik akan mendatangkan/mendapat respon yang baik dan sebaliknya.
Pewawancara: Baiklah Pak...Saya kira cukup, terimakasih atas waktu dan kesediaan Bapak untuk
berdiskusi dengan saya.
Informan: Iya, sama-sama.
*) Enueni Yasha (2015)
DOKUMENTASI
(Instrument Pelengkap Observasi dan Interview)
1. Kritik Intern (Kredibilitas) data
apakah dokumen tersebut dapat dipercaya?.
Caranya dengan melakukan perbandingan informasi yang terkandung dalam dokumen tersebut
dengan data lain yang memiliki kesamaan waktu, tempat peristiwa.
2. Kritik Ekstern (Otentisitas) sumber data
mengkaji dokumen untuk membuktikan keaslian sumbernya,
meneliti kertasnya, tintanya, gaya tulisan, bahasa, kalimat,
ungkapan, kata-kata, huruf, dan semua penampilan luarnya,
untuk mengetahui keasliannya
3. Content Analysis (model komunikasi)
Subjek, Objek, Saluran, Pesan, dan Konteks
4. Kajian Teks
Selain content analysis, juga Semiotika (teori pemberian tanda)
Semiotikac Pragmatik
Semiotika Sintaktik
Semiotika Semantik
Melalui kajian “tanda”, “objek” dan “interpretant”
5. Hermeneutika
Hermeneutika Grammatikal
Hermeneutika Psikologis
LIFE HISTORY *) (Life Story Instrument)
Pada kesempatan ini saya akan menceritakan sedikit draf life history dari sepasang suami istri
yang sukses dalam kehidupannya, sepasang suami istri itu berasal dari suatu daerah di Sumatra barat,
tepatnya di desa Anduring kecamatan 2x11 kayutanam kabupaten padang pariaman. Beliau bernama
Samsiy dedy kelahiran 08 oktober 1961 dan istrinya yang bernama Asna yetti kelahiran 14 agustus
1967. Dari tahun 1992 beliau sudah memulai diperantauan setelah menikah pada tahun 1993 memulai
kehidupan berumah tangga, istri beliau dulunya kerja disebuah perusahan sepatu yang berada di wilayah
Tangerang selatan, dan beliau sendiri berkerja serabutan disebuah penjualan batu, pasir dan bahan-bahan
bangunan. Beberapa bulan kemudian istri beliau hamil dan mempunyai masalah dang kehamilannya
sehingga dia harus berhenti berkerja. Maka setelah kejadian tersebut beliau menyuruh istrinya untuk
berhenti berkerja demi calon anaknya yang akan lahir di dunia ini, karena usaha hanya di tanggung oleh
beliau sendiri di tambah dengan penghasilan yang minim dan tak menentu, serba kekuranganlah
kehidupan beliau pada tahun itu tetapi beliau tetap sabar, tawakkal, dan selalu ingin memenuhi
kebutuhannya dengan tekat yang kuat dan semangat juang yang tinggi, beliau bisa mengatur keuangan,
sehingga yang lebih diutamakan yaitu untuk membayar kontrakan rumahnya.
Disaat krisis ekonomi dan kerusahan besar-besaran yang terjadi dijakarta dan sekitarnya, pada
saat inilah beliau mengalami kesusahan dalam kehidupan, beliau tidak memiliki perkerjaan lagi dan
sedangkan pada saat itu beliau harus memenuhi dan membiayakan istri dan anaknya serta beberapa
saudara yang ikut beliau pada saat itu. Disinilah krisis tersulit kehidupan yang dirasakan oleh beliau dan
keluarga, walaupun dalam keadaan begitu yang sangat terancam dizaman itu tetapi beliua tidak pernah
mengeluh dan berputus asa, beliau tetap yakin kepada Allah bahwasannya ini adalah cobaan dan ujian
dari Allah, dan beliau yakin Allah itu tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan umatnya.
