mikropipet

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikropipet diciptakan untuk sebuah pengukuran ketelitian yang sangat tinggi. Dengan pipet yang biasa, ketelitian sebuah pengukuran tidak bisa dipastikan karena pipet yang biasa tidak memiliki skala yang terukur. Pada mikropipet, kita dapat mengatur volume zat yang akan diambil (Iqmal, 2008). setiap mikropipet dibuat berdasarkan volumenya untuk akurasi dan presisi yang baik sehingga meminimalisir kesalahan- kesalahan dalam melakukan pengukuran dengan mikropipet sangat dibutuhkan ketelitian yang tinggi. Dalam penelitian di bidang biologi molekuler, mikropipet memiliki peranan penting dalam pengukuran ketelitian baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Salah satunya pada pengukuran analitik. Pengukuran tersebut dapat menggunakan metode konvensional maupun modern, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Setiap pengukurannya akan sangat dipengaruhi oleh faktor akurasi dan presisi, yang dapat memberikan kontribusi terhadap kesalahan pengukuran. Oleh karena itu untuk menghindari kesalahan pengukuran yang dapat menyebabkan gagal

description

laporan genetika

Transcript of mikropipet

Page 1: mikropipet

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikropipet diciptakan untuk sebuah pengukuran ketelitian yang sangat

tinggi. Dengan pipet yang biasa, ketelitian sebuah pengukuran tidak bisa

dipastikan karena pipet yang biasa tidak memiliki skala yang terukur. Pada

mikropipet, kita dapat mengatur volume zat yang akan diambil (Iqmal, 2008).

setiap mikropipet dibuat berdasarkan volumenya untuk akurasi dan presisi

yang baik sehingga meminimalisir kesalahan- kesalahan dalam melakukan

pengukuran dengan mikropipet sangat dibutuhkan ketelitian yang tinggi.

Dalam penelitian di bidang biologi molekuler, mikropipet memiliki

peranan penting dalam pengukuran ketelitian baik secara kuantitatif maupun

kualitatif. Salah satunya pada pengukuran analitik. Pengukuran tersebut dapat

menggunakan metode konvensional maupun modern, baik secara kualitatif

maupun kuantitatif. Setiap pengukurannya akan sangat dipengaruhi oleh

faktor akurasi dan presisi, yang dapat memberikan kontribusi terhadap

kesalahan pengukuran. Oleh karena itu untuk menghindari kesalahan

pengukuran yang dapat menyebabkan gagal diperolehnya suatu nilai yang

sebenarnya diperlukan suatu uji kelayakan pada mikropipet. Berdasarkan

volumenya mikropipet dapat dilihat dari perbedaan warna tips-nya. Warna

biru (P1000) berskalakan volume 200 sampai 1000 μl, warna kuning (P200) 2

sampai 200 μl, lalu terakhir warna putih (P20) kurang dari 2 μl.

1.2 Tujuan

Menentukan perbedaan cara penggunaan mikropipet untuk pengambilan

larutan encer dan larutan kental

Menentukan nilai akurasi dan presisi dari mikropipet

Menentukan kelayakan mikropipet berdasarkan analisis nilai akurasi dan

presisi

BAB II

Page 2: mikropipet

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prinsip kerja mikropipet

Prinsip penggunaan mikropipet pada dasarnya adalah pergantian volume

udara yang dikeluarkan oleh mikropipet dengan larutan. Piston yang berada di

dalam mikropipet akan berpindah posisi ketika volumenya sudah diatur.

Ketika tombol ditekan sampai ke stop pertama piston akan mengeluarkan

volume udara. Ketika tips dicelupkan ke dalam larutan/cairan dan tombol

dilepaskan akan membuat tekanan parsial yang mengaspirasikan volume

tertentu ke dalam tips. Apabila tombol ditekan ke stop pertama kembali,

udara akan bertukar dengan larutan, dan larutan keluar dari mikropipet.

Tombol stop kedua digunakan ketika ingin mengosongkan mikropipet secara

sempurna (Skoog, 1996).

2.2 Jenis-jenis mikropipet

Jenis-jenis mikropipet adalah sebagai berikut berdasarkan ukuran skala

volume maksimal larutan yang dapat diambil. Pada dasarnya, mikropipet

terdiri dari mikropipet P1000, P200, dan P20. P1000 yaitu mikropipet yang

digunakan untuk memipet cairan berukuran lebih dari 200 mikroliter sampai

1000 mikroliter, P200 digunakan untuk memipet volume cairan antara 21

mikroliter sampai 200 mikroliter, dan P20  digunakan untuk memipet volume

dibawah 20 mikroliter (Gilson, 2005).

