MIKROMERITIK (ukuran partikel)

32
MIKROMERITIK CONTOH LAPORAN FARFIS PERCOBAAN MIKROMERITIK BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam bidang farmasi, zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat kebanyakan berukuran kecil dan jarang yang berada dalam keadaan optimum. Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam bidang farmasi sebab merupakan penentu bagi sifat-sifat, baik sifat fisika, kimia dan farmakologik dari bahan obat tersebut Dalam pembuatan sediaan-sediaan seperti kapsul, tablet, granul, sirup kering tentu mempertimbangkan ukuran partikel.Begitupula akan mempengaruhi kecepatan disolusi atau kelarutan dari suatu sediaan obat sehingga efek yang akan ditimbulkan dapat dengan cepat bereaksi. Hal-hal semacam ini terutama sangat berpengaruh pada sediaan-sediaan obat yang

description

farmasi fisika

Transcript of MIKROMERITIK (ukuran partikel)

Page 1: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

MIKROMERITIK

CONTOH LAPORAN FARFISPERCOBAAN MIKROMERITIK

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam bidang farmasi, zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat kebanyakan berukuran

kecil dan jarang yang berada dalam keadaan optimum. Ukuran partikel bahan obat padat

mempunyai peranan penting dalam bidang farmasi sebab merupakan penentu bagi sifat-sifat,

baik sifat fisika, kimia dan farmakologik dari bahan obat tersebut Dalam pembuatan sediaan-

sediaan seperti kapsul, tablet, granul, sirup kering tentu mempertimbangkan ukuran

partikel.Begitupula akan mempengaruhi kecepatan disolusi atau kelarutan dari suatu sediaan obat

sehingga efek yang akan ditimbulkan dapat dengan cepat bereaksi. Hal-hal semacam ini terutama

sangat berpengaruh pada sediaan-sediaan obat yang mempunyai bentuk sediaan seperti tablet ,

kapsul dan lain-lainnya yang bersifat padat atau yang lainnya.

Mikromeritik adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari khusus tentang

ukuran suatu partikel, yang mana ukuran partikel ini cukup kecil.  Masalah  seperti ukuran

partikel ini dalam bidang farmasi sangat diperhitungkan sekali atau dapat dikatakan sangat

penting.

Mengingat pentingnya mikromeritik dalam bidang farmasi, maka sudah sewajarnya jika

mahasiswa farmasi memahami mengenai mikromeritik ini, termasuk cara-cara dalam melakukan

pengukuran ukuran partikel suatu zat. Dalam praktikum ini akan dilakukan percobaan

Page 2: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

menghitung ukuran partikel dari amilum dan zink oksida dengan menggunakan metode ayakan,

yang mana metode ini merupakan metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dalam

penentuan ukuran partikel.

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara menentukan ukuran partikel dengan menggunakan

metode tertentu.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Menentukan ukuran partikel serbuk amilum dan zink oksida dengan menggunakan

metode ayakan.         

I.3 Prinsip Percobaan

Pengukuran pertikel dari serbuk berdasarkan atas penimbangan residu yang tertinggal

pada tiap ayakan yaitu dengan melewatkan serbuk pada ayakan dari nomor mesh rendah ke

nomor mesh tinggi yang digerakkan oleh mesin penggetar dengan waktu dan kecepatan tertentu.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Page 3: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

II.1 Teori Umum

Ilmu pengetahuan dan teknologi tentang partikel-partikel kecil oleh Dalla Valle dinamakan

”Mikromeritik”. Dispersi koloid mempunyai sifat karakteristik yaitu partikel-partikelnya tidak

dapat dilihat di bawah mikroskop biasa, sedangkan partikel-partikelnya dari emulsi dan suspensi

farmasi serta serbuk halus ukurannya berada dalam jarak penglihatan mikroskop. Partikel-

partikel yang ukurannya  sebesar serbuk kasar, granulat tablet atau granulat garam, ukurannya

berada dalam jarak pengayakan (1).

Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat penting dalam

farmasi. Jadi ukuran, dan karenanya juga luas permukaan, dari suatu partikel dapat dihubungkan

secara berarti pada sifat fisika, kimia dan farmakologi dari suatu obat. Secara klinik ukuran

partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang

diberikan secara oral, parenteral, rektal dan topikal. Formulasi yang berhasil dari suspensi,

emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik dan respon farmakologis, juga bergantung pada 

ukuran partikel yang dicapai dalam produk tersebut. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul,

pengendalian ukuran partikel penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan

pencampuran yang benar dari granul dan serbuk. Hal ini membuat seorang farmasis kini harus

mengetahuhi pengetahuan mengenai mikromimetik yang baik (2).

Ukuran partikel dapat dinyakan dengan berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata dan

beberapa cara pengukuran partikel yaitu :

1.      Metode Miroskopik

Bila partikelnya lebih kecil yaitu partikel dengan ukuran Angstrom. Dari 10 – 1000

Angstrom (1 Angstrom = 0,001 mikrometer), mikroskop ini mempunyai jelajah ukur dari 12

mikrometer sampai kurang lebih 100 mikrometer (3).

Page 4: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

Disebabkan kemudahannya, cara mikroskopik mempunyai suatu pengalaman perluasan

lebih lanjut, disamping ukuran dari setiap partikel juga bentuknya dan bila perlu dipertimbngkan

pembuatan anglomerat, dengan bantuan sebuah mikrometer okuler yang tertera berlangsung

setiap analisa ukuran partikel dari 500 – 1000 partikel. Perbesaran maksimal yang tercapai

artinya perbesaran yang sesuai dengan daya resolusi mata manusia (kira-kira 0,1 mm), adalah

550 kali (4).

2.      Metode Pengayakan

Cara ini untuk mengukur ukuran partikel secara kasar. Bahan yang akan diukur

partikelnya ditaruh di atas ayakan dengan nomor mesh rendah. Kemudian dibawahnya

ditaruh/ditempatkan ayakan dengan ayakan  dengan nomor mesh yang lebih tinggi. Perla diingat

bahwa ayakan dengan nomor mesh rendah  mempunyai usuran lubang relatif besar dibandingkan

dengan ayakan dengan nomor mesh tinggi. Atau dengan kata lain partikel melalui ayakan nomor

mesh 100 ukuran partikel lebih kecil dibanding dengan partikel yang melalui ayakan nomor

mesh 30 (3).

Metode ini ádalah metode yang paling sederhana dilakukan. Ayakan dibuat dari kawat

dengan lubang diketahui ukurannya. Istilah ”mesh” adalah nomor yang menyatakan jumlah

luabang tiap inci. Ayakan standar adalah ayakan yang telaha dikalibrasi dan yang paling umum

adalah ayakan menurut standar Amerika (5).

3.      Metode Sedimentasi

Ukuran partikel dari ukuran saringan seperti salah satunya seringkali disangkutkan

dalam bidang farmasi. Metode sedimentasi di dasarklan pada hukum Stoke, serbuk yang akan

diukur disuspensikan dalam cairan, dimana serbuk tidak dapat larut. Suspensi ini ditempatkan

pada sebuah pipet yang bervariasi. Sampel ini diuapkan untuk dikeringkan dan residunya

Page 5: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

ditimbang. Setiap sampel ditarik  yang mempunyai ukuran partikel; yang lebih kecil dari yang

dihubungkan dengan kecepatan. Pengendapan karena semua partikel dengan ukuran yang lebih

panjang akan jatuh ke level bawah dari ujung pipet (5).

II.2 Uraian Bahan

1.      Seng oksida (6;636)

Nama resmi                   :     Zinci oxydum

Sinonim                         :     Seng oksida

RM/BM                         :     ZnO/81,38

                     :     Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak berbau, tidak berasa, lambat laun

menyerap CO2 di udara.

                     :     Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95 %) P. Larut dalam asam mineral encer dan

dalam alkali hidoksida.