Disaat lebaran tahun 1997, beliau juga belum mendapatkan perkerjaan dan usaha yang baik
dalam menghidupkan keluarganya. Sehingga untuk kebutuhan lebaran saja beliau tidak bisa
memenuhinya, disaat inilah istri beliau sedikit merasa putus asa tetapi beliau dapat bangkit kembali dan
memulai dagang di pasar serpong. Pertama kalinya istri beliau mencoba usaha emperan dipasar dengan
berjualan bahan-bahan bukaan puasa seperti: kulangkaling, cincau, tape, dan pacar cina. Karena baru
memulai usaha dan belum memiliki pengalaman berdagang sehingga dagangannya selalu bersisa terus
dan hal hasil uang pendapatannya sangatlah minim. Tetapi istri beliau tetap berusaha dan tak ada rasa
menyerah, istri beliau memulai usahanya jam satu malem hingga jam dua belas siang, setelah abis
lebaran 1997, beliau mencoba ikut membantu istrinya untuk berdagang. Karena setelah lebaran
dagangan untuk bukaan puasa tidak lagi diminati oleh masyarakat, beliau mengganti usaha sayuran dan
buah-buahan itu juga berjualan di emperan toko orang (kaki lima), beliau yang mencari sayuran
kekampung-kampung dan istrinya yang menjualkan dipasar.
Segala macam usaha beliau laksanakan untuk memenuhi kehidupan keluarga kecilnya, dari
berjualan untuk bukaan puasa, berjualan sayur dan buah-buahan hingga beliau pernah berjualan kelapa,
dan pada beberapa tahun kemudian beliau mencoba mengikuti arisan keluaraga minang, pada saat itu
beliau mendapatkan arisan dari uang arisan yang beliau terima beliau mencoba memulai berdagang
makanan siap saji. Dari berjualan ketupat sayur padang dan sedikit dengan berjualan nasi padang
walaupun hanya sedikit, tetapi beliau tetap berdagang di emperan di dalam pasar. Pada saat pasar
serpong direnopasi 100% beliau terpaksa harus ikut pindah dipasar penampungan yang berbeda jauh
dari pasar tersebut beliau tetap berjualan ketupat sayur dan nasi. Setelah pasar selesai direnopasi semua
pedagang sudah pindah kembali ketokonya masing-masing, nah disitu beliau merasa bingung untuk
berdagang dikarenakan belum ada modal untuk menyewa ruko di dalam pasar itu, tetapi beliau tidak
berlarut-larut dalam kebingungannya, beliau berusaha mencari tempat diemperan toko bangunan
dipingiran jalan dan meminta izin kepada pemilik tokonya untuk beliau berjualan disana pada malam
hari, dan hal hasil pemilik toko mengizinkannya. Dengan persyaratan tidak boleh menghidupkan dan
memasak disana.
Disitulah usaha dagang beliau mulai dirintis sampai sekarang ini, dari tahun 2008 hingga
sekarang dagang beliau yang mulainya mendapatkan omset hanya sedikit tetapi Alhamdulillah omset
beliau saat ini dapat memenuhi kebutuhan keluarganya dan dapat membuka usahanya lagi di daerah
cisauk. Dalam
kurun waktu itu, beliau sudah bisa memiliki kendaraan pribadi dan memiliki rumah sendiri walaupun
hanya kridit. Beliau memiliki dua orang putri yang bernama feby rahmawati dan Amelia santika, disaat
usaha beliau yang Alhamdulillah dapat dikatakan sukses dan beliau juga bisa melanjutkan sekolah
anaknya beliau sampai ke perguruan tinggi salah satu universitas negeri di Jakarta.
