Mikro Difusi Agar

21
 1 BAB I PENDAHULUAN Semua makhluk hidup sangat bergantung pada lingkungan sekitar, demikian juga jasad renik. Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel dimana pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh banyak sekali faktor luar. Faktor luar tersebut yang paling penting adalah faktor lingkungan. Satu   satunya jalan untuk menyelamatkan diri dari pengaruh faktor lingkungan adalah dengan cara menyusuaikan diri ( adaptasi ) kepada pengaruh faktor dari luar. Penyesuaian mikroorganisme terhadap faktor lingkungan dapat terjadi secara cepat dan ada yang bersifat sementara, tetapi ada juga perubahan itu bersifat permanent sehingga mempengaruhi bentuk morfologi serta sifat   sifat fisiologik secara turun    temurun. Aktifitas mikroba dipengaruhi oleh lingkungan. Beberapa golongan mikroorganisme sangat tahan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan, sehingga cepat menyesuaiakan diri dengan kondisi baru. Ada pula golongan mikroorganisme sama sekali tidak dapat menyesuaiakan diri dengan lingkungannya. Penggunaan kemoterapi dikembangkan oleh Paul Ehrlich berdasarkan teori “selective toxicity”. Menurut teori ini, bahan yang digunakan sebagai obat bersifat racun bagi mikroorganisme tetapi tidak menyebabkan gangguan pada inang. Bahan antimicrobial yang mematikan bakteri dan menyebabkan gangguan pada inang tentu saja kurang bermanfaat. Paul Ehrlich pertama kali menemukan bahwa senyawa arsen ( arsp- hnamin ) memiliki sifat toksik yang selektif terhadap Treponema pallidum. Beberapa tahun kemudian Domagk menemukan bahwa protonsil ( zat warna merah ) berguna dalam pengobatan infeksi streptococcus. Ternyata kemudioan

Transcript of Mikro Difusi Agar

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 1/21

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

Semua makhluk hidup sangat bergantung pada lingkungan sekitar,

demikian juga jasad renik. Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel dimana

pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh banyak sekali faktor luar. Faktor luar

tersebut yang paling penting adalah faktor lingkungan. Satu – satunya jalan untuk 

menyelamatkan diri dari pengaruh faktor lingkungan adalah dengan cara

menyusuaikan diri ( adaptasi ) kepada pengaruh faktor dari luar. Penyesuaian

mikroorganisme terhadap faktor lingkungan dapat terjadi secara cepat dan ada

yang bersifat sementara, tetapi ada juga perubahan itu bersifat permanent sehingga

mempengaruhi bentuk morfologi serta sifat  –  sifat fisiologik secara turun  –  

temurun.

Aktifitas mikroba dipengaruhi oleh lingkungan. Beberapa golongan

mikroorganisme sangat tahan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di

lingkungan, sehingga cepat menyesuaiakan diri dengan kondisi baru. Ada pula

golongan mikroorganisme sama sekali tidak dapat menyesuaiakan diri dengan

lingkungannya.

Penggunaan kemoterapi dikembangkan oleh Paul Ehrlich berdasarkan

teori “selective toxicity”. Menurut teori ini, bahan yang digunakan sebagai obat

bersifat racun bagi mikroorganisme tetapi tidak menyebabkan gangguan pada

inang. Bahan antimicrobial yang mematikan bakteri dan menyebabkan gangguan

pada inang tentu saja kurang bermanfaat.

Paul Ehrlich pertama kali menemukan bahwa senyawa arsen ( arsp-

hnamin ) memiliki sifat toksik yang selektif terhadap Treponema pallidum.

Beberapa tahun kemudian Domagk menemukan bahwa protonsil ( zat warna

merah ) berguna dalam pengobatan infeksi streptococcus. Ternyata kemudioan

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 2/21

 

2

bahwa protonsil mengandung sulfanilamida. Sebagian besar antibiotik umumnya

bersifat lipofilik. Dinding sel bakteri gram (-) mengandung LPS dimana terdapat

pori yang bersifat hidrofilik. Akibatnya antibotik yang bersifat lipofilik tidak 

dapat menembus dinding sel bakteri garm negatif. Sebagian besar antibiotik tidak 

efektif terhadap bakteri gram negatif.

