Mimbar kurikulum unipa 2013 anfatirul

22
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA MIMBAR ILMIAH IMPLEMENTASI KURIKULUM DI PERGURUAN TINGGI BERBASIS KOMPETENSI (PENGEMBANGAN KURIKULUM DI ABAD XXI) ACHMAD NOOR FATIRUL NIP/NIDN: 8509097-DY/0709086102 Rabu, 30 Januari 2013

Transcript of Mimbar kurikulum unipa 2013 anfatirul

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

MIMBAR ILMIAH

IMPLEMENTASI KURIKULUM DI PERGURUAN TINGGI BERBASIS KOMPETENSI

(PENGEMBANGAN KURIKULUM DI ABAD XXI)

ACHMAD NOOR FATIRUL NIP/NIDN: 8509097-DY/0709086102

Rabu, 30 Januari 2013

LATAR BELAKANG

Banyak ditemukan pembelajar menentukan isi mata ajar

yang disampaikan mengikuti dari buku yang ia sukai/senangi

atau kuasai

Kurikulum hanya sebagai dokumen belaka yang tidak

disentuh demi mengikuti kesenangan pada buku tertentu.

Temuan Dick and Carey (2001): bahwa “guru-guru yang

berpengalaman mengajar, yang menggunakan buku-buku,

acap kali mengubah-ubah sendiri secara coba-coba

rancangan pembelajarannya, urutan atau isinya pada waktu

mereka mengajar siswa-siswanya”

Sistem Pendidikan

Sistem pendidikan yang BAIK didukung

oleh beberapa sistem yang baik pula,antara lain :

(1) Organisasi yang sehat

(2) Pengelolaan yang transparan dan akuntabel

(3) Ketersediaan Rencana Pembelajaran dalam bentuk dokumen kurikulum

yang jelas dan sesuai kebutuhan pasar kerja

(4) Kemampuan dan Ketrampilan sumberdaya manusia di bidang akademik

dan non akademik yang handal dan sistem yang profesional

(5) Ketersediaan sarana-prasarana dan fasilitas belajar yang memadai,

serta lingkungan akademik yang kondusif

Sistem Perguruan Tinggi

(Sumber: Adaptasi DIKTI, 2008)

1. Kepemimpinan

2. Menejemen

3. Organisasi

4. Pegawai

5. Dosen

6. Resouces

7. Kurikulum

8. Laboratorium

9. Pustaka

Proses pembelajaran

Kebutuhan PT

Pengakuan Masyarakat

Bidang Kerja Lulusan Mahasiswa Baru

DEKLARASI UNESCO

Kehidupan di abad 21 menghendaki dilakukannya

perubahan pendidikan tinggi yang bersifat

mendasar dan

Perguruan tinggi dapat mengembangkan

kurikulum yang in line dengan visi dan aksi

pendidikan tinggi agar pendidikan tinggi dapat

menjalankan fungsinya di abad 21.

Harapan Kurikulum Abad 21

• Perubahan paradigma LULUSAN harus beranjak dari PENILAIAN

yang dilakukan oleh PT itu sendiri ke PENILAIAN yang dilakukan oleh

MASYARAKAT selaku pemangku kepentingan.

• Hakekat pembelajaran dengan MEMANUSIAKAN MANUSIA dengan

tidak lagi proses pembelajaran berorientasi pada TEACHER

CENTERED akan tetapi proses pembelajaran dengan berorientasi

pada LEARNER CENTERED

• Kurikulum yang dianjurkan oleh the international bureau of education

(the international commission on education for the 21st century),

UNESCO :

bahwa subtansi pembelajaran mencakup learning know, learning to do,

learning be, dan learning to live together.

Akar Permasalahan

• Implentasi kurikulum berbasis kompetensi belum sepenuhnya diterapkan oleh perguruan tinggi, permasalahan ini diduga kurangnya petunjuk cara merumuskan kompetensi.

• Bagaimana merumuskan kurikulum berbasis kompetensi ?

Tujuan • Memberikan wawasan kepada pelaku

pendidikan/pembelajaran untuk dapat secara konsisten merubah kurikulum berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan global.

• Memberikan petunjuk bagi pelaku pendidikan/pembelajaran dalam menentukan / merancang kompetensi berbasis kompetensi.

Konsep Kurikulum Beauchamp (1968), Taba (1962), Schubert (1987),

Kepmendiknas No.232/U/2000 , memberikan

tekanan pada kurikulum adalah

• kurikulum adalah dokumen (curriculum plan) yang meliputi

serangkaian matakuliah, silabus, dan program kegiatan

pembelajaran (GBPP-SAP), dan kegiatan nyata (actual curriculum) yang meliputi proses pembelajaran, proses

evaluasi (assessment), dan penciptaan suasana

pembelajaran.

• Kurikulum sebagai dokumen akan berimplikasi pada

pengembangan keilmuan, sedangkan kurikulum sebagai

kegiatan nyata akan berimplikasi pada pegembangan

pembelajaran.

Konsep Kompetensi

SK Mendiknas 045/U/2002 , Prawiradilaga& Siregar (2004) :

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar

yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Kebiasan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus

memungkinkan seseorang menjadi kompeten, artinya memiliki

pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.

Seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki

seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam

melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.

Kompetensi Diharapkan

Perubahan/pergeseran paradigma dari old

industrial education kepada new

entrepreneurel education

AGAR tidak tergilas oleh perubahan dan

persaingan perguruan tinggi yang telah

menjamur.