Dulu semasa kecil pak Samsir bercita-cita menjadi seorang ABRI dan sempat mengikuti tes
masuk ABRI Cuma dizaman itu uang dan relasi yang berkuasa, sehingga beliau tidak lulus tes beliau
putus asa dan pergi merantau ke Malaysia. Istri beliau yang bernama Asna yetti dulunya bersekolah
SMA sicincin kecamatan 2x11 enam lingkung kabupaten padang pariaman. Istri beliau ini adalah
seorang anak dari keluarga veteran yang bernama Alm. Samsudin dan Rosnayati (pik itam), didikan
orang tua istri beliau sangatlah bagus, orang tua istri beliau pada saat itu memberikan pendidikan bukan
hanya pendidikan formal saja tetapi pendidikan Agama sangatlah kuat di dalam keluarga istri beliau
untuk bekal dalam masa depan istri beliau. Ibu asna yetti memiliki lima orang saudara kandung dalam
hubungan mereka sangatlah baik dan mereka saling berbagi, membantu dalam kesusahan.
Pola interaksi yang beliau tanamkan dalam kehidupan keluarga yaitu, dengan cara memupuk
cinta dan kasih sayang dan mengutamakan silaturahmi antar kedua keluarga belah pihak, bukan hanya
untuk keluarga saja tetapi juga mengutamakan silaturahmi dengan tetanggan, dan masyarakat sekitarnya
hingga dengan semua keluarga minang sejabodetabek yang kenal saling menjaga silaturahmi.
Yang saya liat dalam wawancara ini, semangat dalam keluarga bapak Samsir ini sangat baik dan
bagus. Keluarga bapak Samsir memiliki semangat hidup yang sangat hebat, karena keluarga beliau
memiliki prinsip, selagi badan sehat dan tenaga kuat mereka akan tetap berkerja tanpa mengenal lelah.
Walaupun dalam usia yang dikatakan sudah senja atau semakin tua dan mereka sering merasakan atau
mengalami tubuh mereka yang sudah kelelahan tetapi mereka masih saja melakukan aktifitas usahanya
dan ingin mencapai kesuksesan yang lebih tinggi lagi, mereka tidak ingin anaknya mengalami
pengalaman hidup mereka sehingga mereka berusaha sekuat tenaga untuk memberikan yang terbaik
untuk kedua putrid mereka, agar nantinya kelak putri mereka lebih sukses dari kedua orang tuanya ini.
Setelah saya melakukan wawancara terhadap keluarga tersebut, saya mendapatkan suatu
kesimpulan bahwasannya istri dari pak Samsir ini dulunya memiliki cita-cita menjadi sebagai guru,
tetapi pda saat itu cita-cita istri beliau tidak kesampaian sehingga keluarga ini berharap salah satu dari
kedua putrinya dapat mewujudkan cita-cita beliau, meskipun tidak hanrus menjadi guru nantinya kelak
tetapi bisa memberikan ilmu, mengajarkan kebaikan orang banyak dan bermanfaat bagi Bangsa, Agama,
dan Negara. Makannya beliau memberikan motivasi kepada kedua putrinya untuk belajar yang rajin,
berdoa dan berusaha, dan tidak gampang putus asa serta menyerah dalam kehidupan.
Strategi dalam kehidupan keluarga ini yaitu selalu belajar hemat, mengatur keuangan dengan
baik, rajin menabung, saling berbagi rezeki kepada yang membutuhkan.
Keluarga ini sering mengajarkan kedua putrinya untuk tidak pernah merendahkan orang lain dan selalu
menyanyangi orang lain sesama muslim. Dan selalu memberikan rezekinya kepada orang yang
membutuhkan, karena rezeki yang kita punya sebagaian juga itu punya hak orang lain.
*) Aprina Yanti Syam (2015)
AGENDA
KEGIATAN HARIAN
N a m a : ____________________
Hari/Tgl. : _____________________________
Waktu Kegiatan Tempat Keterangan
00.00-01.00
01.00-02.00
02.00-03.00
03.00-04.00
04.00-05.00
05.00-06.00
06.00-07.00
07.00-08.00
08.00-09.00
09.00-10.00
10.00-11.00
11.00-12.00
12.00-13.00
13.00-14.00
14.00-15.00
15.00-16.00
16.00-17.00
17.00-18.00
18.00-19.00
19.00-20.00
20.00-21.00
21.00-22.00
22.00-23.00
23.00-24.00
PROGRAM HINDU SANATANA DHARMA *)
(Curah Waktu Instrument) Program Mingguan
Waktu Adminintrasi Kantor Teknis Edukatif
1 2 3
Awal Minggu
Kependidikan.