Sebelum Paul Ehrlich, pada abad ke-16, paracelcus menggunakan senyawa

mercuri sebagai pengobatan sifilis. Pribumi amerika selatan istilah yang sering

digunakan adalah sehubungan dengan bahan antimicrobial dan penggunaanya

adalah :

1.  Bakteriostatik 

Ini berarti bahwa bahan antimicrobial memiliki kemapuan untuk 

menghambat perkembangan bakteri ( kuman ). Jika bahan antimicrobial

dihilangkan, perkembangbiakkan bakteri berjalan kembali seperti semula.

Sebagai contoh adalah Tetracyclin, sulfanilamida dan chloramphenicol.

2.  Bakterisidal

Bahan antimikrobial kelompok ini memiliki kemampuan untuk membunuh

bakteri. Daya Bakterisidal berbeda dengan bakteriostatik oleh karena

prosesnya hanya berjalan searah, yaitu bakteri yang telah mati ini tidak 

dapat berkemibiobang biak kembali meskipun bahan bakterisidal

dihilangkan. Sebagai contoh adalah : pecilin, streptomycine, polimyxin.

Antibiotik.

Antibiotik adalah bahan antimikrobal yang dihasilkan

mikroorganisme hidup. Pasteur (1877) pertama kali melaporkan adanyapencemaran di udara yang mengakibatkan sifat letal pada  Bacillus

antharacis. Pengamatan serupa dilaporkan juga oleh Flaming (1992);

Penicillium notatum yang menghambat pertmbuhan Staphyloccocus

aureus.

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 3/21

 

3

Namun demikian , baru sebelas tahun setelah penemuan Fleming,

Chain dan Florey mendapatkan penicillin yang bersifat antibacterial

dengan daya racun yang rendah.

Antibiotik yang dikembangkan setelah penicillin kebanyakan

berasal dari streptomyces. Mikroorganisme lainnya yang dapat digunakan

untuk menghasilkan antibiotik ialah bakteri, actinomycetes dan fungi.

Selain itu sekarang ini dproduksi penicillin semi-sintetik yang berasal dari

6-amino-penicilinat.

Daya kerja bahan antimicrobial :

1.  Penghambatan pertumbuhan oleh analog.

Dalam kelompok ini termasuk sulfanomida. Pada umumnyabakteri

memerlukan para-aminobenzoat (PABA) untuk dintesis asam folat

yang diperlukan dalam sintesis purin. Sulfanamida memiliki struktur

seperti PABA, sehingga penggunaan sulfanamida menghasilkan asam

folat yang tidak berfungsi. Analog yang lain dari PABA adalah

sulfonamida dan PAS (para amino salisylic acid)yang digunakan

dalam pengobatan TBC.

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 4/21

 

4

2.  Penghambatan sintesis dinding sel

Perbedaan struktur sel antara bakteri dan eukariot menguntungkan

bagi penggunaan bahan antimicrobial. Penicillin dan Cephalosporin

merupakan contoh klasik. Kedua antibiotic ini menyebabkan

penghambatan dan pembentukan ikatan sebrang silang.

Pada konsentrasi rendah, penicillin menghambat pembentukan ikatan

glikosida, sehinngga pembentukan dinding sel baru akan terlihat bakteri

sel yang panjang tanpa dinding sekat. Pada konsentrasi tinggi, ikatan

sebrang silang terganggu dan pembentukan dinding sel terhenti.

Penghambatan pembentukan ikatan sebrang silang disebabkan antibiotik 

tersebut merupakan analog dari D.ala – D.ala.

Peptidoglikan yang merupakan sasaran utama kedua antibiotic ini

tidak ditemukan pada eukariot sehingga efek toksiknya tidak ada pada

inang. Perbedaan antara bakteri gram positive dan gram negative

tergantung pada kandungan peptidoglikan kedua jenis bakteri ini.

Kepekaan bakteri terhadap penisilin tergantung pada kemampuan

mikroorganisme menghasilkan enzim beta-laktamase, enzim ini dapat

merusak kerja penicillin.

Penicillin semisintetik.

Keuntungan dari penicillin ini resistensinya terhadap bête-

laktamase. Sebagai contoh, methicillin akan mengikat beta-laktamase yang

dihasilkan bakteri gram negative yaitu pseudomonas. Jika methicillin inidiberikan bersama dengan ampisillin maka ampisillin tidak akan dirusak 

oleh beta-laktamase. Ampisillin berdaya kerja terhadap bakteri gram

negatif.