2.3 Bagian-bagian mikropipet dan tips

Bagian-bagian pada mikrometer terdiri atas tombol pengatur

volume, cincin pengatur volume, tombol untuk melepaskan tips, lalu

angka penunjuk volume (dibaca dari atas ke bawah), tempat menempatkan

tips (Gilson, 2005).

Page 3: mikropipet

Gambar 2.3 bagian-bagian mikropipet

(http://lh4.ggpht.com, 2014)

2.4 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan mikropipet

Menurut Gilson (2005) pemeliharaan mikropipet agar awet atau

tahan lama dan tidak mudah rusak harus diperhatikan cara penggunaannya

seperti

Jangan menggunakan pipet tanpa tips di ujungnya. Larutan tidak boleh

masuk ke dalam pipet, karena bisa menyebabkan kontaminasi

Jangan memutar volume atau menggunakan pipet melebihi ukuran

maksimalnya. Hal ini akan menyebabkan ketidakakuratan ukuran, bahkan

merusak pipet

Saat mengambil tips, jangan menekan terlalu keras dan berulang-ulang.

Juga jangan terlalu lemah, karena tips bisa jatuh

Ketika menekan tombol pipet, jangan menekan melebihi penghentian

normalnya, karena akan menyebabkan larutan yang diambil berlebihan

Ketika mengambil larutan, jangan melepas tombol penekan secara tiba-

tiba. Hal ini akan menyebabkan larutan masuk ke dalam pipet, dan

ketidakakuratan ukuran. Lepaslah tombol penekan secara perlahan dan

terkontrol

Page 4: mikropipet

Ketika mengambil larutan, pipet tidak boleh diangkat sebelum seluruh

larutan masuk ke dalam tips. Jika mengambil larutan yang banyak,

pastikan ujung tips masih terendam dalam larutan

Selama ada larutan dalam tips di ujung pipet, jangan simpan pipet dimana

saja. Karena larutan bisa masuk ke dalam pipet dan menyebabkan

kontaminasi dan mikropipet akan rusak

2.5 Akurasi dan presisi (beserta rumus perhitungannya)

Hasil pengukuran yang baik dari suatu parameter kuantitas, dapat

dilihat dari tingkat presisi dan akurasi yang dihasilkan. Akurasi menunjukkan

kedekatan nilai hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Untuk menentukan

tingkat akurasi perlu diketahui nilai sebenarnya dari parameter yang diukur

dan kemudian dapat diketahui seberapa besar tingkat akurasinya. Presisi

menunjukkan tingkat reliabilitas dari data yang diperoleh. Hal ini dapat

dilihat dari standar deviasi yang diperoleh dari pengukuran, presisi yang baik

akan memberikan standar deviasi yang kecil. Jika diinginkan hasil

pengukuran yang valid, maka perlu dilakukan pengulangan sebanyak n-kali.

Dari data tersebut dapat diperoleh ukuran harga nilai terukur yang merupakan

rata-rata dari hasil yang diperoleh dan standar deviasi (Iqmal, 2008). Akurasi

relatif secara umum berkisar ± 1%. Presisi kurang dari 0,5 % diterima ketika

melakukan transfer volume terkecil dari model pipet (Iqmal, 2008).

Akurasi menurut Eppendorf (2009) dirumuskan dengan rumus berikut ini

E %=Vratarata−VmulamulaVmulamula

X 100

E% = Persentase Error

Nilai E% akan makin kecil nilainya jika akurasinya makin tinggi Presisi

menurut Eppendorf (2009) dirumuskan dengan rumus berikut ini :

RSD= SDVratarata

X 100

RSD = Relative Standard Deviation

RSD makin kecil dengan makin presisinya mikropipet yang di analisis

SD=√∑KE 1

N

¿¿¿

Page 5: mikropipet

V1 = Volume yang diukur pertama

N = Jumlah/nilai pengukuran

BAB III

METODOLOGI

Page 6: mikropipet

3.1 Alat Dan Bahan

Berikut ini adalah daftar alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan

ini :

Tabel 3.1 Daftar alat dan bahan percobaan

Alat Bahan

Timbangan analitik Aquades (berat jenis = 1 g/m3)

Mikropipet Gliserol (berat jenis = 1,261 g/m3)