Pengawasan dan pengendalian terhadap jalan proses
kegiatan selama sepekan sebelumnya:
Pemeriksaan halaman sekolah dan memberikan
petunjuk usaha kebersihan dan keindahan sekolah.
Penelitian surat-surat yang belum terselesaikan.
Memperhatikan kebersihan kerapihan lemari, arsip dan
meja kerja.
Meneliti administrasi kantor.
Meneliti keadaan sarana/ prasarana.
Mengatasi yang belum tertanggulangi pada minggu
yang lalu.
Guru, membahas jalannya pelajaran Pada
minggu yang baru berjalan, termasuk
kegiatan BP/BK.
Memeriksa Proker dan administrasi guru
lainnya/ administrasi kls.
Mengatasi kesulitan yang belum
terpecahkan
Akhir Minggu
Menyampaikan pesan agar sarana administrasi
termasuk alat- alat tulis disimpan dengan baik-karena
hari minggunya tidak ada kegiatan.
Agar pekerjaan administrasi yang belum terselesaikan
disimpan baik- baik untuk dilanjutkan minggu
berikutnya.
Menyampaikan pesan agar ekstra
kurikuler, antara lain Pramuka, PMR
dilaksanakan pada hari Jumat dan Sabtu.
Bersama- sama dengan koordinator
BP/BK dan guru- guru BP/ BK
membahas pelaksanaan kegiatan BP/
BK.
2. Program Bulanan
Waktu Administrasi kantor Teknis edukatif
1 2 3
Awal Bulan BULAN :
Rencana belanja bulanan dana pegawai.
Rencana keperluan kantor dan pelajaran.
Gaji pegawai.
Laporan Bulanan.
Laporan mingguan serta catatan guru.
Kumpulan soal-soal ulangan.
Daftar nilai murid.
Program kerja guru bulan berikut
nya.
Akhir Bulan
Pemeriksaan penutupan Buku Kas Pertanggung
jawaban keuangan.
Belanja lainnya.
Kesejahteraan Pegawai.
Memberi catatan kepada guru tentang :
Murid yang harus mendapat perhatian.
Kasus yang perlu diketahui dan mungkin
untuk segera diatasi.
Termasuk kegiatan BP/BK.
Pembinaan aktivitas OSIS.
Kegiatan UKS
Kegiatan Pramuka.
Kegiatan Kesenian.
Kegiatan Olah Raga. Dsb.
3. Program Tahunan
Waktu Administrasi kantor Teknis Edukatif
Awal Semester I
SEMESTERAN :
Pengecatan tembok.
Penambalan tembok/ lantai yg bolong-bolong.
Pembelian alat- alat kantor dan keperluan pelajaran.
Perbaikan pagar.
Pengisian buku induk untuk data kelas VII dan nilai
Rapor kelas VIII/IX.
Pengisian papan data yang baru antara lain keadaan
guru/staf TU, keadaan murid, organisasi sekolah dan
kalender pendidikan.
Rapat tahun ajaran antara lain :
membahas pembagian tugas mengajar,
peningkatan pengetahuan dan
pelaksanaan KBM penyusunan promes
dan Prota, Silabus, KKM
Penyerahan Perangkat pembelajaran,
format untuk silabus dan RPP
Membahas program BP/BK serta
melaksanakannya.
Akhir Semester
I
Penyiapan sarana untuk ulangan umum semester I
Menyiapkan surat laporan hasil ulangan umum semester
I
Konsultasi ke Kandinas tentang kebutuhan blanko rapor
untuk kelas VII.
Pengecekan administrasi perkantoran.
Menyiapkan kisi- kisi soal untuk ulangan
umum semester I.