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 5/21

 

5

CH2 C

O

N

H

CH

C

CH

N

O

S

C

C

H

CH3

CH3

C

O

OH

cincin beta-laktam

penicillin G 

Fosfomisin

salah satu langkah pertama dalam sintesis peptidoglikan adalah

produksi unit asam N-asetilmuramat. Langkah ini diselesaikan dengan

penggabungan secara enzimatik fosfoenolpiruvat dengan N-

asetilglukosamin. Fosfomisin disebut sebagai antibiotik spektrum luas,

karena bersifat bakterisida terhadap bakteri gram positif dan bakteri gram

negatif. Resistensi terjadi terutama melalui hilangnya sistem pengangkutan

secar mutasi yang melaluinya antibiotika memasuki sel.

Sefalosporin

Antibiotika ini adalah antibiotika beta-laktam yang secara

struktural sama dalam banyak hal dengan penicillin. Pada kenyataannya

antibiotik ini lebih unggul daripada penisillin yaitu bahwa antibiotik ini

lebih resisten terhadap inaktivasi oleh penicillinase.

Cara kerja sefalosporin kelihatannya identik dengan cara kerja

penicillin dan seperti diperkirakan kerjanya bersifat bakterisida.

Sefalosporin di inaktivasi oleh beta-laktamase tatapi tidak peka terhadap

yang lain.

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 6/21

 

6

C

O

OH

CH

NH2

CH2 CH2 CH2 C

O

N

H

CH

C

CH

O

N

S

C

C

H

CH3

CH3

CO

OH

 

Vankomisin dan ritosetin

Kedua antibiotika tersebut bersifat bakterisida terhadap bakteri

gram positif dan spirochaeta, dan keduanya bertindak dengan menghambat

sintesis peptidoglikan. Cara kerjanya rupanya identik dalam hal bahwaantibiotika terikat erat pada D-alanil-D-alanin terminal yang terdapat pada

peptidoglikan dinding sel dan disini mencegah transpeptidisasi.

Bacitracin

Antibiotic ini merupakan polipeptida yang dihasilkan oleh bacillus

subtillis. Daya kerjanya ialah penghambatan pada pemindahan unit

dinding sel. Daya kerjanya terutama pada gram positif. Daya racun yang

kuat dari antibiotic ini menyebabkan untuk obat luar saja.

3.  Penghambatan fungsi membran sel

Membrane sel bakteri dan fungsi dapat dirusak oleh beberapa

bahan tertentu tanpa merusak sel inang. Polymixin berdaya kerja terhadap

bakteri gram negatif sedangkan antibiotic polyene terhadap fungsi. Namun

demikian penggunaan kedua antibiotik ini tidak dapat ditukar balik. Ini

berarti bahwa polimiksin tadak berdaya kerja terhadap fungsi. Hal ini

disebabkan karena membrane sel bakteri pada umumnya tidak 

mengandung sterol, sedangkan pada fungi ditemukan sterol. Polyene harus

bereaksi dengan sterol dalam membrane sel fungi sebelum mempunyai

kemampuan merusak membrane. Sebagai contoh antibiotic polyene adalah

amphotericin B dan Nystati.

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 7/21

 

7

Polymixin dihasilkan oleh bacillus polymyxa. Daya polymixin

merusak membrane sel, sehingga isi sel akan keluar. Antibiotic ini berdaya

kerja terhadap sel baik yang sedang tumbuh maupun yang tidak tumbuh.

4.  Penghambatan sintesis protein

Beberapa antibiotic menghambat sintesis protein pada bakteri.

Sebagai contoh adalah chloramphenicol, tetracycline, erythromycin.

Puromycin merupakan penghambat sintesis protein pada manusia. Bakteri

memiliki ribosom dengan 70 S, sedangkan manusia 80 S. unit ribosom

pada bakteri adalah 50 S dan 30 S. chloramphenicol meningkat ribosom 50

S, sehingga tidak berfungsi. Antibiotic ini berfungsi sebagai bakteriostatik,

pertumbuhan bakteri dimulai kembali bila tidak ada antibiotic ini.

Tetracyclin meningkat pada 30 S sehingga RNA tidak dapat diikat

oleh ribosom. Tertrasiklin juga berfungsi sebagai bakteriostatik.

Erytromicin terikat pada ribosom 50 S sehingga akan bersaing dengan

asam amino untuk berikatan pada ribosom.