Penyimpanan                 :     Dalam wadah tertutup rapat

                     :     Sebagai Sampel

Page 6: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

DAFTAR PUSTAKA

1.        Martin, Alfred, (1994),”Farmasi Fisik”, UI Press, Jakarta

2.        Ansel, Howard, C., (1989),”Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”, UI Press, Jakarta

3.        Effendy, Moch Idris, (2003),”Penuntun Praktikum Farmasi Fisik”, Universitas Hasanuddin,

Makassar

4.        Voight, R., (1994),”Buku Pelajaran Farmasi”, Edisi V, Gadjah Mada Press, Yogyakarta

5.        Parrot, (1971),”Pharmaceutical Technology”, Burgess Publishing Company, University of

Lowa, Lowa

6.        Ditjen POM, (1979),”Farmakope Indonesia”, Edisi III, Depkes RI, Jakarta

     

BAB V

Page 7: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

PEMBAHASAN

Mikromeritik adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari khusus

tentang ukuran suatu partikel, yang dimana ukuran partikel ini cukup kecil.  Pengertian ini sangat

penting untuk diketahui oleh mahasiswa farmasi khususnya dalam membahas obat sediaan padat

seperti kapsul,tablet, granul, sirup kering. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai

cara. Ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata, volume rata-

rata an sebagainya. Pada umumnya pengertian ukuran partikel disini adalah ukuran diameter

rata-rata.

Ukuran partikel bahan obat padat memiliki peranan penting dalam farmasi,

sebab ukuran partikel mempunyai pengaruh yang besar dalam pembuatan sediaan obat

dan juga terhadap efek terapinya. Pengetahuan dan pengontrolan ukuran dan jarak

ukuran partikel sangat penting untuk diketahui. Ukuran partikel, yang berarti juga luas

permukaan spesifik partikel, dapat dihubungkan dengan sifat-sifat fisika, kimia dan

farmakologik suatu obat. Dalam pembuatan tablet dan kapsul misalnya, pengontrolan

ukuran partikel penting dilakukan untuk mendapatkan sifat alir yang tepat dari granulat

dan serbuk. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, baik dipandang dari

segi stabilitas fisika maupun dari segi respon biologisnya juga tergantung dari ukuran

partikel dan bahan obatnya. Secara klinik, ukuran partikel mempengaruhi pelepasan obat

dari sediaannya yang diberikan baik secara oral, parenteral, rektal dan topikal.

Pada percobaan kali ini dilakukan pengukuran diameter partikel sampel dengan

menggunakan metode ayakan. Metode ini menggunakan satu seri ayakan standar yang telah

dikalibrasi oleh National Buereau of Standar. Ayakan umum digunakan untuk memilah-

Page 8: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

milahkan partikel-partikel yang lebih kasar, namun, jika digunakan secara hati-hati sekali ia

dapat digunakan untuk mengayak bahan samapai 44 mikron (ayakan no. 325). Sekarang sudah

terdapat apa yang dinamakan electroformed sieves dengan lubang (aperture) dari 5 sampai 30

mikron. Menurut metode USP untuk menguji kehalusan serbuk, suatu massa sampel tertentu

diletakkan pada ayakan yang sesuai di dalam suatu alat penggojok mekanis (shakker). Serbuk

digojok selama periode waktu tertentu dan bahan yang lolos dari satu ayakan dan yang yang

tinggal pada ayakan berikutnya yang lebih halus, dikumpulkan dan ditimbang.

Apabila suatu analisa yang mendetail dibutuhkan, ayakan-ayakan dapat disusun

dalam satu set dari kurang lebih lima ayakan dengan ayakan yang paling kasar berada teratas,

dan setelah ayakan-ayakan digojok selama periode tertentu, serbuk yang tertinggal pada tiap-tiap

ayakan ditimbang. Dengan mengasumsikan suatu distribusi log normal, presentase kumulatif

bobot dari serbuk yang tertinggal pada ayakan-ayakan tersebut di-plot-kan pada skala

probabilitas terhadap logaritma ukuran arithmetik rata-rata, masing-masingdari dua ayakan yang

berdekatan.

