MI/M IRFAN BERBINCANG: Didakwa Terima Rp4,6 …...waannya. “Surat dakwaan ini disusun berdasarkan...

1
KAMIS, 1 DESEMBER 2011 3 P OL KAM MIRZA ANDREAS M ANTAN Ben- dahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin (Nazar), didakwa menerima lima lembar cek se- nilai Rp4,6 miliar terkait peme- nangan PT Duta Graha Indah sebagai pelaksana proyek pem- bangunan Wisma Atlet SEA Games XXVI di Palembang. Berkenaan dengan itu, man- tan politikus Demokrat terse- but terancam hukuman pidana maksimal selama 20 tahun penjara dan denda sebesar Rp1 miliar. “Selaku anggota DPR yang telah menerima hadiah, yaitu berupa lima lembar cek senilai Rp4,67 miliar atau setidaknya sejumlah itu dari Mohammad El Idris selaku Marketing Ma- nager PT Duta Graha Indah,” kata jaksa I Kadek Wiradana saat membacakan dakwaan di Pengadilan Tipikor Jakarta, kemarin. Menurut jaksa, penerimaan tersebut bertentangan dengan kewajiban terdakwa sebagai pe- nyelenggara negara, yakni ang- gota DPR periode 2009-2014. Jaksa Wiradana mengung- kapkan uang dalam bentuk lima lembar cek itu diteri- ma oleh dua anak buah Na- zaruddin di PT Permai Group, Yulianis dan Oktarina Furi. “Kelima cek tersebut telah dicairkan dan uangnya disim- pan di brankas PT Anak Ne- geri. Brankas tersebut berada di bawah penguasaan terdakwa dan Neneng Sri Wahyuni (is- tri terdakwa selaku Direktur Keuangan PT Anak Negeri),” jelasnya. Atas perbuatannya itu, Na- zaruddin dijerat dengan dak- waan alternatif. Ia disangkakan melanggar Pasal 12 b atau Pasal 5 ayat (2) huruf a jo Pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 11 UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberan- tasan Tindak Pidana Korupsi. Persidangan yang dipimpin hakim Darmawati Ningsih itu pun memutuskan untuk menunda jalannya sidang de- ngan agenda pembacaan nota keberatan atau eksepsi. Tidak menanggapi Saat menanggapi hal itu, Na zaruddin mengaku tidak mengerti mengenai dakwaan tersebut. “Majelis hakim yang mulia, saya tidak mengerti yang dibacakan JPU, karena se- menjak saya ditahan, saya tidak pernah ditanyakan mengenai persoalan yang didakwakan ini,” kata Nazaruddin dalam persidangan itu. Mendengar hal itu, majelis hakim pun sempat meme- rintahkan jaksa yang dike- tuai I Kadek Wiradana untuk menjelaskan mengenai dak- waannya. “Surat dakwaan ini disusun berdasarkan alat bukti, dan bukan hanya dari keterangan terdakwa,” jelas jaksa Wiradana. Meski telah dijelaskan jaksa mengenai pasal demi pasal yang disangkakan, Nazaruddin tetap mengaku tidak mengerti. Bahkan ia menuding dakwaan tersebut sebagai rekayasa be- laka. “Itu semua hanya reka- yasa,” tegasnya. Di sisi lain, terkait tudingan Nazaruddin bahwa Ketua KPK Busyro Muqoddas se ngaja menghentikan pengusutan proyek Hambalang untuk maju kembali dalam pencalonan pimpinan KPK jilid III dibantah oleh Busyro. “Tidak ada yang perlu saya komentari dari siapa pun yang sekadar menebar tnah,” tutur Busyro. Sementara itu, anggota Komisi X DPR dari F-PD Ange- lina Sondakh kembali disebut dalam persidangan Nazaru- ddin. Dalam berkas dakwaan terungkap adanya permintaan Nazaruddin kepada Angie un- tuk membantu mendapatkan proyek-proyek di Kementerian Pemuda dan Olahraga. (P-2) [email protected] BERBINCANG: Kuasa direksi PT Alamjaya Papua Dharnawati (tengah) berbincang dengan kuasa hukumnya seusai menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, kemarin. Majelis Hakim Pengadilan Tipikor menolak eksepsi yang diajukan Dharnawati. MI/M IRFAN Tidak ada yang perlu saya komentari dari siapa pun yang sekadar menebar fitnah.” Busyro Muqoddas Ketua KPK Sebagai pejabat negara, yaitu anggota DPR, Nazaruddin seharusnya tidak boleh menerima hadiah dalam bentuk apa pun. Didakwa Terima Rp4,6 M, Nazar Kaget MAJELIS Hakim Pengadil- an Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) menolak nota ke- beratan (eksepsi) yang diajukan Dharnawati melalui kuasa hukumnya dalam persidangan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, dua pakan lalu. “Menolak eksepsi penasi- hat hukum secara keseluruh- an. Menetapkan pembuktian perkara dilanjutkan sampai putusan akhir,” kata ketua ma- jelis hakim Eka Budhi Prijatna, saat membacakan putusan sela di Pengadilan Tipikor, Jakarta, kemarin. Dharnawati ialah terdakwa kasus dugaan suap pencairan dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah (PPID) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenaker- trans). Oleh karena itu, ketua ma- jelis hakim Eka Budhi Prijatna memerintahkan untuk melan- jutkan persidangan ke tahap pemeriksaan saksi. Menurut majelis hakim, surat dakwaan yang disusun jaksa penuntut umum sudah lengkap dan telah memuat semua unsur tindak pidana. Ia menjelaskan, dalil-dalil eksepsi yang digunakan oleh kuasa hukum terdakwa tidak dapat diterima dan harus di- sampingkan. “Menurut penda- pat majelis hakim, dalil-dalil tersebut yang mengupas unsur- unsur tindak pidana telah memasuki materi perkara,” paparnya. Selanjutnya majelis ha- kim pun memutuskan untuk menunda jalannya sidang pada Rabu (7/12) dengan agenda pemeriksaan saksi. Dalam persidangan sebe- lumnya, Dharnawati didakwa telah memberikan uang pelicin kepada Muhaimin Iskandar (Menakertrans), Jamaluddien Malik (Dirjen P2KT Keme- nakertrans, I Nyoman Suisnaya (Sesditjen P2KT), dan Dadong Irbarelawan (Kabag Evaluasi dan Pelaporan Ditjen P2KT Ke- menakertrans). Pengusaha PT Alam Jaya Papua itu mengaku pembe- rian uang senilai Rp1,5 miliar kepada pihak Kemenakertrans guna mendapatkan proyek percepatan pembangunan infrastruktur daerah (PPID) bidang transmigrasi di Papua. (*/P-3) Hakim Tolak Eksepsi Dharnawati