Aminoglikosida merupakan kelompok antibiotic yang berasal dari

streptomyces. Aminoglokosida menghambat sintesis protein dengan

merusak polisom. Kelompok ini akan terikat pada 30 S, sehingga terjadi

gangguan pembacaan sandi dari mRNA. Sehingga akibat terjadinya

kesalahan pada pengaturan asam amino dan terjadilah protein yang tidak 

berfungsi disebabkan penghambatan pembentukan rantai peptide.

Klorampenicol

Klorampenikol disebut antibiotika berspektrum luas, karenaantibiotika ini efektif terhadap bakteri gram positif dan negatif. Tidak 

seperti penicillin efeknya adalah bakteriostatis dan bukan bakterisida.

Antibiotika ini mengeluarkan efeknya dengan bereaksi dengan bagian

ribosom 50S, tempat antibiotik ini menghalangi enzim peptidil transferase.

Enzim ini membentuk ikatan peptida antara asam amino baru yang masih

melekat pada tRNA-nya, dan asam amino terakhir peptida yang sedang

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 8/21

 

8

berkembang. Sebagai akibat penghalangan ini, semua sintesis protein

terhenti seketika.

Linkomisin dan klindamisin

Seperti beberapa antibiotika yang mengikat subunit 50S lain

linkomisin berebut dengan kloramfenikol untuk tempat pengikatan pada

ribosom. Jadi kelihatannya juga menghambat pembentukan iakatan

peptida. Akan tetapi tidak seperti kloramfenikol linkomisin menyebabkan

perombakan polisom yang ada ( ribosom multiple pada mRNA ) dan ini

menyababkan disosiasi ribosom menjadi subunit 30S dan 50S.

Klindamisin adalah antibiotika semisintetis yang disintesis dari

linkomisin. Antibiotik ini mempunyai cara kerja yang sama karena

antibiotika ini terikat pada reseptor yang sama pada ribosom 50S seperti

eritromisin dan linkomisin.

Tetrasiklin

Tetrasikllin adalah keluarga antibiotika yang hubungannya berbeda

dengan identitas beberapa rantai samping. Semuanya mempunyai

spektrum antibakteri yang luas yang mengeluarkan efek bakteriostatis

pada semua bakteri kecuali mikobakteri. Antibiotik ini menghambat

sintesis protein dengan terikat pada subunit ribosom 30S dengan demikian

mencegah penempelan asam amino yang membawa tRNA.

Streptomisin

Streptomisin merupakan salah satu antibiotik amino glikosida.Mengeluarkan pengaruh bakterisida pada sejumlah besar organisme gram

positif dan negatif. Sebagai akibat gugusan guanidino yang sangat basa.

Efek bakterisida yang khas bergantung pada kemampuannya untuk terikat

secar khas pada salah satu protein dalam subunit ribosom 30S. Pengikatan

ini berakibat 2 efek utama pada sintesis protein :

  Menyebabkan pembacaan yang salah pada mRNA

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 9/21

 

9

  Mencegah gerakan ribosom setelah terikat pada asam amino

pertama untuk membentuk protein

5.  Penghambatan sintesis asam nukleat

Asam Nalidiksat, novobiasin,pirimetamin, sulfonamide, trimetroprim.

Senyawa sintetik ini menghambat sintesis DNA tanpa mengganggu

sintesis RNA. Antibiotic ini terutama digunakan terhadap bakteri gram

negatif. Dan digunakan untuk mengobati infeksi saluran kencing enterik.

Rifampisin

Antibiotik ini merupakan senyawa terutama dari rifampin,

antibiotic yang berasal dari streptomyces. Daya kerjanya adalah

menghambat RNA polymerase, sehingga sintesis RNA terganggu.

Antibiotic ini efektif terhadap gram negatif dan digunakan dalam

pengobatan tuberculosis.

Isoniazid

Berguna dalam pengobatan tuberculosis, dengan menghambat

pembentukan asam mikolat.

N

C

O

NH NH2

 

Griseofulvin

Digunakan untuk mengobati infeksi fungi superfisial. Cara

kerjanya tidak pasti tapi telah diperkirakan bahwa antibiotika ini

menghalangi replikasi DNA.