Tabung Eppendorf Tips

3.2 Cara kerja (paragraf pasif)

Uji kebocoran mikropipet dan uji akurasi dan presisi. Dimulai dengan

uji kebocoran mikropipet dimulai dengan pengaturan mikropipet. Mikropipet

diatur volumenya hingga mencapai volume maksimal. Setelah itu, tips untuk

mikropipet diisi aquades. Tips yang digunakan pada praktikum kali ini adalah

tips berwarna biru karena menggunakan mikropipet 1000 μl. Kemudian

mikropipet didiamkan selama 20 detik dalam posisi tegak. Selanjutnya, tips

pada mikropipet dicelupkan ujungnya ke dalam air. Apabila terjadi penurunan

permukaan air, berarti terjadi kebocoran. Bila hal itu terjadi, mikropipet tidak

layak digunakan.

Setelah diuji kebocorannya, dilanjutkan dengan uji presisi dan akurasi.

Mula-mula tabung Eppendorf ditimbang beratnya dan ditekan tombol TARE

agar angka pada timbangan menunjukkan angka 0,000. Setelah itu, tabung

Eppendorf diisi dengan aquades dan gliserol yang sudah ditimbang dengan

menggunakan mikropipet. Setelah diisi, tabung Eppendorf ditimbang lagi dan

dihitung berat cairan yang diambil dengan menyelisihkan berat tabung mula-

mula dan berat tabung setelah diisi. Setelah itu, dilakukan pengulangan

penimbangan berat cairan berkali-kali dan hitung rata-rata berat cairan.

Kemudian, dilakukan perhitungan perbandingan antara rata-rata berat cairan

Page 7: mikropipet

hasil penimbangan dengan berat cairan yang diharapkan. Setelah itu, hitung %

penyimpangan berat cairan hasil pertimbangan dibandingkan dengan yang

diharapkan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 8: mikropipet

4.1 Hasil Pengamatan Dan Perhitungan

Tabel massa sebelum dan sesudah diisi cairan

Tabel 4.1 Perhitungan massa cairan

Tabungm microtube

kosong (gr)

m microtube

berisiaquades/gliserol

(gr)

∆m (gr)

A1 0.9251 1.18 0.1867

A2 0.9131 1.1131 0.2

A3 0,9159 1.1093 0.1934

G1 0.9164 1.1416 0.2252

G2 0.9145 1.143 0.2398

G3 0.9164 1.163 0.2466

Dari massa aquades dan gliserol buatlah perhitungan volumenya

Massa jenis aquades = 1 g/cm3

Massa jenis gliserol = 1.261 g/cm3 (Aimola et al., 2014)Tabel 4.2Perhitungan volume cairan

Tabung ∆m (gr) V=∆m/massa jenis (mL) V (µL)

A1 0.1867 0.1867 186.7

A2 0.2 0.2 200

A3 0.1934 0.1934 193.4

G1 0.2252 0.1786 178,6

G2 0.2368 0.1901 190.1

Page 9: mikropipet

G3 0.2466 0.1956 195.6

V aquades= 186.7+200+193.4

3 = 193.4 µL

V gliserol= 178,6+190.1+195,6

3 = 188.1 µL

Hitung akurasi dan presisi dari mikropipet untuk pemakaian pada aquades

dan gliserol

Perhitungan akurasi aquades

E %=|V−Vo|

Vo× 100

¿|193.4−200|200

× 100

¿3.3 %

Perhitungan presisi aquades

SD=√∑i=1

n (V −V 1)2

n−1

RSD %= SDV

×100

¿ 6.65000,1934

× 100

¿3,4385 %

Perhitungan akurasi gliserol

E %=|V−Vo|Vo

× 100

Page 10: mikropipet

¿|188,1−200|

200×100

¿5.95 %

Perhitungan presisi gliserol

SD=√∑i=1

n (V −V 1)2

n−1

RSD %= SDV

×100

¿ 8.67470.1881

× 100

¿4,6117 %

4.2 Pembahasan

Persentase error berpengaruh terhadap akurasi sebuah mikropipet.

Error atau kesalahan dapat bersifat positif yang berarti bertambah atau

negatif yang berarti berkurang. Semakin besar nilai persentase error,

pengambilan sampel semakin tidak akurat (Harvey, 1999). Pada percobaan

pengambilan sampel gliserol, didapat nilai persentase error sebesar 3,87%,

sedangkan pada percobaan pengambilan sampel aquades didapat nilai

persentase error sebesar 3,3 %. Micropipet yang digunakan merupakan

produk dari Eppendorf model adjustable 200μml. Nilai persentase error

standar dari pabrikan sebesar ±3% (Eppendorf, 2009). Jika dibandingkan

dengan nilai standar dari pabrikan, maka hasil pengambilan sampel sudah

akurat.