Apabila suatu analisa yang mendetail dibutuhkan, ayakan-ayakan dapat disusun dalam

satu set dari kurang lebih lima ayakan dengan ayakan yang paling kasar berada teratas, dan

setelah ayakan-ayakan digojok selama periode tertentu, serbuk yang tertinggal pada tiap-tiap

ayakan ditimbang. Dengan mengasumsikan suatu distribusi log normal, prosentase kumulatif

bobot dari serbuk yang tertinggal pada ayakan-ayakan tersebut di-plot-kan pada skala

probabilitas terhadap logaritma ukuran arithmetik rata-rata, masing-masing dari dua ayakan yang

berdekatan.

Pada praktikum kali ini akan dilakukan pengukuran terhadap diameter suatu zat padat

yaitu amilum dan zink oksida dengan menggunakan metode ayakan dengan  menggunakan alat

Page 9: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

vibrator agar sampel yang dilakukan pengujian dapat melewati tahap demi tahap ayakan yang

telah disusun dari nomor mesh terkecil hingga nomor mesh terbesar, yakni dari nomor mesh 20,

40, 60, 80, dan nomor mesh 100. Alat vibrator di set selama selang waktu 10 menit. Untuk

selanjutnya dilakukan penimbangan terhadap zat yang tertahan dalam masing-masing nomor

mesh.

Metode ayakan dilakukan dengan menyusun ayakan dari nomor mesh yang terkecil

(yang paling atas) sampai pada nomor mesh yang paling besar (yang paling bawah) hal ini

bertujuan agar partikel-partikel yang tidak terayak (residu) yang ukurannya sesuai dengan nomor

ayakan. Jika nomor ayakan besar maka residu yang diperoleh memiliki ukuran partikel kecil.

Dalam mengayak dibantu dengan alat vibrator (mesin penggerak), mesin ini

digerakkan secara elektrik dan dapat diatur kecepatannya dan waktunya. Dalam percobaan ini

kecepatan mesin penggerak diatur 5 rpm bertujuan untuk menghindari pemaksaan partikel besar

melewati ayakan akibat tingginya intensitas penggoyangan atau tertahannya partikel kecil akibat

lambatnya intensitas penggoyangan sehingga dipilih intesitas penggoyangan setengah dari

kecepatan maksimum.

Pada bagian paling atas dari susunan ayakan dipasang penutup dari mesin penggerak

bertujuan agar tidak ada pengaruh luar yang mempengaruhi gerakan mesin, misalnya tekanan

udara di atasnya atau yang faktor yang lainnya, sehingga tidak ada gaya lagi yang bekerja kecuali

gaya gravitasi yang mengarah jatuhnya partikel ke arah bawah.

Metode yang digunakan ini merupakan metode yang sangat sederhana dimana hanya

memerlukan timbangan, ayakan dan alat vibrator, serta waktu yang dibutuhkan cukup singkat.

Namun alat  atau metode ini tingkat keakuratan yang diperoleh tidaklah seakurat dengan metode

secara mikroskopik.

Page 10: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

Dari data yang peroleh bahwa  umumnya diperoleh zat sisa yang tertahan dengan

semakin tinggi nomor mesh semakin banyak zat yang tersisa. Hal ini karena ukuran dalam tiap

inci semakin kecil lubangnya.

Metode ini merupakan metode untuk mengetahui tingkat kehalusan dari suatu zat.

Dengan melihat semakin banyak zat yang tertinggal dalam ayakan maka semakin kasar zat

tersebut.

Dari hasil percobaan, diperoleh diameter rata-rata dari serbuk amilum adalah sebesar

338 µm. Sedangkan diameter zink oksida yang diperoleh dari percobaan adalah sebesar 48 µm.