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 10/21

 

10

6.  Bahan antiviral

Beberapa contoh bahan antiviral ialah amatadin, 5-Iodo-2-

deokseuridin ( IDU), methisazon, dan sitosan arabinosida. Amatadin

mencegah perusakan virus pada sel inang. IDU dan sitosin arabinosida

mencegah sintesis asam nukleat sedangkam methisazon menghambat

proses translasi. Kelemahan bahan antiviral ini adalh efek sampingnya

pada inangnya.

7. Penghambatan sintesis metabolit-metabolit penting

Mekanismenya yaitu inhibitor kompetitif. PABA ( para amino

benzoic acid ) menjadi asam folat yang merupakan coenzym purin atau

pirimidin untuk sintesis asam nukleat atau asam amino. Struktur sulfonamid

mirip dengan PABA.

Resistensi terhadap bahan antimikrobial

1.  Menghasilkan enzim yang menguraikan antibiotic

2.  Perubahan permeabilitas terhadap bahan antimicrobial

3.  Perubahan stuktur sasaran dari bahan antimicrobial

Faktor yang mempengaruhi resistensi terhadap bahan antimicrobial :

1.  Faktor mekanisme genetic

-  Mungkin diakibatkan oleh kekebalan kromosomal

-  Juga mungkin terjadi akibat mutasi kromosomal yang mengubah

struktur reseptor terhadap obat atau permeabilitas obat.

-  Dapat terjadi akibat masuknya plasmid yang mengkodekan enzim yang

mengubah obat dengan memecahkan ikatan (β-laktamasa) atau yang

menambah ataupun mengurangi gugus fungsional (asetil-transferasa).

-  Sering diakibatkan oleh masuknya plasmid faktor pemindah kekebalan

(Resistance Transfer factor = RTF) ke dalam kuman.

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 11/21

 

11

2.  Factor mekanisme non genetic

-  Mungkin berupa hilangnya struktur target obat yang khas misalnya

dinding sel pada kuman-kuman bentuk L

-  Dapat diakibatkan oleh inaktifnya suatu metabolism kuman

Cara pengujian daya antimikrobakterial dapat dilakukan dengan berbagai cara

antara lain :

  Uji pengenceran

Antibiotic diencerkan dan kemudian ditambahkan bakteri penguji

dengan cara ini dapat ditentukan jumlah terendah yang dapat

diperlukan untuk menghambat pertuumbuhan mikroorganisme secara

invitro. Jumlah terendah ini biasanya disebut minimal inhibitori

consentration (MIC).

MIC dapat juga ditentukan dengan penggunaan satu konsentrasi

antibiotic dan membandingkannya dengan kecepatan pertumbuhan

mikroorganisme dalam tabung control dan tabung yang berisi

antibiotic, ataupun juga dapat dengan menggunakan cairan tubuh tanpa

harus mengisolasi atau mengidentifikasi mikroorganisme penyebab

penyakit. dengan mengetahui MIC dan sifat faal cairan tubuh seperti

darah, urin dapat ditentukan jenis antibiotic yang ampuh pada

pengobatan, besarnya dosis yang diperlukan dan cara pemberian

antibiotic. Lazimnya batas keamanan penggunaan antibiotic untuk 

pengobatan adalah 10 X dosis MIC.

  Uji koefisien fenol/ Uji daya kerja disinfektan

Koefisien fenol adalah cara mengukur kemampuan bahan

antimicrobial dibandingkan fenol. Jika koefisien fenol kurang dari

satu, berarti bahwa bahan antimicrobial tersebut kurang efektif 

dibanding dengan fenol, dan sebaliknya jika lebih besar maka, bahan

tersebut lebih aktif dibandingkan dengan fenol. Koefisien ini

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 12/21

 

12

ditentukan dari membagi pengenceran tertinggi dari fenol yang

mematikan mikroorganisme dalam waktu 10 menit tapi tidak 

mematikan dalam waktu 5 menit.

  Uji difusi

Biasanya disebut metode cakram kertas yang mengandung

antibiotic dengan konsentrasi tertentu. Uji difusi cakram hanya

sesudah suatu kuman patogen diasingkan secara murni dari bahan

pemeriksaan klinis. Wilayah jernih disekitar cakram kertas dipengaruhi

oleh tebal medium, macam medium, inokulum dan laju difusi

antibiotik. Metode ini biasanya digunakan metode Kirby-Baurer yang

diperkenalkan olek William Kirby dan Alfret Baurer pada tahun 1966.

Pada uji ini lempengan agar disemai dengan mikroorganisme penguji.