Realtive standar deviation menunjukan tingkat presisi sebuah

pengambilan sampling. Semakin kecil nilai RSD, maka pengambilan

sampel sangat presisi atau konstan (Harvey, 1999). Pada percobaan

pengambilan sampel gliserol didapat nilai RSD sebesar 4,661% sedangkan

pada pengambilan aquades di dapat nilai RSD sebesar 3,485%. Maka

Page 11: mikropipet

dapat ditarik kesimpulan bahwa pengambilan sampel aquades lebih presisi

dibandingkan saat pengambilan sampel gliserol.

Error yang besar pada percobaan kali ini dapat disebabkan berbagai

macam faktor. Faktor tersebut terbagi atas empat kategori yaitu error-

sampling errors, method errors, measurement errors, dan personal errors.

Kemungkinan terbesar terjadinya error adalah sampling dan personal

errors ( Harvey, 1999). Saat pengambilan sampel, tidak sesuai prosedur.

Lalu ada kesalahan pada penulisan data hasil pengamatan serta galat

perhitungan serta penelitian praktikan.

Saat pengambilan zat, mikropipet harus dalam posisi tegak lurus agar

tidak terjadi kesalahan saat pengambilan sampel atau menghindari

kerusakan pada mikropipet. Jika mikropipet dalam posisi miring, dapat

menyebabkan ada udara yang masuk sehingga volume sampel yang

diambil tidak akurat. Dalam posisi miring juga bisa mengakibatkan zat

akan masuk kedalam mikropipet dan merusak mikropipet

(Eppendorf,2009). Tips tidak boleh digunakan 2 kali untuk menghindari

kontaminasi dari luar (Davidson, 2000).

Terdapat beberapa perbedaan dalam pengambilan larutan kental

dan larutan encer menggunakan mikropipet. Pada pengambilan larutan

kental, tombol pada ujung mikropipet ditekan sampai stop 2, sedangkan

pada pada pengambilan larutan encer, tombol pada ujung mikropipet

ditekan sampai stop 1. Pada larutan encer, tombol mikropipet hanya

ditekan sampai stop 1 untuk menghindari terambilnya jumlah larutan yang

terlalu berlebih (Davidson,

BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan dari pratikum yang telah dilakukan adalah :

Page 12: mikropipet

1. Cara pengambilan cairan kental, tombol pada ujung mikropipet ditekan

sampai kepada stop 2, sementara pada pengambilan cairan encer, tombol

pada ujung mikropipet ditekan sampai kepada stop 1.

2. Nilai akurasi pada pengambilan aquades adalah 3,3% dan pada

pengambilan gliserol adalah 5,95%. Nilai presisi pada pengambilan

aquades adalah 3,4384% dan pada pengambilan gliserol adalah

4,6117%.

3. Nilai akurasi dan presisi pada mikropipet, terdapat error percentage

yang tidak terlalu besar pada pengambilan aquades/ cairan encer.

mikropipet bisa digunakan karena galatnya kecil.

DAFTAR PUSTAKA

Eppendorf, 2009. “Raise the Limit : Eppendorf Research Plus” http://www.novalab.be/acms/acmsdata/document/3/121_Eppendorf_research_plus.pdf diakses pada tanggal 09 oktober 2014

Gilson. 2005. Gilson Guide to Pipetting 2nd edition. New York : Gilson, Inc.

Page 13: mikropipet

Harvey , David. 1999. Modern Analytical Chemistry.New York : McGraw-Hill

Iqmal. 2008. Paper Seri Manajemen Laboratorium. Yogyakarta : Penerbit UGM.

Skoog, D.A., D.M. West & F.J. Holler. 1996. Fundamental of analytical chemistry 7th ed. Fort Worth : Saunders College Publishing.

Davidson College. 2000. How to Use a Micropipettor. http://www.bio.davidson.edu/Courses/Bio111/Bio111LabMan/Preface%20D.html. Diakses tanggal 09 Oktober 2014

The university of Queensland. 2014. “ using a micropipet”. http://www.di.uq.edu.au/. Diakses tanggal 9 oktober 2014

Page 14: mikropipet