Terjadinya perbedaan atau ketidaksesuaian antara hasil yang diperoleh dalam

praktikum dengan yang ada di dalam literatur dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

1.      Adanya partikel yang tertinggal di udara atau di ayakan pada saat ayakan dibersihkan

2.      Penimbangan sampel yang kurang akurat

3.      Keadaan sampel yang sudah tidak layak lagi, karena lamanya penyimpanan dalam laboratorium

sehingga mungkin saja sudah terkontaminasi oleh udara

MIKROMERITIK

CONTOH LAPORAN FARFISPERCOBAAN MIKROMERITIK

BAB I

Page 11: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam bidang farmasi, zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat kebanyakan berukuran kecil

dan jarang yang berada dalam keadaan optimum. Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai

peranan penting dalam bidang farmasi sebab merupakan penentu bagi sifat-sifat, baik sifat fisika,

kimia dan farmakologik dari bahan obat tersebut Dalam pembuatan sediaan-sediaan seperti kapsul,

tablet, granul, sirup kering tentu mempertimbangkan ukuran partikel.Begitupula akan mempengaruhi

kecepatan disolusi atau kelarutan dari suatu sediaan obat sehingga efek yang akan ditimbulkan dapat

dengan cepat bereaksi. Hal-hal semacam ini terutama sangat berpengaruh pada sediaan-sediaan obat

yang mempunyai bentuk sediaan seperti tablet , kapsul dan lain-lainnya yang bersifat padat atau yang

lainnya.

Mikromeritik adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari khusus tentang ukuran

suatu partikel, yang mana ukuran partikel ini cukup kecil. Masalah seperti ukuran partikel ini dalam

bidang farmasi sangat diperhitungkan sekali atau dapat dikatakan sangat penting.

Mengingat pentingnya mikromeritik dalam bidang farmasi, maka sudah sewajarnya jika

mahasiswa farmasi memahami mengenai mikromeritik ini, termasuk cara-cara dalam melakukan

pengukuran ukuran partikel suatu zat. Dalam praktikum ini akan dilakukan percobaan menghitung

ukuran partikel dari amilum dan zink oksida dengan menggunakan metode ayakan, yang mana metode

ini merupakan metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dalam penentuan ukuran partikel.

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

Page 12: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara menentukan ukuran partikel dengan menggunakan metode

tertentu.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Menentukan ukuran partikel serbuk amilum dan zink oksida dengan menggunakan metode

ayakan.

I.3 Prinsip Percobaan

Pengukuran pertikel dari serbuk berdasarkan atas penimbangan residu yang tertinggal pada tiap

ayakan yaitu dengan melewatkan serbuk pada ayakan dari nomor mesh rendah ke nomor mesh tinggi

yang digerakkan oleh mesin penggetar dengan waktu dan kecepatan tertentu.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Page 13: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

II.1 Teori Umum

Ilmu pengetahuan dan teknologi tentang partikel-partikel kecil oleh Dalla Valle dinamakan

”Mikromeritik”. Dispersi koloid mempunyai sifat karakteristik yaitu partikel-partikelnya tidak dapat

dilihat di bawah mikroskop biasa, sedangkan partikel-partikelnya dari emulsi dan suspensi farmasi serta

serbuk halus ukurannya berada dalam jarak penglihatan mikroskop. Partikel-partikel yang ukurannya

sebesar serbuk kasar, granulat tablet atau granulat garam, ukurannya berada dalam jarak pengayakan

(1).

Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat penting dalam

farmasi. Jadi ukuran, dan karenanya juga luas permukaan, dari suatu partikel dapat dihubungkan secara

berarti pada sifat fisika, kimia dan farmakologi dari suatu obat. Secara klinik ukuran partikel suatu obat

dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral,

parenteral, rektal dan topikal. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi

kestabilan fisik dan respon farmakologis, juga bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dalam

produk tersebut. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel penting

sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk.

Hal ini membuat seorang farmasis kini harus mengetahuhi pengetahuan mengenai mikromimetik yang

baik (2).