Cakram kertas yang berisi berbagai antibiotic diletakkan diatas

lempengan agar yang telah disemai dengan mikroorganisme penguji.

Penghambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh antibiotic terlihat

sebagai wilayah jernih sekitar pertumbuhan mikrooranisme. Luas

wilayah jernih merupakan petunjuk kepekaan mikroorganisme

terhadap antibiotic. Selain itu, luas wilayah juga berkaitan dengan

kecepatan berdifusi antibiotic dalam medium. Kecepatan berdifusi ini

harus diperhitungkan dalam penentuan keampuhan antibiotic. Pada

metode Kirby Baurer dan MIC tidak hanya terbatas pada pengujian

keampuhan antibiotic namun dapat pula digunakan untuk berbagai

bahan anti mikrobia.

  Uji kerentanan kirby-bauer

Uji ini menggunakan lempengan antibiotika kertas filter

berkekuatan tinggi yang diletakkan pada medium agar mueler-hinton

yang permukaannya telah dioles organisme uji. Setelah inkubasi, garis

tengah daerah penghambatan pertumbuhan diukur dengan kapiler.

Antibiotika yang berbeda berdifusi dengan laju yang berbeda dan

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 13/21

 

13

karena itu, perlu mengacu tabel standart untuk memastikan derajat

kerentanan organisme uji terhadap antibiotika yang bersangkutan.

Hasilnya mungkin dilaporkan sebagai rentan. Daerah ukuran

pertengahan mungkin juga dilaporkan, tetapi biasanya dianggap dalam

kategori resisten.

  Uji penentuan toksisitas selektif antibiotic

Bahan antimicrobial yang mampu menghambat atau mematikan

berbagai mikroorganisme disebut antimicrobial dengan kisaran luas

(Broad Spectrum antimicrobial). Sebaliknya bahan antimicrobial yang

dapat menghambat atau mematikan beberapa mikroorganisme saja

disebut antimicrobial dengan kisaran sempit (Nerrow Spectrum

Antimikrobial). Beberapa antimicrobial berdaya kerja terhadap satu

mikroorganisme tapi tidak mempengaruhi mikroorganisme lain.

  Uji daya oligodinamik

Beberapa logam berat pada konsentrasi rendah memiliki

kemampuan untuk mematikan bakteri. Kemampuan ini disebut daya

oligodinamik. Pengikatan logam beratoleh sel bakteri disebabkan

afilitas protein yang tinggi. Pengaruh akumulasi ion logam

menyebabkan kematian sel bakteri. Jika sekeping uang logam

diletakkan diatas lempengan agar yang telah diinokulasi maka akan

terlihat beberapa daerah disekeliling kepingan logam setelah 24 jam.

a.  Disekeliling kepingan logam terlihat daerah jernih dimana tidak 

terlihat pertumbuhan bakteri. Daerah ini disebut daeraholigodinamik.

b.  Daerah oligodinamik dikelilingi oleh daerah sempit dengan

pertumbuhan subur yang disebut daerah subur. Logam berat dalam

konsentrasi akan merangsang pertumbuhan.

c.  Setelah daerah subur terlihat pertumbuhan normal.

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 14/21

 

14

BAB II

METODE KERJA

Tujuan :

Melakukan pengujian daya antimikroba dengan metode difusi agar menggunakan

silinder cup

Prosedur Kerja :

a.  Suspensikan biakan (umur 18-24 jam) bakteri Escherichia coli ke dalam

larutan NaCl 0,85 %, kemudian encerkan suspense sel dengan pelarut

yang sama hingga diperoleh T = 25% (pada λ 580 nm)  

b.  Cairkan antibiotik medium 1 (agar) dan masukkan kedalam water bath

hingga suhunya mencapai ± 55ºC. setelah dingin tambahkan suspensi

bakteri yang telah disiapkan sebanyak 100 µl (untuk 12,5 ml media )

c.  Homogenkan campuran dan tuang ke dalam cawan petri steril, biarkan

membeku

d.  Letakkan 4 buah cylinder cup di atas media yang telah beku dan isi

masing-masing dengan larutan uji ( yaitu larutan amoksisilin dalam

aquadest dengan konsentrasi 15, 30, 60 µg/ml dan aquadest sebagai

control.

e.  Biarkan cawan-cawan tersebut pada suhu kamar selama 30 menit untuk 

member kesempatan larutan antibiotic berdifusi ke dalam media agar.f.  Selanjutnya inkubasi cawan-cawan tersebut pada suhu 37ºC selama 24-48

 jam.

g.  Amati dan ukur daerah hambatan pertumbuhan bakteri. Sebagai control

digunakan pelarut antibiotic yaitu aquadest steril.