Transcript of MI/M IRFAN BERBINCANG: Didakwa Terima Rp4,6 …...waannya. “Surat dakwaan ini disusun berdasarkan...

KAMIS, 1 DESEMBER 2011 3POLKAM

MIRZA ANDREAS

MA N TA N B e n -dahara Umum Partai Demokrat, M u h a m m a d

Nazaruddin (Nazar), didakwa menerima lima lembar cek se-nilai Rp4,6 miliar terkait peme-nangan PT Duta Graha Indah sebagai pelaksana proyek pem-bangunan Wisma Atlet SEA Games XXVI di Palembang.

Berkenaan dengan itu, man-tan politikus Demokrat terse-

but terancam hukuman pidana maksimal selama 20 tahun penjara dan denda sebesar Rp1 miliar.

“Selaku anggota DPR yang telah menerima hadiah, yaitu berupa lima lembar cek senilai Rp4,67 miliar atau setidaknya sejumlah itu dari Mohammad El Idris selaku Marketing Ma-nager PT Duta Graha Indah,” kata jaksa I Kadek Wiradana saat membacakan dakwaan di Pengadilan Tipikor Jakarta, kemarin.

Menurut jaksa, penerimaan tersebut bertentangan dengan kewajiban terdakwa sebagai pe-nyelenggara negara, yakni ang-gota DPR periode 2009-2014.

Jaksa Wiradana mengung-kapkan uang dalam bentuk lima lembar cek itu diteri-ma oleh dua anak buah Na-zaruddin di PT Permai Group, Yulianis dan Oktarina Furi.

“Kelima cek tersebut telah dicairkan dan uangnya disim-pan di brankas PT Anak Ne-geri. Brankas tersebut berada di bawah penguasaan terdakwa dan Neneng Sri Wahyuni (is-tri terdakwa selaku Direktur Keuangan PT Anak Negeri),” jelasnya.

Atas perbuatannya itu, Na-zaruddin dijerat dengan dak-waan alternatif. Ia disangkakan melanggar Pasal 12 b atau Pasal 5 ayat (2) huruf a jo Pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 11 UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberan-tasan Tindak Pidana Korupsi.

Persidangan yang dipimpin

hakim Darmawati Ningsih itu pun memutuskan untuk menunda jalannya sidang de-ngan agenda pembacaan nota keberatan atau eksepsi.