Ukuran partikel dapat dinyakan dengan berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata dan beberapa

cara pengukuran partikel yaitu :

1. Metode Miroskopik

Page 14: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

Bila partikelnya lebih kecil yaitu partikel dengan ukuran Angstrom. Dari 10 – 1000 Angstrom (1

Angstrom = 0,001 mikrometer), mikroskop ini mempunyai jelajah ukur dari 12 mikrometer sampai

kurang lebih 100 mikrometer (3).

Disebabkan kemudahannya, cara mikroskopik mempunyai suatu pengalaman perluasan lebih

lanjut, disamping ukuran dari setiap partikel juga bentuknya dan bila perlu dipertimbngkan pembuatan

anglomerat, dengan bantuan sebuah mikrometer okuler yang tertera berlangsung setiap analisa ukuran

partikel dari 500 – 1000 partikel. Perbesaran maksimal yang tercapai artinya perbesaran yang sesuai

dengan daya resolusi mata manusia (kira-kira 0,1 mm), adalah 550 kali (4).

2. Metode Pengayakan

Cara ini untuk mengukur ukuran partikel secara kasar. Bahan yang akan diukur partikelnya

ditaruh di atas ayakan dengan nomor mesh rendah. Kemudian dibawahnya ditaruh/ditempatkan ayakan

dengan ayakan dengan nomor mesh yang lebih tinggi. Perla diingat bahwa ayakan dengan nomor mesh

rendah mempunyai usuran lubang relatif besar dibandingkan dengan ayakan dengan nomor mesh

tinggi. Atau dengan kata lain partikel melalui ayakan nomor mesh 100 ukuran partikel lebih kecil

dibanding dengan partikel yang melalui ayakan nomor mesh 30 (3).

Metode ini ádalah metode yang paling sederhana dilakukan. Ayakan dibuat dari kawat dengan

lubang diketahui ukurannya. Istilah ”mesh” adalah nomor yang menyatakan jumlah luabang tiap inci.

Ayakan standar adalah ayakan yang telaha dikalibrasi dan yang paling umum adalah ayakan menurut

standar Amerika (5).

3. Metode Sedimentasi

Ukuran partikel dari ukuran saringan seperti salah satunya seringkali disangkutkan dalam

bidang farmasi. Metode sedimentasi di dasarklan pada hukum Stoke, serbuk yang akan diukur

Page 15: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

disuspensikan dalam cairan, dimana serbuk tidak dapat larut. Suspensi ini ditempatkan pada sebuah

pipet yang bervariasi. Sampel ini diuapkan untuk dikeringkan dan residunya ditimbang. Setiap sampel

ditarik yang mempunyai ukuran partikel; yang lebih kecil dari yang dihubungkan dengan kecepatan.

Pengendapan karena semua partikel dengan ukuran yang lebih panjang akan jatuh ke level bawah dari

ujung pipet (5).

II.2 Uraian Bahan

1. Seng oksida (6;636)

Nama resmi : Zinci oxydum

Sinonim : Seng oksida

RM/BM : ZnO/81,38

: Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak berbau, tidak berasa, lambat laun menyerap

CO2 di udara.

: Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95 %) P. Larut dalam asam mineral encer dan dalam alkali

hidoksida.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

: Sebagai Sampel

Page 16: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

DAFTAR PUSTAKA

1. Martin, Alfred, (1994),”Farmasi Fisik”, UI Press, Jakarta

2. Ansel, Howard, C., (1989),”Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”, UI Press, Jakarta

3. Effendy, Moch Idris, (2003),”Penuntun Praktikum Farmasi Fisik”, Universitas Hasanuddin, Makassar

4. Voight, R., (1994),”Buku Pelajaran Farmasi”, Edisi V, Gadjah Mada Press, Yogyakarta

5. Parrot, (1971),”Pharmaceutical Technology”, Burgess Publishing Company, University of Lowa, Lowa

6. Ditjen POM, (1979),”Farmakope Indonesia”, Edisi III, Depkes RI, Jakarta

Page 17: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

BAB V

PEMBAHASAN

Mikromeritik adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari khusus tentang

ukuran suatu partikel, yang dimana ukuran partikel ini cukup kecil. Pengertian ini sangat penting untuk

diketahui oleh mahasiswa farmasi khususnya dalam membahas obat sediaan padat seperti kapsul,tablet,

granul, sirup kering. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata,

ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata, volume rata-rata an sebagainya. Pada umumnya

pengertian ukuran partikel disini adalah ukuran diameter rata-rata.