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 15/21

 

15

BAB III

HASIL PRAKTIKUM

A. uji daya antimikroba dengan metode difusi agar menggunakan silinder

cup

Hasil praktikum :

k15g

30g60g

 

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 16/21

 

16

Larutan Diameter daerah hambatan

Kontrol ( pelarut) 0

Amoksisilin 15 µg/ml 2,4 +2,3+2,5 =7,2

rata-rata = 2,4 cm

Amoksisilin 30 µg/ml 3,1+3,3+3,2 = 9,6

rata-rata = 3,2 cm

Amoksisilin 60 µg/ml 3,5+3,3+3,2 = 10

rata-rata = 3,3 cm

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 17/21

 

17

BAB IV

PEMBAHASAN

Dasar percobaan ini ialah dengan membiarkan obat berdifusi ke dalam

pembenihan padat. Kadar obat tertinggi tercapai pada daerah di dekat tempat

pemberian obat dan makin jauh makin berkurang. Dalam praktikum ini, biakan

  Escherichia coli disuspensikan dan dituangkan dalam cawan petri hingga

membeku, diletakkan 4 buah silinder cup diatas media yang telah beku dan diisi

masing – masing dengan larutan uji untuk memastikan apakah antibiotika tersebut

dapat mencegah pertumbuhan mikro organisme, lalu diinkubasi 24 jam.

Pemberian silinder cup ini bertujuan supaya lempengan agar disemai dengan

mikroorganisme penguji. Setelah diinkubasi, wilayah jernih yang terlihat

menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh

antibiotic, karena antibiotik berdifusi dari cylinder cup ke dalam agar. Semakin

  jauh dari cylinder cup konsentrasi antibiotik akan menurun. Sehingga tercipta

daerah hambatan. Begitu juga sebaliknya.

Lalu dihitung luas wilayah masing-masing, luas wilayah daerah jernih

merupakan petunjuk kepekaan mikroorganisme terhadap antibiotic. Selain itu luas

wilayah juga berkaitan dengan kecepatan berdifusi antibiotic dalam medium.

Kecepatan berdifusi ini harus diperhitungkan dalam penentuan keampuhan

antibiotik. Lebarnya zona hambatan menunjukkan derajat kepekaan kuman

tersebut terhadap antibiotika yang bersangkutan. Hasilnya dilaporkan sebagaipeka atau resisten.

Dalam hasil praktikum kami, aquadest tidak memberikan hasil batas atau

daerah hambatan terhadap bakteri escherichia coli. Hal ini dikarenakan karena

aquadest hanya sebagai larutan kontrol, yang artinya hanya untuk membuktikan

apakah pelarut yang digunakan bersifat steril atau tidak.

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 18/21

 

18

Sedangkan larutan amoksisilin memberikan hasil batas atau luas daerah

hambatan yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan beberapa hal, yaitu :

 Konsentrasi atau kadar dari antibiotik ( amoksisilin ) tersebut.Pada konsentrasi rendah menghambat pembentukan ikatan glikosida,

sehingga pembentukan dinding sel baru akan terganggu. Pada

konsentrasi tinggi ikatan silang terganggu dan pembentukan dinding

sel berhenti karena merupakan analog dari D.ala-D.ala.

Semakin besar kadar atau konsentrasi amoksisilin yang digunakan

akan memberikan batas atau luas daerah hambatan yang cukup luas.

Begitu juga sebaliknya semakin kecil konsentrasi amoksisilin yang

diberikan maka luas daerah hambatan tidak cukup luas/ sedikit saja.

Tapi dalam pemberian antibiotik harus berhati-hati karenapemberian

antibiotik yang cukup banyak dapat menyebabkan bakteri tersebut

dapat bersifat resisten. Sehingga dalam pemakaiannya harus secara

tepat dan sesuai dosisnya untuk mencapai hasil yang maksimal.