Pergeseran Paradikma

OLD INDUSTRIAL EDUCATION

INDICATOR NEW INTERPRENEUR

EDUCATION

CONTENT PROCESS

TEACHER STUDENT

WHAT WHO & HOW

EXPERT FACILITATOR

PASSIVE GENERATORS

FEARED LEARNING TOOLS

PROGRAMMED FLEXIBLE

THEORY DOING

FOCUS

EMPHASIS

CLASSES

EXPECTATIONS

MISTAKES

STUDENT

LEADERSHIP

OWNERSHIP

Konsep KBK

• KBK merupakan model kurikulum yang menitik beratkan pada

kemampuan menguasai kompetensi

• Kompetensi dikembangkan pada kompetensi praktis, vokasional, dan

profesional, yaitu kompetensi yang mengarah pada penguasaan teknik,

analitis, problematis, inovatif, pemecahan masalah, penelitian dan

pengembangan berdasarkan ilmu dan pengalamannya.

• KBK adalah seperangkat rencana/ancangan dan pengaturan tentang

kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai peserta didik, penilaian,

proses pembelajaran, dan pemberdayaan sumber daya

pendidikan/pembelajaran dalam pengembangan kurikulum lembaga

pendidikan (Prawiradilaga & Siregar, 2004).

PERLU di INGAT !!!!!

• Kompetensi dalam bidang ilmu ini sangat universal yang tidak terlepas dari kompetensi yang bersifat lokal, artinya dalam penyusunan kompetensi kurikulum bergantung pada visi dan misi perguruan tinggi dan bidang studi itu sendiri.

• “samakah visi dan misi dari setiap perguruan tinggi dan bidang studi itu sama?”

• Perumusan tujuan tentang profil lulusan dari setiap perguruan tinggi bukan dengan jalan mencontoh atau ”copy-paste” dari perguruan tinggi lain.

lanjutan

• Penyusunan kurikulum dilakukan dengan mencermati referensi secara menyeluruh dari komponen yang terlibat (visi & misi PT-Bidang Studi, dosen, stakeholders, disamping perguruan tinggi itu sendiri dan mitra perguruan tinggi)

• Hasilnya akan berkembang menjadi collective intelligence, sehingga akan meminimalisasi

perbedaan antara dosen seperti misalnya sikap yang menentang terhadap pengembangan kurikulum itu sendiri.

Langkah-langkah Merumuskan KBK

Analisis SWOT

SILABUS

Strategi pembelajaran & Bahan Ajar

Evalusi

Sub-Kompetensi

Kompetensi Utama Karakteristik Mahasiswa

4 Pilar UNESCO

Profil LULUSAN

Masukan Asosiasi Stake Holder

Need Assessment Market Signal

SAP/Rencana Pembelajaran

1. Learning to Know 2. Learning to Be 3. Learning ti Do 4. Learning to Live

Togather

Analisa Prosedural

Kompetensi Utama

Sub-Kompetensi Sub-Kompetensi Sub-kompetensi Sub-Kompetensi

Analisa Hierarki

Kompetensi Utama

Sub-Kompetensi

KD

Sub-Kompetensi Sub-Kompetensi Sub-Kompetensi

KD KD KD

KD KD KD KD KD KD KD KD

KD KD KD KD

KD

KD KD

KD KD KD KD KD

KD

KD KD KD

Analisa Campuran

Kompetensi Utama

Sub-Kompetensi Sub-Kompetensi Sub-Kompetensi Sub-Kompetensi

KD KD KD

KD

KD

KD

KD KD

KD KD

KD

KD

KD KD

KD KD KD KD

KD

KD KD KD

KD KD KD

KD KD KD KD

KD

Simpulan

• Implementasi KBK merupakan inovasi pembelajaran yang

akan menuntun perguruan tinggi kepada perguruan tinggi

yang berkualitas dan di percaya oleh masyarakat, oleh

karena pengembangan kurikulum dilakukan secara

berkesinambungan mengikuti perkembangan IPTEKS,

sehingga perguruan tinggi dapat menunjukkan jati dirinya

dengan memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh perguruan

tinggi lain.

• Merumuskan kompetensi dengan cara analisis kompetensi,

akan dikenali kompetensi apa yang harus mahasiswa kuasai,

sehingga akan tercapai tujuan pembelajaran secara

menyeluruh sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang

diharapkan..

Saran-saran UNIPA SEGERA ACTION UNTUK MELAKUKAN:

• Membentuk tim untuk melakukan assessment secara berkelanjutan pada sistem yang terkait seperti masyarakat, dunia kerja/industri dll,AGAR dalam penentuan profil lulusan dan kompetensi serasi dengan visi & misi, tuntutan masyarakat

• Membentuk kelompok bidang studi untuk menentukan kompetensi tiap matakuliah, AGAR kurikulum yang tercipta benar-benar menghasilkan kompetensi yang autentik (bukan mengikuti kesenangan).

• Untuk menunjukkan ciri khasnya UNIPA Surabaya hendaknya mendistribusikan kurikulum, silabus, dan SAP kepada mahasiswa sebagai pedoman tentang apa yang harus dilakukan selama proses pembelajaran. Dengan jalan ini sekaligus akan dapat menerima masukan (asesmen) dari mahasiswa sebagai perbaikan dalam menghasil pengembangan kurikulum yang lebih sempurna.

UNIPA PASTI BISA

MATOR

SAKALANGKONG

SEMANGAT PAGIIIII…….