Ukuran partikel bahan obat padat memiliki peranan penting dalam farmasi, sebab ukuran

partikel mempunyai pengaruh yang besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek

terapinya. Pengetahuan dan pengontrolan ukuran dan jarak ukuran partikel sangat penting untuk

Page 18: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

diketahui. Ukuran partikel, yang berarti juga luas permukaan spesifik partikel, dapat dihubungkan

dengan sifat-sifat fisika, kimia dan farmakologik suatu obat. Dalam pembuatan tablet dan kapsul

misalnya, pengontrolan ukuran partikel penting dilakukan untuk mendapatkan sifat alir yang tepat dari

granulat dan serbuk. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, baik dipandang dari segi

stabilitas fisika maupun dari segi respon biologisnya juga tergantung dari ukuran partikel dan bahan

obatnya. Secara klinik, ukuran partikel mempengaruhi pelepasan obat dari sediaannya yang diberikan

baik secara oral, parenteral, rektal dan topikal.

Pada percobaan kali ini dilakukan pengukuran diameter partikel sampel dengan

mneggunakan metode ayakan. Metode ini menggunakan satu seri ayakan standar yang telah dikalibrasi

oleh National Buereau of Standar. Ayakan umum digunakan untuk memilah-milahkan partikel-partikel

yang lebih kasar, namun, jika digunakan secara hati-hati sekali ia dapat digunakan untuk mengayak

bahan samapai 44 mikron (ayakan no. 325). Sekarang sudah terdapat apa yang dinamakan

electroformed sieves dengan lubang (aperture) dari 5 sampai 30 mikron. Menurut metode USP untuk

menguji kehalusan serbuk, suatu massa sampel tertentu diletakkan pada ayakan yang sesuai di dalam

suatu alat penggojok mekanis (shakker). Serbuk digojok selama periode waktu tertentu dan bahan yang

lolos dari satu ayakan dan yang yang tinggal pada ayakan berikutnya yang lebih halus, dikumpulkan dan

ditimbang.

Apabila suatu analisa yang mendetail dibutuhkan, ayakan-ayakan dapat disusun dalam satu

set dari kurang lebih lima ayakan dengan ayakan yang paling kasar berada teratas, dan setelah ayakan-

ayakan digojok selama periode tertentu, serbuk yang tertinggal pada tiap-tiap ayakan ditimbang.

Dengan mengasumsikan suatu distribusi log normal, presentase kumulatif bobot dari serbuk yang

tertinggal pada ayakan-ayakan tersebut di-plot-kan pada skala probabilitas terhadap logaritma ukuran

arithmetik rata-rata, masing-masingdari dua ayakan yang berdekatan.

Page 19: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

Apabila suatu analisa yang mendetail dibutuhkan, ayakan-ayakan dapat disusun dalam satu

set dari kurang lebih lima ayakan dengan ayakan yang paling kasar berada teratas, dan setelah ayakan-

ayakan digojok selama periode tertentu, serbuk yang tertinggal pada tiap-tiap ayakan ditimbang.

Dengan mengasumsikan suatu distribusi log normal, prosentase kumulatif bobot dari serbuk yang

tertinggal pada ayakan-ayakan tersebut di-plot-kan pada skala probabilitas terhadap logaritma ukuran

arithmetik rata-rata, masing-masing dari dua ayakan yang berdekatan.