  Tempat pemberian antibiotik/ obat ( amoksisilin )

Tempat pemberian antibiotik juga harus diperhatikan. Semakin jauh

antibiotik berdifusi dari tempat pemberian antibiotik maka kadar/ 

konsentrasi antibiotik akan berkurang. Sehingga pada batas tertentu

akan habis dan tercipta batas atau luas daerah hambatan. Daerah yang

dekat dengan tempat pemberian memiliki konsentrasi yang lebih besar

daripada yang jauh dari tempat pemberian. Daerah tersebut merupakan

daerah yang mana tidak ditumbuhi oleh mikroba.

  Sensitifitas mikroba terhadap antibiotik 

Mikroba yang sensitif terhadap antibiotik yang diberikan akan

terhambat pertumbuhannya. Sehingga mikroba tersebut tidak akan

bertambah banyak. Sedangkan mikroba yang bersifat tidak peka/ 

resisten tidak akan terhambat pertumbuhannya dan dapat

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 19/21

 

19

memperbanyak jumlahnya. Resistensi ini disebabkan karena mikroba

menghasilkan enzim yang menguraiakan antibiotik, merubah

permeabilitas terhadap bahan antimikrobial, perubahan struktur sasaran

dari bahan antimikrobial.

  Jenis antibiotik yang diberikan

Jenis antibiotik yang diberikan harus sesuai dengan kepekaan mikroba

tersebut. Mikroba yang sensitif akan mati/ terhambat pertumbuhannya.

Sedangkan yang tak peka/ resisten dapat bertahan terhadap antibiotik 

yang diberikan.

Jika semua kondisi percobaan dipertahankan konstan ( susunan media

biak, tebal lapisan, kerapatan penaburan bibit, masa inkubasi, suhu inkubasi dan

lain-lain ), akan sebanding dengan logaritma kadar antibiotik.

Uji difusi agar dilakukan hanya sesudah suatu kuman pathogen diasingkan

secara murni dari bahan pemerikasaan klinis. Uji kepekaan hanya dilakukan

terhadap kuman patogen dan tidak terhadap kuman komensal. Jika kita

memerlukan hasil uji kepekaan terhadap obat-obatan secara cepat bahan

pemeriksaan klinik langsung ditanamkan secara merata pada permukaan lempeng

agar yang ditempeli cakram antibiotika. Cara ini hanya dilakuan dalam keadaan

darurat dan hasilnya harus dikuatkan dengan hasil pemeriksaan dari biakan murni

hasil pengasingan.

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 20/21

 

20

BAB V

KESIMPULAN

  Aquadest tidak memiliki kemampuan daya hambat terhadap bakteri

 Escherichia coli 

  Antibiotik ( amoksisilin ) dengan konsentrasi yang lebih besar

mempunyai kemampuan daya hambat terbesar terhadap bakteri

 Escherichia coli,

  Sedangkan antibotik ( amoksisilin ) dengan konsentrasi yang lebih

kecil mempunyai kemampuan daya hambat yang kecil terhadap bakteri

 Escherichia coli

  Luas daerah hambatan antibiotik terhadap pertumbuhan bakteri

menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap antibiotik yang

bersangkutan 

  Semakin jauh dari tempat pemberian antibiotik, maka kadar antibiotik 

tersebut semakin sedikit, begitu juga sebaliknya 

  Antibiotik kontrol positif merupakan antibiotik yang mempunyai

kemampuan daya hambat terhadapap bakteri, 

  Sedangkan kontrol negatif untuk mengetahui apakah pelarut yang

digunakan steril atau tidak  

  Amoksisilin efektif terhadap bakteri gram negatif  

5/14/2018 Mikro Difusi Agar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mikro-difusi-agar 21/21

 

21

DAFTAR PUSTAKA 

  Bibiana. W. Lay, hastowo sugyo. Mikrobiologi.1992. Cv rajawali.

  Tortora, Funke, Case. Mikrobiology ninth edition. 2007. San fransisco.

  Johnston G. Arthur, ricard ziegler, friends.   Mikrobiologi dan imunologi.

1993. Binarupa aksara: jakarta barat.

  Volk Wesley A., Wheeler margareth F.   Mikrobiologi dasar edisi kelima

 jilid 1. 1988. Erlangga.

  Paul A. ketchum.   Microbiology concepts and applications. 1988. John

wiley and sons, inc. P.

  Gupte satish.   Mikrobiologi dasar edisi ketiga. 1990. Binarupa aksara :

 jakarta.

  Rekzar, michael J., Roger D. Reid.  Microbiology third edition. 1972. The

university of west florida