Menyiapkan naskah soal ulangan umum
semester I serta perbanyak soal.
Pelaksanaan dan laporan hasil ulangan
umum semester I.
Rumus Nilai rapor kls VII, VIII, IX.
Awal Semester
II
Menyiapkan sarana untuk kegiatan Semester II.
Menyiapkan prasarana untuk supervisi/kunjungan kelas.
Memonitoring pembelian alat- alat dan keperluan
pelajaran.
Pengecekan administrasi perkantoran.
Pengecekan Barang Inventaris.
Mengadakan konsultasi dengan orang tua
murid yang prestasi belajarnya tidak
memuaskan.
Persiapan & pelaksanaan ulangan harian.
Membahas daya serap dan pencapaian
target kurikulum.
Pengisian rapor
Pembagian rapor melalui orang tua
murid.
Rapat akhir semester II.
Membahas strategis untuk pencapaian
target kurikulum & pengayaan bidang
studi yg di UAS/UN.
Pelaksanaan pemantapan & pengayaan
pelajaran kelas IX.
Akhir Semester
II
Stook opname termasuk gudang inventaris peralatan.
Menyiapkan pengumuman kelulusan dan undangan
kepada orangtua murid untuk mengambil rapor kenaikan
kelas.
Laporan kegiatan akhir tahun.
Mengarsipkan dokumen UAS/UN, antara lain bekas soal
US/UN, Foto copy UN, foto copy Ijazah, album
siswa Dan daftar penyerahan Ijazah.
e. Menyiapkan rencana anggaran
pendapatan
belanja sekolah
f. Mengisi buku induk siswa.
Rapat perencanaan kegiatan KBM dan
UN.
Pengolahan nilai US/UN untuk kelulusan
siswa.
Mengolah nilai rapor kenaikan kls /
kelulusan kelas IX.
Rapat kelulusan dan kenaikan kls.
Pengisian rapor oleh wali kelas dan
Ijazah oleh guru yang ditunjuk khusus
untuk itu.
Penyerahan Ijazah dan Rapor
*) Luh Yuniati (2015)
KALENDER MUSIM
FOKUS GROUP DISCUSSION
(FGD)
Analisis data dan Penulisan Laporan FGD adalah tahap akhir dari kerja keras peneliti. Langkah-
langkahnya dapat ditempuh sebagai berikut:
1. Mendengarkan atau melihat kembali rekaman FGD
2. Tulis kembali hasil rekaman secara utuh (membuat transkrip/verbatim)
3. Baca kembali hasil transkrip
4. Cari mana masalah-masalah (topik-topik) yang menonjol dan berulang-ulang muncul dalam transkrip,
lalu kelompokan menurut masalah atau topik. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan oleh dua orang yang
berbeda untuk mengurangi “bias” dan “subjektifitas”. Pengkategorian bisa juga dilakukan dengan
mengikuti Topik-topik dan subtopik dalam Panduan diskusi. Jangan lupa merujuk catatan yang dibuat
selama proses FGD berlangsung.
5. Karena berhubungan dengan kelompok, data-data yang muncul dalam FGD biasanya mencakup:
a. Konsensus
b. Perbedaan Pendapat
c. Pengalaman yang Berbeda
d. Ide-ide inovatif yang muncul, dan sebagainya.
6. Buat koding dari hasil transkripsi menurut pengelompokan masalah/topik, misalnya tentang
Permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja dibuat kode:
Kode 1 untuk perilaku seks remaja
Bisa dipecah lagi menjadi:
Kode 1a : aturan/nilai-nilai menyangkut perilaku seks remaja
Kode 1b : pengalaman seksual
Kode 2 untuk masalah kesehatan reproduksi remaja,
Bisa dipecah lagi:
Kode 2a : masalah tiadanya informasi kesehatan reproduksi
Kode 2b : masalah tidak adanya pelayanan untuk remaja, dst
Kode 3 untuk kebutuhan remaja
Source : adapted from internet, 2018