Pada praktikum kali ini akan dilakukan pengukuran terhadap diameter suatu zat padat yaitu

amilum dan zink oksida dengan menggunakan metode ayakan dengan menggunakan alat vibrator agar

sampel yang dilakukan pengujian dapat melewati tahap demi tahap ayakan yang telah disusun dari

nomor mesh terkecil hingga nomor mesh terbesar, yakni dari nomor mesh 20, 40, 60, 80, dan nomor

mesh 100. Alat vibrator di set selama selang waktu 10 menit. Untuk selanjutnya dilakukan penimbangan

terhadap zat yang tertahan dalam masing-masing nomor mesh.

Metode ayakan dilakukan dengan menyusun ayakan dari nomor mesh yang terkecil (yang

paling atas) sampai pada nomor mesh yang paling besar (yang paling bawah) hal ini bertujuan agar

partikel-partikel yang tidak terayak (residu) yang ukurannya sesuai dengan nomor ayakan. Jika nomor

ayakan besar maka residu yang diperoleh memiliki ukuran partikel kecil.

Dalam mengayak dibantu dengan alat vibrator (mesin penggerak), mesin ini digerakkan

secara elektrik dan dapat diatur kecepatannya dan waktunya. Dalam percobaan ini kecepatan mesin

penggerak diatur 5 rpm bertujuan untuk menghindari pemaksaan partikel besar melewati ayakan akibat

tingginya intensitas penggoyangan atau tertahannya partikel kecil akibat lambatnya intensitas

penggoyangan sehingga dipilih intesitas penggoyangan setengah dari kecepatan maksimum.

Pada bagian paling atas dari susunan ayakan dipasang penutup dari mesin penggerak

bertujuan agar tidak ada pengaruh luar yang mempengaruhi gerakan mesin, misalnya tekanan udara di

Page 20: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

atasnya atau yang faktor yang lainnya, sehingga tidak ada gaya lagi yang bekerja kecuali gaya gravitasi

yang mengarah jatuhnya partikel ke arah bawah.

Metode yang digunakan ini merupakan metode yang sangat sederhana dimana hanya

memerlukan timbangan, ayakan dan alat vibrator, serta waktu yang dibutuhkan cukup singkat. Namun

alat atau metode ini tingkat keakuratan yang diperoleh tidaklah seakurat dengan metode secara

mikroskopik.

Dari data yang peroleh bahwa umumnya diperoleh zat sisa yang tertahan dengan semakin

tinggi nomor mesh semakin banyak zat yang tersisa. Hal ini karena ukuran dalam tiap inci semakin kecil

lubangnya.

Metode ini merupakan metode untuk mengetahui tingkat kehalusan dari suatu zat. Dengan

melihat semakin banyak zat yang tertinggal dalam ayakan maka semakin kasar zat tersebut.

Dari hasil percobaan, diperoleh diameter rata-rata dari serbuk amilum adalah sebesar 338

µm. Sedangkan diameter zink oksida yang diperoleh dari percobaan adalah sebesar 48 µm.

Terjadinya perbedaan atau ketidaksesuaian antara hasil yang diperoleh dalam praktikum

dengan yang ada di dalam literatur dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

1. Adanya partikel yang tertinggal di udara atau di ayakan pada saat ayakan dibersihkan

2. Penimbangan sampel yang kurang akurat

3. Keadaan sampel yang sudah tidak layak lagi, karena lamanya penyimpanan dalam laboratorium sehingga

mungkin saja sudah terkontaminasi oleh udara

Page 21: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

BAB VI

PENUTUP

Page 22: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

Diameter rata-rata serbuk amilum adalah 338 µm

Diameter rata-rata serbuk zink aoksida adalah 48 µm

VI.2 Saran

Sebaiknya dilakukan pengukuran derajat halus serbuk dengan metode lain yang lebih efektif.

Page 23: MIKROMERITIK (ukuran partikel)

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

  Diameter rata-rata serbuk amilum adalah 338  µm

  Diameter rata-rata serbuk zink aoksida adalah 48 µm

VI.2 Saran

Sebaiknya dilakukan pengukuran derajat halus serbuk dengan metode lain yang lebih

efektif.