Tidak menanggapiSaat menanggapi hal itu,

Na zaruddin mengaku tidak mengerti mengenai dakwaan tersebut. “Majelis hakim yang mulia, saya tidak mengerti yang dibacakan JPU, karena se-menjak saya ditahan, saya tidak pernah ditanyakan mengenai persoalan yang didakwakan ini,” kata Nazaruddin dalam persidangan itu.

Mendengar hal itu, majelis hakim pun sempat meme-

rintahkan jaksa yang dike-tuai I Kadek Wiradana untuk menjelaskan mengenai dak-waannya. “Surat dakwaan ini disusun berdasarkan alat bukti, dan bukan hanya dari keterangan terdakwa,” jelas jaksa Wiradana.

Meski telah dijelaskan jaksa mengenai pasal demi pasal yang disangkakan, Nazaruddin tetap mengaku tidak mengerti. Bahkan ia menuding dakwaan tersebut sebagai rekayasa be-laka. “Itu semua hanya reka-yasa,” tegasnya.

Di sisi lain, terkait tudingan Nazaruddin bahwa Ketua KPK Busyro Muqoddas se ngaja menghentikan pengusutan

proyek Hambalang untuk maju kembali dalam pencalonan pimpinan KPK jilid III dibantah oleh Busyro.

“Tidak ada yang perlu saya komentari dari siapa pun yang sekadar menebar fi tnah,” tutur Busyro.

Sementara itu, anggota Komisi X DPR dari F-PD Ange-lina Sondakh kembali disebut dalam persidangan Nazaru-ddin. Dalam berkas dakwaan terungkap adanya permintaan Nazaruddin kepada Angie un-tuk membantu mendapatkan proyek-proyek di Kementerian Pemuda dan Olahraga. (P-2)

[email protected]

BERBINCANG: Kuasa direksi PT Alamjaya Papua Dharnawati (tengah) berbincang dengan kuasa hukumnya seusai menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, kemarin. Majelis Hakim Pengadilan Tipikor menolak eksepsi yang diajukan Dharnawati.

MI/M IRFAN

Tidak ada yang perlu saya

komentari dari siapa pun yang sekadar menebar fitnah.”

Busyro MuqoddasKetua KPK

Sebagai pejabat negara, yaitu anggota DPR, Nazaruddin seharusnya tidak boleh menerima hadiah dalam bentuk apa pun.

Didakwa Terima Rp4,6 M, Nazar Kaget

MAJELIS Hakim Pengadil-an Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) menolak nota ke-beratan (eksepsi) yang diajukan Dharnawati melalui kuasa hukumnya dalam persidangan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, dua pakan lalu.

“Menolak eksepsi penasi-hat hukum secara keseluruh-an. Menetapkan pembuktian perkara dilanjutkan sampai putusan akhir,” kata ketua ma-jelis hakim Eka Budhi Prijatna, saat membacakan putusan sela di Pengadilan Tipikor, Jakarta, kemarin.

Dharnawati ialah terdakwa kasus dugaan suap pencairan dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah (PPID) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenaker-

trans). Oleh karena itu, ketua ma-

jelis hakim Eka Budhi Prijatna memerintahkan untuk melan-jutkan persidangan ke tahap pemeriksaan saksi.

Menurut majelis hakim, surat dakwaan yang disusun jaksa penuntut umum sudah lengkap dan telah memuat semua unsur tindak pidana.

Ia menjelaskan, dalil-dalil eksepsi yang digunakan oleh kuasa hukum terdakwa tidak dapat diterima dan harus di-sampingkan. “Menurut penda-pat majelis hakim, dalil-dalil tersebut yang mengupas unsur-unsur tindak pidana telah memasuki materi perkara,” paparnya.

Selanjutnya majelis ha-kim pun memutuskan untuk

menunda jalannya sidang pada Rabu (7/12) dengan agenda pemeriksaan saksi.

Dalam persidangan sebe-lumnya, Dharnawati didakwa telah memberikan uang pelicin kepada Muhaimin Iskandar (Menakertrans), Jamaluddien Malik (Dirjen P2KT Keme-nakertrans, I Nyoman Suisnaya (Sesditjen P2KT), dan Dadong Irbarelawan (Kabag Evaluasi dan Pelaporan Ditjen P2KT Ke-menakertrans).

Pengusaha PT Alam Jaya Papua itu mengaku pembe-rian uang senilai Rp1,5 miliar kepada pihak Kemenakertrans guna mendapatkan proyek percepatan pembangunan infrastruktur daerah (PPID) bidang transmigrasi di Papua. (*/P-3)

Hakim Tolak Eksepsi Dharnawati